Anda di halaman 1dari 21

SEMINAR ARSITEKTUR

“PRINSIP DESAIN SEKOLAH ALAM


DENGAN TEMA RAMAH LINGKUNGAN”
“STUDI KASUS : GREEN SCOOLBALI”

Dosen Koordinator :

DR. INDRABAKTI SANGALANG, ST., MT.


NIP. 1975011 200003 1 003

Dosen Pembimbing :

WIJANARKA, ST., MT
NIP. 1971061 5199802 1 003

Di Susun Oleh :

PARAS ANUGRAH
NIM. DBB 115 101

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS PALANGKA RAYA
FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN ARSITEKTUR
TAHUN 2021
KATA PENGANTAR

Puji Syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena dengan rahmat dan
karunia-Nya, penulis dapat menyelesaikan Seminar Arsitektur yang berjudul “PRINSIP
DESAIN SEKOLAH ALAM DENGAN TEMA RAMAH LINGKUNGAN”.

Penelitian ini dibuat dan diajukan untuk memenuhi syarat kelulusan mata kulia Seminar
Arsitektur pada Fakultas Teknik di Universitas Palangka Raya Selain itu, tujuan dari
penulisan seminar ini adalah untuk memberikan pengetahuan kepada pembaca mengenai
Memberi pengetahuan tentang Arsitektur Ramah Lingkungan secara umum serta
pengembangan desain Sekolah Alam secara khusus.

Penulis menyadari bahwa Seminar Arsitektur ini masih jauh dari sempurna karena adanya
keterbatasan ilmu dan pengalaman yang dimiliki. Oleh karena itu, semua kritik dan saran
yang bersifat membangun akan penulis terima dengan senang hati. Penulis berharap, semoga
seminar ini dapat bermanfaat bagi semua pihak yang memerlukan.

Palangka Raya, 06 Juni 2021

Penulis
DAFTAR ISI

Halaman

HALAMAN JUDUL ....................................................................................... i


KATA PENGANTAR ..................................................................................... ii
DAFTAR ISI .................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalahan ............................................................... 2
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian................................................. 2
1.4 Manfaat Penelitian ................................................................... 2
1.5 Kerangka Fikir .................................................................... 4
BAB II TINJAUAN PUSTAKA .................................................................. 5
2.1 Sekolah Alam .................................................................... 5
2.2 Arsitektur Ramah Lingkungan ................................................. 5
2.3 Prinsip Desain Arsitektur ......................................................... 5
2.3.1 Keseimbangan atau Balance ........................................ 6
2.3.2 Irama ........................................................................... 7
2.3.3 Tekanan atau Point Of Interest .................................... 7
2.3.4 Skala............................................................................. 7
2.3.5 Proporsi ........................................................................ 7
2.3.6 Urutan atau Sequent ..................................................... 8
2.3.7 Kesatuan atau Unity ..................................................... 8
BAB III STUDI BANDING .......................................................................... 10
3.1 Green School Bali .................................................................... 10
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ....................................................... 13
4.1 Analisis Penelitian ................................................................... 13
4.2 Kajian Arsitektur Ramah Lingkungan pada Sekolah Alam ..... 13
4.2.1 Kejujuran Bahan yang Diekspos ....................................... 14

4.2.2 Menanam Nilai-nilai Kehijauan ................................... 15

4.2.3 Kesederhanaan Bentuk Struktur ................................... 16

4.3 Implementasi Analisa Prinsip Desain Arsitektur Ramah


Lingkungan Pada Bangunan Sekolah Alam ….. ..................... 17

4.3.1 Material ........................................................................... 18

4.3.2 Kesederhanaan Nilai-nilai Kehijauan ........................... 18

Bab V PENUTUP………………… ............................................................ 19


5.1 Kesimpulan……. ..................................................................... 19
5.2 Saran ....................................................................... 19

DAFTAR PUSTAKA ………………………. .................................. 20


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sekolah merupakan tempat yang memiliki niat positif untuk menjadi partner orang
tua dalam mendidik dan merawat putra-putri tercinta. Di sekolah, anak lebih mudah
bersosialisasi dengan anak sebanyanya, mengenal teman-teman baru dan anak diajarkan mandiri
tentunya dengan arahan dan pengawasan guru sehingga orangtua dapat merasa lebih aman
meninggalkan anaknya untuk bekerja.

