Anda di halaman 1dari 76

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke


desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaharuan pada beberapa
aspek pendidikan termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum sekolah dasar
pun menjadi perhatian dan pemikiran baru sehingga mengalami perubahan
kebijakan.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
menyebutkan bahwa kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum,
yang pertama adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran, sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran. Kurikulum adalah seperangkat rencana proses pembelajaran dan
pengaturan mengenai isi dan bahan pelajaran, serta evaluasi untuk mencapai tujuan
yang telah direncanakan. Untuk menyikapi tantangan dan harapan ini, maka SD
Negeri 066 Pekkabata, Kelurahan Pekkabata, Kecamuatann Polewali, Kabupaten
Polewali Mandar dengan sungguh-sungguh menciptakan pengelolaan pendidikan
dengan diawali membuat atau menyusun Buku 1 kurikulum yang disesuaikan
dengan situasi dan kondisi lingkungan sekolah dan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik.
Hal ini seperti yang diamanatkan oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 ayat (3) menyebutkan bahwa
kurikulum disusun sesuai dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman dan
takwa; (b) peningkatan akhlak mulia; (c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan
minat peserta didik; (d) kera-gaman potensi daerah dan lingkungan; (e) tuntutan
1
pembangunan daerah dan nasional; (f) tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni;(h) agama; (i) dinamika perkembangan global;
dan (j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan. Kemudian Pasal 38 ayat (2)
mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai
dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk
pendidikan menengah.

Guna meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan amanat Undang-


Undang Sistem Pendidikan Nasional, perlu disusun seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu yang disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP).

Kurikulum SD Negeri 066 Pekkabata adalah kurikulum operasional yang


disusun dan dilaksanakan sebagaimana satuan pendidikan lainnya. Kurikulum
dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk
mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan ini meliputi tujuan pendidikan
nasional yang disesuaikan dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu Kurikulum SD Negeri 066 Pekkabata
disusun untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan
dan potensi yang ada di SD Negeri 066 Pekkabata.

Pengembangan Kurikulum SD Negeri 066 Pekkabata mengacu pada Standar


Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi lulusan,
tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan. Dua dari kedelapan Standar Nasional Pendidikan tersebut, yaitu
Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama
bagi SD Negeri 066 Pekkabata dalam mengembangkan kurikulum.

2
B. Acuan Konseptual Pengembangan Kurikulum
Dalam pengembangan buku I KTSP mengacu pada acuan konseptul berikut ini:
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia, Iman,takwa, dan akhlak mulia
menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta didik secara utuh. KTSP
disusun agar semua muatan pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan
akhlak mulia.
2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama, kurikulum dikembangkan untuk
memelihara dan meningkatkan toleransi dan kerukunan interumat dan
antarumat beragama.
3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan, kurikulum diarahkan untuk
membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi
landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa
dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus
menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik, pendidikan merupakan proses
holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum
disusun dengan memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat
perkembangan kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual, dan
kinestetik peserta didik.
5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu, kurikulum
diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilanyang
holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara
memperoleh pendidikan bermutu.
6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan, kompetensi peserta didik yang
diperlukan antara lain berpikir kritis dan membuat keputusan, memecahkan
masalah yang kompleks secara lintas bidang keilmuan, berpikir kreatif dan
kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi, menggunakan pengetahuan

3
kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan, kesehatan, dan tanggung
jawab warga negara.
7. Tuntutan Dunia Kerja, kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung
tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan
mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu
mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan hidup untuk membekali
peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki dunia kerja.
Terlebih bagi peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik
yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
8. Perkembangan Ipteks, pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang
membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana Iptek sangat berperan
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus
melakukan penyesuaian terhadap perkembangan Ipteks sehingga tetap relevan
dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan Iptek.
9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan, daerah
memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai
dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena
itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan
yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.
10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional, dalam era otonomi dan
desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang
keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap
mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu
memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
11. Dinamika Perkembangan Global, kurikulum dikembangkan untuk
meningkatkan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat
penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa

4
yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing
serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan bangsa lain.
12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat, kurikulum dikembangkan
dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat dan
menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada
budaya setempat ditumbuh kembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari
budaya dari daerah dan bangsa lain.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan, kurikulum dikembangkan sesuai dengan
kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.

C. Prinsip Pengembangan Kurikulum


1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan datang. Kurikulum
dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warganegara yang demokratis
serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi sentral
berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
2. Belajar sepanjang hayat, kurikulum diarahkan pada proses pengembangan,
pembudayaan, dan pemberdayaan kemampuan peserta didik untuk belajar
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur
pendidikan formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi
dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
3. Menyeluruh dan berkesinambungan, substansi kurikulum mencakup
keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan, dan keterampilan)

5
bidang kajian keilmuan dan muatan pelajaran yang direncanakan dan
disajikan secara berkesinambungan antar jenjang pendidikan.

D. Landasan Hukum
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sebagai sebuah perencanaan yang
disusun oleh satuan pendidikan tentunya merujuk pada peraturan perundang-
undangan yang telah dikeluarkan. Peraturan yang terkait dengan pengembangan
KTSP adalah sebagai berikut:
1. Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional,

1.1. Pasal 36 Ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua


jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan
peserta didik.

1.2. Pasal 36 Ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai


dengan jenjang pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan
Republik Indonesia dengan memperhatikan: (a) peningkatan iman
dan takwa; (b) peningkatan akhlakmulia;( c) peningkatan potensi,
kecerdasan, dan minat peserta didik; (d) keragaman potensi daerah
dan lingkungan; (e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional; (f)
tuntutan dunia kerja; (g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni; (h) agama; (i) dinamika perkembangan global; dan (j)
persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

1.3. Pasal 38 Ayat (2)mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan


menengah dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap
kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah/madrasah di
bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan
provinsi untuk pendidikan menengah.
a. Kurikulum dikembangkan secara berdiversifikasi dengan maksud
agar memungkinkan penyesuaian program pendidikan pada
6
satuan pendidikan dengan kondisi dan kekhasan potensi yang ada
di daerah serta peserta didik; dan
b. Kurikulum dikembangkan dan dilaksanakan di tingkat satuan
pendidikan. Kurikulum operasional yang dikembangkan dan
dilaksanakan oleh satuan pendidikan diwujudkan dalam bentuk
KurikulumTingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
2. Peraturan Pemerintah No. 32 Tahun 2013 Tentang SNP pengganti PP No.
19 Tahun 2005, Pasal 77 menyatakan:
(1) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan merupakan Kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing
satuan pendidikan.
(2) Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan jenjang
pendidikan dasar dan menengah mengacu pada Standar Nasional
Pendidikan,Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum, dan pedoman
implementasi Kurikulum.
(3) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ditetapkan oleh kepala satuan
pendidikan.
(4) Ketentuan lebih lanjut mengenai Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan diatur dengan Peraturan Menteri.
3. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 61 Tahun2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah

Dari peraturan perundang-undangan yang telah dikeluarkan pemerintah


tersebut ditegaskan bahwa kurikulum dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi untuk melakukan penyesuaian program pendidikan pada satuan
pendidikan dengan kondisi dan ciri khas potensi yang ada di daerah serta
peserta didik, kemudian kurikulum dikembangkan dan diimplementasikan
pada tingkat satuan pendidikan.

7
Kurikulum operasional yang dikembangkan dan diimplementasikan oleh
satuan pendidikan diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP).

8
BAB II

TUJUAN

A. Tujuan Pendidikan Dasar


Pada dasarnya tujuan pendidikan dasar adalah meletakan dasar
kecerdasan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri, dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. Menurut Undang-Undang
Pendidikan dan Pengajaran No.12 Tahun 1954 Bab II pasal 3 yang
berbunyi :“ Tujuan pendidikan dan pengajaran ialah membentuk manusia
susila yang cakap dan warga negara yang demokratis, serta bertanggung
jawab tentang kesejahteraan masyarakat dan tanah air “.[1]
Selanjutnya dalam Tap MPR No. IV/MPR/1973 tentang GBHN,
tentang pendidikan ditegaskan:“ Pendidikan berlangsung seumur hidup
dan dilaksanakan di dalam lingkungan rumah tangga, sekolah dan
masyarakat karena itu pendidikan adalah tanggung jawab bersama antara
keluarga, sekolah dan masyarakat “.[2]

B. Visi SD Negeri 066 Pekkabata :

“ Terwujudnya Sekolah yang Berprestasi, Disiplin, Mandiri, Berkarakter,


Berwawasan Luas Yang Berlandaskan Iptek, Imtaq, dan Berbasis
Lingkungan Hidup “.
Dengan Indikator :
 Mampu beradaptasi dan proaktif terhadap perubahan.
 Mampu memecahkan masalah
 Memiliki integritas
 Memiliki etika dan tatakrama yang berbudaya Sipamandar
 Memiliki daya saing global
 Memiliki moral dan akhlak mulia.

C. Misi SD Negeri 066 Pekkabata


1. Melaksanakan Pendidikan dan Pengajaran Secara Efektif dan Kreatif
2. Meningkatkan Profesionalalitas Tenaga Pendidik dan Kependidikan
9
3. Mengembangkan Bakat dan Potensi Siswa di Bidang Akademik, Seni,
Olahraga, Pramuka dan PMR
4. Membudayakan Hidup Bersih, Disiplin, Berkarakter, Berjiwa Sosial
dan Kerja Keras
5. Meningkatkan Kualitas Keagamaan Tenaga Pendidik dan Kependidikan
serta Peserta Didik
6. Mengadakan Sarana dan Prasarana Pendidikan serta pengajaran
Berlandaskan Iptek, Imtak dan Lingkungan
7. Meningkatkan Kualitas Pemahaman dan Kesadaran Terhadap
Lingkungan Hidup
8. Meningkatkan Kesadaran Akan Pentingnya Penghematann Air dan
Energi
9. Melaksanakan Program Pemerintah Pusat dan Daerah tentang Program
Penyelamatan Lingkungan dan Program Kebun Sekolah.

D. Tujuan Pendidikan SD Negeri 066 Pekkabata


1. Tujuan Umum
- Memiliki perangkat pembelajaran kelas I, II, III, IV, V dan VI
untuk semua muatan pelajaran sesuai dengan Kurikulum
Internasioanal.
- Menghasilkan lulusan yang berbudi pekerti tinggi dan berprestasi
secara bertahap
- Memenuhi keadilan dan pemerataan pendidikan bagi warga di
lingkungan sekolah
- Memiliki sarana dan prasarana pembelajaran yang Representatif
- Mencapai pendidikan yang bermutu, efisien dan relevan
- Memenuhi pengelolaan pendidikan yang transparan, akuntabel,
efektif, dan partisipatif
2. Tujuan Khusus
- Melaksanakan Implementasi Kurikulum 2013 secara maksimal.

10
- Peningkatan Gain Score Achievment (GSA) rata-rata Ujian Akhir
Sekolah dari 7,60 menjadi 7,80.
- Memiliki 3 rombongan belajar untuk setiap jenjang kelas.
- Menjadi juara I dalam keteladanan siswa tingkat Provinsi.
- Masuk 10 besar dalam olimpiade MIPA di tingkat Nasional.
- Tim Tenis Meja menjadi Juara I tingkat Provinsi.
- Masuk 10 besar dalam lomba Catur di tingkat Nasional.
- Juara I Lomba FLS2N Nasional (Cipta Puisi, cipta Lagu, dan
mendongeng ).
- 90% siswa melaksanakan ibadah sesuai dengan agama yang
dianut.
- Regu Pramuka menjadi juara I tingkat Provinsi.
- Memiliki Perpustakaan digital yang representatif dengan
pelayanan yang optimal.
- Memiliki Laboratorium IPA, Laboratorium Bahasa dan
Laboratorium Komputer yang representatif.
- Memiliki Ruang Keterampilan dan Ruang Kesenian yang
representatif.
- Memiliki ruang multimedia.
- 90% masyarakat dan pemerintah percaya atas produk dan bentuk-
bentuk pelayanan sekolah.
- Mengembangkan proses pembelajaran aktif, kreatif, inovatif,
efektif dan menyenangkan.
- Mencapai lulusan yang beriman, bertaqwa, cerdas, kreatif, kritis,
komunikatif, kompetitif, terampil, mandiri, serta mampu
mengembangkan Iptek dan seni.
- Melaksanakan pendidikan yang bermutu, efisien, relevan, dan
efektif.
- Mengembangkan manajemen yang transparan, akuntabel,
partisipatif , efektif serta berdaya saing tinggi.

11
- Meningkatkan pencapaian kompetensi siswa yang mampu
bersaing dalam era globalisasi
- Menumbuhkan sikap kooperatif, disiplin, tertib, tangguh, terampil
dan cakap.
- Menumbuhkan persepsi, apresiasi, dan kreasi seni, serta
keolahragaan
- Menggalakkan kegiatan ekstra kurikuler yang mendukung
pengembangan Iptek dan seni.
- Menumbuhkan dan meningkatkan budaya gemar membaca dan
menulis serta mengembangkan Iptek.

E. Profil Dan Potensi Sekolah

1. Profil Sekolah

SD Negeri 066 Pekkabata merupakan pengembangan sekolah dari


sebuah sekolah yang diawal berdirinya bernama SD Negeri 003
kemudian menjadi SD Negeri 19 Manding . Selanjutnyan, pada tahun
1987 berubah menjadi SD Negeri 066 Pekkabata, dan pada tahun 2004
menjadi satu-satunya SD Unggulan di Kabupaten Polewali Mandar.
Berderet prestasi akademik dan non akademik telah dicapai oleh SD
Negeri 066 Pekkabata, hingga pada tahun 2008 pemerintah
meningkatkan status sekolah terebut , dari SD Unggulan menjadi salah
satu Sekolah Bertaraf Internasional (RSBI) di Sulawesi Barat, dan
selanjutnya di tahun 2016 menjadi Sekolah Dasar Rujukan ( SDR ) di
Kabupaten Polewali Mandar.

SD Negeri 066 Pekkabata berada di jalan poros Kelurahan


Pekkabata, Kecamuatann Polewali . Sebagai Unit Sekolah lama, dari
tahun ke tahun SD Negeri 066 Pekkabata mulai mengalami kemajuan
dan berupaya keras untuk menggali potensi, meraih prestasi agar dapat
disetarakan dengan sekolah – sekolah terbaik di Indonesia.

12
SD Negeri 066 Pekkabata merupakan salah satu sekolah yang
terletak di ibukota Kecamuatann Polewali, menempati tanah seluas 2.366
m2. Lokasi sekolah yang berada di jantung kota Kelurahan Pekkabata,
didukung oleh akses jalan yang sangat strategis, merupakan salah satu
sebab, calon siswa baru yang mendaftar di sekolah ini jumlahnya
melebihi daya tampung sekolah. Dan ini selalu berulang sejak 9
(sembilan) tahun terakhir. Pada penerimaan peserta didik tahun 2017 /
2018, jumlah pendaftar mencapai 125 orang calon siswa. Rekruitmen
siswa baru mengikuti acuan Nasional,yaitu pertimbangan umur dan
alamat tempat tinggal.

Animo masyarakat yang begitu besar untuk menyekolahkan


anaknya di SD Negeri 066 Pekkabata direspon baik oleh pemerintah
melalui Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga yang memberikan
bantuan Ruang Kelas Baru (RKB) sebanyak 4 ruangan untuk anggaran
2009/2010 melalui Dana Alokasi Khusus (DAK) yang realisasi
pembangunannya sudah diselesaikan pada tahun 2013. Selanjutnya ada
penambahan RKB sebanyak 4 ruangan melalui dana DAK 2010/2011
dan RKB terebut sudah difungsikan sejak tahun 2014 yang lalu.

Kondisi masyarakat dilingkungan sekolah pada umumnya adalah


penduduk yang sangat faham akan pentingnya pendidikan dan dari data
keluarga siswa, rata-rata orang tua siswa dari kalangan berpendidikan.
Sebagian besar masyarakat bekerja sebagai pegawai pada lembaga
pemerintah (PNS/TNI/Polri), advokat, pedagang, pengusaha, petani,
dan lain-lain. Berdasarkan kondisi tersebut, dapat dikatakan bahwa
sebagian besar masyarakat atau orang tua/wali siswa memiliki kondisi
sosial ekonomi relatif menengah ke atas.

Hal ini merupakan faktor yang sangat dirasakan sebagai


penunjang oleh pengelola pendidikan di SD Negeri 066 Pekkabata
untuk memacu peningkatan mutu di sekolah ini. Kondisi ekonomi

13
seperti tersebut di atas menimbulkan dampak bagi perkembangan
pendidikan di SD Negeri 066 Polewali. Sebagai contoh : Sumbangan
Pengembangan institusi (SPI) atau Komite Sekolah banyak memberikan
konstribusi terhadap kemamjuan pendidikan dan prestasi siswa di
sekolah.

Dengan visi dan misi yang jelas, pelan namun pasti


perkembangan pengadaan sarana dan prasaran pembelajaran dapat
meningkat/bertambah meskipun secara bertahap dari pemerintah dan
atas peran serta orang tua siswa.

Fasilitas yang dimiliki SD Negeri 066 Pekkabata antara lain


ruang kelas sejumlah 19 ruang, ruang guslah, UKS, Mushollah,
perpustakaan, laboratorium komputer beserta kelengkapannya (PC 28
unit), laboratorium Bahasa (28 unit), CCTV, IT Board dan PC (2 buah
papan tulis elektronik Interaktif) lapangan olah raga dan Panggung seni.
Terdapat juga ruang olahraga dan ruang pramuka yang letaknya
bersebelahan dengan gedug perpustakaan dan ketersedian toilet
sebanyak 23 buah , 8 buah diantaranya sdh tidak bagus kondisinya.
Selain fasilitas tersebut di atas, SD Negeri 066 Pekkabata belum
memiliki laboratorium IPA , demikian juga dengan perlengkapan
bahan dan alat praktek juga masih terbatas. Oleh karena itu pihak
sekolah bekerja sama dengan Komite Sekolah tengah mengupayakan
permintaan bantuan kepada pemerintah dalam rangka pengadaan
mobiler dan bahan praktek laboratorium IPA, diharapkan untuk tahun
pelajaran 2018/2019 dapat terealisasi.

Sejak tahun pelajaran 2013/2014 SD negeri 066 Pekkabata


menerapkan implementasi kurikulum 2013 untuk kelas I dan IV
sebagai salah satu sekolah sasaran dari 11 sekolah sasaran di kabupaten
Polewali Mandar, kemudian dilanjutkan pada jenjang kelas II dan V di
Tahun Pelajaran 2014/2015, selanjutnya di Tahun Pelajaran 2015/2016,

14
Kelas III dan VI juga mulai menerapkan implementasi kurikulum
2013. Dengan demikian, terhitung mulai Tahun Pelajaran 2015/2016,
Implementasi Kurikulum 2013 dilaksanakan secara menyeluruh di SD
Negeri 066 Pekkabata.

SD Negeri 066 Pekkabata memiliki tenaga pendidik dan


kependidikan sebagai berikut, tenaga guru sejumlah 26 orang, 1 orang
tenaga operator komputer dan 2 orang pustakawan. Dari jumlah 26
orang guru terdiri dari 21 orang guru PNS, 5 orang guru honorer.
Kualifikasi pendidikan guru, terdiri atas 4 orang berkualifikasi S2, 22
orang berkualifikasi S1 / Akta IV.

Guna meningkatkan kualitas pembelajaran sesuai dengan amanat


Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional, perlu disusun
seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu yang
disebut dengan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
disempurnakan lewat implementasi Kurikulum 2013.

Kurikulum SD Negeri 066 Pekkabata adalah kurikulum


operasional yang disusun dan dilaksanakan sebagaimana satuan
pendidikan lainnya. Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Tujuan ini meliputi tujuan pendidikan nasional
yang disesuaikan dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu Kurikulum SD Negeri 066
Pekkabata disusun untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di SD Negeri 066
Pekkabata.

Pengembangan Kurikulum SD Negeri 066 Pekkabata mengacu


pada Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan

15
pendidikan nasional. Standar Nasional Pendidikan terdiri atas standar
isi, proses, kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari
kedelapan Standar Nasional Pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi
SD Negeri 066 Pekkabata dalam mengembangkan kurikulum.

Kurikulum SD Negeri 066 Pekkabata disusun antara lain agar


dapat memberi kesempatan peserta didik agar siswa memiliki :

1. Dasar-dasar ketaqwaan kepada Allah SWT (IMTAQ),


2. Akhlakul karimah,
3. Dasar-dasar IPTEK,
4. Penguasaan Informasi,
5. Pembelajara Bahasa Inggris,
6. Penguasaan Teknologi Informasi secara Benar, dan
7. Kemampuan Berkomunikasi yang efektif

2. Identitas Sekolah

1. Nama Sekolah : SD Negeri 066 Pekkabata


2. Alamat : Jalan Mr. Muh. Yamin No. 5
a. Kelurahan/Desa : Pekkabata
b. Kecamuatann : Polewali
c. Kabupaten/Kota : Polewali Mandar
d. Provinsi : Sulawesi Barat
e. Kode Pos : 91315
f. Telepon/HP  : (0428) 22610, 085242129212
g. e-mail : rsdbi.66.pkb@gmail.com
3. Mulai Operasional : Tahun 1987
4. Luas Tanah / Lahan : 2.366 m2
5. Luas Bangunan : 616 m2
6. Status Tanah : Milik Sekolah
16
7. Status Bangunan : Permanen
8. Terakreditasi :A

3. Sarana dan Prasarana


a. Tanah dan Halaman

Lahan sekolah sepenuhnya milik sekolah yang telah disertifikatkan


pada tahun …………dengan akta notaris ……….

Keadaan Tanah SD Negeri 066 Pekkabata Kecamuatann


Polewali Kabupaten Polewali Mandar Provinsi Sulawesi Barat.

Status : Milik Sekolah

Luas Tanah : 2.336 m²

Luas Bangunan (Kelas) : 616 m2

b. Gedung Sekolah

Awal berdiri SD Negeri 066 Pekkabata bernama SD Negeri. 003


memiliki gedung semi permanen yang sangat sederhana kemudian menjadi
SD Negeri 19 . Pada tahun 1987 berubah menjadi SD Negeri 066 Pekkabata
sekaligus merehabilitasi gedung menjadi permanen yang berlantai dua
memiliki 6 ruang belajar,satu ruang kantor,satu gudang,dan empat toilet serta
dua kamar mandi.Pada tahun 2004 menyandang status sebagai satu-satunya
SD Unggulan di Kabupaten Polewali Mandar sekaligus bergulirnya bantuan
gedung dan prasarana lain yang mendukung dalam pengembangan sekolah
unggulan.Dalam perjalanannya pada tahun 2007 beralih status sebagai salah
satu sekolah bertaraf Internasional di Sulawesi Barat dan mendapat bantuan
dari pemerintah pusat untuk kelengkapannya sebagai sekolah standar
Internasional, dan menjadi Sekolah Dasar Rujukan sejak tahun2017. SD
Negeri 066 Pekkabata berada di jalan Mr. Muh. Yamin No. 5 Kelurahan
Pekkabata, Kecamuatann Polewali . Sebagai Unit Sekolah lama, dari tahun ke
tahun SD Negeri 066 Pekkabata mulai mengalami kemajuan dan berupaya

17
keras untuk menggali potensi, meraih prestasi agar dapat disetarakan dengan
sekolah-sekolah maju di Indonesia. Berikut data tentang Gedung dan
Pekarangan SD Negeri 066 Pekkabata :

No BANGUNAN/GEDUNG/HALAMAN LUAS JML


1 RKB/Ruang Kelas 1.008 m2 19 unit
2 Ruang K.Sekolah 7x5m 1 unit
3 Ruang Guru 3,5 x 7 m 1 unit
4 Mushollah 17 X 17 m2 1 unit
5 UKS 7x8m 1 unit
6 Perpustakaan 7x9m 1 unit
7 Lab.Computer 7x8m 1 unit
8 Lab.Bahasa 7x8m 1 unit
9 Ruang Olah Raga 7x4m 1 unit
10 Halaman Sekolah 600 m2
11 Lapangan Basket 14 X 8 m 1 unit
12 Lapangan Volley 12 x 6 m 1 unit
13 Lapangan Takraw 13,4 x 6,10 m 1 unit
14 Lapangan Tennes Meja 3 x 1,5 m 1 unit
15 Sanggar Seni 7x8m 1 unit
16 Pos Securiti 1 x 1,5 m 1 unit
17 Tempat Parkir 3x6m 1 unit
18 Tempat lapangan Tennes Meja 3x6m 1 unit
19 Kamar Mandi/Toilet Guru 1,5 x 2 m 1 unit
20 Kamar Mandi/Toilet UKS 1 x 1,5 m 1 unit
21 Kamar Mandi/Toilet siswa 4x8m 16 unit
22 Gudang KIT IPA 1,5 x 1 m 1 unit
23 Gudang barang 2,5 x 2 m 1 unit
24 Gudang alat kebersihan 1 x 1,5 m 1 unit
25 Kantin Kejujuran 5x7m 1 unit
26 Ruang dapur sekolah 2x5m 1 unit
27 Ruang Pramuka 3x5m 1 unit

c. Perlengkapan Pembelajaran Sekolah

Berikut ini barang perlengkapan pembelajaran yang dimiliki


kelas /sekolah:

NO NAMA BARANG JUMLAH KEADAAN


1 Papan Tulis With Board 12 buah Baik
2 IT Board 2 buah Baik
3 PC 2 buah Baik

18
4 CCTV 11 buah Baik
5 Lemari Guru 10 unit Baik
6 Meja dan Kursi Guru 14 unit Baik
7 Meja siswa 320 buah Baik
8 Kursi siswa 421 buah Baik
9 Papan data siswa 1 set Baik
10 Papan jadwal belajar 1 set Baik
11 Komputer 30 unit Baik
12 TV/LCD 2 unit Baik
14 Server Internet 1 unit Tidak Baik
15 Printer 10 buah 4 rusak
16 Tape Recorder 1 buah Baik
17 Layar Infocus 1 buah Baik
18 Laptop 8 buah 1 rusak
19 LCD Projector 5 buah 1 rusak
20 Master Teacher Control
1 Unit Baik
Console
21 Monitor 17” 1 Unit Baik
22 Master casset Recorder ( with
1 Unit Baik
Remote control )_
23 Studen Educational Amplifier 28 Unit Baik
24 Auto Control System 1 Unit Baik
25 Student Headset 28 Unit Baik
26 Room Speaker 2 Unit Baik
27 Power Supply Unit 1 Unit Baik
28 Connection Cable 28 Unit Baik
29 Studen Twinbooth Desk 28 Unit
Baik
(Knockdown )
30 Teacher Control Console Desk 1 Unit Baik
31 Teacher Chair 1 Unit Baik
32 Student Chair lipat 28 Unit Baik
33 TV Card out 1 Unit 1 rusak
34 LCD Projector Lab.Bahasa 1 Unit Baik
35 Box Stage 1 Unit Baik
36 Master Computer 1 Set Baik
37 KIT IPA 5 set Baik
38 KIT Matematika 1 set Baik
39 Poster IPA 1 set Baik
40 Model tata surya 1 set Baik
37 Kerangka manusia 2 set Baik
38 Peta Dunia 1 buah Baik
39 Peta Benua 5 buah Baik
40 Peta Asia Tenggara 3 buah Baik
41 Peta Indonesia 6 buah Baik
42 Peta Provinsi 10 buah Baik
19
43 Gambar Presiden/wk.pres. 13 set Baik
44 Gambar Garuda Pancasila 13 set Baik
45 Gambar Pahlawan 13 set Baik
46 Gambar Tata surya 1 set Baik
47 Lemari Olahraga 2 buah Baik
48 Bola kaki 7 buah Baik
49 Bola basket 3 buah Baik
50 Bola Voli 2 buah Baik
51 Bola Takraw 2 buah Baik
52 Tolak Peluru 2 buah Baik
53 Tiang Voly 2 buah Baik
54 Matras 4 buah Baik
55 Net Badminton 1 buah Baik
56 Bet Tenis meja 4 buah Baik
57 Bola Kasti 6 buah Baik
58 Tape 1 buah Baik
59 Cakram 2 buah Baik
60 Tongkat estafet 8 buah Baik
61 Balok star 4 buah Baik
62 Net Volley 1 buah Baik
63 Net Tennes 1 buah Baik
64 Net Takraw 1 buah Baik
65 Raket 6 buah Baik
66 POA 1 set Baik
67 Lap. Tenis Meja 1 unit Baik
Berikut ini barang perlengkapan lain yang dimiliki sekolah:
1 Sapu dan pengepel 1 set Baik
2 Rak sepatu 3 buah Rusak
3 Locker siswa 1 unit Baik
4 AC 1 buah Baik
5 Dispenser 12 buah Baik
6 Cermin 1 set Baik
7 CCTV 13 buah Baik
8 Meja dan kursi Kantor 1 set Baik
9 Lemari Dokumen 5 buah Baik
10 Listrik 11.000 watt Baik
11 Etalase Piala 3 buah Baik
12 Meja dan kursi tamu 2 set Baik
13 Model kerangka manusia 2 buah Baik
14 Kipas angina 14 buah Baik
15 Rak buku bacaan 8 rak Baik
16 Lemari catalog 1 buah Baik
17 Meja baca siswa 6 buah Baik

20
18 Pesawat telepon 1 set Baik
19 Meja dan kursi guru 2 buah set Baik
20 Rak 1 buah Baik
21 Peralatan medis UKS 1 Set Baik
22 Obat-obatan UKS 1 Set Baik
23 Tempat tidur UKS 1 buah Baik
24 Bantal UKS 2 buah Baik
25 Meja/Kursi Petugas UKS I set Baik
26 Kursi tamu UKS 1 set Baik
27 Drum Band :
 Belira 12 Baik
 Bas 4 Baik
 Tam-tam 2 Baik
 Drum 3 Baik
 Bendera 28 Baik
 Stick mayoretee 2 Baik
 Pianika - Baik
 Senar 8 Baik
 Pox - Baik
 Cymbal 5 Baik

4. Personil Sekolah

Jumlah Guru dan Tenaga Pendukung ( TU, Satpam, Penjaga


Sekolah/caraka) dengan status ( tetap, tidak tetap ), tingkat pendidikan,
kualifikasi, dan kompetensinya.

a. Jumlah guru per muatan pelajaran


Pendidika L/ Mengajar Muatan
No Nama Guru
n P di kelas Pelajaran
Talib,S.Pd,M.Pd
1 S2 L 1,2,3,4,5,6 Tematik
( Kepala Sekolah )

2 Hj. Mardia, S.Pd.I, M.Pd.I S2 P 6 A.Depu Tematik

3 Suriani, S.Pd S1 P 6 Sandeq Tematik

4 Rusman, S.Pd S1 L 6 Tipalayo Tematik

5 Syamsukriadi, S.Pd.I S1 L 6 Beru-Beru Tematik

6 Erniwati, S.Pd., M.Si. S2 P 5 A.Depu Tematik

21
7 Satriawaty, S.Pd S1 P 5 Tipalayo Tematik

8 Haider Mustafa, S.Pd S1 L 5 Sandeq Tematik

9 H. M.Yusuf, S.Pd., M.Mpd. S2 L 4 A.Depu Tematik

S1
10 Mutia, S.Pd.I L 4 Sandeq Tematik
( GTT )
11 Hj.Asmira, S.Pd. S1 P 4 Tipalayo Tematik
12 Seniwati, S.Pd. S1 P 3 A.Depu Tematik
13 Hj. Nurmiati, S.Pd.I S1 P 3 Sandeq Tematik
14 Irham, S.Pd.I S1 P 3 Tipalayo Tematik
15 Humaerah, S.Pd S1 P 2 A.Depu Tematik
S1
16 Murni usman, S.Pd.I P 2 Sandeq Tematik
( GTT )
S1
12 Adliah, S.Pd.I P 2 Tipalayo Tematik
( GTT )
13 Rohana,S.Pd.SD. S2 P 1 A.Depu Tematik
14 Rubaiyah, S.Pd.SD. S1 P 1 Sandeq Tematik
15 Jasmani, S.Pd.SD S1 P 1 Tipalayo Tematik

16 Nurhani Umar, S.Pd.I S1 P 1,2,3,4,5,6 Guru


PAdB
17 Hj. Arlini Arifuddin, S.Pd.I S1 P 1,2,3,4,5,6 Guru
PAdB
18 Yusuf, S.Pd S1 L 1,2,3,4,5,6 Guru
PJOK
19 Muhammad Rusdi, S,Pd S1 L 1,2,3,4,5,6 Guru
PJOK

b. Jumlah guru yang mampu menggunakan ICT dalam pembelajaran

No Nama Guru
1 Talib,S.Pd., M.Pd.
2 Mardia, S.Pd.I., M.Pd.I.

22
3 Suriani, S.Pd.
4 Syamsukriadi, S.Pd.
5 Erniwati, S.Pd., M.Si.
6 H. M.Yusuf, S.Pd., M.Mpd.
7 Mutia, S.Pd.I.
8 Irham , S.Pd.I.
9 Asmira, S.Pd.
10 Humaerah, S.Pd.
11 Murni usman, S.Pd.I.
12 Adliah, S.Pd.I.
13 Rohana,S.Pd.SD.
14 Rubaiyah, S.Pd.SD.
15 Jasmani, S.Pd.SD.
16 Nurhani Umar, S.Pd.I.
17 Yusuf, S.Pd.
18 Muhammad Rusdi, S,Pd.
19 Hj. Nurmiati, S.Pd.SD.
20 Hj. Arlini, S.Pd.I
21 Seniwati, A.Ma.Pd.
22 Hj. Nurmiati, S.Pd
23 Rusman Tamsi, S.Pd
24 Satriawaty, S.Pd
25 Haider Syarif, S.Pd

c. Jumlah tenaga pendukung meliputi:

No Nama Jabatan
1 A.Harliana, S.Pd. Pustakawan

23
2 Muh. Akbar Hidayat Talib Pustakawan
3 Abd.Kadir, S.Kom. Tehnisi Lab. Komputer
4 Muhammad Rusdi, S.Pd.I. Petugas UKS
5 Hawa Pengurus Koperasi
Sekolah
6 Rudi Caraka
7 Saipul Caraka
8 Muhammad Adil Satpam

5. Peserta Didik

Peserta didik SD Negeri 066 Pekkabata cukup banyak, berikut ini adalah data
jumlah peserta didik selama kurun waktu 3 tahun terakhir (TP 2015/2016,
2016/2017 dan 2017/2018).

 Data Jumlah Siswa TP 2017/2018

JENIS

NO KELAS KELAMIN
JUMLAH
LK PR SISWA

1 Kelas I 51 62 113
2 Kelas II 57 53 110
3 Kelas III 51 60 111
4 Kelas IV 67 54 121
5 Kelas V 48 56 104
6 Kelas VI 40 42 82
JUMLAH 314 327 642

 Data Jumlah Siswa TP 2018/2019

JENIS

NO KELAS KELAMIN
JUMLAH
LK PR SISWA

1 Kelas I 57 58 115
2 Kelas II 52 59 111
3 Kelas III 57 52 109

24
4 Kelas IV 51 63 114
5 Kelas V 68 54 122
6 Kelas VI 48 55 103
JUMLAH 333 341 674

 Data Jumlah Siswa TP 2019/2020

JENIS

NO KELAS KELAMIN
JUMLAH
LK PR SISWA

1 Kelas I 40 43 83
2 Kelas II 63 48 111
3 Kelas III 55 60 115
4 Kelas IV 59 55 114
5 Kelas V 52 68 120
6 Kelas VI 67 56 123
JUMLAH 336 330 666

6. Prestasi Bidang Akademik / Non Akademik


a. Bidang Akademik :
Data rata-rata nilai UASBN/UN tiga tahun terakhir

Nilai Bahasa Indonesia Matematika IPA

Kategori B B B

Rata-rata 81,6 80, 5 83,7

Terendah 65,8 64,8 70,2

Tertinggi 100,0 98,0 100,0

No Tahun Tingkat Juara Lomba yang diikuti

1 2009 SD/TK.Provinsi I Cipta Puisi

2 2009 SD/TK.Kabupaten III Mengarang

3 2009 SD/TK.Kabupaten I Cipta Lagu


Teknologi
4 2009 SD/Kabupaten I
Sederhana

25
Teknologi
5 2009 SD/TK.Kabupaten III
Sederhana
6 2009 SD/TK.Provinsi I Melukis

7 2009 SD/TK .Provinsi I Cipta Puisi

8 2009 Nasional II Cipta Puisi

9 2009 BRI Cup I Menggambar

10 2009 SD/TK.Kabupaten I IPA (Pi)

11 2009 SD/TK.Kabupaten II Matematika (Pa)

12 2009 SD/TK.Provinsi II Matematika (Pa)

13 2009 SD/TK.Provinsi I IPA (Pi)

14 2009 Nasional peserta OSN

15 2010 SD/TK.Kabupaten I Mengarang

16 2010 SD/TK.Provinsi I Mengarang

17 2010 Nasional peserta Mengarang


Cerdas cermat
18 2010 SD/TK.Kabupaten I
MIPA
Cerdas cermat
19 2011 SD/TK.Kabupaten II
MIPA
Cerdas cermat
20 2011 SD/TK.Kabupaten III
MIPA
Olimpiade
21 2012 SD/TK.Kabupaten II
Matematika (Pa)
22 2012 SD/TK.Provinsi II Lomba Materi
Agama Islam
Olimpiade
23 2013 SD/TK.Provinsi I
Matematika
24 2013 SD/TK.Provinsi I Olimpiade IPA
Olimpiade
25 2013 SD/TK.Nasional Peserta
Matematika
26 2013 SD/TK.Nasional Peserta Olimpiade IPA
Olimpiade
27 2014 SD/TK.Provinsi II
Matematika
28 2014 SD/TK.Provinsi II Olimpiade IPA
26
2015 Olimpiade
29 SD/TK.Nasional Peserta
Matematika
30 2015 SD/TK.Nasional Peserta Olimpiade IPA
Olimpiade
21 2015 SD/TK.Kabupaten I
Matematika
32 2015 SD/TK.Kabupaten II Olimpiade IPA
33 2015 SD/TK.Kabupaten III Olimpiade IPA
34 2016 SD/TK.Kabupaten I Olimpiade IPA
Olimpiade
35 2017 SD/TK.Kabupaten II
Matematika
Olimpiade
36 2018 SD/TK.Kabupaten I
Matematika
37 2018 SD/TK.Kabupaten I Olimpiade IPA
38 2018 SD/TK.Kabupaten III Olimpiade IPA
Olimpiade
39 2019 SD/TK.Kabupaten III
Matematika
40 2019 SD/TK.Kabupaten I LCC Agama Islam
41 2019 SD/TK.Provinsi I LCC Agama Islam

b. Non Akademik

Lomba yang
No Tahun Tingkat Juara
diikuti
1 2008 SD/TK.Kabupaten I Sepak bola
2 2008 SD/TK.Provinsi II Catur
3 2008 SD/TK.Provinsi I Tenis lapangan
Kebersihan
4 2008 SD/Kabupaten I
Sekolah
5 2008 SD/TK.Nasional 20 besar Tenis lapangan
6 2008 SD/TK.Kabupaten 1 UKS
7 2009 SD/TK.Kabupaten I Renang
8 2009 SD/TK.Provinsi II Renang
9 2009 SD/TK.Provinsi I Catur (PI)
10 2009 SD/TK.Kabupaten I Lagu Solo (Pa)
11 2009 SD/TK.Kabupaten I Lagu Solo (Pi)

27
12 2010 SD/TK.Kabupaten I Catur (Pi)
13 2010 SD/TK.Provinsi I Catur (Pi)
14 2010 SD/TK.Provinsi I Catur beregu (Pi)
15 2010 SD/TK.Kabupaten I Lagu Solo (Pi)
16 2010 SD/TK.Provinsi I Melukis
17 2010 SD/TK.Provinsi I Cipta Lagu
18 2010 SD/TK.Nasional Peserta Melukis
19 2010 SD/TK.Nasional IV Cipta Lagu
20 2010 BRI CUP I Lagu Solo ( Pi )
21 2010 BRI CUP IV Lagu Solo ( Pa )
22 2010 SD/TK.Kabupaten I Gerak jalan ( Pi )
23 2010 SD/TK.Kabupaten II Gerak jalan ( Pa )
24 2010 SD/TK.Kabupaten III Lomba Siaga
25 2011 SD/TK.Kabupaten II Lagu Solo (Pi)
26 2011 Yamaha I Lagu Solo (Pi)
27 2011 SD/TK.Kabupaten III Pidato
28 2011 SD/TK.Kabupaten I Bercerita
29 2012 SD/TK.Provinsi I Renang(Pi)
30 2012 SD/TK.Provinsi I Komite (karate
Pi)
(Mendiknas)
31 2012 SD/TK.Provinsi I Komite (karate
Pa)
(Mendiknas)
32 2012 SD/TK.Nasional II Komite (karate
Pa)
(Mendiknas)
32 2012 SD/TK.Provinsi II Lomba Agama
Islam
33 2012 SD/TK.Provinsi II Cerita rakyat
34 2012 SD/TK.Kabupaten I Menulis Pantun
35 2012 SD/TK.Kabupaten I Menulis Syair
36 2012 SD/TK.Kabupaten I Mengarang
37 2012 SD/TK.Kabupaten I Mendongeng
38 2013 SD/TK.Nasional II Lomba Cipta
Syair

28
39 2013 SD/TK.Nasional VI Lomba
Mendongeng
40 2013 SD/TK.Nasional peserta Lomba cipta
pantun
41 2013 SD/TK.Provinsi Umum II Drum Band
42 2013 SD/TK.Kabupaten I Renang (Pi)
43 2013 SD/TK.Kabupaten I Karate (Pi)
44 2013 SD/TK.Kabupaten I Karate (Pa)
45 2013 SD/TK.Provinsi I Karate (Pi)
46 2013 SD/TK.Provinsi I Karate (Pa)
47 2013 SD/TK.Nasional II Karate (Pa)
48 2013 SD/TK.Provinsi III STQ
49 2013 SD/TK.Provinsi III STQ
50 2013 SD/TK.Kabupaten III Menganyam
51 2013 SD/TK.Kabupaten I Tari Kreasi
52 2013 SD/TK.Provinsi III Cerita Rakyat
53 2013 SD/TK.Nasional 15 besar Doktek Cilik
54 2013 SD/TK.Provinsi I Atletik Kids
Lempar Turbo
55 2013 SD/TK.Nasional Peserta O2SN Atletik
Kids
56 2013 SD/TK.Nasional II O2SN Karate (Pa)
57 2013 SD/TK.Nasional III O2SN Karate (Pi)
Kumite
58 2013 SD/TK.Nasional I /Perorangan (Pi)
(Mendikbud VI )
Kumite
59 2013 SD/TK.Nasional II /Perorangan (Pa)
(Mendikbud VI )
Kata beregu
60 2013 SD/TK.Nasional III
( Mendikbud VI )
Kata beregu
61 2013 SD/TK.Nasional III
( Mendikbud VI )
62 2014 SD/TK.Kabupaten I LombaPantomim
63 2014 SD/TK.Provinsi II LombaPantomim
64 2014 SD/TK.Provinsi I Renang (Pi)

29
65 2014 SD/TK.Nasional 14 besar Renang (Pi)
66 2014 SD/TK.Provinsi I Karate (Pa)
67 2014 SD/TK.Provinsi I Catur (Pa)
68 2014 SD/TK.Nasional IV Karate (Pa)
( Klub Olahraga)
69 2015 SD/TK.Kabupaten II Hifsil Qur’an

