Anda di halaman 1dari 100

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selanjutnya disingkat KTSP
adalah kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan di masing-
masing satuan pendidikan. Seiring dengan perkembangan pendidikan di Indonesia
dengan lahirnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun
2014 dan Nomor 161 Tahun 2014 dan Keputusan Menteri Agama Nomor 207 tahun
2014, maka berimplikasi bahwa Sekolah harus memprsiapkan diri untuk
melaksanakan kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013, maka diperlukan suatu
pedoman bagi Sekolah dalam rangka penyusunan dan pengembangan dokumen
KTSP pada setiap tahun pelajaran.
Penataan kurikulum pendidikan yang akan diterapkan merupakan salah satu
target yang harus disselesaikan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) pada sektor pendidikan. Perubahan kurikulum
dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah agar peserta didik
mampu bersaing di masa depan. Alasan lain dilakukannya perubahan kurikulum
adalah kurikulum sebelumnya dianggap memberatkan peserta didik. Terlalu banyak
materi pelajaran yang harus dipelajari oleh peserta didik, sehingga malah membuat
para peserta didik terbebani. Masalah kurikulum pendidikan yang diubah melihat
kondisi yang ada selama beberapa tahun ini. KTSP yang memberi keleluasaan
terhadap guru membuat kurikulum secara mandiri untuk masing-masing sekolah
ternyata tak berjalan mulus. Karena tidak semua guru memiliki dan dibekali
profesionalisme untuk membuat kurikulum. Yang terjadi guru hanya bisa
mengadopsi kurikulum yang sudah ada. Untuk itu, kurikulum yang baru ini dibuat
dan dirancang oleh pemerintah terutama untuk bagian yang sangat inti.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional, Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015
Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat

1
Satuan Pendidikan (KTSP) jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah disusun oleh
satuan pendidikan dengan mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi
Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar
Nasional Pendidikan (BSNP) dan Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Barat, sedangkan Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan
manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga
negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu
berkontribusi pada kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban
dunia.
PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari Kabupaten
Sumedang sebagai satuan pendidikan menengah di lingkungan Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan perlu menyusun dan mengembangkan Kurikulum
PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari yang mengacu pada
Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar proses, standar kompetensi
lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana,
standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan).
Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum PKBM Asmaul Husna Desa Raharja
Kecamatan Tanjungsari dimaksudkan untuk menjamin pencapaian tujuan
pendidikan nasional dan tujuan PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan
Tanjungsari.
Pengembangan Kurikulum PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan
Tanjungsari melibatkan seluruh warga Sekolah (Kepala, Guru, dan Staff) dan
pemangku kepentingan lain (Yayasan, Komite/Orang Tua Murid dan Penilik).
Melalui Kurikulum PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari
ini diharapkan pelaksanaan program-program pendidikan di PKBM Asmaul Husna
Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari sesuai dengan potensi daerah dan lingkungan
Sekolah, karakteristik dan kebutuhan peserta didik dalam mewujudkan peserta
didik yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab, sesuai dengan tujuan pendidikan nasional.

2
Sekolah merupakan pusat pengembangan budaya. PKBM Asmaul Husna
Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari mengembangkan nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa sebagai satu kesatuan kegiatan pendidikan yang terjadi di Sekolah.
Nilai-nilai yang dimaksud di antaranya religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja
keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta
tanah air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli
sosial dan lingkungan, serta tanggung jawab. Nilai-nilai melingkupi dan terintegrasi
dalam seluruh kegiatan pendidikan sebagai budaya Sekolah.

B. LANDASAN HUKUM
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
di Sekolah dikembangkan dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi
pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi manusia Indonesia
berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia
yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut:
a. Pendidikan Sekolah di Jawa Barat memiliki akar budaya keberagamaan dan
kekhasan masyarakat Jawa Barat dalam menentukan masa depan bangsa.
Demikian pula kurikulum yang dikembangkan di Sekolah perlu
memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menjadi pewaris
budaya bangsa dan dibarengi dengan penguasaan kompetensi yang
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan. Oleh karena itu
Kurikulum Sekolah harus merupakan kerangka pembudayaan
keberagamaan nasional dan daerah sebagai ciri khas pendidikan Sekolah;

3
b. Kurikulum sebagai komponen pendidikan yang dapat mewariskan budaya
melalui penguasaan berbagai disiplin ilmu pengetahuan dalam bentuk mata
pelajaran. Penyusunan KTSP perlu memberikan rambu-rambu perencanaan
dan pengaturan pendidikan di Sekolah dalam penguasaan disiplin ilmu, baik
ilmu umum maupun ilmu agama secara integratif;
c. Kurikulum disusun dan dikembangkan untuk pendidikan yang menyiapkan
generasi mendatang yang mampu menyelesaikan masalah sosial di
masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat yang lebih baik.
KTSP di Sekolah perlu menyiapkan perencanaan dan pengaturan
pendidikan Sekolah dalam menyiapkan generasi mendatang yang
berkontribusi terhadap perbaikan situasi dan kondisi kehidupan social
budaya.
d. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan
bangsa masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan
Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang
beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk
membangun dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan.
Mempersiapkan peserta didik untuk kehidupan masa depan selalu menjadi
kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa kurikulum adalah
rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda
bangsa. Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa
menjadi tugas utama suatu kurikulum. Untuk mempersiapkan kehidupan
masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013 mengembangkan
pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini
dan masa depan, dan pada waktu bersamaan tetap mengembangkan
kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang yang peduli
terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.

4
e. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut
pandangan filosofi ini, prestasi anak bangsa di berbagai bidang kehidupan
di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum
untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang
memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi
dirinya menjadi kemampuan berpikir rasional dan kecemerlangan akademik
dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca,
dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh
lensa budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta
kematangan fisik peserta didik. Selain mengembangkan kemampuan
berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan
rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi,
dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam kehidupan
berbangsa masa kini.
f. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran
adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan
kurikulum memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin
ilmu, selalu bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan
kecemerlangan akademik.
g. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang
lebih baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual,
kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi
untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik
(eIVperimentalism and social reconstructPaket Bism). Dengan filosofi ini,
Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan potensi peserta didik
menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah
sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
demokratis yang lebih baik.

5
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di
atas dalam mengembangkan kehidupan indPaket Bidu peserta didik dalam
beragama, seni, kreatPaket Bitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi
inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan
masyarakat, bangsa dan umat manusia.
2. Landasan Teoritis Kurikulum
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar”
(standard-based education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-
based curriculum). Pendidikan berdasarkan standar menetapkan adanya standar
nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi standar isi,
standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar
pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum berbasis kompetensi
dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik
dalam mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan,
berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught
curriculum) dalam bentuk proses yang dikembangkan berupa kegiatan
pembelajaran di Sekolah, kelas, dan masyarakat; dan (2) pengalaman belajar
langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang,
karakteristik, dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung
indPaket Bidual peserta didik menjadi hasil belajar bagi dirinya, sedangkan hasil
belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah :
1. Permendikbud No.20 Th 2016 tentang Standar Kopetensi Lulusan;
2. Permendikbud No.21 Th 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar
Dan Menengah;
3. Permendikbud No.22 Th 2016 tentang Standar Pendidikan Dasar Dan
Menengah;
4. Permendikbud No.23 Th 2016 tentang Standar Penilaian;

6
5. Permendikbud No.24 Th 2016 Tentang Kopetensi Inti Dan Kopetensi
Dasar;
6. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional;
7. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Pendidikan Nasional sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2005;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan
Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang
Standar Isi untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang
Standar Kompetensi Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
12. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian;
13. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang
Standar Proses;
14. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi
dan Tata Kerja Instansi Vertikal Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan;
15. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Sekolah;

7
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54 Tahun 2013
tentang Standar Kompetensi Lulusan;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64 Tahun 2013
tentang Standar Isi;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65 Tahun 2013
tentang Standar Proses;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013
tentang Standar Penilaian;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014
tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler
Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103 Tahun 2014
tentang Pembelajaran pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104 Tahun 2014
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar
dan Pendidikan Menengah;
25. Peraturan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang Kurikulum
Sekolah;
26. Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014 tentang Pedoman
Kurikulum Sekolah 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab;

8
C. TUJUAN PENYUSUNAN KURIKULUM
Penyusunan Kurikulum PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan
Tanjungsari Kabupaten Sumedang ini bertujuan untuk mewujudkan kurikulum
implementatif sebagai :
1. Acuan pelaksanaan proses pendidikan untuk mencapai visi PKBM Asmaul
Husna Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang;
2. Acuan pelaksanaan proses pembelajaran untuk menghasilkan mutu lulusan
yang berwawasan lingkungan, cerdas dan santun berbahasa berdasarkan
keimanan, ketaqwaan serta membentuk generasi muslim yang beriman,
bertaqwa, religius, terampil, kreatif, dan inovatif sejalan dengan perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi;
3. Acuan bagi guru dalam mengembangkan silabus dan rencana pembelajaran;
4. Pedoman pelaksanaan proses penilaian peserta didik di PKBM Asmaul Husna
Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang;
5. Dasar pelaksanaann evaluasi dan program tindak lanjut dalam mewujudkan
pendidikan yang lebih berkualitas di PKBM Asmaul Husna Desa Raharja
Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

D. PRINSIP PENYUSUNAN KURIKULUM


Kurikulum PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari
terdiri dari kurikulum yang dikembangkan yaitu Kurikulum 2013 untuk kelas IV,
V, dan VI. Prinsip pengembangan kurikulum dikembangkan sesuai dengan
relevansi setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan
supervisi Kantor Dinas Pendidikan Kabupaten Sumedang.
Pengembangan Kurikulum PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan
Tanjungsari mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kelulusan (SKL), serta
berpedoman pada penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, dan petunjuk
teknis dari Kantor Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat,
serta memperhatikan pertimbangan Komite Sekolah.

9
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya
mencakup : perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah
langkah awal membangun kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan
dan mengambil tindakan untuk menghasilkan perencanaan yang akan digunakan
oleh guru dan peserta didik. Penerapan Kurikulum atau biasa disebut
juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke
dalam tindakan operasional. Evaluasi kurikulum merupakan tahap akhir dari
pengembangan kurikulum untuk menentukan seberapa besar hasil-hasil
pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan
hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya
melibatkan orang yang terkait langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di
dalamnya melibatkan banyak orang, seperti : politikus, pengusaha, orang tua
peserta didik, serta unsur-unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan
dengan pendidikan.
Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan
kurikulum pada dasarnya merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan
menjiwai suatu kurikulum. Dalampengembangan kurikulum, dapat menggunakan
prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru
menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi
kurikulum di suatu lembaga pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan
prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan di lembaga
pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang
digunakan dalam suatu pengembangan kurikulum.
Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-
prinsip pengembangan kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip-
prinsip umum: relevansi, fleksibilitas, kontinuitas, praktis, dan efektPaket Bitas;
(2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip
berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan
proses belajar mengajar, prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat
pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan kegiatan penilaian. Sedangkan

10
Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam
pengembangan kurikulum, yaitu :
1. Prinsip relevansi;
Secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-
komponen kurikulum (tujuan, bahan, strategi, organisasi dan evaluasi).
Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen tersebutmemiliki
relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi
epistomologis), tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta
tuntutan dan kebutuhan perkembangan masyarakat (relevansi sosilogis).
2. Prinsip fleksibilitas;
Dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan
memiliki sifat luwes, lentur dan fleksibel dalam pelaksanaannya,
memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi dan
kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar
bekang peserta didik.
3. Prinsip kontinuitas;
Adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun
secara horizontal. Pengalaman-pengalaman belajar yang disediakan kurikulum
harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam tingkat kelas, antar
jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
4. Prinsip efisiensi;
Mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat
mendayagunakan waktu, biaya, dan sumber-sumber lain yang ada secara
optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
5. Prinsip efektPaket Bitas;
Mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan
tanpa kegiatan yang mubazir, baik secara kualitas maupun kuantitas.
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat
sejumlah prinsip-prinsip yang harus dipenuhi, yaitu :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya.

11
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan.
2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial
ekonomi dan gender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan
lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan
dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat
dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,
dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.

12
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat.
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal
dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat,
berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus
saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
Kurikulum PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan
tersebut pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan
lingkungan.

13
b. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa
membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status sosial ekonomi
dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,
muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi dan seni berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat
dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti dan
memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan,
dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan
pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik,
dan keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal
dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang
selalu berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.

14
g. Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global,
nasional dan lokal untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi
dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kurikulum PKBM Asmaul Husna memiliki latang belakang yang kemudian
dijadikan prinsip pengembangan kurikulum sebagai berikut :
a. Pengertian Kurikulum
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan
mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama
adalah rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran.
Sedangkan yang kedua adalah cara yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran.
b. Rasional Pengembangan
1) Tantangan Pengembangan
Pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan bagi umat Islam, agar
dapat memahami secara benar ajaran Islam sebagai agama yang sempurna
(kamil), kesempurnaan ajaran Islam yang dipelajari secara integral (kaffah)
diharapkan dapat meningkatkan kualitas umat Islam dalam keseluruhan
aspek kehidupanya. Agar ajaran Islam dapat dipelajari secara efektif dan
efisien, maka perlu dikembangkan kurikulum pendidikan agama Islam
sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Demikian pula dengan
mata pelajaran Bahasa Arab yang sangat diperlukan sebagai alat untuk
mempelajari dan mendalami sumber-sumber primer dari Pendidikan Agama
Islam yang menggunakan Bahasa Arab terutama Mata Pelajaran Al-Qur’an
dan Hadis.

15
Selain adanya ketentuan legal-formal yang mengharuskan adanya
perubahan dan penyempurnaan kurikulum, masyarakat Indonesia dan
masyarakat dunia mengalami perubahan yang sangat cepat dan dalam
dimensi yang beragam terkait dengan kehidupan indPaket Bidual,
masyarakat, bangsa, dan umat manusia. Fenomena globalisasi yang
membuka batas-batas fisik (teritorial) negara dan bangsa dipertajam dan
dipercepat oleh kemajuan teknologi, terutama teknologi informasi dan
komunikasi.
Kemajuan ilmu pengetahuan memperkuat dampak globalisasi dan
kemajuan teknologi tersebut. Perubahan yang terjadi dalam dua dasawarsa
terakhir mengalahkan kecepatan dan dimensi perubahan yang terjadi dalam
kehidupan manusia di abad-abad sebelumnya. Perubahan tersebut telah
menjangkau kehidupan manusia dari tingkat global, nasional, dan regional
serta dari kehidupan sebagai umat manusia, warga negara, anggota
masyarakat dan pribadi.
Perubahan dan penyempurnaan tersebut menjadi penting seiring
dengan kontinuitas segala kemungkinan yang terjadi berkaitan dengan
perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi dan seni budaya
pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan. Jenlink
(1995) mengungkapkan bahwa masa depan akan berbeda secara dramatis
dari masa sekarang, dan itu akan menuntut untuk dipersiapkan antisipasi
terjadinya perubahan penting pada kehidupan. Dengan terjadinya perubahan
tersebut diperlukan usaha untuk mengalihkan pola pikir dalam menatap
tentang dunia yang begitu cepat mengalami perubahan hingga saat ini dan
yang akan datang.
Pendidikan yang dalam hal ini kurikulum Sekolah sebagai the heart of
education (Klein, 1992) harus mempersiapkan generasi bangsa yang mampu
hidup dan berperan aktif dalam kehidupan lokal, nasional, dan lokal yang
mengalami perubahan dengan cepat tersebut. Sebagaimana diungkapkan
oleh OlPaket Ba (1982), kurikulum perlu memperhatikan perubahan yang
terjadi di masyarakat, ilmu pengetahuan, kepemimpinan, dan politik.

16
Perubahan yang dikemukakan di atas memberikan landasan kuat bagi
perubahan suatu kurikulum di lingkungan Sekolah.
Kenyataan adanya amanat legal dan kehidupan manusia yang berubah
cepat yang menyebabkan perubahan dan penyempurnaan kurikulum
Sekolah merupakan suatu keniscayaan yang tak dapat dihindari. Atas dasar
itu, rancangan konseptual dan kontekstual penyempurnaan kurikulum
menjadi suatu keniscayaan yang harus disiapkan secara matang.
Dengan adanya dokumen kurikulum Pendidikan Agama Islam dan
Bahasa Arab ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan telah berupaya
untuk mentransformasikan pemikiran yang menjembatani segala sesuatu
yang telah ada saat ini (what it is) dengan segala sesuatu yang seharusnya
ada di masa yang akan datang (what should be neIVt) dalam suatu rancangan
kurikulum yang fungsional dan aktual dalam kehidupan.
Sesuai dengan arah kebijakan dan penugasan secara khusus,
selanjutnya Direktorat Jenderal Pendidikan Islam menjabarkan aspek yang
berkenaan dengan pengembangan kurikulum dan penguatan pelaksanaan
kurikulum satuan pendidikan dengan melakukan rekonseptualisasi ide
kurikulum, desain kurikulum, implementasi kurikulum, dan evaluasi
kurikulum.
Rekonseptualisasi ide kurikulum merupakan penataan ulang pemikiran
teoritik kurikulum berbasis kompetensi. Teori mengenai kompetensi dan
kurikulum berbasis kompetensi diarahkan kepada pikiran pokok bahwa
konten kurikulum adalah kompetensi, dan kompetensi diartikan sebagai
kemampuan melakukan sesuatu (ability to perform) berdasarkan sikap,
keterampilan, dan pengetahuan. Hal tersebut terumuskan dalam Kompetensi
Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Ketetapan yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian
Pendidikan dan Kebudayaan memperlihatkan arah yang jelas bahwa
kurikulum baru yang dikembangkan perlu mempedulikan aspek-aspek
potensi manusia yang terkait dengan domain sikap untuk pengembangan

17
soft-skills yang seimbang dengan hard-skills, seiring dengan ruh Pendidikan
Agama Islam itu sendiri.
Desain pengembangan kurikulum baru harus didasarkan pada
pengertian bahwa kurikulum adalah suatu pola pendidikan yang utuh untuk
jenjang pendidikan tertentu. Desain ini menempatkan mata pelajaran
sebagai organisasi konten kurikulum yang terbuka dan saling
mempengaruhi. Desain kurikulum yang akan digunakan untuk
mengembangkan kurikulum baru harus mampu mengaitkan antar konten
kurikulum baik yang bersifat horizontal maupun vertikal.
Selanjutnya dalam pengembangan kurikulum keseluruhan dimensi
kurikulum, yaitu ide, desain, implementasi dan evaluasi kurikulum,
direncanakan dalam satu kesatuan. Hal inilah sebenarnya yang menjadi inti
dari pengembangan kurikulum (curriculum development).
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai
tantangan yang dihadapi, baik tantangan internal maupun tantangan
eksternal. Di samping itu, dalam menghadapi tuntutan perkembangan
zaman, perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola
kurikulum serta pendalaman dan perluasan materi. Selain itu yang tidak
kalah pentingnya adalah perlunya penguatan proses pembelajaran dan
penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian antara apa yang
diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
2) Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan
dikaitkan dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan)
Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan
standar penilaian pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk
Indonesia dilihat dari pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini
jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15 - 64 tahun) lebih banyak dari

18
usia tidak produktif (anak-anak berusia 0 - 14 tahun dan orang tua berusia
65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai
puncaknya pada tahun 2020 - 2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh
sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana mengupayakan
agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat
ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi
dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
3) Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan
berbagai isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan
teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif dan budaya, dan
perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan
menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional
menjadi masyarakat industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat
di World Trade Organization (WTO), Association of Southeast Asian
Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation
(APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga
terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas
teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.
Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International
Student Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa
capaian anak-anak Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali
laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain
banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat
dalam kurikulum Indonesia.

19
4) Penyempurnaan Pola Pikir
Untuk memenuhi pengembangan kerangka berpikir yang sesuai
dengan kebutuhan, maka kurikulum 2013 dikembangkan dengan
penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
a) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi
pembelajaran berpusat pada peserta didik. Peserta didik harus
memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk
memiliki kompetensi yang sama;
b) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik)
menjadi pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-
masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);
c) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara
jejaring (peserta didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan
dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh melalui
internet);
d) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari
(pembelajaran peserta didik aktif mencari semakin diperkuat
dengan model pembelajaran pendekatan sains);
e) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
f) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis
alat multimedia;
g) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan
pelanggan (users) dengan memperkuat pengembangan potensi
khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
h) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline)
menjadi pembelajaran ilmu pengetahuan jamak
(multidisciplines); dan
i) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.

20
5) Penguatan Tata Kelola
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan
kurikulum sebagai daftar mata pelajaran. Pendekatan Kurikulum
2013 diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh
karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola
sebagai berikut:
a) tata kerja guru yang bersifat indPaket Bidual diubah menjadi
tata kerja yang bersifat kolaboratif;
b) penguatan manajeman Sekolah melalui penguatan kemampuan
manajemen kepala Sekolah sebagai pimpinan kependidikan
(educational leader); dan
c) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen
dan proses pembelajaran.
6) Penguatan Materi
Penguatan materi sebagai proses tersistem dalam pembelajaran
untuk memberikan bobot penguasaan materi esensial ataupun non
esensial. Penguatan materi dimaksudkan untuk memperdalam dan
memperluas tingkat penguasaan sesuai kompetensi dasar. Secara
operasional penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman
dan perluasan materi yang relevan bagi peserta didik.

E. ACUAN OPERASIONAL PENYUSUNAN KURIKULUM


Kurikulum PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari
disusun dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut :
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan
kepribadian peserta didik secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan
semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan iman dan takwa serta
akhlak mulia.

21
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat
manusia secara holistik yang memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif,
psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum
disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat,
kecerdasan intelektual, emosional dan sosial, spritual, dan kinestetik peserta
didik.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan
sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh
karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan
lulusan yang relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang
otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional.
5. Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan
hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk
membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting
terutama bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak
melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa
masyarakat berbasis pengetahuan di mana IPTEKS sangat berperan sebagai
penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan
adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan
kontekstual dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus

22
dikembangkan secara berkala dan berkesinambungan sejalan dengan
perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan
taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan
umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran
harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.
8. Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada indPaket Bidu
maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan indPaket Bidu yang
mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup
berdampingan dengan suku dan bangsa lain.
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan
dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus
mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
sosial budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman
budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu
ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
11. Kesetaraan Jender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang
berkeadilan dan memperhatikan kesetaraan jender.
12. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi,
dan ciri khas satuan pendidikan.

23
F. PROFIL PKBM ASMAUL HUSNA
1. Sejarah Sekolah
Pada tahun 2018, Saepul Rohman, S.Ag., M.Pd Bersama Ketua Yayasan
Asmaul Husna Kerta Raharja, Tokoh Masyarakat bermusyawarah untuk
mendirikan lembaga pendidikan yang terletak di Desa Raharja Kecamatan
Tanjungsari. Kemudian Yayasan Asmaul Husna Kerta Raharja membentuk
kepengurusan PKBM dengan Saepul Rohman, S.Ag., M.Pd ditunjuk sebagai
Ketuanya. PKBM tersebut diberi nama PKBM Asmaul Husna yang bertujuan
untuk bisa menampung masyarakat Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari yang
putus sekolah.
2. Identitas Sekolah
a. Nama Sekolah : PKBM ASMAUL HUSNA
b. NSS : -
b. NPSN : P9962809
c. Alamat : Jalan : Jl. Dahlia
RT/RW : 01/10
Desa : Raharja
Kecamatan : Tanjungsari
Kabupaten : Sumedang
Provonsi : Jawa Barat
Kode POS : 45362
No. Telp : -
E-mail : pkbmasmaulhusna@gmail.com
d. Yayasan : YAYASAN ASMAUL HUSNA KERTA RAHARJA
Alamat : Jalan : Jl. Dahlia GA 17
RT/RW : 01/10
Desa : Raharja
Kecamatan : Tanjungsari
Kabupaten : Sumedang
Provonsi : Jawa Barat
Kode POS : 45362

24
3. Daftar Ketua PKBM Setiap Periode
Tabel 1.1 Tabel Daftar Ketua PKBM Setiap Periode
Sumber Arsip PKBM Asmaul Husna , 2021

No. Nama Kepala Sekolah Periode


1. Saepul Rohman, S.Ag., M.Pd 2015 - 2020
2. Saepul Rohman, S.Ag., M.Pd 2020 - 2025

4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan


a. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan PKBM Asmaul Husna
Tabel 1.2. Tabel Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Sumber Arsip PKBM Asmaul Husna , 2021

Status Fungsional
No Nama L/P Jabatan
Pendidikan Sertifikasi
Saepul Rohman, S.Ag.,
1. L S2 Ketua -
M.Pd
2. Saepul Anwar, S.Ag. M.Si P S2 Tutor -
Rd. Rita MarlinaS.Sos.,
3. P S2 Tutor -
M.Si
4. Hatta Kamaluddin, S.Pd.I L S1 Tutor -
5. Cucu Nurjanah, M.Pd P S2 Tutor -
6. Amalia Khoerunnisa, S.Pd P S1 Tutor -
7. Yudi M. Rahmat, S.Pd L S1 Tutor -
8. Supian Sauri P SMK Tutor -

b. Tenaga Pendidik Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan


Jumlah tenaga pendidik PKBM Asmaul Husna Desa Raharja
Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang dan kualifikasinya pada
tahun pelajaran 2021/2022 adalah sebagai berikut :

25
Tabel 1.3. Tabel Tenaga Pendidik Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
Sumber Arsip PKBM Asmaul Husna , 2021

Jumlah dan Status Guru


Tingkat
No PNS / GT GTT Jumlah
Pendidikan
L P L P
1 S1 2 1 0 0 3
2 S2 2 2 0 0 4
3 D2/D3 0 0 0 0 0
4 SMA 1 0 0 0 1
Jumlah 5 3 0 0 8

c. Tenaga Kependidikan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan


Jumlah tenaga kependidikan PKBM Asmaul Husna Desa Raharja
Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang dan kualifikasinya pada tahun
pelajaran 2021/2022 adalah sebagai berikut :
Tabel 1.4. Tabel Tenaga Kependidikan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
Sumber Arsip PKBM Asmaul Husna , 2021

No Tingkat Jumlah Staf Tata Usaha Jumlah


Pendidikan PNS / GT GTT
L P L P
1 S1 0 1 0 0 1
2 D3 0 0 0 0 0
3 D2 0 0 0 0 0
4 D1 0 0 0 0 0
5 SMA/Sederajat 1 0 0 0 0
Jumlah 1 1 0 0 2

Pada tahun 2021 diharapkan tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan


PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang
memiliki jumlah dan kualifikasi akademik sebagai berikut :
a. sebanyak 100% tenaga pendidik memiliki kualifikasi pendidikan S1;
b. sebanyak 30% tenaga kependidikan memiliki kualifikasi pendidikan
S1;
c. jumlah guru sebanyak 14 orang.

26
5. Data Peserta Didik
a. Data Peserta Didik dari Tahun ke Tahun
Data Peserta Didik PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan
Tanjungsari Kabupaten Sumedang 5 Tahun Terakhir.
Tabel 1.5. Tabel Data Peserta Didik dari Tahun ke Tahun
Sumber Arsip PKBM Asmaul Husna , 2021

KELAS IV KELAS V KELAS VI JUMLAH


Tahun
Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml
Pelajaran
Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel
2017/2018 19 1 12 1 12 1 43 3
2018/2019 10 1 19 1 12 1 41 3
2019/2020 42 1 10 1 19 1 71 3
2020/2021 35 1 41 1 10 1 86 3
2021/2022 20 1 34 1 42 1 96 3

6. Sarana dan Prasarana


a. Profil Ruang Kelas
Tabel 1.6. Tabel Profil Ruangan Kelas
Sumber Arsip PKBM Asmaul Husna , 2021

Jumlah dan ukuran Jumlah


Ruang
Jumlah
lainnya
Kondisi Ruang
Ukuran Ukuran Ukuran Jumlah yang
Ruang Seluruhnya
7IV9 >63 m² <63 m² (d) = digunakan
Kelas yang
m² (a) (b) (c) (a+b+c) untuk
dipergunakan
ruang
kelas
Baik - - 3 3 - 3
Rusak - - - - - -
Ringan
Rusak - - - - - -
Sedang
Rusak - - - - - -
Berat
Rusak - - - - - -
Total
Jumlah - - 3 3 - 3

27
b. Profil Ruang Laboratorium, Keterampilan, Kesenian dan Multimedia
Tabel 1.7. Profil Ruang Laboratorium, Keterampilan, Kesenian dan Multimedia
Sumber Arsip PKBM Asmaul Husna , 2021

Jumlah keadaan, kualitas, dan kondisi alat/bahan*)


Jumlah keadaan Kualitas Kondisi
25% 50% 75%
No Ruang Kuran
s/d s/d s/d
g dari S R R
50% 75% 100% K C B B
25% B B R
dari dari dari
keb
keb keb keb
1 Lab. IPA - - - - - - - - - - -

2 Lab. - - - - - - - - - - -
Bahasa
3 Lab. - - - - - - - - - - -
Komputer
4 Keterampil - - - - - - - - - -
an
5 Kesenian - - - - - - - - - - -

6. Multimedia - - - - - - - - - - -

c. Kondisi Sarana Prasarana Ideal


Pada tahun pelajaran 2021/2022 PKBM Asmaul Husna Desa Raharja
Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang diharapkan telah memiliki
standar sarana prasarana yang ideal untuk memenuhi standar pelayanan
pendidikan minimal bagi Sekolah standar nasional sebagai berikut :

Tabel 1.8. Kondisi Sarana Prasarana Ideal


Sumber Arsip PKBM Asmaul Husna , 2021

Jumlah
No. Jenis Kebutuhan Satuan Keterangan
Kebutuhan
1 Ruang Kelas 9 Ruang
2 Ruang Serba Guna 1 Ruang
3 Ruang UKS 1 Ruang
4 Ruang Lab. Media 1 Ruang
5 Ruang Lab. Bahasa 1 Ruang
6 Ruang Lab. IPA 1 Ruang
7 Ruang Kesenian 1 Ruang

28
8 Ruang Pramuka 1 Ruang
9 Ruang PMR 1 Ruang
10 Ruang BP/BK 1 Ruang
11 Ruang Perpustakaan 1 Ruang
12 Ruang Toilet / WC 4 Ruang
13 Ruang Lab. Matematika 1 Ruang
14 Ruang Kantin Sekolah 2 Ruang
15 Ruang OSIS 1 Ruang
16 Ruang Wakasek / PKS 6 Ruang
17 Pemagaran 200 m
18 Kolam Relief 15 m2
19 Ruang Komite Sekolah 1 Ruang
20 Rumah Dinas 1 Ruang
21 Lahan Parkir 50 m2
22 Taman Bermain 25 m2
23 Lapang Olahraga 50 m2
24 Ruang Keterampilan 1 Ruang

d. Prestasi Akademik dan Non Akademik


Tabel 1.8 Tabel Prestasi Akademik dan Non Akademik
Sumber Arsip PKBM Asmaul Husna , 2021

No. Tahun Prestasi Akademik dan Non Akademik Keterangan


1 2017 -
2 2018 -
3 2019 -
4 2020 -
5 2021 -

29
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN PKBM ASMAUL HUSNA

A. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL JENJANG DASAR DAN


MENENGAH
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut. "Undang-Undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah mengembangkan
potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada
Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri,
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab."

B. VISI PKBM ASMAUL HUSNA DAN INDIKATOR VISI


Profil Sekolah yang diinginkan di masa datang, tertuang melalui tujuan yang
ingin dicapai oleh PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang, dengan rumusan visi Sekolah sebagai berikut :
“Menjadi mitra masyarakat menuju kehidupan yang lebih agamis, cerdas,
sejahtera, dan bermartabat”.
Indikator Visi Sekolah :
1. Terbentuk sikap dan perilaku yang baik antar warga Sekolah;
2. Terlaksananya interaksi sosial antar warga Sekolah dan masyarakat sekitar;
3. Terlaksananya pengembangan Standar Isi/Kurikulum;
4. Terpenuhinya standar pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki
kualitas sesuai Standar Nasional Pendidikan (SNP);
5. Terlaksananya standar proses pembelajaran secara optimal dan
professional;
6. Tersedianya fasilitas pendidikan yang memadai sesuai standar pelayanan
minimal (SPM);
7. Menciptakan generasi muda yang mampu bersaing dalam bidang akademik
maupun non akademik.

30
C. MISI PKBM ASMAUL HUSNA
Untuk mewujudkan visi, PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan
Tanjungsari Kabupaten Sumedang merumuskan beberapa misi Sekolah sebagai
berikut :
a. Menyelenggarakan layanan pembelajaran berbasis kebutuhan
masyarakat;
b. Menyelenggarakan layanan konsultasi berbagai bidang kehidupan dan
kebutuhan masyarakat;
c. Membantu akses yang dibutuhkan oleh masyarakat;
d. Meningkatkan partisipasi masyarakat dan lintas pelaku terkait.

D. TUJUAN PENDIDIKAN PKBM ASMAUL HUSNA


Tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan di PKBM
Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari adalah:
1. Terlayaninya kebutuhan masyarakat dibidang pendidikan non formal
malalui satuan pendidikan keaksaraan, kesetaraan, dan pelatihan
keterampilan;
2. Terwujudnya masyarakat yang mempunyai kecakapan hidup sesuai
dengan kebutuhan, peluang kerja, dan wirausaha;
3. Meningkatnya kapasitas kelembagaan, sarana dan prasarana yang
memadai, serta ketenagaan yang profesional, dan satuan pendidikan
nonformal yang terakreditasi agar mampu menjangkau sasaran yang
semakin luas, adil dan merata serta dapat memenuhi kebutuhan belajar
masyarakat yang terus berkembang.
4. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam menyukseskan program-
program Pendidikan Non Formal;
5. Turut serta untuk menyukseskan Wajib Belajar 12 tahun;
6. Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia melalui Jalur Pendidikan
Non Formal Kecamatan Tanjungsari Kabupaten Sumedang.