Sekolah bukan tempat untuk menumpahi murid dengan tumpukan informasi tetapi
melatih kematangan berpikir serta kedewasaan bersikap. Itulah yang kurang diperhatikan oleh
sekolah-sekolah pada umumnya. Selama ini proses belajar mengajar hanya mengembangkan
fungsi otak kiri saja dan mengabaikan perkembangan otak kanan. Belahan otak kiri memiliki
fungsi, ciri, dan respons untuk berpikir logis, teratur dan linier. Sebaliknya, belahan fungsi
otak kanan terutama dikembangkan untuk mampu berpikir holistik, imaginatif dan kreatif.
Bila anak belajar formal (seperti banyak hafalmenghafal) pada umur muda, maka belahan otak
kiri yang berfungsi linier, logis dan teratur amat dipentingkan dalam perkembangannya dan ini
sering berakibat bahwa fungsi belahan otak kanan yang banyak digunakan dalam berbagai
permainan diabaikan.

Sekolah alam merupakan salah satu sistem pendidikan di Indonesia, yang saat ini mulai
berkembang. Berbeda dengan sekolah biasa yang lebih banyak menggunakan metode belajar
mengajar di dalam kelas yang tertutup, di sekolah alam para siswa lebih banyak belajar di
alam terbuka dengan metode pembelajaran aktif (action learning), yaitu belajar melalui
pengalaman secara langsung sehingga anak tidak mudah bosan, lebih bersemangat, dan lebih
tertarik untuk mengeksplorasi pengetahuannya. Karena belajar secara langsung, diharapkan
anak menjadi lebih kreatif, berani mengungkapkan pendapat.

Penggunaan material alami dalam perancangan sekolah alam bertujuan untuk


memanfaatkan potensi bahan bangunan alami yang tersedia secara lokal, mengeksplorasi
bentukan-bentukan arsitektur menggunakan bahan bangunan alami yang tersedia dengan

1
menyesuaikan karakteristik dari bahan-bahan bangunan alami itu sendiri, serta untuk
mendukung konsep pembelajaran di sekolah alam yang memanfaatkan alam sebagai media
belajar-mengajar melalui penggunaan bahan bangunan alami pada massa-massa bangunan di
sekolah alam ini.

Perancangan arsitektur adalah proses dalam membangun sebuah bangunan. Banyak sekali
jenis dari perancangan yang bertujuan untuk kenyamanan dan keindahan dari bangunan tersebut.
Tidak cukup dengan unsur keindahan, sebuah bangunanpun harus memiliki fungsi yang sesuai
dengan kebutuhan dari pengguna bangunan tersebut. Sebuah bangunan memiliki prinsip bentuk
mengikuti fungsi. Dari hal inilah kami mengangkat tema prinsip desain arsitektur,karena
pentingnya seorang arsitek memperhitungkan estetika, dengan kebutuhan dalam merancang
sebuah bangunan. keterkaitan antara bentuk massa dan ruang dalam sangatlah penting didalam
sebuah perancangan. Arsitektur sebagai ilmu yang sangat kompleks, memaksa pelaku arsitektur
agar mampu menyeimbangkan bentuk yang harus mengikuti fungsi. Ketentuan tersebut yang
memunculkan banyak pertimbangan dari permasalahan dalam mendesain. Seiring dengan
berkembangnya perancangan bentuk arsitektur,timbul banyak permasalahan dalam merancang
yang akhirnya berujung pada keputusan yang paling kritis untuk bentuk dan fungsi bangunan
tersebut.

1.2 Rumusan Masalahan


Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai prinsip desain
sekolah alam dengan tema arsitektur ramah lingkungan pada “Green SchoolBali.
1.3 Maksud dan Tujuan Penelitian
Melihat prinsip desain sekolah alam dengan tema ramah lingkungan pada “Green
SchoolBali”. Dalam hal ini, peneliti ingin melihat lebih jauh mengenai strategi dalam
menerapkan prinsip desain arsitektur ramah lingkungan pada desain sekolah alam.
1.4 Manfaat Penenlitian
a. Bagi Mahasiswa
Memberi pengetahuan tentang Arsitektur Ramah Lingkungan secara umum serta
pengembangan desain Sekolah Alam secara khusus.
b. Bagi Fakultas dan Jurusan

2
Menambah referensi tentang Arsitektur Ramah Lingkungan dengan adanya laporan
seminar ini.
c. Bagi Masyarakat
Memberikan wawasan tentang Arsitektur Ramah Lingkungan dan dapat menjadi inspirasi
desain kedepannya.

3
1.5 Kerangka Fikir
Adapun kerangka berpikir dalam perencanaan dan perencangan proyek “Perancangan
Sekolah Alam” dapat dilihat pada diagram 1 di bawah ini.

LATAR BELAKANG

MAKSUD DAN TUJUAN

IDENTIFIKASI MASALAH

PENGUMPULAN DATA

ANALISA

KONSEP

SKEMATIK DESAIN

DESAIN AKHIR

4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Prinsip Desain Arsitektur

Secara keseluruhan, prinsip desain arsitektur mempunyai kemiripan yang hampir sama

dengan prinsip-prinsip seni rupa. Prinsip Arsitektur Ramah Lingkungan yaitu:

 Keseimbangan atau Balance, Menyeimbang proporsi agar bangunan tersebut enak untuk
dilihat.
 Irama, Pembentukan irama bisa dilakukan dengan memberikan suatu pola yang
dimasukkan secara berulang.
 Tekanan atau Point Of Interest, Memfokuskan Suatu Tekanan agar terlihat menonjol
pada bangunan.
 Skala, Mengharmoniskan suatu bangunan dan sekitarnya.
 Proporsi, Menghubungkan unsur ukuran terkecil dengan ukuran terbesar.
 Urutan atau Sequent, Menyusun komposisi ruang agar menimbulkan bagi penghuni suatu
ruang.
Bebeapa hal yang harus di pertimbangkan pada Arsitektur Ramah Lingkungan yaitu:

 Memelihara lingkungan (udara, tanah dan air) dan siklus peredaran alam. Contohnya
dalam kegiatan penggunaan bahan bangunan harus memperhatikan rantai pembentuk
bahannya (sebaiknya daur ulang).
 Penyesuaian lingkungan alam setempat (memerhatikan orientasi terhadap matahari,
angin, perubahan suhu serta penggunaan tumbuhan dan air sebagai pengatur iklim).
 Mengurangi ketergantungan pada sistem pusat energi (listrik, air) dan limbah (air limbah,
sampah) dan pemakai bangunan ikut dalam pemeliharaan bangunan.
 Memilih lokasi yang strategis. Hal ini dimaksudkan agar akses atau pencapaian bisa
dilakukan dengan berjalan kaki atau bersepeda sehingga mampu mengurangi emisi atau
gas buangan yang terlalu banyak dari kendaraan bermotor.

Untuk lebih lengkapnya, berikut 7 prinsip desain arsitektur:

2.3.1 Keseimbangan atau Balance

Dalam prinsip ini, sebuah bangunan mesti seimbang dalam hal proporsi agar
bangunan tersebut enak untuk dilihat. Terdapat dua model dalam prinsip keseimbangan,
yaitu simetris dan asimetris. Simetris adalah proporsi atau ukuran bangunan yang
seimbang, misalnya sisi kiri bangunan seimbang dengan sisi kanan bangunan. Sementara
itu, asimetris adalah sisi ketidakseimbangan dalam sebuah bangunan. Misalnya saja sisi
kiri bangunan yang terlalu miring dibanding siis kanan bangunan.
5
2.3.2 Irama

Irama merupakan unsur yang dapat menggugah emosi manusia. Pembentukan


irama bisa dilakukan dengan memberikan suatu pola yang dimasukkan secara berulang.
Misalnya, penambahan pola garis-garis yang berulang pada suatu interior rumah. Irama
sendiri terbagi atas irama statis dan irama dinamis. Irama statis adalah pengulangan pola
yang datar. Misalnya saja pola garis-garis yang digunakan secara berulang-ulang di
dalam interior rumah. Irama dinamis merupakan irama yang terbentuk secara tidak
berulang atau variatif. Misalnya pola garis-garis sebuah interior rumah yang diselingi
dengan pola polkadot.
2.3.3 Tekanan atau Point Of Interest

Tekanan merupakan fokus utama dalam suatu rancangan arsitektur. Tekanan ini
merupakan bagian yang paling menonjol dan yang paling terlihat oleh mata saat
dipandang. Bagian yang menjadi tekanan tersebut biasanya mempunyai sesuatu yang
menonjol atau mencolok, seperti warna atau bentuknya.
2.3.4 Skala

Skala adalah hubungan harmonis antara bangunan beserta dengan hal-hal


disekitarnya. Sakal terbagi atas skala monumental, skala manusiawi, dan skala
mencekam. Skala monumental adalah sebuah hubungan anara bangunan dengan momen
peristiwa tertentu. Monumen Tsunami Aceh adalah salah satu contohnya. Bangunan
tersebut mempunyai hubungan yang erat dengan peristiwa Tsunami Aceh beberapa tahun
yang lalu. Skala manusiawi adalah hubungan bangunan dengan unsur-unsur kebudayaan
manusia. Skala mencekam adalah hubungan bangunan dengan peristiwa alam yang
mencekam, seperti gurun, laut, dan sebagainya.
2.3.5 Proporsi

Menurut Vitruvius, proporsi adalah suatu prinsip yang berkaitan dengan


hubungan suatu unsur ukuran terkecil dengan unsur ukuran terbesar. Proporsi merupakan
hasil perhitungan yang rasional dan terjadi jika dua perbandingan unsur tersebut sama
besar. Penyesuaian ukuran dan bentuk pintu dengan ukuran bangunan adalah contoh dari
perhitungan berdasarkan proporsi.

6
2.3.6 Urutan atau Sequent

Prinsip ini merupakan urutan dari komposisi ruang yang disusun agar
menimbulkan kenyamanan bagi orang yang hendak memasuki atau menghuni ruangan
tersebut. Pada umumnya, ruang terbagi atas Ruang Publik, Privat, Servis, dan Semi
Publik. Dalam prinsip urutan, 4 jenis ruang itu diurutkan dari ruang Publik, lalu Semi
Publik, lalu terakhir baru ruang Privat. Prinsip ini diterapkan untuk membimbing orang
dalam memasuki ruangan tersebut dimulai dari ruang paling umum hingga yang paling
privat atau personal.
2.3.7 Kesatuan atau Unity

Kesatuan adalah perpaduan antara satu unsur dengan unsur lainnya, entah itu
unsur dalam bangunan maupun unsur lingkungan sekitar. Semua unsur itu saling menyatu
dan tidak mendominasi satu sama lain. Cara menyusun suatu kesatuan adalah dengan
menentukan tema desain sejak awal. Tema desain akan memandu unsur-unsur tersebut
sekaligus menjadi roh bagi suatu arsitektur.
2.2 Arsitektur Ramah Lingkungan

Arsitektur Ramah Lingkungan ialah sebuah konsep arsitektur yang berusaha


meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan menghasilkan
tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber
energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal (M Maria Sudarwani, 2012). Ramah
lingungan dapat diinterpretasikan sebagai sustainable (berkelanjutan), ukuran Ramah Lingkunan
ditentukan oleh berbagai faktor, dimana terdapat peringkat yang merujuk pada kesadaran untuk
menjadi lebih hijau.
Indikasi arsitektur disebut sebagai Ramah Lingkungan jika dikaitkan dengan praktek
arsitektur antara lain penggunaan renewable resources (sumber-sumber yang dapat diperbaharui,
passive-active solar photovoltaic (sel surya pembangkit listrik), teknik menggunakan tanaman
untuk atap, taman tadah hujan, menggunakan kerikil yang dipadatkan untuk area perkerasan, dan
sebagainya.
Konsep Ramah Lingkungan juga bisa diaplikasikan pada pengurangan penggunaan
energi (misalnya energi listrik), low energy house dan zero energy building dengan
memaksimalkan penutup bangunan (building envelope). Penggunaan energi terbarukan seperti
energi matahari, air, biomass, dan pengolahan limbah menjadi energi juga patut diperhitungkan.
7
Dari pengertian diatas, Arsitektur Ramah Lingkungan sangat berpengaruh penting
terhadap kehidupan manusia, baik di masa lampau, sekarang terutama akan datang. GBCI telah
menerbitkan panduan penilaian (rating tools) untuk sertifikasi bangunan ramah lingkungan, baik
untuk bangunan baru, bangunan eksisting dan interior. Panduan penilaian ini dapat dijadikan
sebagai acuan dalam perancangan desain bangunan ramah lingkungan. Penilaian dilakukan
terhadap aspek kelayakan dan kriteria Arsitektur Ramah Lingkungan.
Dapat disimpulkan Arsitektur Ramah Lingkungan ialah sebuah konsep arsitektur yang
berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam maupun manusia dan
menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang dilakukan dengan cara
memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan optimal.
2.3 Sekolah Alam

