Anda di halaman 1dari 9

A.

Pengertian Hubungan Interpersonal


Hubungan interpersonal adalah hubungan antara dua orang atau lebih, mulai
daritingkat hubungan yang sekilas sampai abadi. Asosiasi ini mungkin didasarkan pada
cintadan suka, interaksi bisnis biasa, atau beberapa jenis dari komitmen sosial lain.
Hubunganinterpersonal berlangsung dalam berbagai macam konteks, seperti
keluarga, teman,pernikahan, rekan, kerja, klub, lingkungan tetangga, dan
tempat ibadah. Hubungantersebut mungkin diatur oleh undang-undang, adat,
atau kesepakatan bersama, danmerupakan dasar dari kelompok-kelompok sosial dan
masyarakat secara keseluruhan.Walaupun manusia pada dasarnya makhluk sosial,
hubungan interpersonal tidak selalusehat. Contoh hubungan yang tidak sehat termasuk
hubungan yang kasar dan otoriter. Suatu hubungan biasanya dilihat sebagai hubungan
antara dua individu, sepertihubungan romantis atau intim, atau hubungan
orangtua-anak. Individu dapat jugamemiliki hubungan dengan kelompok-kelompok
orang, seperti hubungan antara seorangulama dan jemaahnya, paman dan keluarga, atau
walikota dan kota. Akhirnya, kelompokatau bahkan negara-negara mungkin
memiliki hubungan satu sama lain, meskipundomain ini jauh lebih luas daripada
yang tercakup dalam topik hubungan interpersonal.Kebanyakan orang dalam menelaah
hubungan berfokus pada hubungan intim. Namunhubungan intim, hanya sebagian kecil
dari topik hubungan interpersonal. Hubunganinterpersonal juga dapat mencakup
persahabatan.
Hubungan ini biasanya melibatkan beberapa tingkat saling ketergantungan.
Orang-orang dalam suatu hubungan cenderung mempengaruhi satu sama lain, berbagi
pikirandan perasaan mereka, dan terlibat dalam kegiatan bersama. Karena saling
ketergantunganini, hal yang paling membawa perubahan atau dampak pada satu anggota
dalam suatu hubungan pada tingkat tertentu akan berdampak pada anggota lain.
Studi tentanghubungan interpersonal melibatkan beberapa cabang ilmu-ilmu sosial,
termasuk disiplinilmu seperti sosiologi, psikologi, dan antropologi.Hubungan
interpersonal terbentuk ketika proses pengolahan pesan, (baik verbalmaupun nonverbal)
secara timbal-balik terjadi dan hal ini dinamakan komunikasiinterpersonal.
Ketika hubungan interpersonal interpersonal tumbuh, terjadi pulakesepakatan
tentang aturan berkomunikasi antara para partisipan yang terlibat.
B. Faktor-Faktor dalam Hubungan Interpersonal
1. Jumlah individu yang terlibat yaitu hubungan diad dan hubungan triad. Hubungan
diad adalah hubungan antara dua individu. William Wimot mengemukakan ciri-
cirihubungan interpersonal,antara lain adanya tujuan khusus, adanya fungsi
yangberbeda, memiliki pola komunikasi yang khas. Hubungan triad adalah
hubunganinterpersonal antara tiga orang. Dibandingkan dengan hubungan diad,
hubungan inilebih kompleks, tingkat keintiman rendah dan keputusan yang diambil
berdasarkanvoting.
2. Berdasarkan tujuan yang ingin dicapai, adalah hubungan tugas (task relationship)
danhubungan sosial (social relationship).
3. Berdasarkan jangka waktu: hubungan jangka pendek dan hubungan jangka
panjang.
4. Berdasarkan tingkat kedalaman/keintiman: hubungan akrab/intim.

