DISUSUN OLEH:
1.ARIYAN AHADI PUTRA
2.IFAN ARYA
3.MOH. ZAHIR ABDILLAH
4.RATNA DEWI RENGGANIS
5. RIANA DZAHRATUMANIQ
6. ISMA FITRIANI
2019
BAB I
.Pelaksanaan pepaosan dilakukan oleh masyarakat Sasak tidak terlepas pada sisi
peristiwa kehidupan manusia seperti acara kelahiran, potong rambut bayi
(ngurisan/akhikah), acara khitanan, acara pernikahan, hingga acara kematian. Dalam
memilih pepaosan sebagai bagian kegiatan dalam acara, masyarakat Sasak terlebih
dahulu memilih dan memilah fungsi dan manfaat kebutuhannya serta menentukan
naskah lontar yang akan dibaca.
Syair berasal dari pada bahasa arab, artinya dalam bahasa melayu penyair. Syair
dalam pengertian puisi dalam bahasa arab disebut qasidah. Sampai sekarang istilah
qasidah masih populer dikalangan masyarakat yang gemar akan gambus arab atau
nyanyian-nyanyian dalam bahasa arab dengan nama qasidah. Orang yang
menjadipenyairdisebutpembayun yang biasanyaterdiridari 3 sampai 4 orang.
Ragam sastra yang dimiliki juga cukup banyak seorang pujangga memaparkan
bahwa di Sembalun Bumbung ini tradisi pepaosan masih terus hidup mereka sering
tampil dalam berbagai macam acara yang berkaitan dengan siklus kehidupan,
sayangnya generasi muda di situ sudah banyak yang tidak tertarik lagi. Mereka
menganggap acar tembang sudah kurang relevan dengan zaman sekarang. Banyak
lontar di Sembalun karena daerah tersebut masih mengenal pepaosan seperti halnya
daerah Lombok lain Lombok Tengah dan Lombok Barat. Di Museum NTB di Jalan
Panji Tilar 6, Mataram disana tersimpan naskah lontar. Naskah –naskah itu beragam
yang banyak ditemukan misalnya lontar dengan judul Rengganis, Jatiswara,
Puapakerma dan Amir Hamzah.
Pertama kali dibawa oleh orang Jawa dan dikembangkan di Lombok, kemudian
masyarakat Lombok menjadikan tradisi yang sakral sebagai adat Lombok. Suku sasak
telah menghuni Pulau Lombok selama berabad-abad, ada pendapat yang mengatakan
bahwa orang sasak berasal dari percampuran antara penduduk asli Lombok dengan para
pendatang dari Jawa, ada juga yang menyatakan leluhur orang sasak adalah orang Jawa.
Bukti lainnya merujuk kepada aksara sasak yang digunakan oleh orang sasak disebut
sebagai “Jejawan” merupakan aksara yang berasal dari tanah Jawa, pada
perkembangannya akasar ini diresapi dengan baik oleh masyarakat yang telah
melahirkan tradisi kesusasteraan Sasak.
Syair juga selain sebagai sebuah kebudayaan juga memiliki berbagai fungsi yaitu
sebagai sarana pengajaran pada zaman dulu, sebagai hiburanpada zaman dahulu,
sebagai nyanyian atau lagu, selain itu juga syair berfingsi dalam kegiatan adat suku
sasak, yang tidakkalahpentingsyairjugasangatberpengaruhbagiperkembangananak-
anakgenersipenerusbangsanpadasaatini
Salah satucontohtembangatausyairLombokadalahtembangsinom. Makna lain dari
tembang Sinom ialah sebuah pucuk yang baru tumbuh, atau diartikan juga sebagai
remaja yang baru bersemi dan akan menjalani awal kehidupannya. Karena diartikan
sebagai pucuk yang baru tumbuh, juga diakui sebagai seseorang yang lemah dan butuh
panutan untuk masa depannya serta butuh petunjuk agar bisa meniti di jalan yang lurus.
Alasan penulis memilih judul ini karena pada zaman modern ini sudah melupakan
kebudayaan daerahnya masing-masing seperti budaya nembang, pada zaman ini budaya
nembang sudah sangat jarang di lakukan kecuali pada saat ada acara adat suku sasak.
Penulis memilih judul ini juga karena menurut penulis sangat menarik untuk dibahas
karena banyak orang baik itu dari dalam negeri atau dari luar negeri yang meneliti
tentang kebudayaan nembang ini yang terdengarsangatunik. Dan ingin membangkitkan
jiwa generasi penerus agar ingin meneruskan budaya dan tradisi yang ada di Lombok
dan tidak terlupakan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa makna yang terkandung dalam syair kitab daun lontar?
2. Mengapa kitab ini ditulis menggunakan daun lontar?
3. Apakah tujuan dilaksanakan pepaosan?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui makna yang terkandung dalam syair kitab daun lontar
2. Untuk mengetahui keistimewaan dari daun lontar
3. Untuk mengetahui tujuan dilaksanakannya pepaosan
Menurut(https://www.google.com/search?q=pengertian+memaos&oq=peng
ertian+memaos&aqs=chrome..69i57j0l5.7697j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8)
memaos adalah bahasa yang sering digunakan khas bahasa sasak yang berarti
pembacaan dengan naskah lontar, bahan yang dibaca merupakan sebuah tulisan
yang terdapat pada daun lontar yang ditulis dengan alat seperti besi yang runcing
serta pembacaan naskah lontar dibaca dengan nyanyian/irama(tembang) dan juga
bahasa tulisannya menggunakan bahasa sansekerta. Ekspresi yang digunakan
dalam pembacaan naskah ini melalui keindahan sebuah kata-kata yang indah
disusun sedemikian rupa membentuk sebuah bait-bait. Pepaos terdiri dari satu
orang sebagai pembaca,satu orang sebagai pejangga dan satu orang sebagai
pendukung vokal.
Syair merupakan puisi lama yang berasal dari Arab atau Parsi. Syair masuk
ke nusantara bersama dengan kedatangan islam, syair mulai berkembang dan
menjadi kegemaran masyarakat Melayu lama. Syair tidak mempunyai pemilik atau
penulis khusus yang dianggap sebagai milik bersama yang berarti syair merupakan
karya sastra yang anonim.sejak awal kemunculannya syair disampaikan dalam
bentuk cerita belagu, hal ini dimaksudkan supaya syair dapat dinyanyikan dengan
menarik dan sesuai dengan tujuan dan peranannya.
Menurut Sukini dan dewi (2009:6), syair salah satu seni yang lahir hasil
pengaruh islam di Melayu, orang Melayu mengenali syair sejak islam masuk ke
Melayu melalui pengkajian kitab-kitab yang didalamnya yaitu kitab al-Luma’,
Fusus al_Hakim, al-Insan, dan al-Kamil.
Menurut Alisyahbana dalam Soetarno (1950:4) puisi lama yang merupakan
pancaran masyarakat lama yang sudah menjadi tradisi dan terikat oleh syarat-
syarat tertentu yang tradisional.
Daun lontar adalah salah satu tanaman yang sudah berkembang sejak zaman
dulu Lontar (dari bahasa Jawa: ron tal, "daun tal") adalah daun siwalan atau tal
(Borassus flabellifer atau palmyra) yang dikeringkan dan dipakai sebagai bahan
naskah dan kerajinan. Artikel ini terutama membahas lontar sebagai bahan
naskah.(https://id.wikipedia.org/wiki/Lontar)
Daun lontar dahulu digunakan untuk menulis surat dan kitab suci,
kerugiannya adalah mudah terbakar dan keuntungannya adalah, jika tersimpan
dengan baik dapat awet hingga ribuan tahun seperti kitab Mahabharata dan
ramayana yang umurnya lebih dari ribuan tahun
(http://henpedia.blogspot.com/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sasak_11.html),
Naskah Kuno Takepan Sasak adalah naskah kuno yang ditulis di atas daun lontar dan
dirangkai menjadi satu kesatuan dengan cara diikat di tengah. Takepan Sasak ini pada
umumnya menggunakan bahasa Kawi dan bahasa Sasak. Dalam perkembangannya ada
asimilasi bahasa antara bahasa Kawi dan bahasa Sasak dalam takepan untuk mencapai
guru lagu dan sekaligus membangun rima puitiknya.
Menurut isinya, Takepan Sasak terdiri dari berbagai macam tema,
diantaranya Wayang Menak, kisah-kisah hikmah, ilmu pengetahuan, keagamaan,
babad, perumpamaan, dan lain-lain. Dari segi tulisannya, Takepan Sasak juga memiliki
keunikan dalam gaya tulisan yang digunakan. Di samping ada keindahan, juga ada
rahasia-rahasia aksara tertentu yang dijadikan ciri. Tulisan-tulisan khas ini dalam
kalangan para kawi dikenal dengan nama saraq.
http://www.ilmudasar.com/2017/12/Pengertian-Sejarah-Ciri-dan-Contoh-Bahasa-
Sansekerta-adalah.html
Bahasa Sanskerta memiliki struktur yang menakjubkan, lebih sempurna dari
bahasa Yunani, lebih luas dari bahasa Latin dan lebih berbudaya daripada keduanya,
namun memiliki keterkaitan kuat dengan keduanya baik dalam bentuk dasar kata
kerjanya atau tata bahasa, tak mungkin terjadi hanya secara kebetulan. Karena ikatan
antara bahasa sanskerta, bahasa yunani, dan bahasa latin yang sangat erat ini, maka
wajar jika ahli bahasa beranggapan bahwa mereka muncul dari sumber yang sama
(kemungkinan sumber tersebut sudah tidak ada)
BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di BTN Hankam Puyung dan Desa Bonjeruk
Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok tengah pada tanggal 05-02-2019