31
E. RENCANA STRATEGIS SEKOLAH
Rencana strategis Sekolah yang diharapkan oleh PKBM Asmaul Husna
Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari adalah sebagai berikut:
1. Nilai Ujian Nasional (UN) mencapai rata-rata lebih dari 80,00.
2. Nilai KKM semua mata pelajaran mencapai rata-rata 78,00.
3. 80% lulusan melanjutkan sekolah.
4. 90% siswa hafal Juz’amma.
5. 100% siswa bisa Baca Tulis Al Qur’an.
6. 100% siswa santun berbahasa dalam pergaulan.
7. 30% siswa bisa berbahasa inggris.
8. 100% siswa menguasai komputer dan menggunakan internet.
9. 100% siswa mentaati peraturan Sekolah.
10. 100% siswa menerapkan pola hidup bersih.
11. 100% siswa memiliki wawasan lingkungan yang baik.
12. PBM 100 % terlaksana sesuai kalender pendidikan.
13. Penilaian harian, ujian semester, ujian akhir Sekolah, ujian nasional
terlaksana 100 % sesuai kalender pendidikan.
14. KKM tersusun dan tersosialisasi kepada siswa dan orang tua siswa.
15. Laporan hasil belajar dan pembagian rapor terlaksana sesuai ketentuan.
16. Dokumen prestasi akademik terdokumentasikan 100% dengan tertib.
17. Pengembangan silabus oleh guru terlaksana 100%.
18. Kinerja Guru dalam Penyusunan Administrasi KBM dan perangkat
Kurikulum K13 100% baik.
19. Sikap positif guru untuk memajukan Sekolah dan prestasi Sekolah baik
akademis maupun non-akademis 100% baik.
20. Minat memanfaatkan laboratorium sebagai sumber belajar 100% baik.
21. Pemanfaatan perpustakaan Sekolah sebagai media dan sumber belajar
mencapai 100%.
22. Pemanfaatan masjid Sekolah sebagai media pembelajaran mencapai 100%.

32
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM


Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum
dalam bentuk mata pelajaran, posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum,
dostribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun, beban belajar untuk
mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur
kurikulum adalah juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam
sistem belajar dan pengorganisasian beban belajar dalam sistem pembelajaran.
Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk kurikulum
yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum
mengenai posisi seorang siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan
atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum menggambarkan ide kurikulum
mengenai posisi belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus menyelesaikan
seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi
kesempatan kepada siswa untuk menentukan berbagai pilihan.
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur
kurikulum diatas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler antara lain Pramuka
(Wajib), Organisasi Siswa Intrasekolah, Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang
Merah Remaja.
Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang
kontennya dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas
mata pelajaran Seni Budaya, Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dan
Prakarya adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh
pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah
daerah.

33
Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai
dengan kebutuhan peserta didik pada satuan pendidikan tersebut. Ilmu Pengetahuan
Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dikembangkan sebagai mata pelajaran
integratPaket Be science dan integratPaket Be social studies, bukan sebagai
pendidikan disiplin ilmu. Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif,
pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar, rasa ingin tahu, dan
pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan
alam. Disamping itu, tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial menekankan pada
pengetahuan tentang bangsanya, semangat kebangsaan, patriotisme, serta aktPaket
Bitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau space wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam juga ditujukan untuk
pengenalan lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai
keunggulan wilayah nusantara.
Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni
teater. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan
dapat memilih aspek yang diajarkan sesuai dengan kemampuan (guru dan fasilitas)
pada satuan pendidikan itu.
Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan
pengolahan. Masing-masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan
pendidikan menyelenggarakan pembelajaran prakarya paling sedikit dua aspek
prakarya sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah pada satuan pendidikan itu.
Muatan kurikulum merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013 Tentang Kerangka Dasar dan Struktur
Kurikulum Sekolah, dan Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam
Nomor 2676 Tahun 2013 Tentang Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan
Agama Islam dan Bahasa Arab di Sekolah. Kerangka dasar muatan kurikulum
ditujukan seperti pada gambar di bawah ini.

34
Gambar 3.1 Kerangka Struktur Kurikulum
Sumber: (http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/depan)

1. Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Umum


a) Kompetensi Inti
Table 3.1. Tabel Kompetensi Inti
Sumber: (http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/depan)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS IV KELAS V KELAS VI
1. Menghayati dan 1. Menghayati dan 1. Menghayati dan
mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran mengamalkan ajaran
agama yang dianutnya agama yang dianutnya agama yang dianutnya
2. Menghayati dan 2. Menghayati dan 2. Menghayati dan
mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku mengamalkan perilaku
jujur, disiplin, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli
(gotong royong, (gotong royong,
(gotong royong,
kerjasama, toleran, kerjasama, toleran,
damai), santun, kerjasama, toleran, damai), santun,
responsif dan pro-aktif damai), santun, responsif dan pro-aktif

35
dan menunjukkan responsif dan pro-aktif dan menunjukkan
sikap sebagai bagian dan menunjukkan sikap sebagai bagian
dari solusi atas sikap sebagai bagian dari solusi atas
berbagai permasalahan berbagai permasalahan
dari solusi atas
dalam berinteraksi dalam berinteraksi
secara efektif dengan berbagai permasalahan secara efektif dengan
lingkungan sosial dan dalam berinteraksi lingkungan sosial dan
alam serta dalam secara efektif dengan alam serta dalam
menempatkan diri lingkungan sosial dan menempatkan diri
sebagai cerminan alam serta dalam sebagai cerminan
bangsa dalam menempatkan diri bangsa dalam
pergaulan dunia. pergaulan dunia
sebagai cerminan
bangsa dalam
pergaulan dunia
3. Memahami, 3. Memahami, 3. Memahami,
menerapkan, menerapkan, dan menerapkan,
menganalisis menganalisis menganalisis dan
pengetahuan faktual, pengetahuan faktual, mengevaluasi
pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural konseptual, prosedural,
konseptual, prosedural,
berdasarkan rasa dan metakognitif dan metakognitif
ingintahunya tentang berdasarkan rasa ingin berdasarkan rasa ingin
ilmu pengetahuan, tahunya tentang ilmu tahunya tentang ilmu
teknologi, seni, pengetahuan, pengetahuan,
budaya, dan humaniora teknologi, seni, teknologi, seni,
budaya, dan humaniora
dengan wawasan budaya, dan humaniora
dengan wawasan
kemanusiaan, dengan wawasan kemanusiaan,
kebangsaan, kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan kebangsaan, kenegaraan, dan
peradaban terkait kenegaraan, dan peradaban terkait
penyebab fenomena peradaban terkait penyebab fenomena
dan kejadian, serta penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan
menerapkan dan kejadian, serta
pengetahuan
pengetahuan menerapkan prosedural pada bidang
prosedural pada bidang pengetahuan kajian yang spesifik
kajian yang spesifik prosedural pada bidang sesuai dengan bakat
sesuai dengan bakat kajian yang spesifik dan minatnya untuk
dan minatnya untuk sesuai dengan bakat memecahkan masalah
memecahkan masalah dan minatnya untuk
memecahkan masalah
4. Mengolah, menalar, 4. Mengolah, menalar, 4. Mengolah, menalar,
dan menyaji dalam dan menyaji dalam menyaji, dan mencipta
ranah konkret dan ranah konkret dan dalam ranah konkret
ranah abstrak terkait ranah abstrak terkait dan ranah abstrak
terkait dengan
dengan pengembangan dengan pengembangan
pengembangan dari

36
dari yang dipelajarinya dari yang dipelajarinya yang dipelajarinya di
di sekolah secara di sekolah secara sekolah secara mandiri
mandiri, dan mampu mandiri, bertindak serta bertindak secara
efektif dan kreatif, dan
menggunakan metoda secara efektif dan
mampu menggunakan
sesuai kaidah keilmuan kreatif, serta mampu metoda sesuai kaidah
menggunakan metoda keilmuan
sesuai kaidah keilmuan

b) Mata Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan alokasi waktu yang
sesuai dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan
alokasi waktu untuk kelas IV, V, VI sebagai berikut :
Table 3.2 Tabel Muatan Kurikulum Mata Pelajaran K13
Sumber Arsip PKBM Asmaul Husna, 2021

Mata Pelajaran Alokasi Waktu Per Minggu


Kelompok A Kelas IV Kelas V Kelas VI
1. Pendidikan Agama 3 3 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 4 4 4
6. Sejarah Indonesia 2 2 2
7. Muatan Lokal 2 2 2
Kelompok B
8. Seni Budaya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 3 3 3
Kesehatan
10. Prakarya 2 2 2
11. Pemberdayaan 2 2 2
12. Keterampilan 2 2 2
Kelompok Peminatan
13. Geografi 3 4 4
14. Sejarah 3 4 4
15. Sosiologi 3 4 4
16. Ekonomi 3 4 4
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 45 46 46

37
38
c) Beban Belajar Mata Pelajaran Umum
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta
didik dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1) Beban belajar di PKBM dinyatakan dalam jam pembelajaran per
minggu. Beban belajar satu minggu Kelas IV yaitu 45, Kelas V dan VI
adalah 46 jam pembelajaran. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah
45 menit.
2) Beban belajar di Kelas IV, V, dan VI dalam satu semester paling sedikit
18 minggu dan paling banyak 21 minggu.
3) Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu
dan paling banyak 21 minggu.
4) Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu
dan paling banyak 16 minggu.
5) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan
paling banyak 40 minggu.
d) Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan
kompetensi dasar dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran.
Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan
pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1) kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka
menjabarkan KI-1;
2) kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka
menjabarkan KI-2;
3) kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka
menjabarkan KI-3; dan
4) kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka
menjabarkan KI-4.

39
2. Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Pendidikan Agama dan
Bahasa Arab
a) Kompetensi Inti Kurikulum
Sejalan dengan filosofi progresPaket Bisme dalam pendidikan,
Kompetensi Inti ibaratnya adalah anak tangga yang harus ditapaki
peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan jenjang Sekolah
Dasar sampai pada jenjang Sekolah Menengah Atas. Kompetensi Inti
(KI) meningkat seiring dengan meningkatnya usia peserta didik yang
dinyatakan dengan meningkatnya kelas. Melalui Kompetensi Inti,
integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar (KD) pada kelas yang
berbeda dapat dijaga.
Sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan multidimensi,
Kompetensi Inti juga memiliki multidimensi. Untuk kemudahan
operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah sikap dipecah menjadi
dua. Pertama, sikap spiritual yang terkait dengan tujuan pendidikan
nasional membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa. Kedua,
sikap sosial yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional membentuk
peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab.
Kompetensi Inti bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk
melalui pembelajaran berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata
pelajaran yang relevan. Dalam hal ini mata pelajaran diposisikan sebagai
sumber kompetensi. Apapun yang diajarkan pada mata pelajaran tertentu
pada suatu jenjang kelas tertentu hasil akhirnya adalah Kompetensi Inti
yang harus dimiliki oleh peserta didik pada jenjang kelas tersebut. Tiap
mata pelajaran harus mengacu pada Kompetensi Inti yang telah
dirumuskan. Karena itu, semua mata pelajaran yang diajarkan dan
dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadap pembentukan
Kompetensi Inti.
Kompetensi Inti akan menagih kepada tiap mata pelajaran apa yang
dapat dikontribusikannya dalam membentuk kompetensi yang

40
diharapkan dimiliki oleh peserta didik. Ibaratnya, Kompetensi Inti adalah
pengikat berbagai kompetensi dasar yang harus dihasilkan dengan
mempelajari tiap mata pelajaran serta berfungsi sebagai integrator
horizontal antar mata pelajaran.
Dalam konteks ini, kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran
karena tidak mewakili mata pelajaran tertentu. Kompetensi Inti
menyatakan kebutuhan kompetensi peserta didik, sedangkan mata
pelajaran adalah pasokan kompetensi. Dengan demikian, kompetensi inti
berfungsi sebagai unsur pengorganisasi (organising element) kompetensi
dasar. Sebagai unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan
pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi horizontal kompetensi
dasar.
Organisasi vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan kompetensi
dasar satu kelas dengan kelas di atasnya sehingga memenuhi prinsip
belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang berkesinambungan antar
kompetensi yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah
keterkaitan antara kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan
kompetensi dasar dari mata pelajaran yang berbeda dalam satu kelas yang
sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Rumusan Kompetensi Inti dalam buku ini menggunakan notasi : 1)
KI-1 untuk Kompetensi Inti sikap spiritual, 2) KI-2 untuk Kompetensi
Inti sikap sosial, 3) KI-3 untuk Kompetensi Inti pengetahuan
(pemahaman konsep), 4) KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan.
Urutan tersebut mengacu pada urutan yang disebutkan dalam Undang-
undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 yang
menyatakan bahwa kompetensi terdiri dari kompetensi sikap,
pengetahuan dan keterampilan.
Selanjutnya Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah
dirumuskan PKBM dipergunakan untuk merumuskan kompetensi dasar
(KD) yang diperlukan untuk mencapainya. Mengingat standar
kompetensi lulusan harus dicapai pada akhir jenjang. Sebagai usaha

41
untuk memudahkan operasional perumusan kompetensi dasar,
diperlukan tujuan antara yang menyatakan capaian kompetensi pada tiap
akhir jenjang kelas pada setiap jenjang Paket C. Capaian kompetensi
pada tiap akhir jenjang kelas dari Kelas IV sampai dengan VI, disebut
dengan Kompetensi Inti. Adapun kompetensi inti Paket C untuk kelas IV
sebagai berikut:
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya;
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung
jawab, peduli (toleransi, gotong royong), santun, percaya diri, dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam dalam
jangkauan pergaulan dan keberadaannya;
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata; dan
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan membuat)
dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan
sumber lain yang sama dalam sudut pandang/teori.
b) Mata Pelajaran Sekolah
Kompetensi Dasar dibutuhkan untuk mendukung pencapaian
kompetensi lulusan melalui Kompetensi Inti. Selain itu, Kompetensi
Dasar diorganisir ke dalam berbagai mata pelajaran yang pada gilirannya
berfungsi sebagai sumber kompetensi. Mata pelajaran yang
dipergunakan sebagai sumber kompetensi tersebut harus mengacu pada
ketentuan yang tercantum pada Undang-undang Sistem Pendidikan
Nasional Nomor 20 Tahun 2003, khususnya ketentuan pada Pasal 37.
Selain jenis mata pelajaran yang diperlukan untuk membentuk
kompetensi, juga diperlukan beban belajar per minggu dan per semester
atau per tahun. Beban belajar ini kemudian didistribusikan ke berbagai
mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi yang diharapkan dapat

42
dihasilkan oleh tiap mata pelajaran. Mata Pelajaran dan beban belajar
sesuai dengan point b) pada struktur muatan kurikulum mata pelajaran
umum.
c) Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 di Sekolah
Sebagai rangkaian untuk mendukung Kompetensi Inti, capaian
pembelajaran mata pelajaran diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi
dasar. Pencapaian Kompetensi Inti adalah melalui pembelajaran
kompetensi dasar yang disampaikan melalui mata pelajaran.
Rumusannya dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik
peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari suatu mata pelajaran
sebagai pendukung pencapaian.
Kompetensi Inti, kompetensi dasar dikelompokkan menjadi empat
esuai dengan rumusan Kompetensi Inti yang didukungnya, yaitu : 1).
Kelompok kompetensi dasar sikap spiritual (mendukung KI-1) atau
kelompok 1, 2). Kelompok kompetensi dasar sikap sosial (mendukung
KI-2) atau kelompok 2, 3). Kelompok kompetensi dasar pengetahuan
(mendukung KI-3) atau kelompok 3, dan 4). Kelompok kompetensi dasar
keterampilan (mendukung KI-4) atau kelompok 4. Uraian kompetensi
dasar yang rinci ini adalah untuk memastikan bahwa capaian
pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus
berlanjut ke keterampilan, dan bermuara pada sikap. Melalui
Kompetensi Inti, tiap mata pelajaran ditekankan bukan hanya memuat
kandungan pengetahuan saja, tetapi juga memuat kandungan proses yang
berguna bagi pembentukan keterampilannya. Selain itu juga memuat
pesan tentang pentingnya memahami mata pelajaran tersebut sebagai
bagian dari pembentukan sikap. Hal ini penting mengingat kompetensi
pengetahuan sifatnya dinamis karena pengetahuan masih selalu
berkembang.
Kemampuan keterampilan akan bertahan lebih lama dari
kompetensi pengetahuan, sedangkan yang akan terus melekat pada dan
akan dibutuhkan oleh peserta didik adalah sikap. Kompetensi dasar

43
dalam kelompok Kompetensi Inti sikap (KI-1 dan KI-2) bukanlah untuk
peserta didik karena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihafalkan, dan
tidak diujikan, tetapi sebagai pegangan bagi pendidik bahwa dalam
mengajarkan mata pelajaran tersebut ada pesan-pesan sosial dan spiritual
sangat penting yang terkandung dalam materinya.
Dengan kata lain, kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap
spiritual (mendukung KI-1) dan indPaket Bidual-sosial (mendukung KI-
2) dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching) yaitu pada
waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (mendukung KI-3) dan
keterampilan (mendukung KI-4).
Untuk memastikan keberlanjutan penguasaan kompetensi, proses
pembelajaran dimulai dari kompetensi pengetahuan, kemudian
dilanjutkan menjadi kompetensi keterampilan, dan berakhir pada
pembentukan sikap. Dengan demikian, proses penyusunan maupun
pemahamannya (dan bagaimana membacanya) dimulai dari Kompetensi
Dasar kelompok Hasil rumusan Kompetensi Dasar kelompok 3
dipergunakan untuk merumuskan Kompetensi Dasar kelompok 4.
Hasil rumusan Kompetensi Dasar kelompok 3 dan 4 dipergunakan
untuk merumuskan Kompetensi Dasar kelompok 1 dan 2. Proses
berkesinambungan ini untuk memastikan bahwa pengetahuan berlanjut
ke keterampilan dan bermuara ke sikap sehingga ada keterkaitan erat
yang mendekati linier antara kompetensi dasar pengetahuan,
keterampilan dan sikap.
3. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi
kemampuan lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan
standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan
tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan
standar pembiayaan.

44
Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar
Kompetensi Lulusan dan lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan
kurikulum yang digunakan pada satuan pendidikan tertentu perlu dilakukan
monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan dalam setiap
periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan sebagai
bahan masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa
yang akan datang.
Lulusan PKBM diharapkan memiliki sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sebagai berikut :
Tabel 3.2 Tabel Kompetensi Lulusan
Sumber Arsip PKBM Asmaul Husna, 2021

PKBM
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap :
1. Berimandan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Berkarakter, jujur dan peduli
3. Bertanggung jawab
4. Pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
5. Sehat jasmani dan rohani
Sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa,
negara dan kawasan regional.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
dalam ilmu pengetahuan, metakognitif pada tingkat tekhnis
dan spesifik sederhana berkenaan dengan:
1. Ilmu pengetahuan
2. Teknologi
3. Seni, dan
4. Budaya
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam kontek diri
sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam
sekitar, bangsa, negara dan kawasan regional
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak:
1. Kreatif
2. Produktif
3. Kritis
4. Mandiri
5. Kolaboratif
6. Komunikatif

45
Melalui pendekatan ilmiah sesui dengan yang
dipelajari di satuan pendidikan dan sumber lain
secara mandiri.
Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang
pendidikan memperhatikan:
a. Perkembang psikologis anak
b. Lingkup dan kedalaman
c. Kesinambungan
d. Fungsi satuan pendidikan
e. Lingkungan.
4. Standar Penilaian Pendidikan (Menurut Peraturan Menteri Pendidikan
dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016)
a. Pengertian
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 Standar Penilaian Pendidikan adalah
kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil
belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil
belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi
untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian
otentik, penilaian diri, penilaian berbasis portofolio, ulangan, ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian
sekolah/Sekolah, yang diuraikan sebagai berikut.
1) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara
komprehensif untuk menilai mulai dari masukan (input), proses, dan
keluaran (output) pembelajaran.
2) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta
didik secara reflektif untuk membandingkan posisi relatifnya dengan
kriteria yang telah ditetapkan.
3) Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan
untuk menilai keseluruhan entitas proses belajar peserta didik

46
termasuk penugasan perseorangan dan/atau kelompok di dalam
dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan
keterampilan.
4) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian
kompetensi peserta didik secara berkelanjutan dalam proses
pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan perbaikan hasil belajar
peserta didik.
5) Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik
untuk menilai kompetensi peserta didik setelah menyelesaikan satu
Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
6) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik setelah
melaksanakan 8 - 9 minggu kegiatan pembelajaran. Cakupan ulangan
tengah semester meliputi seluruh indikator yang merepresentasikan
seluruh KD pada periode tersebut.
7) Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta didik di
akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.
8) Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan
kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk
mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UTK meliputi
sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi
Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
9) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK
merupakan kegiatan pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah
untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi. Cakupan UMTK
meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan
Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.

47
10) Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan
pengukuran kompetensi tertentu yang dicapai peserta didik dalam
rangka menilai pencapaian Standar Nasional Pendidikan, yang
dilaksanakan secara nasional.
11) Ujian Sekolah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi
di luar kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan
Pendidikan.

b. Tujuan Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah didasarkan pada tujuan sebagai berikut :
1) Penilain hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan
mengevaluasi proses, kemajuan belajara, dan perbaikan hasil belajar
peserta didik secara kesinambungan
2) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai
penncapaian Standar Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran.
3) Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai
pencapaian kompetensi lulusan secara nasional pada mata pelajaran
tertentu.

c. Prinsip dan Pendekatan Penilaian


Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar
dan menengah didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standar dan tidak dipengaruhi
faktor subjektPaket Bitas penilai.
2) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana,
menyatu dengan kegiatan pembelajaran, dan berkesinambungan.
3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan,
pelaksanaan, dan pelaporannya.
4) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar
pengambilan keputusan dapat diakses oleh semua pihak.

48
5) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepada
pihak internal sekolah maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur,
dan hasilnya.
6) Edukatif, berarti mendidik dan memotPaket Basi peserta didik dan guru.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria
(PAK). PAK merupakan penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan
pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM merupakan kriteria
ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan
dengan mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan
dicapai, daya dukung, dan karakteristik peserta didik.

d. Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian


1) Ruang Lingkup Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan yang dilakukan secara berimbang
sehingga dapat digunakan untuk menentukan posisi relatif setiap
peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan
penilaian merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata
pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi program, dan proses
2) Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi
sikap, pengetahuan, dan keterampilan sebagai berikut.
a) Penilaian kompetensi sikap
a. Penilaian Sikap adalah penilaian terhadap perilaku peserta didik
dalam proses pembelajaran, di dalam kelas, dan di luar kelas
untuk menumbuhkembangkan sikap, perilaku dan karakter
setiap peserta didik.
b. Penilaian sikap Spiritual dilakukan dalam rangka membentuk
sikap siswa agar mampu menghargai, menghayati, dan
mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.

49
c. Penilaian sikap Sosial dilakukan untuk membentuk sikap sosial
siswa yang mampu menghargai dan menghayati perilaku jujur,
disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, dan percaya diri dalam
berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
lingkungan alam dimana mereka berada.

Gambar 3.2 Kerangka Penilaian Kompetensi Sikap


Sumber: (http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/depan)

Langkah-langkah membuat rekapitulasi penilaian kompetensi sikap selama


satu semester:
a. Guru mapel, wali kelas, dan BK melakukan penilaian sikap selama
pembelajaran melalui pengamatan dengan mencatat setiap kejadian yang
menonjol
b. Catatan hasil pengamatan sikap yang dilakukan oleh guru mapel , wali
kelas, dan BK serta hasil catatan penilaian diri dan antar teman
dikelompokkan ke dalam kompetensi sikap spiritual dan kompetensi
sikap sosial.
c. Buat deskripsi pada kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap
sosial yang sesuai dengan pencapaian peserta didik berdasarkan catatan
observasi.
d. Deskripsi pada kompetensi sikap ditulis dengan kalimat positif
berdasarkan kumpulan hasil observasi (catatan) aspek yang menonjol.
e. Deskripsi kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial yang belum
mencapai kriteria (indikator) dideskripsikan sebagai aspek yang perlu
pembimbingan.
f. Deskripsi sikap setiap siswa oleh guru mapel diserahkan ke wali kelas.

50
g. Wali kelas mengolah deskripsi setiap siswa asuhnya untuk menjadi
deskripsi sikap akhir.
h. Wali kelas menulis deskrispsi sikap setiap siwa pada raport.

Gambar 3.3 Kerangka Penilaian Kompetensi Sikap


Sumber: (http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/depan)
b) Penilaian Kompetensi Pengetahuan
Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes
lisan, dan penugasan.
1. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban
singkat, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen
uraian dilengkapi pedoman penskoran.
2. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek
yang dikerjakan secara indPaket Bidu atau kelompok sesuai
dengan karakteristik tugas.
c) Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian
kinerja, yaitu penilaian yang menuntut peserta didik
mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio.
Instrumen yang digunakan berupa daftar cek atau skala penilaian
(rating scale) yang dilengkapi rubrik.

51
1. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa
keterampilan melakukan suatu aktPaket Bitas atau perilaku
sesuai dengan tuntutan kompetensi.
2. Projek adalah tugas-tugas belajar (learning tasks) yang meliputi
kegiatan perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara
tertulis maupun lisan dalam waktu tertentu.
3. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan
cara menilai kumpulan seluruh karya peserta didik dalam
bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif untuk
mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreatPaket
Bitas peserta didik dalam kurun waktu tertentu. Karya
tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang mencerminkan
kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1. substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
2. konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan
bentuk instrumen yang digunakan; dan
3. penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif
sesuai dengan tingkat perkembangan peserta didik.
e. Mekanisme dan Prosedur Penilaian
1) Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
dilaksanakan oleh pendidik, satuan pendidikan, Pemerintah dan/atau
lembaga mandiri.
2) Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik,
penilaian diri, penilaian projek, ulangan harian, ulangan tengah
semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat kompetensi, ujian
mutu tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian nasional.
a) Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
b) Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali
sebelum ulangan harian.

52
c) Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau
tema pelajaran.
d) Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan
proses pembelajaran dalam bentuk ulangan atau penugasan.
e) Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan
oleh pendidik di bawah koordinasi satuan pendidikan.
f) Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan
pada akhir kelas II (tingkatan 1), kelas PAKET B (tingkatan 2),
kelas V (tingkatan 3), dan kelas V (tingkatan 5), dengan
menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah. Ujian
tingkat kompetensi pada akhir kelas VI (tingkatan 2), kelas PAKET
BII (tingkatan 4), dan kelas VI (tingkatan 6) dilakukan melalui UN
dan/atau UPK.
g) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode
survei oleh Pemerintah pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas
PAKET B (tingkat 2), kelas V (tingkat 4), dan kelas V (tingkat 5).
h) Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan
peraturan perundang-undangan
i) Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan
perundang-undangan.
3) Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh pendidik
sesuai dengan silabus dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP).
4) Kegiatan ujian sekolah dilakukan dengan langkah-langkah :
a) menyusun kisi-kisi ujian;
b) mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen;
c) melaksanakan ujian;
d) mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan
peserta didik; dan
e) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.

53
5) Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur dalam
Prosedur Operasi Standar (POS).
6) Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum
diadakan ulangan harian berikutnya. Peserta didik yang belum
mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran remedial.
7) Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan
dalam bentuk nilai dan deskripsi pencapaian kompetensi kepada
orangtua dan pemerintah.
f. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian
1) Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara
berkesinambungan bertujuan untuk memantau proses dan kemajuan
belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektPaket Bitas
pembelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memperhatikan hal-hal sebagai
berikut.
a) Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan
dalam membuat rancangan dan kriteria penilaian pada awal
semester. Setelah menetapkan kriteria penilaian, pendidik memilih
teknik penilaian sesuai dengan indikator dan mengembangkan
instrumen serta pedoman penyekoran sesuai dengan teknik
penilaian yang dipilih.
b) Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan
penelusuran dan diakhiri dengan tes dan/atau nontes. Penelusuran
dilakukan dengan menggunakan teknik bertanya untuk
mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan
tingkat kemampuan peserta didik.
c) Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan
mengacu pada indikator dari Kompetensi Dasar setiap mata
pelajaran yang diintegrasikan dalam tema tersebut.

54
d) Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk
mengetahui kmajuan dan kesulitan belajar, dikembalikan kepada
peserta didik disertai balikan (feedback) berupa komentar yang
mendidik (penguatan) yang dilaporkan kepada pihak terkait
dandimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran.
e) Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:
1. nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil
penilaian kompetensi pengetahuan dan keterampilan termasuk
penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.
2. deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual
dan sikap sosial.
f) Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada
kepala sekolah/Sekolah dan pihak lain yang terkait (misal: wali
kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang tua/wali) pada
periode yang ditentukan.
g) Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh
semua pendidik selama satu semester, hasilnya diakumulasi dan
dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh wali kelas/guru
kelas.
2) Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk
menilai pencapaian kompetensi lulusan peserta didik yang meliputi
kegiatan sebagai berikut:
a) menentukan kriteria minimal pencapaian Tingkat Kompetensi
dengan mengacu pada indikator Kompetensi Dasar tiap mata
pelajaran;
b) mengoordinasikan ulangan harian, ulangan tengah semester,
ulangan akhir semester, ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat
kompetensi, dan ujian akhir sekolah/Sekolah;

55
c) menyelenggarakan ujian sekolah/Sekolah dan menentukan
kelulusan peserta didik dari ujian sekolah/Sekolah sesuai dengan
POS Ujian Sekolah/Sekolah;
d) menentukan kriteria kenaikan kelas;
e) melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat
kompetensi kepada orang tua/wali peserta didik dalam bentuk buku
rapor;
f) melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan
kepada dinas pendidikan kabupaten/kota dan instansi lain yang
terkait;
g) melaporkan hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali
peserta didik dan dinas pendidikan.
h) menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui
rapat dewan pendidik sesuai dengan kriteria:
1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2. mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan
ketentuan kompetensi sikap (spiritual dan sosial) termasuk
kategori baik dan kompetensi pengetahuan dan keterampilan
minimal sama dengan KKM yang telah ditetapkan;
3. lulus ujian akhir sekolah/Sekolah; dan
4. lulus Ujian Nasional.
i) menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN)
setiap peserta didik bagi satuan pendidikan penyelenggara Ujian
Nasional; dan
j) menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan
pendidikan bagi satuan pendidikan yang telah terakreditasi.
3) Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pemerintah

56
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan melalui Ujian
Nasional dan ujian mutu Tingkat Kompetensi, dengan memperhatikan
hal-hal berikut.
a) Ujian Nasional
1. Penilaian hasil belajar dalam bentuk UN didukung oleh suatu
sistem yang menjamin mutu dan kerahasiaan soal serta
pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.
2. Hasil UN digunakan untuk:
a. salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan;
b. salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang
pendidikan berikutnya;
c. pemetaan mutu; dan
d. pembinaan dan pemberian bantuan untuk peningkatan mutu.
3. Dalam rangka standarisasi UN diperlukan acuan berupa kisi-kisi
bersifat nasional yang dikembangkan oleh Pemerintah,
sedangkan soalnya disusun oleh Pemerintah Pusat dan/atau
Pemerintah Daerah dengan komposisi tertentu yang
ditentukan oleh Pemerintah.
4. Sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan
pendidikan, kriteria kelulusan UN ditetapkan setiap tahun
oleh Pemerintah.
5. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu
program dan/atau satuan pendidikan, Pemerintah menganalisis
dan membuat peta daya serap UN dan menyampaikan
hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.
b) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi
1. Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan oleh Pemerintah
pada seluruh satuan pendidikan yang bertujuan untuk pemetaan
dan penjaminan mutu pendidikan di suatu satuan pendidikan.

57
2. Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan sebelum peserta
didik menyelesaikan pendidikan pada jenjang tertentu, sehingga
hasilnya dapat dimanfaatkan untuk perbaikan proses
pembelajaran.
3. Instrumen, pelaksanaan, dan pelaporan ujian mutu Tingkat
Kompetensi mampu memberikan hasil yang komprehensif
sebagaimana hasil studi lain dalam skala internasional.

B. MUATAN KURIKULUM
1. Muatan Kurikulum Mata Pelajaran
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar
Nasional Pendidikan pasal 6 ayat (1), maka muatan kurikulum PKBM Asmaul
Husna Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari memuat 5 (lima) kelompok mata
pelajaran, yaitu:
1. Kelompok Mata Pelajaran Agama dan Akhlak Mulia;
2. Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian;
3. Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
4. Kelompok Mata Pelajaran Estetika;
5. Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.
Kelompok mata pelajaran tersebut :
a. Pendidikan Agama
b. Pendidikan Kewarganegaraan
c. Bahasa Indonesia
d. Bahasa Inggris
e. Matematika
f. Sejarah Indonesia
g. Muatan Lokal
h. Seni Budaya
i. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
j. Prakarya
k. Pemberdayaan

58
l. Keterampilan
m. Geografi
n. Sejarah
o. Sosiologi
p. Ekonomi
Dengan rincian alokasi waktu beban mengajar untuk setiap mata pelajaran
sebagai berikut :
Table 3.3 Tabel Muatan Kurikulum Mata Pelajaran
Sumber: Arsip PKBM Asmaul Husna , 2021

Mata Pelajaran Alokasi Waktu Per Minggu


Kelompok A Kelas IV Kelas V Kelas VI
1. Pendidikan Agama 3 3 3
2. Pendidikan Kewarganegaraan 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 4 4 4
4. Bahasa Inggris 4 4 4
5. Matematika 4 4 4
6. Sejarah Indonesia 2 2 2
7. Muatan Lokal 2 2 2
Kelompok B
8. Seni Budaya 2 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 3 3 3
Kesehatan
10. Prakarya 2 2 2
11. Pemberdayaan 2 2 2
12. Keterampilan 2 2 2
Kelompok Peminatan
13. Geografi 3 4 4
14. Sejarah 3 4 4
15. Sosiologi 3 4 4
16. Ekonomi 3 4 4
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 45 46 46

59
2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk
keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian dari mata pelajaran
lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri.
Substansi muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata
pelajaran keterampilan. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga satuan
pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar
untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat
menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti
bahwa dalam satua tahun satuan pendidikan dapat menyelenggarakan dua mata
pelajaran muatan lokal.
a. Muatan Lokal Bahasa Sunda
Khusus di PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari
Kabupaten Sumedang dalam satu tahun pelajaran muatan lokal disesuaikan dengan
ciri khas dan potensi daerah yaitu mata pelajaran Bahasa Sunda. Muatan lokal
Bahasa Sunda merupakan muatan lokal wajib yang diberikan di kelas.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) Mata Pelajaran
Bahasa Sunda:
Dalam Peraturan Menteri Pendidikan Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 67, 68, 69, dan 70 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar
dan Struktur Kurikulum SD/MI/Paket A, SMP/MTs/Paket B,
SMA/SMK/MA/Paket C dinyatakan bahwa Bahasa Daerah sebagai muatan lokal
dapat diajarkan terpisah apabila daerah merasa perlu untuk memisahkannya. Satuan
pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan
satuan pendidikan tersebut.
Pendidikan Muatan Lokal Mata Pelajaran Bahasa Daerah merupakan
kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan dengan
ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak
dapat dikelompokkan ke dalam mata pelajaran yang ada. Substansi muatan lokal

