Anda di halaman 1dari 5

BUDAYA LAMPUNG

Nama : 1. Almira Kusumaningrum


2. Anastasya Bella
3. Annisa Diravisa Aulia
4. Clarissa Anggraeni Kirana (11519505)
5. Evita Nur Febriyanti
Kelas : 1PA02
Mata Kuliah : Antropologi
Dosen : Faaiza Supandi

UNIVERSITAS GUNADARMA 2019


Jalan Margonda Raya No.100, Pondok Cina, Kecamatan Beji, Kota Depok, Jawa Barat
16424, telp (+6221 - 78881112 ext. 234) ,email : mediacenter [@] gunadarma.ac.id
1. LATAR BELAKANG MASALAH

Antropologi secara harfiah dapat dikatakan sebagai suatu ilmu yang


mempelajari tentang manusia beserta kebudayaannya, menurut Koentjaraningrat
kebudayaan merupakan keseluruhan sistem gagasan, tindakan dan hasil karya manusia
dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar
(1980:193). Dari definisi tersebut maka ilmu antropologi adalah suatu ilmu yang
mempelajari manusia beserta segala aspek kehidupan manusia.

Menurut Koentjaraningrat terdapat Antropologi Budaya yang membahas


Kebudayaan dari segala sisi seperti tulisan dan tata bahasa, asas-asas manusia dalam
berbudaya, peranan ilmu-ilmu di luar Antropologi dalam melihat suatu kebudayaan.
Dalam tulisan ini penulis membahas tentang aspek-aspek Antropologi Budaya tentang
satu daerah di Indonesia.

Indonesia sendiri merupakan negara yang memiliki bermacam-macam corak


budaya dengan cirinya masing-masing. Budaya yang beragam itu sendiri telah lahir
sejak zaman nenek moyang, entah itu penemuan dari suku asli pendiam daerah itu
sendiri atau suku pendatang dari perdagangan India, Arab, Cina, dan negara-negara
lain yang pernah singgah ke Indonesia dahulu kala. Walaupun terkesan kuno dan
terbelakang Budaya masing-masing daerah di Indonesia masih kuat serta masih
dilestarikan hingga saat ini.

Lampung menjadi daya tarik utama bagi penulis karena memiliki daya tarik
yang kuat, seperti misalnya kopi luwak yang diproduksi di daerah Lampung Barat
tepatnya di Kecamatan Balik Bukit dan masih banyak lagi daya tarik Lampung yang
membuat penulis tertarik untuk mengulas lebih dalam lagi tentang kebudayaan
Lampung.

2. RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah merupakan hal penting dalam pembuatan makalah agar dapat
diketahui jalannya suatu penelitian, hal ini juga berlaku untuk penulisan tentang “Budaya
Lampung” yang bertujuan untuk mengetahui tentang adat istiadat yang ada di salah satu
daerah Indonesia yaitu Lampung.

Penelitian ini mencoba untuk mengetahui kebiasaan-kebiasaan masyarakat Lampung


mulai dari cara berpakaian, adat pernikahan hingga ciri khas dalam membangun rumah. Baik
di suku Pesisir maupun suku Pepadan. Dalam penelitian ini dijelaskan secara rinci adat
istiadat pada masyarakat Lampung serta dianalisis dalam lingkup visual antropologi atau
etnografi.

Permasalahan yang menjadi penulisan ini dapat dirumuskan dalam beberapa


pernyataan penelitian, yaitu :
1. Sebagai gambaran umum pada bentuk materi yang dijadikan objek dasar. Yaitu
budaya Lampung maka, adat istiadat dan kebiasan pada masyarakat Lampung akan
dideskripsikan sebagai unsur fundamental untuk menjabarkan maksud dari penelitian
ini
2. Pemahaman terhadap unsur-unsur kebudayaan dan keunikan yang menjadi ciri khas
budaya Lampung.

Sebagaimana telah diungkap sebelumnya, budaya pada daerah Lampung memiliki


keunikan dan perbedaan diantara budaya-budaya lain yang ada di Indonesia. Salah
satunya yaitu memiliki 2 suku. Suku Pesisir dan Suku Pepadan. Dari suku pesisir bila
seseorang membangun rumah harus mempunyai 3 kamar tidur yaitu kamar untuk anak
gadis, anak bujang dan orang tua atau ibu dan bapak.

Dalam penelitian ini nantinya akan digunakan bentuk penyajian data penelitian secara
visual antropologi atau etnografi dengan tujuan agar data penelitian nantinya dapat
dipublikasikan secara audio-visual sehinnga segala hal yang berkaitan dengan budaya
Lampung dapat terekam secara antropologis, dalam hal ini juga diperlukan adanya
pembatasan agar penelitian ini tidak menjadi rancu ataupun meluas kepada hal-hal yang
tidak terkait dengan masalah yang sedang diteliti. Dengan adanya pembatasan diharapkan
masalah yang akan dibahas dalam tulisan ini menjadi fokus terhadap budaya Lampung.

Pembatasan dilakukan dengan cara hanya memasukkan suatu informasi maupun data
yang didapat dilapangan maupun kepustakaan yang memiliki kaitan langsung dengan
masalah penelitian.

Berdasarkan uraian latar belakang sebelumnya, permasalahan utama dari penulisan ini
adalah budaya Lampung dalam bentuk video etnografi.

3. TUJUAN DAN MANFAAT PENELITIAN


TUJUAN PENELITIAN
Untuk mengetahui dan menggambarkan bagaimana kebudayaan Lampung itu
sendiri. Melihat secara keseluruhan kebudayaan Lampung. Bagaimana cara
berpakaian, membangun rumah adat, tata krama, pun kepribadian masyarakat
Lampung. Tulisan ini dibuat juga sebagai syarat untuk memenuhi nilai tugas
Antropologi 1PA02.

MANFAAT PENELITIAN
Untuk mendeskripsikan, memberi informasi lebih kepada pembaca. Serta,
memberi gambaran agar mengetahui budaya Lampung lebih dalam lagi. Dan saat kita
mengunjungi daerah Lampung, kita tau bagaimana kita harus bersikap yang tentunya
saling menghormati serta menjunjung tinggi nilai sosial.
4. ISI
Lampung merupakan salah satu daerah yang masih kental akan adat istiadat
dari nenek moyang karena orang-orang di Lampung merupakan suku asli sehingga
masih paham betul akan tradisi-tradisi yang diturunkan. Ciri fisik orang Lampung
hampir mirip dengan ciri fisik orang-orang Cina karena perdagangan antar orang
Lampung dan orang Cina. Namun, orang Cina dulu menyebut daerah ini
“Lamphoong” tetapi karena masyarakat pada saat itu sulit menyebut Lamphoong
tersebutlah Lampung. Dahulu kepercayaan di Lampung masih Buddha, Hindu, dan
kepercayaan nenek moyang (Dinamisme, Animisme) maka dari itu banyak sisa-sisa
peninggalan yang bercorak Buddha-Hindu.
Setelah memasuki masa kerajaan Majapahit masyarakat Lampung menjadi
salah satu daerah yang berada dibawah naungan kerajaan Majapahit sehingga tidak
aneh kalau peninggalannya juga bercorak Majapahit. Setelah itu masuklah kerajaan
Islam dan menyebarkannya ke Lampung sehingga masyarakat di Lampung pada saat
itu menganut kepercayaan agama Islam hingga sekarang.
Lampung sendiri terbagi menjadi dua daerah yaitu daerah pesisir yang
mempunyai setidaknya sekitar tujuh marga dan daerah pepadan yang memiliki kurang
lebih sembilan marga. Marga yang tersebar di Lampung merupakan ciri suku masing-
masing layaknya di Sumatera Utara. Daerah pesisir dicirikan oleh mahkota yang
digunakan mempelai wanita dalam prosesi perkawinan adat Lampung yaitu
mempunyai 7 lekukan. Sedangkan daerah pepadan diwakilkan oleh 9 lekukan
mahkota mempelai wanita pada saat prosesi perkawinan adat Lampung.
Walaupun Lampung terbagi menjadi dua daerah namun kota ini tetap memiliki
satu rumah adat yang umum terdapat di Lampung bernama “Nuou Balak” (Nuou
berartikan rumah, Balak berartikan besar). Meskipun memiliki nama yang sama Nuou
Balak ini memiliki perbedaan antar daerah yaitu jika di pesisir memiliki 3 ruang
kamar, kamar paling depan untuk gadis, kamar tengah untuk bujang;anak laki-laki,
dan paling belakang kamar untuk ibuak dan apa; ibu bapak.
Di Lampung kami menemukan upacara adat yang sudah diturunkan dari
zaman nenek moyang yaitu “cakak pepadun”. Upacara cakak pepadun ini bertujuan
untuk pergantian kepala adat. Syarat upacara adat ini diantaranya kursi kebesaran
yang bernama cakak pepadun itu sendiri dan satu buah kepala kerbau hitam, tidak
boleh kerbau putih.
Selain upacara adat kenaikan tahta masih ada lagi upacara lain yang dilakukan
oleh masyarakat Lampung salah satunya “Sekala Brak”. Upacara Sekala Brak ini
merupakan sebuah karnaval festival yang dilakukan setiap tahunnya. Sekala Brak
dihadiri dari segala suku yang berada di Lampung. Selain karnaval festival Sekala
Brak juga meliputi kegiatan perlombaan diantaranya Jelajah Taman Nasional Bukit
Barisan Selatan, Kebut Gunung Pesagi, Arung Jeram Way Besai, perlombaan
kesenian tradisional, tari kreasi dan lagu daerah Lampung serta dimeriahkan dengan
atraksi Pelangi Budaya Nusantara, atraksi topeng sekura dan atraksi lainnya.
Masyarakat Lampung sangat kreatif dan berdaya seni tinggi. Hal ini dapat
dilihat dari kerajinan tangan yang ada di Lampung, yaitu tenunan tradisional yang
disebut Kain Tapis. Kain dengan corak khas ini umumnya digunakan pada upacara
adat seperti upacara pemberian gelar, menerima dan menyambut tamu agung, pesta
perkawinan serta acara-acara adat lainnya.
Coraknya sendiri pada umumnya banyak terbuat dari bahan katun yang terang
dijalin dengan rajutan timbul warna-warna merah, biru, kuning, krem yang
bergambarkan rumah, kapal, kuda manusia dan gambar gajah. Biasanya motif tersebut
menggambarkan sebuah fragmen kehidupan.
Lampung terikat sekali dengan hewan gajah karena di Lampung terdapat
sekolah gajah. Sekolah atau tempat penangkaran gajah liar yang kemudian dijinakkan
selama waktu yang cukup singkat karena pada dasarnya hewan gajah bukan hewan
yang buas sehingga mudah untuk dijinakkan dan dijadikan teman untuk membawa
barang-barang.
Selain gajah dahulu kala ada sebuah mitos di Lampung yaitu jika di suatu
daerah terlihat dan terdengar burung Garuda mengitari daerah tersebut maka akan
menjadi pertanda buruk, entah itu penyakit yang mewabah seperti DBD atau bahkan
sebuah bencana alam. Namun, seiring berjalannya waktu mitos tersebut hanya
dikenang karena tidak dabat dibuktikan keasliannya.

5. KESIMPULAN
6. LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai