BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Pandemi COVID-19 (Coronavirus Disease-19) telah mempengaruhi
sistem kehidupan di seluruh dunia. Pada tanggal 02 Maret 2020, Presiden
Joko Widodo di Istana Negara secara resmi mengumumkan kasus COVID-19
di Indonesia diawali dengan dua warga negara Indonesia yang mengadakan
kontak dengan warga negara Jepang yang datang ke Indonesia. Semakin hari
kasus COVID-19 semakin meningkat. Pemerintah melalui Keputusan
Presiden Nomor 11 Tahun 2020 telah menetapkan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat Coronavirus Disease 2019 (COVID-19) di Indonesia yang wajib
dilakukan upaya penanggulangan sesuai dengan ketentuan peraturan
perundang-undangan.
Kasus COVID-19 ini merambah ke segala aspek kehidupan, bahkan
sektor pendidikan pun sangat memprihatinkan dalam proses
pembelajarannya. Pembelajaran tidak lagi dapat dilakukan dalam bentuk tatap
muka seperti yang telah diatur dalam Surat Edaran Kemendikbud No.4 Tahun
2020 mengenai pelaksanaan pendidikan dalam masa darurat Coronavirus
Disease. Upaya pemerintah untuk tetap melakukan proses pembelajaran pun
dilakukan secara jarak jauh atau online atau lebih dikenal dengan
pembelajaran daring.
Pembelajaran daring merupakan pembelajaran dalam jaringan yang
mengandalkan teknologi. Perkembangan teknologi yang semakin canggih
dalam proses pembelajaran daring tidak terlepas dari penggunaan
smarthphone berbasis android. Dengan mengandalkan sistem berbasis
android ini dapat digunakan sebagai pendukung dalam media pembelajaran
daring. Proses pembelajaran secara daring ini memaksakan orang tua untuk
menyediakan jaringan wifi atau pulsa data untuk menjamin bahwa anaknya
dapat memperoleh pendidikan walaupun dari rumah. Tuntutan proses
pembelajaran seperti ini menggugah orangtua untuk dapat menyediakan
21. Surat Edaran Gubernur Jawa Tengah No. 420/ 0006752/ 2015
tentang Kurikulum Mata Pelajaran Bahasa Jawa sebagai Muatan
Lokal Wajib provinsi Jawa Tengah;
22. Peraturan Daerah Kota Surakarta No. 9 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kota Surakarta Tahun
2016-2021;
23. Peraturan Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa
Tengah Nomor 420/09748 tentang Pedoman Penyusunan Kalender
Pendidikan Tahun Pelajaran 2019/2020;
24. Peraturan Pemerintah Nomor 2l Tahun 2020 Pembatasan Sosial
Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan Penanganan Corona
Virus Disease 20l9 (COVID-I9);
25. Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 9 Tahun 2020 tentang Pedoman
Pembatasan Sosial Berskala Besar Dalam Rangka Percepatan
Penanganan Corona Virus Disease 2019 (COVID-l9);
26. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 4 Tahun
2020 tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan dalam Masa
Darurat Penyebaran Corona Virus Disease 20l9 (COVID-I9);
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 15 Tahun
2020 tentang Pedoman Penyelenggaraan Belajar dari Rumah Dalam
Masa Darurat Penyebaran Corona Virus Disease 20l9 (COVID-I9);
28. Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Standar
Nasional Pendidikan;
29. Undang-Undang No.32 Tahun 2009 tentang Perlindungan dan
Pengelolaan Lingkungan Hidup, Pasal 65 Ayat (1), (2), dan (4)
Setiap orang berhak:
1) atas Lingkungan Hidup yang Baik dan Sehat;
2) mendapatkan Pendidikan Lingkungan Hidup, Akses Informasi,
Partisipasi dan Keadilan dalam Rangka Memenuhi Hak atas
Lingkungan Hidup yang Baik dan Sehat;
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL, TUJUAN PENDIDIKAN
DASAR, VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM TINGKAT SATUAN
PENDIDIKAN
A. STRUKTUR KURIKULUM
Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten
kurikulum dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam
kurikulum, distribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban
belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap
siswa. Struktur kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep
pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem
belajar yang digunakan untuk kurikulum yang akan datang adalah sistem
semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem
pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
Struktur kurikulum merupakan pola dan susunan mata pelajaran yang
harus ditempuh oleh peserta didik pada satuan pendidikan dalam kegiatan
pembelajaran. Susunan mata pelajaran tersebut terbagi dalam lima kelompok,
yaitu kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kewarganegaraan
dan kepribadian, ilmu pengetahuan dan teknologi, estetika, jasmani, olahraga
dan kesehatan.
Kompetensi Inti Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI)
merupakan tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan
(SKL) yang harus dimiliki seorang peserta didik SD/MI pada setiap tingkat
kelas. Kompetensi Inti dirancang untuk setiap kelas/usia tertentu. Melalui
Kompetensi Inti, sinkronisasi horisontal berbagai Kompetensi Dasar
antarmata pelajaran pada kelas yang sama dapat dijaga. Selain itu sinkronisasi
vertikal berbagai Kompetensi Dasar pada mata pelajaran yang sama pada
kelas yang berbeda dapat dijaga pula.
B. MUATAN KURIKULUM
Muatan Kurikulum SD Negeri Slembaran terdiri atas muatan
kurikulum pada tingkat nasional, muatan kurikulum pada tingkat daerah, dan
muatan kekhasan satuan pendidikan. Muatan kurikulum meliputi
pembelajaran tematik terpadu, muatan lokal, dan pengembangan diri.
