Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah satu tempat wisata budaya yang
didalamnya dapat ditemukan beberapa rumah adat di Indonesia. Di provinsi ini masih
banyak desa dan kabupaten yang mempertahankan tradisi rumah tinggal mereka yang
masih menggunakan konsep arsitektur tradisional.
Rumah Limas Rumah Tradisional Sumatera Selatan
Rumah Limas merupakan rumah tradisional khas Provinsi Sumatera Selatan. Dari
namanya, jelaslah bahwa rumah ini berbentuk limas. Bangunannya bertingkat-tingkat
dengan filosofi budaya tersendiri untuk setiap tingkatnya. Tingkat-tingkat ini disebut
masyarakat sebagai bengkilas. Apabila Anda bertamu ke salah satu Rumah Limas di
wilayah Sriwijaya ini, Anda akan diterima di teras atau lantai dua saja. Rumah Limas
sangat luas dan seringkali digunakan sebagai tempat berlangsungnya hajatan atau acara
adat. Luasnya mulai dari 400 hingga 1000 meter persegi. Bahan material dalam membuat
dinding, lantai, serta pintu menggunakan kayu tembesu. Sementara untuk tiang rumah,
pada umumnya menggunakan kayu unglen yang tahan air. Berbeda dengan rangka rumah
yang terbuat dari kayu Seru. Kayu ini cukup langka. Kayu ini sengaja tidak digunakan
untuk bagian bawah Rumah Limas, sebab kayu Seru dalam kebudayaannya dilarang untuk
diinjak atau dilangkahi. Nilai-nilai budaya Palembang juga dapat Anda rasakan dari
ornamen ukiran pada pintu dan dindingnya. Selain berbentuk limas, rumah tradisional
Sumatera Selatan ini juga tampak seperti rumah panggung dengan tiang-tiangnya yang
dipancang hingga ke dalam tanah. Hal ini disebabkan oleh kondisi geografis
lingkungannya yang berada di daerah perairan.
Cakupan data need assesment ini relatif cukup luas karena program pemberdayaan
masyarakat adat yang akan dilakukan oleh IRE (Institute for Research and Empoerment)-
Yogyakarta atas dukungan Komisi Eropa, juga akan berdimensi relatif luas. Pemberdayaan
yang akan dilakukan mengarah kepada tumbuhnya kepercayaan dari warga masyarakat
adat untuk menghidupkan institusi dari hak-haknya sejalan dengan konsep HAM,
menguatkan manjemen organisasi adat sehingga mempunyai kemandirian serta
profesionalisme dan mampu melakukan proses regenerasi, penguatan wacana
demokratisasi, menumbuhkan semangat pruralisme, menumbuhkan sensivitas gender
dalam komunitas adat, menguatkan ekonomi kerakyatan, mengembangkan jaringan dengan
berbagai stakeholders, dll. Arah kegiatan yang semacam ini tentu saja membutuhkan
pemahaman atas sebuh komunitas dari berbagai sudut, baik pada level grassroots, tokoh-
tokoh adat, masyarakat awam, pers, pelaku bisnis/ekonomi, tokoh agama, dan tentu saja
pejabat terkait di tingkat Dinas, Pemda, maupun DPRD.
Di Kabupaten Musi Rawas terdapat beberapa komuditas adat yang pernah diteliti, oleh
TIM Peneliti Universitas Sriwijaya diantaranya : Desa Batu Urip di Kecamatan Lubuk
Linggau Timur dan Dusun Baru Kecamatan Muara Beliti, namun penelitian tersebut tidak
bertujuan pemberdayaan masyarakat adat, sehingga menimbulkan kekecewaan
measyarakat setempat, sedangka Desa Terawas Kecamatan Batu Kuning Ulu Terawas
belum pernah dijadikan objek penelitian.
3. Suku Rawas
Orang Rawas berdiam di Kecamatan Rupit, Kecamatan Rawas Ulu dan Kecamatan
Rawas Ilir, di Kabupaten Musi Rawas, Provinsi Sumatera Selatan. Jumlah populasinya
sekitar 90.000 jiwa. Bahasanya termasuk ke dalam kelompok bahasa Melayu yang terbagi
ke dalam tiga dialek, yaitu dialek Rupit, Rawas Ulu dan Rawas Ilir. Masyarakat Suku
Rawas umumnya bekerja sebagai petani di sawah dan ladang, sebagian lagi bekerja
sebagai penganyam barang-barang dari rotan dan pandan, tukang kayu, pedagang kecil dan
sebagainya.
Umumnya masyarakat Suku Rawas sudah memeluk Agama Islam dan menjadi
kepercayaan mereka masing-masing.
7. Kebudayaan, Seni-Budaya, dan Pariwisata daerah musi rawas
Kabupaten daerah tingkat II Musi Rawas dikenal memiliki motto daerah yang
disebut Lan Serasan Sekentenan yang secara harfiah diartikan: Lan berasal dari bahasa
Sindang dan Musi yang berarti kerja atau usaha atau karya nyata. Serasan merupakan
bahasa yang lazim dipakai oleh sebagian penduduk Sumatera Selatan yang berarti se
mufakat . Sekentenan berasal dari bahasa Rawas yang berarti berteman akrab atau
kelompok. Kesimpulan pengertian dari Lan Seketenan adalah karya mufakat yang
kompak, ini menunjukkan Masyarakat Kabupaten Daerah Tingkat II Musi Rawas
Sementara itu dari segi seni dan budaya, Kabupaten Musi Rawas memiliki seni
budaya asli daerah Bumi Silampari , yaitu jenis tari-tarian antara lain: 1. Tari Silampari,
