Anda di halaman 1dari 8

Interpersonal Relationship

Stages, Theories & Communication

Penelitian menunjukkan bahwa salah satu hal penting yang membuat orang bahagia adalah
hubungan dekat dengan orang lain.

Inilah keuntungan dari komunikasi/hubungan interpersonal:

1. Salah satu keuntungan hubungan adalah mengurangi kesepian. Orang lain membuat kita
merasa bahwa ada yang peduli, ada yang menyukai kita, melindungi kita dan sungguh-
sungguh mengasihi kita
2. Melalui komunikasi dengan orang lain kita mempelajari tentang diri kita sendiri dari
perspektif yang berbeda dan dari berbagai posisi atau peran yang berada. Hubungan yang
sehat meningkatkan harga diri kita.
3. Penelitian menunjukkan bahwa hubungan interpersonal mempengaruhi kesehatan fisik dan
emosi secara signifikan, dan kebahagiaan pribadi. Tanpa hubungan interpersonal seseorang
lebih mudah depresi dan mengakibatkan sakit fisik seperti darah tinggi, obesitas, merokok
dan kurang berolahraga.
4. Memiliki hubungan dekat dengan orang lain membuat kita merasa lebih senang karena bisa
berbagi kesenangan dengan orang lain, dan mengurangi penderitaan karena memiliki
teman berbagi kesusahan.
5. Tumbuhan adalah heliotropik yang berorientasi pada cahaya, manusia adalah stimulotropic
yakni berorientasi pada berbagai stimuli. Komunikasi dengan manusia lain adalah cara
terbaik untuk mendapatkan stimuli terhadap kecerdasan, fisik, emosi.

Hal-hal ini dilihat sebagai kerugian dari komunikasi/hubungan interpersonal

6. Hubungan yang dekat menekan kita untuk membuka diri, termasuk kelemahan. Kadang-
kadang ini bisa jadi bumerang ketika hubungan memburuk dan kelemahan kita digunakan
sebagai senjata untuk menyerang kita

7. hubungan dekat membuat kita jadi memiliki kewajiban terhadap orang lain, kadang-kadang
kewajiban yang berat. Waktu kita seringkali tidak lagi milik kita sendiri. Dan meski di awalnya
kita memulai hubungan untuk menghabiskan waktu dengan orang-orang tersebut, kadang-
kadang kita harus mendedikasikan waktu dan uang yang mungkin membuat kita tidak senang.

8. Hubungan dekat bisa membuat kita mengabaikan hubungan kita dengan yang lain. Kita
mungkin senang berhubungan dengan seseorang, tapi partner kita tidak menyukainya.

9. Semakin dekat hubungan, semakin susah secara emosional untuk berpisah. Ketika
hubungan memburuk, kita mungkin jadi stress atau depresi.

10. Dan tentu saja, partner kita bisa menyakiti hati kita, meninggalkan kita dan melupakan
semua sumpah dan janji. Seberapa jauh kita tersakiti tergantung dari seberapa peduli dan perlu
kita pada partner.

TAHAPAN HUBUNGAN

1. Contact
Pada awal hubungan ini terjadi perceptual contact, kita melihat, mendengar, membaca pesan
tentang, melihat foto orang yang kemudian akan terlibat dalam KIP. Ini kemudian berlanjut
menjadi interactional contact, di mana kita saling berbagi mengenai informasi dasar kita seperti
nama dll. Inilah yang disebut sebagai first impression.

2. Involvement
Pada fase involvement, perasaan memiliki hubungan sudah mulai terbentuk. Kita belajar lebih
jauh tentang orang tersebut. Kita mulai menguji, benarkah pandangan kita di awal, first
impression, itu benar atau tidak. Kita mulai bertanya: di mana kerjamu, apa jurusanmu? Ketika
kita ingin membangun hubungan lebih jauh, pada tahap ini, kita sudah mulai membuka diri, dan
menunjukkan minat kita meneruskan hubungan, seperti flirting, menunjukkan kemenarikan diri.

