Anda di halaman 1dari 40

LAPORAN PENDAHULUAN

GASTRITIS

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Praktik Profesi Keperawatan Komplementer
Dosen Koordinator : Krisna Wisnu S, M.Kep
Dosen Pembimbing : Monna Maharani, S.Kep., Ns., Sp.Kep.Mat

DISUSUN OLEH :

ANGGIA NUR AMALIA

2250321080

PROGRAM STUDI PROFESI NERS

FAKULTAS ILMU DAN TEKNOLOGI KESEHATAN

UNIVERSITAS JENDERAL ACHMAD YANI

CIMAHI

2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami dapat menyelesaikan

laporan ini dengan alhamdulillah tepat pada waktu yang berjudul “Laporan

Pendahuluan Gastritis” dalam menyelesaikan hasil laporan ini, khususnya kepada :

1. Bapak Krisna Wisnu S, M.Kep dan Ibu yang telah memberikan tugas dan

petunjuk kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas ini.

2. Kedua orangtua kita yang telah memberi dukungan serta do’a.

Dalam penulisan laporan ini penulis menyadari kekurangan baik secara

teknis penulisan maupun materi, mengingatkan kemampuan yang penulis miliki.

Untuk itu kritik dan saran dari semua pihak demi penyempurnaan pembuatan

laporan ini. Penulis berharap semoga Allah SWT memberikan imbalan yang

setimpal kepada mereka yang telah memberikan manfaat khususnya bagi kami yang

masih dalam tahap belajar dan umumnya bagi semua pembaca.

Cisarua, Juni 2023

Penyusun
A. KONSEP TERAPI AKUPRESUR

1. Definisi Teapi Akupresur

Akupresur disebut juga dengan terapi tusuk jari yang merupakan

suatu bentuk fisioterapi dengan memberikan pemijatan dan stimulasi pada

titik-titik tertentu pada tubuh. Akupresur juga diartikan sebagai menekan

titik-titik penyembuhan menggunakan jari secara bertahap yang

merangsang kemampuan tubuh untuk penyembuhan diri secara alami (Heni

Setyowati, 2018).

Terapi akupresur juga pengembangan dari ilmu akupuntur, sehingga

pada prinsipnya metode terapinya akupresur sama dengan akupuntur, hanya

saja yang membedakannya terapi akupresur tidak menggunakan jarum

dalam proses pengobatannya. Akupresur berguna untuk mengurangi

ataupun mengobati berbagai jenis penyakit dan nyeri serta mengurangi

ketegangan dan kelelahan. Proses pengobatan dengan teknik akupresur

menitik beratkan pada titik-titik saraf tubuh (Hasanudin, 2015).

2. Teori Dasar Akupresur

a. Teori Yin dan Yang

Dasar teori dari falsafah pemikiran dalam pengobatan akupresur

adalah teori Yin dan Yang serta Lima Unsur. Teori Yin Yang dan Wu-

Xing dalam ilmu kedokteran Tiongkok digunakan dalam berbagai bidang

seperti ; fisiologi, patologi, etiologi, analisis dan diagnosa penyakit serta

pengobatan. Teori Yin Yang menyatakan bahwa segala sesuatu yang

berada dalam alam semesta dibentuk, dilahirkan, bergerak, berkembang


dan berubah karena dorongan atau bimbingan dari dua aspek yang

berlawanan yaitu aspek fisik dan aspek Yin dan aspek Yang. Aspek Yin
dan Yang menjadi beberapa hubungan bertentangan, salingmengandalkan,
saling membentuk, serta pada kondisi tertentu dapat berubah dari aspek
lainnya yaitu Yin ke Yang ataupun sebaliknya. Dalam teori Yin Yang
terdapat beberapa aspek menurut Rajin, 2020 :
1) Yin Yang Saling Bertentangan

Semua di alam semesta ini selalu dalam keadaan berlawanan atau

bertentangan, dalam teori Yin Yang kedua pihak yang berlawanan itu

adalah Yin dan Yang, misalnya bumi dengan langit, tinggi dengan

rendah, atas dengan bawah, naik dengan turun, siang dengan malam,

diam dengan bergerak, pria dengan wanita.

2) Yin Yang Saling Mengandalkan

Konsistensi antara Yin dan Yang memberikan arti keduanya dapat hadir

berdampingan, hidup saling mengandalkan dan saling membutuhkan.

Hal ini berarti Yin ataupun Yang tidak dapat berdiri sendiri.

3) Yin Yang saling Menarik

Dalam keadaan bergerak, selalu tumbuh atau berkurang, apabila Yang

sedang bertambah makan Yin berkurang, namun pergerakan demikian

ada batasnya. Contohnya perubahan musim panas dan dingin.

4) Yin Yang Dapat Berubah Dari Satu Pihak Ke Pihak Lain

Dalam kondisi tertentu Yang dapat berubah menjadi Yin dan Yin dapat

berubah menjadi Yang. Perubahan di alam semesta ini selalu diawali


dengan perubahan kuantitatif dan kemudian disusul dengan perubahan

kualitatif. Berkurang atau bertambahnya Yin dan Yang adalah

perubahan kuantitatif maka berubahnya antara Yin dan Yang adalah

perubahan kualitatif.

b. Teori Wu-Xing (Lima Unsur)

Teori pergerakan lima unsur kategori lima unsur alam

mencangkup tanah, air, kayu, api dan logam. Lima unsur ini

membentuk sebuah keseimbangan dinamis yang tertib dan teratur serta

berkaitan dengan memiliki hubungan yang erat satu dengan yang lain.

Dalam mendiagnosis suatu penyakit harus berlandaskan pada lima

unsur, maka dapat terlihat kelainan organ yang lain sebagai akibat

hubungan terikatnya satu organ tubuh dengan tubuh yang lain. Teori

diatas menganalogikan bahwa lima unsur itulah menggambarkan dari

organ-organ tubuh yang saling berhubungan dan perlu ada

keseimbangan.

Api mewakili jantung dan usus kecil bersifat panas,

membumbung ke atas dapat menguap menjadi air. Kayu mewakili hati

dan kantung empedu bersifat tubuh dan berkembang, lemah lembut,

bergoyang jika ditiup air dan dapat terbakar sehingga menimbulkan api.

