Nama Peserta :
Erven Ashari, A.Md
KABUPATEN PRINGSEWU
TAHUN 2017
BIODATA PESERTA LOMBA
Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama
oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.
Budaya terbentuk dari banyak unsur yang rumit, termasuk sistem agama
dan politik, adat istiadat, bahasa, perkakas, pakaian, bangunan, dan karya
seni.
Budaya bersifat kompleks, abstrak, dan luas. Banyak aspek budaya turut
menentukan perilaku komunikatif. Unsur-unsur sosio-budaya ini tersebar
dan meliputi banyak kegiatan sosial manusia. Terkait dengan urain di atas,
maka untuk lebih memperdalam pengetahuan mengenai Ragam
Kebudayaan di sini kita akan membahas sedikit mengenai Ragam Budaya
Lampung pada khusus nya yang meliputi Sistem Kekerabatan, Sistem
Religi, Organisasi Sosial, Sistem Mata Pencaharian, dan Kehidupan Sosial
Budaya yang berkembang di Masyarakat Lampung.
Lampung
Lampung adalah sebuah provinsi paling selatan di Pulau Sumatera,
Indonesia. Di sebelah utara berbatasan dengan Bengkulu dan Sumatera
Selatan. Provinsi Lampung dengan ibukota Bandar Lampung yang
merupakan gabungan dari kota kembar Tanjungkarang dan Telukbetung
memiliki wilayah yang relatif luas, dan menyimpan potensi kelautan.
Pelabuhan utamanya bernama Pelabuhan Panjang dan Pelabuhan
Bakauheni serta pelabuhan nelayan seperti Pasar Ikan (Telukbetung),
Tarahan, dan Kalianda di Teluk Lampung.
Sedangkan di Teluk Semaka adalah Kota Agung (Kabupaten Tanggamus),
dan di Laut Jawa terdapat pula pelabuhan nelayan seperti Labuhan
Maringgai dan Ketapang. Di samping itu, Kota Menggala juga dapat
dikunjungi kapal-kapal nelayan dengan menyusuri sungai Way Tulang
Bawang, adapun di Samudra Indonesia terdapat Pelabuhan Krui.
Lapangan terbang utamanya adalah "Radin Inten II", yaitu nama baru dari
"Branti", 28 Km dari Ibukota melalui jalan negara menuju Kotabumi, dan
Lapangan terbang AURI terdapat di Menggala yang bernama Astra Ksetra.
Secara Geografis Provinsi Lampung terletak pada kedudukan : Timur -
Barat berada antara : 103º 40' - 105º 50' Bujur Timur Utara - Selatan
berada antara : 6º 45' - 3º 45' Lintang Selatan.
Suku Lampung
Etnis Lampung yang biasa disebut (Ulun Lampung, Orang Lampung)
secara tradisional geografis adalah suku yang menempati seluruh provinsi
Lampung dan sebagian provinsi Sumatera Selatan bagian selatan dan
tengah yang menempati daerah Martapura, Muaradua di Komering Ulu,
Kayu Agung, Tanjung Raja di Komering Ilir, Merpas di sebelah selatan
Bengkulu serta Cikoneng di pantai barat Banten. Pengantin dari suku
Lampung. Kedua Mempelai merupakan Pengantin dari Suku Lampung
Marga Sungkai Bungamayang. Siger adalah Mahkota Wanita Pengantin
Suku Lampung yang sangat umum digunakan.
Dalam kebudayaannya, masyarakat Lampung terdiri dari 2 adat
kebudayaan, yakni Pepadun dan Saibatin.
Masyarakat Adat Lampung Saibatin
Suku Saibatin mendiami daerah pesisir Lampung yang membentang dari
timur, selatan, hingga barat. Wilayah persebaran Suku Saibatin mencakup
Lampung Timur, Lampung Selatan, Bandar Lampung, Pesawaran,
Tanggamus, dan Lampung Barat.
Seperti juga Suku Pepadun, Suku Saibatin atau Peminggir menganut
sistem kekerabatan patrilineal atau mengikuti garis keturunan ayah. Meski
demikian, Suku Saibatin memiliki kekhasan dalam hal tatanan masyarakat
dan tradisi.
“Saibatin” bermakna satu batin atau memiliki satu junjungan. Hal ini
sesuai dengan tatanan sosial dalam Suku Saibatin, hanya ada satu raja
adat dalam setiap generasi kepemimpinan. Budaya Suku Saibatin
cenderung bersifat aristokratis karena kedudukan adat hanya dapat
diwariskan melalui garis keturunan. Tidak seperti Suku Pepadun, tidak ada
upacara tertentu yang dapat mengubah status sosial seseorang dalam
masyarakat.
Ciri lain dari Suku Saibatin dapat dilihat dari perangkat yang digunakan
dalam ritual adat. Salah satunya adalah bentuk siger (sigekh) atau
mahkota pengantin Suku Saibatin yang memiliki tujuh lekuk/pucuk (sigokh
lekuk pitu). Tujuh pucuk ini melambangkan tujuh adoq, yaitu suttan, raja
jukuan/depati, batin, radin, minak, kimas, dan mas. Selain itu, ada pula
yang disebut awan gemisir (awan gemisikh) yang diduga digunakan
sebagai bagian dari arak-arakan adat, diantaranya dalam prosesi
pernikahan.
Religi
Orang Lampung merupakan pemeluk agama Islam. Tetapi walaupun
dikenal sebagai pemeluk agama Islam, di kalangan masyarakat Lampung
masih berkembang sisa-sisa kepercayaan lama yang mereka sebut
kepercayaan pada Zaman Tumi. Mereka juga mempercayai makhluk-
makhluk halus dan benda-benda kuno dengan kekuatan saktinya.
Sehubungan dengan kepercayaan ini, mereka mengenal berbagai upacara
adat dengan berbagai sesajian sebagai pelengkapnya.
Rencana Ornamen
Bentuk Ornamen
1. Ornamen Buah Sekala
Bambu adalah ciri khas dari Kabupaten Pringsewu, gambar terdiri dari 9
ruas bambu yang memiliki makna bahwa Kabupaten Pringsewu terdiri dari
9 wilayah kecamatan, yaitu : Kecamatan Pardasuka, Kecamatan
Ambarawa, Kecamatan Pagelaran, Kecamatan Pagelaran Utara,
Kecamatan Pringsewu, Kecamatan Gadingrejo, Kecamatan Sukoharjo,
Kecamatan Banyumas, dan Kecamatan Adiluwih.
Motif Perahu Jung / Jukung adalah cirikhas yang tidak pernah bisa
dipisahkan dari ornamen-ornamen khas Lampung. Perahu merupakan alat
transportasi laut yang pada dasarnya dapat mengangkut orang-orang, hal
ini memiliki filosofi bahwa masyarakat Pringsewu adalah masyarakat yang
terbuka dengan masyarakat-masyarakat pendatang.
Warna Ornamen
1. Warna Kuning
Melambangkan akan perlindungan dan kesejahteraan masyarakat Pringsewu
2. Warna Merah
Melambangkan Keberanian
3. Warna Hitam
Merepresentasikan kekuatan dan kepercayaan diri
4. Warna Putih
Melambangkan bersih, suci dan terang
5. Warna Hijau
Melambangkan harmoni, kesuburan, dan kedamaian masyarakat
Kabupaten Pringsewu
Kesimpulan
1. Dalam lomba desain ornamen Lampung ini peserta merencanakan
berbagai bentuk dan warna yang mengandung unsur – unsur budaya
Lampung,
2. Desain yang peserta buat berdasarkan dari berbagai sumber baik dari
internet (wikipedia) dan masyarakat Pringsewu,
3. Peserta berusaha membuat desain yang bernafaskan ISLAM yg di
contoh dari berbagai referensi dan Masjid - Masjid yang ada di
kabupaten Pringsewu,
4. Dan dalam desain yang peserta buat dimasukkan kekhasan Kabupaten
Pringsewu yaitu dari unsur pohon bambu.
Peserta Lomba,
Erven Ashari,A.md