Anda di halaman 1dari 9

MEMAOS :

MENCARI MAKNA SYAIR DARI KITAB DAUN LONTAR

DISUSUN OLEH:
1.ARIYAN AHADI PUTRA
2.IFAN ARYA
3.MOH. ZAHIR ABDILLAH
4.RATNA DEWI RENGGANIS
5. RIANA DZAHRATUMANIQ
6. ISMA FITRIANI

PROGRAM STUDI BAHASA INDONESIA,KELAS XI MIPA 2,


SMAN 1 JONGGAT
Jalan Raya Ubung km.16 Jonggat-lombok tengah
Kode pos 83561 Telp. (0370) 6158343 E.mail: smansa_jgt2yahoo.com
Website: http//www.sman1jonggat.sch.id

2019
BAB I

1.1 LATAR BELAKANG


Lombok merupakan salah satu pulau yang memiliki kebudayaan yang beraneka
ragam, baik bentuknya,maupun jumlahnya. Dengan keaneka ragaman ini lombok
memliki dayatarik tersendiri bagi para turis dari berbagai belahan dunia untuk
mengetahui bahkan tidak sedikit yang mempelajarinya karena elain beraneka ragam
budaya dilombok juga sangat unik.
Kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa yang harus dihormati dan harus
dijaga, serta perlu dilestarikan agar budaya tersebut tidak punah dan bisa menjadi
warisan bagi generasi selanjutnya. Selain itu kebudayaan juga menyimpan nilai-nilai
sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan, dan lain-lain
Sangat sedikit yang dapat diketahui tentang sejarah awal pulau Lombok. Pemerhati
sejarah Lombok merasakan adanya kesulitan ketika berusaha merekonstruksi proses
perjalan pulau ini dengan baik. Satunya-satunya sumber yang selama ini secara khusus
menguraikan perjalan pulau Lombok ini adalah Babad Lombok, Babad Selaparang.
Naskah pada helai-helai lontar dibaca oleh seorang pembaca yang ahli atau
pemaos. Pada umumnya pepaosan dilakukan oleh penggiat dan pelestari kesenian
seperti para dalang wayang sasak dan pembayun. Pembayun ini sebagai tetua/sesepuh
yang dipercaya masyarakat untuk memimpin sebuah perkawinan adat sasak pada
peristiwa sorong serah. Pembayun di dalam acaranya ini, bagi masyarakat sasak sangat
dihormati seperti pemberian hormat kepada seorang dalang.
Salah satu khasan budaya dari lombok yang memiliki makna dan mengandung
banyak nilai-nilai oial dan ilmu pengetahuan tradisional adalah nakah kuno. Naskah-
naskah tersebut dituli di ata daun lontar dengan aksara ha na ca ra ka yang dikenal
dengan aksara jejawan. Bahasa yang digunakan ialah bahasa kawi yang termasuk bahas
jawa tengah dan jawa kuno.
Memaos adalah bahasa yang sering digunakan khas bahasa sasak yang berarti
pembacaan dengan naskah lontar, bahan yang dibaca merupakan sebuah tulisan yang
terdapat pada daun lontar yang ditulis dengan alat seperti besi yang runcing serta
pembacaan naskah lontar dibaca dengan nyanyian/irama(tembang) dan juga bahasa
tulisannya menggunakan bahasa sansekerta. Ekspresi yang digunakan dalam
pembacaan naskah ini melalui keindahan sebuah kata-kata yang indah disusun
sedemikian rupa membentuk sebuah bait-bait. Pepaos terdiri dari satu orang sebagai
pembaca,satu orang sebagai pejangga dan satu orang sebagai pendukung vokal.

.Pelaksanaan pepaosan dilakukan oleh masyarakat Sasak tidak terlepas pada sisi
peristiwa kehidupan manusia seperti acara kelahiran, potong rambut bayi
(ngurisan/akhikah), acara khitanan, acara pernikahan, hingga acara kematian. Dalam
memilih pepaosan sebagai bagian kegiatan dalam acara, masyarakat Sasak terlebih
dahulu memilih dan memilah fungsi dan manfaat kebutuhannya serta menentukan
naskah lontar yang akan dibaca.
Syair berasal dari pada bahasa arab, artinya dalam bahasa melayu penyair. Syair
dalam pengertian puisi dalam bahasa arab disebut qasidah. Sampai sekarang istilah
qasidah masih populer dikalangan masyarakat yang gemar akan gambus arab atau
nyanyian-nyanyian dalam bahasa arab dengan nama qasidah. Orang yang
menjadipenyairdisebutpembayun yang biasanyaterdiridari 3 sampai 4 orang.
Ragam sastra yang dimiliki juga cukup banyak seorang pujangga memaparkan
bahwa di Sembalun Bumbung ini tradisi pepaosan masih terus hidup mereka sering
tampil dalam berbagai macam acara yang berkaitan dengan siklus kehidupan,
sayangnya generasi muda di situ sudah banyak yang tidak tertarik lagi. Mereka
menganggap acar tembang sudah kurang relevan dengan zaman sekarang. Banyak
lontar di Sembalun karena daerah tersebut masih mengenal pepaosan seperti halnya
daerah Lombok lain Lombok Tengah dan Lombok Barat. Di Museum NTB di Jalan
Panji Tilar 6, Mataram disana tersimpan naskah lontar. Naskah –naskah itu beragam
yang banyak ditemukan misalnya lontar dengan judul Rengganis, Jatiswara,
Puapakerma dan Amir Hamzah.

Pertama kali dibawa oleh orang Jawa dan dikembangkan di Lombok, kemudian
masyarakat Lombok menjadikan tradisi yang sakral sebagai adat Lombok. Suku sasak
telah menghuni Pulau Lombok selama berabad-abad, ada pendapat yang mengatakan
bahwa orang sasak berasal dari percampuran antara penduduk asli Lombok dengan para
pendatang dari Jawa, ada juga yang menyatakan leluhur orang sasak adalah orang Jawa.
Bukti lainnya merujuk kepada aksara sasak yang digunakan oleh orang sasak disebut
sebagai “Jejawan” merupakan aksara yang berasal dari tanah Jawa, pada
perkembangannya akasar ini diresapi dengan baik oleh masyarakat yang telah
melahirkan tradisi kesusasteraan Sasak.
Syair juga selain sebagai sebuah kebudayaan juga memiliki berbagai fungsi yaitu
sebagai sarana pengajaran pada zaman dulu, sebagai hiburanpada zaman dahulu,
sebagai nyanyian atau lagu, selain itu juga syair berfingsi dalam kegiatan adat suku
sasak, yang tidakkalahpentingsyairjugasangatberpengaruhbagiperkembangananak-
anakgenersipenerusbangsanpadasaatini
Salah satucontohtembangatausyairLombokadalahtembangsinom. Makna lain dari
tembang Sinom ialah sebuah pucuk yang baru tumbuh, atau diartikan juga sebagai
remaja yang baru bersemi dan akan menjalani awal kehidupannya. Karena diartikan
sebagai pucuk yang baru tumbuh, juga diakui sebagai seseorang yang lemah dan butuh
panutan untuk masa depannya serta butuh petunjuk agar bisa meniti di jalan yang lurus.

Alasan penulis memilih judul ini karena pada zaman modern ini sudah melupakan
kebudayaan daerahnya masing-masing seperti budaya nembang, pada zaman ini budaya
nembang sudah sangat jarang di lakukan kecuali pada saat ada acara adat suku sasak.
Penulis memilih judul ini juga karena menurut penulis sangat menarik untuk dibahas
karena banyak orang baik itu dari dalam negeri atau dari luar negeri yang meneliti
tentang kebudayaan nembang ini yang terdengarsangatunik. Dan ingin membangkitkan
jiwa generasi penerus agar ingin meneruskan budaya dan tradisi yang ada di Lombok
dan tidak terlupakan.
1.2 RUMUSAN MASALAH
1. Apa makna yang terkandung dalam syair kitab daun lontar?
2. Mengapa kitab ini ditulis menggunakan daun lontar?
3. Apakah tujuan dilaksanakan pepaosan?
1.3 TUJUAN
1. Untuk mengetahui makna yang terkandung dalam syair kitab daun lontar
2. Untuk mengetahui keistimewaan dari daun lontar
3. Untuk mengetahui tujuan dilaksanakannya pepaosan