Air mewakili ginjal dan kandung kemih yang bersifat dingin, lembab

serta menurun ke bawah tanah mewakili limpa dan lambung yang

bersifat menumbuhkan, mudah berubah dan dapat memenuhi air.

Logam mewakili paru-paru dan usus besar bersifat bersih dan keras
serta mengeluarkan suara nyaring. Perubahan yang terjadi dari

keseimbangan itu dijadikan arah dalam penentuan masalah kesehatan

terapi yang diberikan (Hilda, 2020).

Gambar 1 : Teori Pergerakan Lima Unsur

3. Manfaat Akupresur

Akupresur memberikan rangsangan dengan menggunakan jari pada

titik-titik meridian tubuh yang bertujuan untuk mempengaruhi organ tubuh

tertentu dengan merangsang aliran energi tubuh. Manfaat akupresur yaitu

untuk membantu pengelolaan stress dan meningkatkan relaksasi. Penekanan

dilakukan secara perlahan-lahan sampai ditemukan titik meridian yaitu

kondisi dimana tubuh merasakan tidak nyaman, nyeri, pegal, panas dan

gatal. Memberikan penekanan pada titik accupoint meridian kandung kemih

dan meridian du di punggung akan menstimulasi sel saraf sensorik disekitar

titik akupresur kemudian diteruskan ke medula spinalis, mesensefalon dan

komplek pituitari hipothalamus yang ketiganya dirangsang untuk

melepaskan hormon endorphin yang dapat memberikan rasa rileks. Dengan


adanya hormon edophrin tubuh akan merasa rileks (Maharani, 2019).

Manfaat akupresur merupakan terapi dengan prinsip healing touch yang

lebih menunjukkan perilaku caring pada responden, sehingga dapat

memberikan perasaan tenang, nyaman, perasaan yang lebih diperhatikan

yang dapat mendekatkan hubungan terapeutik (Majid, 2017).

4. Teknik Pemijatan Akupresur

Teknik memijat terapi akupresur adalah turunan dari ilmu akupuntur.

Titik-titik yang digunakan sama seperti yang digunakan pada terapi

akupuntur.

a. Hal-hal yang perlu diperhatikan sebelum melakukan pijat akupresur

menurut Sobari, 2020 :

1) Pertama kali yang harus diperhatikan adalah kondisi umum si penderita.

Pijat akupresur tidak boleh dilakukan terhadap orang yang :

a) Dalam keadaan yang lapar

b) Dalam keadaan terlalu kenyang

c) Dalam keadaan terlalu emosional (marah, sedih, khawatir)

d) Dalam keadaan hamil muda

2)Selain kondisi penderita, ruangan untuk terapi akupresur pun harus

diperhatikan :

a) Suhu ruangan jangan terlalu atau panas atau terlalu dingin

b)Sirkulasi udara baik, tidak terlalu pengap dan tidak melakukan

pemijatan di ruang berasap


c)Terapi bisa dilakukan dalam posisi duduk atau berbarik dengan

tenang, tidak dalam keadaan tegang

b. Cara memijat akupresur menurut Sobari, 2020 yaitu :

1) Cara pemijatan bisa dilakukan dengan :

a)Pijatan bisa kita lakukan setelah menemukan titik meridian yang

tepat, yaitu timbulnya reaksi pada titik pijat berupa rasa nyeri, linu

atau pegal

b) Pijatan bisa dilakukan dengan menggunakan alat bantu pijat

2) Lama dan banyaknya tekanan menurut Sobari, 2020 :

a)Pijatan untuk menguatkan (Yang), untuk kasus penyakit dingin,

lemah, pucat/lesu, dapat dilakukan dengan maksimal 60 kali tekanan

untuk masing-masing titik dan pemutaran pemijitannya ke kiri pasien.

b) Pemijatan yang berfungsi melemahkan (Yin) untuk kasus panas, kuat,

muka merah, berlebihan/hiper dapat dilakukan dengan minimal 30kali

tekanan untuk masing-masing titik dan pemutaran pemijitannya ke

kanan pasien.

3) Titik Akupresur

Titik Akupresur utama untuk gastritis adalah

a) ST 36

3 cun dibawah patella, lateral 1 jari dari pundak anterior tulang tibia

pada otot tibialis anterior.


b) ST 37

6 cun dibawah patella, lateral 1 jari dari puncak os tibia. Pada otot

tibialis anterior (3 jun dibawah ST 36)

c) ST 39

1 cun dibawah dari titik ST 38 (pada pertengahan jarak antara

patella dan malleolus externus, lateral 1 jari dari puncak os tibia

pada otot tibiallis anterior atau 4 cun di bawah ST 37)

d) ST 40

1 jari lateral dari titik ST 38

e) ST 42

Pada dorsum pedis, antara tulang-tulang metatarsal II dan III serta

os cruneiforme atau 1 cun dari ST 41 (ditengah lipat pergelangan

kaki pada lekukan diantara m.extensor digitorum lombus dan

halusis longus)
5. Prosedur Pemberian Terapi Akupresur

a. Persiapan Akupresur

1) Siapkan ruangan

2) Siapkan file data klien

3) Siapkan peralatan pijat dan alat bantu pijat

4) Pemijat mempersiapkan diri

b. Pemijatan

1) Pengkajian

2) Persiapan klien

3) Langkah tindakan pemijatan

c. Hal yang perlu diperhatikan

1) Komunikasi

2) Tenaga memijat

3) Cream

d. Meridian wajib untul level 2

e. Teknik manipulasi

1) Tonifikasi 30x

2) Sedasi 60x

f. Hal yang mempengaruhi akupresur

1) Gerak

2) Irama

g. Hal yang mungkin terjadi dan penanganannya

1) Shock
2) Kejang otot

3) Bengkak

h. Persiapan sebelum pemijatan akupresur

1) Siapkan ruangan/tempat pijat sesuai K3 dan PHBS

a)Ruangan harus bersih dan tertata rapi sesua prinsip K3 dan PHBS

(bersih praktisi, bersih tempat, bersih alat, aman tempat, tempat

praktisi)