60
ditentukan oleh satuan pendidikan melalui pemerintah daerah, dalam hal ini
Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pendidikan Propinsi Jawa Barat.
Kewenangan pemerintah daerah untuk mengembangkan bahasa daerah
diperkuat oleh UU nomor 24 Tahun 2009 tentang Bendera, Bahasa dan Lambang
Negara serta Lagu Kebangsaan. Pasal 42 Ayat (1) dan Ayat (2) berbunyi sebagai
berikut.
Pemerintah daerah wajib mengembangkan, membina, dan melindungi
bahasa dan sastra daerah agar tetap memenuhi kedudukan dan fungsinya dalam
kehidupan bermasyarakat sesuai dengan perkembangan zaman dan agar tetap
menjadi bagian dari kekayaan budaya Indonesia.
Pengembangan, pembinaan, dan pelindungan sebagaimana dimaksud pada
ayat (1) dilakukan secara bertahap, sistematis, dan berkelanjutan oleh pemerintah
daerah di bawah koordinasi lembaga kebahasaan.
Mengingat kewenangan pemerintah daerah dalam mengembangkan dan
membina bahasa daerah, adanya kebijakan kurikulum tingkat daerah, dan
keberagaman pemerintah daerah dalam menetapkan konten muatan lokal maka
untuk Kurikulum 2013 ditetapkan pendidikan bahasa daerah tetap menjadi
wewenang pemerintah daerah. Kurikulum 2013 menyediakan muatan lokal untuk
pendidikan bahasa daerah dan pendidikan seni budaya.
Berkaitan dengan bunyi undang-undang tersebut, maka Mata Pelajaran
Bahasa dan Sastra Sunda termasuk mata pelajaran muatan lokal di wilayah Provinsi
Jawa Barat. Kedudukannya dalam proses pendidikan sama dengan kelompok mata
pelajaran inti dan pengembangan diri. Oleh karena itu, mata pelajaran Bahasa
Sunda juga diujikan dan nilainya wajib dicantumkan dalam buku rapor.
Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat mengeluarkan Surat Keputusan No.
423/2372/Set-disdik tanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan Lokal
Bahasa Daerah pada Jenjang SD/MI, SMP/MTs, SMA/SMK/MA). Kedudukan
Mata Pelajaran Muatan Lokal Bahasa Daerah dalam Struktur Kurikulum adalah
sebagai berikut.
Kedudukan muatan lokal dalam struktur kurikulum satuan pendidikan
SMP/MTs, tampak pada tabel berikut.

61
1) Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa
Sunda
a) Pengertian
Kompetensi inti dan kompetensi dasar mata pelajaran Bahasa Sunda
adalah program untuk mengembangkan pengetahuan, keterampilan
berbahasa, dan sikap positif terhadap bahasa dan sastra Sunda.
b) Fungsi
Standar kompetensi dan kompetensi dasar berfungsi sebagai acuan
bagi guru-guru di sekolah dalam menyusun kurikulum mata pelajaran
Bahasa dan Sastra Sunda sehingga segi-segi pengembangan pengetahuan,
keterampilan, serta sikap berbahasa dan bersastra Sunda dapat terprogram
secara terpadu.
Standar kompetensi dan kompetensi dasar ini disusun dengan
mempertimbangkan kedudukan bahasa Sunda sebagai bahasa daerah dan
sastra Sunda sebagai sastra Nusantara. Pertimbangan itu berkonsekuensi
pada fungsi mata pelajaran Bahasa Sunda sebagai (1) sarana pembinaan
sosial budaya regional Jawa Barat, (2) sarana peningkatan
pengetahuan, keterampilan, dan sikap dalam rangka pelestarian dan
pengembangan budaya, (3) sarana peningkatan pengetahuan,
keterampilan, dan sikap untuk meraih dan mengembangkan ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni, (4) sarana pembakuan dan
penyebarluasan pemakaian bahasa Sunda untuk berbagai keperluan, (5)
sarana pengembangan penalaran, serta (6) sarana pemahaman aneka ragam
budaya daerah (Sunda).
c) Tujuan
Pertimbangan itu berkonsekuensi pula pada tujuan pembelajaran
bahasa dan sastra Sunda yang secara umum agar murid mencapai tujuan-
tujuan berikut :
a) Murid beroleh pengalaman berbahasa dan bersastra Sunda.

62
b) Murid menghargai dan membanggakan bahasa Sunda sebagai
bahasa daerah di Jawa Barat, yang juga merupakan bahasa ibu bagi
sebagian besar masyarakatnya.
c) Murid memahami bahasa Sunda dari segi bentuk, makna, dan fungsi,
serta mampu menggunakannya secara tepat dan kreatif untuk
berbagai konteks (tujuan, keperluan, dan keadaan).
d) Murid mampu menggunakan bahasa Sunda untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, kematangan emosional, dan kematangan
sosial.
e) Murid memiliki kemampuan dan kedisiplinan dalam berbahasa
Sunda (berbicara, menulis, dan berpikir).
f) Murid mampu menikmati dan memanfaatkan karya sastra Sunda
untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa
Sunda, mengembangkan kepribadian, dan memperluas wawasan
kehidupan.
g) Murid menghargai dan membanggakan sastra Sunda sebagai
khazanah budaya dan intelektual manusia Sunda.

3. Kompetensi Inti Dan Kompetensi Dasar


a. Mata Pelajaran Bahasa Dan Sastra Sunda SMA/Paket C
Tabel 3.4 Tabel KI/KD Mata Pelajaran Mulok
Sumber: Arsip PKBM Asmaul Husna, 2021
Kelas IV
KI KD (HASIL REVIU)
7.1 menghayati dan 7.1.1 menghargai dan mensyukuri keberadaan
mengamalkan ajaran bahasa sunda sebagai anugerah tuhan yang maha
agama yang dianutnya esa sebagai sarana komunikasi dalam percakapan,
iklan layanan masyarakat, karangan bahasan,
pengalaman pribadi, kaulinan barudak, dongeng,
sajak, dan pupujian.

7.2 menghargai dan 7.2.1 menunjukkan perilaku jujur, tanggung


menghayati perilaku jujur, jawab, dan santun dalam menggunakan bahasa
disiplin, tanggung jawab, sunda untuk percakapan sehari-hari,
peduli (toleransi, gotong

63
royong), santun, percaya 7.2.2 menunjukkan prilaku jujur, tanggung
diri, dalam berinteraksi jawab, percaya diri, peduli, dan santun dalam
secara efektif dengan menggunakan bahasa sunda untuk kaulinan
lingkungan sosial dan alam barudak.
dalam jangkauan pergaulan 7.2.3 menunjukkan perilaku jujur, tanggung
dan keberadaannya jawab, dan santun dalam menggunakan bahasa
sunda untuk membuat wawaran dan karangan
bahasan pengalaman pribadi
7.2.4 menunjukkan perilaku jujur, tanggung
jawab, dan santun dalam menggunakan bahasa
sunda untuk mengapresiasi dan mengekspresikan
dongeng, sajak, dan pupujian
7.3 memahami 7.3.1 menelaah, mengidentifikasi, dan
pengetahuan (faktual, memahami teks percakapan tentang kehidupan
konseptual, dan sehari-hari sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
prosedural) berdasarkan 7.3.2 menelaah, mengidentifikasi, dan
rasa ingin tahunya tentang memahami teks kaulinan barudak sesuai dengan
ilmu pengetahuan, kaidah-kaidahnya.
teknologi, seni, budaya 7.3.3 menelaah, mengidentifikasi, dan
terkait fenomena dan memahami teks wawaran sesuai dengan kaidah-
kejadian tampak mata kaidahnya.
7.3.4 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks bahasan pengalaman
pribadi sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
7.3.5 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami dongeng sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
7.3.6 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami sajak sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
7.3.7 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami pupujian sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.

7.4 mencoba, mengolah, 7.4.1 menyusun dan memperagakan percakapan


dan menyaji dalam ranah tentang kegiatan sehari-hari sesuai dengan kaidah-
konkret (menggunakan, kaidahnya.
mengurai, merangkai, 7.4.2 mengekspresikan dan menanggapi jenis
memodifikasi, dan kaulinan barudak
membuat) dan ranah 7.4.3 menyusun dan menggapi wawaran sesuai
abstrak (menulis, dengan kaidah-kaidahnya secara lisan dan tulisan.
membaca, menghitung, 7.4.4 menyusun dan menanggapi teks
menggambar, dan pengalaman pribadi sesuai dengan kaidah-
mengarang) sesuai dengan kaidahnya.
yang dipelajari di sekolah

64
dan sumber lain yang sama 7.4.5 menanggapi dan menyajikan isi serta nilai-
dalam sudut pandang/teori nilai yang terkandung dalam dongeng sesuai
dengan kaidah-kaidahnya secara lisan dan tulisan.
7.4.6 menafsirkan, menanggapi, dan
mengekspresikan sajak sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
7.4.7 menafsirkan, menanggapi, dan
mengekspresikan pupujian sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.

Kelas V
KI KD (HASIL REVIU)
8.1 menghayati dan 8.1.1 menghargai, menghayati, dan mensyukuri
mengamalkan ajaran agama bahasa sunda sebagai anugrah tuhan yang maha
yang dianutnya esa, melalui kegiatan memahami rumpaka
kawih, wacana kampung adat, mantra, dan surat.
8.1.2 menghargai, menghayati, dan mensyukuri
bahasa sunda sebagai anugrah tuhan yang maha
esa, sebagai sarana kegiatan paguneman (dialog),
memandu acara.
8.1.3 menghargai, menghayati, dan mensyukuri
bahasa sunda sebagai anugrah tuhan yang maha
esa, sebagai sarana dalam menulis narasi
pengalaman pribadi, dan aksara sunda
8.2 menghargai dan 8.2.1 menunjukkan prilaku jujur, tanggung
menghayati perilaku jujur, jawab, percaya diri, peduli, dan santun dalam
disiplin, tanggung jawab, menggunakan bahasa sunda untuk memahami
peduli (toleransi, gotong rumpaka kawih, wacana kampung adat, mantra,
royong), santun, percaya dan surat.
diri, dalam berinteraksi 8.2.2 menunjukkan prilaku jujur, tanggung
secara efektif dengan jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun
lingkungan sosial dan alam dalam menggunakan bahasa sunda untuk
dalam jangkauan pergaulan melakukan kegiatan paguneman (dialog) dan
dan keberadaannya memandu acara
8.2.3 menunjukkan prilaku jujur, tanggung
jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun
dalam menggunakan bahasa sunda untuk
menyusun bahasan pengalaman pribadi, dan
menulis aksara sunda
8.3 memahami 8.3.1 menelaah, mengidentifikasi, dan
pengetahuan (faktual, memahami rumpaka kawih sesuai dengan
konseptual, dan prosedural) kaidah-kaidahnya.
berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu

65
pengetahuan, teknologi, 8.3.2 menelaah, mengidentifikasi, dan
seni, budaya terkait memahami wacana kampung adat sesuai dengan
fenomena dan kejadian kaidah-kaidahnya.
tampak mata 8.3.3 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami mantra sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
8.3.4 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks surat sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
8.3.5 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks guguritan sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
8.3.6 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks sisindiran sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
8.3.7 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami paguneman (dialog) dan memandu
acara sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
8.3.8 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks pengalaman pribadi sesuai
dengan kaidah-kaidahnya.
8.3.9 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami aksara sunda sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.

8.4 mencoba, mengolah, 8.4.1 menafsirkan, menanggapi, dan


dan menyaji dalam ranah mengekspresikan rumpaka kawih secara lisan
konkret (menggunakan, dan tulisan.
mengurai, merangkai, 8.4.2 menjelaskan informasi yang terdapat
memodifikasi, dan dalam wacana kampung adat secara lisan dan
membuat) dan ranah abstrak tulisan
(menulis, membaca, 8.4.3 menafsirkan, menanggapi, dan
menghitung, menggambar, mengekspresikan mantra dengan memperhatikan
dan mengarang) sesuai kaidah-kaidahnya.
dengan yang dipelajari di 8.4.4 menyusun teks surat dengan
sekolah dan sumber lain memperhatikan kaidah-kaidahnya.
yang sama dalam sudut 8.4.5 menafsirkan, menanggapi, dan
pandang/teori mengekspresikan guguritan dengan
memperhatikan kaidah-kaidahnya.
8.4.6 menafsirkan, menanggapi, dan menyusun
sisindiran dengan memperhatikan kaidah-
kaidahnya.
8.4.7 menyusun, menanggapi, dan
memperagakan teks paguneman (dialog) dan
memandu acara dengan memperhatikan kaidah-
kaidahnya.

66
8.4.8 menaggapi dan menyusun pengalaman
pribadi dengan memperhatikan kaidah-kaidahnya
secara lisan dan tulisan.
8.4.9 membaca dan menulis kalimat sederhana
dengan menggunakan aksara sunda.
Kelas VI
KI KD (HASIL REVIU)
9.1 menghargai dan 9.1.1 menghargai dan mensyukuri keberadaan
menghayati ajaran agama bahasa sunda sebagai anugrah tuhan yang maha
yang dianutnya esa dalam memahami dan menyajikan pidato,
berita, bahasan, diskusi, wacana, carpon, puisi,
novel, wawacan, dan drama.
9.2 menghargai dan 9.2.1 menunjukkan prilaku jujur, tanggung
menghayati perilaku jujur, jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun
disiplin, tanggung jawab, dalam menggunakan bahasa sunda untuk
peduli (toleransi, gotong memahami, menyusun dan menyampaikan teks
royong), santun, percaya pidato.
diri, dalam berinteraksi 9.2.2 menunjukkan prilaku jujur, tanggung
secara efektif dengan jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun
lingkungan sosial dan alam dalam menggunakan bahasa sunda untuk
dalam jangkauan pergaulan memahami berita ilmu pengetahuan dan budaya
dan keberadaannya serta bahasan teknologi dan seni,
9.2.3 menunjukkan prilaku jujur, tanggung
jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun
dalam menggunakan bahasa sunda untuk
memahami teks diskusi budaya sunda,
9.2.4 menunjukkan prilaku jujur, tanggung
jawab, percaya diri, peduli, proaktif dan santun
dalam menggunakan bahasa sunda untuk
memahami bahasan yang mengandung idiom.
9.2.5 menunjukkan prilaku jujur, dan percaya
diri dalam menggunakan bahasa sunda untuk
memahami dan menulis carpon.
9.2.6 menunjukkan prilaku jujur, percaya diri,
peduli, proaktif dan santun dalam menggunakan
bahasa sunda untuk mengekspresikan drama dan
puisi.
9.2.7 menunjukkan prilaku jujur, tanggung
jawab, percaya diri dalam menggunakan bahasa
sunda untuk meringkas novel.
9.2.8 menunjukkan perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab dalam berbahasa sunda untuk
memahami wawacan.

67
9.3 memahami dan 9.3.1 menelaah, mengidentifikasi, dan
menerapkan pengetahuan memahami teks pidato sesuai dengan kaidah-
(faktual, konseptual, dan kaidahnya.
prosedural) berdasarkan 9.3.2 menelaah, mengidentifikasi, dan
rasa ingin tahunya tentang memahami berita ilmu pengetahuan dan budaya
ilmu pengetahuan, serta bahasan teknologi dan seni, sesuai dengan
teknologi, seni, budaya kaidah-kaidahnya.
terkait fenomena dan 9.3.3 menelaah, mengidentifikasi, dan
kejadian tampak mata memahami diskusi tentang budaya sunda sesuai
dengan kaidah-kaidahnya.
9.3.4 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami bahasan yang mengandung idiom
sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
9.3.5 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami carpon sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
9.3.6 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks drama dan puisi sesuai dengan
kaidah-kaidahnya.
9.3.7 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami novel sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.
9.3.8 menelaah, mengidentifikasi, dan
memahami teks wawacan sesuai dengan kaidah-
kaidahnya.

9.4 mengolah, menyaji, 9.4.1 menyusun, menanggapi, dan menyajikan


dan menalar dalam ranah teks pidato sesuai dengan kaidah-kaidahnya secara
konkret (menggunakan, lisan dan tulisan.
mengurai, merangkai, 9.4.2 menelaah, menanggapi, dan meringkas teks
memodifikasi, dan berita ilmu pengetahuan serta bahasan teknologi
membuat) dan ranah dan seni sesuai dengan kaidah-kaidahnya.
abstrak (menulis, 9.4.3 menelaah, menanggapi, dan membicarakan
membaca, menghitung, budaya sunda dengan memperhatikan kaidah-
menggambar, dan kaidah bahasa sunda yang baik dan benar.
mengarang) sesuai dengan 9.4.4 menelaah, menanggapi, dan merangkum isi
yang dipelajari di sekolah bahasan yang mengandung idiom.
dan sumber lain yang sama 9.4.5 menanggapi dan menulis carpon sesuai
dalam sudut pandang/teori dengan kaidah-kaidahnya.
9.4.6 menanggapi dan memperagakan teks
drama dan puisi dengan memperhatikan kaidah-
kaidah bahasa sunda yang baik dan benar.
9.4.7 meringkas dan menanggapi novel dengan
memperhatikan kaidah-kaidahnya penulisannya.
9.4.8 menanggapi dan mengkonversi teks
wawacan ke dalam bentuk teks lainnya.

