Anda di halaman 1dari 32

UAS PAPPASANG

MEMEBUAT RINGKASAN DARI HASIL DISKUSI

DOSEN PENGAMPUH : Dr. Abd Rahim SE., M. Pd

Oleh :

Nama : Harnita

Nim : 210505502027

Kelas : III B

Fakultas : Bahasa dan sastra

Prodi : Bahasa dan sastra Daerah

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA DAERAH


JURUSAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA
FAKULTAS BAHASA DAN SASTRA 
UNIVERSITAS NEGERI MAKASSAR
KELOMPOK 1 :

A. Sastra Lisan 

    Sastra lisan adalah bagian dari tradisi yang berkembang di tengah rakyat
jelata yang menggunakan bahasa sebagai media utama. Sastra lisan ini lebih
dulu muncul dan berkembang di masyarakat daripada sastra tulis. 
    Pengertian sastra lisan menurut Hutomo 1990:1 yaitu sastra lisan adalah
kesusastraan yang mencangkup ekspresi kesusastraan warga. Suatu
kebudayaan yang disebarluaskan secara turun-temurun atau dari mulut ke mulut.
 
a. Ciri - ciri sastra lisan : 
 
1. Penyebarannya lewat lisan ( mulut ) 2
2. Lahir di lingkungan masyarakat berbudaya desa dan kebanyakan belum
mengenal huruf ( tulisan ).
3. Menggambarkan ciri - ciri budaya satu masyarakat .  Karena sastra lisan
adalah warisan budaya yang menggambarkan masa akhirnya , tetapi
menyebut pula hal - hal baru sesuai dengan masalah sosial ( fosil hidup ).
4. Memiliki gambaran gambaran.
5. Terdiri berbagai fersi.
6. Kurang mengutamakan kebenaran namun lebih pada aspek khayalan ,
fantasi yang  tidak diterima oleh masyarakat modern , memiliki fungsi di
masyarakat.
7. Memakai bahasa seahri – hari.
     Berdasarkan bentuk tetapi di Indonesia sastra lisan paling sering prosa ,
seperti dongeng , cerita rakyat , namun ada pula yang berbentuk prosa liris
seperti pappasang, royong, kelong. Dalam khazanah kesusastraan Melayu kuno
tradisi sastra lisan baik syair maupun prosa merupakan kekhasan corak
tersendiri yang memiliki lajur sejarah sejarah yang cukup panjang . 
     Dalam perjalanannya sastra lisan menemukan tempat dan bentuk masing -
masing di setiap daerah pada ruang etnik dan suku yang mengusung flok
budaya dan adat yang berbeda - beda .  Sastra lisan telah bertahan cukup lama
dalam mengiringi sejarah bangsa Indonesia dan menjadi semacam
ekspresi estetik tiap-tiap daerah dan suku yang tersebar di nusantara . 

b. Unsur-unsur komunikasi sastra lisan


 
• artist ( artis / seniman ) orang yang menyajikan sastra lisan tersebut . Artis
ini dapat tunggal , namun dapat pula berkelompok . Dalam menyajikan
seorang artis pada prinsipnya menggunakan sarana utama berupa lisan .
Namun sarana tersebut dapat dilengkapi dan didukung dengan sarana lain
seperti gerakan , iringan. 
• story : Story identik dengan pesan yang disampaikan . Pesan ini
disampaikan dalam bentuk kode - kode bahasa yang secara naluriah sudah
dipahami baik oleh artis maupun audience . Story ini berupa cerita yang
sumbernya dapat berasal dari berbagai macam .
• performance : unsur ini merupakan salah satu wujud nyata dari suatu
sastra lisan . Tidak ada sastra lisan tanpa performance . Performance ini
dapat berupa pertunjukkan yang sederhana sampai pada pementasan yang
hingar bingar seperti dalam pementasan wayang , ketoprak , dan teater
modern.
• audience : unsur yang harus dipenuhi adanya untuk tersajikannya sastra
lisan . Audience ini adalah penonton atau pendengar . Penikmat dari sastra
lisan tersebut.
 
c. Fungsi Kesusastraan Lisan
• Didaktik ; Kebanyakan karya sastra lisan mengandung nilai-nilai luhur
yang berkaitan dengan adat istiadat ataupun agama tertentu. Nilai-nilai
yang terkandung dalam kesusastraan lisan tersebutlah yang kemudian
berfungsi sebagai pendidik masyarakat terhadap aturan-aturan yang
terdapat dalam kehidupan bermasyarakat.
• Sastra sebagai pelipur lara; sastra lisan selain sebagai alat pendidik
masyarakat juga digunakan sebagai penghibur masyarakat.
• Sastra lisan juga seringkali berfungsi sebagai bentuk protes sosial yang
berisikan penolakan-penolakan masyarakat atas aturan-aturan yang
mengikat mereka. Sehingga karya sastra yang mereka hasilkan lebih
digunakan sebagai bentuk aspirasi masyarakat akan hal-hal yang
berkaitan dengan kehidupan sosial mereka.
• Sastra lisan sebagai Sindiran seringkali kita jumpai dalam bentuk
pantun, lagu rakyat dan sebagainya.
.
B. Sastra Tulisan 
        Sastra tulisan adalah sastra yang menggunakan media tulisan atau literal.
Adadapun pengertian sastra tulisan menurut ahli yaitu
• Menurut Sulastin Sutrisno ( 1985 ) awal sejarah sastra melayu bisa
dirunut sejak abad ke - 7 M. Berdasarkan penemuan prasasti huruf
Pallawa peninggalan kerajaan Sriwijawa di Kedukan Bukit ( 683 ) Talang
Tuo ( 684 ) Kota Kapur ( 686 ) dan Karang Berahi (686 )  ) .  Walaupun
tulisan pada prasasti - prasati tersebut pendek - pendek , tetapi prasasti -
prasasti yang merupakan benda peninggalan sejarah itu dapat disebut
sebaggai cikal baka lahirnya tradisi menulis atau sebuh bahasa yang
dalam bentuk lisan.sastra di anggap sebagai ciri sastra modern karena
bahasa di anggap sebagai refleksi peradaban masyarakat yang lebih
maju.
KELOMPOK 2 :

 A. Kebudayaan Bugis-Makassar
Kota Makassar berada koordinat 119oBT dan 5,8o LS dengan
ketinggian yang bervariasi antara 1 – 25 meter dari permukaan laut,
merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0 – 5o ke arah
barat, diapit oleh dua muara sungai yaitu Sungai Tallo yang bermuara di
bagian utara kota dan Sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota.
Luas wilayah kota Makassar kurang lebih 175,77 Km2 daratan dan
termasuk 11 pulau di Selat Makassar ditambah luas wilayah perairan
kurang lebih 100 Km2. Jumlah kecamatan di Kota Makassar sebanyak 15
kecamatan dan memiliki 143 kelurahan. Tujuh kecamatan berbatasan
dengan pantai yaitu: Kecamatan Tamalate, Mariso, Wajio, Ujung Tanah,
Tallo Tamalanrea dan Biringkanaya.