b)Sirkulasi udara harus memenuhi prinsip K3 (keselamatan dan

kesehatan kerja) dan prinsip PHBS

c) Tata cahaya ruangan tidak diperkenankan remang-remang

d)Tersedia kursi kokoh + meja (meja + taplak + bantal nadi) +tempat

tidur kokoh (tempat tidur + sprei), aman dan nyaman

e) Ruangan tidak tertutup rapat

(1) Bila praktisi menggunakan kursi/tempat tidur, gunakan gordin

penyekat ruangan dengan tinggi minimal 50 cm dari lantai

(2) Bila menggunakan tikar matras pijat, gordin menyentuh lantai

tinggi maksimal gordin 1,5 m

2) Siapkan file data klien

3) Siapkan peralatan pijat dan alat bantu pijat

a) Krim pijat/minyak pijat layak pakai, tidak kadaluwarsa

b)Baskom berisi air yang diberi larutan desinfektan, waslap/tisu

basah

c) 2 handuk kecil
d) Alat bantu pijat yang tumpul dan sama sekali tidak tajam

4) Pemijat mempersiapkan diri :

a) Penampilan pemijat harus bersih dan sopan

b)Bilamana berambut panjang, maka rambut pemijat harus diikat

rapi

c)Bilamana menggunakan kerudung, maka kerudung dimasukan

kedalam kerah baju atau diikat ke belakang

d) Pastikan bahwa tidak tercium bau badan yang tidak sedap

e) Kuku pemijat harus terpotong pendek

f) Pemijat mencuci tangan secara higienis

6. Pemijatan

1) Pengkajian

a) Terima klien dengan baik dan sopan

b) Dengarkan keluhan atau permintaan klien dengan sopan dan penuh

empati

2) Persiapan klien

a) Sampaikan pada klien apa saja yang akan kita lakukan

b) Pada bagian mana dari tubuh klien yang akan dipijat

c) Dampak dan rasa apa yang kemungkinan akan dialami oleh klien

d)Pemijat harus meminta ijin dan persetujuan, setuju lakukan

pemijatan, Tidak setuju tidak dilanjut


e)Klien dipersilahkan untuk menempati tempat tidur atau kursi pijat

sesuai posisi pemijatan dengan nyaman (duduk, supine/terlentang

berbaring, posisi tidur miring)

3) Langkah tindakan

a)Pemijat hanya boleh menangani sesuai dengan kompetensi

kerjanya atau permintaan klien tentang keluhannya

b)Bilamana diperlukan/diluar kewenangan kompetensi kerjanya,

pemijat harus melakukan rujukan ke terapis lain/puskesmas

terdekat

4) Urutan pemijatan

a)Klien duduk/ tidur dengan nyaman sesuai posisi bagian tubuh yang

akan dipijat

b)Simpan handuk di bawah kaki atau tangan yang akan di pijat, tutupi

kaki atau tangan yang tidak dipijat

c)Seka atau bersihkan bagian-bagian tubuh yang akan dipijat (kaki dan

tangan) dengan air hangat yang telah diberi larutan desinfektan

menggunakan waslap, atau menyeka menggunakan tissue basah

dimulai dari area bawah ke atas yaitu punggung kaki/tangan dan

bagian bawah kaki/tangan

d) Keringkan dengan handuk bersih

e)Gunakan krim atau minyak lakukan pijat pemanasan dengan 5 teknik

pijat dasar (5M) dipilih sesuai dengan kondisi klien : Mengusap,


Meremas, Menekan, Menggetar, Memukul dan perengan mulai dari

kaki kiri klien

f) Lakukan pemijatan hingga batas lutut klien dengan menggunakan 5

teknik pijat dasar (5M) (dilakukan sebelum dan sesudah pijat) dipilih

sesuai dengan kondisi klien pada :

(1) Meridian Yang Kaki : Lambung, Kantung Empedu, dan Kantung

Kemih

(2) Selanjutnya pijat meridian Yin Kaki : Hati, Limpa dan Ginjal

g)Selesai kaki kiri, beralih ke kaki kanan. Sama lakukan seperti kaki

kiri

h) Selesai kaki kanan, beralih ke tangan kiri

(1) Pijat meridian Yang Tangan : Usus Besar, Tri Pemanas, Usus

Kecil

(2) Lalu pijat meridian Yin Tangan : Paru, Pericardium, Jantung

i) Selesai dengan tangan kiri, beralih ke tangan kanan, sama lakukan

seperti tangan kiri

j) Selesaikan pemijatan pada tangan kanan

k)Setelah selesai semua. Bersihkan pada klien dari bekas-bekas

krim/minyak pijat menggunakan handuk/alat pembersih yang sesuai

(tissue basah)

l) Pemijat membersihkan/mencuci tangan

m) Berikan saran pada klien dan tentukan jadwal terapi berikutnya

n) Antarkan klien keluar ruangan dengan sopan


o) Rapikan dan bersihkan tempat dan alat praktik

p) Arsipkan dengan benar semua data klien

B. KONSEP TEORI GASTRITIS

1. Definisi Gastritis

Gastritis merupakan suatu peradangan mukosa lambung yang

bersifat akut, kronik difus atau local, dengan karakteristik anoreksia,

perasaan penuh di perut (begah), tidak nyaman pada epigastrium, mual, dan

muntah. (suratun, 2010).

Gastritis adalah inflamasi mukosa lambung. Gastritis akut

berlangsung selama beberapa jam sampai beberapa hari dan sering kali

disebabkan oleh diet yang tidak bijaksana (memakan makanan yang

mengiritasi dan sangat berbumbu atau makanan yang terinfeksi). (Smeltzer,

2011).

