PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Dewasa saat ini merupakan upaya meningkatkan kualitas suatu bangsa, tidak ada cara
lain kecuali melalui peningkatan mutu pendidikan. Hal tersebut disampaikan oleh 2 UNESCO
yang merupakan sebuah Organisasi Pendidikan, Keilmuan, dan Kebudayaan PBB. Pendidikan
merupakan hal utama yang sangat penting bagi seluruh manusia, karena pendidikan adalah suatu
proses yang berjalan baik secara langsung maupun tidak langsung melalui pengalaman hidup
manusia untuk menambah potensi dirinya sendiri agar dapat berguna untuk menjalani
kehidupannya. Saat ini pendidikan merupakan tolak ukur maju atau tidaknya sebuah Negara.
Semakin baik tingkat pendidikan suatu negara, maka akan menciptakan Sumber Daya Manusia
yang berkualitas baik dari segi intelegensi, keterampilan, dan spiritual. Sehingga, Sumber Daya
Manusia yang berkualitas ini akan menjadi generasi yang dapat memajukan negaranya.
ASEAN lainnya. Indonesia saat ini berada di urutan ke-5 untuk peringkat pendidikan di ASEAN
dan peringkat 108 di dunia dengan skor EDI 0,603. Peringkat Indonesia terpaut jauh dengan
Singapura yang menempati urutan pertama di ASEAN dan peringkat 9 dunia dengan skor EDI
0,768. Posisi kedua dan ketiga di ASEAN ditempati oleh Brunei dan Malaysia yang berada di
peringkat 30 dan 62 dunia. Sementara, di posisi keempat ada Thailand yang tidak terpaut jauh
dengan Indonesia dalam perolehan skor EDI, yaitu 0,608 dan menempati peringkat 89 dunia.
2017)
Loula Maretta dari Green Education berkata bahwa orangtua sekarang banyak yang
merindukan pendidikan alternatif yang tidak hanya fokus ke akademik. Pendidikan memang
mestinya mengembangkan multi-intelegensia tiap anak. Sekolah Alam menjadi salah satu
1
pilihan yang ada sebagai sekolah yang menerapkan pendidikan alternatif. Menurut Agus Gusnul
Yakin selaku Principal Sekolah Alam Bogor, kepedulian orangtua dan masyarakat soal alam
belakangan ini semakin tumbuh. Awalnya banyak keraguan dari orangtua mengenai sekolah
alam karena pendidikan yang ditawarkan tidak seperti sekolah umum. (Media, 2009)
Sekolah bukan tempat untuk menumpahi murid dengan tumpukan informasi tetapi
melatih kematangan berpikir serta kedewasaan bersikap. Itulah yang kurang diperhatikan oleh
sekolah-sekolah pada umumnya. Selama ini proses belajar mengajar hanya mengembangkan
fungsi otak kiri saja dan mengabaikan perkembangan otak kanan. Belahan otak kiri memiliki
fungsi, ciri, dan respons untuk berpikir logis, teratur dan linier. Sebaliknya, belahan fungsi
otak kanan terutama dikembangkan untuk mampu berpikir holistik, imaginatif dan kreatif.
Bila anak belajar formal (seperti banyak hafalmenghafal) pada umur muda, maka belahan otak
kiri yang berfungsi linier, logis dan teratur amat dipentingkan dalam perkembangannya dan ini
sering berakibat bahwa fungsi belahan otak kanan yang banyak digunakan dalam berbagai
permainan diabaikan.
Sekolah alam merupakan salah satu sistem pendidikan di Indonesia, yang saat ini mulai
berkembang. Berbeda dengan sekolah biasa yang lebih banyak menggunakan metode
belajar mengajar di dalam kelas yang tertutup, di sekolah alam para siswa lebih banyak
belajar di alam terbuka dengan metode pembelajaran aktif (action learning), yaitu belajar
melalui pengalaman secara langsung sehingga anak tidak mudah bosan, lebih bersemangat, dan
Seperti yang dikatakan oleh Efriyani Djuwita, M.Si sekolah alam adalah bentuk
pendidikan alternatif yang menggunakan alam sebagai media utama pembelajaran murid.
Sekolah alam merupakan wadah kegiatan pendidikan yang menerapkan metode pembelajaran
berwawasan lingkungan agar para peserta didik dapat mengeksplorasi apa yang ada di
2
sekitarnya sehigga mendapatkan pengalaman langsung dari alam. Alam menjadi faktor yang
sangat penting karena berfungsi sebagai ruang belajar, media mengajar, serta objek
murid lebih aktif dan tidak mudah bosan dalam mengikuti pembelajaran.
