KATA
PEMBENTUKAN BUKAN-
GRAMATIKAL
DAN
PEMBENTUKAN KATA GRAMATIKAL
A. Pembentukan Bukan-Gramatikal
Komponen bentuk atau bunyi dan
komponen makna, arti atau konsep
Fenomena intralingual yang mengacu pada sebuah
rujukan atau reference yang merupakan fenomena
ekstralingual.
Menurut teori linguistic umum (Chaer, 1994)
hubungan antara bentuk dan makna bersifat
arbitrer.
Proses pembentukan kata
Proses onomotape
Proses akronimisasi
Pengambilan dari nama penemu,
pembuat, tokoh atau nama tempat
1. Proses Onomatope : kata atau sekelompok
kata yang menirukan bunyi –bunyi dari sumber
yang menggambarkannya.
Kata – kata itu dibentuk dengan meniru hal,
benda, atau peristiwa yang mngeluarkan bunyi
tersebut.
Banyak kata kerja atau verba yang dibentuk
berdasarkan tiruan bunyi.
Misalnya : anjing menggonggong, ayam betia
berkotek, angina menderu, kerbau melenguh,
harimau mengaum, telepon berdering, tikus
mencicit.
2. Proses akronimisasi akan
menghasilkan bentuk kata yang disebut
akronim.
Kata yang terbentuk sebagai hasil
akronimisasi adalah merupakan singkatan
juga.
Singkatannya dapat diperlakukann sebagai
sebuah kata karena lazim diucapkan dan
digunakan sebagai sebuah kata.
Pengambilan huruf – huruf (fonem –
fonem) pertama dari kata – kata yang
membentuk konsep itu.
Misalnya :
abri
ikip
ampi
kuhap
asri
KNPI (Komite Nasional Pemuda
Indonesia)
UNJ (Universitas Negeri Jakarta
singkatan
Pengambilan suku kata pertama dari
setiap kata yang membentuk wadah
konsep itu.
Balita = bawah lima tahun
orpol = organisasi politik
armed= artileri medan
ormas = organisasi masyrakat
pujasera = pusat jajanan serba ada
Pengambilan suku kata yang dianggap
dominan dari kata – kata yang mewadai
konsep itu.
Misalnya
tilang = bukti pelanggaran
juknis = petunjuk teknis
panwaslu = panitia pengawas pemilu
Pengambilan suku kata tertentu disertai
dengan modifikasi yang tampaknya
beraturan, namun masih dengan
memperhatikan keindahan bunyi.
Misalnya
pilkada = pemilihan kepala daerah
organda = organisasi angkutan darat
purek = pembantu rekor
bulog = badan urusan logistik
Pengambilan unsur – unsur kata yang
mewadai konsep itu, tetapi sukar
disebutkan keteraturannya.
Misalnya :
sinetron = sinema elektronik
iptek = ilmu pengetahuan dan teknologi
satpam = satuan pengamanan
kalapas = kepala Lembaga pemasyarakatan
3. Nama penemu, pembuat, tokoh, merek
dagang dan tempat
prefiks Ber-
Me –inflektif
sufiks konfiks
Me – derivative
Di – inflektif
Di - derivatif - Kan
Ter – inflektif Ber - - an
Ke – derivative -i Per - - kan
Per - Per - - i
• Pembentukan verba dengan prefix ber –
dapat dilakukan untuk mendapatkan
makna gramatikal :
temu debat
bertemu berdebat
pertemuan perdebatan
mempertemukan memperdebatkan
Pembentukan verba per - -kan memperoleh makna gramatikal:
a. ‘jadikan bahan’ : memperdebatkan dan mempertanyakan.
[+bahan/topik pembicaraan]
b. ‘jadikan supaya’ : mempertemukan,dan mempersiapkan.
[+tujuan atau +maksud]
c. ‘lakukan’ : memepertahankan dan mempersembahkan.
[+tindakan]
d. ‘jadikan (orang lain) me (dasar) : memperlihatkan dan
memperdengarkan. [+tindakan da +sasaran]
e. ‘jadikan ber-… : mempertemukan dan mempertautkan.
