Anda di halaman 1dari 76

BAB I

PENDAHULUAN

A. LATAR BELAKANG
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang selanjutnya disingkat KTSP adalah kurikulum operasional
yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing satuan pendidikan. Seiring dengan perkembangan
pendidikan di Indonesia dengan lahirnya Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014
dan Nomor 161 Tahun 2014 dan Keputusan Menteri Agama Nomor 207 tahun 2014, maka berimplikasi bahwa
madrasah harus memprsiapkan diri untuk melaksanakan kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum 2013, maka
diperlukan suatu pedoman bagi madrasah dalam rangka penyusunan dan pengembangan dokumen KTSP
pada setiap tahun pelajaran.
Penataan kurikulum pendidikan yang akan diterapkan merupakan salah satu target yang harus
diselesaikan sesuai dengan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) pada sektor
pendidikan. Perubahan kurikulum dilakukan untuk menjawab tantangan zaman yang terus berubah agar
peserta didik mampu bersaing di masa depan. Alasan lain dilakukannya perubahan kurikulum adalah kurikulum
sebelumnya dianggap memberatkan peserta didik. Terlalu banyak materi pelajaran yang harus dipelajari oleh
peserta didik, sehingga malah membuat para peserta didik terbebani. Masalah kurikulum pendidikan yang
diubah melihat kondisi yang ada selama beberapa tahun ini. KTSP yang memberi keleluasaan terhadap guru
membuat kurikulum secara mandiri untuk masing-masing sekolah ternyata tak berjalan mulus. Karena tidak
semua guru memiliki dan dibekali profesionalisme untuk membuat kurikulum. Yang terjadi guru hanya bisa
mengadopsi kurikulum yang sudah ada. Untuk itu, kurikulum yang baru ini dibuat dan dirancang oleh
pemerintah terutama untuk bagian yang sangat inti.
Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Peraturan Pemerintah
Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan mengamanatkan bahwa Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan mengacu
pada Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) serta berpedoman pada panduan yang disusun
oleh Badan Standar Nasional Pendidikan (BSNP) dan Kantor Kementerian Agama Provinsi Maluku, sedangkan
Kurikulum 2013 bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki kemampuan hidup sebagai
pribadi dan warga negara yang beriman, produktif, kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada
kehidupan bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia.
Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Seram Bagian Timur sebagai satuan pendidikan menengah di
lingkungan Kementerian Agama perlu menyusun dan mengembangkan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah
Negeri 4 Seram Bagian Timur yang mengacu pada Standar Nasional Pendidikan (standar isi, standar proses,
standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan). Penyusunan dan Pengembangan
Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Seram Bagian Timur dimaksudkan untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan nasional dan tujuan Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Seram Bagian Timur
Pengembangan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Seram Bagian Timur Kabupaten Seram
Bagian Timur melibatkan seluruh warga madrasah (Kepala, Guru, dan Staff) dan pemangku kepentingan lain
(Komite Madrasah/Orang Tua Murid dan Konselor). Melalui Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Seram
Bagian Timur , Kabupaten Seram Bagian Timur ini diharapkan pelaksanaan program-program pendidikan di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Seram Bagian Timur Kabupaten Seram Bagian Timur sesuai dengan potensi
daerah dan lingkungan madrasah, karakteristik dan kebutuhan peserta didik dalam mewujudkan peserta didik
yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif,

1
mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab, sesuai dengan tujuan pendidikan
nasional.
Madrasah merupakan pusat pengembangan budaya. Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian
Timur Kabupaten Seram Bagian Timurmengembangkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa sebagai satu
kesatuan kegiatan pendidikan yang terjadi di madrasah. Nilai-nilai yang dimaksud di antaranya religius, jujur,
toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah
air, menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial dan lingkungan, serta
tanggung jawab. Nilai-nilai melingkupi dan terintegrasi dalam seluruh kegiatan pendidikan sebagai budaya
madrasah.
B. LANDASAN HUKUM
1. Landasan Filosofis
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas peserta didik yang akan
dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil
belajar, hubungan peserta didik dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah dikembangkan
dengan landasan filosofis yang memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi
manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan secara spesifik untuk
pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut,
Kurikulum 2013 dikembangkan menggunakan filosofi sebagai berikut:
a. Pendidikan madrasah (MI, MTs dan MA) di Maluku memiliki akar budaya keberagamaan dan kekhasan
masyarakat Maluku dalam menentukan masa depan bangsa. Demikian pula kurikulum yang
dikembangkan di madrasah perlu memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk menjadi
pewaris budaya bangsa dan dibarengi dengan penguasaan kompetensi yang diperlukan bagi
kehidupan di masa kini dan masa depan. Oleh karena itu Kurikulum Madrasah harus merupakan
kerangka pembudayaan keberagamaan nasional dan daerah sebagai ciri khas pendidikan madrasah;
b. Kurikulum sebagai komponen pendidikan yang dapat mewariskan budaya melalui penguasaan
berbagai disiplin ilmu pengetahuan dalam bentuk mata pelajaran. Penyusunan KTSP perlu memberikan
rambu-rambu perencanaan dan pengaturan pendidikan di madrasah dalam penguasaan disiplin ilmu,
baik ilmu umum maupun ilmu agama secara integratif;
c. Kurikulum disusun dan dikembangkan untuk pendidikan yang menyiapkan generasi mendatang yang
mampu menyelesaikan masalah sosial di masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat
yang lebih baik. KTSP di madrasah perlu menyiapkan perencanaan dan pengaturan pendidikan
madrasah dalam menyiapkan generasi mendatang yang berkontribusi terhadap perbaikan situasi dan
kondisi kehidupan sosial budaya.
d. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa masa kini dan masa
mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan budaya bangsa
Indonesia yang beragam, diarahkan untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun
dasar bagi kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik untuk
kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini mengandung makna bahwa
kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa.
Dengan demikian, tugas mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik, Kurikulum 2013
mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan kesempatan luas bagi peserta didik untuk
menguasai kompetensi yang diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu

2
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya bangsa dan orang
yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa masa kini.
e. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan filosofi ini, prestasi anak
bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi
kurikulum untuk dipelajari peserta didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan berpikir
rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna terhadap apa yang dilihat,
didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa
budayanya dan sesuai dengan tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik.
Selain mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik, Kurikulum 2013
memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan
dan dimanifestasikan dalam kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan
dalam kehidupan berbangsa masa kini.
f. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan kecemerlangan akademik
melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan
pembelajaran adalah pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama mata pelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu bertujuan untuk
mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan akademik.
g. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih baik dari masa lalu
dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan
berpartisipasi untuk membangun kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism
and social reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk mengembangkan
potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di
masyarakat, dan untuk membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik.
Dengan demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam mengembangkan
kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni, kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi
inteligensi yang sesuai dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat
manusia.
2. Landasan Teoritis Kurikulum
Kurikulum 2013 dikembangkan atas teori “pendidikan berdasarkan standar” (standard-based
education), dan teori kurikulum berbasis kompetensi (competency-based curriculum). Pendidikan berdasarkan
standar menetapkan adanya standar nasional sebagai kualitas minimal warga negara yang dirinci menjadi
standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar
sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Kurikulum
berbasis kompetensi dirancang untuk memberikan pengalaman belajar seluas-luasnya bagi peserta didik dalam
mengembangkan kemampuan untuk bersikap, berpengetahuan, berketerampilan, dan bertindak.
Kurikulum 2013 menganut: (1) pembelajaan yang dilakukan guru (taught curriculum) dalam bentuk
proses yang dikembangkan berupa kegiatan pembelajaran di madrasah, kelas, dan masyarakat; dan (2)
pengalaman belajar langsung peserta didik (learned-curriculum) sesuai dengan latar belakang, karakteristik,
dan kemampuan awal peserta didik. Pengalaman belajar langsung individual peserta didik menjadi hasil belajar
bagi dirinya, sedangkan hasil belajar seluruh peserta didik menjadi hasil kurikulum.
3. Landasan Yuridis
Landasan yuridis Kurikulum 2013 adalah:
a. Permendikbud No.20 Th 2016 tentang Standar Kopetensi Lulusan
b. Permendikbud No.21 Th 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar Dan Menengah

3
c. Permendikbud No.22 Th 2016 tentang Standar Pendidikan Dasar Dan Menengah
d. Permendikbud No.23 Th 2016 tentang Standar Penilaian
e. Permendikbud No.24 Th 2016 Tentang Kopetensi Inti Dan Kopetensi Dasar
f. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional;
g. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah;
h. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Pendidikan Nasional sebagaimana
telah diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana
diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005;
i. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan Penyelenggaraan
Pendidikan sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2010 tentang
perubahan Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;
j. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 tentang Standar Isi untuk Satuan
Pendidikan Dasar dan Menengah;
k. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 23 Tahun 2006 tentang Standar Kompetensi
Lulusan untuk Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah;
l. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang Standar Penilaian;
m. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 41 Tahun 2007 tentang Standar Proses;
n. Peraturan Menteri Agama Nomor 13 Tahun 2012 tentang Organisasi dan Tata Kerja Instansi
Vertikal Kementerian Agama;
o. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
p. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54Tahun 2013 tentang Standar
Kompetensi Lulusan;
q. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64Tahun 2013 tentang Standar Isi;
r. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65Tahun 2013 tentang Standar Proses;
s. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66 Tahun 2013 tentang Standar Penilaian;
t. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
u. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62Tahun 2014 tentang Kegiatan
Ekstrakurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
v. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63Tahun 2014 tentang Pendidikan
Kepramukaan sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
w. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 103Tahun 2014 tentang Pembelajaran
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
x. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 104Tahun 2014 tentang Penilaian Hasil
Belajar oleh Pendidik pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
y. Peraturan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014 tentang Kurikulum Madrasah;
z. Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014 tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013
Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab;

4
C. TUJUAN PENYUSUNAN KURIKULUM
Penyusunan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Seram Bagian Timur Kabupaten Seram Bagian
Timur ini bertujuan untuk mewujudkan kurikulum implementatif sebagai :
1. Acuan pelaksanaan proses pendidikan untuk mencapai visi Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Seram Bagian
Timur Kabupaten Seram Bagian Timur ;
2. Acuan pelaksanaan proses pembelajaran untuk menghasilkan mutu lulusan yang berwawasan lingkungan,
cerdas dan santun berbahasa berdasarkan keimanan, ketaqwaan serta membentuk generasi muslim yang
beriman, bertaqwa, religius, terampil, kreatif, dan inovatif sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi;
3. Acuan bagi guru dalam mengembangkan silabus dan rencana pembelajaran;
4. Pedoman pelaksanaan proses penilaian peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian
Timur Kabupaten Seram Bagian Timur;
5. Dasar pelaksanaann evaluasi dan program tindak lanjut dalam mewujudkan pendidikan yang lebih
berkualitas di Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Seram Bagian Timur Kabupaten Seram Bagian Timur.

D. PRINSIP PENYUSUNAN KURIKULUM


Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Seram Bagian Timur Kabupaten Seram Bagian Timurterdiri
dari dua kurikulum yang dikembangkan yaitu Kurikulum 2013 untuk kelas VII dan VIII dan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) untuk kelas IX. Prinsip pengembangan kurikulum dikembangkan sesuai dengan
relevansi setiap kelompok atau satuan pendidikan di bawah koordinasi dan supervisi Kantor Kementerian
Agama Kabupaten Seram Bagian Timur.
Pengembangan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Seram Bagian Timur Kabupaten Seram
Bagian Timur mengacu pada Standar Isi (SI) dan Standar Kelulusan (SKL), serta berpedoman pada
penyusunan kurikulum yang disusun oleh BSNP, dan petunjuk teknis dari Kantor Wilayah Kementerian Agama
Provinsi Maluku, serta memperhatikan pertimbangan Komite Madrasah.
Pengembangan kurikulum adalah istilah yang komprehensif, didalamnya
mencakup:perencanaan, penerapan dan evaluasi. Perencanaan kurikulum adalah langkah awal membangun
kurikulum ketika pekerja kurikulum membuat keputusan dan mengambil tindakan untuk menghasilkan
perencanaan yang akan digunakan oleh guru dan peserta didik.Penerapan Kurikulum atau biasa disebut
juga implementasi kurikulum berusaha mentransfer perencanaan kurikulum ke dalam tindakan
operasional. Evaluasi kurikulummerupakan tahap akhir dari pengembangan kurikulum untuk menentukan
seberapa besar hasil-hasil pembelajaran, tingkat ketercapaian program-program yang telah direncanakan, dan
hasil-hasil kurikulum itu sendiri. Dalam pengembangan kurikulum, tidak hanya melibatkan orang yang terkait
langsung dengan dunia pendidikan saja, namun di dalamnya melibatkan banyak orang, seperti : politikus,
pengusaha, orang tua peserta didik, serta unsur – unsur masyarakat lainnya yang merasa berkepentingan
dengan pendidikan.
Prinsip-prinsip yang akan digunakan dalam kegiatan pengembangan kurikulum pada dasarnya
merupakan kaidah-kaidah atau hukum yang akan menjiwai suatu kurikulum. Dalampengembangan kurikulum,
dapat menggunakan prinsip-prinsip yang telah berkembang dalam kehidupan sehari-hari atau justru
menciptakan sendiri prinsip-prinsip baru. Oleh karena itu, dalam implementasi kurikulum di suatu lembaga
pendidikan sangat mungkin terjadi penggunaan prinsip-prinsip yang berbeda dengan kurikulum yang digunakan
di lembaga pendidikan lainnya, sehingga akan ditemukan banyak sekali prinsip-prinsip yang digunakan dalam
suatu pengembangan kurikulum.
Dalam hal ini, Nana Syaodih Sukmadinata (1997) mengetengahkan prinsip-prinsip pengembangan
kurikulum yang dibagi ke dalam dua kelompok : (1) prinsip – prinsip umum: relevansi, fleksibilitas, kontinuitas,

5
praktis, dan efektivitas; (2) prinsip-prinsip khusus : prinsip berkenaan dengan tujuan pendidikan, prinsip
berkenaan dengan pemilihan isi pendidikan, prinsip berkenaan dengan pemilihan proses belajar mengajar,
prinsip berkenaan dengan pemilihan media dan alat pelajaran, dan prinsip berkenaan dengan pemilihan
kegiatan penilaian. Sedangkan Asep Herry Hernawan dkk (2002) mengemukakan lima prinsip dalam
pengembangan kurikulum, yaitu :
1. Prinsip relevansi;
Secara internal bahwa kurikulum memiliki relevansi di antara komponen-komponen kurikulum (tujuan,
bahan, strategi, organisasi dan evaluasi). Sedangkan secara eksternal bahwa komponen-komponen
tersebutmemiliki relevansi dengan tuntutan ilmu pengetahuan dan teknologi (relevansi epistomologis),
tuntutan dan potensi peserta didik (relevansi psikologis) serta tuntutan dan kebutuhan perkembangan
masyarakat (relevansi sosilogis).
2. Prinsip fleksibilitas;
Dalam pengembangan kurikulum mengusahakan agar yang dihasilkan memiliki sifat luwes, lentur dan
fleksibel dalam pelaksanaannya, memungkinkan terjadinya penyesuaian-penyesuaian berdasarkan situasi
dan kondisi tempat dan waktu yang selalu berkembang, serta kemampuan dan latar bekang peserta didik.
3. Prinsip kontinuitas;
Adanya kesinambungandalam kurikulum, baik secara vertikal, maupun secara horizontal. Pengalaman-
pengalaman belajar yang disediakan kurikulum harus memperhatikan kesinambungan, baik yang di dalam
tingkat kelas, antar jenjang pendidikan, maupun antara jenjang pendidikan dengan jenis pekerjaan.
4. Prinsip efisiensi;
Mengusahakan agar dalam pengembangan kurikulum dapat mendayagunakan waktu, biaya, dan
sumber-sumber lain yang ada secara optimal, cermat dan tepat sehingga hasilnya memadai.
5. Prinsip efektivitas;
Mengusahakan agar kegiatan pengembangan kurikulum mencapai tujuan tanpa kegiatan yang mubazir,
baik secara kualitas maupun kuantitas.
Terkait dengan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, terdapat sejumlah prinsip-prinsip yang
harus dipenuhi, yaitu :
1. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya.
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk
mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan.
2. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi daerah,
dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta
status sosial ekonomi dan gender.
Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri
secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat
antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang
secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik untuk mengikuti
dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.

6
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan.
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk
menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional
merupakan keniscayaan.
5. Menyeluruh dan berkesinambungan.
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat.
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik yang
berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal,
nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu berkembang
serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan
daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia
Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian Timur Kabupaten Seram Bagian Timur untuk
kelas 7 dan kelas 8 (Kurikulum Nasional) sedangkan kelas 9 (Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan)
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan peserta didik dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk
mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik serta tuntutan lingkungan.
b. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta didik, kondisi
daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan, tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat,
serta status sosial ekonomi dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum,
muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam keterkaitan dan
kesinambungan yang bermakna dan tepat antar substansi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni
berkembang secara dinamis, dan oleh karena itu semangat dan isi kurikulum mendorong peserta didik
untuk mengikuti dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan (stakeholders) untuk
menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan
kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional
merupakan keniscayaan.

7
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian keilmuan dan mata
pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan pemberdayaan peserta didik
yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentingan global, nasional dan lokal
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan global, nasional dan lokal untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan
daerah harus saling mengisi dan memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam
kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian Timur Kabupaten Seram Bagian Timur untuk
kelas VII dan VIII (Kurikulum 2013) memiliki latang belakang yang kemudian dijadikan prinsip
pengembangan kurikulum sebagai berikut:
a. Pengertian Kurikulum
Menurut Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, kurikulum
adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran serta cara yang
digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu.
Berdasarkan pengertian tersebut, ada dua dimensi kurikulum, yang pertama adalah rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan pelajaran. Sedangkan yang kedua adalah cara yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran.
b. Rasional Pengembangan
1) Tantangan Pengembangan
Pendidikan Agama Islam sangat dibutuhkan bagi umat Islam, agar dapat memahami secara benar
ajaran Islam sebagai agama yang sempurna (kamil), kesempurnaan ajaran Islam yang dipelajari
secara integral (kaffah) diharapkan dapat meningkatkan kualitas umat Islam dalam keseluruhan aspek
kehidupanya. Agar ajaran Islam dapat dipelajari secara efektif dan efisien, maka perlu dikembangkan
kurikulum pendidikan agama Islam sesuai dengan perkembangan dan tuntutan zaman. Demikian pula
dengan mata pelajaran Bahasa Arab yang sangat diperlukan sebagai alat untuk mempelajari dan
mendalami sumber-sumber primer dari Pendidikan Agama Islam yang menggunakan Bahasa Arab
terutama Mata Pelajaran Al-Qur’an dan Hadis.
Selain adanya ketentuan legal-formal yang mengharuskan adanya perubahan dan
penyempurnaan kurikulum, masyarakat Indonesia dan masyarakat dunia mengalami perubahan yang
sangat cepat dan dalam dimensi yang beragam terkait dengan kehidupan individual, masyarakat,
bangsa, dan umat manusia. Fenomena globalisasi yang membuka batas-batas fisik (teritorial) negara
dan bangsa dipertajam dan dipercepat oleh kemajuan teknologi, terutama teknologi informasi dan
komunikasi.
Kemajuan ilmu pengetahuan memperkuat dampak globalisasi dan kemajuan teknologi tersebut.
Perubahan yang terjadi dalam dua dasawarsa terakhir mengalahkan kecepatan dan dimensi perubahan
yang terjadi dalam kehidupan manusia di abad-abad sebelumnya. Perubahan tersebut telah
menjangkau kehidupan manusia dari tingkat global, nasional, dan regional serta dari kehidupan sebagai
umat manusia, warga negara, anggota masyarakat dan pribadi.

8
Perubahan dan penyempurnaan tersebut menjadi penting seiring dengan kontinuitas segala
kemungkinan yang terjadi berkaitan dengan perkembangan masyarakat, ilmu pengetahuan, teknologi
dan seni budaya pada tataran lokal, nasional, regional, dan global di masa depan. Jenlink (1995)
mengungkapkan bahwa masa depan akan berbeda secara dramatis dari masa sekarang, dan itu akan
menuntut untuk dipersiapkan antisipasi terjadinya perubahan penting pada kehidupan. Dengan
terjadinya perubahan tersebut diperlukan usaha untuk mengalihkan pola pikir dalam menatap tentang
dunia yang begitu cepat mengalami perubahan hingga saat ini dan yang akan datang.
Pendidikan yang dalam hal ini kurikulum madrasah sebagai the heart of education (Klein, 1992)
harus mempersiapkan generasi bangsa yang mampu hidup dan berperan aktif dalam kehidupan lokal,
nasional, dan lokal yang mengalami perubahan dengan cepat tersebut. Sebagaimana diungkapkan oleh
Oliva (1982), kurikulum perlu memperhatikan perubahan yang terjadi di masyarakat, ilmu pengetahuan,
kepemimpinan, dan politik. Perubahan yang dikemukakan di atas memberikan landasan kuat bagi
perubahan suatu kurikulum di lingkungan madrasah.
Kenyataan adanya amanat legal dan kehidupan manusia yang berubah cepat yang menyebabkan
perubahan dan penyempurnaan kurikulum madrasah merupakan suatu keniscayaan yang tak dapat
dihindari. Atas dasar itu, rancangan konseptual dan kontekstual penyempurnaan kurikulum menjadi
suatu keniscayaan yang harus disiapkan secara matang.
Dengan adanya dokumen kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab ini, Kementerian
Agama telah berupaya untuk mentransformasikan pemikiran yang menjembatani segala sesuatu yang
telah ada saat ini (what it is) dengan segala sesuatu yang seharusnya ada di masa yang akan datang
(what should be next) dalam suatu rancangan kurikulum yang fungsional dan aktual dalam kehidupan.
Sesuai dengan arah kebijakan dan penugasan secara khusus, selanjutnya Direktorat Jenderal
Pendidikan Islam menjabarkan aspek yang berkenaan dengan pengembangan kurikulum dan
penguatan pelaksanaan kurikulum satuan pendidikan dengan melakukan rekonseptualisasi ide
kurikulum, desain kurikulum, implementasi kurikulum, dan evaluasi kurikulum.
Rekonseptualisasi ide kurikulum merupakan penataan ulang pemikiran teoritik kurikulum berbasis
kompetensi. Teori mengenai kompetensi dan kurikulum berbasis kompetensi diarahkan kepada pikiran
pokok bahwa konten kurikulum adalah kompetensi, dan kompetensi diartikan sebagai kemampuan
melakukan sesuatu (ability to perform) berdasarkan sikap, keterampilan, dan pengetahuan. Hal tersebut
terumuskan dalam Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD).
Ketetapan yang tercantum dalam Rencana Strategis Kementerian Agama memperlihatkan arah
yang jelas bahwa kurikulum baru yang dikembangkan perlu mempedulikan aspek-aspek potensi
manusia yang terkait dengan domain sikap untuk pengembangan soft-skills yang seimbang dengan
hard-skills, seiring dengan ruh Pendidikan Agama Islam itu sendiri.
Desain pengembangan kurikulum baru harus didasarkan pada pengertian bahwa kurikulum adalah
suatu pola pendidikan yang utuh untuk jenjang pendidikan tertentu. Desain ini menempatkan mata
pelajaran sebagai organisasi konten kurikulum yang terbuka dan saling mempengaruhi. Desain
kurikulum yang akan digunakan untuk mengembangkan kurikulum baru harus mampu mengaitkan antar
konten kurikulum baik yang bersifat horizontal maupun vertikal.
Selanjutnya dalam pengembangan kurikulum keseluruhan dimensi kurikulum, yaitu ide, desain,
implementasi dan evaluasi kurikulum, direncanakan dalam satu kesatuan. Hal inilah sebenarnya yang
menjadi inti dari pengembangan kurikulum (curriculum development).
Pengembangan kurikulum perlu dilakukan karena adanya berbagai tantangan yang dihadapi, baik
tantangan internal maupun tantangan eksternal. Di samping itu, dalam menghadapi tuntutan
perkembangan zaman, perlu adanya penyempurnaan pola pikir dan penguatan tata kelola kurikulum

9
serta pendalaman dan perluasan materi. Selain itu yang tidak kalah pentingnya adalah perlunya
penguatan proses pembelajaran dan penyesuaian beban belajar agar dapat menjamin kesesuaian
antara apa yang diinginkan dengan apa yang dihasilkan.
2) Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan dengan tuntutan
pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional Pendidikan yang meliputi standar
isi, standar proses, standar kompetensi lulusan, standar pendidik dan tenaga kependidikan,
standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian
pendidikan.
Tantangan internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari
pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia produktif (15 - 64
tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia 0 - 14 tahun dan orang tua
berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif ini akan mencapai puncaknya pada
tahun 2020 - 2035 pada saat angkanya mencapai 70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang
dihadapi adalah bagaimana mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang
melimpah ini dapat ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi
dan keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
3) Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai isu yang terkait
dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan informasi, kebangkitan industri kreatif
dan budaya, dan perkembangan pendidikan di tingkat internasional. Arus globalisasi akan
menggeser pola hidup masyarakat dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat
industri dan perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO),
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific Economic Cooperation
(APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan eksternal juga terkait dengan
pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan imbas teknosains serta mutu, investasi, dan
transformasi bidang pendidikan. Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in
International Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student
Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak Indonesia
tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan TIMSS dan PISA. Hal ini
disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat
dalam kurikulum Indonesia.
4) Penyempurnaan Pola Pikir
Untuk memenuhi pengembangan kerangka berpikir yang sesuai dengan kebutuhan, maka
kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai berikut:
a) pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat pada peserta
didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi yang dipelajari untuk
memiliki kompetensi yang sama;
b) pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi pembelajaran interaktif
(interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan alam, sumber/media lainnya);
c) pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta didik dapat
menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat dihubungi serta diperoleh
melalui internet);
d) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran peserta didik
aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan sains);

10
e) pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
f) pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
g) pola pembelajaran berbasis massal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
h) pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi pembelajaran ilmu
pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
i) pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
5) Penguatan Tata Kelola
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai daftar mata
pelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan.
Oleh karena itu dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:
a) tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat kolaboratif;
b) penguatan manajeman madrasah melalui penguatan kemampuan manajemen kepala
madrasah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
c) penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
6) Penguatan Materi
Penguatan materi sebagai proses tersistem dalam pembelajaran untuk memberikan bobot
penguasaan materi esensial ataupun non esensial. Penguatan materi dimaksudkan untuk
memperdalam dan memperluas tingkat penguasaan sesuai kompetensi dasar. Secara
operasional penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi yang
relevan bagi peserta didik.

E. ACUAN OPERASIONAL PENYUSUNAN KURIKULUM


Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Seram Bagian Timur Kabupaten Seram Bagian Timur disusun
dengan memperhatikan hal-hal sebagai berikut;
1. Peningkatan iman dan takwa serta akhlak mulia
Keimanan dan ketakwaan serta akhlak mulia menjadi dasar pembentukan kepribadian peserta didik
secara utuh. Kurikulum disusun yang memungkinkan semua mata pelajaran dapat menunjang peningkatan
iman dan takwa serta akhlak mulia.
2. Peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat perkembangan dan kemampuan
peserta didik
Pendidikan merupakan proses sistematik untuk meningkatkan martabat manusia secara holistik yang
memungkinkan potensi diri (afektif, kognitif, psikomotor) berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu,
kurikulum disusun dengan memperhatikan potensi, tingkat perkembangan, minat, kecerdasan intelektual,
emosional dan sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
3. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman karakteristik lingkungan. Masing-
masing daerah memerlukan pendidikan sesuai dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-
hari. Oleh karena itu, kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang
relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
4. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang otonom dan demokratis
perlu memperhatikan keragaman dan mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan
wawasan nasional.

11
5. Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi peserta didik yang
berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat
kecakapan hidup untuk membekali peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama
bagi satuan pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
6. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat berbasis pengetahuan di mana
IPTEKS sangat berperan sebagai penggerak utama perubahan. Pendidikan harus terus menerus
melakukan adaptasi dan penyesuaian perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual
dengan perubahan. Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
7. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan taqwa serta akhlak mulia dengan
tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua
mata pelajaran harus ikut mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.
8. Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yang sangat penting
ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan
individu yang mandiri dan mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan
dengan suku dan bangsa lain.
9. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta didik yang menjadi
landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh
karena itu, kurikulum harus mendorong berkembangnya wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan
nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
10. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya masyarakat setempat
dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus
terlebih dahulu ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
11. Kesetaraan Jender
12. Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan dan memperhatikan
kesetaraan jender.
13. Karakteristik satuan pendidikan
Kurikulum harus dikembangkan sesuai dengan visi, misi, tujuan, kondisi, dan ciri khas satuan pendidikan.

F. PROFIL MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 4 SERAM BAGIAN TIMUR


1. Sejarah Madrasah
Pada tahun 2000 salah satu tokoh masyarakat Kelaba mendirikan sekolah yang terletak di Desa
administatif Kelaba Kiandarat, pada awal permulaan berdirinya lembaga pendidikan ini adalah MTs LKMD
Namalean Sikaru.
Awal berdirinya Madrasah Tsanawiyah ini diberi nama Madrasah Tsanawiyah LKMD Namalean Skaru
Madrasah ini berdiri di bawah naungan Yayasan. Pada Bulan April Tahun 2009 Madrasah berubah nama
menjadi Madrasah Tsanawiyah Negeri Seram Timursampai Tahun 2017 berubah nama menjadi Madrasah
Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian Timur hal ini tersebut dikarenakan Madrasah tersebut dikelola oleh
Pemerintah karena sudah Negeri.

12
2. Identitas Madrasah
a. Nama Madrasah : MTs Negeri 4 Seram Bagian Timur
b. NSM : 121181050004
b. NPSN : 60105572
c. Alamat : Jalan : Bukit Kenari Kelurat
RT/RW : 00/00
Desa : Amrsekaaru
Kecamatan : Pulau Gorom
Kabupaten : Seram Bagian Timur
Provonsi : Maluku
Kode POS : 97594
No. Telp : -
E-mail : amarsekarumtsn@gmail.com

3. Daftar Kepala Madrasah Setiap Periode


Tabel 1.1 Tabel Daftar Kepala Madrasah Setiap Periode
Sumber Arsip MTs N 4 SBT 2019

No. Nama Kepala Madrasah Periode


1. Drs. Almani Taib 1998 – 2008
2. Drs. Husen Kastella 2008– 2016
3. Jamaludin Rumoga, S. Pd. I 2016 - sekarang

4. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan


a. Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 SBT
Tabel 1.2. Tabel Data Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Sumber Arsip MTs MTs N 4 SBT 2019

Status Status Fungsional


No Nama L/P Jabatan
Pendidikan Kepegawaian Sertifikasi
1. Jamaludin Rumoga, S. Pd. I L S1/PAI PNS Kamad Sertifikasi
2. Idrus Alhamid L SLTA/SMA PNS Bendara
Wakamad /
3. Ahmad Rumfaran L PGA Non-PNS
GMP
Kaur
4. Burhan Rumbouw, S.HI L S1/TARBIYAH Non-PNS Kesiswaan /
GMP
Kaur HUMAS
5. Yusuf Keliwaw, S. Pd. I L S1/PAI Non-PNS
/ GMP
Kaur Sarpras
6. Yusran Urat, S. Pd. I L S1/PAI Non-PNS
/ GMP
Wali Kelas /
7. Siti Sara Kelurat, S. Pd. I P S1/PAI Non-PNS
GMP

13
Wali Kelas /
8. Fatma Rumatiga, S. Pd. I P S1/ PAI Non-PNS
GMP
Wali Kelas / -
9. Hajija Rumatiga, S. Pd. I P S1/ Non-PNS
GMP
Wali Kelas / -
10. Ekawati Rumbawa, S. Pd P S1/ Pendidikan Non-PNS
GMP
Wali Kelas / -
11. Maimuna Rumbouw, S. Pd. I P S1/PAI Non-PNS
GMP
S1 / Pengelola -
12. M. Amin Keluy, S. Pd L Non-PNS
Pendidikan Lab / GMP
13 Iswan Kelilauw, Amd. Kom L D3 / Komputer Non-PNS Operatur
Kepala
14 Nurani Kelian, S. Pd. I P S1/PAI Non-PNS Perpustakaa
n / GMP
Cleaning
15 Husni Alis L Non-PNS
Servis

b. Tenaga Pendidik Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan


Jumlah tenaga pendidik Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Seram Bagian Timur dan
kualifikasinya pada tahun pelajaran 2017/2018 adalah sebagai berikut :
Tabel 1.3. Tabel Tenaga Pendidik Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
Sumber Arsip MTs N 4 SBT 2019
Jumlah dan Status Guru
Tingkat
No PNS / GT GTT Jumlah
Pendidikan
L P L P
1 S1 1 0 4 5 10
2 S2 0 0 0 0 0
3 D3 0 0 1 0 1
4 SMA 1 0 3 0 4
Jumlah 2 8 5 15

c. Tenaga Kependidikan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan


Jumlah tenaga kependidikan Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Seram Bagian Timur dan
kualifikasinya pada tahun pelajaran 2017/2018 adalah sebagai berikut :
Tabel 1.4. Tabel Tenaga Kependidikan Berdasarkan Kualifikasi Pendidikan
Sumber Arsip MTs N 4 SBT 2019
Jumlah Staf Tata Usaha
No Tingkat Pendidikan PNS / GT GTT Jumlah
L P L P
1 S1 1 0 4 5 10
2 D3 0 0 0 0 0
3 D2 0 0 1 0 1
4 SMA/Sederajat 1 0 3 0 4
14
Jumlah 7 2 8 15
Pada tahun 2020 diharapkan tenaga pendidikan dan tenaga kependidikan Madrasah Tsanawiyah
Negeri 4 Seram Bagian Timur Kabupaten Seram Bagian Timur memiliki jumlah dan kualifikasi akademik
sebagai berikut :
a. sebanyak 100 % tenaga pendidik memiliki kualifikasi pendidikan S1;
b. sebanyak 30 % tenaga kependidikan memiliki kualifikasi pendidikan S1;
c. jumlah guru sebanyak 15 orang.

5. Data Peserta Didik


a. Data Peserta Didik dari Tahun ke Tahun
Data Peserta Didik Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Seram Bagian Timur 5 Tahun Terakhir
Tabel 1.5. Tabel Data Peserta Didik dari Tahun ke Tahun
Sumber Arsip MTs N 4 SBT 2019

KELAS VII KELAS VIII KELAS IX JUMLAH


Tahun
Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml Jml
Pelajaran
Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel Siswa Rombel
2013/2014 38 1 1 32 1 110 3
2014/2015 50 1 38 1 40 1 128 3
2015/2016 53 1 50 1 38 1 141 3
2017/2018 39 1 53 1 50 1 142 3
2018/2019 41 1 39 1 53 1 142 3

6. Sarana dan Prasarana


a. Profil Ruang Kelas
Tabel 1.6. Tabel Profil Ruangan Kelas
Sumber Arsip MTs N 4 SBT 2018

Jumlah dan ukuran Jumlah Ruang


lainnya yang Jumlah Ruang
Kondisi Ruang Ukuran Ukuran Ukuran
Jumlah digunakan Seluruhnya yang
Kelas 7x9 m² >63 m² <63 m²
(d) = (a+b+c) untuk ruang dipergunakan
(a) (b) (c)
kelas
Baik - - - - -
Rusak Ringan 6 - - 6 - -
Rusak Sedang - - - - - -
Rusak Berat - - - - - -
Rusak Total - - - - - -
Jumlah 6 - - 6 - 6

15
b. Profil Ruang Laboratorium , Keterampilan, Kesenian dan multimedia
Tabel 1.7. Profil Ruang Laboratorium , Keterampilan, Kesenian dan multimedia
Sumber Arsip MTs N 4 SBT 2018

Jumlah keadaan, kualitas, dan kondisi alat/bahan*)


Jumlah keadaan Kualitas Kondisi
Kurang 25% 50% 75%
No Ruang
dari s/d s/d s/d R R
K C B SB B
25% 50% 75% 100% B R
keb dari keb dari keb dari keb
1 Lab. IPA - - - √ √ - - - - - √

2 Lab. Bahasa - - - - - - - - - -

3 Lab. Komputer - - - √ - - - - - - √

4 Keterampilan - - - - - - - - -

5 Kesenian - - - - - - - - - -

6. Multimedia - - - √ √ - - - - - √

c. Kondisi Sarana Prasarana Ideal


Pada tahun pelajaran 2017/2018 Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian Timur diharapkan
telah memiliki standar sarana prasarana yang ideal untuk memenuhi standar pelayanan pendidikan
minimal bagi madrasah standar nasional sebagai berikut :
Tabel 1.8. Kondisi Sarana Prasarana Ideal
Sumber Arsip MTs N 4 SBT 2019

Jumlah
No. Jenis Kebutuhan Satuan Keterangan
Kebutuhan
1 Ruang Kelas 6 Ruang
2 Ruang Serba Guna - Ruang
3 Ruang UKS 1 Ruang
4 Ruang Lab. Media 1 Ruang
5 Ruang Lab. Bahasa - Ruang
6 Ruang Lab. IPA 1 Ruang
7 Ruang Kesenian - Ruang
8 Ruang Pramuka 1 Ruang
9 Ruang PMR - Ruang
10 Ruang BP/BK - Ruang
11 Ruang Perpustakaan 1 Ruang
12 Ruang Toilet / WC 1 Ruang
13 Ruang Lab. Matematika - Ruang
14 Ruang Kantin Madrasah - Ruang

16
15 Ruang OSIS 1 Ruang
16 Ruang Wakasek / PKS 1 Ruang
17 Pemagaran 100 M
18 Kolam Relief - m2
19 Ruang Komite Madrasah - Ruang
20 Rumah Dinas - Ruang
21 Lahan Parkir 1 6m2
22 Taman Bermain - m2
23 Lapang Olahraga 25 m2
24 Ruang Keterampilan - Ruang

d. Prestasi Akademik dan Non Akademik


Tabel 1.8 Tabel Prestasi Akademik dan Non Akademik
Sumber Arsip MTs N 4 SBT 2019

No. Tahun Prestasi Akademik dan Non Akademik Keterangan


1 Juara 1 Volley Ball Antar Sekolah
2015 Juara 1 Sepak Bola Antar Sekolah
Juara 2 Lasqi Antar Kecamatan
2 2016 -
3 2017 -
4 2018 -
5 2019 -

17
BAB II
VISI, MISI, MOTTO DAN TUJUAN MADRASAH

A. TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL JENJANG DASAR


Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak
mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut. "Undang-Undang Nomor
20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 3, tujuan pendidikan nasional adalah
mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab."

B. VISI MADRASAH DAN INDIKATOR VISI


Profil madrasah yang diinginkan di masa datang, tertuang melalui tujuan yang ingin dicapai oleh
Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Seram Bagian Timur, dengan rumusan visi madrasah sebagai berikut :
“Mewujudkan kualitas pendidikan yang mampu mengantarkan pesrta didik ke jenjang pendidikan yang lebih
tinggi serta mampu menata diri hidup bermasyarakat yang islami”
Indikator Visi Madrasah :
1. Terbentuk sikap dan perilaku yang baik antar warga madrasah
2. Terlaksananya interaksi social antar warga madrasah dan masyarakat sekitar
3. Terlaksananya pengembangan Standar Isi/Kurikulum
4. Terpenuhinya standar pendidik dan tenaga kependidikan yang memiliki kualitas sesuai Standar
Nasional Pendidikan (SNP)
5. Terlaksananya standar proses pembelajaran secara optimal dan professional
6. Tersedianya fasilitas pendidikan yang memadai sesuai standar pelayanan minimal (SPM)
7. Menciptakan generasi muda yang mampu bersaing dalam bidang akademik maupun non akademik.

C. MISI MADRASAH
Untuk mewujudkan visi, Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Seram Bagian Timur merumuskan beberapa
misi madrasah sebagai berikut :
1. Melaksanakan proses belajar mengajar secara profesional
2. Mendorong peserta didik untuk mampu bersaing dalam kebaikan
3. Memberdayakan umat dalam lingkungan pendidikan
4. Mengembangkan budaya islami dalam kehidupan sehari-hari

D. TUJUAN PENDIDIKAN MADRASAH


Tujuan yang diharapkan dari penyelenggaraan pendidikan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Seram
Bagian Timur adalah:
1. Meningkatkan Iman dan Taqwa seluruh warga madrasah;
2. Menyusun dan mengembangkan RPP kelas 7, 8, dan 9 untuk semua mata pelajaran;
3. Mengembangkan profesionalisme dan kopetensi tenaga pendidik dan kependidikan;
4. Mengembangkan strategi pembelajaran;
5. Mengembangkan bahan dan sumber pelajaran;
6. Mengembangkan strategi penilaian;
7. Mengembangkan pola pembelajaran;
8. Mengembangkan media pembelajaran;

18
9. Menerapkan implementasi model evaluasi pembelajaran;
10. Mengembangkan instrumen atau perangkat-perangkat soal-soal untuk berbagai model evaluasi;
11. Menerapkan model-model pembelajaran bagi siswa berprestasi, bermasalah, dan kelompok siswa
lainnya;
12. Mengembangkan sarana dan prasarana pendidikan;
13. Menciptakan lingkungan belajar yang kondusif;
14. Mengembangkan standar pencapaian ketuntasan belajar;
15. Meningkatkan KKM secara optimal;
16. Meningkatkan prestasi siswa dalam bidang akademik dan non akdemik;
17. Mengembangkan perangkat administrasi madrasah;
18. Melaksanakan supervisi dan monitoring oleh kepala madrasah;
19. Mengembangkan madrasah menuju tercapainya Standar Pelayanan Minimal (SPM);
20. Menggalang partisipasi masyarakat;
21. Mengembangkan jaringan informasi akdemik di internal madrasah;
22. Memberdayakan potensi madrasah dan lingkungan;
23. Melaksanakan jaringan kerja secara vertikal dan horizontal;
24. Mengembangkan jalinan kerja dengan penyandang dana;
25. Menciptakan usaha-usaha di lingkungan madrasah dan sekitarnya.

E. RENCANA STRATEGIS MADRASAH


Rencana strategis madrasah yang diharapkan oleh Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian
Timur adalah sebagai berikut:
1. Nilai Ujian Nasional (UN) mencapai rata-rata lebih dari 7,70
2. Nilai KKM semua mata pelajaran mencapai rata-rata 71,00
3. 80% lulusan melanjutkan sekolah
4. 90% siswa hafal Juz’amma
5. 100% siswa bisa Baca Tulis Al Qur’an
6. 100% siswa santun berbahasa dalam pergaulan
7. 30% siswa bisa berbahasa inggris
8. 100% siswa menguasai komputer dan menggunakan internet
9. 100% siswa mentaati peraturan madrasah
10. 100% siswa menerapkan pola hidup bersih
11. 100% siswa memiliki wawasan lingkungan yang baik
12. PBM 100 % terlaksana sesuai kalender pendidikan.
13. Penilaian harian, ujian semester, ujian akhir madrasah, ujian nasional terlaksana 100 % sesuai
kalender pendidikan.
14. KKM tersusun dan tersosialisasi kepada siswa dan orang tua siswa.
15. Laporan hasil belajar dan pembagian rapor terlaksana sesuai ketentuan.
16. Dokumen prestasi akademik terdokumentasikan 100 % dengan tertib.
17. Pengembangan silabus oleh guru terlaksana 100 %.
18. Kinerja Guru dalam Penyusunan Administrasi KBM dan perangkat Kurikulum K13 100 % baik.
19. Sikap positif guru untuk memajukan madrasah dan prestasi madrasah baik akademis maupun non-
akademis 100 % baik.
20. Minat memanfaatkan laboratorium sebagai sumber belajar 100% baik.
21. Pemanfaatan perpustakaan madrasah sebagai media dan sumber belajar mencapai 100%.

19
22. Pemanfaatan masjid madrasah sebagai media pembelajaran mencapai 100%.
23. Mengembangkan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar oleh pendidik secara
berkesinambungan untuk memantau proses, kemajuan, dan perbaikan hasil dalam bentuk ulangan
harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, dan ulangan kenaikan kelas.
24. Mengembangkan mekanisme, prosedur, dan instrumen penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
bertujuan menilai pencapaian standar kompetensi lulusan untuk semua mata pelajaran.

20
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

A. STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM


Struktur kurikulum menggambarkan konseptualisasi konten kurikulum dalam bentuk mata pelajaran,
posisi konten/mata pelajaran dalam kurikulum, dostribusi konten/mata pelajaran dalam semester atau tahun,
beban belajar untuk mata pelajaran dan beban belajar per minggu untuk setiap siswa. Struktur kurikulum adalah
juga merupakan aplikasi konsep pengorganisasian konten dalam sistem belajar dan pengorganisasian beban
belajar dalam sistem pembelajaran. Pengorganisasian konten dalam sistem belajar yang digunakan untuk
kurikulum yang akan datang adalah sistem semester sedangkan pengorganisasian beban belajar dalam sistem
pembelajaran berdasarkan jam pelajaran per semester.
Struktur kurikulum juga gambaran mengenai penerapan prinsip kurikulum mengenai posisi seorang
siswa dalam menyelesaikan pembelajaran di suatu satuan atau jenjang pendidikan. Dalam struktur kurikulum
menggambarkan ide kurikulum mengenai posisi belajar seorang siswa yaitu apakah mereka harus
menyelesaikan seluruh mata pelajaran yang tercantum dalam struktur ataukah kurikulum memberi kesempatan
kepada siswa untuk menentukan berbagai pilihan.
Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas, terdapat pula
kegiatan ekstrakurikuler SMP/MTs antara lain Pramuka (Wajib), Organisasi Siswa Intrasekolah, Usaha
Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah Remaja.
Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh
pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya, Pendidikan Jasmani,
Olahraga, dan Kesehatan, dan Prakarya adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh
pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per minggu sesuai dengan kebutuhan peserta didik
pada satuan pendidikan tersebut. Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial dikembangkan sebagai
mata pelajaran integrative science dan integrative social studies, bukan sebagai pendidikan disiplin ilmu.
Keduanya sebagai pendidikan berorientasi aplikatif, pengembangan kemampuan berpikir, kemampuan belajar,
rasa ingin tahu, dan pengembangan sikap peduli dan bertanggung jawab terhadap lingkungan sosial dan alam.
Disamping itu, tujuan pendidikan Ilmu Pengetahuan Sosial menekankan pada pengetahuan tentang bangsanya,
semangat kebangsaan, patriotisme, serta aktivitas masyarakat di bidang ekonomi dalam ruang atau space
wilayah Negara Kesatuan Republik Indonesia. Ilmu Pengetahuan Alam juga ditujukan untuk pengenalan
lingkungan biologi dan alam sekitarnya, serta pengenalan berbagai keunggulan wilayah nusantara.
Seni Budaya terdiri atas empat aspek, yakni seni rupa, seni musik, seni tari, dan seni teater. Masing-masing
aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan dapat memilih aspek yang diajarkan sesuai
dengan kemampuan (guru dan fasilitas) pada satuan pendidikan itu.
Prakarya terdiri atas empat aspek, yakni kerajinan, rekayasa, budidaya, dan pengolahan. Masing-
masing aspek diajarkan secara terpisah dan setiap satuan pendidikan menyelenggarakan pembelajaran
prakarya paling sedikit dua aspek prakarya sesuai dengan kemampuan dan potensi daerah pada satuan
pendidikan itu.
Muatan kurikulum merujuk pada Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68 Tahun 2013
Tentang Kerangka Dasar dan Struktur Kurikulum Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah, dan
Surat Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 2676 Tahun 2013 Tentang Kurikulum 2013 Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab di Madrasah. Kerangka dasar muatan kurikulum ditujukan
seperti pada gambar di bawah ini.

21
Gambar 3.1 Kerangka Struktur Kurikulum
Sumber: (http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/depan)

1. Struktur Kurikulum Mata Pelajaran Umum


a) Kompetensi Inti
Table 3.1. Tabel Kompetensi Inti
Sumber: (http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/depan)

KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI


KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
1. Menghargai dan menghayati 1. Menghargai dan menghayati 1. Menghargai dan menghayati
ajaran agama yang ajaran agama yang ajaran agama yang
dianutnya. dianutnya. dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati 2. Menghargai dan menghayati 2. Menghargai dan menghayati
perilaku jujur, perilaku jujur, perilaku jujur,
disiplin, tanggungjawab, disiplin, tanggungjawab, disiplin, tanggungjawab,
peduli (toleransi, gotong peduli (toleransi, gotong peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya royong), santun, percaya royong), santun, percaya
diri, dalam berinteraksi diri, dalam berinteraksi diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan secara efektif dengan secara efektif dengan
lingkungan sosial dan alam lingkungan sosial dan alam lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dalam jangkauan pergaulan dalam jangkauan pergaulan
dan keberadaannya. dan keberadaannya. dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan 3. Memahami dan menerapkan 3. Memahami dan menerapkan
(faktual, konseptual, dan pengetahuan (faktual, pengetahuan (faktual,
prosedural) berdasarkan konseptual, dan prosedural) konseptual, dan prosedural)

22
rasa ingin tahunya tentang berdasarkan rasa ingin berdasarkan rasa ingin
ilmu pengetahuan, tahunya tentang ilmu tahunya tentang ilmu
teknologi, seni, budaya pengetahuan, teknologi, pengetahuan, teknologi,
terkait fenomena dan seni, budaya terkait seni, budaya terkait
kejadian tampak mata. fenomena dan kejadian fenomena dan kejadian
tampak mata. tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan 4. Mengolah, menyaji dan 4. Mengolah, menyaji dan
menyaji dalam ranah menalar dalam ranah menalar dalam ranah
konkret (menggunakan, konkret (menggunakan, konkret (menggunakan,
mengurai, merangkai, mengurai, merangkai, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan memodifikasi, dan memodifikasi, dan
membuat) dan ranah membuat) dan ranah membuat) dan ranah
abstrak (menulis, membaca, abstrak (menulis, membaca, abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, menghitung, menggambar, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dan mengarang) sesuai dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di dengan yang dipelajari di dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain sekolah dan sumber lain sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut yang sama dalam sudut yang sama dalam sudut
pandang/teori. pandang/teori. pandang/teori.

b) Mata Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu untuk kelas VII dan VIII
Madrasah Tsanawiyah sebagai berikut:
Table 3.2 Tabel Muatan Kurikulum Mata Pelajaran K13
Sumber Arsip MTs N 4 SBT 2019

Mata Pelajaran Alokasi Waktu Per Minggu


Kelompok A Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al Qur’an Hadits 2 2 2
b. Akidah Akhlak 2 2 2
c. Fikih 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2
2. PPKn 3 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6 6
4. Bahasa Arab 3 3 3
5. Matematika 5 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
8. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1. Seni Budaya 3 3 3
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan 3 3 3

23
Kesehatan
3. Prakarya 2 2 2
4. BTQ 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 48 48 48

c) Beban Belajar Mata Pelajaran Umum


Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu
minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1) Beban belajar di Madrasah Tsanawiyah dinyatakan dalam jam pembelajaran per minggu. Beban
belajar satu minggu Kelas VII dan VIII yaitu 50, dan IX adalah 50 jam pembelajaran. Durasi
setiap satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
2) Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit 18 minggu dan
paling banyak 21 minggu.
3) Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling banyak 21
minggu.
4) Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling banyak
16 minggu.
5) Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40 minggu.
d) Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri dari
suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai dengan
pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1) kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
2) kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
3) kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3; dan
4) kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.
2. Struktur Kurikulum Mata Pelajaran PAI dan Bahasa Arab
a) Kompetensi Inti Kurikulum
Sejalan dengan filosofi progresivisme dalam pendidikan, Kompetensi Inti ibaratnya adalah
anak tangga yang harus ditapaki peserta didik untuk sampai pada kompetensi lulusan jenjang
Madrasah Ibtidaiyah sampai pada jenjang Madrasah Aliyah. Kompetensi Inti (KI) meningkat seiring
dengan meningkatnya usia peserta didik yang dinyatakan dengan meningkatnya kelas. Melalui
Kompetensi Inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar (KD) pada kelas yang berbeda
dapat dijaga.
Sebagai anak tangga menuju ke kompetensi lulusan multidimensi, Kompetensi Inti juga
memiliki multidimensi. Untuk kemudahan operasionalnya, kompetensi lulusan pada ranah sikap
dipecah menjadi dua. Pertama, sikap spiritual yang terkait dengan tujuan pendidikan nasional
membentuk peserta didik yang beriman dan bertakwa. Kedua, sikap sosial yang terkait dengan
tujuan pendidikan nasional membentuk peserta didik yang berakhlak mulia, mandiri, demokratis, dan
bertanggung jawab.
Kompetensi Inti bukan untuk diajarkan melainkan untuk dibentuk melalui pembelajaran
berbagai kompetensi dasar dari sejumlah mata pelajaran yang relevan. Dalam hal ini mata
pelajaran diposisikan sebagai sumber kompetensi. Apapun yang diajarkan pada mata
24
pelajaran tertentu pada suatu jenjang kelas tertentu hasil akhirnya adalah Kompetensi Inti
yang harus dimiliki oleh peserta didik pada jenjang kelas tersebut. Tiap mata pelajaran harus
mengacu pada Kompetensi Inti yang telah dirumuskan. Karena itu, semua mata pelajaran yang
diajarkan dan dipelajari pada kelas tersebut harus berkontribusi terhadap pembentukan Kompetensi
Inti.
Kompetensi Inti akan menagih kepada tiap mata pelajaran apa yang dapat dikontribusikannya
dalam membentuk kompetensi yang diharapkan dimiliki oleh peserta didik. Ibaratnya,
Kompetensi Inti adalah pengikat berbagai kompetensi dasar yang harus dihasilkan dengan
mempelajari tiap mata pelajaran serta berfungsi sebagai integrator horizontal antar mata
pelajaran.
Dalam konteks ini, kompetensi inti adalah bebas dari mata pelajaran karena tidak
mewakili mata pelajaran tertentu. Kompetensi Inti menyatakan kebutuhan kompetensi peserta
didik, sedangkan mata pelajaran adalah pasokan kompetensi. Dengan demikian, kompetensi
inti berfungsi sebagai unsur pengorganisasi ( organising element) kompetensi dasar. Sebagai
unsur pengorganisasi, Kompetensi Inti merupakan pengikat untuk organisasi vertikal dan organisasi
horizontal kompetensi dasar.
Organisasi vertikal kompetensi dasar adalah keterkaitan kompetensi dasar satu kelas dengan
kelas di atasnya sehingga memenuhi prinsip belajar yaitu terjadi suatu akumulasi yang
berkesinambungan antar kompetensi yang dipelajari peserta didik. Organisasi horizontal adalah
keterkaitan antara kompetensi dasar satu mata pelajaran dengan kompetensi dasar dari mata
pelajaran yang berbeda dalam satu kelas yang sama sehingga terjadi proses saling memperkuat.
Rumusan Kompetensi Inti dalam buku ini menggunakan notasi: 1) KI-1 untuk Kompetensi
Inti sikap spiritual, 2) KI-2 untuk Kompetensi Inti sikap sosial, 3) KI-3 untuk Kompetensi Inti
pengetahuan (pemahaman konsep), 4) KI-4 untuk kompetensi inti keterampilan. Urutan tersebut
mengacu pada urutan yang disebutkan dalam Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional No.
20 Tahun 2003 yang menyatakan bahwa kompetensi terdiri dari kompetensi sikap, pengetahuan dan
keterampilan.
Selanjutnya Standar Kompetensi Lulusan (SKL) yang telah dirumuskan Madrasah
Tsanawiyah (MTs) dipergunakan untuk merumuskan kompetensi dasar (KD) yang diperlukan
untuk mencapainya. Mengingat standar kompetensi lulusan harus dicapai pada akhir jenjang.
Sebagai usaha untuk memudahkan operasional perumusan kompetensi dasar, diperlukan tujuan
antara yang menyatakan capaian kompetensi pada tiap akhir jenjang kelas pada setiap jenjang
Madrasah Tsanawiyah (MTs). Capaian kompetensi pada tiap akhir jenjang kelas dari Kelas VII
sampai dengan IX, disebut dengan Kompetensi Inti. Adapun kompetensi inti Madrasah Tsanawiyah
(MTs) untuk kelas VII sebagai berikut:
1) Menghargai dan menghayati ajaran agama yang dianutnya;
2) Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya;
3) Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata;
dan
4) Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca, menghitung,

25
menggambar, dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori.
b) Mata Pelajaran Madrasah
Kompetensi Dasar dibutuhkan untuk mendukung pencapaian kompetensi lulusan melalui
Kompetensi Inti. Selain itu, Kompetensi Dasar diorganisir ke dalam berbagai mata pelajaran yang
pada gilirannya berfungsi sebagai sumber kompetensi. Mata pelajaran yang dipergunakan
sebagai sumber kompetensi tersebut harus mengacu pada ketentuan yang tercantum pada
Undang-undang Sistem Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2003, khususnya ketentuan pada
Pasal 37.
Selain jenis mata pelajaran yang diperlukan untuk membentuk kompetensi, juga
diperlukan beban belajar per minggu dan per semester atau per tahun. Beban belajar ini
kemudian didistribusikan ke berbagai mata pelajaran sesuai dengan tuntutan kompetensi yang
diharapkan dapat dihasilkan oleh tiap mata pelajaran. Mata Pelajaran dan beban belajar sesuai
dengan point b) pada struktur muatan kurikulum mata pelajaran umum.
c) Kompetensi Dasar Kurikulum 2013 di Madrasah
Sebagai rangkaian untuk mendukung Kompetensi Inti, capaian pembelajaran mata
pelajaran diuraikan menjadi kompetensi-kompetensi dasar. Pencapaian Kompetensi Inti adalah
melalui pembelajaran kompetensi dasar yang disampaikan melalui mata pelajaran. Rumusannya
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta ciri
dari suatu mata pelajaran sebagai pendukung pencapaian.
Kompetensi Inti, kompetensi dasar dikelompokkan menjadi empat esuai dengan
rumusan Kompetensi Inti yang didukungnya, yaitu: 1). Kelompok kompetensi dasar sikap
spiritual (mendukung KI-1) atau kelompok 1, 2). Kelompok kompetensi dasar sikap sosial
(mendukung KI-2) tau kelompok 2, 3). Kelompok kompetensi dasar pengetahuan (mendukung
KI-3) atau kelompok 3, dan 4). Kelompok kompetensi dasar keterampilan (mendukung KI-4) atau
kelompok 4. Uraian kompetensi dasar yang rinci ini adalah untuk memastikan bahwa capaian
pembelajaran tidak berhenti sampai pengetahuan saja, melainkan harus berlanjut ke keterampilan,
dan bermuara pada sikap. Melalui Kompetensi Inti, tiap mata pelajaran ditekankan bukan
hanya memuat kandungan pengetahuan saja, tetapi juga memuat kandungan proses yang berguna
bagi pembentukan keterampilannya. Selain itu juga memuat pesan tentang pentingnya memahami
mata pelajaran tersebut sebagai bagian dari pembentukan sikap. Hal ini penting mengingat
kompetensi pengetahuan sifatnya dinamis karena pengetahuan masih selalu berkembang.
Kemampuan keterampilan akan bertahan lebih lama dari kompetensi pengetahuan,
sedangkan yang akan terus melekat pada dan akan dibutuhkan oleh peserta didik adalah
sikap. Kompetensi dasar dalam kelompok Kompetensi Inti sikap (KI-1 dan KI-2) bukanlah untuk
peserta didik karena kompetensi ini tidak diajarkan, tidak dihafalkan, dan tidak diujikan, tetapi
sebagai pegangan bagi pendidik bahwa dalam mengajarkan mata pelajaran tersebut ada pesan-
pesan sosial dan spiritual sangat penting yang terkandung dalam materinya.
Dengan kata lain, kompetensi dasar yang berkenaan dengan sikap spiritual (mendukung KI-1)
dan individual-sosial (mendukung KI-2) dikembangkan secara tidak langsung (indirect teaching)
yaitu pada waktu peserta didik belajar tentang pengetahuan (mendukung KI-3) dan
keterampilan (mendukung KI-4).
Untuk memastikan keberlanjutan penguasaan kompetensi, proses pembelajaran dimulai dari
kompetensi pengetahuan, kemudian dilanjutkan menjadi kompetensi keterampilan, dan berakhir
pada pembentukan sikap. Dengan demikian, proses penyusunan maupun pemahamannya (dan

26
bagaimana membacanya) dimulai dari Kompetensi Dasar kelompok Hasil rumusan Kompetensi
Dasar kelompok 3 dipergunakan untuk merumuskan Kompetensi Dasar kelompok 4.
Hasil rumusan Kompetensi Dasar kelompok 3 dan 4 dipergunakan untuk merumuskan
Kompetensi Dasar kelompok 1 dan 2. Proses berkesinambungan ini untuk memastikan bahwa
pengetahuan berlanjut ke keterampilan dan bermuara ke sikap sehingga ada keterkaitan erat
yang mendekati linier antara kompetensi dasar pengetahuan, keterampilan dan sikap.
3. Standar Kompetensi Lulusan
Standar Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan lulusan yang
mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar Kompetensi Lulusan digunakan sebagai
acuan utama pengembangan standar isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar
pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar
pembiayaan.
Untuk mengetahui ketercapaian dan kesesuaian antara Standar Kompetensi Lulusan dan
lulusan dari masing-masing satuan pendidikan dan kurikulum yang digunakan pada satuan
pendidikan tertentu perlu dilakukan monitoring dan evaluasi secara berkala dan berkelanjutan
dalam setiap periode. Hasil yang diperoleh dari monitoring dan evaluasi digunakan sebagai bahan
masukan bagi penyempurnaan Standar Kompetensi Lulusan di masa yang akan datang.
Lulusan Madrasah Tsanawiyah diharapkan memiliki sikap, pengetahuan, dan keterampilan
sebagai berikut:
Tabel 3.2 Tabel Kompetensi Lulusan
Sumber Arsip MTs N 4 SBT 2019

Madrasah Tsanawiyah
Dimensi Kualifikasi Kemampuan
Sikap Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
1. Berimandan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
2. Berkarakter, jujur dan peduli
3. Bertanggung jawab
4. Pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
5. Sehat jasmani dan rohani
Sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara
dan kawasan regional.
Pengetahuan Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, dan prosedural
dalam ilmu pengetahuan, metakognitif pada tingkat tekhnis dan
spesifik sederhana berkenaan dengan:
1. Ilmu pengetahuan
2. Teknologi
3. Seni, dan
4. Budaya
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam kontek diri sendiri,
keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, negara dan kawasan regional
Keterampilan Memiliki kemampuan pikir dan tindak:

27
1. Kreatif
2. Produktif
3. Kritis
4. Mandiri
5. Kolaboratif
6. Komunikatif
Melalui pendekatan ilmiah sesui dengan yang dipelajari di
satuan pendidikan dan sumber lain secara mandiri.
Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang pendidikan memperhatikan:
a. Perkembang psikologis anak
b. Lingkup dan kedalaman
c. Kesinambungan
d. Fungsi satuan pendidikan
e. Lingkungan.
4. Standar Penilaian Pendidikan (Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 23 Tahun 2016)
a. Pengertian
Menurut Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun
2016 Standar Penilaian Pendidikan adalah kriteria mengenai mekanisme, prosedur, dan instrumen
penilaian hasil belajar peserta didik yang digunakan sebagai dasar dalam penilaian hasil belajar peserta
didik pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan informasi untuk mengukur
pencapaian hasil belajar peserta didik mencakup: penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
berbasis portofolio, ulangan, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,
ujian tingkat kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian nasional, dan ujian
sekolah/madrasah, yang diuraikan sebagai berikut.
1) Penilaian otentik merupakan penilaian yang dilakukan secara komprehensif untuk menilai
mulai dari masukan (input), proses,dan keluaran (output) pembelajaran.
2) Penilaian diri merupakan penilaian yang dilakukan sendiri oleh peserta didik secara reflektif
untuk membandingkan posisi relatifnya dengan kriteria yang telah ditetapkan.
3) Penilaian berbasis portofolio merupakan penilaian yang dilaksanakan untuk menilai
keseluruhan entitas proses belajar peserta didik termasuk penugasan perseorangan dan/atau
kelompok di dalam dan/atau di luar kelas khususnya pada sikap/perilaku dan keterampilan.
4) Ulangan merupakan proses yang dilakukan untuk mengukur pencapaian kompetensi peserta
didik secara berkelanjutan dalam proses pembelajaran, untuk memantau kemajuan dan
perbaikan hasil belajar peserta didik.
5) Ulangan harian merupakan kegiatan yang dilakukan secara periodik untuk menilai kompetensi
peserta didik setelah menyelesaikan satu Kompetensi Dasar (KD) atau lebih.
6) Ulangan tengah semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik setelah melaksanakan 8 - 9 minggu kegiatan
pembelajaran. Cakupan ulangan tengah semester meliputi seluruh indikator yang
merepresentasikan seluruh KD pada periode tersebut.
7) Ulangan akhir semester merupakan kegiatan yang dilakukan oleh pendidik untuk mengukur
pencapaian kompetensi peserta didik di akhir semester. Cakupan ulangan meliputi seluruh
indikator yang merepresentasikan semua KD pada semester tersebut.

28
8) Ujian Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UTK merupakan kegiatan pengukuran
yang dilakukan oleh satuan pendidikan untuk mengetahui pencapaian tingkat kompetensi.
Cakupan UTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan Kompetensi Inti
pada tingkat kompetensi tersebut.
9) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi yang selanjutnya disebut UMTK merupakan kegiatan
pengukuran yang dilakukan oleh pemerintah untuk mengetahui pencapaian tingkat
kompetensi. Cakupan UMTK meliputi sejumlah Kompetensi Dasar yang merepresentasikan
Kompetensi Inti pada tingkat kompetensi tersebut.
10) Ujian Nasional yang selanjutnya disebut UN merupakan kegiatan pengukuran kompetensi
tertentu yang dicapai peserta didik dalam rangka menilai pencapaian Standar Nasional
Pendidikan, yang dilaksanakan secara nasional.
11) Ujian Sekolah/Madrasah merupakan kegiatan pengukuran pencapaian kompetensi di luar
kompetensi yang diujikan pada UN, dilakukan oleh satuan pendidikan
b. Tujuan Penilaian
Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
didasarkan pada tujuan sebagai berikut:
1) Penilain hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau dan mengevaluasi proses,
kemajuan belajara, dan perbaikan hasil belajar peserta didik secara kesinambungan
2) Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan bertujuan untuk menilai penncapaian Standar
Kompetensi Lulusan untuk semua mata pelajaran.
3) Penilaian hasil belajar oleh pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan
secara nasional pada mata pelajaran tertentu.

c. Prinsip dan Pendekatan Penilaian


Penilaian hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut.
1) Objektif, berarti penilaian berbasis pada standardan tidak dipengaruhi faktor subjektivitas
penilai.
2) Terpadu, berarti penilaian oleh pendidik dilakukan secara terencana, menyatu dengan kegiatan
pembelajaran, dan berkesinambungan.
3) Ekonomis, berarti penilaian yang efisien dan efektif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
pelaporannya.
4) Transparan, berarti prosedur penilaian, kriteria penilaian, dan dasar pengambilan keputusan
dapat diakses oleh semua pihak.
5) Akuntabel, berarti penilaian dapat dipertanggungjawabkan kepadapihak internal sekolah
maupun eksternal untuk aspek teknik, prosedur, dan hasilnya.
6) Edukatif, berarti mendidik dan memotivasi peserta didik dan guru.
Pendekatan penilaian yang digunakan adalah penilaian acuan kriteria (PAK). PAK merupakan
penilaian pencapaian kompetensi yang didasarkan pada kriteria ketuntasan minimal (KKM). KKM
merupakan kriteria ketuntasan belajar minimal yang ditentukan oleh satuan pendidikan dengan
mempertimbangkan karakteristik Kompetensi Dasar yang akan dicapai, daya dukung, dan
karakteristik peserta didik.
d. Ruang Lingkup, Teknik, dan Instrumen Penilaian
1) Ruang Lingkup Penilaian

29
Penilaian hasil belajar peserta didik mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan yang dilakukan secara berimbang sehingga dapat digunakan untuk menentukan
posisi relatif setiap peserta didik terhadap standar yang telah ditetapkan. Cakupan penilaian
merujuk pada ruang lingkup materi, kompetensi mata pelajaran/kompetensi muatan/kompetensi
program, dan proses
2) Teknik dan Instrumen Penilaian
Teknik dan instrumen yang digunakan untuk penilaian kompetensi sikap, pengetahuan, dan
keterampilan sebagai berikut.
a) Penilaian kompetensi sikap
a. Penilaian Sikap adalah penilaian terhadap perilaku peserta didik dalam proses
pembelajaran, di dalam kelas, dan di luar kelas untuk menumbuhkembangkan sikap,
perilaku dan karakter setiap peserta didik.
b. Penilaian sikap Spiritual dilakukan dalam rangka membentuk sikap siswa agar mampu
menghargai, menghayati, dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
c. Penilaian sikap Sosial dilakukan utk membentuk sikap sosial siswa yang mampu
menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab, peduli, santun, dan
percaya diri dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial dan lingkungan
alam dimana mereka berada

Gambar 3.2 Kerangka Penilaian Kompetensi Sikap


Sumber: (http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/depan)

Langkah-langkah membuat rekapitulasi penilaian kompetensi sikap selama satu semester:


a. Guru MP, wali kls, dan BK melakukan penilaian sikap selama pembelajaran melalui pengamatan
dengan mencatat setiap kejadian yang menonjol
b. Catatan hasil pengamatan sikap yang dilakukan oleh guru MP , wali kls, dan BK serta hasil catatan
penilaian diri dan antar teman dikelompokkan ke dalam kompetensi sikap spiritual dan kompetensi
sikap sosial.
c. Buat deskripsi pada kompetensi sikap spiritual dan kompetensi sikap sosial yang sesuai dengan
pencapaian peserta didik berdasarkan catatan observasi.
d. Deskripsi pada kompetensi sikap ditulis dengan kalimat positif berdasarkan kumpulan hasil
observasi (catatan) aspek yang menonjol.
e. Deskripsi kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial yang belum mencapai kriteria (indikator)
dideskripsikan sebagai aspek yang perlu pembimbingan.
f. Deskripsi sikap setiap siswa oleh guru MP diserahkan ke wali kelas
g. Wali kelas mengolah deskripsi setiap siswa asuhnya untuk menjadi deskripsi sikap akhir
h. Wali kelas menulis deskrispsi sikap setiap siwa pada rapor

Gambar 3.3 Kerangka Penilaian Kompetensi Sikap

30
Sumber: (http://www.kemdikbud.go.id/kemdikbud/depan)

b) Penilaian Kompetensi Pengetahuan


Pendidik menilai kompetensi pengetahuan melalui tes tulis, tes lisan, dan penugasan.
1. Instrumen tes tulis berupa soal pilihan ganda, isian, jawaban singkat, benar-salah,
menjodohkan, dan uraian. Instrumen uraian dilengkapi pedoman penskoran.
2. Instrumen tes lisan berupa daftar pertanyaan.
3. Instrumen penugasan berupa pekerjaan rumah dan/atau projek yang dikerjakan
secara individu atau kelompok sesuai dengan karakteristik tugas.
c) Penilaian Kompetensi Keterampilan
Pendidik menilai kompetensi keterampilan melalui penilaian kinerja, yaitu penilaian yang
menuntut peserta didik mendemonstrasikan suatu kompetensi tertentu dengan
menggunakan tes praktik, projek, dan penilaian portofolio. Instrumen yang digunakan
berupa daftar cek atau skala penilaian (rating scale) yang dilengkapi rubrik.
1. Tes praktik adalah penilaian yang menuntut respon berupa keterampilan melakukan
suatu aktivitas atau perilaku sesuai dengan tuntutan kompetensi.
2. Projek adalah tugas-tugas belajar ( learning tasks) yang meliputi kegiatan
perancangan, pelaksanaan, dan pelaporan secara tertulis maupun lisan dalam waktu
tertentu.
3. Penilaian portofolio adalah penilaian yang dilakukan dengan cara menilai kumpulan
seluruh karya peserta didik dalam bidang tertentu yang bersifat reflektif-integratif
untuk mengetahui minat, perkembangan, prestasi, dan/atau kreativitas peserta didik
dalam kurun waktu tertentu. Karya tersebut dapat berbentuk tindakan nyata yang
mencerminkan kepedulian peserta didik terhadap lingkungannya.
Instrumen penilaian harus memenuhi persyaratan:
1. substansi yang merepresentasikan kompetensi yang dinilai;
2. konstruksi yang memenuhi persyaratan teknis sesuai dengan bentuk instrumen yang
digunakan; dan
3. penggunaan bahasa yang baik dan benar serta komunikatif sesuai dengan tingkat
perkembangan peserta didik.

e. Mekanisme dan Prosedur Penilaian

31
1) Penilaian hasil belajar pada jenjang pendidikan dasar dan menengah dilaksanakan oleh
pendidik, satuan pendidikan, Pemerintah dan/atau lembaga mandiri.
2) Penilaian hasil belajar dilakukan dalam bentuk penilaian otentik, penilaian diri, penilaian
projek, ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester, ujian tingkat
kompetensi, ujian mutu tingkat kompetensi, ujian sekolah, dan ujian nasional.
a) Penilaian otentik dilakukan oleh guru secara berkelanjutan.
b) Penilaian diri dilakukan oleh peserta didik untuk tiap kali sebelum ulangan harian.
c) Penilaian projek dilakukan oleh pendidik untuk tiap akhir bab atau tema pelajaran.
d) Ulangan harian dilakukan oleh pendidik terintegrasi dengan proses pembelajaran
dalam bentuk ulangan atau penugasan.
e) Ulangan tengah semester dan ulangan akhir semester, dilakukan oleh pendidik di
bawah koordinasi satuan pendidikan.
f) Ujian tingkat kompetensi dilakukan oleh satuan pendidikan pada akhir kelas II
(tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI (tingkat 5),
dengan menggunakan kisi-kisi yang disusun oleh Pemerintah. Ujian tingkat kompetensi
pada akhir kelas VI (tingkat 3), kelas IX (tingkat 4A), dan kelas XII (tingkat 6)
dilakukan melalui UN.
g) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi dilakukan dengan metode survei oleh Pemerintah
pada akhir kelas II (tingkat 1), kelas IV (tingkat 2), kelas VIII (tingkat 4), dan kelas XI
(tingkat 5).
h) Ujian sekolah dilakukan oleh satuan pendidikan sesuai dengan peraturan perundang-
undangan
i) Ujian Nasional dilakukan oleh Pemerintah sesuai dengan peraturan perundang-
undangan.
3) Perencanaan ulangan harian dan pemberian projek oleh pendidik sesuai dengan silabus
dan dijabarkan dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
4) Kegiatan ujian sekolah/madrasah dilakukan dengan langkah-langkah:
a) menyusun kisi-kisi ujian;
b) mengembangkan (menulis, menelaah, dan merevisi) instrumen;
c) melaksanakan ujian;
d) mengolah (menyekor dan menilai) dan menentukan kelulusan peserta didik; dan
e) melaporkan dan memanfaatkan hasil penilaian.
5) Ujian nasional dilaksanakan sesuai langkah-langkah yang diatur dalam Prosedur Operasi
Standar (POS).
6) Hasil ulangan harian diinformasikan kepada peserta didik sebelum diadakan ulangan
harian berikutnya. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti pembelajaran
remedial.
7) Hasil penilaian oleh pendidik dan satuan pendidikan dilaporkan dalam bentuk nilai dan
deskripsi pencapaian kompetensi kepada orangtua dan pemerintah.
f. Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian
1) Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pendidik
Penilaian hasil belajar oleh pendidik yang dilakukan secara berkesinambungan bertujuan untuk
memantau proses dan kemajuan belajar peserta didik serta untuk meningkatkan efektivitas
pembelajaran.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik memperhatikan hal-hal sebagai berikut.

