PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1. Rasionalisasi
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan,
isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
pada jenjang pendidikan dasar. Tujuan ini meliputi tujuan pendidikan nasional
serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik.
Pasca menurunnya dampak pandemic Corona Virus Desease (Covid-19),
layanan pendidikan harus kembali diberikan kepada anak-anak usia sekolah pada
semua jenjang termasuk jenjang pendidikan dasar dan menengah secara
normal. Dalam kondisi normal, sekolah harus bekerja keras dan tetap
memberikan tugas dan fungsinya sebagai lembaga pendidikan formal
memberikan layanan terbaik kepada peserta didik. Oleh karena itu dalam
melaksanakan tugas dan fungsinya senantiasa berpedoman kepada seluruh
kebijakan bidang pendidikan yang telah dibuat oleh pusat maupun daerah
secara khusus. Pedoman lainnya adalah berupa sebuah panduan yang dibuat dan
dilaksanakan sendiri oleh seklah yaitu kurikulum.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003)
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 tahun 2005 sebagai mana telah diubah terakhirkalinya
dengan Nomor 32 tahun 2015 tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
mengamanatkan bahwa kurikulum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan
dengan mengacu kepada Stándar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI)
serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional
Pendidikan (BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti
ketentuan lain yang menyangkut kurikulum dalam UU Nomor 20 Tahun 2003 dan
PP Nomor 32 Tahun 2015.
Berdasarkan peraturan di atas, dalam upaya mendekatkan pendidikan
dengan potensi, perkembangan, kebutuhan peserta didik dan lingkungan, SMP
1
Negeri 1 Taraju mengembangkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
Kurikulum ini disusun dengan mengacu pada Stándar Isi (SI) dan Stándar
Kompetensi Lulusan (SKL)
Di tengah hiruk pikuknya penanganan dan pencegahan Covid-19,
Kurikulum SMP Negeri 1 Taraju ini disusun untuk tetap mewujudkan visi sekolah
dengan mengakomodasi potensi yang ada untuk meningkatkan kualitas sekolah,
baik dalam aspek akademis maupun non akademis, (sesuai visi dan misi). Oleh
sebab itu kurikulum SMP Negeri 1 Taraju disusun oleh tim yang telah dibentuk
yaitu Tim Penjaminan Mutu Satuan pendidikan (TPMPS) untuk memungkinkan
penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
sekitar sekolah. Kebijakan Pembelajaran Jarak jauh (PJJ) baik secara luring
atau pun daring atau Belajar Dari Sekolah (BDR) melalui tatap muka harus di
buat pedoman dan lain-lainnya.
Prinsip yang dikembangkan dalam penyusunan kurikulum SMP Negeri 1
Taraju pada tahun pelajaran 2022/2023 menerapkan prinsip - prinsip
pengembangan Kurikulum 2013 dan Kurikulum Merdeka bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, berkarakter dan berbudi pekerti
luhur dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab
terhadap lingkungan.
Pembelajaran kurikulum merdeka memiliki 5 prinsip yang perlu
diperhatikan dalam implementasinya sebagai berikut:
3. Holistik
Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter
peserta didik secara holistik.
2
4. Relevan
Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai
konteks, lingkungan dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan
masyarakat sebagai mitra.
5. Berkelanjutan
Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
Selain itu, peserta didik diharapkan mempunyai ketrampilan abad 21
yang diistilahkan 4C yaitu Communication, collaboration, Critical Thinking and
Problem Solving dan Creativity and Innovation). Penguasaan ketrampilan 4C ini
sangat penting khususnya di abad 21, abad dimana dunia berkembang dengan
cepat dan dinamis. Untuk mewujudkan ketrampilan 4C itu diantaanya yaitu
dengan adanya Integrasi PPK (Penguatan Pendidikan Karakter). Lima karakter
yang dimaksud adalah religiositas, nasionalisme, kemandirian, gotong royong
dan integritas serta Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang tidak hanya sekedar
membaca dan menulis melainkan mencakup ketrampilan berpikir menggunakan
berbagai sumber baik cetak, visual, digital dan auditori. Juga dalam
pembelajaran menerapkan Higher Order of Thinking Skill (HOTS) yaitu dalam
pembelajaran memberikan pelatihan yang melatih kemampuan berpikir kritis,
logis, reflektif, metakognitf yang merupakan kemampuan berpikir tingkat tinggi
sehingga diharapkan peserta didik dapat bersaing dalam kancah dunia.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan yang