B. Budaya Suku Bugis Makassar


1. Budaya Makassar
▪ Pakaian Adat Suku Makassar
Pakaian Adat Suku Makassar ini disebut dengan “Baju Bodo”. Ciri
Baju Bodo ini yaitu memiliki bentuk segi empat, sisi samping pakaian
atas yang dijahit, tidak berlengan, terbentuknya gelembung dibagian
tubuh, tak ada sambungan jahitan dibagian bahu, terdapatnya hiasan
berbentuk bulatan kepingan logam di seluruh bagian tepi, dan
permukaan blus. Memakai Baju Bodo berdasarkan warna mesti
mematuhi ketentuan yang terkait dengan usia penggunanya.
. Tarian Adat Suku Makassar
Tarian Adat Suku Makassar yang paling terkenal ialah Tari
Pakarena. Tari Pakarena ialah tarian tradisional yang diiringi oleh 2
(dua) kepala drum (gandrang) dan sepasang instrument alat semacam
suling (puik-puik). Tari pakarena di Sulawesi selatan terdapat di dua
kabupaten selain tari pakarena dari kabupatan Gowa yang pernah
dimainkan oleh maestro tari pakarena Maccoppong Daeng Rannu,
terdapat juga jenis tari pakarena lain yang berasal dari Kabupaten
Kepulauan Selayar yaitu Tari Pakarena Gantarang. Pakarena adalah
bahasa setempat berasal dari kata Karena yang artinya main. Tarian
ini mentradisi di kalangan masyarakat Gowa yang merupakan wilayah
bekas Kerajaan Gowa.
▪ Makanan Khas Suku Makassar
Makanan paling terkenal dan paling digemari oleh banyak orang
dari orang Makassar ini ialah Coto Makassar, Sop Saudara, dan Sop
Konro. Ketiga makanan khas ini sangat mudah ditemukan di
Indonesia, dengan bumbu khas dan rasa yang nikmat, menjadikan
ketiga makanan sangat terkenal hingga ke mancanegara

C. Sejarah Bugis Makassar

1. Suku Bugis
Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Melayu
Deutero. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari
daratan Asia tepatnya Yunan. Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang
berarti orang Bugis. Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama kerajaan
Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La
Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka
mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To
Ugi atau orang-orang atau pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi
adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayah
dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan
melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya
sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio.
Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di Ware) adalah kisah yang
tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis.
Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk, Kaili,
Gorontalo dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton.
Dalam perkembangannya, komunitas ini berkembang dan membentuk
beberapa kerajaan. Masyarakat ini kemudian mengembangkan
kebudayaan, bahasa, aksara, dan pemerintahan mereka sendiri.
Beberapa kerajaan Bugis klasik antara lain Luwu, Bone, Wajo, Soppeng,
Suppa, Sawitto, Sidenreng dan Rappang. Meski tersebar dan
membentuk suku Bugis, tetapi proses pernikahan menyebabkan adanya
pertalian darah dengan Makassar dan Mandar. Saat ini orang Bugis
tersebar dalam beberapa Kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo, Soppeng,
Sidrap, Pinrang, Barru. Daerah peralihan antara Bugis dengan Makassar
adalah Bulukumba, Sinjai, Maros, Pangkajene Kepulauan. Daerah
peralihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten Polmas dan Pinrang.
Kerajaan Luwu adalah kerajaan yang dianggap tertua bersama kerajaan
Cina (yang kelak menjadi Pammana), Mario (kelak menjadi bagian
Soppeng) dan Siang (daerah di Pangkajene Kepulauan).
KELOMPOK 3 :

A. Kerajaan Bugis-Makassar

Bugis Makassar

assar memliki lima Kerajaan, yaitu:


1. Kerajaan Bone
Di daerah Bone terjadi kekacauan selama tujuh generasi, yang
kemudian muncul seorang To Manurung yang dikenal Manurungnge ri
Matajang. Tujuh raja-raja kecil melantik Manurungnge ri Matajang
sebagai raja mereka dengan nama Arumpone dan mereka menjadi
dewan legislatif yang dikenal dengan istilah ade pitue. Manurungnge ri
Matajang dikenal juga dengan nama Mata Silompoe. Adapun ade’
pitue terdiri dari matoa ta, matoa tibojong, matoa tanete riattang,
matoa tanete riawang, matoa macege, matoa ponceng. istilah matoa
kemudian menjadi arung. setelah Manurungnge ri Matajang, kerajaan
Bone dipimpin oleh putranya yaitu La Ummasa’ Petta Panre Bessie.
Kemudian kemanakan La Ummasa’ anak dari adiknya yang menikah
raja Palakka lahirlah La Saliyu Kerrempelua. pada masa Arumpone
(gelar raja bone) ketiga ini, secara massif Bone semakin memperluas
wilayahnya ke utara, selatan dan barat.
2. Kerajaan Makassar
Sejarah Kerajaan Makassar sebenarnya terdiri atas 2 kerajaan
yakni kerajaan Gowa dan Tallo. Kemudian, kerajaan itu bersatu
dibawah pimpinan raja Gowa yaitu Daeng Manrabba. Setelah
menganut agama Islam, Ia bergelar Sultan Alauddin. Raja Tallo, yaitu
Karaeng Mattoaya yang bergelar Sultan Abdullah, menjadi mangku
bumi. Bersatunya kedua kerajaan tersebut bersamaan dengan
tersebarnya agama Islam ke Sulawesi Selatan. Pusat pemerintahan
dari Kerajaan Makassar terletak di Sombaopu. Letak kerajaan
Makassar sangat strategis karena berada di jalur lalu lintas pelayaran
antara Malak dan Maluku. Letaknya yang sangat strategis itu menarik
minat para pedagang untuk singgah di pelabuhan Sombaopu. Dalam
waktu singkat, Makassar berkembang menjadi salah satu Bandar
penting di wilayah timur Indonesia.
3. Kerajaan Wajo
Kerajaan Wajo terbentuk dari komune-komune atau komunitas
yang terdiri dari berbagai arah yang berada di sekitar Tappareng
Karaja. Terbetuknya kerajaan wajo berawal dari danau Lampulungeng
yang dipimpin seorang yang memiliki kemampuan supranatural yang
disebut puangnge ri lampulungeng. setelah puangnge ri
lampulungeng, komune lampulungeng berpindah ke Boli yang
kemudian dipimpin oleh seseorang yang juga memiliki kemampuan
supranatural. kedatangan Lapaukke seorang pangeran dari kerajaan
Cina (Pammana) adalah pendiri (Founding Father) kerajaan
Cinnongtabi. Kerajaan ini terbentuk dari banyaknya komunitas di
sekitar tappareng karaja. Selama lima generasi kerajaan Cinnongtabi
Berdaulat,yang kemudian kerajaan ini bubar dan terbentuk Kerajaan
Wajo.
4. Kerajaan Soppeng
Pada suatu masa ketika terjadi kekacauan di Soppeng, muncul dua
orang To Manurung. Yang pertama adalah seorang wanita yang
dikenal dengan nama Manurungnge ri Goarie yang kemudian
memerintah Soppeng ri Aja. Yang kedua adalah seorang laki-laki yang
bernama La Temmamala Manurungnge ri Sekkanyili yang kemudian
memerintah Soppeng ri Lau. Pada akhirnya kedua kerajaan kembar
tersebut menyatu menjadi Kerajaaan Soppeng.
5. Kerajaan Luwu
Di abad ke-12, 13, dan 14 berdiri kerajaan Luwu, Soppeng, Bone,
dan Wajo, yang diawali dengan krisis sosial dimana orang saling
memangsa laksana ikan. Kerajaan Luwu kemudian mendirikan
kerajaan pendamping, yaitu kerajaan Tallo. Tapi dalam
perkembangannya kerajaan kembar ini (Gowa dan Tallo) akhirnya
kembali menyatu menjadi satu kerajaan yaitu Luwu.
KELOMPOK 4 :

A.pengertian kesustraan Makassar

Kata kesustraan adalah kata jadian, kata dasarnya adalah suastra.kata dasar
ini berasal dari dua kata ‘ su’ berarti baik,indah dan sastra berarti bentuk seni
yang di lahirkan dari keindahan penggunaan bahasa,keaslian gagasan yang di
ungkapkan kedalam pesan yang di sampaikan baik berbentuk tulisan atau lisan.
Jadi kesustraan adalah karangan yang indah,oleh karena itu kesustraan ini
adalah hasil ciptaan manusia yang bersifat indah atau berfsifat seni.kesenian itu
di lahirkan dar keindahan pnggunaan bahasa.

B.jenis- jenis kesustraan Makassar

Menurut bentukanya kesustraan Makassar dapat di bagi atas puisi,prosa, dan


bahasa berirama.

1. Puisi

Karakterristik puisi:
a. Irama,rima, matra,baris dan bait merupakan unsur pokok sebuah
puisi
b. Unsure esensial puisi adalah ungkapan perasaan
c. Bahasa puisi bersifat monolog, artinya hanya ada satu pembicaraan
atau penderita yang membakan seluruh teks. Yang termasuk
golongan puisi antara lain doangang,peruntuk kana, kelong, pakkiok
bunting,dondo,aru (janji setia) dan rapang.
Aksara Lontara merupakan hurufk husus sebagai sarana
mengekspresikan bahasa bugis dan Makassar dalam bentuk tulisan.Huruf
nusantara asal Sulawesi selatan ini merupakan yang pertama di daftarkan ke
Unicode untuk di digitalisasi sejak tahun 1990 an.

Lontara berasaldari kata lontar yang merupakan spesies flora endemik di


Sulawesi selatan. Lontara menjadi aksara tradisional masyarakat bugis dan
makassar. Awalnya, aksara Lontara diciptakan oleh Daeng Pamatte. Lontara
ialah aksara asli masyarakat bugis-makassar. Jadi, bukan asimilasi apalagi
pengaruh budaya lain termasuk india. Bentuk aksara Lontara menurut
budayawan Prof Mattulada (alm) berasaldari “Sulapaeppawalasuji”. Wala
sujiberasaldari kata walayaitupemisah/pagar/penjaga, dan sujiartinyaputri. Wala
suji adalah sejenis pagar bamboo dalam acara ritual yang bernebtuk belah
ketupat. Menurut professor Mattul ada bentuk dasar aksara Lontara berasal dari
bentuk filosifissulapa’ appa’ walasuji.Sulapa’ appa’ (empatsisi) adalah bentuk
mistis kepercayaan Bugis-Makassar klasik yang menyimbolkan unsure
pembentukan manusia, yaituApi (pepe’), Air (jekne), Angin (anging), dan Tanah
(butta). Sedangkan walasuji berarti sejenis pagar bambu yang biasa digunakan
pada acara ritual.

Aksara Lontara terdiridari 23 huruf untuk Lontara bugis dan 19 hurufuntuk


Lontara makassar. Selain itu perbedaan Lontara bugis dengan Lontara Makassar
yaitu pada Lontara bugis terdapat Ngka, Mpa, Nca dan Nra Sedangkan pada
Lontara Makassar huruf tersebut tidak ada.

A. Cara penulisanaksara Lontara


1. Aksara dasar ( induksurat )
Aksara Lontara adalah sistem tulisan abugida yang terdiri dari 19
aksara lontara makassar. Seperti aksara brahmilainnya, setiap
konsonan merepresentasikan satu suku kata. Arah penulisan aksara
Lontara adalah dari kiri kekanan.
2. Diakritik ( anaksurat )
Diakritik adalah tanda yang melekat pada aksara utama untuk
mengubah vokalin heren aksara utama yang bersangkutan. Terdapat 4
diakritik dalam aksara Lontara mkassar.
KELOMPOK 5 :

A. Pengertian Pappasang

Pasang atau Pappasang dapat diartikan: (1) perintah; nasihat; permintaan


(2) amanat yang disampaikan lewat orang lain, (3) perkataan; nasihat; wasiat
yangterakhir. Pappasang berasal dari kata dasar pasang yang berarti pesan
yang harus dipegang sebagai amanat, berisi nasihat, dan merupakan wasiat
yang perlu diketahui dan diindahkan. Setelah mendapat imbuhan “pa” (pap)
berupa awalan, maka ia menjadi lebih kongkrit lagi sebagai “peringatan yang
hrus ditaati“, agar yang menerima wasiat itu, benar-benar memperlakukan
dengan penuh rasa tanggung jawab.

Pappasang dalam bahasa Makassar mempunyai makna yang sama


dengan wasiat dalam bahasa Indonesia. Pappasang dapat pula diartikan
sebagai nasihat yang berisi ajakan moral yang patut dituruti. Dalam tulisan
Punagi dinyatakan bahwa pappasang adalah wasiat orang tua kepada anak
cucunya (orang banyak) yang harus selalu diingat sehingga amanatnya perlu
dipatuhi dan dilaksanakan atas rasa tanggung jawab. Sejalan dengan itu,
Mattalitti juga mengemukakan bahwa Pappasang bermakna petunjuk-petunjuk
dan nasihat dari nenek moyang orang Makassar zaman dahulu untuk anak
cucunya agar menjalani hidup dengan baik. 5 Jadi, Pappasang adalah wasiat
orang-orang tua dahulu kepada anak cucunya (generasi berikutnya) yang berisi
petunjuk, nasihat, dan amanat yang harus dipatuhi dan dilaksanakan agar dapat
menjalani hidup dengan baik.

B. Pengertian Puisi Lama

Puisi lama adalah puisi yang penulisannya masih terikat oleh peraturan
tertentu. Aturan di dalam puisi lama berkaitan dengan jumlah kata atau suku kata
dalam tiap baris, jumlah baris yang terdapat dalam tiap bait, serta rima, dan
irama.Puisi lama adalah jenis dari karya sastra puisi yang diciptakan oleh nenek
moyang sejak zaman dahulu. Dalam puisi lama biasanya terikat pada baris, bait,
rima, irama, dan belum terpengaruh oleh budaya asing.Puisi
lama juga puisi yang masih terikat dengan berbagai aturan dan juga sebuah
ketentuan-ketentuan tertentu, seperti jumlah baris yang harus sama pada setiap
baik.

Puisi lama merupakan salah satu karya sastra hasil kebudayaan masyarakat
masa lampau yang memiliki keindahan dan ciri yang unik. Keunikan ini hadir
sesuai dengan adat istiadat atau kondisi dan suasana yang tengah dialami atau
dilihat oleh masyarakat pada saat itu. Puisi lama berbeda dengan puisi baru.
Perbedaannya terutama dalam pola pikir masyarakat lama yang masih diikat
oleh sifat, watak, dan adat istiadat lama. Puisi sebagai curahan hati mereka
masih menggambarkan keadaan mereka pada waktu itu.

C. Jenis-jenis puisi lama dalam Makassar

a. Doangang

Doangang merupakan salah satu jenis puisi lama dalam sastra


Makassar yang hampir sama maknanya dengan mantra dalam sastra
indonesia. Kata doangang mengandung makna permohonan, permintaan atau
harapan. Doangang berbeda dengan jenis sastra lainnya sebab doangang
dianggap memiliki berkah dan mengandung kesaktian atau kekuatan gaib bila
diyakini oleh pemakainya. Oleh karena itu, hampir seluruh aktivitas masyarakat
Makassar pada masa lampau didahului dengan membaca doangang dengan
harapan agar mereka selamat dunia akhirat.

Pemakai doangang harus memperhatikan beberapa persyaratan agar


doangang yang dibacanya mendapat berkah dari Allah, yaitu tidak boleh
membanggakan atau menyombongkan diri. Doa itu tidak diucap pada
sembarang waktu dan tempat, harus yakin bahwa doa yang diucapkan itu
mempunyai daya gaib, serta dipakai dengan maksud untuk membela diri atau
menolong orang.

Umumnya doangang diberikan kepada orang yang akan merantau


kenegeri orang jauh dari kampung halaman, doangang ini diberikan oleh tetua
adat, dukun atau orang-orang yang dituakan dalam masyarakat Makassar.
berikut contoh doangang yang biasa dipakai dalam keseharian :

doangang punna lanaungko ri butta

I kau butta kuonjo' =   wahai tanah yang akan kuinjak


Palewanga’ tallasakku =   luruskanlah jalan hidupku
Eranga’ mange =  bawalah aku
Ri kaminang Mate'nea =    ketempat yang paling baik

b. Paruntuk kana

Paruntuk kana dalam sastra Makassar dalam sastra Makassar dapat


disamakan dengan bidal atau peribahasa, pepatah, perumpamaan dan
ungkapan yaitu kalimat-kalimat yang mengandung kiasan, sindiran atau
perbandingan. Ini merupakan alat yang utama untuk melahirkan pikiran dan
perasaan dengan singkat dan jitu serta mengandung isi yang padat.

Contoh Paruntuk kana :

 Sikamma miong tugguru anana


Artinya : seperti kucing yang jatuh anaknya
Maksudnya : seseorang yang bekerja sembrono, tidak
memperhatikan baik buruknya yang dia kerjakan
 Manre dongik tai tedong
Artinya : makannya seperti burung pipit, tetapi kotorannya
seperti tahi kerbau

c. Kelong

Kelong merupakan ucapan atau perkataan yang diucapkan dengan


intonasi dan nada atau irama tertentu dengan menggunakan Bahasa Makassar
untuk menyampaikan maksud tertentu. Sejak dahulu orang Makassar telah
mengenal tentang bahasa berirama atau sastra jenis ini.
Contoh kelong :

 Niaka Anne Mammempo = Saya datang menghadap


Angerang kasi’ asikku’ = Membawa pengharapanku/rendah hatiku
Saba’ nia’na = Dikarenakan Adanya
Hajjakku lakkupabattu =  Maksud ingin kusampaikan

d. Pakktok bunting
 Pakkatok bunting adalah semacam sanjak khusus diucapkan pada waktu
pengantin laki-laki akan naik ke rumah pengantin perempuan atau
sebaliknya. Sanjak ini tidak dinyanyikan tetapi diucapkan dengan
perasaan dan dengan irama yang menarik.

KELOMPOK 6 :

A. Pengertiaan Aksara Lontarak


Aksara Lontara, juga dikenal sebagai aksara Bugis, aksara Bugis-
Makassar, atau aksara Lontara Baru adalah salah satu aksara tradisional
Indonesia yang berkembang di Sulawesi Selatan. Aksara ini terutama
digunakan untuk menulis bahasa Bugis dan Makassar, tetapi dalam
pekembangannya juga digunakan di wilayah lain yang mendapat pengaruh
Bugis-Makassar seperti Bima di Sumbawa timur dan Ende di Flores dengan
tambahan atau modifikasi.[1] Aksara ini merupakan turunan dari aksara Brahmi
India melalui perantara aksara Kawi.[2] Aksara Lontara aktif digunakan sebagai
tulisan sehari-hari maupun sastra Sulawesi Selatan setidaknya sejak abad 16
M hingga awal abad 20 M sebelum fungsinya berangsur-angsur tergantikan
dengan huruf Latin. Aksara ini masih diajarkan di Sulawesi Selatan sebagai
bagian dari muatan lokal, tetapi dengan penerapan yang terbatas dalam
kehidupan sehari-hari.
Aksara Lontara adalah sistem tulisan abugida yang terdiri dari 23 aksara
dasar. Seperti aksara Brahmi lainnya, setiap konsonan merepresentasikan satu
suku kata dengan vokal inheren /a/ yang dapat diubah dengan pemberian
diakritik tertentu. Arah penulisan aksara Lontara adalah kiri ke kanan. Secara
tradisional aksara ini ditulis tanpa spasi antarkata (scriptio continua) dengan
tanda baca yang minimal. Suku kata mati, atau suku kata yang diakhiri dengan
konsonan, tidak ditulis dalam aksara Lontara, sehingga teks Lontara secara
inheren dapat memiliki banyak kerancuan kata yang hanya dapat dibedakan
dengan konteks.

B. Prosedur Menerjemahkan tulisan lontarak


Adapun prosedur menerjemahkan tulisan Lontarak yaitu :
1. Mencari naskah yang akan diterjemahkan
2. menerjemahkan bahasa lontara ke dalam bahasa Makassar
3. Mengalih bahasakan tulisan makassar kedalam bahasa Indonesia

C. Contoh hasil Menerjemahkan tulisan lontarak

Passalak ampaknassai anne jilik makaruwana


Paupauwanna I Kukang.

Akkullei nipangngallei kiasak siyagang pangngebarrang lompo risesena


katallassanga rilino. Majai pahalana anjo riyolowa, maja iyampa anne pole.
Kabuyobuyowi riyolowa, kabuyobuyowampa anne pole. Alkissah,
nanisorokanaseng paupauwanna I Kukang anjo riwat tu ammantannamo ri
Manynyang niparek anak, nikatuwo bajik bajik, nanijagai kanrena, balanjana
kammaya tompa nipassangka kang pakeppakeyanna. Naniyakmo sekre allo
nanakana I Manynyang ri Kukang, "Iya kukana bajik punna kuerangko mange
kupatakgalak assikola ri guru appangaji sikolaya. Barang kammaiyapa
nakatambaang pang ngassengannu nanusungkeyangak rupangku tau. Barang
kammaji apa nammumba areng mabajikna tau towanu ritallasakna.
Nakanamo I Kukang, "Ba katte, taklalo rannuku, kujukungi ku panaik riyulungku
antu kananta. Naiyajiya niyakmi majule kusak ring rikalengku lanring
lompolompokumo. Niyak kukana bajik, kiyagang mami sipappau guruwa barang
akkulleyak naajari rikale mamak punna sawesaweiseng, ala allo, ala bangngi.
Taena masala nakumangemo anjoreng ampattujuwangi risiratannaya kukulleya
todong. Nakulewalewangkik lampa tommakik assuluk mae kuto
wak-towak punna taenaseng jamangku. Lekbaki nakanami I Manynyang, "Bajik
tonji antu kammaya. Nanro kamma kuwagang riyolo sipappau guruwa barang
erokji. Nakusuro pacinikang tongko riyolo allo mabajik."

BAHASA INDONESIA
Cerita ini Menjelaskan jilik yang kedua kisah kukan
Bisa diambil kiasan dan bisa ambil contoh dan peringatan yang besar
disamping kehidupan didunia. Serta banyak pahalanya dari dulu, lebih banyak
lagi sekarang.
Dan juga. Suatu hari, dijelaskan semua kisah kukang saat tinggal di rumah dan
dijadikan anak di manynyang di rawat baik-baik, dan di perhatikan makannya,
belanjanya dan kebutuhan lainnya serta pakainnya.
Dan ada suatu hari, i Manynyang berkata kepada kukang,"alangkah lebih baik
jika aku menyekolahkanmu di sekolah di guru yang mengajarkan mengaji di
sekolahnya, semoga dengan itu ilmu mu bertambah dan kau mengangkat
derajat keluarga ini. Dan semoga kau membawa nama baik orang tuamu di
kehidupannya.
Lalu kukang mengatakan" iya itu benar, saya sangat senang akan kuingat
pesanmu di kepalaku. Dan ada dalam diriku saat saya besar. Ada kukatakan
baik dan saling mengingatkan sehingga bisa menjadi manfaat didiri kita masing
masing, hari-hari, setiap malam. Jika ada masalah saya akan kesana
menentukan sesuatu yang bisa saya lakukan untuk membantu nya. Dan ku
rangkul keluar melewati masalah.