Gastritis adalah istilah yang mencakup serangkaian kondisi yang

hadir dengan inflamasi mukosa lambung. (Joyce M.Black & Jane Hokanson

Hawks, 2014). Gastritis adalah suatu inflamasi dinding lambung, yang

disebabkan oleh iritasi pada mukosa lambung. (Lemone, 2015)

2. Etiologi Gastritis

a. Konsumsi obat-obatan kimia digitalis (asetaminofen/aspirin, steroid

kortikosteroid). Aseteminofen dan kostikosteroid dapat mengakibatkan

iritasi pada mukosa lambung, NSAIDS (nonsteroid anti inflamasi drugs)

dan kostikosteroid menghambat sintesis prostaglandin, sehingga sekresi


HCL meningkat dan menyebabkan suasana lambung menjadi sangat

asam dan menimbulkan iritasi mukosa lambung.

b. Konsumsi alcohol dapat menyebabkan kerusakan mukosa gaster.

c. Terapi radiasi, reflux empedu, zat-zat korosif (cuka, lada) dapat

menyebabkan kerusakan mukosa gaster dan menimbulkan edema serta

pendarahan.

d. Kondisi stress atau tertekan (trauma, luka bakar, kemoterapi, dan

kerusakan susunan saraf pusat) merangsang peningkatan produksi HCL

lambung.

e. Infeksi oleh bakteri, seperti Helicobacter pylory, Eschericia coli,

salmonella, dan lain-lain.

f. Penggunaan antibiotik, terutama untuk infeksi turut mempengaruhi

penularan kuman di komunitas, karena antibiotik tersebut mampu

mengeradikasi infeksi Helicobacter pylory, walaupun persentase

keberhasilannya sangat rendah.

g. Jamur dari spesies candida, seperti Histoplasma capsulaptum dan

Mukonaceace dapat menginfeksi mukosa gaster hanya pada pasien

immunocompromezed. Pada pasien yang sistem imunnya baik,

biasanya tidak dapat terinfeksi oleh jamur. Sama dengan jamur, mukosa

lambung bukan tempat yang mudah terkena infeksi parasite.


3. Klasifikasi Gastritis

a. Gastritis Akut

Gastritis akut adalah inflamasi akut mukosa lambung pada sebagian

besar merupakan penyakit yang ringan dan sembuh sempurna. Salah satu

bentuk gastritis akut yang manifestasi klinisnya adalah:

1) Gastritis akut erosif

Disebut erosif apabila kerusakan yang terjadi tidak lebih dalam dari

pada mukosa muscolaris (otot-otot pelapis lambung).

2) Gastritis akut hemoragic

Disebut hemoragic karena pada penyakit ini akan dijumpai perdarahan

mukosa lambung dalan berbagai derajat dan terjadi erosi 15 yang

berarti hilangnya kontunuitas mukosa lambung pada beberapa tempat,

menyertai inflamasi pada mukosa lambung tersebut. (Hirlan, 2001)

b. Gastritis Kronis

Menurut Muttaqin, (2011) Gastritis kronis adalah suatu peradangan

permukaan mukosa lambung yang bersifat menahun. Gastritis kronik

diklasifikasikan dengan tiga perbedaan sebagai berikut :

1)Gastritis superfisial, dengan manifestasi kemerahan ; edema , serta

perdarahan dan erosi mukosa.

2)Gastritis atrofik, dimana peradangan terjadi di seluruh lapisan

mukosa pada perkembanganya dihubungkan dengan ulkus dan kanker

lambung, serta anemia pernisiosa. Hal ini merupakan karakteristik

dari penurunan jumlah sel parietal dan sel chief.


3)Gastritis hipertrofik, suatu kondisi dengan terbentuknya nodulnodul

pada mukosa lambung yang bersifat iregular, tipis, dan hemoragik.

4. Patofisiologi Gastritis

Inflamasi dalam waktu lama pada lambung disebabkan baik oleh bakteri

H. phylori, Obat obatan (NSAID, aspirin, sulfanomida steroid, digitalis) dan

Kafein. Obat-obatan (NSAID, aspirin, sulfanomida steroid, digitalis) dapat

mengganggu pembentukan sawat mukosa lambung, sedangkan H. phylori

akan melekat pada epitel lambung yang berakibat menghancurkan lapisan

mukosa lambung sehingga menurunkan barrier lambung terhadap asam dan

pepsin. Salah satu yang menyebabkan inflamasi dalam waktu lama adalah

kafein, kafein dapat menurunkan produksi bikarbonat yang dapat berakibat

menurunkan kemampuan protektif terhadap asam. (Joyce M Black, 2014).

Dari menurunkan barrier lambung terhadap asam dan pepsin akan

berakibat difusi kembali asam lambung dan pepsin. Setelah itu, akan terjadi

inflamasi dan erosi mukosa lambung. Inflamasi akan membuat nyeri

epigastrium akan memunculkan masalah Nyeri akut sehingga menurunkan

sensori untuk makan dan akan berakibat menjadi anoreksia. Mual,

Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh, Muntah,


Kekurangan volume cairan, Erosi mukosa lambung akan menurunkan tonus
dan peristaltik lambung serta mukosa lambung kehilangan integritas
jaringan. Dari menurunnya tonus dan peristaltik lambung, maka akan terjadi
refluk isi duodenum kelambung yang akan menyebabkan mual, serta
dorongan ekspulsi isi lambung kemulut dan akhirnya muntah. Dengan
adanya anoreksia, mual dan muntah akan memunculkan masalah

Ketidakseimbangan nutrisi: kurang dari kebutuhan tubuh, selain itu dengan

adanya muntah, mukosa lambung kehilangan integritas jaringan berakibat

terjadinya perdarahan yang akan memunculkan masalah Kekurangan

volume cairan. (Joyce M Black, 2014)

5. Pathway Gastritis
6. Manifestasi Klinik Gastritis

Menurut Smelzer (Smelzer dikutip Ardiansyah, 2014) manifestasi

gastritis cukup bervariasi, mulai dari keluhan ringan hingga muncul

pendarahan pada saluran cerna bagian atas. Pada beberapa pasien, gangguan

ini tidak menimbulkan gejala yang khas. Manifestasi klinis gastritis akut

dan kronis hampir sama, yaitu diantaranya:

a) Manifestasi Klinis Gastritis Akut

Manifestasi klinis gastritis akut dan gejala-gejalanya adalah:

1) Anoreksia

2) Nyeri pada epigastrium

3) Mual dan muntah

4) Perdarahan saluran cerna (hematemesis melena)

5) Anemia (tanda lebih lanjut)

b) Manifestasi Klinis Gastritis Kronis

Manifestasi klinis gastritis kronis dan gejala-gejalanya adalah:

