Anda di halaman 1dari 120

PERENCANAAN ASRAMA PUTRI MAHASISWA BOMBANA

DI KOTA KENDARI

TUGAS AKHIR

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar


Ahli Madya Arsitektur (A.Md.Ars) Pada Program Studi
D3 Teknik Arsitektur Pendidikan Vokasi
Universitas Halu Oleo

Oleh :

ADRIYANTO
E3 B1 12 014

PROGRAM STUDI D3 TEKNIK ARSITEKTUR


PROGRAM PENDIDIKAN VOKASI
UNIVERSITAS HALU OLEO
KENDARI
2016
KATA PENGANTAR

Puji Syukur Penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena

berkat Taufik dan Hidayahnya pula penulis dapat menyelesaikan Proposal Tugas

Akhir yang berjudul : “ PERENCANAAN ASRAMA PUTRI MAHASISWA

BOMBANA DI KOTA KENDARI” dapat terselesaikan dengan baik.

Laporan Karya tulis ini merupakan perwujudan Proposal untuk

menyelesaikan studi tahap Diploma pada Program Studi D3 Arsitektur,

Pendidikan Vokasi Universitas Halu Oleo Kendari. Dalam proses penyusunan

Proposal ini, penulis banyak mendapatkan masukan dari berbagai pihak baik

secara langsung maupun tidak langsung ikut membantu dalam penyempurnaan

tulisan ini. Penulis merasa masih banyak terdapat kekeliruan dan kesalahan -

kesalahan baik karena kurangnya literatur yang ada maupun karena keterbatasan

kemampuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun

sangat penulis harapkan demi pembelajaran dan kesempurnaan dimasa yang akan

datang.

Dengan segala kerendahan hati melalui lembaran kata pengantar ini

penulis menghanturkan banyak terima kasih dan penghargaan yang setinggi -

tingginya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Ir. Usman Rianse, M.S. Selaku Rektor Universitas Halu oleo.

2. Bapak Arman Faslih, S.T., M.T selaku Direktur Pendidikan Vokasi

Universitas Halu Oleo.

iv
3. Bapak Ainussalbi Al Ikhsan, ST, M.Sc selaku Koordinator Program Studi D3

Teknik Arsitektur Program Pendidkan Vokasi Universitas Halu Oleo.

4. Ibu Siti Belinda Amri. ST, MT selaku Pembimbing yang telah banyak

memberikan arahan dan bimbingan yang sangat berarti dalam proses

penyusunan Tugas Akhir ini.

5. Segenap Bapak dan Ibu Dosen Pendidikan Vokasi Khususnya dosen Jurusan

Arsitektur yang telah membimbing, memotivasi dan membagi ilmunya

selama studi di Pendidikan Vokasi.

6. Kedua Orang Tua saya, Alwi dan Kamaria serta saudara/i saya yang telah

memberikan bantuan moril maupun material, kasih sayang dan dorongan

serta doa yang terucap dari hati yang paling dalam.

7. Buat teman-teman dan letingku di D3 Teknik Arsitektur 2012 yang selalu

memberikan semangat, motivasi dan saran-saran yang positif..

Penulis menyadari bahwa Tugas Akhir ini masih jauh dari kesempurnaan.

Penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan

Tugas Akhir ini. Akhir kata, semoga Tugas Akhir ini bermanfaat khususnya

mahasiswa Arsitektur.

Penulis, Februari 2016

ADRIYANTO

v
ABSTRAK
Dengan keterbatasan adanya asrama mahasiswa, tidak jarang sering dijumpai dalam
satu ruangan dengan ukuran yang kurang lebih 3x4 meter dihuni oleh 4 orang bahkan
sampai 6 orang. Melihat studi kasus yang demikian maka Pemerintah Kabupaten
Bombana berinisiatif untuk mengadakan asrama yang dapat ditinggali oleh
mahasiswa yang berasal dari Kabupaten Bombana. Asrama Bombana sempat
didirikan di Jl. M.T. Haryono dengan luas lahan 1874 M2 dengan dana Pemerintah
daerah serta dari dukungan masyarakat Bombana dengan harapan agar setelah
berdirinya asrama mahasiswa Bombana, orang tua dan anak keluarga tidak lagi
kesulitan dalam mencari tempat tinggal dan mereka dapat belajar dengan baik serta
layak sebagai hunian mahasiswa. Oleh karena itu dalam penelitian ini penulis
mengambil judul perencanaan asrama putri mahasiswa bombana di kota kendari.
Salah satu permasalahan latar belakang adalah bagaimana menentukan lokasi
Asrama Putri Mahasiswa Bombana yang berada di kota Kendari?. Tujuan
pembahasan yaitu untuk menentukan lokasi Asrama Putri Mahasiswa Bombana yang
berada di kota kendari. Kemudian Sistematika pembahasan dibagi dalam beberapa
tahap pembahasan yaitu salah satunya
Pada pendahuluan dikemukakan hal-hal yang melatar belakangi masalah, pengertian
dan batasan, tujuan dan sasaran serta sistematika pembahasan.
Kata kunci : Asrama Mahasiswa Bombana

ABSTRACT
With limited their student dormitories, it is not uncommon often encountered in a
single room with a size of approximately 3x4 meters occupied by 4 people even up to
6 people. Viewed thus, the case studies Bombana Government took the initiative to
hold a dormitory that can be occupied by students from Bombana. Bombana hostel
was established in Jl. M.T. Haryono with total area of 1874 m2 with local government
funds as well as from community support Bombana with the hope that after the
establishment of student dormitories Bombana, parents and families of children no
longer difficulty in finding a place to stay and they can learn well and is eligible as a
residential student. Therefore, in this study the authors take the title Bombana
planning girls' boarding students in the city of Kendari.
One issue is how to determine the background Women Student Dormitory Bombana
location in the city of Kendari ?. The purpose, namely, to determine the location of the
Student Dormitory Bombana daughter who was in town kendari. Systematics
discussion then divided into several stages, namely, one of them
At the preliminary matters raised background of the problem, understanding and
constraints, objectives and targets and systematic discussion.
Keywords: Student Dormitory Bombana

Kata kunci : Asrama Putri Mahasiswa

vi
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i

HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ ii

KATA PENGANTAR .................................................................................... iv

ABSTRAK ...................................................................................................... vi

DAFTAR ISI ................................................................................................... vii

DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xii

DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ........................................................................... 1

B. Rumusan Masalah...................................................................... 3

C. Tujuan dan Sasaran Pembahasan ............................................... 3

D. Batasan dan Lingkup Pembahasan ............................................ 4

1. Batasan Pembahasan .......................................................... 4

2. Lingkup Pembahasan ......................................................... 4

E. Sistematika Pembahasan............................................................ 4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Pengertian Judul .......................................................................... 6

1. Perencanaan........................................................................... 6

2. Asrama .................................................................................. 6

3. Mahasiswa ............................................................................. 6

vii
B. Tinjauan Umum Asrama Mahasiswa ....................................... 7

1. Sejarah Asrama Mahasiswa ............................................... .. 7

2. Tujuan Dan Fungsi Asrama Mahasiswa ............................... 8

3. Jenis – Jenis Asrama Mahasiswa .......................................... 9

4. Tinjaun Asrama Mahasiswa .................................................. 10

5. Fasilitas Asrama Mahasiswa ................................................. 11

6. Kegiatan Pada Asrama Mahasiswa ....................................... 13

C. Tinjaun Khusus Asrama Mahasiswa

1. Sejarah Singkat Asrama Mahasiswa ..................................... 14

2. Wadah Asrama Mahasiswa Bombana .................................. 15

3. Pengembangan Asrama Mahasiswa Bombana...................... 15

4. Kegiatan / Aktivitas Dalam Asrama .................................... 15

D. Study Banding Asrama Mahasiswi

1. Asrama Ratnaningsih UGM .................................................. 17

2. Asrama Mahasiswa Ramsis Unhas ...................................... 21

E. Menyusun Gambar Bestek, RAB dan RKS

1. Gambar Bestek ...................................................................... 23

2. Rencana Anggaran Biaya (RAB) .......................................... 24

3. Rencana Kerja Syarat-syarat (RKS)...................................... 29

BAB III TINJAUAN LOKASI

A. Tinjauan Umum Terhadap Kota Kendari

1. Kondisi dan Potensi .............................................................. 35

2. Fungsi dan peran kota kendari .............................................. 37

viii
3. Struktur ruang kota................................................................ 37

4. Rencana Tata Ruang ............................................................. 38

B. Tinjauan Lokasi Perencanaan ..................................................... 42

C. Proyeksi Kebutuhan Asrama Mahasiswa Bombana

1. Tinjauan Mahasiswa Bombana Sebagai Calon

Penghuni Asrama .................................................................. 43

2. Jumlah Mahasiswa Bombana Dan Perkembagannya ............ 44

3. Tinjauan Terhadap Jumlah Mahasiswa Bombana

Yang Akan Ditamung ........................................................... 44

4. Daya tampung ....................................................................... 46

D. Kegiantan Yang Dilakukan Mahasiswa Bombana

Dalam Asrama............................................................................. 47

BAB IV ACUAN DASAR PERACANGAN

A. Pendekatan Tata Ruang Makro

1. Penentuan Lokasi ................................................................. 49

2. Kondisi Tapak Yang Terpilih .............................................. 51

3. Pengolahan Site ................................................................... 52

4. Penentuan Tapak.................................................................. 54

5. Pegelompokan Tapak/Zoning .............................................. 55

6. Tata Massa ........................................................................... 56

7. Sistem sirkulasi .................................................................... 57

8. Tata Ruang Luar .................................................................. 57

9. Perwujudan Fisik Bangunan ................................................ 58

ix
B. Pendekatan Tata Ruang Mikro

1. Analisa Pelaku Kegiatan ...................................................... 59

2. Analisa Jenis Kegiatan......................................................... 59

3. Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan............... 60

4. Analisa Pengelompokan Ruang Secara Sifat Kegiatan ...... 61

5. Pola Peruangan/Pola Tinggal Penghuni .............................. 63

6. Besaran Ruang ..................................................................... 67

C. Sistem Struktur, Material dan Modul Struktur

1. Sistem Struktur .................................................................... 81

2. Material Struktur.................................................................. 85

3. Modul Struktur .................................................................... 85

D. Sistem Pengkondisian Ruang

1. Sistem Pencahayaan ............................................................ 86

2. Penghawaan ......................................................................... 88

3. Akustik................................................................................. 88

E. Sistem Utilitas Bangunan

1. Sistem Pengadaan Air Bersih .............................................. 90

2. Sistem Pembuangan Air Kotor ............................................ 92

3. Sistem Pembuangan Sampah ............................................... 94

4. Sistem Jaringan Listrik ........................................................ 96

5. Sistem Komunikasi .............................................................. 95

x
6. Sistem Pengamanan Bangunan ............................................ 95

7. Bahan Bangunan .................................................................. 98

8. Literatur Bahan Yang Akan Diguanakan ............................ ` 99

BAB V PENUTUP

A. Kesimpulan ................................................................................ 105

B. Saran ......................................................................................... 105

DAFTAR PUSTAKA

xi
DAFTAR GAMBAR

Gambar II.1 Struktur Organisasi Asrama Putri Mahasisiwa Bombana ........... 14

Gambar II.2 asrama ratnaningsi sebelum dan sesudah renovasi ...................... 17

Gambar II.3 proses renovasi ............................................................................ 17

Gambar II.4 tampilan bangunan dari arah pojokan .......................................... 18

Gambar II.5 alur pendestrian dalam lingkungan asrama ................................. 18

Gambar II.6 ruang publick ............................................................................... 19

Gambar II.7 areal terbuka ditegah bangunan ................................................... 19

Gambar II.8 jendela krepyek dan penggunaan kisi-kisi ................................... 20

Gambar II.9 area balkon yang terhubung dengan ruang publik ....................... 20

Gambar II.10 tampak asrama mahasiswa ramsis unhas ................................... 21

Gambar II.11 fasiitas asrama mahasiswa ramsis unhas ................................... 22

Gambar III.1 peta rencana pemanfaatan lahan kota kendari ........................... 35

Gambar III.2 lokasi perencanaan asrama putri mahasiswa bombana .............. 42

Gambar IV.1 lokasi tapak yang tepilih ............................................................ 50

Gambar IV.2 lokasi tapak yang terpilih ........................................................... 52

Gambar IV.3 penentuan tapak.......................................................................... 55

Gambar IV.4 bentuk menyebar - terpusat ........................................................ 57

Gambar IV.5 pondasi telapak poer/poer plat ................................................... 83

Gambar IV.6 pondasi langsung ........................................................................ 84

Gambar IV.7 dinding batu bata ........................................................................ 85

Gambar IV.8 struktur rangka baja .................................................................... 86

Gambar IV.9 perzoningan berdasarkan sifat kegiatan ..................................... 91

xii
Gambar IV.10 sistem jaringan air bersih ......................................................... 92

Gambar IV.11 sistem pembuangan air kotor ................................................... 95

Gambar IV.12 sistem pembuangan sampah ..................................................... 95

Gambar IV.13 sistem aliran listrik dari PLN dan Genset ................................ 96

Gambar IV.14 sistem jaringan pemadam kebakaran ....................................... 97

xiii
DAFTAR TABEL

Tabel II.1 presentase penyediaan fasilitas penunjang asrama Mahasiswa

berdasarkan penilitian CPM ............................................................ 11

Tabel II.2 fasilitas utama asrama mahasiswa ................................................... 12

Tabel II.3 fasilitas penunjang asrama mahasiswa ............................................ 12

Tabel II.4 fasilitas bersama asrama mahasiswa ............................................... 13

Tabel II.5 Hubungan Antara Tahapan dan Pihak Yang Terlibat Dalam

Proyek dan Istila Estimasi ............................................................... 27

Tabel III.1 arahan fungsi dan pengembangan bagian wilayah di kota kendari 39

Tabel III.2 jumlah mahasiswa bombana di kota kendari ................................. 44

Tabel III.3 perhitungan jumlah mahasiswa ...................................................... 45

Tabel III.4 pembagian jumlah ruang tidur ....................................................... 46

Tabel III.5 perbandingan daya tampung tiap kamar ........................................ 47

Tabel IV.1 analisa kebutuhan ruang berdasarkan kegiatan .............................. 61

Tabel IV.2 analisa kebutuhan berdasarkan ruang berdasarkan sifat kegiatan . 62

Tabel IV.3 besaran perabot .............................................................................. 69

Tabel IV.4 besaran ruang ................................................................................. 70

Tabel IV.5 rekapitulasi kelompok besaran ruang ............................................ 80

Tabel IV.6 analisa penentuan sistem penangkal petir ...................................... 98

Tabel IV.7 sifat-sifat material bangunan .......................................................... 99

xiv
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Tujuan dari pendidikan nasional sebagaimana diamanatkan dalam
pembukaan UUD 1945 adalah mencerdaskan kehidupan bangsa untuk
mencapai tujuan tersebut diperlukan upaya dan partisipasi segenap rakyat
Indonesia. Rakyat Indonesia yang majemuk tersebar di kepulauan nusantara
yang terbentang dari Sabang sampai Merauke menjadi salah satu faktor yang
menyebabkan tidak meratanya mutu pendidikan di Indonesia.

Untuk memperluas dan meratakan kesempatan memperoleh pendidikan


yang bermutu bagi seluruh rakyat Indonesia, merupakan upaya memperluas
jangkauan pendidikan yang dilakukan melalui penyediaan sarana pendidikan,
yang dilakukan oleh pemerintah maupun masyarakat dengan berprinsip pada
upaya mendorong perkembangan potensial yang sudah ada di masyarakat.
Pemeliharaan dan rehabilitasi sarana dan prasarana pendidikan juga dilakukan
untuk memperpanjang kegunaan dengan melibatkan tidak saja pemerintah
tapi juga masyarakat. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan rasa
kepemilikan di masyarakat, terhadap investasi pendidikan lingkungannya,
sehingga kesinambungan pemeliharaan lebih terjamin. Adapun pendidikan
yang dimaksud yaitu pendidikan yang berkualitas dengan sarana dan
prasarana yang memadai, salah satunya adalah asrama mahasiswa.

Bombana adalah sebuah Kabupaten di Sulawesi Tenggara yang


merupakan daerah yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian petani,
nelayan, pedagang dll. Seiring dengan perkembangan zaman, masyarakat
Kab. Bombana sudah mulai banyak melanjutkan studi di Kota Kendari
khususnya di Universitas Halu Oleo dengan jumlah Mahasiswa dari
angkatan 2013-2015 adalah ± 1500 Orang yang terbagi di berbagai kampus
seperti Stikes Avicena, Universitas Muhammadia Kendari, Manda Waluya,
Stikes PPNI, Poltekes dll

1
Dengan keterbatasan adanya asrama mahasiswa, tidak jarang sering
dijumpai dalam satu ruangan dengan ukuran yang kurang lebih 3x4 meter
dihuni oleh 4 orang bahkan sampai 6 orang. Melihat studi kasus yang
demikian maka Pemerintah Kabupaten Bombana berinisiatif untuk
mengadakan asrama yang dapat ditinggali oleh mahasiswa yang berasal dari
Kabupaten Bombana. Asrama Bombana sempat didirikan di Jl. M.T. Haryono
dengan luas lahan 1874 M2 dengan dana Pemerintah daerah serta dari
dukungan masyarakat Bombana dengan harapan agar setelah berdirinya
asrama mahasiswa Bombana, orang tua dan anak keluarga tidak lagi kesulitan
dalam mencari tempat tinggal dan mereka dapat belajar dengan baik serta
layak sebagai hunian mahasiswa.

Akan tetapi seiring dengan berjalannya waktu, dengan usianya yang


sudah cukup lama Asrama Bombana sudah tidak layak huni lagi, baik dari
segi kondisi, daya tampung maupun dari segi konstruksi bangunan, serta
asrama tersebut dicampur antara wanita dan pria dan system keamana yang
kurang baik serta banyak mahasiswa yang tidak dapat tinggal di asrama
karena daya tampung kurang. yang hanya memiliki 15 kamar tidur serta 2
kamar mandi umum. Selain itu pula dengan bertambahnya mahasiswa yang
berasal dari Bombana sehingga dianggap akan lebih layak jika asrama
tersebut dapat dibangun kembali dengan rencana pengadaan asrama
mahasiswa Bombana yang lebih tampak, nyaman dan bernuansa masa kini
serta mampu menampung jumlah mahasiswa yang lebih besar. Dengan
adanya asrama mahasiswa bombana orang tua mahasiswa tidak perlu lagi
kawatir melepas putri mereka untuk melanjutkan pendidikan yang lebih tinggi
lagi di luar kota khususnya di kota kendari serta dapat membantu mengurangi
biaya yang keluarkan oleh orang tua maupun mahasiswa. Oleh karena itu
dalam penelitian ini penulis mengambil judul PERENCANAAN ASRAMA
PUTRI MAHASISWA BOMBANA DI KOTA KENDARI.

2
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang maka permasalahan dapat di
rumuskan sebagai berikut:
1. Bagaimana menentukan lokasi Asrama Putri Mahasiswa Bombana yang
berada di kota Kendari?
2. Bagaimana merencanakan bangunan Asrama Putri Mahasiswa Bombana
di Kota Kendari yang sesuai dengan peruntukannya?
3. Bagaimana menyusun RKS dan RAB Asrama Putri Mahasiswa
Bombana di Kota Kedari?
C. Tujuan Dan Sasaran Pembahasan
1. Tujuan pembahasan
1. Untuk menentukan lokasi Asrama Putri Mahasiswa Bombana yang
berada di kota kendari.
2. Merencanakan Asrama Putri Mahaswiwa Bombana sesuai dengan
peruntukannya.
3. Menyusun perencanaan dalam bentuk gambar bestek, rencana
anggaran dan biaya (RAB) dan Rencana kerja dan syarat-syarat
(RKS).
2. Sasaran pembahasan
Adapun yang menjadi sasaran pembahasan yang akan dijadikan
pokok pembahasan antara lain sebagai berikut:

a. Untuk mendesain suatu bangunan sebagai sarana hunian mahasiswa


Bombana di kota Kendari yang lebih tampak, nyaman dan bernuansa
masa kini.
b. Untuk mendesain suatu bangunan sebagai fasilitas pendukung
kegiatan pendidikan mahasiswa Bombana di kota Kendari dan segala
persaratannya.

3
D. Batasan dan Lingkup Pembahasan
1. Batasan pembahasan

Dibatasi pada perencanaan fisik kaitannya dengan program ruang,


penampilan bangunan, serta fasilitas penunjang dari asrama mahasiswa
Bombana di kendari .

2. Lingkup Pembahasan

Lingkup pembahasan dibatasi pada disiplin ilmu arsitektur sebagai,


landasan dalam membuat desain perencanaan asrama mahasiswa Bombana
di Kendari.

E. Sistematika Pembahasan.
Sistematika pembahasan dibagi dalam beberapa tahap pembahasan :

Bab I

Pada pendahuluan dikemukakan hal-hal yang melatar belakangi masalah,


pengertian dan batasan, tujuan dan sasaran serta sistematika pembahasan.

Bab II

Pada bagian ini dikemukakan tentang pengertian, tujuan umum tinjauan


khusus dan studi banding terhadap Asrama Putri Mahasiswa yang berisi
sejarah asrama, fungsi kegiatan pada asrama dan mengemukakan kebutuhan
spesifik kebutuhan Asrama Mahasiswa serta menyusun gambar berstek, RAB
dan RKS

Bab III

Pada bagian ini dikemukakan tentang tinjauan lokasi yang terdiri dari tinjauan
umum kota kendari serta lokasi perencanaan yang berkaitan dengan
perencanaan Asrama Putri Mahasiswa Bombana

4
Bab IV

Menggambarka tentang acuan perencanaan dan perancangan Asrama Putri


Mahasiswa Bombana

Bab V

Suatu kesimpulan dari seluruh hasil analisis yang akan dipergunakan sebagai
titik tolak penyusunan program penutup.

5
BAB II
TINJUAN PUSTAKA
A. Pengertian Judul

1) Perencanaaan
1. Conyers & Hills (1994) mendefinisikan perencanaan sebagai suatu
proses yang bersinambungan yang mencakup keputusan-keputusan
atau pilihan-pilihan berbagai alternatif penggunaan sumber daya untuk
mencapai tujuan-tujuan tertentu pada masa yang akan datang.
2. Yulius Nyerere perencanaan merupakan proses memilih diantara
berbagai kegiatan yang diinginkan karena tidak semua yang diinginkan
itu dapat dilakukan dan dicapai dalam waktu yang bersamaan.
2) Asrama
1. Menurut The Enyclopedia American, asrama yang dikenal dengan
istilah Dormitory, adalah berasal dari kata Dormotorius (Latin), yang
berarti a sleeping place, dengan pengertian bahwa dorminotory
merupakan keseluruhan bangunan dalam hubungannya dengan
bangunan pendidikan, yang terbagi atas kamar tidur dan meja belajar
bagi penghuninya.
2. Menurut KH. Dewantoro, asrama adalah (pondok, pawiyatan, bahasa
Jawa) merupakan rumah pengajaran dan pendidikan yang dipakai untuk
pengajaran dan pendidikan
3) Mahasiswa
1. Mahasiswa menurut Knopfemacher [dalam Suwono, 1978] – adalah
merupakan insan-insan calon sarjana yang dalam keterlibatannya
dengan per guruan tinggi, dididik & di harapkan menjadi calon – calon
intelektual.
2. Mahasiswa menurut Sarwono [1978] – adalah setiap orang yang secara
resmi terdaftar untuk mengikuti pelajaran di perguruan tinggi dengan
batas usia sekitar 18 – 30 thn.

6
3. Menurut KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), mahasiswa ialah
pelajar perguruan tinggi. Didalam struktur pendidikan
Indonesia,mahasiswa menduduki jenjang satuan pendidikan tertinggi di
antara yang lain. itulah menurut KBBI.

B. Tinjauan Umum Asrama Mahasiswa


1) Sejarah asrama mahasiswa

Menurut Prof. JF. Tahalele, perkembangan asrama dalam sejarah


pendidikan bahwa dalam zaman mesir purba, kasta yang sangat berkuasa
ialah kasta pendeta. Pusat-pusat pendidikan calon pendeta disebut sekolah
kuil dan merupakan pusat kuliah yang teratur. Seluruh organisasi kuil disebut
kesatuan rumah sejati. Disamping sekolah kuil ada juga asrama bagi
pengajar, dimana penghuni asrama sebagian besar terdiri dari pendeta-
pendeta. Ada juga asrama bagi para pelajarnya.

Dalam perkembangan “Indonesische Nederlandse School” di


kayutanam, Moh. Syafe’i juga membangun asrama yang cukup besar untuk
menampung 300 murid, ruang makan, dan dapurnya, restoran, lapangan
tenis, taman bacaan, tempat bersenam dan lain-lain.

Ki hajar dewantara dengan sistem amongnya dalam pelaksanaan


Perguruan Kebangsaan Taman Siswa, menganjurkan supaya segala sesuatu
harus didasarkan atas kekuatan sendiri. Itulah system hidup atas kakinya
sendiri. Berkenaan dengan system among, maka diadakan pondok asrama.
Wujudnya sebuah gedung untuk berguru dan bertempat tinggal guru dan
siswa.

Pondok Modern Gontor (Ponorogo) Pondok ini diselenggarakan


dengan menggunakan cara-cara mendidik dan belajar menurut system
modern. Semua pelajar berdiam di asrama gedung sekolah (yang dilengkapi
dengan aula besar untuk segala kepentingan pertemuan para pelajar/santri)
prinsip self government juga diterapkan disini, dimana para pelajar

7
mengorganisir sendiri perkumpulan yang terdiri dari bagian-bagian
olahraga, kesenian, kesehatan, keagamaan, kepramukaan, pelajaran,
penerangan dan sebagainya.

Dari uraian di atas, maka perkembangan asrama tidak bisan terlepas


dari penyelenggaraan pendidikan itu sendiri. Murid-murid yang ditampung
di asrama, dididik dalam suasana kekeluargaan, yang berguna sekali bagi
hidup mereka selanjutnya di dalam masyarakat kemudian hari.

2) Tujuan Dan Fungsi Asrama Mahasiswa


a. Tujuan
Secara umum Asrama Mahasiswa bertujuan :

1) Membina mahasiswa menjadi insan yang beriman dan bertaqwa


kepada Tuhan Yang Maha Esa.
2) Meningkatkan wawasan berpikir, memiliki intelektualitas dan
integritas kepribadian bagi mahasiswa.
3) Membangun ketrampilan sosial dalam kehidupan bermasyarakat
yang baik bagi mahasiswa.
Secara khusus Asrama Mahasiswa bertujuan :
1) Menyediakan tempat tinggal bagi mahasiswa
2) Menyediakan tempat tinggal yang sehat dan dekat dengan kampus.
3) Menyediakan wahana belajar yang merupakan komponen dari
kegiatan belajar.
4) Menyediakan wahana bagi pengembangan pribadi dalam
pengembangan kedisiplinan, rasa sosial, tanggung jawab,
kemandirian, dan kepemimpinan.
b. Fungsi
Asrama mahasiswa memiliki enam fungsi pokok yaitu:
1) Mendukung keberhasilan akademik bagi mahasiswa asrama, baik
bidang kurikuler maupun non kurikuler.

8
2) Sebagai tempat untuk membangun karakter mahasiswa seperti etika,
kedisiplinan, kejujuran, tanggungjawab, komitmen, tangguh, peduli
terhadap orang lain.
3) Sebagai tempat untuk berlatih menjalani kehidupan sosial
kemasyarakatan.
4) Menyediakan fasilitas tempat tinggal selama menjalankan
pendidikan.
5) Menciptakan suasana tempat tinggal bagi mahasiswa sebagai
penunjang kegiatan serta kelanjaran pembelajaran.
6) Menyediakan lingkungan untuk melakukan interaksi sosial antar
mahasiswa.
3) Jenis-Jenis Asrama Mahasiswa
Ada pun jenis pemondokan atau asrama mahasiswa dapat dibedakan
berdasarkan:
a. Macam Penghuni
1. Unmarried Students Housing (Perumahan siswa belum
menikah)
2. Woman-Man Students Housing (perumahan siswa wanita-pria)
3. Students Housing (perumahan pelajar)
b. Bentuk Kediaman
1) Room in private homes (kost)
2) Cooperative house (rumah sewa)
3) Dormitory (asrama)
4) Apartemen
c. Pengelolaan
1) Asrama daerah
2) Asrama Perguruan
3) Asrama Koperasi Mahasiswa
4) Asrama Swasta

9
d. Berdasarkan Ketinggian Bangunan (Paul,1976)
1) Maisonette
Asrama dengan tinggi 1 – 4 lantai.
2) Low rise
Asrama dengan tinggi 4 – 6 lantai.
3) Medium Rise
Asrama dengan tinggi 6 – 9 lantai.
4) High Rise
Asrama dengan tinggi 9 lantai.

4) Tinjauan Asrama Mahasiswa


a. Penampilan Bangunan
Tampak dari bangunan merupakan ungkapan dari bangunan yang
terlihat dari luar secara fisik dapat mencerminkan kegiatan yang
berlangsung dalam gedung tersebut.
Faktor-faktor yang menentukan dalam pengelolaan penampilan suatu
bangunan adalah:
1) Mempunyai ciri karakter tampak yang sesuai dengan filosofi
bangunan tersebut.
2) Unsur estetika, warna, karakter material yang digunakan.
3) Penyesuaian karakter tampak bangunan dengan lingkungan di
sekitarnya.
4) Bentuk dasar denah yang mewakili kegiatan yang ada di
dalamnya.

b. Efisiensi dan Efektivitas Ruang


Ruang dalam sasaran mahasiswa memegang peranan yang sangat
penting karena bangunan ini merupakan fasilitas perguruan tinggi
sehingga dapat menentukan pengelolaan dari bangunan tersebut.

10
Fungsi ruang dalam asrama mahasiswa dapat dibedakan dalam
kelompok besar yaitu:
1) Ruang publik
2) Ruang individu
3) Ruang service
4) Ruang sirkulasi
5) Fasilitas Asrama Mahasiswa
Secara umum asrama mahasiswa membutuhkan fasilitas-fasilitas
sebagai berikut :
1) Fasilitas hunian sebagai tempat istirahat belajar
2) Fasilitas ibadah, santai dan rekreasi sebagai kebutuhan rohani
3) Fasilitas sosial, yang memungkinkan kontak sosial mahasiswa
sesama penghuni dengan lingkungan sekitarnya
4) Fasilitas pelayanan / service termasuk didalamnya kesehatan
5) Keamanan.
Dalam menentukan fasilitas dalam asrama mahasiswa, perlu
melibatkan mahasiswa sebagai pengguna bangunan kelak. Selain
fasilitas kamar tidur yang telah dilengkapi dengan perabotan yang
standar seperti lemari pakaian, meja dan kursi belajar serta perlengkapan
tidur, ketersediaan fasilitas pendukung lainnya juga menentukan animo
mahasiswa untuk tinggal di asrama.
Tabel II.1 Persentase penyediaan fasilitas penunjang asrama mahasiswa
berdasarkan penelitian CPM

No Fasilitas penunjang
1 Kartu akses ke bangunan
2 Kartu akses ke kamar (electronic card)
3 CCTV eksternal bangunan
4 CCTV internal bangunan
5 AC di setiap kamar
6 Kamar berlantai karpet
7 ATM

11
8 Tempat perbelanjaan
9 Pusat computer
10 Pusat kebugaran
11 Dapur umum
12 Laundry
13 Ruang belajar
14 Ruang nonton
15 Ruang belajar
16 Ruang makan

Sumber: College Housing Annual Report 2008


Tabel II.2 Fasilitas utama asrama mahasiswa
Prioritas Hunian laki-laki Hunian perempuan
1 Ruang belajar Ruang belajar
2 Ruang makan Ruang tamu
3 Ruang bersama Ruang makan
4 Ruang tamu Dapur
5 Dapur Ruang bersama
6 Ruang cuci Ruang cuci
7 Ruang setrika Ruang setrika
Sumber: Tjahjawati, 1999
Tabel II.3 Fasilitas penunjang asrama mahasiswa
Prioritas Hunian laki-laki Hunian perempuan
1 Wartel Wartel
2 Tempat olahraga Toko swalayan
3 Kantin Kantin
4 Toko swalayan Toko buku
5 Tempat parkir Tempat olahraga
6 Toko buku Ruang serbaguna
7 Ruang serbaguna Tempat parkir
Sumber: Tjahjawati, 1999)

12
Tabel II.4 Fasilitas bersama asrama mahasiswa
Fasilitas utama Fasilitas penunjang
Ruang belajar Warnet/rental komputer
Ruang tamu Toko swalayan
Ruang makan Kantin
Dapur Toko buku
Ruang bersama Tempat olahraga
Ruang cuci Ruang serbaguna
Ruang setrika Tempat parkir
Sumber: Tjahjawati, 1999
6) Kegiatan Pada Asrama Mahasiswa

Para pelaku kegiatan pada asrama mahasiswa adalah penghuni,


pengelolah dan tamu pengunjung. Untuk itu segala kegiatan yang
terjadi dalam lingkungan asrama mahasiswa Bombana, dapat di
kelompokkan sebagai berikut:
1. Kegiatan hunian : belajar, tidur/istirahat, makan dan minum,
menerima tamu serta MCK (mandi, cuci , kakus).
2. Kegiatan pendidikan: diskusi, seminar, ceramah, dan lain-lain.
3. Kegiatan sosial: ibadah, olahraga, dan rekreasi.
4. Kegiatan pelayanan service: asrama, penyediaan makanan dan
minuman, serta kebutuhan sehari-hari.

13
Gambar II.1 Struktur Organisasi Asrama Putri Mahasiswa Bombana
Sumber sketsa pribadi

C. Tinjauan Khusus Asrama Mahasiswa


1. Sejarah Singkat Asrama Mahasiswa
Keberadaan asrama mahasiswa setelah terjadinya Perang Dunia II
memberikan kesan sebagai sebuah tempat yang dingin, sesak, tidak
berprikemanusiaan,dan monoton. Dengan kesan seperti itulah maka
banyak mahasiswa yang tidak memilih untuk tinggal di asrama. Namun di
akhir tahun 70-an beberapa perguruan tinggi yang mengelola asrama
mahasiswa mulai berbenah. Dilakukan renovasi besar-besaran terhadap
bangunan asrama, diantaranya dengan menambah fasilitas-fasilitas publik
dan penunjang pada asrama. Hal ini dilakukan untuk menarik minat
mahasiswa untuk kembali tinggal di asrama. Pihak pengelola dan
pengamat perkembangan asrama mulai memberikan pendapat bahwa
asrama bukan hanya sebagai tempat “tidur” bagi mahasiswa, asrama
merupakan sebuah bangunan dimana terjadi banyak aktifitas di dalamnya,
mulai dari interaksi antar penghuni, belajar, pendidikan ekstra, hiburan dan
lain sebagainya.

14
2. Wadah Asrama Mahasiswa Bombana
Ide Pengungkapannya berdasarkan pada media pelayanan pemondokan
yang layak bagi mahasiswa Bombana, dalam kebutuhan suasana belajar
dan kebersamaan. Selain itu sebagai wadah pembinaan dan pengembangan
Mahasiswa Bombana yang tercermin dalam:
1) Pengadaan ruang-ruang memungkinkan mahasiswa Bombana dalam
mengadakan kontak komunikasi antar mereka.
2) Pemanfaatan unsur-unsur persatuan /pengikat secara logis.
3) Penataan ruang-ruang yang fleksibel terhadap kegiatan kelompok
penghuni
3. Pengembangan Asrama Mahasiswa Bombana
Berdasarkan pada filosofis pengembangan Asrama Mahasiswa Bombana
yaitu:
1) Sebagai peningkatan mutu pendidikan Bombana penndidikan non
akademik sebagai penunjang perkembangan mahasiswa Bombana.
2) Perkembangan jumlah mahasiswa Bombana semakin meningkat tiap
tahunnya, sehingga perlunya penyediaan sarana akomodasi yang
memenuhi persyaratan.
Adapun faktor- faktor pengembangan asrama mahasiswa Bombana yaitu:
1) Faktor pendidikan
2) Faktor sosial
3) Faktor budaya
4) Faktor ekonomi
5) Faktor psikologis.
4. Kegiatan / Aktivitas Dalam Asrama
Adapun jenis-jenis kegiatan dalam kehidupan sehari-hari yang terjadi
di dalam lingkungan asrama mahasiswa adalah :
a) Kegiatan hunian yaitu kegiatan mahasiswa sehari-hari antara lain :
belajar, tidur, istirahat, makan, dan minum, mandi, buang air serta
kegiatan rumah tangga lainnya.

15
1.) Kamar Tidur
Berfungsi sebagai tempat tidur, belajar, berpakaian.
a) Meja
b) Tempat tidur
c) Rak buku
d) Tempat penyimpanan pakaian
2.) Dapur
Berfungsi sebagai tempat memasak dan makan.
3.) Kamar Mandi dan Perlengkapannya
Kamar mandi dan perlengkapanya berfungsi sebagai tempat mandi
dibentuk dengan adanya pertimbangan.
b) Kegiatan Pendidikan
Kegiatan pendidikan terdiri dari dua bagian yaitu:
1.) Pendidikan non Formal
Yaitu pembinaan dalam rangka menunjang tujuan pendidikan
mahasiswa yang meliputi: seminar, diskusi, bimbingan belajar,
asistensi tugas, pembinaan bakat dan keterampilan.
2.) Pendidikan Formal
Yaitu seluruh kegiatan mahasiswa di dalam asrama. Seperti:
kegiatan sosial, rekreasi, mengurus rumah tangga dan melakukan
hobby.
Kegiatan mahasiswa juga terdiri dari dua bagian yaitu:
a) Kegiatan intern Yaitu kegiatan antara penghuni asrama
b) Kegiatan ekstern Kegiatan yang mempunyai hubungan sosial
dengan masyarakat di luar lingkungan asrama.

16
D. Study Banding Asrana Mahasiswa
1. Asrama Ratnaningsih UGM

(a) (b)
Gambar II.2
a. Asrama Ratnaningsih sebelum renovasi
b. Asrama Ratnaningsih setelah renovasi
(Sumber: www.blogger.com, 2008)
Asrama Ratnaningsih yang terletak di Jl.Kartini No. 5, Yogyakarta ini
merupakan salah satu dari 2 asrama mahasiswa UGM yang berusia cukup
tua. Asrama lainnya adalah Asrama Dharma Putra. Asrama Ratnaningsih
merupakan asrama khusus putri, asrama ini menampung mahasiswa putri
yang terdaftar sebagai mahasiswa Universitas Gajah Mada yang meiliki luas
lahan 3.060 meter persegi,. Asrama Ratnaningsih diresmikan pada tanggal
19 Desember 1954 bertepatan dengan Dies Natalis UGM. Diresmikan oleh
DR. Ir. Soekarno, dan dibuka oleh Mr. Mohamad Yamin. Nama
Ratnaningsih diambil dari nama seorang pahlawan perempuan yaitu
Ratnaningsih yang juga merupakan istri Diponegoro.

Gambar II.3 Proses renovasi asrama


(Sumber: www.blogger.com, 2008
Kepengelolaan asrama diwadahi langsung oleh pihak universitas,
selain itu juga asrama ini mempunyai pengelolaan rumah tangga sendiri
dengan nama KAMPR yang mempunyai masa kepengurusan 1 tahun,
pengurusnya dipilih oleh warga asrama secara musyawarah.

17
Gambar II.4 Tampilan bangunan dari arah pojokan
(Sumber: www.blogger.com, 2008)
Bangunan ini telah mengalami dua kali ronovasi, renovasi yang kedua
dilakukan pasca gempa yang mengguncang Yogjakarta pada tanggal 27 Mei
2006. Gempa tersebut mengakibatkan sebagian struktur bangunan menjadi
rusak dan harus diperbaiki secepatnya.

Gambar II.5 Alur pedestrian dalam lingkungan asrama


(Sumber: www.blogger.com, 2008)
Bangunan ini merupakan bangunan dua lantai berbentuk L menghadap
selatan-barat. Bangunan dirancang terdiri atas 8 blok, dengan total 32
kamar. Masing-masing kamar dilengkapi 1 kamar mandi dan 1 toilet.
Fasilitas publik terdiri atas ruang tamu, aula, perpustakaan, 2 ruang setrika,
dapur, garasi, musholla, kapel, 2 tempat jemuran, fasilitas olahraga
(lapangan voli, bulu tangkis, dan tenis meja).

18
(a) (b)

(c) (d)
Gambar II.6 Ruang publik (a) aula; (b) tempat jemur atas;
(c) perpustakaan; (d) ruang tamu
(Sumber: www.blogger.com, 2008)

Jika melihat usia bangunan dan bentuknya maka dapat ditebak bahwa
bangunan bercirikan arsitektur kolonial. Pada beberapa blok di tiap kamar
memiliki balkon-balkon. Ruang luar/pekarangan ditata dengan rapi, areal
jalan/pedestrian dilapis dengan paving block, selain itu pula beberapa pohon
dan tanaman-tanaman ditanam di sekeliling bangunan untuk menjaga
pekarangan agar tetap hijau dan sejuk.

Gambar II.7 Areal terbuka di tengah bangunan


(Sumber: www.blogger.com, 2008)

19
Untuk pengkondisian dalam bangunan sendiri sangat bergantung pada
kondisi alamiah. Hal ini dapat dilihat dengan penggunaan lubang-lubang
angin (ventilasi) di sepanjang bangunan. Untuk tetap menjaga privasi
penghuninya, bukaan-bukaan ventilasi dibuat dengan ukuran kecil namun
jumlahnya banyak. Yang menarik dari bangunan ini adalah adanya ventilasi
menyerupai kisi-kisi di sepanjang dinding bangunan, ventilasi ini membuat
pertukaran udara dalam ruangan berlangsung setiap saat, selain itu sistem
pencahayaan alami akan terjamin. Bukaan jendela pada kamar juga
sebagian besar menggunakan jendela jenis krepyak, sedangkan jendela pada
bagian publik menggunakan material kaca.

Gambar II.8 Jendela krepyak dan penggunaan kisi-kisi


(Sumber: www.blogger.com, 2008)

Atap bangunan menggunakan jenis atap miring dengan material


genteng, atap dengan tritisan lebar ini kemudian disalurkan dengan talang
air yang kemudian dialirkan lagi melalui pipa ke saluran pembuangan.
Untuk menghindari sinar matahari yang berlebihan, digunakan sun shading
pada dinding.

Gambar II.9 Areal balkon yang terhubung dengan ruang publik


(Sumber: www.blogger.com, 2008)

20
Tampilan bangunan setelah diadakan renovasi menjadi lebih bagus, hal
ini dikarenakan perbaikan struktur bangunan tanpa mengubah stuktur
aslinya, selain itu permainan warna yang dinamis membuat bangunan ini
menjadi lebih menarik meskipun telah berusia lebih dari 53 tahun.
2. Asrama Mahasiswa Ramsis Unhas
Asrama Mahasiswa adalah tempat tinggal bagi mahasiswa yang berasal
dari luar wilayah Kota Makassar dalam rangka menunjang proses belajar
pada Universitas Hasanuddin, diambil dari singkatan “RAMSIS” yang
dihuni secara resmi pada tanggal 17 Nopember 1989 sebagai bagian integral
dari program pengembangan akademik dan kemahasiswaan, sehingga tidak
sarat dengan makna ekonomi dalam arti megejar keuntungan (profit) dan
sebaliknya tidak boleh menjadi sebuah konsep yang bermakna social atau
tempat penampungan mahasiswa yang serba kekurangan sehingga memiliki
harga diri tersendiri sebagai pendukung kebudayaan yang dinamakan kultur
kampus.

Gamabr II.10 Tampak asrama mahasiswa Ramsis unhas unit 3


(Sumber Google/image)
Struktur Bangunan, terdiri atas tiga unit, unit 1 dan 2 untuk mahasiswa
pria sedangkan unit 3 untuk mahasiswa putri dan tiap unit terdiri atas 2
(dua) blok yang berlantai dua dan 6 (enam) blok berlantai tiga. Dalam setiap
unit terdapat satu kantin setiap unit terdiri dari 264 kamar di huni oleh 528
mahasiswa. Warga/Penghuni Ramsis adalah Mahasiswa Universitas
Hasanuddin yang memenuhi syarat untuk bertempat tinggal dalam asrama.

21
Syarat-syarat menjadi warga Ramsis Unhas adalah:
a. Bersal dari luar kota makassar
b. Telah terdaftar pada semester pertama
c. Membuat surat pernyataan
d. Mengajukan surat permohonan menjadi penghuni asrama
e. Menandatangani surat perjanjian
f. Rekomendasi dari ketua jurusan/bagian pada fakultas masing-masing
g. Membayar uang jaminan 1 (satu) kali untuk selama 11 (sebelas) bulan,
sebesar Rp. 100.000,- (seratus ribu rupiah
h. Membayar uang asrama 1 (satu) kali selama 11 (sebelas) bulan, sebesar
Rp. 1.650.000,- (satu juta enam ratus lima puluh ribu).

Fasilitas untuk tiap kamar asrama mahasiswa Ramsis Unhas adalah


1. Ranjang susun untuk 2 orang
2. 2 unit meja belajar
3. 2 unit lemari
4. 2 buah kursi
5. Rak buku

a b
Gambar II.11 Fasilitas asrama mahasiswa ramsis unhas
a. rak buku b. lamari pakaian
(sumber google/image)

22
Kewajiban asrama mahasiswa Ramsis unhas adalah :
a. Menghormati dan menjaga ketenangan asrama untuk mendukung kegiatan
belajar
b. Menjaga nama pribadi, almamater dan kerukunan antar sesama penghuni
asrama
c. Bertindak jujur, disiplin, serta sopan baik dalam bertingkah laku maupun
dalam hal berpakaian, khususnya di tempat umum di lingkungan asrama
d. Menjaga dan memelihara fasilitas kamar dan fasilitas umum
E. Menyusun Gambar Bestek, RAB dan RKS
1. Gambar Bestek
Bestek ( rencana kerja ) ialah uraian yang jelas-jelasnya tentang
pelaksanaan bangunan yaitu terdiri dari :
a. Keterangan tentang bangunan
b. Keterangan tentang melaksanakan bagian bangunan tersebut

Gambar-gambar bestek terdiri dari :


a. Site plan
b. Denah
c. Tampak empat arah
d. Potongan melintang dan membujur
e. Rencana Pondasi
f. Rencana Kap
g. Rencana Balok dan Ringbalk
h. Rencana perletakan Kusen
i. Rencana lantai
j. Rencana Instalasi Listrik
k. Rencana Instalasi Sanitasi Air
l. Rencana Plat Lantai
m. Detail-detail

23
2. Rencana Anggaran Biaya
Estimasi biaya memegang peranan penting dalam penyelenggaraan
proyek konstruksi, karena selain mengetahui berapa investasi yang akan
diperlukan untuk merencanakan dan mengendalikan sumber daya proyek
yang akan digunakan. Misal tenaga kerja, material, peralatan dan waktu
pelakasanaan.
Definisi perkiraan biaya adalah seni memperkirakan kemungkinan
jumlah biaya yang diperlukan untuk suatu kegiatan yang didasarkan pada
informasi yang tersedia pada waktu itu (Iman Soeharto_National Estimating
Society – USA), berdasarkan definisi, tersebut maka perkiraan biaya
mempunyai pengertian sebagai berikut :
a. Perkiraan biaya yaitu melihat, memperhitungkan dan mengadakan
perkiraan atas hal –hal yang akan terjadi selanjutnya.
b. Analisis biaya yang berarti pengkajian dan pembahasan biaya yang
pernah ada yang digunakan sebagai informasi yang penting.

Agar suatu estimasi/perkiraan mendekati suatu kebenaran (optimal),


diperlukan pengetahuan teknik dan berbagai pengetahun kerekayasaan
konstruksi, rekayasa manajemen konstruksi, sebagaimana dalam definisi
yang dikemukakan oleh AACE ( the American Association of Cost
Engineer) yang mengatakan bahwa : “Cost Engneering adalah area dari
kegiatan engineering di mana pengalaman dan pertimbangan engineering
dipakai untuk pada aplikasi-aplikasi prisnsip- prinsip teknik dan ilmu
pengetahuan di dalam masalah perkiraan biaya dan pengendalian biaya “

a. Faktor-faktor yang mempengaruhi Estimasi


Banyak factor yang dapat mempengaruhi perkiraan biaya konstruksi
( menjadi mahal ataupun menjadi murah suatu pekerjaan ).
1. Produktivitas tenaga kerja , produktivitas adalah volume pekerjaan
yang dapat dihasilkan oleh sorang atau kelompok pekerja dalam
satuan waktu , makin besar produktivitas, maka makin cepat
pekerjaan tsb di selesaikan, yang berarti makin cepat pekerjaan

24
diselesaikan. Hal ini berkaitan dengan jumlah upah yang
dibayarkan, namun juga perlu analisis yang lebih mendalam karena
dengan produtivitas makin besar harga satuan upah tenaga kerja juga
makin mahal.
2. Ketersediaan material/ sumber daya proyek , makin langka material
dipasaran , maka makin mahal harga yang di tawarkan, ataupun jika
diperlukan waktu pemesanan yang lebih lama, dengan biaya yang
akan di bebankan kepada konsumen.
3. Pasar Finansial, nilai kurs akan mempengaruhi indeks harga tenaga
kerja , maupun sumber daya proyek yang lain.
4. Cuaca, pelaksanaan proyek konstruksi yang dimungkinkan
dikerjakan dalam waktu yang relatif lama akan sangat
mempengaruhi biaya suatu pekerjaan. Misal pekerjaan beton yang
dilaksanakan pada musim hujan, akan menambah biaya pembelian
bahan pelindung beton setelah pengecoran.
5. Masalah konstruksibilitas, kesulitan ataupun menggunakan metode
yang belum pernah di laksanakan , maka factor resiko akan menjadi
lebih tinggi, sehingga biaya akan makin mahal.
Faktor-factor yang mempengaruhi estimasi biaya tsb, di
perhitungkan dalam penyusunan rencana anggaran biaya pada sebagai
komponen resiko, komponen kontingensi, juga dimungkinkan
disisipkan dalam harga material, harga upah dlsb.
a. Istilah/ Sebutan Estimasi
Pada proyek konstruksi estimasi biaya selain di buat oleh
masing-masing pelaku jasa konstruksi sesuai dengan tahapan proyek
konstruksi sesuai dengan tahapan proyek konstruksi tersebut, juga
di buat oleh owner sebagai dasar memperkirakan harga proyek
konstruksi terutama pada tahap pelaksanaan, sehingga dalam
prakteknya terdapat beberapa istilah estimasi yang didasarkan pada
pembuat estimasi tersebut.

25
1. Estimasi yang dibuat oleh Pemilik. yang lebih pada umumnya
disebut Owner Estimate (OE) digunakan oleh pemilik sebagai
patokan biaya untuk menentukan kelanjutan investasi, patokan /
pembanding dengan harga penawaran , analisa harga satuan
yang akan diajukan oleh kontraktor dan untuk patokan /
pembanding dengan analisa harga satuan , serta RAB yang
dibuat oleh konsultan perencana.
2. Estimasi yang dibuat oleh Konsultan Kelayakan digunakan
untuk memperkirakan harga konstruksi sebagai suatu investasi
(biaya yang dikeluarkan antara lain biaya pembangunan
gedungnya, pembebasan tanah, pengadaan peralatan utama dlsb)
dan selanjutnya akan dihitung dengan teori-teori perhitungan
ekonomi investasi bahwa proyek konstruksi tersebut layak untuk
dibangun.
3. Estimasi yang dibuat oleh Konsultan Perencana yang pada
umumnya disebut dengan Engineer Estimate (EE) adalah
rencana anggaran biaya (RAB) merupakan hasil kerja konsultan
selain gambar rencana dan spesifikasi. RAB ini dibuat
berdasarkan hasil survey lapangan, berkaitan dengan kriteria
desain dan metode pelaksanaan yang akan digunakan oleh
kontraktor untuk pelaksanaan. Perkiraan biaya (RAB) ini
merupakan dokumen pemilik (rahasia) yang selanjutnya sebagai
pembanding harga yang akan ditawarkan oleh kontraktor pada
saat lelang.
4. Estimasi yang dibuat oleh Kontraktor yang pada umumnya
disebut dengan Contractor Estimate (CE).atau Bid Price,
digunakan kontraktor untuk mengajukan penawaran kepada
pemilik, dengan keuntungan yang cukup memadai bagi
kontraktor.

26
Apabila kontraktor mendapatkan pekerjaan tsb, maka
selanjutnya kontraktor akan membuat perkiraan biaya untuk
pelaksanaan, juga membuat perkiraan biaya kemajuan pekerjaan
(tagihan).
Tabel II.5 Hubungan antara tahapan dan pihak yang terlibat dalam proyek
dan istilah Estimasi
Tahap Proyek Pembuat Istilah Estimasi Singkatan
Konstruksi perkiraan biaya
Tahap Pemilik Estimasi Pemilik ( Owner OE
kebutuhan Estimate )
Tahap studi Konsultan Studi Estimasi Kelayakan
Kelayakan Kelayakan
Tahap Konsultan Estimasi Perencana EE
perencanaan Perencana (Engineering Estimate)
Tahap Kontraktor  Estmasi Penawaran (bid CE
Pelaksanaan Price)
 Estmasi Pelaksanaan
 Estimasi Kemajuan
Pekerjaan
(Sumber : Mata Kuliah Rencana Anggaran Biaya)
b. Jenis Estimasi
Selain diperlukan pengetahuan teknik dan Engnering,
kualitas estimasi sangat ditentukan oleh :
1. Tersedianya data dan informasi
2. Teknik dan metode yang digunakan
3. Kecakapan dan pengalaman estimator
4. Tujuan pemakaian perkiraan biaya
Sumber informasi terbaik adalah pengalaman perusahaan
dari proyek-proyek yang pernah dikerjakan antara lain. informasi
mengenai jumlah material yang terpakai, jumlah tenaga kerja yang

27
dibutuhkan untuk suatu jenis pekerjaan (produktivitas perorang
ataupun pergroup tenaga kerja) , jam kerja peralatan, dan lain-lain.
1. Estimasi kelayakan adalah sebagaimana tujuan dari tahap studi
kelayakan adalah untuk menentukan apakah bangunan tsb layak
dibangun, maka memperkirakan biaya konstruksinya
berdasarkan pengalaman/ membandingkan dengan bangunan
yang identik, dapat termasuk di dalamnya adalah biaya
pembebasan tanah, namun untuk biaya bangunan dapat
digunakan dengan cara estimasi konseptual.
2. Estimasi Konseptual adalah memperkirakan biaya suatu
bangunan berdasarkan satuan volume bangunan , atau factor
yang lain , dengan patokan harga yang didasarkan pada
bangunan yang identik. Pada estimasi konseptual telah tersedia
gambar lengkap ataupun belum lengkap. Beberapa metode
estimasi konseptual sebagai berikut :
a. Metode Satuan luas ( m2 ) , metoda ini mengandalkan data
dari proyek sejenis yang pernah dibangun. Metoda ini
bersifat garis besar dan ketelitiannya rendah.
b. Metode Satuan isi (m3 ) dapat dipakai pada bangunan
dimana volume sangat dipentingkan. Metoda ini hanya dapat
diandalkan untuk fase awal perencanaan dan perancangan
untuk bangunan yang kurang lebih identik.
c. Metode Harga Satuan Fungsional, yang menggunakan
fungsi dari fasilitas sebagai dasar penetapan biaya.
d. Metode Faktorial, dapat digunakan pada proyek bertipe
sama. Metoda ini paling berguna untuk proyek-proyek yang
mempunyai komponen utama sama. Biaya komponen utama
ini akan berfungsi sebagai faktor dasar 1.00. Semua
komponen yang lain harganya merupakan fungsi dari
komponen utama.

28
e. Metode Sistematis (Elemental Estimates atau Parametric
Estimates), dimana proyek dibagi atas sistem fungsionalnya.
Harga satuan ditentukan oleh penjumlahan tiap harga satuan
elemen dalam setiap sistem atau mengalikan dengan data
faktor pengali yang ada.
3. Estimasi Detail/Terperinci adalah memperkirakan biaya
konstruksi secara lebih terinci dengan berpedoman pada gambar
rencana, spesifikasi, gambar potongan dan gambar detail telah
tersedia, demikian juga gambar kerja yang selanjutnya dari
gambar kerja dapat dihitung material-material yang memerlukan
potongan yang berpola ( cutting list ), sehingga volume dari
masing-masing detail bagian konstruksi maupun potongan pola
tersebut dapat dihitung lebih pasti. Atau disebut dengan metode
harga satuan dan volume pekerjaan ( Quantity Take Off ).
3. Rencana Kerja Syarat-syarat (RKS)
a. Syarat-syarat teknis (umum)
1. Peraturan teknis pembangunan
Dalam melaksanakan pekerjaan, bila tidak ditentukan lain dalam
Rencana Kerja dan Syarat-syarat (RKS) ini berlaku dan mengikat
ketentuan-ketentuan.
a) Untuk pelaksanaan pekerjaan berlaku dan mengikat pula :
1) Gambar bestek yang dibuat oleh konsultan perencana dan
telah disahkan oleh pemberi tugas
2) Rencana kerja dan syarat-syarat (RKS)
3) Berita acara penjelasan pekerjaan
4) Surat keputusan perwakilan UNDP tentang penunjukan
kontraktor
5) Surat perintah kerja (SPK)
6) Surat penyerahan lapangan (SPL)

29
7) Surat penawaran beserta lampiran-lampirannya
8) Jadwal pelaksanaan (timeschedule) yang telah disetujui
direksi
b) Penjelasan Gambar dan RKS
Kontraktor wajib meneliti semua Gambar dan RKS
termasuk tambahan dan perubahannya yang tercantum dalam
berita acara penjelasan pekerjaan (Aanwijzing). Bilamana ada
ketidaksesuaian antara Gambar dan RKS, maka yang
mengikat adalah RKS. Bilamana suatu gambar tidak cocok
dengan gambar yang lain, maka harus berkonsultasi dengan
Konsultan Pengawas untuk dikoordinasikan dengan Konsultan
Perencana.
Bila perbedaan-perbedaan itu menimbulkan keragu-
raguan sehingga dalam pelaksanaan dapat menimbulkan
kesalahan, Kontraktor dapat menayakan kepada Konsultan
Pengawas dan mengikuti keputusannya.
c) Persiapan dilapangan
Bangsal Konsultan Pengawas yang telah dibangun pada
tahap pekerjaan sebelumnya (Pertama) beserta segala
perlengkapannya harus selalu dirawat dan terpelihara dengan
baik. Setelah pekerjaan selesai pemanfaatannya akan ditentukan
oleh Proyek. Pembongkaran bangunan bangsal kerja setelah
pekerjaan selesai pemanfaatannya akan ditentukan oleh Proyek
dan selama masih dalam periode kontrak(termasuk periode
pemeliharaan) biaya pembongkaran menjadi tanggung jawab
Kontraktor.
d) Susunan personil lapangan
1. Kontraktor/pelaksana menetapkan seorang kususnya
dilapangan atau biasa disebut kapala pelaksana
2. Sarjana Teknik Sipil dan Arsitektur sebagai pelaksana
dengan pengalaman kerja lapangan minimal 5 (lima) tahun.

30
Jika UNDP membutuhkan Sarjana Teknik Mesin dan
Sarjana Tekin Elektro dengan pengalaman kerja 5 tahun,
Kontraktor harus menyediakan Staf ini
3. Selain pelaksanaan, Kontraktor diwajibkan pula
memberitahu secara tertulis kepada team Pengelola Teknis
Proyek dan Konsultan Pengawas tentang Susunan
Organisasi Lapangan lengkap dengan nama dan jabatannya
masing-masing.
4. Bila dikemudian hari menurut team Pengelola Teknis
Proyek (PTP) dan Konsultan Pengawas, Pelaksana kurang
mampu melaksanakan tugasnya, maka Kontraktor akan
diberitahu secara tertulis untuk mengganti pelaksananya.
5. Dalam waktu 7 (tujuh) hari setelah dikeluarkannya surat
pemberitahuan, Kontraktor sudah harus menunjuk
pelaksana baru atau ia sendiri sebagai penanggung jawab
perusahaan yang akan memimpin pelaksanaan.
e) Keamanan proyek
1. Kontraktor diwajibkan menjaga keamanan terhadap barang-
barang milik Proyek, Konsultan Pengawas dan milik pihak
ketiga yang ada di lapangan baik terhadap pencurian maupun
pengrusakan.
2. Untuk maksud-maksud tersebut Kontraktor dianjurkan
untuk membuat pagar pengamanan.
3. Bila terjadi kehilangan atau pengrusakan barang-barang
atau pekerjaan, tetap menjadi tanggung jawab Kontraktor
dan tidak dapat diperhitungkan dalam biaya pekerjaan tambah
atau pengunduran waktu pelaksanaan.
4. Apabila terjadi kebakaran, Kontraktor bertanggung jawab atas
akibatnya, untuk itu Kontraktor harus menyediakan alat-
alat pemadam kebakaran yang siap pakai, ditempatkan di
tempat-tempat yang strategis dan mudah dicapai.

31
f) Jaminan kesehatan dan keselamatan kerja
1. Sejumlah obat-obatan dan perlengkapan medis menurut
syarat-syarat Pertolongan Pertama Pada Kecelakaan (PPPK)
dalam keadaan siap pakai harus tetap tersedia di lapangan.
2. Bilamana terjadi musibah atau kecelakaan di lapangan
yang memerlukan perawatan serius, Pemborong harus
segera membawa korban ke rumah sakit terdekat dan
melaporkan kejadian tersebut pada Pemberi Tugas.
3. Kontraktor wajib menyediakan air minum yang bersih
dan cukup, serta memenuhi syarat-syarat kesehatan bagi
semua petugas/pekerja, baik yang berada di bawah
kekuasaannya maupun di bawah Pihak Ketiga dan untuk
tamu-tamu proyek yang meninjau lapangan pekerjaan.
4. Kontraktor wajib menyediakan air bersih, kamar mandi dan
WC yang layak bagi semua petugas dan pekerja lapangan.
5. Selain untuk penjaga keamanan, penginapan bagi pekerja
tidak diperkenankan berada di lapangan pekerjaan, kecuali
bagi para pekerja yang didatangkan dari luar daerah dengan
izin tertulis dari Perwakilan UNDP.
6. Segala hal yang menyangkut jaminan sosial keselamatan
para pekerja, wajib diberikan oleh para
Kontraktor/Pelaksana sesuai dengan peraturan dan
perundangan yang berlaku. Kontraktor/Pelaksana wajib
menyelenggarakan Program Jaminan Sosial Tenaga Kerja
(JAMSOSTEK) sesuai dengan Peraturan Pemerintah yang
berlaku.

32
g) Alat-alat pelaksanaan
Semua alat-alat untuk pelaksanaan pekerjaan baik berupa
alat-alat kecil maupun besar, harus disediakan oleh Kontraktor
dalam keadaan baik dan siap pakai, sebelum pekerjaan fisik
yang bersangkutan dimulai antara lain:
1. Mesin pengaduk beton dan mesin penggetar
2. Mesin pemadat/compactor
3. Alat merger, alat ukur listrik dan alat ukur air pada saat
diperlukan
4. Perlengkapan penerangan untuk keamanan dan kerja lembur.
5. Peralatan lainnya yang nyata-nyata diperlukan dalam
pelaksanaan pekerjaan
h) Tempat tinggal kontraktor dan pelaksana
1. Untuk kemungkinan diperlukannya kerja di luar jam kerja
apabila terjadi hal-hal mendesak, Kontraktor dan Pelaksana
wajib memberitahukan secara tertulis alamat dan nomor
telepon yang mudah dihubungi.
2. Alamat Kontraktor dan Pelaksana diharapkan tidak sering
berubah-rubah selama pelaksanaan pekerjaan. Bila terjadi
perubahan alamat, Kontraktor dan Pelaksana wajib
memberitahukan secara tertulis.
b. Spesifikasi umum dan teknis
1. Spesisifikasi umum
Uraikan pekerjaan meliputi :
a. Nama pekerjaan
b. Lingkup pekerjaan
c. Sarana kerja
d. Cara pelaksanaan
e. Jenis dan mutu bahan

33
2. Spesifikasi teknis
Pekerjaan ini meliputi penyediaan, pendayagunaan tenaga
kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat-alat bantunya yang
dibutuhkan dalam melaksanakan pembangunan pada proyek ini.
Bagian ini meliputi pembersihan lokasi, pemasangan bowplank,
pembuatan Direksi Keet dan Gudang Material, penyediaan air
kerja dan penerangan kerja, serta mobilisasi dan demobilisasi.
a. Pembuatan nama papan proyek
b. Pembongkaran konstruksi lama dan pembersihan lokasi
c. Pengukuran
d. Sarana air kerja dan penerangan
e. Pembuatan los kerja dan bangunan istirahat
f. Keamanan proyek
g. Kantor dan gudang pemborong
h. Penyediaan fasilitas proyek
i. Pemadam kebakaran
j. Jalan masuk dan jalan sementara
k. Keselamatan kerja
l. Izin-izin.