1. Muatan Kurikulum pada tingkat Nasional
C. MUATAN PEMBELAJARAN
1. Mata Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran yang sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan. Mata pelajaran dibagi menjadi
mata pelajaran kelmpok A dan mata pelajaran kelompok B. Mata pelajaran
Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat, terdiri atas: Pendidikan Agama dan Budi
Pekerti, Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, Bahasa Indonesia,
Matematika, Ilmu Pengetahuan Alam, dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Mata
pelajaran Kelompok B adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang
dikembangkan oleh pemerintah daerah, terdiri atas: mata pelajaran Seni
Keterangan :
a. Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran
perminggu untuk tiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat
menyesuaikannya sesuai kebutuhan pesertadidik dalam pencapaian
kompetensi yang diharapkan.
b. Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan
jumlah minimal yang dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan
peserta didik.
c. Pembelajaran Tematik-Terpadu
2. Muatan Lokal
Muatan Lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk
mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan
potensi daerah, termasuk keunggulan daerah yang materinya tidak
menjadi bagian dari mata pelajaran lain dan/atau terlalu banyak sehingga
harus menjadi mata pelajaran tersendiri.
a. Bahasa Jawa
3. Pengembangan Diri
Kegiatan Pengembangan diri meliputi beragam kegiatan ekstrakurikuler
sesuai dengan minat dan bakat siswa, yang terdiri atas :
a. Wajib : Pramuka
b. Pendidikan Budi Pekerti
c. Bahasa Inggris
d. Pilihan : Olahraga
1) Tenis meja
e. Pilihan : Seni
1) Seni Tari
2) Seni Hadrah
3) Seni Karawitan
Kegiatan Pembiasaan
a. Pembiasaan rutin
Merupakan proses pembentukan akhlak dan penanaman/
pengamalan agama.
Adapun kegiatan pembiasaan rutin meliputi:
1. Sholat berjamaah
2. Upacara bendera
3. Iqro dan BTA
4. Pembinaan dan pendalaman Alkitab bagi agama Kristen dan
Katholik
5. Jumat Sehat
6. Cuci tangan pakai sabun
7. Membaca buku non pelajaran 15 menit sebelum jam masuk
8. Menyanyikan lagu-lagu wajib sebelum pelajaran dimulai dan
menyanyikan lagu-lagu daerah sebelum pelajaran diakhiri.
b. Pembiasaan Terprogram
Merupakan proses pembentukan akhlak dan penanaman/
pengamalan agama.
Adapun kegiatan pembiasaan terprogram meliputi:
1. Pesantren Ramadhan
2. Pelaksanaan Idul Qurban
3. Pelaksanaan Hari Raya Natal
4. Pelaksanaan Hari Raya Paskah
c. Kegiatan keteladanan
1. Pembinaan Ketertiban Pakaian Seragam Anak Sekolah (PSAS).
2. Pembinaan Kedisiplinan.
3. Penanaman Nilai Akhlak Mulia.
4. Penanaman Budaya Minat Baca.
5. Penanaman Budaya Bersih Diri.
6. Penanaman Budaya Lingkungan Hijau melalui Budidaya
Tanaman Hias, Tanaman Obat, dan Tanaman Produktif untuk
mendukung kegiatan pembelajaran.
7. Penanaman Budaya Bersih Lingkungan Kelas, Sekolah dan
Masyarakat.
8. Penanaman Budaya Hidup Sehat bagi Semua Warga Sekolah.
d. Kegiatan Nasional dan Patriotisme
E. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran ditentukan oleh
kelompok guru mata pelajaran atau guru kelas dengan mempertimbangkan
materi esensial, kompleksitas, intake siswa dan daya dukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran.Ketuntasan belajar berlaku untuk semua
kelas ditentukan sebagai berikut :
Tabel 3.5 Tabel KKM di SD Negeri Slembaran
KKM 70
Nilai Kompetensi
Predikat
Pengetahuan Keterampilan Sikap
A 90-100 90-100 Sagat Baik
B 80-89 80-89 Baik
C 70-79 70-79 Cukup
D <70 <70 Perlu Bimbingan
KKM 75
Nilai Kompetensi
Predikat
Pengetahuan Keterampilan Sikap
A 93-100 93-100 Sagat Baik
B 83-92 83-92 Baik
C 75-82 75-82 Cukup
D <75 <75 Perlu Bimbingan
1. ASPEK PENGETAHUAN
N KETUNTASAN BELAJAR
KOMPONEN
O ASPEK PENGETAHUAN
A. Mata Pelajaran I II III IV V VI
1. Pendidikan Agama 73 73 73 73 73 73
2.Pendidikan kewarganegaraan 71 73 71 74 73 74
3.Bahasa Indonesia 71 71 71 71 71 72
4. Matematika 72 72 72 72 72 72
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 72 72 73
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 71 71 72
7. Seni Budaya dan ketrampilan 71 71 71 72 72 72
8. Pendidikan jasmani olah raga dan 75 72 75 75 75 75
kesehatan
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa 70 70 70 70 72 72
C. Pengembangan Diri
1. Pramuka B B B B B B
2. Karawitan - - - B B -
3. Seni Tari - - B B B -
4. BTA B B B B B B
5. Pendidikan Budi Pekerti B B B B B B
6. Bahasa Inggris B B B B B B
7. Hadrah - - - B B -
8. PPLH B B B B B B
2. ASPEK SIKAP
N KETUNTASAN BELAJAR
KOMPONEN
O ASPEK SIKAP
A. Mata Pelajaran I II III IV V VI
1. Pendidikan Agama B B B B B B
2. Pendidikan kewarganegaraan B B B B B B
3. Bahasa Indonesia B B B B B B
4. Matematika B B B B B B
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - B B B
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - B B B
7. Seni Budaya dan ketrampilan B B B B B B
8. Pendidikan jasmani olah raga dan B B B B B B
kesehatan
3. ASPEK KETRAMPILAN
N KETUNTASAN BELAJAR
KOMPONEN
O ASPEK KETRAMPILAN
A. Mata Pelajaran I II III IV V VI
1. Pendidikan Agama 75 75 75 75 75 75
2. Pendidikan kewarganegaraan 75 75 75 75 75 75
3. Bahasa Indonesia 75 75 75 75 75 75
4. Matematika 75 75 75 75 75 75
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 75 75 75
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 75 75 75
7. Seni Budaya dan ketrampilan 75 75 75 75 75 75
8. Pendidikan jasmani olah raga dan 75 75 75 75 75 75
kesehatan
F. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun pelajaran.
Kriteria kenaikan kelasditetapkan sebagai berikut:
a. Kenaikankelas dilaksanakan pada
setiap akhir tahun.
b. Siswa dinyatakan naik kelas bila
memenuhi persyaratan sebagai berikut:
1) Memiliki jumlah kehadiran dalam tatap muka pembelajaran 75% dari
hari efektif.
2) Mempunyai nilai sikap minimal baik dan tuntas untuk semua
kompetensi dasar tiap muatan pelajaran; dan
3) Rata-rata nilai keseluruhan minimal sesuai KKM tingkat Satuan
Pendidikan yang sudah ditentukan.
c. Kriteria tidak naik kelas ditetapkan
sebagai berikut :
1) Tingkat kehadiran dalam pembelajaran di kelas kurang dari 75%;
2) Memiliki nilai sikap cukup atau perlu bimbingan; dan
3) Mempunyai nilai kurang sebanyak 3 muatan mata pelajaran.
d. Penentuan naik kelas dan tidak naik
kelas dilakukan dengan cara:
1) Penentuan siswa yang dinyatakan naik kelas dilakukan oleh sekolah
dalam rapat Dewan guru yang di hadiri komite dengan
mempertimbangkan ketuntasan belajar siswa, baik dari kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta kehadiran siswa yang
bersangkutan.
2) Siswa yang dinyatakan naik kelas, rapornya dituliskan ”naik ke
kelas....”
3) Siswa yang dinyatakan tidak naik kelas,rapornya dituliskan “tinggal di
kelas ....”
G. Kelulusan Kelas VI
Kriteria kelulusan
Hasil ujian dituangkan kedalam blangko daftar nilai ujian. Hasil
ujian dimanfaatkan sebagai bahan pertimbangan sekolah untuk penentuan
kelulusan dengan kriteria sebagai berikut :
2) Telah mengikuti ujian sekolah dan memiliki nilai untuk seluruh mata
pelajaran yang diujikan, minimal nilai masing-masing mata pelajaran
N
Muatan Pelajaran Ujian Sekolah
o
A Muatan Pelajaran
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75
2. Pendidikan Kewarganegaraan 75
3. Bahasa Indonesia 75
4. Matematika 75
5. Ilmu Pengetahuan Alam 75
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 75
7. SBdP 76
8. PJOK 76
B Muatan Lokal
1. Bahasa Jawa 76
Penentuan Kelulusan
1) Penentuan siswa yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu
rapat dewan guru dengan mempertimbangkan nilai rapor, nilai
kecakapan hidup yang nantinya akan digunakan oleh peserta didik dalam
menghadapi kehidupan nyata.
Prinsip-prinsip pelaksanaan pendidikan kecakapan hidup sebagai berikut:
1. Tidak mengubah sistem pendidikan yang berlaku
2. Tidak mengubah kurikulum yang berlaku
3. Pembelajaran menggunakan prinsip empat pilar, yaitu: belajar untuk
tahu, belajar menjadi diri sendiri, belajar untuk melakukan, dan belajar
untuk mencapai kehidupan bersama
4. Belajar konstekstual (mengkaitkan dengan kehidupan nyata) dengan
menggunakan potensi lingkungan sekitar sebagai wahana pendidikan
5. Mengarah kepada tercapainya hidup sehat dan berkualitas, memperluas
wawasan dan pengetahuan, dan memiliki akses untuk memenuhi
standar hidup secara layak.
Pendidikan kecakapan hidup di SD Negeri Slembaran lebih
menekankan kepada kecakapan hidup umum (generic life skill), yaitu
mencakup aspek kecakapan personal (personal skill) dan kecakapan sosial
(social skill). Hal ini memberikan gambaran bahwa untuk jenjang yang
lebih rendah lebih berorientasi pada kecakapan hidup yang bersifat
dasar/umum sesuai dengan tingkat perkembangannya. Bukan berarti
bahwa pada jenjang ini tidak perlu dikembangkan kecakapan hidup
spesifik (specific life skill), yakni kecakapan akademik dan vokasional,
akan tetapi apabila dikembangkan maka baru pada tataran awal, misalnya
berpikir kritis dan rasional, menumbuhkan sikap jujur dan toleransi.
