Anda di halaman 1dari 46

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi
ke desentralisasi, mendorong terjadinya perubahan dan pembaruan pada
beberapa aspek pendidikan, termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini
kurikulum sekolah Dasar pun menjadi perhatian dan pemikiran-
pemikiran baru, sehingga, mengalami perubahan-perubahan kebijakan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-undang Nomor 20 tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan bahwa
kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan
dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah, dan peserta didik dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional Pendidikan
pasa 1 ayat 20 “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah Kurikulum
operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan
pendidikan.”Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu dikembangkan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( selanjutnya disingkat KTSP).
KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan amanat
Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa
Kurikulum Satuan Pendidikan pada jenjang pendidikan dasar dan
mengacu pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta
berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional Pendidikan.
KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur
dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan,
dan silabus.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN Lambangsari
02 dikembangkan dengan mengintegrasikan Kurikulum 2013 merupakan
sebuah kurikulum yang mengutamakan pemahaman, skill, dan
pendidikan berkarakter, di mana siswa dituntut untuk paham atas materi,
mengutamakan pendidikan moral agar memiliki sopan santun, disiplin
yang tinggi serta peduli lingkungan.
Masalah moral dan peduli lingkungan menjadi penting dalam
penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN
Lambangsari 02 karena pendidikan moral dan budaya peduli lingkungan
merupakan masalah yang sangat banyak meminta perhatian berbagai
pihak sekarang ini, terutama bagi para pendidik, ulama, pemuka
masyarakat, dan para orang tua. Proses demoralisasi terjadi dan terus
berlangsung di tengah kehidupan masyarakat kita. Proses demoralisasi
ditandai oleh semakin meningkatnya perilaku yang menyimpang dari
norma-norma etika, sosial, hukum, dan agama. Nilai-nilai luhur
kesopansantunan, rasa kasih sayang terhadap sesama dan rasa hormat
terhadap orang tua atau guru mulai memudar. Hal ini mengindikasikan
bahwa pendidikan belum secara optimal memainkan peran dalam
pembangunan karakter.
Kurikulum 2013 yang berbasis kompetensi yang mencakup
kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara terpadu
menggantikan Kurikulum 2006. KTSP SDN lambangsari 02 tahun
pelajaran 2020/2021 yang mengadopsi Kurikulum 2013 sesuai dengan
(Rencana Aksi Nasional 2013, Kemdiknas 2010 – 2014). Kurikulum ini
disusun oleh tim penyusun yang terdiri atas unsur sekolah dan komite
sekolah di bawah koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan Kabupaten
Bekasi serta dengan bimbingan narasumber ahli pendidikan dan
pembelajaran dari pembina/pengawas Kecamatan Tambun Selatan.

B.Acuan Konseptual
Dalam pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP
Buku I) SDN Lambangsari 02 mengacu pada acuan konseptual berikut
ini:
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia. Iman, takwa, dan
akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta didik
secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat
meningkatkan iman, takwa, dan akhlak mulia.
2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama, kurikulum dikembangkan
untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan kerukunan
antarumat beragama.
3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan, kurikulum diarahkan
Panduan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan 5
untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik
yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan
kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum
harus menumbuh kembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta

2
persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah
NKRI.
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan
Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik, pendidikan
merupakan proses holistik/sistemik dan sistematik untuk
meningkatkan harkat dan martabat manusia yang memungkinkan
potensi diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan) berkembang
secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan
memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan
kecerdasan; intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik
peserta didik.
5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu,
kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan
kesetaraan warga negara memperoleh pendidikan bermutu.
6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan, kompetensi peserta didik yang
diperlukan antara lain berpikir kritis dan membuat keputusan,
memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang keilmuan,
berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi,
menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola
keuangan, kesehatan, dan tanggung jawab warga negara.
7. Tuntutan Dunia Kerja, kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung
tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang berjiwa
kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu,
kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan
hidup untuk membekali peserta didik dalam melanjutkan studi
dan/atau memasuki dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada
satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan
ke jenjang yang lebih tinggi.
8. Perkembangan Iptek, pendidikan perlu mengantisipasi dampak global
yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana Iptek
Panduan Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan sangat
berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus
menerus melakukan penyesuaian terhadap perkembangan Ipteks
sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh
karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Iptek.
9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan, daerah
memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang

3
sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari.
Oleh karena itu, kurikulum perlu memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah dan lingkungan.
10.Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional, dalam era otonomi dan
desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan
pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi
masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk
itu, kurikulum perlu memperhatikan keseimbangan antara kepentingan
daerah dan nasional.
11.Dinamika Perkembangan Global, kurikulum dikembangkan untuk
meningkatkan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang
sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan
antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri
dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan bangsa lain.
12.Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat, kurikulum
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuh
kembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya dari daerah
dan bangsa lain.
13.Karakteristik Satuan Pendidikan, kurikulum dikembangkan sesuai
dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan.

C. Landasan Pengembangan Kurikulum


a. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum
menentukan kualitas peserta didik yang akan dicapai kurikulum,
sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta
didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan
masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.  
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik
menjadi manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan
pendidikan nasional.  
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat
digunakan secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang
dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal

4
tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi
sebagai berikut.
1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun
kehidupan bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan
ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan
budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk
membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar
bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan
selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung
makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan
demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi
tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan
masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai
kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan
masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan
kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang
yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa
masa kini.
2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif.
Menurut pandangan filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai
bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus
termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta
didik.  Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan
potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan
kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap
apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan
budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa
budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis
serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan
kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik,
Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya
tersebut  dipelajari untuk  menimbulkan rasa bangga,
diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,
dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam
kehidupan berbangsa masa kini.

5
3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan
intelektual dan kecemerlangan akademik melalui pendidikan
disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum
adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran
disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin
ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan
intelektual dan kecemerlangan akademik.
4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa
depan yang lebih baik dari masa lalu dengan berbagai
kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(experimentalism and social reconstructivism). Dengan filosofi
ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi
peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi
penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk
membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, KTSP SDN Lambangsari 02 tahun pelajaran
2020/2021 menggunakan filosofi Kurikulum 2013 sebagaimana di
atas dalam mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam
beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai
dimensi inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan
diperlukan masyarakat, bangsa dan ummat manusia.
 
b. Landasan Yuridis
Adapun Landasan Yuridis KTSP SDN Lambangsari 02 tahun
pelajaran 2020/2021 adalah Sebagai Berikut :
1. Undang-undang No. 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional.
2. PP Nomor 19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan.

3. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Nomor 02 Tahun 2009 Tentang Pedoman Pelaksanaan Program
Adiwiyata.

4. 18. Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup


Nomor 01 Tahun 2009 Tentang Program Adipura.

6
5. PP Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan PP
Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005
6. Rencana Aksi Nasional (RAN) 2013 Kementerian Pendidikan
Nasional Tahun 2010– 2014;
7. PP Nomor 23 tahun 2014 tentang Perubahan
Standar Nasional Pendidikan
8. Permendikbud Nomor 61 tahun 2014 tentang
Kerangka Dasar Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
9. Permendikbud No 71 tahun 2014 tentang Buku
Teks Pelajaran Layak
10. PP Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan
Kedua Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 1 ayat 20.
11. Permendikbud Nomor 20 tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan.
12. Permendikbud Nomor 21 tahun 2016 tentang
Standar Isi
13. Permendikbud Nomor 22 tahun 2016 tentang
Standar Proses
14. Permendikbud Nomor 23 tahun 2016 tentang
Standar Penilaian
15. Permendikbud Nomor 24 tahun 2016 tentang KI
dan KD

D. Tujuan Pengembangan Kurikulum


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan mengacu pada standar
nasional pendidikan untuk mewujudkan tujuan pendidikan nasional.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) SDN Lambangsari 02
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan
pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik dengan memperhatikan:
a. peningkatan iman dan takwa;
b. peningkatan akhlak mulia;
c. peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d. keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e. tuntutan pembangunan daerah dan nasional
f. tuntutan dunia kerja;
g. perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
h. agama;
i. kesetaraan jender;
j. dinamika perkembangan global; dan

7
k. persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.
Berdasarkan hal tersebut maka tujuan pengembangan KTSP SDN
Lambangsari o2 bertujuan sebagai berikut :
1. Membentuk peserta didik menjadi manusia yang beriman dan bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berakhlak mulia.
2. Meningkatkan kesadaran dan wawasan peserta didik akan status, hak,
dan kewajiban dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta meningkatkan kualitas dirinya sebagai manusia.
3. Mengenal, menyikapi, dan mengapresiasi ilmu pengetahuan dan
teknologi serta menanamkan kebiasaan berpikir dan berperilaku
ilmiah yang kritis, kreatif, dan mandiri.
4. Meningkatkan sensitivitas, kemampuan mengekspresikan, dan
kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
5. Meningkatkan potensi fisik serta menanamkan sportivitas dan
kesadaran hidup sehat.