32
a) Proses penilaian diawali dengan mengkaji silabus sebagai acuan dalam membuat
rancangan dan kriteria penilaian pada awal semester. Setelah menetapkan kriteria
penilaian, pendidik memilih teknik penilaian sesuai dengan indikator dan mengembangkan
instrumen serta pedoman penyekoran sesuai dengan teknik penilaian yang dipilih.
b) Pelaksanaan penilaian dalam proses pembelajaran diawali dengan penelusuran dan
diakhiri dengan tes dan/atau nontes. Penelusurandilakukan dengan menggunakan teknik
bertanya untuk mengeksplorasi pengalaman belajar sesuai dengan kondisi dan tingkat
kemampuan peserta didik.
c) Penilaian pada pembelajaran tematik-terpadu dilakukan dengan mengacu pada indikator
dari Kompetensi Dasar setiap mata pelajaran yang diintegrasikan dalam tema tersebut.
d) Hasil penilaian oleh pendidik dianalisis lebih lanjut untuk mengetahui kmajuan dan
kesulitan belajar, dikembalikan kepada peserta didik disertai balikan (feedback) berupa
komentar yang mendidik (penguatan) yang dilaporkan kepada pihak terkait
dandimanfaatkan untuk perbaikan pembelajaran.
e) Laporan hasil penilaian oleh pendidik berbentuk:
1. nilai dan/atau deskripsi pencapaian kompetensi, untuk hasil penilaian kompetensi
pengetahuan dan keterampilan termasuk penilaian hasil pembelajaran tematik-terpadu.
2. deskripsi sikap, untuk hasil penilaian kompetensi sikap spiritual dan sikap sosial.
f) Laporan hasil penilaian oleh pendidik disampaikan kepada kepala sekolah/madrasah dan
pihak lain yang terkait (misal: wali kelas, guru Bimbingan dan Konseling, dan orang
tua/wali) pada periode yang ditentukan.
g) Penilaian kompetensi sikap spiritual dan sosial dilakukan oleh semua pendidik selama
satu semester, hasilnya diakumulasi dan dinyatakan dalam bentuk deskripsi kompetensi oleh
wali kelas/guru kelas.
2) Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Satuan Pendidikan
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan untuk menilai pencapaian kompetensi
lulusan peserta didik yang meliputi kegiatan sebagai berikut:
a) menentukan kriteria minimal pencapaian Tingkat Kompetensi dengan mengacu pada
indikator Kompetensi Dasar tiap mata pelajaran;
b) mengoordinasikan ulangan harian, ulangan tengah semester, ulangan akhir semester,
ulangan kenaikan kelas, ujian tingkat kompetensi, dan ujian akhir sekolah/madrasah;
c) menyelenggarakan ujian sekolah/madrasah dan menentukan kelulusan peserta didik dari
ujian sekolah/madrasah sesuai dengan POS Ujian Sekolah/Madrasah;
d) menentukan kriteria kenaikan kelas;
e) melaporkan hasil pencapaian kompetensi dan/atau tingkat kompetensi kepada orang
tua/wali peserta didik dalam bentuk buku rapor;
f) melaporkan pencapaian hasil belajar tingkat satuan pendidikan kepada dinas pendidikan
kabupaten/kota dan instansi lain yang terkait;
g) melaporkan hasil ujian Tingkat Kompetensi kepada orangtua/wali peserta didik dan dinas
pendidikan.
h) menentukan kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan melalui rapat dewan pendidik
sesuai dengan kriteria:
1. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;

33
2. mencapai tingkat Kompetensi yang dipersyaratkan, dengan ketentuan kompetensi
sikap (spiritual dan sosial) termasuk kategori baik dan kompetensi pengetahuan dan
keterampilan minimal sama dengan KKM yang telah ditetapkan;
3. lulus ujian akhir sekolah/madrasah; dan
4. lulus Ujian Nasional.
i) menerbitkan Surat Keterangan Hasil Ujian Nasional (SKHUN) setiap peserta didik bagi satuan
pendidikan penyelenggara Ujian Nasional; dan
j) menerbitkan ijazah setiap peserta didik yang lulus dari satuan pendidikan bagi satuan
pendidikan yang telah terakreditasi.
3) Pelaksanaan dan Pelaporan Penilaian oleh Pemerintah
Penilaian hasil belajar oleh Pemerintah dilakukan melalui Ujian Nasional dan ujian mutu
Tingkat Kompetensi, dengan memperhatikan hal-hal berikut.
a) Ujian Nasional
1. Penilaian hasil belajar dalam bentuk UN didukung oleh suatu sistem yang menjamin
mutu dan kerahasiaan soal serta pelaksanaan yang aman, jujur, dan adil.
2. Hasil UN digunakan untuk:
a. salah satu syarat kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan;
b. salah satu pertimbangan dalam seleksi masuk ke jenjang pendidikan berikutnya;
c. pemetaan mutu; dan
d. pembinaan dan pemberian bantuan untuk peningkatan mutu.
3. Dalam rangka standarisasi UN diperlukan acuan berupa kisi-kisi bersifat nasional yang
dikembangkan oleh Pemerintah, sedangkan soalnya disusun oleh Pemerintah Pusat
dan/atau Pemerintah Daerah dengan komposisi tertentu yang ditentukan oleh
Pemerintah.
4. Sebagai salah satu penentu kelulusan peserta didik dari satuan pendidikan, kriteria
kelulusan UN ditetapkan setiap tahun oleh Pemerintah.
5. Dalam rangka penggunaan hasil UN untuk pemetaan mutu program dan/atau satuan
pendidikan, Pemerintah menganalisis dan membuat peta daya serap UN dan
menyampaikan hasilnya kepada pihak yang berkepentingan.
b) Ujian Mutu Tingkat Kompetensi
1. Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan oleh Pemerintah pada seluruh satuan pendidikan
yang bertujuan untuk pemetaan dan penjaminan mutu pendidikan di suatu satuan
pendidikan.
2. Ujian mutu Tingkat Kompetensi dilakukan sebelum peserta didik menyelesaikan
pendidikan pada jenjang tertentu, sehingga hasilnya dapat dimanfaatkan untuk
perbaikan proses pembelajaran.
3. Instrumen, pelaksanaan, dan pelaporan ujian mutu Tingkat Kompetensi mampu
memberikan hasil yang komprehensif sebagaimana hasil studi lain dalam skala
internasional.

B. MUATAN KURIKULUM
1. Muatan Kurikulum Mata Pelajaran
Sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6
ayat (1), maka muatan kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian Timur memuat 5 (lima)
kelompok mata pelajaran, yaitu:

34
1. Kelompok Mata Pelajaran Agama dan Akhlak Mulia;
2. Kelompok Mata Pelajaran Kewarganegaraan dan Kepribadian;
3. Kelompok Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan dan Teknologi;
4. Kelompok Mata Pelajaran Estetika;
5. Kelompok Mata Pelajaran Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan.
Kelompok mata pelajaran tersebut:
a. Pendidikan Agama Islam:
a) Al Qur’an Hadits
b) Akidah Akhlak
c) Fikih
d) Sejarah Kebudayaan Islam
b. Pendidikan Kewarganegaraan
c. Bahasa Indonesia
d. Bahasa Arab
e. Bahasa Inggris
f. Matematika
g. Ilmu Pengetahuan Alam
h. Ilmu Pengetahuan Sosial
i. Seni Budaya dan Keterampilan
j. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan
k. Teknologi Informasi dan Komunikasi

Dengan rincian alokasi waktu beban mengajar untuk setiap mata pelajaran sebagai berikut:
Table 3.3 Tabel Muatan Kurikulum Mata Pelajaran
Sumber: Arsip MTs N 4 SBT 2019
Kelas dan Alokasi
Komponen Waktu
Kelas IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al - Qur’an Hadits 2
b. Akidah Akhlak 2
c. Fikih 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan 3
3. Bahasa Indonesia 6
4. Bahasa Arab 3
5. Bahasa Inggris 4
6. Matematika 5
7. Ilmu Pengetahuan Alam 5
8. Ilmu Pengetahuan Sosial 4
9. Seni Budaya dan Keterampilan 3
35
10. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3
11. Prakarya 2
B. Muatan Lokal
1. BTQ 2
Jumlah 50

2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan kompetensi yang disesuaikan
dengan ciri khas dan potensi daerah, termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi bagian
dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi
muatan lokal ditentukan oleh satuan pendidikan, tidak terbatas pada mata pelajaran keterampilan. Muatan lokal
merupakan mata pelajaran, sehingga satuan pendidikan harus mengembangkan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Satuan pendidikan dapat
menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap semester. Ini berarti bahwa dalam satua tahun
satuan pendidikan dapat menyelenggarakan mata pelajaran muatan lokal.

a. Muatan Lokal Baca Tulis Qur’an


Substansi muatan lokal yang ditentukan oleh Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian Timur,
bentuk kegiatannya kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan ciri khas madrasah dan kompetensi yang
disesuaikan potensi lingkungan madrasah, termasuk keunggulan daerah yang materinya dikelompokkan ke
dalam mata pelajaran.
Bahasa Sunda termasuk muatan lokal keunggulan daerah yang wajib diadopsi oleh madrasah.
Penyusunan dan pengembangan SK dan KD Bahasa Sunda berdasarkan Standar Kompetensi Lulusan Bahasa
Sunda dari Provinsi Jawa Barat. Untuk mengembangkan ciri khas madrasah, madrasah menetapkan muatan
lokal Baca Tulis Qur’an (BTQ) dimana Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar disusun berdasarkan hasil
musyawarah madrasah dengan komite madrasah.
Kurikulum Baca Tulis Qur’an (BTQ) Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian Timur
Jampangkulon merupakan kokurikuler atau kurikulum muatan lokal. Penyusunannya diadopsi dari Peraturan
Menteri Agama RI Nomor 2 Tahun 2008 khususnya Standar Kompetensi mata pelajaran Al Qur’an Hadits.
Selanjutnya dikembangkan dengan pendekatan sebagai berikut:
1) menitik beratkan target kompetensi dari pada penguasaan materi;
2) mengakomodasi keragaman kebutuhan dan sumber daya pendidikan yang tersedia di madrasah;
3) disesuaikan dengan kebutuhan dan situasi kondisi lingkungan madrasah.
Kurikulum BTQ pada Standar Kompetensi terbagi menjadi standar kompetensi yang menyangkut teori
dan standar kompetensi yang menyangkut praktek. Sasarannya peserta didik dapat benar-benar menguasai
dan menerapkan Al Qur’an dalam kehidupoan sehari-hari (terinternalisasinya teori dan praktek dalam diri
peserta didik).
Kurikulum ini diharapkan dapat membantu guru sebagai pelaksana pendidikan karena dilengkapi
dengan Standar Kompetensi, dan Kompetensi Dasar sebagai acuan untuk mengembangkan peranan proses
pembelajaran dan evaluasi proses pembelajaran sesuai kebutuhan madrasah. Nilai karakter yang diharapkan
dari muatan lokal BTQ adalah sebagai berikut:
1) Religius artinya pikiran, perkataan, dan tindakan seseorang yang diupayakan selalu berdasarkan pada
nilai-nilai Ketuhanan dan/atau ajaran agamanya.

36
2) Jujur artinya perilaku yang didasarkan pada upaya menjadikan dirinya sebagai orang yang selalu dapat
dipercaya dalam perkataan, tindakan, dan pekerjaan, baik terhadap diri dan pihak lain.
3) Bertanggung jawab yaitu sikap dan perilaku seseorang untuk melaksanakan tugas dan kewajibannya
sebagaimana yang seharusnya dia lakukan, terhadap diri sendiri, masyarakat, lingkungan, Negara dan
Alloh SWT.
4) Cinta Al Qur’an cara berpikir, bersikap dan berbuat yang menunjukkan kesetiaan, kepedulian, dan
penghargaan yang tinggi terhadap Al Qur’an.
5) Sadar akan hak dan kewajiban sebagai muslim yaitu fasih membaca Al Qur’an.
6) Santun yaitu sifat yang halus dan baik dari sudut pandang tata bahasa maupun tata perilakunya ke semua
orang.
Secara fungsional pelajaran BTQ memiliki fungsi sebagai berikut:
1) Pengajaran, yaitu penyampaian ilmu pengetahuan yang merupakan informasi cara membaca Al Qur’an
dengan baik dan benar.
2) Sumber nilai, pengajaran BTQ dapat melandasi nilai sikap, nilai keyakinan dan akhlak untuk terbentuknya
insan yang utuh dalam rangka mencapai kebahagiaan hidup di dunia dan di akhirat kelak.
3) Sumber motivasi, memberikan dorongan dan semangat yang kuat dalam beramal dan lebih meyakini akan
makna perbuatan yang dilakukannya.
4) Pengembangan, yaitu pengembangan daya pikir dan nalar peserta didik melalui proses pendidikannya
(membaca, menghafal Al Qur’an dan Hadits), sehingga dapat dikembangkan lebih lanjut daya nalar dan
kemampuan sesuai dengan tingkat perkembangannya.
5) Perbaikan, yaitu dapat memberikan kesadaran dan kecerdasan dalam memperbaiki kesalahan-kesalahan
dalam keyakinan, pemahaman dan pengalaman ajaran Islam dalam kehidupan sehari-hari.
6) Pencegahan, yaitu dapat memberikan kekuatan dan kemantapan diri dalam mencegah segala hal yang
dating dari berbagai sisi kehidupannya yang dapat membahayakan dan menghambat peserta didik dalam
perkembangannya menuju keimanan dan ketaqwaan.
7) Pembiasaan, yaitu pemahaman ilmu pengetahuan, penanaman dan pengembangan nilai-nilai Al Qur’an
dalam konteks lingkungan fisik dan sosial.
Standar Kompetensi (SK) dan Kompetensi Dasar (KD) untuk muatan lokal disesuaikan dengan mata
pelajaran Al Qur’an Hadits:
Standar Isi BTQ Kelas 8
Standar Kompetensi:
1. Fasih Membaca Ayat-Ayat Suci Al-Qur’an
2. Hafal Surat Al Insyirah, Al lail, Al Balad dan Asy Syams
3. Mengamalkan Ayat-ayat al-qur’an dalam kehidupan Sehari-hari
Table 3.5 Tabel Standar Isi BTQ
Sumber: Arsip MTs 4 SBT 2019

Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Hasil Belajar


Membaca, Surat Al Insyirah  Membaca dan Hafal Membaca, Hafal,
Menghafal, Surat Al Insyirah Mengartikan Dan
mengartikan dan  Mengartikan Surat Al Menyalin Surat Al
Menyalin Surat Al Insyirah Insyirah
Insyirah  Menyalin Surat Al
Insyirah
Membaca, Surat Al lail  Membaca dan Hafal Membaca, Hafal,
37
Menghafal, Surat Al Mengartikan Dan
mengartikan dan lailMengartikan Surat Menyalin Surat Al
Menyalin Surat Al Al lail lail
lail  Menyalin Surat Al lail
Membaca, Surat Al Balad  Membaca dan Hafal Membaca, Hafal,
Menghafal, Surat Al Balad Mengartikan Dan
mengartikan dan  Mengartikan Surat Al Menyalin Surat Al
Menyalin Surat Al Balad Balad
Balad  Menyalin Surat Al
Balad
Membaca, Surat Asy Syams  Membaca dan Hafal Membaca, Hafal,
Menghafal, Surat Asy Syams Mengartikan Dan
mengartikan dan  Mengartikan Surat Menyalin Surat
Menyalin Surat Asy Asy Syams Asy Syams
Syams  Menyalin Surat Asy
Syams
Menerapkan Qalqalah, lam,  Mendefiniskan Menerapkan
Hukum Bacaan dan ra pengertian Qalqalah, hukum bacaan
Qalqalah, lam, dan lam, dan ra Qalqalah, lam,
ra  Mempraktikan bacaan dan ra
Qalqalah, lam, dan ra
Mempraktikan Mad  Mendefiniskan Menjelaskan dan
hukum bacaan Mad pengertian Mad Mempraktikan
 Mempraktikan bacaan hukum bacaan
Mad dalam ayat-ayat Mad
pilihan
 Mempraktikan bacaan
Mim Mati dalam ayat-
ayat pilihan

Standar Isi BTQ Kelas 9


Standar Kompetensi:
1. Fasih Membaca Ayat-Ayat Suci Al-Qur’an
2. Hafal Surat Al Ghosyiyah dan Al ‘Ala
3. Mengamalkan Ayat-ayat al-qur’an dalam kehidupan Sehari-hari

Table 3.6 Tabel Standar Kompetensi BTQ


Sumber: Arsip MTs N 4 SBT 2019

Kompetensi Dasar Materi Pokok Indikator Hasil Belajar


Membaca, Surat Al  Membaca dan Hafal Membaca, Hafal,
Menghafal, Ghosyiyah Surat Al Ghosyiyah Mengartikan Dan
mengartikan dan  Mengartikan Surat Al Menyalin Surat Al
Menyalin Surat Al Ghosyiyah Ghosyiyah

38
Ghosyiyah  Menyalin Surat Al
Ghosyiyah
Membaca, Surat Al ‘Ala  Membaca dan Hafal Membaca, Hafal,
Menghafal, Surat Al ‘Ala Mengartikan Dan
mengartikan dan  Mengartikan Surat Al Menyalin Surat Al
Menyalin Surat Al ‘Ala ‘Al
‘Ala  Menyalin Surat Al ‘Ala
Mempraktikan Mad  Mendefiniskan Menerapkan
hukum mad silah pengertian mad silah hukum mad silah
 Mempraktikan bacaan
pengertian mad silah

3. Kegiatan Pengembangan Diri


Pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri sesuai dengan kebutuhan, bakat, minat, setiap peserta didik
sesuai dengan kondisi madrasah. Kegiatan pengembangan diri difasilitasi dan/atau dibimbing oleh konselor,
guru, atau tenaga kependidikan yang dapat dilakukan dalam bentuk kegiatan ekstrakurikuler. Kegiatan
pengembangan diri dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan pelayanan konseling yang berkenaan dengan
masalah diri pribadi, kehidupan sosial, belajar, dan pengembangan karier peserta didik. Sedangkan untuk
kegiatan ekstrakurikuler dapat dilakukan antara lain melalui kegiatan kepramukaan, kepemimpinan, olah raga,
dan kelompok ilmiah remaja.
Kegiatan ekstrakurikuler adalah kegiatan yang dilakukan di luar jam pelajaran (equivalen 2 jam
pelajaran). untuk megembangkan kompetensi siswa berkaitan dengan materi yang diperoleh dalam kegiatan
intra kurikuler dan pengembangan minat dan bakat siswa. Pemilihan jenis kegiatan ekstrakurikuler didasarkan
atas minat dan bakat siswa yang dikoordinir oleh Urusan Kesiswaan bekerja sama dengan Wali Kelas. Kegiatan
ekstrakurikuler yang dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian Timur antara lain:
kepramukaan, UKS, keolahragaan, kesenian, keagamaan, peningkatan kemampuan MIPA (kelompok ilmiah
remaja).
Layanan bimbingan adalah merupakan tugas wajib guru-guru pembimbing/Wali Kelas yang meliputi 4
(empat) bidang garapan yakni bimbingan pribadi, sosial, belajar, dan bakat siswa. Pelaksanaan layanan
bimbingan dilakukan dengan cara layanan individual atau klasikal/kelompok.
Pengendalian kegiatan pembiasaan adalah salah satu upaya untuk pengembangan disiplin dan
pembentukan karakter siswa. Pengendalian dilakukan terhadap kegiatan rutin, spontan, dan terprogram.
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara regular baik di kelas maupun di lingkungan madrasah.
Bertujuan untuk membiasakan peserta didik mengerjakan sesuatu dengan baik. Misalnya upacara pada hari
Senin, sholat Dhuha, sholat Dzuhur, pergi ke perpustakaan, kehadiran dalam kegiatan pembelajaran, berdo’a
sebelum dan sesudah belajar, infaq dan lain-lain.
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja, dimana saja, tanpa dibatasi ruang.
Bertujuan untuk memberikan pendidikan pada saat itu juga terutama dalam disiplin dan sopan santun dan
kebiasaan baik lainnya. Misalnya memberi salam, membuang sampah pada tempatnya, membiasakan antri,
membiasakan mengatasi silang pendapat dan lain-lain. Kegiatan terprogram adalah kegiatan yang
diprogramkan dan direncanakan oleh madrasah yang bertujuan untuk memberikan wawasan tambahan pada
siswa dan mengembangkan bakat serta minat siswa.
Dengan demikian kegiatan pengembangan diri dapat dikelompokan sebagai berikut:
a. Kegiatan Pelayanan Konseling
39
1) Struktur Layanan Konseling
Pelayanan konseling di sekolah/madrasah merupakan usaha membantu peserta didik dalam
pengembangan kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kegiatan belajar, serta perencanaan dan
pengembangan karir. Pelayanan konseling memfasilitasi pengembangan peserta didik, secara individual,
kelompok dan atau klasikal, sesuai dengan kebutuhan, potensi, bakat, minat, perkembangan, kondisi, serta
peluang-peluang yang dimiliki. Pelayanan ini juga membantu mengatasi kelemahan dan hambatan serta
masalah yang dihadapi peserta didik.
a) Pengertian Konseling
Konseling adalah pelayanan bantuan untuk peserta didik, baik secara perorangan maupun
kelompok, agar mampu mandiri dan berkembang secara optimal, dalam bidang pengembangan
kehidupan pribadi, kehidupan sosial, kemampuan belajar, dan perencanaan karir, melalui berbagai jenis
layanan dan kegiatan pendukung, berdasarkan norma-norma yang berlaku.
b) Paradigma, Visi dan Misi
Paradigma konseling adalah pelayanan bantuan psiko-pendidikan dalam bingkai budaya. Artinya,
pelayanan konseling berdasarkan kaidah-kaidah keilmuan dan teknologi pendidikan serta psikologi
yang dikemas dalam kaji-terapan pelayanan konseling yang diwarnai oleh budaya lingkungan peserta
didik.
Visi pelayanan konseling adalah terwujudnya kehidupan kemanusiaan yang membahagiakan
melalui tersedianya pelayanan bantuan dalam pemberian dukungan perkembangan dan pengentasan
masalah agar peserta didik berkembang secara optimal, mandiri dan bahagia.
Misi pelayanan Konseling pada MTs Negeri 5 Seram Bagian Timur sebagai berikut:
1. Misi pendidikan, yaitu memfasilitasi pengembangan peserta didik melalui pembentukan perilaku
efektif-normatif dalam kehidupan keseharian dan masa depan.
2. Misi pengembangan, yaitu memfasilitasi pengembangan potensi dan kompetensi peserta didik di
dalam lingkungan sekolah/ madrasah, keluarga dan masyarakat.
3. Misi pengentasan masalah, yaitu memfasilitasi pengentasan masalah peserta didik mengacu pada
kehidupan efektif sehari-hari.
c) Pelayanan Konseling
Bidang pelayanan Konseling meliputi:
i. Pengembangan kehidupan pribadi, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami, menilai, dan mengembangkan potensi dan kecakapan, bakat dan
minat, serta kondisi sesuai dengan karakteristik kepribadian dan kebutuhan dirinya secara
realistik.
ii. Pengembangan kehidupan sosial, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik
dalam memahami dan menilai serta mengembangkan kemampuan hubungan sosial yang
sehat dan efektif dengan teman sebaya, anggota keluarga, dan warga lingkungan sosial
yang lebih luas.
iii. Pengembangan kemampuan belajar, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta
didik mengembangkan kemampuan belajar dalam rangka mengikuti pendidikan
sekolah/madrasah dan belajar secara mandiri.
iv. Pengembangan karir, yaitu bidang pelayanan yang membantu peserta didik dalam
memahami dan menilai informasi, serta memilih dan mengambil keputusan karir.