1) Mengeluh nyeri ulu hati

2) Anoreksia

3) Nausea

7. Komplikasi Gastritis

Menurut Smelzer (Smelzer dikutip Ardiansyah, 2014) komplikasi

yang dapat terjadi pada penderita gastritis dibedakan berdasarkan klasifikasi

dari gastritis yaitu :


a) Komplikasi Pada Gastritis Akut

Komplikasi yang timbul pada gastritis akut adalah pendarahan saluran

cerna bagian atas (SCBA), berupa hematemesis dan melena, yang

berakhir dengan shock hemoragik. Apabila prosesnya hebat, sering juga

terjadi ulkus, namun jarang terjadi perforasi.

b) Komplikasi Pada Gastritis Kronis

Komplikasi yang timbul pada kasus gastritis kronis adalah gangguan

penyerapan vitamin B12. Akibat kurangnya penyerapan vitamin B12

ini, menyebabkan timbulnya anemia pernesiosa, gangguan penyerapan

zat besi, dan penyempitan daerah pylorus (pelepasan dari lambung ke

usus dua belas jari)

8. Pemeriksaan Penunjang

a. Pemeriksaan darah.

Tes ini digunakan untuk memeriksa adanya antibodi H. pylori dalam

darah. Hasil tes yang positif menunjukkan bahwa pasien pernah kontak

dengan bakteri pada suatu waktu dalam hidupnya, tapi itu tidak

menunjukkan bahwa pasien tersebut terkena infeksi. Tes darah juga

dilakukan untuk memeriksa anemia, yang terjadi akibat perdarahan

lambung akibat gastritis.

b. Pemeriksaan pernafasan.

Tes ini dapat menentukan apakah pasien terinfeksi oleh bakteri H.

pylori atau tidak.


c. Pemeriksaan feces.

Tes ini memeriksa apakah terdapat H. pylori dalam feses atau tidak.

Hasil yang positif dapat mengindikasikan terjadinya infeksi.

d. Pemeriksaan endoskopi saluran cerna bagian atas.

Dengan tes ini dapat terlihat adanya ketidaknormalan pada saluran

cerna bagian atas yang mungkin tidak terlihat dari sinar-x.

e. Rontgen saluran cerna bagian atas.

Tes ini akan melihat adanya tandatanda gastritis atau penyakit

pencernaan lainnya. Biasanya akan diminta menelan cairan barium

terlebih dahulu sebelum dilakukan rontgen. Cairan ini akan melapisi

saluran cerna dan akan terlihat lebih jelas ketika di rontgen.

9. Penatalaksanaan

a. Penatalaksanaan keperawatan pada pasien gastritis (Huda, A.,dan

Kusuma H. (2015))

1) Mengurangi Ansietas

a) Laksanakan tindakan darurat untuk kasus ingesti asam atau

alkali.

b) Berikan terapi suportif kepada pasien dan keluarga selama

terapi dan setelah asam atau basa yang tertelan telah

dinetralisasi atau diencerkan.

Persiapkan pasien untuk menjalani pemeriksaan diagnostik

tambahan (endoskopi) atau pembedahan.


c) Dengarkan secara tenang dan jawab pertanyaan selengkap

lengkapnya jelaskan semua prosedur dan terapi.

2) Meningkatkan Nutrisi yang Optimal

a) Bantu pasien menangani gejala (misalnya; mual, muntah, nyeri

ulu hati, dan keletihan).

b) Hindari makanan dan minuman per oral selama beberapa jam

atau beberapa hari sampai gejala akut reda.

c) Berikan kepingan es dan cairan jernih ketika gejala reda.

d) Anjurkan pasien untuk melaporkan setiap gejala yang

menunjukkan episode gastritis berulang ketika makanan

dimasukkan.

e) Cegah konsumsi minuman berkafein.

f) Rujuk pasien untuk menjalani konseling alkohol dan berhenti

merokok jika tepat.

3) Meningkatkan Keseimbangan cairan

a) Pantau asupan dan haluaran harian untuk mengetahui adanya

dehidrasi (minimal asupan 1,5L/hari dan haluaran urine

30mL/jam).

b) Kaji nilai elektrolit setiap 24 jam untuk mendeteksi

ketidakseimbangan cairan.

c) Waspadai indikator gastritis hemoragik (hematemesis, takikardi,

hipotensi).
4) Meredakan Nyeri

a) Instruksikan pasien untuk menghindari makanan dan minuman

ringan yang dapat mengiritasi mukosa lambung.

b) Ajarkan pasien cara penggunaan obat secara benar untuk

meredakan gastritis kronis.

c) Kaji nyeri dan kenyamanan yang dirasakan melalui

penggunaan medikasi dan menghindari zat-zat yang mengiritasi.

b. Penatalaksanaan medis yang bertujuan untuk pengobatan.

1) Gastritis Akut

Faktor utama adalah menghilangkan etiologinya, diet lambung

dengan porsi kecil dan sering. Obat-obatan ditujukan untuk mengatur

sekresi asam lambung. Penatalaksanaan sebaiknya meliputi

pencegahan terhadap setiap pasien dengan resiko tinggi, pengobatan

terhadap penyakit yang mendasari dan menghentikan obat yang dapat

menjadi penyebab, serta dengan pengobatan supportif. Pencegahan

dapat dilakukan dengan pemberian antasida. Pencegahan ini terutama

bagi pasien yang menderita penyakit dengan keadaan klinis yangberat.

Untuk pengguna anti inflamasi nonsteroid pencegan terbaik adalah

dengan Misaprostol. Penatalaksanaan medikal untuk gastritis akut

dilakukan dengan menghindari alkohol dan makanan asam ataupun

pedas sampai gejala berkurang. Bila gejala menetap,diperlukan cairan

intravena. Bila terdapat perdarahan, penatalaksanaan serupa dengan

pada hemoragi saluran


gastrointestinal atas. Bila gastritis terjadi karena alkali kuat, gunakan

jus karena adanya bahaya perforasi.

