Oleh :
Nama : Harnita
Nim : 210505502027
Kelas : III B
A. Sastra Lisan
Sastra lisan adalah bagian dari tradisi yang berkembang di tengah rakyat
jelata yang menggunakan bahasa sebagai media utama. Sastra lisan ini lebih
dulu muncul dan berkembang di masyarakat daripada sastra tulis.
Pengertian sastra lisan menurut Hutomo 1990:1 yaitu sastra lisan adalah
kesusastraan yang mencangkup ekspresi kesusastraan warga. Suatu
kebudayaan yang disebarluaskan secara turun-temurun atau dari mulut ke mulut.
a. Ciri - ciri sastra lisan :
1. Penyebarannya lewat lisan ( mulut ) 2
2. Lahir di lingkungan masyarakat berbudaya desa dan kebanyakan belum
mengenal huruf ( tulisan ).
3. Menggambarkan ciri - ciri budaya satu masyarakat . Karena sastra lisan
adalah warisan budaya yang menggambarkan masa akhirnya , tetapi
menyebut pula hal - hal baru sesuai dengan masalah sosial ( fosil hidup ).
4. Memiliki gambaran gambaran.
5. Terdiri berbagai fersi.
6. Kurang mengutamakan kebenaran namun lebih pada aspek khayalan ,
fantasi yang tidak diterima oleh masyarakat modern , memiliki fungsi di
masyarakat.
7. Memakai bahasa seahri – hari.
Berdasarkan bentuk tetapi di Indonesia sastra lisan paling sering prosa ,
seperti dongeng , cerita rakyat , namun ada pula yang berbentuk prosa liris
seperti pappasang, royong, kelong. Dalam khazanah kesusastraan Melayu kuno
tradisi sastra lisan baik syair maupun prosa merupakan kekhasan corak
tersendiri yang memiliki lajur sejarah sejarah yang cukup panjang .
Dalam perjalanannya sastra lisan menemukan tempat dan bentuk masing -
masing di setiap daerah pada ruang etnik dan suku yang mengusung flok
budaya dan adat yang berbeda - beda . Sastra lisan telah bertahan cukup lama
dalam mengiringi sejarah bangsa Indonesia dan menjadi semacam
ekspresi estetik tiap-tiap daerah dan suku yang tersebar di nusantara .
A. Kebudayaan Bugis-Makassar
Kota Makassar berada koordinat 119oBT dan 5,8o LS dengan
ketinggian yang bervariasi antara 1 – 25 meter dari permukaan laut,
merupakan daerah pantai yang datar dengan kemiringan 0 – 5o ke arah
barat, diapit oleh dua muara sungai yaitu Sungai Tallo yang bermuara di
bagian utara kota dan Sungai Jeneberang yang bermuara di selatan kota.
Luas wilayah kota Makassar kurang lebih 175,77 Km2 daratan dan
termasuk 11 pulau di Selat Makassar ditambah luas wilayah perairan
kurang lebih 100 Km2. Jumlah kecamatan di Kota Makassar sebanyak 15
kecamatan dan memiliki 143 kelurahan. Tujuh kecamatan berbatasan
dengan pantai yaitu: Kecamatan Tamalate, Mariso, Wajio, Ujung Tanah,
Tallo Tamalanrea dan Biringkanaya.
C. Sejarah Bugis Makassar
1. Suku Bugis
Bugis adalah suku yang tergolong ke dalam suku-suku Melayu
Deutero. Masuk ke Nusantara setelah gelombang migrasi pertama dari
daratan Asia tepatnya Yunan. Kata "Bugis" berasal dari kata To Ugi, yang
berarti orang Bugis. Penamaan "ugi" merujuk pada raja pertama kerajaan
Cina yang terdapat di Pammana, Kabupaten Wajo saat ini, yaitu La
Sattumpugi. Ketika rakyat La Sattumpugi menamakan dirinya, maka
mereka merujuk pada raja mereka. Mereka menjuluki dirinya sebagai To
Ugi atau orang-orang atau pengikut dari La Sattumpugi. La Sattumpugi
adalah ayah dari We Cudai dan bersaudara dengan Batara Lattu, ayah
dari Sawerigading. Sawerigading sendiri adalah suami dari We Cudai dan
melahirkan beberapa anak termasuk La Galigo yang membuat karya
sastra terbesar di dunia dengan jumlah kurang lebih 9000 halaman folio.
