Anda di halaman 1dari 21

Keputusasaan

[SDKI D.0088]

Ns.MUHAMMAD CHAIDAR.,M.Kep
TUJUAN

Tujuan umum :
Mahasiswa keperawatan mampu memahami tentang asuhan keperawatan pada pasien dengan
konsep keputusasaan.
Tujuan khusus :
 Mahasiswa mampu menjelaskan pengertian keputusasaan.
 Mahasiswa mampu menyebutkan penyebab keputusasaan.
 Mahasiswa mampu menyebutkan tanda dan gejala yang ada pada pasien dengan
keputusasaan
 Mahasiswa mampu menyebutkan penatalaksanaan medis pada pasien dengan konsep
keputusasaan.
 Mahasiswa mampu membuat asuhan keperawatan pada pasien dengan konsep
keputusasaan
Definisi

Keputusasaan merupakan diagnosis keperawatan yang didefinisikan sebagai


kondisi individu yang memandang adanya keterbatasan atau tidak tersedianya
alternatif pemecahan pada masalah yang dihadapi.

Diagnosis ini diberi kode D.0088, masuk dalam kategori psikologis,


subkategori integritas ego dalam Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia
(SDKI).
Tanda dan Gejala

 Untuk dapat mengangkat diagnosis keputusasaan, Perawat harus memastikan


bahwa tanda dan gejala dibawah ini muncul pada pasien, yaitu:
 DS:
Mengungkapkan keputusasaan
 DO:
Berperilaku pasif
 Bila data diatas tidak tampak pada pasien, maka Perawat harus melihat
kemungkinan masalah lain pada daftar diagnosis keperawatan, atau diagnosis
keperawatan lain yang masuk dalam sub kategori integritas ego pada SDKI.
Penyebab (Etiologi)

Penyebab (etiologi) dalam diagnosis keperawatan adalah faktor-faktor yang


mempengaruhi perubahan status kesehatan.
 Penyebab (etiologi) untuk masalah keputusasaan adalah:
1. Stres jangka Panjang
2. Penurunan kondisi fisiologis
3. Kehilangan kepercayaan pada kekuatan spiritual
4. Kehilangan kepercayaan pada nilai-nilai penting
5. Pembatasan aktivitas jangka Panjang
6. Pengasingan
Penulisan Diagnosis
 Diagnosis ini merupakan diagnosis keperawatan aktual, yang berarti
penulisannya menggunakan metode tiga bagian, yaitu:
[masalah] + [penyebab] + [tanda/gejala].
 Sehingga contoh penulisannya menjadi seperti ini:
Keputusasaan berhubungan dengan penurunan kondisi fisiologis dibuktikan
dengan mengungkapkan keputusasaan, berperilaku pasif.
 Atau bila rumusannya kita disederhanakan, maka dapat menjadi:
Keputusasaan b.d penurunan kondisi fisiologis d.d mengungkapkan
keputusasaan, berperilaku pasif.
Luaran (HYD)

 Dalam Standar Luaran Keperawatan Indonesia (SLKI), luaran utama untuk


diagnosis keputusasaan adalah: “harapan meningkat.”
 Harapan meningkat diberi kode L.09068 dalam SLKI.
 Harapan meningkat berarti meningkatnya ketersediaan alternatif pemecahan
pada masalah yang dihadapi.
 Kriteria hasil untuk membuktikan bahwa harapan meningkat adalah:
1. Keterlibatan dalam aktivitas perawatan meningkat
2. Verbalisasi keputusasaan menurun
3. Perilaku pasif menurun
LANJUTAN

 Ketika menulis luaran keperawatan, Perawat harus memastikan bahwa


penulisan terdiri dari 3 komponen, yaitu:
[Label] + [Ekspektasi] + [Kriteria Hasil].
Contoh:
Setelah dilakukan intervensi keperawatan selama 3 x 24 jam, maka harapan
meningkat, dengan kriteria hasil:
1. Keterlibatan dalam aktivitas perawatan meningkat
2. Verbalisasi keputusasaan menurun
3. Perilaku pasif menurun
Intervensi
 Saat merumuskan intervensi apa yang harus diberikan kepada pasien, perawat
harus memastikan bahwa intervensi dapat mengatasi penyebab.
 Namun bila penyebabnya tidak dapat secara langsung diatasi, maka perawat
harus memastikan bahwa intervensi yang dipilih dapat mengatasi tanda/gejala.
 Selain itu, perawat juga harus memastikan bahwa intervensi dapat mengukur
luaran keperawatan
 Dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia (SIKI), intervensi utama untuk
diagnosis keputusasaan adalah:
1. Dukungan emosional
2. Promosi harapan
3. Promosi koping
Dukungan Emosional (I.09256)

 Intervensi dukungan emosional dalam Standar Intervensi Keperawatan


Indonesia (SIKI) diberi kode (I.09256).
 Dukungan emosional adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat dalam
memfasilitasi penerimaan kondisi emosional selama masa stres.
 Tindakan yang dilakukan pada intervensi dukungan emosional berdasarkan
SIKI, antara lain:
 Observasi
• Identifikasi fungsi marah, frustrasi, dan amuk bagi pasien
• Identifikasi hal yang telah memicu emosi
LANJUTAN

