Anda di halaman 1dari 140

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,

Riset, dan Teknologi

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

Oleh :
Fauziah Rahmah Lubis, M.Si

Widyaprada BPMP Prov Sumut


Pelatih Ahli PSP
Narasumber Nasional Pengawas Sekolah

082161346160 Fauziah rahmah lubis


Selamat datang!
Berikut adalah tujuan kita dari sesi ini:

TUJUAN
Di akhir sesi ini, peserta mampu:
1. Menjelaskan perubahan/penyesuaian kurikulum untuk
meningkatkan kualitas pendidikan dalam konteks
satuan pendidikan
2. Menjelaskan alasan penting kurikulum perlu diadaptasi
di satuan pendidikan masing-masing
3. Memahami struktur kurikulum merdeka dan rencana
mempelajarinya lebih detil
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Sebagai pendidik, selama ini, Apa yang


Bapak/Ibu gunakan sebagai panduan dalam
merencanakan perjalanan belajar murid?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Menurut Bapak/Ibu apa yang seharusnya


menjadi alasan terhadap berubahnya sebuah
kurikulum?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Dari pengalaman mengajar mana yang lebih


sering terjadi, menyelesaikan materi yang ada
atau mencapai tujuan yang ada di dalam
kurikulum? Jelaskan analisa Bapak/Ibu!
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apa itu Kurikulum?


Ada dua hal utama yang ada pada kurikulum yang perlu digarisbawahi:

1. Kompetensi apa yang akan dimiliki murid sebagai proyeksi masa depan
2. Bagaimana cara mewujudkan/ mencapai kompetensi murid itu.

Maka, bahwa murid menjadi acuan/’core’ dari kurikulum itu sendiri sangatlah jelas. Dimana
‘kemerdekaan murid dalam belajar” lah sebagai ‘jantung’ desain/pengembangan
kurikulumnya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Peran dan Fungsi Kurikulum


Peran kurikulum yaitu sebagai pedoman dan acuan kita dalam pembelajaran.

Ada tiga peranan kurikulum yang dapat kita maknai:

1. Mewariskan nilai dan budaya masyarakat yang relevan dengan masa kini
2. Mengembangkan sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan masa depan
3. Menilai dan memilih sesuatu yang relevan sebagai kontrol sosial

Sementara fungsi kurikulum bagi guru, adalah untuk memandu dalam proses belajar murid.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Alasan perubahan kurikulum

Dari materi sebelumnya, kita mempelajari bahwa “Kurikulum yang


baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya”.

Kurikulum bersifat dinamis dan terus dikembangkan atau


diadaptasi sesuai konteks dan karakteristik murid, demi
membangun kompetensi sesuai kebutuhan mereka: kini dan di
masa depan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Alasan perubahan kurikulum


Perubahan dan perkembangan yang terjadi begitu cepat saat ini, menuntut kita untuk selalu siap
beradaptasi dengan perubahan tersebut dengan meningkatkan beberapa kompetensi tertentu.

Proyeksi Pendidikan 2030 yang dilakukan oleh OECD (The Organisation for Economic Co-
operation and Development), kompetensi tidak hanya fokus pada aspek kognitif, sikap,
psikomotorik, tetapi juga ada value/nilai yang melengkapi kompetensi murid.

Saat ini, kualitas literasi dan numerasi, kesehatan mental dan sosial emosional murid merupakan
pondasi atau prasyarat yang diperlukan murid untuk membangun kompetensi transformatif
murid dengan siklus belajar Antisipasi-Aksi-Refleksi menuju pemelajar sepanjang hayat.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mengutip pernyataan Ki Hajar Dewantara:

“Maksud pendidikan itu adalah menuntun


segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-
anak, agar mereka dapat mencapai
“Memberi ilmu demi kecakapan hidup anak
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
dalam usaha mempersiapkannya untuk
tingginya baik sebagai manusia, maupun
segala kepentingan hidup manusia, baik
anggota masyarakat.”
dalam hidup bermasyarakat maupun hidup
berbudaya dalam arti seluas-luasnya.”
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Alasan perubahan kurikulum


Ketika kita merancang kurikulum, kita harus menempatkan kebutuhan, pendapat, pengalaman,
hasil belajar, serta kepentingan murid sebagai rujukan utama. Sejatinya, kurikulum dirancang
untuk murid.

Agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan dari kurikulum, semua pihak harus
berusaha secara kolaboratif. Misalnya:

1. Guru harus terus belajar memfasilitasi pembelajaran yang sesuai,


2. Orang tua harus terus memahami perkembangan murid dan kebutuhanya.
3. Begitu juga dengan pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan semua yang bergerak di bidang
pendidikan juga harus terus mengikuti perkembangan kebutuhan murid.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mengapa kurikulum perlu diadaptasi?


● Di mana sekolah kita berada?
● Apakah di tepi pantai?
● Apakah di tengah-tengah perkebunan?
● Apakah di tengah perkotaan yang padat penduduk dengan sosial
yang beragam?
● Selama setahun belakangan, perubahan apa saja yang terjadi di
sekitar sekolah?
● Apakah ada bangunan yang baru didirikan?
● Apakah ada hal-hal yang mengubah kehidupan guru dan murid di
sekolah?
Keadaan sekolah dan sekitar kita memang berbeda-beda. Murid kita
berbeda-beda, pembelajaran seperti apa yang paling berhasil untuk
masing-masing murid kita, boleh jadi memang tak sama.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mengapa kurikulum perlu diadaptasi?


Perbedaan lingkungan dan ekosistem sekolah, ditambah pula dengan
perubahan yang terus terjadi di sekitar kita. Hal-hal ini merupakan sebagian
alasan mengapa kurikulum yang kita terima dari pemerintah pusat harus
melalui proses adaptasi terlebih dahulu.

Bentuk adaptasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan murid-murid kita di


sekolah dapat diterjemahkan dalam Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan yang akan dibahas pada modul selanjutnya.

Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan adalah dokumen hidup, yang


dapat sewaktu-waktu disesuaikan dengan kebutuhan murid setelah proses
refleksi yang dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


Pembelajaran dengan Paradigma Baru merupakan upaya menumbuhkan pemelajar
sepanjang hayat yang sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila.

Proses pembelajaran dengan paradigma baru dilaksanakan melalui Kurikulum Merdeka


yang memuat:
1. Program intrakurikuler,
2. Program ekstrakurikuler, dan
3. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


1. Program Intrakurikuler:
Intrakurikuler berisi muatan atau mata pelajaran dan muatan tambahan lainnya seperti
muatan lokal, jika memang ada di satuan pendidikannya. Kegiatan pembelajaran di
dalam kelas diharapkan dapat mengembangkan kompetensi murid sesuai dengan
capaian pembelajaran pada fasenya.

Berbagai kegiatan dapat dilakukan untuk membantu murid mencapai kompetensi yang
diharapkan. Rancanglah kegiatan yang menarik, membangun rasa ingin tahu murid dan
dihubungkan dengan kehidupan atau lingkungan sekitarnya sehingga menjadi
pembelajaran yang bermakna.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


Program Intrakurikuler SD:
Selanjutnya, pada jenjang SD, mata pelajaran IPA dan IPS dilebur menjadi IPAS. Hal ini
didasarkan pada pertimbangan bahwa anak usia SD masih dalam tahap berpikir
konkrit/sederhana, holistik, komprehensif dan tidak detail. Meskipun IPAS belum
diajarkan secara spesifik di fase A, tapi bukan berarti mereka tidak belajar IPA dan IPS.
Pada fase A, muatan pelajaran IPAS terintegrasi pada mata pelajaran lain.

Program Intrakurikuler SMP:


Pada jenjang SMP, mata pelajaran informatika menjadi mata pelajaran wajib.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


Program Intrakurikuler SMA:
Pada jenjang SMA murid lebih dipersiapkan kepada minat yang menunjang pilihan
pendidikan pada jenjang berikutnya. Sehingga, pembelajaran dibagi menjadi mata
pelajaran umum dan program peminatan. Program peminatan dimulai di kelas 11.
Pada program peminatan, murid diperbolehkan mengambil beberapa mata pelajaran
pilihan sesuai minat, bakat dan aspirasinya, meskipun pelajaran itu lintas jurusan. Artinya
murid di kelas IPA juga diperbolehkan mengambil mata pelajaran di kelas IPS.
Dalam program peminatan, apabila sumber daya memungkinkan, sekolah juga dapat
membuka kelas vokasi/mata pelajaran baru, misalnya kelas bahasa jerman, kelas tata
boga, kelas budidaya kopi, dll.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


2. Program Ekstrakurikuler:

Untuk kegiatan ekstrakurikuler, kegiatannya tetap diadakan pada pembelajaran


dengan kurikulum merdeka. Pelaksanaannya dapat dikembangkan oleh satuan
pendidikan sesuai dengan kapasitas dan minat karakteristik murid.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


3. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila:
Program ini merupakan pembelajaran berbasis projek yang ditujukan sebagai
penguatan profil pelajar pancasila melalui tema yang telah ditetapkan, yaitu:
1. Gaya Hidup Berkelanjutan
2. Kearifan Lokal
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. Bangunlah Jiwa dan Raganya
5. Suara Demokrasi
6. Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI
7. Kewirausahaan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


3. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila:
Dalam pelaksanaannya, kegiatan ini mempunyai alokasi waktu sendiri dan tidak
terikat dengan mata pelajaran apapun. Asesmen yang dilakukan pun berfokus pada
ke 6 dimensi Profil Pelajar Pancasila.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan pembelajaran yang kontekstual,
mengasah kemampuan berpikir, dan pemecahan masalah kepada murid. Murid pun
juga belajar mengaplikasikan ilmu lintas disiplin pada program ini.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


4. Asesmen:
Asesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk
mengetahui kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar. Satuan
Pendidikan mempunyai kewenangan untuk merancang, menentukan teknik, dan
waktu pelaksanaan asesmen sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Kita pahami kembali bahwa asesmen berperan memberikan informasi sebagai umpan
balik bagi guru, murid, dan orang tua agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya. Asesmen juga sebagai bahan refleksi
untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Asesmen yang dilakukan di kelas bukan hanya memberikan data perkembangan
belajar murid, tetapi juga upaya untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


5. Alokasi Waktu
Satuan pendidikan juga memiliki keleluasaan untuk menentukan alokasi waktu pembelajaran.
Ada tiga alternatif model pembelajaran yang dapat diadaptasi, yaitu model reguler, blok, dan
model kolaborasi dengan mempertimbangkan sarana-prasarana, jam mengajar guru, atau
strategi lainya agar pengorganisasian kegiatan belajar berjalan lancar.
a. Model reguler adalah model pembelajaran yang paling umum digunakan. Setiap pembelajaran
dilakukan terpisah antara satu mapel dengan mapel lainnya
b. Pada model blok, waktu pelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu. Misalnya, dalam 1 semester
mata pelajaran IPA diajarkan dalam 3 bulan pertama, kemudian 3 bulan selanjutnya digunakan untuk
mata pelajaran IPS.
c. Pada model kolaborasi, guru berkolaborasi sedemikian rupa untuk merencanakan, melaksanakan,
dan melakukan asesmen untuk suatu pembelajaran yang terpadu. Misalnya kolaborasi antara Bahasa
Indonesia dan Seni Musik. Murid membuat lirik puisi dan membuat lagu dari lirik tersebut.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


6. Perangkat Ajar
Selain keleluasaan dalam menentukan alokasi waktu, kita juga mempunyai keleluasaan
untuk memilih dan memberikan perangkat ajar kepada murid, selama masih ada dalam
prinsip Pembelajaran dengan Paradigma Baru.
Jadi, perangkat ajar bukan saja melalui buku teks, tetapi bisa menggunakan media lain
seperti,
1. Modul ajar,
2. Modul projek,
3. Buku non teks,
4. Video, dan
5. Media cetak/digital.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka

Struktur Kurikulum Merdeka didesain dengan prinsip


pendidikan yang berpusat pada murid, sehingga dalam
pelaksanaannya harap diperhatikan bahwa masing-
masing satuan pendidikan dapat menyesuaikan
kurikulum sesuai dengan konteksnya.