C. Teori-teori Hubungan Interpersonal


Ada 4 model hubungan interpersonal yaitu meliputi :
1. Model pertukaran sosial (social exchange model)
Hubungan interpersonal diidentikkan dengan suatu transaksi dagang.
Orangberinteraksi karena mengharapkan sesuatu yang memenuhi kebutuhannya.
Artinyadalam hubungan tersebut akan menghasilkan ganjaran (akibat positif) atau
biaya(akibat negatif) serta hasil / laba (ganjaran dikurangi biaya). Menurut Thibault
danKelley, dua tokoh utama dalam teori ini menyatakan bahwa ganjaran, biaya,
laba,dan tingkat perbandingan merupakan empat konsep pokok dalam teori ini.
Tingkatperbandingan menunjukkan ukuran baku (standar) yang dipakai sebagai
kriteriadalam menilai hubungan individu pada waktu sekarang.
2. Model peranan (role model)
Hubungan interpersonal diartikan sebagai panggung sandiwara. Disini setiaporang
memainkan peranannya sesuai naskah yang dibuat masyarakat. Hubunganakan
dianggap baik bila individu bertindak sesuai ekspetasi peranan
(roleexpectation), tuntutan peranan (role demands), memiliki ketrampilan (role skills)
danterhindar dari konflik peranan. Ekspetasi peranan mengacu pada kewajiban,
tugasdan yang berkaitan dengan posisi tertentu, sedang tuntutan peranan adalah
desakansosial akan peran yang harus dijalankan. Sementara itu ketrampilan peranan
adalahkemampuan memainkan peranan tertentu.
3. Model permainan (games people play model)
Model ini berasal dari psikiater Eric Berne yang kemudian dikenal sebagaianalisis
transaksional. Model ini menerangkan bahwa dalam berhubungan individu-individu
terlibat dalam bermacam permaianan. Kepribadian dasar dalam permainanini dibagi
dalam 3 bagian yaitu :
a. Kepribadian orang tua (aspek kepribadian yang merupakan
asumsi danperilaku yang diterima dari orang tua atau yang dianggap sebagi
orang tua).
b. Kepribadian orang dewasa (bagian kepribadian yang mengolah
informasisecara rasional, sesuai dengan situasi, dan biasanya berkenaan dengan
masalah-masalah penting yang memerlukan pengambilan keputusan secara sadar).
c. Kepribadian anak (kepribadian yang diambil dari perasaan dan
pengalamankanak-kanak yang mengandung potensi intuisi, spontanitas,
kreativitas dankesenangan).Pada interaksi individu menggunakan salah satu
kepribadian tersebut sedangyang lain membalasnya dengan menampilkan salah
satu dari kepribadian tersebutjuga. Sebagai contoh seorang suami yang sakit dan
ingin minta perhatian pada istri(kepribadian anak), kemudian istri menyadari
rasa sakit suami dan merawatnya(kepribadian orang tua).
4. Model Interaksional (interacsional model)
Model ini memandang hubungan interpersonal sebagi suatu sistem . Setiapsistem
memiliki sifat struktural, integratif dan medan. Hubungan interpersonal dapat
dipandang sebagai sistem dengan sifat-sifatnya. Untuk menganalisanya kita
harusmelihat pada karakteristik individu yang terlibat, sifat-sifat kelompok, dan sifat-
sifatlingkungan. Setiap hubungan interpersonal harus dilihat dari tujuan bersama,
metodekomunikasi, ekspektasi dan pelaksanaan peranan, serta permainan yang
dilakukan.Secara singkat model ini menggabungkan model pertukaran, peranan dan
permainan.

D. Tahapan dalam Hubungan Interpersonal


Stewart L. Tubbs & Sylvia Moss (1996) dalam bukunya 'Human
Communication'menuliskan analisis Knapp (1984) mengenai siklus hubungan
interpersonal yang terdiridari 10 tahapan, 5 tahap pertama merupakan tahap
menuju kebersamaan (comingtogether) dan 5 tahap berikutnya menuju perpisahan
(coming apart). Knapp menganggaphubungan manusia bersifat sekuensial, suatu tahap
mengikuti tahap selanjutnya dengansedikit kesempatan untuk melompat-lompat. Namun
harus diingat bahwa perpindahantahap itu dapat maju atau mundur. Banyak hubungan
berhenti pada suatu tahap tertentu(misalnya tahap penjajagan, penggiatan, atau
pengikatan), dan tidak berlangsung lebihjauh lagi. Siklus hubungan menurut Knapp
adalah :
1. Tahap Memulai (Initiating)
Merupakan usaha-usaha yang sangat awal yang kitalakukan dalam percakapan
dengan seseorang yang baru kita kenal. Tujuannya adalahuntuk mengadakan kontak
dan menyatakan minat. Biasanya komunikasi dilakukandengan hati-hati dan
konvensional.
Contoh:"Hai, apa kabar?""Baik, bagaimana dengan Anda?"
2. Tahap Penjajagan (Experimenting)
Adalah fase di mana kita mencoba topik-topikpercakapan untuk mengenal
satu sama lain. Biasanya kita banyak mengajukanpertanyaan dan berbasa-basi.
Tujuan komunkasi di sini adalah untuk mengetahuikesamaan dan perbedaan di
antara kedua belah pihak dengan cara-cara yang aman.Hubungan akan lebih
menyenangkan jika dalam tahap ini berhasil dibangunkepentingan-
kepentingan yang sama. Suka atau tidak suka, kebanyakan hubungan kitamungkin
tidak berlangsung lebih jauh dari tahap ini.
Contoh:"Oh, jadi Anda senang main ski... Saya juga.""Benarkah? Bagus. Di mana
Anda biasanya main ski?"3. Penggiatan (Intesifying) menandai awal keintiman,
berbagi informasi pribadi, danawal informalitas yang lebih besar. Perubahan
terjadi dalam perilaku komunkasiverbal maupun nonverbal. Secara verbal, derajat
keterbukaan dalam membuka dirilebih besar, misalnya: "Kedua orang tuaku
bercerai..." atau "Aku jatuh hati padamu...",dsb. Perubahan komunikasi nonverbal
menjadi lebih intim terlihat dari kedekatan fisik,tangan yang berpegangan, kontak
mata yang lebih sering , dsb.
Contoh:"Aku...aku kira aku jatuh cinta padamu.""Aku... aku juga."
3. Pengintegrasian (integrating)
Terjadi bila dua orang mulai menganggap diri merekasebagai pasangan.
Keduanya secara aktif memupuk semua minat, sikap dan kualitasyang tampaknya
membuat mereka unik sebagai pasangan. Mereka mungkin jugamelakukan hal itu
dengan cara simbolik misal bertukar cincin, menyebut suatu lagusebagai 'lagu kita',
dst.
Contoh percakapan:"Aku merasa menjadi bagian dari dirimu...""Yah, kita seperti
sudah bersatu. Apa yang terjadi padamu terjadi juga padaku.
4. Pengikatan (Bounding)
adalah tahap yang lebih formal atau ritualistik, bisaberbentuk pertunangan
atau perkawinan, namun "berhubungan tetap" juga merupakansuatu bentuk
pengikatan. Pasangan tsb sepakat menerima seperangkat aturan ataunorma yang
mengatur hubungan mereka, dan mereka kini lebih sulit untuk berpisah.
Contoh percakapan:"Aku ingin selalu bersamamu."Mari kita menikah saja."

Hubungan manusia mungkin stabil dalam tahap-tahap perkembangan


sebelumpengikatan, namun hubungan yang mencapai fase paling akrab pun bisa juga
merosot lagi. Hanya saja pada fase paling akrab, perpisahan tidak terjadi begitu saja,
melainkanberproses, yang ditandai dengan semakin berkurangnya kontak dan keintiman.
Limatahap berikutnya menggambarkan kemerosotan yang dapat terjadi dalam hubungan
yangtelah mencapai tahap pengikatan:

1. Pembedaan (Differentiating)
Terjadi bila dua orang menetapkan bahwa mungkinhubungan mereka terlalu
membatasi. Sekarang mereka mulai memusatkan perhatianpada perbedaan-perbedaan
daripada kesamaan-kesamaan. Mereka ingin mengerjakanurusan mereka sendiri-
sendiri, dan mulai menekankan individualitas. Fase ini ditandaidengan makin
seringnya terjadi perselisihan di antara mereka.
Contoh:"Aku tidak suka menghadiri keramaian-keramaian besar.""Kadang-kadang
aku tidak memahamimu. Ini satu perbedaan di antara kita."
2. Pembatasan (Circumscribing)
Adalah suatu tahap yang menunjukkan bahwapasangan mulai mengurangi
frekuensi dan keintiman komunikasi mereka. Topik-topiktertentu yang cenderung
menimbulkan suasana panas berusaha dihindari. Sikapmereka menjadi lebih
formal seolah-olah mereka tidak mengenal satu sama lain secarabaik.
Contoh:"Apakah tidak apa-apa kalau aku berjalan-jalan sekarang?""Aku tak peduli.
Lakukanlah apa yang ingin kamu lakukan."
3. Stagnasi (Stagnating)
Menunjukkan kemerosotan hubungan yang semakin jauhsehingga mereka
mencoba untuk bertahan dengan alasan-alasan keagamaan ataukeuangan, atau
demi kebaikan anak-anak, atau faktor lain yang tidak berhubungandengan daya tarik
terhadap pasangannya. Komunikasi verbal dan nonverbal semakinmenyerupai
komunikasi antara orang-orang asing. Hubungan itu sendiri tak pernahdibicarakan
lagi.
Contoh:"Apa yang akan kita bicarakan?""OK. Aku tahu apa yang akan kau
katakan, dan kau tahu apa yang akan kukatakan."
4. Penghindaran (Avoiding)
Adalah suatu taktik untuk meminimalkan penderitaan ataspengalaman hubungan
yang merosot sama sekali. Perceraian fisik sering terjadi, ataupaling tidak walau pun
mereka masih tinggal bersama/berdekatan mereka mampumenjaga kontak yang
minimum.
Contoh:"Aku sangat sibuk, aku tidak tahu kapan aku bisa bertemu denganmu.""Bila
aku tak bisa menerimamu saat kau mencoba menghubungiku, harap maklum."
5. Pemutusan (Terminating)
Adalah tahap final dalam suatu hubungan. Menurut Knapp,pemutusan hubungan
bisa terjadi setelah suatu percakapan singkat maupun setelahtumbuhnya keintiman
sepanjang hidup. Umumnya, semakin lama dan semakin pentinghubungan itu,
semakin menyakitkan perpisahan yang terjadi.
Contoh:"Aku akan pergi...kau tak perlu mencoba menghubungiku
lagi.""Jangan khawatir...tidak akan pernah."

Menurut Jalaluddin Rakhmat (1998), penulis buku 'Psikologi


Komunikasi',hubungan interpersonal berlangsung melewati 3 tahap, yaitu: pembentukan
hubungan,peneguhan hubungan, dan pemutusan hubungan.

1. Pembentukan Hubungan Interpersonal


Tahap ini sering disebut sebagai tahap perkenalan. Perkenalan adalah
proseskomunikasi di mana individu mengirimkan (secara sadar) atau
menyampaikan(kadang-kadang tidak sengaja) informasi tentang struktur dan
isi kepribadiannya kepada bakal sahabatnya, dengan menggunakan cara-cara yang
agak berbeda padabermacam-macam tahap perkembangan persahabatan. Initial
contact phase (fasekontak awal) ditandai oleh usaha kedua belah pihak untuk
"menangkap" informasi darireaksi kawannya.
2. Peneguhan Hubungan Interpersonal
Hubungan interpersonal tidaklah bersifat statis, tetapi selalu berubah. Ada 4
faktorpenting yang diperlukan untuk memelihara keseimbangan dan memperteguh
hubunganinterpersonal, yaitu: keakraban, kontrol, respon yang tepat, dan nada
emosional yang tepat.
a. Keakraban
Merupakan pemenuhan kebutuhan akan kasih sayang. Hubungan
interpersonal akan terpelihara apabila kedua belah pihak sepakat tentang tingkat
keakraban yang diperlukan.
b. Kontrol
Ini adalah kesepakatan tentang siapa yang akan mengontrol siapa
danbilamana. Jika dua orang mempunyai pendapat yang berbeda sebelum
mengambilkesimpulan, siapakah yang harus berbicara lebih banyak,
siapakah yangmenentukan, siapakah yang dominan.