2. Tari Tangai, 3. Tari Putri Bergias, 4. Tari Grigik, 5. Tari Tempurung, 6. Tari Piring, 7.
Tari Sabung 8. Tari Dana, 9. Tari Kume 10. Tari Senjang, 11. Tari Selendang, 12, Tari Kain
13. Tari Turak.
Kabupaten Musi Rawas memiliki adat dasar Musi Rawas antara lain tentang cara
perkawinan, seperti umumnya di Sumatera Selatan. Cara Perkawinan di Musi Rawas ada
tiga macam, yakni: Daku Anak ( laki-laki dan Perempuan); Bajojo ( Perempuan ikut Laki-
laki); Semendo Rajo-rajo (Bebas memiliki kedudukan). Sedangkan bahasa yang digunakan
diKabupaten Musi Rawas ada sekitar 6 Bahasa, yaitu : (a) Bahasa Rejang di Ulu Rawas
Kecamatan Rawas Ulu (b) Bahasa Rawas di Kecamatan Rupit dan Rawas Ilir (c) Bahasa
Musi di Kecamatan Muara Kelingi dan Muara Lakitan (d) Bahasa Beliti di Kecamatan
Muara Beliti dan BKL. Ulu Terawas (e) Bahasa Jawa di Kecamatan Jayaloka dan
Tugumulyo (f) Bahasa Campuran (pendatang ) di Kota Lubuk Linggau. Kabupaten Musi
Rawas dikenal memiliki banyak objek wisata yang keindahan alamnya tidak diragukan
lagi.
Nama kabupaten ini, menurut cerita rakyat berasal dari kata Empat Lawangan, yang
dalam bahasa setempat berarti "Empat Pendekar (Pahlawan)". Hal tersebut karena pada
zaman dahulu terdapat empat orang tokoh yang pernah memimpin daerah ini.[2][3]
2. Sistem Kepercayaan
Orang Lintang umumnya adalah pemeluk agama Islam. Yang berperan dalam urusan
keagamaan ini adalah seorang penghulu yang bertanggung jawab pada tingkat marga dan
seorang khatib yang bertanggung jawab pada tingkat dusun. Pengaruh agama Islam juga
terlihat dalam bentuk-bentuk kesenian orang Lintang, diantaranya kesenian rebana, jidor,
dan berbagai tari-tarian. Bentuk kesenian lainnya yang masih berkembang dengan baik
adalah tradisi sastra lisan, seperti pantun, jampi, memoneng, rejung, andai-andai,
karnasian, dan sebagainya.
3. Sisitem pencaharian
3. Konsep Banagunan
Desain Bentuk Rumah Adat Ogan Ilir dan Penjelasannya :
Rumah adat di Ogan Ilir memiliki desain bentuk dengan konsep rumah panggung seperti
halnya rumah adat Nusantara pada umumnya. Tapi kini rumah adat asal Ogan Ilir telah
mengalami perkembangan pada desain arsitekturnya, terutama pada bagian kolong rumah
panggung, yang dahulu merupakan ruang kosong atau ruang yang difungsikan sebagai
kandang ternak, kini telah didesain lebih rapi sehingga dapat difungsikan, baik sebagai
ruangan tertutup maupun sekedar ruang terbuka sebagai teras atau tempat bersantai-santai.
Rumah adat orang Ogan Ilir sama seperti rumah adat Sumatera Selatan pada
umumnya, rumah adat tersebut disebut rumah Limas. Rumah adat ini disebut rumah Limas
karena bentuk atapnya menyerupai bentuk Limasan.
Pada awal pembangunannya, konsep rumah panging yang diterapkan pada rumah
adat Limas adalah karena kondisi lingkungan pada lahan dan site tempat pembangunan
rumah tersebut yang merupakan wilayah rawa dan berair sehingga konsep arsitektur rumah
panggung merupakan solusi tepat untuk kondisi geografis seperti itu, selain untuk
menghindari air masuk dalam rumah, juga untuk menjaga kelembaban dalam rumah
1. Budaya OKU
Kesenian dan Adat Istiadat serta kebudayaan penduduk Asli OKU TIMUR masih
kental dengan kebiasaan turun temurun dari nenek moyang mereka sebagai salah satu
contoh adat perkawinan di Kab.OKU TIMUR terdapat empat jenis perkawinan :
1. Perkawinan rasan tuha angkat gawi;
2. Perkawinan rasan tuha takat padang;
3. Perkawinan sibambang (kawin lari);
4. Perkawinan ngakuk anak (mengambil anak).
Serta beberapa jenis tarian yang dikenal akrab oleh penduduk OKU TIMUR antara
lain :
1. Tari Minur (Diperagakan oleh kaum wanita yang sudah menikah);
2. Tari Sabai (Diperagakan oleh pria dan wanita maknanya untuk kegemnbiraan).
DAFTAR PUSTAKA
http://www.rumahperumahan.com/
https://oerleeotodidac.wordpress.com/2014/06/19/gambaran_umum_musirawas/
http://www.sabda.org/misi/profilo_isi.php?id=55
http://www.rumahperumahan.com/
https://oerleeotodidac.wordpress.com/2014/06/19/gambaran_umum_musirawas/
http://www.sabda.org/misi/profilo_isi.php?id=55
http://dunia-kesenian.blogspot.com/2014/09/rumah-rakit-rumah-adat-asal-palembang.html
http://forumlintangempatlawang.blogspot.com/2008/03/rumah-panggung-khas-empat-
lawang.html#ixzz4dUgvMbDp