Pedoman
Penjaminan Mutu
Sekolah Menengah Kejuruan
Disusun oleh:
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi
Direktorat Sekolah Menengah Kejuruan
2021
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan ii
Catatan Penggunaan
Buku ini dapat diunduh dan digandakan oleh pengguna untuk keperluan implementasi
Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan.
MILIK NEGARA
TIDAK DIPERDAGANGKAN
Disklaimer: Buku ini merupakan buku Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah
Kejuruan yang diterbitkan Pemerintah dalam rangka implementasi Sistem Penjaminan
Mutu Sekolah Menengah Kejuruan.
Buku ini senantiasa diperbaiki, diperbaharui, dan dimuktahirkan sesuai kaidah akademik.
Masukan dari berbagai kalangan diharapkan dapat meningkatkan mutu dan manfaat buku
ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sistem Penjaminan Mutu Direktorat SMK menitikberatkan pada faktor yang mendukung
kebekerjaan (employability) lulusan SMK. Lulusan SMK diharapkan mampu bersaing di dunia
kerja. Dengan adanya penjaminan mutu, maka diharapkan SMK mampu menjaga
kualitasnya. Sistem Penjaminan mutu SMK merupakan acuan untuk mengembangkan SMK.
Pengembangan SMK harus selaras dengan perkembangan industri khususnya dalam
penyiapan tenaga kerja yang memenuhi kebutuhan dunia kerja (terdiri dari industri dan
dunia usaha). Terkait dengan hal tersebut, maka perlu disiapkan Pedoman Penjaminan
Mutu SMK.
Pedoman Penjaminan Mutu SMK ini memuat antara lain komponen, aspek, atribut, dan
indikator kinerja. Pedoman ini diharapkan dapat menuntun SMK dan pihak-pihak terkait
baik di pusat maupun di daerah dalam melaksanakan kegiatan sesuai dengan program yang
ditetapkan.
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 2
B. Tujuan
Pedoman penjaminan mutu SMK disusun sebagai acuan baik bagi sekolah maupun pihak
yang terlibat dalam pembinaan SMK untuk merencanakan mutu, memenuhi standar mutu,
mengevaluasi pelaksanaan pengembangan mutu SMK dan tindaklanjut (afirmasi).
C. Dasar Hukum
3. Bab III tentang Pelaksanaan Penjaminan Mutu memuat Instrumen dan Aplikasi
Penjaminan Mutu, Mekanisme Pelaksanaan Penjaminan Mutu, serta Prosedur
Supervisi dan Monitoring Penjaminan Mutu;
4. Bab IV tentang Rapor Mutu dan Afirmasi memuat Rapor Mutu, Rencana Pemenuhan
Mutu, dan Fasilitasi Pemenuhan Mutu;
5. Bab V Penutup.
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 4
BAB II
KONSEP SISTEM PENJAMINAN MUTU SEKOLAH MENENGAH KEJURUAN
A. Pengertian
Dalam Kamus Lengkap Bahasa Indonesia, mutu adalah (ukuran) baik buruk suatu benda;
kadar; taraf atau derajat (kepandaian, kecerdasan, dan sebagainya). Edward Deming (1982),
menuliskankan bahwa mutu adalah “a predictive degree of uniformity and dependability at
a low cost, suited to the market”. Sedangkan Joseph M. Juran dalam Siti Chaeriah (2016),
menuliskankan bahwa mutu adalah “fitness for use, as judged by the user”. Kemudian Philip
B. Crossby dalam Siti Chaeriah (2016) , menuliskan mutu adalah “conformance to
requirements” dan Armand V. Feigenbaum (1961), menuliskan mutu merupakan “full
customer satisfaction”.
Dari beberapa pengertian mutu di atas, dapat disimpulkan bahwa secara garis besar, mutu
adalah keseluruhan ciri atau karakteristik produk atau jasa untuk memenuhi kebutuhan dan
harapan pelanggan , merupakan kesesuaian antara konsumen/pelanggan dengan
produsen/penyelenggara, sehingga dapat membuat suatu standar yang disepakati bersama
dan dapat memenuhi kebutuhan dan harapan kedua belah pihak.
1. Input atau masukan adalah kegiatan dan sumberdaya yang dibutuhkan untuk
melakukan suatu proses/kegiatan/ implementasi program agar keluaran yang
dihasilkan sesuai yang diharapkan.
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 5
2. Proses adalah urutan pelaksanaan atau kejadian yang saling terkait yang bersama-
sama mengubah masukan menjadi keluaran.
3. Output atau keluaran adalah esuatu yang langsung diperoleh/dicapai dari proses
kegiatan.
4. Outcome adalah segala sesuatu yang mencerminkan berfungsinya suatu keluaran.
5. Impact atau dampak adalah pengaruh yang diperoleh dari berfungsinya keluaran
secara optimal.
Aplikasi Penjaminan Mutu (APM) ini merupakan suatu instrumen yang digunakan untuk
melakukan penjaringan data. Data tersebut selanjutnya diolah sehingga menghasilkan
raport mutu sekolah serta informasi-informasi lain yang berkaitan dengan pencapaian
delapan Standar Nasional Pendidikan, pencapaian pelaksanaan link & (super) match 8 +
i, penghitungan Balance Score Card , pencapaian Rencana Strategis Direktorat Jendral
Pendidikan Vokasi serta proses leveling SMK Pusat Keunggulan (SMK PK).
1. Tujuan Umum
Menjamin pemenuhan standar pendidikan pada SMK secara sistemik, holistik, dan
berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang budaya mutu pada satuan
pendidikan SMK secara mandiri.
2. Tujuan Khusus
1. Ketercapaian 8 SNP
2. Pelaksaanaan Link & Super Math 8+ i
3. Kontribusi terhadap Dimensi Balance Score Card Rapor Pendidikan
4. Kontribusi terhadap Renstra Ditjen Diksi
5. Leveling SMK
1. INPUT
1) Siswa
2) SDM
3) Kurikulum
4) Sarana-prasarana
5) Finansial
6) Organisasi pengelola
7) IDUKA
2. PROSES
1) Penyesuaian KK/Kurkulum
2) Pelaksanaan Pembelajaran
3) Penyelenggaraan TEFA/UP
4) Pengembangan SDM Sekolah
5) Pemberdayaan kemitraan IDUKA
6) Penerapan Budaya Kerja
7) Sertifikasi Siswa
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 7
3. OUTPUT
1) Kualitas Lulusan sesuai SKL dan Kebutuhan IDUKA
2) Sertifikat lulusan sesuai Jenjang KKNI (II/III)
4. OUTCOME
1) Keterserapan dan kemandirian lulusan (BMW)
2) Meningkatnya kemampuan lulusan dalam mengembangkan diri
3) Berkembangnya kelembagaan SMK (TEFA/UP, SDM Sekolah, Perolehan
Dukungan)
5. IMPACT
1) Meningkatnya kepercayaan masyarakat terhadap SMK
2) Terwujudnya kemandirian sekolah
Gambar 2.1. menjelaskan tahapan sistem penjaminan mutu SMK yang meliputi,
perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindaklanjut.
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 8
1. Perencanaan
a. SMK merumuskan tujuan organisasi yang dituangkan dalam visi dan misi dan
dijabarkan dalam kebijakan mutu dan sasaran mutu.
b. SMK harus mengetahui keinginan pelanggan, saat ini dan yang akan datang.
c. SMK menyediakan sumber daya (Sumber daya manusia, Sarana prasarana,
metode, keuangan, dll) untuk dapat merealisasikan persyaratan dan harapan
para pelanggan.
2. Pelaksanaan
3. Evaluasi
a. SMK harus mengidentifikasi berbagai harapan (dilihat pada garis yang terputus-
putus sebelah kiri) dan kepuasan pelanggan (dilihat pada garis yang terputus-
putus sebelah kanan).
b. SMK melakukan pengukuran (kepuasan pelanggan, efektivitas, efisiensi
penerapan sistem penjaminan mutu, dan proses kegiatan pembelajaran),
kemudian dilakukan analisis untuk perbaikan.
4. Tindak Lanjut
a. Hasil analisis data harus ditindaklanjuti dengan suatu program peningkatan dan
atau perbaikan secara menyeluruh (dari pengelolaan sumber daya; kegiatan
pembelajaran, analisis perbaikan).
b. Sistem Penjaminan Mutu dirancang, dilaksanakan, dan ditingkatkan mutunya
secara berkelanjutan dengan berdasarkan pada model PDCA (Plan, Do, Check,
Action) atau Perencanaan, Pelaksanaan, Evaluasi dan Tindak Lanjut. Kemudian,
pencapaian tujuan tersebut akan selalu dimonitor secara berkala, dievaluasi, dan
dikembangkan ke arah yang lebih baik secara berkelanjutan.
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 9
Gambar 2.2 menjelaskan siklus pelaksanaan PDCA yang dimulai dari hasil Evaluasi Diri
Sekolah (EDS) kemudian disusun perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan tindaklanjut
secara terus menerus dan menghasilkan perbaikan berkelanjutan. Diharapkan pada
suatu saat seluruh SMK akan mencapai Standar Nasional Pendidikan (SNP), dan
melampaui SNP menuju SMK berbudaya mutu.
1. Kebijakan Mutu
Kebijakan Mutu adalah kebijakan resmi dan tertulis dari Kepala Sekolah tentang
komitmen SMK dalam memperhatikan dan mempertimbangkan aspek-aspek mutu
dalam aktifitas keseharian di SMK.
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 11
Kebijakan Mutu dijadikan sebagai kerangka kerja untuk menetapkan dan meninjau
Sasaran Mutu. Kebijakan Mutu harus diinformasikan sehingga dapat dipahami oleh
seluruh warga SMK.
Kebijakan Mutu seperti contoh di atas masih bersifat umum dan belum bisa diukur
ketercapaiannya. Kebijakan Mutu SMK harus dijabarkan menjadi sasaran mutu.
Sasaran mutu adalah target mutu yang ingin dicapai oleh SMK sesuai dengan
persyaratan dan harapan pelanggan.
Pada umumnya SMK sudah memiliki target yang biasa dibuat dalam bentuk
program, baik dalam level SMK maupun level masing-masing Unit Kerja dalam
struktur organisasi sekolah, meskipun belum sepenuhnya menerapkan Sistem
Manajemen Mutu. Sebagai contoh target sasaran kerja Wakil Kepala Sekolah, Ketua
Program Keahlian dan Unit Kerja lainnya.
Penyusunan sasaran mutu SMK harus sesuai dengan prinsip SMART, yaitu Specific
(Spesifik), Measurable (terukur), Achievable (dapat dicapai), Relevant (relevan),
Time-Bound (Batas waktu).
Specific: Sasaran mutu yang ditentukan haruslah spesifik. Sebuah target yang
spesifik (tertentu) memiliki kesempatan yang jauh lebih besar untuk dicapai
daripada target yang umum.
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 12
Measurable: Sasaran mutu harus bisa diukur (baik dalam bentuk Jumlah
ataupun presentase). Perlu ditetapkan kriteria atau parameter untuk mengukur
kemajuan menuju pencapaian setiap tujuan yang ditetapkan.
Achievable: Sasaran mutu yang ditentukan haruslah yang masuk akal bisa
dicapai, Meski untuk mencapai sasaran mutu, haru bekerja keras.
Relevant: Sasaran mutu yang ditetapkan harus relevan dan sesuai dengan tugas
dan fungsi SMK, termasuk masing-masing Unit Kerja yang ada.
Time Bound: Sebuah sasaran harus didasarkan dalam jangka waktu atau harus
mempunyai batas waktu yang jelas.
1. Waka Kesiswaan
2. Waka Hubin
3. Waka Kurikulum
3. Prosedur Mutu
Prosedur Mutu atau Standard Operating Procedure (SOP) merupakan standar yang
dibuat oleh SMK untuk dijadikan pedoman dalam melaksanakan tugas pekerjaan
sesuai dengan fungsi yang ditentukan. Prosedur Mutu juga menjelaskan mengenai
tahapan aktivitas operasional apa saja yang melibatkan beberapa Unit Kerja di
SMK.
Prosedur Mutu atau Standar Operasional Prosedur (SOP) yang baik tidak bisa
dibuat oleh satu orang saja. Prosedur Mutu perlu disusun bersama dengan
berbagai Unit Kerja yang terlibat sehingga hasilnya akan benar-benar
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 14
Edisi/Revisi :
4. Diterima
9.
Lanjut
3. Instruksi Kerja
Instruksi Kerja adalah dokumen mekanisme kerja yang mengatur secara rinci dan
jelas urutan suatu kegiatan yang hanya melibatkan satu Unit Kerja. Instruksi Kerja
akan menampilkan alur atau urutan dari langkah kerja yang sangat jelas, dan harus
dilaksanakan untuk menyelesaikan pekerjaan.
Prosedur Mutu ditulis secara garis besar, sedangkan penjelasan yang lebih rinci
dituangkan dalam instruksi kerja. Tidak semua prosedur mutu memerlukan
instruksi kerja. Apabila prosedur mutu sudah jelas menggambarkan proses maka
tidak diperlukan instruksi kerja.
Instruksi kerja sebagai pendukung prosedur mutu tidak selalu ada hubungan
dengan prosedur mutu yang sudah disusun. Pada unit kerja tertentu, ada instruksi
kerja yang disusun karena kebutuhan khusus di luar prosedur mutu yang ada.
Cara membuat Instruksi Kerja tidak berbeda jauh dengan pembuatan Prosedur
Mutu. Pembuatan Prosedur Mutu melibatkan beberapa Unit Kerja, sedangkan
pembuatan Instruksi Kerja dilakukan oleh masing-masing Unit Kerja.
Edisi/Revisi :
SEMBOYAN
Halaman: 1 dari .. Halaman
6.
Petugas mengambil surat yang sudah
didisposisi dan menyerahkan kepada
5. Tindak
Kepala Tata Usaha untuk ditindaklanjuti
lanjut
sesuai disposisi.
A
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 20
Arsip
BAB III
PELAKSANAAN PENJAMINAN MUTU
1. Penyusunan Instrumen
1. Komponen Input
Komponen Input meliputi 7 aspek:
a. Siswa dengan bobot 6, jumlah pertanyaan 2 dan jumlah isian 0;
b. SDM dengan bobot 4, jumlah pertanyaan 7 dan jumlah isian 25;
c. Kurikulum dengan bobot 4, jumlah pertanyaan 2 dan jumlah isian 5;
d. Sarana-Prasarana dengan bobot 4, jumlah pertanyaan 3 dan jumlah isian 5;
e. Finansial dengan bobot 3, jumlah pertanyaan 1 dan jumlah isian 0;
f. Organisasi Pengelola dengan bobot 2, jumlah pertanyaan 2 dan jumlah isian 1;
dan
g. Industri Mitra dengan bobot 2, jumlah pertanyaan 1 dan jumlah isian 5.
2. Komponen Process
Komponen Proses meliputi 7 aspek:
a. Penyesuaian KK/ Kurikulum dengan bobot 5, jumlah pertanyaan 1 dan jumlah
isian 0;
b. Pelaksanaan Pembelajaran dengan bobot 8, jumlah pertanyaan 4 dan jumlah
isian 3;
c. Penyelenggaraan TEFA/UP dengan bobot 4, jumlah pertanyaan 4 dan jumlah
isian 11;
d. Pengembangan SDM Sekolah dengan bobot 4, jumlah pertanyaan 3 dan
jumlah isian 28;
e. Pemberdayaan kemitraan DUDIKA dengan bobot 6, jumlah pertanyaan 6 dan
jumlah isian 21;
f. Penerapan Budaya Kerja dengan bobot 4, jumlah pertanyaan 1 dan jumlah
isian 3; dan
g. Sertifikasi Siswa dengan bobot 4, jumlah pertanyaan 1 dan jumlah isian 6.
3. Komponen Output
Komponen Output meliputi 2 aspek:
a. Kualitas Lulusan Sesuai SKL dan Kebutuhan DUDIKA dengan bobot 10, jumlah
pertanyaan 1 dan jumlah isian 6;
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 23
b. Sertifikat Lulusan Sesuai Jenjang KKNI (II/III) dengan bobot 10, jumlah
pertanyaan 1 dan jumlah isian 4.
4. Komponen Outcome
Komponen Outcome meliputi 3 aspek:
a. Keterserapan dan kemandirian lulusan (BMW) dengan bobot 5, jumlah
pertanyaan 2 dan jumlah isian 15;
b. Meningkatnya Kemampuan Lulusan dalam mengembangkan diri dengan
bobot 5, jumlah pertanyaan 3 dan jumlah isian 7;
c. Berkembangnya kelembagaan SMK (TEFA/UP, SDM Sekolah, Perolehan,
Dukungan) dengan bobot 5, jumlah pertanyaan 6 dan jumlah isian 9.
5. Komponen Impact
Komponen Impact meliputi 2 aspek:
a. Meningkatnya Kepercayaan Masyarakat Terhadap SMK dengan bobot 3,
jumlah pertanyaan 2 dan jumlah isian 2;
b. Terwujudnya Kemandirian Sekolah dengan bobot 2, jumlah pertanyaan 1 dan
jumlah isian 1.
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 24
Nomor
Jumlah Jumlah
KOMPONEN Aspek Dalam Indikator Kinerja
Pertanyaan Isian
Aplikasi
Nomor
Jumlah Jumlah
KOMPONEN Aspek Dalam Indikator Kinerja
Pertanyaan Isian
Aplikasi
Sekolah/madrasah mengembangkan, 0
Process Penyesu-
menyelaraskan, mengimplementasikan
aian KK/
dan mengevaluasi pelaksanaan
Kurikulum kurikulum secara sistematik, prosedural 1
1
dan efektif
Nomor
Jumlah Jumlah
KOMPONEN Aspek Dalam Indikator Kinerja
Pertanyaan Isian
Aplikasi
Nomor
Jumlah Jumlah
KOMPONEN Aspek Dalam Indikator Kinerja
Pertanyaan Isian
Aplikasi
55 151
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 28
KOMPONEN: INPUT
1. Aspek Siswa 1
ASPEK:
CAPAIAN KINERJA
Siswa
ATRIBUT:
5 4 3 2 1
Minat dan Bakat
Definisi:
1. Minat adalah dorongan atau keinginan dalam diri seseorang pada objek tertentu.
2. Bakat adalah potensi yang dimiliki oleh seseorang sebagai bawaan sejak lahir.
3. Tes minat dan bakat penting dilakukan dalam penjurusan karena dorongan atau potensi siswa sangat
berpengaruh pada ketahanan, kesabaran, keuletan, dan kualitas belajar yang akan dijalani mereka.
4. Psikotes adalah tes untuk mengukur aspek-aspek individu secara psikis melalui kecenderungan perilaku.
Lakukan telaah dokumen terkait penjurusan siswa berdasarkan minat dan bakat.
1. Prosedur mutu (POS) PPDB
2. Data hasil psikotes minat dan bakat
3. Data hasil penjurusan
4. Hasil analisis data penjurusan
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 29
2. Aspek Siswa 2
ASPEK:
CAPAIAN KINERJA
Siswa
ATRIBUT:
5 4 3 2 1
Prestasi Akademis
Definisi:
1. Prestasi akademis adalah pengetahuan yang dicapai atau keterampilan yang dikembangkan dalam mata
pelajaran tertentu di sekolah.
2. Prestasi akademis dijadikan dasar penjurusan karena pengetahuan/ketrampilan yang dimiliki siswa
adalah salah satu modal performa kualitas siswa.
3. Aspek SDM 1
ASPEK:
CAPAIAN KINERJA
SDM
ATRIBUT:
Peta kompetensi
SDM dan program 5 4 3 2 1
pengembangannya
INDIKATOR Sekolah Sekolah memiliki Sekolah memiliki Sekolah hanya Sekolah tidak
KINERJA: memiliki program, SOP, program/SOP, dan memiliki memiliki peta
Sekolah memiliki program, SOP, melaksanakan, melaksanakan program/ SOP kompetensi
peta kompetensi melaksanakan, dan melakukan peta kompetensi peta kompe- SDM dan
SDM dan program melakukan evaluasi, peta SDM dan program tensi SDM dan program
pengembangannya evaluasi, dan kompetensi SDM pengembangan- program pengembanga
tindak lanjut dan program nya pengembangan nnya
peta kom- pengembangan- nya
petensi SDM nya
dan program
pengemba-
ngannya
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
1. Peta kompetensi adalah data akurat mengenai kemampuan dan potensi kualitatif yang ada pada setiap
SDM.
2. SDM adalah individu produktif yang bekerja sebagai penggerak suatu organisasi, baik itu di dalam institusi
maupun perusahaan yang memiliki fungsi sebagai aset sehingga harus dilatih dan dikembangkan
kemampuannya.
3. Pengembangan SDM adalah upaya berkesinambungan meningkatkan mutu sumber daya manusia dalam
arti yang seluas-luasnya, melalui pendidikan, latihan, dan pembinaan. (Silalahi:2000)
Lakukan telaah dokumen terkait Peta kompetensi SDM dan program pengembangannya.
1. Program pengembangan SDM
2. SOP peta kompetensi dan pengembangan SDM
3. Laporan pelaksanaan program pengembangan SDM
4. Hasil evaluasi program pengembangan SDM
5. Tindak lanjut hasil evaluasi program pengembangan SDM
1. Isilah tabel berikut dengan data guru kejuruan berdasarkan informasi yang ada dalam
dokumen yang sudah ditelaah pada pertanyaan 3.
II. Jumlah guru kejuruan dan guru umum dengan ijazah akademis S1 yang linier atau
mengajar sesuai dengan latar belakang pendidikan.
III. Jumlah guru – baik kejuruan atau umum - yang mengajar lebih dari satu mata
pelajaran :
4. Aspek SDM 2
ASPEK:
CAPAIAN KINERJA
SDM
ATRIBUT:
Kompetensi
Kejuruan
5 4 3 2 1
berstandar
industri/sertifikasi
teknis
INDIKATOR 76% -100% 51% - 75% guru 26% – 50% guru 0% - 25% guru Guru tidak
KINERJA: guru memiliki memiliki memiliki memiliki memiliki
Kompetensi kompetensi kompetensi kompetensi kompetensi kompetensi
kejuruan kejuruan kejuruan kejuruan kejuruan kejuruan
berstandar berstandar berstandar berstandar berstandar berstandar
industri/sertifikasi industri/sertifi- industri/sertifi- industri/sertifi- industri/sertifi- industri/sertifi-
teknis yang dimiliki kasi teknis. kasi teknis. kasi teknis. kasi teknis. kasi teknis.
guru
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
1. Kompetensi kejuruan adalah kemampuan menguasai mata pelajaran kejuruan.
2. Sertifikasi teknis adalah penetapan yang diberikan oleh suatu organisasi profesional terhadap seseorang
untuk menunjukkan bahwa orang tersebut mampu untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas
spesifik/teknis.
Lakukan telaah dokumen terkait guru memiliki kompetensi kejuruan berstandar industri/sertifikasi teknis.
1. Program pengembangan SDM
2. Data guru yang memiliki kompetensi kejuruan berstandar industri/sertifikasi teknis
3. Analisis data guru dan sertifikasi kompetensi guru kejuruan
4 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 4.
Jumlah
No Pernyaatan Laki-Laki Perempuan
Total
2. Aspek SDM 3
ASPEK:
CAPAIAN KINERJA
SDM
ATRIBUT:
5 4 3 2 1
Guru Magang
INDIKATOR 76% -100% 51% - 75% 26% – 50% Guru 0% - 25% Guru Guru tidak
KINERJA: Guru melaksanakan melaksanakan melaksanakan melaksanakan
guru melaksanakan melaksanakan magang di magang di magang magang di
magang di DUDIKA magang di DUDIKA. DUDIKA. diDUDIKA. DUDIKA sama
DUDIKA. sekali.
Definisi:
1. Magang adalah kegiatan untuk melatih, mempraktikkan ilmu teknis yang di miliki seseorang pada tempat
yang sesuai dan ditentukan.
2. DUDIKA adalah singkatan dari industri, dunia usaha dan dunia kerja.
5 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 5
Jumlah guru kejuruan, umum dan tenaga kependidikan yang pernah mengikuti magang
guru di tempat mitra DUDIKA – atau DUDIKA yang sudah memiliki perjanjian kerjasama
dengan sekolah
3. Aspek SDM 4
ASPEK:
CAPAIAN KINERJA
SDM
ATRIBUT:
Etos/budaya kerja 5 4 3 2 1
DUDIKA
INDIKATOR Guru memiliki Guru memiliki Guru memiliki Guru memiliki Guru tidak
KINERJA: 76% -100% 51% - 75% 26% – 50% 0% - 25% memiliki
Etos/budaya kerja etos/budaya etos/budaya etos/budaya kerja etos/budaya etos/budaya
DUDIKA yang kerja DUDIKA kerja DUDIKA DUDIKA kerja DUDIKA kerja DUDIKA
dimiliki guru
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
1. Etos kerja adalah sikap yang muncul atas kehendak dan kesadaran sendiri yang didasari oleh sistem
orientasi nilai budaya terhadap kerja.
2. Guru kejuruan diharapkan memiliki etos budaya kerja DUDIKA yang bisa terlihat dari tampilan fisik dan
sikap agar bisa menjadi contoh nyata bagi siswa.
3. Budaya kerja DUDIKA harus dimasukkan dalam Instrumen supervisi pembelajaran guru kejuruan.
Lakukan telaah dokumen terkait budaya kerja DUDIKA yang dilmiliki guru.
1. POS supervisi pembelajaran terkait dengan implementasi budaya kerja di sekolah
2. Instrumen supervisi pembelajaran terkait dengan implementasi budaya kerja di sekolah
3. Hasil supervisi pembelajaran guru kejuruan terkait dengan implementasi budaya kerja di sekolah
4. Hasil penilaian kinerja guru terkait dengan implementasi budaya kerja di sekolah
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 35
4. Aspek SDM 5
Definisi:
Kompetensi kewirausahaan kepala sekolah merupakan suatu kemampuan yang harus dimiliki dan upaya yang
dilakukan terus menerus oleh kepala sekolah dalam menjadikan sekolahnya lebih bermutu dan mandiri
melalui usaha mencari peluang, menciptakan sesuatu yang baru atau inovatif, bekerja keras, memiliki
motivasi yang kuat untuk mencapai sukses, menggali dan memanfaatkan sumberdaya secara realistik,
meminimalkan resiko, mewujudkan kesejahteraan bagi warganya dan masyarakat luas.
