Nomor :3140/SMK.BM-TI.TBSM/M/XI/2022
Lampiran :-
Di – Medan
Dengan hormat,
Sehubungan dengan kegiatan Pelatihan Merdeka Belajar, maka dari itu kami bermaksud
mengundang Bapak/Ibu Dewan Guru untuk dapat menghadiri Pelatihan Merdeka Belajar yang
akan diadakan pada :
Hari/Tanggal : Kamis, 3 November 2022
Demikian surat undangan ini kami sampaikan, mengingat pentingnya acara pelatihan ini maka
kami sangat mengharapkan kehadiran Bapak/Ibu. Atas perhatian dan kehadirannya kami ucapkan
terimakasih.
SOSIALISASI
KURIKULUM MERDEKA
2022
By: Rivolan Priyanti Ph.
Visi Pendidikan Nasional
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pendidikan Berkualitas
yaitu kompetensi dasar dan karakter
(Profil Pelajar Pancasila)
1. Kompetensi apa yang akan dimiliki murid sebagai proyeksi masa depan
2. Bagaimana cara mewujudkan/ mencapai kompetensi murid itu.
Maka, bahwa murid menjadi acuan/’core’ dari kurikulum itu sendiri sangatlah jelas. Dimana
‘kemerdekaan murid dalam belajar” lah sebagai ‘jantung’ desain/pengembangan
kurikulumnya.
Sebagai pendidik,
selama ini, Apa
yang Bapak/Ibu
gunakan sebagai
panduan dalam
merencanakan
perjalanan belajar
murid?
Dari pengalaman
mengajar mana yang
lebih sering terjadi,
menyelesaikan materi
yang ada atau
mencapai tujuan yang
ada di dalam
kurikulum?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan dari kurikulum, semua pihak harus
berusaha secara kolaboratif. Misalnya:
PERUBAHAN KURIKULUM
STRUKTUR
PROFIL
KURIKULUM
PELAJAR
PANCASILA
PROSES
PEMBELAJARAN
Asesmen
Struktur Kurikulum Merdeka
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
4. Asesmen:
Asesmen merupakan proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengetahui
kebutuhan belajar, perkembangan, dan pencapaian hasil belajar.
Satuan Pendidikan mempunyai kewenangan untuk merancang, menentukan teknik, dan
waktu pelaksanaan asesmen sesuai dengan kondisi dan kebutuhan.
Asesmen berperan memberikan informasi sebagai umpan balik bagi guru, murid, dan orang
tua agar dapat memandu mereka dalam menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
Asesmen juga sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan mutu pembelajaran.
Asesmen yang dilakukan di kelas bukan hanya memberikan data perkembangan belajar murid,
tetapi juga upaya untuk terus meningkatkan kualitas pembelajaran.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
5. Alokasi Waktu
Satuan pendidikan juga memiliki keleluasaan untuk menentukan alokasi waktu pembelajaran.
Ada tiga alternatif model pembelajaran yang dapat diadaptasi, yaitu model reguler, blok, dan
model kolaborasi dengan mempertimbangkan sarana-prasarana, jam mengajar guru, atau
strategi lainya agar pengorganisasian kegiatan belajar berjalan lancar.
a. Model reguler adalah model pembelajaran yang paling umum digunakan. Setiap pembelajaran
dilakukan terpisah antara satu mapel dengan mapel lainnya
b. Pada model blok, waktu pelajaran dikelola dalam bentuk blok-blok waktu. Misalnya, dalam 1 semester
mata pelajaran IPA diajarkan dalam 3 bulan pertama, kemudian 3 bulan selanjutnya digunakan untuk
mata pelajaran IPS.
c. Pada model kolaborasi, guru berkolaborasi sedemikian rupa untuk merencanakan, melaksanakan,
dan melakukan asesmen untuk suatu pembelajaran yang terpadu. Misalnya kolaborasi antara Bahasa
Indonesia dan Seni Musik. Murid membuat lirik puisi dan membuat lagu dari lirik tersebut.
Jam di Proyek Profil
6. Perangkat Ajar
Selain keleluasaan dalam menentukan alokasi waktu, kita juga mempunyai keleluasaan
untuk memilih dan memberikan perangkat ajar kepada murid, selama masih ada dalam
prinsip Pembelajaran dengan Paradigma Baru.
Jadi, perangkat ajar bukan saja melalui buku teks, tetapi bisa menggunakan media lain
seperti,
1. Modul ajar,
2. Modul projek,
3. Buku non teks,
4. Video, dan
5. Media cetak/digital.
*) Bapak/Ibu dapat mengunduh Kepmen N0 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran pada LMS, untuk mengetahui secara detil struktur kurikulum Merdeka dengan lengkap
Mengapa Kurikulum Agar bermakna, kurikulum
operasional satuan pendidikan
Operasional Berbeda dikembangkan sesuai dengan
antar Satuan konteks dan kebutuhan peserta
Pendidikan? didik dan satuan pendidikan.
Profil
Pelajar
Kompeten sesuai tuntutan
Pancasila ketrampilan abad 21
Integritas
Akhlak Pribadi
Merawat diri secara fisik, mental dan spiritual
Mengutamakan persamaan dengan orang
Beriman Bertakwa
Akhlak Kepada lain dan menghargai perbedaan
kepada Tuhan YME
Manusia
dan Berempati kepada orang lain
Berakhlak Mulia
Akhlak Kepada Menjaga lingkungan
Alam Memahami keterhubungan ekosistem bumi
Berbagi
Elemen dan Sub Elemen
Profil Pelajar Pancasila
Mengenali kualitas dan minat diri serta
tantangan yang dihadapai
Pemahaman Diri
dan Situasi
Mengembangkan refleksi diri
Regulasi Emosi
Menganalisis
dan
Bernalar Kritis mengevaluasi
penalaran
Merefleksi dan
mengevaluasi
pemikirannya
sendiri
Elemen dan Sub Elemen
Profil Pelajar Pancasila
Menghasilkan
gagasan yang
orisinal
Menghasilkan
karya dan
Kreatif Tindakan yang
orisinal
Memiliki
keluwesan
berpikir dalam
mencari
aternatif solusi
permasalahan Tautan dokumen:
https://drive.google.com/file/d/1-
5UzkXJXQjZJ5UNMmeBIoJfD1RQF1Sza/view?usp=
sharing
Kegiatan Pelaksanaan Profil Pelajar Pancasila
Budaya di Penanaman Profil Pelajar Pancasila melalui Iklim sekolah, kebijakan, pola
Sekolah interaksi dan komunikasi, serta norma yang berlaku di sekolah
Projek Lintas Disiplin Ilmu yang kontekstual dan berbasis pada kebutuhan
P5 masyarakat/permasalahan di lingkungan sekolah, yang bertujuan untuk
memperkuat upaya pencapaian profil pelajar Pancasila
Tautan dokumen:
https://drive.google.com/file/d/1-
5UzkXJXQjZJ5UNMmeBIoJfD1RQF1Sza/
view?usp=sharing
B. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Berdasarkan penjelasan di slide sebelumnya, kita dapat menyimpulkan beberapa hal mengenai projek
penguatan Profil Pelajar Pancasila, di antaranya:
Apakah Anda sudah memahami perbedaan projek penguatan Profil Pelajar Pancasila dengan projek
pada kegiatan intrakulikuler?
B. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
Hal-hal yang perlu diketahui mengenai projek penguatan Profil Pelajar Pancasila
PAUD
- 2 projek dengan 2 tema berbeda di jenjang PAUD
Umum & Diksus
- 2 projek dengan 2 tema berbeda di SD/MI
- 3 projek dengan 3 tema berbeda di SMP/MTs dan SMA/MA kelas X
- 2 projek dengan 2 tema berbeda di kelas XI dan XII SMA/MA
SMK
- 3 projek dengan 2 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan di kelas X
- 2 projek dengan 1 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan di kelas XI
- 1 projek dengan tema Kebekerjaan di kelas XII SMK/MAK. (Kelas XIII pada SMK program 4 tahun
tidak mengambil projek penguatan profil pelajar Pancasila.)
Tema-Tema Projek Dasmen, Diksus, & Kejuruan.
Kearifan Lokal Rekayasa dan Teknologi Kewirausahaan Bhinneka Tunggal Ika (SD-
(SD/SDLB-SMA/SMALB/SMK) (SD-SMA/SMK) (SD-SMA/SMK) SMA/SMK)
Membangun rasa ingin tahu dan Berkolaborasi dalam melatih daya pikir Mengidentifikasi potensi ekonomi di Mengenal belajar membangun dialog
kemampuan inkuiri melalui eksplorasi kritis, kreatif, inovatif, sekaligus tingkat lokal dan masalah yang ada penuh hormat tentang keberagaman
tentang budaya dan kearifan lokal kemampuan berempati untuk dalam pengembangan potensi tersebut, kelompok agama dan kepercayaan yang
masyarakat sekitar atau daerah berekayasa membangun produk serta kaitannya dengan aspek dianut oleh masyarakat sekitar dan di
tersebut, serta perkembangannya. berteknologi yang memudahkan lingkungan, sosial dan kesejahteraan Indonesia serta nilai-nilai ajaran yang
kegiatan dirinya dan juga sekitarnya. masyarakat. dianutnya.
Gaya Hidup Berkelanjutan Bangunlah Jiwa dan Raganya Suara Demokrasi Kebekerjaan
(SD-SMA/SMK) (SD- SMA/SMK) (SMP-SMA/SMK) (Tema wajib di SMK)
Memahami dampak dari aktivitas Membangun kesadaran dan Merefleksikan makna demokrasi dan Membangun pemahaman terhadap
manusia, baik jangka pendek maupun keterampilan untuk memelihara memahami implementasi demokrasi ketenagakerjaan, peluang kerja, serta
panjang, terhadap kelangsungan kesehatan fisik dan mental, baik untuk serta tantangannya dalam konteks yang kesiapan kerja untuk meningkatkan
kehidupan di dunia maupun lingkungan dirinya maupun orang sekitarnya. berbeda, termasuk dalam organisasi kapabilitas yang sesuai dengan
sekitarnya. sekolah dan/atau dalam keahliannya, mengacu pada
dunia kerja. kebutuhan dunia kerja terkini.
Tema-Tema Projek PAUD
Aku Sayang Bumi Aku Cinta Indonesia Bermain dan Bekerja Imajinasiku/ Imajinasi dan
sama/Kita Semua Kreativitasku
Tema ini bertujuan untuk mengenalkan Tema ini bertujuan agar peserta didik
mengenal identitas dan karakteristik
Bersaudara
peserta didik pada isu lingkungan, Tema ini bertujuan untuk mengajak
eksplorasi dalam mencari solusi kreatif negara, keberagaman budaya dan ciri
Tema ini bertujuan untuk mengajak peserta didik belajar mengenali
yang dapat dilakukan oleh peserta khas lainnya tentang Indonesia
peserta didik untuk mampu berinteraksi dunianya melalui imajinasi, eksplorasi,
didik, serta memupuk kepedulian sehingga mereka memahami identitas
dengan teman sebaya, menghargai dan eksperimen. Pada tema Imajinasiku
terhadap alam sebagai perwujudan rasa dirinya sebagai anak Indonesia, serta
perbedaan, mau ini peserta didik distimulasi dengan
sayang terhadap ciptaan Tuhan YME. bangga menjadi anak Indonesia.
berbagi, dan mampu bekerja sama. serangkaian kegiatan yang dapat
membangkitkan rasa ingin tahu,
memperkaya pengalamannya dan
menguatkan kreativitasnya.
Tahapan Pelaksanaan Projek | Setidaknya terdapat 6 tahapan pelaksanaan projek yang bisa dimodifikasi
dan disesuaikan dengan kondisi sekolah (Terutama untuk jenjang PAUD).
Prinsip Pengembangan Projek
Berpusat
Holistik Kontekstual Eksploratif pada Peserta
Didik
C. Modul Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
● .
Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum
Merdeka dan Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan
● Tetap - ditetapkan oleh Pemerintah Pusat
● Fleksibel dan dinamis - menjadi otonomi di satuan pendidikan
Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di
Satuan Pendidikan secara Umum
Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan
Pendidikan di Sekolah Menengah Kejuruan
CAPAIAN
PEMBELAJARAN
Pembelajaran ibarat sebuah perjalanan, bukan sebuah
perlombaan balap. Hal yang terpenting dalam sebuah
perjalanan adalah tujuannya. Tanpa tujuan, kita pastilah
hanya buang-buang waktu dan biaya saja. Jika sebuah
tujuan jelas dan penting bagi hidup kita, pastilah kita akan
mencari dan menggunakan berbagai cara untuk
mencapainya, seberapapun lamanya atau seberapapun
menantangnya.
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan tujuan akhir di setiap Sumber gambar: Nick Fewings/ www.unsplash.com
Understanding by Design merupakan sebuah kerangka kerja dengan fokus pada proses
perencanaan dan struktur yang memandu pengembangan kurikulum, asesmen, dan
instruksi pembelajaran. Proses perencanaan ini fokus pada dua hal:
Merencanakan
Menentukan
Identifikasi hasil pengalaman
bukti-bukti yang
yang diinginkan belajar dan
dapat diterima
instruksi
Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara,
CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu untuk
mencapainya (fase).
Tentu saja jika perjalanan ditempuh dengan menggunakan kendaraan umum, berjalan kaki, berlari,
bersepeda, atau berlayar, elemen Capaian Pembelajarannya sangat mungkin berbeda dengan
mengemudikan mobil. Mungkin elemennya lebih sedikit/banyak, mungkin mirip atau sama.
Elemen setiap mata pelajaran dapat memiliki persamaan atau perbedaan karakteristik satu
dengan lainnya.
Contoh Capaian Pembelajaran: Seni Rupa
Berpikir dan Siswa mampu mengenali dan membiasakan Siswa mulai terbiasa secara mandiri menggunakan Siswa secara mandiri menggunakan berbagai
diri dengan berbagai prosedur dasar sederhana berbagai prosedur dasar sederhana untuk berkarya prosedur dasar sederhana untuk berkarya dengan
Bekerja Artistik untuk berkarya dengan aneka pilihan media dengan aneka pilihan media yang tersedia di aneka pilihan media yang tersedia di sekitar. Siswa
yang tersedia di sekitar. Siswa mengetahui dan sekitar. Siswa mengetahui, memahami dan mulai mengetahui, memahami dan konsisten
memahami keutamaan faktor keselamatan konsisten mengutamakan faktor keselamatan mengutamakan faktor keselamatan dalam bekerja.
dalam bekerja dalam bekerja
Mengalami Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan
dan menuangkan pengalaman kesehariannya menuangkan pengalaman kesehariannya secara menuangkan pengalaman kesehariannya secara
secara visual dengan menggunakan bentuk- visual dengan menggunakan garis pijak dan proporsi visual dengan menggunakan konsep ruang, garis
bentuk dasar geometris. Siswa mengeksplorasi walaupun masih berdasarkan penglihatan sendiri. horison, pemahaman warna, keseimbangan (balance)
alat dan bahan dasar dalam berkarya. Siswa Siswa dapat menggunakan alat, bahan dan dan irama/ritme (rhythm). Siswa dapat menggunakan
juga mengenali prosedur dasar dalam berkarya prosedur dasar dalam berkarya. dan menggabungkan alat, bahan dan prosedur dasar
dalam berkarya
Menciptakan Siswa mampu menciptakan karya dengan Siswa mampu menciptakan karya dengan Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni mengeksplorasi, menggunakan dan menggabungkan
rupa berupa garis, bentuk dan warna rupa berupa garis, bentuk, tekstur, ruang dan elemen seni rupa yang telah dipelajari. Siswa mulai
warna. menggunakan garis horizon. Selain itu, siswa mulai
menunjukkan pemahaman warna, keseimbangan dan
irama/ritme dalam karya
Elemen Fase A Fase B Fase C
Merefleksikan Siswa mampu mengenali dan Siswa mampu mengenali dan Siswa mampu mengenali dan
menceritakan fokus dari karya yang menceritakan fokus dari karya yang menceritakan fokus dari karya yang
diciptakan atau dilihatnya (dari teman diciptakan atau dilihatnya (dari teman diciptakan atau dilihatnya (dari teman
sekelas karya seni dari orang lain) serta sekelas karya seni dari orang lain atau era sekelas karya seni dari orang lain atau era
pengalaman dan perasaannya mengenai atau budaya tertentu) serta pengalaman atau budaya tertentu) serta pengalaman
karya tersebut. dan perasaannya mengenai karya dan perasaannya mengenai karya
tersebut tersebut
Berdampak Siswa mampu menciptakan karya sendiri Siswa mampu menciptakan karya sendiri Siswa mampu menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan perasaan atau yang sesuai dengan perasaan,minat atau yang sesuai dengan perasaan,minat atau
minatnya konteks lingkungannya konteks lingkungannya
MODUL
AJAR
Apa yang dimaksud dengan Modul Ajar?