3. Intimacy
Pada tahap intimacy, kita berkomitmen lebih jauh lagi terhadap orang tersebut, dan
membangun hubungan di mana orang ini menjadi sahabat atau pacar. Kuantitas dan kualitas
hubungan interpersonal meningkat di sini, kita bicara lebih jauh tentang hubungan, dan mungkin
saling share jaringan sosial. Dalam tahap ini, ada dua fase: yang pertama interpersonal
commitment phase, di mana mereka saling berkomitmen secara pribadi. Yang kedua adalah
social bonding, di mana komitmen disampaikan pada publik, seperti pada orang tua atau teman,
atau bahkan publik yang lebih besar.

4. Deterioration

Tahapan deteriorasi ini ditandai dengan melemahnya ikatan pertemanan atau hubungan
romantis. Fase pertama pada tahap ini adalah intrapersonal dissatisfaction: kita mulai
merasakan ketidakpuasan pribadi terhadap interaksi dan mulai melihat kelanjutan hubungan
dengan negatif. Kalau ketidakpuasan ini berlanjut, kita masuk ke fase kedua yang disebut
interpersonal deterioration: kita mulai menarik diri dan makin menjauh, lebih sedikit
menghabiskan waktu bersama-sama. Ketika sedang bersama-sama, lebih banyak diam yang
canggung, lebih sedikit disclosure, sentuhan yang berkurang dan mengurangnya kedekatan
psikologis. Konflik terjadi lebih sering, dan menyelesaikan konflik jadi lebih susah. Dalam social
network, frekuensi komentar, pokes, dan like mungkin berkurang.

5. Repair
Kadang, pasangan atau orang yang dalam hubungan yang menurun kemudian berusaha
memperbaiki hubungn dan masuk dalam repair stage. Sementara yang lain langsung masuk ke
tahap dissolution.
Pada fase pertama tahap ini, kita mulai menganalisis apa yang salah dan mempertimbangkan
bagaimana menyelesaikan masalah. Bila kita memutuskan untuk meneruskan hubungan, kita
mulai membahas dengan partner dalam fase interpersonal repair phase tentang masalah dalam
hubungan, perubahan yang kita inginkan dan apa yang kita akan lakukan dan apa yang kita
ingin partner lakukan. Dalam tahap ini terjadi negosiasi. Bisa saja kemudian mencari saran dari
teman, keluarga atau konseling ke profesional.

6. Dissolution
Pada tahap relationship dissolution, terjadi pemutusan hubungan. Biasanya terjadi dalam
bentuk interpersonal separation, di mana kita pindah ke apartemen yang berbeda dan tinggal
terpisah satu sama lain. Kalau perpisahan ini bisa diterima dan hubungan awal tidak membaik,
maka masuk ke fase social atau public separation. Kalau dalam pernikahan, fase ini adalah
perceraian. Kalau di media sosial, kita blok orang tersebut, atau dihapus dari pertemanan.
Dalam budaya seperti Cina, yang menekankan keberlanjutan generasi, interpersonal
relationship dilihat sebagai sesuatu yang lebih permanen. Orang yang memiliki hubungan
dalam jangka waktu panjang dihargai, dan orang yang memutuskan hubungan cenderung
“dihukum”. Di Amerika, di mana hubungan dilihat sebagai sesuatu yang temporer, hubungan
jangka panjang atau pun putusnya hubungan tidak terlalu dilihat signifikan.

