Anda di halaman 1dari 78

HUBUNGAN

INTERPERSONAL

Ns. Muhammad Chaidar.,


S.Kep.,M.Kep.
Komunikasi yang efektif
ditandai dengan adanya hubungan
interpersonal yang baik.
Ketika kita berkomunikasi bukan
sekedar menyampaikan isi pesan,
tetapi kita juga menentukan kadar
hubungan interpersonal.
Hubungan Interpersonal,
terbentuk ketika pengolahan pesan
(baik verbal dan non verbal)
secara timbal-balik terjadi.
Melalui proses pengolahan pesan
secara timbal-balik ini yang dinamakan
hubungan interpersonal.
Dan sebuah hubungan ini dapat
tumbuh, berkembang atau dapat juga
melemah.
Ketika sebuah hubungan interpersonal
tumbuh, akan muncul juga sebuah
kesepakatan tentang aturan berkomunikasi
antara partisipan (individu) yang terlibat.
Aturan ini disepakati bersama dan akan
mewarnai bentuk hubungan yang terjadi.
Jika salah satu pihak tidak lagi mematuhi
aturan bersama itu, sebuah hubungan
mungkin bisa berakhir.
A. JENIS HUBUNGAN
INTERPERSONAL
1. Berdasarkan Jumlah
Individu Yang Terlibat, yaitu :
• Hubungan Diad, dan
• Hubungan Triad.
Hubungan diad adalah suatu
hubungan antara dua individu,
sifat hubungannya disebut
HUBUNGAN DIADIK.
 
 
Wiliam Wilmot :
ciri khas hubungan diat :
A. Setiap hubungan diat memiliki
tujuan khusus.
B. Individu dalam hubungan diad
menampilkan “wajah” yg berbeda
dalam setiap hubungan diad
C. Pada hubungan diad berkembang
pola komunikasi yg unik dan khas,
 
 
Setiap hubungan diat memiliki
tujuan khusus.
Fungsi yang berusaha dipenuhi
oleh/dalam hubungan diadik seperti
guru dengan muridnya berbeda
dengan hubungan suami-istri.
Dan keduanya berbeda dengan
hubungan dokter-pasien atau
direktur-karyawannya.
 
Individu dalam hubungan diad
menampilkan “wajah” yg berbeda dalam
setiap hubungan diad.
Misalnya : individu yg sama, akan
menampilkan wajah yg berbeda dalam :
hubungan dosen-mahasiswa
dengan
hubungan suami-istri.
Jadi individu selalu tampak berbeda
dalam setiap hubungan yang
dikembangkan.
 Pada hubungan diad :
berkembang pola komunikasi yg unik
dan khas, yang membedakan
hubungan diad yang satu dengan yang
lainnya.
Misalnya :
Suami-istri memiliki kode tersendiri
yang hanya dimengerti oleh mereka
berdua.
Dua orang sahabat memiliki bahasa
rahasia sendiri.
Sedangkan Hubungan Triad
Adalah hubungan antara tiga orang.
Dibandingkan hubungan diat
hubungan triad :
• lebih komplek.
• Tingkat keintiman/kedekatan antar
individu lebih rendah dan
• keputusan diambil sering
berdasarkan voting atau suara
terbanyak.
Keputusan yang ambil melalui
voting akan lebih memungkinkan
timbulnya ketidak puasan.
Sedangkan dalam hubungan diad
keputusan selalu diambil dengan
negosiasi atau musyawarah.
2. Berdasarkan Tujuan Yang Ingin
Dicapai : Dalam Hubungan
Tugas Dan Sosial.
Hubungan terbentuk karena tujuan
menyelesaikan sesuatu yang tidak
dapat dikerjakan oleh individu
sendirian.
Hubungan individu seperti ini
dinamakan Hubungan Tugas.
Contohnya :
• Hubungan dua mahasiswa
kerena mendapat tugas yang
sama dari dosennya
• Hubungan sopir taksi dengan
penumpangnya
• Hubungan psikolog dengan
pasiennya
Hubungan juga dapat terbentuk secara
personal atau sosial.
Hubungan ini namakan Hubungan
Sosial. Misalnya :
• Hubungan dua orang sahabat
• Hubungan dua orang karyawan
yang baru berkenalan dikantin pada
saat makan siang
Hubungan seperti ini dapat membantu
individu dari rasa keterasingan atau
kesepian.
3.Berdasarkan Jangka Waktu :
Hubungan Jangka Pendek &
Jangka Panjang
Hubungan Jangka Pendek,
adalah hubungan yang bersifat
sementara dan berlangsung
hanya sebentar. Misalnya :
• Anda bertemu teman di koridor
kampus yang hanya saling
menyapa dan mengucapkan
salam
• Hubungan anda dengan
petugas apotik ketika anda
minta dibuatkan kwitansi
pembelian obat
• Anda penyapa tetangga anda
ketika berpapasan dijalan.
Hubungan Jangka Panjang,
berlangsung lama. Semakin lama
suatu hubungan, semakin banyak
investasi yang kita tanamkan dalam
hubungan tersebut, misalnya :
• Emosi atau perasaan
• Materi
• Waktu
• Komitmen
Hubungan yang sudah lama
terbangun dan sudah banyak juga
investasi yang telah anda berikan,
sudah tentu anda berusaha
mempertahankannya.
Perpecahan yang terjadi pada
hubungan yang sudah lama
terbentuk lebih menyakitkan dari
pada hubungan yang baru terbentuk.
4. Berdasarkan Tingkat Kedalaman
Atau Keintiman Hubungan :
Hubungan Biasa & Hubungan
Akrab/Intim
Hubungan ini misalnya dapat dilihat
dari dua ekstrim, yaitu :
• Hubungan antara kenalan biasa,
dan
• Hubungan intim .
Hubungan Akrab atau Intim,
bersifat personal dan terbebas dari hal-
hal yang ritual. Hubungan ini ditandai
dengan semakin intim suatu hubungan
semakin besar kemungkinan terjadi
penyingkapan diri tentang hal-hal yang
bersifat pribadi.
Penyingkapan diri oleh seorang individu
akan mendorong individu lainnya
melakukan tindakan yang sama.
Saling mengungkapkan diri akan
semakin mempererat dan menambah
intim suatu hubungan interpersonal.
Hubungan Intim ini akan tumbuh
pada hubungan jangka panjang, oleh
karena itu, hubungan intim cenderung
akan di pertahankan dan dipelihara
terus, ini mungkin investasi yang
ditanamkan oleh invidu dalam jangka
panjang telah banyak
B. PERKEMBANGAN
HUBUNGAN
INTERPERSONAL
PERKEBANGAN HUBUNGAN
INTERPERSONAL
Apapun perkembangan hubungan
yang terjadi, dinamika hubungan
interpersonal tumbuh, berkembang,
dan berakhir akan sama pada semua
hubungan.
Ruben : menyatakan tahapan
hubungan interpersonal :
1. Inisiasi
Merupakan tahap paling awal dari
suatu hubungan interpersonal.
Pada tahap ini kedua individu akan
memperoleh data mengenai keadaan
masing-masing melalui petunjuk non
verbal seperti :
• senyuman,
• jabatan tangan,
• pandangan sekilas, dan
• gerakan tubuh lainnya.
Dalam hubungan yang lebih mapan,
terjadi proses pertukaran yang
resiprokal (timbal-balik).
Bahasa memainkan peranan penting
ketika individu melewati kesan
pertamanya pada seorang individu.
2.Eksplorasi
Tahap ini merupakan pengembangan
dari tahap inisiasi dan tidak lama
setelah inisiasi.
Dalam tahap ini individu
mengumpulkan informasi mengenai
norma berkomunikasi, citra, sistem
nilai, serta minat dari mitra
komunikasinya.
Hal-hal inilah yang mendasari
kelangsungan hubungan yang ada.
3. Intensifikasi
Pada tahap ini, individu
memutuskan baik secara verbal dan
non verbal, apakah hubungan
dilanjutkan atau tidak.
Dengan meningkatnya hubungan,
individu menyepakati pola-pola
komunikasi dari masing-masing
pihak, seperti norma kerja sama dan
penggunaan lambang verbal (bahasa)
4. Formalisasi
Tahapan ini hubungan di formalkan.
Tiap-tiap individu secara bersama-
sama mengembangkan simbol-
simbol, pola-pola komunikasi yang
disukai, kebiasaan, dll. Misalnya :
Antara dua orang yang pacaran,
diformalkan melalui pertunangan
atau pertukaran cicin.
Pada ……
Pada hubungan kerja diformalkan
melalui penanda-tanganan kontrak
kerja.
Antara penjual dan pembeli,
hubungan diformalkan dengan
penanda-tanganan akta jual-beli.
5. Redefinisi
Individu tidak dapat
menghindarkan diri dari perubahan.
Perubahan yang terjadi dapat
menciptakan tekanan terhadap
hubungan yang sedang
berlangsung.
Konsekuensinya individu perlu
mendefinisikan kembali hubungan
yang sedang dijalankan.
Misalnya :
• Menjelang remaja, seorang anak tidak
lagi tampak terlalu dekat dengan
orang tuanya,
• Seorang karyawan yang baru bekerja
tiga bulan merasa tidak puas dengan
gaji yang diterimanya dan
membandingkan gaji temannya dari
perusahaan lain.
Jika perubahan ini terjadi terlalu cepat
atau dratis dapat menyebabkan
kemunduran kualitas suatu hubungan.
6.Deteriorasi
Pada awalnya kemunduran atau
melemahnya suatu hubungan tidak
disadari.
Segala hal, baik yang fisik ataupun
simbolis yang ada dalam hubungan itu
tidak lagi disepakati secara bersama.
Misalnya :
- tujuan, dan
- orientasi dari hubungan menjadi tidak
jelas dan memudar.
 