70 2015 SD/TK.Kabupaten II Da’i cilik

71 2015 SD/TK.Kabupaten I Catur (Pa )

72 2015 SD/TK.Provinsi I Catur (Pa )

73 2015 SD/TK.Nasional 25 Catur (Pa )

74 2015 SD/TK.Kabupaten I Karate


(Kata/Kumite )
75 2015 SD/TK.Provinsi I Karate
(Kata/Kumite )
76 2015 SD/TK.Nasional I Karate
(Kata/Kumite )
77 2015 SD/TK.Internasional peserta Karate
(Jerman) (Kata/Kumite )
78 2015 SD/TK.Kabupaten II Lomba Bahasa
Inggris
79 2015 SD/TK.Kabupaten III Lomba Bahasa
Inggris
80 2015 SD/TK.Kabupaten I Cipta Puisi

81 2015 SD/TK.Provinsi III Cipta Puisi

82 2015 SD/TK.Kabupaten I Tari Kreasi Baru

83 2015 SD/TK.Kabupaten I Menganyam

84 2015 SD/TK.Provinsi III Menganyam

84 2015 SD/TK.Kabupaten I Pantomim

85 2015 SD/TK. Provinsi I Pantomim

30
86 2015 SD/TK. Nasional 16 Pantomim

87 2015 SD/TK.Kabupaten I Jambore PMR

88 2015 SD/TK.Kabupaten I Jambore PMR

89 2015 SD/TK.Kabupaten I Jambore PMR

90 2015 SD/TK.Kabupaten I Jambore PMR

91 2015 SD/TK.Kabupaten I Jambore PMR

92 2015 SD/TK.Kabupaten I Jambore PMR

92 2015 SD/TK.Kabupaten I Jambore PMR

93 2015 SD/TK. Internasional peserta Karate (Kata)


(Jerman)
94 2015 SD/TK. Internasional I Karate (Kata)
(Jerman)
95 2016 SD/TK.Kabupaten I Lagu solo
(FLS2N)
96 2016 SD/TK.Kabupaten I Paianika (FLS2N)

97 2016 SD/TK.Provinsi II Paianika (LS2N)

98 2016 SD/TK. Nasional II Lomba Budaya


Mutu kategori
MBS

99 2018 SD/TK.Provinsi II Karate (Kata)


(FLS2N)

100 2018 SD/TK.Provinsi I Karate (Kata)


(FLS2N)

101 2018 SD/TK.Kabupaten I Lomba


Mendongeng

102 2018 SD/TK.Provinsi I Lomba Bercerita

31
103 2018 SD/TK.Nasional 5 Besar Lomba Bercerita

SD/TK.Kabupaten
104 2018 I Lomba Bercerita
105 SD/TK.Kabupaten
106 2019 I Bahasa Mandar
107 SD/TK.Nasional
108 2019 Finalis Lomba Bercerita
109 SD/TK.Nasional
2019 Finalis FL2N
120 Finalis
2019 SD/TK.Kabupaten Lomba Karate
I
2019 SD/TK.Provinsi Lomba Karate
I
2019 SD/TK.Nasional Lomba Karate
IV

c. PRESTASI SEKOLAH

Lomba yang
No Tahun Tingkat Juara
diikuti
1 2010 SD/TK.Kabupaten I PHBS
2 2010 SD/TK.Provinsi I PHBS
3 2012 SD/TK.Provinsi I PHBS
4 2012 SD/TK.Provinsi I Peduli Sanitasi
5 2012 SD/TK.Nasional IV Peduli Sanitasi
6 2013 SD/TK.Kabupaten I Kebersihan Kota
Sehat/Adipura
7 2013 SD/TK.Kabupaten I Drum Band
8 2013 SD/TK. Provinsi I Drum Band
( Aslan sidang)
9 2014 SD/TK.Kabupaten I Kebersihan Antar
Sekolah
10 2015 SD/TK. Provinsi Adiwiyata
11 2015 SD/TK.Kabupaten Favorit Gerak Jalan
I pramuka

32
12 2016 SD/TK.Kabupaten Whole PMR
School
13 2016 SD/TK.Kabupaten II Pramuka
14 2016 SD/TK.Nasional II LBM Kategori
MBS
15 2017 SD/TK.Kabupaten II Pramuka

16 2017 SD/TK.Kabupaten I Bank Sampah

17 2018 SD/TK.Kabupaten I Bank Sampah

18 2019 SD/TK.Kabupaten I Lomba Gerak


Jalan (Pi)

19 2019 SD/TK.Kabupaten III Lomba Gerak


Jalan (Pa)

PRESTASI GURU

NAMA LOMBA/ WAKTU


No TINGKAT PENYELENGGARA
KEJUARAAN PELAKSANAAN

1. TALIB, S.Pd,. M.Pd. ( Kepala Sekolah )

Juara II Dinas Penddikan


1. 19-21 Juni 2016 Kabupaten
PTK Berprestasi Polewali Mandar

2. MARDIAH, S.Pd.I., M.Pd.I. ( Guru Kelas VI Andi Depu )

Juara III Dinas Penddikan


1. 19-21 Juni 2016 Kabupaten
PTK Berprestasi Polewali Mandar

Dinas Penddikan
2. PTK Berprestas 8 - 9 Juni 2018 Kabupaten
Polewali Mandar

33
4. ERNIWATI, S.Pd,. M.Si. ( Guru Kelas IV Andi Depu)

1. Juara III Dinas Penddikan


19-21 Juni 2008 Kabupaten
Guru Berprestasi Polewali Mandar

2. Juara III
PGRI Kab.Polewali
Pengucapan Kode 19 November 2009 Kabupaten
Mandar
Etik Guru

3. Juara II PGRI Kab.Polewali


20 November 2009 Kabupaten
Pembuatan APE Mandar

4. Juara I

Pembuatan Media PGRI Kab.Polewali


20 Agustus 2009 Kabupaten
Pembelajaran Mandar
Berbasis IT

5. Juara I
Dinas Pendidikan
Pembuatan Media 04 Oktober 2012 Provinsi Sulawesi Barat
Pembelajaran
Berbasis IT

6. Juara I
UPTD dikpora Kec
Lomba PTK Mei 2014 Kecamuatann
Polewali
Berprestasi

7. Juara I Dinas Pendidikan


Lomba PTK Juli 2014 Kabupaten Kab. Polewali
Berprestasi Mandar

8. Juara I
Dinas Pendidikan
Lomba PTK Juli 2014 Provinsi
Prov. Sulawesi Barat
Berprestasi

9. Kementrian
Finalis Pendidikan dan
Agustus 2014 Nasional
PTK Berprestasi Kebudayaan
Republik Indonesia

34
10. Peserta Anugerah
Konstitusi dan
Pendidikan Hak Mahkamah
25-29 Desember
Konstitusional Nasional Konstitusi Republik
2014
Warga Indonesia
Negara(Guru
Berprestasi PKN)

11. Kementrian
Peserta
2-20 November Pendidikan dan
Networking Guru Internasional
2015 Kebudayaan
SD Di Jepang
Republik Indonesia

12. 5 Tebaik
Presentasi “ Kementrian
PATBM “ Pemberdayaan
(Perlindungan Juli 2016 Nasional Perempuan dan
Anak terpadu Perlindungan Anak
Berbasis Republik Indonesia
Masyarakat)

13. Juara II Lomba


Kementrian
Budaya Mutu
Pendidikan dan
kategori MBS 2016 Nasional
Kebudayaan
(sebagai
Republik Indonesia
koordinator MBS)

14. Pengembangan
Forum anak Kementrian
Daerah Terbaik Pemberdayaan
2017( sebagai 22 Juli 2017 Nasional Perempuan dan
Pembina Forum Perlindungan Anak
Anak Kab. Republik Indonesia
Polewali Mandar )

15. 10 Terbaik
Kementrian
kegiatan Bimtek Region
17 s.d 22 Juni Pendidikan dan
Fasilitator Literasi Sulawesi
2019 Kebudayaan
Region Sulawesi Maluku
Republik Indonesia
Maluku

16. 3 Terbaik Juli 2019 Nasional Kementrian

35
kegiatan Bimtek Pendidikan dan
Guru PKN di Kebudayaan
Surabaya Republik Indonesia

3. HUMAERAH, S.Pd , Guru Kelas II Andi Depu

1. Juara II PGRI Kab.Polewali


20 November 2012 Kabupaten
Pembuatan APE Mandar

2. Dinas Pendidikan
Juara I Olimpiade
2015 Kabupaten Kab. Polewali
Guru
Mandar

7. Sumber Dana Sekolah

Sumber dana SD Negeri 066 Pekkabata adalah :

 Dana Bantuan Operasional Sekolah (BOS) 3 tahun terakhir.


1. TP 2017/2018 dana untuk 642 orang siswa sebesar
Rp 513.600.000,-
2. TP 2018/2019 dana untuk 674 orang siswa sebesar
Rp 539.200.000,-
3. TP 2019/2020 dana untuk 666 orang siswa sebesar
Rp 532.800.000,-

36
BAB III

STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Muatan Nasional
Muatan kurikulum pada tingkat nasional terdiri atas kelompok muatan
pelajaran A dan kelompok muatan pelajaran B. (Permendikbud nomor 57
Tahun 2014 tentang Kurikulum SD/MI).

1. Kompetensi Inti
Kompetensi Inti Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) merupakan
tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
yang harus dimiliki seorang peserta didik SD/MI pada setiap tingkat kelas.
Kompetensi Inti dirancang untuk setiap kelas/usia tertentu. Melalui
Kompetensi Inti, sinkronisasi horisontal berbagai Kompetensi Dasar
antarmuatan pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu
sinkronisasi vertikal berbagai Kompetensi Dasar pada muatan pelajaran yang
sama pada kelas yang berbeda dapat dijaga pula.

Rumusan Kompetensi Inti menggunakan notasi sebagai berikut:


1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk Kompetensi Inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk Kompetensi Inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk Kompetensi Inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk Kompetensi Inti keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang SD/MI dapat dilihat pada Tabel
berikut.

Tabel 1: Kompetensi Inti SD/MI Kelas I, II, dan III


Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas I Kelas II Kelas III
1. Menerima dan 1. Menerima dan 1. Menerima dan
menjalankan ajaran agama menjalankan menjalankan
yang dianutnya ajaran agama yang ajaran agama yang

37
Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas I Kelas II Kelas III
dianutnya dianutnya
2. Memiliki perilaku jujur, 2. Menunjukkan 2. Menunjukkan
disiplin, tanggung jawab, perilaku jujur, perilaku jujur,
santun, peduli, dan disiplin, tanggung disiplin, tanggung
percaya diri dalam jawab, santun, jawab, santun,
berinteraksi dengan peduli, dan peduli, dan
keluarga, teman, dan guru percaya diri dalam percaya diri dalam
berinteraksi berinteraksi
dengan keluarga, dengan keluarga,
teman, dan guru teman, guru dan
tetangganya
3. Memahami pengetahuan 3. Memahami 3. Memahami
faktual dengan cara pengetahuan pengetahuan
mengamati [mendengar, faktual dengan faktual dengan
melihat, membaca] dan cara mengamati cara mengamati
menanya berdasarkan rasa [mendengar, [mendengar,
ingin tahu tentang dirinya, melihat, melihat,
makhluk ciptaan Tuhan membaca] dan membaca] dan
dan kegiatannya, dan menanya menanya
benda-benda yang berdasarkan rasa berdasarkan rasa
dijumpainya di rumah dan ingin tahu tentang ingin tahu tentang
di sekolah dirinya, makhluk dirinya, makhluk
ciptaan Tuhan dan ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan kegiatannya, dan
benda-benda yang benda-benda yang
dijumpainya di dijumpainya di
rumah dan di rumah dan di
sekolah sekolah
4. Menyajikan pengetahuan 4. Menyajikan 4. Menyajikan
38
Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas I Kelas II Kelas III
faktual dalam bahasa yang pengetahuan pengetahuan
jelas dan logis, dalam faktual dalam faktual dalam
karya yang estetis, dalam bahasa yang jelas bahasa yang jelas,
gerakan yang dan logis, dalam sistematis dan
mencerminkan anak sehat, karya yang estetis, logis, dalam karya
dan dalam tindakan yang dalam gerakan yang estetis,
mencerminkan perilaku yang dalam gerakan
anak beriman dan mencerminkan yang
berakhlak mulia anak sehat, dan mencerminkan
dalam tindakan anak sehat, dan
yang dalam tindakan
mencerminkan yang
perilaku anak mencerminkan
beriman dan perilaku anak
berakhlak mulia beriman dan
berakhlak mulia

Tabel 2: Kompetensi Inti SD/MI Kelas IV, V, dan VI


Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas IV Kelas V Kelas VI
1. Menerima, 1. Menerima, 1. Menerima,
menjalankan, dan menjalankan, dan menjalankan, dan
menghargai ajaran menghargai ajaran menghargai ajaran
agama yang dianutnya agama yang agama yang
dianutnya. dianutnya.
2. Menunjukkan perilaku 2. Menunjukkan 2. Menunjukkan
jujur, disiplin, perilaku jujur, perilaku jujur,
tanggung jawab, disiplin, tanggung disiplin, tanggung
santun, peduli, dan jawab, santun, jawab, santun,

39
Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas IV Kelas V Kelas VI
percaya diri dalam peduli, dan peduli, dan
berinteraksi dengan percaya diri dalam percaya diri dalam
keluarga, teman, guru, berinteraksi berinteraksi
dan tetangganya dengan keluarga, dengan keluarga,
teman, guru, dan teman, guru, dan
tetangganya serta tetangganya serta
cinta tanah air. cinta tanah air.
3. Memahami 3. Memahami 3. Memahami
pengetahuan faktual pengetahuan pengetahuan
dengan cara mengamati faktual dan faktual dan
dan menanya konseptual dengan konseptual dengan
berdasarkan rasa ingin cara mengamati, cara mengamati,
tahu tentang dirinya, menanya dan menanya dan
makhluk ciptaan Tuhan mencoba mencoba
dan kegiatannya, dan berdasarkan rasa berdasarkan rasa
benda-benda yang ingin tentang ingin tahu tentang
dijumpainya di rumah, dirinya, makhluk dirinya, makhluk
di sekolah dan tempat ciptaan Tuhan dan ciptaan Tuhan dan
bermain kegiatannya, dan kegiatannya, dan
benda-benda yang benda-benda yang
dijumpainya di dijumpainya di
rumah, di sekolah rumah, di sekolah
dan tempat dan tempat
bermain bermain
4. Menyajikan 4. Menyajikan 4. Menyajikan
pengetahuan faktual pengetahuan pengetahuan
dalam bahasa yang faktual dan faktual dan
jelas, sistematis dan konseptual dalam konseptual dalam
logis, dalam karya bahasa yang jelas, bahasa yang jelas,
40
Kompetensi Inti Kompetensi Inti Kompetensi Inti
Kelas IV Kelas V Kelas VI
yang estetis, dalam sistematis, logis sistematis, logis
gerakan yang dan kritis, dalam dan kritis, dalam
mencerminkan anak karya yang estetis, karya yang estetis,
sehat, dan dalam dalam gerakan dalam gerakan
tindakan yang yang yang
mencerminkan perilaku mencerminkan mencerminkan
anak beriman dan anak sehat, dan anak sehat, dan
berakhlak mulia dalam tindakan dalam tindakan
yang yang
mencerminkan mencerminkan
perilaku anak perilaku anak
beriman dan beriman dan
berakhlak mulia berakhlak mulia

2. Muatan Pelajaran
Struktur Kurikulum SD Negeri 066 Pekkabata terdiri atas muatan
pelajaran umum kelompok A dan muatan pelajaran umum kelompok B.
Muatan pelajaran umum kelompok A merupakan program kurikuler yang
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar
penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Muatan pelajaran umum kelompok B merupakan program
kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik
terkait lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni.

Tabel. 2 Struktur kurikulum SD Negeri 066 Pekkabata

41
TP 2019/2020

Kelas I II III IV V VI

Jumlah jam pelajaran per minggu 30 32 34 36 36 36

Muatan pelajaran Agama 4 4 4 4 4 4

Muatan Pelajaran Matematika - - - 6 6 6

Muatan Pelajaran PJOK - - - 4 4 4

Jumlah jam pelajaran tematik per


26 28 30 22 22 22
minggu

B. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan bahan kajian atau muatan pelajaran pada satuan
pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan
keunikan lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik
terhadap keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya. Muatan lokal
antara lain dapat berupa (a) seni budaya, (b) prakarya, (c) permainan rakyat yang
terintegrasi dalam pendidikan jasamani olahraga dan kesehatan, (d) bahasa,
dan/atau (e) teknologi .
Mulok yang dibelajarkan di SD Negeri 066 Pekkabata adalah
kegaiatan-kegiatan mulok yang diintegrasikan ke dalam muatan pelajaran
SBdP dan PJOK seperti tari tradisional, rebana Mandar pantun kalindaqdaq ,
permainan olahraga tradisional, dll.

C. Pengaturan Beban Belajar


Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta
didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran.
1. Beban belajar di SD/MI dinyatakan dalam jumlah jam pelajaran per
minggu.
a. Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pelajaran.
b. Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pelajaran.
42
c. Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pelajaran.
d. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam pelajaran.
2. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling
sedikit 18 minggu efektif.

3. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu


efektif.

4. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu


efektif.

Beban belajar kegiatan tatap muka keseluruhan untuk SD Negeri 066


tergambar dalam tabel berikut:

Satu jam
pembelajaran Minggu
Satu jam Jumlah jam
Kegiatan Efektif Waktu
pembelajaran pembelajar
Kelas Terstruktur + pembelajaran /
tatap muka/ an Per Tahun
Kegiatan Tidak jam per tahun
menit perminggu Pelajaran
Terstruktur/
menit

59.400 menit
I 35 20 30 36
= 990 jam

63.360 menit
II 35 20 32 36
= 1.056 jam

67.320 menit
III 35 20 34 36
= 1.122 jam

71.280 menit
IV 35 20 36 36
= 1.188 jam

71.280 menit
V 35 20 36 34
= 1.188 jam

71.280 menit
VI 35 20 36 34
= 1.188 jam

43
Penugasan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh
pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh pendidik.

Alokasi waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri tidak


terstruktur dalam sistem paket untuk SD Negeri 066 Pekkabata adalah antara
50% dari waktu kegiatan tatap muka muatan pelajaran yang bersangkutan.
Pemanfaatan alokasi waktu tersebut mempertimbangkan potensi dan
kebutuhan peserta didik dalam mencapai kompetensi.

Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang


berupa pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang
oleh pendidik untuk mencapai standar kompetensi. Waktu penyelesaiannya
diatur sendiri oleh peserta didik.

Alokasi waktu untuk praktik, dua jam kegiatan praktik di sekolah setara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktik di luar sekolah setara dengan
satu jam tatap muka.

Bentuk tugas terstruktur maupun mandiri tidak terstruktur dirancang oleh


guru melalui kegiatan diskusi kelompok muatan pelajaran didasarkan pada
Kompetensi Dasar yang ditetapkan atau dipilih guru. SD Negeri 066
Pekkabata memfasilitasi kegiatan ini pada awal tahun pelajaran sehingga
tugas terstruktur berupa PR tiap muatan pelajaran dan tugas mandiri tidak
struktur berupa tugas praktik atau persiapan praktik sudah dibuat pada awal
tahun pelajaran.

D. Muatan Pembelajaran
Pelaksanaan Kurikulum SD Negeri 066 Pekkabata dilakukan melalui
pembelajaran dengan pendekatan tematik-terpadu dari Kelas I sampai Kelas
VI. Muatan pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti dan dikecualikan
untuk tidak menggunakan pembelajaran tematik-terpadu.Khusus untuk Kelas
4 dan 5 , muatan pelajaran matematika juga sudah diajarkan secara terpisah .
44
Pembelajaran tematik terpadu merupakan pendekatan pembelajaran
yang mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai muatan pelajaran
ke dalam berbagai tema seperti yang terdapat dalam tabel berikut ini.

Tabel 3: Daftar Tema Kelas I, II, dan III


KELAS I KELAS II KELAS III
1. Diriku 1. Hidup rukun 1. Pertumbuhan dan
Perkembangan Mahluk
Hidup
2. Kegemaranku 2. Bermain di 2. Menyayangi
lingkunganku Tumbuhan dan Hewan
di Sekitar
3. Kegiatanku 3. Tugasku sehari- 3. Benda di Sekitarku
hari
4. Keluargaku 4. Hidup bersih dan 4. Hak dan Kewajibanku
sehat
5. Pengalamanku 5. Aku dan sekolahku 5. Perubahan Cuaca
6. Lingkungan bersih, 6. Air, bumi, dan 6. Energi dan
sehat, dan asri muatanhari Perubahannya
7. Benda, hewan, dan 7. Merawat hewan 7. Perkembangan
tanaman di sekitarku dan tumbuhan Teknologi
8. Peristiwa alam 8. Keselamuatann di 8. Praja Muda Karana
rumah dan di
perjalanan

Tabel 5: Daftar Tema Kelas IV, V, dan VI


KELAS IV KELAS V KELAS VI
1. Indahnya kebersamaan 1. Organ Gerak 1. Selamatkan makhluk
Hewan dan hidup
Manusia
2. Selalu berhemat energi 2. Udara Bersih 2. Persatuan dalam
perbedaan

3. Peduli terhadap Mahluk 3. Makanan sehat 3. Tokoh dan penemu


hidup
4. Berbagai pekerjaan 4. Sehat itu Penting 4. Globalisasi

5. Pahlawanku 5. Ekosistem 5. Wirausaha


6. Cita-citaku 6. Panas dan 6. Menuju Masyarakat
Perpindahannya Sehat
7. Indahnya Keragaman 7. Peristiwa dalam 7. Kepemimpinan
Negeriku Kehidupan
8. Tempat tinggalku 8. Lingkungan 8. Bumiku
Sahabat Kita

45
KELAS IV KELAS V KELAS VI
9. Kayanya Negeriku 9. Benda - benda di 9. Menjelajah angkasa
Sekitar Kita luar
Pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan Kompetensi Dasar
dari berbagai muatan pelajaran yaitu intradisipliner, interdisipliner,
multidisipliner, dan transdisipliner.

Integrasi intradisipliner dilakukan dengan cara mengintegrasikan


dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan menjadi satu kesatuan yang
utuh di setiap muatan pelajaran. Integrasi interdisipliner dilakukan dengan
menggabungkan Kompetensi Dasar Kompetensi Dasar beberapa muatan
pelajaran agar terkait satu dengan yang lainnya, sehingga dapat saling
memperkuat, menghindari terjadinya tumpang tindih, dan menjaga
keselarasan pembelajaran.

Integrasi multidisipliner dilakukan tanpa menggabungkan Kompetensi Dasar


tiap muatan pelajaran sehingga tiap muatan pelajaran masih memiliki
Kompetensi Dasarnya sendiri.

Integrasi transdisipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagai muatan


pelajaran yang ada dengan permasalahanpermasalahan yang dijumpai di
sekitarnya sehingga pembelajaran menjadi kontekstual. Tema merajut makna
berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar
secara parsial. Dengan demikian, pembelajarannya memberikan makna yang
utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.
Tematikterpadu disusun berdasarkan gabungan proses integrasi seperti
dijelaskan di atas sehingga berbeda dengan pengertian tematik seperti yang
diperkenalkan pada kurikulum sebelumnya.

Selain itu, pembelajaran tematik terpadu ini juga diperkaya dengan


penempatan Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I, II, dan III sebagai
penghela muatan pembelajaran lain. Melalui perumusan Kompetensi Inti
sebagai pengikat berbagai muatan pembelajaran dalam satu kelas dan tema
sebagai pokok bahasannya, sehingga penempatan Muatan Pelajaran Bahasa

46
Indonesia sebagai penghela muatan pelajaran lain menjadi sangat
memungkinkan.

Penguatan peran Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara


utuh melalui penggabungan Kompetensi Dasar Muatan Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial ke dalam Muatan Pelajaran
Bahasa Indonesia. Kedua ilmu pengetahuan tersebut menyebabkan Muatan
Pelajaran Bahasa Indonesia menjadi kontekstual, sehingga pembelajaran
Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik.

Pendekatan sains seperti itu terutama di Kelas I, II, dan III


menyebabkan semua muatan pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh
Muatan Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial.
Untuk kemudahan pengorganisasiannya, Kompetensi Dasar Kompetensi
Dasar kedua muatan pelajaran ini diintegrasikan ke muatan pelajaran lain
(integrasi interdisipliner).

Kompetensi Dasar Muatan Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam


diintegrasikan ke Kompetensi Dasar Muatan Pelajaran Bahasa Indonesia dan
Kompetensi Dasar Muatan Pelajaran Matematika.

Kompetensi Dasar Muatan Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial


diintegrasikan ke Kompetensi Dasar muatan pelajaran Bahasa Indonesia, ke
Kompetensi Dasar Muatan Pelajaran Pendidikan Pancasila dan
Kewarganegaraan, dan ke Kompetensi Dasar Muatan Pelajaran Matematika.

Sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI, Kompetensi Dasar Muatan


Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial masing-
masing berdiri sendiri, sehingga pendekatan integrasinya adalah
multidisipliner, walaupun pembelajarannya tetap menggunakan tematik
terpadu. Prinsip pengintegrasian interdisipliner untuk Muatan Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial seperti diuraikan di atas
dapat juga diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal.

47
Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya,
keterampilan, dan bahasa daerah diintegrasikan ke dalam Muatan Pelajaran
Seni Budaya dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan
dengan olahraga serta permainan daerah diintegrasikan ke dalam Muatan
Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan.

E. Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar dirumuskan untuk mencapai Kompetensi Inti.
Rumusan Kompetensi Dasar dikembangkan dengan memperhatikan
karakteristik dan kemampuan peserta didik, dan kekhasan masing-masing
muatan pelajaran. Kompetensi Dasar meliputi empat kelompok sesuai dengan
pengelompokan Kompetensi Inti sebagai berikut:
1. Kelompok 1 : kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI1;
2. Kelompok 2 : kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI2;
3. Kelompok 3 : kelompok Kompetensi Dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI3; dan
4. Kelompok 4: kelompok Kompetensi Dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI4.

F. Kegiatan Ekstra Kurikuler


1. Pengertian

Pengertian dari beberapa istilah yang terdapat dalam pedoman ini sebagai
berikut.

1.1 Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan


oleh peserta didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan
kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan pengawasan satuan
pendidikan, bertujuan untuk mengembangkan potensi, bakat, minat,
kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta didik
secara optimal untuk mendukung pencapaian tujuan pendidikan.

48
1.2 Kegiatan Ekstrakurikuler wajib adalah Kegiatan Ekstrakurikuler yang
wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh
seluruh peserta didik.
1.3 Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan adalah Kegiatan Ekstrakurikuler
yang dapat dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan
pendidikan dan dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat dan
minatnya masing-masing.
2. Bentuk
Bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler dapat berupa:
a. Krida, misalnya: Kepramukaan, Latihan Kepemimpinan Siswa
(LKS), Palang Merah Remaja (PMR), Usaha Kesehatan Sekolah
(UKS), Pasukan Pengibar Bendera (Paskibra), dan lainnya;
b. Karya ilmiah, misalnya: Kegiatan Ilmiah Remaja (KIR), kegiatan
penguasaan keilmuan dan kemampuan akademik, penelitian, dan
lainnya;
c. Latihan olah-bakat latihan olah-minat, misalnya: pengembangan
bakat olahraga, seni dan budaya, pecinta alam, jurnalistik, teater,
teknologi informasi dan komunikasi, rekayasa, dan lainnya;
d. Keagamaan, misalnya: pesantren kilat, ceramah keagamaan, baca
tulis alquran, retreat; atau
e. Bentuk kegiatan lainnya.
3. Prinsip
Kegiatan Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan dengan
prinsip: (1) partisipasi aktif yakni bahwa Kegiatan Ekstrakurikuler
menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat
dan pilihan masing-masing; dan (2) menyenangkan yakni bahwa
Kegiatan Ekstrakurikuler dilaksanakan dalam suasana yang
menggembirakan bagi peserta didik.
4. Lingkup
Lingkup Kegiatan Ekstrakurikuler meliputi:

49
a. Individual, yakni Kegiatan Ekstrakurikuler yang diikuti oleh peserta
didik secara perorangan.
b. Berkelompok, yakni Kegiatan Ekstrakurikuler yang diikuti oleh
peserta didik secara:
c. Berkelompok dalam satu kelas (klasikal).
d. Berkelompok dalam kelas paralel
e. Berkelompok antar kelas
5. Mekanisme

a. Pengembangan

Kegiatan Ekstrakurikuler dikelompokkan menjadi Kegiatan


Ekstrakurikuler wajib dan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan. Dalam
Kurikulum 2013 Pendidikan Kepramukaan merupakan ekstrakurikuler
wajib.