68
b. Muatan Lokal Baca Tulis Qur’an
Substansi muatan lokal yang ditentukan oleh PKBM Asmaul Husna Desa
Raharja Kecamatan Tanjungsari, bentuk kegiatannya kurikuler yang bertujuan
untuk mengembangkan ciri khas Sekolah dan kompetensi yang disesuaikan potensi
lingkungan Sekolah, termasuk keunggulan daerah yang materinya dikelompokkan
ke dalam mata pelajaran.
Bahasa Sunda termasuk muatan lokal keunggulan daerah yang wajib
diadopsi oleh Sekolah. Penyusunan dan pengembangan SK dan KD Bahasa Sunda
berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan Bahasa Sunda dari Provinsi Jawa Barat.
Untuk mengembangkan ciri khas Sekolah, Sekolah menetapkan muatan lokal Baca
Tulis Qur’an (BTQ) dimana Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar disusun
berdasarkan hasil musyawarah Sekolah dengan komite Sekolah.
Kurikulum Baca Tulis Qur’an (BTQ) PKBM Asmaul Husna Desa Raharja
Kecamatan Tanjungsari Jampangkulon merupakan kokurikuler atau kurikulum
muatan lokal. Penyusunannya diadopsi dari Peraturan Menteri Agama RI Nomor 2
Tahun 2008 khususnya Standar Kompetensi mata pelajaran Al Qur’an Hadits.
Selanjutnya dikembangkan dengan pendekatan sebagai berikut:
1) menitik beratkan target kompetensi dari pada penguasaan materi;
2) mengakomodasi keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang
tersedia di Sekolah;
3) disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi kondisi lingkungan Sekolah.
Kurikulum BTQ pada Standar Kompetensi terbagi menjadi standar
kompetensi yang menyangkut teori dan standar kompetensi yang menyangkut
praktek. Sasarannya peserta didik dapat benar-benar menguasai dan menerapkan Al
Qur’an dalam kehidupoan sehari-hari (terinternalisasinya teori dan praktek dalam
diri peserta didik).
Kurikulum ini diharapkan dapat membantu guru sebagai pelaksana
pendidikan karena dilengkapi dengan Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar
sebagai acuan untuk mengembangkan peranan proses pembelajaran dan evaluasi

69
proses pembelajaran sesuai kebutuhan Sekolah. Nilai karakter yang diharapkan dari
muatan lokal BTQ adalah sebagai berikut:
1) Religius artinya pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan
selalu berdasarkan pada nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.
2) Jujur artinya perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai
orang yang selalu dapat dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan,
baik terhadap diri dan pihak lain.
3) Bertanggung jawab yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan
tugas dan kewajibannya sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap
diri sendiri, masyarakat, lingkungan, Negara dan Allah SWT.
4) Cinta Al Qur’an cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan
kesetiaan, kepedulian, dan penghargaan yang tinggi terhadap Al Qur’an.
5) Sadar akan hak dan kewajiban sebagai muslim yaitu fasih membaca Al Qur’an.
6) Santun yaitu sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun
tata perilakunya ke semua orang.
Secara fungsional pelajaran BTQ memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Pengajaran, yaitu penyampaian ilmu pengetahuan yang merupakan informasi
cara membaca Al Qur’an dengan baik dan benar.
2) Sumber nilai, pengajaran BTQ dapat melandasi nilai sikap, nilai keyakinan dan
akhlak untuk terbentuknya insan yang utuh dalam rangka mencapai
kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
3) Sumber motPaket Basi, memberikan dorongan dan semangat yang kuat dalam
beramal dan lebih meyakini akan makna perbuatan yang dilakukannya.
4) Pengembangan, yaitu pengembangan daya pikir dan nalar peserta didik
melalui proses pendidikannya (membaca, menghafal Al Qur’an dan Hadits),
sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut daya nalar dan kemampuan sesuai
dengan tingkat perkembangannya.
5) Perbaikan, yaitu dapat memberikan kesadaran dan kecerdasan dalam
memperbaiki kesalahan-kesalahan dalam keyakinan, pemahaman dan
pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.

70
6) Pencegahan, yaitu dapat memberikan kekuatan dan kemantapan diri dalam
mencegah segala hal yang dating dari berbagai sisi kehidupannya yang dapat
membahayakan dan menghambat peserta didik dalam perkembangannya
menuju keimanan dan ketaqwaan.
7) Pembiasaan, yaitu pemahaman ilmu pengetahuan, penanaman dan
pengembangan nilai-nilai Al Qur’an dalam konteks lingkungan fisik dan sosial.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk muatan lokal
disesuaikan dengan mata pelajaran Al Qur’an Hadits:
Standar Isi BTQ Kelas 11
Standar Kompetensi:
1. Fasih Membaca Ayat-Ayat Suci Al-Qur’an
2. Hafal Surat Al Insyirah, Al lail, Al Balad dan Asy Syams
3. Mengamalkan Ayat-ayat al-qur’an dalam kehidupan Sehari-hari
Table 3.5 Tabel Standar Isi BTQ
Sumber : Arsip PKBM Asmaul Husna, 2021
Kompetensi Materi Pokok Indikator Hasil Belajar
Dasar
Membaca, Surat Al • Membaca dan Hafal Membaca,
Menghafal, Insyirah Surat Al Insyirah Hafal,
mengartikan dan • Mengartikan Surat Mengartikan
Menyalin Surat Al Al Insyirah Dan Menyalin
Insyirah • Menyalin Surat Al Surat Al Insyirah
Insyirah
Membaca, Surat Al lail • Membaca dan Hafal Membaca,
Menghafal, Surat Al Hafal,
mengartikan dan lailMengartikan Mengartikan
Menyalin Surat Al Surat Al lail Dan Menyalin
lail • Menyalin Surat Al Surat Al lail
lail
Membaca, Surat Al Balad • Membaca dan Hafal Membaca,
Menghafal, Surat Al Balad Hafal,
mengartikan dan • Mengartikan Surat Mengartikan
Menyalin Surat Al Al Balad Dan Menyalin
Balad • Menyalin Surat Al Surat Al Balad
Balad
Membaca, Surat Asy Syams • Membaca dan Hafal Membaca,
Menghafal, Surat Asy Syams Hafal,
mengartikan dan Mengartikan

71
Menyalin Surat • Mengartikan Surat Dan Menyalin
Asy Syams Asy Syams Surat Asy Syams
• Menyalin Surat Asy
Syams
Menerapkan Qalqalah, lam, • Mendefiniskan Menerapkan
Hukum Bacaan dan ra pengertian hukum bacaan
Qalqalah, lam, Qalqalah, lam, dan Qalqalah, lam,
dan ra ra dan ra
• Mempraktikan
bacaan Qalqalah,
lam, dan ra
Mempraktikan Mad • Mendefiniskan Menjelaskan dan
hukum bacaan pengertian Mad Mempraktikan
Mad • Mempraktikan hukum bacaan
bacaan Mad dalam Mad
ayat-ayat pilihan
• Mempraktikan
bacaan Mim Mati
dalam ayat-ayat
pilihan

Standar Isi BTQ Kelas 12


Standar Kompetensi:
1. Fasih Membaca Ayat-Ayat Suci Al-Qur’an
2. Hafal Surat Al Ghosyiyah dan Al ‘Ala
3. Mengamalkan Ayat-ayat al-qur’an dalam kehidupan Sehari-hari
Table 3.6 Tabel Standar Kompetensi BTQ
Sumber: Arsip PKBM Asmaul Husna , 2021
Kompetensi Materi Pokok Indikator Hasil Belajar
Dasar
Membaca, Surat Al • Membaca dan Hafal Membaca,
Menghafal, Ghosyiyah Surat Al Ghosyiyah Hafal,
mengartikan dan • Mengartikan Surat Al Mengartikan
Menyalin Surat Ghosyiyah Dan Menyalin
Al Ghosyiyah • Menyalin Surat Al Surat Al
Ghosyiyah Ghosyiyah
Membaca, Surat Al ‘Ala • Membaca dan Hafal Membaca,
Menghafal, Surat Al ‘Ala Hafal,
mengartikan dan • Mengartikan Surat Al Mengartikan
Menyalin Surat ‘Ala Dan Menyalin
Al ‘Ala Surat Al ‘Al

72
• Menyalin Surat Al
‘Ala
Mempraktikan Mad • Mendefiniskan Menerapkan
hukum mad silah pengertian mad silah hukum mad
• Mempraktikan silah
bacaan pengertian
mad silah
4. Kegiatan Pengembangan Diri
Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik sesuai dengan kondisi
Sekolah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh
konselor, guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk
kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan pengembangan diri dapat dilakukan antara lain
melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan masalah diri pribadi,
kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik. Sedangkan untuk
kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan kepramukaan,
kepemimpinan, olah raga, dan kelompok ilmiah remaja.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam
pelajaran (equPaket Balen 2 jam pelajaran). untuk megembangkan kompetensi
siswa berkaitan dengan materi yang diperoleh dalam kegiatan intra kurikuler dan
pengembangan minat dan bakat siswa. Pemilihan jenis kegiatan ekstrakurikuler
didasarkan atas minat dan bakat siswa yang dikoordinir oleh Urusan Kesiswaan
bekerja sama dengan Wali Kelas. Kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan di
PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari Jampangkulon
Kabupaten Sumedang antara lain: kepramukaan, palang merah remaja, UKS,
keolahragaan, kesenian, keagamaan, peningkatan kemampuan MIPA (kelompok
ilmiah remaja).
Layanan bimbingan adalah merupakan tugas wajib guru-guru
pembimbing/Wali Kelas yang meliputi 4 (empat) bidang garapan yakni bimbingan
pribadi, sosial, belajar, dan bakat siswa. Pelaksanaan layanan bimbingan dilakukan
dengan cara layanan indPaket Bidual atau klasikal/kelompok.

73
Pengendalian kegiatan pembiasaan adalah salah satu upaya untuk
pengembangan disiplin dan pembentukan karakter siswa. Pengendalian dilakukan
terhadap kegiatan rutin, spontan, dan terprogram. Kegiatan rutin adalah kegiatan
yang dilakukan secara regular baik di kelas maupun di lingkungan Sekolah.
Bertujuan untuk membiasakan peserta didik mengerjakan sesuatu dengan baik.
Misalnya upacara pada hari Senin, sholat Dhuha, sholat Dzuhur, pergi ke
perpustakaan, kehadiran dalam kegiatan pembelajaran, berdo’a sebelum dan
sesudah belajar, infaq dan lain-lain.
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja, dimana
saja, tanpa dibatasi ruang. Bertujuan untuk memberikan pendidikan pada saat itu
juga terutama dalam disiplin dan sopan santun dan kebiasaan baik lainnya.
Misalnya memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, membiasakan antri,
membiasakan mengatasi silang pendapat dan lain-lain. Kegiatan terprogram adalah
kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan oleh Sekolah yang bertujuan untuk
memberikan wawasan tambahan pada siswa dan mengembangkan bakat serta
minat siswa.
Dengan demikian kegiatan pengembangan diri dapat dikelompokan sebagai
berikut:
a. Kegiatan Pelayanan Konseling
1) Struktur Layanan Konseling
Pelayanan konseling di sekolah/Sekolah merupakan usaha membantu
peserta didik dalam pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial,
kegiatan belajar, serta perencanaan dan pengembangan karir. Pelayanan
konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara indPaket Bidual,
kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat,
perkembangan, kondisi, serta peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini
juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta masalah yang
dihadapi peserta didik.
a) Pengertian Konseling
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara
perorangan maupun kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang

74
secara optimal, dalam bidang pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan
sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.

b) Paradigma, Visi dan Misi


Paradigma konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan
dalam bingkai budaya. Artinya, pelayanan konseling berdasarkan kaidah-
kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi yang dikemas
dalam kaji-terapan pelayanan konseling yang diwarnai oleh budaya
lingkungan peserta didik.
Visi pelayanan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan
yang membahagiakan melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam
pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan masalah agar peserta
didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
Misi pelayanan Konseling pada PKBM Asmaul Husna sebagai
berikut :
1. Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik
melalui pembentukan perilaku efektif-normatif dalam kehidupan
keseharian dan masa depan.
2. Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan
kompetensi peserta didik di dalam lingkungan sekolah/ Sekolah,
keluarga dan masyarakat.
3. Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah
peserta didik mengacu pada kehidupan efektif sehari-hari.

c) Pelayanan Konseling
Bidang pelayanan Konseling meliputi:
i. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan
yang membantu peserta didik dalam memahami, menilai, dan
mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan minat, serta

75
kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan
dirinya secara realistik.
ii. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang
membantu peserta didik dalam memahami dan menilai serta
mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang sehat dan
efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga
lingkungan sosial yang lebih luas.
iii. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan
yang membantu peserta didik mengembangkan kemampuan
belajar dalam rangka mengikuti pendidikan sekolah/Sekolah
dan belajar secara mandiri.
iv. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu
peserta didik dalam memahami dan menilai informasi, serta
memilih dan mengambil keputusan karir.

d) Fungsi Konseling
Fungsi bimbingan konseling sebagai:
i. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
memahami diri dan lingkungannya.
ii. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu
mencegah atau menghindarkan diri dari berbagai permasalahan
yang dapat menghambat perkembangan dirinya.
iii. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
mengatasi masalah yang dialaminya.
iv. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk
membantu peserta didik memelihara dan menumbuh-
kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang
dimilikinya.
v. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik
memperoleh pembelaan atas hak dan atau kepentingannya yang
kurang mendapat perhatian.

76
e) Jenis Layanan Konseling
i. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik
memahami lingkungan baru, terutama lingkungan
sekolah/Sekolah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk
menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar
peran peserta didik di lingkungan yang baru.
ii. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menerima dan memahami berbagai informasi diri, sosial,
belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
iii. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu
peserta didik memperoleh penempatan dan penyaluran yang
tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program studi,
program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.
iv. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta
didik menguasai konten tertentu, terumata kompetensi dan atau
kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di sekolah, keluarga,
dan masyarakat.
v. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta
didik dalam mengentaskan masalah pribadinya.
vi. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta
didik dalam pengembangan pribadi, kemampuan hubungan
sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan
keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika
kelompok.
vii. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta
didik dalam pembahasan dan pengentasan masalah pribadi
melalui dinamika kelompok.
viii. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau
pihak lain dalam memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-

77
cara yang perlu dilaksanakan dalam menangani kondisi dan atau
masalah peserta didik.
ix. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik
menyelesaikan permasalahan dan memperbaiki hubungan
antarmereka.

2) Program Pelayanan Konseling


i. Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu tahun untuk masing-masing kelas di
sekolah/Sekolah.
ii. Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu semester yang merupakan jabaran
program tahunan.
iii. Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu bulan yang merupakan jabaran
program semesteran.
iv. Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi
seluruh kegiatan selama satu minggu yang merupakan jabaran
program bulanan.
v. Program Harian, yaitu program pelayanan konseling yang
dilaksanakan pada hari-hari tertentu dalam satu minggu. Program
harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk
satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan
pendukung (SATKUNG) konseling.

3) Perencanaan Kegiatan
i. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program
tahunan yang telah dijabarkan ke dalam program semesteran,
bulanan serta mingguan.
ii. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling harian yang merupakan
jabaran dari program mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan

78
SATKUNG yang masing-masing memuat: (a) sasaran
layanan/kegiatan pendukung; (b) substansi layanan/kegiatan
pendukung; (c) jenis layanan/kegiatan pendukung, serta alat bantu
yang digunakan; (d) pelaksana layanan/kegiatan pendukung dan
pihak-pihak yang terlibat; dan (d) waktu dan tempat.
iii. Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan
di dalam kelas dan di luar kelas untuk masing-masing kelas peserta
didik yang menjadi tanggung jawab konselor.
iv. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling
berbobot ekuPaket Balen 2 (dua) jam pembelajaran.
v. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu
minggu minimal ekuPaket Balen dengan beban tugas wajib konselor
di sekolah/ Sekolah.

b. Kegiatan Ekstrakurikuler
Setiap sekolah tentunya melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler. Salah satu
kegiatan ekstrakurikuler di dalam Kurikulum 2013 adalah pramuka, dan ini
adalah contoh kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan oleh pemerintah. Ada
beragam lagi kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di sekolah-sekolah,
seperti kegiatan ekstrakurikuler seni musik, seni lukis, paskibra, peraturan
baris-berbaris (PBB), olahraga basket atau futsal, kelompok ilmiah remaja
(KIR), dan sebagainya. Nah, tulisan kali ini akan mencoba menguraikan perihal
mendasar mengenai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, baik jenjang
pendidikan dasar maupun menengah.

c. Kegiatan Pembiasaan
Pengembangan karakter peserta didik dapat dilakukan dengan
membiasakan perilaku positif tertentu dalam kehidupan sehari-hari.
Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku yang relatif
menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-
ulang, baik dilakukan secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri. Hal

79
tersebut juga akan menghasilkan suatu kompetensi. Pengembangan karakter
melalui pembiasaan ini dapat dilakukan secara terjadwal atau tidak terjadwal
baik di dalam maupun di luar kelas. Kegiatan pembiasaan di sekolah terdiri
atas Kegiatan Rutin, Spontan, Terprogram dan Keteladanan.