Tujuan umum pendidikan kecakapan hidup adalah memfungsikan
pendidikan sesuai dengan fitrahnya, yaitu mengembangkan potensi peserta
didik dalam menghadapi perannya di masa mendatang secara menyeluruh.
Tujuan khusus pendidikan kecakapan hidup adalah :
1. Mengaktualisasikan potensi peserta didik sehingga dapat digunakan
untuk memecahkan berbagai masalah, misalnya narkoba dan sosial.
2. Memberikan wawasan yang luas mengenai pengembangan karier
peserta didik.
lingkungan.
Menjelaskan dampak sampah terhadap terhadap lingkungan dan
kesehatan manusia.
Menjelaskan cara pengelolaan sampah secara sederhana.
Memperagakan cara pengelolaan sampah secara sederhana di
lingkungan sekolah.
Mendeskripsikan hewan dan tumbuhan di berbagai tempat
(air,tanah,dan tempat lain)
Mendeskripsikan manfaat tumbuhan dan hewan bagi ekosistem.
Menjelaskan pengertian sumber daya alam.
Mendeskripsikan jenis-jenis sumber daya alam sebagai karunia
Tuhan YME yang harus dipelihara.
Mengidentifikasi jenis sumber daya alam yang digunakan sehari-
hari (air,minyak bumi,kayu dll)
Menjelaskan dampak pemanfaatan sumber daya alam yang tidak
terkendali terhadap manusia dan lingkungan.
Menjelaskan sumber penyebab terjadinya pencemaran air.
Mengidentifikasi pencemaran air yang terjadi di sekitar melalui
pengamatan.
Menjelaskan pencemaran air yang terjadi di sekitar melalui
pengamatan.
Menjelaskan akibat pencemaran air terhadap kesehatan manusia.
Mengidentifikasi tempat yang udaranya tercemar.
Menyebutkan jenis zat pencemar yang keluar dari kendaraan
bermotor, industri dan pembakaran hutan/sampah.
Menjelaskan dampak pencemaran udara bagi lingkungan dan
kesehatan manusia.
Mendeskripsikan perubahan tata guna tanah/lahan di desa dan di
kota.
Mendeskripsikan dampak perubahan tata guna tanah/lahan
terhadap kehidupan lingkungan.
Menjelaskan pengertian erosi dan kegiatan manusia yang dapat
menyebabkan erosi pada permukaan tanah.
Mendeskripsikan bentuk-bentuk energi yang digunakan untuk
keperluan sehari-hari.
Menyebutkan sumber energi yang digunakan untuk keperluan
rumah tangga,transportasi dan industri.
Menjelaskan klasifikasi hutan berdasarkan fungsinya.
Menjelaskan fungsi hutan bagi lingkungan hidup.
Menyebutkan bencana yang disebabkan oleh proses geologi.
Menyebutkan bencana alam yang disebabkan oleh manusia
(teknologi dan lingkungan, seperti kebakaran hutan, tanah
longsor, banjir, perubahan iklim, dsb
2. Ruang Lingkup
Lingkup pengembangan pendidikan karakter di sekolah dasar meliputi
3 kelompok sebagai berikut:
a. Pendidikan karakter yang menumbuhkan kesadaran sebagai
makhluk dan hamba Tuhan Yang Maha Esa. Kesadaran sebagai
makhluk dan hamba Tuhan Yang Maha Esa akan menumbuhkan
nilai keagamaan yang kuat sehingga pada gilirannya tumbuh sifat
kasih sayang, jujur, toleran, sifat malu melakukan tindakan tercela,
saling menghargai dan menghormati (karena merasa sesama
makhluk) dan menjauhkan diri dari perilaku destruktif dan anarkis.
Hal ini dapat diimplementasikan melalui pengembangan budaya
sekolah yang didukung oleh peran serta masyarakat.
b. Pendidikan karakter yang terkait dengan keilmuan. Pengembangan
metodologi dan materi pembelajaran yang merangsang tumbuhnya
“kepenasaranan intelektual” (intellectual curiosity), sangat penting
untuk membangun pola pikir, tradisi, budaya keilmuan, dan daya
inovasi serta kreativitas siswa. Dalam implementasinya dilakukan
melalui pembelajaran yang dilaksanakan secara intrakurikuler dan
ekstrakurikuler di sekolah.
Pendidikan karakter yang menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai
bangsa Indonesia. Kecintaan kepada bangsa dan Negara yang dilandasi
Pancasila, UUD 1945, Bhineka Tunggal Ika, dan Negara Kesatuan
Republik Indonesia (NKRI) terus ditumbuhkan dengan penuh
kesadaran.
3. Prinsip – Prinsip Pendidikan Karakter di Sekolah
Pendidikan karakter di sekolah dasar dilaksanakan berdasarkan
pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
a. Nilai esensial
Mengangkat nilai-nilai esensial yang berintikan dari nilai-
nilai Pancasila. Nilai-nilai yang diinternalisasikan dapat membantu
f. Menyeluruh
Pelaksanaan pendidikan karakter meliputi semua dimensi
yang terdiri dari hubungan manusia dengan dirinya, Tuhannya,
sesame manusia, negaranya, dan lingkungannya. Selain itu,
pendidikan karakter dilakukan melalui pendekatan menyeluruh
yang meliputi pembelajaran, budaya sekolah, ekstrakurikuler, dan
pelaksanaanya didukung oleh peran serta masyarakat.