2) Gastritis Kronik

Pengobatan gastritis kronis bervariasi, tergantung pada penyakit yang

dicurigai. Bila terdapat ulkus duodenum, dapat diberikan antibiotic

untuk membatasi Helicobacter Pylory. Namun demikian lesi tidak

selalu muncul dengan gastritis kronik. Alkohol dan obat yang

diketahui mengiritasi lambung harus dihindari. Bila terjadi defisiensi

besi (disebabkan oleh perdarahan kronis), maka penyakit ini harus

diobati. Gastritis kronis diatasi dengan memodifikasi diet dan

meningkatkan istirahat serta memulai farmakoterapi. Helicobacter

Pylory dapat diatasi dengan antibiotik.

C. KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

PENGKAJIAN

1. Pengkajian

Pengkajian adalah suatu tahapan di mana seorang perawat mengambil

informasi secara terus menerus terhadap anggota keluarga yang dibinanya.

Agar di peroleh data pengkajian yang akurat dan sesuai dengan keadaan

keluarga, perawat diharapkan menggunakan bahasa yang mudah dimegerti

yaitu bahasa yang digunakan dalam aktivitas keluarga sehari-hari.

a. Identitas klien meliputi: nama, umur, alamat, jenis kelamin, pendidikan,

agama dan suku bangsa.


b. Identitas keluarga klien meliputi : nama, umur, pendidikan, pekerjaan

dan hubungan dengan klien

c. Informasi dan diagnosa medis yang penting

2. Riwayat kesehatan

a. Keluhan utama : Nyeri di ulu hati dan perut sebelah kanan bawah.

b. Riwayat kesehatan sekarang : Meliputi perjalan penyakitnya, awal dari

gejala yang dirasakan klien, keluhan timbul dirasakan secara mendadak

atau bertahap, faktor pencetus, upaya untuk mengatasi masalah tersebut.

c. Riwayat kesehatan dahulu : Meliputi penyakit yang berhubungan dengan

penyakit sekarang, riwayat dirumah sakit, dan riwayat pemakaian obat.

d. Riwayat alergi : Apakah mempunyai alergi obat atau makanan atau

minuman atau tidak

e. Riwayat kesehatan keluarga : Dalam riwayat kesehatan keluarga perawat

mengkaji riwayat keluarga yang mengkonsumsi alkohol, mengidap

penyakit yang sama seperti gastritis serta penyakit yang pernah dialami

oleh keluarga

f.Data genogram : Apakah klien mempunyai keluarga yang memiliki

penyakit gastritis seperti klien

3. Pemeriksaan fisik

a. Keadaan umum : Mengkaji kondisi klien apakah baik atau lemah

Kesadaran : Menilai kesadaran klien menggunakan GCS

b. Sistem pernapasan : Tidak mengalami gangguan


c. Sistem kardiovaskuler : Hipotensi, takikardia, disritmia, nadi perifer

lemah, pengisian kapiler lambat (vasokontriksi), warna kulit pucat,

sianosis dan kulit/membran mukosa berkeringat (status shock, nyeri

akut).

d.Sistem pencernaan : Anoreksia, mual, muntah yang disebabkan karena

adanya luka duodenal, nyeri pada ulu hati, tidak toleran terhadap

adanya makanan seperti cokelat dan makanan pedas serta membran

mukosa kering

e. Sistem persarafan : Sakit kepala, kelemahan, tingkat kesadaran dapat

terganggu, disorientasi/ bingung dan nyeri epigastrium

4. Data psikologis

a. Status emosi

1) Perasaan hari ini : Perasaan klien pada saat dikaji

2)Ekspresi emosi : Mengkaji apakah ekspresi emosi pada klien stabil

atau tidak stabil

3)Afek : Mengkaji afek klien apakah termasuk ke dalam datar,

tumpul, labil ataupun tidak sesuai

b. Konsep diri

1)Gambaran diri : Klien menggambarkan dirinya bahwa dia

seseorang yang sedang sakit dan bermasalah dengan lambungnya

dan membutuhkan pengobatan agar cepat sembuh

2) Identitas : Klien mengatakan siapakah dirinya

3) Peran : Klien mengatakan peran dan tahu bahwa klien sedang sakit
4) Ideal diri : Klien mempunyai nilai terhadap dirinya

5) Harga diri : Sikap yang dimiliki pada seseorang

5. Data Sosial

a. Hubungan sosial

1) Orang yang berarti :

2) Peran serta dalam kegiatan :

3) Hambatan dalam berhubungan dengan orang lain

b. Cara komunikasi

c. Faktor sosial budaya

6. Data Spiritual

a. Nilai dan keyakinan

b. Kegiatan ibadah

c. Hambatan/ kesulitan dalam kegiatan spiritual

7. Data Pengetahuan

a. Pengetahuan tentang masalah yang dihadapi

b. Pengetahuan tentang cara masalah yang dihadapi

8. Terapi Medis yang Dikonsumsi

DIAGNOSA KEPERAWATAN

1. Nyeri akut berhubungan dengan agen cedera fisiologis ditandai dengan

adanya inflamasi pada mukosa lambung (D.0077)

2. Hipovolemia berhubungan dengan kekurangan intake cairan ditandai

dengan mual dan muntah (D.0023)

3. Defisit nutrisi berhubungan dengan faktor psikologis ditandai dengan


anorexia (D.0019)

4. Intoleransi aktivitas berhubungan dengan kelemahan ditandai dengan

merasa lemah (D.0056)

5. Ansietas berhubungan dengan kurang terpapar informasi tentang penyakit

ditandai dengan merasa bingung/khawatir (D.0080)