*) Bapak/Ibu dapat mengunduh Kepmen N0 56/M/2022


Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran pada LMS, untuk mengetahui
secara detil struktur kurikulum Merdeka dengan lengkap
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apa sebenarnya peran kurikulum dalam proses pembelajaran?

Sebagai panduan dan acuan untuk proses pembelajaran, antara lain:


● Apa tujuan belajar murid, kompetensi apa yang ingin dicapai sebagai
pemenuhan kebutuhan murid masa kini dan proyeksi masa depannya
● Bagaimana cara mencapai kompetensi tersebut
● Apa saja prinsip-prinsip yang harus diterapkan dalam proses
pembelajaran (panduan pedagogik/pembelajaran)
● Apa saja prinsip-prinsip asesmen yang perlu diimplementasikan saat
pembelajaran berlangsung
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Ketika kurikulum berubah, apa saja implikasi yang mengikutinya?

● Arah perubahan struktur kurikulum beserta komponennya


● Apa yang menjadi tujuan pembelajarannya
● kompetensi dan value apa yang akan dikembangkan sebagai tujuan dari
pembelajaran
● Bagaimana cara/prinsip pembelajaran yang perlu dilakukan
● Bagaimana cara/prinsip asesmen yang perlu dilakukan
● Bagaimana cara melakukaj adaptasi kurikulum untuk satuan pendidikan
masing-masing yang kontekstual dengan satuan pendidikan dan kebutuhan
muridnya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

3 Pilihan Kategori Implementasi Kurikulum Merdeka


Kategori Mandiri Belajar: Satuan pendidikan menerapkan beberapa bagian dan prinsip
Kurikulum Merdeka, dengan tetap menggunakan Kurikulum 2013 atau Kurikulum 2013 yang
disederhanakan/ Kurikulum Darurat.

Kategori Mandiri Berubah: Satuan pendidikan mulai tahun ajaran 2022/2023 akan menerapkan
Kurikulum Merdeka, menggunakan perangkat ajar yang disediakan dalam PMM sesuai dengan
jenjang satuan pendidikan yaitu perangkat ajar untuk jenjang PAUD, kelas I, kelas IV, kelas VII, atau
kelas X.

Kategori Mandiri Berbagi: Satuan pendidikan menerapkan Kurikulum Merdeka dengan


melakukan pengembangan sendiri berbagai perangkat ajar pada satuan Pendidikan Anak Usia Dini
PAUD, kelas I, kelas IV, kelas VII, atau kelas X mulai tahun ajaran 2022/2023.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Alur Kegiatan Belajar Secara Mandiri Bagi Satuan Pendidikan (1)
Materi 1 : Materi 2 :
Materi 3 :
Kebijakan Kurikulum Merdeka Capaian Pembelajaran, Perencanaan
Secara Pembelajaran dan Asesmen
Asesmen
Umum

Tujuan: Tujuan:
Tujuan:
1. Memahami struktur Capaian 1. Memahami kebijakan asesmen
1. Pendidik memahami aspek-aspek
Pembelajaran dalam Kurikulum Merdeka,
Kurikulum Merdeka secara umum 2. Memahami penggunaan Capaian bahwa asesmen yang
2. Pendidik memahami tiga pilihan Pembelajaran (CP) untuk perencanaan dikuatkan adalah asesmen
implementasi Kurikulum Merdeka, pembelajaran dan asesmen formatif
yaitu mandiri belajar, mandiri berubah, 3. Memahami kebijakan terkait 2. Memahami pentingnya
dan mandiri berbagi perencanaan pembelajaran, bahwa asesmen formatif di awal untuk
3. Pendidik memahami tahapan-tahapan pendidik dapat mengembangkan alur pembelajaran sesuai tahap
implementasi Kurikulum Merdeka tujuan pembelajaran secara mandiri atau capaian peserta didik (teaching
untuk setiap aspeknya menggunakan contoh yang disediakan at the right level)
dalam Platform Merdeka Mengajar 3. Memahami proses pengolahan
4. Memahami metode pengembangan alur dan pelaporan hasil asesmen
tujuan pembelajaran
5. Memahami pembelajaran sesuai dengan
tahapan peserta didik (teaching at the
right level) serta implikasinya terhadap
perencanaan pembelajaran dan
asesmen
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Alur Kegiatan Belajar Secara Mandiri Bagi Satuan Pendidikan (2)


Materi 4 : Materi 5 :
Materi 6 :
Struktur Kurikulum dan Projek Penguatan Profil Pelajar
Perangkat Ajar
Kurikulum Operasional Pancasila
Pendidikan

Tujuan: Tujuan:
Tujuan:
1. Memahami bahwa profil pelajar 1. Memahami kebijakan tentang
1. Memahami struktur Kurikulum Pancasila adalah tujuan dari rangkaian perangkat ajar yang dapat digunakan
Merdeka dan karakteristiknya secara kebijakan Merdeka Belajar termasuk dan dikembangkan
umum, bahwa ada 2 komponen Kurikulum Merdeka 2. Memahami fungsi dan pengembangan
struktur, memahami pengaturan jam 2. Memahami bagaimana profil pelajar modul ajar
pelajaran serta mata pelajaran yang Pancasila dipelajari dalam lingkungan 3. Memahami fungsi dari Komunitas
diajarkan satuan pendidikan Belajar sebagai wadah untuk belajar,
2. Memahami perbedaan struktur 3. Memahami peran projek penguatan profil berkolaborasi, bersama-sama
Kurikulum Merdeka dengan K13 pelajar Pancasila dalam menguatkan mengembangkan perangkat ajar, dan
upaya pengembangan karakter dan saling berbagi praktik baik dengan
kompetensi dalam profil pelajar sesama rekan pendidik di daerah
Pancasila masing-masing
4. Memahami pengembangan modul projek
penguatan profil pelajar Pancasila
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Materi 1 : Mempelajari Kebijakan Kurikulum Merdeka Secara Umum


Materi 1 ini dianjurkan untuk seluruh satuan pendidikan yang mengimplementasikan Kurikulum Merdeka, baik mandiri belajar,
mandiri berubah, maupun mandiri berbagi.

Materi Belajar Yang Dapat Navigasi Akses Materi Estimasi Durasi Menu
Dirujuk

Kepmendikbudristek No. 56 Tahun Platform Merdeka Mengajar :


1
2022 dan lampirannya Menu Info Terkini (Pada Bagian Atas Halaman Beranda)

Topik Pelatihan Mandiri :


Filosofi dan Prinsip Kurikulum
2 1. Merdeka Belajar 5 jam
Merdeka
2. Kurikulum Merdeka

Catatan :
1. Seluruh kegiatan belajar pada Pelatihan Mandiri dapat dilakukan secara bertahap
2. Hanya dibutuhkan +- waktu 10 menit untuk setiap 1 video pelatihan
3. Selesaikan 1 topik pelatihan untuk dapat mengerjakan Aksi Nyata, hindari plagiasi ketika mengumpulkan Aksi Nyata.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Materi 2 : Capaian Pembelajaran, Perencanaan Pembelajaran dan Asesmen


Materi 2 dianjurkan untuk satuan pendidikan yang akan menggunakan Capaian Pembelajaran untuk sebagian atau seluruh mata pelajaran.

Materi Belajar Yang Dapat Dirujuk Navigasi Akses Materi Estimasi Durasi Menu

Menu Tentang Kurikulum Merdeka → Penerapan Kurikulum


1 Panduan Pembelajaran dan Asesmen
Merdeka → Panduan Pelaksanaan Kurikulum Merdeka

2 Topik : Kurikulum Merdeka Modul 2 : Kurikulum Merdeka 1 jam

Topik : Penyesuaian Pembelajaran


Modul 1 : Memahami Murid
3 dengan Kebutuhan dan Karakteristik 2 jam
Modul 2 : Persiapan Pembelajaran Berdiferensiasi
Murid

Topik : Perencanaan Pembelajaran


4 Modul 2 : Membuat dan Memodifikasi Modul Ajar 1 jam 15 menit
(sesuai jenjang)

Dokumen-dokumen atau contoh-contoh Menu Tentang Kurikulum Merdeka → Penerapan Kurikulum


5
ATP Merdeka

Dokumen-dokumen atau contoh-contoh Menu Perangkat Ajar (Pilih Mata Pelajaran dan Fase Yang
6
Modul Ajar Sesuai)

Catatan :
1. Seluruh kegiatan belajar pada Pelatihan Mandiri dapat dilakukan secara bertahap
2. Hanya dibutuhkan +- waktu 10 menit untuk setiap 1 video pelatihan
3. Selesaikan 1 topik pelatihan untuk dapat mengerjakan Aksi Nyata, hindari plagiasi ketika mengumpulkan Aksi Nyata.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Materi 3 : Asesmen
Materi 3 dianjurkan untuk satuan pendidikan yang akan menggunakan Capaian Pembelajaran untuk sebagian atau seluruh mata pelajaran.