E. Prinsip Pengembangan Kurikulum


Prinsip pengembangan KTSP:
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya pada masa kini dan yang akan
datang. Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta
didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya
agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan
Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan
pada masa kini dan yang akan datang. Memiliki posisi sentral berarti
bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat pada peserta didik.
2. Belajar sepanjang hayat, kurikulum diarahkan pada proses
pengembangan, pembudayaan, dan pemberdayaan kemampuan
peserta didik untuk belajar sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan
lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.
3. Menyeluruh dan berkesinambungan, substansi kurikulum mencakup
keseluruhan dimensi kompetensi (sikap, pengetahuan, dan
keterampilan) bidang kajian keilmuan dan mata pelajaran yang

8
direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antar jenjang
pendidikan.

BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Tujuan Pendidikan

Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik


agar menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. 

Tujuan Pendidikan Dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan,


pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

B. Visi Sekolah
Unggul dalam prestasi, berakhlakul karimah, berkarakter, dan cinta
lingkungan.

C. Misi Sekolah
1. Melaksanakan proses pembelajaran yang aktif,
inovatif, kreatif, efektif dan menyenangkan (PAIKEM).
2. Mengembangkan pendidikan agama di sekolah baik secara teori maupun
praktek agar siswa mampu menerapkannya dalam kehidupan sehari-hari
sehingga tercipta generasi yang berakhlakul karimah.
3. Mengembangkan kompetensi guru untuk menguasai IT sesuai
perkembangan zaman dan menerapkannya dalam pembelajaran.
4. Menumbuhkan semangat keunggulan secara intensif kepada seluruh
warga sekolah.
5. Mendorong ke arah pertumbuhan, perubahan, dan pembaharuan dalam
bidang kecintaan pada lingkungan agar tercipta jiwa-jiwa yang
berbudaya lingkungan minimal menjaga kebersihannya.

9
6. Meningkatkan disiplin guru dan seluruh peserta didik dalam segala
bidang kegiatan sehingga memiliki karakter religius, nasionalis, mandiri,
integritas, dan gotong royong.
7. Mengembangkan kegiatan ekstrakurikuler berbasis keunggulan lokal dan
global.

D. Tujuan Sekolah
Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar,
tujuan sekolah dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai
berikut :
1. Tercapainya prestasi akademik dan non akademik siswa melalui berbagai
program kurikuler, intrakurikuler dan ekstrakurikuler sesuai bakat dan minat
siswa.
2. Terwujudnya sikap perilaku disiplin, rajin dan taat menjalankan ibadah
sesuai tuntunan agama yang dianut dalam praktek kehidupan sehari-hari
sehingga terbangun insan yang beriman dan bertakwa serta berakhlak mulia.
3. Terbentuknya karakter religius, nasionalis, mandiri, integritas, dan gotong
royong yang tercermin dalam kegiatan sehari-hari.
4. Memiliki lingkungan sekolah yang kondusif dalam pelaksanaan Kegiatan
Belajar Mengajar (KBM) sesuai kriteria 7K (Keamanan, Ketertiban,
Kebersihan, Keindahan, Kekeluargaan, Kenyamanan, Kerindangan)
5. Mampu meraih minimal satu kejuaraan dan berbagai event lomba, baik
akademik maupun non akademik di tingkat gugus, kecamatan atau
kabupaten.
6. Mampu memanfaatkan IT secara bijak dan positif sesuai perkembangan
zaman dalam kegiatan pembelajaran.

10
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum
Mata pelajaran adalah unit organisasi Kompetensi Dasar yang terkecil.
Untuk kurikulum SDN Lambangsari 02 organisasi Kompetensi Dasar
kurikulum dilakukan melalui pendekatan terintegrasi (integrated curriculum).
Berdasarkan pendekatan ini maka terjadi reorganisasi Kompetensi Dasar mata
pelajaran yang mengintegrasikan konten mata pelajaran IPA dan IPS di kelas
I, II, dan III ke dalam mata pelajaran Pendidikan Agama dan Budi Pekerti,
PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, serta Pendidikan Jasmani, Olahraga
dan Kesehatan. Dengan pendekatan ini maka struktur Kurikulum SDN
Lambangsari 02 untuk kelas I, II, dan III menjadi lebih sederhana karena
jumlah mata pelajaran berkurang. Sedangkan untuk kelas tinggi yaitu kelas
IV, V, dan VI, Matematika dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan
menjadi mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum
dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum,
distribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar
untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap peserta didik.
Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian
konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem
pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan
untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan
pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam
pelajaran per semester. Struktur kurikulum adalah juga gambaran mengenai
penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang peserta didik dalam
menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam
struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar
seorang peserta didik yaitu apakah mereka harus menyelesaikan seluruh mata

11
pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk menentukan berbagai pilihan. Struktur
kurikulum terdiri atas sejumlah mata pelajaran, dan beban belajar.

Tabel 1
Sturktur Kurikulum

Alokasi Waktu Belajar


Perminggu
No Mata Pelajaran
I II III IV V VI

Kelompok A

1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4


Pendidikan Pancasila dan
2 5 5 6 5 5 5
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7

4 Matematika 5 6 6 6 6 6

5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3

6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3

Kelompok B

1 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4


Pendidikan Jasmani Olahraga dan
2 4 4 4 4 4 4
Kesehatan
3 Bahasa Daerah 2 2 2 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Perminggu 32 34 36 38 38 38

Prinsip pengintegrasian IPA dan IPS di kelas I, II, dan III di atas dapat
diterapkan dalam pengintegrasian muatan lokal. Kompetensi Dasar muatan
lokal yang berkenaan dengan seni, budaya dan keterampilan, serta bahasa

12
daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya.
Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta
permainan daerah diintegrasikan ke dalam mata pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan.
Selain melalui penyederhanaan jumlah mata pelajaran,
penyederhanaan dilakukan juga terhadap Kompetensi Dasar setiap mata
pelajaran. Penyederhanaan dilakukan dengan menghilangkan Kompetensi
Dasar yang tumpang tindih dalam satu mata pelajaran dan antarmata pelajaran,
serta Kompetensi Dasar yang dianggap tidak sesuai dengan usia
perkembangan psikologis peserta didik.
Di kelas IV, V, dan VI nama mata pelajaran IPA dan IPS tercantum
dan memiliki Kompetensi Dasar masing–masing. Untuk proses pembelajaran
Kompetensi Dasar IPA dan IPS, sebagaimana Kompetensi Dasar mata
pelajaran lain, diintegrasikan ke dalam berbagai tema. Oleh karena itu, proses
pembelajaran semua Kompetensi Dasar dari semua mata pelajaran terintegrasi
dalam berbagai tema, kecuali Matematika menjadi muatan pelajaran yang
berdiri sendiri.
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya dapat memuat Bahasa
Daerah. Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam
struktur kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SDN
Lambangsari 02 antara lain Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan
Palang Merah Remaja. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata
pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran
Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok mata
pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan
konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah. Satuan pendidikan
dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta
didik pada satuan pendidikan tersebut

PENYESUAIAN STRUKTUR KURIKULUM


DALAM MASA DARURAT COVID-19

Pada masa Pandemik Covid-19 pemerintah mengeluarkan kebijakan


pelaksanaan pembelajaran melalui SE Kemendikbud Nomor 15 Tahun 2020 tentang
“Pedoman Penyelenggaraan Belajar Dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran
Corona Virus Disease Covid-19”. Oleh karena itu struktur Kurikulum sebagaimana
di kemukakan di atas tidak sepenuhnya dilaksanakan. Struktur Kurikulum
dilaksanakan dengan mempertimbangkan kesiapan siswa/orang tua dalam hal
waktu/durasi pembelajaran, ketersediaan sarana/prasarana pendukung yang tidak
memberatkan baik guru maupun peserta didik. Dalam hal ini real struktur kurikulum
yang dilaksanakan per hari adalah 2 jam (120 menit) efektif dalam jaringan yaitu dari
jam 07.30 – 09.30, dilanjutkan tugas mandiri terstruktur atau tidak terstruktur dengan
waktu yang fleksibel ditambah tugas-tugas
13 yang diberikan secara luring.
B. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum 2013 SDN Lambangsari 02 meliputi sejumlah
mata pelajaran yang kedalamanya merupakan beban belajar bagi siswa pada
satuan pendidikan. Muatan Kurikulum memuat sejumlah mata pelajaran dan
muatan lokal serta kegiatan pengembangan diri yang tidak termasuk kepada
struktur kurikulum dan diberikan diluar tatap muka. Di samping itu materi
muatan lokal dan kegiatan pengembangan diri termasuk ke dalam isi
kurikulum.
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Satandar
Nasional Pendidikan menegaskan bahwa kedalaman muatan kurikulum pada
setiap satuan pendidikan diuntungkan dalam kompetensi pada setiap tingkat
dan semester sesuai dengan Satandar Nasional Pendidikan. Kompetensi yang
dimaksud terdiri atas kompetensi dasar dam kompensi inti.
1. Mata Pelajaran
Materi bahan ajar berdasarkan landasan keilmuan yang akan
dibelajarkan kepada siswa sebagai beban belajar melalui metode dan
pendekatan tertentu. Beban belajar pada mata pelajaran ditentukan oleh
keleluasaan dan kedalaman pada masing-masing tingkat satuan
pendidikan.Metode dan pendekatan pada mata pelajaran tergantung pada
ciri khas dan karekteristik masing-masing mata pelajaran dengan
menyesuaikan pada kondisi yang tersedia di sekolah.Sejumlah mata
pelajaran tersebut terdiri dari mata pelajaran wajib dan pilihan pada
setaiap satua pendidikan.
1. Pendidikan Agama Islam
Tujuan :
 Menumbuhkan akidah melalui pemberian, pemupukan, dan
pengembangan pengetahuan, penghayatan, pengalaman,
pembiasaan, serta pengalaman peserta didik tentang agama
Islam sehingga menjadi manusia muslim yang terus
berkembang keimanan dan ketakwaannya kepada Allah SWT;
 Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan
berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin

14
beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin,
bertoleransi, menjaga keharmonisan secara personal dan sosial
serta mengembangkan budaya agama dalam komunitas
sekolah.
2. Pendidikan Kewarganegaraan
Tujuan:
 Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam menanggapi
isu kewarganegaraan
 Berpartisipasi secara aktif dan bertanggungjawab, bertindak
secara cerdas dalam kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara, serta anti korupsi.
 Berkembang secara positif dan demokratis untuk membentuk
diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat Indonesia agar
dapat hidup bersama dengan bangsa-bangsa lainnya.
 Berinteraksi dengan bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia
secara langsung atau tidak langsung dengan memanfaatkan
teknologi informasi dan komunikasi.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran
Pendidikan Kewarganegaraan dapat dilihat pada lampiran Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016.
3. Bahasa Indonesia
Tujuan
 Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika
yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis.
 Menghargai dn bangga menggunakan bahasa Indonesia sebagai
bahasa persatuan dan bahasa negara
 Memahami bahasa Indonesia dan menggunakannya dengan
tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan.
 Menggunakan bahasa Indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan
sosial.
 Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk memperluas
wawasan, memperhalus budi pekerti, serta meningkatkan
pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
 Menghargai dan membanggakan sastra Indonesia sebagai
khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa
Indonesia dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016.

15
4. Matematika
Tujuan:
 Memahami konsep matematika, menjelaskan keterkaitan
antarkonsep dan mengaplikasikan konsep atau alogaritma, secara
luwes, akurat, efisien, dan tepat, dalam pemecahan masalah.
 Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi, menyusun
bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan matematika.
 Memecahkan maslah yang meliputi kemampuan memahami
masalah, merancang model matematika, menyelesaikan model
dan menafsirkan solusi yang diperoleh.
 Mengkomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,
atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
 Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan minat
dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan percaya diri
dalam pemecahan masalah.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran
Matematika dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016.

5. Ilmu Pengetahuan Alam


Tujuan:
 Memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha
Esa berdasarkan keberadaan, kehidupan dan keteraturan alam
ciptanya-Nya.
 Mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep
IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan
sehari-hari.
 Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positip dan kesadaran
tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara
IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat.
 Mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memacahkan masalah dan membuat keputusan.
 Meningkatkan kesadaran untuk berperanserta dalam
memlihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam.
 Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala
keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan.
 Memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/MTs.

16
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPA
dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016.

6. Ilmu Pengetahuan Sosial


Tujuan:
 Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya.
 Memiliki kemampuan dasar untuk berpikir logis dan kritis, rasa
ingin tahu, inkuiri, memcahkan masalah, dan keterampilan
dalam kehidupan sosial.
 Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai sosial
dan kemanusiaan.
 Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
bekompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat lokal,
nasional, dan global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran IPS
dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016.
7. Seni Budaya dan Prakarya
Tujuan :
 Memahami konsep dan pentingnya seni budaya dan prakarya.
 Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya dan
prakarya.
 Menampilkan kreativitas melalui seni budaya dan prakarya.
 Menampilkan peran serta dalam seni budaya dan prakarya
dalam tingkat lokal, regional, maupun global.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran Seni
Budaya dan prakarya dapat dilihat pada lampiran Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016.
8. Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan
Tujuan :
 Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam upaya
pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani serta pola
hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani dan olahraga
yang terpilih.
 Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis
yang lebih baik.
 Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar.

17
 Meletakan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam pendidikan
jasmani, olahraga dan kesehatan.
 Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin,
bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri dan demokratis.
 Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan diri
sendiri, orang lain dan lingkungan.
 Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di
lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai
pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan
kebugaran, terampil, serta memiliki sikap yang positif.
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar mata pelajaran
Pendidikan Jasmani, Olahrga, dan Kesehatan dapat dilihat pada
lampiran Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24
Tahun 2016.

9. Bahasa dan Sastra Sunda (Muatan Lokal)


Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi
bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga
harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal
ditentukan oleh sekolah, tidak terbatas pada mata pelajaran seni-
budaya dan keterampilan, tetapi juga mata pelajaran lain yaitu
Bahasa dan Sastra Sunda, karena wilayah satuan pendidikan
termasuk Provinsi Jawa Barat.

2. Pengembangan Diri
Pengembangan diri bukan merupakan mata pelajaran yang harus
diasuh oleh guru. Pengembangan diri bertujuan memeberikan kesempatan
kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat setiap peserta didik sesuai
dengan kondisi sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan atau
dibimbing oleh konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang yang dapat
dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling yang
berkenaan dengan masalah diri pribadi dan kehidupan sosial belajar, dan
pengembangan karir peserta didik.

18
Penilaian pengembangan diri dilakukan secara kualitatif, tidak
kuantitatif seperti pada mata pelajaran. Tahapan Kegiatan Pengembangan
Diri dilakukan dengan cara :
a. Identifikasi
 Daya dukung dan potensi
 Bakat dan minat siswa.
b. Pemetaan
 Jenis layanan pengembangan diri
 Petugas yang melayani
 Siswa yang dilayani
c. Program pencinta mata pelajaran dilakukan dengan cara penyusunan
Program (Standar kompetensi dan Kompetensi Dasar yang
dikembangkan, Materi Pokok, Indikator, Kegiatan Pembelajaran,
Alokasi Waktu, Penilaian, dan Sumber Belajar).
 Pelaksanaan ( Orentasi, pemantapan, pengembangan )
 Monitoring Pelaksanan
 Penilaian ( terjadwal, terstruktur, kualitatif )
 Analisis hasil penilaian (berbasis data, propesional, realitis, valid,
transparan dan akuntable)
 Pelaporan : Umum dalam format raport
Rinci dalam buku laporan pengembangan diri.
Adapun kegiatan-kegiatan pengembangan diri seperti :
1. Kegiatan Ektrakurikurer
Pengembangan diri yang dipilih berupa kegiatan ekstrakurikuler
meliputi beragam kegiatan yang sesuai dengan minat dan bakat siswa,
terdiri atas:
a. Pramuka
b. Bahasa Inggris
c. Usaha Kesehatan Sekolah
d. Paskibra
2. Pembiasaan
Guna mengembangkan nilai religi,nilai-nilai sportifitas kehidupan
berbangsa dan bernegara pembentukan karakter siswa dilakukan
melalui :
a. Pembiasaan Rutin
Adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler, baik di kelas maupun
di sekolah.Pembentukan karakter melalui pembiasaan dalam kegiatan
rutin di SDN Lambangsari 02 adalah sebagai berikut:
 Membaca buku literasi sebelum belajar
 Upacara bendera setiap hari senin

19
 Berdoa sebelum dan sesudah belajar
 Membaca Asmaul Husna, surat pendek, menyanyikan lagu
Indonesia Raya sebelum belajar
 Pemeriksaan kebersihan badan serta pakaian sebelum masuk kelas
 Membersihkan kelas serta halaman sebelum dan sesudah belajar
b. Terprogram
Adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada
tingkat kelas maupun tingkat sekolah.
 Kegiatan Keagamaan Pesantren kilat
 Peringatan Hari Besar Agama
 Peringatan Hari Besar Nasional
 Pembinaan Peserta Lomba
 Pekan Lomba Gugus
 Pekan Lomba Kecamatan
c. Spontan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,tanpa dibatasi oleh
ruang.
 Membiasakan memberi salam
 Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
 Membiasakan antri
 Membiasakan membantu teman yang kena musibah
 Berdiskusi dengan baik dan benar
 Operasi Semut
3. Kegiatan Keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja
yang lebih mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola
pendidikan yang lain kepada siswanya.
a. Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga
sekolah
b. Mentaati tata tertib yang berlaku di sekolah
c. Memberi contoh berpakaian rapih dan bersih
d. Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal
e. Memberi contoh penampilan sederhana
f.Menanamkan budaya membaca
g. Memberi contoh tidak merokok dilingkungan sekolah
h. Memuji hasil kerja siswa yang baik
4. Kegiatan Nasionalisme dan Patriotisme
a. Peringatan Hari Kemerdekaan RI
b. Peringatan Hari Pahlawan
c. Peringatan Hari Pendidikan Nasional

20
d. Peringatan Hari Sumpah Pemuda
e. Peringatan Hari Pramuka
5. Pengembangan Potensi dan Ekpresi Diri
Pengembangan dan Potensi dan Ekspresi Diri yang dikembangkan di
SDN Lambangsari 02 adalah keterampilan kemampuan potensi
sumber daya siswa seperti :
a. Program Seni Tari
b. Program Mengambar
c. Program Angklung.
PENYESUAIAN PENGEMBANGAN DIRI
DALAM MASA DARURAT COVID-19

Untuk kegiatan pengembangan diri, tidak semua kegiatan dapat dilaksanakan,


selama pemerintah melarang pelaksanaan pembelajaran tatap muka di satuan
pendidikan. Namun demikian masih ada kegiatan-kegiatan pengembangan diri yang
bisa dilakukan mengikuti aturan-aturan Belajar Dari Rumah. Kegiatan tersebut di
antaranya :
1.Kegiatan pembiasaan rutin : literasi, berdo’a sebelum belajar
2.Kegiatan keteladan penerapannya secara kontekstual di rumah
3.Kegiatan nasionalisme dan patriotism (guru mendekripsikan sikap-sikap
peserta didik yang mencerminkan karakter tersebut dikaitkan dengan pencegahan
Covid-19) dan dpraktekkan di rumah.
4.Kegiatan Pengembangan Potensi dan Ekspresi Diri
Dalam hal ini diperlukan kreatifitas guru menggali potensi-potensi peserta
didik agar tetap dapat dikembangkan walaupun Belajar Dari Rumah.

3. Beban Belajar
Beban belajar dinyatakan dalam jam belajar setiap minggu untuk masa
belajar selama satu semester. Beban belajar di SDN Lambangsari 02 kelas I,
II, dan III masing-masing 30, 32, 34 sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI
masing-masing 36 jam setiap minggu. Jam belajar SDN Lambangsari 02
adalah 35 menit. Kompetensi Dasar Sekolah Dasar 3 Dengan adanya
tambahan jam belajar ini dan pengurangan jumlah Kompetensi Dasar, guru
memiliki keleluasaan waktu untuk mengembangkan proses pembelajaran yang
berorientasi siswa aktif. Proses pembelajaran siswa aktif memerlukan waktu
yang lebih panjang dari proses pembelajaran penyampaian informasi karena
peserta didik perlu latihan untuk mengamati, menanya, mengasosiasi, dan
berkomunikasi. Proses pembelajaran yang dikembangkan menghendaki
kesabaran guru dalam mendidik peserta didik sehingga mereka menjadi tahu,
mampu dan mau belajar dan menerapkan apa yang sudah mereka pelajari di

21
lingkungan sekolah dan masyarakat sekitarnya. Selain itu bertambahnya jam
belajar memungkinkan guru melakukan penilaian proses dan hasil belajar.

22
Tabel 2
Beban Belajar Kegiatan Tatap Muka Keseluruhan SDN Lambangsari 02

Satu jam Minggu


Jumlah jam Waktu
pembelajaran Efektif per
Kelas pembelajaran pembelajaran per
tatap tahun
Per Minggu tahun
muka/menit ajaran
1140 jam
1 35 30 38 pembelajaran
(39900 menit)
1216 jam
2 35 32 38 pembelajaran
(41230 menit)
1292 jam
3 35 34 38 pembelajaran
(42560 menit)
1368 jam
4 35 36 38 pembelajaran
(47880 menit)
1368 jam
5 35 36 38 pembelajaran
(47880 menit)
1368 jam
6 35 36 38 pembelajaran
(47880 menit)

Beban belajar penugasan tersetruktur dan kegiatan mandiri tidak berstruktur


maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang
bersangkutan. Contoh mata pelajaran IPA dalam satu minggu 4 jam pelajaran. 4 x
35 menit = 140 menit maka untuk tatap muka 60 % x 140 menit = 84 menit per
minggu. Sedangkan perhitungan pemberian tugas 4 x 35 menit = 140 menit maka
40% penugasan yaitu 40% x 140 menit = 56 menit jadi untuk pemberian tugas
hanya 56 menit per minggu.
Alokasi waktu untuk praktek, dua jam kegiatan praktek di sekolah setara
dengan satu jam tatap muka. Empat jam praktek di luar sekolah stara dengan dua
jam tatap muka.
Alokasi untuk pengembangan
PENYESUAIAN ekspresi
BEBANdanBELAJAR
potensi disesuaikan dengan jenis
DALAM MASA DARURAT COVID-19
pengembangan yang dipilih.

Beban belajar pada masa pandemik rata-rata per hari efektif pembelajaran
untuk seluruh kelas hanya 4 x 30 menit = 120 menit efektif dalam jaringan ditambah
tugas-tugas yang diberikan secara luring dengan waktu yang sangat fleksibel.
Beban belajar penugasan tersetruktur dan kegiatan mandiri tidak
berstruktur yang diberikan baik secara 23 daring ataupun luring melebihi
ketentuan maksimum 40% dari jumlah waktu kegiatan pembelajaran dalam
jaringan efektif, mengingat kondisi tiap siswa berbeda-beda baik dalam
kesiapan infrastruktur, pribadi siswa, maupun kesiapan orang tua.
4. Penilaian
Sesuai Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 Penilaian pendidikan
sebagai proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian
diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat
kompetensi, ujian nasional, dan ujian sekolah/madrasah.

PENYESUAIAN PENILAIAN
DALAM MASA DARURAT COVID-19

Penilaian hasil belajar di masa pandemi memperhatikan hal-hal beikut :


1. Memastikan kompetensi pembelajaran yang ingin dicapai dengan menentukan
hanya KD-KD esensial.
2. Dilarang memaksakan penuntasan kurikulum dan fokus pada pendidikan
kecakapan hidup.
3. Penilaian tidak terfokus pada kuantitatif melainkan lebih mengedepankan
penilaian kualitatif.
Oleh karena itu penilaian tetap dilakukan terutama penilain harian, tetapi tidak
mengejar target ketuntasan secara keseluruhan. Sehingga jika penilaian tidak bisa
dilakukan karena kondisi tidak memungkinkan maka satuan pendidikan tidak
memaksakan pelaksanaannya tetapi tetap dengan kordinasi pihak terkait dan
persetujuan Dinas.

5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap indikator yang dikembangkan sebagai suatu
pencapaian hasil belajar dari suatu kompetensi dasar berkisar antar 0% s.d
100%. Kriteria ideal ketuntasan belajar untuk masing-masing idikator adalah
75%. Sekolah harus menentukan kriteria ketuntasan belajar minimal dengan
mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata siswa serta kemampuan

24
sumber daya pendukung dalam menyelenggarakan pembelajaran. Sekolah
secara bertahap dan berkelanjutan selalu mengusakan peningkatan kriteria
ketuntasan belajar untuk mencapai kriteria ketuntasan belajar ideal.
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan
kompleksitas, esensial intake siswa, dan daya dukung baik sarana prasarana
maupun SDM. Adapun Standar Ketuntasan Belajar Minimal/SKBM SDN
LAMBANGSARI 02 Tahun Pelajaran 2020/2021 adalah sebagai berikut :

Tabel 3 :
Standar Hasil Belajar/SKBM
KELAS DAN KKM
KOMPONEN
I II III IV V VI Rata2
Kelompok A  
1. Pendidikan Agama 70 70 70 75 75 75 73
2. Pendidikan Kewarganegaraan 70 70 70 73 74 75 72
3. Bahasa Indonesia 65 66 68 70 72 72 71
4. Matematika 65 65 68 70 70 70 68
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 70 70 70 70
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 70 70 70 70
Kelompok B
7. Seni Budaya dan Prakarya 68 70 72 74 74 75 72
8. Pendidikan Jasmani dan
75 75 75 75 75 75 75
Olahraga
9. Bahasa Sunda 65 65 65 67 67 69 66
KKM Sekolah : 70

Rentang Predikat Sekolah


A = 90 – 100
B = 80 – 89
C = 70 – 79
D = < 69

5. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

1) Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran. Kriteria
kenaikan kelas SDN Lambangsari 02 sebagai berikut :

25
1. Siswa sudah menyelesaikan seluruh program pembelajaran
dengan kriteria ketuntasan belajar minimal pada semua Standar
Kompetensi Dasar dan indikator.
2. Kehadiran siswa minimal 75%
3. Prilaku, sikap dan budi Pekerti kriteria baik.

2) Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP.19/2005 Pasal 72 Ayat (1),siswa
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan dasar setelah :
1. Siswa menyelesaikan seluruh program pembelajaran dengan
kriteria ketuntasan belajar minimal pada semua Kompetensi
Dasar (KD) Kompetensi Inti (KI) dan Indikator semua mata
pelajaran.
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk
seluruh mata pelajaran, kelompok mata pelajaran agama dan
akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribaduian,
kelompok mata pelajaran estetika, dan kelompok mata pelajaran
jasmani olahraga dan kesehatan.
3. Persentasi kehadiran minimal 75%
4. Lulus Ujian Sekolah

PENYESUAIAN KENAIKAN DAN KELULUSAN


DALAM MASA DARURAT COVID-19
Ketentuan kenaikan kelas dan kelulusan pada masa pandemic Covid-19 secara
umum seperti diuraikan di atas tetap berlaku. Sedangkan ketentuan-ketentuan
menyangkut syarat-syarat khusus misalnya penilaian untuk menentukan nilai rapor
atau ijazah mengikuti prosedur yang ditetapkan oleh Dinas.

6. Pendidikan Kecakapan Hidup

1. Kurikulum untuk SDN Lambangsari 02 memasukkan pendidikan


kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial,
kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional.
2. Pendidikan kecakapan hidup dapat merupakan bagian integral dari
pendidikan semua mata pelajaran dan/atau berupa paket/modul yang
direncanakan secara khusus.
3. Pendidikan kecakapan hidup dapat diperoleh peserta didik dari satuan
pendidikan yang bersangkutan dan/atau dari satuan pendidikan formal
lain dan/atau nonformal.

26
7. Pendidikan berbasis keunggulan local dan global

1. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah


pendidikan yang memanfaatkan keunggulan lokal dan kebutuhan daya
saing global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa, teknologi informasi
dan komunikasi, ekologi, dan lain-lain, yang semuanya bermanfaat bagi
pengembangan kompetensi peserta didik.
2. Kurikulum untuk semua tingkat satuan pendidikan dapat
memasukkan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global.
3. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global dapat merupakan
bagian dari semua mata pelajaran dan juga dapat menjadi mata pelajaran
muatan lokal.
4. Pendidikan berbasis keunggulan lokal dapat diperoleh peserta
didik dari satuan pendidikan formal lain dan/atau satuan pendidikan
nonformal.

PENYESUAIAN PENDIDIKAN KECAKAPAN HIDUP


dan KEUNGGULAN LOKAL dan GLOBAL
DALAM MASA DARURAT COVID-19

Pendidikan kecakapan hidup yang ditanamkan pada masa darurat


Covid-19 adalah hal-hal yang berkaitan dengan pencegahan covid-19. Hal ini
diimplementasikan melalui kegiatan-kegiatan PHBS yang bisa dilakukan
siswa di rumah yang proses dan hasilnya dilaporkan kepada guru untuk
memperoleh nilai. Sedangkan keunggulan lokal dapat dipilih oleh siswa
sendiri misalnya kegiatan seni budaya lokal yang dipraktekkan di rumah.
Keunggulan global dapat dipraktekkan dalam pemanfaatan IT dan
penguasaan media tersebut dalam pembelajaran.

27
BAB IV
KOMPETENSI INTI DAN KOMPETENSI DASAR

A. Kompetensi Inti

Kompetensi Inti merupakan terjemahan atau operasionalisasi Standar


Kompetensi Lulusan dalam bentuk kualitas yang harus dimiliki oleh peserta
didik yang telah menyelesaikan pendidikan pada satuan pendidikan tertentu atau
jenjang pendidikan tertentu, gambaran mengenai kompetensi utama yang
dikelompokkan ke dalam aspek sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang harus
dipelajari peserta didik untuk suatujenjang sekolah, kelas dan mata pelajaran.
Kompetensi Inti harus menggambarkankualitas yang seimbang antara pencapaian
hard skills dan soft skills.
Kompetensi Inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising
element) kompetensi dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti
merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal
Kompetensi Dasar. Organisasivertikal Kompetensi Dasar adalah keterkaitan
antara konten Kompetensi Dasar satukelas atau jenjang pendidikan ke
kelas/jenjang di atasnya sehingga memenuhi prinsipbelajar yaitu terjadi suatu
akumulasi yang berkesinambungan antara konten yangdipelajari peserta didik.
Organisasi horizontal adalah keterkaitan antara kontenKompetensi Dasar satu
mata pelajaran dengan konten Kompetensi Dasar dari matapelajaran yang
berbeda dalam satu pertemuan mingguan dan kelas yang sama sehingga terjadi
proses saling memperkuat.
Kompetensi Inti dirancang dalam empat kelompok yang saling terkait
yaitu berkenaan dengan sikap keagamaan (Kompetensi Inti 1), sikap sosial
(Kompetensi Inti 2), pengetahuan (Kompetensi Inti 3), dan penerapan
pengetahuan (Kompetensi Inti 4). Keempat kelompok itu menjadi acuan dari
Kompetensi Dasar dan harus dikembangkan dalam setiap peristiwa pembelajaran
secara integratif. Kompetensi yangberkenaan dengan sikap keagamaan dan sosial
dikembangkan secara tidak langsung(indirect teaching) yaitu pada waktu peserta
didik belajar tentang pengetahuan (Kompetensi Inti 3) dan penerapan pengetahuan
(Kompetensi Inti 4).

28
Tabel 4 :
Kompetensi Ini Kelas I,II,III

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS I DAN KELAS II KELAS III
1. Menerima dan menjalankan ajaran 1. Menerima dan menjalankan ajaran
agama yang dianutnya agama yang dianutnya

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,


tanggung jawab, santun, peduli, dan tanggung jawab, santun, peduli, dan
percaya diri dalam berinteraksi percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, dan guru dengan keluarga, teman, tetangga,
dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual 3. Memahami pengetahuan faktual


dengan cara mengamati [mendengar, dengan cara mengamati [mendengar,
melihat, membaca] dan menanya melihat, membaca] dan menanya
berdasarkan rasa ingin tahu tentang berdasarkan rasa ingin tahu tentang
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan
kegiatannya, dan benda-benda yang kegiatannya, dan benda-benda yang
dijumpainya di rumah dan di sekolah dijumpainya di rumah, sekolah, dan
tempat bermain.

4. Menyajikan pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan faktual


dalam bahasa yang jelas dan logis, dalam bahasa yang jelas, logis, dan
dalam karya yang estetis, dalam sistematis, dalam karya yang estetis
gerakan yang mencerminkan anak dalam gerakan yang mencerminkan
sehat, dan dalam tindakan yang anak sehat, dan dalam tindakan yang
mencerminkan perilaku anak beriman mencerminkan perilaku anak
dan berakhlak mulia. beriman dan berakhlak mulia.

Tabel 5 :
Kompetensi Inti Kelas IV,V,VI

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS IV KELAS V DAN VI
1. Menerima, menghargai, dan 1. Menerima, menghargai, dan
menjalankan ajaran agama yang menjalankan ajaran agama yang
dianutnya . dianutnya.

2. Memiliki perilaku jujur, disiplin, 2. Memiliki perilaku jujur, disiplin,

29
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS IV KELAS V DAN VI
tanggung jawab, santun, peduli, dan tanggung jawab, santun, peduli,
percaya diri dalam berinteraksi percaya diri, dan cinta tanah air
dengan keluarga, teman, tetangga, dalam berinteraksi dengan keluarga,
dan guru. teman, tetangga, dan guru.

3. Memahami pengetahuan faktual 3. Memahami pengetahuan faktual dan


dengan cara mengamati [mendengar, konseptual dengan cara mengamati
melihat, membaca] dan menanya dan mencoba [mendengar, melihat,
berdasarkan rasa ingin tahu tentang membaca] serta menanya
dirinya, makhluk ciptaan Tuhan dan berdasarkan rasa ingin tahu secara
kegiatannya, dan benda-benda yang kritis tentang dirinya, makhluk
dijumpainya di rumah, sekolah, dan ciptaan Tuhan dan kegiatannya, dan
tempat bermain. benda-benda yang dijumpainya di
rumah, sekolah, dan tempat bermain.
4. Menyajikan pengetahuan faktual 4. Menyajikan pengetahuan faktual dan
dalam bahasa yang jelas, logis, dan konseptual dalam bahasa yang jelas,
sistematis, dalam karya yang estetis logis, dan sistematis, dalam karya
dalam gerakan yang mencerminkan yang estetis dalam gerakan yang
anak sehat, dan dalam tindakan yang mencerminkan anak sehat, dan
mencerminkan perilaku anak dalam tindakan yang mencerminkan
beriman dan berakhlak mulia. perilaku anak beriman dan berakhlak
mulia.

B. Kompetensi Dasar

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas
yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar adalah konten atau
kompetensi yang terdiri atas sikap, pengetahuan, dan ketrampilan yang bersumber
pada kompetensi inti yang harus dikuasai peserta didik. Kompetensi tersebut
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan
awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran. Mata pelajaran sebagai sumber dari
konten untuk menguasai kompetensi bersifat terbuka dan tidak selalu
diorganisasikan berdasarkan disiplin ilmu yang sangat berorientasi hanya pada
filosofi esensialisme dan perenialisme. Mata pelajaran dapat dijadikan organisasi
konten yang dikembangkan dari berbagai disiplin ilmu atau non disiplin ilmu
yang diperbolehkan menurut filosofi rekonstruksi sosial, progresif atau pun
humanisme. Karena filosofi yang dianut dalam kurikulum adalah eklektik seperti
dikemukakan di bagian landasan filosofi maka nama mata pelajaran dan isi mata

30
pelajaran untuk kurikulum yang akan dikembangkan tidak perlu terikat pada
kaedah filosofi esensialisme dan perenialisme.

Kompetensi Dasar merupakan kompetensi setiap mata pelajaran untuk setiap kelas
yang diturunkan dari Kompetensi Inti. Kompetensi Dasar SD/MI untuk setiap
mata pelajaran tercantum pada Lampiran 1A s.d. Lampiran 9 yang mencakup:
Pendidikan Agama dan Budi Pekerti, PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, IPA,
IPS, Seni Budaya dan Prakarya, dan Pendidikan Jasmani, Olahraga dan
Kesehatan, serta Daftar Tema dan Alokasi Waktunya.

I. PENYESUAIAN KOMPETENSI INTI dan KOMPETENSI DASAR


II. DALAM MASA DARURAT COVID-19
III.
IV. Kompetensi inti dan kompetensi dasar yang dijadikan pedoman
mengikuti
V. keputusan Balitbang nomor 018/H/KR/2020 tanggal 5 Agustus 2020 tentang
kompentensi inti & kompetensi dasar pelajaran pada kurikulum 2013 pada
Paud, Dikdas, dan Dikmen berbentuk sekolah menengah atas untuk Kondisi

31
BAB V
PEMBELAJARAN TEMATIK TERPADU,
PENDEKATAN SAINTIFIK DAN PENILAIAN AUTENTIK

A. PEMBELAJARAN TEMATIK INTEGRATED (TERPADU)


Kurikulum SDN Lambangsari 02 menggunakan pendekatan
pembelajaran tematik integratif dari kelas I sampai kelas VI. Pembelajaran
tematik integratif merupakan pendekatan pembelajaran yang
mengintegrasikan berbagai kompetensi dari berbagai mata pelajaran ke
dalam berbagai tema.
Pengintegrasian tersebut dilakukan dalam dua hal, yaitu integrasi
sikap, keterampilan dan pengetahuan dalam proses pembelajaran dan
integrasi berbagai konsep dasar yang berkaitan. Tema merajut makna
berbagai konsep dasar sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar
secara parsial. Dengan demikian pembelajarannya memberikan makna yang
utuh kepada peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia.
Dalam pembelajaran tematik integratif, tema yang dipilih
berkenaan dengan alam dan kehidupan manusia. Untuk kelas I, II, dan III,
keduanya merupakan pemberi makna yang substansial terhadap mata
pelajaran PPKn, Bahasa Indonesia, Matematika, Seni-Budaya dan Prakarya,
serta Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan. Di sinilah Kompetensi
Dasar dari IPA dan IPS yang diorganisasikan ke mata pelajaran lain memiliki
peran penting sebagai pengikat dan pengembang Kompetensi Dasar mata
pelajaran lainnya.
Dari sudut pandang psikologis, peserta didik belum mampu
berpikir abstrak untuk memahami konten mata pelajaran yang terpisah
kecuali kelas IV, V, dan VI sudah mulai mampu berpikir abstrak. Pandangan
psikologi perkembangan dan Gestalt memberi dasar yang kuat untuk
integrasi Kompetensi Dasar yang diorganisasikan dalam pembelajaran
tematik. Dari sudut pandang transdisciplinarity maka pengotakan konten
kurikulum secara terpisah ketat tidak memberikan keuntungan bagi
kemampuan berpikir selanjutnya.

Di bawah ini adalah tema-tema yang telah disiapkan untuk peserta


didik Sekolah Dasar kelas I, II,IV dan V pada Kurikulum 2013.

32
Tabel 6.
Tema-Tema di Sekolah Dasar

KELAS I KELAS IV
1. Diriku 1. Indahnya
2. Kegemaranku Kebersamaan
3. Kegiatanku 2. Selalu Berhemat
4. Keluargaku Energi
5. Pengalamanku 3. Peduli Terhadap
6. Lingkungan Bersih, Sehat dan Asri Makhluk Hidup
7. Benda, Hewan dan Tanaman di 4. Berbagai
Sekitarku Pekerjaan.
8. Peristiwa alam 5. Pahlawanku
6. Indahnya
Negeriku
7. Cita-citaku
8. Tempat
Tinggalku
9. Makanan Sehat
dan Bergizi
KELAS II KELAS V
1. Organ Gerak Hewan dan Manusia
1. Hidup Rukun
2. Udara Bersih
2. Bermain di Lingkunganku
3. Makanan Sehat
3. Tugasku Sehari-hari
4. Organ Peredaran Darah Hewan dan
4. Hidup Bersih dan Sehat
Manusia
5. Aku dan Sekolahku
5. Ekosistem
6. Air, Bumi, dan Matahari
6. Kalor dan Perpindahannya
7. Merawat Hewan dan Tumbuhan
7. Benda-benda Sekitar
8. Keselamatan di Rumah dan
8. Peristiwa dalam Kehidupan
Perjalanan
9. Lingkungan Sahabat Kita
KELAS III KELAS VI
1. Pertumbuhan dan Perkembangan 1. Selamatkan Makhluk Hidup
Makhluk Hidup 2. Persatuan dalam Perbedaan
2. Menyayangi Tumbuhan dan 3. Tokoh dan Penemuan
Hewan di Sekitar 4. Globalisasi
3. Benda di Sekitarku 5. Wirausaha
4. Hak dan Kewajibanku 6. Menuju Masyarakat Sehat

33
KELAS I KELAS IV
5. Perubahan Cuaca 7. Kepemimpinan
6. Energi dan Perubahannya 8. Bumiku
7. Perkembangan Teknologi 9. Menjelajah Angkasa Luar
8. Praja Muda Karana

B. PENDEKATAN SAINTIFIK (ILMIAH)


Menurut Permendikbud Nomor 81 A Tahun 2013 lampiran IV, proses
pembelajaran terdiri atas lima pengalaman belajar pokok yaitu:
1. Mengamati;
2. Menanya;
3. Mengumpulkan informasi/eksperimen;
4. Mengasosiasikan/mengolah informasi; dan
5. Mengkomunikasikan.
Kelima pembelajaran pokok tersebut dapat dirinci dalam berbagai kegiatan
belajar sebagaimana tercantum dalam tabel berikut:
Tabel 7:
Keterkaitan antara Langkah Pembelajarandengan Kegiatan Belajar dan Maknanya
Langkah Kompetensi yang
Kegiatan Belajar
Pembelajaran Dikembangkan
Mengamati Membaca, mendengar, menyimak, Melatih kesungguhan,
melihat (tanpa atau dengan alat) ketelitian, mencari
informasi
Menanya Mengajukan pertanyaan tentang Mengembangkan
informasi yang tidak dipahami dari kreativitas, rasa ingin
apa yang diamati atau pertanyaan tahu, kemampuan
untuk mendapatkan informasi merumuskan pertanyaan
tambahan tentang apa yang diamati untuk membentuk
(dimulai dari pertanyaan faktual pikiran kritis yang perlu
sampai ke pertanyaan yang bersifat untuk hidup cerdas dan
hipotetik) belajar sepanjang hayat
Mengumpulkan - melakukan eksperimen Mengembangkan sikap
informasi/ - membaca sumber lain selain buku teliti, jujur,sopan,
eksperimen teks menghargai pendapat

34
Langkah Kompetensi yang
Kegiatan Belajar
Pembelajaran Dikembangkan
- mengamati objek/ kejadian/ orang lain, kemampuan
- aktivitas berkomunikasi,
- wawancara dengan narasumber menerapkan kemampuan
mengumpulkan
informasi melalui
berbagai cara yang
dipelajari,
mengembangkan
kebiasaan belajar dan
belajar sepanjang hayat.
Mengasosiasikan - mengolah informasi yang sudah Mengembangkan sikap
/ dikumpulkan baik terbatas dari hasil jujur, teliti, disiplin, taat
mengolah kegiatan aturan, kerja keras,
informasi mengumpulkan/eksperimen mau kemampuan menerapkan
pun hasil dari kegiatan mengamati prosedur dan
dan kegiatan mengumpulkan kemampuan berpikir
informasi. induktif serta deduktif
- Pengolahan informasi yang dalam menyimpulkan .
dikumpulkan dari yang bersifat
menambah keluasan dan kedalaman
sampai kepada pengolahan
informasi yang bersifat mencari
solusi dari berbagai sumber yang
memiliki pendapat yang berbeda
sampai kepada yang bertentangan.
Mengkomunikasi Menyampaikan hasil pengamatan, Mengembangkan sikap
kan kesimpulan berdasarkan hasil analisis jujur, teliti, toleransi,
secara lisan, tertulis, atau media kemampuan berpikir
lainnya sistematis,
mengungkapkan
pendapat dengan
singkat dan jelas, dan
mengembangkan
kemampuan berbahasa
yang baik dan benar.

C. PENILAIAN AUTENTIK (RESPONSIF)

35
Dalam rangka melaksanakan penilaian autentik yang baik, guru
harus memahami secara jelas tujuan yang ingin dicapai. Untuk itu, guru
harus bertanya pada diri sendiri, khususnya berkaitan dengan: (1) sikap,
pengetahuan dan keterampilan apa yang akan dinilai; (2) fokus penilaian
akan dilakukan, misalnya, berkaitan dengan sikap, pengetahuan dan
keterampilan; dan (3) tingkat pengetahuan apa yang akan dinilai, seperti
penalaran, memori, atau proses. Bentuk-Bentuk Penilaian Autentik Yang Di
Kembangkan
1. Penilaian Sikap
a. Observasi
b. Penilaian Diri
c. Penilaian Antarteman
d. Jurnal Catatan Guru
2. Penilaian Pengetahuan
a. Tes Tulis
b. Tes Lisan
c. Penugasan
3. Penilaian Keterampilan
a. Penilaian Kinerja
b. Penilaian Proyek
c. Penilaian Portopolio

PENYESUAIAN PELAKSANAAN PEMBELAJARAN


DALAM MASA DARURAT COVID-19
1. Menyusun rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP). yang tersusun secara
simple/sederhana, mudah dilaksanakan, serta memuat hal-hal pokok saja;
2. Penyusunan RPP terdiri dari 3 komponen yaitu : Tujuan, Kegiatan, dan Penilaian
dan tetap merujuk pada SKL, KI-KD dan Indikator Pencapaian yang diturunkan
dari KD;
3. Membuat pemetaan KD dan memilih materi esensi yang akan di ajarkan kepada
peserta didik pada masa darurat;
4. Pembelajaran dilaksanakan secara daring, luring, atau kombinasi keduanya

5. Hasil pekerjaan siswa dapat berupa video, animasi, portofolio, proyek, produk,
gambar, keterampilan, puisi, cerpen dan lain sebagainya yang memungkinkan
dilaksanakan siswa di masa darurat.36
6. Guru melaksanakan penilaian sikap selama aktivitas siswa belajar melalui
pengamatan dan/atau menanyakan kepada orang tua siswa
7. Penugasan, atau pekerjaan rumah jika diperlukan, dapat secara individu maupun
BAB VI
KALENDER PENDIDIKAN

37
Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan
pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan
tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari
libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di sekolah
menyusun kalender pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari libur. Pengaturan
waktu belajar di sekolah/madrasah mengacu kepada Standar isi dan
disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah/madrasah,
kebutuhan perserta didik dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah
daerah.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun
kalender pendidikan sebagai berikut :
f. permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun
pelajaran telah ditetapkan oleh Pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan
berakhir pada bulan Juni tahun berikutnya.
g. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun pelajaran. Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya
minggu efektif belajar sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
h. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran untuk setiap
minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh matapelajaran
termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan pengembangan
diri.
i. Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan
pembelajaran terjadwal. Hari lbur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional, dan/atau Menteri Agama dalam
hal yang terkait dengan hari raya keagamaan, Kepala Daerah Tingkat
Kabupaten/Kota, dan/atau organisasi penyelenggara pendidikan dapat
menetapkan hari libur khusus.
j. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur
akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-
hari besar nasional, dan hari libur khusus.
k. Libur jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun pelajaran
digunakan untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhir dan awal tahun.
l. Sekolah-sekolah pada daerah tertentu yang memerlukan libur keagamaan
lebih panjang dapat mengatur hari libur keagamaan sendiri tanpa
mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.

38
m. Bagi sekolah yang memerlukan kegiatan khusus dapat mengalokasikan
waktu secara khusus tanpa mengurangi jumlah minggu efektif belajar dan
waktu pembelajaran efektif.
n. Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang
dan jenis pendidikan disesuaikan dengan Peraturan Pemerintah
Pusat/Provinsi/Kabupaten/Kota

Kalender Pendidikan SDN Lambangsari 02 disusun dengan berpedoman


kepada kalender Pendidikan Nasional yang disesuaikan dengan program
sekolah.

Tabel 8 :
Perhitungan Hari Efektif Belajar Semester I dan Semester II

Hari
Smt Bulan
Minggu Libur Efektif Jumlah
Juli 2020 3 1 16 20
Agustus 2020 5 2 24 31
September 2020 4 0 26 30
I
Oktober 2020 4 3 24 31
November 2020 5 0 25 30
Desember 2020 4 10 17 31
Jumlah 25 16 132 173

Hari
Smt Bulan
Minggu Libur Efektif Jumlah
II Januari 2021 5 8 18 31

39
Februari 2021 4 1 23 28
Maret 2021 4 1 26 31
April 2021 4 4 22 30
Mei 2021 5 16 10 31
Juni 2021 4 4 22 30
Juli 2021 3 15 0 18
Jumlah 29 49 130 199

Kegiatan-kegiatan selama tahun pelajaran 2020/2021 berdasarkan Kalender


Pendidikan Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat adalah sebagai berikut :

Kegiatan Semester 1

Tanggal Kegiatan
13 Juli 2020 Hari pertama masuk sekolah

40
13 – 15 Juli 2020 Pengenalan lingkungan sekolah
16 – 18 Juli 2020 Masa orientasi pendidikan kepramukaan
31 Juli 2020 Libur hari Raya Idul Adha 1441 H
17 Agustus 2020 Libur hari Proklamasi Kemerdekaan RI
21 Agustus 2020 Libur Tahun Baru Islam 1442 H
14 – 19 September 2020 Prakiraan penilaian tengan semester 1
21 – 25 September 2020 Prakiraan jeda tengan semester 1
28,29,20 Oktober 2020 Libur dan cuti bersama Maulid Nabi
Muhammad S.A.W
1 – 12 Desembetr 2020 Prakiraan Penilaian Akhir Semester 1
18 Desember 2020 Tanggal penetapan rapor semester 1
18/19 Desember 2020 Pembagian rapor semester 1
24-25 Desember 2020 Cuti bersama dan libur Natal
21 Des 2020 – 10 Jan 2021 Libur semester 1
28 – 31 Desember 2020 Pengganti cuti bersama hari Raya Idul Adha

Kegiatan Semester 2 :

Tanggal Kegiatan
1 Januari 2021 Libur tahun Baru Masehi
11 januari 2021 Hari pertama masuk sekolah

41
12 Februari 2021 Prakiraan libur Tahun baru Imlek 2572
8-13 Maret 2021 Prakiraan Penilaian Tengah semester 2
15-20 Maret 2021 Prakiraan jeda tengah semester 2
11 Maret 2021 Prakiraan libur Isro Mi’raj
14 Maret 2021 Prakiraan libur hari Raya Nyepi
29 Maret – 28 April 2021 Prakiraan waktu pelaksanaan UKK SMK
2 April 2021 Prakiraan libur wafat Isa Almasih
12-14 April 2021 Prakiraan libur Awal Ramadan 1442 H
15 April – 11 Mei 2021 Kegiatan penumbuhan budi pekerti
1 Mei 2021 Libur hari Buruh
7 – 22 Mei 2021 Prakiraan libur hari Raya Idul Fitri 1442 H
13 Mei 2021 Prakiraan libur Kenaikan Isa Almasih
26 Mei 2021 Prakiraan libur hari raya Waisak
1 Juni 2021 Libur hari Lahir Pancasila
7 – 19 Juni 2021 Prakiraan Penilaian Akhir Tahun
25 Juni 2021 Tanggal penetapan rapor semester 2
25/26 Juni 2021 Pembagian rapor semester 2
27 Juni – 18 Juli 2021 Libur akhir tahun pelajaran
Mei – Juli 2021 Masa PPDB TP 2021/2022

BAB VII

PENUTUP

42
Seperti telah diuraikan pada awal pendahuluan bahwa fungsi Pendidikan
Budaya dan Karakter Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat potensi
pribadi juga menyaring pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk
karakter peserta didik yang dapat mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya
pembentukan karakter sesuai dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata
hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan belajar mengajar baik
melalui mata pelajaran maupun serangkaian kegiatan pengembangan diri yang
dilakukan di kelas dan luar sekolah. Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam
kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai,
tanggung-jawab, dsb. perlu dimulai dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai
dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentunya perlu
ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya dapat membentuk pribadi karakter
peserta didik yang selanjutnya merupakan pencerminan hidup suatu bangsa yang
besar.
Pedoman yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada kepala sekolah.
Pembentukan budaya sekolah (school culture) dapat dilakukan oleh sekolah
melalui serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang lebih
berorientasi pada peserta didik, dan penilaian yang bersifat komprehensif.
Perencanaan di tingkat sekolah pada intinya adalah melakukan penguatan dalam
penyusunan kurikulum di tingkat sekolah (Kurikulum 2013), seperti menetapkan
visi, misi, tujuan, struktur kurikulum, kalender akademik, dan penyusunan silabus.
Keseluruhan perencanaan sekolah yang bertitik tolak dari melakukan analisis
kekuatan dan kebutuhan sekolah akan dapat dihasilkan program pendidikan yang
lebih terarah yang tidak semata-mata berupa penguatan ranah pengetahuan dan
keterampilan melainkan juga sikap prilaku yang akhirnya dapat membentuk
ahklak budi luhur.
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bukan merupakan mata pelajaran
yang berdiri sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada
upaya penanaman nilai-nilai baik melalui mata pelajaran, program pengembangan
diri maupun budaya sekolah. Peta nilai dan indikator yang disajikan dalam naskah
ini merupakan contoh penyebaran nilai yang dapat diajarkan melalui berbagai
mata pelajaran sesuai dengan Kompetensi Dasar (KD) dan Kompetensi Inti (KI)
yang terdapat dalam standar isi (SI). Begitu pula melalui program pengembangan
diri, seperti kegiatan rutin sekolah, kegiatan spontan, keteladanan, pengkondisian.
Perencanaan pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ini perlu
dilakukan oleh semua pemangku kepentingan di sekolah yang secara bersama-
sama sebagai suatu komunitas pendidik diterapkan ke dalam kurikulum sekolah
yang selanjutnya diharapkan menghasilkan budaya sekolah.
Demikian Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP 2013) yang dapat
kami susun yang perlu penyempurnaan terus menerus seiring dengan

43
kompleksnya permasalahan pendidikan terutama dalam pembentukan budaya dan
karakter bangsa yang saat ini berada dalam kondisi pandemi Covid-19.
Komitmen seluruh stakeholders menjadi prasyarat yang wajib diwujudkan
dalam mengimplementasikan kurikulum yang disederhanakan implementasinya
karena kondisi darurat/khusus namun tetap diharapkan menghasilkan
pembelajaran yang bermakna bagi peserta didik
Dalam implementasinya, penyusun menyadari banyak kekurangan, oleh
karenanya efektifitas keterlaksanaan kurikulum ini sangat membutuhkan
dukungan berbagai pihak yang terlibat, diharapkan semua pihak yang terlibat di
dalam implementasinya dapat bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya.

Bekasi, 13 Juli 2020


Kepala SDN Lambangsari 02

IMAS FATIMAH, S.Pd.


NIP.19670202 200501 2 006

LAMPIRAN 1
44
1. SK TIM PENGEMBANG KURIKULUM
2. SURAT KETERANGAN PEMBERLAKUAN KTSP
3. BERITA ACARA RAPAT KEGIATAN TPK
4. SK KOMITE

LAMPIRAN 2
45
Dokumen 1 : SILABUS
Dokumen 2 : RPP

46

Anda mungkin juga menyukai