g. Pembiasaan
Internalisasi nilai perlu dibiasakan dalam praktik keseharian
secara terus-menerus agar menjadi karakter positif baik di
lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. Dalam
pelaksanaan proses pembiasaan ini perlu mengaitkan karakter
luhur yang satu dengan karakter luhur lainnya agar terbentuk
karakter luhur yang paripurna seperti, karakter berani dikaitkan
dengan karakter bertanggung jawab, karakter santun dikaitkan
dengan karakter tegas.
h. Intervensi
Dalam pelaksanaan pendidikan karakter, perlu dilakukan
intervensi agar secara konsisten dapat terarah secara efektif sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Intervensi ini misalnya dalam
bentuk peraturan dan tata tertib sekolah, pemberian hadiah, teguran
dan sebagainya. Kepala sekolah, guru-guru,operator, pengelola
kantin di sekolah menjalankan kepemimpinan moral yang
membangun inisiatif pendidikan karakter.
i. Kasih sayang
Pendidikan karakter mengedepankan pendekatan kasih
sayang untuk lebih meningkatkan hubungan emosional yang erat
antara guru, siswa dan orangtua. Dengan hubungan emosional ini
diharapkan terjadi pembentukan karakter luhur yang kokoh.
Dengan demikian akan dapat memperkuat ketahanan moral siswa.
Dalam
Pengembanga
Indikator
n Pendidikan Indikator Indikator
Deskripsi Muatan
Budaya Dan Sekolah Kelas
Pelajaran
Karakter
Bangsa Nilai
toleran semua peserta didik sederhana
terhadap peserta didik untuk karena
pelaksanaan untuk melaksanaka memiliki
ibadah melaksanaka n ibadah. keluarga yang
agama lain, n ibadah. Bersedia saling
serta hidup Merawat duduk menyayangi
rukun diri sendiri sebangku (IPS)
dengan dan fasilitas dengan teman Menunjukan
pemeluk sekolah untuk sekelas yang rasa kasih
agama lain. mensyukuri mana saja sayang
karunia Berdoa terhadap
Tuhan sebelum dan anggota
Menghor sesudah keluarga
mati dan melakukan melalui cerita
menyayangi proses belajar di kelas (IPS)
pendidik dan mengajar.
semua warga
sekolah, serta
orangtua
Pendidik dan
tenaga
kependidikan
serta peserta
didik saling
memberi
salam jika
bertemu
Melaksanaka
n ibadah
sesuai agama
masing-
masing
dengan tertib.
2. Jujur Perilaku Menyedia Menyedia Menceritaka
yang kan fasilitas kan fasilitas n pengalaman
didasarkan tempat tempat pengamatan
pada upaya temuan temuan tentang
menjadikan barang barang identitas
dirinya hilang. hilang. keluarga dan
Dalam
Pengembanga
Indikator
n Pendidikan Indikator Indikator
Deskripsi Muatan
Budaya Dan Sekolah Kelas
Pelajaran
Karakter
Bangsa Nilai
sebagai Menyedia Larangan kerabat sesuai
orang yang kan kotak menyontek. dengan
selalu dapat saran dan Tidak kenyataannya
dipercaya pengaduan. meniru (IPS)
dalam Larangan jawaban Mencerita-
perkataan, membawa teman kan salah satu
tindakan, fasilitas (menyontek) peristiwa
dan komunikasi ketika penting di
pekerjaan. pada saat ulangan dalam keluarga
ulangan atau ataupun sesuai dengan
ujian. mengerjakan kejadian
Menjawab tugas di sebenarnya
pertanyaan kelas/rumah. (IPS)
guru tentang Mau Menggamba
sesuatu menyatakan rkan letak
berdasarkan tentang rumah sesuai
yang ketidaknyama dengan
diketahuinya. n suasana kenyataannya
Mau belajar di (IPS)
bercerita kelas. Mengungka
tentang pkan secara
kesulitan ciri-ciri benda
dirinya dalam yang dapat
berteman. diamati di
Mencerita lingkungan
kan suatu sekitar (IPA)
kejadian Melaporkan
berdasarkan secara jujur
sesuatu yang hasil
diketahuinya. pengamatan
Mengemu mengenai
kakan benda di
pendapat sekitarnya
tentang (IPA)
sesuatu Menceritaka
sesuai dengan n pengalaman
yang dalam
diyakininya. melaksanakan
Ada peran dalam
Dalam
Pengembanga
Indikator
n Pendidikan Indikator Indikator
Deskripsi Muatan
Budaya Dan Sekolah Kelas
Pelajaran
Karakter
Bangsa Nilai
peneladanan keluarga
oleh tenaga sesuai dengan
pendidik dan kenyataannya
kependidikan (IPS)
serta peserta Mau
didik berkata menceritakan
dan bertindak partisipasi
sesuai dalam kegiatan
kenyataan. kerjasama di
Apabila lingkungan
warga tetangga yang
sekolah dilakukan
menemukan peserta didik
barang bukan sesuai dengan
miliknya sebenarnya
wajib (IPS)
menyerahkan
ke guru piket
Bersedia
menerima
sesuatu atas
dasar haknya