1) Kegiatan Rutin
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus
menerus di sekolah. Tujuannya untuk membiasakan siswa melakukan sesuatu
dengan baik. Kegiatan pembiasaan yang termasuk kegiatan rutin adalah
sebagai berikut :
a. Berdoa sebelum memulai kegiatan.
b. Hormat Bendera Merah Putih.
c. Sholat Dhuhur Berjamaah
d. Berdoa di akhir pelajaran
e. Infaq Siswa
f. Kebersihan Kelas
2) Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan tanpa dibatasi
oleh waktu, tempat dan ruang. Hal ini bertujuan memberikan pendidikan secara
spontan, terutama dalam membiasakan bersikap sopan santun, dan sikap terpuji
lainnya. Contoh:
a) Membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru,
karyawan dan sesama siswa
b) Membiasakan bersikap sopan santun
c) Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
d) Membiasakan antre
e) Membiasakan menghargai pendapat orang lain
f) Membiasakan minta izin masuk/keluar kelas atau ruangan
g) Membiasakan menolong atau membantu orang lain
h) Membiasakan menyalurkan aspirasi melalui media yang ada di sekolah,
seperti Majalah Dinding dan Kotak Curhat BK.

80
i) Membiasakan konsultasi kepada guru pembimbing dan atau guru lain
sesuai kebutuhan.
3) Kegiatan Terprogram
Kegiatan Terprogram ialah kegiatan yang dilaksanakan secara
bertahap disesuaikan dengan kalender pendidikan atau jadwal yang telah
ditetapkan. Membiasakan kegiatan ini artinya membiasakan siswa dan
personil sekolah aktif dalam melaksanakan kegiatan sekolah sesuai dengan
kemampuan dan bidang masing-masing. Contoh :
a) Kegiatan Class Meeting
b) Kegiatan memperingati hari-hari besar nasional
c) Kegiatan Karyawisata
d) Kegiatan Kemah Akhir Tahun Pelajaran (KATP)
e) Kegiatan rutin pembiasaan
f) Kegiatan ini dilakukan setiap hari sekolah sebelum pembelajaran
dimulai.Tujuannya adalah untuk membiasakan diri dan meningkatkan
kedisiplinan siswa.
4) Kegiatan Keteladanan
Kegiatan Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-
hari yang dapat dijadikan contoh. Contoh:
a) Membiasakan berpakaian rapi
b) Mebiasakan datang tepat waktu
c) Membiasakan berbahasa dengan baik
d) Membiasakan rajin membaca

5. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas
(tingkat kesukaran), Daya Dukung (guru dan sarana prasarana), intake siswa sesuai
dengan indikator dan rentang nilai komponen Kriteria Ketuntasan Minimum
(KKM):

81
Table 3.7 Tabel Indikator dan Rentang Nilai KKM
Sumber: Arsip PKBM Asmaul Husna , 2021
No Komponen Katagori Rentang Rentang
Penilaian Kasar Halus
1 Kompleksitas (Tingkat Kesukaran) Rendah 1 54 – 64
Sedang 2 65 – 80
Tinggi 3 81 – 90
2 Daya Dukung (Guru dan Sarpras) Tinggi 3 81 – 100
Sedang 2 65 – 80
Rendah 1 54 – 64
3 Tingkat Kemampuan Rata-rata Tinggi 3 81 – 100
(intake) Sedang 2 65 – 80
Rendah 1 54 – 64

Nilai KKM masing-masing mata pelajaran adalah sebagaiberikut:


Table 3.8 Rentang Nilai KKM
Sumber: Arsip PKBM Asmaul Husna , 2021

Kelas
Mata Pelajaran
1 2 3
1. Pendidikan Agama 72 74 76
2. Pendidikan Kewarganegaraan 72 74 76
3. Bahasa Indonesia 72 74 76
4. Bahasa Inggris 71 73 75
5. Matematika 71 73 75
6. Sejarah Indonesia 72 74 76
7. Muatan Lokal 71 73 75
8. Seni Budaya 72 74 76
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 71 73 75
10. Prakarya 72 74 76
11. Pemberdayaan 71 73 75
12. Keterampilan 71 73 75
13. Geografi 72 74 76
14. Sejarah 72 74 76
15. Sosiologi 72 74 76
16. Ekonomi 72 74 76

82
6. Kenaikan Kelas dan Kelulusan
a. Kriteria kenaikan kelas
Siswa dinyatakan naik kelas apabila :
1) Berkelakuan baik sesuai dengan standar penilaian Sekolah, yaitu : tidak
merokok, tidak pernah terlibat/menggunakan narkoba dan obat-obat
psikotropika, tidak terlibat tindak kriminal, tidak melakukan aksi vandalis,
tidak melakukan ”pergaulan bebas”;
2) Prosentase kehadiran dalam kegiatan belajar sekurang-kurangnya 90% dari
jumlah hari efektif dalam satu tahun pelajaran, dengan jumlah
ketidakhadiran tanpa keterangan maksimal 6 hari dan ketidakhadiran
dengan keterangan izin maksimal 15 hari. Kehadiran kurang dari 90% harus
dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan seperti sakit dibuktikan
dengan surat keterangan Dokter;
3) Telah mencapai nilai ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh Sekolah
pada semua mata pelajaran dengan mencakup seluruh standar kompetensi,
kompetensi dasar, dan indikator pada masing- masing mata pelajaran;
4) Memiliki nilai rapor semua aspek pada semua mata pelajaran sampai
dengan semester 2 pada kelas yang bersangkutan;
5) Siswa yang belum mencapai nilai standar ketuntasan belajar minimal, baik
seluruh maupun sebagian aspek pada masing-masing mata pelajaran terkait,
harus mengikuti pembelajaran dan penilaian remedial (perbaikan).
Pembelajaran dan penilaian remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran
yang bersangkutan dan harus selesai sebelum pelaksanaan sidang verifikasi
kenaikan kelas.

b. Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19 tahun 2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik
dinyatakan lulus dari satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah
setelah:
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

83
2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok
kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata pelajaran jasmani, olah
raga dan kesehatan;
3) lulus ujian Sekolah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan
teknologi; dan
4) lulus Ujian Nasional.

c. Pendidikan Kecakapan Hidup


Pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi,
kecakapan sosial, kecakapan akademik dan/atau kecakapan vokasional dapat
merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran, jenis kegiatan
pengembangan diri, dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus
pada jenis pengembangan diri tertentu atau pada mata pelajaran mulok (mulok
kerajinan) tertentu.
Di PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari
pelaksanaan life skill (kecakapan hidup) mencakup :
1. Kecakapan hidup personal meliputi :
a. terampil membaca dan menulis Al Qur’an;
b. rajin beribadah (terintegrasi pada mata pelajaran agama);
c. jujur disiplin kerja keras (terintegrasi pada semua mata pelajaran).
2. Kecakapan Sosial meliputi :
a. terampil memecahkan masalah di lingkungannya;
b. memiliki sikap sportif;
c. membiasakan hidup sehat;
d. sanggup bekerjasama (terintegrasi pada semua mata pelajaran);
e. sanggup berkomunikasi lisan dan tertulis;
f. terampil menjadi pewara (MC) (terintegrasi pada mata pelajaran Bahasa
Indonesia, Bahasa Arab, Bahasa Sunda, dan Bahasa Inggris).
3. Kecakapan Akademik meliputi :

84
a. terampil dalam penelitian ilmiah seperti merencanakan dan melakukan
penelitian dengan merumuskan hipotesis, mengidentifikasi variabel, dan
membuktikan variable;
b. terampil menerapkan teknologi sederhana (terintegrasi pada kelompok mata
pelajaran iptek) Kecakapan berpikir rasional (terintegrasi pada semua mata
pelajaran).
4. Kecakapan vokasional :
a. terampil berkomunikasi dalam bahasa Inggris;
b. terampil membawakan acara;
c. terampil menulis karangan ilmiah/popular;
d. kecakapan vokasional diintegrasikan dengan mata pelajaran;
e. Bahasa Inggris, TIK, dan Bahasa Indonesia.

d. Pendidikan Keunggulan Berbasis Global dan Lokal


Perkembangan dunia pendidikan tidak terlepas dari perkembangan
teknologi informasi dan komunikasi, maka banyak negara maju dan sekolah maju
menerapkan pendidikan berbasis teknologi informasi dan komunikasi (TIK). Hal
ini yang menjadikan PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan Tanjungsari
berupaya untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sumber
pembelajaran di Sekolah dengan cara fasilitas TIK (khususnya layanan internet)
yang tersedia dimanfaatkan sepenuhnya sebagai sumber belajar bagi peserta didik.
Selain dari pada itu, Bahasa inggris yang merupakan bahasa internasional
dan bahasa pengetahuan maka PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan
Tanjungsari berupaya mengembangan bahasa inggris sebagai bahasa pergaulan
pendidikan di Sekolah dengan konsep “English Community”, serta Bahasa Arab
yang digunakan dilingkungan sekitar peserta didik.

85
BAB PAKET A
PENGATURAN BEBAN BELAJAR

A. BEBAN BELAJAR DIATUR DALAM SISTEM PAKET ATAU SISTEM


KREDIT SEMESTER
1. Sistem Paket
Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur
kurikulum setiap satuan pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk
setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester gasal dan genap dalam satu tahun
ajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap muka,
penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban belajar penugasan terstruktur
dan kegiatan mandiri, maksimal 40% untuk SD/MI, maksimal 50% untuk
SMP/MTs, dan maksimal 60% untuk SMA/MA/SMK/MAK dari waktu kegiatan
tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
2. Sistem Kredit Semester
Sistem Kredit Semester (SKS) dapat diselenggarakan pada SMP/MTs,
SMA/MA, dan SMK/MAK yang terakreditasi A dari BAN PAUD Dan PNF. Beban
belajar setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam satuan kredit semester
(sks). Beban belajar kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri
pada satuan pendidikan yang menggunakan SKS mengikuti aturan sebagai berikut:
a. Pada SMP/MTs 1 (satu) sks terdiri atas: 40 menit kegiatan tatap muka, 40
menit kegiatan terstruktur, dan 40 menit kegiatan mandiri.
b. Pada SMA/MA/SMK/MAK 1 (satu) sks terdiri atas: 45 menit kegiatan tatap
muka, 45 menit kegiatan terstruktur, dan 45 menit kegiatan mandiri.

B. BEBAN BELAJAR MENURUT KURIKULUM 2013


Di dalam Kurikulum 2013, beban belajar setiap mata pelajaran pada SKS
dinyatakan dalam satuan kredit semester (sks). Beban belajar 1 sks terdiri dari 1
jam pembelajaran tatap muka, 1 jam penugasan terstruktur, dan 1 jam kegiatan
mandiri.

86
1. Unsur-unsur Beban Belajar Menurut Kurikulum 2013
a. Adapun untuk unsur-unsur beban belajar yang sudah disebutkan di atas
definisinya adalah sebagai berikut :
b. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses
interaksi antara siswa dengan guru.
c. Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh guru
untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaian penugasan
terstruktur ditentukan oleh guru.
d. Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa
pendalaman materi pembelajaran oleh siswa yang dirancang oleh
pendidik untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaiannya
diatur oleh siswa atas dasar kesepakatan dengan guru.
2. Cara Menetapkan Beban Belajar pada Kurikulum 2013
Adapun cara menetapkan beban belajar dengan sistem kredit semester
(sks) untuk Paket A adalah sebagai berikut:
a. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada Paket
A berlangsung selama 45 menit;
b. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri bagi siswa
pada Paket A maksimum 50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka
dari mata pelajaran yang bersangkutan.
3. Beban Belajar Minimal Menurut Kurikulum 2013
Agar proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan yang
menggunakan SKS dapat dilaksanakan dengan efektif dan efisien maka harus
ditentukan suatu batas minimal beban belajar sks yaitu sebagai berikut:
Beban belajar yang harus ditempuh oleh siswa Paket A yaitu minimal
114 sks, yang dapat ditempuh paling cepat 2 tahun (4 semester) dan paling
lama 3 tahun (6 semester).

87
4. Kriteria Pengambilan Beban Belajar Menurut Kurikulum
2013
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan beban belajar adalah
sebagai berikut:
a. Fleksibilitas dalam SKS yaitu siswa diberi keleluasaan untuk
menentukan beban belajar pada setiap semester.
b. Pengambilan beban belajar oleh siswa didampingi oleh Pembimbing
Akademik.Kriteria yang digunakan untuk menentukan beban belajar
bagi siswa yaitu: (a) pengambilan beban belajar (jumlah sks) semester
berikutnya ditentukan berdasarkan Indeks Prestasi (IP) yang diperoleh
pada semester sebelumnya; (b) Siswa wajib menyelesaikan mata
pelajaran yang tertuang dalam Struktur Kurikulum; (c)Satuan
pendidikan dapat mengatur penyajian mata pelajaran secara tuntas
dengan prinsip ”on and off”, yaitu suatu mata pelajaran bisa diberikan
hanya pada semester tertentu dengan mempertimbangkan ketuntasan
kompetensi pada setiap semester.
5. Penilaian, Penentuan Indeks Prestasi, dan Kelulusan Menurut
Kurikulum 2013
Pengaturan mengenai penilaian, penentuan indeks prestasi, dan
kelulusan adalah sebagaimana diuraikan di bawah ini. Penilaian setiap mata
pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi keterampilan dan
kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan
menggunakan skala 1–4 (kelipatan 0.33), sedangkan kompetensi ikap
menggunakan skala Sangat Baik (SB), Baik (B), Cukup (C) dan Kurang (K)
yang dapat dikonversi ke dalam Predikat A–D Ketuntasan minimal untuk
seluruh kompetensi dasar pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi
keterampilan yaitu 2.66 (B-). Pencapaian minimal untuk kompetensi sikap
adalah B.
Untuk kompetensi yang belum tuntas, kompetensi tersebut dituntaskan
melalui pembelajaran remedial sebelum melanjutkan pada kompetensi
berikutnya. Untuk mata pelajaran yang belum tuntas pada semester berjalan,

88
dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum memasuki semester
berikutnya.
6. Kelulusan Siswa SMA/MA/Paket A Menurut Kurikulum 2013
Siswa dapat memanfaatkan semester pendek hanya untuk mengulang
mata pelajaran yang belum tuntas. Bagi yang sudah tuntas (mencapai
ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah) tidak diperbolehkan
untuk mengikuti semester pendek. Kelulusan siswa dari satuan pendidikan
yang menyelenggarakan SKS dapat dilakukan pada setiap akhir
semester. Peserta didik dinyatakan lulus dari satuan pendidikan di Paket A
setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata
pelajaran;
c. lulus ujian sekolah/Sekolah; dan
d. lulus Ujian Nasional.

C. BEBAN BELAJAR TAMBAHAN


Satuan pendidikan boleh menambah beban belajar berdasarkan
pertimbangan kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial,
budaya, dan faktor lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan dan/atau
daerah, atas beban pemerintah daerah atau satuan pendidikan yang menetapkannya.

89
BAB V
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender Pendidikan PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan


Tanjungsari Tahun Pelajaran 2021/2022 disusun dengan berpedoman Keputusan
Kepala Kantor Kementrian Pendidikan dan Kebudayaan Provinsi Jawa Barat.
Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran
peserta didik selama satu tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran,
minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan hari libur.