34
BAB III

TINJAUAN LOKASI
A. Tinjauan Umum Terhadap Kota Kendari
1. Kondisi dan Potensi
a. Letak Geografi
Kota Kendari yang secara administratif berkedudukan sebagai Ibu
kota Propinsi Sulawesi Tenggara terbentuk berdasarkan Undang-
Undang Nomor 6 Tahun 1995. Secara geografis Kota Kendari terletak
membujur dari Barat ke Timur antara 122°,55° - 122°,39° Bujur Timur
dan 03°,55°- 04°,05° Lintang Selatan yang membentang mengelilingi
Teluk Kendari.

Wilayah daratan kota Kendari, yaitu 295.89 km² atau 0,70 % dari
luas daratan provinsi Sulawesi Tenggara. Sedangkan luas wilayah laut
(perairan) kota Kendari sekitar 110.000 km² atau 11.000.000 Ha, yang
terdiri dari pulau-pulau kecil yang tersebar di beberapa wilayah
Kabupaten. Luas daratan Sulawesi Tenggara ini sekitar 2,02 % dari luas
daratan Indonesia, yang mencapai 1.890.754 km².

Gambar II.1 Peta Rencana Pemanfaatan Lahan Kota Kendari Tahun 2000-
2010
(Sumber : Dinas Pekerjaan Umum Kota kendari)

35
Secara administratif Kota Kendari berbatasan dengan:
a. Sebelah Utara berbatasan dengan Kecamatan Soropia dan
Kecamatan Sampara
b. Sebelah Timur berbatasan dengan Laut Banda
c. Sebelah Selatan berbatasan dengan Kecamatan Moramo
d. Sebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Sampara, Kecamatan
Ranomeeto dan Kecamatan Konda.
b. Keadaan iklim

Sekitar bulan April, arus angin selalu tidak menentu dengan curah
hujan yang tidak merata. Musim ini dikenal sebagai musim pancaroba
atau peralihan antara musim hujan dan musim kemarau. Pada
bulan Mei sampai dengan bulan Agustus, angin bertiup dari arah timur
berasal dari benua Australia yang kurang mengandung uap air. Hal ini
mengakibatkan kurangnya curah hujan di daerah ini, sehingga terjadi
musim kemarau.

Pada bulan November sampai dengan bulan Maret, angin bertiup


banyak mengandung uap air yang berasal dari
benua Asia dan Samudera Pasifik, setelah melewati beberapa lautan.
Pada bulan-bulan tersebut di wilayah Kota Kendari dan sekitarnya
biasanya terjadi musim hujan. Menurut data yang ada memberikan
indikasi bahwa di Kota Kendari tahun 2005 terjadi 205 hari hujan
dengan curah hujan 2.850 mm.
c. Suhu
Menurut data yang diperoleh dari Pangkalan Udara Wolter
Monginsidi Kendari, selama tahun 2005 suhu udara maksimum
32,83 °C dan minimum 19,58 °C atau dengan rata-rata 26,20 °C.
Tekanan Udara rata-rata 1.010,5 millibar dengan kelembaban udara
rata-rata 87,67 persen. Kecepatan angin di Kota Kendari selama tahun
2005 pada umumnya berjalan normal, mencapai 12,75 m/detik.

36
2. Fungsi dan Peran Kota Kendari
Berdasarkan potensi yang dimiliki kota Kendari, maka kemampuan
pelayanan seluruh kegiatan potensial yang ada secara internal dan
eksternal akan dapat menentukan fungsi dan peran kota.. Kota Kendari
dalam masa-masa yang akan datang tetap berfungsi sebagai :
a. Pusat pertumbuhan wilayah pengembangan
b. Pusat perdagangan
c. Pusat Pendidikan
d. Pusat Pemerintahan
e. Pusat Industri dan
f. Pusat Kebudayaan dan Pariwisata
3. Struktur Ruang Kota
Rencana struktur ruang kota pada dasarnya merupakan arahan tata
jenjang fungsi-fungsi pelayanan di dalam kota yang merupakan rumusan
kebijakan tentang pusat-pusat kegiatan fungsional kota berdasarkan jenis,
intensitas, kapasitas dan lokasi pelayanan. Jenjang kegiatan tersebut secara
keseluruhan disusun sesuai fungsi kota yang telah dirinci dalam skala
pelayanan kota, regional, nasional dan internasional.

Secara administratif, kota Kendari terbagi atas sepuluh Kecamatan, yaitu:


a. Kecamatan Kendari terdiri dari 9 kelurahan yaitu Gunung Jati, Kandai,
Kessilampe, Mangga Dua, Mata, Kendari Caddi, Purirano, Kampung
Salo, dan Jati Mekar.
b. Kecamatan Kendari Barat terdiri dari 9 kelurahan yaitu, Benu-benua,
Kemaraya, Sodoha, Tipulu, Watu-watu, Dapu-dapura, Punggaloba,
Lahundape, dan Sanua.
c. Kecamatan Poasia yang terdiri dari 4 Kelurahan, yaitu: Andounohu,
Anggoeya, Rahandouna, dan Matabubu.
d. Kecamatan Baruga, yang terdiri dari 4 kelurahan yaitu Lepo-lepo,
Baruga, Watubangga, dan Wundudopi.

37
e. Kecamatan Mandonga yang terdiri dari 6 kelurahan, yaitu: Mandonga,
Wawombalata, Anggilowu, Labibia, Korumba, dan Alolama.
f. Kecamatan Kambu terdiri dari 4 kelurahan yaitu Kambu, Mokoau,
Padaleu, dan Lalolara.
g. Kecamatan Kendari yang terdiri dari 9 kelurahan, yaitu: Mata, Kendari
Caddi, Benu-Benua, Tipulu, Kemaraya, Kasilampe, Mangga Dua,
Gunung Jati dan Sodoha.
h. Kecamatan Abeli terdiri dari 13 kelurahan yaitu Abeli, Tondonggeu,
Lapulu, Nambo, Talia, Tobimeita, Sambuli, Puday, Benua Nirae,
Petoaha, Anggalomelai, Poasia dan Bungkutoko.
i. Kecamatan Kadia terdiri dari 5 kelurahan yaitu Kadia, Bende,
Pondambea, Anaiwoi, dan Wowawanggu.
j. Kecamatan Wua-wua terdiri dari 4 kelurahan yaitu Wua – wua,
Bonggoeya, Anawai, dan Mataiwoi
4. Rencana Tata Ruang
Rencana struktur tata ruang pada dasarnya merupakan arahan tata
jenjang fungsi-fungsi pelayanan didalam kota yang merupakan rumusan
kebijaksanaan tentang pusat-pusat kegiatan fungsional kota berdasarkan
jenis, intensitas, kapasitas dan lokasi pelayanannya. Jenjang kegiatan
tersebut secara keseluruhan disusun sesuai dengan fungsi kota yang telah
dirinci dalam skala pelayanan kota, regional, nasional dan internasional.

Konsep Dasar Pengembangan Kota Kendari yang sudah dirumuskan,


secara keseluruhan merupakan arahan bagi penyusunan struktur pelayanan
kegiatan kota dan konsep tersebut telah disusun dengan
mempertimbangkan aspek-aspek :
a. Potensi lokasi dalam menampung kegiatan-kegiatan fungsional
berdasarkan jenis kegiatan dan skalanya.
b. Keterkaitan antar jenjang kegiatan-kegiatan fungsional.
c. Sifat fleksibilitas kegiatan fungsional perkotaan bersangkutan.

38
Adapun pengelompokan kegiatan-kegiatan fungsional tersebut
disesuaikan dengan mempertimbangkan faktor-faktor yang berpengaruh
seperti kegiatan fungsional yang ada, aksesibilitas, ketersediaan lahan,
sebaran dan jarak antar pusat-pusat kegiatan fungsional skala pelayanan
kegiatan, pola pemanfaatan ruang yang ada dan kecenderungan
perkembangannya dan sebaran dari pusat-pusat kegiatan yang
direncanakan.

Berdasarkan semua hal tersebut, maka perincian kegiatan-kegiatan


fungsional perkotaan pada masing-masing Bagian Wilayah Kota (BWK)
selain telah mempunyai fungsi yang dominan juga setiap BWK tersebut
telah diupayakan merupakan satu kesatuan fungsional dan mempunyai
karakteristik tertentu yang mendukung pembangunan Kota Kendari, baik
dibidang ekonomi, sosial, fisik maupun lingkungan.

Pada tabel di bawah dapat dilihat arahan fungsi tiap Bagian Wilayah
Kota (BWK) sebagai hasil penjabaran dari konsep dasar pengembangan
Kota Kendari yang secara keseluruhan memperhatikan struktur kegiatan
utama masing-masing BWK dalam mendukung arah pengembangan dan
pembangunan Kota Kendari.

Tabel III.1 Arahan fungsi dan Pengembangan Bagian Wilayah Kota Kendari
Cakupan Wilayah Arahan Pusat Arahan Fungsi Potensi
BWK

Kelurahan BWK Penggunaan


I Mencakup • Pusat BWK di •Pemerintahan Lahan
Kecamatan Kompleks Kota Kendari
Mandonga dan Kantor •Perdagangan dan
Kecamatan Baruga Pemerintahan Jasa skala Kota Luas
yang meliputi Walikota • Olahraga 17,046
Kelurahan: Kendari • Pariwisata Km2
Punggaloba • Sub-Pusat di • Perumahan
(sebagian), Tobuaha, Pasar Wau-Wau (penunjang)

39
Mandonga,
Korumba,
Anggilowu
(sebagian), Alolama
(sebagian),
Wawombalata
(sebagian), Kadia
dan Bende.
II Mencakup • Pariwisata
Kecamatan Kendari • Perkantoran Luas
dan Kecamatan Kendari Beach dan Hotel 12,9142
Mandonga yang • Perumahan Km2
meliputi Kelurahan: Mewah
Kemaraya, Watu-
III Mencakup
Watu, Tipulu, • Pusat BWK di • Perdagangan
Kecamatan
Punggaloba,Kendari
dan Pasar Kota dan Jasa
yang meliputi
Alolama Benu-
(sebagian). Lama Kendari • Pelabuhan Laut
Benua, Sodohoa, dan Peti Kemas Luas
Sanua, Dapu- • Sub-Pusat • Industri Kimia 24,90 Km2
Dapura, Kandai, BWK di dan Logam
Kendari Caddi, Purirano • Perumahan
Kasilampe, Gunung (penunjang)
Jati, Mangga Dua,
Matta dan Purirano.

40
IV Mencakup • Pusat BWK di • Industri Kimia
Kecamatan Poasia suatu areal di dan Logam
yang meliputi perpotongan (bagian Barat,
Todonggeu, antara jalan mencakup
Sambuli, Nambo, Poros Andunohu Kelurahan
Petoaha, dan Poros Lepo- Sambuli dan
Bungkutoko, Talia, Lepo Kelurahan Tondonggeu Luas
Poasia, Lapulu, Petoana • Industri 90,24 Km2
Pudai, Matabubu, • Sub-Pusat di Perikanan di
Abeli, Anggomelai, Todonggeu Kawasan PPS
Tobimeita, Benua Kendari
Nirai dan Anggoeya. (Pundai)
V Mencakup • Pusat BWK di •Pemerintahan
• Pariwisata di
Kecamatan Poasia Kantor Propinsi Propinsi
Nambo dan
dan Kecamatan • Bungkutoko
Pendidikan
Baruga yang • •Kesehatan
Rumah Kebun Luas
meliputi Kelurahan: • (Pertanian)
Rumah Kebun 49,02 Km2
Rahanduona, (Pertanian)
Anduonohu, • Pertanian
VI Mencakup
Mokoau, Kambu, • Pusat BWK di • (Sawah)
Aneka Industri,
Kecamatan
Lepo-Lepo Baruga Pasar Baruga Industri
• Hutan Wisata
dan Kecamatan
(sebagian). Sekarang Kerajinan dan
Mandonga yang Agro Industri
meliputi Kelurahan: • Sub-Pusat • Industri Gembol Luas
Lepo-Lepo BWK di • Perdagangan 49,8673
(sebagian), Baruga, Terminal Type Grosir Km2
Bonggoeya, Wua- B Abeli Sawah •Transportasi
wua, Puwatu Regional
(sebagian), • Rumah Kebun
Watulondo dan (Pertanian) dan
Kadia Agribisnis

41
VII Mencakup • Pusat BWK di • Aneka Industri,
Kecamatan Puwatu Industri
Mandonga yang • Sub-Pusat Kerajinan dan
meliputi Kelurahan: BWK Agro Industri Luas
Puwatu (sebagian), disediakan pada • Rumah Kebun 51,9025
Watulondo suatu areal di dan Argibisnis Km2
(sebagian), persimpangan • Tempat
Punggaloka jalan ke Batu Peristirahatan
(sebagian), Labibia Gong dan
dan Wawombalata. Matabondu di
Kelurahan
Labibia
(Sumber : Kantor Dinas Tata Ruang Wilayah Kota Kendari.)

B. Tinjauan Lokasi Perencanaan

Asrama Putri Mahasiswa Bombana akan di bangun di Jl. H. Lamuse kel.


Lalolara kec. Kambu kota Kendari 93232, Site tersebut bertempat di BWK V
sebagai kawasan pendidikan

TAPAK

Gambar III.2 Lokasi Perencanaan Asrama Putri Mahasiswa Bombana


(Sumber Google Map)

42
Degan peta di atas dapat dipertimbangkan bahwa :
1. Letak asrama dapat di lalui transportasi umum
2. Latak lokasi sangat strategis karena dekat dengan area kampus

C. Proyeksi Kebutuhan Asrama Mahasiswa Bombana


1. Tinjauan Mahasiswa Bombana Sebagai Calon Penghuni Asrama
Penghuni asrama mahasiswa dapat dibedakan menjadi beberapa
kelompok antara lain :
a. Disiplin Ilmu
Dalam program akademik ada empat kelompok bidang ilmu yaitu
kependidikan, sosial, pertanian, sains dan teknologi sehingga dalam
perencanaan asrama Bombana dapat menampung para penghuni.
Adapun pengelompokan penghuni asrama Bombana dapat
dikelompokkan dalam berbagai disiplin ilmu, adapun manfaat dan
kekurangan dari disiplin ilmu tersebut yaitu adanya hubungan antara
mahasiswa dengan disiplin ilmu yang berbeda dapat menambah ilmu
dan memperluas wawasan mahasiswa tersebut sehingga terjadi saling
pengertian dan bekerja sama yang baik,, sedangkan kekurangannya
terjadi perselisihan karena fanatisme masing – masing disiplin ilmu dan
dominasi disiplin ilmu yang berpengaruh.
b. Kemampuan Ekonomi
Perencanaan asrama mahasiswa Bombanaa tidak membedakan
kemampuan ekonomi para calon mahasiswa penghuni, tetapi lebih n
diprioritaskan bagi mereka yang berasal dari Bombana.
c. Tingkat Pendidikan
Yaitu dengan membedakan mahasiswa yang baru masuk perguruan
tinggi dengan mahasiswa yang akan menyelesaikan studinya. Dikaitkan
dengan perencanaan asrama mahasiswa Bombanaa maka calon
penghuni yang akan di tampung adalah gabungan antara mahasiswa
yang baru dengan yang lama yang perbandingannya disesuaikan dengan
jumlah mahasiswa yang terdaftar.

43
d. Status Perkawinan
Yaitu untuk membedakan mahasiswa yang telah berkeluarga
dengan mahasiswa yang belum berkeluarga. Perencanaan asrama ini
diprioritaskan bagi para mahasiswa yang belum berkeluarga (menikah)
demi terciptanya suasana yang kondusif dan tidak gaduh.

2. Jumlah Mahasiswa Bombana dan Perkembangannya


Jumlah mahasiswa adalah titik tolak dalam menentukan besaran ruang
dan fasilitasnya. Perencanaan asrama mahasiswa Bombana
memproyeksikan perkembangan jumlah mahasiswa sebagai berikut :

Tabel III.2 Jumlah mahasiswa bombana tahun 2013-2015


Tahun Putra Putri Jumlah
2013 198 237 435
2014 225 295 520
2015 285 353 638
(Sumber : Himpunan Pelajar Mahasiswa Bombana ( HIPMAB))
3. Tinjauan Terhadap Jumlah Mahasiswa Bombana yang Akan
Ditampung
1) Prioritas Penghuni
Mahasiswa Bombana yang akan ditampung pada asrama ini adalah :
a. Berbadan sehat atau tidak mengidap penyakit menular yang
dinyatakan dengan surat keterangan dari dokter.
b. Mahasiswa yang berasal dari Bombana.

44
2) Perhitungan jumlah penghuni

Table III.3 perhitungan jumlah mahasiswa

Tahun Putri Persen ℅


2013 237
2014 295 19,66
2015 353 16,44
Rata-rata 18,045

(Sumber Himpunsn Pelajar Mahasiswa Bombana(HIPMAB))

Untuk menentukan Poyeksi 5 tahun kedepan adalah


Pn = Pt (1 + r )n
Di mana
Pn = jumlah pada tahun n
Pt = jumlah pada tahun awal
1 = angka konstanta
r = angka pertumbuha (℅)
n = jumlah rentang tahun dari awal hingga akhir

P2020 = P2015 ( 1 + 18,045 )5


P2020 = 353 ( 1 + 18.045 )5
P2020 = 353 ( 1,18045 ) 5
P2020 = 353 x 2.29212
P2020 = 809.11835
P2020 = 810
Sehingga dapat di peoleh jumlah presentasi mahasiswa yang di
wadahi untuk 5 tahun kedepan adalah 810 orang. Jadi untuk kapasitas
Asrama Putri Mahasiswa Bombana Adalah 500 orang dengan jumlah
perkamar di huni oleh 1, 2 dan 3-4 orang. Biaya yang di peroleh
asrama berasal dari penghuni asrama dan bantuan oprasional
pemerintah.

45
Table III.4 Pembagian Jumlah Ruang Tidur

No Penghuni dalam Jenis ruang Jumlah Jumlah


1 ruang tidur ruang tidur mahasiswa
01 02 03 04 05
1 1 Ruang tidur 1 20 20
2 2 Ruang tidur 2 60 120
3 3-4 Ruang tidur 3 120 360
Total 200 500

(sumber sketsa pribadi)


4. Daya Tampung
Penentuan daya tampung tiap tiap kamar berdasarkan pertimbangan
sebagai berikut:
1) Privacy, ketenangan dan kenyamanan bagi penghuni terjaga
denganbaik
2) Diusahakan semaksimal mungkin langkah langkah pencegahan
terhadap perkelahian, kekerasan, dan penyimpangan penyimpang yang
tidak pada tempatnya.
3) Membantu menciptakan kemandirian, namun tetap memperhatikan
lingkungan sosial sekitarnya.
4) Mengingat agar biaya sewa tidak terlalu tinggi maka diusahakan
pemakaian luas lantai yang seoptimal mungkin.
Berdasarkan pertimbangan di atas, daya tampung tiap kamar sebagai
berikut:
a) Dalam 1 kamar dihuni 1 orang (single room)
Kelebihan: rasa privacy tinggi, kedisiplinan lebih mudah ditanamkan,
serta cara belajar individu yang lebih efisien.
Kekurangan: berkurangnya rasa kebersamaan, membutuhkan banyak
ruang dan biaya pemeliharaan tinggi.
b) Dalam 1 kamar dihuni 2 orang (double room)
Kelebihan: lebih menonjolkan rasa kebersamaan, cara belajar dalam
kelompok lebih baik, biaya pemeliharaan lebih murah.

46
Kekurangan: rasa privacy kurang, bagi yang biasa belajar individu
menjadi terganggu.
c) Dalam 1 kamar dihuni 3-4 orang (triple/four-student room)
Kelebihan: rasa kebersamaan dalam kelompok lebih besar, biaya
pemeliharaan lebih murah.
Kekurangan: rasa privacy kurang terjamin, cara belajar individu
kurang efisien, mudah timbul pelanggaran peraturan yang berlaku dan
akan menimbulkan perasaan kurang / tidak aman.