Modul Ajar merupakan salah satu perangkat ajar yang digunakan untuk
merencanakan pembelajaran. Modul ajar sama seperti RPP, namun
modul ajar memiliki komponen yang lebih lengkap.
Modul ajar adalah sebuah dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan
media pembelajaran serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit
atau topik berdasarkan alur tujuan pembelajaran.
Struktur modul ajar tersebut bukan struktur wajib yang semuanya harus dilampirkan dalam modul ajar
yang dibuat/dimodifikasi. Guru diperbolehkan untuk memilih/menyederhanakan beberapa komponen
utama untuk dicantumakan dalam modul ajar sesuai dengan kebutuhan di kelas masing-masing.
Komponen Modul Ajar Wajib
Alur tujuan pembelajaran menjadi dasar bagi pendidik untuk menyusun perencanaan
pembelajaran atau modul ajar. Pendidik memiliki keleluasaan untuk mengembangkan
modul ajar sendiri, memilih dan memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai dengan
konteks, kebutuhan dan karakteristik peserta didik.
DISKUSI KELAS
- Mengembangkan kemampuan PRODUK
berkomunikasi dan berinteraksi antar Bentuk - Mengembangkan kkreatifitas
siswa.
Asesmen - Meningkatkan ketelitian dan jiwa
- Belajar berdemokrasi, menghargai
seni.
pendapat orang lain serta berani Formatif dan
berpendapat.
Sumatif
DRAMA
TES LISAN
- Melatih kepercayaan diri dan - Meningkatkan kemampuan
jiwa seni. berbicara
- Belajar bekerjasama, - mengkonfirmasi pemahaman.
komunikasi serta berfikiri kritis. PRESENTASI - Menerapkan umpan balik
- Mengembangkan kemampuan
berkomunikasi.
- Belajar memahami topik secara
mendalam, berfikir dan bernalar
kritis.
Pengembangan Bahan
Ajar
Bahan ajar bersifat Kembangkan bahan ajar
variatif. Bisa berupa untuk membuat kegiatan
bahan ajar cetak dan pembelajaran semakin
Yang Harus
bahan ajar non-cetak. bermakna dan variatif.
Diperhatikan
Dalam Memilih
Bahan Ajar Buku yang disediakan pemerintah
Sesuaikan buku yang
hanya salah satu alternatif bahan
disediakan tersebut dengan ajar, guru diperbolehkan untuk
ATP, kebutuhan dan mengembangkan dan
karakteristik sekolah menambahkan bahan ajar lain yang
masing-masing. relevan.
SAMPAI JUMPA DI
SESI SELANJUTNYA!
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Capaian Pembelajaran
Unit Modul
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
(lihat: Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 958 tahun 2020 Tentang Capaian Pembelajaran Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Understanding by Design merupakan sebuah kerangka kerja dengan fokus pada proses
perencanaan dan struktur yang memandu pengembangan kurikulum, asesmen, dan
instruksi pembelajaran. Proses perencanaan ini fokus pada dua hal:
CP disusun menggunakan
metode Backward Design
Merencanakan
Menentukan
Identifikasi hasil pengalaman
bukti-bukti yang
yang diinginkan belajar dan
dapat diterima
instruksi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Elemen Dalam CP
Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki
beberapa elemen atau kelompok
kompetensi esensial yang berlaku sama
untuk semua fase pada mata pelajaran
tersebut.