Sekolah alam adalah salah satu bentuk pendidikan yang menggunakan alam sebagai
media utama untuk pembelajaran siswa didiknya dengan metode pembelajaran aktif yang
menampung kegiatan belajar mengajar yang memiliki kurikulum tambahan tentang alam dan
lingkungan hidup dalam proses pendidikannya.
Metode pendidikan sekolah alam menerapkan Teori Belajar Carl Rogers (Sartika, 2008),
yaitu anak diberikan kebebasan untuk memuaskan keingintahuan mereka tanpa dihalangi oleh
ruang kelas, pakaian, peraturan sekolah yang “mematikan” daya kreativitas, maupun guru yang
terlalu mengatur. Belajar di alam terbuka, secara naluriah akan menimbulkan suasana fun tanpa
tekanan dan jauh dari kebosanan. Sehingga, sekolah menjadi identik dengan kegembiraan dan
inti pokok pembelajaran dapat diserap dengan baik.
Metode belajar yang digunakan cenderung menuntut siswanya untuk lebih aktif. Hal
tersebut berpengaruh pada desain sekolah alam, yaitu ruang-ruang kelas lebih luas dengan
bukaan yang lebar atau tanpa terlalu banyak tutupan sehingga anak didik menikmati pelajaran
seperti belajar di alam terbuka. Ruang-ruang belajar didesain dengan memilih material bangunan
yang bersifat alami, karena bahan bangunan alami tidak mengandung bahan kimia beracun yang
berbahaya bagi kesehatan anak dan lingkungan sekitar, serta menghasilkan polusi lebih sedikit.
Menyediakan area outdoor yang cukup luas, dengan perbandingan ruang luar dan dalam
±70%:30%. Area luar yang cukup luas digunakan untuk kegiatan praktek berkebun, berjualan,
bermain, olahraga, serta outbound.

8
BAB III
STUDI KASUS
3.1. Green School Bali

Green School berlokasi di Banjar Saren, Desa Sibang Kaja, Abiansemal, Badung. sekitar
30 kilometer dari pusat Kota Denpasar. Sekolah ini digagas oleh John Hardy, pengusaha perak
asal Kanada yang juga pendiri Yayasan Kulkul, pembangunan sekolah di atas areal seluas 8
hektar itu adalah untuk menerapkan ajaran Trihita Karana. Oleh karena itu, tidak ada bahan
buatan pabrik atau zat kimia yang dipergunakan di sekolah ini.
Sekolah ini memberikan siswanya pendidikan tentang lingkungan yang menakjubkan dan
memberikan kita pengertian bahwa hidup ini adalah holistik dan disini juga diberikan pendidikan
yang relevan. Bangunannya, hanya menggunakan bambu, rumput gajah dan tanah liat. Semen
yang digunakan hanya di beberapa tempat di yayasan. Bahan-bahan bangunan dipilih hampir
seluruhnya dari bambu. Meja, kursi, rak, dan lemari tempat menyimpan buku yang digunakan
sehari-hari oleh anak didik semuanya terbuat dari bambu (gambar 2.1). Sedangkan atap
bangunan dibuat dari ilalang. Semua ruangan seperti ruang pertemuan, ruang makan, ruang serba
guna dan kamar kecil menampilkan keharmonisan antara bangunan buatan manusia dengan alam
sekitarnya.

Gambar 2.1 Mabel di green school

Jalan setapak yang menghubungkan bangunan satu dengan lainnya tidak diaspal (gambar
2.2 a). Batu kali dan cadas dibiarkan apa adanya. Demikian juga ruang kelas, didesain
sedemikian rupa sehingga anak didik menikmati pelajaran seperti belajar di alam terbuka
(gambar 2.2 b). Tak ada sekat atau dinding beton seperti kebanyakan sekolah saat ini sehingga

9
udara segar bebas mengalir. Oleh karena halaman sekolah sangat luas, Green School
memanfaatkannya untuk bercocok tanam secara organik.

Gambar 2.2 Tampak Kelas dan Ruang Kelas

Pendingin udaranya tidak lagi memakai Ac, melainkan kincir angin melalui terowongan
bawah tanah. Tenaga listiknya menggunakan bio-gas yang terbuat dari kotoran hewan untuk
menyalakan kompor (gambar 2.3 a). Tenaga listriknya pun menggunakan energi listrik dari biogas
yang berasal dari kotoran hewan, generator turbin air, serta panel surya. Bangunan ramah
lingkungan pun umumnya menghemat penggunaan air. Suasananya akan lebih menyehatkan
karena akan berpengaruh pada tingkat kelembapan udara, ventilasi, dan filtrasi udara. Hampir
seluruh bahan bangunan yang digunakan berasal dari daur ulang yang memenuhi konsep
penyelamatan lingkungan yang sederhana. Bangunan ramah lingkungan ini berperan mengurangi
emisi karbon dengan penggunaan panel surya, secara otomatis mengurangi tingkat penggunaan
listrik yang dihasilkan pembangkit tenaga listrik. Sehingga, tak perlu lagi menggunakan bahan
bakar yang banyak yang menghasilkan polusi udara (gambar 2.3 b).

Gambar 2.3 Tabung biogas (a),Solar panel (b)

10
Adapun implementasi arsitektural yang ada demi mengusung sustainability dan green
architecture pada Green School Bali ini adalah Pembentukan ruang kelas tanpa dinding
pembatas. Dengan cara ini, diharapkan secara sosial dan interaksi, para murid dan guru dapat
lebih peka dan intim dalam menjalin hubungan edukasi dan sosial yang konduktif dan
berkualitas baik. Banyaknya elemen distraksi / pengalih perhatian pada lingkungan kelas dan
sekolah. Distraksi yang diperoleh dari keelokan alam dan detail arsitektural ini diharapkan
menjadikan murid-murid. terbiasa dengan distraksi tersebut dan mampu tetap berkonsentrasi
dalam pembelajaran. Bangunan tidak diberi penghawaan dengan Air Conditioner (AC)
melainkan dengan kincir angin yang berada di terowongan bawah tanah, hal ini memungkinkan
karena kondisi fisik lahan yang berkontur dan dekat dengan sungai dan hutan. Tenaga listrik
berasal dari biogas yang memanfaatkan kotoran hewan untuk nyala kompor dan sebagainya.
Tenaga listrik lainnya juga dengan menggunakan panel surya, sehingga tidak banyak boros
dalam membutuhkan seumber energi elektrikal. Adanya tambak udang dan peternakan sapi,
mendukung adanya sumber energi alami dan bahan bakar (biogas) yang bisa digunakan tanpa
polusi terlalu besar.
Secara umum, selain sebagai inovasi dalam sustainability architecture, Green School Bali
ini juga merupakan bangunan yang mengadopsi bentuk dan material kebudayaan lokal Bali
sebagai inspirasi desain arsitekturalnya.

11
BAB IV
METODE

4.1 Analisis Penelitian

Dalam proses penelitian arsitektur ramah lingkungan pada desain sekolah alam, metode
yang dipakai adalah metode Library Research (Studi Kepustakaan). Studi kepustakaan dapat
diartikan sebagai suatu langkah untuk memperoleh informasi dari penelitian terdahulu yang
harus dikerjakan, tanpa memperdulikan apakah sebuah penelitian menggunakan data primer atau
data sekunder, apakah pendelitian tersebut menggunakan penelitian lapangan ataupun
laboratorium atau didalam museum. Begitu pula Arsitektur Ramah Lingkungan ialah sebuah
konsep arsitektur yang berusaha meminimalkan pengaruh buruk terhadap lingkungan alam
maupun manusia dan menghasilkan tempat hidup yang lebih baik dan lebih sehat, yang
dilakukan dengan cara memanfaatkan sumber energi dan sumber daya alam secara efisien dan
optimal.
4.2 Kajian Arsitektur Ramah Lingkungan pada Sekolah Alam

Gambar 3.1 Green SchoolBali, (sumber : pinterest.com)

Green SchoolBali merupakan salah satu sekolah dengan arsitektur yang luar
biasa, yang memanfaatkan hasil alam terbaharukan terutama bambu sebagai konstruksi
utamanya. Arsitektur hijau di Green School Bali ini merupakan sebuah langkah nyata
dari kepedulian terhadap masalah pemanasan global yang telah mengancam
kelangsungan hidup manusia.

