Anda di halaman 1dari 18

BAB I

PENDAHULUAN

A. Rasional
Kurikulum merupakan seperangkat rencana dan peraturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggara kegiatan
pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu. Tujuan tersebut meliputi tujuan
pendidikan Nasional serta kesesuaian dengan kekhasan. Kondisi, potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan
untuk memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi
daerah.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP Negeri 1 Peukan Bada dikembangkan
dengan relevan oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite sekolah dibawah
koordinasi dan supervisi Dinas Pendidikan dan Kebudayaan atau Kantor Departemen
Agama Kabupaten / Kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk pendidikan menengah.
Penyusunan kurikulum untuk pendidikan khusus dikoordinasi dan disupervisi oleh Dinas
Pendidikan Provinsi dan berpedoman pada SI dan SKL serta panduan penyusunan
kurikulum yang disusun oleh BSNP.
SMP Negeri 1 Peukan Bada berada di Kabupaten Aceh Besar Propinsi Aceh.
Letak sekolah berada di lingkungan pemukiman warga masyarakat dan berbatasan dengan
SMA Negeri 1 Peukan Bada dan kantor camat kecamatan Peukan Bada. Minat masyarakat
untuk bersekolah di SMP Negeri 1 Peukan Bada dari tahun ke tahun semakin meningkat.
Hal ini dapat dilihat dari jumlah siswa dari tahun ke tahun mengalami penambahan. Hai ini
juga sebagai gambaran perkembangan kesadaran penduduk akan pentingnya pendidikan
semakin tinggi.
Warga masyarakat yang bersekolah di SMP Negeri 1 Peukan Bada memiliki
pandangan bahwa SMP Negeri 1 Peukan Bada memiliki pelayanan yang memadai dari
berbagai bidang dan didukung lingkungan yang kondusif untuk kegiatan belajar siswa.
Sehingga, harapan yang diinginkan warga adalah keluaran ( out put) siswa yang bermutu.
Dari berbagai tinjauan aspek-aspek yang telah ada, optimalisasi potensi yang dimiliki oleh
SMP Negeri 1 Peukan Bada diberdayakan agar harapan warga masyarakat dan siswa dapat
terwujud.
1
Kondisi ekonomi masyarakat sebagian besar termasuk kategori ekonomi
menengah ke bawah, dengan profesi sebagaian besar sebagai petani sehingga partisipasi
masyarakat dalam membantu sekolah masih jauh dari harapan. Mata pencaharian
masyarakat antara lain berprofesi sebagai pedagang, petani, nelayan, buruh, PNS, dan
wiraswasta.
Kondisi nyata di SMP Negeri 1 Peukan Bada sebagian sudah memenuhi Standar
Pelayanan Minimal (SPM). Sebagian SPM yang belum terpenuhi terkait dengan peningkatan
pelayanan mutu pendidikan yang belum maksimal. Selain itu belum terpenuhinya kualifikasi
tenaga kependidikan yang memadai.
Peningkatan mutu pendidikan terkait dengan upaya untuk meningkatkan mutu
proses belajar dan hasil belajar siswa. Dalam bidang mutu proses, sekolah masih perlu
mengembangkan kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP), mengembangkan strategi
pembelajaran, pengembangan berbagai teknik penilaian, peningkatan profesionalisme
guru,dan pengembangan alat penilaian. Dalam peningkatan mutu implementasi Manajemen
Berbasis Sekolah (MBS) di SMP Negeri 1 Peukan Bada masih perlu meningkatkan
kerjasama dengan berbagai instansi terkait, orang tua siswa, masyarakat, dan komite
sekolah. Juga berupaya melaksanakan pedoman pengelolaan sekolah dengan tertib, dan
melaksanakan pengawasan baik internal mapun eksternal.
Pada masa yang akan datang, kondisi pendidikan di SMP Negeri 1 Peukan Bada
diharapkan mampu memberikan layanan pendidikan secara optimal, transparan, akuntabel,
demokratis, efisien, efektif sehingga berdampak pada output (keluaran) yang bermutu,
bermoral tinggi, dan memliki life skill tinggi dan daya saing tinggi. Harapan yang dicita-
citakan oleh SMP Negeri 1 Peukan Bada Insya Allah dapat tercapai dengan usaha yang
optimal dan melaksanakan kegiatan peningkatan mutu proses dan hasil belajar, dan
meningkatkan mutu implementasi MBS untuk meningkatkan pencitraan publik melalui
kinerja yang baik, dengan inayah Allah cita-cita atau tujuan akan terwujud.