Masing-masing elemen tersebut memiliki
capaian per fasenya sendiri yang saling
menunjang untuk mencapai pemahaman
yang dituju.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Berpikir dan Siswa mampu mengenali dan membiasakan Siswa mulai terbiasa secara mandiri menggunakan Siswa secara mandiri menggunakan berbagai
diri dengan berbagai prosedur dasar sederhana berbagai prosedur dasar sederhana untuk berkarya prosedur dasar sederhana untuk berkarya dengan
Bekerja Artistik untuk berkarya dengan aneka pilihan media dengan aneka pilihan media yang tersedia di aneka pilihan media yang tersedia di sekitar. Siswa
yang tersedia di sekitar. Siswa mengetahui dan sekitar. Siswa mengetahui, memahami dan mulai mengetahui, memahami dan konsisten
memahami keutamaan faktor keselamatan konsisten mengutamakan faktor keselamatan mengutamakan faktor keselamatan dalam bekerja.
dalam bekerja dalam bekerja
Mengalami Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan
dan menuangkan pengalaman kesehariannya menuangkan pengalaman kesehariannya secara menuangkan pengalaman kesehariannya secara
secara visual dengan menggunakan bentuk- visual dengan menggunakan garis pijak dan proporsi visual dengan menggunakan konsep ruang, garis
bentuk dasar geometris. Siswa mengeksplorasi walaupun masih berdasarkan penglihatan sendiri. horison, pemahaman warna, keseimbangan (balance)
alat dan bahan dasar dalam berkarya. Siswa Siswa dapat menggunakan alat, bahan dan dan irama/ritme (rhythm). Siswa dapat menggunakan
juga mengenali prosedur dasar dalam berkarya prosedur dasar dalam berkarya. dan menggabungkan alat, bahan dan prosedur dasar
dalam berkarya
Menciptakan Siswa mampu menciptakan karya dengan Siswa mampu menciptakan karya dengan Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni mengeksplorasi, menggunakan dan menggabungkan
rupa berupa garis, bentuk dan warna rupa berupa garis, bentuk, tekstur, ruang dan elemen seni rupa yang telah dipelajari. Siswa mulai
warna. menggunakan garis horizon. Selain itu, siswa mulai
menunjukkan pemahaman warna, keseimbangan dan
irama/ritme dalam karya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Merefleksikan Siswa mampu mengenali dan Siswa mampu mengenali dan Siswa mampu mengenali dan
menceritakan fokus dari karya yang menceritakan fokus dari karya yang menceritakan fokus dari karya yang
diciptakan atau dilihatnya (dari teman diciptakan atau dilihatnya (dari teman diciptakan atau dilihatnya (dari teman
sekelas karya seni dari orang lain) serta sekelas karya seni dari orang lain atau era sekelas karya seni dari orang lain atau era
pengalaman dan perasaannya mengenai atau budaya tertentu) serta pengalaman atau budaya tertentu) serta pengalaman
karya tersebut. dan perasaannya mengenai karya dan perasaannya mengenai karya
tersebut tersebut
Berdampak Siswa mampu menciptakan karya sendiri Siswa mampu menciptakan karya sendiri Siswa mampu menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan perasaan atau yang sesuai dengan perasaan,minat atau yang sesuai dengan perasaan,minat atau
minatnya konteks lingkungannya konteks lingkungannya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Interpretasi Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide,
Interpretation perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi,
anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.
Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang
Application nyata dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi ( menyerupai kenyataan)
Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari
Perspective sebuah situasi , melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan
memberikan kritik.
Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/ atau
Empathy memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu
Pengenalan diri Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Peserta didik mampu menyimak Penjelasan Menjelaskan kembali isi sebuah teks cerita
dengan saksama, memahami dan Explanation pendek, puisi, drama, atau surat resmi dalam
memaknai instruksi, mengidentifikasi bentuk lisan atau isyarat
informasi berupa fakta atau proses Aplikasi Mampu mengikuti instruksi kerja tertulis
kejadian dari teks petunjuk/arahan Application sederhana. Mampu menceritakan kronologi
sederhana, teks cerita pendek, surat sebuah peristiwa berdasarkan arahan
pribadi, teks puisi, teks drama, dan sederhana
surat resmi seperti surat undangan Perspektif Berbagi pendapatnya mengenai sebuah teks
dan surat pemberitahuan yang Perspective cerita pendek, puisi, atau drama
disajikan dalam bentuk lisan atau
Interpretasi Bermain peran berdasarkan sebuah teks
isyarat, teks aural (teks yang Interpretation cerita pendek, puisi, atau drama
dibacakan) dan teks audiovisual.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Nama:
Mata Pelajaran/Fase/Elemen CP :
Pengenalan
Elemen CP Mapel/Fase (Salin tempel elemen di sini) diri
Interpretasi
Penjelasan
Aplikasi
Perspektif
Empati
• Mengapa CP disusun berdasarkan fase dan pengurangan konten • Apa yang dimaksud dengan kompetensi?
materi akan mendorong tercapainya kompetensi dan bukan
Kompetensi adalah kemampuan kerja setiap individu yang
berarti penurunan standar? mencakup aspek pengetahuan, keterampilan, dan sikap kerja yang
sesuai dengan standardisasi yang diharapkan (Badan Nasional
Pembelajaran berdasarkan fase merupakan penerapan dari prinsip Sertifikasi Profesi , 2014).
pembelajaran sesuai tahap capaian belajar atau yang dikenal juga Kompetensi adalah karakter individu yang dapat diukur dan
dengan istilah Teaching at The Right Level (mengajar pada tahap ditentukan untuk menunjukkan perilaku dan performa kerja
capaian yang sesuai). Rentang waktu belajar yang lebih lama tertentu pada diri seseorang (Spencer, McClelland & Spencer, 1994).
dalam Fase memberikan kesempatan siswa untuk benar-benar Kompetensi terbangun atas aspek kognitif yang berangkaian
memahami sebuah konsep dan mendalami sebuah keterampilan, dengan aspek afektif atau disposisi tentang ilmu pengetahuan yang
bukan sekadar mengejar ketuntasan materi/ berpusat pada guru dipelajarinya. Untuk membangun dan mengembangkan kompetensi,
dan konten. peserta didik perlu mendapatkan kesempatan untuk
mengaplikasikan pengetahuan dan keterampilannya dalam situasi
yang spesifik dan nyata (Glaesser, 2018)
Pengurangan materi merupakan konsekuensi untuk merancang
kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada kompetensi dan
• Bagaimana 6 aspek pemahaman dapat membantu saya merancang
karakter. Materi yang disampaikan harus esensial, relevan dengan asesmen dan kegiatan yang efektif membantu pemahaman siswa
kehidupan, dan bermakna untuk siswa. mencapai CP?
Pritchett dan Beatty (2015) menemukan bahwa peserta didik yang 6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi
pemahaman siswa atas apa yang telah mereka pelajari. Jika siswa
mengalami kesulitan memahami konsep di kelas-kelas awal di melakukan salah satu dari keenam aspek/facet (mampu menjelaskan
sekolah dasar juga mengalami kesulitan di jenjang-jenjang , menginterpretasi, menerapkan, berempati, memiliki sebuah sudut
berikutnya. Artinya, padatnya materi pelajaran membawa pandang, atau memiliki pengenalan diri), berarti mereka telah
dampak yang panjang dan siswa kehilangan kesempatan untuk mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman. Guru dapat
menggunakan 6 Aspek Pemahaman ini untuk menentukan bentuk
mengembangkan kemampuan berpikir yang lebih tinggi. pemahaman yang perlu didemonstrasikan siswa/dapat di-ases.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
• Apakah semua mata pelajaran memiliki elemen yang sama • Bagaimana hubungan dan peran Elemen dengan
dengan pelajaran lainnya? kompetensi yang dituju CP?
