Anda di halaman 1dari 2

Rumah Adat Kalimantan Utara

Nah, di kesempatan kali ini kami akan secara jelas membahas tentang bagaimana arsitektur rumah
Baloy khas masyarakat suku Tidung Kalimantan Utara tersebut, beserta keunikan, ciri khas, dan fungsinya.
Bagi Anda yang ingin lebih tahu tentang rumah adat Kalimantan Utara yang satu ini, silakan simak pembahasan
berikut!

1. Struktur Bangunan Rumah


Suku Tidung di Kalimantan Utara sebetulnya merupakan salah satu dari 420 sub suku Dayak yang ada
di Kalimantan. Akan tetapi, setelah budaya dan ajaran Islam masuk ke budaya suku ini, sebutan bagi suku
Tidung yang awalnya adalah suku Dayak Tidung perlahan diganti dengan nama suku Tidung saja. Karena suku
Tidung adalah salah satu sub suku Dayak, desain rumah Baloy yang menjadi rumah adat suku Tidung juga
mirip dengan rumah adat Lamin dari Kalimantan Timur. Beberapa ahli bahkan menyebutkan bahwa rumah
Baloy merupakan rumah dengan hasil pengembangan arsitektur rumah adat Lamin. Rumah Baloy merupakan
rumah berdesain panggung dengan bahan keseluruhan terbuat dari kayu ulin. Kayu ulin adalah kayu khas
Kalimantan yang terkenal sangat kuat struktur seratnya. Tidak seperti kayu jenis lain yang akan melapuk jika
terkena air, kayu ulin justru akan semakin kuat dan semakin keras bila terpapar oleh air dalam waktu yang
lama. Sesuai dengan lingkungan tempat dibuatnya, yakni yang biasanya terletak di tepi pantai, rumah adat
Baloy biasanya dilengkapi dengan ukiran-ukiran khas yang menggambarkan kearifan lokal daerah pesisir.
Selain itu, rumah ini juga diatur sedemikian rupa supaya bangunannya menghadap ke arah utara dengan pintu
utama menghadap ke selatan.
2. Fungsi Rumah Adat
Rumah Baloy sebetulnya tidak difungsikan sebagai rumah tinggal. Rumah adat Kalimantan Utara ini
sejak dahulu lebih berfungsi sebagai balai adat atau tempat tinggal bagi kepala adat. Fungsi tersebut dapat kita
lihat dari bagaimana penataan ruang bagian dalam rumah (disebut Ambir) yang lebih mengutamakan fungsi-
fungsi sosial, di antaranya : Ambir Kiri atau Alad Kait, adalah ruangan untuk menerima seseorang atau
masyarakat yang akan mengadukan perkara atau masalah adat. Ambir Tengah atau Lamin Bantong, adalah
tempat bagi pemuka adat bersidang dalam memutuskan perkara adat. Ambir Kanan atau Ulad Kemagot, adalah
tempat istirahat atau ruang untuk berdamai setelah perkara adat selesai diputuskan. Lamin Dalom, adalah
singgasana bagi Kepala Adat Besar Dayak Tidung. Selain tersusun atas beberapa bagian ruangan dalam, rumah
Baloy juga dilengkapi dengan beberapa bangunan luar yang memiliki fungsi sosial. Di bagian belakang rumah
misalnya, terdapat sebuah kolam besar yang ditengahnya terdapat bangunan bernama Lubung Kilong.
Bangunan ini digunakan sebagai panggung pagelaran kesenian daerah suku Tidung, seperti Tarian Jepen.
Lubung Kilong ini dilengkapi pula dengan bangunan untuk tempat para penonton menyaksikan pertunjukan
yang disebut Lubung Intamu. Selain digunakan sebagai tempat menonton pertunjukan, bangunan ini juga
berfungsi sebagi tempat pertemuan masyarakat adat yang lebih besar, misalnya dalam acara pelantikan
pemangku adat atau musyawarah adat.
3. Ciri Khas dan Nilai Filosofi
Ditinjau dari sisi arsitektur dan dari sisi budaya, rumah adat Baloy sebagai Rumah adat Kalimantan
Utara disebut memiliki beberapa ciri khas dan keunikan tersendiri. Keunikan-keunikan tersebut selain dapat
digunakan sebagai ciri penanda juga memiliki beragam nilai filosofis yang menggambarkan pola kehidupan
masyarakat suku Tidung. Ciri khas dan keunikan tersebut antara lain: Rumah baloy dilengkapi dengan beragam
ukiran terutama di bagian risplang dan atap. Ukiran biasanya terkait dengan kehidupan laut yang
menggambarkan bahwa masyarakat Tidung adalah masyarakat nelayan dan pelaut. Rumah baloy terbagi
menjadi beberapa ruangan yang fungsinya selalu terkait dengan kehidupan sosial kemasyarakatan. Hal ini
menunjukan bahwa suku Tidung adalah masyarakat yang cinta damai dan mau bermusyawarah untuk
menyelesaikan semua masalah.

Anda mungkin juga menyukai