INTERVENSI KEPERAWATAN

No Diagnosa Tujuan Intervensi

1. Nyeri akut Setelah dilakukan Manajemen Nyeri

berhubungan dengan tindakan keperawatan (I.08238)

agen cedera fisiologis diharapkan tingkat Observasi

ditandai dengan adanya nyeri menurun kriteria 1. Identifikasi

inflamasi pada mukosa hasil, yaitu : (L.08066) lokasi,karakteristik,

lambung 1. Keluhan nyeri durasi, frekuensi,

menurun kualitas, intesitas nyeri

2. Meringis menurun 2. Identifikasi skala

nyeri

3. Identifikasi respons

nyeri non verbal

4. Identifikasi faktor

yang memperberat dan

memperingan nyeri

5. Identifikasi
pengetahuan dan

keyakinan tentang

nyeri

6. Identifikasi

pengaruh nyeri pada

kualitas hidup

7. Monitor efek

samping penggunaan

analgetik

Terapeutik

1. Berikan teknik

nonfarmakologi untuk

mengurangi rasa nyeri

2. Kontrol lingkungan

yang memperberat rasa

nyeri

3. Fasilitasi istirahat

dan tidur

4. Pertimbangkan jenis

dan sumber nyeri

dalam pemilihan

strategi meredakan

nyeri
Edukasi

1. Jelaskan penyebab,

periode dan pemicu

nyeri

2. Jelaskan strategi

meredakan nyeri

3. Ajarkan teknik

nonfarmakologi untuk

mengurangi rasa nyeri

Kolaborasi

1. Kolaborasi

pemberian analgetik,

jika perlu

2. Hipovolemia Setelah dilakukan Manajemen

berhubungan dengan tindakan keperawatan Hipovolemia (I.

kekurangan intake diharapkan status 03116)

cairan ditandai dengan cairan membaik Observasi

mual dan muntah kriteria hasil, yaitu : 1. Periksa tanda dan

(L.03028) gejala hipovolemia

1. Perasaan lemah 2. Monitor intake dan

menurun output cairan

2. Keluhan haus Terapeutik

menurun 1. Hitung kebutuhan


3. Intake cairan cairan

membaik 2. Berikan asupan

4. Frekuensi nadi cairan oral

membaik Edukasi

5. Tekanan darah 1. Anjurkan

membaik memperbanyak asupan

cairan oral

Kolaborasi

1. Kolaborasi

pemberian cairan IV

isotonik, jika perlu

2. Kolaborasi

pemberian cairan IV

hipotonis , jika perlu

3. Defisit nutrisi Setelah dilakukan Manajemen Nutrisi

berhubungan dengan tindakan keperawatan (I.03119)

faktor psikologis diharapkan status Observasi

ditandai dengan nutrisi membaik 1. Identifikasi status

anorexia kriteria hasil, yaitu : nutrisi

(L.03030) 2. Identifikasi alergi

1. Nafsu makan dan intoleransi

membaik makanan

3. Identifikasi makanan
yang disukai

4. Identifikasi

kebutuhan kalori dan

jenis nutrien

5. Monitor asupan

makanan

Terapeutik

1. Lakukan oral hygine

sebelum makan, jika

perlu

2. Berikan suplemen

makanan, jika perlu

Edukasi

1. Anjurkan posisi

duduk, jika mampu

Kolaborasi

1. Kolaborasi

pemberian medikasi

sebelum makan (mis

pereda nyeri,

antiemetik)

4. Intoleransi aktivitas Setelah dilakukan Manajemen Energi

berhubungan dengan tindakan keperawatan (I.05178)


kelemahan ditandai diharapkan toleransi Observasi

dengan merasa lemah aktivitas meningkat 1. Identifikasi

kriteria hasil, yaitu : gangguan fungsi tubuh

(L.05047) yang mengakibatkan

1. Keluhan lelah kelelahan

menurun 2. Monitor kelelahan

2. Perasaan lemah fisik dan emosional

menurun 3. Moniot pola dan jam

tidur

4. Monitor lokasi dan

ketidaknyamanan

selama melakukan

aktivitas

Terapeutik

1. Sediakan lingkungan

nyaman dan rendah

stimulus

2. Berikan aktivitas

distraksi yang

menenangkan

Edukasi

1. Anjurkan melakukan

aktivitas secara
bertahap

2. Anjurkan

menghubungi perawat,

jika tanda dan gejala

kelelahan tidak

berkurang

3. Ajarkan strategi

koping untuk

mengurangi kelelahan

5. Ansietas berhubungan Setelah dilakukan Terapi Relaksasi (I.

dengan kurang terpapar tindakan keperawatan 09326)

informasi tentang diharapkan tingkat Observasi

penyakit ditandai ansietas menurun 1. Identifikasi teknik

dengan merasa kriteria hasil, yaitu : relaksasi yang pernah

bingung/khawatir (L.09093) efektif digunakan

1. Verbalisasi 2. Identifikasi

kebingunan menurun kesediaan,

2. Verbalisasi kemampuan, dan

khawatir akibat penggunaan teknik

kondisi yang dihadapi sebelumnya

menurun Terapeutik

3. Perilaku gelisah 1. Ciptakan lingkungan

menurun tenang dan tanpa


4. Anoreksia menurun gangguan dengan

pencahayaan dan suhu

ruang nyaman, jika

memungkinkan

2. Berikan informasi

tertulis tentang

persiapan dan prosedur

teknik relaksasi

Edukasi

1. Jelaskan tujuan,

manfaat, batasan, dan

jenis relaksasi yang

tersedia (mis musik,

pemijatan akupresur,

teknik relaksasi napas

dalam, teknik distraksi)

