Anda di halaman 1dari 11

ATRAKSI INTERPERSONAL

Mengapa seseorang tertarik kepada individu lainnya dan mengem-


bangkan komunikasi dengannya…? Hal ini kerena adanya apa yg
disebut atraksi interpersonal.
Atraksi Interpesonal adalah :
- Rasa suka terhadap orang lain
- Sikap positif seseorang
- Daya tarik seseorang
Semakin tertarik kita kepada seseorang makin besar kecenderungan
kita untuk berkomunikasi dengannya.
Proses umum Atraksi Interpersonal tersebut adalah :
- Afiliasi
- Daya Tarik (atraksi)
- Atraksi Interpersonal dan Komunikasi
A. AFILIASI
Manusia adalah makhluk social, yg memiliki kecenderungan untuk
berkumpul dan bepergian dalam suatu rombongan. Untuk itu
kebanyakan waktunya dihabiskan bersama orang lain dan terlibat
dalam beberapa masalah.
Dorongan untuk ber afiliasi (berteman, berkumpul dengan orang
lain) itu sendiri sebagian disebabkan oleh factor biologis, yaitu
bahwa manusia memang tergolong jenis yg membutuhkan kawan
(Wright, 1986). Sebagaimana juga halnya dengan jenis hewan
primate lainnya seperti simpanse dank era (De Waal, 1989). Namun
perbedaannya dari hewan primate dorongan beryemu pada
manusia disebabkan juga oleh berbagai factor lain sehingga
terdapat perbedaan dalam hal yg satu ini (Sarwono, 1997).
Alasan-Alasan Untuk Berafiliasi
Setidaknya ada tiga alas an penting mengapa manusia berafiliasi :
1. Alasan utama manusia betrafiliasi adalah untuk mendapatkan
imbalan social (social rewards), misalnya berupa penghargaan
atau nimbalan secara fisik. Kita mengantre di bioskop atau kita
berada dalam kerumunan orang dalam sebuah restoran.
Meskipun kehadiran banyak orang membuat kita tidak nyaman,
tetapi kehadiran kita ditempat tersebut akan mendapatkan
imbalan social. Yaitu berupa “kebenaran” karena kita berada
ditempat yang tepat sesuai dengan keinginan kita, karena film
yang akan ditonoton sangat bagus atau makanan direstoran itu
sangat enak.