MOVEMENT AMONG THE STAGES

Stage movement. Hubungan tidaklah statis, tapi bersifat dinamis, kita berpindah dari satu
tahapan ke tahapan lain sebagai hasil dari interaksi interpersonal. Ada tiga jenis pergerakan
hubungan yang mungkin terjadi:

Enam tahapan hubungan yang disebut di atas bergerak dengan tiga cara:

a. The exit arrows. Menunjukkan bahwa di tiap tahap selalu ada kesempatan untuk exit atau
berhenti berhubungan. Baru mengatakan hello, bisa langsung “goodbye” dan tidak
berhubungan lagi.
b. The vertical arrows. Ini adalah pergerakan hubungan mengikuti tahapan tahapan 6 tadi, bisa
jadi lebih intensif hubungannya atau makin memburuk.
c. the self-reflexive arrows. Hubungan yang stabil pada titik tertentu, misalnya pada level intim
tanpa jadi lebih buruk. Bisa juga hubungan hanya stabil di tahap involvement dan tidak
bergerak lebih baik atau lebih buruk.

Turning points

Turning point adalah kejadian penting dalam hubungan yang berpengaruh besar terhadap
hubungan tersebut. Misalnya, hubungan yang naik bertahap secara perlahan, bisa tiba-tiba jadi
intensif setelah kencan pertama atau ciuman pertama. Turning point ini bisa jadi positif, atau
bisa jadi negatif. Misalnya, ketika pertama kali mengetahui bahwa partner tidak jujur, atau
selingkuh, hubungan bisa jadi memburuk.

The relationship license

Relationship license adalah izin untuk melanggar aturan-aturan normal dalam hubungan. Ketika
hubungan makin dekat, dan mendekati tahapan intim, kita memiliki “izin” untuk melakukan hal-
hal yang tidak boleh kita lakukan di awal hubungan. Izin ini makin meluas ketika hubungan
bertambah dekat dan makin terbatas ketika hubungan makin menjauh. Contohnya, orang yang
berteman dekat atau pacaran, bisa mencicipi makanan dari piring partnernya ketika di restoran,
atau memperbaiki posisi baju partnernya. Hal-hal ini tidak lazim dilakukan pada tahap awal
hubungan, tapi dimungkinkan ketika hubungan lebih akrab.
Di dalam hubungan, license ini ada yang timbal balik ada juga yang tidak. Contoh yang tidak
timbal balik, dalam pernikahan misalnya, laki-laki misalnya diizinkan untuk pulang jam berapa
saja sementara perempuan tidak.

RELATIONSHIP THEORIES

1. Attraction theory
Orang menjalin hubungan atas dasar ketertarikan. Ada lima faktor utama yang umumnya
membuat orang tertarik pada seseorang:

a. Similarity. Bila kita bisa menggambarkan pasangan kita, berdasarkan pada prinsip
similarity (kesamaan) pasangan kita terlihat, bertindak dan berpikir sangat mirip dengan
kita. Biasanya orang yang sama kebangsaan, ras, kemampuan, karakteristik fisik,
kepandaian dan sikap. Kadang orang tertarik pada yang berlawanan, pola yang disebut
sebagai complimentary. Orang yang dominan misalnya, tertarik pada orang yang submisif.

b. Proximity. Orang yang menarik untuk kita biasanya adalah orang yang tinggal atau bekerja
dekat dengan kita. Orang yang menjadi teman adalah orang yang memiliki kesempatan
paling besar untuk berinteraksi satu sama lain. Kedekatan penting dalam tahap awal
hubungan.
c. Reinforcement. Kita tertarik pada orang yang memberikan penghargaan atau menguatkan
kita, misalnya dengan memuji atau memberikan hadiah yang mahal. Sebaliknya kita juga
menyukai orang yang kita hargai, menyukai orang yang kita bantu. Misalnya orang yang kita
belikan hadiah.
d. Physical attractiveness and personality. Orang menyukai orang yang memiliki
penampilan fisik menarik dibandingkan yang kurang menarik. Meski tiap budaya memiliki
definisi berbeda tentang orang yang menarik. Riset menunjukkan bahwa ada karakter wajah
tertentu yang dinilai menarik secara umum. Sebagai tambahan, kita juga cenderung
menyukai orang yang memiliki kepribadian menarik dibandingkan yang kepribadiannya tidak
menarik.
e. Social economic and educational status. Laki-laki lebih menyukai karakter fisik
perempuan dibandingkan status sosial ekonomi. Riset menunjukkan perempuan menggoda
orang lain di internet dengan menonjolkan ketertarikan fisik, sementara laki-laki
menekankan pada status sosial ekonomi mereka. Namun demikian, laki-laki ternyata juga
mempertimbangkan status sosial ekonomi perempuan ketika hendak memutuskan menjalin
hubungan romantis — ketika perempuan lebih tertarik karena status ekonomi laki-laki yang
lebih tinggi, laki-laki sebaliknya lebih menyukai menjalin hubungan dengan perempuan yang
status sosial ekonominya lebih rendah. Laki-laki juga menilai perempuan yang memiliki
pendidikan yang lebih tinggi kurang disukai dan kurang setia.
f. Reciprocity of liking. Kita tertarik sama seseorang yang kita pikir tertarik juga sama kita,
dan tidak dengan orang yang tidak menyukai kita.