12
3.2.1 Kejujuran Bahan Yang Diekspos

Gambar 3.2 Green SchoolBali, (sumber : pinterest.com)

Kompleks sekolah internasional Green School ini berlokasi di Sibang Kaja,


kawasan Badung, Bali.Semua bangunan di kompleks ini menggunakan bambu sebagai
material utamanya dan alang-alang sebagai penutup atapnya. Hampir semua ruangan
dalam bangunan dibuat tanpa dinding, kecuali kantor pengelola yang dinding dan
jendelanya memakai bilah bambu.Pintu masuk sekolah yang berupa jembatan bambu
membuat anak-anak bisa bermain di sungai di bawahnya. Jalan setapak di lingkungan
sekolah dikelilingi batu vulkanik.

3.2.2 Menanam Nilai-nilai Kehijauan

Gambar 3.3 Green SchoolBali, (sumber : pinterest.com)

Green School mengajarkan siswanya menanamkan nilai-nilai kehijauan. Semua


ruangan seperti ruang pertemuan, ruang makan, ruang serba guna dan kamar kecil

13
menampilkan keharmonisan antara bangunan buatan manusia dengan alam sekitarnya.
Konsep yang berkelanjutan dan ramah lingkungan ini digagas oleh John Hardy, seorang
warga negara Kanada yang telah tinggal di Bali selama lebih dari 30 tahun. Ruang kelas
Green School didesain terbuka, melalui taman yang dipenuhi pohon nanas dan tanaman
padi yang tumbuh subur. Di pusat sekolah adalah area utama yang bernama Heart of
School. Bangunan ini didirikan dalam bentuk heliks ganda, berbentuk spiral tiga lantai.
Sebuah gitar digantung di pusat bangunan sehingga anak-anak bisa memainkan sekolah
mereka sendiri seperti instrumen.

3.2.3 Kesederhanaan Bentuk Struktur

Gambar 3.4 Green SchoolBali, (sumber : pinterest.com)

Bangunan lainnya pada Green School adalah balai pertemuan yang juga dipakai
sebagai ruangan makan dan memiliki bentang besar tanpa kolom di tengahnya kecuali
pada kedua ujungnya. Bangunan ini memiliki skylight memanjang yang ditopang oleh
kolom-kolom dan bilah bambu yang diikat kawat baja. Konsep bangunan ini sangat
bersahaja, bahkan fondasinya pun tidak serumit struktur beton atau struktur baja pada
umumnya.

Dari uraian diatas dapat disimpulkan bahwa, bangunan Green SchoolBali ini merupakan

bangunan Ramah Lingkungan dikarenakan perancangan bangunan ini menggunakan ide-ide

kesederhanaan dan pemanfaat bahan material dilingkungan alam sekitar.

14
4.3 Implementasi Analisa Prinsip Desain Arsitektur Ramah Lingkungan Pada Bangunan
Sekolah Alam
Berdasarkan analisa yang telah dilakukan terhadap 2 objek penelitian yaitu bangunan

sekolah alam Gren Scool, terdapat hasil analisis dari analisa tersebut antara lain adalah :

3.3.1. Material.
Pada desain-desain Gren Scool sangat jelas terlihat, bambu mendominasi karena
berada di kulit terluar desain. Saat desainnya menggunakan material bambu maka
material tersebutlah yang dimunculkan tanpa kamuflase. Upaya ini sangat jelas terlihat
sebagai ekspos terhadap material yang ada untuk menghasilkan desain yang alami sesuai
dengan prinsip arsitektur ramah lingkungan.
3.3.2. Kesederhanaan.
sangat terlihat dari desain-desain yang dihadirkan nilai-nilai kehijauan pada objek
penelitian ini, melalui bentukan dan bahan yang dihadirkan apa adanya. Saat kotak
dihadirkan kotak, dan lengkung dihadirkan lengkung merupakan bentukan yang hadir
pada desainnya. Hal ini termasuk dalam prinsip desain ramah lingkungan yaitu
menghadirkan kesederhanaan bentuk dan bahan namun tetap terlihat menawan pada
desain.

