Anda di halaman 1dari 19

Gangguan Citra Tubuh 

Ns. MUHAMMAD CHAIDAR.,.MKep


Definisi

• Gangguan citra tubuh merupakan diagnosis keperawatan yang


didefinisikan sebagai perubahan persepsi tentang penampilan,
struktur, dan fungsi fisik individu.
• Diagnosis ini diberi kode D.0083, masuk dalam kategori psikologis,
subkategori integritas ego dalam Standar Diagnosis Keperawatan
Indonesia (SDKI).
Tanda dan Gejala
Untuk dapat mengangkat diagnosis gangguan citra tubuh, Perawat harus
memastikan bahwa tanda dan gejala dibawah ini muncul pada pasien,
yaitu:
• DS:
• Mengungkapkan kecacatan/kehilangan bagian tubuh

• DO:
• Kehilangan bagian tubuh
• Fungsi/struktur tubuh berubah/hilang
Penyebab (Etiologi)

Penyebab (etiologi) untuk masalah gangguan citra tubuh adalah:


1.Perubahan struktur/bentuk tubuh (mis: amputasi, trauma, luka bakar, obesitas,
jerawat)
2.Perubahan fungsi tubuh (mis: proses penyakit, kehamilan, kelumpuhan)
3.Perubahan fungsi kognitif
4.Ketidaksesuaian budaya, keyakinan, atau sistem nilai
5.Transisi perkembangan
6.Gangguan psikososial
7.Efek Tindakan/pengobatan (mis: pembedahan, kemoterapi, terapi radiasi)
Luaran 

• Dalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran utama


untuk diagnosis gangguan citra tubuh adalah: “citra tubuh meningkat.”
• Citra tubuh meningkat diberi kode L.09067 dalam SLKI.
• Citra tubuh meningkat berarti persepsi tentang penampilan, struktur,
dan fungsi fisik individu meningkat.
lanjutan

Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa citra tubuh meningkat adalah:


1.Melihat bagian tubuh membaik
2.Menyentuh bagian tubuh membaik
3.Verbalisasi kecacatan bagian tubuh membaik
4.Verbalisasi kehilangan bagian tubuh membaik
Intervensi
• Saat merumuskan intervensi apa yang harus diberikan kepada pasien,
perawat harus memastikan bahwa intervensi dapat mengatasi penyebab.
• Namun bila penyebabnya tidak dapat secara langsung diatasi, maka
perawat harus memastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi
tanda/gejala.
• Selain itu, perawat juga harus memastikan bahwa intervensi dapat
mengukur luaran keperawatan.
lanjutan

• Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi


utama untuk diagnosis gangguan citra tubuh adalah:
1.Promosi citra tubuh
2.Promosi koping
Promosi Citra Tubuh (I.09305)

• Intervensi promosi citra tubuh dalam Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia (SIKI) diberi kode (I.09305).
• Promosi citra tubuh adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat
untuk meningkatkan perbaikan perubahan persepsi terhadap fisik
pasien.
Tindakan yang dilakukan pada intervensi promosi citra tubuh
berdasarkan SIKI, antara lain:
• Observasi
• Identifikasi harapan citra tubuh berdasarkan tahap perkembangan
• Identifikasi budaya, agama, jenis kelamin, dan umur terkait citra tubuh
• Identifikasi perubahan citra tubuh yang mengakibatkan isolasi sosial
• Monitor frekuensi pernyataan kritik terhadap diri sendiri
• Monitor apakah pasien bisa melihat bagian tubuh yang berubah
• Terapeutik
• Diskusikan perubahan tubuh dan fungsinya
• Diskusikan perbedaan penampilan fisik terhadap harga diri
• Diskusikan perubahan akibat pubertas, kehamilan, dan penuaan
• Diskusikan kondisi stress yang mempengaruhi citra tubuh (mis: luka,
penyakit, pembedahan)
• Diskusikan cara mengembangkan harapan citra tubuh secara realistis
lanjutan
Edukasi
• Jelaskan kepada keluarga tentang perawatan perubahan citra tubuh
• Anjurkan mengungkapkan gambaran diri sendiri terhadap citra tubuh
• Anjurkan menggunakan alat bantu (mis: pakaian, wig, kosmetik)
• Anjurkan mengikuti kelompok pendukung (mis: kelompok sebaya)
• Latih fungsi tubuh yang dimiliki
• Latih peningkatan penampilan diri (mis: berdandan)
• Latih pengungkapan kemampuan diri kepada orang lain maupun kelompok
Promosi Koping (I.09312)

• Intervensi promosi koping dalam Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia (SIKI) diberi kode (I.09312).
• Promosi koping adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk
meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan
merespon stresor dan/atau kemampuan menggunakan sumber-
sumber yang ada.
lanjutan
Tindakan yang dilakukan pada intervensi promosi koping berdasarkan SIKI, antara
lain:
• Observasi
• Identifikasi kegiatan jangka pendek dan Panjang sesuai tujuan
• Identifikasi kemampuan yang dimiliki
• Identifikasi  sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
• Identifikasi pemahaman proses penyakit
• Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
• Identifikasi metode penyelesaian masalah
• Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosia
Terapeutik
• Diskusikan perubahan peran yang dialami
• Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
• Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
• Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi perilaku
sendiri
• Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu
• Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri
• Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
• Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam perawatan
• Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis
Edukasi
• Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama
• Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu
• Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
• Anjurkan keluarga terlibat
• Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
• Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif
• Latih penggunaan Teknik relaksasi
Diagnosis Terkait
Daftar diagnosis lainnya yang masuk dalam kategori psikologis dan subkategori integritas ego
 adalah:
1.Ansietas
2.Berduka
3.Distres spiritual
4.Gangguan citra tubuh
5.Gangguan identitas diri
6.Gangguan persepsi sensori
7.Harga diri rendah kronis
8.Harga diri rendah situasional
9.Keputusasaan
10.Kesiapan peningkatan konsep diri
Referensi

1.PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan


Indikator Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
2.PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Kriteria Hasil Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
3.PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan
Tindakan Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

Anda mungkin juga menyukai