Anda di halaman 1dari 41

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,

Riset, dan Teknologi

PEMBELAJARAN PARADIGMA BARU


DALAM IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mari kita telaah perbedaan kondisi murid 10 tahun


yang lalu dengan kondisi saat ini berdasarkan:

1. Cara mendapatkan informasi


2. Cara mengerjakan tugas
3. Cara komunikasi
4. Teknologi yang digunakan
5. Cita-cita atau pilihan profesi
6. Permainan yang dilakukan

Adakah perbedaan???
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Alasan perubahan/penyesuaian kurikulum


1. Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya”.
2. Kurikulum bersifat dinamis dan terus dikembangkan atau diadaptasi sesuai konteks dan
karakteristik murid, demi membangun kompetensi sesuai kebutuhan mereka: kini dan di masa
depan.
3. Proyeksi Pendidikan 2030 yang dilakukan oleh OECD, kompetensi tidak hanya fokus pada aspek
kognitif, sikap, psikomotorik, tetapi juga ada value/nilai yang melengkapi kompetensi murid.
4. Saat ini, kualitas literasi dan numerasi, kesehatan mental dan sosial emosional murid merupakan
pondasi atau prasyakrat yang diperlukan murid untuk membangun kompetensi transformatif murid
menuju pembelajar sepanjang hayat.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mengutip pernyataan Ki Hajar Dewantara:

“Maksud pendidikan itu adalah menuntun


segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-
“Memberi ilmu demi kecakapan anak, agar mereka dapat mencapai
hidup anak dalam usaha
keselamatan dan kebahagiaan yang setinggi-
mempersiapkannya untuk segala
tingginya baik sebagai manusia, maupun
kepentingan hidup manusia, baik
anggota masyarakat.”
dalam hidup bermasyarakat
maupun hidup berbudaya dalam
arti seluas-luasnya.”

https://www.youtube.com/watch?v=0GAUJL4_PGQ
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Alasan perubahan kurikulum


Ketika kita merancang kurikulum, kita harus menempatkan kebutuhan, pendapat, pengalaman,
hasil belajar, serta kepentingan murid sebagai rujukan utama.
Sejatinya, kurikulum dirancang untuk murid.

Oleh karena itu semua pihak harus berusaha secara kolaboratif. Misalnya:

1. Guru harus terus belajar memfasilitasi pembelajaran yang sesuai,


2. Orang tua harus terus memahami perkembangan anak/murid dan kebutuhannya.
3. Begitu juga dengan pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan semua yang bergerak
di bidang pendidikan juga harus terus mengikuti perkembangan kebutuhan murid.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mengapa kurikulum perlu diadaptasi?


 Perbedaan lingkungan dan ekosistem satuan, ditambah pula dengan perubahan yang terus terjadi
di sekitar kita.

Setiap satuan Pendidikan memiliki karakteristik dan lingkungan yang berbeda-beda, begitupun dengan perkembangan
sekitar lingkungannya
● Di mana satuan berada? Apakah di tepi pantai? Apakah di tengah-tengah perkebunan? Perkotaan, industry?
● Perubahan apa saja yang terjadi di sekitar satuan ?
● Apakah ada hal-hal yang mengubah kehidupan guru dan murid di satuan?
Selain itu karakteristik peserta didiknya juga berbeda-beda, hal tersebut akan berpengaruh dalam menentukan
pembelajaran seperti apa yang paling sesuai dengan karakteristik peserta didik di lingkungan tersebut.
 Bentuk adaptasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan murid-murid di satuan dapat diterjemahkan
dalam Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan.
 Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan adalah dokumen hidup, yang dapat sewaktu-waktu
disesuaikan dengan kebutuhan murid setelah proses refleksi yang dilakukan oleh seluruh pemangku
kepentingan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Peran dan Fungsi Kurikulum


Peran kurikulum yaitu sebagai pedoman dan acuan dalam pembelajaran.
Ada tiga peranan kurikulum yang dapat kita maknai:
1. Mewariskan nilai dan budaya masyarakat yang relevan dengan masa kini
2. Mengembangkan sesuatu yang dibutuhkan saat ini dan masa depan
3. Menilai dan memilih sesuatu yang relevan sebagai kontrol sosial

Sementara fungsi kurikulum bagi guru, adalah untuk memandu dalam proses belajar murid.

https://www.youtube.com/watch?v=YcCe4iKTpag
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Ketika kurikulum berubah, ada implikasi yang


mengikutinya:
● Arah perubahan struktur kurikulum beserta komponennya
● Apa yang menjadi tujuan pembelajarannya
● kompetensi dan value apa yang akan dikembangkan sebagai tujuan dari
pembelajaran
● Bagaimana cara/prinsip pembelajaran yang perlu dilakukan
● Bagaimana cara/prinsip asesmen yang perlu dilakukan
● Bagaimana cara melakukan adaptasi kurikulum untuk satuan pendidikan
masing-masing yang kontekstual dengan satuan pendidikan dan kebutuhan
muridnya

(Kepmen No 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka Pemulihan Pembelajaran)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

PENERAPAN KURIKULUM MERDEKA DI SEKOLAH


Benang Merah Pengembangan Kurikulum
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kurikulum Merdeka melanjutkan arah pengembangan


kurikulum sebelumnya:
1. Orientasi holistik: kurikulum dirancang untuk
mengembangkan murid secara holistik, mencakup
kecakapan akademis dan non-akademis, kompetensi
kognitif, sosial, emosional, dan spiritual.
2. Berbasis kompetensi, bukan konten: kurikulum
dirancang berdasarkan kompetensi yang ingin
dikembangkan, bukan berdasarkan konten atau materi
tertentu.
3. Kontekstualisasi dan personalisasi: kurikulum
dirancang sesuai konteks (budaya, misi sekolah,
lingkungan lokal) dan kebutuhan murid.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2


KERANGKA DASAR
DAN STRUKTUR
KURIKULUM
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Kerangka Dasar Kurikulum Merdeka

●.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum Merdeka


Pembelajaran dengan Paradigma Baru merupakan upaya menumbuhkan pembelajar sepanjang hayat yang sesuai dengan Profil
Pelajar Pancasila. Proses pembelajaran dengan paradigma baru dilaksanakan melalui Kurikulum Merdeka yang memuat:
Program intrakurikuler, Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

1. Program Intrakurikuler pada PAUD: 2. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila :


 Kegiatan pembelajaran intrakurikuler dirancang agar anak dapat  Bertujuan untuk memperkuat upaya pencapaian profil pelajar
mencapai kemampuan yang tertuang di dalam capaian pembelajaran. Pancasila yang dilakukan melalui pembelajaran berbasis projek
 Ada 3 elemen capaian pembelajaran untuk jenjang PAUD yaitu, Nilai  Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila memberikan
Agama dan Budi Pekerti, Jati Diri, serta Literasi, Matematika, pembelajaran yang kontekstual, mengasah kemampuan
Sains,Teknologi, Rekayasa, dan Seni berpikir, dan pemecahan masalah kepada murid.
 Kegiatan pembelajaran intrakurikuler adalah bermain bermakna  Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila pada
sebagai perwujudan “Merdeka Belajar, Merdeka Bermain”. Kegiatan jenjang PAUD dilakukan secara terintegrasi dengan
yang dipilih harus memberikan pengalaman yang menyenangkan dan intrakurikuler.
bermakna bagi anak.  Penguatan profil pelajar Pancasila di PAUD dilakukan dalam
 Kegiatan pembelajaran perlu didukung dengan penggunaan sumber- konteks perayaan, tradisi lokal, hari besar nasional, dan
sumber belajar kontekstual di lingkungan sekitar anak. internasional.
 Sumber belajar yang tidak tersedia secara nyata dapat didukung dengan  Asesmen yang dilakukan berfokus pada ke 6 dimensi Profil
teknologi dan buku bacaan anak. Pelajar Pancasila.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

APAKAH KURIKULUM MERDEKA?


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Mengenal
Karakteristik dan
Elemen CP
PAUD
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP)


 Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap
fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD.

Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran.
Bagi peserta didik berkebutuhan khusus dengan hambatan intelektual dapat menggunakan CP pendidikan
khusus. Peserta didik berkebutuhan khusus tanpa hambatan intelektual menggunakan CP reguler dengan
menerapkan prinsip modifikasi kurikulum.

CP untuk PAUD, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, SDLB, SMPLB, SMALB, Paket A, Paket B, dan Paket C
ditetapkan oleh Pemerintah Pusat. Ada 7 fase yang ditetapkan yaitu:

Jenjang PAUD: Fase Fondasi (TK B) Jenjang SMP : Fase D (Kelas 7-9 SMP)
Jenjang SD Jenjang SMA/SMK
• Fase A (Kelas 1-2 SD) • Fase E (Kelas 10 SMA)
• Fase B (Kelas 3-4 SD) • Fase F (Kelas 11-12 SMA)
• Fase C (Kelas 5-6 SD)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
CAPAIAN PEMBELAJARAN PAUD
NILAI AGAMA DAN BUDI PEKERTI
Anak percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa, mulai mengenal dan mempraktikkan ajaran pokok sesuai
dengan agama dan kepercayaanNya. Anak berpartisipasi aktif dalam menjaga kebersihan, kesehatan
dan keselamatan diri sebagai bentuk rasa sayang terhadap dirinya dan rasa syukur pada Tuhan Yang
Maha Esa. Anak menghargai sesama manusia dengan berbagai perbedaannya dan mempraktikkan
perilaku baik dan berakhlak mulia. Anak menghargai alam dengan cara merawatnya dan menunjukkan
rasa sayang terhadap makhluk hidup yang merupakan ciptaan Tuhan Yang Maha Esa.

JATI DIRI
Anak mengenali, mengekspresikan, dan mengelola emosi diri serta membangun hubungan sosial
secara sehat. Anak mengenal dan memiliki perilaku positif terhadap diri dan lingkungan (keluarga,
Capaian Pembelajaran ditulis pada akhir sekolah, masyarakat, negara, dan dunia) serta rasa bangga sebagai anak Indonesia yang berlandaskan
Pancasila. Anak menyesuaikan diri dengan lingkungan, aturan, dan norma yang berlaku. Anak
fase fondasi : menggunakan fungsi gerak (motorik kasar, halus, dan taktil) untuk mengeksplorasi dan memanipulasi
Anak menunjukkan kegemaran mempraktikkan berbagai objek dan lingkungan sekitar sebagai bentuk pengembangan diri.

dasar-dasar nilai agama dan budi pekerti;


kebanggaan terhadap jati dirinya; dasar-dasar DASAR-DASAR LITERASI, MATEMATIKA, SAINS, TEKNOLOGI, REKAYASA DAN SENI
kemampuan literasi matematika, sains, Anak mengenali dan memahami berbagai informasi, mengomunikasikan perasaan dan pikiran secara
lisan, tulisan, atau menggunakan berbagai media serta membangun percakapan. Anak menunjukkan
teknologi, rekayasa, dan seni untuk minat, kegemaran, dan berpartisipasi dalam kegiatan pramembaca dan pramenulis. Anak mengenali
membangun sikap positif terhadap belajar dan dan menggunakan konsep pramatematika untuk memecahkan masalah di dalam kehidupan sehari-hari.
Anak menunjukkan kemampuan dasar berpikir kritis, kreatif, dan kolaboratif. Anak menunjukkan rasa
kesiapan mengikuti pendidikan dasar”. ingin tahu melalui observasi, eksplorasi, dan eksperimen dengan menggunakan lingkungan sekitar dan
media sebagai sumber belajar, untuk mendapatkan gagasan mengenai fenomena alam dan sosial. Anak
menunjukkan kemampuan awal menggunakan dan merekayasa teknologi serta untuk mencari informasi,
gagasan, dan keterampilan secara aman dan bertanggung jawab. Anak mengeksplorasi berbagai
proses seni, mengekspresikannya serta mengapresiasi karya seni.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

DASAR-DASAR LITERASI, MATEMATIKA, SAINS, TEKNOLOGI, REKAYASA


DAN SENI
Anak mengenali dan memahami berbagai informasi, mengomunikasikan perasaan
dan pikiran secara lisan, tulisan, atau menggunakan berbagai media serta
membangun percakapan. Anak menunjukkan minat, kegemaran, dan
berpartisipasi dalam kegiatan pramembaca dan pramenulis. Anak mengenali dan
menggunakan konsep pramatematika untuk memecahkan masalah di dalam
kehidupan sehari-hari. Anak menunjukkan kemampuan dasar berpikir kritis,
kreatif, dan kolaboratif. Anak menunjukkan rasa ingin tahu melalui observasi,
eksplorasi, dan eksperimen dengan menggunakan lingkungan sekitar dan media
sebagai sumber belajar, untuk mendapatkan gagasan mengenai fenomena alam
dan sosial. Anak menunjukkan kemampuan awal menggunakan dan merekayasa
teknologi serta untuk mencari informasi, gagasan, dan keterampilan secara aman
dan bertanggung jawab. Anak mengeksplorasi berbagai proses seni,
mengekspresikannya serta mengapresiasi karya seni.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Capaian
Pembelajaran
Anak Usia Dini
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

1. Menentukan konteks daerah, budaya, dan bahasa


lokal
Pembelajaran yang berakar pada konteks daerah, budaya, dan bahasa yang dekat dengan kehidupan
anak akan melahirkan pembelajaran bermakna dan meningkatkan bentuk partisipasi keluarga dan
masyarakat. Pembelajaran yang bermakna dan melibatkan keluarga serta masyarakat ini akan
mendukung semakin besarnya peluang membangun Capaian Pembelajaran anak secara holistik dan
berkelanjutan karena dibangun dalam sebuah program pembelajaran di lembaga dan dilanjutkan di
lingkungan keluarga dan masyarakat melalui pembiasaan, aktivitas rutin di rumah dan teladan orang
dewasa di sekitar anak.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

2. Bermain-Belajar

Kata bermain-belajar maksudnya bagi anak, bermain adalah belajar. Salah satu bagian
penting dari syarat terbangunnya CP dalam proses pembelajaran untuk anak usia dini, yaitu
dengan mempertimbangkan tingkat pencapaian peserta didik, sesuai kebutuhan belajar, serta
mencerminkan karakter dan perkembangan mereka. Prinsip tersebut menggambarkan
pentingnya guru memahami tentang bagaimana anak belajar. Bermain adalah cara anak
belajar. Bermain menjadi cara yang efektif untuk melibatkan anak dalam kegiatan belajar.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

3. Dukungan (Scaffolding)

 Dukungan yang diberikan oleh orang lain, guru atau teman sebaya, memberi peluang besar
munculnya CP pada anak.

 Salah satu kunci untuk memunculkan dukungan ini adalah dengan memberikan pertanyaan
terbuka dan pertanyaan yang memantik keterampilan berpikir tingkat tinggi (Higher Order
Thinking Skills/ HOTS) pada anak.

 Pertanyaan terbuka adalah pertanyaan yang kemungkinan jawabannya bisa bermacam-macam


dan tidak mengarah pada satu jawaban benar saja.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

KONSEP PEMBELAJARAN PAUD



Kegiatan bermain sebagai proses belajar yang utama, di mana jelas terlihat keterkaitan
kegiatan dengan tujuan pembelajaran.

Penguatan literasi dini termasuk kemampuan menyimak serta mengutarakan gagasan,
kesadaran akan bentuk teks, kesadaran fonologis, prinsip alfabetis, serta pemahaman
makna. Penanaman karakter antara lain melalui kegiatan- bermain belajar berbasis buku
bacaan anak

Fase Fondasi untuk meningkatkan kesiapan bersekolah

Pembelajaran berbasis projek untuk penguatan profil Pelajar Pancasila
dilakukan melalui kegiatan perayaan hari besar dan perayaan tradisi lokal

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 4


Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi Anak bertumbuh kembang optimal
Capaian Pembelajaran Fase Fondasi: Capaian Pembelajaran
secara holistik yang siap
Pada akhir fase fondasi, anak bersekolah
menunjukkan kegemaran
mempraktikkan dasar-dasar nilai agama
Kemampuan yang menunjukkan kesiapan
dan budi pekerti; kebanggaan terhadap “Merdeka Bermain, bersekolah sebagaimana ditunjukkan
jati dirinya; kemampuan literasi dan Merdeka Belajar” dalam STPPA, yaitu: perkembangan nilai
dasar-dasar sains, teknologi, rekayasa, agama dan moral, sosial-emosional,
kognitif, fisik-motorik, bahasa, dan seni
seni dan matematika untuk membangun Bermain-belajar berbasis
kesenangan belajar dan kesiapan buku bacaan anak* Terbangunnya fondasi literasi dan
kegemaran membaca
mengikuti pendidikan dasar.
Eksplorasi lingkungan sekitar
Terbangunnya profil Pelajar Pancasila,
Tiga elemen utama yang dikembangkan: yaitu pelajar sepanjang hayat yang
Sentra, Kelompok, Area, dsb. kompeten dan memiliki karakter sesuai
1) nilai agama dan budi pekerti, 2) jati
nilai-nilai Pancasila (beriman, bertakwa
diri, dan 3) dasar-dasar literasi dan Non-schoolification kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan
sains, teknologi, rekayasa, seni, dan berakhlak mulia, mandiri, bergotong-
matematika. Tidak ada standardized test untuk royong, berkebinekaan global, bernalar
anak kritis, kreatif)

* kegiatan berbasis buku merupakan


kegiatan yang diawali dengan
guru/ortu membacakan buku untuk
anak, kemudian diikuti dengan
Prinsip pembelajaran dan asesmen Prinsip Pembelajaran
kegiatan bermain yang berkaitan
PAUD dan Asesmen dengan buku tersebut
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

PAUD BEKUALITAS

Kepemimpinan
Kualitas Proses
dan Pengelolaan
Pembelajaran
Sumber Daya

Dukungan
Pemenuhan Kemitraan
Layanan dengan Orang
Esensial Anak Tua
Usia Dini
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Empat Elemen dalam PAUD berkualitas


KUALITAS LAYANAN
PROSES PEMBELAJARAN KUALITAS LAYANAN PENGELOLAAN SATUAN

MENDUKUNG
KEMITRAAN DENGAN KEPEMIMPINAN DAN
PEMENUHAN
ORANG TUA PENGELOLAAN
KUALITAS PROSES UNTUK
LAYANAN ESENSIAL
AUD DI LUAR SUMBER DAYA

PEMBELAJARAN KESINAMBUNGAN
STIMULASI DI SATUAN
PENDIDIKAN
UNTUK PERBAIKAN
(KESEHATAN. GIZI. PEMBELAJARAN,
DAN DI RUMAH KEAMANAN,
PERLINDUNGAN.
PENGASUHAN & KESELAMATAN DAN
KESEJAHTERAAN) INKLUSIVITAS

Terdapat indikator di masing-masing elemen sebagai acuan kepada satuan, Dinas Pendidikan dan semua pihak yang dapat
mendukung terwujudnya layanan PAUD berkualitas.

Daerah dan satuan dapat menggunakan indikator di dalam profil pendidikan agar dapat memahami kegiatan dan layanan apa saja
yang perlu ada di satuan PAUD, serta merancang pendampingan yang diperlukan bagi pendidik dan tenaga kependidikan.
Indikator dimensi D dan E sebagai Transformasi Sekolah menuju PAUD Berkualitas
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Daerah dan satuan dapat menggunakan indikator di dalam profil pendidikan agar dapat memahami kegiatan dan layanan apa saja yang
perlu ada di satuan PAUD, serta merancang pendampingan yang diperlukan bagi pendidik dan tenaga kependidikan.
INPUT PROSES
Dimensi D Dimensi E