Materi Belajar Yang Dapat Dirujuk Navigasi Akses Materi Estimasi Durasi Menu

Menu Tentang Kurikulum Merdeka → Penerapan Kurikulum


1 Panduan Pembelajaran dan Asesmen 15 menit
Merdeka → Panduan Pelaksanaan Kurikulum Merdeka

2 Topik : Asesmen (Sesuai Jenjang) Keseluruhan Modul 3,5 Jam

Membantu Praktik Asesmen Awal Menu Asesmen Murid Menu Perangkat Ajar (Pilih Mata
3 Pembelajaran Pelajaran dan Fase Yang Sesuai)

Catatan :
1. Seluruh kegiatan belajar pada Pelatihan Mandiri dapat dilakukan secara bertahap
2. Hanya dibutuhkan +- waktu 10 menit untuk setiap 1 video pelatihan
3. Selesaikan 1 topik pelatihan untuk dapat mengerjakan Aksi Nyata, hindari plagiasi ketika mengumpulkan Aksi Nyata.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Materi 4 : Struktur Kurikulum dan Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan


Materi 4 dianjurkan untuk satuan pendidikan yang akan menggunakan Kurikulum Merdeka dengan mengubah struktur kurikulum satuan
pendidikan (mandiri berubah atau mandiri berbagi)

Materi Belajar Yang Dapat Dirujuk Navigasi Akses Materi Estimasi Durasi Menu
Lampiran I Kepmendikbudristek No.
262 Tahun 2022 :
● Tentang Struktur Kurikulum
Platform Merdeka Mengajar :
1 ● Bagian VI tentang Kurikulum 10 menit
Menu Info Terkini (Pada Bagian Atas Halaman Beranda)
Operasional Satuan
Pendidikan

Panduan Pengembangan Kurikulum Menu Tentang Kurikulum Merdeka → Penerapan Kurikulum


2
Operasional di Satuan Pendidikan Merdeka → Panduan Pelaksanaan Kurikulum Merdeka

3 Topik : Kurikulum Merdeka Modul 1 : Kurikulum 1 jam

Topik : Perencanaan Pembelajaran


4 Modul 1 : Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan 1 jam
(sesuai jenjang)

Catatan :
1. Seluruh kegiatan belajar pada Pelatihan Mandiri dapat dilakukan secara bertahap
2. Hanya dibutuhkan +- waktu 10 menit untuk setiap 1 video pelatihan
3. Selesaikan 1 topik pelatihan untuk dapat mengerjakan Aksi Nyata, hindari plagiasi ketika mengumpulkan Aksi Nyata.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Materi 5 : Projek Penguatan Profil pelajar Pancasila
Materi 5 dianjurkan untuk satuan pendidikan yang akan melaksanakan projek penguatan profil pelajar Pancasila

Materi Belajar Yang Dapat Dirujuk Navigasi Akses Materi Estimasi Durasi Menu
Lampiran I Kepmendikbudristek No.
262 Tahun 2022 tentang projek Platform Merdeka Mengajar :
1 10 menit
penguatan profil pelajar Pancasila Menu Info Terkini (Pada Bagian Atas Halaman Beranda)

Panduan Pengembangan Projek Menu Tentang Kurikulum Merdeka → Penerapan Kurikulum


2 15 menit
Penguatan Profil Pelajar Pancasila Merdeka → Panduan Pelaksanaan Kurikulum Merdeka

Keputusan Kepala BSKAP No. 009


Tahun 2022 tentang Dimensi, Elemen,
3 Menu Informasi Terkini
dan Subelemen Profil Pelajar Pancasila
pada Kurikulum Merdeka

Topik : Profil Pelajar Pancasila (sesuai


4 Modul 8 : Profil Pelajar Pancasila dalam Pembelajaran 6 jam
jenjang)

Contoh-contoh modul projek penguatan


5 Menu Perangkat Ajar
profil pelajar Pancasila

Catatan :
1. Seluruh kegiatan belajar pada Pelatihan Mandiri dapat dilakukan secara bertahap
2. Hanya dibutuhkan +- waktu 10 menit untuk setiap 1 video pelatihan
3. Selesaikan 1 topik pelatihan untuk dapat mengerjakan Aksi Nyata, hindari plagiasi ketika mengumpulkan Aksi Nyata.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Materi 6 : Perangkat Ajar


Materi 6 dianjurkan untuk satuan pendidikan yang akan menggunakan Kurikulum Merdeka dengan mengubah struktur
kurikulum satuan pendidikan (mandiri berubah atau mandiri berbagi)

Materi Belajar Yang Dapat Dirujuk Navigasi Akses Materi Estimasi Durasi Menu

Topik : Perencanaan Pembelajaran; ● Modul 1 : Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan


1 2,5 jam
● Modul 2: Membuat dan Memodifikasi Modul Ajar

Topik : Perencanaan Pembelajaran


2 Modul 2 : Membuat dan Memodifikasi Modul Ajar 1 jam 15 menit
(sesuai jenjang)

Dokumen-dokumen atau contoh-contoh Menu Perangkat Ajar (Pilih Mata Pelajaran dan Fase Yang
3
Modul Ajar Sesuai)

Catatan :
1. Seluruh kegiatan belajar pada Pelatihan Mandiri dapat dilakukan secara bertahap
2. Hanya dibutuhkan +- waktu 10 menit untuk setiap 1 video pelatihan
3. Selesaikan 1 topik pelatihan untuk dapat mengerjakan Aksi Nyata, hindari plagiasi ketika mengumpulkan Aksi Nyata.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Rekomendasi Kegiatan Belajar Sesuai Dengan Opsi Kebutuhan Satuan Pendidikan (1)
Materi 4
Bagian dan Materi 1 : Materi 2 : Capaian
Materi 4 :
Materi5
Prinsip Kebijakan Pembelajaran, Materi 3 : Projek
Perencanaan Struktur Penguatan Profil
Kurikulum Kurikulum Asesmen Materi 6
Pembelajaran dan Kurikulum dan Pelajar
Merdeka Perangkat Ajar
Merdeka Yang Asesmen2 Kurikulum Pancasila
Diterapkan* Secara Umum Operasional
Pendidikan
Projek Penguatan
Profil Pelajar
Pancasila

Menggunakan
Capaian Pembelajaran
untuk satu atau
beberapa mata
pelajaran

Mandiri Menerapkan Asesmen


Awal Pembelajaran
Belajar

Pembelajaran
Terdiferensiasi

Menggunakan
perangkat ajar yang
dikembangkan secara
mandiri

*Untuk satuan pendidikan yang ingin menerapkan prinsip Kurikulum Merdeka lainnya silahkan mempelajari materi sesuai kebutuhan-kebutuhan masing
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Rekomendasi Kegiatan Belajar Sesuai Dengan Opsi Kebutuhan Satuan Pendidikan (2)
Materi 2 : Capaian Materi 4 Materi5
Materi 1 : Materi 4 :
Kebijakan Pembelajaran, Materi 3 : Projek
Perencanaan Struktur Penguatan Profil
Kurikulum Asesmen Materi 6
Pembelajaran dan Kurikulum dan Pelajar
Merdeka Perangkat Ajar
Asesmen2 Kurikulum Pancasila
Secara Umum Operasional
Pendidikan

Mandiri
Berubah

Mandiri
Berbagi

*Untuk satuan pendidikan yang ingin menerapkan prinsip Kurikulum Merdeka lainnya silahkan mempelajari materi sesuai kebutuhan-kebutuhan masing
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pada tautan ini terdapat video tutorial, materi paparan Merdeka


Belajar eps 15 dan lainnya :
https://linktr.ee/pmerdekamengajar
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

STRUKTUR KURIKULUM
Unit Modul
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum SD/MI


Struktur Kurikulum SD/MI Struktur kurikulum dibagi menjadi 2 kegiatan pembelajaran utama, yaitu:
a. Pembelajaran reguler atau rutin yang merupakan kegiatan intrakurikuler; dan
b. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Jam Pelajaran (JP) Jam Pelajaran (JP) diatur per tahun. Satuan pendidikan dapat mengatur alokasi waktu
pembelajaran secara fleksibel untuk mencapai JP yang ditetapkan.

Pendekatan Pembelajaran Satuan pendidikan dapat menggunakan pendekatan pengorganisasian pembelajaran


berbasis mata pelajaran, tematik, atau terintegrasi.

Perubahan Terkait Mata a. Mata pelajaran IPAS (Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial) merupakan paduan
Pelajaran dari IPA dan IPS.
b. Bahasa Inggris menjadi mata pelajaran pilihan, tergantung kesiapan satuan
pendidikan.
c. Satuan pendidikan atau murid bisa memilih setidaknya 1 dari 4 mata pelajaran
Seni dan Budaya: Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau Seni Tari.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI kelas 1
Asumsi 1 tahun = 3 6 minggu dan 1 JP = 35 menit
Alokasi Alokasi Projek
Mata Pelajaran Intrakurikuler Penguatan Profil Total JP Per Tahun Keterangan:
Per Tahun Pelajar Pancasila Per
(Minggu) Tahun
* Diikuti murid sesuai agama
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 masing-masing.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
** Satuan pendidikan menyediakan
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
minimum 1 jenis seni (Seni Musik, Seni
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Murid memilih salah satu.
Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 *** Paling banyak 2 JP per minggu atau 72
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180 JP per tahun sebagai mata pelajaran
Bahasa Indonesia 216 (6) 72 288
pilihan.

Matematika 144 (4) 36 180 **** Total JP tidak termasuk mata pelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 108 (3) 36 144 Bahasa Inggris, Muatan Lokal, dan/atau
mata pelajaran tambahan yang
Seni dan Budaya**:
diselenggarakan oleh satuan
1. Seni Musik
pendidikan.
2. Seni Rupa 108 (3) 36 144
3. Seni Teater
4. Seni Tari

Bahasa Inggris 72 (2) *** - 72***

Muatan Lokal 72 (2) *** - 72***

Total****: 828 (23) 252 1.080


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI kelas 2
Asumsi 1 tahun = 3 6 minggu dan 1 JP = 35 menit
Alokasi Alokasi Projek
Mata Pelajaran Intrakurikuler Penguatan Profil Total JP Per Tahun Keterangan:
Per Tahun Pelajar Pancasila Per
(Minggu) Tahun
* Diikuti murid sesuai agama
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 masing-masing.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
** Satuan pendidikan menyediakan
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
minimum 1 jenis seni (Seni Musik, Seni
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 Murid memilih salah satu.
Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 *** Paling banyak 2 JP per minggu atau 72
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180 JP per tahun sebagai mata pelajaran
Bahasa Indonesia 252 (7) 72 324
pilihan.

Matematika 180 (5) 36 216 **** Total JP tidak termasuk mata pelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 108 (3) 36 144 Bahasa Inggris, Muatan Lokal, dan/atau
mata pelajaran tambahan yang
Seni dan Budaya**:
diselenggarakan oleh satuan
1. Seni Musik
pendidikan.
2. Seni Rupa 108 (3) 36 144
3. Seni Teater
4. Seni Tari

Bahasa Inggris 72 (2) *** - 72***

Muatan Lokal 72 (2) *** - 72***

Total****: 900 (25) 252 1.152


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI kelas 3–5
Asumsi 1 tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35 menit
Alokasi Alokasi Projek
Mata Pelajaran Intrakurikuler Penguatan Profil Total JP Per Tahun Keterangan:
Per Tahun Pelajar Pancasila Per
(Minggu) Tahun
* Diikuti murid sesuai agama
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
masing-masing.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144 ** Satuan pendidikan menyediakan
minimum 1 jenis seni (Seni Musik, Seni
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
Murid memilih salah satu.
Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti* 108 (3) 36 144
*** Paling banyak 2 JP per minggu atau 72
Pendidikan Pancasila 144 (4) 36 180
JP per tahun sebagai mata pelajaran
Bahasa Indonesia 216 (6) 36 252
pilihan.
Matematika 180 (5) 36 216
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) 180 (5) 36 216
Bahasa Inggris, Muatan Lokal, dan/atau
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 108 (3) 36 144
mata pelajaran tambahan yang
Seni dan Budaya**: diselenggarakan oleh satuan
1. Seni Musik pendidikan.
2. Seni Rupa 108 (3) 36 144
3. Seni Teater
4. Seni Tari

Bahasa Inggris 72 (2) *** - 72***

Muatan Lokal 72 (2) *** - 72***

Total****: 1044 (29) 252 1.296


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Alokasi waktu mata pelajaran SD/MI kelas 6
Asumsi 1 tahun = 32 minggu dan 1 JP = 35 menit
Alokasi Alokasi Projek
Mata Pelajaran Intrakurikuler Penguatan Profil Total JP Per Tahun Keterangan:
Per Tahun Pelajar Pancasila Per
(Minggu) Tahun
* Diikuti murid sesuai agama
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 96 (3) 32 128
masing-masing.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 96 (3) 32 128

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 96 (3) 32 128 ** Satuan pendidikan menyediakan
minimum 1 jenis seni (Seni Musik, Seni
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 96 (3) 32 128
Rupa, Seni Teater, dan/atau Seni Tari).
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 96 (3) 32 128
Murid memilih salah satu.
Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti* 96 (3) 32 128
*** Paling banyak 2 JP per minggu atau 64
Pendidikan Pancasila 128 (4) 32 160
JP per tahun sebagai mata pelajaran
Bahasa Indonesia 192 (6) 32 224
pilihan.
Matematika 160 (5) 32 192
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran
Ilmu Pengetahuan Alam dan Sosial (IPAS) 160 (5) 32 192
Bahasa Inggris, Muatan Lokal, dan/atau
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 96 (3) 32 128
mata pelajaran tambahan yang
Seni dan Budaya**: diselenggarakan oleh satuan
1. Seni Musik pendidikan.
2. Seni Rupa 96 (3) 32 128
3. Seni Teater
4. Seni Tari

Bahasa Inggris 64 (2) *** - 64***

Muatan Lokal 64 (2) *** - 64***

Total****: 928 (29) 224 1.152


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Penjelasan struktur kurikulum SD/MI/sederajat secara umum

a. Mata pelajaran Bahasa Inggris merupakan mata pelajaran pilihan yang dapat diselenggarakan berdasarkan kesiapan satuan
pendidikan. Pemerintah daerah perlu melakukan fasilitasi penyelenggaraan mata pelajaran Bahasa Inggris, misalnya terkait
peningkatan kompetensi dan penyediaan guru. Satuan pendidikan yang belum siap memberikan mata pelajaran Bahasa Inggris
sebagai mata pelajaran pilihan dapat mengintegrasikan muatan Bahasa Inggris ke dalam mata pelajaran lain dan/atau
ekstrakurikuler dengan melibatkan masyarakat, komite sekolah, relawan mahasiswa, dan/atau bimbingan orang tua.

b. Muatan pelajaran kepercayaan untuk penghayatan kepercayaan terhadap Tuhan YME dilaksanakan sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai layanan pendidikan kepercayaan terhadap Tuhan YME.

c. Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif di SD/MI/sederajat menyediakan layanan program kebutuhan khusus
sesuai dengan kondisi peserta didik.

d. Proses mengidentifikasi dan menumbuhkembangkan minat, bakat, dan kemampuan murid dilakukan oleh guru yang
melaksanakan fungsi bimbingan dan konseling (BK).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum SMP/MTs


Struktur Kurikulum SMP/MTs Struktur kurikulum dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan pembelajaran utama, yaitu:
a. Pembelajaran reguler atau rutin yang merupakan kegiatan intrakurikuler; dan
b. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.

Jam Pelajaran (JP) Jam Pelajaran (JP) diatur per tahun. Satuan pendidikan dapat mengatur alokasi waktu
pembelajaran secara fleksibel untuk mencapai JP yang ditetapkan.

Pendekatan Pembelajaran Satuan pendidikan dapat menggunakan pendekatan pengorganisasian pembelajaran


berbasis mata pelajaran, tematik, atau terintegrasi.

Informasi Terkait Mata a. Mata pelajaran Informatika merupakan mata pelajaran wajib.
Pelajaran b. Satuan pendidikan atau murid dapat memilih setidaknya 1 dari 5 mata pelajaran
Seni dan Prakarya: Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari, atau Prakarya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Alokasi waktu mata pelajaran SMP/MTs kelas 7–8
Asumsi 1 tahun = 3 6 minggu dan 1 JP = 4 0 menit
Alokasi Alokasi Projek
Intrakurikuler Per Penguatan Profil Pelajar
Mata Pelajaran Tahun (Minggu) Pancasila Per Tahun Total JP Per Tahun Keterangan:
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
* Diikuti murid sesuai agama
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
masing-masing.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 ** Satuan pendidikan menyediakan minimum
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 1 jenis seni atau prakarya (Seni Musik,
Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari,
dan/atau Prakarya). Murid memilih
Pendidikan Pancasila 72 (2) 36 108
salah satu.
Bahasa Indonesia 180 (5) 36 216

Matematika 144 (4) 36 180 *** Paling banyak 2 JP per minggu atau 72
Ilmu Pengetahuan Alam 144 (4) 36 180 JP per tahun.
Ilmu Pengetahuan Sosial 108 (3) 36 144
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran
Bahasa Inggris 108 (3) 36 144
Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 72 (2) 36 108
tambahan yang diselenggarakan oleh
Informatika 72 (2) 36 108 satuan pendidikan.
Seni dan Prakarya **:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa
72 (2) 36 108
3. Seni Teater
4. Seni Tari
5. Prakarya (Budidaya, Kerajinan, Rekayasa, atau Pengolahan)

Muatan Lokal 72 (2) *** - 72***

Total****: 1044 (29) 360 1.404


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Alokasi waktu mata pelajaran SMP/MTs kelas 9
Asumsi 1 tahun = 32 minggu dan 1 JP = 4 0 menit
Alokasi Alokasi Projek
Intrakurikuler Per Penguatan Profil Pelajar
Mata Pelajaran Tahun (Minggu) Pancasila Per Tahun Total JP Per Tahun Keterangan:
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
* Diikuti murid sesuai agama
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
masing-masing.
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96

Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 ** Satuan pendidikan menyediakan minimum
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96 1 jenis seni atau prakarya (Seni Musik,
Pendidikan Agama Konghucu dan Budi Pekerti* 64 (2) 32 96
Seni Rupa, Seni Teater, Seni Tari,
dan/atau Prakarya). Murid memilih
Pendidikan Pancasila 64 (2) 32 96
salah satu.
Bahasa Indonesia 160 (5) 32 192

Matematika 128 (4) 32 160 *** Paling banyak 2 JP per minggu atau 64
Ilmu Pengetahuan Alam 128 (4) 32 160 JP per tahun.
Ilmu Pengetahuan Sosial 96 (3) 32 128
**** Total JP tidak termasuk mata pelajaran
Bahasa Inggris 96 (3) 32 128
Muatan Lokal dan/atau mata pelajaran
Pendidikan Jasmani Olahraga dan Kesehatan 64 (2) 32 96
tambahan yang diselenggarakan oleh
Informatika 64 (2) 32 96 satuan pendidikan.
Seni dan Prakarya**:
1. Seni Musik
2. Seni Rupa
64 (2) 32 96
3. Seni Teater
4. Seni Tari
5. Prakarya (Budidaya, Kerajinan, Rekayasa, atau Pengolahan)

Muatan Lokal 64 (2) *** - 64***

Total****: 928 (29) 320 1.248


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Penjelasan struktur kurikulum SMP/MTs/sederajat secara umum

a. Muatan pelajaran kepercayaan untuk penghayatan kepercayaan terhadap Tuhan YME dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai layanan pendidikan kepercayaan terhadap
Tuhan YME.

b. Satuan pendidikan penyelenggara pendidikan inklusif di SMP/MTs/sederajat menyediakan layanan program


kebutuhan khusus sesuai kondisi peserta didik.

c. Beban belajar bagi penyelenggara pendidikan dengan Sistem Kredit Semester (SKS) dilaksanakan sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan yang mengatur mengenai SKS.

d. Proses mengidentifikasi dan menumbuhkembangkan minat, bakat, dan kemampuan murid dilakukan oleh guru yang
dikoordinasikan oleh guru BK. Jika ketersediaan guru BK belum mencukupi, maka koordinasi dilakukan oleh guru lain.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Capaian Pembelajaran
Unit Modul
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pengertian CP
“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi
pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap
fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan
dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran.
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan
intelektual dapat menggunakan CP pendidikan khusus. Peserta
didik berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual
menggunakan CP reguler dengan menerapkan prinsip
modifikasi kurikulum.”
(lihat: Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 958 tahun 2020 Tentang Capaian Pembelajaran
Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per tahun


CP selalu berpusat pada siswa, bukan pada ketuntasan materi

Jenjang PAUD Jenjang SMP


• Fase Fondasi (TK B) • Fase D (Kelas 7-9 SMP)

Jenjang SD Jenjang SMA/SMK


• Fase A (Kelas 1-2 SD) • Fase E (Kelas 10 SMA)
• Fase B (Kelas 3-4 SD) • Fase F (Kelas 11-12 SMA)
• Fase C (Kelas 5-6 SD)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

6 aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005)


6 facet of understanding; merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis
Penjelasan Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik,
Explanation mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori
menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya.

Interpretasi Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide, perasaan
Interpretation atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi, anekdot, dan model. Melihat
makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.

Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang nyata
Application dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi ( menyerupai kenyataan)

Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari sebuah situasi ,
Perspective melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan memberikan kritik.

Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/ atau memahami
Empathy pikiran yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu

Pengenalan diri Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses berpikir dan
Self-Knowledge emosi yang terjadi secara internal.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi pemahaman


siswa atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak hirarkis/bukan merupakan
siklus.
Jika siswa melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman ini
(mampu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan/mengaplikasikan,
berempati, memiliki sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri),
berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman.

6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan Tujuan


Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menentukan
asesmen, dan instruksi yang tepat.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP


Bahasa Indonesia Fase D elemen Menyimak (ELEMEN MAPEL DAPAT DIBACA PADA KEP
BSKAP No. 033/H/KR/2022)
Interpretasi Mendeskripsikan makna dari puisi serta
Peserta didik memahami informasi Interpretation emosi yang ditangkap dari puisi tersebut
berupa gagasan, pikiran, Aplikasi Membacakan/mendeklamasikan atau
pandangan, arahan atau pesan Application membuat karya untuk merespons puisi
dari teks deskripsi, narasi, puisi, Perspektif Melakukan bedah puisi melalui diskusi dari
eksplanasi dan eksposisi dari teks Perspective sudut pandang yang berbeda.

visual dan audiovisual untuk


Empati Menaruh diri di posisi penulis puisi dan
menemukan makna yang tersurat Empathy mencoba merasakan emosi yang dirasakan
dan tersirat. penulis dan dituangkan dalam media yang
berbeda.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP


Bahasa Indonesia untuk Pendidikan Khusus Fase D elemen Menyimak

Peserta didik mampu menyimak Penjelasan Menjelaskan kembali isi sebuah teks cerita
Explanation pendek, puisi, drama, atau surat resmi dalam
dengan saksama, memahami dan
bentuk lisan atau isyarat
memaknai instruksi, mengidentifikasi
Aplikasi Mampu mengikuti instruksi kerja tertulis
informasi berupa fakta atau proses Application sederhana. Mampu menceritakan kronologi
kejadian dari teks petunjuk/arahan sebuah peristiwa berdasarkan arahan
sederhana, teks cerita pendek, surat sederhana

pribadi, teks puisi, teks drama, dan Perspektif Berbagi pendapatnya mengenai sebuah teks
Perspective cerita pendek, puisi, atau drama
surat resmi seperti surat undangan
dan surat pemberitahuan yang Interpretasi Bermain peran berdasarkan sebuah teks
disajikan dalam bentuk lisan atau Interpretation cerita pendek, puisi, atau drama
isyarat, teks aural (teks yang
dibacakan) dan teks audiovisual.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP


Seni Tari Fase F elemen Menciptakan
Pengenalan Diri Mengenali kemampuan dan keterampilan gerak
Peserta didik mampu menciptakan Self Knowledge tubuhnya dalam membawakan tarian tradisi.
Memilih teknik, pola gerak tertentu, makna atau
tari kreasi yang terinspirasi dari hasil simbol untuk menciptakan tari kreasi pribadi.
membandingkan berbagai
pertunjukkan tari tradisi dan kreasi Aplikasi Menerapkan pilihan teknik, pola gerak tertentu,
berdasarkan makna, simbol, dan Application makna atau simbol untuk menciptakan tari kreasi
pribadi.
nilai estetis dari perspektif berbagai
aspek seni. Perspektif Menyaksikan/menarikan berbagai tari tradisi dan
Perspective memahami perbedaan dan persamaan budaya dari
dua atau lebih daerah melalui tari tradisinya.

Empati Mencoba merasakan emosi yang dirasakan dalam


Empathy sebuah karya tari tradisi yang menginspirasinya
untuk kemudian mengekspresikannya emosi
tersebut dengan gayanya sendiri ke dalam tari
kreasinya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Merancang Pembelajaran
Menyusun TP dan ATP
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Untuk memahami kaitan dan


posisi Capaian Pembelajaran
(CP), Tujuan Pembelajaran (TP),
dan Alur Tujuan Pembelajaran
(ATP) dalam Kurikulum
Operasional, mari kita
memahami terlebih dahulu
konsep Backward Design.

Dengan demikian, harapannya


satuan pendidikan dapat
merumuskan TP dan ATP
secara mandiri, sesuai
karakteristik dan situasi masing-
masing.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Forward Design vs Backward Design


Lebih fokus pada Forward Design Backward Design
pengajaran (aktivitas)
daripada pembelajaran
itu sendiri
Pendekatan yang lebih
(output/outcome) Tujuan
Aktivitas Belajar disengaja dan
Pembelajaran terencana untuk
mencapai hasil yang
Bisa menjadi
diinginkan lebih
miskonsepsi bahwa
efektif
belajar adalah
Asesmen Asesmen
aktivitas

Padahal
pembelajaran adalah
pertimbangan yang Tujuan
Aktivitas Belajar
cermat terhadap Pembelajaran
makna aktivitasnya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

3 Tahapan Backward Design

Merencanakan
Menentukan
Identifikasi hasil tahapan
bukti dan
yang diinginkan kegiatan
asesmen
pembelajaran

Merumuskan TP
dan ATP dengan
menggunakan CP
sebagai ajuan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Memahami Kurikulum
Menggunakan Backward Design

Dalam Kurikulum Merdeka tujuan


akhirnya adalah Profil Pelajar Pancasila.
Tujuan akhir ini kemudian diturunkan
menjadi kalimat CP (yang dibagi ke
dalam beberapa fase), lalu didetailkan
menjadi TP dan ATP sebelum masuk ke
proses perancangan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Merumuskan Tujuan Pembelajaran


Maksud pendidikan itu adalah
menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak,
agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik
sebagai manusia, maupun
anggota masyarakat
(Ki Hadjar Dewantara, 1936, Dasar-Dasar Pendidikan, hal.1, paragraf 4)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Agar berpihak pada anak dan menuntun


mereka pada kekuatan kodratnya,
Tujuan Pembelajaran harus memperhatikan
tahap perkembangan anak.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,

KODRAT: TAHAP TUMBUH-KEMBANG (WIRAGA-WIRAMA) KHD


Riset, dan Teknologi

0-8 TAHUN 9-16 TAHUN 17-24 TAHUN

WIRAGA
raga, indera, imajinasi,
bermain=belajar, eksplorasi
pengalaman (rasa-pikir)

WIRAMA
tanggung jawab, pembiasaan, irama
keseharian, jadwal rutin, selaras dengan
sesama dan semesta

Taman indria,
SD, SMP SMP, SMA SMA+
TK/PAUD, SD
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan


berbagai strategi dan pendekatan untuk menyusun tujuan
pembelajaran (TP) dan alur tujuan pembelajaran (ATP).

Yang harus diperhatikan, TP dan ATP harus memenuhi


kriteria-kriteria ini.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tujuan Pembelajaran (TP), terdiri dari:

1.Kompetensi → kemampuan yang mencakup sikap,


pengetahuan, dan keterampilan yang dapat
didemonstrasikan peserta didik
2.Konten → ilmu pengetahuan inti / konsep utama
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kriteria Alur Tujuan Pembelajaran (ATP):

1. Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi


yang harus dikuasai
2. ATP dalam 1 fase menggambarkan cakupan dan tahapan

pembelajaran yang linear


3. ATP keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan

tahapan pembelajaran antarfase


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Merumuskan TP dan ATP dari kalimat CP

1. Rumusan TP mengacu pada kompetensi dan konten pada CP


2. Rumusan kalimat TP dapat mengambil referensi dari berbagai
sumber → catatan penting: KepSek/Guru mampu memahami
kalimat tersebut.
3. Identifikasi dimensi Profil Pelajar Pancasila yang dapat terkait
dengan kompetensi yang ingin dicapai.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Bidang Studi: Bahasa Indonesia


Fase D - elemen Membaca dan Memirsa

Peserta didik memahami informasi berupa gagasan,pikiran, pandangan, arahan atau


pesan dari teks deskripsi, narasi, puisi, eksplanasi dan eksposisi dari teks visual dan
audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta didik
menginterpretasikan informasi untuk mengungkapkan simpati, kepedulian, empati atau
pendapat pro dan kontra dari teks visual dan audiovisual. Peserta didik menggunakan
sumber informasi lain untuk menilai akurasi dan kualitas data serta membandingkan
informasi pada teks. Peserta didik mampu mengeksplorasi dan mengevaluasi berbagai
topik aktual yang dibaca dan dipirsa.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Bidang Studi: PPKn

Pada akhir fase E, peserta didik dapat mengidentifikasi pengaruh


keanggotaan kelompok lokal, regional, nasional, dan global terhadap
pembentukan identitas; serta memahami makna dan nilai dari keragaman;
dan mengidentifikasi perlunya melakukan pertukaran budaya dan
kolaborasi dalam dunia yang saling terhubung; serta mengkaji makna dan
manfaat hidup dalam kebinekaan, kaya akan kearifan lokal, dan memilih
produk dalam negeri.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Sila Bapak/Ibu menuliskan hal-hal berikut di kertas/word laptop masing-masing:

1. Daftar konten/topik materi yang terkandung dalam kalimat CP tadi.


2. Daftar kompetensi/keterampilan/kemampuan yang perlu dicapai siswa pada akhir
fase, merujuk kalimat CP tadi.
3. Kata/frasa yang perlu Guru perhatikan secara khusus (bila ada, di luar konten
dan kompetensi)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

KONTEN (kata kunci)


1. keanggotaan kelompok
lokal, nasional, regional, dan
global KOMPETENSI
2. pengaruh keanggotaan 1. mengidentifikasi
terhadap pembentukan 2. memahami dan mengkaji makna
identitas 3. memahami nilai dan manfaat
3. pertukaran budaya,
kolaborasi, kebhinekaan
4. kearifan lokal, identitas,
produk dalam negri
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Bidang Studi: PPKn

Pada akhir fase E peserta didik dapat mengidentifikasi pengaruh


keanggotaan kelompok lokal, regional, nasional, dan global terhadap
pembentukan identitas; serta memahami makna dan nilai dari keragaman;
dan mengidentifikasi perlunya melakukan pertukaran budaya dan
kolaborasi dalam dunia yang saling terhubung; serta mengkaji makna dan
manfaat hidup dalam kebinekaan, kaya akan kearifan lokal, dan memilih
produk dalam negeri.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

KONTEN: pengaruh
keanggotaan terhadap
pembentukan identitas
Tujuan Pembelajaran:

1. Peserta didik mampu mengidentifikasi pengaruh


keanggotaan di berbagai level (lokal - global) terhadap
pembentukan identitas
2. Peserta didik mampu mengevaluasi pembentukan
identitas suatu negara KOMPETENSI
3. Peserta didik mampu menyampaikan hasil evaluasinya 1. mengidentifikasi
dalam bentuk presentasi dengan data yang relevan
2. memahami dan mengkaji
makna
3. memahami nilai dan
manfaat
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Alur pembelajaran dari pengembangan TP :

1. peserta didik melakukan studi literatur pada keanggotaan di


berbagai level
2. peserta didik mengidentifikasi karakteristik keanggotaan di setiap
level
3. peserta didik mengidentifikasi hal-hal yang memengaruhi
pembentukan sebuah identitas
4. peserta didik menganalisis dan mengevaluasi kaitan antara
karakteristik keanggotaan dengan proses pembentukan sebuah
identitas
dst
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Bidang Studi: Dasar-Dasar Teknik Elektronika

Elemen Capaian Pembelajaran

Alat ukur listrik, elektronika, Pada akhir fase E, peserta didik mampu
dan instrumentasi memahami jenis-jenis alat ukur, cara
penggunaan, penginterpretasian hasil
pengukuran, dan perawatan alat ukur listrik,
elektronika, dan instrumentasi.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

KONTEN (kata kunci) KOMPETENSI


1. jenis-jenis alat ukur listrik 1. memahami
2. jenis-jenis alat ukur 2. menguasai cara penggunaan
elektronika 3. mengintepretasi hasil
3. jenis-jenis instrumentasi pengukuran
4. perawatan alat ukur listrik 4. memahami cara perawatan
dan elektronika
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Berlatih Dalam Kelompok


Bapak/Ibu akan dibagi menjadi 5 kelompok. Di dalam kelompok, sila
Bapak/Ibu melakukan proses seperti yang baru kita lakukan.

1. Unduh dokumen pengerjaan analisis CP


2. Buat daftar konten dan kompetensi dari kalimat CP Bidang Studi
yang Bapak/Ibu pilih.
3. Rumuskan kalimat tujuan pembelajaran dari hasil analisa
tersebut

Waktu diskusi kelompok: 10 menit.


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Nama Anggota Kelompok :


Bidang studi / fase yang dianalisis :

Kalimat CP Materi Inti (konten) Kompetensi (keterampilan)

1. 1.
2. 2.
3. 3.
dst dst

Rumusan Kalimat TP dari hasil analisa CP :


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mari berbagi cerita tentang proses dan hasil diskusi kelompok Bapak/Ibu.

Setiap kelompok memiliki waktu 3 menit untuk bercerita tentang:


1. Dari semua proses (identifikasi CP, merumuskan TP), adakah yang
lebih lama pengerjaannya?
2. Hal menarik/insight yang ingin diceritakan dari proses diskusi.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Sila Bapak/Ibu menuliskan hal-hal berikut di kertas/word laptop masing-masing:

1. Daftar konten/topik materi yang terkandung dalam kalimat CP tadi.


2. Daftar kompetensi/keterampilan/kemampuan yang perlu dicapai siswa pada akhir
fase, merujuk kalimat CP tadi.
3. Kata/frasa yang perlu Guru perhatikan secara khusus (bila ada, di luar konten
dan kompetensi)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

KONTEN/kata kunci KOMPETENSI


1. jenis teks: narasi, deskripsi, 1. memahami informasi
puisi, eksplanasi, eksposisi, 2. menemukan makna tersurat dan tersirat
dan argumentasi 3. mengintepretasikan informasi
2. penyajian teks: visual, 4. mengungkapkan hasil intepretasi
audiovisual informasi
3. ekspresi simpati, kepedulian, 5. menggunakan sumber informasi lain
empati untuk menilai akurasi dan kualitas data
4. pendapat pro dan kontra 6. mengevaluasi dan mengeksplorasi topik
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Bidang Studi: Bahasa Indonesia

Fase D - elemen Membaca dan Memirsa

Peserta didik memahami informasi berupa gagasan,pikiran, pandangan, arahan atau


pesan dari teks deskripsi, narasi, puisi, eksplanasi dan eksposisi dari teks visual dan
audiovisual untuk menemukan makna yang tersurat dan tersirat. Peserta didik
menginterpretasikan informasi untuk mengungkapkan simpati, kepedulian, empati
atau pendapat pro dan kontra dari teks visual dan audiovisual. Peserta didik
menggunakan sumber informasi lain untuk menilai akurasi dan kualitas data serta
membandingkan informasi pada teks. Peserta didik mampu mengeksplorasi dan
mengevaluasi berbagai topik aktual yang dibaca dan dipirsa.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tujuan Pembelajaran:
KONTEN: Teks naratif
1. Peserta didik mampu menjelaskan arti Sumber bacaan: ….
kata-kata yang jarang muncul dengan
bantuan visual dan konteks kalimat
yang mendukung pada teks naratif
2. Peserta didik mampu KOMPETENSI
mengungkapkan makna tersurat dan
tersirat dari teks naratif yang dibaca 1. mengamati
dengan menunjukkan bukti-bukti yang 2. menyusun pertanyaan
mendukung 3. melakukan penyelidikan
3. Peserta didik mampu 4. membuat prediksi
menginterpretasikan bagian dari teks
naratif berbentuk audiovisual yang
5. mengorganisasi informasi
menunjukkan simpati, kepedulian, 6. mendiskusikan hasil amatan
atau empati 7. mengomunikasikan secara
lisan dan tertulis
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Alur pembelajaran dari rumusan kalimat TP :

1. Peserta didik mengidentifikasi 20 kosa kata baru dari teks


naratif yang dibaca.
2. Peserta didik mendiskusikan definisi dari kosa kata baru dan
mencari definisinya menggunakan KBBI.
3. Peserta didik membuat visualisasi dari teks naratif yang dibaca.
Visualisasi dapat berupa gambar, media presentasi, dsb.
4. Peserta didik merumuskan kerangka untuk melanjutkan dan
mengembangkan teks naratif, dengan bantuan beberapa topik
pilihan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Catatan untuk CP Bidang Studi Bahasa Indonesia:


Tidak ada batasan konten, meski sebagian jenis teks dituliskan di
dalam kalimat CP. Dalam merumuskan TP dan ATP, Guru dapat
menggunakan berbagai jenis teks untuk mencapai kompetensi
yang diharapkan. Yang perlu diperhatikan: tingkat kemampuan dan
kesiapan peserta didik.

Misalnya: menggunakan teks prosedur untuk mencapai kompetensi


‘memahami informasi’. Meski teks prosedur tidak disebutkan spesifik
dalam kalimat CP.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Hasil Pemetaan Capaian Pembelajaran ke dalam Alur Tujuan Pembelajaran Matematika Fase B: Kelas
3 dan 4
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Simpulan Karakteristik CP berdasar Bidang Studi


Setiap bidang studi punya karakteristik masing-masing.
• Ada yang mencantumkan konten/topik bahasan secara eksplisit (misalnya: IPAS).
• Ada yang menyajikannya lewat kata/frasa kata kunci, dan satuan pendidikan
dapat menentukan konten secara mandiri (misalnya: Bahasa Indonesia).
• Ada bidang studi yang memadukan keterampilan berpikir dan penguasaan alat
atau teknik tertentu sebagai kompetensi CP (misalnya: Informatika).
• Ada bidang studi yang kompetensinya berciri pemahaman teori - pemaknaan
reflektif - penerapan (misalnya: PPKn).
• Ada pula bidang studi yang pencapaian kompetensinya harus berurutan
(misalnya: Matematika).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Memahami karakteristik CP dapat membantu Guru dalam:


• memilih dan menemukan sumber belajar
• mengembangkan topik bahasan
• menentukan jenis asesmen

Tujuannya: membawa konten/topik bahasan sedekat mungkin


dengan konteks keseharian peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

MODUL AJAR
Unit Modul
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apa yang dimaksud dengan Modul Ajar?


Modul Ajar merupakan salah satu perangkat ajar yang digunakan untuk
merencanakan pembelajaran. Modul ajar sama seperti RPP, namun modul ajar
memiliki komponen yang lebih lengkap.

Modul ajar adalah sebuah dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media
pembelajaran serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit atau topik
berdasarkan alur tujuan pembelajaran.

Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih dan memodifikasi


modul ajar yang tersedia sesuai dengan konteks, kebutuhan dan karakteristik peserta
didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

ALUR PENULISAN MODUL AJAR CONTOH ALUR PENYUSUNAN MODUL AJAR

Mata Pelajaran : Bahasa INDONESIA


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Komponen Modul Ajar Lengkap


KOMPONEN DETAIL
Komponen Modul Ajar MODUL AJAR PER LAMPIRAN
PERTEMUAN
oFase capaian modul ajar o Lembar aktivitas
oJumlah jam pelajaran o Rubrik penilaian
oModel belajar
oBahan ajar
oPemahaman Bermakna o Bahan ajar lain yang
oTujuan Pembelajaran
oDimensi Pancasila oPertanyaan pemantik relevan
oPengetahuan/Keterampilan oIndikator keberhasilan
Prasayarat oAsesmen
oSarana dan prasarana
oRencana kegiatan

Struktur modul ajar tersebut bukan struktur wajib yang semuanya harus dilampirkan dalam modul ajar
yang dibuat/dimodifikasi. Guru diperbolehkan untuk memilih/menyederhanakan beberapa komponen
utama untuk dicantumakan dalam modul ajar sesuai dengan kebutuhan di kelas masing-masing.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Komponen Modul Ajar Wajib


Alur tujuan pembelajaran menjadi dasar bagi pendidik untuk menyusun perencanaan
pembelajaran atau modul ajar.  Pendidik memiliki keleluasaan untuk mengembangkan
modul ajar sendiri, memilih dan memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai dengan
konteks, kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

Secara umum modul ajar memiliki  tiga komponen utama yaitu:


1. Tujuan Pembelajaran
2. Langkah-langkah Pembelajaran atau Kegiatan Pembelajaran
3. Asesmen Pembelajaran. 

Pendidik diperbolehkan apabila ingin mengembangkan modul ajar dengan komponen-


komponen tambahan di luar komponen wajib.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

o Acuan Teknik Modifikasi Modul Ajar


1. Menetapkan tujuan belajar berdasarkan CP dan ATP sesuai karakteristik
murid, kurikulum; dan profil pelajar Pancasila.
2. Menyusun desain pembelajaran; melaksanakan; dan merefleksikan
kegiatan pembelajaran yang efektif.
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan
karakter peserta didik secara holistic.
4. Pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan dan budaya
peserta didik, serta melibatkan orang tua dan masyarakat sebagai mitra
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Hal yang diperhatikan saat memilih


modul ajar untuk dimodifikasi:

1. Apakah selaras dengan rencana yang sudah dibuat saat


penyusunan ATP?
2. Apakah cocok dengan kondisi dan karakteristik murid?
3. Apakah sarana dan prasarananya tersedia di sekolah?
4. Adakah yang perlu atau bisa dimodifikasi?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Hal penting lain yang harus


diperhatikan saat akan
membuat modul ajar adalah ;
“Menyesuaikan Lingkup
kesiapan belajar, minat, dan
tingkat penguasaan
kompetensi peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Paradigma Asesmen
Penerapan Pola Pikir Sekolah diberikan
Bertumbuh (Growth Yang Harus keleluasaan untuk
Mindset Diperhatikan menentukan teknik dan
Dalam jenis asesmen.
Menentukan
Asesmen
Terpadu dimana Asesmen Khusus SMK, terdapat juga bentuk
mencakup kompetensi pada asesmen khas yang membedakan
ranah sikap, pengetahuan, dan dengan jenjang yang lain, yaitu
keterampilan yang saling Asesmen Praktek Kerja Lapangan,
Uji Kompetensi Kejuruan dan uji
terkait. Keleluasaan dalam unit kompetensi
menentukan kriteria
ketercapaian tujuan
pembelajaran.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Asesmen Awal Pembelajaran


Asesmen awal Pendidik dapat melaksanakan Asesmen pada awal pembelajaran
asesmen awal pembelajaran sesuai
pembelajaran dapat diharapkan tidak memberatkan
kebutuhan, misalnya pada awal pendidik atau satuan pendidikan. 
dilakukan untuk tahun pelajaran, pada awal
mengidentifikasi Namun demikian jika pendidik atau
semester, sebelum memulai satu satuan pendidikan memiliki
kebutuhan belajar lingkup materi (dapat berupa 1 kemampuan, dapat melengkapi data
peserta didik, dan atau beberapa TP), atau sebelum tambahan  dengan melakukan
hasilnya digunakan menyusun modul ajar secara asesmen non kognitif yang
untuk merancang mandiri.  Dengan demikian, mencakup, kesiapan belajar, minat,
pembelajaran yang asesmen awal pembelajaran tidak profil belajar, latar belakang
sesuai dengan tahap perlu dilakukan setiap mengawali keluarga, riwayat tumbuh kembang,
tatap muka.
capaian peserta didik. dll.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Asesmen Pembelajaran
o Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi
pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik untuk
pendidik, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu mereka dalam menentukan
strategi pembelajaran selanjutnya.
o Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut, dengan
keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen agar efektif
mencapai tujuan pembelajaran.
o Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable) untuk
menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang langkah selanjutnya.
o Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat sederhana dan informatif,
memberikan informasi yang bermanfaat tentang karakter dan kompetensi yang dicapai
serta strategi tindak lanjutnya.
o Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga kependidikan, dan orang tua
sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Alur Asesmen
1. Menentukan tujuan pembelajaran (sesuai alur perkembangan dimensi).
2. Merancang indikator (memastikan kedalaman tujuan, membuat indikator
yang mencakup aspek kognisi, sikap, dan keterampilan)
3. Menyusun strategi asesmen
4. Menyiapkan alat ukur atau instrumennya (rubrik)
5. menyiapkan instruksi atau panduan untuk murid (Lembar kerja)
6. Mengolah hasil asesmen dan bukti pencapaian peserta didik untuk
membuat inferensi (kesimpulan) mengenai pencapaian peserta didik
terhadap tujuan pembelajaran
7. Menyusun rapor
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Acuan yang digunakan


untuk melaksanakan
asesmen pembelajaran
:
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

o JENIS ASESMEN
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Bentuk Asesmen Formatif dan Sumatif

DISKUSI KELAS
- Mengembangkan kemampuan PRODUK
berkomunikasi dan berinteraksi antar Bentuk - Mengembangkan kkreatifitas
siswa.
Asesmen - Meningkatkan ketelitian dan jiwa
- Belajar berdemokrasi, menghargai
seni.
pendapat orang lain serta berani Formatif dan
berpendapat.
Sumatif
DRAMA
TES LISAN
- Melatih kepercayaan diri dan - Meningkatkan kemampuan
jiwa seni. berbicara
- Belajar bekerjasama, - mengkonfirmasi pemahaman.
komunikasi serta berfikiri kritis. PRESENTASI - Menerapkan umpan balik

- Mengembangkan kemampuan
berkomunikasi.
- Belajar memahami topik secara
mendalam, berfikir dan bernalar
kritis.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi (Infografis)

o Pelaksanaan Asesmen Sumatif dan Formatif


Pelaksanaan asesmen sumatif dapat dilakukan
Pelaksanaan asesmen formatif dapat dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:
dengan memperhatikan hal berikut: o Sumatif dilakukan pada akhir lingkup materi
o Dilaksanakan bersamaan dalam proses untuk mengukur kompetensi yang dikehendaki
pembelajaran, yang, kemudian ditindaklanjuti dalam tujuan pembelajaran dan pada akhir
untuk memberi perlakuan berdasarkan semester.
kebutuhan peserta didik serta perbaikan proses o Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik
pembelajaran. seperti portofolio, performa (kinerja, produk,
o Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik proyek, portofolio), maupun tes.
seperti observasi, performa (kinerja, produk, o Hasil sumatif dapat ditindak lanjuti dengan
proyek, portofolio), maupun tes. memberikan umpan balik atau melakukan
o Tindak lanjut yang dilakukan bisa dilakukan intervensi kepada peserta didik maupun proses
langsung dengan memberikan umpan balik atau pembelajaran yang telah dilakukan
melakukan intervensi.
o Pendidik dapat mempersiapkan berbagai
Penting bagi para guru untuk
instrumen seperti rubrik, catatan anekdotal,
memegang rubrik penilaian sebagai
lembar ceklist untuk mencatat informasi yang
dasar penilaian pada siswa.
terjadi selama pembelajaran berlangsung
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Hal penting lain yang harus


diperhatikan saat akan
membuat modul ajar adalah ;
“Menyesuaikan Lingkup
kesiapan belajar, minat, dan
tingkat penguasaan
kompetensi peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Modifikasi Modul Ajar


INGAT!
Contoh modifikasi ini bukan ketentuan wajib. Guru

diperkenankan untuk membuat modifikasi bentuk lain

dengan memilih komponen-komponen yang dianggap

penting dan memudahkan sekaligus membantu untuk

membuat rancangan yang sederhana namun mudah

diimplementasikan di kelas.

Contoh modifikasi modul ajar terlampir


pada LMS.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Merancang Projek Penguatan


Profil Pelajar Pancasila
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Ada di nomor
berapakah posisi Anda
sekarang di tengah
rangkaian pelatihan ini?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

A. Profil Pelajar Pancasila


Profil Pelajar Pancasila merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki karakter
sesuai nilai-nilai Pancasila.” Pernyataan ini memuat tiga kata kunci: pelajar sepanjang hayat,
kompeten, dan nilai-nilai Pancasila. Hal ini menunjukkan adanya paduan antara penguatan identitas
khas bangsa Indonesia, yaitu Pancasila, sebagai rujukan karakter pelajar Indonesia; dengan
kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan sumber daya manusia Indonesia dalam
konteks perkembangan Abad 21.

Profil pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional. Profil pelajar
Pancasila berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan pendidikan
termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta kompetensi peserta
didik.

Sumber: Naskah Akademik Profil Pelajar Pancasila,


Kemendikbud 2020
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

A. Profil Pelajar Pancasila


Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu:
★ Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
★ Mandiri.
★ Bergotong-royong.
★ Berkebinekaan global.
★ Bernalar kritis.
★ Kreatif.

Keenam dimensi tersebut perlu dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan agar setiap individu dapat
menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku sesuai nilai-nilai
Pancasila.

Sumber: Naskah Akademik Profil Pelajar Pancasila,


Kemendikbud 2020
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

A. Profil Pelajar Pancasila


Di dalam setiap dimensi Profil Pelajar Pancasila terdapat beberapa elemen, di dalam sebagian besar
elemen terdapat beberapa sub elemen, dan di setiap sub elemen terdapat rangkaian alur
perkembangan kompetensi setiap fase pembelajaran.

Tautan dokumen:
https://drive.google.com/file/d/1-5UzkX
JXQjZJ5UNMmeBIoJfD1RQF1Sza/vie
w?usp=sharing
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

A. Profil Pelajar Pancasila


Contoh alur perkembangan kompetensi Profil Pelajar Pancasila

Capaian fase dari dimensi


Berkebinekaan Global, elemen
Mengenal dan Menghargai
Budaya, sub elemen Mendalami
Budaya dan Identitas Budaya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

A. Profil Pelajar Pancasila


Contoh alur perkembangan kompetensi Profil Pelajar Pancasila

Capaian fase dari


dimensi
Berkebinekaan
Global, elemen
Mengenal dan
Menghargai
Budaya, sub
elemen
Mendalami
Budaya dan
Identitas Budaya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

A. Profil Pelajar Pancasila


Dokumen bacaan
Alur Perkembangan Profil Pelajar Pancasila.
Tautan: https://drive.google.com/file/d/1-5UzkXJXQjZJ5UNMmeBIoJfD1RQF1Sza/view?usp=sharing

Pertanyaan ulasan
1. Apa yang dimaksud dengan Profil Pelajar Pancasila?
2. Mengapa peserta didik di satuan pendidikan perlu mencapai Profil Pelajar Pancasila?
3. Apa saja dimensi, elemen, dan sub elemen dari Profil Pelajar Pancasila serta bagaimana
keterkaitannya satu sama lain?
4. Bagaimana pemetaan alur perkembangan kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

B. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk mengamati
dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di lingkungan sekitarnya. Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project based learning)
yang berbeda dengan pembelajaran berbasis projek dalam program intrakurikuler di dalam kelas.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan kesempatan bagi peserta didik untuk belajar
dalam situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar yang lebih interaktif, dan juga
terlibat langsung dengan lingkungan sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil
Pelajar Pancasila.

Sumber: Panduan Pengembangan Projek Penguatan


Profil Pelajar Pancasila, Kemendikbud 2021.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

B. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Berdasarkan penjelasan di slide sebelumnya, kita dapat menyimpulkan beberapa hal mengenai projek
penguatan Profil Pelajar Pancasila, di antaranya:

1. Bersifat lintas disiplin (Tidak terikat pada satu mata pelajaran).


2. Merupakan model pembelajaran yang melibatkan murid dalam proses mengamati dan memikirkan
solusi terhadap pemasalahan di lingkungan sekitarnya.
3. Menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project based learning).
4. Memiliki perbedaan dengan pembelajaran berbasis projek di program intrakulikuler dalam hal
fleksibilitas struktur pembelajaran.
5. Bertujuan menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila (bukan untuk mencapai
CP Bidang Studi).

Apakah Anda sudah memahami perbedaan projek penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan projek
pada kegiatan intrakulikuler?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

B. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Hal-hal yang perlu diketahui mengenai projek penguatan Profil Pelajar Pancasila

1. Dilaksanakan setiap tahun di semua tingkatan kelas.


2. Total alokasi waktu projek di jenjang dasar, menengah, diksus, dan kejuruan adalah 20-30% dari
keseluruhan total JP dalam satu tahun, sementara di PAUD alokasi kegiatan projek dilaksanakan
sesuai dengan kebutuhan. (Projek di PAUD dilakukan dalam konteks perayaan tradisi lokal, hari
besar nasional, dan internasional.)
3. Tema-tema projek sudah ditentukan oleh pemerintah. Berangkat dari tema tersebut, sekolah dapat
mengembangkan topik spesifik yang sesuai dengan konteks kebutuhan.
4. Sekolah berwenang untuk merancang alokasi waktu kegiatan projek dan menyusun tim kepanitiaan
yang akan memfasilitasi kegiatan projek.
5. Pemerintah menyediakan beragam contoh modul projek. Pada tahap awal guru diharapkan dapat
mengadaptasi modul tersebut sesuai dengan kondisi dan kebutuhan sekolah, sementara pada
tahap lanjutan guru diharapkan dapat merancangnya secara mandiri.

Sumber: Panduan Pengembangan Projek Penguatan


Profil Pelajar Pancasila, Kemendikbud 2021.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Dalam 1 tahun ajaran, projek penguatan profil pelajar Pancasila


dilakukan sekurang-kurangnya:

PAUD
- 2 projek dengan 2 tema berbeda di jenjang PAUD
Umum & Diksus
- 2 projek dengan 2 tema berbeda di SD/MI
- 3 projek dengan 3 tema berbeda di SMP/MTs dan SMA/MA kelas X
- 2 projek dengan 2 tema berbeda di kelas XI dan XII SMA/MA
SMK
- 3 projek dengan 2 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan di kelas X
- 2 projek dengan 1 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan di kelas XI
- 1 projek dengan tema Kebekerjaan di kelas XII SMK/MAK. (Kelas XIII pada SMK program 4 tahun
tidak mengambil projek penguatan profil pelajar Pancasila.)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tema-Tema Projek Dasmen, Diksus, & Kejuruan.