d) Fungsi Konseling

40
Fungsi bimbingan konseling sebagai:
i. Pemahaman, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memahami diri dan
lingkungannya.
ii. Pencegahan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mampu mencegah atau
menghindarkan diri dari berbagai permasalahan yang dapat menghambat perkembangan
dirinya.
iii. Pengentasan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik mengatasi masalah yang
dialaminya.
iv. Pemeliharaan dan pengembangan, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memelihara
dan menumbuh-kembangkan berbagai potensi dan kondisi positif yang dimilikinya.
v. Advokasi, yaitu fungsi untuk membantu peserta didik memperoleh pembelaan atas hak
dan atau kepentingannya yang kurang mendapat perhatian.
e) Jenis Layanan Konseling
i. Orientasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik memahami lingkungan baru,
terutama lingkungan sekolah/madrasah dan obyek-obyek yang dipelajari, untuk
menyesuaikan diri serta mempermudah dan memperlancar peran peserta didik di
lingkungan yang baru.
ii. Informasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menerima dan memahami berbagai
informasi diri, sosial, belajar, karir/jabatan, dan pendidikan lanjutan.
iii. Penempatan dan Penyaluran, yaitu layanan yang membantu peserta didik memperoleh
penempatan dan penyaluran yang tepat di dalam kelas, kelompok belajar, jurusan/program
studi, program latihan, magang, dan kegiatan ekstra kurikuler.
iv. Penguasaan Konten, yaitu layanan yang membantu peserta didik menguasai konten
tertentu, terumata kompetensi dan atau kebiasaan yang berguna dalam kehidupan di
sekolah, keluarga, dan masyarakat.
v. Konseling Perorangan, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam mengentaskan
masalah pribadinya.
vi. Bimbingan Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pengembangan
pribadi, kemampuan hubungan sosial, kegiatan belajar, karir/jabatan, dan pengambilan
keputusan, serta melakukan kegiatan tertentu melalui dinamika kelompok.
vii. Konseling Kelompok, yaitu layanan yang membantu peserta didik dalam pembahasan dan
pengentasan masalah pribadi melalui dinamika kelompok.
viii. Konsultasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik dan atau pihak lain dalam
memperoleh wawasan, pemahaman, dan cara-cara yang perlu dilaksanakan dalam
menangani kondisi dan atau masalah peserta didik.
ix. Mediasi, yaitu layanan yang membantu peserta didik menyelesaikan permasalahan dan
memperbaiki hubungan antarmereka.

2) Program Pelayanan Konseling


i. Program Tahunan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu
tahun untuk masing-masing kelas di sekolah/madrasah.
ii. Program Semesteran, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama
satu semester yang merupakan jabaran program tahunan.
iii. Program Bulanan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu
bulan yang merupakan jabaran program semesteran.

41
iv. Program Mingguan, yaitu program pelayanan konseling meliputi seluruh kegiatan selama satu
minggu yang merupakan jabaran program bulanan.
v. Program Harian,yaitu program pelayanan konseling yang dilaksanakan pada hari-hari tertentu
dalam satu minggu. Program harian merupakan jabaran dari program mingguan dalam bentuk
satuan layanan (SATLAN) dan atau satuan kegiatan pendukung (SATKUNG) konseling.
3) Perencanaan Kegiatan
i. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling mengacu pada program tahunan yang telah
dijabarkan ke dalam program semesteran, bulanan serta mingguan.
ii. Perencanaan kegiatan pelayanan konseling harian yang merupakan jabaran dari program
mingguan disusun dalam bentuk SATLAN dan SATKUNG yang masing-masing memuat: (a)
sasaran layanan/kegiatan pendukung; (b) substansi layanan/kegiatan pendukung; (c) jenis
layanan/kegiatan pendukung, serta alat bantu yang digunakan; (d) pelaksana layanan/kegiatan
pendukung dan pihak-pihak yang terlibat; dan (d) waktu dan tempat.
iii. Rencana kegiatan pelayanan konseling mingguan meliputi kegiatan di dalam kelas dan di luar
kelas untuk masing-masing kelas peserta didik yang menjadi tanggung jawab konselor.
iv. Satu kali kegiatan layanan atau kegiatan pendukung konseling berbobot ekuivalen 2 (dua) jam
pembelajaran.
v. Volume keseluruhan kegiatan pelayanan konseling dalam satu minggu minimal ekuivalen
dengan beban tugas wajib konselor di sekolah/ madrasah.

a. Kegiatan Ekstrakurikuler
Setiap sekolah tentunya melaksanakan kegiatan ekstrakurikuler. Salah satu kegiatan ekstrakurikuler
di dalam Kurikulum 2013 adalah pramuka, dan ini adalah contoh kegiatan ekstrakurikuler yang diwajibkan
oleh pemerintah. Ada beragam lagi kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan di sekolah-sekolah, seperti
kegiatan ekstrakurikuler seni musik, seni lukis, paskibra, peraturan baris-berbaris (PBB), olahraga basket
atau futsal, kelompok ilmiah remaja (KIR), dan sebagainya. Nah, tulisan kali ini akan mencoba
menguraikan perihal mendasar mengenai kegiatan ekstrakurikuler di sekolah, baik jenjang pendidikan
dasar maupun menengah.
b. Kegiatan Pembiasaan
Pengembangan karakter peserta didik dapat dilakukan dengan membiasakan perilaku positif
tertentu dalam kehidupan sehari-hari. Pembiasaan merupakan proses pembentukan sikap dan perilaku
yang relatif menetap dan bersifat otomatis melalui proses pembelajaran yang berulang-ulang, baik
dilakukan secara bersama-sama ataupun sendiri-sendiri. Hal tersebut juga akan menghasilkan suatu
kompetensi. Pengembangan karakter melalui pembiasaan ini dapat dilakukan secara terjadwal atau tidak
terjadwal baik di dalam maupun di luar kelas. Kegiatan pembiasaan di sekolah terdiri atas Kegiatan Rutin,
Spontan, Terprogram dan Keteladanan.
1) Kegiatan Rutin
Kegiatan rutin adalah kegiatan yang dilakukan secara reguler dan terus menerus di sekolah.
Tujuannya untuk membiasakan siswa melakukan sesuatu dengan baik. Kegiatan pembiasaan yang
termasuk kegiatan rutin adalah sebagai berikut :
a. Berdoa sebelum memulai kegiatan.
b. Hormat Bendera Merah Putih.
c. Sholat Dhuhur Berjamaah
d. Berdoa di akhir pelajaran
e. Infaq Siswa

42
f. Kebersihan Kelas
2) Kegiatan Spontan
Kegiatan spontan adalah kegiatan yang dapat dilakukan tanpa dibatasi oleh waktu, tempat dan
ruang. Hal ini bertujuan memberikan pendidikan secara spontan, terutama dalam membiasakan bersikap
sopan santun, dan sikap terpuji lainnya. Contoh:
a) Membiasakan mengucapkan salam dan bersalaman kepada guru, karyawan dan sesama siswa
b) Membiasakan bersikap sopan santun
c) Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
d) Membiasakan antre
e) Membiasakan menghargai pendapat orang lain
f) Membiasakan minta izin masuk/keluar kelas atau ruangan
g) Membiasakan menolong atau membantu orang lain
h) Membiasakan menyalurkan aspirasi melalui media yang ada di sekolah, seperti Majalah Dinding
dan Kotak Curhat BK.
i) Membiasakan konsultasi kepada guru pembimbing dan atau guru lain sesuai kebutuhan.
3) Kegiatan Terprogram
Kegiatan Terprogram ialah kegiatan yang dilaksanakan secara bertahap disesuaikan dengan
kalender pendidikan atau jadwal yang telah ditetapkan. Membiasakan kegiatan ini artinya membiasakan
siswa dan personil sekolah aktif dalam melaksanakan kegiatan sekolah sesuai dengan kemampuan
dan bidang masing-masing. Contoh :
a) Kegiatan Class Meeting
b) Kegiatan memperingati hari-hari besar nasional
c) Kegiatan Karyawisata
d) Kegiatan Kemah Akhir Tahun Pelajaran (KATP)
e) Kegiatan rutin pembiasaan
f) Kegiatan ini dilakukan setiap hari sekolah sebelum pembelajaran dimulai.Tujuannya adalah untuk
membiasakan diri dan meningkatkan kedisiplinan siswa.
4) Kegiatan Keteladanan
Kegiatan Keteladanan, yaitu kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang dapat dijadikan
contoh. Contoh:
a) Membiasakan berpakaian rapi
b) Mebiasakan datang tepat waktu
c) Membiasakan berbahasa dengan baik
d) Membiasakan rajin membaca

4. Ketuntasan Belajar
Ketuntasan belajar setiap mata pelajaran disesuaikan dengan kompleksitas (tingkat kesukaran), Daya
Dukung (guru dan sarana prasarana), intake siswa sesuai dengan indikator dan rentang nilai komponen Kriteria
Ketuntasan Minimum (KKM):

Table 3.7 Tabel Indikator dan Rentang Nilai KKM


Sumber: Arsip MTs N 4 SBT 2019

43
No Komponen Katagori Rentang Rentang
Penilaian Kasar Halus
1 Kompleksitas (Tingkat Kesukaran) Rendah 1 54 – 64
Sedang 2 65 – 80
Tinggi 3 81 – 90
2 Daya Dukung (Guru dan Sarpras) Tinggi 3 81 – 100
Sedang 2 65 – 80
Rendah 1 54 – 64
3 Tingkat Kemampuan Rata-rata (intake) Tinggi 3 81 – 100
Sedang 2 65 – 80
Rendah 1 54 – 64

Nilai KKM masing-masing mata pelajaran adalah sebagaiberikut:


Table 3.8 Rentang Nilai KKM
Sumber: Arsip MTs N 4 SBT 2019

Kelas
Mata Pelajaran
1 2 3
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al - Qur’an Hadits 75 76 77
b. Akidah Akhlak 76 78 80
c. Fikih 75 76 77
d. Sejarah Kebudayaan Islam 75 76 77
2. Pendidikan Kewarganegaraan 75 76 78
3. Bahasa Indonesia 76 78 80
4. Bahasa Arab 75 77 80
5. Bahasa Inggris 75 77 79
6. Matematika 75 78 80
7. Ilmu Pengetahuan Alam 75 76 78
8. Ilmu Pengetahuan Sosial 75 77 80
9. Seni Budaya dan Keterampilan 76 78 80
10. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 75 78 80
11. Prakarya 75 75 80
12. BTQ 75 78 80

5. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


a. Kriteria kenaikan kelas
44
Siswa dinyatakan naik kelas apabila :
1) Berkelakuan baik sesuai dengan standar penilaian madrasah, yaitu : tidak merokok, tidak pernah
terlibat/menggunakan narkoba dan obat-obat psikotropika, tidak terlibat tindak kriminal, tidak melakukan
aksi vandalis, tidak melakukan ”pergaulan bebas”;
2) Prosentase kehadiran dalam kegiatan belajar sekurang-kurangnya 90% dari jumlah hari efektif dalam
satu tahun pelajaran, dengan jumlah ketidakhadiran tanpa keterangan maksimal 6 hari dan
ketidakhadiran dengan keterangan izin maksimal 15 hari. Kehadiran kurang dari 90% harus dengan
alasan yang dapat dipertanggungjawabkan seperti sakit dibuktikan dengan surat keterangan Dokter;
3) Telah mencapai nilai ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh madrasah pada semua mata pelajaran
dengan mencakup seluruh standar kompetensi, kompetensi dasar, dan indikator pada masing- masing
mata pelajaran;
4) Memiliki nilai rapor semua aspek pada semua mata pelajaransampai dengan semester 2 pada kelas
yang bersangkutan;
5) Siswa yang belum mencapai nilai standar ketuntasan belajar minimal, baik seluruh maupun sebagian
aspek pada masing-masing matapelajaran terkait, harus mengikuti pembelajaran dan penilaian
remedial (perbaikan). Pembelajaran dan penilaian remedial dilakukan oleh guru mata pelajaran yang
bersangkutan dan harus selesai sebelum pelaksanaan sidang verifikasi kenaikan kelas.
b. Kelulusan
Sesuai dengan ketentuan PP 19 tahun 2005 Pasal 72 Ayat (1), peserta didik dinyatakan lulus dari
satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan menengah setelah:
1) menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
2) memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran kelompok mata
pelajaran agama dan akhlak mulia, kelompok kewarganegaraan dan kepribadian, kelompok mata
pelajaran jasmani, olah raga dan kesehatan;
3) lulus ujian madrasah untuk kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi; dan
4) lulus Ujian Nasional.

c. Pendidikan Kecakapan Hidup


Pendidikan kecakapan hidup, yang mencakup kecakapan pribadi, kecakapan sosial, kecakapan
akademik dan/atau kecakapan vokasional dapat merupakan bagian integral dari pendidikan semua mata
pelajaran, jenis kegiatan pengembangan diri, dan/atau berupa paket/modul yang direncanakan secara khusus
pada jenis pengembangan diri tertentu atau pada mata pelajaran mulok (mulok kerajinan) tertentu.
Di Madrasah Tsanawiyah Negeri 4 Seram Bagian Timur pelaksanaan life skill (kecakapan hidup)
mencakup :
1. Kecakapan hidup personal meliputi :
a. terampil membaca dan menulis Al Qur’an;
b. rajin beribadah (terintegrasi pada mata pelajaran agama);
c. jujur disiplin kerja keras (terintegrasi pada semua mata pelajaran).
2. Kecakapan Sosial meliputi:
a. terampil memecahkan masalah di lingkungannya;
b. memiliki sikap sportif;
c. membiasakan hidup sehat;
d. sanggup bekerjasama (terintegrasi pada semua mata pelajaran);
e. sanggup berkomunikasi lisan dan tertulis;

45
f. terampil menjadi pewara (MC) (terintegrasi pada mata pelajaran Bahasa Indonesia, Bahasa Arab, dan
Bahasa Inggris).
3. Kecakapan Akademik meliputi:
a. terampil dalam penelitian ilmiah seperti merencanakan dan melakukan penelitian dengan merumuskan
hipotesis, mengidentifikasi variabel, dan membuktikan variable;
b. terampil menerapkan teknologi sederhana (terintegrasi pada kelompok mata pelajaran iptek)
Kecakapan berpikir rasional (terintegrasi pada semua mata pelajaran).
4. Kecakapan vokasional:
a. terampil berkomunikasi dalam bahasa Inggris;
b. terampil membawakan acara;
c. terampil menulis karangan ilmiah/popular;
d. kecakapan vokasional diintegrasikan dengan mata pelajaran;
e. Bahasa Inggris, TIK, dan Bahasa Indonesia.

d. Pendidikan Keunggulan Berbasis Global dan Lokal


Perkembangan dunia pendidikan tidak terlepas dari perkembangan teknologi informasi dan komunikasi,
maka banyak negara maju dan sekolah maju menerapkan pendidikan berbasis teknologi informasi dan
komunikasi (TIK). Hal ini yang menjadikan Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian Timur berupaya
untuk memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi sebagai sumber pembelajaran di madrasah dengan
cara fasilitas TIK (khususnya layanan internet) yang tersedia dimanfaatkan sepenuhnya sebagai sumber belajar
bagi peserta didik.

BAB IV

46
PENGATURAN BEBAN BELAJAR

A. BEBAN BELAJAR DIATUR DALAM SISTEM PAKET ATAU SISTEM KREDIT SEMESTER.

1. Sistem Paket
Beban belajar dengan sistem paket sebagaimana diatur dalam struktur kurikulum setiap satuan
pendidikan merupakan pengaturan alokasi waktu untuk setiap mata pelajaran yang terdapat pada semester
gasal dan genap dalam satu tahun ajaran. Beban belajar pada sistem paket terdiri atas pembelajaran tatap
muka, penugasan terstruktur, dan kegiatan mandiri. Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri,
maksimal 40% untuk SD/MI, maksimal 50% untuk SMP/MTs, dan maksimal 60% untuk SMA/MA/SMK/MAK dari
waktu kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
2. Sistem Kredit Semester
Sistem Kredit Semester (SKS) dapat diselenggarakan pada SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK yang
terakreditasi A dari BAN S/M. Beban belajar setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam satuan kredit
semester (sks).
Beban belajar kegiatan tatap muka, kegiatan terstruktur, dan kegiatan mandiri pada satuan pendidikan yang
menggunakan SKS mengikuti aturan sebagai berikut:
a. Pada SMP/MTs 1 (satu) sks terdiri atas: 40 menit kegiatan tatap muka, 40 menit kegiatan terstruktur,
dan 40 menit kegiatan mandiri.
b. Pada SMA/MA/SMK/MAK 1 (satu) sks terdiri atas: 45 menit kegiatan tatap muka, 45 menit kegiatan
terstruktur, dan 45 menit kegiatan mandiri.

B. BEBAN BELAJAR MENURUT KURIKULUM 2013


Di dalam Kurikulum 2013, beban belajar setiap mata pelajaran pada SKS dinyatakan dalam satuan
kredit semester (sks). Beban belajar 1 sks terdiri dari 1 jam pembelajaran tatap muka, 1 jam penugasan
terstruktur, dan 1 jam kegiatan mandiri.
1. Unsur-unsur Beban Belajar Menurut Kurikulum 2013
a. Adapun untuk unsur-unsur beban belajar yang sudah disebutkan di atas definisinya adalah
sebagai berikut :
b. Kegiatan tatap muka adalah kegiatan pembelajaran yang berupa proses interaksi antara siswa
dengan guru.
c. Kegiatan terstruktur adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran
oleh siswa yang dirancang oleh guru untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu penyelesaian
penugasan terstruktur ditentukan oleh guru.
d. Kegiatan mandiri adalah kegiatan pembelajaran yang berupa pendalaman materi pembelajaran
oleh siswa yang dirancang oleh pendidik untuk mencapai kompetensi dasar. Waktu
penyelesaiannya diatur oleh siswa atas dasar kesepakatan dengan guru.