berkarakter dan berbudi pekerti luhur, serta sesuai dengan visi SMPN Ujung
Kulon yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan yang
berkarakter dan berbudi pekerti luhur, serta sesuai dengan visi SMP Negeri
1 Taraju.
Berdasarkan Permendiknas No 19 tahun 2007 nomor 2d dan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun
2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) pada Pendidikan
3
Dasar dan Pendidikan Menengah serta Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 159 Tahun 2014 tentang Evaluasi
Kurikulum, yang terdiri antara lain:
a. Komponen KTSP yang dikembangkan, ditetapkan, dan dilaksanakan
b. Program Pembelajaran
c. Penilaian hasil belajar peserta didik
d. Peraturan akademik
e. Penilaian kurikulum
4
semangat warga sekolah dalam belajar. Hal ini dibuktikan dengan prestasi
yang pernah diperoleh baik itu akademik maupun non-akademik.
3. Kondisi Lingkungan Eksternal
Masyarakat di sekitar SMP Negeri 1 Taraju sebagian besar adalah
petani, buruh tani, pegawai negeri sipil, pegawai swasta, pengusaha dan
sebagian lain adalah pedagang serta wiraswasta. Sebagai sekolah yang
berada pada lingkungan perkebunan teh yang sangat luas dan input
peserta didik yang terbatas di lingkungan sekitar, serta berada pada
daerah yang mulai menggalakkan potensi wisata agrikultur serta dengan
tetap mempertahankan nilai-nilai religiusitas Islami yang menonjol, maka
profil pelajar yang dihasilkan adalah pelajar yang memiliki potensi
meningkatkan ide dan keterampilan untuk melestarikan dan mewujudkan
daerahnya menjadi destinasi wisata wirausaha yang syariah. Wisata
wirausaha syariah tersebut diantaranya adalah perkebunan teh, penghasil
teh rakyat, dan hasil bumi lainnya. Selain itu, diharapkan siswa-siswa
menjadi pejuang lingkungan yang mampu menjaga dan melestarikan
lingkungan sekitarnya.
Dalam rangka meningkatkan potensi tersebut, SMP Negeri 1
Taraju mengadakan kerjasama dengan lembaga dan instansi terkait dan
pengelola Sumber daya alam/lingkungan dimana SMP Negeri 1 Taraju
berlokasi. Kerjasama dan kemitraan ini tidak hanya dilakukan dalam
kegiatan pembelajaran intrakulikuler tapi juga melalui kegiatan Projek
Penguatan Profil pelajar Pancasila (P5).
Dalam rangka mewujudkan budaya daerah tersebut maka
diwadahi dalam suatu kegiatan dengan nama “SAPIRA” (SAban PIpir
dipiaRA). Kegiatan ini dimaksudkan untuk menggali potensi pendidik dan
peserta didik dalam pembentukan karakter peserta didik yang mampu
membantu melestarikan potensi daerah sekaligus mengangkat produk
daerah agar mampu bersaing dalam dunia global.
Untuk memberikan layanan kebutuhan dan tuntutan masa depan
peserta didik agar menjadi insan yang memiliki kemampuan daya saing di
era generasi 4.0, dengan tetap menjunjung tinggi nilai luhur bangsa yang
tersirat dalam sila-sila Pancasila serta mengembangkan cinta budaya
5
daerah dan bangsa, maka SMP Negeri 1 Taraju menyusun Kurikulum
Operasional sesuai dengan karakteristik peserta didik dan budaya lokal
daerah setempat.
B. Dasar Hukum
6
14. Permendikbud No. 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter
15. Permendikbud No. 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan beban kerja
Guru, Kepala Sekolah, dan Pengawas Sekolah.