Kearifan Lokal Rekayasa dan Teknologi Kewirausahaan Bhinneka Tunggal Ika (SD-
(SD/SDLB-SMA/SMALB/SMK) (SD-SMA/SMK) (SD-SMA/SMK) SMA/SMK)
Membangun rasa ingin tahu dan Berkolaborasi dalam melatih daya pikir Mengidentifikasi potensi ekonomi di Mengenal belajar membangun dialog
kemampuan inkuiri melalui eksplorasi kritis, kreatif, inovatif, sekaligus tingkat lokal dan masalah yang ada penuh hormat tentang keberagaman
tentang budaya dan kearifan lokal kemampuan berempati untuk dalam pengembangan potensi tersebut, kelompok agama dan kepercayaan yang
masyarakat sekitar atau daerah berekayasa membangun produk serta kaitannya dengan aspek dianut oleh masyarakat sekitar dan di
tersebut, serta perkembangannya. berteknologi yang memudahkan lingkungan, sosial dan kesejahteraan Indonesia serta nilai-nilai ajaran yang
kegiatan dirinya dan juga sekitarnya. masyarakat. dianutnya.

Gaya Hidup Berkelanjutan Bangunlah Jiwa dan Raganya Suara Demokrasi Kebekerjaan
(SD-SMA/SMK) (SD- SMA/SMK) (SMP-SMA/SMK) (Tema wajib di SMK)
Memahami dampak dari aktivitas Membangun kesadaran dan Merefleksikan makna demokrasi dan Membangun pemahaman terhadap
manusia, baik jangka pendek maupun keterampilan untuk memelihara memahami implementasi demokrasi ketenagakerjaan, peluang kerja, serta
panjang, terhadap kelangsungan kesehatan fisik dan mental, baik untuk serta tantangannya dalam konteks yang kesiapan kerja untuk meningkatkan
kehidupan di dunia maupun lingkungan dirinya maupun orang sekitarnya. berbeda, termasuk dalam organisasi kapabilitas yang sesuai dengan
sekitarnya. sekolah dan/atau dalam keahliannya, mengacu pada
dunia kerja. kebutuhan dunia kerja terkini.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tema-Tema Projek PAUD

Aku Sayang Bumi Aku Cinta Indonesia Bermain dan Bekerja Imajinasiku/ Imajinasi dan
sama/Kita Semua Kreativitasku
Tema ini bertujuan untuk mengenalkan Tema ini bertujuan agar peserta didik
peserta didik pada isu lingkungan, mengenal identitas dan karakteristik Bersaudara
Tema ini bertujuan untuk mengajak
eksplorasi dalam mencari solusi kreatif negara, keberagaman budaya dan ciri
Tema ini bertujuan untuk mengajak peserta didik belajar mengenali
yang dapat dilakukan oleh peserta khas lainnya tentang Indonesia
peserta didik untuk mampu berinteraksi dunianya melalui imajinasi, eksplorasi,
didik, serta memupuk kepedulian sehingga mereka memahami identitas
dengan teman sebaya, menghargai dan eksperimen. Pada tema Imajinasiku
terhadap alam sebagai perwujudan rasa dirinya sebagai anak Indonesia, serta
perbedaan, mau ini peserta didik distimulasi dengan
sayang terhadap ciptaan Tuhan YME. bangga menjadi anak Indonesia.
berbagi, dan mampu bekerja sama. serangkaian kegiatan yang dapat
membangkitkan rasa ingin tahu,
memperkaya pengalamannya dan
menguatkan kreativitasnya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tahapan Pelaksanaan Projek | Setidaknya terdapat 6 tahapan pelaksanaan projek yang bisa dimodifikasi
dan disesuaikan dengan kondisi sekolah (Terutama untuk jenjang PAUD).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Prinsip Pengembangan Projek

Berpusat
Holistik Kontekstual Eksploratif pada Peserta
Didik
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

C. Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Mengadaptasi Modul yang Membuat Modul secara


Sudah Ada Mandiri
Mengembangkan
Mengadaptasi modul yang sudah Setelah terampil mengadaptasi
Modul Projek
tersedia dapat dilakukan untuk modul projek, harapannya
mengawali persiapan projek sekolah dapat membuat
penguatan Profil Pelajar rancangan modulnya secara
Pancasila pada kesempatan mandiri sebagai hasil kolaborasi
pertama pelaksanaannya di tim pengembang projek di
sekolah. sekolah.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

C. Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Komponen Modul/Rencana Projek

Jenjang Informasi umum Komponen inti Lampiran

Dasar, Menengah, ● Identitas penulis modul ● Deskripsi singkat projek ● Lembar kerja peserta
Diksus, & Kejuruan ● Sarana dan prasarana ● Dimensi dan sub elemen dari didik
● Target peserta didik Profil Pelajar Pancasila yang ● Bahan bacaan pendidik
● Relevansi tema dan topik berkaitan dan peserta didik
projek untuk sekolah ● Tujuan spesifik untuk fase ● Glossarium
tersebut ● Daftar pustaka
● Alur kegiatan projek secara
umum
● Asesmen
● Pertanyaan pemantik
● Pengayaan dan remedial
● Refleksi peserta didik dan
pendidik
PAUD ● Tujuan Kegiatan ● Tahap Permulaan ● Kelanjutan Projek
● Durasi kegiatan ● Tahap Pengembangan ● Kegiatan Selingan Projek
● Alat dan bahan ● Tahap Penyimpulan
Contoh Alur
Kementerian Aktivitas
Pendidikan, Modul Projek
Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Modul Projek Fase D Tahap Pengenalan. Mengenali dan membangun kesadaran siswa terhadap isu pengelolaan sampah dan implikasinya terhadap
Tema: Gaya Hidup Berkelanjutan perubahan iklim
Topik: Sampahku,
1. 2. 3. 4. 5.
Tanggungjawabku Perkenalan: Perubahan Eksplorasi Isu Refleksi awal Kunjungan ke TPA/ Diskusi Kritis Masalah
Total waktu: 57 JP Iklim dan Masalah Komunitas Peduli Sampah
Pengelolaan Sampah Sampah

Dimensi Profil Pelajar Pancasila: Tahap Kontekstualisasi. mengkontekstualisasi masalah di lingkungan terdekat
● Beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa 6. 7. 8. 9.
● Gotong royong Pengumpulan, Trash Talk: Pengorganisasian Data Asesmen Formatif
Pengorganisasian, dan Sampah di Sekolahku Secara Mandiri Presentasi: Sampah di
● Bernalar kritis Penyajian Data Sekolahku

Tahap aksi. bersama-sama mewujudkan pelajaran yang mereka dapat melalui aksi nyata
Sub-elemen yang disasar 10. 11. 12. 13. 14.
● Memahami Keterhubungan Poster Aksi Nyata Poster Aksi Nyata Poster Aksi Nyata Poster Aksi Nyata Asesmen Formatif
Ekosistem Bumi Sayangi Sekolahku: Sayangi Sekolahku: Sayangi Sekolahku: Sayangi Sekolahku: Simulasi Pameran
Eksplorasi program Peranku dan Solusiku Menentukan Membuat Poster Poster Aksi Nyata
● Menjaga Lingkungan Alam pengelolaan sampah Karakteristik Poster Sayangi Sekolahku
Sekitar yang ada yang Baik
● Kerja sama
● Koordinasi Sosial Tahap Refleksi dan Tindak Lanjut. Menggenapi proses dengan berbagi karya, evaluasi dan refleksi, serta menyusun langkah strategis
● Mengajukan pertanyaan
● Mengidentifikasi,
mengklarifikasi, dan mengolah 15. 16. 17.
Asesmen Sumatif Asesmen Sumatif Mari Beraksi Sambil
informasi dan gagasan Pameran Poster Aksi Evaluasi Solusi Yang Refleksi
Nyata Sayangi Ditawarkan Mengelola Sampah di
Sekolahku Sekolah
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Contoh Alur Aktivitas Modul Projek (PAUD)
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

C. Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Asesmen Projek

Hal-hal yang perlu diketahui mengenai asesmen projek penguatan Profil Pelajar Pancasila

1. Memiliki variasi bentuk asesmen (formatif dan sumatif) serta instrumen asesmen (lembar ceklis,
rubrik, catatan pengamatan, tes, dan sebagainya).
2. Penekanan pada asesmen performa/kinerja.
3. Asesmen akhir berupa rubrik dengan 4 kriteria: Mulai Berkembang, Berkembang, Berkembang
sesuai Harapan, Sangat Berkembang
4. Rumusan kompetensi yang menjadi tujuan ditempatkan dalam kriteria “Berkembang Sesuai
Harapan”.
5. Perlu diperhatikan keselarasan antara tujuan, aktivitas, dan asesmen projek.
6. Pada jenjang PAUD, pelaporan hasil belajar tidak terpisah dengan rapor kelas. Sementara pada
jenjang lainnya pelaporan hasil belajar terpisah dengan rapor intrakurikuler.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

C. Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Tujuan Projek

Capaian fase dari dimensi


Berkebinekaan Global, elemen
Mengenal dan Menghargai
Budaya, sub elemen Mendalami
Budaya dan Identitas Budaya

Rumusan kompetensi tersebut


yang menjadi tujuan kegiatan
projek penguatan Profil Pelajar
Pancasila. Dalam setiap modul,
guru dapat memilih 3-7 subelemen
untuk menjadi sasaran kegiatan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Rubrik Utama

Sumber: Modul Projek Kandi Sekarwulan


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Rubrik Utama

Sumber: Modul Projek Marsaria Primadonna


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Gambaran Rapor Projek


Dasmen, Diksus, & Kejuruan

Sumber: Panduan Pengembangan Projek


Penguatan Profil Pelajar Pancasila,
Kemendikbud 2021.

Catatan: Slide terkait rapor ini


hanya untuk gambaran bagi
perancang modul projek.
Bagaimana mekanisme
penyusunan rapor sendiri tidak
perlu terdapat di dalam modul
projek. Rapor akan diolah oleh tim
fasilitasi projek di sekolah.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Benar atau Salah


Pembelajaran berbasis projek adalah kegiatan membuat karya seperti poster, maket, video,
dan sebagainya.

Kegiatan projek di program intrakulikuler sama persis dengan kegiatan projek penguatan
Profil Pelajar Pancasila

Kegiatan projek membutuhkan kolaborasi yang optimal antar berbagai pemangku


kepentingan, termasuk orang tua murid dan dinas pendidikan setempat

Kegiatan projek adalah satu-satunya wadah guru untuk berkreasi membantu murid
mencapai kompetensi Profil Pelajar Pancasila

Seluruh sekolah diharapkan dapat merancang modul projek secara mandiri di tahun
pertama pelaksanaan projek penguatan Profil Pelajar Pancasila
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Terima
Kasih

Anda mungkin juga menyukai