Jika proses kemunduran mencapai
kondisi seperti di atas, maka
hubungan yang telah terbina ini,
dapat mendekati kehancuran.
Mark knapp : menyampaikan
bahwa hubungan interpersonal
berkembangan dalam lima tahap.
 
 
1. Inisiasi
Suatu tahap dicirikan oleh
sedikitnya pembicaraan.
2. Eksperimen
Suatu tahap dimana para individu
memulai mencari informasi lebih
banyak tentang individu lain.
 
 
3.Intensifikasi
Sama dengan tahap intesifikasi Ruben
4.Integrasi
Tahap yang menumbuhkan perasaan
bersama, individu merasa sebagai
kesatuan, bukan lagi individu yang
berbeda
5.Pertalian atau Ikatan
Suatu tahap dimana indivdu secara
formal meneguhkan hubungan mereka
 
 
 Rakhmat, meringkas
perkembangan hubungan
Interpersonal dalam tiga tahap.
 1. Pembentukan Hubungan Interpersonal
Adalah tahap perkenalan yang lebih fokus pada
proses penyampaian dan penerimaan informasi
dalam pembentukan hubungan.
Informasi yang dicari dan disampaikan
umumnya berkisar mengenai data demografis,
seperti :
1. usia,
2. pekerjaan,
3. tempat tinggal,
4. pendidikan,
5. keadaan keluarga.
 
 
Tahap ini terjadi pembentukan kesan
pertama dari pesan non verbal, kesan
ini dapat menentukan apakah
hubungan interpersonal diperkuat
atau diakhiri.
 