A. PERMULAAN TAHUN PELAJARAN


Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan. Tahun Pelajaran 2021/2022
pada PKBM dimulai pada hari senin tanggal 19 Juli 2021.
Tabel 5.1. Tabel Kegiatan Awal Tahun Pelajaran 2021/2022
Sumber: Arsip PKBM Asmaul Husna , 2021

No Tanggal Keterangan
1 2 Mei – 30 Juni 2021 Sosialisasi dan Pendaftaran Peserta Didik Baru
(PPDB)
2 15 Juli – 18 Juli 2021 Pendaftaran Ulang Peserta Didik Baru
3 19 Juli 2021 Hari Pertama Masuk Sekolah
4 19, 21, 22 Juli 2021 Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)

B. MINGGU EFEKTIF BELAJAR


Menentukan jumlah minggu efektif setiap Tahun Ajaran baru adalah sesuatu
hal yang wajib dilakukan oleh guru. Rincian Minggu Efekti digunakan untuk
menghitung berapa jumlah jam tatap muka dalam satu semester, rincian minggu
efektif dibuat dalan dua kali yakni pada semester gasal dan juga pada semester
genap dalam satu tahun ajaran.
Rincian Minggu Efektif Tahun Ajaran 2021/2022 ini terhitung memiliki
jumlah minggu efektif dalam semester gasal sebanyak 24 Minggu efektif. Cara
penghitungan atau cara menentukan berapa banyak jumlah minggu efektif dalam

90
satu semester adalah dengan menghitung banyaknya jumlah minggu yang tersedia
dalam satu semester Tahun Pelajaran 2021/2022 dikurangi dengan jumlah minggu
yang tidak efektif.
Setelah menentukan jumlah banyaknya minggu efektif daam satu semester,
maka yang dilakukan selanjutnya adalah mengalikan dengan jumlah jam tatap
muka pada mata pelajaran yang guru ampu, misalnya anda mengajar bahasa jawa
dan memiliki tatap muka sebanyak 2 Jam Pelajaran, hitungannya adalah sebagai
berikut Jumlah Minggu Efektif IV Jumlah Jam Tatap muka.
Pada Rincian Minggu Efektif Tahun Ajaran 2021/2022, semester Gasal ini
memiliki jumlah minggu 24 Minggu, dan memiliki jumlah minggu yang tidak
efektif 2 Minggu.
Tabel 5.3 Tabel Perincian Minggu Efektif
Sumber: Arsip PKBM Asmaul Husna, 2021

No Bulan HK MTE ME HL HE
SEMESTER I
1 JULI 2021 31 2 2 16 15
2 AGUSTUS 2021 31 0 4 5 26
3 SEPTEMBER 2021 30 0 4 6 24
4 OKTOBER 2021 31 0 4 5 26
5 NOPEMBER 2021 30 0 4 4 26
6 DESEMBER 2021 31 2 2 18 13
Jumlah 184 4 20 54 130
SEMESTER II
7 JANUARI 2022 31 1 3 5 26
8 PEBRUARI 2022 28 0 4 5 23
9 MARET 2022 31 0 4 6 25
10 APRIL 2022 30 0 4 6 24
11 MEI 2022 31 1 3 10 21
12 JUNI 2022 30 3 1 24 6
Jumlah 181 5 19 56 125
Jumlah Total 365 9 39 110 255

91
Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun
pelajaran menjadi semester 1 (satu) dan semester 2 (dua). Kegiatan pembelajaran
dilaksanakan selama 6 (enam) hari, yaitu :
Tabel 5.4 Tabel Perincian Waktu Belajar Jam Efektif Tiap Minggu
Sumber: Arsip PKBM Asmaul Husna, 2021

NO HARI WAKTU BELAJAR


1 Selasa 13.00 – 17.30 WIB
2 Rabu 13.00 – 17.30 WIB
3 Kamis 13.00 – 17.30 WIB
4 Jum’at 13.00 – 17.30 WIB
5 Sabtu 13.00 – 17.30 WIB
6 Minggu 13.00 – 17.30 WIB

C. PENGATURAN WAKTU BELAJAR EFEKTIF


1. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan,
2. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap
minggu yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata
pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan lain
yang dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang pengaturannya
disesuaikan dengan keadaan dan kondisi daerah.

D. PENGATURAN WAKTU LIBUR


Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang
berlaku tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat
berbentuk jeda tengah semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun ajaran, hari
libur keagamaan, hari libur umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur
khusus.

92
Tabel 5. 5 Tabel Waktu Libur Keagamaan dan Libur Nasional
Sumber Arsip PKBM Asmaul Husna, 2021

No. Bulan Tanggal Keterangan


1 – 18 Libur Semester Genap
1 Juli 2021
20 Hari Raya Idul Adha 1442H
10 Tahun Baru Islam 1443H
2 Agustus 2021
17 Hari Proklamasi Kemerdekaan RI
3 Oktober 2021 19 Libur Maulid Nabi Muhammad SAW
4 Desember 2021 25 Natal
5 Januari 2022 1 Tahun Baru 2022 M
1 Tahun Baru Imlek 2573
6 Februari 2022
28 Libur Isra’ Miraj
7 Maret 2022 3 Libur Hari Raya Nyepi
15 Wafat Isa Almasih
8 April 2022
25 Idul Fitri 1443H
1 Hari Buruh Internasional
9 Mei 2022 16 Hari Raya Waisak
26 Kenaikan Isa Almasih
10 Juni 2022 1 Hari Lahir Pancasila

1. Ujian
Waktu ujian adalah waktu yang telah ditentukan sesuai dengan Kalender
Pendidikan RA dan Sekolah Wilayah Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan
Provinsi Jawa Barat meliputi Penilaian Tengah Semester (PTS), Penilaian Akhir
Semester (PAS), Penilaian Akhir Tahun (PAT), Assesment Nasional (AN), dan
Ujian Pendidikan Kesetaraan (UPK).
Tabel 5.6 Tabel Rincian Ujian
Sumber Arsip PKBM Asmaul Husna, 2021
No. Bulan Tanggal Keterangan
1 September 2021 20 – 25 Penilaian Tengah Semester 1
6 – 18 Penilaian Akhir Semester 1
2 Desember 2021
23 Pembagian Raport Semester 1
3 Maret 2022 7 – 12 Penilaian Tengah Semester 2
4 April 2022 4–9 UPK
6 – 18 Penilaian Akhir Tahun
6 Juni 2022
24/25 Pembagian Raport Semester 2

93
E. RENCANA PROGRAM/KEGIATAN PENDIDIKAN
Rencana Kerja PKBM Asmaul Husna disusun dengan mempertimbangkan
keadaan Sekolah, harapan pemangku kepentingan, dan tantangan dalam lingkungan
strategis pendidikan di Sekolah agar sasaran dan program pengembangan Sekolah
dalam 4 tahun ke depan lebih realistis dan konsisten dengan prinsip-prinsip
pengelolaan pendidikan yang efektif, efisian, akuntabel, dan demokratis.
Dalam bab ini dikemukakan hasil pengembangan program Sekolah, yang
mencakup telaah mengenai: (1) sasaran, (2) program, (3) indikator keberhasilan, (4)
kegiatan, (5) penanggung jawab, dan (6) jadwal kegiatan.
Sasaran digunakan sebagai panduan dalam menyusun program dan kegiatan
yang akan dilakukan dalam waktu 4 tahun guna merealisasikan alternatif
pemecahan tantangan yang telah dirumuskan pada tahap II (lihat tabel B kolom 2).
Dalam menetapkan sasaran, Sekolah telah melakukan analisis kesiapan Sekolah
untuk mencapai sasaran tersebut, antara lain dengan melihat kesiapan sumber daya
manusia, sarana & prasarana, keuangan, dan situasi serta kondisi sekolah.
Rumusan sasaran pengembangan Sekolah dalam kurun waktu 4 tahun ke depan
dapat dilihat dalam tabel 5.1 kolom 1.
Setelah sasaran dirumuskan, sekolah menetapkan program-program yang
perlu dikembangkan di Sekolah. Program merupakan pernyataan yang berisi
kesimpulan dari beberapa alternatif pemecahan tantangan utama yang memiliki
karakteristik yang saling mendukung, saling tergantung, atau saling berkaitan untuk
mencapai suatu tujuan yang sama. Berdasarkan hasil identifikasi pemecahan
tantangan utama tersebut, maka program-program yang akan dikembangkan di
PKBM Asmaul Husna sebagai berikut.
1. Pengembangan kurikulum dan pembelajaran.
2. Perbaikan Administrasi & Manajemen Sekolah.
3. Pengembangan Organisasi & Kelembagaan.
4. Perbaikan Sarana dan Prasarana.
5. Peningkatan kualitas SDM (ketenagaan).
6. Peningkatan Pembiayaan dan Pendanaan Sekolah.
7. Peningkatan Peran Serta Masyarakat.

94
8. Peningkatan Prestasi Peserta Didik.
9. Peningkatan kualitas Lingkungan dan Budaya Sekolah.
Untuk mengetahui keberhasilan apakah program/sasaran yang ditetapkan
berhasil atau tidak, maka Sekolah telah merumuskan indikator keberhasilan.
Indikator keberhasilan yang dirumuskan, berkaitan dengan proses dan/atau hasil
akhir. Rumusan indikator keberhasilan dapat dilihat dalam tabel 5.1 kolom 3.
Setelah indikator keberhasilan ditetapkan, langkah berikutnya adalah
merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan di Sekolah. Kegiatan pada
dasarnya merupakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di dalam program
untuk memecahkan tantangan yang dihadapi Sekolah. Kegiatan-kegiatan yang akan
dilakukan di Sekolah dapat dilihat pada tabel 5.1 kolom 4. Sedangkan penanggung
jawab program dan kegiatan dapat dilihat di kolom 5.

TABEL 5.1
PROGRAM PENGEMBANGAN SEKOLAH
PKBM ASMAUL HUSNA
Indikator Penanggung
Sasaran Program Kegiatan
Keberhasilan jawab
Tersedianya Pengembang Sekolah belum Rapat komite Kepala Sekolah
ruang kelas yang an Sarana memiliki ruang dan dewan dan Waka
presentatif guna prasarana kelas yang guru Sarpras
kelancaran KBM sesuai dengan
jumlah siswa
(masih pinjam)
Tersedianya alat Pengembang Sekolah sudahm Rapat Komite Kepala
praktik an kurikulum emiliki alat dan Dewan Sekolah/Komite
komputer yang dan praktik Guru
bisa menunjang pembelajaran komputer yang
pengetahuan bisa menunjang
siswa dibidang pengetahuan
TIK siswadibidang
TIK namun
belum
memenuhi
seluruh siswa
Sosialisasi Kepala Sekolah
program
kepada wali
murid

95
Menjalin Komite Sekolah
kerjasama
dengan masyar
akat
Tersedianya Pengembang Sekolah tersedia Pengadaan Kepala Sekolah
modul Kelas 10 an kurikulum modul Kelas 10 buku melalui : dan Bendahara
s.d 12 dan buku dan s.d 12 dan buku Kerja sama BOP Buku
Agama. pembelajaran Agama. dengan BOP
Buku

Terciptanya Pengembang Peserta Didik Pembentukan Kepala Sekolah


keberanian an kurikulum mengaplikasika study club dan Guru
Speaking English, dan n kemampuan Bidang Studi
kecakapan pembelajaran Speaking Bahasa Inggris
berdiskusi, dan English,
kecakapan kecakapan
memecahkan soal berdiskusi, dan
kecakapan
memecahkan
soal
Pengadaan
Tourisme
Pengadaan
kegiatan
dengan natPak
et Be speaker
(pembicara
asli)
Pengadaan
lomba speak
Contest lokal,
tingkat KKM.
Terbentuknya Pengembang Peserta didik Pengadaan Kepala Sekolah
peserta didik yang an kurikulum siap dalam kerja sama dan Kabag
terampil dan kecakapan dengan PKB Humas
pembelajaran hidup terdekat
Terbentuknya Pengembang Tenaga Peningkatan Kepala Sekolah
tenaga pendidik an kurikulum pendidik kecakapan
yang profesional dan berkualitas pendidik
pembelajaran melalui
pelatihan
PAKEM
Peningkatan
kecakapan
PTK
Terlaksananya Pengembang Tenaga Pembuatan Kepala Sekolah
kegiatan studi an kurikulum pendidik rincian /
banding dalam dan berwawasan rancangan
rangka upaya pembelajaran luas studi banding
peningkatan mutu dalam rangka

96
upaya
peningkatan
mutu dalam
hal
keadministrasi
an,
kelengkapan
sarana
prasarana
Rapat
sosialisasi
studi banding
dalam rangka
upaya
peningkatan
mutu
Pelaksanaan
studi banding
dalam rangka
upaya
peningkatan
mutu
Tersusunnya job Perlengkapan Sekolah Penyusunan Kepala Sekolah
description yang organisasi memiliki job job description
baru untuk dan description yang yang baru
Komite Sekolah, kelembagaan baru untuk untuk Komite
Kepala Sekolah, Komite Sekolah,
Guru dan Staf di Sekolah, Kepala Kepala
awal semester Sekolah, Guru Sekolah, Guru
genap tahun dan Staf dan Staf
pelajaran
2021/2022
Terbentuknya Sekolah 1. Pengadaan 1. Kabag
kerja sama menjalin kerja kegiatan Kesiswaan
dengan lembaga sama dengan lomba 2. Kabag
pendidikan lain di lembaga olahraga (bola Kurikulum
luar pendidikan lain kaki – Bola
kecamatan untuk di luar voli) antar
mengembangkan kecamatan Sekolah
sekolah dalam hal untuk 2. Pengadaan
peningkatan mengembangka kerja sama
kualitas peserta n sekolah dalam dengan PKBM
didik hal peningkatan Di wilayah
kualitas peserta sekitar untuk
didik mengadakan
study banding

97
1. Kalender Kegiatan PKBM
Kalender kegiatan PKBM Asmaul Husna Desa Raharja Kecamatan
Tanjungsari Tahun Pelajaran 2021/2022 adalah sebagaimana tertera pada tabel
berikut ini.

Tabel 5.2. Tabel Rincian Kalender Kegiatan PKBM Asmaul Husna


Tahun Pelajaran 2021/2022
Sumber: Arsip PKBM Asmaul Husna, 2021
NO Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan
1 PPDB 2 Mei - 30 Juni 2021
2 Daftar Ulang Peserta Didik Baru 12 - 17 Juli 2021
3 Rapat persiapan dan pembagian tugas mengajar 17 Juli 2021
4 Hari Pertama Masuk Sekolah 19 Juli 2021
5 Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 19, 21, 22 Juli 2021
6 Hari Raya Idul Adha 1442 H 20 Juli 2021
7 HUT RI Ke-76 17 Agustus 2021
8 Tahun Baru Hijriyah (1 Muharram 1443 H) 10 Agustus 2021
9 Penilaian Tengah Semester 1 20 - 25 September 2021
10 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 19 Oktober 2021
11 Penilaian Akhir Semester 1 6 – 18 Desember 2021
12 Pembagian Buku Laporan Pendidikan Semester 1 23 Desember 2021
13 Libur Semester 1 27 – 31 Desember 2021
14 Natal 25 Desember 2021
15 Libur Semester 1 1 – 10 Januari 2022
16 Tahun Baru Masehi 2022 M 1 Januari 2022
17 Hari Pertama Masuk Sekolah Semester 2 10 Januari 2022
18 Tahun Baru Imlek 2571 1 Februari 2022
19 Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 28 Februari 2022
20 Penilaian Tengah Semester 2 9 – 14 Maret 2020
21 Hari Raya Nyepi 3 Maret 2022
22 Wafat Isa Al Masih 15 April 2022

98
23 Idul Fitri 1443 H 25 April 2022
24 Prakiraan UPK Paket B 4 – 9 April 2022
25 Hari Buruh Internasional 1 Mei 2022
26 Hari Raya Waisak 16 Mei 2022
27 Kenaikan Isa Al Masih 26 Mei 2022
28 Libur Hari Lahir Pancasila 1 Juni 2022
29 Penilaian Akhir Tahun (PAT) 6 – 18 Juni 2022
30 Kenaikan Kelas dan Pembagian Raport 24/25 Juni 2022
31 Libur Akhir Tahun Pendidikan 2021/2022 27 Juni – 6 Juli 2022

F. KALENDER PENDIDIKAN SEKOLAH


1. Penetapan Kalender Pendidikan
Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir
pada bulan Juni tahun berikutnya. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan
Keputusan Menteri Pendidikan Nasional dan /atau Keputusan Menteri Agama
dalam hal yang terkait dengan hari raya Keagamaan. Bupati atau Kepala Dinas
Pendidikan dapat menetapkan hari libur khusus.
Pemerintah Pusat/Propinsi/Kabupaten dapat menetapkan hari libur
serempak untuk satuan - satuan Pendidikan. Kalender Pendidikan untuk setiap
satuan Pendidikan disusun oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan
alokasi waktu sebagaimana tersebut pada dokumen standart isi dengan
memperhatikan ketentuan dari Pemerintah/ Pemerintah daerah.
Hari belajar efektif adalah hari belajar yang betul – betul digunakan untuk
kegiatan pembelajaran, sesuai dengan ketentuan kurikulum. Jumlah hari belajar
efektif dalam 1 (satu) tahun pelajaran adalah 301 (tiga ratus satu hari) hari, sesuai
dengan kurikulum yang berlaku. Jam belajar efektif adalah jam belajar yang betul-
betul digunakan dalam proses pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum.
Jumlah jam belajar efektif setiap minggu untuk kelas IV adalah 45 JP, Kelas V
adalah 46 JP dan Kelas VI adalah 46 JP.

99
BAB VI
PENUTUP

Pedoman ini disusun dengan harapan pihak terkait dapat menjadikan


pedoman ini dalam kegiatan penyusunan dan pengembangan dokumen 1,2,3 KTSP
Kurikulum 2013 di Sekolah di lingkungan Kementerian Provinsi Jawa Barat. Hal-
hal yang belum diatur dalam pedoman ini akan diatur kemudian sesuai dengan
perkembangan peraturan dan tuntutan kebutuhan. Semoga dokumen KTSP pada
Sekolah yang tersusun dapat lebih baik dan berkualitas sesuai dengan tuntutan
regulasi dan kebutuhan.
Dokumen ini disusun berdasarkan kebutuhun Sekolah dengan merujuk
kepada Visi, Misi dan Tujuan Sekolah dengan harapan bahwa tujuan dan visi
Sekolah tersebut dapat terwujud dalam kurun waktu yang ditentukan.
Dalam implementasinya, dokumen kurikulum ini sangat membutuhkan
dukungan berbagai pihak yang terlibat, oleh karena itu diharapkan semua pihak
yang terlibat di dalam implementasinya dapat bekerja sesuai dengan tugas pokok
dan fungsinya serta pembagian tugas yang telah ditentukan di PKBM Asmaul
Husna Desa Raharja Kecamatan Kabupaten Sumedang.
Akhirnya semoga segala usaha baik kita mendapat bimbingan dan Ridlo
Allah SWT. Aamiin.

Sumedang, 19 Juli 2021


Ketua PKBM Asmaul Husna,

SAEPUL ROHMAN, S.Ag., M.Pd

100

Anda mungkin juga menyukai