Anda di halaman 1dari 12

ARSITEKTUR MELAYU

RUMAH MELAYU ATAP LIMAS

DISUSUN OLEH :

JAILANI SIDIK (4519043002)

JURUSAN TEKNIK ARSITEKTUR


FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS BOSOWA
TAHUN 2019/2020
PENDAHULUAN
Arsitektur melayu memiliki tipologi yang sangat
banyak, diantaranya rumah melayu Limas diPekanbaru,
rumah Lontiak di Kampar, rumah Begonjong di Gunung
Toar, rumah beratap Layar dan Bersayap di Sentajo,
rumah Melayu Peranakan (campuran etnis China) di
Bagan Siapiapi dan Selat Panjang, serta beberapa
tipikal rumah melayu di daerah lainnya.
KAJIAN PUSTAKA : SENI BINA MELAYU
Bangunan tradisional Melayu disebut dengan Seni Bina Melayu,
rumah bukan saja sebagai tempat tinggal, tetapi juga menjadi
lambangkesempurnaan hidup (Effendy, 2007). Rumah merupakan
ukuran apakah seorang kepala keluarga bertanggung jawab terhadap
keluarganya, orang yang tidak mempunya rumah dianggap tidak
memilki tangung jawab terhadap anak dan istri. Rumahtradisional
Melayu yang identik dengan rumah panggung berbahan kayu
memiliki kearifan lokal yang adaptif serta menyesuaikan dengan iklim
dan lingkungan sekitarnya. Menurut Yuan (1987),banyaknya bukaan
udara/ventilasi merupakan salah satu bentuk desain yang adaptif
terhadap iklim,nterior ruangan dalam yang minim partisi, peninggian
elevasi rumah (bent uk panggung) untuk melancarkan ventilasi,
penggunaan bahan bangunan yang tidak menyerap panas, hingga
orientasi rumah barat-timur yang mereduksi sinar matahari langsung.
Tipologi Bangunan melayu
Tipologi rumah tradisional Melayu adalah rumah panggung atau
berkolong dan memiliki tiang-tiang tinggi (Mudra, 2004). Ruangan
pada rumah Melayu memiliki nama dan fungsi, tiap-tiap daerah juga
memiliki penamaan yang berbeda, akan tetapi fungsinya masih sama.
Rumah Melayu diberi penamaan berdasarkan bentuk atap, sebutan
lain adalah berdasarkan bentuk atap dan kemiringan atap,
berdasarkan pada posisi rumah terhadap jalan raya, serta sebutan
berdasarkan bentuk bubungan atap. Sedangkan secara umum Firzal
(2015) mengatakan untuk mengidentifikasi rumah Melayu terdapat tiga
ciri fisik di dalam cara konstruksinya, yaitu: fakta bahwa rumah
tersebut berbentuk panggung, bentuk atap pelana, dan finishing atap
dengan gable-finials. Kassim (2017) mengatakan atap rumah melayu
secara tradisional tidak hanya mencerminkan asal-usul penghuninya,
tetapi juga status sosial dan keuangan mereka.
Bentuk Atap dan Denah Bangunan Traditional melayu

Susunan ruang pada rumah tradisional melayu bisa dikatakan


beragam,susunan ruang tersebuttergantung kebutuhan dan
perubahan yang dilakukan masyarakat setempat. Secara garis
besar, Faisal (2017) mengatakan bahwa rumah orang asli ataupun
rumah vernakular di sepanjang pantai timur Sumatera terdiri dari 3
(tiga) ruangan, yang memiliki fungsi yang hampir sama, namun
berbeda dari penyebutannya saja. Sejalan dengan apa yang
disampaikan Effendi (2014) penataan ruang rumah tradisional
Melayu-Riau umumnya dipisahkan menjadi tiga bagian: selasar,
rumah induk dan penaggah. Wahyuningsih dan Abu (1986)
menambahkan susunan rumah melayu menjadi 4 (empat) ruangan,
yaitu selasar, rumah induk, telo dan penanggah. Sedangkan Mudra
(2004) membagi susunan rumah melayu menjadi 7 (tujuh) ruangan.
IDENTIFIKASI RUMAH MELAYU ATAP LIMAS
KETERANGAN :