 Terapeutik
• Fasilitasi mengungkapkan perasaan cemas, marah, atau sedih
• Buat pernyataan suportif atau empati selama fase berduka
• Lakukan sentuhan untuk memberikan dukungan (mis: merangkul, menepuk-
nepuk)
• Tetap Bersama pasien dan pastikan keamanan selama ansietas, jika perlu
• Kurangi tuntutan berpikir saat sakit atau lelah
LANJUTAN

 Edukasi
• Jelaskan konsekuensi tidak menghadapi rasa bersalah dan malu
• Anjurkan mengungkapkan perasaan yang dialami (mis: ansietas, marah, sedih)
• Anjurkan mengungkapkan pengalaman emosional sebelumnya dan pola
respons yang biasa digunakan
• Ajarkan penggunaan mekanisme pertahanan yang tepat
 Kolaborasi
• Rujuk untuk konseling, jika perlu
Promosi Harapan (I.09307)

 Intervensi promosi harapan dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia


(SIKI) diberi kode (I.09307).
 Promosi harapan adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk
meningkatkan kepercayaan pada kemampuan untuk memulai dan
mempertahankan Tindakan.
 Tindakan yang dilakukan pada intervensi promosi harapan berdasarkan SIKI,
antara lain:
 Observasi
• Identifikasi harapan pasien dan keluarga dalam pencapaian hidup
LANJUTAN

 Terapeutik
• Sadarkan bahwa kondisi yang dialami memiliki nilai penting
• Pandu mengingat Kembali kenangan yang menyenangkan
• Libatkan pasien secara aktif dalam perawatan
• Kembangkan rencana perawatan yang melibatkan tingkat pencapaian tujuan
sederhana sampai dengan kompleks
• Berikan kesempatan kepada pasien dan keluarga terlibat dengan dukungan
kelompok
• Ciptakan lingkungan yang memudahkan mempraktikkan kebutuhan spiritual
LANJUTAN

 Edukasi
• Anjurkan mengungkapkan perasaan terhdap kondisi dengan realistis
• Anjurkan mempertahankan hubungan (mis: menyebutkan nama orang yang
dicintai)
• Anjurkan mempertahankan hubungan terapeutik dengan orang lain
• Latih menyusun tujuan yang sesuai dengan harapan
• Latih cara mengembangkan spiritual diri
• Latih cara mengenang dan menikmati masa lalu (mis: prestasi, pengalaman)
Promosi Koping (I.09312)

 Intervensi promosi koping dalam Standar Intervensi Keperawatan Indonesia


(SIKI) diberi kode (I.09312).
 Promosi koping adalah intervensi yang dilakukan oleh perawat untuk
meningkatkan upaya kognitif dan perilaku untuk menilai dan merespon stresor
dan/atau kemampuan menggunakan sumber-sumber yang ada.
LANJUTAN

 Tindakan yang dilakukan pada intervensi promosi koping berdasarkan SIKI,


antara lain:
 Observasi
• Identifikasi kegiatan jangka pendek dan Panjang sesuai tujuan
• Identifikasi kemampuan yang dimiliki
• Identifikasi  sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
• Identifikasi pemahaman proses penyakit
• Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
• Identifikasi metode penyelesaian masalah
• Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial
LANJUTAN
 Tindakan yang dilakukan pada intervensi promosi koping berdasarkan SIKI,
antara lain:
 Observasi
• Identifikasi kegiatan jangka pendek dan Panjang sesuai tujuan
• Identifikasi kemampuan yang dimiliki
• Identifikasi  sumber daya yang tersedia untuk memenuhi tujuan
• Identifikasi pemahaman proses penyakit
• Identifikasi dampak situasi terhadap peran dan hubungan
• Identifikasi metode penyelesaian masalah
• Identifikasi kebutuhan dan keinginan terhadap dukungan sosial
LANJUTAN
 Terapeutik
• Diskusikan perubahan peran yang dialami
• Gunakan pendekatan yang tenang dan meyakinkan
• Diskusikan alasan mengkritik diri sendiri
• Diskusikan untuk mengklarifikasi kesalahpahaman dan mengevaluasi perilaku
sendiri
• Diskusikan konsekuensi tidak menggunakan rasa bersalah dan rasa malu
• Diskusikan risiko yang menimbulkan bahaya pada diri sendiri
• Fasilitasi dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan
• Berikan pilihan realistis mengenai aspek-aspek tertentu dalam perawatan
• Motivasi untuk menentukan harapan yang realistis
• Tinjau Kembali kemampuan dalam pengambilan keputusasaan
LANJUTAN

 Edukasi
• Anjurkan menjalin hubungan yang memiliki kepentingan dan tujuan sama
• Anjurkan penggunaan sumber spiritual, jika perlu
• Anjurkan mengungkapkan perasaan dan persepsi
• Anjurkan keluarga terlibat
• Anjurkan membuat tujuan yang lebih spesifik
• Ajarkan cara memecahkan masalah secara konstruktif
• Latih penggunaan Teknik relaksasi
• Latih keterampilan sosial, sesuai kebutuhan
Referensi

1. PPNI. (2017). Standar Diagnosis Keperawatan Indonesia:Definisi dan Indikator


Diagnostik, Edisi 1 Cetakan III (Revisi). Jakarta: PPNI.
2. PPNI. (2019). Standar Luaran Keperawatan Indonesia: Definisi dan Kriteria Hasil
Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.
3. PPNI. (2018). Standar Intervensi Keperawatan Indonesia: Definisi dan Tindakan
Keperawatan, Edisi 1 Cetakan II. Jakarta: PPNI.

Anda mungkin juga menyukai