Sawerigading Opunna Ware (Yang dipertuan di Ware) adalah kisah yang
tertuang dalam karya sastra I La Galigo dalam tradisi masyarakat Bugis.
Kisah Sawerigading juga dikenal dalam tradisi masyarakat Luwuk, Kaili,
Gorontalo dan beberapa tradisi lain di Sulawesi seperti Buton.
Dalam perkembangannya, komunitas ini berkembang dan membentuk
beberapa kerajaan. Masyarakat ini kemudian mengembangkan
kebudayaan, bahasa, aksara, dan pemerintahan mereka sendiri.
Beberapa kerajaan Bugis klasik antara lain Luwu, Bone, Wajo, Soppeng,
Suppa, Sawitto, Sidenreng dan Rappang. Meski tersebar dan
membentuk suku Bugis, tetapi proses pernikahan menyebabkan adanya
pertalian darah dengan Makassar dan Mandar. Saat ini orang Bugis
tersebar dalam beberapa Kabupaten yaitu Luwu, Bone, Wajo, Soppeng,
Sidrap, Pinrang, Barru. Daerah peralihan antara Bugis dengan Makassar
adalah Bulukumba, Sinjai, Maros, Pangkajene Kepulauan. Daerah
peralihan Bugis dengan Mandar adalah Kabupaten Polmas dan Pinrang.
Kerajaan Luwu adalah kerajaan yang dianggap tertua bersama kerajaan
Cina (yang kelak menjadi Pammana), Mario (kelak menjadi bagian
Soppeng) dan Siang (daerah di Pangkajene Kepulauan).
KELOMPOK 3 :
A. Kerajaan Bugis-Makassar
Bugis Makassar
Kata kesustraan adalah kata jadian, kata dasarnya adalah suastra.kata dasar
ini berasal dari dua kata ‘ su’ berarti baik,indah dan sastra berarti bentuk seni
yang di lahirkan dari keindahan penggunaan bahasa,keaslian gagasan yang di
ungkapkan kedalam pesan yang di sampaikan baik berbentuk tulisan atau lisan.
Jadi kesustraan adalah karangan yang indah,oleh karena itu kesustraan ini
adalah hasil ciptaan manusia yang bersifat indah atau berfsifat seni.kesenian itu
di lahirkan dar keindahan pnggunaan bahasa.
1. Puisi
Karakterristik puisi:
a. Irama,rima, matra,baris dan bait merupakan unsur pokok sebuah
puisi
b. Unsure esensial puisi adalah ungkapan perasaan
c. Bahasa puisi bersifat monolog, artinya hanya ada satu pembicaraan
atau penderita yang membakan seluruh teks. Yang termasuk
golongan puisi antara lain doangang,peruntuk kana, kelong, pakkiok
bunting,dondo,aru (janji setia) dan rapang.
Aksara Lontara merupakan hurufk husus sebagai sarana
mengekspresikan bahasa bugis dan Makassar dalam bentuk tulisan.Huruf
nusantara asal Sulawesi selatan ini merupakan yang pertama di daftarkan ke
Unicode untuk di digitalisasi sejak tahun 1990 an.
A. Pengertian Pappasang
Puisi lama adalah puisi yang penulisannya masih terikat oleh peraturan
tertentu. Aturan di dalam puisi lama berkaitan dengan jumlah kata atau suku kata
dalam tiap baris, jumlah baris yang terdapat dalam tiap bait, serta rima, dan
irama.Puisi lama adalah jenis dari karya sastra puisi yang diciptakan oleh nenek
moyang sejak zaman dahulu. Dalam puisi lama biasanya terikat pada baris, bait,
rima, irama, dan belum terpengaruh oleh budaya asing.Puisi
lama juga puisi yang masih terikat dengan berbagai aturan dan juga sebuah
ketentuan-ketentuan tertentu, seperti jumlah baris yang harus sama pada setiap
baik.