2. Anjurkan

mengambil posisi

nyaman

3. Anjurkan rileks dan

merasakan sensasi

relaksasi

4. Anjurkan sering
mengulangi atau

melatih teknik yang

dipilih

5. Demonstrasikan dan

latih teknik relaksasi

D. JURNAL TERAPI AKUPRESUR

Judul : Literature review terkait manfaat terapi akupresur


dalam mengatasi masalah kesehatan
Penulis : Maria Komariah, Aep Maulid Mulyana, Sidik Maulana,
Azzah Dinah Rachmah, Fauziah Nuraeni
Hasil Analisa : Terapi komplementer merupakan terapi modalitas yang
bersifat melengkapi terapi konvensional yang bertujuan
untuk mendapatkan hasil pengobatan yang maksimal.
Tingginya jumlah masyarakat yang memilih terapi
komplementer karena kemudahan dalam memperoleh
informasi mengenai terapi komplementer, menjadi
pengobatan yang efektif dan efisien, serta efek samping
yang rendah, salah satunya adalah terapi akupresur
(Syarif,2011).
Akupresur merupakan salah bentuk dari fisioterapi
dengan memberikan pemijatan dan stimulasi pada titik-
titik khusus pada tubuh. Terapi akupresur merupakan
tindakan yang sangat sederhana dan efektif, mudah
dilakukan, mempunyai efek samping yang sedikit serta
bisa digunakan untuk mendeteksi gangguan pada pasien.
Healing touch pada akupresur menunjukan perilaku
caring yang bisa mendeteksi hubungan terapeutik antara
perawat dan klien (Jumari, 2019).
Dari hasil analisis jurnal bahwa akupresur memiliki
manfaat dalam menurunkan berbagai jenis nyeri. Terapi
akupresur mampu menurunkan tekanan menstruasi dan
nyeri punggung bagian bawah pada wanita dewasa muda,
dimesnore, nyeri kepala, dan nyeri setelah persalinan.
Akupresur merupakan teknik Traditional Chinese
Medicine (TCM) yang yakii bekerja berdasarkan prinsip
redistribusi Qi yang merupakan bentuk energi kehidupan.
Dalam teori TCM penyakit diyakini berasal dari aliran Qi
yang buruk. Prinsip perawatan pada akupresur
merupakan bentuk terapi sentuhan yang memanfaatkan
prinsip-prinsip pengobatan akupuntur dan pengobatan
china, namun akupresur lebih sederhana dibandingkan
dengan akupuntur (Nasole, 2019).
Judul : Upaya Peningkatan Keterampilan Pijat Akupresur pada
Kader Kesehatan danPerawat di Kota Cimahi
Penulis : Galih Jatnika, Achmad Setya Roswendi, Lilis Rohayani,
Musri, Argi Virgona Bangun, Nadirawati, Meivi
Sesanelvira, Oyoh, Setiawati, Nunung Nurjanah, Siti
Dewi Rahmayanti
Hasil analisa : Akupresur merupakan terapi komplementer yang
menyertai terapi medis untuk mengatasi berbagai
keluhan, tidak invasif dan memiliki efek samping yang
minimal. Akupresur dinilai efektif sebagai terapi
tambahan untuk mengurangi keluhan medis dengan efek
samping yang minimal (Wahdini et al., 2020). Akupresur
saat ini menjadi terapi komplementer yang
direkomendasikan untuk mengobati berbagai gangguan
seperti kecemasan, dismenore, gangguan tidur, masalah
pencernaan, gangguan pernapasan, gangguan ginjal,
masalahterkait pekerjaan dan gangguan lainnya.
Adanya gangguan atau gejala suatu penyakit dapat
disebabkan oleh tersumbatnya aliran energi vital pada
meridian tubuh. Dalam tubuh kita terdapat 12 meridian
utama organ yaitu ST, GB, BL, SP, LR, KI, LI, TE, SI,
LU, PC, HT, dan 2 meridian khusus yaitu Ren dan Du.
Pijat akupresur yang dilakukan dapat mengembalikan
aliran energi vital di meridian tubuh sehingga tercapai
kondisi keseimbangan antara unsur Yin dan Yang. Inti
dari pengobatan akupresur adalah mengembalikan sistem
keseimbangan tubuh (homeostasis) yang diwujudkan
dengan aliran qi yang teratur dan harmonis (Risa
Wahyuningsih et al., 2020).
Akupresur telah terbukti dapat mengobati mual dan
muntah pasca operasi, nyeri, gangguan tidur dengan
sedikit efek samping (Noll et al., 2017). Adapun
beberapagejala diabetes mellitus, gastritis, asma, stroke
dan hipertensi.
DAFTAR PUSTAKA

Chen HM, Wang HH, Chiu MH, Hu HM. Effects of Acupressure on Menstrual
Distress and Low Back Pain in Dysmenorrheic Young Adult Women: An
Experimental Study. PainManag Nurs. 2015;16(3):188–97
Joyce M Black, J. H. (2014). Keperawatan medikal bedah Edisi 8 Buku 2. jakarta:
elsevier.
Jumari, Waluyo A, Jumaiyah W, Natashia D. Pengaruh Akupresur Terhadap
Kadar Glukosa Darah Pasien Diabetes Melitus Tipe 2. PJournal of
Telenursing (JOTING). 2019;2019(9):1689– 99.
Lemone. (2015). Buku ajar keperawatan medical bedah alih bahasa:Angelina
B.Yuddha E,Editor edisi bahasa Indonesia:Iskanda M.Edisi 5. jakarta:
ECG.
Majid YA, Rini PS. Terapi Akupresur Memberikan Rasa Tenang dan Nyaman
Serta Mampu Menurunkan Tekanan Darah Lansia. Aisyah J Ilmu Kesehat.
2016;
Noll, E., Romeiser, J., Shodhan, S., Madariaga, MC, Guo, X., Rizwan, S., Al-
Bizri, E., & Bennett Guerrero, E. (2017). Simulasi Umpan Balik untuk
Pelatihan Akupresur dan Penilaian Keterampilan.
Smeltzer, s. C. (2011). keperawatan medikal bedah . jakarta: ECG.
suratun, l. (2010). Asuhan Keperawatan Klien Gangguan Sistem Gastrointestinal.
jakarta: Trans info media.
Syarif H, Nurachmah E, Gayatri D. Terapi Akupresur dapat menurunkan keluhan
mual muntah akut akibat kemoterapi pada pasien kanker: Randomized
Clinical Trial. J Keperawatan Indones. 2011;14(2):133–40.
Mustaqin A., & Kumala S (2011). Gangguan Gastrointestinal Aplikasi Asuhan
Keperawatan Medikal Bedah.Jakarta : Salemba Medika.
Risa Wahyuningsih, I., Handayani, S., & Aisyiyah Surakarta, S. (2020).
PELATIHAN AKUPRESUR UNTUK RELAKSASI TUBUH DAN
MENGATASI DISMENOREA.

Rudi H., (2012). Keperawatan Medikal Bedah Sistem Pencernaan. Yogyakarta :


Gosyen Publising.
Wahdini, S., Harpin, D., Penulis, C., Parasitologi, D., & Kedokteran, F. (2020).
Pelatihan Akupresur Mandiri untuk Mengatasi Nyeri Kepala Santri
Rumah Sejarah Quran Article

Anda mungkin juga menyukai