Barat dan Sumba Timur. Sebagai suku yang berdiam di Nusa Tenggara Timur dan tergolong
ke dalam gugusan Austronesia, suku Sumba memiliki bahasa daerah yang tergolong ke dalam
rumpun bahasa Austronesia.
Dalam perkembangannya bahasa daerah Sumba membentuk beberapa logat atau dialek.
Bahasa Sumba mempunyai suatu ciri karakteristik, yaitu bersifat setangah vocal. Hanya
sebagian dari perbendaharaan kata yang akar katanya merupakan huruf mati. Dengan huruf-
huruf, /h/, /k/, /l/, /ng/, /r/, /s/, /t/. Semua akar kata yang berhuruf mati itu kemudian berubah
menjadi huruf hidup dengan tambahan aksara /u/, /0/, dan /a/. Pembeda dari dialek Sumba
Barat dan Timur adalah dalam pelafalan. Lafal dalam logat Sumba Barat ialah /o/ dan /a/.
Sementara pelafalan dalam logat Sumba Timur adalah /u/.
Berikut contoh lafal dari berbagai daerah di Sumba:
Sumba Barat Sumba Timur Arti
Logat Kodi Loga Mamboro Logat Kambera Bahasa Indonesia
bandololepetopato banjalalapitapata bijalulapitupatu jalan gunung
melipat empat
Logat Sumba Barat yang paling populer–dalam arti bahwa logat itu dapat dipahami,
dimengerti oleh sebagian besar penduduk yang menghuni berbagai daerah Sumba Barat–ialah
logat wewewa. Tetapi hal tersebut tidak berarti bahwa di seluruh daerah Sumba Barat hanya
terdapat logat wewewa saja. Di Sumba Barat terdapat beberapa logat lokal, yaitu; logat kodi,
logat lamboya, logat mamboro, logat wanokak, logat laora, logat laoli, logat ana kalang.
Adapun logat Sumba Timur yang paling populer ialah ligar kambera. Malah logat kambera
ini juga dipahami, dimengerti oleh sebagian penduduk Sumba Barat. Logat Kambera juga
dipahami dan dimengerti oleh penduduk daerah Ana Kalang dan Wanokak.
Bahkan penduduk di daerah Ponduk, dapat memahami, mengeri logat Wewewa dan logat
Kambera secara aktif, dengan mengucapkan kedua logat itu secara bersamaan dalam sebuah
dialog.
Lafal logat Kambera, sebagian besar tidak mengenal palatal, yaitu aksara /nj/, /j/, /ny/.
Aksara /s/ dalam logat Kambera diucapkan sebagai aksara /h/. Contoh kata kabisu diucapkan
[kabihu]. Dalam logat Mamboro, logat Laoli, logat Ana Kalang, dan logat Lamboya,
aksara /s/ tidak berubah dalam ucapan.
Berbeda hal-nya dengan logat Wewewa, dan logat Laora, aksara /s/ diucapkan sebagai
aksara /z/. Begitu pun dengan logat Kodi yang mengucapkan aksara /s/ menjadi /h/, seperti
halnya dalam ucapan logat Kambera. Bahasa Sumba tidak mengenal kelamin kata dan juga
tidak mengenal kelas kata.
Berikut perbedaan logat masing-masing daerah:
Sumba Barat Sumba Timur Arti
Logat Kodi Loat Wawewa Logat Ana Logat Kambera
Kalang
HuhuKabihu susukabisu zuzukabizu huhukabihu suku, kelompok
kekerabatan
(clan)
Hubungan sejarah Sumba di masa lampau, dengan sendirinya memperkaya perbendaharaan
kata-kata dalam bahasa Sumba. Bahasa-bahasa Nusantara yang banyak memperkaya
perbendaharaan kata-kata dalam bahasa Sumba, antara lain; bahasa-bahasa Sulawesi,
Makassar-Bugis, bahasa Jawa dan bahasa melayu yang lebih tua. Bila dilihat dari hubungan
sejarahnya, bahasa-bahasa tua dari luar daerah tersebut masih tetap hidup dalam bahasa
Sumba.
Sumber Rujukan:
Soelarto, B. Pustaka Budaya Sumba. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Pos-Kupang, “Orang Sumba Lupa Bahasa Ibu”, 12 Januari 2011
<http://ilovesumba.blogspot.com/2011/01/orang-sumba-lupa-bahasa-ibu.html> [2012]
Diposting oleh Ashari Gunawan di 09.47 Kirimkan Ini lewat Email BlogThis! Berbagi ke
Twitter Berbagi ke Facebook
0 komentar:
Posting Komentar
Blog Archive
► 2015 (1)
▼ 2014 (84)
o ► Juni (21)
o ▼ Februari (62)
Masyarakat Adat Desa Ciptagelar, Sukabumi-Jabar
Pu Sindok (Sri Isanawikramma Dharrmotunggadewa)
Upacara Tarik Batu di Tana Toraja dan Sumba Barat
Bahasa Sumba, Satu Suku Beragam Logat
Kerajaan Berau (abad ke-15) di Kalimantan Timur.
Tarawangsa, Alat Musik dari Tatar Parahyangan
Marapu: Ajaran dan Kepercayaan Leluhur Masyarakat ...
