BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelengaraan kegiatan
pembelajaraan untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini meliputi tujuan
pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi daerah, satuan
pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum disusun oleh satuan pendidikan untuk
memungkinkan penyesuaian program pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di
daerah.Sekolah kami sudah menyusun Kurikulum Sekolah Sejak Tahun Pelajaran 2015/2016,
tetapi masih perlu dikembangkan tiap-tiap tahun pelajaran.
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) sesuai Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 Pasal 2 ayat
(1) “KTSP dikembangkan, ditetapkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan” ayat
(2) “Pengembangan KTSP sebagaimana dimaksud pada ayat (1) mengacu pada SNP dan
Kurikulum 2013.” Standar nasional pendidikan terdiri atas standar isi, proses, kompetensi
lulusan, tenaga pendidikan, sarana dan prasarana, pengelolaan, pembiayaan dan penilaian
pendidikan. Dua dari kedelapan standar nasional pendidikan tersebut, yaitu Standar Isi (SI)
dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan utama bagi satuan pendidikan
dalam mengembangkan kurikulum.
Berdasarkan dokumen-1 yang ada di sekolah kami dan berdasarkan ketentuan Peraturan
Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014 Pasal 2 ayat
(1) “KTSP dikembangkan, ditetapkan, dan dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan” maka
Tim pengembang kurikulum mempunyai kewajiban untuk mengembangkan kurikulum
sekolah.
1.2 Landasan
1.2.1 Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik
yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi
peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan
lingkungan alam di sekitarnya. Kurikulum 2013 dikebangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia
Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofis pendidikan yang dapat digunakan secara
spesifikasi untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang
berkualitas. Berdasarkan hal tersebut Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi
sebagai berikut:
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini
dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan
berdasarkam budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun
kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik
di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan
pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini,
prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus
termuat dalam isi kurikulum yang memberi kesempatan kepada peserta didik untuk
mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecerlangan
akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca,
dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya
dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan
akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum
adalah displin ilmu dan pembelajaran adalah pembelajarn disiplin ilmu (essentialism).
Filosofi ini bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari
masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap
sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa
yang lebig baik (experimentalism and social recontructivism). Dengan filosofi ini,
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik menjadi
kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan
untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
g. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 57 Tahun 2021 tentang Standar Nasional
Pendidikan.
h. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 4 Tahun 2022 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 57 Tentang Standar Nasional Pendidikan.
i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 58 Tahun 2014
tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 61 Tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62 Tahun 2014
tentang Kegiatan Ekrakulikuler Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
l. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 63 Tahun 2014
tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakulikuler Wajib Pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
m. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 79 Tahun 2014
tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013.
n. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 103 Tahun
2014 tentang Pembelajaran Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
o. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 111 Tahun
2014 tentang Bimbingan dan Konseling Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
p. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 5 Tahun 2022 Tentang Standar Kompetensi Kelulusan Pada Anak Usia Dini,
Jenjang Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.
q. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia
Nomor 7 Tahun 2022 Tentang Standar Isi Pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah.
r. Peraturan Gubernur Jawa Timur Nomor 19 Tahun 2014 tentang Mata Pelajaran Bahasa
Daerah Sebagai Muatan Lokal Wajib Disekolah/Madrasah.
s. Peraturan Daerah Kabupaten Jember Nomor 02 Tahun 2007 tentang Penyelenggaraan
Pendidikan di Kabupaten Jember.
t. Peraturan Bupati Nomor 23 Tahun 2010 tentang Standar Pendidikan Muatan Lokal Baca
Tulis Al-Qur’an Sekolah Dasar/Sekolah Menengah Pertama/Sekolah Menengah
Atas/Sekolah Menengah Kejuruan Kabupaten Jember.
Sedangkan kelemahan SMP Islam Darul Arifin yang perlu mendapat perhatian adalah
rendahnya kesadaran masyarakat tentang pendidikan, sehingga banyak siswa yang rawan
putus sekolah.
1.5 Acuan
Acuan Pengembangan Kurikulum antara lain:
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta didik
secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat meningkatkan iman, takwa, dan
akhlak mulia.
2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan kerukunan
interumat dan antarumat beragama.
3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai
Kurkulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik
yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam
kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus menumbuhkembangkan wawasan dan
sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam
wilayah NKRI.