B. Dasar Hukum

A. Landasan Filosofis

2
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta
didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran,
posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan
lingkungan alam di sekitarnya.

Kurikulum dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi


pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia berkualitas yang
tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.

Berdasarkan hal tersebut, kurikulum dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:

1. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa


masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang diperlukan
bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap
mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang
yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

2. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah
sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta didik.
Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir
rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa
yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna
yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan
3
psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan
kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa
bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam
interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan berbangsa masa
kini.

3. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan


kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan
bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajaran
disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini bertujuan untuk mengembangkan
kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.

4. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik ( experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir
reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun
kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.

B. Landasan Yuridis
Adapun yang menjadi dasar hukum dalam penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP ) ini adalah:
1. Undang-undang No 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional
2. Peraturan Pemerintah atau PP Nomor 19 tahun 2017 tentang perubahan PP
No.74 tahun 2008 tentang Guru.
3. Peraturan Pemerintah (PP) No.53 tahun 2010 tentang Disiplin PNS
4. Peraturan Pemerintah (PP) No.19 tahun 2005 tentang Standar Nasional
4
Pendidikan direvisi dengan Peraturan Pemerintah (PP) No.32 tahun 2013
tentang Standar Nasional Pendidikan
5. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
20 tahun 2016 tentang Standar Kelulusan
6. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
21 tahun 2016 tentang Standar Isi
7. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
22 tahun 2016 tentang Standar Proses
8. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
23 tahun 2016 tentang Standar Penilaian
9. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 24 tahun 2016 tentang Standar KI KD mata Pelajaran Kurikulum 2013
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 58 Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 SMPN/Mts.
11. Permendikbud No.61 tahun 2014 tentang Pedoman Pengembangan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
12. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 62 Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Pada Pendidikan
Dasar Dan Pendidikan Menengah
13. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 63 Tahun 2014 Tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan
Ekstrakurikuler Wajib Pada Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah
14. Permendikbud No.79 tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013
15. Permendikbud No. 111 tahun 2014 tentang Bimbingan dan Konseling pada
pendidikan Dasar dan Menengah
16. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
23 Tahun 2015 Tentang Penumbuhan Budi Pekerti
17. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 53 tahun 2015 tentang Penilaian hasil belajar oleh Pendidik dan Satuan
Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Menengah.
18. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
82 Tahun 2015 Tentang Pencegahan Tindak Kekerasan

5
19. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 18 Tahun 2016 Tentang Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru.
20. Peraturan Presiden nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter
21. Peraturan menteri Lingkungan Hidup No 5 tahun 2013 tentang pedoman
pelaksanaan program adiwiyata
22. Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor
28 tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah
23. Keputusan Bersama Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan, Menteri Agama,Menteri
Kesehatan, Dan Menteri Dalam Negeri Republik Indonesia, nomor : Nomor
01.kb/2020,nomor 516 Tahun 2020, nomor Hk.03.01 /Menkes I 363 I 2020, nomor
440-842 Tahun 2020 tentang panduan Peinyelenggaraan pembelajaran pada tahun
ajaran 2020/2021 dan tahun akademik 2020/2021 di masa pandemi corona virus
disease 2019 (covid19).
24. Surat edaran nomor 4 tahun 2020 tentang pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam
masa darurat penyebaran corona virus disease (covid- 1 9) Nomor 3 tahun 2020
tentang pencegahan corona y/rus d/sease (covid-l9) pada satuan pendidikan
25. Surat edaran nomor 15 tahun 2020 tentang pedoman penyelenggaraan belajar dari
rumah dalam masa darurat penyebaran corona yirus d/sease (covid-19)
26. nomor 15 tahun 2o2o tentang pedoman pei.iyelenggaraan belajar dari rumah dalam
masa darurat penyebaran corona yirus d/sease (covid-19)
27. SE sesjen kemdikbud no. 15/2020panduan kegiatan pembelajaran saat satuan
pendidikan kembaliberoperasi.
28. Surat edaran menteri pendidikan dan kebudayaan nomor 4 tahun 2020,tentang
pelaksanaan kebijakan pendidikan dalam masa Darurat Penyebaran Corona Virus
Disease 2019.
29. Surat Edaran Sekretaris Jenderal Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
15 Tahun 2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah dalam
Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease 2019 (COVID-19)

C. Tujuan Pendidikan
1. Tujuan Pendidikan Nasional

6
Tujuan pendidikan Nasional yaitu meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih
lanjut.

2. Tujuan Pendidikan Tingkat Satuan Pendidikan

Visi Sekolah
Visi : Mewujudkan sekolah yang bermutu, islami, kreatif, inovatif dan mandiri serta
berbasis lingkungan

Indikator-indikator pencapaian Visi Sekolah:


a. Pendidikan yang bermutu, efesien dan relevan serta memiliki daya saing
b. Warga Sekolah berprilaku sesuai norma agama dan nilai-nilai sekolah
c. Peningkatan Sarana dan Prasarana (Sapras )Sekolah
d. Adanya partisipasi guru dan kreativitas siswa terhadap pravokasional di sekolah
e. Muatan Pembelajaran mengacu pada Standar Nasional dan kebutuhan Lokal

Misi Sekolah
Untuk mencapai visi ,maka disusun misi sebagai berikut:
a. Menjadikan sekolah sebagai satuan pendidikan yang bermutu;
b. Membiasakan aktivitas segenap warga sekolah dengan landasan yang islami;
c. Berupaya menciptakan dan mengembangkan kreativitas dan inovasi dalam berbagai
aktivitas di sekolah;
d. Melahirkan dan melaksanakan program yang dapat membiayai dan memenuhi
kebutuhan sekolah;
e. Memaksimalkan hubungan dan peran serta masyarakat dalam menunjang aktivitas
sekolah.
f. Mewujudkan kondisi lingkungan sekolah yang bersih, asri dan nyaman untuk
mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan

Nilai-nilai Sekolah
a. Disiplin
b. Jujur
c. Bertanggung jawab
7
d. Musyawarah dan Kegotongroyongan
e. Inovasi dan kerja keras

Tujuan Sekolah (Satuan Pendidikan)


a. Meningkatkan kualitas dan kuantitas lulusan;
b. Memiliki pendidik dan tenaga pendidikan yang profesional;
c. Terpenuhi sarana dan prasarana yang berstandar nasional;
d. Terciptanya budaya yang berlandasan islami untuk segenap warga sekolah;
e. Terlaksananya aktivitas baca al-quran dan shalat berjamaah dalam proses
pembelajaran;
f. Munculnya kreativitas dan jiwa inovatif bagi segenap warga sekolah
g. Terlaksananya proses pembelajaran aktif, kontekstual dan menyenangkan;
h. Terciptanya unit usaha yang dapat membantu keuangan sekolah;
i. Tumbuhnya pemahaman dan memiliki jiwa kewirausahaan bagi segenap warga
sekolah;
j. Terjalinnya kerja sama antara warga sekolah dengan lingkungan luar sekolah;
k. Terwujudnya peran serta komite sekolah dalam menunjang kelancaran aktivitas di
sekolah.

D. Prinsip Penyusunan KTSP

Adapun prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


SMP Negeri 1 Peukan Bada sebagai berikut :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan
lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan potensinya agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan kompetensi peserta didik
disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
8
serta tuntutan lingkungan. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat
pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik,
kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak diskriminatif
terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial ekonomi, dan
jender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal,
dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan , tekhnologi, dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, tekhnologi
dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat dan isi kurikulum
memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti dan memanfaatkan
perkembangan ilmu pengetahuan, tekhnologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stake
holders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk
didalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha, dan dunia kerja. Oleh karena itu
pengembangan ketrampilan pribadi, ketrampilan berpikir, ketrampilan sosial,
ketrampilan akademik, dan ketrampilan vokasional.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan, dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat.
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, non formal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah perkembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.

9
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka Negara
Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

BAB II
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum
Walaupun pada masa pandemic Covid-19, struktur kurikulum tetap sebagai
mana panduan BSNP dan Permendikbud Nomor 35 Tahun 2018 tentang Kurkulum
2013 SMP dan MTs. Yang disesuaikan adalah beban belajar menyesuaikan dengan
kondisi dan kebijakan perkembangan Corona Virus desease-19 (Covid-19) yang
belum mereda.
Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama (SMP) merupakan

10
pengorganisasian kompetensi inti, matapelajaran, beban belajar, kompetensi dasar, dan
muatan pembelajaran pada setiap Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah. Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik
pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar
pada kelas yang berbeda dapat dijaga.
Kurikulum tingkat satuan pendidikan dikembangkan dengan karakteristik sebagai
berikut.
1) Mengembangkan keseimbangan antara sikap spiritual dan sosial, pengetahuan, dan
keterampilan, serta menerapkannya dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
2) Menempatkan sekolah sebagai bagian dari masyarakat yang memberikan
pengalaman belajar agar peserta didik mampu menerapkan apa yang dipelajari di sekolah
ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3) Memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
4) Mengembangkan kompetensi yang dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti
kelas yang dirinci lebih lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
5) Mengembangkan kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing
elements) kompetensi dasar. Semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi inti;
6) Mengembangkan kompetensi dasar berdasar pada prinsip akumulatif, saling memperkuat
(reinforced) dan memperkaya (enriched) antar-mata pelajaran dan jenjang pendidikan
(organisasi horizontal dan vertikal).

Mengacu pada enam karakteristik tersebut maka seluruh aktivitas penerapan kurikulum
berpusat pada usaha mewujudkan kompetensi inti yang diwujudkan dengan menempatkan
sekolah sebagaian bagian dari sistem masyarakat. Rumusan kompetensi inti menggunakan
notasi sebagai berikut

1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;


2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;

3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan


4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
11
B. Muatan Kurikulum
Struktur Kurikulum Nasional

ALOKASI WAKTU PER MINGGU


MATA PELAJARAN
VII VIII IX
Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 3
3. Prakarya 2 2 2
Jumlah jam pelajaran per minggu 38 38 38

Struktur Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMPN 1 Peukan Bada

Kelas dan Alokasi Waktu


Komponen
VII VIII IX
A. Kelompok A (Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Matematika 5 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4 4
12
B. Kelompok B (Umum)
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 3 3 3
Kesehatan
3. Prakarya 2 2 2

Jumlah Jam Perminggu 38 38 38

Keterangan:
a. Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat.
b. Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten
lokal.
c. Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri
sendiri.
d. Muatan lokal dapat memuat Bahasa Daerah
e. Jumlah alokasi waktu jam pelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal yang
dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.
f. Satuan pendidikan dapat menambah beban belajar per minggu sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan
faktor lain yang dianggap penting, namun yang diperhitungkan Pemerintah
maksimal 2 (dua) jam/minggu.
g. Untuk Mata Pelajaran Seni Budaya dan Mata Pelajaran Prakarya, satuan
pendidikan wajib menyelenggarakan minimal 2 aspek dari 4 aspek yang disediakan.
Peserta didik mengikuti salah satu aspek yang disediakan untuk setiap semester,
aspek yang diikuti dapat diganti setiap semesternya.