2. Relationship rules theory


Asumsi umum dari teori ini adalah hubungan — baik pertemanan maupun cinta — dibangun
karena adanya aturan-aturan tertentu. Ketika aturan dilanggar, hubungan memburuk atau
bahkan terhenti.

a. Friendship rule. Pertemanan dipelihara oleh aturan-aturan. Ketika aturan ditaati,


pertemanan kuat dan memuaskan. Ketika aturan dilanggar, pertemanan memburuk dan
bisa berhenti. Contoh aturan-aturanini seperti: saling bercerita tentang kesuksesan,
menunjukkan dukungan emosional bagi teman, menawarkan bantuan bagi teman yang
membutuhkan dan berusaha membuat teman bahagia ketika sedang bersama-sama.
Sebaliknya, pertemanan jadi tidak baik ketika salah satu atau kedua pihak intoleran, tidak
menunjukkan dukungan dan kerpcayaan pada partner. Strategi untuk memelihara
pertemanan karenanya bergantung pada pengetahuan kita tentang aturan dalam hubungan
dan kemampuan untuk menerapkan keahlian interpersonal.
b. Romantic rules. Penelitian lain menunjukkan aturan dalam hubungan romantis. Namun
aturan ini berbeda-beda di tiap budaya. Misalnya ada aturan yang berbeda tentang
hubungan seks di Cina dan Amerika. Menurut Baxter ada 8 aturan hubungan romantis: 1)
menyadari bahwa seseorang memiliki kehidupan di luar hubungan 2. Menunjukkan sikap
yang sama dan ketertarikan 3. Menguatkan self esteem partner 4. Jujur: terbuka dan tulus
5. Setia satu sama lain 6. Menghabiskan waktu bersama 7. Obtain rewards commensurate
with your investment comparet to the other party 8. Mengalami inexplicable magic ketika
sedang bersama sama.

c. Family rules. Aturan dalam keluarga terkait 3 isu dalam KIP: Apa yang bisa dibicarakan,
bagaimana membicarakan tentang sesuatu, pada siap kita bisa berbicara. Tiap keluarga
mengajarkan aturan dalam berkomunikasi. Kadang ada yang eksplisit seperti jangan pernah
menentang keluarga di hadapan orang luar. Atau tidak membicarakan keuangan dengan
orang di luar keluarga. Ada juga aturan yang tidak eksplisit, seperti masalah keuangan
dibahas secara rahasia. Sama dengan aturan pertemanan dan hubungan romantis, family
rules mengatur sikap seperti apa yang diterima dan yang tidak diterima. Aturan dalam
keluarga ini sangat dipengaruhi oleh budaya.

d. Work place. Aturan juga menentukan bagaimana hubungan di tempat kerja. Aturan ini
biasanya adalah bagian dari budaya perusahaan yang harus dipelajari pekerja dengan
mempelajari pekerja lainnya. Aturan-aturan tersebut antara lain: kerja keras, bekerja sama
dalam tim, tidak membongkar kebijakan perusahaan pada saingan, tidak pacaran dengan
rekan kerja, menghindari pelecehan seksual, sopan pada pekerja lain dan pelanggan.