16. Permendikbud No. 20 Tahun 2018 tentang penguatan pendidikan
karakter pada satuan pendidikan formal
17. Permendikbud No. 35 Tahun 2018 tentang Perubahan K13 SMP/MTS.
18. Permendikbud No. 37 Tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Permendikbud Nomor 24 Tahun 2016 tentang KI dan KD Pelajaran pada
Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
19. Permendikbud RI Nomor 4 Tahun 2018 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh
Satuan Pendidikan dan Penilaian Hasil Belajar oleh Pemerintah;
20. Permendikbud RI Nomor 15 Tahun 2018 tentang Pemenuhan Beban Kerja
Guru, Kepala Sek olah, dan Pengawas Sekolah;
21. Permendikbud RI Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter;
22. Permendikbud RI Nomor 35 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Permendikbud
Nomor 58 Tahun 2014 tetang Kurikulum 2013 SMP/MTs;
23. Permendikbud Nomor 37 Tahun 2018 tentang Perubahan atas Permendikbud
Nomor 24 Tahun 2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar
Pelajaran Kurikulum 2013 pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
24. Permendikbud No. 43 Tahun 2019 tentang Penyelenggaraan Ujian yang
Diselenggarakan Satuan Pendidikan dan Ujian Nasional.
25. Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022 Tentang Standar Kompetensi
Lulusan Pada Jenjang PAUD, SD, SMP,SMA dan SMK
26. Permendikbudristek No. 7 Taun 2022 Tentang Standar Isi Pada PAUD, SD,
SMP, SMA dan SMK Kurikulum Merdeka.
27. Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022 Tentang Standar Proses Pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, Dan Jenjang
Pendidikan Menengah.
28. Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar,
Dan Jenjang Pendidikan Menengah.
29. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 4 Tahun 2020
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa Darurat
Penyebaran Corona Virus Disease 2019
30. Kepmendikbud No. 719 Tahun 2020 Tentang Pedoman Pelaksanaan
Kurikulum Pada Satuan Pendidikan Dalam Kondisi Khusus
7
31. Kepmendikbud No. 262 Tahun 2022 Perubahan atas Keputusan Menteri
Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor
56/M/2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran
32. Surat Edaran mendikbud RI no 14 Tahun 2019 tentang tentang
Penyederhaan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
33. Surat Edaran Mendikbud RI No. 4 Tahun 2020 Tentang Pelaksanaan
Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat Penyebaran Coronavirus
Disease (Covid-19)
34. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri Agama,
Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia
Nomor03/KB/2022, Nomor 408 Tahun 2022, Nomor HK.01.08/
Menkes/1140/2022, Nomor 420-1026 Tahun 2022 Tentang Panduan
Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi Covid-19.
35. Keputusan menteri Pendidikan, kebudayaan, riset dan teknologi RI
Nomor 56 Tahun 2022 tentang Pedoman Penerapan Kurikulum dalam
rangka Pemulihan Pembelajaran (Kurikulum Merdeka);
36. Surat Edaran Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan teknologi Nomor 7
Tahun 2022 Tentang Diskresi pelaksanaan Keputusan bersama 4 (Empat)
Menteri tentang Panduan Penyelenggaraan Pembelajaran di Masa Pandemi
Covid-19.
37. Peraturan Gubernur Jawa Barat No. 69 Tahun 2013 tentang
Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada Jenjang
Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
38. Peraturan Gubernur Jawa Barat Nomor 14 Tahun 2014 tentang
Perbahan atas Perda Provinsi Jawa Barat Nomor 5 Tahun 2003 tentang
Pemeliharaan Bahasa Sastra dan Aksara Daerah;
39. Surat Edaran Disdik Provinsi Jawa Barat No 24614/PK/02.01.05-Sekre
tanggal 14 Juni 2022 tentang pedoman penyusunan Kalender Pendidikan
TP 2022/2023;
40. Instruksi Bupati Tasikmalaya Nomor 11 Tahun 2021 Tentang
Pembelajaran Tatap Muka Terbatas tanggal 24 Agustus 2021;
8
41. Surat Edaran Kadisdikbud no 1082/PD.02.01/Disdikbud/2021 Kabupaten
Tasikmalaya perihal Kalender Pendidikan Kabupaten Tasikmalaya Tahun
Pelajaran 2021/2022.