1. Kegiatan Pengembangan Diri

Untuk pengembangan diri pada masa adaptasi kebiasaan baru (PJJ) antara lain:
a. Rutin
1. Upacara Bendera Senin dengan mematuhi protokol kesehatan
2. Baca Al-Quran (pada pagi senin s/d kamis dan sabtu)
3. Gotong Royong (pada pagi sabtu)
4. Tahfiz Al-Quran
13
5. Diniah
6. Seni Tari
7. Seni Vocal dan musik
8. Sains Club
9. Baca Yasin (pada pagi jumat)
10. Life Skill
11. Sport Club
12. Language Club

b. Spontanitas
1. Memberi salam
2. Membuang sampah pada tempatnya
3. Budaya antri
4. Mengatasi silang pendapat

c. Keteladanan diri
1. Salaman sesama siswa (tanpa berjabat tangan)
2. Sopan santun dalam berbicara
3. Sopan santun dalam berpakaian
4. Kedisiplinan
5. Kebersihan

2. Pengaturan Beban Belajar

Beban belajar tatap muka pada SMP Negeri 1 Peukan Bada adalah sebagai
berikut:
Beban belajar satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri
Peukan Bada dilaksanakan dengan menggunakan system paket. Sistem paket adalah
system penyelenggaraan program pendidikan yang peserta didiknya diwajibkan

14
mengikuti seluruh program pembelajaran dan belajar yang telah ditetapkan untuk setiap
kelas sesuai dengan struktur kurikulum tingkat satuan pendidikan tersebut.
Beban belajar setiap mata pelajaran dinyatakan dalam satuan jam pelajaran.
Beban belajar dirumuskan dalam bentuk satuan waktu yang dibutuhkan oleh peserta
didik untuk mengikuti program pembelajaran melalui penugasan, terstruktur, dan
kegiatan mandiri tidak terstruktur. Semua itu dimaksudkan untuk mencapai Standar
Kompetensi Lulusan (SKL) dengan memperhatikan tingkat perkembangan peserta didik.
Kegiatan tatap muka adalah pembelajaran yang berupa proses interaksi antara
peserta didik dengan pendidik. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam
pembelajaran berlangsung selama 35 menit. Beban belajar kegiatan tatap muka
perminggu pada satuan pendidikan Sekolah Menengah Pertama (SMP) Negeri 1
Peukan Bada adalah 38 jam untuk kelas VII, VIII dan IX, ditambah kegiatan
pengembangan diri.
Kegiatan mandiri tidak terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh peserta didik yang dirancang oleh pendidik untuk
mencapai standar kompetensi. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri
tidak terstruktur bagi peserta didik maksimum 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap
muka dari mata pelajaran yang bersangkutan. Penyelesaian program pendidikan
dengan menggunakan system paket adalah tiga tahun.

3. Kriteria Ketuntasan Minimal

Sekolah Menengah Pertama Negeri 1 Peukan Bada Kabupaten Aceh Besar


menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sebagai berikut.

KKM
No Komponen
VII VIII IX
A. KELOMPOK A
1 Pendidikan agama dan budi pekerti 75 75 75
2 Pendidikan Kewarganegaraan 75 75 75
3 Bahasa Indonesia 75 75 75
4 Matematika 75 75 75
5 Ilmu Pengetahuan Alam 75 75 75
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 75 75 75
7 Bahasa Inggris 75 75 75
15
B. KELOMPOK B
1 Seni Budaya 75 75 75
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan 75 75 75
3 Prakarya 75 75 75