Dalam
Pengembanga
Indikator
n Pendidikan Indikator Indikator
Deskripsi Muatan
Budaya Dan Sekolah Kelas
Pelajaran
Karakter
Bangsa Nilai
Menegakk ditetapkan. pekarangan
an aturan Menyelesa (PPKn)
dengan ikan tugas Tidak
memberikan pada bermain ketika
sanksi secara waktunya. sedang belajar
adil bagi Saling kelompok di
pelanggar menjaga kelas (PPKn)
tata tertib dengan teman Mengerjaka
sekolah. agar semua n tugas sesuai
Datang ke tugas-tugas dengan tugas
sekolah dan kelas yang diberikan
masuk kelas terlaksana kelompok
pada dengan baik. (PPKn)
waktunya Selalu Selalu
Menaati mengajak mencuci tangan
peraturan teman sebelum dan
sekolah dan menjaga sesudah makan
kelas. ketertiban (IPA)
Mengingat kelas. Membersihk
kan teman an gigi setelah
yang makan (IPA)
melanggar Membuang
peraturan sampah pada
dengan kata- tempatnya
kata sopan (IPA)
dan tidak Mengikuti
menyinggung jadwal piket
. untuk
Berpakaia memelihara
n sopan dan kebersihan
rapi. ruangan kelas
Aturan yang (IPA)
sudah Melakukan
disetujui oleh tugas
warga pengamatan
sekolah harus terhadap
dilaksakan identitas
dengan baik keluarga dan
Tenaga kerabat sesuai
Dalam
Pengembanga
Indikator
n Pendidikan Indikator Indikator
Deskripsi Muatan
Budaya Dan Sekolah Kelas
Pelajaran
Karakter
Bangsa Nilai
pendidik dan dengan aturan
kependidikan yang ditetapkan
serta peserta (IPS)
didik wajib Peserta didik
mengikuti mengikuti
upacara PBM sesuai
bendera aturan yang
setiap hari berlaku
senin
Memanfaatka
n waktu
dengan
sebaik
mungkin
4. Peduli Sikap dan Pembiasaa Memelihar Bermain/du
Lingkungan tindakan n memelihara a lingkungan duk pada
yang selalu kebersihan kelas. tempat yang
berupaya dan Tersedia bersih di
mencegah kelestarian tempat lingkungan
kerusakan lingkungan pembuangan sekolah (IPA)
pada sekolah. sampah di Menunjukka
lingkungan Tersedia dalam kelas. n upaya
alam di tempat Pembiasaa menjaga
sekitarnya pembuangan n hemat kebersihan
dan sampah dan energi. bangku dan
mengemban tempat cuci Memasang kursi masing-
gkan upaya- tangan. stiker masing (IPA)
upaya untuk Menyedia perintah Menunjukka
memperbaik kan kamar mematikan n kepedulian
i kerusakan mandi dan air lampu dan dalam menjaga
alam yang bersih. menutup kran lingkungan
sudah Pembiasaa air pada kelas agar tetap
terjadi. n hemat setiap sehat (IPA)
energi. ruangan Menunjukka
Membang Membuan n kepedulian
un saluran g sampah di dalam menjaga
pembuangan tempatnya.) lingkungan
air limbah Menyedia sekolah agar
dengan baik. kan peralatan tetap sehat
Dalam
Pengembanga
Indikator
n Pendidikan Indikator Indikator
Deskripsi Muatan
Budaya Dan Sekolah Kelas
Pelajaran
Karakter
Bangsa Nilai
Melakuka kebersihan. (IPA)
n pembiasaan Membersi Tidak
memisahkan hkan tempat mencabut
jenis sampah sampah. tanaman dan
organik dan Membersi memetik bunga
anorganik. hkan WC. di halaman
Memprogr Memperin sekolah (IPA)
amkan cinta dah kelas Menunjukka
bersih dengan n upaya turut
lingkungan. tanaman. serta dalam
Buang air merawat
besar dan air tanaman di
kecil di WC. pekarangan
Tidak kelas seperti
memetik menyiram
bunga atau tanaman pada
menginjak pot (IPA)
rumput di Menunjukka
taman n upaya turut
sekolah. ndah serta dalam
kelas dan merawat
sekolah tanaman di
dengan lingkungan
tanaman. sekolah seperti
Ikut menyiram dan
menjaga menyiangi
kebersihan tanaman (IPA)
lingkungan Mengemuka
sekolah kan pendapat/
Ikut saran untuk
memelihara memelihara
taman di tanaman dan
halaman/ling lingkungan
kungan sekolah. (IPA)
sekolah. Membuang
Membersi sampah pada
hkan tempatnya di
halaman/ling lingkungan
kungan sekolah (IPS)
Dalam
Pengembanga
Indikator
n Pendidikan Indikator Indikator
Deskripsi Muatan
Budaya Dan Sekolah Kelas
Pelajaran
Karakter
Bangsa Nilai
sekolah. Lingkungan
Tersedia pembelajaran
toilet dan terhindar dari
fasilitasnya polusi dan
yang selalu kebisingan
bersih. (IPS)
Tersedia
tempat dan
alat
kebersihan di
lingkungan
sekolah
Dalam
Pengembanga
Indikator
n Pendidikan Indikator Indikator
Deskripsi Muatan
Budaya Dan Sekolah Kelas
Pelajaran
Karakter
Bangsa Nilai
selalu
menciptakan
suasana belajar
yang memacu
daya tahan
peserta diklat
dengan
memberikan
energizer / ice
breaker.
