Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
1. Rasionalisasi
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar. Tujuan ini meliputi tujuan pendidikan nasional
serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik.
Pasca menurunnya dampak pandemic Corona Virus Desease (Covid-19),
layanan pendidikan harus kembali diberikan kepada anak-anak usia sekolah pada
semua jenjang termasuk jenjang pendidikan dasar dan menengah secara
normal. Dalam kondisi normal, sekolah harus bekerja keras dan tetap
memberikan tugas dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan formal
memberikan layanan terbaik kepada peserta didik. Oleh karena itu dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya senantiasa berpedoman kepada seluruh
kebijakan bidang pendidikan yang telah dibuat oleh pusat maupun daerah
secara khusus. Pedoman lainnya adalah berupa sebuah panduan yang dibuat dan
dilaksanakan sendiri oleh seklah yaitu kurikulum.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003)
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 tahun 2005 sebagai mana telah diubah terakhirkalinya
dengan Nomor 32 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
mengamanatkan bahwa kurikulum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan
dengan mengacu kepada Stándar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI)
serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti
ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 dan
PP Nomor 32 Tahun 2015.
Berdasarkan peraturan di atas, dalam upaya mendekatkan pendidikan
dengan potensi, perkembangan, kebutuhan peserta didik dan lingkungan, SMP
1
Negeri 1 Taraju mengembangkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum ini disusun dengan mengacu pada Stándar Isi (SI) dan Stándar
Kompetensi Lulusan (SKL)
Di tengah hiruk pikuknya penanganan dan pencegahan Covid-19,
Kurikulum SMP Negeri 1 Taraju ini disusun untuk tetap mewujudkan visi sekolah
dengan mengakomodasi potensi yang ada untuk meningkatkan kualitas sekolah,
baik dalam aspek akademis maupun non akademis, (sesuai visi dan misi). Oleh
sebab itu kurikulum SMP Negeri 1 Taraju disusun oleh tim yang telah dibentuk
yaitu Tim Penjaminan Mutu Satuan pendidikan (TPMPS) untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
sekitar sekolah. Kebijakan Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) baik secara luring
atau pun daring atau Belajar Dari Sekolah (BDR) melalui tatap muka harus di
buat pedoman dan lain-lainnya.
Prinsip yang dikembangkan dalam penyusunan kurikulum SMP Negeri 1
Taraju pada tahun pelajaran 2022/2023 menerapkan prinsip - prinsip
pengembangan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, berkarakter dan berbudi pekerti
luhur dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab
terhadap lingkungan.
Pembelajaran kurikulum merdeka memiliki 5 prinsip yang perlu
diperhatikan dalam implementasinya sebagai berikut:

1. Kondisi Peserta didik


Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan
dan tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta
mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga
pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan.

2. Pembelajar Sepanjang Hayat


Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas
untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat.

3. Holistik
Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter
peserta didik secara holistik.
2
4. Relevan
Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai
konteks, lingkungan dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan
masyarakat sebagai mitra.

5. Berkelanjutan
Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
Selain itu, peserta didik diharapkan mempunyai ketrampilan abad 21
yang diistilahkan 4C yaitu Communication, collaboration, Critical Thinking and
Problem Solving dan Creativity and Innovation). Penguasaan ketrampilan 4C ini
sangat penting khususnya di abad 21, abad dimana dunia berkembang dengan
cepat dan dinamis. Untuk mewujudkan ketrampilan 4C itu diantaanya yaitu
dengan adanya Integrasi PPK (Penguatan Pendidikan Karakter). Lima karakter
yang dimaksud adalah religiositas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong
dan integritas serta Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang tidak hanya sekedar
membaca dan menulis melainkan mencakup ketrampilan berpikir menggunakan
berbagai sumber baik cetak, visual, digital dan auditori. Juga dalam
pembelajaran menerapkan Higher Order of Thinking Skill (HOTS) yaitu dalam
pembelajaran memberikan pelatihan yang melatih kemampuan berpikir kritis,
logis, reflektif, metakognitf yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi
sehingga diharapkan peserta didik dapat bersaing dalam kancah dunia.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan yang
berkarakter dan berbudi pekerti luhur, serta sesuai dengan visi SMPN Ujung
Kulon yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan yang
berkarakter dan berbudi pekerti luhur, serta sesuai dengan visi SMP Negeri
1 Taraju.
Berdasarkan Permendiknas No 19 tahun 2007 nomor 2d dan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Pendidikan

3
Dasar dan Pendidikan Menengah serta Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 159 Tahun 2014 tentang Evaluasi
Kurikulum, yang terdiri antara lain:
a. Komponen KTSP yang dikembangkan, ditetapkan, dan dilaksanakan
b. Program Pembelajaran
c. Penilaian hasil belajar peserta didik
d. Peraturan akademik
e. Penilaian kurikulum

2. Kondisi Lingkungan Internal


Berdasarkan analisis konteks yang dilakukan, SMP Negeri 1 Taraju
sebagai satuan pendidikan yang berada di ibukota kecamatan, dengan
potensi wilayah/letak yang strategis dan nyaman di tengah perkebunan
teh memiliki beberapa kekuatan diantaranya: 1) lingkungan gedung
perkantoran yang memudahkan sekolah untuk melakukan koordinasi dan
komunikasi dengan lembaga/ instansi lain; 2) kultur masyarakat Taraju
khususnya dan Tasikmalaya umumnya yang memiliki kekerabatan yang
kuat dan tipikal orang sunda kental ; 3) sarana pendukung layanan proses
pembelajaran yang memadai; 4) merupakan salah satu sekolah yang
terletak di tengah perkebunan teh sehingga memiliki lingkungan yang
nyaman, asri dan rindang; 5) Sekolah yang telah memiliki sejarah
perjalanan yang panjang sehingga memiliki jumlah alumni yang sangat
banyak dan menyebar di berbagai daerah di Indonesia bahkan dunia; dan
6) letak sekolah sangat berdekatan dengan pusat destinasi rekreasi
kebanggaan warga taraju sehingga sering dilihat dan dikunjungi oleh
wisatawan local di sekitar kabupaten Tasikmalaya..
Selain kekuatan/ kelebihan sebagaimana tersebut di atas, SMP
Negeri 1 Taraju juga mempunyai beberapa kelemahan yaitu: 1) sarana
pendukung untuk pengembangan potensi/skill yang terbatas (Pengelolaan
Sumber Daya Manusia yang belum optimal); 2) Proses pembelajaran yang
belum kompetitif dan efektif ; dan 3) Animo masyarakat terhadap
pendidikan relative menurun, namun hal tersebut tidak mengurangi

4
semangat warga sekolah dalam belajar. Hal ini dibuktikan dengan prestasi
yang pernah diperoleh baik itu akademik maupun non-akademik.
3. Kondisi Lingkungan Eksternal
Masyarakat di sekitar SMP Negeri 1 Taraju sebagian besar adalah
petani, buruh tani, pegawai negeri sipil, pegawai swasta, pengusaha dan
sebagian lain adalah pedagang serta wiraswasta. Sebagai sekolah yang
berada pada lingkungan perkebunan teh yang sangat luas dan input
peserta didik yang terbatas di lingkungan sekitar, serta berada pada
daerah yang mulai menggalakkan potensi wisata agrikultur serta dengan
tetap mempertahankan nilai-nilai religiusitas Islami yang menonjol, maka
profil pelajar yang dihasilkan adalah pelajar yang memiliki potensi
meningkatkan ide dan keterampilan untuk melestarikan dan mewujudkan
daerahnya menjadi destinasi wisata wirausaha yang syariah. Wisata
wirausaha syariah tersebut diantaranya adalah perkebunan teh, penghasil
teh rakyat, dan hasil bumi lainnya. Selain itu, diharapkan siswa-siswa
menjadi pejuang lingkungan yang mampu menjaga dan melestarikan
lingkungan sekitarnya.
Dalam rangka meningkatkan potensi tersebut, SMP Negeri 1
Taraju mengadakan kerjasama dengan lembaga dan instansi terkait dan
pengelola Sumber daya alam/lingkungan dimana SMP Negeri 1 Taraju
berlokasi. Kerjasama dan kemitraan ini tidak hanya dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran intrakulikuler tapi juga melalui kegiatan Projek
Penguatan Profil pelajar Pancasila (P5).
Dalam rangka mewujudkan budaya daerah tersebut maka
diwadahi dalam suatu kegiatan dengan nama “SAPIRA” (SAban PIpir
dipiaRA). Kegiatan ini dimaksudkan untuk menggali potensi pendidik dan
peserta didik dalam pembentukan karakter peserta didik yang mampu
membantu melestarikan potensi daerah sekaligus mengangkat produk
daerah agar mampu bersaing dalam dunia global.
Untuk memberikan layanan kebutuhan dan tuntutan masa depan
peserta didik agar menjadi insan yang memiliki kemampuan daya saing di
era generasi 4.0, dengan tetap menjunjung tinggi nilai luhur bangsa yang
tersirat dalam sila-sila Pancasila serta mengembangkan cinta budaya

5
daerah dan bangsa, maka SMP Negeri 1 Taraju menyusun Kurikulum
Operasional sesuai dengan karakteristik peserta didik dan budaya lokal
daerah setempat.

B. Dasar Hukum

Secara yuridis KTSP ini dikembangkan berdasarkan:


1. Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah RI Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan
kedua atas PP Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan;
3. Permendikbud RI Nomor 61 Tahun 2014 tentang Pedoman
Pengembangan KTSP;
4. Permendikbud RI Nomor 62 Tahun 2014 tentang Ekstrakurikuler;
5. Permendikbud RI Nomor 63 Tahun 2014 tentang Kepramukaan;
6. Permendikbud RI Nomor 79 Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum
2013;
7. Permendikbud RI Nomor 103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
8. Permendikbud RI Nomor 111 Tahun 2014 tentang Bimbingan dan
Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah ;
9. Permendikbud RI Nomor 23 Tahun 2015 tentang Hari Sekolah;

10. Permnedikbud RI Nomor 45 Tahun 2015 tentang Peran Guru Teknologi


Informasi Dan Komunikasi Dan Guru Keterampilan Komputer Dan
Pengelolaan Informasi Dalam Implementasi Kurikulum 2013
11. Permnedikbud RI Nomor 53 Tahun 2015 tentang penilaian hasil belajar
oleh pendidik dan satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
12. Permnedikbud RI Nomor 82 Tahun 2015 tentang Pencegahan dan
Penanggulangan Tindak Kekerasan di Lingkungan Satuan Pendidikan;
13. Permnedikbud RI Nomor 18 Tahun 2016 tentang Pengenalan Lingkungan
Sekolah.;

6
14. Permendikbud No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter
15. Permendikbud No. 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan beban kerja
Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah.
16. Permendikbud No. 20 Tahun 2018 tentang penguatan pendidikan
karakter pada satuan pendidikan formal
17. Permendikbud No. 35 Tahun 2018 tentang Perubahan K13 SMP/MTS.
18. Permendikbud No. 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang KI dan KD Pelajaran pada
Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
19. Permendikbud RI Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah;
20. Permendikbud RI Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja
Guru, Kepala Sek olah, dan Pengawas Sekolah;
21. Permendikbud RI Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter;
22. Permendikbud RI Nomor 35 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Permendikbud
Nomor 58 Tahun 2014 tetang Kurikulum 2013 SMP/MTs;
23. Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Permendikbud
Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
24. Permendikbud No. 43 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ujian yang
Diselenggarakan Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional.
25. Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pada Jenjang PAUD, SD, SMP,SMA dan SMK
26. Permendikbudristek No. 7 Taun 2022 Tentang Standar Isi Pada PAUD, SD,
SMP, SMA dan SMK Kurikulum Merdeka.
27. Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022 Tentang Standar Proses Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang
Pendidikan Menengah.
28. Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar,
Dan Jenjang Pendidikan Menengah.
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 4 Tahun 2020
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disease 2019
30. Kepmendikbud No. 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Kurikulum Pada Satuan Pendidikan Dalam Kondisi Khusus

7
31. Kepmendikbud No. 262 Tahun 2022 Perubahan atas Keputusan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor
56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran
32. Surat Edaran mendikbud RI no 14 Tahun 2019 tentang tentang
Penyederhaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
33. Surat Edaran Mendikbud RI No. 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus
Disease (Covid-19)
34. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor03/KB/2022, Nomor 408 Tahun 2022, Nomor HK.01.08/
Menkes/1140/2022, Nomor 420-1026 Tahun 2022 Tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.
35. Keputusan menteri Pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi RI
Nomor 56 Tahun 2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam
rangka Pemulihan Pembelajaran (Kurikulum Merdeka);
36. Surat Edaran Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan teknologi Nomor 7
Tahun 2022 Tentang Diskresi pelaksanaan Keputusan bersama 4 (Empat)
Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi
Covid-19.
37. Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 69 Tahun 2013 tentang
Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada Jenjang
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
38. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2014 tentang
Perbahan atas Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2003 tentang
Pemeliharaan Bahasa Sastra dan Aksara Daerah;
39. Surat Edaran Disdik Provinsi Jawa Barat No 24614/PK/02.01.05-Sekre
tanggal 14 Juni 2022 tentang pedoman penyusunan Kalender Pendidikan
TP 2022/2023;
40. Instruksi Bupati Tasikmalaya Nomor 11 Tahun 2021 Tentang
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas tanggal 24 Agustus 2021;

8
41. Surat Edaran Kadisdikbud no 1082/PD.02.01/Disdikbud/2021 Kabupaten
Tasikmalaya perihal Kalender Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Tahun
Pelajaran 2021/2022.
42. Surat Keputusan Kepala SMPN 1 Taraju Nomor
B/045/PD.01.01/smpn1trj/2022 tentang Tim Pengembang Kurikulum
Sekolah dan Penyusunan KTSP Tahun Pelajaran 2022/2023

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum

Tujuan Umum

KTSP ini disusun sebagai pedoman bagi komunitas sekolah dalam


menyelenggarakan kegiatan pendidikan yang sesuai dengan karakteristik
sekolah, tujuan pendidikan nasional, dan prinsip-prinsip pendidikan.

Tujuan Khusus

1. Bagi peserta didik memberi kesempatan untuk :

(a) Belajar untuk beriman dan bertaqwa kepada Tuhan YME,


(b) Belajar untuk memahami dan menghayati,
(c) Belajar untuk mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif,
(d) Belajar untuk hidup bersama dan berguna untuk orang lain, dan
(e) Belajar untuk membangun dan menemukan jati diri melalui proses
belajar yang aktif, kreatif, efektif dan menyenangkan.
2. Bagi kepala sekolah sebagai rancangan besar (grand design) penyusunan
dan pengelolaan kurikulum meliputi; persiapan, pelaksanaan, dan
penilaian pembelajaran di satuan pendidikan atau sekolah untuk
mencapai tujuan pendidikan pada kurun waktu tertentu.

3. Bagi pendidik sebagai acuan atau pedoman dalam menyusun dan


mengelola kurikulum meliputi; persiapan, pelaksanaan dan penilaian
pembelajaran pada tingkatan penyelenggaraan pembelajaran di kelas
untuk mencapai pembelajaran yang diharapkan.

4. Bagi tenaga kependidikan sebagai acuan atau pedoman penyusunan dan


pengelolaan kegiatan pendidikan untuk mendukung kegiatan
pembelajaran.

9
5. Bagi pengawas sebagai bahan evaluasi dalam membimbing dan
mengawasi pengelolaan kurikulum meliputi; persiapan, pelaksanaan,
dan penilaian pembelajaran di satuan pendidikan.

6. Bagi dinas pendidikan sebagai gambaran atau profil pengelolaan


kurikulum meliputi; persiapan, pelaksanaan, dan penilaian
pembelajaran dan penyelenggaraan pendidikan di satuan pendidikan.
D. Penyempurnaan Pola Pikir

Dalam penjelasan di atas dikemukakan bahwa apabila guru tidak


bisa menyesuaikan diri dengan dinamikan masyarakat dan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi kecendrungan guru akan memberikan
materi yang usang, pembelajaran yang dilaksanakan kecendrungan sesuai
dengan masalah dan jaman dimasa lampau. Sedangkan intensitas dan
kualitas masalah yang dihadapi anak didik sekarang sudah sangat kompleks
yang membutuhkan ilmu dan pengetahuan sesuai dengan dinamika Karena
Ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), baik sebagai substansi materi ajar
maupun piranti penyelenggaraan pembelajaran, terus berkembang.
Dinamika ini menuntut guru selalu meningkatkan dan menyesuaikan
kompetensinya agar mampu mengembangkan dan menyajikan materi
pelajaran yang aktual dengan menggunakan berbagai pendekatan, metoda,
dan teknologi pembelajaran terkini.
Hanya dengan cara itu guru mampu menyelenggarakan pembelajaran
yang berhasil mengantarkan peserta didik memasuki dunia kehidupan sesuai
dengan kebutuhan dan tantangan pada zamannya. Sebaliknya, ketidakmauan
dan ketidakmampuan guru menyesuaikan wawasan dan kompetensi dengan
tuntutan perkembangan lingkungan profesinya justru akan menjadi salah
satu faktor penghambat ketercapaian tujuan pendidikan dan pembelajaran.
(Badan PSDMPK-PMP : 2014 )
Dalam kurikulum 2013 perubahanan tersebut harus dimulai dari
perubahan pola pikir guru, ia menyadari dirinya sebagai agen pembelajaran
yang profesional , yang diharapkan baik oleh masyarakat maupun
pemerintah diharuskan mampu mengemban tugas mulia tersebut. Hingga
kini, baik dalam fakta maupun persepsi, masih banyak kalangan yang

10
meragukan kompetensi guru baik dalam bidang studi yang diajarkan maupun
bidang lain yang mendukung terutama bidang didaktik dan metodik
pembelajaran. Keraguan ini cukup beralasan karena didukung oleh hasil uji
kompetensi yang menunjukkan masih banyak guru yang belum mencapai
standar kompetensi yang ditetapkan. Uji kompetensi ini juga menunjukkan
bahwa masih banyak guru yang tidak menguasai penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK).
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan
dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir.
(Badan PSDMPKPMP : 2014 ). Dalam persaing global setidaknya ada tiga hal
yang mengharuskan mengapa pembelajaran tersebut berubah : pertama
persaingan untuk merebut pasar kerja menjadi sangat ketat, kita tidak hany
bersaing dengan pencari kerja sesama bangsa tetapi juga dengan tenaga
kerja dari negara lain, kedua : persayaratan kerja semakin tinggi sejalan
dengan kebutuhan hidup dan masalah yang dihadapi, ketiga : adanya
perubahan orientasi hidup, kebutuhan sekarang tidak cukup hanya
memenuhi kebutuhan sandang pangan dan papan, tetapi menuntut
pemenuhan kebutuhan sekender yang lainnya.
Dalam materi pelatihan implementasi kurikulum 2013 ada 16
indikator perubahan pola pikir pembelajaran yaitu sebagai berikut :
1. Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.
2. Dari satu arah menuju interaktif.
3. Dari isolasi menuju lingkungan jejaring.
4. Dari pasif menuju aktif-menyelidiki.
5. Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata.
6. Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
7. Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
8. Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
9. Dari alat tunggal menuju alat multimedia.
10. Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
11. Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
12. Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.
13.Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.

11
14. Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
15. Dari pemikiran faktual menuju kritis.
16.Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.

E. Penguatan Tata Kelola Kurikulum

Penyusunan kurikulum dimulai dengan menetapkan standar


kompetensi lulusan berdasarkan kesiapan peserta didik, tujuan pendidikan
nasional, dan kebutuhan. Setelah kompetensi ditetapkan kemudian
ditentukan kurikulumnya yang terdiri dari kerangka dasar kurikulum dan
struktur kurikulum. Satuan pendidikan dan guru tidak diberikan kewenangan
menyusun silabus, tetapi disusun pada tingkat nasional. Guru lebih diberikan
kesempatan mengembangkan proses pembelajaran tanpa harus dibebani
dengan tugas-tugas penyusunan silabus yang memakan waktu yang banyak
dan memerlukan penguasaan teknis penyusunan yang sangat memberatkan
guru.
Proses pembelajaran Kurikulum 2013 terdiri atas pembelajaran
intrakurikuler dan pembelajaran ekstrakurikuler. Pembelajaran
intrakurikuler didasarkan pada prinsip-prinsip berikut ini.
a. Proses pembelajaran intrakurikuler adalah proses pembelajaran yang
berkenaan dengan mata pelajaran dalam struktur kurikulum dan
dilakukan di kelas, sekolah, dan masyarakat.
b. Proses pembelajaran di SD/MI berdasarkan tema sedangkan di
SMP/MTS, SMA/MA, dan SMK/MAK berdasarkan Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran yang dikembangkan guru.
c. Proses pembelajaran didasarkan atas prinsip pembelajaran siswa aktif
untuk menguasai Kompetensi Dasar dan Kompetensi Inti pada tingkat
yang memuaskan (excepted).
d. Proses pembelajaran dikembangkan atas dasar karakteristik konten
kompetensi yaitu pengetahuan yang merupakan konten yang bersifat
mastery dan diajarkan secara langsung. Keterampilan kognitif dan
psikomotorik adalah konten yang bersifat developmental yang dapat
dilatih (trainable) dan diajarkan secara langsung (direct teaching),

12
sedangkan sikap adalah konten developmental dan dikembangkan
melalui proses pendidikan yang tidak langsung (indirect teaching).
e. Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat
developmentaldilaksanakan berkesinambungan antara satu pertemuan
dengan pertemuan lainnyadan saling memperkuat antara satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
f. Proses pembelajaran tidak langsung (indirect) terjadi pada setiap
kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, rumah dan masyarakat.
Proses pembelajaran tidak langsung bukan kurikulum tersembunyi
(hidden curriculum) karena sikap yang dikembangkan dalam proses
pembelajaran tidak langsung harus tercantum dalam silabus, dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru.
g. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa
aktif melalui kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar,
menyimak), menanya (lisan, tulis), menganalis (menghubungkan,
menentukan keterkaitan, membangun cerita/konsep), mengkomunikasi-
kan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan lainlain).
h. Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik
menguasai kompetensi yang masih kurang. Pembelajaran remedial
dirancang dan dilaksanakan berdasarkan kelemahan yang ditemukan
berdasarkan analisis hasil tes, ulangan, dan tugas setiap peserta didik.
Pembelajaran remedial dirancang untuk individu, kelompok atau kelas
sesuai dengan hasil analisis jawaban peserta didik.
i. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat
formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial
untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan.
Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk
aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan
pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan
ekstrakurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah
kegiatan ekstrakurikuler wajib.Kegiatan ekstrakurikuler wajib dinilai
yang hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung kegiatan
intrakurikuler.

13
Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan bahwa pengembangan
perubahan kurikulum sebagai suatu keharusan dalam sistem pendidikan
nasional, karena adanya tantangan internal dan eksternal. Perubahan
tersebut dilatarbelakangi oleh adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan dinamika kebutuhan masyarakat seperti adanya persaingan
pencari kerja yang semakin kuat, perubahan orientasi kebutuhan hidup dan
perubahan standarisasi kebutuhan kerja.
Perubahan tersebut dimulai oleh guru sebagai komponen input yang
akan melaksanakan kurikulum dalam proses pembelajaran, sehingga guru-
guru betul-betul harus profesional dalam bidangnya masih-masing.
Pendidikan sebagai suatu system, maka seluruh subsistem dan komponen
yang ada dalam kurikulum tersebut semestinya direncanakan dan
dilaksanakan sesuai dengan system yang telah disepakati dan di tetapkan
dengan peraturan yang berlaku. Adanya Keselarasan sesuai dengan tuntutan
kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang
taat asas dari prinsipprinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan
keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. Ketika guru selesai menjalani
proses pelatihan dan kemudian secara rutin keseharian menjalankan tugas-
tugas profesional, profesionalisasi atau proses penumbuhan dan
pengembangan profesinya tidak berhenti di situ. Diperlukan upaya yang
terus- menerus agar guru tetap memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang sesuai dengan tuntutan kurikulum serta kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Di sinilah esensi pembinaan dan pengembangan profesional
guru. Kegiatan ini dapat dilakukan atas prakarsa institusi, seperti pendidikan
dan pelatihan, workshop, magang, studi banding, dan lain-lain adalah
penting. Prakarsa ini menjadi penting, karena secara umum guru masih
memiliki keterbatasan, baik finansial, jaringan, waktu, akses, dan
sebagainyai.

F. Acuan Konseptual
KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang
14
memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan
iman dan takwa serta akhlak mulia.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat
manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif,
kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu,
kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat
perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional dan sosial,
spritual, dan kinestetik peserta didik.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan
sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari.
Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional

Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan


yang otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan
mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional. Untuk itu, keduanya harus ditampung secara
berimbang dan saling mengisi.
5. Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai
kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan
hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini
sangat penting terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta
didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan
15
sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus
melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga
tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu,
kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan
sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan
taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan
kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua
mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan
akhlak mulia.
8. Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun
bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang
mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan
kebangsaan peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya
memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh
karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan
sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan
bangsa dalam wilayah NKRI.
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat

Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik


sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian
keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat
harus terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari
daerah dan bangsa lain.
11. Kesetaraan Jender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang
berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.
16
12. Karakteristik satuan pendidikan

Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi,


dan ciri khas satuan pendidikan.
G. Prinsip-prinsip Penyusunan Kurikulum 2013

Penyusunan KTSP ini berpedoman pada prinsip-prinsip berikut ini.

a. Berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepentingan


peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan
menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab. Untuk
mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi
peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
kepentingan peserta didik, dan tuntutan lingkungan, serta budaya dan
karakter bangsa. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran
berpusat pada peserta didik.

b. Beragam dan terpadu


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman
karakteristik peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis
pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif terhadap
perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi,
dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta
disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan
tepat antarsubstansi.

c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan


seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis.
Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum memberikan pengalaman
17
belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan


Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan
dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu,
pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan
vokasional merupakan keniscayaan.

e. Menyeluruh dan berkesinambungan


Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

f. Belajar sepanjang hayat


Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal, dan informal dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah pengembangan
manusia seutuhnya.

g. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah


Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa, dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan
daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto
Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara Kesatuan Republik
Indonesia (NKRI).
H. Prinsip Prinsip Penyusunan Kurikulum Merdeka

18
a. Pembelajaran Sesuai Tahap Capaian Belajar
Pembelajaran sesuai tahap capaian belajar murid (teaching at the right
level) adalah pendekatan belajar yang berpusat pada kesiapan belajar
murid, bukan pada tingkatan kelas

b. Pengorganisasian Pelaksanaan Pembelajaran

Untuk mendukung pelaksanaan Kurikulum Merdeka, pengorganisasian


pembelajaran perlu diperbarui. Salah satu caranya adalah dengan
mengatur pembagian kewenangan antara pemerintah pusat dan satuan
pendidikan.

Kewenangan Pemerintah Pusat

1. Struktur kurikulum
2. Profil Pelajar Pancasila
3. Capaian Pembelajaran
4. Prinsip pembelajaran dan asesmen

Kewenangan Satuan Pendidikan

1. Visi, misi, dan tujuan sekolah


2. Kebijakan lokal terkait kurikulum
3. Proses pembelajaran dan asesmen
4. Pengembangan kurikulum operasional di satuan pendidikan
5. Pengembangan perangkat ajar

c. Struktur Kurikulum

Struktur kurikulum di Kurikulum Merdeka didasari tiga hal, yaitu


berbasis kompetensi, pembelajaran yang fleksibel, dan karakter
Pancasila. Berikut adalah beberapa prinsip pengembangan struktur
Kurikulum Merdeka.

1. Struktur Minimum

Struktur kurikulum minimum ditetapkan oleh pemerintah pusat.


Namun, satuan pendidikan bisa mengembangkan program dan

19
kegiatan tambahan sesuai dengan visi, misi, dan sumber daya yang
tersedia.

2. Otonomi

Kurikulum memberi kemerdekaan pada satuan pendidikan dan guru


untuk merancang proses dan materi pembelajaran yang relevan dan
kontekstual.

3. Sederhana

Perubahan dari kurikulum sebelumnya dibuat seminimal mungkin,


namun tetap signifikan. Tujuan, arah perubahan, dan rancangannya
dibuat jelas sehingga mudah dipahami sekolah dan pemangku
kepentingan.

4. Gotong Royong

Pengembangan kurikulum dan perangkat ajar adalah hasil


kolaborasi puluhan institusi, di antaranya Kementerian Agama,
universitas, sekolah, dan lembaga pendidikan lainnya.

20

Anda mungkin juga menyukai