42. Surat Keputusan Kepala SMPN 1 Taraju Nomor
B/045/PD.01.01/smpn1trj/2022 tentang Tim Pengembang Kurikulum
Sekolah dan Penyusunan KTSP Tahun Pelajaran 2022/2023
Tujuan Umum
Tujuan Khusus
9
5. Bagi pengawas sebagai bahan evaluasi dalam membimbing dan
mengawasi pengelolaan kurikulum meliputi; persiapan, pelaksanaan,
dan penilaian pembelajaran di satuan pendidikan.
10
meragukan kompetensi guru baik dalam bidang studi yang diajarkan maupun
bidang lain yang mendukung terutama bidang didaktik dan metodik
pembelajaran. Keraguan ini cukup beralasan karena didukung oleh hasil uji
kompetensi yang menunjukkan masih banyak guru yang belum mencapai
standar kompetensi yang ditetapkan. Uji kompetensi ini juga menunjukkan
bahwa masih banyak guru yang tidak menguasai penggunaan teknologi
informasi dan komunikasi (TIK).
Pendidikan yang sesuai dengan kebutuhan masa depan hanya akan
dapat terwujud apabila terjadi pergeseran atau perubahan pola pikir.
(Badan PSDMPKPMP : 2014 ). Dalam persaing global setidaknya ada tiga hal
yang mengharuskan mengapa pembelajaran tersebut berubah : pertama
persaingan untuk merebut pasar kerja menjadi sangat ketat, kita tidak hany
bersaing dengan pencari kerja sesama bangsa tetapi juga dengan tenaga
kerja dari negara lain, kedua : persayaratan kerja semakin tinggi sejalan
dengan kebutuhan hidup dan masalah yang dihadapi, ketiga : adanya
perubahan orientasi hidup, kebutuhan sekarang tidak cukup hanya
memenuhi kebutuhan sandang pangan dan papan, tetapi menuntut
pemenuhan kebutuhan sekender yang lainnya.
Dalam materi pelatihan implementasi kurikulum 2013 ada 16
indikator perubahan pola pikir pembelajaran yaitu sebagai berikut :
1. Dari berpusat pada guru menuju berpusat pada siswa.
2. Dari satu arah menuju interaktif.
3. Dari isolasi menuju lingkungan jejaring.
4. Dari pasif menuju aktif-menyelidiki.
5. Dari maya/abstrak menuju konteks dunia nyata.
6. Dari pembelajaran pribadi menuju pembelajaran berbasis tim.
7. Dari luas menuju perilaku khas memberdayakan kaidah keterikatan.
8. Dari stimulasi rasa tunggal menuju stimulasi ke segala penjuru.
9. Dari alat tunggal menuju alat multimedia.
10. Dari hubungan satu arah bergeser menuju kooperatif.
11. Dari produksi massa menuju kebutuhan pelanggan.
12. Dari usaha sadar tunggal menuju jamak.
13.Dari satu ilmu pengetahuan bergeser menuju pengetahuan disiplin jamak.
11
14. Dari kontrol terpusat menuju otonomi dan kepercayaan.
15. Dari pemikiran faktual menuju kritis.
16.Dari penyampaian pengetahuan menuju pertukaran pengetahuan.
12
sedangkan sikap adalah konten developmental dan dikembangkan
melalui proses pendidikan yang tidak langsung (indirect teaching).
e. Pembelajaran kompetensi untuk konten yang bersifat
developmentaldilaksanakan berkesinambungan antara satu pertemuan
dengan pertemuan lainnyadan saling memperkuat antara satu mata
pelajaran dengan mata pelajaran lainnya.
f. Proses pembelajaran tidak langsung (indirect) terjadi pada setiap
kegiatan belajar yang terjadi di kelas, sekolah, rumah dan masyarakat.
Proses pembelajaran tidak langsung bukan kurikulum tersembunyi
(hidden curriculum) karena sikap yang dikembangkan dalam proses
pembelajaran tidak langsung harus tercantum dalam silabus, dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang dibuat guru.
g. Proses pembelajaran dikembangkan atas prinsip pembelajaran siswa
aktif melalui kegiatan mengamati (melihat, membaca, mendengar,
menyimak), menanya (lisan, tulis), menganalis (menghubungkan,
menentukan keterkaitan, membangun cerita/konsep), mengkomunikasi-
kan (lisan, tulis, gambar, grafik, tabel, chart, dan lainlain).
h. Pembelajaran remedial dilaksanakan untuk membantu peserta didik
menguasai kompetensi yang masih kurang. Pembelajaran remedial
dirancang dan dilaksanakan berdasarkan kelemahan yang ditemukan
berdasarkan analisis hasil tes, ulangan, dan tugas setiap peserta didik.
Pembelajaran remedial dirancang untuk individu, kelompok atau kelas
sesuai dengan hasil analisis jawaban peserta didik.
i. Penilaian hasil belajar mencakup seluruh aspek kompetensi, bersifat
formatif dan hasilnya segera diikuti dengan pembelajaran remedial
untuk memastikan penguasaan kompetensi pada tingkat memuaskan.
Pembelajaran ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan untuk
aktivitas yang dirancang sebagai kegiatan di luar kegiatan
pembelajaran terjadwal secara rutin setiap minggu. Kegiatan
ekstrakurikuler terdiri atas kegiatan wajib dan pilihan. Pramuka adalah
kegiatan ekstrakurikuler wajib.Kegiatan ekstrakurikuler wajib dinilai
yang hasilnya digunakan sebagai unsur pendukung kegiatan
intrakurikuler.
13
Ada beberapa hal yang dapat disimpulkan bahwa pengembangan
perubahan kurikulum sebagai suatu keharusan dalam sistem pendidikan
nasional, karena adanya tantangan internal dan eksternal. Perubahan
tersebut dilatarbelakangi oleh adanya perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi dan dinamika kebutuhan masyarakat seperti adanya persaingan
pencari kerja yang semakin kuat, perubahan orientasi kebutuhan hidup dan
perubahan standarisasi kebutuhan kerja.
Perubahan tersebut dimulai oleh guru sebagai komponen input yang
akan melaksanakan kurikulum dalam proses pembelajaran, sehingga guru-
guru betul-betul harus profesional dalam bidangnya masih-masing.
Pendidikan sebagai suatu system, maka seluruh subsistem dan komponen
yang ada dalam kurikulum tersebut semestinya direncanakan dan
dilaksanakan sesuai dengan system yang telah disepakati dan di tetapkan
dengan peraturan yang berlaku. Adanya Keselarasan sesuai dengan tuntutan
kompetensi lulusan, isi, proses pembelajaran, dan penilaian. Aplikasi yang
taat asas dari prinsipprinsip ini menjadi sangat esensial dalam mewujudkan
keberhasilan implementasi Kurikulum 2013. Ketika guru selesai menjalani
proses pelatihan dan kemudian secara rutin keseharian menjalankan tugas-
tugas profesional, profesionalisasi atau proses penumbuhan dan
pengembangan profesinya tidak berhenti di situ. Diperlukan upaya yang
terus- menerus agar guru tetap memiliki pengetahuan dan keterampilan
yang sesuai dengan tuntutan kurikulum serta kemajuan ilmu pengetahuan
dan teknologi. Di sinilah esensi pembinaan dan pengembangan profesional
guru. Kegiatan ini dapat dilakukan atas prakarsa institusi, seperti pendidikan
dan pelatihan, workshop, magang, studi banding, dan lain-lain adalah
penting. Prakarsa ini menjadi penting, karena secara umum guru masih
memiliki keterbatasan, baik finansial, jaringan, waktu, akses, dan
sebagainyai.
F. Acuan Konseptual
KTSP disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut.
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang
14
memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan
iman dan takwa serta akhlak mulia.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat
manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif,
kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu,
kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat
perkembangan, minat, kecerdasan intelektual, emosional dan sosial,
spritual, dan kinestetik peserta didik.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan
sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari.
Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk
menghasilkan lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan
daerah.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
18
a. Pembelajaran Sesuai Tahap Capaian Belajar
Pembelajaran sesuai tahap capaian belajar murid (teaching at the right
level) adalah pendekatan belajar yang berpusat pada kesiapan belajar
murid, bukan pada tingkatan kelas
1. Struktur kurikulum
2. Profil Pelajar Pancasila
3. Capaian Pembelajaran
4. Prinsip pembelajaran dan asesmen
c. Struktur Kurikulum
1. Struktur Minimum
19
kegiatan tambahan sesuai dengan visi, misi, dan sumber daya yang
tersedia.
2. Otonomi
3. Sederhana
4. Gotong Royong
20