6.Rasa sikap dan Menyediakan Menciptakan Memberi
ingintahu tindakan media suasana kelas pertanyaan-
yang selalu komunikasi yang pertanyaan
berupaya atau mengundang dalam diskusi
untuk informasi rasa ingin kelompok
mengetahui (media cetak tahu. untuk
lebih atau media Eksplorasi dipecahkan
mendalam elektronik) lingkungan dalam
dan meluas untuk secara kelompok.
dari apa berekspresi terprogram. Pemberian
yang bagi warga Tersedia semua materi
dipelajariny sekolah. media diklat dalam
a, dilihat, Memfasilitasi komunikasi bentuk
dan warga atau softcopy
didengar sekolah untuk informasi sehingga
bereksplorasi (media cetak mengundang
dalam atau media peserta untuk
pendidikan, elektronik). segera
ilmu mengetahuinya.
pengetahuan, Fasilitator
teknologi, mengeksplorasi
dan budaya. pertanyaan-
pertanyaan
kepada peserta
diklat.
Fasilitator tidak
langsung
menjawab
pertanyaan
Dalam
Pengembanga
Indikator
n Pendidikan Indikator Indikator
Deskripsi Muatan
Budaya Dan Sekolah Kelas
Pelajaran
Karakter
Bangsa Nilai
peserta tetapi
memberikan
pertanyaan
tersebut kepada
peserta yang
lain untuk
ditanggapi.
7.Menghargai Sikap dan Memberikan Memberikan Guru selalu
prestasi tindakan penghargaan penghargaan memberi
yang atas hasil atas hasil penghargaan
mendorong prestasi karya peserta kepada peserta
dirinya kepada warga didik. didik yang
untuk sekolah. Memajang telah selesai
menghasilka Memajang tanda-tanda menampilkan
n sesuatu tanda-tanda penghargaan hasil kerja
yang penghargaan prestasi. individu
berguna prestasi. Menciptakan maupun
bagi suasana kelompoknya
masyarakat, pembelajaran dengan pujian
dan untuk atau aplaus.
mengakui memotivasi Semua hasil
dan peserta didik kerja individu
menghormat berprestasi. maupun
i kelompok
keberhasilan harian hasilnya
orang lain dikumpulkan
kepada guru.
Hasil kerja
individu atau
kelompok
dipajang pada
dinding.
8.Gemar Kebiasaan Program Daftar buku Peserta didik
Membaca menyediaka wajib baca. atau tulisan membaca buku
n waktu Frekuensi yang dibaca tema dan
untuk kunjungan peserta didik. mempelajariny
membaca perpustakaan. Frekuensi a
berbagai Menyediakan kunjungan Peserta didik
bacaan yang fasilitas dan perpustakaan. membaca buku
Dalam
Pengembanga
Indikator
n Pendidikan Indikator Indikator
Deskripsi Muatan
Budaya Dan Sekolah Kelas
Pelajaran
Karakter
Bangsa Nilai
memberikan suasana Saling tukar
pendamping
kebajikan menyenangka bacaan.
Peserta didik
bagi dirinya n untuk Pembelajaran
membaca buku
membaca. yang bacaan di luar
memotivasi
jam
anak pembelajaran
menggunakan
Peserta didik
referensi.
mencatat hasil
bacaan di buku
literasi
9.Tanggung Sikap dan Membuat Pelaksanaan Semua peserta
Jawab perilaku laporan setiap tugas piket didik selalu
seseorang kegiatan secara teratur. berperan aktif
dalam yang Peran serta dalam setiap
melaksanak dilakukan aktif dalam kegiatan, baik
an tugas dan dalam bentuk kegiatan yang berupa
kewajibanny lisan maupun sekolah. diskusi
a terhadap tertulis. Mengajukan kelompok,
diri sendiri, Melakukan usul pemecahan
masyarakat, tugas tanpa pemecahan masalah, role
lingkungan disuruh. masalah. palying, dll.
(alam, sosial Menunjukkan Semua peserta
dan prakarsa didik
budaya), untuk bertanggung
negara dan mengatasi jawab terhadap
Tuhan YME masalah kelancaran
dalam pelaksanaan
lingkup diklat.
terdekat. Peserta didik
Menghindark menyelesaikan
an tugas yang
kecurangan diberikan oleh
dalam guru.
pelaksanaan
tugas.
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
A. Alokasi Waktu
a. Pengaturan tentang Permulaan Tahun Pelajaran
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan
pembelajaran pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan.
Pada tahun pelajaran baru 2021/2022 yang masih dalam kondisi pandemi
Covid-19 seluruh proses pembelajaran dilaksanakan secara online. Pada
permulaan tahun pelajaran 2021/2022 terdapat kegiatan Masa Pengenalan
Lingkungan Sekolah (MPLS) yang dilaksankan melalui metode daring
atau dalam jaringan. MPLS adalah kegiatan pertama masuk sekolah untuk
pengenalan program, sarana prasarana sekolah, cara belajar, penanaman
konsep pengenalan diri, dan pembinaan awal kultur sekolah. Hari-hari
pertama masuk sekolah adalah serangkaian kegiatan satuan pendidikan
pada permulaan tahun pelajaran yang berlangsung selama tiga (3) hari
kerja secara daring.
b. Jumlah Minggu Efektif Belajar 1 Tahun Pelajaran
1) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran
untuk setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan,
2) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang pengaturannya
disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.
HARI JUMLAH
Hari
SEMESTER
Kamis
Jumat
Selasa
Sabtu
Senin
Rabu
KEGIATAN
BULAN
Semester 1
R
HARI JUMLAH
Hari
SEMESTER
Kamis
Jumat
Selasa
Sabtu
Senin
Rabu
KEGIATAN
BULAN
II
2021
Semester II
* 12 Februari Tahun Baru Imlek
Februari 4 3 4 4 4 19
(2572)
* 1 Maret Isra Mi’raj Nabi
Muhammad SAW
Maret 3 3 4 3 3 16 * 3 Maret Hari Raya Nyepi
* 7-15 Maret Penilaian Tengah
Semester II
* 4 - 5 April Perkiraan Libur Awal
Ramadhan 1443 H
* 15 April Wafat Isa Almasih
April 3 4 4 3 3 17
* 21 April Peringatan Hari Kartini
* 28 - 30 April Libur Akhir
Ramadhan 1443 H
* 1 Mei Hari Buruh Internasional
* 2 Mei Hari Pendidikan Nasional
* 2 - 3 Mei Hari Raya Idul Fitri
1443 H
* 4 - 7 Mei Libur Hari Raya Idul
Fitri 1443 H
Mei 2 2 2 1 2 9
* 16 Mei Hari Raya Waisak
* 17-24 Mei Ujian Sekolah SD/
Sederajat
* 20 Mei Peringatan Hari
Kebangkitan Nasional
* 26 Mei Kenaikan Isa Al Masih
Juni 1 1 1 2 1 6 * 1 Juni Hari Lahir Pancasila
* 9 Juni Pengumuman Kelulusan
* 13-17 Juni Penilaian Akhir Tahun
* 24 Juni Pembagian Rapor
(Kenaikan Kelas)
* 26 Juni – 8 Juli Libur Akhir Tahun
Pelajaran
ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
1. Minggu efektif belajar Minimal 35
reguler setiap tahun (Kelas I- minggu
V)
2. Minggu efektif semester Minimal 18
ganjil tahun terakhir setiap minggu
satuan pendidikan (Kelas I-V) Digunakan untuk
3. Minggu efektif semester Minimal 17 kegiatan
genap tahun terakhir setiap minggu pembelajaran
satuan pendidikan (Kelas I-V) efektif pada setiap
4. Minggu efektif semester Minimal 18 satuan pendidikan
ganjil tahun terakhir setiap minggu
satuan pendidikan (Kelas VI)
5. Minggu efektif semester Minimal 15
genap tahun terakhir setiap minggu
satuan pendidikan (Kelas VI)
6. Jeda tengah Semester Maksimal 2 Satu minggu
minggu setiap semester
7. Jeda antar Semester Maksimal 2 Antara semester I
minggu dan II
8. Libur akhir tahun ajaran Maksimal 3 Digunakan untuk
ALOKASI
NO KEGIATAN KETERANGAN
WAKTU
minggu penyiapan
kegiatan dan
administrasi akhir
dan awal tahun
ajaran
9. Hari libur keagamaan Maksimal 4 Daerah khusus
minggu yang memerlukan
libur keagamaan
lebih panjang
dapat
mengaturnya
sendiri tanpa
mengurangi
jumlah minggu
efektif belajar dan
waktu
pembelajaran
efektif
10. Hari libur umum/ nasional Maksimal 2 Disesuaikan
minggu dengan Peraturan
Pemerintah
11. Hari libur khusus Maksimal 1 Untuk satuan
minggu pendidikan sesuai
dengan ciri
kekhususan
masing-masing
12. Kegiatan khusus satuan Maksimal 3 Digunakan untuk
pendidikan minggu kegiatan yang
diprogramkan
secara khusus
oleh satuan
pendidikan tanpa
mengurangi
jumlah minggu
efektif belajar dan
waktu
pembelajaran
efektif
1443 H
15 - Wafat Isa Almasih
21 - Peringatan Hari Kartini
- Perkiraan Libur Akhir Ramadhan
28 - 30
1443 H
1 - Hari Buruh Internasional
2 - Hari Pendidikan Nasional
2-3 - Hari Raya Idul Fitri 1443 H
MEI 4-7 - Libur Hari Raya Idul Fitri 1443 H
16 - Hari Raya Waisak
17 - 24 - Ujian Sekolah SD/ Sederajat
20 - Hari Kebangkitan Nasional
1 - Peringatan Hari Lahir Pancasila
- Pengumuman Kelulusan SD/
9
Sederajat
JUNI 13 - 17 - Penilaian Akhir Tahun
24 - Pembagian Rapor Kenaikan Kelas
26 Juni - 8
- Libur Akhir Tahun
Juli
Dra. Sugiartini, M. Pd
NIP.196501021992122001
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2013 SD Negeri
Slembaran Kecamatan Serengan Kota Surakarta telah disusun dengan
mempertimbangkan berbagai aspek yang harus diimplementasikan ke dalam
kurikulum agar dapat digunakan sebagai pedoman pelaksanaan pembelajaran
di SD Negeri Slembaran.
B. Saran
Berdasarkan penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) 2013 dapat disarankan beberapa hal sebagai berikut:
1. Guru hendaknya selalu melakukan inovasi dalam proses pembelajaran agar
dapat merencanakan dan melaksanakan pembelajaran sesuai tuntutan
kurikulum 2013 serta lebih mengintensifkan penggunaan media
pembelajaran.
2. Sekolah hendaknya menyediakan sarana dan prasarana yang menunjang
pembelajaran dan menggiatkan penggunaan media pembelajaran sesuai
dengan kurikulum 2013.
3. Dinas Pendidikan disarankan untuk menyelenggarakan peningkatan
kompetensi guru sekolah dasar, khususnya mengenai penerapan
pembelajaran sesuai dengan kurikulum 2013.
Dra. Sugiartini, M. Pd
NIP. 196501021992122001