Oleh :
Dewa Gede Marsa Eka Putra (1705521030)
Ngurah Made Indra Abimayu (1705521031)
I Gede Ramaputra (1705521042)
I Gede Ravi Ananda Widyana (1705521044)
I Made Agung Mas Surianta (1705521057)
UNIVERSITAS UDAYANA
FAKULTAS TEKNIK
PROGRAM STUDI ARSITEKTUR
TAHUN 2019
KATA PENGANTAR
Om Swastiastu
Puji syukur saya panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah
memberikan berkah kepada saya sehingga saya berhasil menyelesaikan Makalah yang
berjudul “Menganalisa Konsep Arsitektur Bali pada Arsitektur Bangunan Masa Kini”
tepat pada waktunya. Makalah ini merupakan tindak lanjut dari penugasan Mata Kuliah
Arsitektur Bali 3. Diharapkan Makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita
semua tentang Konsep Arsitektur Bali pada Arsitektur Bangunan Masa Kini.
Dalam penulisan makalah ini tidak lepas dari kesulitan dan hambatan, namun
berkat bimbingan, bantuan, nasihat, dan saran dari dosen yang telah membimbing kami
dari awal penulisan makalah ini hingga dapat terselesaikan, segala hambatan tersebut
akhirnya dapat dilalui. Dalam kesempatan ini penulis dengan tulus hati mengucapkan
terimakasih kepada Prof. Dr. Ir. Anak Agung Ayu Oka Saraswati, MT yang telah
membimbing, memberikan nasihat, dan saran kepada penulis dalam menyelesaikan
makalah ini.
Saya menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu
kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu saya harapkan demi
kesempurnaan makalah ini. Akhir kata, saya sampaikan terima kasih kepada semua pihak
yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga
Tuhan senantiasa memberkati segala usaha kita.
Om Santhi Santhi Santhi Om
Penulis
DAFTAR ISI
1.3 Tujuan
Adapun tujuan yang ingin dicapai dari disusunnya makalah ini, antara lain untuk
mengetahui :
1. Pembaca dapat memahami bagaimana penggunaan konsep arsitektur tradisional bali
pada arsitektur masa kini
2. Pembaca dapat memahami bagaimana transformasi dari arsitektur tradisional bali
pada arsitektur masa kini
1.4 Manfaat
Makalah ini diharapkan dapat memberikan manfaat kepada pembaca, antara lain
sebagai berikut :
1. Pembaca lebih memahami bagaimana konsep arsitektur tradisional bali pada
arsitektur masa kini
2. Pembaca lebih memahami bagaimana trnasformasi dari arstitektur tradisional bali
pada arsitektur masa kini
BAB II
KAJIAN TEORI
Dalam bab ini akan dijelaskan tentang dasar teori mengenai konsep arsitektur
tradisional Bali yang menjadi acuan dalam observasi objek studi nantinya. Bab ini
memiliki beberapa sub bahasan antara lain penjelasan konsep arsitektur tradisional Bali
secara umum, konsep Sanga Mandala, konsep Tri Angga dan Tri Loka, serta Ragam Hias
yang umum digunakan dalam arsitektur tradisional Bali.
Konsep Sangamandala pada rumah tinggal tradisional Bali berpengaruh pada pola
kedudukan masa ban- gunannya. Areal parahyangan atau tempat suci menduduki nilai
‘utama‟ dalam zone utamaning utama, areal tempat tinggal atau pawongan menduduki
nilai ‘madya‟ sedangkan areal pelayanan atau (service area menduduki nilai ‘nista‟. Arah
yang jelas di tengah kosmos, kangin-kauh (sumbu ritual) dan kaja-kelod (sumbu bumi)
merupakan pedoman dasar orientasi tradisional pada halaman, bangunan, pekarangan,
dan lingkungan. Nama-nama bangunan pada zone madya : Bale Daja, Bale Dangin, Bale
Delod, Dale Dauh adalah nama-nama yang menunjukan letaknya pada orientasi tertentu.
Sedangkan fungsifungsinya : Bale Daja/Meten letaknya di arah kaja untuk tempat tidur;
Bale Dangin/Semangen untuk ruang upacara dan serbaguna; Bale Delod sebagai ruang
tidur; Bale Dauh sebagai ruang tidur yang letaknya di sisi kauh. Paon/dapur dan
jineng/lumbung padi merupakan bangunan yang berfungsi untuk pelayanan menduduki
zone yang bernilai ‘nista‟ sebagai service area.
A. Karang Boma
B. Karang Sae
Berbentuk kepala kelelawar raksasa seakan bertanduk dengan gigi-gigi runcing.
Karang Sae umumnya dilengkapi dengan tangan-tangan seperti pada karang Boma.
Hiasan ini biasanya ditempatkan pada atas pintu Kori atau pintu rumah tinggal.
C. Karang Asti
Sering disebut pula sebagai Karang Gajah karena Asti adalah gajah.
Bentuknya mengambil bentuk gajah yang diekspresikan dengan bentuk
kekarangan. Karang asti berbentuk kepala gajah dengan belalai dan taring gading
dengan mata bulat. Hiasan ini biasanya ditempatkan sebagai hiasan sudut-sudut
bebaturan dibagian bawah.
Gambar .Karang Asti
Sumber : (https://www.pintaram.com)
D. Karang Goak
Bentuknya menyerupai kepala burung gagak atau goak atau sering disebut
seba- gai karang manuk karena serupa dengan kepala ayam dengan penekanan
pada paruhnya. Hiasan ini ditempatkan pada sudut-sudut bebaturan dibagian atas.
Karang goak dilengkapi dengan hiasan patra punggel yang umumnya disatukan
dengan karang simbar.
Pada patra cina berdasarkan penjelasan diatas diapit oleh tiga daun, namun pada
pintu gerbang kecil patra cina digambarkan setengah bagian di kiri dan setengahnya lagi
di kanan dengan bunga yang terletak paling dasar dan diapit oleh lima daun. Berbeda
dengan patra cina yang asli diapit oleh tiga daun.
BAB VI
KESIMPULAN
Wedhantara, Biendra Azizi. 2014. Transformasi Tipologi Denah Bale Daja Pada Cottage
Hotel Resort Teluk Lebangan. Artikel Ilmiah. Universitas Brawijaya
Najoan, Stephanie. 2011. Transformasi Sebagai Strategi Desain. Media Matrasain. Vol
VIII (2)
Widiastuti, Indah. 2014. Transformasi nilai-Nilai Tradisional dalam Arsitektur Masa kini
Transformasi Makna pada Arsitektur Asli Daerah dalam Tampilan Visual
Arsitektur. Seminar Rumah Tradisional. PUSKIM
Dwijendra, Ngakan Ketut Acwin. 2008. Rumah Tradisional Bali. Udayana University-
Bali
Susanta, Nyoman dan Wiryawan. 2016. Konsep Dan Makna Arsitektur Tradisional Bali
Dan Aplikasinya Dalam Arsitektur Bali. Workshop ‘Arsitektur Etnik Dan
Aplikasinya Dalam Arsitektur Kekinian’.
Daftar Akses