Anda di halaman 1dari 24

Gangguan Citra Tubuh

A. Pragholapati
Film apakah ini ?
PROSES TERJADINYA MASALAH
• Konsep diri didefinisikan sebagai semua pikiran,
keyakinan dan kepercayaan yang membuat seseorang
mengetahui tentang dirinya dan mempengaruhi
hubungannya dengan orang lain (Stuart-Laraia, 2005).
• Konsep diri seseorang tidak terbentuk waktu lahir,
tetapi dipelajari sebagai hasil dari pengalaman unik
seseorang dalam dirinya sendiri, dengan orang
terdekat, dan dengan realitas dunia. Kosep diri terdiri
atas komponen : Citra tubuh (Body image), Ideal diri
(Self ideal), Harga diri (Self esteem), Identitas diri
(Personal identity) dan Penampilan peran (role
performance).
Pengertian Bodyimage
• Citra tubuh adalah integrasi persepsi, pikiran dan
perasaan individu tentang bentuk, ukuran, berat
tubuh dan fungsi tubuh serta bagian-bagiannya
yang digambarkan dalam bentuk penampilan fisik
(Fontaine, 2003).
• Citra tubuh adalah kumpulan dari sikap individu
yang disadari dan tidak disadari terhadap
tubuhnya termasuk persepsi masa lalu dan
sekarang, serta perasaan tentang ukuran, fungsi,
penampilan dan potensi tubuh (Stuart-Laraia,
2005).
Pengertian
• Gangguan citra tubuh adalah perasaan tidak
puas terhadap perubahan bentuk, struktur dan
fungsi tubuh karena tidak sesuai dengan yang
diinginkan (Stuart-Laraia, 2005).
• Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan diri
dalam cara memandang dan menerima gambaran
tubuh (Nanda, 2005).
• Gangguan Citra tubuh adalah kebingungan secara
mental dalam memandang fisik diri sendiri
(Nanda, 2008)
Pengertian
• Gangguan Citra Tubuh adalah perasaan tidak
puas seseorang terhadap tubuhnya yg
diakibatkan oleh perubahan
struktur,ukuran,bentuk,dan fungsi tubuh
karena tidak sesuai dengan yg diinginkan.
Konfusi dalam gambaran mental tentang diri-
fisik individu (NANDA-I,2018).
Faktor Predisposisi
Adanya riwayat :
a. Biologis :
Penyakit genetik dalam keluarga, Pertumbuhan dan perkembangan masa
bayi, anak dan remaja, Anoreksia, bulimia, atau berat badan kurang atau
berlebih dari berat badan ideal, perubahan fisiologi pada kehamilan dan
penuaan, pembedahan elektif dan operasi, trauma, penyakit atau gangguan
organ dan fungsi tubuh lain ; Stroke, Kusta, Asthma dan lain-lain, pengobatan
atau kemoterapi, penyalahgunaan obat atau zat ; coccaine, Amphetamine,
Halusinogen dan lain-lain.
b. Psikologis :
Gangguan kemampuan verbal, konflik dengan nilai masyarakat, pengalaman
masa lalu yang tidak menyenangkan, ideal diri tidak realistis.
c. Sosial budaya :
Pendidikan masih rendah, masalah dalam pekerjaan, nilai budaya
bertentangan dengan nilai individu, pengalaman sosial yang tidak
menyenangkan, kegagalan peran sosial.
Faktor Presipitasi
• Trauma
• Penyakit, kelainan hormonal
• Operasi atau pembedahahan
• Perubahan masa pertumbuhan dan
perkembangan ; maturasi
• Perubahan fisiologis tubuh ; kehamilan, penuaan.
• Prosedur medis dan keperawatan ; efek
pengobatan ; radioterapi, kemoterapi.
Sumber Koping :
1. Hubungan interpersonal dengan orang lain.
2. Support dari keluarga, teman dan
masyarakat dan jaringan sosial.
3. Bakat tertentu
4. Pekerjaan, penghasilan.
5. Keyakinan diri yang positif.
Mekanisme Koping :
a. Konstruktif b. Destruktif
1) Berfokus pada Berfokus pada emosi :
masalah : negosiasi, Denial, Proyeksi, Represi,
konfrontasi dan meminta Kompensasi, Isolasi.
nasehat/saran.
2) Berfokus pada
kognitif : perbandingan
yang positif, penggantian
rewards, antisipasi.
Penyebab
• Perubahan fungsi tubuh akibat proses