”Kematian Sempurna” pada Masyarakat Batak
Tujuh Turunan; Kekerabatan Ala Suku Betawi
Makna Tongkonan (Rumah adat) di Tana Toraja
Balik Mipih: Teknik Damasteel dari Sunda
Hamaren; Falsafah Kolektif Masyarakat Kei
Pakilia, Upacara Menyambut Keluarga (Baru) di Ment...
Ayomru, Rumah Pohon ala Suku Muyu
Perahu Lesung, Alat Transportasi Suku Asmat
Aturan Adat Suku Alas dalam Melindungi Alam
Pemerintahan Adat Suku Gumai di Sumatera Selatan
Prajurit-Prajurit Perempuan di Nusantara
Olahraga di Nusantara Pada Masa Lalu
Mangale Buaya: Berburu Buaya Ala Suku Laut
Masyarakat Ternate: Lain Trah, Lain Penutup Kepala...
Terbentuknya Kerajaan Hitu; Empat Perdana di Tanah...
Kejayaan Kerajaan Trumon pada abad ke-18 di Aceh
Cengkih, Digandrungi Orang Cina dan Mesopotamia
Aksara Incung, Jejak Peradaban Kerinci Jambi
Tano Niha (Nias), Nilai-nilai Sosial Serta Budayan...
Kejuran; Asosiasi Gayo Berdasarkan Keturunan
Sara Wangahalö (Rasi Orion); Bintang Tradisi Orang...
Kerajaan Amanatun, Nusa Tenggara Timur
Jalur Sutra: Integrasi Laut Darat dan Ternate Seba...
Purnawarman, Sang Maharaja Tarumanagara
Tenun Baduy; Identitas Urang Kanekes, Dulu dan Sek...
Kaharingan: Agama Leluhur Suku Daya
Upacara Adat Rakeho Suku Kulawi, Sulawesi Tengah
Kerajaan Selaparang, Lombok Nusa Tenggara Barat
Pertunangan dalam Adat Tolaki, Sulawesi Tenggara
Balaputradewa; Sang Raja Suwarnadwipa
KITAB KIDUNG SUNDA
TEORI PERANG BUBAT
TEKS NASKAH PARARATON
TEKS NASKAH NAGARAKERTAGAMA
DUSTA SEJARAH KISAH KEN AROK, PERANG BUBAT &
SUMPA...
PURNAWARMAN RAJA MENDUNIA ANALISA SIMBOL
LEBAH, TE...
KEMBALI KE KEJAYAAN NUSANTARA TAK HANYA
SEJARAHNYA...
10 Teknologi Kuno Bangsa Indonesia yang Canggih
Naskah Kuno Indonesia Terus Mengalir ke Luar Neger...
Misteri Harta Karun Terbesar Dunia, Sisa Kerajaan ...
Beginilah isi surat Sultan Aceh untuk Sultan Turki...
Kisah Panglima Mayu
Kisah Panglima Mayu
Ternyata, Garuda Pancasila Mirip Lambang Kerajaan ...
Fakta Sejarah Tersembunyi: Kerajaan Majapahit adal...
Kerajaan Jenggala menelusuri asal muasal Tari Tope...
Macapat, Seni Budaya Jawa Yang Terlupakan
Macam-Macam Tarian Tradisional Indonesia
GAMBAR dan NAMA TARI TRADISIONAL DAERAH 33
PROVINS...
Seni Budaya Wonosobo
Musik Kolintang
Sejarah Singkat Tentang Wayang Indonesia
SEJARAH ASAL USUL WAYANG
Daftar Nama Lagu Daerah Musik Tradisional
Seni Tari Jaipong
o ► Januari (1)
► 2013 (70)
Popular Posts
Tari Tradisional Tak perlu heran jika kita kaya dengan segala macam budaya. Karena
kita ber Bhineka Tunggal Ika. Banyak pulauny...
Balaputradewa adalah salah satu tokoh dalam sejarah nusantara yang berpengaruh.
Pengaruhnya tidak hanya di w...
TANJUNG PUTRI di Lasem, Kerajaan tertua di nusantara !
Sejarah Awal Adanya Suku Minangkabau Suku Minangkabau Sejarah Awal Adanya
Suku Minangkabau - Suku Minangkabau atau Minang adala...
Legen da Nyai Loro Kidul (Jawa Tengah) by Kumpulan Dongeng & Cerita Rakyat on
Friday, October 29, 2010 at 12:43am Tentunya an...
Th. 1500 – 1000 Sebelum Masehi: Pelabuhan Singkil: Di pantai Samudera Hindia,
kawasan Tanah Batak. Sudah terkenal ke negeri-negeri di M...
“Bhinneka Tunggal Ika” “Rwāneka dhātu winuwus Buddha Wiswa, Bhinnêki rakwa
ring apan k...
(terjemahan bebas) PUPUH I Hayam Wuruk, raja Majapahit ingin mencari seorang
permaisuri untuk dinikahi. Maka beliau mengirim utusan...
Ternyata, Garuda Pancasila Mirip Lambang Kerajaan Samudra Pasai
Lambang Kerajaan Samudra Pasai yang mirip Garuda Pancasila. Tahukah kamu,
lambang negara kita, Garuda Pancasila mirip dengan lambang k...
Mengenai Saya
Ashari Gunawan
Lihat profil lengkapku
Blogroll
About
Blogger news
Search