Kabupaten Murung Raya, Kalimantan Tengah telah lama dikenal sebagai Jantung Pulau
bebas,” n.d.). Murung Raya merupakan tempat yang strategis sebagai lokasi berdirinya sekolah
alam, hal ini dikarenakan Murung Raya tidak memiliki sekolah berbasis alam (Sekolah Alam),
namun masih memiliki banyak daerah dengan potensi alam yang dapat dimanfaatkan untuk
membantu keberlangsungan kegiatan di sekolah alam. Namun permasalah yang sering terjadi
dari dulu sampai sekarang sering terjadinya banjir khusunya pemukiman maupun desa dataran
rendah di wilayah kabupaten murung raya. Hal tersebut disebabkan oleh hampir keseluruhan
pemukiman dan pedesaan tersebut berdampingan dengan sungai sehingga sering terjadinya
banjir . akan tetapi disinilah kita ketahui mengapa masyarakat Murung Raya masih
mempertahankan dan masih tetap tinggal di wilayah tersebut dikarenakan lekatnya akan
Kearifan lokal pada nilai luhur kebudayaan yang dimiliki masyarakat Murung Raya yang selalu
Sehingga dari permasalahan inilah konsep Arsitektur Amfibi sangat berperan dalam
memecahkan permasalah pada perancangan Sekolah Alam di Kabupaten Murung, bila terjadi
banjir pada bangunan akan mengapung sehinga tidak akan terendam air. Jadi ketika terjadi
banjir, dan sekeliling bangunan terendam, konstruksi apung yang dipegang oleh 2 – 4 tiang atau
lebih akan mengangkat bangunan untuk bisa mengapung. Arsitektur Amfibi juga tetap dapat
terwujud saat lahan yang dipijak itu kering pada musim kemarau maupun saat lahan banjir pada
musim penghujan. Sangat relavan digunakan pada kondisi lahan basah maupun lahan rendah
3
Dari Pembahasan diatas 3 (tiga) poin penting yang harus saya terapkan yaitu : (1). Sekolah
Alam (2). Arsitektur Amfibi (3). Kearifan Lokal. Sehingga dapat disimpulkan judul penelitian
Tugas Akhir saya adalah “SEKOLAH ALAM RAWAN BANJIR DI MURUNG RAYA
DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR AMFIBI BERBASIS KEARIFAN LOKAL”.
4
1.2 Identifikasi Masalah
demikian pesat, kita akhirnya seakan lupa betapa pentingnya keselarasan atau keseimbangan
hubungan antara alam, bangunan serta manusia. Energi yang dihasilkan oleh alam digunakan
dengan tidak meminimalisir dampak negatifnya bagi alam itu sendiri ataupun bagi manusia.
Berbagai cara dapat kita (Arsitek) lakukan untuk mengurangi dampak pemanasan global.
Salah satu upaya yaitu dengan pendekatan Arsitektur Amfibi berbasis kearifan lokal.
Berdasarkan permasalahan yang ada pada Sekolah alam merupakan salah satu sistem
pendidikan di Indonesia, yang saat ini mulai berkembang. Berbeda dengan sekolah biasa
yang lebih banyak menggunakan metode belajar mengajar di dalam kelas yang tertutup, di
sekolah alam para siswa lebih banyak belajar di alam terbuka dengan metode
pembelajaran aktif (action learning), yaitu belajar melalui pengalaman secara langsung
sehingga anak tidak mudah bosan, lebih bersemangat, dan lebih tertarik untuk
mengeksplorasi pengetahuannya.
Permasalahan yang akan dikaji dalam penelitian ini adalah mengenai Bagaimana
desain Sekolah Alam di wilayah rawan banjir dengan konsep Arsitektur Amfibi Berbasis
Melihat desain sekolah alam rawan banjir dengan konsep arsitektur amfibi berbasis
kearifan local. Dalam hal ini, peneliti ingin melihat lebih jauh mengenai strategi dalam
menerapkan konsep arsitektur amfibi berbasis kearifan lokal pada desain sekolah alam.
4
1.5 Manfaat Penenlitian
1.5.1. Bagi Mahasiswa
Memberi pengetahuan tentang Arsitektur Amfibi secara umum serta
pengembangan desain Sekolah Alam secara khusus dan mengerti bahwa pentingnya
melestarikan kerifan lokal.
1.5.2. Bagi Fakultas dan Jurusan
Menambah referensi tentang Arsitektur Amfibi dan Desain Sekolah Alam
dengan adanya laporan penelitian ini.
1.5.3. Bagi Masyarakat
Memberikan wawasan tentang Arsitektur Amfibi dan Sekolah Alam sehingga
dapat menjadi inspirasi desain kedepannya.