1.4 MANFAAT PENELITIAN


1. Dapat menambahkan pengetahuan tentang budaya dan tradisi memaos dengan
daun lontar
2. Dapat menambah kekayaan budaya agar tidak hilang, menambah kekayaan
tentang makna dari dental lontar yang berisikan tentang pedoman hidup yang baik
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1 Pengertian Memaos
Kebudayaan merupakan identitas suatu bangsa yang harus dihormati dan
harus dijaga, serta perlu dilestarikan agar budaya tersebut tidak punah dan bisa
menjadi warisan bagi generasi selanjutnya. Selain itu kebudayaan juga menyimpan
nilai-nilai sosial, norma sosial, ilmu pengetahuan, dan lain-lain. Sastra lama atau
sering disebut sastra klasik (Sansekerta) merupakan kata serapan dari bahasa
sansekerta sastra, yang berarti teks yang mengandung intruksi atau pedoman.

Menurut(https://www.google.com/search?q=pengertian+memaos&oq=peng
ertian+memaos&aqs=chrome..69i57j0l5.7697j0j7&sourceid=chrome&ie=UTF-8)
memaos adalah bahasa yang sering digunakan khas bahasa sasak yang berarti
pembacaan dengan naskah lontar, bahan yang dibaca merupakan sebuah tulisan
yang terdapat pada daun lontar yang ditulis dengan alat seperti besi yang runcing
serta pembacaan naskah lontar dibaca dengan nyanyian/irama(tembang) dan juga
bahasa tulisannya menggunakan bahasa sansekerta. Ekspresi yang digunakan
dalam pembacaan naskah ini melalui keindahan sebuah kata-kata yang indah
disusun sedemikian rupa membentuk sebuah bait-bait. Pepaos terdiri dari satu
orang sebagai pembaca,satu orang sebagai pejangga dan satu orang sebagai
pendukung vokal.

2.2. Pengertian Syair

Syair merupakan puisi lama yang berasal dari Arab atau Parsi. Syair masuk
ke nusantara bersama dengan kedatangan islam, syair mulai berkembang dan
menjadi kegemaran masyarakat Melayu lama. Syair tidak mempunyai pemilik atau
penulis khusus yang dianggap sebagai milik bersama yang berarti syair merupakan
karya sastra yang anonim.sejak awal kemunculannya syair disampaikan dalam
bentuk cerita belagu, hal ini dimaksudkan supaya syair dapat dinyanyikan dengan
menarik dan sesuai dengan tujuan dan peranannya.
Menurut Sukini dan dewi (2009:6), syair salah satu seni yang lahir hasil
pengaruh islam di Melayu, orang Melayu mengenali syair sejak islam masuk ke
Melayu melalui pengkajian kitab-kitab yang didalamnya yaitu kitab al-Luma’,
Fusus al_Hakim, al-Insan, dan al-Kamil.
Menurut Alisyahbana dalam Soetarno (1950:4) puisi lama yang merupakan
pancaran masyarakat lama yang sudah menjadi tradisi dan terikat oleh syarat-
syarat tertentu yang tradisional.

2.3 Pengertian Lontar

Daun lontar adalah salah satu tanaman yang sudah berkembang sejak zaman
dulu Lontar (dari bahasa Jawa: ron tal, "daun tal") adalah daun siwalan atau tal
(Borassus flabellifer atau palmyra) yang dikeringkan dan dipakai sebagai bahan
naskah dan kerajinan. Artikel ini terutama membahas lontar sebagai bahan
naskah.(https://id.wikipedia.org/wiki/Lontar)
Daun lontar dahulu digunakan untuk menulis surat dan kitab suci,
kerugiannya adalah mudah terbakar dan keuntungannya adalah, jika tersimpan
dengan baik dapat awet hingga ribuan tahun seperti kitab Mahabharata dan
ramayana yang umurnya lebih dari ribuan tahun

2.4 pengertian Takepan

(http://henpedia.blogspot.com/2015/01/analisis-naskah-kuno-takepan-sasak_11.html),
Naskah Kuno Takepan Sasak adalah naskah kuno yang ditulis di atas daun lontar dan
dirangkai menjadi satu kesatuan dengan cara diikat di tengah. Takepan Sasak ini pada
umumnya menggunakan bahasa Kawi dan bahasa Sasak. Dalam perkembangannya ada
asimilasi bahasa antara bahasa Kawi dan bahasa Sasak dalam takepan untuk mencapai
guru lagu dan sekaligus membangun rima puitiknya.
Menurut isinya, Takepan Sasak terdiri dari berbagai macam tema,
diantaranya Wayang Menak, kisah-kisah hikmah, ilmu pengetahuan, keagamaan,
babad, perumpamaan, dan lain-lain. Dari segi tulisannya, Takepan Sasak juga memiliki
keunikan dalam gaya tulisan yang digunakan. Di samping ada keindahan, juga ada
rahasia-rahasia aksara tertentu yang dijadikan ciri. Tulisan-tulisan khas ini dalam
kalangan para kawi dikenal dengan nama saraq.

http://www.ilmudasar.com/2017/12/Pengertian-Sejarah-Ciri-dan-Contoh-Bahasa-
Sansekerta-adalah.html
Bahasa Sanskerta memiliki struktur yang menakjubkan, lebih sempurna dari
bahasa Yunani, lebih luas dari bahasa Latin dan lebih berbudaya daripada keduanya,
namun memiliki keterkaitan kuat dengan keduanya baik dalam bentuk dasar kata
kerjanya atau tata bahasa, tak mungkin terjadi hanya secara kebetulan. Karena ikatan
antara bahasa sanskerta, bahasa yunani, dan bahasa latin yang sangat erat ini, maka
wajar jika ahli bahasa beranggapan bahwa mereka muncul dari sumber yang sama
(kemungkinan sumber tersebut sudah tidak ada)

BAB III
METODELOGI PENELITIAN
3.1 Waktu dan Tempat Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di BTN Hankam Puyung dan Desa Bonjeruk
Kecamatan Jonggat Kabupaten Lombok tengah pada tanggal 05-02-2019

3.2 Metode Penelitian


Dalam penelitian ini menggunakan metode kualitatif deskriptif

3.3 Subyek dan Lokasi Penelitian


Penelitian ini dilakukan di BTN Hankam Puyung yang terletak di jalan Raden
Puguh Puyung dan Dusun Bat Peken Lauk Desa Bonjeruk Kecamatan Jonggat
Kabupaten Lombok Tengah NTB. Peneliti mengambil 2 orang sebagai sampel
Sumber data/informasi dalam penelitian ini adalahBapak Ihsan dan Amaq
Bosoq. Sumber data yang akan diwawancarai disesuaikan dengan kebutuhan dan
tujuan penelitian dengan menggunakan pendekatan purposive sampling (Arikunto,
1998) yang dapat bertambah dan berkurang

3.4 Tehnik dan Instrumen Pengumpulan Data


1. Wawancara
Tehnik yang digunakan dalam penelitian ini adalah tehnik wawancara tidak
terstruktur yaitu jenis wawancara mendalam yang lebih menekankan adanya
hubungan yang akrab dan intensifan tarapen eliti dengan informan dalam rangka
mendapatkan data yang menyeluruh dan mendalam (Riyanto, 2007).
Wawan cara ini akan memberikan informasi secara mendalam kepada penulis tentang
memaos menggunakan daun lontar, pertanyaan yang diajukan penulis kepada sumber
informasi:
a) Jelaskan tentang sejarah/asal-usul memaos?
b) Pada saat acara apa saja dilaksanakannya memaos?
c) Mengapa tradisi memaos ini menggunakan daun lontar?

3.5 Analisa Data


Analisa data dalam penelitian ini akan dilakukan secara deskriptif, yaitu
dengan mendeskripsikan semua temuan/informasi dalam bentuk uraian-uraian yang
logis.

Anda mungkin juga menyukai