KELOMPOK 7 :

A. . Pengertian Transliterasi

Kamus bahasa Indonesia (1997c : 1071) transliterasi adalah


penyalinan dengan penggantian huruf dari abjad yang satu keabjad yang
lain( terlepas dari lafal bunyi kata sebenarnya. Transliterasi Lontarak
ialah penyalinan huruf – huruf lontara dengan huruf – huruf latin beserta
perangkatnya. Jadi transliterasi adalah pengalihan suatu jenis huruf ke
jenis huruf lainnya, misalkan alih aksara, dari aksara lontarak kehuruf
latin.
Transliterasi merupakan salah satu program penelitian yang
pelaksanaanya dimulai tahun 1983/ 1984 untuk mencapai rumusan yang
lebih baik. Transliterasi ini memang dihajatkan untuk semua bangsa
dalam menuliskan bahasanya, karena ketidak adanya pedoman yang
baku yang dapat dipergunakan oleh masyarakat tersebut. Dari hasil itu
diketahui bahwa selama ini masyarakat masih mempergunakan
transliterasi yang berbeda – beda.
Adapun pengertian Transliterasi menurut para ahli diantaranya
 Onions (dalam Darusuprapta 1984: 2), adalah suntingan yang
disajikan dengan jenis tulisan lain.
 Baried (1994: 63) berpendapat bahwa transliterasi adalah
penggantian jenis tulisan, huruf demi huruf dari satu abjad ke
abjad yang lain.
 Transliterasi dalam Kamus Istilah Filologi (1977: 90),
didefinisikan sebagai “pengubahan teks dari satu tulisan ke
tulisan yang lain atau dapat disebut alih huruf atau alih aksara.
B. Penyerapan Kata Dalam Transliterasi
Kata dari bahasa Makassar yang diserap ke dalam bahasa
Indonesia mengalami penyederhanaan atau perubahan, baik dalam
hal penulisan maupun pengucapannya.

C. Pedoman Transliterasi Aksara Lontarak ke Huruf Latin


1. Pedoman transliterasi adalah pedoman yang berisi tanda-
tanda tertentu, sesuai dengan karakteristik huruf dan
visualisasi bentuk teks. Pedoman dibuat agar setiap huruf
terwakili dalam hasil transliterasi yang dibuat.
2. Pertahankan awal dan akhir baris dalam proses
transliterasi.
3. Pergantian halaman dipertahankan dengan menuliskan
tiap perpindahan halaman di tiap hasil transliterasi

D. Metode Transliterasi
1. Transliterasi metode diplomatik, yaitu penggantian jenis
tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang
lain apa adanya. Adapun tujuannya yaitu : Untuk
memberikan gambaran kepada para pembaca tentang teks
awal (yang ditransliterasikan). Agar pembaca seolah-olah
menghadapi teks aslinya walaupun dalam teks yang
berbeda hurufnya. Mempertahankan keaslian teks.
2. Transliterasi metode ortografis atau transliterasi kritik, yang
disebut juga transliterasi standar yaitu penggantian tulisan
huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain
dalam hal ini dari huruf Jawa ke huruf Latin yang
disesuaikan dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).

E. Manfaat Transliterasi
1. Pelestarian Naskah
2. Pengenalan naskah

Kamus bahasa Indonesia (1997c : 1071) transliterasi adalah penyalinan


dengan penggantian huruf dari abjad yang satu keabjad yang lain( terlepas dari
lafal bunyi kata sebenarnya. Transliterasi Lontarak ialah penyalinan huruf – huruf
lontara dengan huruf – huruf latin beserta perangkatnya. Jadi transliterasi adalah
pengalihan suatu jenis huruf ke jenis huruf lainnya, misalkan alih aksara, dari
aksara lontarak kehuruf latin. Kata dari bahasa Makassar yang diserap ke dalam
bahasa Indonesia mengalami penyederhanaan atau perubahan, baik dalam hal
penulisan maupun pengucapannya. Pedoman transliterasi adalah pedoman yang
berisi tanda-tanda tertentu, sesuai dengan karakteristik huruf dan visualisasi
bentuk teks. Transliterasi metode diplomatik, yaitu penggantian jenis tulisan,
huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain apa adanya. Dan
Transliterasi metode ortografis atau transliterasi kritik, yang disebut juga
transliterasi standar yaitu penggantian tulisan huruf demi huruf dari abjad yang
satu ke abjad yang lain dalam hal ini dari huruf Jawa ke huruf Latin yang
disesuaikan dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD). Manfaat Transliterasi
yaitu: Pelestarian Naskah Pengenalan naskah.

KELOMPOK 8 :

A. PENGERTIAN KARANGAN

Karangan berarti menyusun atau merangkai, pada awalnya kata


merangkai tidak berkaitan dengan kegiatan menulis. Operasional atau
cakupan makna kata merangkai mula-mula terbatas pada pekerjaan yang
berhubungan dengan benda konkret seperti merangkai bunga atau
merangkai benda orang lain. Sejalan dengan kemajuan komukasi dan
bahasa, lama-kelamaan timbul istilah merangkai kata. Lalu berlanjut
dengan merangkai kalimat, kemudian jadilah apa yang disebut sebagai
karangan. Orang yang merangkai atau menyusun kata, kalimat dan alinea
tidak disebut perangkai. Tetapi penyusun atau pengarang untuk
membedakannya dengan perangkai bunga. Belakangan muncul sebutan
penulis karena karangan tertulis juga disebut tulisan.

Sebenarnya Karangan tidak hanya dan tidak harus tertulis. Seperti


halnya berkomunikasi, kegiatan menulis karangan juga menggunakan
bahasa sebagai mediumnya dapat berlangsung secara lisan. Seseorang
yang berbicara misalnya, dalam sebuah diskusi atau berpidato secara
serta merta (improntu) otaknya terlebih dahulu harus mengarang sebelum
mulutnya berbicara.
Penulis berpendapat bahwa mengarang adalah pekerjaan merangkai
kata, kalimat, atau paragraf dalam rangka menjabarkan atau mengulas
topik dan tema tertentu untuk memperoleh hasil akhir berupa karangan.
Untuk bahan perbandingan, disini dikutipkan pendapat Widyanmartaya
dan Sudiati (1911:77). Menurut keduanya , Karangan adalah “keseluruhan
rangkaian kegiatan seseorang untuk mengungkapkan gagasan dan
menyampaikannya melalui bahasa tulis kepada pembaca untuk
dipahami”.

Jadi karangan adalah hasil penjabaran suatu gagasan secara resmi


dan teratur tentang suatu topik atau pokok bahasan. Setiap karangan
yang ideal pada prinsipnya merupakan uraian yang lebih tinggi atau lebih
luas dari paragraf. Selain itu, karangan juga mempunyai arti lain yaitu
bentuk tulisan yang mengungkapkan pikiran dan perasaan pengarang
dalam satu kesatuan tema yang utuh.