3. Relationship dialectics theory


Orang yang terlibat dalam hubungan mengalami ketegangan internal karena motif dan
keinginan seringkali membawa orang itu ke arah yang berlawanan. Ini ada tiga jenis

a. The tension between closedness and openness, terkait konflik diri tentang keinginan untuk
memiliki hubungan yang tertutup dan eksklusif dan keinginan untuk membuat orang lain
tahu tentang hubungan kita.
b. The tension between autonomy and connection. Orang ingin tetap bebas, tapi pada saat
yang sama juga ingin menjalin hubungan dengan orang lain.
c. The tension between novelty and predictability. Pertentangan keinginan diri antara ingin
memiliki hubungan yang terus diperbarui, merasakan pengalaman dan petualangan yang
berbeda dengan keinginan untuk stabilitas dan keadaan yang bisa diprediksi.

Dalam hubungan orang bisa memiliki ekspektasi yang berbeda. Satu mungkin ingin merasakan
hubungan yang eksklusif, yang lain ingin keterbukaan.

Ketika ada ketegangan dalam hubungan, ada tiga cara untuk menyelesaikannya. Yang pertama
menerima ketidakseimbangan sebagai bagian dari hubungan yang penuh komitmen. Yang
kedua, kita bisa keluar dari hubungan. Contohnya, seseorang merasa kemerdekaannya
terampas setelah berhubungan, orang itu mungkin memilih untuk mengakhiri hubungan. Yang
ketika adalah rebalance your life, atau menyeimbangkan diri. Misalknya ketika kita berpikir
hubungan menjadi lebih mudah ditebak, kita mungkin ingin mencari cara untuk memuaskan
keinginan untuk kebaruan di tempat lain. Misalkan dengan berlibur di pesawat eksotik, atau
dengan partner yang berbeda.
4. Social penetration theory. Ini bukan teori tentang mengapa hubungan berkembang, tapi
apa yang terjadi ketika hubungan berkembang. The breadth of relationship menunjukkan
keluasan topik bahasan, sementara depth of relationship terkait dengan tingkatan sejauh
mana kita menembus kepribadian terdalam dari individu lain. (lihat ilustrasi halaman 243).
Semakin hubungan mendekat, semakin luas topik pembciaraan dan semakin dalam juga
pembahasannya. Sebaliknya ketika depenetration, hubungan memburuk, kita berusaha
membahas topik yang lebih sedikit dan tidak terlalu mendalam.

5. Social exchange theory


Teori ini menyatakan kita mengembangkan hubungan yang memungkinkan kita untuk
memaksimalkan keuntungan atau lebih banyak yang didapat daripada yang dikorbankan. Teori
ini berasal dari model ekonomi tentang keuntungan, yakni Profits = Rewards - Cost.

Rewards adalah sesuatu yang mendorong kita mengeluarkan ongkos/pengorbanan untuk


memperolehnya.
Riset menemukan enam rewards yang didapat dari hubungan asmara: uang, status, cinta,
informasi, barang, dan jasa.

Cost adalah hal yang biasanya kita hindari, dianggap tak menyenangkan, atau sulit. Misalnya
menonton acara yang membosankan tapi disukai pasangan kita atau memberi pertolongan
kepada orang yang tak kita sukai.

Profit adalah hasil yang didapat setelah rewards dikurangi cost

Comparison level
Dalam hubungan seseorang membandingkan antara hubungan yang dijalani dengan ekspektasi
akan rewards dan profit yang seharusnya didapat. Jika rewards yang didapat lebih besar dari
pembanding itu maka kita puas dengan hubungan yang dijalani.

Perbandingan juga dilakukan antara hubungan yang dijalani dengan profit yang bisa didapat
dari hubungan alternatif. Jika rewards dari hubungan alternatif lebih tinggi, maka kita cenderung
beralih ke sana.