[+tindakan dan + sasaran]
• Pembentukan verba berkonfiks per - - i verba transitif.
Memperbaiki dan memperlengkapi
a. ‘lakukan supaya jadi’ : memperbarui dan memperbaiki.
[+tindakan dan +keadaan]
b. ‘lakukan pada sesatu’ : mempersetujui, memperlindungi.
[+tindakan]
c. ‘lakukan supaya ber- (dasar): mempersenjatai, dan
memperacuni. [ +benda, +alat, +bahan]
Afiks – afiks pembentuk nomina, yaitu:
Pe – - an Pe - - an
Per - - an
- nya
Ter - Ke - - an
• Pembentukan nomina dengan prefiks pe - membentuk
nomina pelaku dari bentuk dasar.
a. verba beprefiks me- : pembaca (dari verba membaca)
b. verba berkombinasi afiks me - -kan : penyiar (dari verba
menyiarkan)
c. verba berkombinasi afiks me- -i : penunjuk (dari verba
menunjuki)
d. verba berprefiks ber- : peternak (dari verba beternak)
e. verba dasar / adjektiva dasar :pendatang (dari verba
datang)
• Pembentukan nomina dengan prefix ter- nomina
bermakna gramatikal ‘yang di; :tersangka, tertuduh.
Pembentukan nomina dengan sufiks –an secara umum
adalah untuk membentuk makna:
a. ‘hasil dari tindakan me- : tulisan, maskan, ketikan dan
galian. Menyatakan “hasil” bukan sasaran.
b. ‘yang di’ : makanan, minuman dan pegangan. [sasaran
atau target]
c. menyatakan ‘alat untuk me-’ : jebakan,
timbangan,saringan, daan pikulan.
d. Menyatakan ‘tempat’ : kubangan, pinggiran, pangkalan, dan
pojokan.
e. Menyatakan ‘tiap –tiap’ atau ;’setiap’: harian, literan, kiloan
dan kuartalan. Menyatakan satuan ukuran.
F. menyatakan ‘banyak’ : ubanan, bisulan, jamuran dan panuan.
g. menyatakan ‘jumlah’atau ‘himpunan’: ribuan, belasan,
ratusan, dan jutaan.
h. menyatakan ‘sifat’ : murahan, manisan, asinan, dan mahalan.
Keadaan nilai.
• Pembentukan nomina dengan sufiks –nya adjektiva :
mahalnya, tingginya, susahnya, rendahnya dan sukarnya.
Pembentukan nomina dengan konfiks pe- -an untuk
membentuk nomina proses. : penulisan (verba menulis),
pemasaran (dari verba memasarkan) dan pengadilan (dari
verba mengadili)
Pembentukan nomina dengan konfiks per- -an untuk
membentuk nomina hal/masalah/ tentang.
Pertemuan (dari verba bertemu), perbanyakan (dari verba
memperbanyak), persembahan (dari verba
mempersembahkan), perbaikan (dari verba memperbaiki)
• Pembentukan nomina dengan konfiks ke- -an membentuk
nomina hal: ketakutan, kemalasan, kesatuan, kehutanan, dan
kelurahan.
a. ‘hal/peristiwa’ :kedatangan.
b. ‘sedikit berkeadaan’ : kehijauan, kebirauan.
c. ‘terkena / mengalami’ : kebanjiran.
d. ‘tempat/wilayah’ : kelurahan, kepulauan.
Afiks afiks pembentukan adjektiva,
yaitu:
-is
sufiks -ik
-wi
-iah
-i
-al
Dalam bahasa arab ada sufiks –i ,sufiks we-, dan sufiks –iah.
Seperti: alami, islami, islami, duniawi, manusiawi, alamiah dan
insaniah.
Dalam bahasa belanda atau inggris, sufiks –is, -ik and –al :
puitis, pancasilais, mekanik, monumental dan komersial
Afiks – afiks pembentuk adverbia, yaitu :
a. Penamaan
b. Leksikalisasi
c. Gramatikalisasi
IV Proses Konversi.
1. Proses Metatesis
2. Proses Epentesis
3. Proses Protesis
4. Proses Aferesis
5. Proses Sinkop
6. Proses Apokope
7.