B. JENIS-JENIS KARANGAN.

1. Berdasarkan Bentuknya

a. Puisi,adalah karangan yang mengutamakan keindahan bentuk


dan bunyi serta kepadatan makna. Puisi pada umunya berbentu
kmonolog.
b. Drama,adalah karangan yang berupa dialog sebagai
pembentuk alurnya.
c. Prosa,adalah jenis karangan yang disusun secara bebas dan
terperinci.Bentuknya merupakan percangkokan monolog
dengan dialog.

Prosa terbagi dalam dua macam:

1. Fiksi,adalah karangan yang disusun dalam bentuk alur yang


menekankan aturan sistematika perceritaan. Contohya:novel
dan cerpen.
2. Nonfiksi,adalah karangan yang menekankan aturan sistematika
ilmiah,dan aturan-aturan kelogisan. Contohnya: essay,laporan
penelitian,dan biografi.

2. Berdasarkan Cara Penyajiannya

a. Karangannarasi, adalah karangan yang menceritakan suatu


peristiwa atau kejadian dengan tujuan agar pembaca seolah-
olah mengalami kejadian yang diceritakan itu.
b. Karangan deskripsi, adalah karangan yang menggambarkan
suatu objek dengan tujuan agar pembaca merasa seolah-olah
melihat sendiri objek yang digambarkan itu.
c. Karangan eksposisi, adalah karangan yang memaparkan
sejumlah pengetahuan atau informasi. Tujuannya agar
pembaca mendapat informasi dan pengetahuan dengan
sejelas-jelasnya. Dikemukakan data dan fakta untuk
memperjelas pemaparan.
d. Karangan argumentasi, adalah karangan yang bertujuan untuk
membuktikan suatu kebenaran sehingga pembaca meyakini
kebenaran itu. Pembuktian memerlukan data dan fakta yang
meyakinkan.
e. Karangan persuasi, adalah karangan yang bertujuan untuk
mempengaruhi pembaca. Karangan ini pun memerlukan data
sebagai penunjang.

3. Berdasarkan Masalah yang Disajikannya

a. Karangan populer, adalah karangan yang membahas peristiwa


sehari-hari dengan menggunakan ragam bahasa yang biasa
digunakan masyarakat pada umumnya.
b. Karangan ilmiah, adalah karangan yang membahas masalah-
masalah yang berkain dengan disiplin ilmu tertentu. Ragam
bahasa yang digunakan bersifat teknis yang hanya dapat
dipahami masyarakat tertentu.
c. Karangan ilmiah populer, adalah karangan yang membahas
masalah-masalah keilmuan dengan menggunakan ragam
bahasa yang dipahami masyarakat pada umumnya.
d. Surat merupakan karangan yang mengupas beragam persoalan
dalam berbagai kepentingan tertentu. Pembacanya dinyatakan
secara khusus.
e. Karangan sastra, adalah karangan yang berisi cerita rekaan
dengan bahasa,gaya,citra dan rasa yang indah. Cerita-cerita
yang dinyatakannya lebih bersifat individual.

KELOMPOK 9 :

A.      Penulisan Ungkapan

1. Pengertian Menulis menurut para ahli

1) Hargrove dan Pottet


Pengertian menulis yang pertama dikemukakan oleh Hargrove
dan pottet yang disampaikan dalam Abdurahman, dimana menulis
adalah upaya menggambarkan tentang pikiran, ide, perasaan dalam
bentuk simbol.
Simbol yang dimaksud disini adalah simbol system bahasa
penulisan. Bahasa tulisan inilah yang digadang-gadang sebagai
media sarana komunikasi (1998:239).
Dikatakan symbol karena dahulu menulis tidak sekedar disusun
dalam susunan kata. Tetapi di jaman dahulu bisa juga dibuat dalam
bentuk membuat relief, membuat prasasti dan masih banyak lagi.
Baru akhir-akhir ini, bentuk komunikasi tulis bisa ditulis dalam simbol
huruf dan menjadi sebuah kalimat.
2) The Liang Gie
Pengertian menulis menurut The Liang Gie merupakan kegiatan
menulis yang memasukan beberapa unsur penting dalam menulis.
Jadi tidak sekedar menuangkan gagasan saja, tetapi juga harus
mengikuti unsur lain seperti meninjau dari segi tuturan, wahana dan
tatanan. Adapun yang dimaksud dengan gagasan, yaitu pendapat,
pengalaman dan pengetahuan dari si penulis. Baik yang didapatkan
di masa lalu dari pengalamannya sendiri, atau di masa sekarang
lewat kajian literatur. Sedangkan yang dimaksud dengan tuturan
adalah upaya untuk mengungkapkan gagasan dengan
memperhatikan bahasa penyampaian, misalnya ingin menggunakan
bahasa deskriptif, narasi, persuasi, eksposisi ataupun
argumentasi.Nah, sedangkan yang dimaksud dengan unsur tatanan
adalah memperhatikan diksi atau pemilihan bahasa. Tentu saja saat
menulis tidak asal menulis, tetapi juga ada seni merangkai tulisan
atau semacamnya agar penggunaan ejaannya tepat. Sedangkan
wahana lebih ke bentuk alat, misalnya dari segi gramtika, retorika
atau dari segi kosakata.

2. Pengertian Ungkapan
            Ungkapan merupakan gabungan kata yang maknanya sudah menyatu
dan tidak ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya. Idiom atau
disebut juga dengan ungkapan adalah gabungan kata yang membentuk arti baru
dimana tidak berhubungan dengan kata pembentuk dasarnya. Ungkapan adalah
gabungan dua kata atau lebih yang digunakan seseorang dalam situasi tertentu
untuk mengkiaskan suatu hal. Ungkapan terbentuk dari gabungan dua kata atau
lebih. Gabungan kata ini jika tidak ada konteks yang menyertainya memiliki dua
kemungkinan makna, yaitu makna sebenarnya (denotasi) dan makna tidak
sebenarnya (makna kias atau konotasi).

B.  Bentuk Ungkapan Dan Aksara Lontara

1. Contoh Bentuk Ungkapan


1) Contoh Bentuk Ungkapan Bahasa Indonesia :banting tulang : kerja
keras , gulung tikar : bangkrut
2. Bentuk Aksara Lontara
Ka Ga nga ngka

Pa Ba ma mpa

KELOMPOK 10 :
A. MENULISKAN BERITA
1. Pengertian Menulis menurut para ahli
1) HargrovedanPottet Pengertian menulis yang pertama dikemukakan
oleh Hargrove dan pottet yang disampaikan dalam Abdurahman,
dimana menulis adalah upaya menggambarkan tentang pikiran, ide,
perasaan dalam bentuk simbol. Simbol yang dimaksud disini adalah
simbol system bahasa penulisan. Bahasa tulisan inilah yang digadang-
gadang sebagai media sarana komunikasi (1998:239). Dikatakan
symbol karena dahulu menulis tidak sekedar disusun dalam susunan
kata. Tetapi di jaman dahulu bisa juga dibuat dalam bentuk membuat
relief, membuat prasasti dan masih banyak lagi. Baru akhir-akhir ini,
bentuk komunikasi tulis bisa ditulis dalam simbol huruf dan menjadi
sebuah kalimat.
2) TheLiangGie Pengertian menulis menurut The Liang Gie merupakan
kegiatan menulis yang memasukan beberapa unsur penting dalam
menulis. Jadi tidak sekedar menuangkan gagasan saja, tetapi juga
harus mengikuti unsur lain seperti meninjau dari segi tuturan, wahana
dan tatanan. Adapun yang dimaksud dengan gagasan, yaitu pendapat,
pengalaman dan pengetahuan dari si penulis. Baik yang didapatkan di
masa lalu dari pengalamannya sendiri, atau di masa sekarang lewat
kajian literatur. Sedangkan yang dimaksud dengan tuturan adalah
upaya untuk mengungkapkan gagasan dengan memperhatikan
bahasa penyampaian, misalnya ingin menggunakan bahasa deskriptif,
narasi, persuasi, eksposisi ataupun argumentasi. Nah, sedangkan
yang dimaksud dengan unsur tatanan adalah memperhatikan diksi
atau pemilihan bahasa. Tentu saja saat menulis tidak asal menulis,
tetapi juga ada seni merangkai tulisan atau semacamnya agar
penggunaan ejaannya tepat. Sedangkan wahana lebih ke bentuk alat,
misalnya dari segi gramtika, retorika atau dari segi kosakata.
3) Tarigan Berbeda dengan pendapat Tarigan (1986:21) yang
mendefinisikan menulis sebagai upaya untuk membuat lambang-
lambang grafis. Tentu saja lambang yang digunakan adalah lambang
yang sudah banyak diketahui oleh masyarakat umum, berbentuk
tulisan. Sehingga dari penyatuan lambang-lambang tersebut
membentuk sebuah pesan, makna yang mudah dipahami oleh
pembaca.
4) LasaHS Pengertian menulis menurut Lasa HS dalam bukunya Menulis
itu segampang ngomong. Secara garis besar ia pun menjelaskan
bahwa menulis itu sederhana dan simpel. Sesimpel ketika kita
ngomong sehari-hari. Ngomong cas cis cus tanpa harus kesulitan
menuangkannya.