6. Equity theory

Teori yang didasarkan pada gagasan transaksi sosial ini menyatakan kita cenderung
mengembangkan hubungan di mana proporsi reward dan cost yang kita dapat setara dengan
yang ada pada pasangan.

Jika satu pihak berusaha lebih keras, maka dia akan berharap reward yang lebih besar dan
baru berasa hubungan itu seimbang.

Ketidakseimbangan adalah jika satu pihak berusaha lebih keras dalam hubungan tapi dirasa
pasangan yang justru lebih banyak mendapat rewards.

Ketidakseimbangan juga terjadi jika kedua pihak sama keras usahanya, tapi satu pihak terasa
mendapat lebih banyak rewards.
Riset menyatakan jika kita merasa kurang diuntungkan maka akan merasa kecewa, tapi jika
lebih diuntungkan bisa merasa bersalah, tapi kadang rasa bersalah itu mudah dilupakan karena
besarnya keuntungan yang dirasakan.

Teori ini menyatakan kita cenderung mempertahankan, mengembangkan, dan puas dengan
hubungan yang dirasa masing-masing pihak mendapat imbalan (rewards) yang seimbang.
Semakin tak seimbang, semakin mengecewakan, kian tinggi kemungkinan hubungan berakhir.

Misal jika suami-istri sama-sama kerja keras dan hidup sejahtera tapi istri ada pekerjaan
tambahan harus mengurus rumah atau anak maka muncul perasaan tidak seimbang tadi.

7. Politeness theory

Teori kesantunan menyatakan, dua orang akan mengembangkan hubungan jika masing-masing
menghormati, berkontribusi, dan memahami kebutuhan positive dan negative face
pasangannya. Hubungan akan memburuk jika kebutuhan itu tak dipenuhi.

Positive face: pujian, sanjungan, dan sikap positif


Negative face: kebutuhan akan otonomi (bebas mengontrol perilaku diri dan tak diwajibkan
menjalankan sesuatu).

Dalam komunikasi penghargaan terhadap negative face berarti seseorang cukup minta izin
tanpa harus menuntutnya agar diberikan, pesan yang menunjukkan waktu seseorang itu
berharga dan dan dihormati.

Hubungan didasarkan pada kesepakatan soal aturan kesantunan dan jika itu dijalankan maka
hubungan akan dipertahankan. Hubungan akan memburuk jika aturan itu dibengkokkan, terlalu
sering dilanggar, atau diabaikan sama sekali.

Perbaikan hubungan berisi pemberlakukan ulang atau pengaturan ulang kesepakatan tentang
kesantunan.

Tapi kesantunan ini hanya bagian dari hubungan karena tidak menjelaskan kenapa ada yang
bertahan dalam hubungan yang tidak mememuaskan atau penuh kekerasan.

Kelemahan teori ini adalah kesantunan yang dibutuhkan seseorang sangatlah sulit dimengerti.
Apa yang dianggao santun bagi seseorang bisa jadi kasar atau tidak peka buat yang lain.

Aturan soal kesantunan ini lebih lentur jika hubungan sudah berjalan lama atau lebih intim
sehingga bisa dilanggar. Tapi ini sebenarnya tidak sepenuhnya tepat karena kebutuhan positive
dan negative face tidak hilang.

Jika orang dalam hubungan mengeluh dan merasa tidak dihargai atau tak lagi merasa bernilai
atau merasa hubungan tak lagi romantis, maka yang sedang dibicarakan adalah soal
kesantunan tadi.

Tapi itu juga menunjukkan cara memperbaiki hubungan dengan memenuhi kebutuhan tadi.
Setiap hubungan memang unik, tapi ada karakteristik yang mirip sehingga teori-teori ini
mengenali pola yang umum dan memberi tahu alasan kita mengembangkan hubungan, cara
agar hubungan berhasil, cara mempertahankan hubungan, dan menjelaskan kenapa ada
hubungan yang memuaskan dan ada yang tidak.

Anda mungkin juga menyukai