Maka pada penelitian ini saya akan menghadirkan sebuah rancangan desain yang
mengikuti hasil analisa pada penelitian. Dimana rancangan ini bertitik pada arsitektur ramah
lingkungan yang diterapkan dengan fungsi yaitu bangunan sekolah alam. Hal ini bertujuan untuk
mempublikasikan Arsitektur Ramah Ligkungan kepada masyarakat umum sebagai salah satu
tema perancangan yang dapat menjadi alternatif tema dalam perancangan mereka.

Bangunan Sekolah Alam memiliki banyak jenis dan fungsi diantaranya adalah Ruang
Belajar dan sejenisnya, Aula dan sejenisnya, Kantor Sekolah dan sejenisnya hingga Kantin
tempat istirahat para pelajar dan siswa. Melihat perkembangan perkotaan saat ini dan tuntutan
akan hadirnya ruang yang nyaman untuk anak muda berkreasi, maka kami memilih merancang
Sekolah Alam dengan tema Arsitektur Ramah Lingkungan yang ditujukan untuk pelajar maupun
mahasiswa yang ingin mengetahui prinsip utama desain Sekolah Alam dengan pendekatan
Arsitektur Ramah Lingkungan.

15
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan

Upaya pendekatan kearah ramah lingkungan (Green Scool) merupakan salah satu cara
untuk mengatasi kerusakan alam, termasuk dalam rancangan bangunan (Arsitektur). Dalam hal
ini, para perancang diharapkan berpihak pada keselarasan rancangan dengan pemahaman
terhadap alam. Karena secara global, proyek pembangunan (Arsitektur) diperkirakan
menggunakan 50% sumber daya alam, 48% energi dan 16% air. Hingga memberikan dampak
buruk dan secara tidak langsung menyebabkan pemanasan global.

Oleh karena itu, pendekatan rancangan kearah ramah lingkungan (Gren Scool) sangat
besar manfaatnya untuk memperbaiki lingkungan. Tujuan dari pendekatan Ramah lingkungan ini
terangkum ke dalam prinsip Arsitektur Ramah Lingkungan, yaitu:

 Mengupayakan terpeliharanya kelestarian sumber daya alam melalui pemahaman perilaku


alam secara holistik dan kontekstual.
 Penggunaan sistem-sistem bangunan yang hemat energi, diutamakan penggunaan sistem-
sistem pasif (alamiah), selaras dengan iklim setempat dan menggunakan potensi setempat.
 Penggunaan material yang ekologis, setempat, sesuai iklim dan daur ulang serta
meminimalkan dampak negatif pada alam (limbah).
 Meningkatkan penyerapan gas buang dengan memperluas dan melestarikan vegetasi dan
habitat mahluk hidup (ekosistem).
 Menggunakan teknologi dengan dasar ekologi (ramah lingkungan) dan menuju pada
perancangan yang berkelanjutan (Sustainable).

16
DAFTAR PUSTAKA

Ching, Francis D.K. (1991). Arsitektur, Bentuk, Ruang dan Susunannya. Jakarta, Erlangga

De Chiara Joseph dan Lee E Koppelman. (1978). Standart Perancanaan Tapak, Jakarta:
Erlangga.

Frick, Heinz. (2004). Ilmu Konstruksi Bangunan Bambu: Pengantar Konstruksi Bambu.
Yogyakarta: Kanisius.

M Maria Sudarwani . (2018). Penerapan Green Architecture dan Green Building Sebagai

Upaya Pencapaian Sustainable Architecture.

https://jurnal.unpand.ac.id/index.php/dinsain/article/viewFile/90/87

Neufert, Ernst. (1996). Data Arsitek Jilid 1. Jakarta: Erlangga

Neufert, Ernst. (2002). Data Arsitek Jilid II. Jakarta: Erlangga

Wahyudi, Prakarsa. (2011). Pemanfaatan Bambu sebagai Material Struktur Bentang Besar
Busur: Mepantigan, Green Schoo Bali, Skripsi Bbandung, Universitas Katolik
Parahyangan

17

Anda mungkin juga menyukai