2. Pengertian menulis berita


Menulis berita merupakan suatu upaya untuk bercerita,
menerangkan, atau menyampaikan informasi suatu peristiwa dalam
bentuk tertulis. Dalam menulis teks berita, informasi yang ditulis
merupakan fakta bukan opini. mengikuti kaidah P3SPS (Pedoman
Prilaku Penyiaran dan Standar Program Siaran) yang dibuat pemerintah.
Berita sudah menjadi konsumsi wajib bagi semua orang, sebab
melalui berita kita bisa mendapatkan beragai informasi, baik mengenai
peristiwa terbaru maupun perkembanyannya. Beirta bisa kita dapatkan
melalui media cetak, elektronik, internet, ataupun sekedar dari mulut ke
mulut (baca juga: konvergensi media).
3. Langkah langkah menuliskan berita:
1) Menemukan Peristiwa Untuk Dijadikan Berita Berita berisi peristiwa
yang sifatnya aktual dan penting untuk disebarluaskan.
2) Pencarian sumber berita
3) Wawancara , Observasi, dan Dokumentasi
4) Mencatat Hal-Hal Penting Dalam proses pencarian informasi
5) Membuat kerangka berita Kerangka berita
6) Menulis Teras Berita
7) Menulis Isi Berita
8) Penyuntingan berita
9) Tidak Menonjolkan Unsur Kekerasan, Seksualitas, Perjudian,
Penyalahgunaan Narkotika dan Obat Terlarang P3SPS
10)Tidak Mempertentangkan Suku, Agama, Ras atau Golongan Dalam
P3SPS program siaran, termasuk berita diwajibkan menghormati
perbedaan suku, agama, ras dan golongan.
11)Tidak Merendahkan Nilai – Nilai Yang Berlaku Dalam Masyarakat
12)Tata Bahasa dan Kosokata Dalam penyusunan kalimat, gunakan tata
bahasa yang sesuai dengan kaidah bahasa Indonesia (SPOK).
13)Tanda Baca dan Struktur Kalimat Tanda baca diperlukan untuk
melakukan pemenggalan kalimat.
14)Kutipan dan Atribusi Kutipan diperlukan untuk memperkuat,
menegaskan atau memberi fakta dalam berita yang ditulism
sedangkan atribusi diperlukan dalam berita yang bersifat opini.
KELOMPOK 11 :

A. Pengertian Menulis dan Surat


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), arti kata tulisan
adalah batik (yang dibatik bukan dicetak, tentangkain). Arti lainnya dari tulisan
adalah suratan (nasib, takdir).

Menulis adalah suatu kegiatan untuk menciptakan suatu catatan atau


informasi pada suatu media dengan menggunakanaksara. Menulis biasa
dilakukan pada media berbentuk kertas dengan menggunakan alat-alat
seperti pena atau pensil.

B. Langkah-langkahMenulis Surat Resmi


Adapun Langkah-langkahcarapenulisansuratsebagiberikut:
1. Langkah pertamayaitumencatumkankepalaatau kopsuratresmi
2. Mencantumkannomorsuratresmi.
3. Langkah ketigayaitumelampirkantempat dan tanggalsuratresmi.
4. Mencantumkanlampiransurat.
5. Janganlupadicantumkanalamatsurat.
6. Menulisisisurat.
7. Terakhir, menuliskansalampenutup.

C. Teknik Menulis Surat Pribadi


Surat pribadi adalah surat yang ditulis seseorang untuk menyampaikan
isi hati kepada orang lain. Isi surat pribadi sangat tergantung pada penulis
surat, pada prinsipnya, penulis surat pribadi tidak ada pedoman yang baku,
bahasayagdigunakantidakharus formal. Sesuaidengansifatnyayang pribadi,
maka format surat pun tidakadaaturan yang baku. Walaupundemikian, unsur
yang harusadadalamsuratpribadiadalah :

1. Tanggalsurat

2. Alamat tujuan

3. Salam pembuka

4. Tubuhsurat (pembuka, isi, penutup)

5. Slam penutup

6. Tanda tangan

D. Cara Menulis dan Membaca Aksara Lontarak


Pintu masuk untuk mempelajari penulisan aksara Lontara adalah
melalui bahasa daerah itu sendiri. Di lingkungan keluarga terkadang yang
terjadi adalah kedua orangtua menggunakan bahasadaerah, namun anak-
anak merekatetap menggunakan bahasa nasional (Indonesia).

Dalam rangka mengembangkan aksara lontarak yang merupakan warisan yang


sangat berharga, sepatutnya kita menginstropeksi diri melihat sejauh mana
perana kita dalam melestarikan aksara lontarak tersebut. Dan sebagai orang tua,
apakah kita sudah mengambil peran serta dan memeiliki kepedulian terhadap
pelajaran aksara lontarak khususnya dalam mengajarkan kepada anak-anak kita
untuk menulis dan membacannya. Sebagaimana kita ketahui bahwa di negara
kita terdapat ratu sangugusan pulau yang terbentang dari sabang sampai
papua,kita memiliki berbagai Bahasa dan tulisan daerah di antaranya adalah;
aksara rencong di sumatera selatan, aksara batak, aksara sunda di jawa barat,
aksara jawa(hanacaraka), dan aksara bali yang berpangkal dari huruf pallawa,
termasuk di antaranya aksara lontarak di Sulawesi selatan, yang diuraikan dalam
tulisan ini.