Tabel III .5 Perbandingan Daya Tampung (Kapasitas) Tiap Kamar

Jumlah penghuni Privacy Kedisiplinan Kebersamaan Biaya


dalam 1 kamar
1 Orang Tinggi Tinggi Rendah Tinggi
2 Orang Sedang Sedang Sedang Sedang
3-4 Orang Rendah Rendah Tinggi Rendah

(Sumber Kumalasari, 1989)

D. Kegiatan Yang Dilakukan Mahasiswa Bombana Dalam Asrama


Kebutuhan ruang ini berdasarkan identitas jenis kegiatan sebagai mana
telah di uraikan sebelumnya. Berdasarkan persyaratan dan karakter kegiatan
pada asrama mahasiswa Bombana maka direncanakan kebutuhan ruang.
Adapun kebutuhan ruang yaitu:
1. Kelompok Ruang Hunian
a. Ruang tidur
b. Toilet/KM
2. Kelompok Ruang Service
a. Ruang pengelola h. Dapur
b. Ruang informasi/Ruang tunggu i. Ruang cuci perlatan
c. Ruang rapat j. Gudang
d. R. Duduk k. Ruang pengelolah kantin
e. Kantin l. Toilet

47
f. Ruang makan m. R. ME
g. Ruang saji n. R. Genset
3. Kelompok Ruang Penunjang
a. Pos Keamanan
1. Ruang jaga
2. kamar mandi /WC
b. Mushola
1. Ruang shalat.
2. Serambi
3. Ruang wudhu.
4. Lavatory.
c. Areal parker
1. Kendaraan penghuni.
2. Kendaraan tamu.
d. Lapangan olah raga
1. Volly
2. Bulu tangkis

48
BAB IV
ACUAN DASAR PERENCANAAN DAN PERANCANGAN

A. Pendekatan Tata Ruang Makro


1. Penentuan Lokasi
Penentuan lokasi merupakan faktor penting dalam perencanaan site.
Untuk itu hendaknya dalam pemilihan lokasi yang akan direncanakan
mempertimbangkan aturan-aturan yang diharapkan mampu dijadikan tolak
ukur dan bahan pertimbangan untuk penentuan perencanaan nantinya.

Untuk menentukan lokasi bagi Asrama Putri Mahasiswa Bombana,


maka perlu dipertimbangkan beberapa kriteria sebagai berikut:

a. Luas areal yang memungkinkan untuk pengadaan asrama dan


fasilitasnya
b. Akses yang mudah dari dan ke kampus.
c. Memenuhi persyaratan lingkungan, yaitu antara lain :
1. Geologi
a) Struktur tanah yang baik
b) Daya dukung tanah yang baik, yaitu mampu mendukung
bangunan berlantai 3 atau lebih.
2. Tersedianya fasilitas dan utilitas kota.
a) Dekat dengan fasilitas / sarana ibadah, transportasi, kesehatan,
lapangan olah raga, perbelanjaan dan fasilitas sosial lainnya.
b) Tersedianya utilitas kota berupa air bersih dan air kotor, jaringan
listrik, serta jaringan telpon.
3. Iklim yang baik
a) Pemanfaatan sinar matahari untuk pencahayaan alami.
b) Bukaan bangunan sedapat mungkin disesuaikan dengan arah
angin sehingga terjadi ventilasi silang.

49
Berdasarkan beberapa kriteria diatas, maka lokasi yang terpilih adalah
Di Jl. H. Lamuse Kel. Lalolara Kec. Kambu kota Kendari dengan analisa
sebagai berikut :
a. Tersedianya suatu lahan peruntukan asrama putri mahasiswa bombana
pada area pemukiman.
b. Terletak di daerah yang tenang dan terhindar dari polusi udara.
c. Akses yang mudah dari ke kampus
d. Memenuhi persyaratan lingkungan yaitu antara lain :
1. Struktur tanah berpasir kerikil yang dapat mendukung bangunan
berlantai atau lebih
2. Tersedianya fasilitas dan utilitas kota
a) Daerah ini mendapat sinar matahari yang cukup banyak karena
letaknya dekat dengan garis katulistiwa
b) Letak kampus pada ketinggian 25-35 M diatas permukaan laut
sehingga masih dapat dirasakan dikarenakan karena pengaruh
udara pegunungan

LOKASI

Gambar IV.1 Lokasi


(Sumber google earth)

50
2. Kondisi Tapak Terpilih
Setelah melihat beberapa analisis tapak, maka site yang terpilih berada
di Jl. H. Lamuse Kel. Lalolara Kec. Kambu Kota Kendari dengan dasar
Pertimbangan sebagai berikut :
a. Berdasarkan dengan rencana tata ruang kota.
b. Pencapaian yang mudah dari dan ke kampus
c. Berada pada zona pendidikan serta pemukiman penduduk.
d. Tersedianya prasarana kota meliputi jaringan telpon, listrik, air bersih
(PDAM).
e. Site memiliki luas yang memadai.

Dari dasar pertimbangan tersebut diatas, Maka dipilih lokasi tapak antara
lain :
1. Data eksisting tapak dan potensi tapak
Adapun lokasi yang dipilih dan dinilai cukup memadai untuk
perencanaan Asrama Putri Mahasiswa Bombana adalah pada daerah
BWK V tepatnya di Jl. H. Lamuse.. Kawasan dalam tapak tersebut masih
dalam kondisi lahan yang masih hijau dan masih minim pembangunan.
2. Data eksisting tapak
Tapak yang berada di BWK V tersebut merupakan kawasan yang
diperuntukkan sebagai tempat perdagangan barang dan jasa.
Data-data mengenai tapak:
1) Fungsi : Asrama Putri Mahasiswa Bombana
2) Luas Tapak : ± 2.91 Hectar
3) KDB : 40 : 60 = Terbangun : Tidak terbangun
4) GSB : 25 m dari as jalan
5) Kondisi Tapak : Datar, tidak berkontur.
3. Batas tapak
Utara : Berbatasan dengan sungai kendari dan lahan hijau
Timur : Berbatasan dengan pemukiman warga
Selatan : Berbatasan dengan Jl. H. Lamuse dan pemukiman warga
Barat : Berbatasan dengan pemukiman warga

51
Gambar IV.2 Tapak
(Sumber google earth)
3. Pengolahan Site
Tujuan dari pengolahan site ini adalah untuk mendapatkan zoning
kegiatan makro pada site yang terpilih sesuai kondisi dan potensi site serta
lingkungannya.

Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam pengelolaan site, antara
lain sebagai berikut:
1) Topografi
2) Aksebilitas
Dalam hal ini pencapaian lokasi sangat mudah tidak menyulitkan,
karena dilalui jalur transportasi umum
3) Noise (Kebisingan)
Pemilihan lokasi site memiliki kebisingan tinggi yang berdekatan
dengan jalan utama. Mengingat lokasi ini dilalui oleh kendaraan, maka
sumber bising yang terjadi berasal dari jalan dimana frekuensi
kendaraan paling tinggi. Untuk meredam kebisingan dari kendaraan
digunakan pohon pelindung yang memiliki daun lebat.
1) Sumber kebisingan tertinggi berasal dari arah selatan tapak
dikarenakan berhadapan langsung dengan jalan utama.

52
2) Sumber kebisingan sedang dari arah timur dan barat tapak,
dikarenakan terdapat pemukiman warga
3) Sumber kebisingan rendah berasal dari arah utara di karenakan
Banyak tumbuhan Hijau/lahan hijau
Untuk mengurangi / mereduksi kebisingan yang dapat
mengganggu aktifitas (proses belajar mengajar) pada kompleks, dapat
dilakukan dengan cara pemberian tanaman dan pepohonan dan
pembuatan pagar sebagai barrier, dinding bangunan juga dapat
dimanfaatkan.
4) View
View/sudut pandang merupakan salah satu faktor penting dalam
menentukan bagian yang menjadi titik perhatian dan perletakan
entrance. Sudut pandang terbaik berada pada arah selatan tapak, di mana
jalan tersebut merupakan jalan poros utama.
5) Jaringan Utilitas
1) Saluran air kotor berada pada sepanjang Jl. H. Lamuse
2) Jaringan air bersih didapat dari PDAM dan juga dengan pengadaan
Sumur bor untuk mengantisifasi kekurangan air dari PDAM.
3) Jaringan telepon disediakan dari Telkom.
4) Sumber tenaga listrik diperoleh dari PLN dan juga dengan bantuan
genset untuk mewaspadai adanya pemadaman listrik
6) Orientasi Matahari dan Angin
Sinar matahari pagi mengenai depan tapak dan sinar matahari sore
mengenai belakang tapak dan untuk arah angin berhembus dari arah
timur ke barat
7) Penempatan Main Entrance
Main Entrance adalah jalan masuk bagi pengguna bangunan kedalam
site. Main Entrance dipusatkan pada jalan yang mudah dijangkau,
sedangkan untuk jalan keluar pada jalan dengan tingkat pemakaian yang
rendah.

53
Pemisahan antara jalan masuk dan jalan keluar kendaraan didasarkan
atas beberapa pertimbangan seperti:
1) Jalan yang dilalui transportasi umum merupakan arah masuk
pengunjung yang paling padat.
2) Dengan pemisahan jalur yang berbeda, hal ini akan memperlancar
sirkulasi kendaraan, baik yang masuk kedalam tapak maupun yang
akan keluar. Apabila dalam perencanaan di dapati permasalahan akan
sempit nya Main Entrance, maka dapat dicarikan solusinya dengan
memperlebar Main Entrancenya.
8) Penempatan Side Entrance
Side Entrance adalah jalan alternatif untuk masuk menuju dalam site
dan difungsikan sebagai jalan dari dalam dan keluar site. Side Entrance
ini diprioritaskan pada jalan yang memiliki akses sedang.
9) Penempatan Service Entrance
Service Entrance adalah jalan alternative yang difungsikan untuk
jalur kegiatan service seperti pelayanan bangunan, sirkulasi pemadam
kebakaran, dan yang lainnya.
4. Penentuan Tapak

Gambar IV.3 Penentuan Tapak


(Sumber google earth)

54
Lokasi tapak perencanaan dikelilingi oleh areal pemukiman penduduk
dan fasilitas umum selain itu juga lokasi ini berdekatan dengan areal
pendidikan, dan dapat dijangkau dengan kendaraan maupun berjalan kaki.
Ada pun yang merupakan batasan dalam penentuan tapak adalah :
a. Utara berbatasan dengan sungai kali wanggu dan lahan hijau serta
pemukiman warga
b. Selatan berbatasn dengan Jl, H. Lamuse dan pemukiman warga
c. Timur berbatasan dengan pemukiman warga
d. Barat berbatasan dengan pemukiman warga
5. Pengelompokan Tapak/ Zoning
Berdasarkan sifat ruang yang diwadahi oleh Asrama Putri Mahasiswa
Bombana, maka pengelompokan ruang- ruangnya secara makro adalah :
a. Kelompok ruang hunian.
b. Kelompok ruang service.
c. Kelompok ruang penunjang
Tapak asrama ini akan dibagi dalam beberapa zona dengan
mempertimbangkan dua faktor yaitu, faktor external dan faktor internal
yaitu :
1. Faktor External
a. Adaptasi fungsi sekitar tapak dengan zone dalam tapak
b. Pembagian Zone
1) Zone publik ditempatkan dibagian depan tapak yang ditempatkan
2) Zone semi publik ditempatkan dibagian tengah tapak
3) Zone tenang ditempatkan pada daerah tenang dibagian samp[ing
tapak.
2. Faktor Internal
Pengelompokan ruang makro yang terbentuk akibat dari kegiatan
yang diwadahinya dari sifat ruanganya. Adapun penerapannya
disesuaikan dengan sirkulasi yang ada.

55
6. Tata Massa
Perwujudan bentuk tata masa merupakan pencerminan dari
a. Pemisahan unit asrama mahasiswa berdasarkan:
1) Aktifitas kegiatan yang berbeda
2) Pencegahan akan terjadinya hal-hal yang tidak diinginkan antara
sesama Mahasiswa.
b. Kesan menyatu dan terbuka dengan adanya ruang- ruang yang terbuka
(open space), sehingga dapat menciptakan integrasi dan kontrak sosial
penghuni. Pola tata masa dibentuk dengan mempertimbangkan :
1) Penyesuaian terhadap bentuk tapak
2) Orientasi terhadap jalan
3) Kesan terbuka dan dinamis yang ingin di capai.
berdasarkan uraian dia atas dapatdi gambarkan bentuk sebagai berikut :

Kelompok
R. Hunian
Pergeraka
n
Manusia

Kelompok
R. Service

Enterance Kelompok
R. Penunjang

Gambar IV.4 Bentuk menyebar - terpusat


Sumber sketsa pribadi

56
7. Sistem Sirkulasi
Secara umum sistem sirkulasi di asrama tergantung dari;
a. Kelompok dan mekanisme kegiatan yang di wadahi
b. Konsep perletakan massa bangunan yang memperhatikan konteks
lingkungan.
c. Selasar penghubung ke setiap kegiatan saling berhubungan.

Sistem sirkulasi pada wadah sebagai wadah hunian mahasiswa terdiri atas :
1) Sirkulasi umum
2) Sirkulasi hunian
3) Sirkulasi servis
Sedangkan sistem sirkulasi di luar bangunan diarahkan oleh pintu
utama (main entrance) serta penyesuaian ruang luarnya. Sedangkan sistem
sirkulasi dan kegiatan yang berlangsung maka diusahakan :
a) Pola aliran untuk semua sistem gerak merata bagi semua pelaku kegiatan,
sederhana dan praktis.
b) Jarak capai yang se pendek mungkin.
c) Menghidupkan kegiatan berjalan kaki.
d) Mempertimbangkan faktor keamanan dan keselamatan di dalam dan di
luar bangunan.
e) Pencapaian ke dan dari asrama cukup mudah, lancar dan aman, serta
tidak terjadi crossing circulation (sirkulasi silang).
8. Tata Ruang Luar
Untuk penataan ruang luar, perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :
a. Mendukung penampilan bangunan sebagai asrama mahasiswa.
b. Mencerminkan aspek fungsi bangunan yaitu hunian bagi mahasiswa.
c. Pola sirkulasi antara kelompok kegiatan yang dilakukan dengan
menanam tanaman pengarah seperti tanaman tata hijau.

Untuk mendapatkan estetika luar, maka beberapa unsur lanskap harus


ditata dengan baik. .Penataan lansekap ini dapat dilakukan dengan cara :

57
1) Penataan tanaman tata hijau.
Untuk perlindungan dari panas matahari, ditanam pohon pelindung yang
rindang seperti Mahoney, kenari, atau Felicia. Sedangkan tanaman hias
perlu digunakan pohon-pohon berbunga cerah atau berdaun berwarna-
warni seperti Bougainville, nusa indah, flamboyan, atau caliph sp.
Untuk tanaman di atas pagar pembatas dengan daerah umum (trotoar)
digunakan jenis-jenis pohon berbunga kecil yang berduri/bergetah
sehingga orang segan untuk memetik atau melintasi. Untuk menutup
tanah digunakan rumput biasa, dan rumput berwarna jenis criminal
sebagai pembatas dengan jalur perjalan kaki.
2) Penataan elemen-elemen sebagai penunjang landscape yaitu :
a. Pagar, yaitu berfungsi sebagai pembatas site
b. Lampu taman yang berfungsi sebagai pencahayaan buatan selain itu
sebagai unsur estetika.
9. Perwujudan Fisik Bangunan
Perwujudan fisik bangunan harus memperhatikan hal-hal sebagai
berikut :

a. Sebagai wadah pendidikan non formal yang merupakan satu rangkaian


dengan pendidikan akademis, bangunan memberikan suasana yang
sesuai dengan tuntutan dan sifat kegiatan yang berlangsung didalamnya.
b. Memberi keamanan dan kenyamanan lahiriah dan batiniahs bagi si
pengguna bangunan.
c. Sebagai wadah hunian mahasiswa diharapkan mampu menjawab
tuntutan fungsional dan memiliki nilai-nilai arsitektur yang selaras
dengan ilmu pengetahuan dan teknologi.
d. Keberadaan asrama merupakan suatu bentuk lingkungan yang
berintegrasi dengan lingkungan masyarakat sekitarnya.
e. Secara kontekstual bentuk fisik asrama :
1) Bentuk dinamis sebagai cermin karakter mahasiswa yang dinamis.
2) Bentuk sederhana dan teratur dalam mengekspresikan kehidupan
mahasiswa yang sederhana.

58
B. Pendekatan Tata Ruang Mikro
1. Analisa Pelaku Kegiatan
Secara umum yang menggunakan Asrama Mahasiswa Bombana
adalah:
a. Mahasiswa.
Mahasiswa adalah orang yang belajar diperguruan tinggi. Yang
menempati Asrama Mahasiswa Bombana adalah Mahasiswa yang
masih aktif perkuliahan yang berasal dari Kab. Bombana.
b. Pegelola.
Pihak yang bertanggung jawab atas segala sesuatu yang menyangkup
pelayanan bagi kelompok penghuni dan pengunjung asrama
mahasiswa.
c. Pengunjung.
Pengunjung adalah pihak luar atau tamu yang berkunjung ke Asrama
Mahasiswa Bombana dengan keperluan sesuatu. Tamu yang
berkunjung adalah pengunjung yang mempunyai kepentingan kepada
penghuni ( mahasiswa ) dan pengelola asrama mahasiswa sendiri.
2. Analisa Jenis Kegiatan
Jenis kegiatan yang terjadi di dalam asrama dikelompokkan menjadi:
a. Kegiatan Utama.
Merupakan kegiatan yang dilakukan oleh mahasiswa selama berada di
asrama tersebut.
b. Kegiatan pribadi.
Kegiatan yang dilakukan secara pribadi oleh penghuni asrama.
c. Kegiatan Edukatif.
Kegiatan yang dilakukan mahasiswa dan hal belajar yang dimana untuk
meningkatkan kemampuan akademis.
d. Kegiatan Komunikatif.
Kegiatan yang dilakukan mahasiswa dalam berkomunikasi dengan
pengunjung atau sesama penghuni asrama.

59
e. Kegiatan Rekreatif.
Kegiatan yang dilakukan oleh sesama penghuni asrama untuk
mempererat hubungan diantara mahasiswa. Sekaligus kegiatan yang
dilakukan untuk melepas lelah setelah melakukan kegiatan edukatif
sepanjang hari.
f. Kegiatan Pengelola.
Merupakan kegiatan yang menunjang kegiatan administrasi mahasiswa.
g. Kegiatan Penunjang.
Merupakan kegiatan yang menunjang segala kegiatan – kegiatan para
penghuni asrama.
h. Kegiatan Service.
i. Merupakan Fasilitas yang mendukung dan dapat menunjang semua
kegiatan yang terjadi diasrama secara langsung.
j. Kegiatan Olah Raga. Merupakan kegiatan untuk menjaga kesehatan
tubuh.
3. Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan
Analisa kebutuhan ruang berdasarkan kegiatan aktifitas yang dilakukan
mahasiswa setiap hari secara umum.
Tabel IV.1 Analisa Kebutuhan Ruang Berdasarkan Kegiatan

No Jenis Kegiatan Pelaku Kegiatan Kebutuhan


Ruang
1 Utama/Pribadi Mahasiswa Tidur Kamar tidur
Makan Ruang makan
Mandi Kamar mandi
BAB dan BAK Toilet
2 Edukatif Mahasiswa Belajar R. Belajar
3 Komunikatif Mahasiswa dan Komunikasi Ruang duduk
Pengunjung bersosialisai bersama
4 Rekreatif Mahasiswa Komunikasi Ruang
Bersama bersosialisai rekreasi

60
Nonton TV bersama Ruang TV
5 Penunjang Mahasiswa dan Makan dan minum Kantin
pengelolah bersama Foto copy
Foto copy, alat-alat Minimarket
kebutuhan sehari- Laundry
hari Wartel
Menjual makanan, Bank
minuman, alat-alat Ruang
rumah tangga. serbaguna
Laundry Mushollah
Menelpon
Menabung
Acara bersama dan
ibadah
6 Pengelola Pengelola dan Kegiatan Ruang tata
mahasiswa administrasi usaha
Pemberi informasi Ruang
informasi
7 Service Pegawai, Mengawasi R. Generator
Teknisi Generator R. control
Mengentrol suplay Panel
listrik Gudang
Menyimpan barang Ruang staff
staff
8 Olah Raga Mahasiswa Tenis Meja Lapangan
Volly ball dll

(Sumber okto bonny ‘Universitas Bina Nusantara 2001)

4. Analisa Pengelompokan Ruang Secara Sifat Kegiatan

Berdasarkan Kegiatan – kegiatan yang ada didalam Asrama Mahasiswa dan


juga perbedaan tujuan antara si pengguna, maka diklasifikasikan dari sifat

61
kegiatannya ke dalam area privat, semi privat, publik, dan service . Sebagai
berikut :
Tabel IV.2 Analisa Kebutuhan Ruang berdasarkan sifat kegiatan

Pelaku Kegiatan/Aktifitas Sifat


Mahasiswa Tidur Privat
Makan
Mandi
BAB dan BAK
Belajar Semi Privat
Komunikasi atau bersosialisasi
Nonton TV bersama
Bermain
Makan dan minum bersama Semi Privat
Foto copy, alat kebutuhan sehari-hari
Menjual makanan, minuman, alat-alat
rumah tangga
Laundry
Menelpon
Menabung
Acara bersama
Ibadah
Olah raga
Pengelolah Mengunjungi Publik
Taman
Parker
Lavatory
Teknisi Mengawasi generator services
Mengontrol suplay listrik
Menyimpan barang staff

(Sumber okto bonny ‘Universitas Bina Nusantara 2001)

62
5. Pola Peruangan atau Pola Tinggal Penghuni
a. Bentuk Ruang
Hal-hal yang mempengaruhi terbentuknya ruang yaitu :
a) Pola kegiatan dan sifat kegiatan
b) Ukuran dimensi yang sesuai dengan jenis kegiatan
c) Organisasi antar unit fungsi kegiatannya.
Hal tersebut dipertimbangkan untuk mengelola :
a) Suasana Ruang yang comfortable
b) Keserasian dengan karakteristik dari kegiatan yang diruang i.
c) Sesuai dengan fungsinya.
Berdasarkan pada karakteristik yang ada memungkinkan timbulnya
bentuk ruang yang berbeda sehingga memerlukan penyesuaian exterior
dalam menciptakan komposisi massa yang kompak dan dinamis.
Pengatasannya dengan bertitik tolak pada prinsip modular (segi empat)
dengan pola ruang dalam mengikuti bentuk dasar sesuai karakteristik dan
fungsi kegiatan atau dengan bentuk exterior yang berbeda-beda dengan
penyelesaian lain untuk menciptakan kekompakan massa, misalnya
landscaping dan elemen-elemen arsitektur lainnya sebagai penghubung
ruang.

Untuk menentukan bentuk ruang dari masing-masing aktivitas


beberapa kriteria yang perlu dipertimbangkan yaitu :
1. Efektifitas ruang berdasarkan layout komponen-komponen pengisi
ruang dan pola sirkulasi yang terjadi di dalamnya
2. Sesuai dengan karakter dan fungsi kegiatannya.
3. Dapat menunjang suasana ruang yang akan dicapai seperti :
a. Memenuhi persyaratan pengkondisian (faktor kenyamanan
ruang)
b. memberi kesan ungkapan disiplin kegiatan yang berlangsung di
dalamnya.\
c. Kemudahan dalam pelaksanaan dan pemakaian bahan
d. Kemungkinan fleksibilitas untuk pengembangan.

63
Adapun bentuk ruang yang mungkin terjadi adalah sebagai berikut :
a. Bundar
a. Bentuk ruang berkesan lembut
b. Penggunaan bentuk tidak fleksibel
c. Tidak sesuai dengan arah penggerak
d. Terdapat ruang yang terbuang
b. Segi empat
a. Bentuk ruang berkesan kuat dan stabil
b. Efektivitas ruang sangat optimal
c. Fleksibilitas pengembangan bentuk dan mudah dalam penataan
perabot
d. Sesuai dengan arah pergerakan.
Untuk mencerminkan karakter dan suasana dalam asrama
mahasiswa sebagai pendidikan non akademis, maka pola dasar bentuk
segi empat yang paling sesuai.
b. Type Ruang Tidur
Tipe ruang tidur dibedakan berdasarkan jumlah penghuni dalam 1 kamar
dan harus memperhatikan:
1. Privasi dari penghuni.
2. Terciptanya suasana yang mendorong proses belajar.
3. Efesiensi penggunaan orang untuk mendapatkan fasilitas maksimal
dari luasan asrama.
4. Peruntukan bagi penghuni.

Asrama memiliki type – type ruang sebagai berikut :


a) Single Rooms
Jumlah penghuni satu kamar 1 orang. Akibat yang di timbulkan :
 Sisi positif :
 Privasi penghuni benar – benar terjamin.
 Gangguan terhadap proses belajar sangat kecil.

64
 Sisi negatif :
 Kalau tidak terbiasa akan mengalami kesepian.
b) Double Rooms.
Jumlah penghuni satu kamar 2 orang. Akibat yang di timbulkan :
 Sisi positif :
 Privasi masing – masing penghuni masih bisa terjamin.
 Penghuni dapat saling berdiskusi.
 Sisi negatif :
 Kalau antara penghuni tidak cocok akan mengalami
bentrokan.
c) Triple Rooms.
Jumlah penghuni satu kamar 3 orang. Akibat yang ditimbulkan :
 Sisi positif :
 Terjadi interaksi antar penghuni.
 Antar penghuni dapat saling berdiskusi.
 Sisi Negatif :
 Privasi berkurang.
 Gangguan terhadap proses belajar lebih banyak.
 Salah seorang anggota akan merasa tersisihkan.
d) Four – student Rooms.
Jumlah penghuni satu kamar 4 orang. Akibat yang ditimbulkan :
 Sisi positif :
 Terjadi interaksi antar penghuni.
 Antar penghuni dapat saling berdiskusi.
 Sisi negatif :
 Privasi semakin berkurang.
 Gangguan terhadap proses belajar besar.
 Bisa membentuk kelompok sendiri antar penghuni dalam
satu kamar.

65
e) Suite.room.
Pengaturan ruang di mana empat atau lebih mahasiswa tinggal
didalamnya dengan pembagian single atau double rooms, dan
ditambahkan satu buah ruang bersama. Bisa dengan toilet ataupun
tidak.
Akibat yang di timbulkan :
 Sisi positif :
 Faktor kesepian mahasiswa dapat dikurangi tanpa
mengurangi privasi dan proses belajar dari masing – masing
penghuni.
 Memungkinkan terjadinya aktivitas sosial antar sesama
penghuni dalam satu suite.
 Memudahkan mahasiswa yang biasa mengerjakan tugasnya
dalam kelompok untuk dapat berkumpul dengan kelompok
kerjanya.
 Sisi negatif :
 Kemungkinan ketidak cocokan antar para penghuni masih
ada namun dalam skala kecil.
Setelah menganalisa maka tipe kamar yang digunakan untuk
bangunan asrama ini adalah kamar untuk 1 orang mahasiswa (Single
Rooms) untuk yang menginginkan privasi, 3 orang mahasiswa (Triple
Rooms) dan 4 orang mahasiswa (Four – student Rooms) untuk yang
dapat berbagi dan suka berdiskusi. Kedua tipe kamar ini memiliki kamar
mandi/wc yang digunakan bersama (terletak di luar kamar ). Tarif yang
dikenakan untuk masing-masing tipe kamar berbeda
c. Poa hubungan ruang
1. Kelompok hunian

66
2. Kelompok ruang service

3. Kelompok Penunjang

Keterangan
Berhubungan
Jauh
Tidak berhubungan
6. Besaran Ruang

Penentuan besaran ruang berdasarkan pertimbangan efisiensi jumlah


dan pemanfaatan ruang serta standar umum arsitektur. Jumlah Mahasiswa
Bombana tahun 2013-2015 adalah 885 orang dengan persentase kenaikan
sebesar 18.045 %. Jadi jumlah Mahasiswa Bombana di Kendari proyeksi 5
tahun kedepan adalah 1695 orang. Kapasitas gedung asrama Mahasiswa
Bombana yang diperuntukkan adalah 500 mahasisiwa dengan jumlah kamar
200 unit dengan perunit di huni oleh 1,2, dan 3-4 orang.
a. Perhitungan Besaran Ruang
Dasar pertimbangan untuk menentukan besaran ruang :
1) Berdasarkan pendekatan jumlah personil pemakai ruang
2) Patokan besar ruang :
a) Pola gerak dan kegiatan
b) Jumlah pelaku kegiatan

67
c) Jumlah dan dimensi peralatan
d) Aspek psikologis
3) Standarisasi yang digunakan
a) Standar Neuver Data Arsitek (NAD)
b) Hand book of Aritecture detail for commercial building (H)
c) Dimensi dan ruang interiorl
d) Pengelompokan Ruang
e) Asumsi
Table IV.3 Besaran Perabot

No. Jenis perabot Standar Luas Sumber


M2
01 02 03 04 05
1 Single bed 0.9 x 2 1.8 NAD
Bunk beds 0.9 x 2 3.6
lemari pakaian 1 pintu 0.6 x 1 0,6
1 meja belajar 0.45 x 0.6 0,27
1 kursi belajar 0.45 x 0.45 0,21
Shower 0.8 x 0.8 0.64
Toilet 0.38 x 0.7 0.266
Wastafel 0.5 x 0.6 0.30
Rak buku 0.5 x 0.24 0.12 Asumsi

(sumber NAD)

68
b. Pembagian kelompok besaran ruang
Table IV.4 besaran ruang
1. Kelompok kegiatan hunian

NO Jenis Ruang Jenis perabot Standar M Jumlah Sumber Luas M2


01 02 03 04 05 06 07
1 Ruang tidur 1 Single bed 0.9 x 2 1 unit NAD 1.8
Untuk 1 orang Lemari pakaian 1 pintu 0.6 x 1 1 unit 0,6
Meja belajar 0.45 x 0.6 1 unit 0,27
Kursi belajar 0.45 x 0.45 1 unit 0,21
Rak buku 0.5 x 0.24 I unit Asumsi 0.12
Ruang gerak 1.75 1 orang NAD 1.75
Jumlah 4.75
Jml luas R. tidur 1 x sirkulasi 30% + Jml luas R. tidur 1 (4.75x0,3)+4.75)) 6.17
2 Kamar Shower 0.8 x 0.8 1 unit NAD 0.64
mandi/wc Toilet 0.38 x 0.7 1 unit 0.266
Wastafel 0.5 x 0.6 1 unit 0.30
Ruang gerak 1.75 1 orang 1.75
Jumlah 2.95
Jml luas KM/WC x sirkulasi 20% + jml luas KM/WC (2.95x0.2)+2.95)) 3.5
Jml luas R. tidur 1 + Jml luas KM/WC 10
Total luas R.tdr 1 dan KM/WC x Jml unit kamar (10x20) 200

No Jenis Ruang Jenis perabot Standar M Jumlah Sumber Luas M2


01 02 03 04 05 06 07
1 Ruang tidur 2 Single bed 0.9 x 2 2 unit NAD 3.6
Untuk 2 orang Lemari pakaian 1 pintu 0.6 x 1 2 unit 1.2
Meja belajar 0.45 x 0.6 2 unit 0.54
Kursi belajar 0.45 x 0.45 2 buah 0.405
Ruang gerak 1.75 2 orang 3.5
Rak buku 0.5 x 0.24 2 unit Asumsi 0.24

Jumlah 9.5

69
Jml luas R. tidur 2 x sirkulasi 30% + Jml luas R. tidur 2 (9.5x0.3)+9.5)) 12.35
2 Kamar Shower 0.8 x 0.8 1 unit NAD 0.64
mandi/wc Toilet 0.38 x 0.7 1 unit 0.266
Wastafel 0.5 x 0.6 1 unit 0.30
Ruang gerak 2 1 orang Asumsi 2
Jumlah 2.95
Jml luas KM/WC x sirkulasi 20 % + Jml luas KM/WC (2.95x0.2)+2.95)) 3.5
Jml luas R. tidur 2 + Jml luas KM/WC 16
Total luas R.tdr 1 dan KM/WC x Jml unit kamar (165x60) 960

No Jenis Ruang Jenis perabot Standar M Jumlah Sumber Luas M2


01 02 03 04 05 06 07
1 Ruang tidur 3 Single bed 0.9 x 2 1 unit NAD 1.8
Untuk 3 orang Bunk beds 0.9 x 2 1 unit 1.8
lemari pakaian 1 pintu 0.6 x 1 3 unit 1.8
meja belajar 0.45 x 0.6 3 unit 0.81
kursi belajar 0.45 x 0.45 3 unit 0.6
Ruang Gera 1.75 3 orang 5.25
Rak buku 0.5 x 0.24 3 unit Asumsi 0.36
Jumlah 12.42
Jml luas R. tidur 3 x sirkulasi 30% + Jml luas R. tidur 3 16.15
(12.42x0.3)+12.42))
2 Kamar Shower 0.8 x 0.8 1 unit NAD 0.64
mandi/wc Toilet 0.38 x 0.7 1 unit 0.266
Wastafel 0.5 x 0.6 1 unit 0.30
Ruang gerak 1.75 1 orang 1.75
Jumlah 2.95
Jml luas KM/WC x sirkulasi 20 % + Jml luas KM/WC (2.95x0.2)+2.95)) 3.5
Jml luas R. tidur 2 + Jml luas KM/WC 20
Total luas R.tdr 1 dan KM/WC x Jml unit kamar (20x60) 1200

70
No Jenis Ruang Jenis perabot Standar M Jumlah Sumber Luas M2
01 02 03 04 05 06 07
1 Ruang tidur 3 Bunk beds 0.9 x 2 2 unit NAD 3.6
untuk 4 orang Lemari pakaian 1 pintu 0.6 x 1 4 unit 2.4
Meja belajar 0.45 x 0.6 4 unit 1.08
Kursi belajar 0.45 x 0.45 4 unit 0.81
Ruang gera 1.75 4 orang 7
Rak buku 0.5 x 0.24 4 unit Asumsi 0.48
Jumlah 15.37
Jml luas R. tidur 3 x sirkulasi 30% + Jml luas R. tidur 3 20
(15.37x0.3)+15.37))
2 Kamar Shower 0.8 x 0.8 1 unit NAD 0.64
mandi/wc Toilet 0.38 x 0.7 1 unit 0.266
Wastafel 0.5 x 0.6 1 unit 0.30
Ruang gerak 1.75 1 orang 1.75
Jumlah 2.95
Jml luas KM/WC x sirkulasi 20 % + Jml luas KM/WC (2.95x0.2)+2.95)) 3.5
Jml luas R. tidur 2 + Jml luas KM/WC 23
Total luas R.tdr 1 dan KM/WC x Jml unit kamar (33.5x60) 1300

No Jenis Ruang Standar M Jumla Sumber Luas M2


h
01 02 04 05 06 07
1 Ruang tidur 3x4 1 unit Asumsi 12
pengelolah
Jml luas R. tidur x sirkulasi 30% + Jml luas 15.6
R.tidur (12x0.3)+12)
2 Kamar 1.75 x 1.75 1 unit NAD 3.5
mandi/wc
Jml luas R. tidur + Jml luas KM/WC 19

71
2. Kelompok kegiatan service

No Jenis ruang Standar Kapasitas Jumlah Sumber Luas m2


01 02 03 04 05 06 07
1 R.ketua 2.5 1 orang 1unit NAD 2.5
pengelolah
Jml luas R. ketua pengelolah x sirkulasi 20% + Jml luas R. ketua 3
Pengelolah (2.5x0.2)+2.5))
2 R. Sekertaris 2.5 1 orang 1unit NAD 2.5
Jml luas R. sekertaris x sirkulasi 30% + Jml luas R.sekertaris 3
(2.5x0.3)+2.5))
3 R. Bendahara 2.5 1 orang 1unit NAD 2.5
Jml luas R. Bendahara x sirkulasi 20% + Jml luas R.bendahara 3
(2.5x0.2)+2.5))
4 R. Urusan 2.5 1 orang 1unit NAD 2.5
Kepenghunian
Jml luas R. kepenghunian x sirkulasi 20% + Jml luas 3
R.kepenghunian (2.5x0.2)+2.5))
5 R. Urusan 2.5 1 orang 1unit NAD 2.5
Keamanan
Jml luas R. keamanan x sirkulasi 20% + Jml luas R.keamanan 3
(2.5x0.2)+2.5))
6 R. Urusan 2.5 1 orang 1unit NAD 2.5
kebersihan
Jml luas R. kebersihan x sirkulasi 20% + Jml luas R. kebersihan 3
(2.5x0.2)+2.5))
7 R.rapat 2.5 7 orang 1 unit NAD 17.5
Jml luas R. kebersihan x sirkulasi 20% + Jml luas R. kebersihan 21
(17.5x0.2)+17.5))
Total ` 39

72
No Jenis ruang Standar Kapasitas Jumlah Sumber Luas m2
01 02 03 04 05 06 07
1 Ruang staf 2.5 4 orang 1unit NAD 10
perpustakaan

Jml Luas R. staf x sirkulasi 30% + Jml luas R. staf (10x0.3)+10)) 15


2 Ruang 0.5 20 orang 1 unit Asumsi 5
penitipan
Jml Luas R.P x sirkulasi 30% + Jml luas R.P (5x0.3)+5)) 6.5
3 Ruang Baca 0.8 100 orang 1 unit Asumsi 80
Jml Luas R. baca x sirkulasi 30% + Jml luas R. baca 100
(80x0.3)+80))
4 Ruang Rak 0,06 50 buku 10 Rak Asumsi 30
buku
Jml Luas R.rak buku x sirkulasi 35% + Jml luas R. rak buku 40
(30x0.3)+30))
5 KM/WC 1.2 1 2 NAD 2.4
Jml luas KM/WC x sirkulasi 20% + Jml luas KM/WC 3
(2.4x0.2)+2.4))
6 Gudang 10% dari R. - 1 Asumsi 10
baaca
Total 170

No Jenis ruang Standar Kapasitas Jumlah Sumber Luas m2


01 02 03 04 05 06 07
1 R. tunggu/R. 2.5 5 orang 1unit NAD 12.5
informasi
Jml luas R. tunggu x sirkulasi 30% + Jml luas R. tunggu 16.25
(12.5x0.3)+12.5))
Total 16.25

73
No Jenis ruang Standar Kapasitas Jumlah Sumber Luas m2
01 02 03 04 05 06 07
1 Ruang duduk 2 30 orang 1 1unit NAD 60
bersama/
nonton TV
Jml Luas R. duduk / nonton TV x sirkulasi 30% + Jml luas R. 78
duduk / nonton TV bersama(60x0.3)+60))
Total luas R. duduk x Jml unit R. duduk (78x10) 780

No Jenis ruang Standar Kapasitas Jumlah Sumber Luas m2


01 02 03 04 05 06 07
1 Ruang makan 1.2 30 orang 1 1unit NAD 36
bersama
Jml Luas R. makan bersama x sirkulasi 30% + Jml luas R. makan 46.8
bersama (36x0.3)+36))
Total luas R. makan bersama x Jml unit R. makan bersama (46.8x10) 468

No Jenis ruang Standar Kapasitas Jumlah Sumber Luas m2


01 02 03 04 05 06 07
1 Dapur/pantry 3 10 orang 1 1unit Asumsi 30
Jml Luas dapur x sirkulasi 30% + Jml luas dapur bersama 39
(30x0.3)+30))
Total luas dapur bersama x Jml unit dapur/pantry (39x10) 390

No Jenis ruang Standar Kapasitas Jumlah Sumber Luas m2


01 02 03 04 05 06 07
1 R. cuci 1 2 orang 1unit Asumsi 2
Jml R.cuci peralatan x sirkulasi 30% + Jml luas R.cuci bersama 2.6
(2x0.3)+2))
Total luas R. cuci peralatan x Jml unit R. cuci peralatan (2.6x10) 26

74
No Jenis ruang Standar Kapasitas Jumlah Sumber Luas m2
01 02 03 04 05 06 07
1 Gudang 9 - 1unit NAD 9
peralatan
Total luas R. cuci peralatan x Jml unit R. cuci peralatan (9x10) 90

No Jenis ruang Standar Kapasitas Jumlah Sumber Luas m2


01 02 03 04 05 06 07
1 Loby 2.5 30 orang 1unit NAD 75
Jml luas loby x sirkulasi 30% + Jml luas loby (75x0.3)+75)) 97.5
Total 97.5

No Jenis ruang Standar Kapasitas Jumlah Sumber Luas m2


01 02 03 04 05 06 07
1 Lavatory 1.4 1 orang 3 unit NAD 4.2
umum unruk
wanita
Jml Luas lavatory x sirkulasi 20% + Jml Luas Lavatory 5
2 Wastafel 0.30 1 2 unit NAD 0.6
Jml luas wastafel x sirkulasi 20 + Jml luas wastafel 0.72
Total Luas Lavatory + total luas wastafel 5.72

No Jenis ruang Standar Kapasitas Jumlah Sumber Luas m2


01 02 03 04 05 06 07
1 Lavatory 1.4 1 orang 3 unit NAD 4.2
umum unruk
pria
Jml Luas lavatory x sirkulasi 20% + Jml Luas Lavatory 5
2 Wastafel 0.30 1 2 unit NAD 0.6
Jml luas wastafel x sirkulasi 20 + Jml luas wastafel 0.72
Total Luas Lavatory + total luas wastafel 5.72

75
No Jenis ruang Standar Kapasitas Jumlah Sumber Luas m2
01 02 03 04 05 06 07
1 Minimarket 2 20 orang 1unit Asumsi 40
Jml luas minimarket x sirkulasi 30% + Jml luas minimarket 52
(40x0.3)+40))
Total 52

No Jenis ruang Standar Kapasitas Jumlah Sumber Luas m2


01 02 03 04 05 06 07
1 Laundry 6 2 orang 3 unit Asumsi 36
Jml luas minimarket x sirkulasi 30% + Jml luas minimarket 47
(36x0.3)+36))
Total 47

No Jenis ruang Standar Kapasitas Jumlah Sumber Luas m2


01 02 03 04 05 06 07
1 ATM 1.5 1 orang 1unit Asumsi 1.5
Jml luas ATM x sirkulasi 30% + Jml luas ATM (1.5x0.3)+1.5)) 7.8
Total 7.8

No Jenis ruang Standar Kapasitas Jumlah Sumber Luas m2


01 02 03 04 05 06 07
1 Kantin 1.2 20 orang 1unit NAD 24
Jml luas kantin x sirkulasi 30% + Jml luas kantin (24x0.3)+24)) 7.8
2 R. saji - 18% dari 1unit NAD 1.5
luas
kantin
Jml luas R. saji x sirkulasi 20% + Jml luas R. saji (1.5x0.2)+1.5) 1.8
3 R. cuci 1 2 orang 1 unit Asumsi 2

76
Jml luas toilet x sirkulasi 20% + jml luas toilet (2x0.2)+2) 2.4
4 toilet 1.2 1 orang 2 unit N AD 2.4
Jml luas toilet x sirkulasi 20% + jml luas toilet (2.4x0.2)+2.4) 2.88
Total 14.88

No Jenis ruang Standar Kapasitas Jumlah Sumber Luas m2


01 02 03 04 05 06 07
1 Aula / sserba 1.2 300 orang 1unit Asumsi 360
guna
Jml luas aula x sirkulasi 30% + Jml luas aula (360x0.3)+360)) 468
Total 468

No Jenis ruang Standar Kapasitas Jumlah Sumber Luas m2


01 02 03 04 05 06 07
1 R. ME 18 - 1unit NAD 18
2 R. genset 18 - 1 unit NAD 18
Total 36

3. Kelompok penunjang dalam bangunan

No Jenis Ruang Standar Kapasitas Jumlah Sumber Luas M2


01 02 03 04 05 06 07
1 Mushollah 1.4 100 orang 1unit Asumsi 140
2 T. wudhu 0.8 10 orang 1 unit asumsi 8
Jml luas T. wudhu x sirkulasi 20% + Jml luas T. Wudhu (8x0.2)+8) 9.6
3 Toilet 1.2 1 orang 2 unit NAD 2.4
Jml luas toilet x sirkulasi 20% + Jml luas toilet (2.4x0.2)+2.4) 2.88
Total 152.48

77
No Jenis ruang Standar Kapasitas Jumlah Sumber Luas m2
01 02 03 04 05 06 07
1 Ruang Jaga 6 1 orang 1unit Asumsi 6
Ruang tidur 3x2 1 orang 1 unit Asumsi 6
Jumah 12
Jml luas pos jaga x sirkulasi 30% + Jml pos jaga (12x0.3)+12)) 15.6
2 toilet 1.2 1 orang 1 unit NAD 1.2
Jml luas toilet x sirkulasi 20% + jml luas toilet (1.2x0.2)1.2) 1.5
Total 17

4. Kelompok penunjang luar bangunan


No Jenis kendaraan Sumber Standar Kapsitas Jumlah Luas m2
01 02 03 04 05 06 07
1 Mobil NAD 7.5 1 area 20 150
2 Motor 2 1 area 100 200
Jml Luas Parkir Mobil + Jml Luas Parkir Motor 350
Jml Luas Parkir Mobil dan Motor x sirkulasi 20% + Jml Parkir 420
Mobil dan Motor (350x0.2)+350)
Total 420

No Jenis lapangan sumber Standar M2 Jumlah


01 02 03 04 05
1 Lapangan Volly SNI 18 x 9 162
2 Lapangan Bulu Tangkis SNI 13.40 x 6.10 81.74
Total 243.74

78
Table IV. 5 Rekapitulasi kelompok besaran ruang

No Kelompok kegiatan Luas M2


01 02 03
1 Kelompok kegiatan hunian 3679
2 Kelompok kegiatan service 4469.87
3 Kelompok kegiatan penunjang dalam bangunan 169.48
4 Kelompok kegiatan penunjang luar bangunan 663.74
Total 8983

(sumber sketsa Pribadi)

Penentuan Luas Lahan :


Jika Building Coverage Ratio (BCR) yang dipakai sebesar 40% : 60%. Dimana
luas lahan yang terbangun 40% dari seluruh site dan luas lahan yang tidak terbangun
sebesar 60%.

𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒍𝒖𝒂𝒔 𝒍𝒂𝒉𝒂𝒏 𝟖𝟑𝟏𝟖.𝟑𝟓


Luas site yang terbangun : : = 2772.78 di
𝒋𝒖𝒎𝒍𝒂𝒉 𝒍𝒂𝒏𝒕𝒂𝒊 𝟑

bulatkan 2773 M2
𝟔𝟎
Luas site yang tidak terbangun : x 2773= 4159.5 m2
𝟒𝟎
Maka diperoleh, Luas Site Yang Dibutuhkan :
= Total luas bangunan (a) + Luas site yang tidak terbangun
= 2773 m2 + 4159.5 m2
= 6932.5 m2 di bulatkan 6933
Jumlah Area Yang Dibutuhkan = 6933 M2

79
Konsep desain ruang dalam harus mencerminkan suasana intim,
dinamis, disiplin dan tenang. Untuk mewujudkan hal tersebut maka hal-hal
yang perlu diperhatikan adalah:

a. Skala Ruang
Proporsi ruang yang memberikan kesan intim yaitu perbandingan
antara tinggi cell ling atau plafond dengan wide lines atau lantai adalah
lebih kecil dari 1 (satu). Kesan intim ini juga dapat tercapai dengan
perbandingan yang selaras antara volume ruangan dengan kapasitas
pemakai ruangan tersebut

Pola psikologis manusia selalu dalam perbandingan yang selaras


dengan volume ruang, baik secara individu maupun secara kelompok.
Bila skala ruangan dengan perbandingan antara tinggi manusia rata-rata,
maka di dapatkan skala :
1) Intim : H < 3/2 t
2) Normal : H = 2 t
3) Besar / Agung : H > 2 t
b. Elemen Ruangan
1) Pola pintu dan jendela yang sederhana dan teratur / seragam, baik pada
desain maupun iramanya, namun tidak monoton.
2) Perabot yang seragam namun kesan dinamis tercapai lewat penataan
interior yang berbeda sesuai dengan keinginan pemakai
c. Bahan Tekstur Dan Warna
1) Penggunaan bahan/material yang kuat, aman, cara pemasangan dan
perawatannya.
2) Digunakan tekstur bahan yang rata dan homogen
3) Untuk memberikan kesan yang tenang maka digunakan warna-warna
yang selaras dan menghindari penggunaan warna yang
mencolok/terang.
Menggunakan perabot yang seragam tetapi berbeda pada
Lay/penataan interiornya, sehingga memberi kesan namun tetap dinamis.

80
d. Pengkondisian ruang
1) Penukaran udara harus selalu menjadi akibat penataan bukan jendela,
di usahakan terjadi ventilasi silang di dalam ruangan.
2) Memanfaatkan cahaya matahari sebagai penerangan alam untuk itu
sinar matahari pagi ( dari terbit hingga pukul 9.00) harus masuk
kedalam ruangan.
3) Adanya ketegangan didalam ruangan , hal ini dapat di capai dengan
penggunaan warna yang sesuai pada penataan ruang di dalamnya.
4) View ke luar ruangan memberi pemandangan yang baik.

C. Sistem Struktur, Material dan Modul Struktur.


1. Sistem Struktur
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan sistem
struktur yaitu :
a. Sistem struktur yang digunakan dapat mewujudkan penampilan dan
bentuk bangunan yang sesuai dengan fungsinya yaitu sebagai bangunan
hunian mahasiswa.
b. Penggunaan sistem modul untuk mendapatkan kesederhanaan dan
keseragaman bentuk dan ukuran struktur, namun cukup kuat untuk
mendukung / menahan beban yang di terima
c. Tahan terhadap gempa angin dan api.
d. Ekonomis serta mudah dalam hal pelaksanaan dan pemeliharaan nya.
e. Dapat di sesuai dengan :
1) Tuntutan dimensi ruang
2) Pengaturan ruang yang fleksibel
3) Kegiatan dan pola sirkulasi yang terjadi dalam ruangan .
4) Persyaratan dan perlengkapan ruang bangunan.

81
Dari beberapa faktor di atas maka sistem struktur yang di gunakan pada
bangunan asrama ini adalah :
a. Sistem Sub Struktur (pondasi)
1. Pondasi telapak poer/ poer plat
Jenis pondasi ini mendukung untuk bangunan bentang lebar,
cocok untuk jenis tanah yang kerasnya tidak terlalu dalam, tidak
perlu menggali tanah terlalu dalam. Pondasi ini sering di gunakan
untuk bangunan dua sampai empat lantai.

Gambar IV.5 Pondasi telapak poer/poer plat


(Sumber google.id )

2. Pondasi batu kali


Sistem pondasi garis digunakan apabila lapisan tanah
mempunyai daya dukung baik dan tidak terletak jauh dari muka
tanah. Dimensi pondasi langsung atau garis yang digunakan yaitu:
a) Tinggi pasangan batu gunung = 80 cm
b) Tinggi pasangan batu kosong = 20 cm
c) Tinggi pasir urug bawa pondasi = 10 cm
d) Jadi tinggi pondasi = 110 cm
e) Lebar alas pondasi = 100 cm

82
Gambar IV.6 Pondasi Langsung
(Sumber www.google.id/image)

System substruktur yang di gunakan pondasi telapak,poor


dan pondasi garis dengan pertimbangan :
1) Daya dukung tanah dapat mendukung beban yang di salurkan
lewat pondasi ini
2) Jenis pondasi ini dapat mendukung sesuai dengan besaran ruang
3) Pondasi berfungsi sebagai penyalur gaya yang timbul oleh
beban,secara merata ke tanah.
b. Sistem super struktur
Super struktur yang digunakan adalah sistem struktur rangka
ruang dengan pertimbangan:
1. Dapat menerima beban vertikal dan lateral
2. Pelaksanaan konstruksinya cukup mudah.
3. Lantai dengan system lantai gird dan system balok lantai
4. Kolom mengguakan beton
Bentuk kolom yang digunakan adalah bentuk kolom segi empat
dan di gunakan pada setiap ruangan untuk ruangan yang berbentuk
setengah lingkaran menggunakan kolom bundar, dengan

83
mempertimbangkan efektifitas dan efisiensi penerapan ruang-
ruang, dimensi kolom yang ditentukan adalah:
a) Bentangan (jarak kolom 360 x 540 cm
b) Diameter kolom bundar 50 cm
c) Dimensi kolom 15 – 50 cm
5. Dinding
Struktur dinding dapat berupa dinding masif atau dinding partisi.
Dinding massif (batu bata) memiliki sifat permanen dan cocok
untuk ruang yang tidak memerlukan fleksibilitas. Adapun dinding
partisi cocok untuk ruang yang memerlukan fleksibilitas dan bahan
yang digunakan bervariasi. Dinding partisi dapat menggunakan
aluminium, kayu, multiplek atau bahan lain yang fleksibel. Sesuai
dengan karakteristik bangunan hi-tech, struktur dinding juga
menggunakan bahan yang transparan seperti kaca dan aluminium,
fiberglass serta bahan lain yang sesuai. (Juwana, Jimmy S, 2005).

Gambar IV.7 Dinding Batu Bata


(Sumber : https://www.google.co.id/images)
c. Upper struktur
Upper struktur merupakan bagian struktur yang menerima beban yang
bekerja diatas ring balk atau struktur atap, adapun uper struktur yang
digunakan yaitu struktur beton bertulang.
Struktur rangka baja Digunakan pada bentangan relati besar, dengan
kemungkinan relati besar, dengan kemungkinan variasi atap yang lebih
luas.

84
Gambar IV.8 Struktur Rangka Baja
(Sumber : https://www.google.co.id/images)
2. Material Struktur
Material / bahan yang digunakan pada struktur bangunan ini adalah

a. Sub struktur yang menggunakan pondasi poer plat .Adapun material


yang digunakan adalah beton bertulang.
b. Balok dan kolom sebagai pendukung utama beban digunakan kontruksi
beton bertulang.
c. Untuk dinding digunakan batu bata setebal ½ batu, diplester dan dicat.
d. Super struktur / rangka atap menggunakan rangka kayu kelas 1, dengan
pertimbang
1) Jarak bentangan tidak terlalu besar
2) Bahannya mudah diperoleh dengan harga yang relatif lebih ekonomis.
3) Mudah dalam pelaksanaan dan konstruksinya.
3. Modul Struktur
Modul struktur terdiri dari :
a. Modul vertikal
b. Modul Horizontal.
Adapun kriteria pemilihan modul struktur adalah:
1) Sesuai dengan sistem struktur yang digunakan
2) Bentangan yang tidak terlalu besar
3) Standar gerak manusia

85
4) Layout ukuran perabot
5) Fungsi bangunan
6) Modul perencanaan sebagai dimensi pengontrol sedangkan dimensi
penuntutnya berdasarkan jenis bilangan yang disesuaikan dengan skala
gerak manusia.
D. Sistem Pengkondisian Ruang.
1. System Pencahayaan
a. Pencahayaan alami
Pencahayaan alami ini bersumber dari cahaya matahari. Adapun
prinsip ini dari pencahayaan alami ini terhadap pengkondisian ruang
adalah:

1) Kualitas pencahayaan ditentukan oleh kualitas akan tinggi plafond


dan penggunaan warna pada bangunan.
2) Luas bukan ditentukan oleh kebutuhan pencahayaan yang
disesuaikan dengan fungsi ruang. Adapun luas bukan untuk masing-
masing ruang tersebut adalah : (baso, Thamrin, Ir perencanaan Ruang
dalam 1997)
a) Ruang tidur :1/ 8 -1/ 6 Luas lantai
b) Ruang belajar : 1/ 5 -1 / 2 Luas lantai
c) Ruang umum : 1 / 8-1 / 6 Luas lantai
d) Ruang makan : 1 /5 -1 /3 Luas lantai
e) Ruang mandi /wc dan gudang : 1/ 10 -1 / 5 Luas lantai
3) Penyinaran langsung meliputi semua ruangan maksimum 2 jam
perhari namun intesitasnya cahaya yang masuk disesuaikan dengan
fungsi ruangan tersebut. Hal ini dapat dijelaskan sebagai berikut :
a) panasnya dihindari , seperti ruang tamu, ruang duduk dan ruang
makan
b) Ruang yang dibutuhkan penerangan secukupnya /sedang dan
panas, waktu-waktu tertentu saja, seperti ruang tidur yang butuh
privacy.

86
c) Ruang yang membutuhkan sedikit penerangan dan panasnya
diabaikan, seperti garasi, gudang dan kamar mandi / wc
4) Menghindari penyinaran langsung dari matahari dengan sudut 45
yaitu kira-kira pada pukul 09.00 ke atas. Sinar nya matahari ini kurang
menguntungkan karena dapat menimbulkan silau dan kerusakan pada
benda-benda yang peka terhadap sinar matahari. Untuk menghindar
sinar matahari yang masuk kedalam ruang yang dapat mengganggu
dan menyilaukan konsentrasi, yaitu antara lain dengan :
a) Penggunaan over steak (penjorokan atap) yang jelas
b) Memanfaatkan pohon pelindung sebagai “penyaringan” cahaya
matahari yang berlebihan
c) Perletakan ruang-ruang secara tepat sesuai dengan kebutuhan
ruang
d) Pemilihan badan yang tepat, hindari pemakaian bahan yang dapat
memantulkan cahaya kedalam ruangan.
e) Penataan massa bangunan sehingga galangan dari suatu bangunan
dapat terlindungi bangunan lainnya.
f) Penggunaan kaca berwarna atau kaca film.
b. Pencahayaan buatan
Pencahayaan buatan (lampu) digunakan bila pencahayaan alami
kurang mencukupi, seperti pada malam hari / atau keadaan cuaca yang
mendukung. Pada bangunan asrama mahasiswa ini menggunakan
1) Lampu TL (neon) pada setiap[ ruangan yang kekuatannya disesuaikan
dengan jenis ruangan dan kegiatan yang berlangsung didalamnya.
2) Lampu mercury pada ruang parkir , lapangan dan jalan kompleks
pada setiap 50m
3) lampu hias pada plaza /ruang buatan
Adapun kebutuhan cahaya buatan untuk beberapa ruang adalah :
a) Ruang belajar : 50 -70 watt
b) Ruang tunggu : 10 -20 watt
c) Ruang administrasi : 50 -70 watt

87
d) Ruang umum : 15 – 30 watt
e) Ruang makan : 30 - 50 watt
f) Ruang terbuka : 10 – 15 watt
g) Ruang selasar : 10 – 20 watt
h) Ruang Kamar Mandi : 10 -25 watt
Jumlah stop kontak untuk beberapa kamar adalah sebagai berikut:

(1) Ruang tidur –belajar : 1 buah


(2) Kamar mandi/WC : 1 buah
2. Penghawaan
Untuk bangunan asrama mahasiswa ini digunakan sistim penghawaan
alami dengan dasar pertimbangan :
a. Sirkulasi udara menggunakan sistim ventilasi silang sehingga hawa
dalam ruangan tetap terasa nyaman
b. Penempatan bukan disesuaikan dengan arah mata angin
c. Sebagai usaha agar udara yang berhembus kedalam ruangan terasa sejuk
dan nyaman , maka unsur lansekap dapat dimanfaatkan sebagai daerah
peralihan suasana
Adapun syarat-syarat umum penghawaan alami adalah (Amiruddin,
Saleh, ME; Jakarta ; 1992
1) Temperatur normal : 22 – 25 c
2) Kelembaban udara : 40 – 55 %
3) Kecepatan angin maksimal : 0,5 m / det
4) Besaran ruang : 20 – 30 cub. Ft /orang.
3. Akustik
Sistem akustik dimaksudkan untuk mereduksi kebisingan dan sebagai
isolasi ruang dari lingkungan sekitarnya . Sistim akustik ini dilakukan
dengan cara pemilihan bahan yang dapat mereduksi spesifikasi penuangan
pada beton.

88
Sebagai sarana pendidikan yang menuntut tingkat ketenangan yang
relatif tinggi, maka perlu dipertimbangkan gangguan bunyi atau kebisingan
yang mungkin terjadi, gangguan bunyi atau suara tersebut berasal dari :

 Dalam bangunan seperti suara orang, bunyi radio, televisi atau alat
elektronik lainnya.
 Luar bangunan , seperti suara yang berasal dari kendaraan.
Adapun cara mengatasi gangguan bunyi ini adalah :
a. Sumber bunyi dari dalam Bangunan :
1) Menempatkan ruang yang membutuhkan ketenangan seperti ruang
tidur- belajar, ruang rapat / pertemuan jauh dari ruangan yang
banyak menimbulkan bunyi, seperti ruang santai.
2) Penempatan pintu yang berseberangan dengan koridor sehingga
terjadi perambatan bunyi.
3) Penggunaan bahan terhadap suara dalam penyelesaian ruangan yaitu
acoustic board /pada dinding dan plafond.
b. Sumber bunyi dari luar bangunan .
1) Menjaga jarak bangunan dengan sumber bunyi
2) Memberi elemen penyerap bunyi untuk memperkecil kebisingan,
untuk itu memanfaatkan unsur lansekap sebagai filter bunyi. Seperti
penanaman pohon dan rumput atau dengan perbedaan tinggi level
tanah. Pada bangunan asrama mahasiswa, batas intensitas suara yang
dianggap tidak mengganggu adalah maksimum 45 dB. Sedang
isolasi antar ruang dan koridor tidak boleh kurang 45 Db.

89
Sumber Ribut Sedang Tenang
(Publikt)
Kebising (Semi
(prifat)

Gambar IV.9 Penzoningan Berdasarkan Sifat kegiatan


Sumber sketsa pribadi
E. Sistem Utilitas Bangunan
1. Sistem Pengadaan Air Bersih
a. Sistem penyediaan dan pendistribusian air bersih berasal dari perusahaan
Daerah Air Minum (PDAM) dan sumur dalam (Deep Well) sebagai
penyediaan air bersih cadangan.
Untuk pendistribusian air, dipakai 2 (dua) tangki yaitu:
1) Tangki pertama digunakan untuk suplay air bersih
2) Tangki ke dua
b. Sistem pendistribusian air bersih yang berasal dari PDAM: mula-mula
melalui meteran, air kemudian ditampung .Air bersih selanjutnya air di
pompa kedalam reservoir dan selanjutnya dengan gaya gravitasi bumi,
didistribusikan ke unit-unit kebutuhan.
c. Untuk pendistribusian air dari sumber dalam (Deep Well), air di pompa
untuk ditampung kedalam bak penampungan (reservoir bawah)
kemudian air dioperkan lagi ke bak penampungan atas (reservoir atas)
yang selanjutnya dengan menggunakan gaya gravitasi dioperkan ke
setiap lantai yang dibutuhkan .

90
TOWER

METERAN

POMPA
RESERPOIR
PDAM

RESERPOIR
BAWAH ATAS

POMPA DISTRIBUSI

Gambar IV.10 Sistem Jaringan Air Berih


(Sumber : utilitas konsep)
d. Adapun perhitungan kebutuhan air adalah sebagai berikut :
1) Standar kebutuhan air /orang setiap hari : 80- 100 ltr, digunakan 90 ltr
orang/hari
2) Diasumsikan penggunaan efektif dari jam 5 pagi hingga jam 9 malam
= 16 jam setiap hari.
3) Diasumsikan puncak pemakaian air pada pagi hari selama 4 jam
(05.00-09.00) dan sore hari selama 2 jam (16.00-18.00) sehingga
puncak pemakaian air setiap harinya selama 6 jam.
4) Untuk menghindari luapan air yang mungkin saja terjadi pada menara
air, maka digunakan sistem bola penampung ( valve automatic).
Perhitungan kebutuhan air bersih

a) Jumlah pemakai :
(1) Mahasiswa : 600 orang
(2) Pengelola : 5 orang
Jumlah seluruh pemakai : 605 orang
b) Waktu pemakaian :
(1) Pukul 05.00 – 09.00 = 4 jam
(2) Pukul 16.00 – 18.00 = 2 jam
c) Standar kebutuhan air bersih untuk bangunan hunian 80 – 100
liter/orang/hari, digunakan 90 liter/orang/hari.

91
Dari hal tersebut, maka didapatkan
a.) Kebutuhan air bersih per hari :
605 x 90 = 54450 liter/hari
b.) Kebutuhan air bersih per jam :
54450/24 = 2268.75 liter/jam
c.) Kebutuhan air bersih pada waktu terpadat 1,5 kali lebih
banyak, sehingga :
1,5 x 6 x 2268.75 = 20418.75 liter

d.) Kebutuhan statis :


30 % x 20418.75= 6125.625 liter

e) Kebutuhan sirkulasi :
20 % x 2075.625 = 1225.125 liter

f) Jumlah total kebutuhan air bersih :


54450 + 2268.75+ 20418.75 = 77137.5 liter

g) Kapasitas tangki:
75 % x 777137.5 = 57835.2 liter

h) Dimensi tangki :
57835.2 liter = 57.835.2 dm3 = 57.836 m3

2. Sistem Pembuangan Air Kotor


Perencanaan sistem pembuangan air kotor/limbah, air hujan dan disposal
sangat penting karena erat kaitannya dengan kesehatan. Sistem air kotor
pada bangunan asrama mahasiswa :
a. Sistem pembuangan air hujan
Air hujan dialirkan ke saluran drainase/pembuangan terbuka melalui
talang air hujan, selanjutnya ke rieol Kota. Pada setiap jarak tertentu,
saluran pembuangan ini mempunyai bak pengontrol dengan
kemiringan saluran 1 o – 2o .

92
Saluran drainase merupakan saluran pengeringan air hujan yang
dibedakan dengan saluran pembuangan air kotor (tidak termasuk
bangunan material padat).
Usaha lain untuk mengurangi kemungkinan terjadinya kerusakan
yang lebih besar akibat drainase yaitu mengurangi volume run off
(aliran permukaan). Melalui penutupan tanah kosong dengan rumput
yang membentuk buffer zone berupa jalur hijau.
b. Sistem pembuangan air limbah
Yang dimaksud dengan air limbah atau air kompor adalah berbagai
jenis air bekas pemakaian kegiatan manusia. Air kotor terdiri dari
buangan dan material padat yang berasal dari buangan fisik.
Adapun pengelolaan disposal padat dibedakan dengan sistem
limbah cair. Fiskal tersebut dicampur pada septic tank kemudian di
resapan pada bak pelepasan. Bila bak pengisi sudah penuh, kotoran
akan diambil oleh mobil tinja dan diangkat ketempat pembuangan
khusus.
Sistem pembuangan cair direncanakan menggunakan saluran yang
terpisah dari saluran drainase dan berupa saluran tertutup (gorong-
gorong). Saluran air kotor ini baru dapat digabungkan dengan saluran
drainase sekunder atau primer yang mempunyai volume debit air yang
cukup besar dengan aliran cukup kontinyu menuju ke riel kota.
Adapun persyaratan yang harus dipenuhi adalah dalam sistem
pembuangan air hujan dan air limbah adalah:
1) Saluran pembuangan air hujan harus terbuka sedangkan saluran air
kotor sebaiknya tertutup (menggunakan gorong-gorong).
2) Kemiringan saluran harus cukup untuk menjamin kelancaran arus
air.
3) Penempatan pipa dan pembuangan saluran sedemikian rupa
sehingga mudah di kontrol.

93
Atap Talang

Dapur Bak Kotrol Riol Kota


Wastafel
Servis Bak Netral

KM/WC Septic tank Peresapan

Skema IV.11 Sistem Pembuangan Air Kotor

(Sumber : utilitas konsep)

3. Sistem pembuangan sampah


Sampah adalah limbah yang padat merupakan hasil pembuangan
kegiatan manusia. Sistem pembuangan sampah/disposal padat pada
bangunan asrama mahasiswa ini dapat diuraikan sebagai berikut :
Sampah umum atau sampah domestik pada bangunan disalurkan
melalui shaft-shaft sampah kemudian dipadatkan dan diangkat dengan bak
kontainer ke tempat pembuangan akhir kota.

Gambar IV.12 Sistem pembungan sampah


Sumber utilitas konsep

Penanggulangan masalah sampah dilakukan dengan cara :


a. Penyediaan tempat/bak sampah pada tempat-tempat umum yang mudah
diangkut.
b. Pada kelompok ruang basah seperti dapur, restaurant manyediakan bak
penampungan sampah yang dibedakan menurut jenisnya (basah,
berbau, atau kering).

94
4. Sistem jaringan listrik
Tenaga listrik utama berasal dari PLN dengan generator set sebagai
sumber listrik cadangan. Dari PLN mupun dari genset disalurkan melalui
gardu/trafo yang diteruskan pada Automatic Transfer Switch kemudian
disalurkan melalui Electrikal Main Distributor kemudian pada panel Sub
Distribution setelah itu baru di distribusikan pada setiap unit.

Unit Ruangan Pengelola


PLN Dan Fasilitas-Fasilitas Lainnya

Automatic Electrical
Gardu/Trafo Transfer Main Panel Sub
Switch Distribusi

Genset Distribusi

Gambar IV.13 Sistem aliran listrik dari PLN dan Genset


(Sumber : utilitas konsep)

5. Sistem komunikasi
Sistem komunikasi yang digunakan dengan luar bangunan adalah
menggunakan telepon yang dipusatkan pada ruang pelayanan umum.
Sedangkan hubungan antar unit di dalam asrama menggunakan intercom.

6. Sistem pengaman bangunan


a. Pengamanan terhadap bahaya kebakaran
Untuk mencegah terjadinya kebakaran maka hal-hal sebagai berikut
harus diperhatikan :
1) Sumber api :
2) Teknik instalasi yang salah akan menyebabkan terjadinya hubungan
3) pendek/corseting. Dengan penggunaan stoker bertumpukan dapat
4) memperbesar resiko terjadinya kebakaran.

95
5) Kelalaian terhadap barang yang dapat menyebabkan kebakaran
6) seperti puntung rokok atau anti nyamuk bakar.
7) Kebocoran pada tabung kompor gas, demikian pula menggunakan
8) barang-barang tersebut harus cepat diperbaiki.
9) Memilih material/barang yang tahan api seperti asbes.
10) Penempatan tabung pemadam kebakaran dan hydrant disetiap unit dan
tempat-tempat yang dianggap paling strategis.
11) Mengurangi penalaran api yang cepat dengan penyelesaian jarak
antara massa bangunan.
12) Untuk seluruh kompleks bangunan, selain disediakan tangga darurat
bila terjadi bahaya kebakaran, juga dibuat pintu dan jalan untuk
memudahkan kendaraan pemadam kebakaran masuk.

KEBAKARAN SMOCKE FIRE PETUGAS PEMADAM


DETEKTOR ALARM KEBAKARAN

Gambar IV.14 Sistem Jaringan Pemadam Kebakaran


(Sumber : utilitas konsep)
b. Pengaman terhadap bahaya petir
System penangkal petir di gunakan dengan dasar pertimbangan :

1) Adanya bahaya petir terhadap bangunan


2) Adanya pengaruh cuaca yang dapat menimbulkan petir
Untuk menanggulangi hal tersebut, maka paling efektif jika di
gunakan penangkal petir. Adapun system penangkal petir yang di
gunakan adalah system Tongkat Frengkling dengan dasar
pertimbangan bahwa system ini relatif murah dan mudah dalam
pemasangannya.
Kelebihan sistim Tongkat Frengkling
a) Menggunakan bahan Metal
b) Sudut pelindung untuk bangunan 45%
c) Tinggi antenna di atas muka bangunan 20 – 90 cm

96
d) Bila atap lebar, maka dapat di pasang lebih dari satu dengan jarak
maksimal 6m.
Tabel IV.6 Analisis Penentuan Sistem Penangkal Petir
Jenis Kelebihan Kekurangan

 Jangkauan luas  Relatif mahal


 Bersifat 
FARADAY
SANGKAR

meredam, Bentuk sangat


aman untuk lingkungan mencolok, dapat
hall bulutangkis yang merusak konsep bentuk
terbuka yang telah ditentukan
 Relatif murah
 Tidak
FRANKLIN
TONGKAT

mencolok
sehingga tidak  Jangkauan terbatas
mempengaruhi bentuk
 Bersifat meredam

 Mahal
 Jangkauan luas
RADIOAKTIF

 Bersifat menolak, tidak


 Praktis
SISTIM

bentuk dan
aman bagi lingkungan
sistimnya karena
kegiatan yang terbuka
berteknologi modern
(halaman luas)

Sumber utilitas konsep

97
7. Bahan Bangunan
Sifat dan jenis bahan bangunan yang akan di gunakan pada
perencanaan Asrama Mahasiswa Bombana di Kota Kendari tergantung pada
kebutuhan serta tuntutan ruang berdasarkan karakteristik kegiatan yang
akan diwadahi.

Tabel IV.7 Sifat-sifat Material Bangunan


Kesan
Material Sifat Penampilan Contoh Pemakaian

Beton Hanta menahan Formil, keras, Bangunan


gaya tekanan kaku, dan kokoh. pemerintah
Baja Hanya menahan Keras dan kokoh. Bangunan
gaya tarik pemerintah dan
utilitas
Metal Efisien Ringan dan dingin Bangunan komersial
Kaca Tembus Dingin dan Hanya sebagai
pandang dan dinamis eleven pengisi dan
menyatu dengan pembatas
ruang luarnya

Plastik Muda dibentuk Ringan, dinamis Bangunan komersial


sesuai dengan dan tidak formal. dan non komersial
kebutuhan dan
dapat diberi
macam-macam
warna

Kayu Mudah dibentuk Hangat, lunak dan Bangunan hunian


alami.
Batu bata Fleksibel Praktis Digunakan hampir di
semua jenis
bangunan

98
Batu alam Dapat dibentuk Alami, sederhana Elemen decorative
dan diolah dan tidak formal.

Marmer Kuat dan mahal Kesan mewah, Bangunan


agung dan formal pemerintah,
komersial, hunian
dan tempat ibadah.
(Sumber utilitas bangunan)

Berdasarkan analisa sifat-sifat material banguna diatas maka seluruh


bahan material bangunan dapat dipakai pada perencanaan gedung asrama
Mahasiswa Bombana di kendari.

8. Literatur bahan yang akan Di Gunakan


a. Pasir
Pasir adalah butiran Mineral yang halus yang dapat melalui ayakan
persegi 0,075 mm. Pasir untuk adukan pasangan, plesteran, dan beton
harus memiliki persyaratan sebagai berikut:

1) Butiran pasir harus tajam dan keras, tidak dapat dihancurkan dengan
tangan.
2) Kadar lumpur nya tidak lebih dari 5%
3) Warna larut pada pengujian dengan Natrium Hydroxide 3% tidak
boleh lebih tua dari warna larut normal
4) Bagian hancur pada bagian pengujian dengan larutan jenuh Natrium
Sulfat tidak boleh lebih dari 10 %
5) Jika digunakan untuk adukan dengan semen yang mengandung lebih
dari 0,6 Alkali, di hitung sebagai Natrium -Oksida.
6) Keteguhan adukan percobaan dibanding adukan perbandingan tidak
boleh lebih kecil dari 65% pada pengujian 1-6 hari.

99
b. Pasir untuk beton
Pasir beton dapat berupa pasir alam sebagai hasil disintegrasi dari
batuan atau berupa pasir buatan yang di hasilkan oleh alat pemecah batu.
c. Kerikil dan batu pecah
Kerikil adalah butiran mineral yang harus melalui ayakan berlubang 76
mm dan tertinggal diatas ayakan berlubang 5mm. Kerikil dan batu pecah
untuk pekerjaan beton harus memenuhi syarat yang harus di tentukan
oleh Departemen Pekerjaan Umum.
Kerikil dan batuh pecah untuk maksud lain tergantung pada
peruntukannya, harus cukup keras, bersih serta sesuai besar butir dan
gradasinya. Agregat kasar untuk beton harus memenuhi syarat, sebagai
berikut :
a. Agregat kasar harus terdiri dari butiran yang keras dan tidak berporis
b. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1%
c. Untuk berbagai bentuk mutu beton, maka pasir harus memenuhi
syarat yang telah ditentukan.
d. Split
Spilt merupakan batu pecah yang melalui ayakan persegi 23 mm dan
tertinggal diatas ayakan persegi 2 mm. split untuk beton harus
memenuhi syarat yang ditentukan dalam PBI-1971-N1.2.
e. Batu alam
1) Batu bulat dari Kali atau gunung.
a) batu bulat tergantung pada peruntukannya, harus cukup keras,
bersih dan sesuai besarnya.
b) batu bulat tidak boleh memperlihatkan tanda lapuk.
2) Batu belah.
a) batu belah harus keras dan padat, harus cukup bersih, besarnya
tergantung pada peruntukannya.
b) batu belah untuk keperluan yang tampak tanpa plesteran tidak
boleh memperlihatkan tanda lapuk.

100
3) Batu Karang
a) Batu karang harus sebagian besar warna putih atau kuning muda.
b) batu karang untuk pasangan harus merupakan batu belah dengan
bentuk dan ukuran yang sesuai dengan peruntukannya.
4) Batu tempel dan batu pahat.
Batu tempel dan batu pahat harus berasal dari jenis batuan yang
tahan cuaca. Batu tempel dan batu pahat tidak boleh rengat.

f. Batu merah.
Syarat batu bata merah adalah harus mempunyai rusuk yang tajam
dan suku, bidang sisi datar dan tidak menunjukan tanda retak. Ukuran
batu bata merah yaitu :
1) Panjang = 24 cm.
Lebar = 11,5 cm.
Tebal = 5,2 cm.
2) Panjang = 23 cm.
Lebar = 11 cm.
Tebal = 5 cm.
3) Toleransi
Panjang = 3 cm.
Lebar = 4 cm.
Tebal = 5 cm.
g. Kayu
Pada umumnya kekuatan kayu yang berat jenisnya tinggi
mempunyai modulus elastisitas dan kekuatan yang tinggi pula. Berat
jenis kayu adalah hasil bagi antara berat jenis kayu kering mutlak dan
volume kayu semula saat berat jenis ingin di hitung. Dapat pula di tulis
dengan rumus sebagai berikut : Berat Jenis = Wk/ Vb.
Bobot isi kayu adalah hasil bagi antara berat kayu seluruhnya
(termaksud kandungan air) dan Volume kayu saat itu. BOBT isi
digunakan untuk membedakan dengan berat jenis. Dapat di tulis dengan
rumus sebagai berikut : Bobot isi = Wb/ Vb.

101
h. Semen
Semen portland (PC) merupakan bubukan halus butiran ya sekitar
0.05 mm yang terdiri dari hublur senyawa yang komplek yang berfungsi
sebagai bahan pengikat anorganik, sifat umumnya adalah mengikat
dengan adanya air dan mengeras secara hidrolik.

Bahan baku pembuatan PC adalah sebagai berikut :


1) Bahan Utama :
a) CaO = 60-67 %
b) SiO2 = 19-24%
c) AL2O3 = 4-8%
d) Fe2O3 = 2-6%
2) Bahan Tambahan :
a) MgO = < 45%
b) So3 = < 3%
3) Jenis dan mutu PC menurut SNI 1972 adalah
a) PC S - 325
b) PC S - 400
c) PC S - 475
d) PC S - 550
e) PC S - 5
4) Jenis PC menurut A.S.T.M. adalah
a) PC jenis umum, digunakan untuk pengunaan konstruksi secara
umum.
b) PC dengan kekuatan awal tinggi, dibuat khusus untuk pekerjaan
konstruksi yan eser. Beton yang dibuat pada umur tiga hari
kekuatannya sama dengan 28 hari (PC tipe 1)
c) PC dengan perubahan,digunakan untuk konstruksi tahan terhadap
sulfat sedang dan mempunyai kekuatan agak lebih lambat.
d) PC dengan panas hidrasi rendah, dapat mengeras dengan panas
yang lebih rendah.
e) PC tahan sulfat tinggi, dapat tahan terhadap zat kimia.

102
i. Kapur
Kapur termaksud bahan bangunan yang penting. Untuk bahan
bangunan dapat terbagi atas dua macam berdasarkan penggunaannya
yaitu
1) Kapur Pemutih
2) Kapur aduk
3) Jenis-jenis kapur yaitu:
a) Kapur tohor
b) Kapur padang
c) Kapur udara
d) Kapur hidrolis
j. Keramik
Keramik mempunyai berbagai jenis merk ukuran, motif serta warna.
Dari segi ukuran, dapat dijumpai ukuran keramik seperti :

1) 10x10 cm
2) 10x20 cm
3) 20x20 cm
4) 20x25 cm
5) 25x25 cm
6) 20x30 cm
7) 30x30 cm
8) 40x40 cm
9) 40x460 cm
10) 60x60 cm
Ada juga ukuran yang lain yang disesuaikan dengan kebutuhan dalam
penggunaan.
k. Marmer
Lantai marmer harus dibuat dari batu marmer yang berstruktur padat
halis dan tidak mengandung lapisan-lapisan yang berstruktur seperti
mika.ubin marmer harus mempunyai bentuk dan ukuran yang tepat,
sisinya harus saling tegak lurus dan tepinya harus tajam. Permukaan

103
harus rata dan di poles.setetes tinta pada lantai marmer yang sudah
dipoles harus dapat dibersihkan dengan air tanpa meninggalkan bekas.
Bahan yang diperlukan untuk pemasangan marmer sama dengan
pemasangan keramik.
l. Koral Sikat
Biasanya lantai batu sikat atrau koral sikat dipadukan bersama keramik.
Ukuran batu ini berfariasa mulai ukuran 1 cm x 2 cm sampai ukuran
besar 3 cm x 4 cm. batu yang biasa digunakan adalah jenis batu koral,
seperti batu alor, batu Kupang dan lain-lain. Bahan yang digunakan
untuk memasang batu ini sama dengan memasang keramik
m. Plapond
Beberapa jenis bahan penutup plapond seperti :
1) Tripleks, tebal 2-3 mm, lebar 120 cm, panjang 244.
2) Hardboard, tebal 3mm, lebar 120 cm, panjang 240 cm.
3) Eternit
4) Teakwood
5) Gypsum board, dan lain-lain.
n. Genteng metal
Ganteng metal terbuat dari plat baja galvanis, yaitu bahan baja yang
dilapisi Zinc. kombinasi lapisan galvanis dan Zinc memberi
perlindungan ganda pada ganteng metal. genteng metal ada yang dicat
atau ada juga yang dilapisi oleh abu batu pada permukaannya. ukuran
yang tersedia dipasar adalah panjang 410 mm dan Lebar 710 mm. kusen
fiber atau plastic
Kusen plastik biasanya dibuat dari pabrik atau workshop sehingga harga
atau analisis per unit disesuaikan dengan bentuk dan ukuran kusen.
Kusen fiber banyak digunakan di kamar mandi (WC) dan ruangan
lainnya yang basa. cara pemasangan kusen fiber sama dengan
pemasangan kusen almunium yang menggunakan sekrup.

104
BAB V
PENUTUP
A. Kesipmpulan
1. Asrama mahasiswa berfungsi sebagai tempat pemondokan bagi mahasiswa
untuk sementara waktu guna menyelesaikan studi di perguruan tinggi.
2. Pentingnya diadakan Asrama Putri Mahasiswa Bombana Di Kota Kendari
adalah untuk mengatasi masalah tempat tinggal
3. Pemilihan lokasi berada di Jl. H. Lamuse Kel. Lalolara Kec. Kambu Kota
Kendari dengan luas lahan ± 2.91 Hectar yang bertempat di BWK V
sebagai kawasan pendidikan yang sesuai dengan tata ruang kota.
4. Penataan Asrama Putri Mahasiswa Bombana harus sesuai dengan jenis
kegiatan yang ada di dalam Asrama Putri Mahasiswa Bombana, serta
besaran ruang yang sesuai dengan kegiatan pelaku agar tidak mengganggu
aktivitas yang terjadi di dalam Asrama
5. Sitem penyusunan RKS harus berdasarkan pada gambar berstek dan
penghitungan RAB pada Perencanaan Asrama Putri Mahasiswa Bombana
harus berdasarkan pada standar-standar yang ada yaitu beracu pada
Standar Nasional Indonesia (SNI).

B. Saran

1. Pembangunan Asrama Putri Mahasiswa Bombana harus dapat terealisasi


dengan baik karena dapat menunjang kemajuan prestasi menyediakan
wahana bagi pengembangan pribadi dalam pengembangan kedisiplinan,
rasa sosial, tanggung jawab, kemandirian, dan kepemimpinan.
2. Dengan adanya Asrama Putri Mahasiswa Bombana dapat mengatasi
masalah tempat tinggal yang tidak layak huni serta dapat membantu orang
tua untuk menguragi biaya karena tempat tinggal sekarang harga semakin
mahal.

105
DAFTAR PUSTAKA

AFDHAL SUWATA SUHUD.(2010). Arsitektur Asrama Mahasiswa Wakatobi di kendari


AM. Latif Abdullah ; 1997 Pengantar perencanaan Utilitas.

Baso, Thamrin, Ir; 1997 Mata Kuliah Perencanaan Dalam

Biro Pusat Statistik, 1998 Kabupaten Kota Kendari Dalam angka.

Doelle, Leslie, L, Meng. Arch; Alih Bahasa; Dra. Lea Prasetio, MSc; Akustik Lingkungan;

Erlangga; 1986.

Ishar, HK; 1992 Pedoman Umum Merancang Bangunan; PT. Gramedia Pustaka Utama Jakarta.

Neufers, Ernest; 1995 Alih Bahasa;Ir.Sjamsu Amril; Data Arsitek Edisi Kedua; Penerbit

Erlangga.+

Neufert,ernest,1993,Data Arsitek,Jilid 1. Penerbit, Erlangga

Neufert,ernest,1997,Data Arsitek,Jilid 2. Penerbit, Erlangga

Poerdawardaminta, WJS; Kamus Umum Bahasa Indonesia; Pradnya Paramitha; 1980.

Lewokederik; 2012 hakekat perencanaan

Bony,okto,Universitas Bina Nusantara,2001

Sari,kumala, Perbandingan daya tampung tiap kamar.1989

________ 2012 pengertian asrama

________ 2014 pegertian mahasiswa dan menurut parah ahli

________ 2012 managemen layanan khusus

Http.unhas.id

Himpunan pelajar mahasiswa bombana (HIPMAB)

Tjahjawati; 1999 kota kendari

_______ 2014 architecture award

Anda mungkin juga menyukai