2. Alasan lainnya adalah untuk “Mengurangi Rasa Takut”. Beberapa


penelitian menyatakan :
a. Seseorang yang sedang sengsara atau sedang mengalami
penderitaan sangat membutuhkan kawan.
b. Orang-orang yang menderita atau menyangka akan menderita
selalu mencari kesempatan untuk menlakukan afiliasi.
c. Rasa takut meningkatkan keinginan untuk berafiliasi. Dengan
adanya orang lain kita dapat menanyakan hal yang kita alami
atau mengalihkan kita dari kehawatiran. Hipotesis Pengalihan
secara tidak langsung menyatakan bahwa kepada siapapun
yang menunjukan kepedulian akan membantu ketika kita
mencari afiliasi, terlepas apakah dari orang bernasib sama
ataupun atau memiliki kepentingan yang sama.
3. Untuk mendukung suatu hal yang kita percayai, kita
menbandingkannya dengan orang lain agar mendapatkan
validasi. Inilah Pembandingan Sosial, salah satu alasan yang kuat
untuk melakukan afiliasi. Misalnya kita berada pada
ketidakpastian, kita termotivasi untuk memvalidasinya dengan
mendapatkan pengsahan secara social atas kesimpulan yang kita
miliki.
Vaiasi-Variasi Dalam Afiliasi
Tidak semua orang mempunyai kebutuhan yang sama akan afiliasi,
baiksecara umum ataupun secara khusus. Berikut adalah hal-hal
yang berkaitan dengan kebutuhan afiliasi.
1. Urutan kelahiran
Factor urutan kelahiran seseorang dalam keluarganya mungkin
berhubungan dengan afiliasi. Penelitian mengatakan bahwa anak
pertama lebih mudah untuk berafiliasi ketika ketakutan, diban-
dingkan dengan anak yang lahir berikutnya meskipun ketika
mereka dewasa.
Penelitian juga menjelaskan dampak urutan kelahiran ini adalah
bahwa anak pertama merupakan anak “Percobaan” kedua orang
tuanya. Maka anak pertama ini mendapatkan kasih sayang yang
lebih. Sedangkan anak yang lahir selanjutnya dirawat secara
biasa. Oleh karena itu anak yang lahir lebih dahulu belajar
mencari kenyamanan dari orang lain, sementara anak kedua dan
seterusnya membangun sendiri kemampuan untuk mendapat-
kan kenyamanan.
2. Informasi
Nilai suatu informasi mempengaruhi pilihan kita dalam
melakukan afiliasi. Jika suatu kondisi ketidakpastian memotivasi
kita untuk berafiliasi dengan orang lain. Kita akan memilih orang-
orang yang kita harapkan dapat memberikan informasi yang baik.
Menurut penelitian, orang lebih suka berhubungan dengan orang
kelihatan jujur dan akurat meskipun informasi yang mereka miliki
itu kritis atau tidak menyenangkan.
Pengaruh informasi terhadap afiliasi ini menimbulkan temuan
baru dalam penelitian ketertarikan, “pilihan untuk berhubungan
dengan individu tertentu dipengaruhi oleh kualitas yang dimiliki
individu tersebut.
3. Attachmen
Pada tahun-tahun pertama bayi cenderung membentuk suatu
attachment , keinginan kuat adanya kontak fisik dan akses social
terhadap pemberia kasih sayang yang utama, seperti ibu.
Kebersamaan ini mungkin menjadi dasar bagi seseorang dalan
berafiliasi dan pola hubungan yang akan dibentuk nanti.
B.DAYA TARIK (ATRAKSI)
Afiliasi menyediakan imbalan social. Tetapi kebanyakan kita
membentuk pilihan untuk bersama dengan individu dengan
spesifikasi tertentu.pilihan tersebut bagi hubungan social
mengindifikasikan adanya daya tarik (atraksi personal) bukan hanya
keinginan untuk afiliasi.

1. Model Daya Tarik


Daya tarik (atraksi) tidak memiliki satu sebab, tetapi merupakan
respon yang timbul dari berbagai alasan. Menurut Weber, ada
dua model atraksi yang berdasarkan pada kekuatan imbalan, dan
satu lagi menawarkan proses dimana imbalan bias dievaluasi.
a. Model Imbalan Homans
Setiap atraksi yang kita lakukan ada pengorbanannya. Bahkan
dalam transaksi bisnis kecilpun kita butuh waktu dan biaya.
Dalam transaksi bisnis misalnya, kita mempertimbangkan
besarnya pengorbanan seperti halnya kemungkinan keuntung-
an yang didapat dalam hal memilih barang, tempat untuk
berbisnis dan orang yang diajak berbisnis.
Menurut George Homans ; manusia lebih tertarik pada hal-hal
yang menjanjikan dalam hubungannya, adanya imbalan atau
keuntungan atau lebih besar dari pengorbanan. Dalam sebuah
intraksi, kita akan tertarik pada orang tertentu apabila imbalan
yang akan didapat lebih besar dari pengorbanan yang akan
kita berikan.
b. Hukum Ketertarikan Byrne
Don Byrne mengembangkan model serupa dengan prinsip
Imbalan Homans. Menurut Hukum Ketertarikan Byrne, sema-
kin kuat usaha-usaha yang dilakukan untuk mendapatkan im-
balan dari seseorang maka kita akan semakin tertarik. Dengan
penekanan pada pengusahaan disbanding imbalan secara
tertentu, model ini mengarakteristikkan sebagai suatu proses.
Oleh karenanya atraksi interpersonal bukan seperti magnet
yang terjadi antara dua orang. Melainkan pengalaman yang
berubah dan terjadi terus menerus, tergantung bagaimana
dua orang tersebut berinteraksi
Hukum ketertarikan ini mengidentifikadsi beberapa hal
penting dalam pengusahaan tersebut, yaitu kesamaan,
evaluasi positif, dan kompatibilitas. Kesemuanya itu merupa-
kan faktor dalam memperbesar daya tarik.
c. Model Tahapan Mursteins
Menurut Mursteins, elemen yang berbeda penting untuk
tahapan yang berbeda pula dalam atraksi interpersonal.
1) Pada Tahap Stimulus, kontak pertama dengan orang lain
lebih menekankan pada hal-hal yang eksternal sebagai hal
yang penting. Anda mungkin pertama kali akan lebih
tertarik pada orang yang sama dengan anda dalam hal
usia, latar belakang sosial dan tingkat ketertarikan.

2) Pada tahap kedua adalah Tahap Nilai. Disini akan menge-


tahui apakah sikap dan nilai yang anda miliki sama
dengannya. Seperti agama atau gagasan politik. Jika tidak
sesuai dengan apa yang anda miliki maka anda akan
merasa kurang senang bersama dengan orang itu.

3) Terakhir, Tahapan Peran. Hal yang penting apakah anda


dan dia dapat membangun peran yang kompatibel, saling
mengisi, yaitu suatu cara untuk berhubungan satu sama
lain. Misalnya, apabila dalam mengambil keputusan anda
terbiasa dominan maka apabila orang orang tersebut
sama dominannya dengan anda maka akan terjadi
kompetisi. Oleh karenanya anda lebih menyukai orang
yang membiarkan anda mengambil peran dominan itu.
2. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Atraksi Interpersonal
Hal-hal yang dapat menentukan ketertarikan (atraksi) dapat
dibedakan menjadi personal dan situasional. J. Rakhmat,
mengidenfikasikan factor-faktor tersebut :

a. Factor Personal
1) Kesama Karakteristik Personal
Kesamaan karakteristik personal ditandai dengan kesa-
maan dalam nila-nilai, sikap, keyakinan, tingkat/status
sosial ekonomi, agama dan ediologi.
Mereka yang memiliki kesamaan dalam hal-hal tersebut di
atas cenderung menyukai satu sama lain.
Menurut teori Cognitif Consistency dari Fritz Heider,
manusia selalu berusaha mencapai konsistensi dalam sikap
dan perilaku. Kita ingin memiliki sikap yang sama dengan
orang yang kita sukai, supaya seluruh unsur kognitif kita
konsisten.
Persepsi tentang adanya kesamaan mendatangkan gan-
jaran atau imbalan (reward), sedangkan perbedaan cen-
derung tidak menyenangkan dan membuat tidak nyaman.
Kesamaan sikap orang lain dengan orang lain mem-
perteguh kemampuan dalam menafsirkan realitas social.
Kesamaan dengan orang lain membuat kita lebih percaya
diri dan pada gilirannya meningkatkan self-esteem (harga
diri) kita.
Asas kesamaan bukan satu-satunya penentu dalam keter-
tarikan kita pada orang lain.
Atraksi interpersonal pada akhirnya merupakan gabungan
dari efek keseluruhan interaksi diantara individu.
Meskipun demikian, bagi komunikator, lebih tepat memulai
komunikasi dengan mencari kesamaan di antara semua
peserta komunikasi

2) Tekanan Emosional
Disaat seseorang yang sedang di bawah tekanan emosi-
onal, seperti takut, cemas dan stress, akan menginginkan
kehadiran orang lain. Pada kondisi ini kecenderung untuk
menyukai orang lain akan lebih besar. Misalnya orang yang
sedang ditimpa musibah kebakaran atau kematian akan
merasa lebih senang jika didatangi dan ditemani para
kerabat dan teman-teman.

3) Harga Diri Yang Rendah


Sebuah studi menunjukan, apabila harga diri seseorang
direndahkan maka hasrat afiliasi menjadi bertambah.
Dengan kata lain, orang rendah diri cendrung mudah
menyukai orang lain. Misalnya, orang yang merasa
penampilannya fisik tidak menarik atau kurang cantik, akan
mudah menerima persahabatab dengan orang lain.