Lakukan telaah dokumen terkait Kompetensi Kewirausahaan yang dimiliki kepala sekolah.
1. Program Kerja Kepala Sekolah
2. POS PPKKS (Penilaian Prestasi Kinerja Kepala Sekolah)
3. Hasil PPKKS
7 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 7
5. Aspek SDM 6
ASPEK:
CAPAIAN KINERJA
SDM
ATRIBUT:
Kompetensi
5 4 3 2 1
supervisi Kepala
Sekolah
INDIKATOR Kepala sekolah Kepala sekolah Kepala sekolah Kepala sekolah Kepala sekolah
KINERJA: merencanakan, mengevaluasi melaksanakan merencanakan tidak meren-
Pemahaman dan melaksanakan, dan menindak- program supervisi. program canakan,
implementasi mengevaluasi lanjuti hasil supervisi. melaksanakan,
kompetensi dan menindak- supervisi. mengevaluasi
supervisi oleh lanjuti hasil dan menindak-
kepala sekolah supervisi. lanjuti hasil
supervisi
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
Kompetensi supervisi adalah kemampuan kepala sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan
menindaklanjuti hasil supervisi dalam upaya meningkatkan kualitas sekolah.
Lakukan telaah dokumen terkait kompetensi supervisi yang dimiliki kepala sekolah.
1. Program supervisi pembelajaran
2. Hasil supervisi pembelajaran
3. Evaluasi supervisi pembelajaran
4. Laporan tindak lanjut hasil supervisi pembelajaran
8 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 8
6. Aspek SDM 7
ASPEK:
CAPAIAN KINERJA
SDM
ATRIBUT:
Kepala
Laboratorium/bengk
el bersertifikat teknis 5 4 3 2 1
dan memiliki
kualifikasi
Pendidikan
INDIKATOR memiliki kepala memiliki kepala memiliki kepala memiliki kepala Tidak memiliki
KINERJA: laboratorium/ laboratorium/ laboratorium/ laboratorium/ kepala
Kepala bengkel bengkel bengkel dengan bengkel laboratorium/
laboratorium/ dengan dengan kualifikasi setara dengan bengkel
bengkel bersertifikat kualifikasi kualifikasi D1 kualifikasi
teknis dan memiliki setara D3 dan setara D2 setara
kualifikasi pendi- bersertifikat SMA/SMK
dikan minimal D3 teknis
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
1. Kepala laboratorium/bengkel adalah orang yang ditugaskan untuk mengelola laboratorium/bengkel.
2. Kualifikasi kepala laboratorium/bengkel adalah standar pendidikan minimal yang harus dimiliki kepala
laboratorium/bengkel.
3. Sertifikasi teknis adalah standar kompetensi yang harus dimiliki kepala laboratorium/bengkel.
Lakukan telaah dokumen terkait kualifikasi pendidikan/sertifikat teknis yang dimiliki Kepala
laboratorium/bengkel.
1. Data kualifikasi pendidikan/sertifikat teknis yang dimiliki Kepala laboratorium/bengkel
2. Analisis data Kepala laboratorium/bengkel dengan kualifikasi pendidikan/sertifikat teknis
9. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pertanyaan 9
7. Aspek Kurikulum 1
ASPEK:
CAPAIAN KINERJA
Kurikulum
ATRIBUT:
Kurikulum 5 4 3 2 1
berstandar industri
Definisi:
1. Kurikulum berstandar industri adalah kurikulum yang terintegrasi dan disusun bersama dengan DUDIKA.
2. Penyelarasan kurikulum berstandar industri harus menghadirkan DUDIKA agar mutu kompetensi kejuruan
yang diharapkan oleh DUDIKA sebagai pengguna (user) betul-betul bisa diimplementasikan secara optimal.
10 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 10
8. Aspek Kurikulum 2
ASPEK:
Kurikulum CAPAIAN KINERJA
ATRIBUT:
Kurikulum Skema 5 4 3 2 1
KKNI/SKKNI
INDIKATOR 76% - 100% isi 51% - 75% isi 26% - 50% isi 0% - 25% isi Sekolah tidak
KINERJA: kurikulum kurikulum kurikulum kurikulum memiliki
Sekolah memiliki mengacu pada mengacu pada mengacu pada mengacu pada kurikulum yang
kurikulum yang Skema Skema Skema Skema mengacu pada
mengacu pada KKNI/SKKNI KKNI/SKKNI KKNI/SKKNI KKNI/SKKNI Skema
Skema KKNI/SKKNI KKNI/SKKNI
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
1. KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) adalah kerangka penjenjangan kualifikasi SDM yang
menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan sektor pendidikan dan pelatihan.
2. SKKNI (Standar Kompetensi Kerja Nasional Indonesia) adalah acuan standar kemampuan kerja yang
meliputi aspek pengetahuan, ketrampilan, dan sikap kerja yang sesuai dengan aturan yang berlaku.
3. Kurikulum yang mengacu pada Skema KKNI/SKKNI sangat mutlak dimiliki oleh SMK karena lulusannya
akan digunakan oleh DUDIKA yang sangat mengimplementasikan kualitas dan prosedur kerja DUDIKA.
Lakukan telaah dokumen terkait kurikulum yang mengacu pada Skema KKNI/SKKNI.
1. POS penyusunan kurikulum
2. Bukti penyusunan kurikulum (berita acara, daftar hadir, foto kegiatan)
3. Dokumen kurikulum skema KKNI/SKKNI yang ditandatangani oleh DUDIKA dan sekolah
11 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 11
Jumlah
No Pernyaatan
Total
Jumlah Kurikulum yang menggunakan Kompetensi Dasar SMK Permendikbud No
1
34/ 2018 Tentang Standar Nasional Pendidikan Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dan Perdirjen 464/ 2018 tentang Kompetensi
Inti Dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan Nasional (A), Muatan
Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program Keahlian (C2) Dan
Kompetensi Keahlian (C3)
Jumlah kurikulum Kompetensi Dasar SMK berdasarkan yang menggunakan
2
Kompetensi Dasar SMK -Permendikbud No 34/ 2018 Tentang Standar Nasional
Pendidikan Sekolah Menengah Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan dan Perdirjen
464/ 2018 tentang Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Muatan
Nasional (A), Muatan Kewilayahan (B), Dasar Bidang Keahlian (C1), Dasar Program
Keahlian (C2) dan Kompetensi Keahlian (C3) yang sudah dimodifikasi sesuai SKKNI
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 40
ATRIBUT:
Rasio alat praktik 5 4 3 2 1
dan ruang praktik
INDIKATOR KINERJA: 75%- 100% 51% - 75% 26% - 50% 0% - 25% Jumlah alat
Sekolah memiliki jumlah alat jumlah alat jumlah alat jumlah alat praktik dan
rasio alat praktik dan praktik dan praktik dan praktik dan praktik dan ruang praktik
ruang praktik yang ruang praktik ruang praktik ruang praktik ruang praktik yang dimiliki
sesuai dengan yang dimiliki yang dimiliki yang dimiliki yang dimiliki tidak sesuai
ketentuan. sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan dengan rasio
rasio rasio rasio kebutuhan rasio kebutuhan alat
kebutuhan alat kebutuhan alat alat praktik dan kebutuhan alat praktik dan
praktik dan praktik dan ruang praktik praktik dan ruang praktik
ruang praktik ruang praktik standar industri. ruang praktik standar industri.
standar standar standar
industri. industri. industri.
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
1. Alat praktik adalah alat yang digunakan dalam pembelajaran praktik kejuruan di sekolah.
2. Ruang praktik adalah ruangan yang dibangun untuk sarana praktik siswa di sekolah.
3. Rasio adalah perbandingan porsi jumlah ketersediaan dan kebutuhan.
4. Rasio alat praktik pembelajaran kejuruan sangat penting diimplementasikan agar pembelajaran bisa
tercapai secara efektif dan efisien.
5. Rasio ruangan praktik adalah perbandingan jumlah ketersediaan ruang praktik yang sesuai aturan dengan
kondisi real di sekolah
ASPEK:
CAPAIAN KINERJA
Sarana Prasarana
ATRIBUT:
Alat dan ruang
5 4 3 2 1
praktik berstandar
industri
INDIKATOR 75%- 100% 51% - 75% 26% - 50% 0% - 25% Spesifikasi alat
KINERJA: spesifikasi alat spesifikasi alat spesifikasi alat spesifikasi alat dan ruang
Sekolah memiliki dan ruang dan ruang dan ruang dan ruang praktik yang
spesifikasi alat dan praktik yang praktik yang praktik yang praktik yang dimiliki tidak
ruang praktik dimiliki sesuai dimiliki sesuai dimiliki sesuai dimiliki sesuai sesuai dengan
berstandar industri dengan standar dengan standar dengan standar dengan standar standar
yang sesuai. industri. industri. industri. industri. industri.
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
1. Berstandar industri adalah sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan industri.
2. Spesifikasi alat praktik yang dipersyaratkan industri menjadi sebuah keharusan karena sangat
mempengaruhi kualitas pembelajaran kejuruan yang dihasilkan.
ASPEK:
CAPAIAN KINERJA
Sarana Prasarana
ATRIBUT:
Alat dan ruang
5 4 3 2 1
praktik berstandar
industri
INDIKATOR 75%- 100% 51% - 75% 26% - 50% 0% - 25% Spesifikasi alat
KINERJA: spesifikasi alat spesifikasi alat spesifikasi alat spesifikasi alat dan ruang
Sekolah memiliki dan ruang dan ruang dan ruang dan ruang praktik yang
spesifikasi alat dan praktik yang praktik yang praktik yang praktik yang dimiliki tidak
ruang praktik dimiliki sesuai dimiliki sesuai dimiliki sesuai dimiliki sesuai sesuai dengan
berstandar industri dengan dengan dengan dengan kompetensi
yang sesuai. kompetensi kompetensi kompetensi kompetensi keahlian.
keahlian. keahlian. keahlian. keahlian.
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
1. Berstandar industri adalah sesuai dengan spesifikasi yang dipersyaratkan industri.
2. Spesifikasi alat praktik yang dipersyaratkan industri menjadi sebuah keharusan karena sangat
mempengaruhi kualitas pembelajaran kejuruan yang dihasilkan.
14 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 13
Jumlah
No Pernyataan Sesuai Tidak Sesuai
Total
1 Jumlah ruang praktik atau bengkel atau laboratorium
yang dimiliki sekolah
2 Jumlah layout ruangan atau bengkel atau
laboratorium sesuai standar DUDIKA
3 Jumlah instruksi kerja sesuai standar DUDIKA
4 Jumlah tahun produksi alat atau perkakas sesuai
standar DUDIKA
ASPEK:
CAPAIAN KINERJA
Finansial
ATRIBUT:
Dukungan finansial 5 4 3 2 1
industri
INDIKATOR Sekolah Sekolah Sekolah memiliki Sekolah Sekolah tidak
KINERJA: memiliki memiliki dukungan memiliki memiliki
Sekolah memiliki dukungan dukungan finansial dari 2 dukungan dukungan
dukungan finansial finansial dari 4 finansial dari 3 DUDIKA. finansial dari 1 finansial dari
dari DUDIKA. DUDIKA. DUDIKA. DUDIKA. DUDIKA
manapun.
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
1. Finansial adalah sesuatu yang berhubungan dengan keuangan atau pembiayaan.
2. Dukungan finansial dari DUDIKA adalah dukungan yang dikeluarkan oleh divisi CSR (Corporate Social
Responsibility).
3. Dukungan CSR bisa berupa dana tunai ataupun alat praktik.
ASPEK:
CAPAIAN KINERJA
Organisasi pengelola
ATRIBUT:
Peran komite 5 4 3 2 1
sekolah
INDIKATOR Komite sekolah Komite sekolah Komite sekolah Komite sekolah Komite sekolah
KINERJA: memberi memberi memberi memberi tidak memberi
Sekolah memiliki dukungan dukungan dukungan dukungan ide dukungan
dukungan peran dari peluang peluang finansial. pengelolaan apapun
Komite Sekolah. kerjasama kerjasama sekolah. terhadap
dengan dengan sekolah
DUDIKA, DUDIKA.
finansial, dan
ide
pengelolaan
sekolah.
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
1. Komite sekolah adalah badan mandiri yang mewadahi peran serta masyarakat dalam rangka
meningkatkan mutu, pemerataan, dan efisiensi pengelolaan pendidikan di satuan pendidikan.
2. Komite SMK harus memiliki peran strategis dalam membuka peluang kerjasama dengan DUDIKA.
3. Komite sekolah harus memiliki program yang jelas untuk peningkatan mutu SMK.
4. Komite sekolah harus memiliki laporan kegiatan.
5. Komite sekolah harus memiliki analisis kebutuhan sekolah baik internal maupun eksternal.
Definisi:
1. Aspek adalah pemunculan atau penginterpretasian gagasan, masalah, situasi, dsb sebagai pertimbangan
yang dilihat dari sudut pandang tertentu.
2. Dukungan Dinas Pendidikan Daerah sebagai tim penjamin mutu pendidikan daerah merupakan salah satu
faktor keberhasilan peningkatan mutu pendidikan.
3. Dukungan harus diberikan secara adil merata, akuntabel, berbasis data ajuan yang transparan, optimal
dan dilakukan secara efektif dan efisien.
4. Dukungan harus diperbaharui secara berkala setiap tahun.
17 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 17
Definisi:
1. Mitra DUDIKA adalah DUDIKA yang memiliki hubungan kemitraan dalam satu atau beberapa aspek.
2. DUDIKA tidak harus berskala besar. DUDIKA yang dipilih adalah yang memiliki kontinuitas kelayakan
usaha/industri yang jelas, laporan keuangan yang kredibel, perkembagan perusahaan yang bagus, dan
dukungan kerjasama yang bagus dengan sekolah.
18 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 18
ASPEK:
Penyesuaian KK/ CAPAIAN KINERJA
Kurikulum
ATRIBUT:
Sinkoronisasi dan
5 4 3 2 1
validasi kurikulum
dengan DUDIKA
INDIKATOR Sekolah Sekolah Sekolah Sekolah Sekolah
KINERJA: mengembangka mengembangka mengembangka mengembangk mengembangk
Sekolah n KTSP dengan n KTSP dengan n KTSP dengan an KTSP secara an KTSP
mengembangkan, melibatkan para melibatkan para melibatkan para prosedural namun belum
menyelaraskan, pemangku pemangku pemangku dengan prosedural.
mengimplementasi kepentingan kepentingan kepentingan melibatkan
kan dan meliputi Tim meliputi Tim meliputi Tim para pemangku
mengevaluasi Pengembang Pengembang Pengembang kepentingan
pelaksanaan Kurikulum, Kurikulum, Kurikulum, secara terbatas
kurikulum secara menyelaraskan melakukan melakukan seperti Tim
sistematik, dengan DUDIKA, penyelarasan penyelarasan Pengembang
prosedural dan serta dengan DUDIKA, dengan DUDIKA, Kurikulum
efektif mengimplement dan dan tetapi belum
asikan dan mengimplement mengimplement dilakukan
mengevaluasi asikan serta asikannya tetapi evaluasi secara
secara mengevaluasi belum dilakukan periodik.
sistematik, secara sistematik evaluasi secara
prosedural, dan prosedural. periodik.
berkesinambung
an. Ada bukti
dokumen KTSP
mudah diakses
oleh yang
berkepentingan
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
1. Pengelolaan kurikulum adalah upaya sekolah dalam mengembangkan, mengimplementasikan dan
mengevaluasi pelaksanaan kurikulum tingkat satuan pendidikan di sekolahnya secara sistematik dan
berkelanjutan, dengan melibatkan berbagai pemangku kepentingan (guru, siswa, orang tua, pengawas,
dinas pendidikan, dunia usaha, organisasi masyarakat atau pihak lain yang terkait).
2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan".
3. Prosedur pengembangan kurikulum dilakukan melalui tahapan (1) analisis konteks, (2) menyusun draf
atau melakukan review dokumen dalam bentuk workshop, (3) penyelarasan dengan DUDIKA yang
relevan, (4) penetapan oleh kepala sekolah, (5) pengesahan oleh Dinas Pendidikan Provinsi.
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 48
1. Lakukan telaah dokumen terkait sinkoronisasi dan validasi kurikulum dengan DUDIKA:
Dokumen kurikulum secara utuh
2. Dokumen hasil penyelarasan dengan DUDIKA
3. Bukti keterlibatan DUDIKA dalam pengembangan kurikulum.
4. Silabus
5. Program tahunan
6. Program semester
7. Kalender akademik
8. RPP
9. Dokumen pengembangan kurikulum seperti notulen rapat, SK Tim, absensi kegiatan, dsb.
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 49
20 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 10
ASPEK:
Pelaksanaan CAPAIAN KINERJA
Pembelajaran
ATRIBUT:
Kualitas
5 4 3 2 1
Pembelajaran di
kelas
INDIKATOR Proses Proses Proses Proses Proses
KINERJA: pembelajaran pembelajaran pembelajaran pembelajaran pembelajaran
Proses pembelajaran telah telah telah telah belum
memanfaatkan memanfaatkan memanfaatkan memanfaatkan memanfaatkan memanfaatkan
sarana dan sarana dan sarana dan sarana dan sarana dan sarana dan
prasarana sebagai prasarana prasarana prasarana prasarana prasarana
media dan sumber sebagai media sebagai media sebagai media sebagai media sebagai media
belajar dan sumber dan sumber dan sumber dan sumber dan sumber
belajar dalam belajar dalam belajar dalam belajar dalam belajar dalam
proses proses proses proses proses
pembelajaran pembelajaran pembelajaran pembelajaran pembelajaran
sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan sesuai dengan
kebutuhan kebutuhan kebutuhan kebutuhan kebutuhan
DUDIKA untuk DUDIKA untuk DUDIKA untuk DUDIKA untuk DUDIKA
seluruh 51– 75% 26 – 50% 0 – 25%
kompetensi kompetensi kompetensi kompetensi
keahlian yang keahlian yang keahlian yang keahlian yang
ada di sekolah ada di sekolah ada di sekolah ada di sekolah
ASPEK:
Pelaksanaan CAPAIAN KINERJA
Pembelajaran
ATRIBUT:
Kualitas
5 4 3 2 1
Pembelajaran di
kelas
INDIKATOR Guru Guru Guru melakukan Guru hanya Guru tidak
KINERJA: melakukan melakukan penilaian proses melakukan melaksanakan
Melaksanakan penilaian penilaian dan hasil belajar, penilaian hasil penilaian proses
penilaian proses dan proses dan proses dan tetapi tidak belajar. dan hasil belajar
hasil belajar serta hasil belajar hasil belajar melakukan
menggunakan dan melakukan dan melakukan tindak lanjut
hasilnya sebagai tindak lanjut, tindak lanjut
dasar perbaikan serta hasilnya
program berikutnya. digunakan
untuk
perbaikan
proses
pembelajaran
berikutnya dan
berdampak
pada
peningkatan
prestasi belajar
siswa
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
1. Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur pencapaian hasil
belajar peserta didik. dalam rangka memperbaiki proses pembelajaran.
2. Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses, dan daya
serap peserta didik
Definisi:
Kunjungan DUDIKA adalah merupakan salah satu jenis kegiatan pembelajaran diluar lingkungan sekolah untuk
menambah wawasan siswa dan serta untuk melihat langsung bagaimana suasana/kondisi industri yang sesuai
dengan program keahlian masing-masing.
23 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 23
24 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 24
25 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 25
ASPEK:
Penyelenggaraan CAPAIAN KINERJA
TEFA/UP
ATRIBUT:
Pelaksanaan
5 4 3 2 1
pembelajaran
berbasis industri.
Definisi:
1. Kelas industri merupakan program pengadaan kelas khusus dalam lingkungan SMK. Kelas ini dikelola secara
bersama antara sekolah dengan Industri. Pada kelas industri pembelajarannya lebih spesifik dengan
mengarah kepada sebuah produk, di mana ruang praktiknya di-setting seperti training center-nya industri
dengan pembelajaran sesuai standar industri. Tidak hanya kurikulum, para pengajar/guru diberi pelatihan
oleh industri selama kurang lebih satu bulan sesuai standar yang diinginkan perusahaan. Saat pembelajaran
di kelas, beberapa kali pihak industri turut memberikan materi kepada siswa.
2. Kelas wirausaha merupakan program pembelajaran yang bertujuan untuk menanamkan nilai
kewirausahaan melalui pembiasaan, penanaman sikap dan pemeliharaan perilaku wirausaha. Kelas
kewirausahaan menerapkan pengintegrasian mata pelajaran kewirausahaan pada setiap muatan produktif.
26 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 26
INDIKATOR Sekolah telah Sekolah telah Sekolah telah Sekolah telah Sekolah belum
KINERJA: melaksanakan melaksanakan melaksanakan melaksanakan melaksanakan
Sekolah memiliki teaching teaching teaching teaching teaching
produk/jasa sebagai factory/unit factory/unit factory/unit factory/unit factory/unit
hasil dari produksi produksi produksi produksi produksi.
pembelajaran meliputi 6 meliputi 5 meliputi 4 meliputi 3
teaching tahapan. tahapan. tahapan. tahapan.
factory/unit
produksi
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
1. Produk adalah hasil proses produksi yang dilakukan oleh produsen atau perusahaan yang nantinya akan
dijual kepada konsumen yang membutuhkan. atau dapat juga dikatakan suatu barang/jasa yang memiliki
nilai tambah atau memberikan kemanfaatan bagi penggunanya yang dihasilkan dari proses produksi.
2. Produk teaching factory adalah produk yang dihasilkan oleh sekolah melalui kegiatan teaching factory
atau unit produksi masing-masing kompetensi keahlian yang ada di sekolah
27 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 27
Definisi:
1. RPP yang lengkap yang memuat KOMPONEN: Identitas sekolah dan identitas mapel, tujuan
pembelajaran berdasarkan KD, Indikator pencapaian Kompetensi, materi pembelajaran, strategi
pembelajaran yang digunakan untuk mencapai KD yang sesuai karakteristik peserta didik, media
pembelajaran sebagai alat bantu proses pembelajaran (termasuk IT), sumber belajar yang relevan seperti
buku dan lingkungan sekitar.
2. Guru mengembangkan profesionalismenya dengan melakukan evaluasi dan refleksi diri secara maksimal
untuk perbaikan proses pembelajaran.
3. Guru melakukan usaha-usaha inovatif dan kreatif berupa mengembangkan strategi, model, metode, dan
teknik pembelajaran aktif.
4. Pembelajaran aktif antara lain dapat dilihat dari aktivitas KBM yang menempatkan siswa sebagai subyek
dalam kegiatan pembelajaran, misalnya 5M (mengamati, mempertanyakan, melakukan pengumpulan
data/informasi, menganalisis, dan mengomunikasikan hasil).
5. Pembelajaran kreatif dan inovatif yaitu pembelajaran yang memfasilitasi siswa menjadi kreatif dan
inovatif, antara lain dapat dilihat dari tugas yang harus diselesaikan siswa, misalnya merancang
penyelidikan sederhana, melakukan wawancara ke masyarakat, melakukan tugas proyek, atau
menghasilkan produk tertentu berdasarkan ide-ide siswa sendiri.
28 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 28
I. Jumlah guru kejuruan, umum dan tenaga kependidikan yang pernah mengikuti
pelatihan pedagogik pada tahun berjalan
II. Jumlah guru kejuruan berdasarkan level kompetensi pedagogik - lihat hasil PKG
pada tahun berjalan
Definisi:
1. Program peningkatan kompetensi profesional guru adalah program yang di susun, dilaksanakan oleh
meningkatkan kompetensi profesional guru
2. Kunjungan DUDIKA adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru
dengan melakukan kunjungan DUDIKA
3. Magang DUDIKA adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi profesional guru
dengan melakukan Magang DUDIKA
4. Pendidikan dan latihan adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi profesional
guru dengan melakukan pendidikan dan latihan baik di dalam maupun di luar negeri
5. Seminar dan workshop adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi profesional
guru dengan mengikuti seminar dan workshop baik di dalam maupun di luar negeri
29 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 29
I. Jumlah guru kejuruan, umum dan tenaga kependidikan yang pernah mengikuti
kegiatan kunjungan ke dudika untuk mendapatkan pengetahuan tentang industri
pada tahun berjalan
II. Jumlah guru kejuruan, umum dan tenaga kependidikan yang pernah mengikuti
kegiatan pelatihan yang diselenggarakan mitra dudika atau dudika yang sudah
memiliki perjanjian kerjasama dengan sekolah pada tahun berjalan
IV. Jumlah guru kejuruan, umum dan tenaga kependidikan yang pernah mengikuti
Pelatihan manajemen, menulis, dll yang diselenggarakan Lembaga diklat (termasuk
PPPPTK atau BBPPMPV, LPTK, dan LPMP) pada tahun berjalan
VI. Jumlah guru umum berdasarkan level kompetensi profesional - lihat hasil Uji
Kompetensi Guru (UKG) pada tahun berjalan
VII. Jumlah sertifikat kompetensi teknis atau relevan lainnya yang didapatkan kepala
sekolah dalam tahun berjalan
ASPEK:
Pengembangan CAPAIAN KINERJA
SDM Sekolah
ATRIBUT:
Peningkatan
kompetensi 5 4 3 2 1
tenaga
kependidikan
INDIKATOR Sekolah Sekolah Sekolah Sekolah Sekolah
KINERJA: melaksanakan melaksanakan melaksanakan melaksanakan tidak
Sekolah program program program program melaksan
melaksanakan peningkatan peningkatan peningkatan peningkatan akan
program kompetensi tenaga kompetensi tenaga kompetensi kompetensi program
peningkatan kependidikan kependidikan tenaga tenaga peningka
kompetensi meliputi 4 kriteria meliputi 3 kriteria di kependidikan kependidikan tan
tenaga di atas atas meliputi 2 kriteria meliputi 1 kompete
kependidikan di atas kriteria di atas nsi
tenaga
kependid
ikan
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
1. Program peningkatan kompetensi profesional guru adalah program yang di susun, dilaksanakan oleh
meningkatkan kompetensi tenaga kependidikan
2. Kunjungan DUDIKA adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi tenaga
kependidikan dengan melakukan kunjungan DUDIKA
3. Magang DUDIKA adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi tenaga
kependidikan dengan melakukan Magang DUDIKA
4. Pendidikan dan latihan adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi tenaga
kependidikan dengan melakukan pendidikan dan latihan baik di dalam maupun di luar negeri
5. Bimbingan teknis adalah kegiatan yang dilaksanakan untuk meningkatkan kompetensi tenaga
kependidikan dengan mengikuti Bimbingan teknis baik di dalam maupun di luar negeri
30 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 30
Definisi:
1. Praktek kerja lapangan (PKL) adalah kegiatan pendidikan, pelatihan, dan pembelajaran di bidang usaha
atau industri (DUDIKA) yang relevan sesuai bidangnya. Dalam pelaksanaannya, praktek kerja lapangan
(PKL) dilakukan dengan prosedur tertentu dan mematuhi ketentuan yang diterapkan oleh DUDIKA.
2. Kualitas Praktek kerja lapangan (PKL) yang dilaksanakan sekolah dinilai dari:
1) Relevansi kompetensi keahlian siswa dengan jenis DUDIKA lokasi praktek kerja lapangan (PKL);
2) Kesesuaian kompetensi keahlian siswa dengan job description (pembagian kerja) selama praktek
kerja lapangan (PKL);
3) Kecukupan waktu praktek kerja lapangan (PKL); dan
4) Laporan dan hasil evaluasi praktek kerja lapangan (PKL)
5) Kecukupan waktu praktek kerja lapangan (PKL) siswa adalah selama 6 - 12 bulan di DUDIKA.
31 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 31
Jumlah siswa yang mengikuti Kegiatan Praktek Kerja Lapangan (PKL) pada tahun berjalan
– lihat laporan berkaitan dengan PKL
Definisi:
Magang guru di DUDIKA, merupakan salah satu program yang dilaksanakan oleh sekolah dan DUDIKA dalam
upaya meningkatkan profesionalitas guru yang ditandai dengan kemampuannya membelajarkan siswa sesuai
dengan tuntutan dunia industri.
Lakukan telaah dokumen terkait Praktik Kerja Magang Guru yang meliputi:
1. Perencaan program magang guru di DUDIKA;
2. Pelaksanaan program magang guru di DUDIKA,
3. Laporan magang guru di DUDIKA;
4. Sertifikat magang guru di DUDIKA;
5. Laporan dan program pengembangan hasil magang guru di DUDIKA (pengembangan bahan ajar,
pengembangan pembelajaran, evaluasi bahan ajar, penilaian pembelajaran).
32 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 32
Jumlah guru kejuruan, umum dan tenaga kependidikan yang pernah mengikuti kegiatan
magang di dudika untuk mendapatkan pengetahuan tentang industri pada tahun berjalan
ASPEK:
Pemberdayaan CAPAIAN KINERJA
kemitraan DUDIKA
ATRIBUT:
5 4 3 2 1
Guru Tamu
INDIKATOR Sekolah memiliki Sekolah memiliki Sekolah memiliki Sekolah Sekolah tidak
KINERJA: jadwal guru jadwal guru jadwal guru memiliki memiliki jadwal
Sekolah Menyusun tamu dari tamu dari tamu dari jadwal guru guru tamu dari
jadwal guru tamu DUDIKA yang DUDIKA yang DUDIKA yang tamu dari DUDIKA yang
dengan DUDIKA relevan dan relevan dan relevan dan DUDIKA yang relevan
yang relevan pelaksanaanya pelaksanaanya pelaksanaanya relevan tapi
telah berjalan telah berjalan telah berjalan pelaksanaanny
dengan baik dengan baik ada dengan baik a kurang
serta ada evaluasi kegiatan berjalan
evaluasi kegiatan oleh sekolah dengan baik
serta tindak
lanjut ke depan
yang dilakukan
oleh sekolah
Bersama-sama
dengan DUDIKA
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
Guru tamu merupakan guru yang didatangkan oleh sekolah dari luar sekolah (DUDIKA atau organisasi penyedia
guru tamu), dengan tujuan memberikan wawasan yang berbeda bagi siswa terkait mata pelajaran produktif.
Wawasan ini biasanya terkait dengan kegiatan real di perusahaan tempat guru tamu bekerja sehari-hari.
33 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 33
No Pernyataan JUMLAH
1 Jumlah pengajar tamu dari unsur DUDIKA yang diproyeksikan/ direncanakan/
diharapkan sekolah untuk bisa hadir dalam 1 (satu) tahun terakhir
2 Jumlah pengajar tamu dari unsur DUDIKA yang hadir dan membagi ilmu/
keterampilan di sekolah dalam 1 (satu) tahun terakhir
3 Jumlah pengajar tamu dari unsur DUDIKA pasangan (memiliki perjanjian kerja
sama) yang HADIR dan membagi ilmu/ keterampilan di sekolah dalam 1 (satu)
tahun
4 Jumlah pengajar tamu dari unsur DUDIKA bukan pasangan (di luar perjanjian
kerja sama) atau dari alumni yang hadir di sekolah dalam 1 (satu) tahun
terakhir
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 70
ASPEK:
Pemberdayaan CAPAIAN KINERJA
kemitraan DUDIKA
ATRIBUT:
5 4 3 2 1
Instruktur
INDIKATOR Sekolah memiliki Sekolah memiliki Sekolah memiliki Sekolah Sekolah tidak
KINERJA: jadwal instruktur jadwal instruktur jadwal Instruktur memiliki memiliki
Sekolah telah dari DUDIKA dari DUDIKA dari DUDIKA jadwal jadwal
Menyusun jadwal yang relevan dan yang relevan dan yang relevan dan instruktur dari instruktur dari
instruktur dari pelaksanaanya pelaksanaanya pelaksanaanya DUDIKA yang DUDIKA yang
DUDIKA yang telah berjalan telah berjalan telah berjalan relevan tapi relevan
relevan untuk dengan baik dengan baik ada dengan baik pelaksanaanny
melaksanakan serta ada evaluasi kegiatan a kurang
pembimbingan evaluasi kegiatan oleh sekolah berjalan
siswa di sekolah serta tindak dengan baik
lanjut ke depan
yang dilakukan
oleh sekolah
Bersama-sama
dengan DUDIKA
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
instruktur merupakan guru yang didatangkan oleh sekolah dari luar sekolah (DUDIKA), dengan tujuan
memberikan bimbingan secara intensif bagi siswa terkait proses pelaksanaan pembelajaran mata pelajaran
produktif.
34 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 33
Jumlah Pengajar Tamu/ Instruktur dari DUDIKA pada tahun berjalan
No Pernyataan JUMLAH
1 Jumlah instruktur dari unsur DUDIKA yang diproyeksikan/ direncanakan/
diharapkan sekolah untuk bisa hadir dalam 1 (satu) tahun terakhir
2 Jumlah instruktur dari unsur DUDIKA yang HADIR dan membagi ilmu/
keterampilan di sekolah dalam 1 (satu) tahun terakhir
3 Jumlah instruktur dari unsur DUDIKA pasangan (memiliki perjanjian kerja
sama) yang HADIR dan membagi ilmu/ keterampilan di sekolah dalam 1
(satu) tahun
4 Jumlah instruktur dari unsur DUDIKA bukan pasangan (di luar perjanjian
kerja sama) atau dari alumni yang hadir di sekolah dalam 1 (satu) tahun
terakhir
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 71
35 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 35
No Pernyataan JUMLAH
1 Jumlah DUDIKA yang memberikan masukan/saran terkait sarana dan
prasarana Praktik siswa yang sesuai dengan industri
2 Jumlah DUDIKA yang memberikan bantuan sarana dan prasarana praktik
siswa
3 Jumlah lembaga non industri yang memberikan sarana dan prasarana
praktik siswa dan memiliki kesesuain dengan standar industri
4 Jumlah DUDIKA yang memberikan bantuan beasiswa dalam 1 tahun
terakhir
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 72
ASPEK:
Pemberdayaan CAPAIAN KINERJA
kemitraan DUDIKA
ATRIBUT:
Mentoring project
berbasis order 5 4 3 2 1
Definisi:
1. Produk merupakan hasil pekerjaan yang dilakukan di bengkel sekolah
2. Produk di buat sesuai dengan pesanan dari DUDIKA pasangan
3. Produk yang di hasilkan sesuai dengan tandar dan Qualty Assurance dari DUDIKA pasangan
Lakukan telaah dokumen terkait Mentoring project berbasis order yang meliputi:
1. Daftar pesanan produk dari DUDIKA
2. Proses pembuatan
3. Daftar produk jadi
4. Pengepakan, dan
5. Pengiriman ke DUDIKA
36 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 36
Definisi:
Budaya Kerja adalah suatu falsafah dengan didasari pandangan hidup sebagai nilai-nilai yang menjadi sifat,
kebiasaan dan juga pendorong yang dibudayakan dalam suatu kelompok dan tercermin dalam sikap menjadi
perilaku, cita-cita, pendapat, pandangan serta tindakan yang terwujud sebagai kerja atau bekerja.
37 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 37
ASPEK:
CAPAIAN KINERJA
Sertifikasi Siswa
ATRIBUT:
Uji Sertifikasi 5 4 3 2 1
Kompetensi
INDIKATOR Sekolah Sekolah Sekolah Sekolah Sekolah tidak
KINERJA: melaksanakan melaksanakan uji melaksanakan melaksanakan melaksanakan
Sekolah uji kompetensi kompetensi uji kompetensi uji kompetensi uji kompetensi
melaksanakan uji untuk siswa untuk siswa untuk siswa untuk siswa untuk siswa
kompetensi dengan seluruhnya bekerja sama bekerja sama bekerja sama
DUDIKA yang melalui uji dengan DUDIKA, dengan DUDIKA, dengan
relevan atau sertifikasi yang kurang yang relevan DUDIKA, yang
dengan LSP P1 dengan DUDIKA relevan dengan dengan kurang relevan
yang relevan dan kompetensi kompetensi dengan
LSP P1 keahliannya dan keahliannya kompetensi
Sebagian siswa keahliannya
uji sertifikasi
dengan LSP P1
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
1. Uji Kompetensi Keahlian adalah tatacara yang merupakan bagian dari asesmen untuk mengukur
kompetensi peserta sertifikasi menggunakan satu atau beberapa cara seperti tertulis, lisan, praktek, dan
pengamatan, sebagaimana ditetapkan dalam skema sertifikasi
2. LSP SMK adalah Lembaga Sertifikasi Profesi yang didirikan oleh SMK dengan tujuan utama melaksanakan
sertifikasi kompetensi kerja terhadap siswa SMK berbasis kompetensi dan/atau siswa dari jejaring kerja
lembaga induknya, sesuai ruang lingkup yang diberikan oleh BNSP
38 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 38
Definisi:
DUDIKA adalah kepanjangan dari Industri dan Dunia Kerja
Sertifikasi DUDIKA merupakan bentuk uji kompetensi keahlian siswa setelah melaksanakan praktik
kerja/magang oleh pihak DUDIKA penyelenggara dan dibuktikan melalui sertifikat hasil praktik kerja.
Definisi:
KKNI (Kerangka Kualifikasi Nasional Indonesia) adalah kerangka penjenjangan kualifikasi sumber daya manusia
Indonesia yang menyandingkan, menyetarakan, dan mengintegrasikan sektor pendidikan dengan sektor
pelatihan dan pengalaman kerja dalam suatu skema pengakuan kemampuan kerja yang disesuaikan dengan
struktur di berbagai sektor pekerjaan.
Jumlah siswa memiliki sertifikat kompetensi berbasis LSP/BNSP pada tahun berjalan
ASPEK:
Keterserapan dan CAPAIAN KINERJA
Kemandirian
Lulusan (BMW)
ATRIBUT:
Keterserapan 5 4 3 2 1
lulusan bekerja
Definisi:
Bekerja adalah melakukan kegiatan/pekerjaan paling sedikit satu jam berturut-turut selama seminggu yang
lalu dengan maksud untuk memperoleh atau membantu memperoleh pendapatan atau keuntungan.
Berwirausaha adalah suatu kegiatan usaha yang melibatkan kemampuan untuk melihat kesempatan-
kesempatan usaha yang kemudian mengorganisisr, mengatur, mengambil resiko, dan mengembangkan usaha
yang diciptakan tersebut guna meraih keuntungan.
41 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 41
Jumlah siswa yang bekerja, melanjutkan dan berwirausaha dalam satu tahun terakhir
Definisi:
Gaji adalah suatu bentuk pembayaran secara berkala dari seorang majikan pada karyawannya yang dinyatakan
dalam suatu kontrak kerja.
UMR adalah singkatan dari Upah Minimum Regional yang merupakan suatu standar minimum yang digunakan
oleh para pengusaha atau pelaku industri untuk memberikan upah kepada pekerja, pegawai ataupun buruh di
dalam lingkungan usaha atau kerjanya.
42 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 41
Jumlah siswa yang bekerja dan menerima gaji minimum standar UMR
Definisi:
Pengembangan diri merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam mengembangkan diri dan
mengekspresikan diri sesuai bakat dan minatnya untuk bekerja, melanjutkan pendidikan, dan berwirausaha.
43 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 43
Jumlah siswa dalam satu tahun terakhir yang melanjutkan ke pendidikan ke tingkat lanjut
(diploma atau sarjana)
ASPEK:
Meningkatnya
Kemampuan
CAPAIAN KINERJA
Lulusan dalam
Mengembangkan
Diri
ATRIBUT:
Pengembangan
karir bekerja ke 5 4 3 2 1
tingkat yang lebih
tinggi
INDIKATOR 76%-100% dari 51%-75% dari 26%-50% dari 16%-25% dari 5%-15% dari
KINERJA: total siswa yang total siswa yang total siswa yang total siswa total siswa
Persentase bekerja bekerja bekerja yang bekerja yang bekerja
siswa/lulusan yangmendapatkan mendapatkan mendapatkan mendapatkan mendapatkan
mendapatkan karir jabatan sesuai jabatan sesuai jabatan sesuai jabatan sesuai jabatan sesuai
bekerja ke tingkatdengan dengan dengan dengan dengan
lebih tinggi kompetensi kompetensi kompetensi kompetensi kompetensi
keahliannya keahliannya keahliannya keahliannya keahliannya
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
Pengembangan diri merupakan kegiatan yang dilakukan peserta didik dalam mengembangkan diri dan
mengekspresikan diri sesuai bakat dan minatnya untuk bekerja, melanjutkan pendidikan, dan berwirausaha.
Definisi:
Inkubator bisnis adalah perusahaan / lembaga yang memberikan suatu program yang didesain untuk membina
dan mempercepat keberhasilan pengembangan bisnis melalui rangkaian program permodalan yang diikuti oleh
dukungan kemitraan / pembinaan elemen bisnis lainnya dengan tujuan menjadikan usaha tersebut menjadi
perusahaan yang profitabel, memiliki pengelolaan organisasi dan keuangan yang benar, serta menjadi
perusahaan yang sustainable, hingga akhirnya memiliki dampak positif bagi masyarakat.
Business Coaching adalah program pembinaan atau konsultasi seputar permodalan/keuangan, marketing, SDM,
produksi, dan aspek pengelolaan bisnis lainnya kepada para startup (pebisnis pemula) dalam mengembangkan
bisnis sehingga dapat berkembang menjadi suatu perusahaan yang mapan.
Jumlah siswa dalam satu tahun terakhir yang melanjutkan ke pendidikan ke tingkat lanjut
(diploma atau sarjana)
43. Aspek Berkembangnya kelembagaan SMK (TEFA/UP, SDM Sekolah, Perolehan Dukungan)
ASPEK:
Berkembangnya
kelembagaan SMK
CAPAIAN KINERJA
(TEFA/UP, SDM
Sekolah, Perolehan
Dukungan)
ATRIBUT:
5 4 3 2 1
Implementasi TeFa
INDIKATOR KINERJA: Seluruh Seluruh Sebagian Sebagian kecil Seluruh
Persentase KK yang kompetensi kompetensi kompetensi kompetensi kompetensi
menyelenggarakan keahlian yang keahlian yang keahlian yang keahlian yang keahlian yang
TeFa tersedia di tersedia di tersedia di tersedia di tersedia di
sekolah (100%) sekolah (75%) sekolah (50%) sekolah (25%) sekolah belum
telah telah telah telah menyelenggar
menyelenggarak menyelenggarak menyelenggarak menyelenggar akan model
an model an model an model akan model pembelajaran
pembelajaran pembelajaran pembelajaran pembelajaran TeFa
TeFa TeFa TeFa TeFa
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
Teaching factory adalah suatu model pembelajaran di SMK (pengembangan dari unit produksi) yang menerapkan
sistem industri di unit produksi yang telah ada di SMK. Unit produksi adalah pengembangan bidang usaha
sekolah selain untuk menambah penghasilan sekolah yang dapat digunakan dalam upaya pemeliharaan
peralatan, peningkatan SDM, dll juga untuk memberikan pengalaman kerja yang benar-benar nyata pada
siswanya.
44. Aspek Berkembangnya kelembagaan SMK (TEFA/UP, SDM Sekolah, Perolehan Dukungan)
ASPEK:
Berkembangnya
kelembagaan SMK
CAPAIAN KINERJA
(TEFA/UP, SDM
Sekolah, Perolehan
Dukungan)
ATRIBUT:
Implementasi TeFa 5 4 3 2 1
INDIKATOR 76%-100% dari 51%-75% dari 26%-50% dari 1%-25% dari Produk Tefa
KINERJA: total produk total produk total produk total produk yang
Persentase produk Tefa yang Tefa yang Tefa yang Tefa yang diproduksi
Tefa yang diproduksi diproduksi diproduksi diproduksi tidak
dimanfaatkan oleh mendapatkan mendapatkan mendapatkan mendapatkan mendapatkan
pelanggan jumlah jumlah jumlah jumlah permintaan
permintaan permintaan permintaan permintaan pasar yang
pasar yang pasar yang pasar yang pasar yang tinggi dari
tinggi dari tinggi dari tinggi dari tinggi dari pelanggan
pelanggan pelanggan pelanggan pelanggan
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
Teaching factory adalah suatu model pembelajaran di SMK (pengembangan dari unit produksi) yang menerapkan
sistem industri di unit produksi yang telah ada di SMK. Unit produksi adalah pengembangan bidang usaha
sekolah selain untuk menambah penghasilan sekolah yang dapat digunakan dalam upaya pemeliharaan
peralatan, peningkatan SDM, dll juga untuk memberikan pengalaman kerja yang benar-benar nyata pada
siswanya.
47 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 36
45. Aspek Berkembangnya kelembagaan SMK (TEFA/UP, SDM Sekolah, Perolehan Dukungan)
ASPEK:
Berkembangnya
kelembagaan SMK
(TEFA/UP, SDM CAPAIAN KINERJA
Sekolah, Perolehan
Dukungan)
ATRIBUT:
Keunggulan SDM
5 4 3 2 1
sekolah
Definisi:
Profil sukses merupakan suatu deskripsi yang menjelaskan biografi singkat kesuksesan alumni/lulusan (disertai
foto alumni) sekolah yang bekerja/berwirausaha sesuai dengan kompetensi keahliannya.
48 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 4
Jumlah profil alumni harus sudah dipublikasikan melalui beragam media termasuk sosial
media milik sekolah
46. Aspek Berkembangnya kelembagaan SMK (TEFA/UP, SDM Sekolah, Perolehan Dukungan)
ASPEK:
Berkembangnya
kelembagaan SMK
(TEFA/UP, SDM CAPAIAN KINERJA
Sekolah, Perolehan
Dukungan)
ATRIBUT:
Keunggulan SDM
5 4 3 2 1
sekolah
Definisi:
Prestasi akademik adalah suatu pencapaian atas kemampuan, kecakapan, dan prestasi yang didapatkan
seseorang atas kemampuannya di bidang sains/ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah. Contoh Lomba olimpiade
sains, juara LKS SMK, Asean Skill Competition, World Skill Competition.
Prestasi non akademik adalah suatu pencapaian atas kemampuan, kecakapan, dan prestasi yang didapatkan
seseorang atas kemampuannya di luar bidang sains/ilmu pengetahuan yang bersifat ilmiah seperti olahraga dan
seni. Contoh Juara lomba panjat tebing, juara beladiri, juara hafal Al-Quran, Juara cerdas cermat.
47. Aspek Berkembangnya kelembagaan SMK (TEFA/UP, SDM Sekolah, Perolehan Dukungan)
ASPEK:
Meningkatnya
Kemampuan
Lulusan dalam CAPAIAN KINERJA
Mengembangkan
Diri
ATRIBUT:
Berkembangnya
kelembagaan SMK
(TEFA/UP, SDM 5 4 3 2 1
Sekolah,
Perolehan
Dukungan)
INDIKATOR 41% - 50% 21% - 40 SDM 11% - 20% SDM 1% - 10% SDM SDM sekolah
KINERJA: SDM sekolah sekolah sekolah sekolah tidak ada yang
Persentase SMK dimanfaatkan dimanfaatkan dimanfaatkan dimanfaatkan dimanfaatkan
yang SDM nya oleh oleh oleh oleh oleh
dimanfaatkan oleh stakeholders stakeholders stakeholders stakeholders stakeholders
stakeholders dalam konteks dalam konteks dalam konteks dalam konteks dalam konteks
dalam kontek kerjasama kerjasama kerjasama kerjasama kerjasama
kerja sama profesional profesional profesional profesional profesional
professional
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
SDM yang dimanfaatkan oleh stakeholders dalam konteks kerjasama profesional adalah bentuk kerjasama antar
dua lembaga sekolah dengan perusahaan/lembaga dalam membantu meningkatkan
Lakukan telaah dokumen Lakukan telaah berkembangnya kelembagaan SMK (TEFA/UP, SDM Sekolah, Perolehan
Dukungan):
1. Bukti korespondensi permintaan/permohonan bantuan SDM dari stakeholders/pihak eksternal
2. Laporan kegiatan kerjasama yang dilakukan oleh SDM sekolah dan stakeholders/pihak eksternal
50 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 4
Jumlah guru termasuk kepala sekolah yang diberdayakan atau dimanfaatkan oleh para
pemangku kepentingan atau stakeholders dalam kontek kerja sama professional
48. Aspek Berkembangnya kelembagaan SMK (TEFA/UP, SDM Sekolah, Perolehan Dukungan)
ASPEK:
Berkembangnya
kelembagaan SMK
(TEFA/UP, SDM CAPAIAN KINERJA
Sekolah, Perolehan
Dukungan)
ATRIBUT:
Dukungan pihak
5 4 3 2 1
eksternal
Definisi:
Kemitraan adalah jalinan kerjasama hubungan timbal balik, saling menguntungkan yang terjalin berdasarkan
kepedulian, kesetaraan dan kebersamaan yang sinergis antara pemerintah, masyarakat, dan dunia usaha dalam
pembangunan kesejahteraan sosial
Contoh bidang kemitraan: keamanan, kesehatan, kemasyarakatan, sosial, ekonomi, budaya, teknologi,
lingkungan hidup, dan lainnya
V. KOMPONEN IMPACT
49. Aspek Meningkatnya Kepercayaan Masyarakat Terhadap SMK
ASPEK:
Meningkatnya
Kepercayaan
CAPAIAN KINERJA
Masyarakat
Terhadap SMK
ATRIBUT:
Animo siswa
5 4 3 2 1
pendaftar
INDIKATOR Total Jumlah Total Jumlah Total Jumlah Total Jumlah Total Jumlah
KINERJA: pendaftar (calon pendaftar (calon pendaftar (calon pendaftar pendaftar
Jumlah pendaftar peserta didik) peserta didik) peserta didik) (calon peserta (calon peserta
calon peserta didik mencapai mencapai lebih mencapai lebih didik) didik) kurang
baru minimal dua kali dari total kuota dari total kuota sesuai/sama dari total kuota
lipat atau lebih yang ditetapkan yang ditetapkan dengan total yang
dari total kuota sekolah (> 50% sekolah (25% Kuota PPDB ditetapkan
yang ditetapkan dari Kuota PPDB dari Kuota PPDB yang sekolah (< dari
sekolah (> 100% sekolah) sekolah) ditetapkan Kuota PPDB
dari Kuota PPDB sekolah. sekolah)
sekolah)
Definisi:
PPDB (Penerimaan Peserta Didik Baru) merupakan kegiatan penerimaan calon peserta didik baru yang
dilaksanakan sekolah di awal tahun pelajaran.
Kuota PPDB adalah jumlah tertinggi dari pendaftar PPDB yang ditentukan oleh sekolah /pemerintah
52 A. Isilah tabel berikut berdasarkan informasi dari dokumen yang telah ditelaah pada
pertanyaan 4
Jumlah pendaftar (calon siswa) pada kegiatan PPDB (Penerimaan peserta Didik Baru) di
tahun terakhir
ASPEK:
Meningkatnya
Kepercayaan
CAPAIAN KINERJA
Masyarakat
Terhadap SMK
ATRIBUT:
Partisipasi dan
dukungan sekolah 5 4 3 2 1
terhadap masyrakat
ASPEK:
Terwujudnya
Kemandirian CAPAIAN KINERJA
Sekolah
ATRIBUT:
Unit Usaha Sekolah
(Unit Produksi,
Tefa) BLUD Badan 5 4 3 2 1
Layanan Umum
Daerah) SMK
Definisi:
Unit Usaha Sekolah adalah unit usaha yang dilakukan oleh masing-masing kompetensi keahlian sesuai dengan
karakteristik usaha dari kompetensi keahlian.
ASPEK:
Terwujudnya
Kemandirian CAPAIAN KINERJA
Sekolah
ATRIBUT:
Unit Usaha Sekolah
(Unit Produksi,
Tefa) BLUD Badan 5 4 3 2 1
Layanan Umum
Daerah) SMK
INDIKATOR Sekolah telah Sekolah telah Sekolah telah Sekolah telah Sekolah belum
KINERJA: melaksanakan melaksanakan melaksanakan melaksanakan menerapkan
Penerapan seluruh 4 (empat) 3 (tiga) 1 (satu) s.d. 2 pengelolaan
pengelolaan kegiatan kegiatan kegiatan (dua) kegiatan keuangan
sekolah berbasis pengelolaan pengelolaan pengelolaan pengelolaan berbasis BLUD
BLUD sekolah sekolah sekolah sekolah
berbasis BLUD berbasis BLUD berbasis BLUD berbasis BLUD
PETUNJUK TEKNIS PENGISIAN INSTRUMEN:
Definisi:
BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah (SKPD) atau Unit Kerja pada SKPD
di lingkungan pemerintah daerah yang dibentuk untuk memberikan pelayanan kepada masyarakat berupa
penyediaan barang dan/atau jasa yang dijual tanpa mengutamakan mencari keuntungan, dan dalam melakukan
kegiatannya didasarkan pada prinsip efisiensi dan produktivitas.
Dokumen tata kelola BLUD terdiri dari kebijakan organisasi dan tata laksana seperti struktur organisasi,
prosedur kerja, pengelolaan SDM; dan kebijakan akuntabilitas seperti sistem akuntabilitas berbasis kinerja,
penetapan tarif dan unit cost, dan sistem akuntansi dan keuangan.
Renstra Bisnis BLUD adalah dokumen perencanaan BLUD SMK yang meliputi pernyataan visi dan misi, RKJM
yang disesuaikan dengan RKJMD, indikator dan target kinerja 5 tahunan, gambaran program 5 tahuan,
pembiayaan 5 tahunan.
SPM (Standar Pelayanan Minimal) adalah acuan standar pelaksanaan BLUD SMK yang meliputi fokus pada jenis
dan mutu pelajayanan
Status BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) adalah Satuan Kerja Perangkat Daerah
(SKPD) atau Unit Kerja pada SKPD di lingkungan pemerintah daerah
Aplikasi Penjaminan Mutu SMK (APM SMK 2.1) merupakan aplikasi berbasis web yang
digunakan oleh sekolah calon Pusat Keunggulan (PK) untuk melakukan input capaian kinerja
pada masing-masing instrumen dan data turunanya. Pada APM SMK 2.1 terdiri dari tiga
tahapan proses, yang terdiri dari Sekolah, Tim Penjaminan Mutu dan Direktorat SMK, pada
masing-masing tahapan melakukan proses sebagaimana yang sudah diatur meknismenya mulai
dari proses input data instrumen, verifikasi dan validasi oleh Tim Penjaminan Mutu SMK hingga
pada tahap akhir adalah hasil rapor mutu sekolah Pusat Keunggulan (PK) yang sudah disahkan
oleh Diretktorat SMK. APM SMK 2.1 dapat diakses melalui halaman
http://penjaminanmutu.ditpsmk.net dengan username dan password menggunakan NPSN
sekolah
Gambar 3.2. Alur Proses Bisnis Aplikasi Penjaminan Mutu SMK (APM SMK 2.1)
1. Pengisian instrumen oleh sekolah, dilakukan tim sekolah bersama dengan
Pengawas Pembina yang melakukan tinjauan dan verifikasi terhadap pengisian
instrumen yang terdiri dari 5 (lima) komponen, yaitu komponen input, proses,
output, outcome dan impact
2. Hitung rapor mutu, Sekolah dapat menghitung rapor mutu jika sudah melakukan
pengisin instrumen pada seluruh aspek komponen
3. Cetak pakta integritas oleh sekolah, Sekolah dapat mencetak pakta integritas jika
Sudah menghitung rapor mutu sekolah
4. Kirim Rapor Mutu Sekolah, Proses pengiriman capaian kinerja sekolah yang
meliputi lima komponen penjaminan mutu yaitu komponen input, process, output,
outcome, dan impact
5. Verifikasi dan validasi isian instrumen sekolah, proses verifikasi dan validasi isian
instrumen sekolah oleh Tim Penjaminanan Mutu Sekolah berdasarkan pada
dokumen isian instrumen yang sudah dilakukan sekolah
6. Laporan hasil verifikasi dan validasi, dilakukan oleh Tim Penjaminanan Mutu
Sekolah setelah melakukan Verifikasi dan validasi instrumen sekolah
7. Laporan hasil supervisi, dilakukan oleh Tim Penjaminanan Mutu Sekolah setelah
Tim Penjaminanan Mutu Sekolah melaporkan Verifikasi dan validasi instrumen
sekolah
8. Proses validasi laporan hasil verifikasi dan validasi dilakukan Direktorat SMK
setelah proses laporan hasil supervisi oleh Tim Penjaminanan Mutu dilakukan
9. Pengesahan hasil, Proses pengesahan rapor mutu sekolah dapat dilakukan setelah
seluruh mekanisme dilakukan dan terpenuhi dengan diterbitkannya surat
keputusan pengesahan oleh pimpinan atau pencetakan sertifikat
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 98
c. Login Sekolah
Login sekolah pada Aplikasi Penjaminan Mutu SMK (APM SMK 2.1) menggunakan
username NPSN dan password NPSN Sekolah, adapun tahapan yang dilakukan oleh
sekolah adalah:
a. Login pada laman http://penjaminanmutu.ditpsmk.net, kemudian melakukan login
dengan username NPSN dan password NPSN
b. Proses pengisian instrumen
c. Melakukan perhitungan rapor mutu
d. Mencetak pakta integritas
e. Kirim rapor mutu sekolah
BAB IV
RAPOR MUTU DAN AFIRMASI
A. Rapor Mutu
Rapor mutu pendidikan merupakan potret kondisi sekolah berdasarkan capaian kinerja sekolah
selama satu tahun berdasarkan enam kriteria: Rapor Mutu Sekolah, Rapor Ketercapaian 8 SNP,
Pelaksanaan Merdeka Belajar Link & Super Match 8 + i, Kontribusi SMK terhadap Balance Score
Card (BSC) Rapor Pendidikan, Kontribusi SMK terhadap Renstra Ditjen Vokasi dan Leveling
proses transformasi vokasi SMK.
Aplikasi Penjaminan Mutu SMK selanjutnya disebut APMSMK disiapkan oleh Direktorat SMK
untuk menjaring dan mengolah data capain kinerja di masing-masing sekolah. Hasil pengolahan
data capaian kinerja tersebut akan dituangkan dalam rapor mutu SMK. Pengisian data (input
data) ke dalam aplikasi APMSMK dilakukan oleh sekolah didampingi oleh pengawas pembina
untuk memverifikasi kebenaran data. Sebagai bentuk pertanggung jawaban dari sekolah dan
pengawas pembina terhadap kebenaran data yang diisikan tersebut, maka kepala sekolah dan
pengawas pembina menandatangani pakta integritas. Format Pakta Integritas dapat di unduh
melalui APMSMK.
Hasil pengisian instrumen APMSMK dapat dicetak oleh sekolah dalam bentuk raport mutu.
Raport mutu yang dihasilkan merupakan gambaran sementara profil mutu capaian kinerja
sekolah. Raport mutu sementara yang dihasilkan akan diverifikasi secara langsung di sekolah
(lapangan) oleh Tim Penjaminan Mutu Direktorat SMK atau pemangku kepentingan terkait.
Hasil verifikasi (temuan dilapangan) akan diinputkan ke dalam sistem APMSMK. Pengolahan
data tersebut akan menghasilkan Rapor Mutu yang ditetapkan oleh Direktorat SMK sebagai
Raport Mutu SMK (Raport Mutu Final).
Rapor ini memetakan kondisi capaian sekolah yang meliputi lima komponen penjaminan mutu
yaitu komponen input, process, output, outcome, dan impact. Dari rapor mutu sekolah dapat
diketahui mutu pendidikan yang telah dicapai. Rapor mutu pendidikan adalah bukti penting
dalam proses penjaminan mutu pendidikan. Rapor mutu merupakan hasil proses pengolahan
data indikator capaian kinerja yang dihasilkan melalui pengisian instrumen Aplikasi Penjaminan
Mutu SMK (APMSMK).
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 101
Rapor ini memetakan kondisi capaian sekolah berdasarkan 8 Standar Pendidikan Nasional;
Standar Kompetensi Lulusan, Standar Isi, Standar Proses, Standar Penilaian, Standar PTK,
Standar Sarana prasarana, Standar Pengelolaan dan Standar Pembiayaan. Data rapor ini diambil
dari isian input, process, output, outcome, dan impact (gambar 4.1) yang sudah dipetakan
berdasarkan 8 Standar Pendidikan Nasional.
Gambar 4.1. Tinjauan APM SMK Terhadap Standar Nasional Pendidikan (8 SNP)
Pencapaian SNP dihitung dengan merata-ratakan skor seluruh instrumen dalam masing-masing
standar, dibagi skor maksimal dan dikalikan 100%. Hasil pengitungan akan ditampilkan dalam
bentuk grafik batang dan jarring laba-laba. Selain itu, nilai persentase pencapaian untuk
masing-masing SNP dan persentase pencapaian 8 SNP secara keseluruhan akan ditampilkan.
Rapor ini memotret pelaksanaan Merdeka Belajar Link dan Super Match 8 + i; melakukan
penyusunan kurikulum bersama industri, melaksanakan pembelajaran berbasis projek riil dari
dunia kerja (PJBL), adanya guru dan instruktur dari dunia industri yang membantu proses
pembelajaran di SMK, melakukan praktek kerja lapangan di industri, mempunyai sertifikasi
kompetensi yang sesuai dengan standar dan kebutuhan dunia kerja, update tekhnologi dan
pelatihan guru secara rutin dari dunia kerja, riset terapan mendukung teaching factory,
komitmen serapan dari dunia industri terhadap lulusan SMK serta adanya bantuan beasiswa,
pendanaan ataupun donasi peralatan dari dunia industri.
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 102
Gambar 4.2. Tinjauan APM SMK terhadap konsep Merdeka Belajar “8+i Link and Super Match”
Pencapaian 8+i dihitung dengan merata-ratakan skor seluruh instrumen dalam masing-masing
komponen, dibagi skor maksimal dan dikalikan 100%. Hasil penghitungan akan ditampilkan
dalam bentuk grafik batang dan jaring laba-laba. Hasil juga akan memperlihatkan persentase
pencapaian setiap komponen dari 9 komponen (8 + i) dan persentase pencapaiannya secara
keseluruhan.
Rapor Pendidikan merupakan sistem penilaian kinerja institusi Pendidikan ditingkat nasional,
propinsi dan satuan Pendidikan. Sistem ini dibuat untuk membantu institusi Pendidikan dalam
menentukan prioritas kerja.
Rapor satuan pendidikan adalah laporan kinerja satuan pendidikan yang diolah dari berbagai
sumber data yang objektif dan dipergunakan sebagai dasar penilaian dan dasar akreditasi baik
secara otomatis maupun kunjungan berdasarkan kriteria tertentu.
Rapor pendidikan daerah adalah laporan kinerja daerah di sektor pendidikan yang diolah dari
berbagai sumber yang objektif dan digunakan sebagai dasar penilaian dan dasar evaluasi
pemenuhan Standar Pelayanan Minimal (SPM) di daerah.
Rapor Pendidikan ini mempunyai lima dimensi: 1) Mutu dan relevansi hasil belajar, 2)
Pemerataan pendidikan yang bermutu, 3) Kompetensi dan Kinerja GTK, 4) Mutu dan Relevansi
Pembelajaran, 5) Pengelolaan sekolah yang Partisipatif, Transparan, dan Akuntabel. Pada
tingkat Kementrian, Data Rapor Pendidikan ini diambil dari berbagai macam sumber
diantaranya; Asesmen Nasional (AKM, survey karakter, dan survey lingkungan belajar), Dapodik,
Platform guru dan kepala satuan Pendidikan, Tracer Study SMK, Aplikasi Kemenag (EMIS dan
SIMPATIKA), Survey BPS dan Data lain yang sesuai.
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 103
Dalam Instrumen Penjaminan mutu SMK 2.1 terdapat beberapa pertanyaan yang terkait
dengan dimensi-dimensi scorecard. Hal ini memungkinkan untuk bisa melihat kontribusi SMK
pada tingkat Direktorat dan satuan Pendidikan.
Gambar. 4.4. Tinjauan Apm Smk Terhadap Balance Score Card Rapor Pendidikan
Data turunan dari setiap instrumen yang terkait dengan BSC akan disampaikan dalam rapor
kontribusi sekolah terhadap ketercapaian score card Ditjen Diksi, sesuai dengan Dimensinya.
Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 22 Tahun 2020
Tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan Dan Kebudayaan Tahun 2020-2024 Pasal 2,
Ayat 1 menyatakan bahwa “Renstra Kemendikbud digunakan sebagai pedoman bagi Unit
Eselon I, Unit Eselon II, Perguruan Tinggi Negeri, dan Unit Pelaksana Teknis di lingkungan
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 104
Kemendikbud dalam melakukan: a.penyusunan Renstra Unit Eselon I, Renstra Unit Eselon II,
Renstra PTN, dan Renstra UPT; b. penyusunan Renja Kemendikbud; c. penyusunan rencana
kerja anggaran; d. pengendalian pelaksanaan program, kegiatan dan anggaran; dan e.
penyelenggaraan sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah.
Dengan acuan ini, Direktorat Jendral Pendidikan Vokasi kemudian menyusun Rencana
Strategis 2020-2024 untuk menggambarkan ukuran dapat terlaksananya misi dan tercapainya
Visi Kemendibud-Ristek.
Untuk dua tujuan strategi tersebut, Direktorat SMK akan berkontribusi pada masing-masing
indikatornya yaitu:
Dalam rangka merealisasikan Sasaran Strategis (SS) yang telah dirumuskan oleh Bappenas,
Ditjen Pendidikan Vokasi merumuskan Lima Sasaran Program dan Indikator Kinerja Program
tahun 2020-2024, untuk menggambarkan ukuran terlaksananya misi dan tercapainya visi
Kementerian. Dua dari lima Sasaran Program tersebut berhubungan langung dengan kerja
Direktorat SMK.
Dalam Sasaran Program dan Indikator kinerja Program Direktorat Jenderal Pendidikan Vokasi di
lingkungan Kemendikbud-Ristek tahun 2020-2024, Direktorat SMK mempunyai tugas untuk
memenuhi hal berikut:
Gambar. 4.5. Tinjauan APM SMK Terhadap Renstra Kemendikbud dan Ditjen Diksi
Berdasarkan Rencana Strategis Direktorat Jendral Vokasi yang mengacu kepada Rencana
Strategi Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan dapat disimpulkan bawah dari 20 Indikator
Kinerja pada level Sasaran Program terdapat 9 Indikator yang akan dipenuhi oleh Direktorat
SMK.
SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) merupakan program pengembangan SMK dengan
kompetensi keahlian tertentu dalam peningkatan kualitas dan kinerja, yang diperkuat melalui
kemitraan dan penyelarasan dengan dunia usaha, dunia industri, dunia kerja, yang akhirnya
menjadi SMK rujukan yang dapat berfungsi sebagai sekolah penggerak dan pusat peningkatan
kualitas dan kinerja SMK lainnya.
SMK Pusat Keunggulan (SMK PK) adalah SMK yang mampu menghasilkan lulusan yang
kompeten pada kompetensi keahlian tertentu dan terserap di dunia usaha, dunia industri, dan
dunia kerja serta dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan tinggi, melalui program
penyelarasan pendidikan vokasi secara sistematik dan menyeluruh dengan dunia usaha, dunia
industri, dan dunia kerja serta berfungsi sebagai pusat keunggulan, peningkatan kualitas dan
rujukan bagi SMK lainnya.
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 106
Kegiatan pelaksanaan SMK Pusat Keunggulan ini berdasarkan kepada Keputusan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 17/M/2021 Tentang Penyelenggaraan SMK Pusat
Keunggulan.
APM 2.1 akan melakukan pengukuran transformasi SMK Pusat Keunggulan berdasarkan pada
gambar berikut:
Tahapan Proses Transformasi ini digunakan sebagai acuan dalam pengembangan SMK Pusat
Keunggulan. Program SMK Pusat Keunggulan akan mengakselerasi sekolah untuk bergerak 1-2
tahap lebih maju dalam waktu 3 tahun ajaran.
Hasil rapor mutu pendidikan yang berisi identifikasi dan evaluasi kelebihan maupun
kekurangan sekolah dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan peningkatan mutu
pendidikan sekolah pada tahap berikutnya. Peningkatan mutu pendidikan sekolah secara
tidak langsung akan mempengaruhi ketercapaian sekolah dalam memenuhi delapan
Standar Nasional Pendidikan. Peningkatan mutu pendidikan yang dilakukan oleh SMK
melalui penjaminan mutu pendidikan akan memberikan dampak yang signifikan dalam
pencapaian Renstra Kemdikbud-Ristek Tahun 2020 – 2024.
Rapor mutu pendidikan tidak hanya bermanfaat untuk perencanaan program SMK, tapi
juga bermanfaat untuk menunjang berbagai program bantuan pemerintah dalam bentuk
BOS. Selain itu juga dapat digunakan sebagai pedoman analisis dalam penyusunan program
sekolah.
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 107
Rapor mutu pendidikan sekolah yang dihasilkan oleh APMSMK dan dilakukan secara
kontinyu setiap tahun merupakan laporan resmi sekolah. Dokumen rapor mutu memuat
nilai capaian mutu kinerja yang dapat dijadikan sebagai laporan dan bentuk
pertanggungjawaban sekolah kepada pihak yang berkepentingan, antara lain: Kemdikbud-
Ristek, Dinas Pendidikan, Masyarakat, dan IDUKA.
Hasil rapor mutu SMK akan menampilkan capaian kinerja lima komponen yang dapat di
deskripsikan melalui gambar.
Outcome
5%
Proces
Impact
35%
5%
Input
25%
Gambar 4.1. memperlihatkan rapor mutu sekolah dengan hasil yang sangat baik (ideal). Hal ini
menujukkan bahwa capaian bobot maksimal untuk input 25%, Proces 35%, output 30%,
outcome 5%, dan impact 5%, sebagaimana telah dijelaskan pada Bab III.
Sekolah akan memperoleh grafik rapor sesuai dengan data yang dimasukkan ke dalam
APMSMK. Berdasarkan grafik tersebut sekolah dapat mengetahui kelebihan dan
kekurangannya.
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 108
Pencapaian SNP dihitung dengan merata-ratakan skor seluruh instrumen dalam masing-masing
standar, dibagi skor maksimal dan dikalikan 100%. Hasil pengitungan akan ditampilkan dalam
bentuk grafik batang dan jaring laba-laba. Selain itu, nilai persentase pencapaian untuk masing-
masing SNP dan persentase pencapaian 8 SNP secara keseluruhan juga akan ditampilkan.
Pencapaian 8+i dihitung dengan merata-ratakan skor seluruh instrumen dalam masing-masing
komponen, dibagi skor maksimal dan dikalikan 100%. Hasil penghitungan akan ditampilkan
dalam berbentuk grafik batang dan jaring laba-laba. Hasil juga akan memperlihatkan persentase
pencapaian setiap komponen dari 9 komponen (8 + i) dan persentase pencapaian komponen
8+i secara keseluruhan.
Gambar 4.10. Contoh Hasil belajar Link & Super Match 8+i
Data turunan dari setiap instrumen yang terkait dengan BSC akan disampaikan dalam rapor
kontribusi sekolah terhadap ketercapaian score card Ditjen Vokasi, sesuai Dimensi.
Data dihitung berdasarkan isian setiap instrumen yang berkaitan dengan masing-masing
dimensi. Acuan penghitungan berdasarkan pada Pohon Indikator BSC.
Gambar 4.11. Contoh hasil Kontribusi SMK terhadap Balance Score Card (BSC)
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 110
Dalam tabel terlihat kolom hasil perhitungan. Kolom ini akan menunjukan berdasarkan satuan
yang ada dalam pertanyaan Indikator level 2 dari Balance Scorecard.
Data turunan dari setiap instrumen akan disampaikan dalam rapor kontribusi sekolah terhadap
ketercapaian target RENSTRA Kemendikbud-Ristek, khususnya Ditjen Vokasi. Data dihitung
berdasar isian instrumen yang berkaitan dengan masing-masing dimensi. Acuan penghitungan
berdasarkan pada dokumen Rencana Strategis Ditjen Vokasi 2020-2024.
Contoh Kontribusi SMK terhadap Renstra Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan
Teknologi dan Renstra Ditjen Vokasi disajikan pada gambar 4.12.
Kolom hasil aplikasi menampilkan hasil kalkulasi data berdasarkan isian sekolah dalam
instrumen. Hasil perhitungan aplikasi menunjukan berapa besar kontribusi masing-masing SMK
terhadap indikator kinerja Ditjen Vokasi.
Rencana pemenuhan mutu merupakan aktivitas yang dilaksanakan setelah tim verifikator
menginput hasil verifikasi dan menghasilkan rapor mutu final (Raport Mutu Pendidikan SMK).
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 111
Langkah selanjutnya yang dilakukan oleh sekolah dalam rangka pemenuhan mutu adalah
sebagai berikut:
1) SMK Pusat Keunggulan.
SMK Pusat Keunggulan melakukan langkah-langkah pemenuhan mutu melalui tahapan
sebagai berikut:
- Mendapatkan pendampingan dari Direktorat terkait rencana pemenuhan mutu sesuai
dengan standar yang di tetapkan.
- Menyusun rencana pemenuhan mutu.
- Melaksanakan rencana pemenuhan mutu.
- Melaporkan hasil pelaksanaan pemenuhan mutu kepada Direktorat.
Untuk menjamin data yang dimasukan ke dalam system merupakan data yang valid, Direktorat
SMK melakukan empat kali kontrol kualitas data penjaminan mutu yang melibatkan unsur
Kepala Sekolah dan tim pengawas sekolah dan tim penjaminan mutu direktorat SMK.
Penjaminan kuliatas data ini akan dilakukan secara langsung dengan melihat dokumen yang
disediakan sebagai bukti validitas data. Selain itu, ke-otentikan data yang dimasukan juga akan
ditunjukan dengan penadatanganan Pakta Integritas dan hasil verifikasi lapangan.
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 112
Gambar 4.12. Kontrol Kulitas (Quality Control) Penjaminan Mutu APM 2.1
Hasil kontrol kualitas menjadi pertimbangan dasar untuk finalisasi hasil penjaminan mutu.
Tujuan Fasilitasi pemenuhan mutu adalah memberikan pendampingan secara lengkap pada
SMK. Fasilitasi dilaksanakan oleh Direktorat SMK serta pemangku kepentingan lain terkait
dalam bentuk Workshop atau kegiatan lain. Pihak yang dilibatkan antara lain:
1) SMK
2) Dinas Pendidikan
3) BBPPMPV dan BPPMPV
4) Dunia Kerja dan Dunia Industri (DUDIKA)
Dalam pelaksanaan fasilitasi, SMK akan mendapatkan materi pendampingan terkait hal-hal
sebagai berikut:
a. Memberi arahan kepada SMK untuk menyusun skala prioritas permasalahan yang akan
diselesaikan.
b. Memfasilitasi SMK dalam merencanakan program dan kegiatan yang relevan untuk
penyelesaian permasalahan.
c. Memfasilitasi SMK dalam menentukan indikator keberhasilan program dan kegiatan
yang direncanakan.
d. Memfasilitasi SMK dalam menetapkan target output setiap program dan kegiatan yang
direncanakan.
e. Memfasilitasi SMK dalam mengidentifikasi penanggung jawab, sasaran dan pihak yang
terlibat dalam setiap kegiatan.
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 113
f. Memfasilitasi SMK dalam melakukan kajian terkait pemanfaatan bantuan anggaran SMK
CoE yang diberikan.
g. Memfasilitasi SMK dalam penyusunan laporan.
Proses pemenuhan mutu didampingi oleh tim penjaminan mutu Direktorat SMK dan atau
pemangku kepentingan terkait. Tim melakukan pendampingan sekolah sehingga data yang
diisikan didukung dengan bukti (dokumen). Dengan langkah ini diharapkan akan terjaga
kualitas dan validitas data sehingga sesuai dengan situasi dan kondisi sekolah.
Pedoman Penjaminan Mutu Sekolah Menengah Kejuruan 114
BAB V
PENUTUP
Penjaminan Mutu SMK dilakukan dalam rangka mengembangkan Budaya Mutu di SMK.
Penjaminan Mutu SMK wajib dilakukan oleh semua SMK. Pihak-pihak yang berkepentingan
(stakeholders) terhadap SMK diharapkan dapat berpikir, bersikap, dan bertindak berdasarkan
data dan situasi nyata sekolah.
Buku Pendoman Penjaminan Mutu ini diharapkan dapat memberikan panduan dalam
mengimplementasikan Penjaminan Mutu di SMK. Implementasi Penjaminan Mutu di SMK harus
terus didorong melalui siklus PDCA yang meliputi komponen input, process, output, outcome,
impact secara berkelanjutan. Siklus PDCA menjadi dasar dalam melihat rapor mutu SMK dari
perspectif 8 SNP, pelaksanaan Link & Super Match 8 + i, konstribusi SMK terhadap Balance
Score Card (BSC), konstribusi SMK terhadap Renstra Kementrian Pendidikan, Kebudayaan dan
Riset dan Teknologi dan Renstra Direkorat Jendral Dirjen Vokasi. Secara khusus, rapor mutu
SMK juga dapat melihat tingkat atau level SMK Pusat Keunggulan.
Pada akhirnya, siklus PDCA ini akan menciptakan dan mengembangkan Budaya Mutu di SMK
serta memberikan informasi pada para pemangku kepentingan ditingkat sekolah, propinsi dan
pusat untuk membuat keputusan yang tepat agar kualitas SMK di Indonesia menjadi selalu lebih
baik pada setiap waktu.