2. Peneguhan Hubungan
Interpersonal
Hubungan interpersonal tidak
bersifat statis, tetapi selalu berubah.
Untuk memelihara dan memperteguh
hubungan interpersonal diperlukan
tindakan-tindakan tertentu untuk
mengembalikan keseimbangan.
Ada empat faktor penting untuk
memelihara keseimbangan
tersebut, yaitu :
‐ Keakraban,
‐ Kontrol,
‐ Respon yang tepat,
‐ Nada emosional yang tepat.
Keakraban :
kecocokan dalam berbagai hal antara
pihak yang berhubungan dapat
menumbuhkan keseimbangan.
Kontrol :
ada yang mengambil keputusan
untuk mengalah jika terjadi
perbedaan pendapat.
Ketepatan Respon :
respon dari seorang individu
harus diikuti respon yang sesuai
oleh individu lainnya. Jika
respon tidak sesuai dapat
menimbulkan keretakan dalam
hubungan interpersonal.
Nada Emosional Yang Tepat :
perlu adanya keserasian suasana
emosional ketika berlangsungnya
komunikasi. Kondisi emosinal yang
berbeda dalam komunikasi
memungkinkan salah seorang dari
mereka mengakhiri komunikasi yang
sedang berlangsung.
Dalam hal ini sebaiknya para
komunikator/komunikan ikut
menanggapi situasi emosional satu
sama lainnya.
3. Pemutusan Hubungan
Interpersonal
Konflik dapat menyebabkan
hubungan interpersonal berakhir,
namun sebaliknya konflik dapat
juga membuat kualitas hubungan
meningkat.
Konflik selalu ada dalam sebuah
hubungan interpesonal.
R.D. Nye :
ada lima sumber konflik, yaitu :
a.Kompetisi
b.Dominasi
c.Kegagalan
d.Provokasi
e.Perbedaan Nilai
a. Kompetisi
Salah satu pihak berusaha
memperoleh sesuatu dengan
mengorbankan orang lain.
b. Dominasi
Salah satu pihak berusaha
mengendalikan pihak lain
sehingga pihak lain merasa
hak-haknya dilanggar.
c. Kegagalan
Masing-masing pihak menyalahkan
yang lain jika tujuan bersama tidak
tercapai.
d. Provokasi
Salah satu pihak terus-menerus
berbuat sesuatu yang ia ketahui
dapat menyinggung perasaan yang
lain.
e. Perbedaan Nilai
Kedua belah pihak tidak sepakat
tentang nilai-nilai yang mereka
anut.
C. POLA-POLA
RELASIONAL
POLA-POLA RELASIONAL
Ketika hubungan tumbuh akan
diikuti berkembangnya pola-pola
komunikasi yang merupakan hasil
aturan yang dikembangkan para
partisipannya. Hal ini sebut
hubungan relasional.
Tidak benar bahwa yang
beranggapan makin sering orang
melakukan komunikasi
interpersonal semakin baik suatu
hubungan, tetapi adalah
bagaimana komunikasi yang
dilakukan. Unsur ini menunjukan
bagaimana pola komunikasi
yang berkembang.
Ruben : menyebutkan ada
empat pola relasional :
1. Suportif dan Defensif
Sikap suportif merupakan sikap
yang mendukung komunikasi
interpersonal, dan sebaliknya
adalah sikap defensif.
Jack R. Gibb : ada enam perilaku
yang menimbulkan yang termasuk
perilaku suportif dan defensif.
a. Sikap Suportif
• Deskripsi :
tidak melakukan penilaian terhadap orang
lain.
• Orientasi Masalah :
mengajak orang lain bersama-sama
menetapkan tujuan dan merancang
bagaimana mencapainya, tanpa
mengarahkan orang lain.
• Spontan :
tidak melakukan strategi dan bertaktik.
• Empati :
menempatkan diri kepada
orang lain dengan pandangan
orang lain itu.
• Persamaan :
memandang orang lain setara.
• Provisionalisme :
kesediaan untuk selalu
meninjau kembali pendapat
kita, tidak dogmatis.
b. Sikap Defensif
• Evaluasi :
Menilai perilaku orang lain.
• Control :
Mengontrol atau mengarahkan
orang lain.
• Strategi :
Merencanakan teknik atau
strategi dalam berhubungan
dengan orang lain.
• Netralitas :
Menjauhkan diri dari perasaan
atau perhatian orang lain
• Superioritas :
Merasa lebih berharga atau
lebih tinggi dari orang lain.
• Certainty :
Bertindak atas pengetahuan,
keyakinan dan persepsi sendiri
tanpa mau mengubahnya.
2. Tergantung (Dependen) dan
Tidak Tergantung (Independen)
Hubungan Dependen,
dicirikan jika salah satu individu
sangat tergantung pada individu
lainnya, misalnya :
‐ Hubungan bayi pada ibunya
‐ Hubungan pasien pada terapisnya
‐ Seseorang pada temannya kerena
tumpangannya
Hubungan Independen,
yang menunjukan hubungan yang
tidak ketergantungan salah satu
individu kepada individu lainnya.
Pada hubungan ini, seorang
individu bebas menyatakan