KELOMPOK 12 :
A. PENGERTIAN PUISI BEBAS BAHASA MAKASSAR
Puisi dalam bahasa Makassar adalah suatu karya sastra tertulis
dimana isinya merupakan ungkapan perasaan seorang penyair dengan
menggunakan bahasa yang bermakna semantis serta mengandung
irama, rima, dan ritma dalam penyusunan larik dan baitnya.
Beberapa ahli modern mendefinisikan puisi sebagai perwujudan
imajinasi, curahan hati, dari seorang penyair yang mengajak orang lain ke
'dunianya'. Meskipun bentuknya singkat dan padat, umumnya orang lain
kesulitan untuk menjelaskan makna puisi yang disampaikan dari setiap
baitnya. Puisi ini lebih menekankan terhadap isi puisi yang ungkapan hati
ataupun perasaan hati dari sang penulis sehingga makna dari puisi ini
lebih mendalam dan mengandung kata-kata yang lebih puitis dan nilai
estetika yang tinggi. Jadi, penulisan puisi ini memberikan pesan kepada
pembaca tentang perasaan penulis baik langsung secara tertulis ataupun
dalam bentuk tersirat.
Pengertian Puisi Menurut Para Ahli :
1. Herman J. Waluyo Waluyo (2002, hlm. 1), mengungkapkan bahwa
puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan,
dipersingkat, dan diberi rima dengan bunyi yang padu dan pemilihan
kata-kata kias (imajinatif).
2. Watt-Dunton Menurut Watt-Dunton (dalam Situmorang, 1980) puisi
adalah ekpresi konkret yang bersifat artistik dari pikiran manusia
dalam bahasa emosional dan berirama.
3. Aisyah Puisi merupakan hasil penafsiran penyair terhadap kehidupan
(Aisyah, 2007, hlm. 2).
4. Suroto Suroto (1989, hlm. 40) berpendapat bahwa secara bebas
dapat dikatakan bahwa puisi adalah karangan yang singkat, padat,
pekat.
5. Pradopo Pradopo (1995) mengatakan bahwa puisi adalah rekaman
dan interpretasi dari berbagai pengalaman manusia yang penting,
digubah dalam bentuk atau wujud yang paling berkesan.
B. CIRI-CIRI PUISI BEBAS
Berikut ini adalah ciri-ciri puisi bebas yaitu :
1) Tidak terikat pada sajak, rima, jumlah baris, dan pemilihan kata.
2) Mengandung kata-kata puitis dan nilai estetika yang tinggi.
3) Isinya adalah ungkapan hati ataupun perasaan dari penulis.

C. CARA PENULISAN PUISI BEBAS


Menulis puisi bebas harus memperhatikan penentuan tema yang tepat
dan penggunaan pilihan kata yang sesuai dengan tema dan
menggambarkan perasaan sesuai dengan tema. Langkahlangkahnya
adalah sebagai berikut :
1) Menentukan tema puisi yang akan dibuat.
2) Mendaftar kata-kata yang sesuai dengan tema.
3) Menyusun kata-kata tersebut menjadi baris.
4) Menyusun baris tersebut menjadi bait.
5) Koreksi ketepatan kata dengan makna dari puisi.
6) Padatkan kata-kata dalam puisi tanpa mengurangi makna.
Menulis puisi bebas dengan menggunakan pilihan kata yang sesuai.
Tentukan terlebih dahulu temanya. Misalnya: kepahlawanan,
kemanusiaan, keindahan alam, keagungan Tuhan,w atau kecintaan
terhadap tanah kelahiran. Kemudian tulis dalam bentuk puisi dengan
memperhatikan pemilihan kata-katanya atau diksi. Pemilihan kata atau
diksi sangat penting karena dengan pemilihan kata atau diksi yang tepat
maka suasana dan perasaan penulis dapat terungkap dengan baik.
D. KARAKTERISTIK PUISI BEBAS
 Irama, rima, matra, baris dan bait merupakan unsur pokok sebuah
puisi
 Unsur esensial puisi adalah ungkapan perasaan
 Bahasa puisi bersifat monolog, artinya hanya ada satu
pembicaraan atau penderita yang membawakan seluruh teks.
KELOMPOK 13 :

A. TUJUAN MENULIS CERITA FABEL


Tujuan fabel adalah memberikan ajaran moral dengan menunjukkan
sifat-sifat jelek manusia melalui simbol binatang-binatang.Melalui tokoh
binatang, pengarang ingin mempengaruhi pembaca agar mencontoh yang
baik dan tidak mencontoh yang tidak baik

B. LANGKAH-LANGKAH MENULIS CERITA FABEL


1. Menentukan Moral Cerita 

Sebelum memulai menulis, teman-teman harus menentukan moral


ceritanya terlebih dahulu. Dari moral cerita itulah, kita bisa mengembangkan
jalan cerita dan menentukan karakter tokoh

Contoh moral cerita fabel yang bisa kita tulis, yaitu:

- Cara memperlakukan orang dengan baik 

- Jangan pernah berperilaku jahat


- Selalu sikat gigi sebelum tidur 

- Menjadi pribadi yang selalu tepat waktu 

- dan lain-lain

2. Memilih Tokoh  

Selain mengembangkan alur cerita, kita juga harus memilih tokoh.


Dalam cerita pasti ada tokoh utama, tokoh pendukung, ataupun figuran. Oleh
karena itu, buatlah dua, tiga, atau empat tokoh sesuai yang diperlukan.
Pemberian nama juga tokoh tidak diharuskan Tetapi, kita bisa kita namai
dengan bebas seperti nama manusia atau buatlah sekreatif mungkin. Selain
itu, tokohnya bisa berupa laba-laba, kancil, beruang, rubah, singa, atau
burung hantu.

3.  Memilih Sifat Karakter 

Setelah memilih tokoh, selanjutnya adalah memilih sifat karakter sesuai yang
dibutuhkan.Hal ini karena tokoh dan sifatnya, bisa membuat alur cerita
berkembang. Misalnya, burung hantu karakternya bijaksana, rubah karakternya
licik, dan lembu yang kuat.Namun, biasanya karakter tokoh dalam
cerita fabel sifatnya berlawanan. Misalnya, pada salah satu karya fabel Aesop
‘Kura-kura dan Kelinci’.Kura-kura mempunyai karakter yang lambat tapi stabil,
sedangkan kelinci cepat tapi sombong

4. Membuat Konflik 

Lalu, teman-teman harus menentukan konflik yang akan terjadi nantinya.


Konflik dapat kita rancang berdasarkan tokoh dan karakter yang sudah kita buat
tadi. Misalnya, dalam cerita fabel ‘Kura-kura dan Kelinci’, meskipun kura-kura
lambat tetapi mereka fokus dan tidak mudah putus asa.Sedangkan, kelinci bisa
berlari cepat tetapi sombong dan tidak mudah fokus.

5. Mulai Menulis 

Jika keempat hal tersebut sudah teman-teman buat, maka kita siap
menulis.Cerita fabel tidak perlu dibuat terlalu panjang, kok. Tulislah fabel secara
pendek, sederhana, dan mudah dipahamiSehingga, pembaca mudah terkesan
dan selalu mengingat cerita fabel yang kita buat
C. CIRI-CIRI BAHASA DALAM FABEL

Fabel mengambil tokoh dari para binatang.Watak tokoh para binatang


digambarkan seperti watak manusia (ada yang baik dan buruk) serta bisa
berbicara.Memiliki rangkaian peristiwa tentang kejadian sebab-akibat yang
alurnya maju untuk mencapai puncak atau akhir cerita.Fabel menggunakan
latar alam seperti hutan, sungai, kolam, dan lainnya.Gaya penceritaan
menggunakan sudut pandang orang ketigaCiri bahasa yang digunakan dalam
fabel adalah kalimat naratif/peristiwa, kalimat langsung yaitu dialog para
tokoh, dan kata sehari-hari dalam situasi tidak formal atau bahasa
percakapan.

D. JENIS-JENIS FABEL
1. Fabel Klasik. Pengertian fabel klasik yaitu dongeng yang telah dibuat dari
zaman dahulu, namun tidak diketahui secara pasti kapan waktu dibuat
ceritanya.
2. Fabel Modern. Beda halnya dengan fabel klasik, fabel modern memliki
waktu kemunculan yang masih cukup baru.

Anda mungkin juga menyukai