Tidak selalu. Setiap mata pelajaran memiliki elemen yang Setiap elemen memiliki peran dan capaiannya masing-
berbeda-beda atau sama dengan mata pelajaran lain, masing untuk membangun pengetahuan, keterampilan,
tergantung dari karakteristik mata pelajaran itu sendiri atau sikap yang pada saling terhubung dan saling
• Apakah elemen CP sebuah mata pelajaran sama untuk semua menunjang membangun kompetensi seseorang agar
fase? dapat mencapai CP mata pelajaran tersebut. Elemen-
Ya, benar. Elemen dalam CP sebuah mata pelajaran sama dari elemen tersebut umumnya tidak bersifat hirarkis.
fase A-F. Yang membedakan adalah kompleksitas dan
kedalaman materinya, yang artinya kompetensi peserta didik • Apakah CP memuat Kompetensi Inti dan Kompetensi
pun berkembang dari fase ke fase. Dasar?
Sebagai contoh, dalam mata pelajaran Bahasa Indonesia
terdapat 4 elemen utama, yaitu: 1) menyimak, 2) membaca dan Tidak. CP dinyatakan dalam bentuk paragraf/narasi
memirsa, 3) berbicara dan merepresentasikan, dan 4) menulis. berisi kompetensi (kesatuan pengetahuan,
Sejak Fase A (kelas I-II SD/sederajat) hingga Fase F (kelas XI-XII keterampilan, dan sikap kunci) yang perlu dicapai oleh
SMA/sederajat), keempat elemen tersebut dipelajari dengan siswa di akhir sebuah fase.
tingkat kompleksitas kognitif yang terus berkembang
• Bagaimana apabila terdapat perbedaan kemampuan/ level • Apakah dengan sistem Fase, apakah siswa yang tertinggal Fase akan
Capaian Pembelajaran dalam suatu kelas? (Contoh: dalam mengalami tinggal kelas/tidak naik kelas?
kelas 5 ternyata masih ada siswa yang masih berada di fase B,
sementara yang lain sudah sesuai berada di fase C)
Tidak. Siswa tetap akan naik kelas dengan catatan perkembangan
Sangat penting untuk melakukan asesmen diagnostik baik masing-masing yang dapat dijadikan landasan untuk merancang
kognitif maupun non kognitif di awal pembelajaran (akan pembelajaran yang berdiferensiasi sesuai levelnya (Teaching at The
dibahas pada modul Asesmen). Hasil asesmen diagnostik ini
akan menentukan CP yang akan digunakan dalam kelas Right Level). Penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak
tersebut. memberikan banyak manfaat untuk anak (capaian akademik mereka
tidak , malah menurunkan rasa percaya diri anak (self efficacy) tentang
Untuk mengatasinya dapat digunakan Pembelajaran kemampuannya untuk sukses secara akademik.
Berdiferensiasi. Sangat memungkinkan , dalam suatu kelas
digunakan 2 CP. Contoh:
1. Siswa dengan kemampuan umum digunakan CP fase • Apakah satuan pendidikan dapat membuat CP sendiri?
tersebut (contoh kelas 5 menggunakan CP fase C).
2. Siswa dengan kemampuan melampaui fase C tetap Tidak. CP sifatnya terberi (given) dari pemerintah dan tidak dapat
menggunakan fase C dengan pengayaan/ pendalaman.
Siswa dengan kemampuan ini juga dapat diajak untuk diubah.
berbagi kiat belajar dengan temannya (peer teaching)
3. Siswa yang masih berada di fase B menggunakan CP fase • Mengapa CP hanya memuat tujuan akhir pembelajaran dan rentang
B dengan dampingan guru (remedial) waktu untuk mencapainya?
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus, apabila
mengalami hambatan intelegensi dapat menggunakan Setiap satuan pendidikan diberikan keleluasaan untuk menentukan
CP pendidikan khusus, namun jika tidak mengalami Kurikulum Operasional Sekolah, Tujuan Pembelajaran dan Alur Tujuan
hambatan intelegensi dapat menggunakan CP reguler Pembelajaran, dan Modul Ajar berdasarkan CP. dengan
dengan menerapkan prinsip modifikasi kurikulum
mempertimbangkan kekhasan, potensi, dan konteks sekolah, serta
kemampuan siswa dan gurunya.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Terima Kasih