Kegiatan Ekstrakurikuler wajib pendidikan kepramukaan


diperuntukan bagi peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan
SMK/MAK. Pelaksananannya dapat bekerja sama dengan organisasi
kepramukaan setempat/terdekat dengan mengacu kepada Pedoman
dan Prosedur Operasi Standar Pendidikan Kepramukaan sebagai
Kegiatan Ekstrakurikuler wajib.

Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan diselenggarakan oleh satuan


pendidikan bagi peserta didik sesuai bakat dan minat peserta didik.
Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan di satuan pendidikan
dapat dilakukan melalui tahapan: (1) analisis sumber daya yang
diperlukan dalam penyelenggaraan kegiatan ekstrakurikuler; (2)
identifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik; (3)
menetapkan bentuk kegiatan yang diselenggarakan; (4)
mengupayakan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau
menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya; (5)
menyusun

50
Sistematika Program Kegiatan Ekstrakurikuler sekurang-kurangnya
memuat:

a. rasional dan tujuan umum;


b. deskripsi setiap Kegiatan Ekstrakurikuler;
c. pengelolaan;
d. pendanaan; dan
e. evaluasi

b. Pelaksanaan

Penjadwalan Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dirancang di awal


tahun pelajaran oleh pembina di bawah bimbingan kepala
sekolah/madrasah atau wakil kepala sekolah/madrasah. Jadwal
Kegiatan Ekstrakurikuler diatur agar tidak menghambat pelaksanaan
kegiatan intra dan kokurikuler.

c. Penilaian

Kinerja peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler perlu mendapat


penilaian dan dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya
meliputi proses dan pencapaian kompetensi peserta didik dalam
Kegiatan Ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian dilakukan secara
kualitatif.

Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal “baik” pada Pendidikan


Kepramukaan pada setiap semesternya. Nilai yang diperoleh pada
Pendidikan Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas
peserta didik. Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal
perlu mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapainya.

d. Evaluasi

51
Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan untuk mengukur
ketercapaian tujuan pada setiap indikator yang telah ditetapkan dalam
perencanaan satuan pendidikan.

Satuan pendidikan hendaknya mengevaluasi setiap indikator yang


sudah tercapai maupun yang belum tercapai. Berdasarkan hasil
evaluasi, satuan pendidikan dapat melakukan perbaikan rencana
tindak lanjut untuk siklus kegiatan berikutnya.

6. Pihak yang terkait


Pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler
antara lain :
a. Satuan Pendidikan
Kepala sekolah/madrasah, tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan
pembina ekstrakurikuler, bersama-sama mewujudkan keunggulan
dalam ragam Kegiatan Ekstrakurikuler sesuai dengan sumber daya
yang dimiliki oleh tiap satuan pendidikan.
b. Komite Sekolah
Sebagai mitra sekolah memberikan dukungan, saran, dan kontrol
dalam mewujudkan keunggulan ragam Kegiatan Ekstrakurikuler.
c. Orangtua
Memberikan kepedulian dan komitmen penuh terhadap keberhasilan
Kegiatan Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan

Berikut Kegiatan Ekstrakurikuler yang dikembangkan di SD Negeri 066


Pekkabata.

1. Gerakan Pramuka
 Dasar
Keputusan Presiden RI No. 104 tahun 2004 tentang pengesahan
Anggaran Dasar Gerakan Pramukan dan Keputusan Ketua Kwartir

52
Nasional Gerakan Pramuka No. 086 tahun 2005 tentang Anggaran
Rumah Tangga Gerakan Pramuka.
 Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Republik indonesia
Nomor 63 tahun 2014 Tentang Pendidikan kepramukaan Sebagai
kegiatan ekstrakurikuler wajib Pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah.
 Tujuan : (Pasal 4 ART Gerakan Pramuka) :
 Membentuk kader bangsa dan sekaligus kader pembangunan yang
beriman dan bertaqwa serta berwawasan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
 Membentuk sikap dan perilaku yang positif, menguasai
keterampilan dan kecakapan serta memiliki ketahanan mental, moral
spiritual, sosial, intelektual dan fisik.
 SK Ka. SD Negeri 066 Pekkabata tentang pengembangan diri di
bidang Pramuka untuk pengembangan diri dan Prestasi
2. Usaha Kesehatan Sekolah (UKS) dengan Program Dokter Kecil
 Dasar :
Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Kesehatan, Menteri Agama, dan Menteri Dalam Negeri RI
No.319/Men. Kes. RI/1984 tentang Pokok Kebijakan Pembinaan dan
Pengembangan UKS.
 Tujuan UKS agar peserta didik memiliki pengetahuan, sikap dan
keterampilan untuk berperilaku hidup sehat.
 Tujuan Program Dokter Kecil, agar peserta didik dapat berprilaku sehat
sejak dini dan bisa menolong dirinya sendiri, teman, guru dan
keluarganya.
 SK Ka. SD Negeri 066 Pekkabata tentang pengembangan diri di bidang
UKS untuk pengembangan diri dan Prestasi
3. Bimbingan dan Konseling
 Dasar :

53
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik indonesia
Nomor 111 tahun 2014 Tentang Bimbingan dan konseling Pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
 Tujuan :
Tujuan umum layanan bimbingan dan konseling adalah membantu
peserta didik/konseling agar dapat mencapai kemuatanngan dan
kemandirian dalam kehidupannya serta menjalankan tugas-tugas
perkembangannya yang mencakup aspek pribadi, sosial, belajar, karir
secara utuh dan optimal. Tujuan khusus layanan bimbingan dan
konseling adalah membantu konseli agar mampu: (1) memahami dan
menerima diri dan lingkungannya; (2) merencanakan kegiatan
penyelesaian studi, perkembangan karir dan kehidupannya di masa
yang akan datang; (3) mengembangkan potensinya seoptimal
mungkin; (4) menyesuaikan diri dengan lingkungannya; (5) mengatasi
hambatan atau kesulitan yang dihadapi dalam kehidupannya dan (6)
mengaktualiasikan dirinya secara bertanggung jawab.
4. Kegiatan Seni
 SK Ka SD Negeri 066 Pekkabata tentang pengembangan diri di
bidang Seni pengembangan diri tradisional dan Modern.
 Tujuan :
Wadah pengembangan bakat minat siswa sekaligus sebagai tempat
pembinaan prestasi.
5. Olahraga
 SK Ka. SD Negeri 066 Pekkabata tentang pengembangan diri di
bidang Olahraga untuk pengembangan diri dan Prestasi.
 Tujuan :
Wadah pengembangan bakat minat siswa sekaligus sebagai tempat
pembinaan prestasi.

Jadwal Kegiatan Pengembangan Diri

54
N Penanggung Jawab
Nama Kegiatan Hari Waktu Tempat
o Kegiatan

1 Kegiatan pelayanan Senin – 08.00 - 14.00 - Haider Mustafa.S.pd.


Konseling ( BK) Sabtu - Hj.Nurmiati, S.Pd.
Kelas IV – VI sesuai
- Hj.Jasmani, S.PdI
jadwal
- Suryani, S.Pd

2 Kegiatan Jumat 14.30 - 17.00 -Nurhani,S.Ag


Kepramukaan -Muh. Rusdi, S.Pd
-Mardia,M.Pd.I
Halaman / Lapangan -Rusman T, S.Pd
SD Negeri 066 - Suryani, S.Pd
Pekkabata -H. Muh. Yusuf, M.MPd.
-Syamsukriadi, S.Pd
- Satriawaty, S.Pd
- Rubaiya, S.Pd.Sd
3 Kegiatan Olahraga
Seni dan Budaya
 Pengembangan
Olahraga
Prestasi
 Sepak Bola Rabu 15.00– 17.00 Lap. Sepak Bola -Yusuf, S.Pd
 Sepak Sabtu 10.00– 11.30 L.Takraw SD
Takraw Rabu 15.00– 17.00 Negeri 066 - Rusdi, S.Pd
 Bola Volley Sabtu 15.00– 17.00 L.Volly SD Negeri
 Bola Basket Rabu 15.00– 17.00 066
 Renang Sabtu 15.00– 17.00 L.Basket SD Negeri - Murni,Usman, S.Pd.I
 Footzal Rabu 15.00– 17.00 066 - Yusuf, S.Pd
 Pengembangan - Murni Usman, S.PdI
 Seni Rupa Sabtu 10.00 - 11.30 Hotel Ratih - Erniwati, S.pd,M.Si
 Seni Musik Sabtu 10.00 - 11.30 Lap.Pancasila - Humaerah, S.Pd
 Seni Tari Jumat 11.00 -12.30 - Asmira, S.Pd.I
Ruang Kesenian - Seniwati, S.Pd.
Ruang Kesenian - Nurhayati, S.Pd,
Ruang Kesenian - A.Harliana, S.Pd
- Adelia, S.Pd.I

 Pengembangan .
Baca Tulis Al Sabtu 10.00– 11.30 Ruang Kelas
Quran
 Pengembangan Sabtu 10.00– 11.30 Mushollah SD 066 - Irham, S.Pd.I
Seni Baca Al - Hj. Arlini, S.Pd.I
Qur’an - Nurhani, S.Ag
55
 Pengembangan Jumat 14.00– 15.30 Mushollah SD 066 - Nurhani, S.Ag
Seni Rebana - Hj. Arlini, S.Pd.I
 Pengembangan Sabtu 10.00– 11.30 Ruang Kelas - Erniwati,S.Pd,M.Si
Majalah - Humaerah, S.Pd
Dinding Siswa - Suryani, S.Pd
- Mardiah,M.Pd..I
-M. Haider Mustafa, S.Pd
- Rusman Tamsi, S.Pd
- Syamsukriadi S.Pd
4 Kegiatan English Sabtu 10.00– 11.30 - Abd.Kadir,S.Kom
Lab.Bahasa.
Club - Erniwati,S.Pd,M.Si
5 Kegiatan
Keterampilan - Erniwati, S.Pd, M.Si
- Yusuf, S.Pd
 Komputer Sabtu 10.00– 11.30 Lab.Komputer - Abd.Kadir,S.Kom
- Syamsukriadi S.Pd
- Mutia, S.Pd.

6 Drum Band Sabtu- - Erniwati, S.Pd, M.Si


minggu 15.00-17.00 Halaman Sekolah - Humaerah, S.Pd
- Rohana, S.Pd, SD
- Syamsukriadi, S.Pd.I
- M. Haider Mustafa, S.Pd
- Seniwati, S.Pd

Keterangan :

 Setiap siswa wajib mengikuti satu macam kegiatan pengembangan diri


dengan memilih jenis pengembangan diri yang tersedia.
 Khusus pengembangan diri kepramukaan Siaga wajib diikuti oleh siswa kelas
I –VI.

Ekstrakurikuler • Pramuka (wajib) • Pramuka (wajib)


• UKS • UKS
• PMR • PMR
• Bahasa Inggris • Seni, Olahraga dan Kegiatan agama

G. Ketuntasan Belajar

56
Asumsi yang digunakan dalam belajar tuntas adalah peserta didik dapat
mencapai kompetensi yang ditentukan, asalkan peserta didik mendapat bantuan
yang tepat dan diberi waktu sesuai dengan yang dibutuhkan. Peserta didik yang
belajar lambat perlu diberi waktu lebih lama untuk materi yang sama, dibandingkan
peserta didik pada umumnya.
Penilaian didasarkan pada ukuran pencapaian kompetensi yang ditetapkan.
Kemampuan peserta didik tidak dibandingkan terhadap kelompoknya tetapi
dibandingkan terhadap kriteria yang ditetapkan yakni ketuntasan belajar minimal
(KKM). Penentuan KKM SD Negeri 066 Pekkabata ditentukan melalui rapat
penetuan KKM yang dihadiri oleh seluruh stakeholder dengan mempertimbangkan
karateristik kompetensi dasar yang akan dicapai, daya dukung (sarana damn
prasarana) dan karakteristik peserta didik.
KKM diperlukan agar guru mengetahui kompetensi yang sudah dan belum
dikuasai secara tuntas. Guru mengetahui sedini mungkin kesulitan peserta didik,
sehingga pencapaian kompetensi yang kurang optimal dapat segera diperbaiki. Bila
kesulitan dapat terdeteksi sedini mungkin, peserta didik tidak sempat merasa
prustasi, kehilangan motivasi dan sebaliknya peserta didik merasa mendapat
perhatian yang optimal dan bantuan yang berharga dalam proses pembelajarannya.
Setelah KKM setiap muatan pembelajaran ditentukan, KKM satuan pendidikan
dapat ditetapkan dengan memilih KKM yang terendah dari seluruh KKM muatan
pembelajaran. Misalnya, suatu sekolah berdasarkan hasil analisis menentukan satu KKM
untuk seluruh muatan pelajaran 60.
Rentang predikat dapat menggunakan satu ukuran yang sama di satu sekolah.
Misalnya, KKM satuan pendidikan 60, berarti predikat “cukup” dimulai dari nilai 60.
Rentang predikat untuk semua muatan pelajaran menggunakan rumus sebagai berikut:

*Keterangan: angka 3 pada rumus diperoleh dari jumlah predikat selain


D (A, B, dan C)
Sehingga panjang interval untuk setiap predikat 13 atau 14.
Rentang predikat KKM Satuan Pendidikan SD Negeri 066
Pekkabata
57
Rentang Predikat
KKM
Satuan Panjang A B C D
Pendidik Interval ( Sangat ( baik ) ( cukup ) ( Perlu
an Baik ) Bimbinga
n)
68 32/3 = 89 < A ≤ 77 < B ≤ 68 < C ≤ 68< D
10,6 100 89 77

Untuk KD pada KI-1 dan KI-2, ketuntasan seorang peserta didik dilakukan
dengan memerhatikan aspek sikap pada KI-1 dan KI-2 untuk seluruh muatan
pelajaran, yakni jika profil sikap peserta didik secara umum berada pada kategori
baik (B) menurut standar yang ditetapkan oleh SD Negeri 066 Pekkabata.
Selanjutnya ketuntasan sikap, pengetahuan dan keterampilan ditetapkan dalam
bentuk deskripsi yang didasarkan pada modus, skor rerata dan capaian optimum.

H . Pendidikan Karakter dan Budaya Sekolah


1. Pendidikan Karakter

Karakter dan pendidikan karakter memiliki arti dan makna berbeda. Karakter
lebih di maknai sebagai substansi atau content, sedangkan pendidikan karakter
lebih menekankan pada proses. Berikut ini akan dipaparkan beberapa pengertian
pendidikan karakter, sehingga diharapkan dapat memperjelas dalam memaknai dan
membedakan apa itu karakter dan pendidikan karakter.

Dalam pengertian yang sederhana pendidikan karakter didefinisikan sebagai


hal positif apa saja yang dilakukan guru dan berpengaruh kepada karakter siswa
yang diajarnya. Samani ( 2011 ) mengutip Winton ( 2010 ) Pendidikan karakter
adalah upaya sadar dan sungguh-sungguh dari seorang guru untuk mengajarkan
nilai-nilai kepada para siswanya. Pendidikan karakter menurut Burke ( 2001 )
semuatan-muatan merupakan bagian dari pembelajaran yang baik dan merupakan
bagian yang fundamental dari pendidikan yang baik.

58
Departemen Pendidikan Amerika Serikat mendefinisikan pendidikan karakter
sebagai berikut : Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan berpikir dan
kebiasaan berbuat yang dapat membantu orang-orang hidup dan bekerja bersama
sebagai keluarga, sahabat, tetangga, masyarakat dan bangsa. Dari definisi tersebut
dapat dikembangkan bahwa pendidikan karakter adalah pendidikan yang
mengembangkan karakter mulia (good character ) dari peserta didik dengan
mempraktikkan dan mengajarkan nilai-nilai moral dan pengambilan keputusan
yang beradab dalam hubungan dengan sesama manusia maupun dalam
hubungannya dengan Tuhannya.

Dalam kaitannya dengan aktivitas yang berbasis pada sekolah Anne


Lockwood ( 1997 ) yang dikutip oleh Samani ( 2011 ) menyatakan bahwa :
Pendidikan karakter adalah setiap rencana sekolah, yang dirancang bersama
lembaga masyarakat lain, untuk membentuk secara langsung dan sistematis
perilaku orang muda dengan memengaruhi secara explicit nilai-nilai kepercayaan
yang diterima secara luas , yang dilakukan secara langsung dalam menerapkan
nilai-nilai tersebut.

Dari beberapa definisi di atas, kiranya dapat disimpulkan bahwa pendidikan


karakter merupakan proses pemberian tuntunan kepada peserta didik untuk menjadi
manusia seutuhnya yang berkarakter dalam dimensi hati, pikir, raga, serta rasa dan
karsa. Pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai pendidikan nilai,
pendidikan budi pekerti, pendidikan moral, pendidikan watak, yang bertujuan
mengembangkan kemampuan peserta didik untuk memberikan keputusan baik-
buruk, memelihara apa yang baik, dan mewujudkan kebaikan itu dalam kehidupan
sehari-hari dengan sepenuh hati. Pendidikan karakter juga dapat dimaknai sebagai
suatu system penanaman nilai-nilai karakter kepada warga sekolah yang meliputi
komponen pengetahuan, kesadaran atau kemauan dan tindakan untuk melaksanakan
nilai-nilai tersebut baik terhadap Tuhan YME, diri sendiri, sesama, lingkungan,
maupun kebangsaan sehingga menjadi insan kamil.

59
Sesuai dengan Desain Induk Pendidikan karakter yang dirancang
Kemendiknas (2010) strategi pengembangan pendidikan karakter dapat dilakukan
melalui transformasi budaya sekolah ( school culture ) dan habituasi melalui
kegiatan pengembangan diri ( ekstrakurikuler ). Hal ini sejalan dengan pemikiran
Berkowitz, yang dikutip oleh Elkind dan Sweet ( 2004 ) serta Samani ( 2011 ) yang
menyatakan bahwa: implementasi pendidikan karakter melalui transformasi budaya
dan perikehidupan sekolah, dirasakan lebih efektif daripada mengubah kurikulum
dengan menambahkan materi pendidikan karakter dalam muatan kurikulum.

Secara substantive karakter terdiri dari 3 ( tiga ) nilai operatif, nilai-nilai


dalam tindakan, atau unjuk perilaku yang satu sama lain saling berkaitan. Ketiga
nilai tersebut adalah : pengetahuan tentang moral ( moral knowing, aspek kognitif );
perasaan berdasarkan moral ( moral feeling, aspek afektif ); dan perilaku
berlandaskan moral ( moral action, aspek psikomotor ). Hubungan tersebut dapat
digambarkan dalam gambar di bawah ini :

Karakter yang baik terdiri atas proses-proses yang meliputi, tahu mana yang
baik, keinginan melakukan yang baik dan melakukan yang baik. Selain itu, karakter
yang baik juga harus ditunjang oleh kebiasaan pikir, kebiasaan hati, dan kebiasaan
tindakan. Dalam konteks realitas psikologis dan sosio-kultural dikategorikan
menjadi : olah pikir, olah hati, olah raga dan kinestetik serta olah rasa dan karsa.  

 Karakter berkaitan dengan nilai-nilai, penalaran dan perilaku dari seseorang.


Dengan demikian, pendidikan karakter tidak bisa hanya diceramahkan, atau
dipaksakan lewat proses indoktrinasi terselubung pendidik. Pendidikan karakter
perlu didasarkan pada strategi yang tepat. Kevin Ryan dalam Zamroni
mengembangkan strategi pendidikan karakter yang disebut dengan nama enam E,
yaitu; Example, Explanation, Exhortation, Ethical Environmental, Experience, dan
Expectation of excellency. Menurut strategi tersebut pendidikan karakter
memerlukan contoh atau teladan sebagai model yang pantas untuk ditiru. Sesuatu
yang akan ditiru oleh siswa, disertai dengan pengetahuan mengapa seseorang perlu
melakukan apa yang ditiru tersebut. Untuk itu perlu ada penjelasan mengapa

60
sesuatu harus dilakukan, sehingga tidak meniru membabi buta. Melakukan sesuatu
itu harus secara sungguh-sungguh, sebagai bentuk kerja keras. Dalam
melaksanakan sesuatu harus mempertimbangkan lingkungan, baik social maupun
fisik. Artinya, seseorang harus sensitive atas kondisi dan situasi yang ada di
sekitarnya. Sikap dan perilaku yang dilaksanakan harus dinikmati, dikerjakan
dengan penuh makna, sehingga memberikan pengalaman bagi diri pribadi.
Pengalaman inilah yang bisa memberikan makna atau spiritual atas apa yang
dilakukan. Dengan demikian perilaku tersebut terinternalisasi pada diri yang akan
menjadi kebiasaan. Akhirnya semua itu dilakukan dengan harapan yang tinggi,
bahwa perilaku tersebut mewujudkan hasil terbaik.( Zamroni, 2011: 283 )

Karena cakupan karakter sangat luas dan dalam, maka UNESCO telah
melakukan kajian dan menyimpulkan ada enam karakter yang bersifat universal
yang dapat diterima semua agama dan bangsa manapun, yaitu :

No. Nilai Karakter Identitas karakter


1 Trustworthiness Orang yang amanah : jujur, andal, berani
2 Respect Orang yang menghargai : beradab, sopan
3 Responsibility Orang yang bertanggungjawab
4 Fairness Orang yang fair/ terbuka
5 Caring Orang yang peduli
6 Citizenship Warga Negara yang baik

Sementara, dalam pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa


Kemendiknas telah merumuskan materi pendidikan karakter yang mencakup :

No. Karakter No. Karakter


1 Religius 10 Semangat kebangsaan
2 Jujur 11 Cinta Tanah Air
3 Toleransi 12 Menghargai prestasi
4 Disiplin 13 Bersahabat/Komunikatif

61
5 Kerja Keras 14 Cinta Damai
6 Kreatif 15 Gemar membaca
7 Mandiri 16 Peduli Lingkungan
8 Demokratis 17 Peduli sosial
9 Rasa ingin tahu 18 Tanggung jawab

Pengembangan nilai/karakter dapat dilihat pada dua latar/domain, yaitu pada


latar makro dan latar mikro. Latar makro bersifat nasional yang mencakup
keseluruhan konteks perencanaan dan ilmpementasi pengembangan nilai/karakter
yang melibatkan seluruh pemangku kepentingan pendidikan nasional dan pada latar
mikro bisa dilihat pada rencana kegiatan sekolah.

Pendidikan karakter pada perkembangannya kemudian dikukuhkan dalam


Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) yang tertuang Permendikbud Nomor 20
Tahun 2018 .

5 Nilai Utama Karakter Prioritas PPK di Sekolah

Program PPK (Penguatan Pendidikan Karakter) digagas oleh Kemdikbud sejalan


dengan upaya menyukseskan Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang
digagas Presiden Joko Widodo. Dalam hal ini, lembaga yang menjadi prioritas
adalah pendidikan dasar, mulai dari jenjang PAUD, SD, lalu SMP.

Kemdikbud telah merilis 5 nilai (karakter) utama yang harus diprioritaskan dalam
melaksanakan PPK di sekolah. Ini menjadi jawaban bagi sebagian guru yang
bingung, mau mandahulukan karakter yang mana untuk dibiasakan pada siswa.
Sedangkan karakter sendiri jumlahnya banyak (setidaknya ada 18 karakter yang
dirilis Kemdikbud beberapa tahun lalu).

Kelima karakter utama prioritas PPK di sekolah adalah sebagai berikut.

1. Religius

62
Sikap religius mencerminkan keberimanan dan ketakwaan kepada Tuhan yang
Maha Esa. Disini siswa ditekankan agar menjadi pemeluk agama yang taat tanpa
harus merendahkan pemeluk agama lain. Apalagi saat ini sedang diwacanakan
kurikulum anti terorisme, seyogyanya kita sambut dengan melatih siswa untuk
selalu mengedepankan toleransi antar umat beragama.

2. Integritas

Integritas artinya selalu berupaya menjadikan dirinya sebagai orang yang bisa
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan. Siswa yang berintegritas
akan berhati-hati dalam menjalin pergaulan, sebab kepercayaan yang diberikan
teman-temannya itu mahal harganya.

Dengan maraknya praktik bullying dan perundungan, sekolah perlu membuat


kebijakan tegas bahwa siswa di sekolah harus berkata dan bertindak positif antar
teman sebagai bagian dari pembiasaan melatih karakter integritas.

3. Mandiri

Mandiri artinya tidak bergantung pada orang lain dan menggunakan tenaga,
pikiran, dan waktu untuk merealisasikan harapan, mimpi, dan cita-cita. Mandiri
erat hubungannya dengan kesuksesan seseorang. Orang yang hidup mandiri sejak
kecil umumnya meraih sukses saat menginjak usia dewasa. Itulah alasan mandiri
menjadi karakter terdepan yang harus dimiliki anak sekolah.

4. Nasionalis

Nasionalis berarti menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas


kepentingan pribadi dan kelompok. Untuk memupuk jiwa nasionalis, perlu
dimulai dari hal-hal kecil. Seperti mematuhi peraturan sekolah, menjaga kebersihan
lingkungan, dan mengikuti upacara bendera dengan khidmat.

5. Gotong Royong

63
Gotong royong menerminkan tindakan mengahargai kerja sama dan bahu
membahu menyelesaikan persoalan bersama. Sudah jelas, tradisi gotong royong
semakin lama semakin hilang akibat arus teknologi yang membuat siapapun bisa
menyelesaikan pekerjaan sendiri. Hal ini harus diputus salah satunya lewat
pembiasaan-pembiasaan di sekolah seperti kerja bakti, mengedepankan
musyawarah dan saling menghargai antar teman.

Kelima karakter di atas tidaklah berdiri dan berkembang sendiri-sendiri melainkan


nilai yang berinteraksi satu sama lain, yang berkembang secara dinamis dan
membentuk keutuhan pribadi.

2. Budaya Sekolah

Sekolah adalah institusi social. Institusi adalah organisasi yang dibangun


masyarakat untuk mempertahankan dan meningkatkan taraf hidupnya. Untuk
maksud tersebut sekolah harus memiliki budaya sekolah yang kondusif, yang dapat
memberi ruang dan kesempatan bagi setiap warga sekolah untuk mengoptimalkan
potensi dirinya masing-masing.

Pendapat tentang budaya sekolah dikemukakan oleh Schein, bahwa budaya


sekolah adalah suatu pola asumsi dasar hasil invensi, penemuan atau
pengembangan oleh suatu kelompok tertentu saat ia belajar mengatasi masalah-
masalah yang telah berhasil baik serta dianggap valid merasakan masalah-masalah
tersebut. ( Schein , 2010 )

Pandangan lain tentang budaya sekolah dikemukakan oleh Zamroni ( 2011 ),


dan akhirnya diajarkan ke warga baru sebagai cara-cara yang benar dalam
memandang, memikirkan, dan bahwa budaya sekolah adalah merupakan suatu pola
asumsi-asumsi dasar, nilai-nilai, keyakinan-keyakinan, dan kebiasaan-kebiasaan
yang dipegang bersama oleh seluruh warga sekolah, yang diyakini dan telah
terbukti dapat dipergunakan untuk menghadapi berbagai problem dalam beradaptasi
dengan lingkungan yang baru dan melakukan integrasi internal, sehingga pola nilai
dan asumsi tersebut dapat diajarkan kepada anggota dan generasi baru agar mereka
64
memiliki pandangan yang tepat bagaimana seharusnya mereka memahami, berpikir,
merasakan dan bertindak menghadapi berbagai situasi dan lingkungan yang ada
( Zamroni, 2011: 297 ).

Budaya sekolah yang positif akan mendorong semua warga sekolah untuk
bekerjasama yang didasarkan saling percaya, mengundang partisipasi seluruh
warga, mendorong munculnya gagasan-gagasan baru, dan memberikan kesempatan
untuk terlaksananya pembaharuan di sekolah yang semuanya ini bermuara pada
pencapaian hasil terbaik. Budaya sekolah yang baik dapat menumbuhkan iklim
yang mendorong semua warga sekolah untuk belajar, yaitu belajar bagaimana
belajar dan belajar bersama. Akan tumbuh suatu iklim bahwa belajar adalah
menyenangkan dan merupakan kebutuhan, bukan lagi keterpaksaan. Belajar yang
muncul dari dorongn diri sendiri, intrinsic motivation, bukan karena tekanan dari
luar dalam segala bentuknya. Akan tumbuh suatu semangat di kalangan warga
sekoalah untuk senantiasa belajar tentang sesuatu yang memiliki nilai-nilai
kebaikan.

Budaya sekolah sehat memberikan peluang sekolah dan warga sekolah


berfungsi secara optimal, bekerja secara efisien, energik, penuh vitalitas, memiliki
semangat tinggi, dan akan mampu terus berkembang. Oleh karena itu, budaya
sekolah ini perlu dikembangkan.

Menurut Zamroni budaya sekolah ( kultur sekolah ) sangat mempengaruhi


prestasi dan perilaku peserta didik dari sekolah tersebut. Budaya sekolah
merupakan jiwa dan kekuatan sekolah yang memungkinkan sekolah dapat tumbuh
berkembang dan melakukan adaptasi dengan berbagai lingkungan yang ada.

Dalam kaitan pengembangan budaya sekolah yang dilaksanakan dalam kaitan


pengembangan diri, Kemendiknas menyarankan melalui empat hal, yang meliputi :
1. Melalui kegiatan rutin, 2. Kegiatan spontan, 3. Keteladanan, dan 4. Melalui
pengondisian.

65
Program pengembangan nilai/karakter dalam pengembangan budaya sekolah SD
Negeri 066 Pekkabata dapat digambarkan sebagai berikut.
a. Secara mikro pengembangan nilai/karakter dapat dibagi dalam empat pilar,
yakni kegiatan belajar-mengajar di kelas, kegiatan keseharian dalam bentuk
budaya sekolah (school culture); kegiatan ko-kurikuler  dan/atau ekstra
kurikuler, serta kegiatan keseharian di rumah, dan dalam masyarakat.
b. Dalam kegiatan belajar-mengajar di kelas dilaksanakan dengan menggunakan
pendekatan terintegrasi dalam semua muatan pelajaran (embeded approach).
Khusus, untuk muatan pelajaran Pendidikan Agama dan Pendidikan
Kewarganegaraan,  karena memang misinya adalah mengembangkan nilai dan
sikap maka pengembangan nilai/karakter harus menjadi fokus utama yang dapat
menggunakan berbagai strategi/metode pendidikan nilai (value/character
education). Untuk kedua muatan pelajaran tersebut nilai/karakter dikembangkan
sebagai dampak pembelajaran (instructional effects) dan juga dampak pengiring
(nurturant effects). Sementara itu untuk muatan pelajaran lainnya, yang secara
formal memiliki misi utama selain pengembangan nilai/karakter, wajib
dikembangkan kegiatan yang memiliki dampak pengiring (nurturant effects)
berkembangnya nilai/karakter dalam diri peserta didik.

Berikut Budaya Sepekan yang diterapkan di SD Negeri 066 Pekkabata :


Budaya Sepekan SD Negeri 066 Pekkabata
Hari/
No Kegiatan Deskripsi Kegiatan
Jam
1. Senin Upacara Penaikan Kepala Sekolah dan semua guru
bergiliran menjadi Pembina / Inspektur
(07.15 s.d Bendera
&.07.45 )
Upacara

2. Selasa Literasi Baca Tulis Untuk semua Kelas


(07.00 s.d
&.07.25 )

3. Rabu a.Pemeriksaan Kesehatan Pemeriksaan ( Kuku, rambut, gigi, dll )


dilanjutkan sarapan bersama di halaman
(07.00 s.d b. Sarapan Bersama
&.07.25 )
sekolah.

66
4. Kamis Literasi Al’ Qur’an “Kamis Religi”
(07.00 s.d
&.07.25 )

5. Jumat a.Senam bersama Usai senam dilanjutkan dengan bersih-


bersih sekolah/kelas
(07.00 s.d b.Jumat Bersih
&.07.25 )

6. Sabtu a. Minggu I & III Literasi a. usai kegiatan membaca, siswa


menampilkan keterampilan yang
(07.00 s.d bersama
&.07.25 )
merupakan tagihan setiap minggunya,
b. Minggu II & IV Dzikir misal bercerita, dsb.
Catatan :
1. Sholat Dhuha dilaksanakan secara bergiliran sesuai dengan jadwal PPK kelas
masing- masing.
2. Belajar di luar kelas dilaksanakan setiap hari Jumat minggu kedua setiap bulan.

c. Gerakan Literasi
Gerakan Literasi Melek Informasi SD Negeri 066 Pekkabata
A. ANALISIS
1. Perpustakaan tidak difungsikan
2. Rendahnya minat baca
3. Sarana pendukung tidak memadai
4. Terbatasnya dana untuk pengadaan buku-buku

B. DESAIN

Dikemas dalam program “ Melek Informasi”

Untuk lebih jelasnya desain program Literasi Melek Informasi dapat pada
dilihat bagan berikut ini :

67
Setiap siswa membawa koran atau
20 menit sebelum siswa masuk
majalah dari rumah
kelas siswa membaca surat
kabar di halaman, Kls I
( membaca gambar)

Melek Siswa diminta


Informasi bercerita berita yang
Daur ulang dan
dibaca
membeli buku
cetak

Membuat klipping
dan Mading

Bagan Design Program

C. PRODUKSI
Adapun produk dari program literasi “ Melek Informasi” adalah sebagai
berikut :
1. Mading Kelas dengan berita yang ter update/tranding topi
2. Klipping siswa
3. Buku cerita baru

D. IMPLEMENTASI
 Setiap siswa 2 kali seminggu diminta untuk membawa Surat Kabar/
Koran dan atau majalah baru atau bekas dari rumah ;
 Siswa dikumpulkan di halaman sekolah dan diminta untuk membaca
Koran yang dibawa secara bersama-sama selama 15 menit, sebelum
pelajaran dimulai;
 Siswa masuk ke dalam kelas
 Setelah berdoa, siswa diminta untuk menceritakan apa yang telah
dibacanya secara bergantian,

68
 Siswa diminta untuk menggunting berita yang dianggap menarik dan
dimuat di Mading ) utama di beberapa sudut sekolah yang strategis
misalnya, di koridor sekolah dan dipojok-pojok taman sekolah.
 Siswa diminta untuk menempelkan hasil guntingan kemudian ditempel
pada klipping individu.
 Sisa kertas Koran dikumpulkan untuk didaur ulang dan dijual. Hasil
penjualan akan dikumpulkan untuk membeli buku cerita baru
 Mengadakan pameran buku di dinding sekolah
 Mengadakan lomba minat baca buku dengan bentuk antara lain berupa
lomba resensi buku, lomba sinopsis dan lomba membuat desain atau
cover buku.
 Memberikan reward bagi siswa yang paling banyak membaca buku
dengan menulis laporannya dan menyiapkan instrumenn penilaiannya
 Mengadakan kerja sama dengan lembaga terkait dengan perpustakaan
daerah dan wilayah .

E. EVALUASI

a. Untuk mengukur keberhasilan Program “ Melek Informasi” kepala


sekolah dan guru akan memantau perkembangan program dengan
melihat Produk yang diperoleh secara berkala, serta melibatkan
pengawas sekolah setiap Triwulan .
b. Dalam lingkungan sekolah dikondisikan agar lingkungan fisik dan
sosial-kultural sekolah memungkinkan para peserta didik bersama
dengan warga sekolah lainnya terbiasa membangun kegiatan keseharian
di sekolah yang mencerminkan perwujudan nilai/karakter.
c. Dalam kegiatan ko-kurikuler, yakni kegiatan belajar di luar kelas yang
terkait langsung pada suatu materi dari suatu muatan pelajaran, atau
kegiatan ekstra kurikuler, yakni kegiatan sekolah yang bersifat umum
dan tidak terkait langsung pada suatu muatan pelajaran, seperti kegiatan
keagamaan berupa ibadah Sholat dhuhur berjamaah yang diatur
berdasarkan jadwal kelas, Dzikir, Pramuka, Palang Merah/ Dokter
Kecil, Polisi Cilik, Polisi Sampah (Tim Adiwiyata Sekolah),  perlu

69
dikembangkan proses pembiasaan dan penguatan (reinforcement) dalam
rangka pengembangan nilai/karakter dan budaya sekolah.

I. Penentuan Kenaikan Kelas


1. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun ajaran. Untuk
satuan pendidikan SD/MI menggunakan prinsip kenaikan kelas
otomatis (Permendikbud Nomor 104 Tahun 2014 Tentang Penilaian
Hasil Belajar pada Dikdasmen) .
2. Kelulusan
Penentuan Kelulusan mengacu pada Permendikbud No. 53 Tahun
2016 tentang penilaian, bahwa satuan pendidikan menentukan
kelulusan peserta didik melalui rapat dewan pendidik sesuai dengan
kriteria:
1) Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) Mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan
ketentuan kompetensi sikap (spiritual dan sosial) termasuk
kategori baik dan kompetensi pengetahuan dan keterampilan
minimal sama dengan KKM yang telah ditetapkan;
3) Lulus ujian akhir sekolah.

70
BAB IV

KALENDER PENDIDIKAN

A. Permulaan Tahun Ajaran

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran


peserta didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan
tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.

Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di sekolah


menyusun kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran
selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif
belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di
sekolah/madrasah mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan
daerah, karakteristik sekolah/madrasah, kebutuhan peserta didik dan masyarakat,
serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.

Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun


kalender pendidikan sebagai berikut:

1. Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran


pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun
pelajaran telah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan
berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.

2. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk


setiap tahun pelajaran. Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya
minggu efektif belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.

3. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu,


meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh muatanpelajaran termasuk
muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
71
4. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal. Hari libur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal
yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat
Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat
menetapkan hari libur khusus.

5. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur
akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari
besar nasional, dan hari libur khusus.

6. Libur jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran
digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.

7. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan
jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah Pusat / Provinsi /
Kabupaten / Kota.
B. Pengaturan Waktu Belajar Efektif
1. Analisis Minggu Efektif

Jumlah Minggu Keterangan


Tidak
No Bulan Efektif Semua
Efektif
1 JULI 2018 2 3 5
2 AGUSTUS 2018 4 1 5

3 SEPTEMBER 2018 3 2 5

4 OKTOBER 2018 5 0 5

5 NOVEMBER 2018 4 1 5

6 1 4 5
DESEMBER 2018
Jumlah 19 11 30
7 JANUARI 2019 4 1 5
8 FEBRUARI 2019 3 1 4
9 MARET 2019 3 2 5
10 APRIL 2019 372 2 5
11 MEI 2019 2 3 5
12 JUNI 2019 2 3 5
Jumlah 17 12 29
2. Analisis Hari Efektif
ANALISIS HARI BELAJAR EFEKTIF
TAHUN PELAJARAN : 2019 / 2020

SEMESTER HARI

SELASA

JUMAT
KAMIS

SABTU
SENIN

RABU
BULAN JUMLAH

JULI 2018 3 3 3 2 2 2 15
AGUSTUS 2018 5 5 5 4 4 3 26
SEPTEMBER 2018 4 4 3 3 3 3 20
1 (SATU)

OKTOBER 2018 5 5 5 5 4 3 27
NOVEMBER 2018 5 5 4 4 4 3 25
DESEMBER 2018 1 1 1 1 1 1 6
23
JUMLAH 23 21 19 18 15 119
3
JANUARI 2019 4 4 4 4 4 3 23
FEBRUARI 2019 5 3 4 4 4 5 25
MARET 2019 4 4 2 3 3 3 19
II (DUA)

APRIL 2019 3 3 4 4 3 2 19
MEI 2019 2 2 2 1 2 2 11
JUNI 2019 1 2 3 2 2 1 11
JUMLAH 19 18 19 18 18 16 108

3. Waktu Belajar
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 (satu tahun
pelajaran menjadi semester 1 (satu) dan semester 2 (dua).
Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 6 (enam) hari, seperti pada tabel
di bawah ini.
Hari Waktu Belajar
Senin 07.30 – 12.05
Selasa 07.30 – 12.05
73
Rabu 07.30 – 12.05
Kamis 07.30 – 12.05
Jum’at 07.30 – 11.00
Sabtu 07.30 – 12.05

Catatan : Siswa kelas 1 s/d kelas 3 lama belajar 5 jam pelajaran (07.30 –
10.55 dan bagi siswa kelas 4 s/d kelas 6 lama belajar 7 jam pelajaran (07.30 –
12.05) sesuai dengan keadaan dan analisis minggu efektif, waktu pembelajaran
eefektif belajar ditetapkan sebanyak 36 minggu .

4. Kegiatan Tengah Semester


Kegiatan tengah semester dilaksanakan setelah selesai kegiatan akademik
2 tema untuk kelas 1, 2, 3, dan untuk kelas 4, 5, 6, kegiatan tengah semester
dilaksanakan setelah selesai kegiatan akademik 2 atau 3 tema. Pelaksanaan PTS
diadakan empat hari dengan jadwal Tema “ 1, 2, Pendidikan Agama dan PJOK
untuk kelas 1,2, 3, dan lima hari (Tema “ 1, 2, 3, Pendidikan Agama,
matematika dan PJOK) untuk kelas 4,5, dan 6 pada semester ganjil, demikian
halnya untuk semester genap.

5. Penilaian Akhir Semester


Peniaian Akhir Semester (PAS) merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester.
Peniaian Akhir Semester disajikan dalam bentuk tes tulis dan/atau praktek yang
meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan seluruh KD pada periode
tersebut. Penyusunan instrumen penilaian PAS disesuaikan dengan kaidah-kaidah
penyusunan instrumen penilaian dalam bentuk tes dan penugasan.
Peniaian Akhir Semester dilaksanakan selama 4 hari untuk kelas 1, 2, 3, dan 5
hari untuk kelas 4 ,5, 6, pada semester ganjil dan empat hari untuk semua kelas
pada semester genap. Jadwal pelaksanaan PAS diadakan satu hari satu tema.
Proses pembuatan kisi-kisi, penyusunan soal dan rekapitulasi nilai sama seperti
PAS, yang membedakan adalah jumlah tema.

74
C. Pengaturan Waktu Libur Sekolah
Hari libur sekolah ditetapkan oleh sekolah sesuai dengan kebijakan
pemerintah pusat, provinsi dan kabupaten/kota untuk tidak diadakan proses
pembelajaran di sekolah.
Sekolah mengambil kebijakan hari libur sebagai berikut :
 Libur awal puasa Sesuai dengan kalender pendidikan
Dinas Pendidikan Kabupaten Polewali
Mandar,
 Libur semester 1 Sekitar bulan Desember minggu
akhir/awal januari,
 Libur semester 2 Sekitar bulan Juni minggu kedua.

BAB V

PENUTUP
Dengan selesainya penyusunan kurikulum ini, maka SD Negeri 066 Pekkabata

telah memiliki acuan untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran pada tahun

75
pelajaran 2017/2018. Dengan demikian, mulai tahun 2017/2018 ini, SD Negeri 066

Pekkabata akan melaksanakan implementasi Kurikulum 2013 di semua jenjang

kelas ( Kelas 1, 2, 3 ,4, 5 dan 6).

Harapan kami, Kurikulum 2013 sebagai pengembangan dari Kurikulum

KTSP 2006 yang kami susun ini telah memenuhi syarat sehingga seluruh kegiatan

yang telah direncanakan rencanakan dapat berjalan dengan baik. Kami juga sangat

mengharapkan dukungan dari semua pihak, khususnya Pendidik dan tenaga

kependidikan, peserta didik dan orang tua/wali peserta didik agar proses

pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal.

Akhir kata, kami selaku penyusun berharap semoga Kurikulum 2013 ini
dapat menjadi sarana bagi sekolah untuk meningkatkan kualitas peserta didik baik
secara intelegensi maupun secara spiritual.

76

Anda mungkin juga menyukai