ketidak-sepakatannya, ketidak-
setujuannya, dan penolakannya
pada individu lainnya.
3. Progresif dan Regresif
Hubungan Progresif adalah
hubungan yang mengarah keiklim
positif atau harmonis.
Hubungan Regresif, hubungan
yang mengarah pada atau
menimbulkan ketidak-puasan atau
ketidak-harmonisan…
4. Self-Fulfiling dan Self-Defeating Prophecies
Harapan kita dapat mempengaruhi suatu
hubungan, dan kita akan berusaha agar harapan itu
terwujud.
Misalnya : anda menginginkan suatu pekerjaan,
akan akan tampil bagus dalam tes wawancara.
Mengapa ? karena anda sungguh-sungguh
menyiapkan diri untuk mendapat pekerjaan itu.
Tapi begitu pula jika anda tidak terlalu
menginginkan pekerjaan itu, anda akan tampil
biasa-biasa saja.
D. FAKTOR-FAKTOR
YANG MEMPENGARUHI
POLA HUBUNGAN
INTERPERSONAL
Ruben :
terbentuknya pola-pola
komunikasi interpersonal
dipengaruhi oleh faktor-
faktor :
1.Tingkat Hubungan dan Konteks
Pola yang berkembang akan berbeda
pada tingkat komunikasi yang satu
dengan yang lain.
Misalnya : jika baru berkenalan (tahap
inisiasi) orang tidak mungkin berlaku
defensif. …
Konteks komunikasi juga berpengaruh,
misalnya orang yang bertemu di mall
akan berbeda prilakunya dengan jika
bertemu ditaman yang sepi atau di
kelas.
2. Kebutuhan Interpesonal dan Gaya
Komunikasi
Kebutuhan seseorang dalam
berhubungan dengan individu lainnya
akan mempengaruhi iklim komunikasi
yang berkembang. Misalnya kebutuhan
kasih sayang atau mengontrol orang lain.
Orang yang membutuhkan kasih
sayang akan mengembangkan sikap
suportif atau berusaha untuk
mengembangkan iklim progresif.
3. Kekuasaan
Kekuasaan yang dimiliki seseorang
juga mempengaruhi pola komunikasi
yang berkembang, misalnya :
‐ hubungan pasien dengan dokternya,
‐ hubungan mahasiswa dengan
dosennya,
‐ hubungan pegawai biasa dengan
direkturnya.
4.Konflik
Kehadiran suatu konflik adalah
bagian dari dinamika komunikasi
manusia.
Konflik yang dapat diselesaikan
dengan baik dapat menyebabkan
suatu hubungan menjadi makin baik.
Tetapi sebaliknya, konflik dapat
mengakibatkan hubungan melemah
atau hancur.
Konflik juga memberi warna pada
pola terjadi. Misalnya :
- terjadinya konflik akan menghasil
ketidak-puasan , dan
- ketidak-harmonisan,
sehingga muncullah iklim regresif.
Sebaliknya konflik yang terselesai
dengan baik memunculkan iklim
progresif.
Rahmat :
faktor-faktor yang dapat
menumbuhkan hubungan
interpersonal :
1. Percaya
2. Sikap Suportif
3. Sikap Terbuka
1. Percaya
Definisi Percaya : adalah
“mengandalkan perilaku
orang untuk mencapai tujuan
yang dikehendaki, yang
pencapaiannya tidak pasti
dan dalam situasi yang penuh
resiko”.
Percaya menimbulkan
pengertian. Jika kepercayaan
hilang, maka perkembangan
interpersonal yang lebih
akrab akan menjadi
terhambat.
Faktor personal yang
mempengaruhi sikap percaya
adalah :
Harga Diri,
harga diri yang positif cenderung
percaya kepada orang lain orang lain.
Karakteristik dan maksud orang
lain, misalnya kita pecaya pada orang
yang punya kemampuan, kita
persepsikan memiliki maksud yang
sama dengan kita dan jujur.
Hubungan kekuasaan,
misalnya rasa percaya kita
tumbuh jika kita memiliki
kekuasaan pada orang lain
Sifat serta kualitas komunikasi,
misalnya percaya pada
komunikasi yang terbuka.
 
Sikap percaya dapat tumbuh melalui
:
Menerima Orang Lain adalah
hubungan dengan orang lain tanpa
berusaha menilai dan mengendalikan
orang lain.
Empati adalah menempatkan diri pada
posisi orang lain sesuai dengan nilai-
nilai dan atribut orang lain tersebut.
Jujur adalah berkomunikasi dengan
terbuka tanpa menyembunyikan
sesuatu atau berpura-pura.
2. Sikap Suportif
Merupakan sikap yang berupaya
mendukung proses komunikasi
interpersonal
3. Sikap Terbuka
memiliki karakteristik :
‐ Menilai pesan secara obyektif.
‐ Mampu membedakan dengan
mudah, dapat melihat nuansa.
‐ Berorientasi pada pesan, bukan
pada sumber.
Mencari informasi dari berbagai
sumber Lebih bersifat
provisional dan bersedia
mengubah kepercayaannya.
Mencari pengertian pesan yang
tidak sesuai dengan rangkaian
kepercayaan.

Anda mungkin juga menyukai