penyakit
• Perubahan struktur tubuh akibat
luka,operasi,dan proses penyakit
• Perubahan bentuk tubuh akibat tindakan,
seperti pemasangan infus,oksigen,chateter,dll
• Perubahan pandangan terhadap penampilan
tubuh
Tanda dan Gejala
• Mayor • Minor
S: S:
1. Menolak 1. Pandangan pd tubuh
perubahan/kehilangan berubah
tubuh (penampilan,struktur,d
2. Perasaan negatif an fungsi)
tentang tubuh 2. Takut pada reaksi
orang lain
3. Preokupasi pada
perubahan/kehilangan
Tanda dan Gejala
• Mayor • Minor
O: O:
1. Kehilangan bagian tubuh 1. Hubungan sosial
2. Fungsi dan struktur berubah (menarik diri)
tubuh berubah 2. Respons nonverbal pada
3. Menghindari melihat perubahan dan persepsi
dan/atau menyentuh tubuh
tubuh yg berubah 3. Trauma terhadap bagian
4. Menyembunyikan tubuh yg tidak berfungsi
bagian tubuh yg
berubah
Kondisi Klinis Terkait
• Mastektomi
• Amputasi
• Jerawat
• Luka bakar
• Obesitas
• Kehamilan
• Stroke
Tujuan Askep
• Kognitif
Mengenal bagian tubuh yg sehat dan yg terganggu/sakit
Mengetahui cara mengatasi gangguan citra tubuh
• Psikomotor
Mengafirmasi bagian tubuh yg sehat
Melatih dan menggunakan bagian tubuh yg sehat
Merawat dan melatih bagian tubuh yg terganggu
• Afektif
Mengevaluasi manfaat yg telah dirasakan dari bagian tubuh yg
terganggu
Mengevaluasi manfaat bagian tubuh yg masih sehat
Merasakan manfaat latihan pada bagian tubuh yg terganggu
Tindakan Keperawatan
• Kaji
• Jelaskan proses terjadinya gangguan citra tubuh
• Diskusikan persepsi,perasaan,dan harapan klien
terhadap citra tubuhnya
• Latih klien menggunakan bagian tubuh yg sehat
• Latih klien merawat dan melatih bagian tubuh yg
terganggu
• Motivasi klien melakukan latihan sesuai jadwal
dan beri pujian
• Motivasi klien melakukan kegiatan sosial
Hasil Penelitian
• Tindakan keperawatan ners, terapi kognitif,
dan psikoedukasi keluarga meningkatkan citra
tubuh dan harga diri, klien dengan ulkus
diabetik.
Tindakan pada keluarga
• Kaji masalah yg dirasakan keluarga dlm merawat klien
yg mengalami gct
• Jelaskan pengertian tanda dan gejala dan proses
terjadinya gangguan citra tubuh serta mengambil
keputusan merawat klien
• Latih keluarga cara merawat dan membimbing klien
mengatasi gct
• Latih keluarga menciptakan suasana keluarga yg
mendukung klien
• Diskusikan tanda dan gejala gct yg memerlukan rujukan
serta menganjurkan follow up ke faskes secara teratur
Tindakan Kolaborasi
• Kolaborasi dengan dokter
• Kolaborasi dgn perawat luka untuk pemulihan
penyebab gangguan citra tubuh
• Kolaborasi dgn rehabilitasi medik jika klien
membutuhkan protesa
• Kolaborasi psikiater sesuai dgn kebutuhan
Discharge Planning
• Menjelaskan rencana persiapan pasca-rawat
di rumah untuk memandirikan klien
• Menjelaskan rencana tindak lanjut perawatan
dan pengobatan
• Melakukan rujukan ke fasilitas kesehatan
Evaluasi
• Penurunan tanda dan gejala gangguan citra
tubuh
• Peningkatan kemampuan klien mengatasi
gangguan citra tubuh
• Peningkatan kemampuan keluarga dalam
merawat klien dengan gangguan citra tubuh
Rencana Tindak Lanjut
• Rujuk klien dan keluarga ke fasilitas praktik
mandiri perawat sp kep jiwa
• Rujuk klien dan ke luarga ke case manager di
fasilitas pelayanan kesehatan primer di
puskesmas,pelayanan kesehatan sekunder, dan
tersier di rs
• Rujuk klien dan keluarga ke kelompok
pendukung, kader kesehatan jiwa, kelompok
swabantu dan fasilitas rehabilitasi psikososial yg
tersedia di masyarakat
Referensi
Keliat, Budi Anna, dkk. (2019). Asuhan
keperawatan jiwa. Jakarta:EGC

Anda mungkin juga menyukai