2. Cara Menetapkan Beban Belajar pada Kurikulum 2013

47
Adapun cara menetapkan beban belajar dengan sistem kredit semester (sks) untuk SMP/MTs
adalah sebagai berikut:
a. Beban belajar kegiatan tatap muka per jam pembelajaran pada SMP/MTs berlangsung selama 40
menit;
b. Waktu untuk penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri bagi siswa pada SMP/MTs maksimum
50% dari jumlah waktu kegiatan tatap muka dari mata pelajaran yang bersangkutan.
3. Beban Belajar Minimal Menurut Kurikulum 2013
Agar proses pembelajaran di setiap satuan pendidikan yang menggunakan SKS dapat
dilaksanakan dengan efektif dan efisien maka harus ditentukan suatu batas minimal beban belajar sks
yaitu sebagai berikut:
Beban belajar yang harus ditempuh oleh siswa SMP/MTs yaitu minimal 114 sks, yang dapat
ditempuh paling cepat 2 tahun (4 semester) dan paling lama 5 tahun (10 semester).
4. Kriteria Pengambilan Beban Belajar Menurut Kurikulum 2013
Kriteria yang digunakan dalam pengambilan beban belajar adalah sebagai berikut:
a. Fleksibilitas dalam SKS yaitu siswa diberi keleluasaan untuk menentukan beban belajar pada
setiap semester.
b. Pengambilan beban belajar oleh siswa didampingi oleh Pembimbing Akademik.Kriteria yang
digunakan untuk menentukan beban belajar bagi siswa yaitu: (a) pengambilan beban belajar
(jumlah sks) semester berikutnya ditentukan berdasarkan Indeks Prestasi (IP) yang diperoleh
pada semester sebelumnya; (b)Siswa wajib menyelesaikan mata pelajaran yang tertuang dalam
Struktur Kurikulum; (c)Satuan pendidikan dapat mengatur penyajian mata pelajaran secara
tuntas dengan prinsip ”on and off”, yaitu suatu mata pelajaran bisa diberikan hanya pada
semester tertentu dengan mempertimbangkan ketuntasan kompetensi pada setiap semester.
5. Penilaian, Penentuan Indeks Prestasi, dan Kelulusan Menurut Kurikulum 2013
Pengaturan mengenai penilaian, penentuan indeks prestasi, dan kelulusan adalah sebagaimana
diuraikan di bawah ini. Penilaian setiap mata pelajaran meliputi kompetensi pengetahuan, kompetensi
keterampilan dan kompetensi sikap. Kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan
menggunakan skala 1–4 (kelipatan 0.33), sedangkan kompetensi ikap menggunakan skala Sangat Baik
(SB), Baik (B), Cukup (C) dan Kurang (K) yang dapat dikonversi ke dalam Predikat A–D Ketuntasan
minimal untuk seluruh kompetensi dasar pada kompetensi pengetahuan dan kompetensi keterampilan
yaitu 2.66 (B-). Pencapaian minimal untuk kompetensi sikap adalah B.
Untuk kompetensi yang belum tuntas, kompetensi tersebut dituntaskan melalui pembelajaran
remedial sebelum melanjutkan pada kompetensi berikutnya. Untuk mata pelajaran yang belum tuntas
pada semester berjalan, dituntaskan melalui pembelajaran remedial sebelum memasuki semester
berikutnya.

6. Kelulusan Siswa SMP/MTs Menurut Kurikulum 2013


Siswa dapat memanfaatkan semester pendek hanya untuk mengulang mata pelajaran yang belum
tuntas. Bagi yang sudah tuntas (mencapai ketuntasan minimal yang ditetapkan oleh sekolah) tidak
diperbolehkan untuk mengikuti semester pendek. Kelulusan siswa dari satuan pendidikan yang
menyelenggarakan SKS dapat dilakukan pada setiap akhir semester. Peserta didik dinyatakan lulus
dari satuan pendidikan di SMP/MTs setelah:
a. menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. memperoleh nilai minimal baik pada penilaian akhir untuk seluruh mata pelajaran;

48
c. lulus ujian sekolah/madrasah; dan
d. lulus Ujian Nasional.

C. BEBAN BELAJAR TAMBAHAN


Satuan pendidikan boleh menambah beban belajar berdasarkan pertimbangan kebutuhan belajar
peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang dianggap penting oleh satuan
pendidikan dan/atau daerah, atas beban pemerintah daerah atau satuan pendidikan yang menetapkannya.

BAB V
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender Pendidikan Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian Timur Tahun Pelajaran 2019/2020
disusun dengan berpedoman Keputusan Kepala Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku.
Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu
tahun ajaran yang mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, dan
hari libur.

A. PERMULAAN TAHUN AJARAN

49
Permulaan tahun ajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran pada awal tahun ajaran pada
setiap satuan pendidikan. Tahun Pelajaran 2019/2020 pada Madrasah dimulai pada hari senin tanggal 08 Juli
2019.
Tabel 5.1. Tabel Kegiatan Awal Tahun Pelajaran 2019/2020
Sumber: Arsip MTs N 4 SBT 2019

No Tanggal Keterangan
1 2 Mei – 31 Mei 2018 Sosialisasi dan Pendaftaran Peserta Didik Baru
(PPDB)
2 12 Juni – 17 Juni 2018 Cinta Ramadhan 1438 H
3 19 Juni – 15 Juli 2018 Liburan Idul Fitri 1438 H
4 15 Juli – 18 Juli 2018 Pendaftaran Ulang Peserta Didik Baru
5 17 Juli 2018 Hari Pertama Masuk Madrasah
6 19 Juli – 21 Juli 2018 Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS)

B. MINGGU EFEKTIF BELAJAR


Menentukan jumlah minggu efektif setiap Tahun Ajaran baru adalah sesuatu hal yang wajib dilakukan
oleh guru. Rincian Minggu Efekti digunakan untuk menghitung berapa jumlah jam tatap muka dalam satu
semester, rincian minggu efektif dibuat dalan dua kali yakni pada semester gasal dan juga pada semester
genap dalam satu tahun ajaran.
Rincian Minggu Efektif Tahun Ajaran 2017/2018 ini terhitung memiliki jumlah minggu efektif dalam
semester gasal sebanyak 24 Minggu efektif. Cara penghitungan atau cara menentukan berapa banyak jumlah
minggu efektif dalam satu semester adalah dengan menghitung banyaknya jumlah minggu yang tersedia dalam
satu semester Tahun Ajaran 2017/2018 dikurangi dengan jumlah minggu yang tidak efektif.
Setelah menentukan jumlah banyaknya minggu efektif daam satu semester, maka yang dilakukan
selanjutnya adalah mengalikan dengan jumlah jam tatap muka pada mata pelajaran yang guru ampu, misalnya
anda mengajar bahasa jawa dan memiliki tatap muka sebanyak 2 Jam Pelajaran, hitungannya adalah sebagai
berikut Jumlah Minggu Efektif x Jumlah Jam Tatap muka.
Pada Rincian Minggu Efekti Tahun Ajaran 2017/2018, semester Gasal ini memiliki jumlah minggu 24
Minggu, dan memiliki jumlah minggu yang tidak efektif 2 Minggu.
Tabel 5.3 Tabel Perincian Minggu Efektif
Sumber: Arsip MTs N 4 SBT 2019

No Bulan HK MTE ME HL HE
SEMESTER I
1 JULI 2018 31 2 2 16 15
2 AGUSTUS 2018 31 0 4 5 26
3 SEPTEMBER 2018 30 0 4 6 24
4 OKTOBER 2018 31 0 4 5 26
5 NOPEMBER 2018 30 0 4 4 26
6 DESEMBER 2018 31 2 2 18 13
Jumlah 184 4 20 54 130
50
SEMESTER II
7 JANUARI 2019 31 1 3 5 26
8 PEBRUARI 2019 28 0 4 5 23
9 MARET 2019 31 0 4 6 25
10 APRIL 2019 30 0 4 6 24
11 MEI 2019 31 1 3 10 21
12 JUNI 2019 30 3 1 24 6
Jumlah 181 5 19 56 125
Jumlah Total 365 9 39 110 255

Waktu belajar menggunakan sistem semester yang membagi 1 tahun pelajaran menjadi semester 1
(satu) dan semester 2 (dua). Kegiatan pembelajaran dilaksanakan selama 6 (enam) hari, yaitu :
Tabel 5.4 Tabel Perincian Waktu Belajar Jam Efektif Tiap Minggu
Sumber: Arsip MTs 4 5 SBT 2019

NO HARI WAKTU BELAJAR


1 Senin 07.00 –13.00
2 Selasa 07.00 - 13.00
3 Rabu 07.00 - 13.00
4 Kamis 07.00 - 13.00
5 Jum’at 07.00 - 11.00
6 Sabtu 07.00– 13.00

C. PENGATURAN WAKTU BELAJAR EFEKTIF


1. Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun ajaran pada
setiap satuan pendidikan,
2. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu yang meliputi jumlah jam
pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk
kegiatan lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan, yang pengaturannya disesuaikan
dengan keadaan dan kondisi daerah.

51
Tabel 5.4 Tabel Alokasi Waktu Kegiatan Belajar Mengajar
Sumber Arsip MTs N 4 SBT 2019

HARI JAM KE WAKTU JADWAL HARI JAM KE WAKTU JADWAL


07.00 - 07.30 Apel 07.00 - 07.30 Apel
07.30 - 08.00 Upacara 1 07.30 - 08.10 KBM

SELASA, RABU, KAMIS


1 08.00 - 08.40 KBM 2 08.10 - 08.50 KBM
2 08.40 - 09.20 KBM 3 08.50 - 09.30 KBM
09.20 - 09.40 Istirahat 4 09.30 - 10.10 KBM
SENIN

3 09.40 - 10.20 KBM 10.10 - 10.30 Istirahat


4 10.20 - 11.00 KBM 5 10.30 - 11.10 KBM
5 11.00 - 11.40 KBM 6 11.10 - 11.50 KBM
6 11.40 - 12.00 KBM 11.50 - 12.30 KBM
12.00 - 13.00 PLG 7 12.30 - 13.00 PLG

HARI JAM KE WAKTU JADWAL HARI JAM KE WAKTU JADWAL


07.00 - 07.30 Apel 07.00 - 07.30 Apel
1 07.30 - 08.10 KBM 1 07.30 - 08.10 KBM
2 08.10 - 08.50 KBM 2 08.10 - 08.50 KBM
3 08.50 - 09.30 KBM 3 08.50 - 09.30 KBM
4 09.30 - 10.10 KBM 4 09.30 - 10.10 KBM
JUM’AT

SABTU
10.10 - 10.30 Istirahat 10.10 - 10.30 Istirahat
5 10.30 - 11.10 KBM
PLG
5 10.30 - 11.00 6 11.10 - 11.50 KBM
11.50 - 12.30 KBM
7 12.30 - 13.10 PLG

64
C. PENGATURAN WAKTU LIBUR
Penetapan waktu libur dilakukan dengan mengacu pada ketentuan yang berlaku
tentang hari libur, baik nasional maupun daerah. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah
semester, jeda antarsemester, libur akhir tahun ajaran, hari libur keagamaan, hari libur
umum termasuk hari-hari besar nasional, dan hari libur khusus.
Tabel 5. 5 Tabel Waktu Libur Keagamaan dan Libur Nasional
Sumber Arsip MTs N 5 SBT 2018

No. Bulan Tanggal Keterangan


1 Juli 2018 1 – 16 Libur Khusus sesudah Idul Fitri 1436 H
18 Lomba Peringatan HUT RI
2 Agustus 2018
17 Hari Proklamasi Kemerdekaan RI
3 September 2018 1 Hari Raya Idul Adha 1438 H
4 Oktober 2018 21 Tahun Baru Hijriyah (1 Muharram1439 H)
25 Natal
5 Desember 2018
1 Peringatan Maulid Nabi Muhammad
1 Tahun Baru 2018 M
6 Januari 2019
3 HAB Kemenag RI ke-72
7 Februari 2019 16 Tahun Baru Imlek
8 Maret 2019 17 Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka 1940)
30 Wafat Isa Al Masih
9 April 2019 13 Isro Mi’raj Nabi Muhammad SAW
1 Hari Buruh Internasional
10 Mei 2019
10 Kenaikan Isa Al Masih
29 Hari Raya Waisak 2018
11 Juni 2019 1 Hari Lahir Pancasila

1. Ujian
Waktu ujian adalah waktu yang telah ditentukan sesuai dengan Kalender
Pendidikan RA dan Madrasah Wilayah Kementerian Agama Provinsi Maluku meliputi
Ulangan Tengah Semester (UTS), Ulangan Akhir Semester (UAS), Ulangan Akhir
Madrasah Berstandar Nasional (UAMBN), Ulangan Akhir Madrasah (UAM), Ujian Nasional
(UN), dan Ulangan Kenaikkan Kelas (UKK).

1
Tabel 5.6 Tabel Rincian Ujian
Sumber Arsip MTs N 5 SBT 2018

No. Bulan Tanggal Keterangan


1 September 2018 25 – 30 Penilaian Tengah Semester 1
2 Desember 2018 4–9 Penilaian Akhir Semester 1
16 Pembagian Raport Semester Ganjil
3 Maret 2019 19 – 24 Penilaian Tengah Semester 2
4 April 2019 16 – 21 UAMBN dan USBN
23 – 26 UAM
5 Mei 2019 7–9 Prakiraan Ujian Nasional 2019
21 – 31 Penilaian Akhir Tahun(PAT)
6 Juni 2019 7 Pembagian Raport Semester Genap

D. RENCANA PROGRAM/KEGIATAN PENDIDIKAN


Rencana Kerja MTs N 5 Seram Bagian Timur disusun dengan mempertimbangkan
keadaan madrasah, harapan pemangku kepentingan, dan tantangan dalam lingkungan
strategis pendidikan di madrasah agar sasaran dan program pengembangan madrasah
dalam 4 tahun ke depan lebih realistis dan konsisten dengan prinsip-prinsip pengelolaan
pendidikan yang efektif, efisian, akuntabel, dan demokratis.
Dalam bab ini dikemukakan hasil pengembangan program madrasah, yang
mencakup telaah mengenai: (1) sasaran, (2) program, (3) indikator keberhasilan, (4)
kegiatan, (5) penanggung jawab, dan (6) jadwal kegiatan.
Sasaran digunakan sebagai panduan dalam menyusun program dan kegiatan
yang akan dilakukan dalam waktu 4 tahun guna merealisasikan alternatif pemecahan
tantangan yang telah dirumuskan pada tahap II (lihat tabel B kolom 2). Dalam menetapkan
sasaran, madrasah telah melakukan analisis kesiapan madrasah untuk mencapai sasaran
tersebut, antara lain dengan melihat kesiapan sumber daya manusia, sarana & prasarana,
keuangan, dan situasi serta kondisi sekolah. Rumusan sasaran pengembangan madrasah
dalam kurun waktu 4 tahun ke depan dapat dilihat dalam tabel 5.1 kolom 1.
Setelah sasaran dirumuskan, sekolah menetapkan program-program yang perlu
dikembangkan di madrasah. Program merupakan pernyataan yang berisi kesimpulan dari
beberapa alternatif pemecahan tantangan utama yang memiliki karakteristik yang saling
mendukung, saling tergantung, atau saling berkaitan untuk mencapai suatu tujuan yang
sama. Berdasarkan hasil identifikasi pemecahan tantangan utama tersebut, maka
program-program yang akan dikembangkan di MTs N 5 SBT sebagai berikut.
1. Pengembangan kurikulum dan pembelajaran.
2. Perbaikan Administrasi & Manajemen Sekolah.

2
3. Pengembangan Organisasi & Kelembagaan.
4. Perbaikan Sarana dan Prasarana.
5. Peningkatan kualitas SDM (ketenagaan).
6. Peningkatan Pembiayaan dan Pendanaan Madrasah.
7. Peningkatan Peran Serta Masyarakat.
8. Peningkatan Prestasi Peserta Didik.
9. Peningkatan kualitas Lingkungan dan Budaya Madrasah.
Untuk mengetahui keberhasilan apakah program/sasaran yang ditetapkan
berhasil atau tidak, maka Madrasah telah merumuskan indikator keberhasilan. Indikator
keberhasilan yang dirumuskan, berkaitan dengan proses dan/atau hasil akhir. Rumusan
indikator keberhasilan dapat dilihat dalam tabel 5.1 kolom 3.
Setelah indikator keberhasilan ditetapkan, langkah berikutnya adalah
merumuskan kegiatan-kegiatan yang perlu dilakukan di madrasah. Kegiatan pada
dasarnya merupakan tindakan-tindakan yang akan dilakukan di dalam program untuk
memecahkan tantangan yang dihadapi madrasah. Kegiatan-kegiatan yang akan dilakukan
di madrasah dapat dilihat pada tabel 5.1 kolom 4. Sedangkan penanggung jawab program
dan kegiatan dapat dilihat di kolom 5.

3
TABEL 5.1
PROGRAM PENGEMBANGAN MADRASAH
MTS NEGERI 5 SERAM BAGIAN TIMUR
Indikator Keberhasilan Penanggung
Sasaran Program Kegiatan jawab
Tersedianya ruang Pengembanga Sekolah belum memiliki Rapat komite Kepala
kelas yang n Sarana ruang kelas yang dan dewan madrasah
presentatif guna prasarana sesuai dengan jumlah guru dan Waka
kelancaran KBM siswa (masih pinjam) Sarpras
Tersedianya alat Pengembanga Sekolah sudahmemiliki Rapat Komite Kepala
praktik n kurikulum alat praktik dan Dewan Madrasah/K
komputer yang bisa dan komputer yang bisa Guru omite
menunjang pembelajaran menunjang
pengetahuan pengetahuan
siswa dibidang TIK siswadibidang
TIK namun belum
memenuhi seluruh
siswa
Sosialisasi Kepala
program Madrasah
kepada wali
murid
Menjalin Komite
kerjasama Madrasah
dengan masya
rakat
Tersedianya Pengembanga Madrasah tersediabuk Pengadaan Kepala
buku BSE Kelas 7s. n kurikulum u BSE Kelas 7s.d 9 dan buku melalui : Madrasah
d 9dan buku dan buku Agama. Kerja sama dan
Agama. pembelajaran dengan BOS Bendahara
Buku BOS Buku
Terciptanya Pengembanga Peserta Didik Pembentukan Kepala
keberanian n kurikulum mengaplikasikan study club Madrasah
Speaking English, dan kemampuan Speaking dan Guru
kecakapan pembelajaran English, kecakapan Bidang Studi
berdiskusi, dan berdiskusi, dan Bahasa
kecakapan kecakapan Inggris
memecahkan soal memecahkan soal
Pengadaan
Tourisme
Pengadaan
kegiatan
dengan native

4
speaker
(pembicara
asli)
Pengadaan
lomba speak
Contest lokal,
tingkat KKM.
Terbentuknya Pengembanga Peserta didik siap Pengadaan Kepala
peserta didik yang n kurikulum dalam kecakapan hidup kerja sama Madrasah
terampil dan dengan MTste dan Kabag
pembelajaran rdekat Humas
Terbentuknya Pengembanga Tenaga pendidik Peningkatan Kepala
tenaga pendidik n kurikulum berkualitas kecakapan Madrasah
yang profesional dan pendidik
pembelajaran melalui
pelatihan
PAKEM
Peningkatan
kecakapan
PTK
Terlaksananya Pengembanga Tenaga pendidik Pembuatan Kepala
kegiatan studi n kurikulum berwawasan luas rincian / Madrasah
banding dalam dan rancangan
rangka upaya pembelajaran studi banding
peningkatan mutu dalam rangka
upaya
peningkatan
mutu dalam
hal
keadministrasi
an,
kelengkapan
sarana
prasarana
Rapat
sosialisasi
studi banding
dalam rangka
upaya
peningkatan
mutu
Pelaksanaan
studi banding

5
dalam rangka
upaya
peningkatan
mutu
Tersusunnya job Perlengkapan Sekolah memiliki job Penyusunan Kepala
description yang organisasi dan description yang baru job description Madrasah
baru untuk Komite kelembagaan untuk Komite yang baru
Madrasah, Kepala Madrasah, Kepala untuk Komite
Madrasah, Guru Madrasah, Guru dan Madrasah,
dan Staf di awal Staf Kepala
semester genap Madrasah,
tahun pelajaran Guru dan Staf
2017/2018
Terbentuknya kerja Sekolah menjalin kerja1. Pengadaan 1. Kabag
sama dengan sama dengan lembaga kegiatan Kesiswaan
lembaga pendidikan pendidikan lain di luar lomba 2. Kabag
lain di luar kecamatan untuk olahraga (bola Kurikulum
kecamatan untuk mengembangkan kaki – Bola
mengembangkan sekolah dalam hal voli) antar
sekolah dalam hal peningkatan kualitas madrasah
peningkatan peserta didik 2. Pengadaan
kualitas peserta kerja sama
didik dengan MTsDi
wilayah sekitar
untuk
mengadakan
study banding

1. Kalender Kegiatan Madrasah Tsanawiyah


Kalender kegiatan Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 SBT Tahun Pelajaran
2018/2019 adalah sebagaimana tertera pada tabel berikut ini.

