Anda di halaman 1dari 2

Nama: Nala Putri Amanda

NPM : 2010015111037

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Sumatra Barat merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki sejarah
pendidikan panjang. Pendidikan di Sumatra Barat sudah dimulai sejak masa Kerajaan dan
terus berkembang dari waktu ke waktu. Sekarang sistem pendidikan di Sumatera Barat
sudah mengikuti sistem pendidikan nasional Indonesia yang terdiri dari pendidikan dasar,
pendidikan menengah, dan pendidikan tinggi. Menurut Undang-Undang Sisdiknas No. 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, pendidikan dasar terdiri dari SD/MI,
SMP/MTs, sedangkan untuk pendidikan menengah terdiri dari SMA/MA, SMK atau yang
sederajat lainnya.

Salah satunya adalah kota Padang merupakan kota terbesar di pantai barat Pulau
Sumatra sekaligus ibu kota Provinsi Sumatra Barat, Indonesia.Kota ini memiliki
luas wilayah 1.414,96 km² yang dikelilingi perbukitan dengan ketinggian
mencapai 1.853 mdpl, lebih sari separuhnya berupa hutan lindung. Berdasarkan
data Badan Pusat Statistik (BPS) pada 2022, kota ini memiliki
jumlah penduduk sebanyak 919.145 jiwa. Sebagian besar pendidikan dan
pembangunan terpusat di kota Padang. Oleh karena itu banyak masyarakat dari daerah
atau luar kota Padang bersekolah di kota Padang yang menajadi acuan utama bagi
masyarakat umum yang akan menempuh pendidikan dengan minat belajar yang besar
untuk mencari ilmu dan wawasan yang luas.

Sekolah Menengah Atas (SMA) merupakan jenjang pendidikan menengah formal tingkat
akhir setelah lulus Sekolah Menengah Pertama (atau sederajat) yang harus ditempuh
selama 3 tahun untuk melengkapi wajib belajar 12 tahun. Pada. SMA (Sekolah Menengah
Atas) memiliki sistem pendidikan dengan menerapkan 2 pilihan jurusan yaitu jurusan IPA
dan IPS. Sekolah menengah atas biasanya menggunakan metode belajar umum yang
mengedepankan ilmiah dan penalaran yang dimana setiap siswa memiliki
kecenderungan gaya belajarnya masing-masing untuk dapat lebih memahami
pembelajaran tersebut.

Menurut Yunsirno gaya belajar adalah sesuatu yang penting agar proses belajar bisa
menyenangkan dan hasilnya pun memuaskan. Gaya belajar merupakan kunci sukses
untuk mengembangkan kinerja dalam belajar, ini bisa diterapkan dalam teknik
memperoleh pengetahuan atau informasi secara individu atau dalam dunia kerja
sekalipun. Salah satunya kecerdasan kinestetik.

Kecerdasan kinestetik merupakan kecerdasan yang dimana siswa memiliki kemampuan


untuk menggunakan seluruh tubuh atau fisiknya untuk mengekspresikan ide dan
perasaan, serta memahami pembelajaran melalui objek nyata atau mempraktikkan
langsung terkait materi yang dipelajafi.. Siswa dengan kecerdasan kinestatik cenderung
sulit duduk diam hanya dengan mendengarkan pembelajaran. Siswa kinestetik
merupakan pelajar yang aktif yang ingin bereksplorasi dan mengoptimalkan fisiknya.
1.1.1 Isu
 Banyaknya anak-anak sekolah yang terlihat berada diluar kelas dan sekolah pada jam
pembelajaran dikarenakan merasa bosan mendengarkan guru menerangkan materi.
 Membantu meningkatkan kecerdasan kinestetik pada anak-anak remaja

1.1.2 Data dan Fakta


Di kota Padang terdapat 53 Sekolah Menengah Atas (SMA). Diantaranya 16 SMA milik
pemerintah (negeri) dan 37 SMA milik swasta.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Permasalahan Non Arsitektural
1. Bagaimana upaya yang dilakukan guna untuk meningkatkan minat dan bakat siswa?
2. Aktivitas apa saja yang akan disediakan agar siswa tidak merasa bosan selama
pembelajaran berlangsung?
1.2.2 Permasalahan Arsitektural
1. Bagaimana upaya merancang bentuk sekolah yang mampu memfasilitasii kegiatan
pembelajaran?
2. Fasilitas apa saja yang akan diberikan sebagai penunjang kegiatan sarana dan prasana
sekolah?

1.3 Tujuan Penelitian


Berdasarkan permasalahan tujuan penelitian ini adalah meningkatkan pendidikan dengan
menghadirkan bangunan sekolah yang dapat menjadi tempat kegiatan belajar mengajar yang
nyaman dan tenang, juga dapat mewadahi siswa dalam meningkatkan potensi minat dan
bakatnya dengan fasilitas yang disesuaikan. Sehingga siswa tidak merasa bosan dan malas ketika
bersekolah.

1.4 Sasaran Penelitian


Untuk mewujudkan sebuah sekolah yang tidak hanya difungsikan sebagai kegiatan belajar
mengajar saja tetapi juga sebagai tempat sarana peningkatan potensi diri pada anak-anak
remaja. Diharapkan dengan adanya perancangan bangunan sekolah ini,anak-anak jadi tidak
malas dalam menuntut ilmu dan meningkatkan pengetahuan serta mengembangkan potensi
diri.

1.5 Manfaat Penelitian


1. Untuk penulis yaitu menambah wawasan ilmu bidang arsitektur dalam merancang sekolah
yang mendukung kegiatan didalamnya.
2. Untuk pemerintan yaitu bisa membantu dalam meningkatkan pendidikan yang ada dikota.
1.6 Ruang Lingkup Pembahasan
1.6.1 Ruang Lingkup Spasial (Kawasan)
1.6.2 Ruang Lingkup Substansial (Kegiatan)
1.7 Ide Kebaruan
1.8 Keaslian Penelitian
1.9 Sistematika Pembahasan

Anda mungkin juga menyukai