Puisi lama merupakan salah satu karya sastra hasil kebudayaan masyarakat
masa lampau yang memiliki keindahan dan ciri yang unik. Keunikan ini hadir
sesuai dengan adat istiadat atau kondisi dan suasana yang tengah dialami atau
dilihat oleh masyarakat pada saat itu. Puisi lama berbeda dengan puisi baru.
Perbedaannya terutama dalam pola pikir masyarakat lama yang masih diikat
oleh sifat, watak, dan adat istiadat lama. Puisi sebagai curahan hati mereka
masih menggambarkan keadaan mereka pada waktu itu.
a. Doangang
b. Paruntuk kana
c. Kelong
d. Pakktok bunting
Pakkatok bunting adalah semacam sanjak khusus diucapkan pada waktu
pengantin laki-laki akan naik ke rumah pengantin perempuan atau
sebaliknya. Sanjak ini tidak dinyanyikan tetapi diucapkan dengan
perasaan dan dengan irama yang menarik.
KELOMPOK 6 :
BAHASA INDONESIA
Cerita ini Menjelaskan jilik yang kedua kisah kukan
Bisa diambil kiasan dan bisa ambil contoh dan peringatan yang besar
disamping kehidupan didunia. Serta banyak pahalanya dari dulu, lebih banyak
lagi sekarang.
Dan juga. Suatu hari, dijelaskan semua kisah kukang saat tinggal di rumah dan
dijadikan anak di manynyang di rawat baik-baik, dan di perhatikan makannya,
belanjanya dan kebutuhan lainnya serta pakainnya.
Dan ada suatu hari, i Manynyang berkata kepada kukang,"alangkah lebih baik
jika aku menyekolahkanmu di sekolah di guru yang mengajarkan mengaji di
sekolahnya, semoga dengan itu ilmu mu bertambah dan kau mengangkat
derajat keluarga ini. Dan semoga kau membawa nama baik orang tuamu di
kehidupannya.
Lalu kukang mengatakan" iya itu benar, saya sangat senang akan kuingat
pesanmu di kepalaku. Dan ada dalam diriku saat saya besar. Ada kukatakan
baik dan saling mengingatkan sehingga bisa menjadi manfaat didiri kita masing
masing, hari-hari, setiap malam. Jika ada masalah saya akan kesana
menentukan sesuatu yang bisa saya lakukan untuk membantu nya. Dan ku
rangkul keluar melewati masalah.
KELOMPOK 7 :
A. . Pengertian Transliterasi
D. Metode Transliterasi
1. Transliterasi metode diplomatik, yaitu penggantian jenis
tulisan, huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang
lain apa adanya. Adapun tujuannya yaitu : Untuk
memberikan gambaran kepada para pembaca tentang teks
awal (yang ditransliterasikan). Agar pembaca seolah-olah
menghadapi teks aslinya walaupun dalam teks yang
berbeda hurufnya. Mempertahankan keaslian teks.
2. Transliterasi metode ortografis atau transliterasi kritik, yang
disebut juga transliterasi standar yaitu penggantian tulisan
huruf demi huruf dari abjad yang satu ke abjad yang lain
dalam hal ini dari huruf Jawa ke huruf Latin yang
disesuaikan dengan Ejaan Yang Disempurnakan (EYD).