DUKUNGAN PEMENUHAN KEPEMIMPINAN DAN


KUALITAS PROSES KEMITRAAN DENGAN
LAYANAN ESENSIAL AUD DI PENGELOLAAN
PEMBELAJARAN ORANG TUA
Pendidik dan LUAR PENDIDIKAN SUMBER DAYA
tenaga
● Perencanaan pembelajaran ● Adanya interaksi ● Kelas orang tua, wahana untuk Mampu menghadirkan:
kependidikan yang efektif. terencana dengan orang berbagi informasi mengenai kebutuhan ● Sarpras Esensial yang
adalah fondasi ● Pendekatan pembelajaran tua/wali untuk esensial anak (intervensi gizi-sensitif). berfokus pada keamanan
● Pemantauan pertumbuhan anak peserta didik dan
dari PAUD memberikan pengalaman membangun
(tinggi badan, lingkar kepala, berat esensial untuk
Berkualitas. menyenangkan, dan kesinambungan
badan) mendukung kualitas
berpusat pada anak, stimulasi dari PAUD
Kapasitas dan sesuai untuk anak usia dan di rumah (wadah
● Pemantauan perkembangan anak layanan.
(DDTK/KPSP/KMS/KIA) ● Iklim aman (fisik-psikis)
kesejahteraan dini. komunikasi, kelas orang ● Berkoordinasi dengan unit lain terkait ● Iklim inklusif
PTK perlu ● Muatan pengembangan yang tua, komite, kegiatan pemenuhan gizi dan kesehatan ● Iklim Partisipatif
menjadi perhatian selaras dengan kurikulum, yang melibatkan orang ● Menerapkan PHBS melalui (trisentra)
menguatkan aspek tua, dst). pembiasaan. ● Pengelolaan sumber daya
agar keempat perkembangan, ● Penguatan peran dan ● Kepemilikan fasilitas sanitasi dan air melalui perencanaan
elemen ini kontekstual dan bermakna. kapasitas orang tua/wali bersih (minimal, menggunakan material berbasis data
terwujud ● Asesmen yang sebagai mitra pengajar sederhana dan ada air mengalir) ● Refleksi dan perbaikan
● Memberikan PMT dan/atau makanan pembelajaran oleh guru
meningkatkan kualitas dan sumber belajar.
bergizi secara berkala (minimal 3 bulan
pembelajaran.
sekali)
● Memantau kepemilikan identitas
(NIK) peserta didik.
Mana kegiatan yang lebih mencerminkan bermain adalah belajar?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

A B
Mana kegiatan yang lebih mencerminkan belajar secara kontekstual?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Dok: PAUD Probolinggo

A
B
Mana kegiatan yang dapat menstimulasi aspek perkembangan anak secara holistik?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

A
B
Mana penggalan dialog berikut yang menunjukkan interaksi positif antara pendidik dan anak?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

“Bagi yang belum selesai “Bagi yang sudah selesai


bermain, tidak boleh bermain boleh dibereskan
istirahat dulu.” terlebih dulu sebelum pindah
memilih mainan lain.”
Elemen kedua dalam PAUD berkualitas
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

KEMITRAAN DENGAN
ORANG TUA
Kegiatan dan layanan yang perlu ada dalam kemitraan dengan orang
● Adanya interaksi tua:
terencana dengan orang
tua/wali untuk 1. Berbagi informasi laporan hasil belajar anak dengan orang
membangun
tua/wali untuk keberlangsungan pembelajaran di rumah
kesinambungan stimulasi
dari PAUD dan di rumah 2. Menyediakan wadah komunikasi
(wadah komunikasi, kelas 3. Keterlibatan aktif orang tua/wali dalam kegiatan di satuan untuk
orang tua, komite, mendukung pembelajaran
kegiatan yang melibatkan
orang tua, dst).
4. Tersedianya kelas orang tua

● Penguatan peran dan


kapasitas orang tua/wali
sebagai mitra pengajar
dan sumber belajar.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Orang tua sebagai mitra pendidik dan sumber belajar Orang tua membantu membuat APE
Orang tua yang berprofesi sebagai petani bawang dari barang yang mudah ditemui di
mengajari anak untuk menanam bawang di kebun sekeliling satuan
Dok: PAUD Taman Bahagia, Kab. Sleman Dok: KB Putra Harapan, Bantul

Orang tua membacakan


buku cerita yang dipilih
anak dari sudut baca yang
ada di kelas
Orang tua dan pendidik
(Dokumentasi PAUD
mendiskusikan
Lahairoy, Kabupaten
perkembangan anak
Sorong)
Elemen ketiga
kedua dalam PAUD berkualitas
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

DUKUNGAN PEMENUHAN LAYANAN


ESENSIAL AUD DI LUAR PENDIDIKAN
Apakah satuan perlu memenuhi 8 indikator layanan
● Kelas orang tua, wahana untuk berbagi esensial AUD sendirian?
informasi mengenai kebutuhan esensial Tidak.
anak (intervensi gizi-sensitif).
● Pemantauan Pertumbuhan Anak (tinggi/ ● Kondisi kapasitas satuan PAUD serta dukungan
berat badan dan lingkar kepala)
pemerintah daerah berbeda-beda dalam upaya
● Pemantauan Perkembangan Anak
memantau pemenuhan kebutuhan esensial anak usia
(DDTK/KPSP/KIA/ KKA)
● Berkoordinasi dengan unit lain terkait dini.
pemenuhan gizi dan kesehatan ● Dalam melakukan layanan ini, satuan PAUD tidak wajib
● Menerapkan PHBS melalui pembiasaan. mengerjakannya sendiri namun berfungsi sebagai
● Memberikan PMT dan/atau makanan penghubung dengan layanan lainnya.
bergizi secara berkala (minimal 3 bulan ● Satuan PAUD perlu didorong untuk berkoordinasi
sekali) dengan orang tua/wali, atau dengan
● Memantau kepemilikan identitas (NIK)
Posyandu/Puskesmas serta layanan terkait yang ada di
peserta didik.
● Ketersediaan fasilitas sanitasi dan air
wilayahnya.
bersih (minimal, menggunakan material
sederhana dan ada air mengalir
Elemen kedua
Pemenuhan 8 Indikator
dalam PAUD
layanan
berkualitas
holistik integratif dalam PAUD berkualitas
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

1 3
Pemantauan perkembangan anak melalui
DDTK dilakukan oleh petugas kesehatan,
dan satuan berkoordinasi dg layanan
kesehatan (dilakukan 6 bulan sekali utk
anak usia 2-6 th).

Pemberian imunisasi anak juga perlu


dipantau oleh satuan menggunakan buku
KIA dan mengacu pada situs IDAI untuk
jadwal imunisasi booster pada anak usia
Tersedianya kelas orang tua dini.
yang bentuknya disesuaikan
kondisi satuan

Satuan dapat melakukan koordinasi dg Puskesmas atau


pusat layanan kesehatan terkait pemenuhan gizi dan
kesehatan AUD.
Kepala satuan/pendidik dapat berkoordinasi dengan
Pemantauan pertumbuhan anak (tinggi, kader PKK, kader posyandu, kader BKB, fasilitator Desa,
berat, lingkar kepala) dilakukan oleh Bunda PAUD Desa untuk dapat mengkomunikasikan hasil
petugas kesehatan & satuan berkoordinasi dari rekapitulasi pencatatan gizi dan Kesehatan serta
dg layanan kesehatan. informasi lainnya yang memerlukan perhatian dari unit
lain
Pemenuhan 8 Indikator layanan holistik integratif dalam PAUD berkualitas
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

5 6

Berkoordinasi dengan orang


tua/wali untuk penyediaan
Menerapkan PHBS di satuan dan menyampaikan PMT menggunakan bahan
ke orang tua untuk dipraktikkan di rumah. makanan lokal yang bergizi
(Dokumentasi PAUD Lahairoy, Kab. Sorong)

8
7

Satuan memastikan ketersediaan air bersih dan


sanitasi. Satuan dapat berkoordinasi dengan
Satuan memastikan
pihak lain seperti pemerintah desa dalam
kepemilikan identitas
menyediakan air bersih dan sanitasi di
anak (NIK) lingkungan sekolah.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Anda mungkin juga menyukai