Anda di halaman 1dari 19

Bab I

Pendahuluan
A. Latar Belakang
Kurikulum dikembangkan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi
tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan warga belajar. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh
satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan
kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang beragam
mengacu pada standar nasional pendidikan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional. Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses,
kompetensi lulusan, tenaga kependidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan,
pembiayaan dan penilaian pendidikan. Dua dari kedelapan standar Nasional
pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL)
merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.

B. Tujuan Pengembangan KTSP

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) dikembangkan antara lain agar


dapat memberi kesempatan warga belajar untuk :
(a) Belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(b) Belajar untuk memahami dan menghayati,
(c) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
(d) Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
(e) Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang
aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.

Komponen KTSP terdiri dari:


(a) Tujuan Pendidikan Kesetaraan /Kelompok Belajar Paket B
(b) Struktur dan Muatan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(c) Kalender Pendidikan
(d) Silabus
(e) Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)

1
C. Prinsip Pengembangan KTSP
KTSP dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh dinas dikpora
Kabupaten Purwakarta yang bertanggungjawab di bidang pendidikan sesuai dengan
tingkat kewenangannya dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholder) di
bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan provinsi. Pengembangan KTSP
mengacu pada SI dan SKL dan berpedoman pada panduan penyusunan KTSP
pendidikan kesetaraan yang disusun oleh BSNP. KTSP dikembangkan berdasarkan
prinsip-prinsip sebagai berikut :
1.Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan warga belajar dan
lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa warga belajar memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga Negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi warga belajar disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan warga belajar serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral
berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada warga belajar.
2.Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik warga
belajar, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak
diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adapt istiadat, status social
ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan local, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun
dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3.Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi
kurikulum memberikan pengalaman belajar warga belajar untuk mengikuti dan
memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4.Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholder) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,
termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.

2
Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampian social, keterampian akademik, dan keterampilan vokasional merupakan
keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan warga belajar agar mampu dan mau belajar yang berlangsung
sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur
pendidikan formal, nonformal, dan informal denga memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembangan serta arah pengembangan manusia
seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI)
8. Partisipatif

Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan


(stakeholder), agar tercipta rasa memiliki dan bertanggungjawab dalam
melaksanakannya.

3
Bab II
Tujuan

A. Visi Misi Pendidikan Kesetaraan Paket B

Kurikulum disusun oleh dinas pendidikan kabupaten/kota untuk


memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang
ada di kabupaten/kota. Pengelola Kelompok belajar sebagai unit penyelenggara
pendidikan juga harus memperhatikan perkembangan dan tantangan masa depan.
Perkembangan dan tantangan itu misalnya menyangkut: (1) perkembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi, (2) globalisasi yang memungkinkan sangat cepatnya arus
perubahan dan mobilitas antar dan lintas sektor serta tempat, (3) era informasi, (4)
pengaruh globalisasi terhadap perubahan perilaku dan moral manusia, (5) berubahnya
kesadaran masyarakat dan orang tua terhadap pendidikan, (6) dan era perdagangan
bebas. Tantangan sekaligus peluang itu harus direspon oleh dinas pendidikan Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Purwakarta, sehingga visi lembaga diharapkan sesuai
dengan arah perkembangan tersebut. Visi tidak lain merupakan citra moral yang
menggambarkan profil lembaga yang diinginkan di masa datang. Namun demikian,
visi lembaga harus tetap dalam koridor kebijakan pendidikan nasional. Visi juga harus
memperhatikan dan mempertimbangkan (1) potensi yang dimiliki lembaga sebagai
penyelenggara Kelompok Belajar, (2) harapan masyarakat yang dilayani lembaga.

Dalam merumuskan visi, pihak-pihak yang terkait (stakeholders)


bermusyawarah, sehingga visi lembaga mewakili aspirasi berbagai kelompok yang
terkait, sehingga seluruh kelompok yang terkait (tutor, karyawan, warga belajar, orang
tua, masyarakat, pemerintah) bersama-sama berperan aktif untuk mewujudkannya.

Visi pada umumnya dirumuskan dengan kalimat : (1) filosofis, (2) khas, (3) mudah
diingat. Berikut ini merupakan visi yang dirumuskan oleh Dinas Pendidikan Pemuda
dan Olahraga Kabupaten Purwakarta.
1. VISI
Visi
“Terwujudnya masyarakat yang lebih cerdas dan terampil, lebih kreatif dan
produktif, serta selalu ingin mengembangkan diri secara positif untuk
meningkatkan kesejahteraan masyarakat”

4
Dinas pendidikan Pemuda dan Olahraga Kabupaten Purwakarta memilih visi
ini untuk tujuan jangka panjang, jangka menengah dan jangka pendek. Visi ini
menjiwai seluruh warga di lembaga penyelenggara program Paket B untuk selalu
mewujudkannya setiap saat dan berkelanjutan dalam mencapai tujuan lembaga.

Untuk mencapai visi tersebut, perlu dilakukan suatu misi berupa kegiatan
jangka panjang dengan arah yang jelas. Berikut ini merupakan misi yang dirumuskan
berdasarkan visi di atas.
2. MISI
1. Menanamkan minat belajar
2. Meningkatkan kesejahteraan Masyarakat
3. Membangun masyarakat yang cerdas, berkualitas dengan bekal ilmu dan
keterampilan.
4. Mengurangi kegiatan yang bersifat negatif dengan mengisi waktu untuk belajar.
Di setiap kerja komunitas pendidikan, Dinas Pendidikan dan Kebudayaaan
Kabupaten Purwakarta berusaha menfasilitasi secara maksimal dan selalu
menumbuhkan disiplin sesuai aturan bidang kerja masing-masing, saling
menghormati dan saling percaya dan tetap menjaga hubungan kerja yang harmonis
dengan berdasarkan pelayanan prima, kerjasama, dan silaturahmi. Penjabaran misi di
atas dalam kegiatan pendidikan kesetaraan Paket B meliputi :

Misi merupakan kegiatan jangka panjang yang masih perlu diuraikan menjadi
beberapa kegiatan yang memiliki tujuan lebih detil dan lebih jelas. Berikut ini jabaran
tujuan yang diuraikan dari visi dan misi di atas

C. Tujuan Pendidikan Kesetaraan Paket B PKBM AL FIIL

Tujuan Program umum dari Paket B adalah :


1. Memberikan bekal pengetahuan, kemampuan, dan sikap yang memungkinkan
warga belajar mengikuti pendidikan lanjutan di Universitas atau mandiri dan
siap di dunia kerja.
2. Menjamin penyelesaian pendidikan menengah yang bermutu bagi warga
belajar yang kurang beruntung (putus sekolah, putus lanjut).
3. Menjamin pemenuhan kebutuhan belajar bagi semua manusia muda dan orang
dewasa melalui akses yang adil pada program-program belajar dan kecakapan
hidup.

5
4. Melayani warga belajar yang memerlukan pendidikan akademik dan
kecakapan hidup secara fleksibel untuk meningkatkan mutu kehidupannya.
5. Menghargai Budaya Lokal dan Nasional.
Tujuan khusus dari Kelompok belajar Paket B PKBM AL FIIL Kabupaten
Purwakarta merupakan jabaran dari visi dan misi lembaga yang disinergikan dengan
tujuan umum sehingga menjadi lebih komunikatif dan bisa diukur sebagai berikut :

1. Unggul dalam kegiatan pembelajaran akademik dengan pola tatap muka dan mandiri
terstruktur.

2. Unggul dalam perolehan nilai UN Paket B.

3. Unggul dalam penerapan ilmu pengetahuan, teknologi, Informasi dan Komunikasi.

1. Unggul dalam keterampilan fungsional, sehingga dapat bekerja atau berusaha.

2. Unggul dalam menghargai Budaya Bangsa.

Tujuan tersebut secara bertahap akan dimonitoring, dievaluasi, dan


dikendalikan setiap kurun waktu tertentu, untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) Pendidikan Kesetaraan Paket B setara SMP yang dibakukan secara
nasional yang mempunyai kompetensi sebagai berikut :

1. Keyakinan, ketaqwaan dan mewujudkannya dalam berfikir, serta berprilaku sesuai


dengan ajaran agama masing-masing.

2. Perasaan dan tanggung jawab sosial

3. Pengetahuan, ketrampilan, sikap dan kemampuan untuk bekerja usaha mandiri atau
melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.

4. Kemampuan bekerja atau berusaha mandiri dengan membuka lapangan kerja bagi
dirinya dan bagi sesamanya.

5. Percaya akan kemampuannya dengan berpikir terbuka, kreatif dan inovatif.

6. Kemampuan dapat berpikir, memberi alasan dan menghadapi masa depan dengan
penuh percaya diri.

7. Pemahaman terhadap hak dan kewajibannya untuk bekerja produktif, kompetitif


kooperatif dan bertanggungjawab.

6
8. Suka bekerja keras, merasa bangga akan pekerjaan, dan menghargai bekerjasama
dengan orang lain.

9. Pemahaman tentang kepemimpinan/leadership.

10. Kemampuan berolahraga atau menjaga kesehatan dan membangun ketahanan dan
kebugaran jasmani.

11. Berekspresi dan penghargaan terhadap seni dan keindahan

Selanjutnya, atas keputusan bersama unsur lembaga, tutor dan warga belajar
SKL tersebut difokuskan sebagai profil warga belajar Paket B PKBM AL FIIL
Kabupaten Purwakarta sebagai berikut :

1. Mampu menampilkan kebiasaan sopan santun dan berbudi pekerti sebagai cerminan
akhlak mulia dan iman taqwa.

2. Mampu mengaktualisasikan diri dalam berbagai seni dan olah raga, sesuai pilihannya.

3. Mampu mendalami keterampilan fungsional yang dipilih, sehingga mempunyai bekal


dalam bekerja ataupun berusaha.

4. Mampu mengoperasikan komputer.

5. Mampu menentukan pilihan terbaik antara melanjutkan ke Perkuliahan atau bekerja


sesuai kebutuhan hidupnya.

6. Mampu bersaing dalam mengikuti berbagai kompetisi akademik dan non akademik
yang dilaksanakan oleh pendidikan nonformal.Mampu memiliki kecakapan hidup
personal, sosial, akademik dan vokasional.
Tujuan tersebut secara bertahap akan dimonitoring, dievaluasi, dan
dikendalikan setiap kurun waktu tertentu, untuk mencapai Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) Pendidikan Kesetaraan Paket B setara SMP.

D. Landasan

Kemajuan informasi, komunikasi dan teknologi, pada era globalisasi telah


menyebabkan perkembangan ekonomi berbasis pengetahuan yang menuntut
kemampuan intelektual, sosial, pengetahuan dan kecakapan hidup serta kredibilitas
suatu bangsa sebagai modal utama bagi kesejahteraan dan kemajuan.

Pendidikan nonformal sebagai satu cara untuk mengembangkan potensi


warga belajar dengan penekanan pada penguasaan pengetahuan dan keterampilan

7
fungsional serta pengembangan sikap dan kepribadian profesional. Pendidikan
nonformal dituntut memberikan kesempatan kepada masyarakat dengan
memberdayakan peran serta masyarakat dalam memenuhi kebutuhan belajar
sepanjang hayat sesuai dengan potensi, situasi dan kondisi konteks lokal.

Dengan demikian satuan pendidikan kesetaraan harus memberikan peluang


berkembangnya potensi warga belajar sesuai dengan konteks lokal dan kebutuhan,
sehingga perlu disusun suatu kurikulum yang mampu mengakomodasi semua hal
tersebut, dengan didasarkan pada :
1. UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, dimana pendidikan
nonformal berfungsi mengembangkan potensi warga belajar dengan penekanan pada
penguasaan pengetahuan danketerampilan fungsional serta pengembangan sikap dan
kepribadian profesional.
2. Peraturan Pemerintah No. 73 tahun 1991 tentang Pendidikan Luar Sekolah.
3. PP No. 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi,
proses, kompetensi kelulusan, pendiidikan dan tenaga kependidikan, sarana dan
prasarana, pengelolaan, pembiayaan, dan penilaian pendidikan.
4. Inpres Nomor 1 tahun 1994 tentang Wajib Belajar Pendidikan Dasar 9 Tahun.
5. Permendiknas No. 14 Tahun 2007 tentang Standar Isi untuk Program Paket A,
Program Paket B , dan Program Paket C.
6. Permendiknas No. 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah.
7. Keputusan Mendiknas no. 0132/U/2004 tentang program Paket B
8. Surat Edaran Mendiknas No. 107/MPN/MS/2006 tentang eligibilitas Program
Kesetaraan.

E. Pengertian

Pendidikan nonformal adalah pendidikan yang menekankan pada


pengetahuan dan keterampilan fungsional serta sikap dan kepribadian profesional.

Pendidikan Kesetaraan adalah pendidikan nonformal yang menyelenggarakan


pendidikan umum, meliputi program Paket A Setara SD/MI, Paket B Setara
SMP/MTs, dan Paket C Setara SMA/MA.

8
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu.

Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional


yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. KTSP
terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur dan muatan
kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.

Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata


pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/bahan/alat belajar. Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan
kompetensi dasar ke dalam materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan
indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian.

Rencana Pelaksanaan Pembelajaran merupakan bagian dari perencanaan


proses pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan pembelajaran, materi
ajar, metode pengajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.

Satuan Kredit Kompetensi (SKK) merupakan penghargaan terhadap


pencapaian kompetensi sebagai hasil belajar warga belajar dalam menguasai suatu
mata pelajaran. Satu SKK adalah satu satuan kompetensi yang dicapai melalui
pembelajaran 1 jam tatap muka atau 2 jam tutorial atau 3 jam mandiri, atau kombinasi
secara proporsional. Satu jam pembelajaran sama dengan 40 menit.

Tingkatan dan Derajat Kompetensi merupakan sistem pelaksanaan kurikulum


yang setara dengan sistem kelas pada pendidikan formal. Tingkat dan derajat Paket B
terdiri dari: Tingkatan III dengan Derajat Kompetensi Mahir 1 setara dengan Kelas
VII s.d Kelas VIII. Tingkatan IV dengan Derajat Kompetensi Mahir 2 setara dengan
IX.

Tatap muka merupakan kegiatan pembelajaran dalam interaksi langsung


antara warga belajar dengan pendidik sebagai kegiatan tutorial untuk pendalaman
materi yang sulit, penguatan motivasi, dan peningkatan ketuntasan belajar, serta
penilaian hasil belajar.

9
Belajar mandiri merupakan kegiatan pembelajaran yang dirancang dan
dilaksanakan oleh warga belajar dengan bimbingan pendidik atau disesuaikan dengan
kebutuhan, kesempatan, penyelesaian dan ketuntasan yang diatur oleh warga belajar.
Bab III
Struktur dan Muatan Kurikulum

A. Struktur Kurikulum

Pada struktur kurikulum pendidikan kesetaraan berisi sejumlah mata pelajaran yang
harus di sampaikan kepada peserta didik. Pada program pendidikan kesetaraan paket B
setara SMP, jumlah SKK sekurang-kurangnya 102 SKK (satuan kredit kompetensi).

Tabel 1. Struktur Kurikulum Paket B

Bobot Satuan Kredit Kompetensi (SKK)


Tingkatan 3 /
Mata Pelajaran Tingkatan 4 /
Derajat Jumlah
Derajat Terampil
Terampil 1
2
Setara Kelas
Setara Kelas XI
VII-VIII
1. Pendidikan Agama Islam 4 2 6
2. Pendidikan Kewarganegaraan 4 2 6
3. Bahasa Indonesia 8 4 12
4. Bahasa Inggris 8 4 12
5. Matematika 8 4 12
6. Ilmu Pengetahuan Alam 8 4 12
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 8 4 12
8. Seni Budaya 4 2 6
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 4 2 6
Kesehatan
10. Keterampilan Fungsional - - -
11. Komputer 4 2 6
12. Muatan Lokal - - -
13. Kewirausahaan Hidroponik 4 2 6
14. Pengembangan Kepribadian - - -
Profesional
15 Layanan Konseling 4 2 6
Jumlah 64 34 102
Keterangan:
*)
Pilihan mata pelajaran
**)
Substansinya dapat menjadi bagian dari mata pelajaran yang ada, baik mata pelajaran wajib
maupun pilihan. SKK untuk subtansi muatan lokal termasuk ke dalam SKK mata pelajaran yang
dimuati.

10
B. Muatan Kurikulum
1. Mata Pelajaran
Mata pelajaran merupakan materi ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan
dibelajarkan kepada peserta didik sebagai beban belajar melalui metode dan
pendekatan yang ditentukan. Kelompok mata pelajaran pada program Paket B
adalah :
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia;
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian;
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi;
d. Kelompok mata pelajaran estetika;
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan.
Mata pelajaran dilaksanakan dengan pola pembelajaran dan pendekatan tatap
muka, tutorial dan mandiri. Untuk warga belajar usia sekolah dan tidak bekerja
pembelajaran dilaksanakan dengan pendekatan tatap muka secara klasikal, dan
bagi warga belajar usia dewasa pembelajaran dilaksanakan secara mandiri dan
tutorial.

2. Keterampilan fungsional
Keterampilan fungsional merupakan kegiatan pembelajaran untuk memberikan
bekal kemampuan bekerja atau berusaha yang menjadi ciri khas dari Paket B,
sehingga standar kompetensi dan kompentensi dasar yang ingin dicapai perlu
disusun sendiri oleh satuan pendidikan.
Mata pelajaran keterampilan fungsional ini harus diikuti oleh setiap peserta didik
yang dipilih berdasarkan minat, potensi dan kebutuhan peserta didik melalui
analisis minat dan kebutuhan belajar yang dilakukan PKBM AL FIIL. Hal ini
dijadikan kesepakatan bersama antara pengelola kelompok belajar, tutor dan
peserta didik. Satuan pendidikan dapat menyelenggarakan satu atau lebih mata
pelajaran keterampilan fungsional dalam satu tahun pelajaran sesuai dengan
kebutuhan dan potensi satuan pendidikan.

11
Berdasarkan hasil analisis minat, dan kebutuhan belajar serta potensi yang ada di
PKBM AL FIIL, jenis keterampilan fungsional yang diberikan dalam satu tahun
ajaran adalah 2 jenis keterampilan fungsional yang terdiri dari keterampilan
kerajinan tangan dan keterampilan komputer.

3. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan pembelajaran untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang substansi materinya dapat disesuaikan dan menjadi
bagian dari mata pelajaran lain atau mata pelajaran sendiri.
Muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah Purwakarta dan diberikan di kelompok
belajar PKBM AL FIIL adalah Kewirausahaan Hidroponik.
4. Kegiatan Pengembangan Kepribadian Profesional
Pengembangan kepribadian profesional merupakan kemampuan
mengembangkan diri untuk meningkatkan kualitas hidup dengan mengelola
potensi, bakat, minat, prakarsa, kemandirian, tindakan, dan waktu secara
profesional sesuai tujuan dan kebutuhan, yang dapat dilakukan antara lain melalui
layanan konseling.
Kegiatan pengembangan kepribadian profesional di PKBM AL FIIL dilakukan
di bawah bimbingan konselor, tutor, atau tenaga kependidikan yang dilakukan
dalam bentuk kegiatan bimbingan dan penyuluhan. Kegiatan pengembangan
kepribadian profesional dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling
yang berkenaan dengan masalah pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan
pengembangan karier peserta didik. Kegiatan layanan konseling dilaksanakan
dalam bentuk penyuluhan kelompok dan atau bimbingan personal peserta didik
sesuai kebutuhan. Penyuluhan kelompok dilaksanakan 1 kali dalam sebulan pada
hari Kamis. Dan bimbingan personal peserta didik dilakukan sesuai kebutuhan dan
permasalahan yang ada.
5. Mata Pelajaran yang diujikan
Mata pelajaran yang diujikan merupakan penilaian hasil belajar yang dilakukan
secara Nasional oleh pemerintah, meliputi :
 Pendidikan Kewarganegaraan
 Bahasa Indonesia
12
 Bahasa Inggris
 Matematika
 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)

6. Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam Satuan Kredit Kompetensi (SKK) yang
menunjukkan kompetensi yang harus dicapai peserta didik dalam mengikuti
program pembelajaran baik melalui tatap muka, tutorial, dan/atau mandiri.
Pencapaian beban belajar menggunakan sistem modular yang menekankan pada
belajar mandiri, ketuntasan belajar, dan maju berkelanjutan.
Program pembelajaran Paket B di PKBM AL FIIL dilakukan melalui sistem
pembelajaran tatap muka, tutorial dan mandiri. Adapun pengaturan beban belajar
pada sistem tersebut sebagai berikut :
a) Satuan Kredit Kompetensi (SKK) untuk setiap mata pelajaran dialokasikan
sebagaimana tertera dalam struktur kurikulum. Pengaturan alokasi waktu
untuk mencapai SKK setiap mata pelajaran dalam masing-masing tingkatan
dapat dilakukan secara fleksibel dengan jumlah beban belajar tertentu.
Satuan pendidikan dimungkinkan mengatur pencapaian SKK sesuai pola
pembelajaran yang dilaksanakan.
b) Alokasi waktu untuk kegiatan mandiri dalam sistem pembelajaran Paket B
untuk setiap mata pelajaran dikelola oleh peserta didik.
Alokasi waktu untuk tutorial disesuaikan dengan kebutuhan, hal ini dilakukan
untuk mendukung pencapaian kompetensi setiap mata pelajaran.
Alokasi waktu pembelajaran tatap muka secara klasikal di Kelompok Belajar
Paket B PKBM AL FIIL berjumlah 12 Jam pelajaran per minggu atau 3 hari efektif
belajar per minggu.

13
Alokasi Waktu Pembelajaran Tatap Muka Paket B Tingkatan 3 Derajat
Terampil 1 Setara Kelas VII-VIII SMP PKBM AL FIIL

No. Mata Pelajaran Jam Pelajaran/Minggu

1. Pendidikan Agama Islam 2


2. Pendidikan Kewarganegaraan 2
3. Bahasa Indonesia 3
4. Bahasa Inggris 3
5. Matematika 3
6. Ilmu Pengetahuan Alam 2
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 2
8. Seni Budaya 2
9. Pendidkan Jasmani, Olahraga dan 2
Kesehatan
10. Keterampilan Fungsional 3
10.1 Komputer
11. Muatan Lokal 2*
11.1 Kewirausahaan Hidroponik
12. Pengembangan Kepribadian 2**
Profesional
12.1 Layanan konseling

Jumlah 24

o Alokasi waktu pam belajar tatap muka perminggu pada tingkatan 3 dalam hal ini
dilaksanakan selama 4 semester.
o Kegiatan pembelajaran yang bersifat tutorial dan mandiri untuk memenuhi jam belajar
dalam pencapaian kompetensi disesuaikan dengan kebutuhan melalui analisis SK-KD dan
selengkapnya dijabarkan pada silabus setiap mata pelajaran.

14
Adapun jumlah standar kompetensi dan kompetensi dasar yang harus dicapai pada
setiap tingkatan seperti terdapat pada tabel berikut :
JUMLAH SK – KD PAKET B :

JLH SK - KD

Mata Pelajaran Tingkatan 3 Tingkatan 4


/ /
Derajat Derajat
Terampil 1 Terampil 2 Jumlah
Setara Kelas Setara Kelas
VII - VIII IX

1. Pendidikan Agama 29/77 13/37 42/114


2. Pendidikan Kewarganegaraan 9/33 4/12 13/45
3. Bahasa Indonesia 32/73 16/35 48/108
4. Bahasa Inggris 24/52 12/26 36/76
5. Matematika 11/42 6/17 17/59
6. Ilmu Pengetahuan Alam 13/53 5/19 18/72
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 13/39 7/18 20/57
8. Seni Budaya 32/68 16/32 48/98
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga 23/58 14/42 37/100
dan Kesehatan
*)
10. Keterampilan Fungsional *
10.1 Komputer 4/13 4/13
**)
11. Muatan Lokal
11.1 Kewirausahaan
Hidroponik
12. Pengembangan Kepribadian
Profesional
12.1 Layanan konseling

7. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu pencapaian
hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antara 0-100%. Pengelola

15
Kelompok belajar harus menentukan kriteria ketuntasan minimal sebagai Target
Pencapaian Kompetensi (TPK) dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan
rata-rata peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran. Kelompok belajar secara bertahap dan
berkelanjutan selalu mengusahakan peningkatan kriteria ketuntasan belajar untuk
mencapai kriteria ketuntasan ideal.
Berikut ini tabel nilai ketuntasan belajar minimal yang menjadi target pencapaian
kompetensi (TPK) di Paket B setara SMP PKBM AL FIIL.

No. Mata Pelajaran Nilai TPK (%)

1 Pendidikan Agama 70
2 Pendidikan Kewarganegaraan 75
3 Bahasa Indonesia 70
4 Bahasa Inggris 65
5 Matematika 65
6 IPA 70
7 IPS 75
8 Seni Budaya 70
9 Pendididkan Jasmani, Olahraga dan kesehatan 75
10 Keterampilan fungsional 75
11 Kewirausahaan Hidroponik 75
12 Pengembangan Kepribadian Profesional 70

8. Kenaikan Tingkatan dan Derajat


Kenaikan tingkatan dan derajat dilaksanakan pada setiap akhir pencapaian
kompetensi. PKBM AL FIIL membagi satu tingkatan dan derajat dalam beberapa
satuan waktu yang pada akhir satuan waktu tersebut diadakan penilaian hasil
belajar sebagai wujud dari pencapaian Standar kompetensi. Setelah semua standar
kompetensi dapat dicapai dilakukan kenaikan tingkatan dan derajat dengan kriteria
kenaikan yang berlaku di kelompok belajar PKBM AL FIIL adalah setelah peserta
didik memenuhi persyaratan berikut, yaitu:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran satu tingkatan dan derajat;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh kelompok
mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan

16
kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. Mempertimbangkan kehadiran dalam tatap muka mencapai minimal 75%.
9. Kelulusan
Dengan mengacu kepada ketentuan PP 19/2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan telah menyelesaikan Paket B Setara SMP PKBM AL FIIL setelah
memenuhi persyaratan berikut, yaitu:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika, dan
kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga, dan kesehatan;
c. Lulus Ujian Nasional semua mata pelajaran yang diujikan;

10. Penentuan Kelulusan


Penentuan kelulusan dengan kriteria sebagai berikut :
1) Memiliki laporan kemajuan belajar (rapor) Paket B.
2) Telah mengikuti ujian pada PKBM AL FIIL dan memiliki nilai untuk seluruh
mata pelajaran yang diujikan, minimal nilai masing-masing mata pelajaran 75
3) Lulus ujian nasional sesuai dengan keputusan pemerintah yang berlaku.
4) Peserta didik yang dinyatakan lulus diberi ijazah .
5) Peserta didik yang tidak lulus tidak memperoleh ijazah dan mengulang di
tingkat IV dan ujian nasional periode berikutnya.

17
Bab IV
Kalender Pendidikan

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran warga belajar
selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di Kabupaten Purwakarta
menyusun kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu
tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan waktu belajar di Paket B Kabupaten
Purwakarta mengacu kepada Standar Isi dan disesuaikan dengan kebutuhan daerah,
karakteristik Kelompok belajar, kebutuhan warga belajar dan masyarakat, serta ketentuan
dari pemerintah/pemerintah daerah.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kalender
pendidikan yaitu sebagai berikut :
- Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal

tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah
ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun.
- Warga belajar dapat mengikuti kegiatan pembelajaran sesuai dengan kesempatan

masing-masing dengan memperhatikan beban belajar dan cara menempuhnya sesuai


dengan peraturan yang berlaku.
- Minggu efektif belajar merupakan penjadwalan layanan tutorial dalam rangka

pendalaman materi belajar yang disediakan oleh penyelenggara. Penyelenggara


Kelompok belajar dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar sesuai
dengan kebutuhannya.
- Waktu pembelajaran efektif diperhitungkan sesuai dengan waktu pencapaian SKK

masing-masing mata pelajaran.

18
- Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan

pembelajaran terjadwal. Hari libur Kejar ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri


Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari
raya keagamaan, Kepala Daerah tingkat Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi
penyelenggara pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
- Waktu libur dapat berbentuk libur antara satuan waktu pencapaian kompetensi, libur

akhir tahun pelajaran, hari libur nasional.


- Libur antara satuan waktu pencapaian kompetensi, libur akhir tahun pelajaran

digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
- Kelompok belajar pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan lebih

panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa mengurangi jumlah
minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
- Bagi kelompok belajar yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan

waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.

19

Anda mungkin juga menyukai