4) Isolasi Sosial
Manusia adalah makhluk sosial, hal ini yang tidak mungkin
manusia tahan hidup terasing dalam waktu yang lama.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa tingkat isolasi
sosial sangat besar pengaruhnya terhadap kesukaan kita
pada orang lain. Bagi mereka yang terisolasi, misalnya
narapidana, petugas di hutan-balantara, dan orang tinggal
di daerah terpencil, kehadiran orang lain mendatangkan
kebahagiaan. Dalam kondisi terasing, kecenderungan
individu untuk menyenangi orang akan bertambah.

b. Factor Situasional
1) Daya Tarik Fisik
Pepatah bilang, jangan menilai buku dari sampulnya. Akan
tetapi, kebanyakan kita, ketertarikan lebih kuat dipenga-
ruhi oleh daya tarik fisik seseorang.
Beberapa penelitian menunjukan bahwa daya tarik fisik
seseorang sering menjadi penyebab utama atraksi
interpersonal. Beberapa penelitian bahwa kecantikan dan
ketampanan diasosiasikan dengan baik hati, cerdas, pandai
bergaul, sukses mandiri dan dapat menyusaikan diri.
Sementara yang jelek diasosiasikan dengan sifat yang
sebaliknya.
Beberapa penelitian juag menunjukan abhwa orang-orang
yang cantik dan tampan umunya lebih efektif dalam
mempengaruhi pendapat orang dan biasa diperlakukan
lebih sopan. Bahkan bayipun lebih suka kepada orang
dewasa yang menarik dari pada yang jelek (Langlois
Roggman & Reiser-Danner, 1990)

2) Ganjaran
Kita menyenangi orang yang member ganjaran kepada kita.
Ganjaran dapat berupa bantuan, dukungan moral, pujian
atau hal-hal yang dapat meningkatkan harga diri kita.

3) Familiarity
Konsep ini artinya adalahhal-hal yang sering kita lihat atau
mudah dikenal dengan baik. Jika sering berjumpa dengan
seseorang, biasanya kita akan menyukainya. Familiriaty
terbentuknya dari sering sesuatu terjadi. Penelitian
menunjukan bahwa keakraban dapat meningkatkan
ketertarikan.

4) Kedekatan
Konsep ini erat kaitannya denga familiarity. Hubungan kita
dengan orang lain tergantung seberapa dekat orang
tersebut dengan kita.
Weber (1992) bahwa kedekatan merujuk pada hal-hal yang
terasa dekat. Baik jarak maupun emosional. Semakin tinggi
tingkat kedekan seseorang dengan orang lain, semakin
besar pula ketertarikan antara mereka.
Kedekatan fungsional akan dipengaruhi kondisi atau
keadaan arsitektural tempat kita berada. Misalnya kita
tinggal ditempat yang sering dikunjungi dan membuat kita
seing bertemu orang banyak. Hal mengakibatkan kita
menjadi populer sekaligus meningkatkan ketertarikan orang
lain pada kita.
5) Kemampuan
Ada kecederungan untuk menyukai orang yang memiliki
kemampuan lebih tinggi dari kita atau lebih berhasil dalam
kehidupannya. Orang-orang yang sukses umumnya
mendapat simpati dari orang banyak. Karena dianggap
memiliki kemapuan yang lebih baik dari orang kebanyakan.

C. ATRAKSI INTERPERSINAL DAN KOMUNIKASI


Sulit untuk memisahkan atraksi interpersonal dengan interaksi
denga orang lain.apa yang kata sebagai hal yang menarik akan
terungkap setelah kita melakukan kontak dengan orang lain.
Orang yang memiliki daya tarik bagi orang lain akan lebih dapat
mempengaruhi pendapat dan sikap seseorang. Oleh karena itu,
penilaian dan penafsiran akan sesuatu juga dipengaruhi oleh sejauh
mana daya tarik seseorang tersebut bagi kita.
Daya tarik juga pengaruhinya pada suasana komukasi yang
berkembang. Pada gilirannya ini akan membuat komunikasi menjadi
lebih efektif. Jika saling menyukai, orang akan mengembangkan
komunikasi yang efektif. Karena orang anda akan menrasa nyaman
berada diantara orang-orang disukai secara otomatis komunikasi
dapat berjalan dengan lancar dan efektif.

Anda mungkin juga menyukai