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan Tingkat
Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik
Pendidikan merupakan proses holistik/sistematik dan sistematik untuk meningkatkan
harkat dan martabat manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengatuan, dan
ketrampilan) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan
1.6 Prinsip-Prinsip
1.6.1 Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik
dan lingkungan pada masa kini dan yang akan datang.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar memiliki posisi sentral untuk
mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi
warga negara yang Þmokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujun
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntunan lingkungan pada masa kini dan yang
akan datang. Memiliki posisi sentral berarti bahwa kegiatan pembelajaran harus berpusat
pada peserta didik.
g. Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata pelajaran/tema
tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator pencapaian kompetensi untuk
penilaian, alokasi waktu, dan sumber belajar.
h. Peserta didik adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan diangkat untuk
menunjang penyelenggaraan pendidikan.
i. Tenaga kependidikan adalah anggota masyarakat yang mengabdikan diri dan daingkat
untuk menunjang penyelenggaraan pendidikan.
j. Pendidik adalah tenaga kependidikan yang berkualifikasi sebagai guru, dosen, konselor,
pamong belajar, widyaiswara, tutor, instruktur, fasilitator, dan sebutan lain yang sesuai
dengan kekhususannya, serta berpartisipasi dalam menyelenggarakan pendidikan.
k. Satuan Pendidikan adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan
pendidikan pada jalur formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis
pendidikan.
l. Pramuka (Praja Muda Karana atau dahulu terkenal dengan nama kepanduan yang
terdapat di berbagai penjuru dunia) adalah wahana untuk latihan secara non formal guna
melatih fisik, mental spritual dan mendorong para pesertanya untuk melakukan kegiatan
positif di masyarakat.
m. Musyawarah Guru Mata Pelajaran (MGMP) adalah wadah pembinaan profesional
bagi guru sekolah Dasar Pertama (SMP) yang tergabung dalam organisasi sanggar
MGMP dalam rangka peningkatan mutu layanan pembelajaran dan pendidikan.
n. Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) adalah wadah pembinaan profesional
bagi para Kepala Sekolah yang tergabung dalam organisasi sanggar sekolah untuk
memecahkan masalah-masalah yang dihadapi oleh guru dan membahas temuan ide-ide
baru yang belum terpecahkan pada pertemuan di tingkat musyawarah guru mata
pelajaran (MGMP).
o. Kurikuler adalah kegiatan pembelajaran yang dilaksanakan oleh sekolah bagi peserta
didik.
p. Intrakurikuler adalah kegiatan pembelajaran utama, tatap muka yang dilaksanakan
disekolah sesuai pembagian waktu dalam struktur kurikulum.
q. Ektrakurikuler adalah kegiatan diluar jam belajar dengan tujuan untuk memperdalam
dan memperluas pengetahuan, pengetahuan, menyalurkan bakat dan minat serta
melengkapi upaya pembinaan manusia seutuhnya.
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN
secara inklusif atau berupa satuan pendidikan khusus pada tingkat pendidikan dasar dan
menengah.”
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
3. Bahasa Indonesia - 6 6
4. Matematika - 5 5
7. Bahasa Inggris - 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya - 3 3
3. Prakarya / TIK - 2 2
ALOKASI WAKTU
4. Bahasa Daerah - 2 2
Jumlah - 42 42
Kelompok Mata
No Cakupan
Pelajaran
Pancasila dan kepribadian dimaksudkan untuk peningkatan kesadaran
Kewarganegaraan dan wawasan peserta didik akan status, hak dan kewajiban
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara
serta peningkatan kualitas dirinya sebagai manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan,
jiwa dan patriotisme bela negara, penghargaan terhadap
hak-hak asasi manusia, kemajemukan bangsa, pelestarian
lingkungan hidup, kesetaraan gender, demokrasi,
tanggung jawab sosial, ketaatan pada hukum, ketataan
membayar pajak dan sikap serta perilaku anti korupsi dan
nepotisme (Mata PPKN).
3 Ilmu Pengetahuan Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
dan Teknologi pada SMP dimaksudkan untuk memperoleh kompetensi
dasar ilmu pengetahuan dan teknologi serta
membudayakan berfikir ilmiah secara kritis, kreatuf dan
mandiri (Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia, Bahasa
Inggris, Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam).
4 Estetika Kelompok mata pelajaran estetika dimaksudkan untuk
meningkatkan sesitivitas, kemampuan mengekspresikan
dan kemampuan mengapresiasi keindahan dan harmoni.
Kemampuan mengapresiasi dan mengekspresikan
keindahan serta harmoni mencakup apresiasi dan ekspresi,
baik dalam kehidupan individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup, maupun dalam
kehidupan kemasyarakatan sehingga mampu menciptakan
kebersamaan yan harmonis (Mata Pelajaran Seni Budaya
dan Prakarya).
5 Jasmani, Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan
Olahraga dan kesehatan pada SMP dimaksudkan untuk meningkatkan
Kesehatan potensi fisik serta membudidayakansportivitas dan
kesadaran hidup sehat (Mata Pelajaran Pendidikan
Kelompok Mata
No Cakupan
Pelajaran
Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan).
(1) Rutin, yaitu kegiatan yang dilakukan terjadwal, seperti: upacara bendera, senam,
ibadah khusus keagamaan bersama, keberaturan, pemeliharaan kebersihan dan
kesehatan diri.
(2) Spontan, adalah kegiatan tidak terjadwal dalam kejadian khusus seperti: pembentukan
perilaku, memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, antri, mengatasi silang
pendapat (pertengkarang).
(3) Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari seperti: berpakaian
rapi, berbahasa yang baik, rajin membaca, memuji kebaikan dan atau keberhasilan
orang lain, datang tepat waktu.
3.2.4. Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam
belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan. Kegiatan Ekstrakurikuler terdiri atas :
a) Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib, dan
b) Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib, sebagaimana dimaksud pada huruf a merupakan
Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib
diikuti oleh seluruh peserta didik. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib sebagaimana dimaksud
berbentuk pendidikan kepramukaan.
Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan, sebagaimana dimaksud pada huruf b merupakan
kegiatan ekstrakurikuler yang dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan
sesuai bakat dan minat peserta didik. Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan sebagaimana
dimaksud berbentuk latihan olah-bakat dan latihan olah-minat. Adapun ektra di sekolah kami
seperti di dalam tabel :
No. Jenis Ekstra Keterangan
1. Pendidikan Kepramukaan Wajib
2. IPNU-IPPNU Pilihan No 1
3. Hadroh Pilihan
4 Dst
3.2.5. Kokurikuler
Ilmu Pengetahuan
6. 4 JP/Minggu 2 JP/Minggu 2 JP/Minggu
Sosial
7. Bahasa Inggris 4 JP/Minggu 2 JP/Minggu 2 JP/Minggu
8. Seni Budaya 3 JP/Minggu 1½ JP/Minggu 1½ JP/Minggu
Pendidikan Jasmani,
9. 3 JP/Minggu 1½ JP/Minggu 1½ JP/Minggu
Olahraga dan Kesehatan
10. Prakarya / TIK 2 JP/Minggu 1 JP/Minggu 1 JP/Minggu
11. Bahasa Jawa 2 JP/Minggu 1 JP/Minggu 1 JP/Minggu
12. Baca Tulis Al Qur’an 2 JP/Minggu 1 JP/Minggu 1 JP/Minggu
Keterangan : 1 JP = 40 Menit
standar isi yang memuat bahan kajian, dan mata pelajaran serta kegiatan
pembiasaan.
Kompetensi bahan kajian menjadi acuan dalam penyusunan kompetensi mata pelajaran,
dan kompetensi mata pelajaran ini digunakan sebagai acuan untuk pengembangan
kompetensi dasar. Bahan kajian merupakan penjabaran dari standar isi yang mencakup kajian
yang dibakukan dalam bentuk kompetensi dari setiap mata pelajaran. Mata pelajaran
merupakan seperangkat kompetensi dasar yang dibakukan yang berisi subtansi pelajaran mata
pelajaran tertentu tiap kelas pada setiap satuan pendidikan. Kompetensi dasar tersebut harus
dicapai oleh siswa sesuai dengan tingkat pencapaian hasil belajarnya. Tolak ukur kompetensi
dikemukakan dalam butir-butir indikator. Adapun tujuan pendidikan kecakapan hidup yang
harus menjadi focus kepedulian bimbingan dan konseling adalah memfungsikan pendidikan
sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi peserta didik dalam menghadapi
perannya di masa mendatang secara menyeluruh.
Tujuan khusus pendidikan kecakapan hidup adalah:
(1) Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan untuk memecahkan
berbagai masalah kehidupannya;
(2) Memberikan wawasan yang luas mengenai pengembangan karir;
(3) Memberikan bekal dengan latihan dasar tentang nilai-nilai yang berkaitan dengan
kehidupan sehari-hari;
(4) Memberikan kesempatan kepada sekolah untuk mengembangkan pembelajaran yang
fleksibel sesuai dengan prinsip pendidikan berbasis luas (broad-basededucation);
(5) Mengoptimalkan pemanfaatan sumberdaya di lingkungan sekolah dan di masyarakat
sesuai dengan prinsip manajemen berbasis sekolah
Pendidikan kecakapan hidup akan memicu kita untuk berpikir bahwa relevan antara
pendidikan dan kehidupan nyata perlu ditingkatkan intensitas dan efektivitasnya. Proses
pembelajaran diharapkan dapat menumbuhkan kecakapan hidup. Berdasar konsep dalam
kegiatan belajar. Perencangan dimulai dari penyusunan program pembelajaran, penyusunan
satuan pembelajaran, kegiatan pembelajaran dan system evaluasinya.