c. Ketepatan respons
Artinya respons A harus diikuti oleh respons B yang sesuai.Dalam
percakapan misalnya, pertanyaan harus disambut dengan jawaban, lelucondengan
tertawa, permintaan keterangan dengan penjelasan.
d. Keserasian suasana emosional
Ketika berlangsungnya komunikasi adalah faktorberikutnya yang
diperlukan dalam memelihara hubungan interpersonal. Walaupunmungkin saja
terjadi dua orang berinteraksi dengan suasana emosional yangberbeda, tetapi
interaksi itu tidak akan stabil, besar kemungkinan salah satu pihakmengakhiri
interaksi atau mengubah suasana emosi.
e. Kompetisi
Salah satu pihak berusaha memperoleh sesuatu dengan
mengorbankanorang lain, misalnya menunjukkan kelebihan dalam bidang
tertentu denganmerendahkan orang lain.
f. Dominasi
Salah satu pihak berusaha mengendalikan pihak lain sehingga orangitu
merasakan hak-haknya dilanggar.
g. Kegagalan
Masing-masing berusaha menyalahkan yang lain ketika
tujuanbersama tidak tercapai.
h. Provokasi
Salah satu pihak terus-menerus berbuat sesuatu yang ia
ketahuimenyinggung perasaan yang lain.
i. Perbedaan nilai
Kedua pihak tidak sepakat tentang nilai-nilai yang mereka anut.
E. Faktor-faktor yang Menumbuhkan Hubungan Interpersonal dalam
KomunikasiInterpersonal
Pola-pola komunikasi interpersonal mempunyai efek yang berlainan pada
hubunganinterpersonal. Tidak benar anggapan orang bahwa semakin sering orang
melakukankomunikasi interpersonal dengan ornag lain, makin baik hubungan
mereka. Yangmenjadi soal bukanlah berapa kali komunikasi dilakukan, tetapi bagaimana
komunikasiitu dilakukan. Berikut akan disebutkan tiga hal yang dapat menumbuhkan
hubunganinterpersonal yang baik.
1. Percaya (trust)
Percaya merupakan faktor utama yang mempengaruhi
komunikasiinterpersonal. Jika dalam hubungan interpersonal kita percaya bahwa
seseorang tidakakan mengkhianati atau merugikan kita, maka kita akan cenderung
lebih membukadiri kepada orang tersebut.
2. Sikap Suportif
Sikap suportif adalah sikap yang mengurangi sikap defensif dalam
komunikasi.Orang bersikap defensif bila ia tidak menerima, tidak jujur,
dan tidak empatis.Komunikasi defensif dapat terjadi karena faktor-faktor
personal (ketakutan,kecemasan, harga diri yang rendah, pengalaman defensif,
dsb) atau faktor-faktorsituasional seperti perilaku komunikasi orang lain.
Jack R. Gibb menyebutkan secara singkat enam perilaku yang menimbulkan iklim
defensif dan suportif:
a. Iklim Defensif
- Evaluasi
- Kontrol
- Strategi
- Netralitas
- Superioritas
- Kepastian
b. Iklim Suportif
- Deskripsi
- Orientasi Masalah
- Spontanitas
- Empati
- Persamaan
- Provesionalisme

3. Sikap Terbuka
Sikap terbuka (open-mindedness) amat besar pengaruhnya
dalammenumbuhkan komunikasi interpersonal yang efektif. Sikap open minded
terwujuddalam menilai sesuatu secara objektif, berorientasi pada isi, mencari
informasi dariberbagai sumber, lebih bersifat provesional dan bersedia mengubah
kepercayaannya

Daftar Pustaka

Rakhmat, Jalaluddin. 1985. Psikologi Komunikasi. Penerbit Remaja Karya: Bandung.Sosiawan,


Edwi Arief. 2005. Psikologi Sosial. Diakses pada tanggal 10 Mei 2010 dalam www.edwias.com

Anda mungkin juga menyukai