1. SELASAR / SELANG DEPAN


2. RUMAH INDUK
3. DAPUR
4. SELASAR BELAKANG
Limas Potong adalah salah satu bentuk rumah tradisional masyarakat melayu
Riau Kepulauan. Rumah Limas Potong  ini berbentuk rumah panggung dan
memiliki ciri khas sebagaimana rumah tradisional di Sumatra pada umumnya. 
Tinggi rumah ini sekitar 1,5 meter dari atas permukaan tanah. Dinding rumah
terbuat dari susunan papan warna coklat, sementara atapnya berupa seng
warna merah. Kusen pintu, jendela serta pilar anjungan depan rumah dicat
minyak warna putih. dengan bagian atap menyerupai sebuah limas yang
terpotong.
"Di Batam sudah sulit jumpa rumah Melayu seperti ini. Mungkin ini satu-
satunya
Bagian depan rumah digunakan untuk memajang foto-foto sejarah tentang rumah
limas potong ini, ruang tengah berisi diorama pengantin khas Melayu, dan bagian
belakang merupakan sebuah ruangan yang berisi tempat tidur berkelambu yang
menyatu dengan dapur.

Peralatan dapur dan makan khas Melayu masih terawat dengan baik dan dipajang
di bagian dapur rumah, seperti piring, sendok, panci, tungku kayu, beberapa
tempayan, dan peralatan dapur lainnya. Pada zaman dahulu, salah satu tempayan
yang berukuran besar itu ditaruh di luar rumah, yaitu di sebelah anak tangga bawah.

Tempayan itu berisi air yang digunakan setiap orang untuk mencuci kaki mereka
setiap kali akan masuk ke dalam rumah. Seperti adat Melayu pada umumnya, setiap
orang yang akan masuk ke dalam rumah harus melepas sepatu maupun sandal
mereka terlebih dahulu, kemudian mencucinya dengan air bersih.

Rumah tradisional ini merupakan milik Haji Said, salah satu penduduk Batam yang
sudah mulai menempati rumah ini sejak November 1959. Rumah ini terletak di
Kampung Melayu, RT 01 RW 08, Kel. Batu Besar, Nongsa Tak jauh dari pantai
wisata Boneta.

Rumah ini Berada di tengah - tengah kebun kelapa nan rimbun, sangat kontras
dengan rumah-rumah di sekitarnya yang lebih modern. Saat ini, keberadaaan rumah
adat limas potong ini menjadi sulit untuk ditemukan di Riau Khususnya di Batam.
Karena alasan itu, rumah milik Haji Sain ini akhirnya dijadikan sebagai cagar
budaya oleh pemerintah kota setempat. Setelah mengalami beberapa renovasi
pada bagian rumah tanpa menghilangkan bentuk aslinya rumah adat limas
potong ini diresmikan sebagai tempat wisata dan terbuka untuk umum pada
November 2011.

Besar kecilnya rumah yang dibangun ditentukan oleh kemampuan pemiliknya,


semakin kaya seseorang semakin besar rumahnya dan semakin banyak ragam
hiasnya. Namun demikian,kekayaan bukan sebagai penentu yang mutlak.

Pertimbangan yang paling utama dalam membuat rumah adalah keserasian


dengan pemiliknya. Untuk menentukan serasi atau tidaknya sebuah rumah, sang
pemilik menghitung ukuran rumahnya dengan hitungan hasta, dari satu sampai
lima.
Adapun urutannya adalah :
-       Ular berenang.
-       Meniti riak.
-       Riak meniti kumbang berteduh.
-       Habis utang berganti utang.
-       Hutang lima belum berimbu.
Ukuran yang paling baik adalah jika tepat pada hitungan riak meniti kumbang
berteduh.
SEKIAN DAN TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai