Anda di halaman 1dari 11

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Tujuan Sistem Pendidikan Nasional sebagaimana dalam Undang-Undang
Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional adalah untuk
mengembangkan potensi pelajar agar menjadi manusia yang beriman dan
bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Dimana ada sistem pendidikan, disitu terdapat kurikulum
sebagai sebuah rancangan pendidikan mempunyai kedudukan yang sangat
strategis dalam seluruh aspek kegiatan pendidikan.
Diberlakukannya Keputusan Menteri Agama Nomor 792 Tahun 2018
tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Raudhatul Athfal, dan Keputusan
Menteri Agama Nomor 184 Tahun 2019 tentang Pedoman Implementasi
Kurikulum pada Madrasah, memberikan ruang pada madrasah untuk
melakukan kreasi dan inovasi dalam pengelolaan pendidikan dan pembelajaran.
Sejalan dengan hal tersebut Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset
dan Teknologi telah meluncurkan Kurikulum Merdeka yang akan diberlakukan
mulai tahun pelajaran 2023/2024. Konsep dari kurikulum merdeka antara lain
adanya penyederhanaan kurikulum, memberi ruang kreasi dan fleksibilitas
satuan pendidikan dalam pengelolaan pembelajaran.
Kurikulum berisi seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
nasional serta kesesuaian dengan kondisi sekolah, potensi ataupun
karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, dan peserta didik.
Oleh sebab itu Kurikulum Operasional Madrasah untuk RA Islamiyah disusun
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan
potensi yang ada di daerah dengan beberapa alasan :
1. Sebagai pedoman dalam mengembangkan kurikulum
2. Sebagai pedoman mengevaluasi program sekolah
3. Sebagai acuan untuk perencanaan program selanjutnya
4. Sebagai bahan informasi untuk para pemangku kepentingan
(stakeholder)

B. Landasan Pengembangan Kurikulum


Landasan pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut :
 1. Landasan Filosofis
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat
digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat
menghasilkan manusia yang berkualitas. Landasan Filosofis, bahwa
kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan:
a. Berakar pada budaya bangsa yang beragam
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif dan peduli.
c. Proses pendidikan memerlukan keteladanan, pengayoman yang
dilakukan secara terus menerus

d. Kegiatan pembelajaran dilakukan melalui bermain.

2. Landasan Sosiologis

Kurikulum ini dikembangkan atas dasar adanya kebutuhan akan


perubahan rancangan dan proses pendidikan dalam rangka memenuhi
dinamika kehidupan masyarakat, bangsa, dan negara, sebagaimana termaktub
dalam tujuan pendidikan nasional. Dewasa ini perkembangan pendidikan di
Indonesia tidak bisa dilepaskan dari perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
Perubahan ini dimungkinkan karena berkembangnya tuntutan baru
dalam masyarakat, dunia kerja, dan dunia ilmu pengetahuan yang berimplikasi
pada tuntutan perubahan kurikulum secara terus menerus. Hal itu
dimaksudkan agar pendidikan selalu dapat menjawab tuntutan perubahan
sesuai dengan jamannya. Dengan demikian keluaran pendidikan akan mampu
memberikan kontribusi secara optimal dalam upaya membangun masyarakat
berbasis pengetahuan (knowledge-based society).
Landasan Sosiologis, bahwa kurikulum dituntut untuk:
a. Sesuai dengan tuntutan (harapan) dan norma yang berlaku di
masyarakat.
b. Bersifat inklusif untuk membentuk sikap saling menghargai dan
memberlakukan semua anak setara, bebas dari diskriminasi dalam
bentuk apapun.

3. Landasan Teoritis

Berikut landasan teoritis dalam pengembangan RA yang merupakan


pendidikan formal untuk anak usia dini :

a. Kurikulum dikembangkan dengan mengacu pada teori pendidikan


berbasis standar dan kurikulum berbasis kompetensi.

b. Pendidikan berbasis standar berarti bahwa kurikulum mengacu pada


Standar PAUD yang ditetapkan dalam Permendikbud Nomor 137 Tahun
2014. Proses pengembangan kurikulum secara langsung berlandaskan
pada empat standar yakni standar tingkat pencapaian perkembangan
anak, standar isi, standar proses, dan standar penilaian pendidikan.
Sementara itu, empat standar lainnya dikembangkan lebih lanjut untuk
mendukung implementasi kurikulum.

c. Kurikulum berbasis kompetensi berarti bahwa kurikulum RA dirancang


untuk memberikan pengalaman belajar seluas- luasnya bagi anak untuk
mengembangkan kemampuan yang berupa sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang direfleksikan dalam kebiasaan berpikir dan bertindak.
4. Landasan Pedagogis
Landasan pedagogis merupakan suatu landasan yang digunakan
oleh pendidik untuk dapat melaksanakan proses pembelajaran dengan
baik dan mencapai tujuannya, yaitu membimbing peserta didik ke arah
tujuan tertentu, yaitu agar peserta didik dapat menyelesaikan masalah
dengan mandiri. Landasan pedagogis ini sangat diperlukan dalam
pelaksanaan pembelajaran, karena dapat dijadikan sebagai dasar oleh
pendidik. Landasan pedagogis terbagi menjadi dua, yaitu pembelajaran
abad 21 dan pembelajaran tematik integratif.

Kurikulum pada Pendidikan Anak Usia Dini memahami bahwa


sebagai individu yang unik, peserta didik memiliki kecepatan
perkembangan yang berbeda, dan belum mencapai masa operasional
konkret. Karenanya dalam mengelola kegiatan pembelajaran
menggunakan pendekatan pembelajaran yang sesuai dengan tahapan
perkembangan dan potensi setiap peserta didik.

5. Landasan Yuridis
Landasan Hukum Penyelenggaraan Pendidikan Dasar dan Menengah
adalah :
a. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional
b. Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 4 Tahun 2022 Tentang Perubahan PP
Nomor 57 Tahun 2021 Tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
c. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor
5 tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan pada PAUD,
Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah
d. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor
7 Tahun 2022 Tentang Standar Isi Pada Pendidikan Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang Pendidikan Menengah (PAUD
Dikdasmen)
e. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor
16 Tahun 2022 Tentang Standar Proses Pada Pendidikan untuk jenjang
PAUD, TK, SD, SMP, SMA,SMK Sederajat
f. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nomor
21 Tahun 2022 Tentang Standar Penilaian Pendidikan PAUD, TK, SD,
SMP, SMA,SMK Sederajat

g.  Keputusan Menteri Agama Nomor 347 tahun 2022 tentang


Implementasi Kurikulum Merdeka pada Madrasah;
h. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam
Rangka Pemulihan Pembelajaran.

Dengan keluarnya Kepmendikbudristek nomor 56/M/2022 dan KMA


nomor 347 tahun 2022, telah memberikan arah bagaimana setiap satuan
pendidikan untuk dapat meyelenggarakan pendidikan dengan
menggunakan Implementasi Kurikulum Merdeka, demi segera terjadi
pemulihan pembelajaran pasca pandemi. 

B.    Tujuan Pengembangan Kurikulum


Tujuan penyusunan Kurikulum RA Islamiyah adalah untuk
memberikan acuan dalam melaksanakan program Madrasah, baik
akademik, maupun non-akademik. Selain itu, dengan adanya
kurikulum ini seluruh pemangku kepentingan (stakeholders) Madrasah
dapat mengetahui program kurikulum yang dilaksanakan Madrasah.
Tujuan pengembangan kurikulum di RA Islamiyah adalah sebagai
berikut:
1. Peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia keimanan dan ketaqwaan
serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta
didik secara utuh. Kurikulum disusun untuk memungkinkan semua
mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan taqwa serta
akhlak mulia.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi dan seni pendidikan merupakan proses
sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang
memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang
secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan
memperhatikan potensi, tingkat perkembangan minat, kecerdasan
intelektual, emosional, sosial, spiritual, dan kinestetik peserta didik.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan Daerah
memiliki potensi, kebutuhan, tantangan dan keragaman karasteritik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai
dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh
karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional dalam era otonomi dan
desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan
demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendrong partisipasi
masyrakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk
itu, keduanya harus di tampung secara berimbang dan saling mengisi.
5. Tuntutan dunia kerja kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung
tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa
kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh karena itu,
kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali peserta
didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi
satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan
ke jenjang yang lebih tinggi.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni (IPTEKS) Pendidikan
perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai
penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus-menerus
melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga
tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni.

7. Moderasi Beragama dalam kurikulum harus dikembangkan untuk


mendukung peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia dengan
tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh
karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut
mendukung perilaku kehidupan beragama yang moderat.
8. Dinamika perkembangan global Pendidikan harus menciptakan
kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting
ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa
yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu
bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan
dengan suku dan bangsa lain.
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan Pendidikan diarahkan
untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik
yang menjadi landasan penting bagi upaya pemeliharaan persatuan
dan kesatuan bangsa dalam kerangka (Negara Kesatuan Republik
Indonesia) NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus mendorong
perkembangan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat Kurikulum harus
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih
dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan
bangsa lain.
11. Kesetaraan Gender menuntut kurikulum harus diarahkan kepada
terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan
gender
12. Karakteristik satuan pendidikan Kurikulum harus dikembangkan sesuai
dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.
13. Pendidikan Anti Korupsi Kurikulum diarahkan pada pembentukan
karakter termasuk mengembangkan kejujuran dan nilai integritas sedini
mungkin agar anak menjadikannya sebagai kebiasaan dan pandangan
hidup termasuk di dalamnya pendidikan anti korupsi.
14. Pendidikan anti perundungan upaya mencegah permasalahan sosial
saat ini kurikulum harus menjamin terwujudnya karakter peserta
didik yang tangguh dan tidak mudah terbawa pada perilaku
menyimpang.
15. Kurikulum disusun dijadikan pedoman kegiatan pembelajaran baik
intrakurikuler maupun ekstrakurikuler di RA Islamiyah termasuk di
dalamnya untuk penyusunan program perencanaan pembelajaran.

D. Manfaat Kurikulum
1. Manfaat kurikulum bagi madrasah:
1.1 Kurikulum akan mendorong madrasah untuk menyukseskan
penyelenggaraan pendidikan KTSP (Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan);
1.2 Kurikulum akan membuka peluang bagi pihak madrasah untuk
mengembangkan kurikulum sesuai dengan kebutuhan;
1.3 Kurikulum dapat digunakan sebagi alat dalam upaya pencapaian,
tujuan, program pendidikan.
2. Manfaat kurikulum bagi guru:
2.1 Kurikulum dapat digunakan sebagai pedoman untuk merancang,
melaksanakan, dan mengevaluasi hasil kegiatan pembelajaran;
2.2 Kurikulum dapat membantu memberikan pemahaman kepada
tenaga pengajar dalam menjalankan tugas dan tanggungjawabnya;
2.3 Kurikulum dapat mendorong tenaga pengajar untuk lebih kreatif
dalam proses belajar mengajar;
2.4 Kurikulum dapat membantu menunjang pengajaran agar lebih
baik.
3. Manfaat kurikulum bagi masyarakat dan orang tua peserta didik:

3.1 Kurikulum dapat dijadikan pedoman atau standar bagi orang tua
dalam membimbing proses belajar anaknya;
3.2 Kurikulum memungkinkan masyarakat untuk ikut berpartisipasi
dalam mengembangkan dan menyempurnakan program
pendidikan, yaitu melalui kritik dan saran membangun;
4. Manfaat kurikulum bagi peserta didik:
4.1 Kurikulum membantu peserta didik mempersiapkan diri,
mengukur kemampuan, dan juga konsumsi pendidikan. Para
peserta didik diharapkan mendapat pengalaman baru yang dapat
dikembangkan seirama dengan perkembangan anak, agar dapat
memenuhi bekal hidupnya kelak;
4.2 Kurikulum akan mempermudah peserta didik dalam memetakan
jadwal yang akan mereka buat nantinya sehingga peserta didik
dapat membagi waktu untuk mengerjakan tugas-tugas yang harus
dikerjakan;
4.3 Kurikulum sebagai alat dalam mencapai tujuan pendidikan.

E. Prinsip Pengembangan Kurikulum


Kurikulum Operasional RA Islamiyah dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum RA Islamiyah
dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki
posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, menjadi
warga yang demokratis dan bertanggung jawab. Untuk mendukung
pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, kepentingan
peserta didik dan tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti
kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu

Kurikulum RA Islamiyah dikembangkan dengan memperhatikan


keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan
jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap
perbedan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi,
dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan, dan ekstrakurikuler secara terpadu, serta
disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan
tepat antar subtansi.
3. Tanggap Terhadap Perkembangan Ilmu Pengetahuan, Teknologi dan
Seni

Kurikulum RA Islamiyah dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa


ilmu pengetahuan, teknologi dan seni yang berkembang secara
dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan
pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan

Pengembangan kurikulum RA Islamiyah dilakukan dengan melibatkan


pemangku kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan termasuk di dalamnya
kehidupan kemasyarakatan dan dunia usaha. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan akademik dan
keterampilan vokasional sangat penting.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan

Subtansi kurikulum RA Islamiyah mencakup keseluruhan dimensi


kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar semua
jenjang pendidikan.

6. Belajar Sepanjang Hayat

Kurikulum RA Islamiyah diarahkan kepada proses pengembangan,


pembudayaan, dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung
sepanjang hayat. Kurikulum RA Islamiyah mencerminkan keterkaitan
antara unsur pendidikan formal, non formal, dan informal dengan
memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang, serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah

Kurikulum RA Islamiyah dikembangkan dengan memperhatikan


kepentingan nasional dan daerah untuk membangun kehidupan
bermasyrakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan
daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan 4
pilar kebangsaan yaitu Pancasila, UUD 1945, Bhinekka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

Anda mungkin juga menyukai