Beberapa prinsip yang harus dipakai dalam melaksanakan pendidikan kecakapan hidup:
1. Pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup tidak menngubah system pendidikan yang
berlaku saat ini.
2. Tidak mereduksi pendidikan menjadi hanya suatu pelatihan.
3. Etika sosio religios bangsa Indonesia yang berdasarkan Pancasila dapat diintegrasikan.
4. Pembelajaran memakai prinsip learning to know, learning to do, learning to be, learning
to live together, dan learning to cooperative.
5. Pengembangan potensi wilayah dapat direfleksikan dalam penyelenggaraan pendidikan.
6. Menerapkan manajemen berbasis sekolah dan masyarakat, kolaborasi semua unsur
terkait yang ada dalam masyarakat..
7. Paradigma learning for life dan school to work dapat menjadi dasar semua kegiatan
pendidikan sehingga lembaga pendidikan secara jelas memiliki pertautan dengan pihak
yang relevan.
8. Penyelenggaraan pendidikan harus senantiasa membantu peserta didik agar: 1)
membantu menuju hidup sehat dan berkualitas; 2) mendapatkan pengetahuan dan
wawasan yang lebih luas; 3) memiliki akses untuk mampu memenuhi standar hidup
layak.
Berdasarkan prinsip-prinsip diatas ada strategi penerapan kecakapan hidup di sekolah yaitu:
1. Kecakapan hidup akan diimplementasikan secara integrative dengan kegiatan
pembelajaran pada setiap mata pelajaran.
2. Kecakapan hidup akan diimplementasikan melalui kegiatan ekstrakurikuler seperti:
Pramuka, PMR, Seni Budaya (Paduan Suara), Olah Raga (Bola Voly, Futsal/Sepak
Bola).
3. Kecakapan spiritual diimplementasikan melalui kegiatan pembacaan surat Yasin dan
Asmaul Husna setiap hari, kegiatan BTA, sholat Dhuhur.
4.
3.2.9. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global
1) Identifikasi Potensi Satuan Pendidikan
Kondisi satuan pendidikan baik negeri maupun swasta di berbaga daerah sangat
bervariasi. Oleh karena itu, untuk menentukan program unggulan yang akan dilaksanakan,
setiap satuan pendidikan harus melakukan identifikasi terhadap potensi masing-masing.
Kegiatan ini dilakukan untuk mendata dan menganalisis daya dukung yang dimiliki.
Kegiatan yang dilaksanakan adalah analisis kekutan, kelemahan, peluang, dan tantangan
yang ditekankan pada kebutuhan peserta didik yang harus memperhatikan:
1) Lingkungan, sarana, dan prasarana;
2) Ketersediaan sumberdana;
3) Sumberdaya manusia (Pendidik, Tenaga Kependidikan, dan Peserta Didik);
4) Dukungan Komite Sekolah dan Masyarakat setempat;
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
Kurikulum satuan pendidikan pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan dengan
mengikuti kalender pendidikan. Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu untuk
kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan
tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.
1) Minggu Efektif Belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun
ajaran pada setiap satuan pendidikan.
Minggu Efektif = 18 minggu (Semester Ganjil)
Minggu Efektif = 17 minggu (Semester Genap)
2) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang meliputi
jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah
jumlah jam untuk kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang
pengaturannya disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.
Jumlah hari efektif : 133 hari (Semester Ganjil)
Jumlah hari efektif : 129 hari (Semester Genap)
Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku tentang hari
libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda
antarsemester, libur akhir tahun ajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-
hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Libur Nasional : 15 hari (kurun 1 tahun)
Libur Khusus : 5 hari (libur hari raya)
Libur Semester 1: 6 hari (libur semester ganjil)
BAB V
PENUTUP
5.1 Rekomendasi
5.1.1 Rekomendasi untuk Dinas Pendidikan Kabupaten Jember
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah pasal 4 ayat (2)
“Pengembangan KTSP di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
kementerian agama provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan kewenangan masing-masing.”
Maka rekomendasi Tim Pengembang Kurikulum untuk Dinas Pendidikan:
a. Mengkoordinir kegiatan pengembangan kurikulum sekolah di Kabupaten Jember;
b. Mensupervisi pengembangan kurikulum sekolah di Kabupaten Jember;
c. Memasukan Rencana Kegiatan Anggaran (RKA) untuk kegiatan pendampingan
pengembangan kurikulum sekolah;