E. Manfaat Transliterasi
1. Pelestarian Naskah
2. Pengenalan naskah
KELOMPOK 8 :
A. PENGERTIAN KARANGAN
B. JENIS-JENIS KARANGAN.
1. Berdasarkan Bentuknya
KELOMPOK 9 :
A. Penulisan Ungkapan
2. Pengertian Ungkapan
Ungkapan merupakan gabungan kata yang maknanya sudah menyatu
dan tidak ditafsirkan dengan makna unsur yang membentuknya. Idiom atau
disebut juga dengan ungkapan adalah gabungan kata yang membentuk arti baru
dimana tidak berhubungan dengan kata pembentuk dasarnya. Ungkapan adalah
gabungan dua kata atau lebih yang digunakan seseorang dalam situasi tertentu
untuk mengkiaskan suatu hal. Ungkapan terbentuk dari gabungan dua kata atau
lebih. Gabungan kata ini jika tidak ada konteks yang menyertainya memiliki dua
kemungkinan makna, yaitu makna sebenarnya (denotasi) dan makna tidak
sebenarnya (makna kias atau konotasi).
Pa Ba ma mpa
KELOMPOK 10 :
A. MENULISKAN BERITA
1. Pengertian Menulis menurut para ahli
1) HargrovedanPottet Pengertian menulis yang pertama dikemukakan
oleh Hargrove dan pottet yang disampaikan dalam Abdurahman,
dimana menulis adalah upaya menggambarkan tentang pikiran, ide,
perasaan dalam bentuk simbol. Simbol yang dimaksud disini adalah
simbol system bahasa penulisan. Bahasa tulisan inilah yang digadang-
gadang sebagai media sarana komunikasi (1998:239). Dikatakan
symbol karena dahulu menulis tidak sekedar disusun dalam susunan
kata. Tetapi di jaman dahulu bisa juga dibuat dalam bentuk membuat
relief, membuat prasasti dan masih banyak lagi. Baru akhir-akhir ini,
bentuk komunikasi tulis bisa ditulis dalam simbol huruf dan menjadi
sebuah kalimat.
2) TheLiangGie Pengertian menulis menurut The Liang Gie merupakan
kegiatan menulis yang memasukan beberapa unsur penting dalam
menulis. Jadi tidak sekedar menuangkan gagasan saja, tetapi juga
harus mengikuti unsur lain seperti meninjau dari segi tuturan, wahana
dan tatanan. Adapun yang dimaksud dengan gagasan, yaitu pendapat,
pengalaman dan pengetahuan dari si penulis. Baik yang didapatkan di
masa lalu dari pengalamannya sendiri, atau di masa sekarang lewat
kajian literatur. Sedangkan yang dimaksud dengan tuturan adalah
upaya untuk mengungkapkan gagasan dengan memperhatikan
bahasa penyampaian, misalnya ingin menggunakan bahasa deskriptif,
narasi, persuasi, eksposisi ataupun argumentasi. Nah, sedangkan
yang dimaksud dengan unsur tatanan adalah memperhatikan diksi
atau pemilihan bahasa. Tentu saja saat menulis tidak asal menulis,
tetapi juga ada seni merangkai tulisan atau semacamnya agar
penggunaan ejaannya tepat. Sedangkan wahana lebih ke bentuk alat,
misalnya dari segi gramtika, retorika atau dari segi kosakata.
3) Tarigan Berbeda dengan pendapat Tarigan (1986:21) yang
mendefinisikan menulis sebagai upaya untuk membuat lambang-
lambang grafis. Tentu saja lambang yang digunakan adalah lambang
yang sudah banyak diketahui oleh masyarakat umum, berbentuk
tulisan. Sehingga dari penyatuan lambang-lambang tersebut
membentuk sebuah pesan, makna yang mudah dipahami oleh
pembaca.
4) LasaHS Pengertian menulis menurut Lasa HS dalam bukunya Menulis
itu segampang ngomong. Secara garis besar ia pun menjelaskan
bahwa menulis itu sederhana dan simpel. Sesimpel ketika kita
ngomong sehari-hari. Ngomong cas cis cus tanpa harus kesulitan
menuangkannya.
1. Tanggalsurat
2. Alamat tujuan
3. Salam pembuka
5. Slam penutup
6. Tanda tangan
KELOMPOK 12 :
A. PENGERTIAN PUISI BEBAS BAHASA MAKASSAR
Puisi dalam bahasa Makassar adalah suatu karya sastra tertulis
dimana isinya merupakan ungkapan perasaan seorang penyair dengan
menggunakan bahasa yang bermakna semantis serta mengandung
irama, rima, dan ritma dalam penyusunan larik dan baitnya.