4. Kenaikan Kelas dan Kelulusan

a. Kriteria Kenaikan Kelas


Siswa SMP dinyatakan naik kelas apabila memenuhi syarat:
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran dalam dua semester selama
tahun pelajaran yang diikuti.
2. Deskripsi sikap sekurang-kurangnya BAIK dengan kriteria yang ditetapkan oleh
satuan pendidikan.
3. Nilai ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal BAIK.
4. Tidak memiliki LEBIH DARI dua mata pelajaran yang masing-masing nilai
kompetensi pengetahuan dan/atau kompetensi keterampilannya di bawah
KBM/KKM. Karena ketuntasan belajar yang dimaksud pada kenaikan kelas
adalah ketuntasan dalam konteks kurun waktu belajar 1 tahun, apabila ada
mata pelajaran yang tidak mencapai KBM/KKM pada semester ganjil atau
genap, nilai mata pelajaran dihitung dari rerata nilai semester ganjil dan genap
pada tahun pelajaran tersebut.
5. Seorang siswa naik kelas atau tidak didasarkan pada hasil rapat pleno dewan
guru dengan mempertimbangkan kebijakan sekolah. Adapun hasil rapat pleno
dewan guru SMP Negeri 1 Peukan Bada antara lain, siswa dinyatakan naik
kelas apabila:
a. Menyelesaikan tugas Lembar Kerja Daring semua mata pelajaran
sekurang-kurangnya 75% dari total keseluruhan pada semester ganjil.
b. Ketidakhadiran siswa pada semester genap tidak melebihi 10% dari hari
efektif dalam semester genap.
c. Tidak melanggar ketentuan tata tertib sekolah sesuai yang telah
ditetapkan

b. Kriteria Kelulusan
1. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran
2. Memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran, kelompok mata pelajaran, agama dan akhlak mulia, kelompok mata

16
pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran estetika,
dan kelompok mata pelajaran jasmani, dan olah raga dan kesehatan
3. Lulus ujian sekolah/madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu
pengetahuan dan teknologi.

BAB III
KELENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta


didik selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran,
mingggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan libur.
Setiap permulaan tahun pelajaran, tim penyusun program di sekolah menyusun kalender
pendidikan untuk mengatur waktu kegiatan pembelajaran selama satu tahun ajaran yang
mencakup permulaan tahun pelajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif dan hari
libur. Pengaturan waktu belajar di sekolah/madrasah mengacu kepada Standar isi dan
disesuaikan dengan kebutuhan daerah, karakteristik sekolah/madrasah, kebutuha peserta didik
dan masyarakat, serta ketentuan dari pemerintah/pemerintah daerah.
Beberapa aspek penting yang menjadi pertimbangan dalam menyusun kalender
pendidikan sebagai berikut:
- Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal
tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Permulaan tahun pelajaran telah
ditetapkan oleh pemerintah yaitu bulan Juli setiap tahun dan berakhir bulan Juni bulan
berikutnya.
- Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
pelajaran. Sekolah/madrasah dapat mengalokasikan lamanya minggu efektif belajar
sesuai dengan keadaan dan kebutuhannya.
- Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu, meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan pengembangan diri.
- Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak diadakan kegiatan pembelajaran
terjadwal. Hari libur sekolah/madrasah ditetapkan berdasarkan keputusan Menteri
Pendidikan Nasional, dan hari libur khusus.
- Waktu libur berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun
pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan
hari libur khusus.
- Libur jeda tengah semester, jeda antar semester, libur akhir tahun pelajaran digunakan
untuk penyiapan kegiatan dan administrasi akhirndan awal tahun.
- Hari libur keagamaan (Bulan puasa, dsb) kami sesuaikan dengan ketentuan Pemda NAD
(Dinas Pendidikan) tanpa mengurangi jumlah mingggu efektif belajar dan waktu
pembelajaran efektif.
17
- Jadwal kegiatan khusus telah kami alokasikan waktu secara spesifik tanpa mengurangi
jumlah minggu efektif belajar dan waktu pembelajaran efektif.
- Hari libur umum/nasional atau penetapan hari serentak untuk setiap jenjang dan jenis
pendidikan, kami sesuaikan dengan peraturan Pemerintah Pusat/Provinsi/Kabupaten.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
A. SK Tim Penjaminan Mutu Sekolah
B. Kalender Pendidikan
C. Daftar hadir RAKER
D. Dokumentasi RAKER

18

Anda mungkin juga menyukai