Beberapa ahli modern mendefinisikan puisi sebagai perwujudan
imajinasi, curahan hati, dari seorang penyair yang mengajak orang lain ke
'dunianya'. Meskipun bentuknya singkat dan padat, umumnya orang lain
kesulitan untuk menjelaskan makna puisi yang disampaikan dari setiap
baitnya. Puisi ini lebih menekankan terhadap isi puisi yang ungkapan hati
ataupun perasaan hati dari sang penulis sehingga makna dari puisi ini
lebih mendalam dan mengandung kata-kata yang lebih puitis dan nilai
estetika yang tinggi. Jadi, penulisan puisi ini memberikan pesan kepada
pembaca tentang perasaan penulis baik langsung secara tertulis ataupun
dalam bentuk tersirat.
Pengertian Puisi Menurut Para Ahli :
1. Herman J. Waluyo Waluyo (2002, hlm. 1), mengungkapkan bahwa
puisi adalah karya sastra dengan bahasa yang dipadatkan,
dipersingkat, dan diberi rima dengan bunyi yang padu dan pemilihan
kata-kata kias (imajinatif).
2. Watt-Dunton Menurut Watt-Dunton (dalam Situmorang, 1980) puisi
adalah ekpresi konkret yang bersifat artistik dari pikiran manusia
dalam bahasa emosional dan berirama.
3. Aisyah Puisi merupakan hasil penafsiran penyair terhadap kehidupan
(Aisyah, 2007, hlm. 2).
4. Suroto Suroto (1989, hlm. 40) berpendapat bahwa secara bebas
dapat dikatakan bahwa puisi adalah karangan yang singkat, padat,
pekat.
5. Pradopo Pradopo (1995) mengatakan bahwa puisi adalah rekaman
dan interpretasi dari berbagai pengalaman manusia yang penting,
digubah dalam bentuk atau wujud yang paling berkesan.
B. CIRI-CIRI PUISI BEBAS
Berikut ini adalah ciri-ciri puisi bebas yaitu :
1) Tidak terikat pada sajak, rima, jumlah baris, dan pemilihan kata.
2) Mengandung kata-kata puitis dan nilai estetika yang tinggi.
3) Isinya adalah ungkapan hati ataupun perasaan dari penulis.
- dan lain-lain
2. Memilih Tokoh
Setelah memilih tokoh, selanjutnya adalah memilih sifat karakter sesuai yang
dibutuhkan.Hal ini karena tokoh dan sifatnya, bisa membuat alur cerita
berkembang. Misalnya, burung hantu karakternya bijaksana, rubah karakternya
licik, dan lembu yang kuat.Namun, biasanya karakter tokoh dalam
cerita fabel sifatnya berlawanan. Misalnya, pada salah satu karya fabel Aesop
‘Kura-kura dan Kelinci’.Kura-kura mempunyai karakter yang lambat tapi stabil,
sedangkan kelinci cepat tapi sombong
4. Membuat Konflik
5. Mulai Menulis
Jika keempat hal tersebut sudah teman-teman buat, maka kita siap
menulis.Cerita fabel tidak perlu dibuat terlalu panjang, kok. Tulislah fabel secara
pendek, sederhana, dan mudah dipahamiSehingga, pembaca mudah terkesan
dan selalu mengingat cerita fabel yang kita buat
C. CIRI-CIRI BAHASA DALAM FABEL
D. JENIS-JENIS FABEL
1. Fabel Klasik. Pengertian fabel klasik yaitu dongeng yang telah dibuat dari
zaman dahulu, namun tidak diketahui secara pasti kapan waktu dibuat
ceritanya.
2. Fabel Modern. Beda halnya dengan fabel klasik, fabel modern memliki
waktu kemunculan yang masih cukup baru.