Tabel 5.2. Tabel Rincian Kalender Kegiatan MTs N 5 SBT


Tahun Pelajaran 2017/2018
Sumber: Arsip MTs N 5 SBT 2018

NO Jenis Kegiatan Waktu Pelaksanaan


1 PPDB 2 Mei-30 Juni 2018
2 Daftar Ulang Peserta Didik Baru 15-19 Juli 2018
3 Rapat persiapan dan pembagian tugas mengajar 15 Juli 2018
4 Hari Pertama Masuk Madarash 17 Juli 2018
5 Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 19-21 Juli 2018

6
6 Libur Idul Ftri 1439 H 24-15 Juli 2018
7 HUT RI Ke 72 17 Agustus 2018
8 Lomba Peringatan HUT RI Ke 72 18 Agustus 2018
9 Hari Raya Iedul Adha 1439 H 1 September 2018
10 LPJ OSIS dan Pergantian Pengurus OSIS 4 September 2018
11 Penilaian Tengah Semester 1 25-30 September 2018
12 Gebyar 1 Muharram 1439 H 21- 23 September 2018
13 Tahun Baru Hijriyah (1 Muharram 1439 H) 21 September 2018
14 Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW 1 Desember 2018
15 Penilaian Akhir Semester 1 4 – 9 Desember 2018
16 Class Meeting 11 – 15 Desember 2018
17 Pembagian Buku Laporan Pendidikan Semester 1 16 Desember 2018
18 Libur Semester 1 18 –30 Desember 2018
19 Natal 25 Desember 2018
20 Libur Semester 1 1-3 Januari 2018
21 Tahun Baru Masehi 2018 M 1 Januari 2019
22 Hari Pertama Masuk Madrasah Semester 2 2 Januari 2019
23 Tahun Baru Imlek 2569 16 Pebruari 2019
24 Penilaian Tengah Semester 2 19 – 24 Maret 2019
25 Class Meeting Semester 2 26 –29 Maret 2019
26 Hari Raya Nyepi (Tahun Baru Saka 1938) 17 Maret 2019
27 Wafat Isa Al Masih 30Maret 2019
28 UAM Kelas 9 16 – 21April 2019
29 UAMBN dan USBN Kelas 9 23 – 26 April 2019
30 Prakiraan Ujian Nasional (UN) 7 – 9Mei 2019
31 Peringatan Isra Mi’raj Nabi Muhammad SAW 13 April 2019
32 Isro Mi’raj Nabi Muhammad SAW 13 Mei 2019
33 Hari Buruh Internasional 1 Mei 2019
34 Kenaikan Isa Al Masih 10 Mei 2019
35 Penilaian Akhir Tahun (PAT) 21– 26Mei 2019
36 Perbaikan Nilai 28 – 31Mei 2019
37 Class Meeting 2– 6 Juni 2019
38 Kenaikan Kelas dan Pembagian Raport 7 Juni 2019
39 Libur Akhir Tahun Pendidikan 2018/2019 9 – 21 Juni 2019
40 Libur Akhir Tahun Pendidikan 2018/2019 22 - 30 Juni 2019

E. KALENDER PENDIDIKAN MADRASAH


1. Penetapan Kalender Pendidikan

7
Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir pada
bulan Juni tahun berikutnya. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri
Pendidikan Nasional dan /atau Keputusan Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan
hari raya Keagamaan. Bupati atau Kepala Dinas Pendidikan dapat menetapkan hari libur
khusus.
Pemerintah Pusat/Propinsi/Kabupaten dapat menetapkan hari libur serempak
untuk satuan - satuan Pendidikan. Kalender Pendidikan untuk setiap satuan Pendidikan
disusun oleh masing-masing satuan pendidikan berdasarkan alokasi waktu sebagaimana
tersebut pada dokumen standart isi dengan memperhatikan ketentuan dari Pemerintah/
Pemerintah daerah.
Hari belajar efektif adalah hari belajar yang betul – betul digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, sesuai dengan ketentuan kurikulum. Jumlah hari belajar efektif dalam 1
(satu) tahun pelajaran adalah 301 (tiga ratus satu hari) hari, sesuai dengan kurikulum yang
berlaku. Jam belajar efektif adalah jam belajar yang betul-betul digunakan dalam proses
pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. Jumlah jam belajar efektif setiap minggu
untuk kelas VII adalah 48 JP, Kelas VIII adalah 48 JP dan Kelas IX 48 JP.

BAB VI
PENUTUP

Pedoman ini disusun dengan harapan pihak terkait dapat menjadikan pedoman ini
dalam kegiatan penyusunan dan pengembangan dokumen 1,2,3 KTSP Kurikulum 2013 di
madrasah di lingkungan Kementerian Provinsi Maluku. Hal-hal yang belum diatur dalam
pedoman ini akan diatur kemudian sesuai dengan perkembangan peraturan dan tuntutan
kebutuhan. Semoga dokumen KTSP pada madrasah yang tersusun dapat lebih baik dan
berkualitas sesuai dengan tuntutan regulasi dan kebutuhan.
Dokumen ini disusun berdasarkan kebutuhun Madrasah dengan merujuk kepada
Visi, Misi dan Tujuan Madrasah dengan harapan bahwa tujuan dan visi Madrasah tersebut
dapat terwujud dalam kurun waktu yang ditentukan.
Dalam implementasinya, dokumen kurikulum ini sangat membutuhkan dukungan
berbagai pihak yang terlibat, oleh karena itu diharapkan semua pihak yang terlibat di
dalam implementasinya dapat bekerja sesuai dengan tugas pokok dan fungsinya serta

8
pembagian tugas yang telah ditentukan di MTs Negeri 5 Seram Bagian Timur Kabupaten
Seram Bagian Timur.
Akhirnya semoga segala usaha baik kita mendapat bimbingan dan Ridho Allah
SWT. Amiin..

Kiandarat, 14 Oktober 2019


Kepala Madrasah Tsanawiyah
Negeri 5 SBT

Drs. Husen Kastella

KEMENTERIAN AGAMA RI
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 5 SERAM BAGIAN TIMUR
TERAKREDITASI B
Jalan Raya Kiandarat 97594

KEPUTUSAN KEPALA MTs N 5 SBT


KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
Nomor : 01/Mt.25.08.05/PP.02/07/2018

TENTANG
TIM PENGEMBANG KURIKULUM MADRASAH
MTs N 5 SBT KABUPATEN SERAM BAGIAN TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

KEPALA MADRASAH TSANAWIYAH MTs N 5 SBT KABUPATEN SERAM BAGIAN


TIMUR
Menimbang : a. bahwa dalam rangka menentukan arah dan langkah serta
meningkatkan mutu pendidikan di Madrasah Tsanawiyah
Negeri 5 Seram Bagian Timur, maka perlu
mengembangkan Kurikulum Madrasah Tsanawiyah;
b. bahwa dalam rangka pengembangan kurikulum Madrasah
Tsanawiyah sebagaimana point “a”, maka perlu
membentuk Tim Pengembang Kurikulum Madrasah
Tsanawiyah yang dituangkan dalam Surat Keputusan

9
Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian
Timur;
c. bahwa nama-nama yang tercantum dalam lampiran surat
keputusan ini dipandang cakap dan mampu menjadi Tim
Pengembang Kurikulum Madrasah Madrasah Tsanawiyah
Negeri 5 Seram Bagian Timur Kabupaten Seram Bagian
Timur Tahun Pelajaran 2018/2019;
Mengingat : 1. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002 tentang
Perlindungan Anak sebagaimana telah diubah
denganUndang-Undang Nomor 35 Tahun 2014 tentang
Perubahan atas Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2002
tentang Perlindungan Anak;
2. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
3. Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen;
4. Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang
Kesehatan;
5. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintahan Daerah;
6. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 2016 tentang
Penyandang Disabilitas;
7. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan, sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013
tentang Perubahan Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan,
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 13 Tahun 2015 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005;
8. Peraturan Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru
sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Pemerintah
Nomor 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2008 tentang Guru;
9. Peraturan Pemerintah Nomor 17 Tahun 2010 tentang
Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan
sebagaimana diubah dengan Peraturan Pemerintah Nomor
66 Tahun 2010 tentang perubahan Peraturan Pemerintah
Nomor 17 Tahun 2010 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan;

10
10. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 39 Tahun
2008 tentang Pembinaan Kesiswaan;
11. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 Tahun
2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik yang
Memiliki Kelainan dan Memiliki Potensi Kecerdasan
dan/atau Bakat Istimewa;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 54
Tahun 2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 64
Tahun 2013 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 65
Tahun 2013 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan
Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 66
Tahun 2013 tentang Standar Penilaian;
16. Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah, sebagaimana
telah diubah beberapa kali terahir dengan Peraturan
Menteri Agama Nomor 66 Tahun 2016 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Menteri Agama Nomor 90 Tahun
2013 tentang Penyelenggaraan Pendidikan Madrasah;
17. Peraturan Bersama antara Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan, Menteri Kesehatan, Menteri Agama, dan
Menteri Dalam Negeri Tahun 2014 tentang Pembinaan dan
Pengembangan Usaha Kesehatan Sekolah/Madrasah;
18. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 58
Tahun 2014 tentang Kurikulum 2013 Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah;
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61
Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
20. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62
Tahun 2014 tentang Kegiatan Ekstrakurikuler pada
Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
21. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63
Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan sebagai
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;

11
22. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 68
Tahun 2014 tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan
Komunikasi dan Guru Keterampilan Komputer dan
Pengelolaan Informasi dalam Implementasi Kurikulum
2013 sebagaimana telah diubah dengan Peraturan Menteri
Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 45 Tahun 2015
tentang Perubahan atas Peraturan Menteri Pendidikan dan
Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 68 Tahun 2014
tentang Peran Guru Teknologi Informasi dan Komunikasi
dan Guru Keterampilan Komputer dan Pengelolaan
Informasi dalam Implementasi Kurikulum 2013;
23. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79
Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013;
24. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
103 Tahun 2014 tentang Pembelajaran pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah;
25. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
111 Tahun 2014 tentang Bimbingan Dan Konseling Pada
Pendidikan Dasar Dan Pendidikan Menengah;
26. Peraturan Menteri Pemberdayaan Perempuan dan
Perlindungan Anak Nomor 8 Tahun 2014 tentang
Kebijakan Sekolah Ramah Anak;
27. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23
Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
28. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53
Tahun 2015 tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik
dan Satuan Pendidikan Pada pendidikan Dasar dan
Pendidikan Menengah;
29. Keputusan Menteri Agama Nomor 165 Tahun 2014
tentang Pedoman Kurikulum Madrasah 2013 Mata
Pelajaran Pendidikan Agama Islam Dan Bahasa Arab;
30. Keputusan Menteri Agama Nomor 207 Tahun 2014
tentang Kurikulum Madrasah;
31. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor
1696 Tahun 2013 tentang Panduan Penyelenggaraan
Pendidikan Anti Korupsi di Madrasah;
32. Peraturan Daerah Provinsi Jawa Barat Nomor 7 Tahun
2008 tentang Penyelenggaraan Pendidikan;
33. Rencana Kerja Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Seram
Bagian Timur Tahun 2018

12
Memperhatikan : Hasil Rapat Dewan Guru, Pengawas Madrasah dan Komite
Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian Timur tanggal
10 Juli 2018 Bertempat di Madrasah Tsanawiyah Negeri 5
Seram Bagian Timur

MEMUTUSKAN:
Menetapkan : TIM PENGEMBANG KURIKULUM MADRASAH
TSANAWIYAH NEGERI 5 SERAM BAGIAN TIMUR TAHUN
PELAJARAN 2018/2019.

KESATU : Mengangkat nama-nama tersebut dalam lampiran Surat


Keputusan ini sebagai Tim Pengembang Kurikulum Madrasah
Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian Timur Tahun Pelajaran
2018/2019;
KEDUA : Tugas dan tanggung jawab Tim Pengembang Kurikulum
Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian Timur adalah :
1. Menganalisis potensi Madrasah Tsanawiyah sebagai
bahan penyusunan dan pengembangan kurikulum untuk
satu tahun ke depan;
2. Menyusun Dokumen 1, 2 dan 3 kurikulum dan
mengembangkannya setiap tahun sesuai dengan
perkembangan pendidikan dan kemajuan Madrasah
Tsanawiyah;
3. Mensosialisasikan kurikulum yang telah disahkan
pemberlakuannya pada setiap awal tahun pelajaran;
4. Mengevaluasi pelaksanaan kurikulum pada akhir tahun
pelajaran sebagai dasar bagi pengembangan kurikulum
tahun pelajaran berikutnya;
5. Melaporkan seluruh kegiatan pengembangan kurikulum
madrasah kepada Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri
5 Seram Bagian Timur.
KETIGA : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan dan apabila di
kemudian hari terdapat kekeliruan dalam keputusan ini, maka
akan diperbaiki sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Kiandarat
Pada Tanggal Juli 2018

13
Kepala Madrasah
Tsanawiyah Negeri 5 SBT

Drs. Husen Kastella


NIP. 196402281993031002

Lampiran : Surat Keputusan Kepala Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian


Timur
Nomor : 01/Mt.25.08.05/PP.02/07/2018
Tanggal : Juli 2018

SUSUNAN TIM PENGEMBANG KURIKULUM


MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 5 SERAM BAGIAN TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

JABATAN JABATAN
NO NAMA
DALAM KEDINASAN DALAM TIM
1 H. Dadih, S.Pd.I Pengawas Madrasah Pengarah
2 Drs. Husen Kastella Kepala MTs Ketua
3 Munawir Devinubun Ketua Komite MTs Wakil Ketua
4 Wawan Kuncoro, S.Pd Operator Sekretaris
5 Amran Arey, S.Pdi Wakamad. Sarpras Anggota
6 Zainudin Rumalean., S.Ag Wakamad. Kesiswaan Anggota

14
7 Abd. Kadir Rumbouw, S.Pdi Wakamad. Kurikulum Anggota
8 Alwiyah Arey, S.Ag Bendahara Anggota
9 Ishak Kelrey, S.P Kaur TU. Anggota
10 Adam Safua. Guru Anggota
11 Ismail Rumbara Guru Anggota
12 Ani Siasaun, S.Pd Guru Anggota
13 Habiba Kelsaba., S.Pd.I Guru Anggota
14 Samaiyah Kelsaba, S.Pd.I Guru Anggota
15 M. Arifudin Rumbouw, S.Pd.I Guru Anggota
16 Amir Rumau Guru Anggota

Ditetapkan di Kiandarat
Pada Tanggal Juli 2018
Kepala MTs N 5 SBT

Drs. Husen Kastella

KEMENTERIAN AGAMA RI
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 5 SERAM BAGIAN TIMUR
TERAKREDITASI B
Jalan Raya Kiandarat 97594

BERITA ACARA
RAPAT WORKSHOP KURIKULUM KTSP/K13
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 5 SERAM BAGIAN TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Pada hari iniSenin tanggalenam belasbulan Juli s.d. hari Selasa tanggal tujuh
belasbulan Juli tahun dua ribu delapan belas, bertempat di Madrasah Tsanawiyah Negeri
5 Seram Bagian Timur telah dilaksanakan Rapat Penyusnan Kurikulum Madrasah
Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian Timur Semester Tahun Pelajaran 2018/2019 dengan susunan
acara sebagai berikut :
1. Pembukaan : MC
2. Sambutan : Kepala MTs Negeri 5 Seram Bagian Timur
3. Rapat penyusunan kurikulum : Abd. Kadir Rumbouw, S.Pdi (Ketua tim pengembang)
4. Do’a : Adam Safua ( Anggota)

15
Demikian berita acara ini kami buat, untuk digunakan sebagaimana mestinya.

Kiandarat, Juli 2018


Notulen Rapat, Pimpinan Rapat,

Zainudin Rumalean, S.Ag Abd. Kadir Rumbouw, S.Pdi

Mengetahui;

Komite Madrasah Kepala Madrasah

Munawir Devinubun Drs. Husen Kastella

DAFTAR HADIR WORKSHOP KURIKULUM

Hari/Tanggal : Senin, 16 Juli 2018


Tempat : MTs N 5 SBT
NO NAMA JABATAN PARAF
1 Salma Wati Kou Pengawas 1 2
2 Munawir Devinubun Komite
3 Drs. Husen Kastella Kepala Madrasah 3 4
4 Abd. Kadir Rumbouw, S.Pd.I Waka Kurikulum
5 Amran Arey, S.Pdi Waka Sarpras 5 6
6 Zainudin Rumalean, S.Ag Waka Kesiswaan
7 Alwiyah Arey, S.Ag Bendahara 7 8
8 Wawan Kuncoro, S.Pd Operator
9 Ishak Kelrey, S.P KAUR TU 9 10
10 M. Ali Agam Rumfot GMP
11 Adam Safua GMP 11 12
12 Ismail Rumbara GMP
13 Ani Siasaun, S.Pd GMP 13 14
14 Habiba Kelsaba, S.Pdi GMP
15 Samaiyah Kelsaba, S.Pd.I GMP 15 16
16 Arifudin Rumbouw, S.Pd.I GMP
17 Silalow Rumbory GMP 17

Kiandarat Juli 2018

16
Kepala MTs N 5 SBT

Drs. Husen Kastella

KEMENTERIAN AGAMA RI
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 5 SERAM BAGIAN TIMUR
TERAKREDITASI B
Jalan Raya Kiandarat 97594

BERITA ACARA
RAPAT REVIEW KURIKULUM KTSP/K13
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 5 SERAM BAGIAN TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Pada hari ini Selasa Tanggal tujuh belas Tahun dua ribu delapan belasbertempat di
Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 SBTtelah dilaksanakan rapat untuk mereviewpenetapan
kurikulum 2013 yang dilaksanakan pada hari senin tanggal enam belas tahun dua ribu
delapan belas yang dihadiri oleh, Kepala Madrasah, Dewan Guru dan Komite Madrasah
pada tahun ajaran 2018/2019

Dalam rapat kali ini telah dicapai keputusan sesuai dengan hasil rapat pada tanggal
enam belas bulan juli dua ribu delapan belas Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 SBT dalam
proses Belajar mengajar menggunakan Kurikulum 2013.

Demikian berita acara ini dibuat sebagai tanda kesepakatan bersama penetapan
Kurikulum 2013 sebagai landasan bagi Madrasah untuk dapat melaksanakan dengan
sebaik – baiknya.

dengan susunan acara sebagai berikut :


1. Pembukaan : MC
2. Sambutan : Kepala MTs Negeri 5 Seram Bagian Timur
3. Rapat penyusunan kurikulum : Abd. Kadir Rumbouw, S.Pdi (Ketua tim pengembang)
4. Do’a : Adam Safua ( Anggota)

Kiandarat Juli 2018


Kepala MTs N 5 SBT

17
Drs. Husen Kastella

'Lampiran
DAFTAR HADIR
RAPAT REVIEW KURIKULUM KTSP/K13
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 5 SERAM BAGIAN TIMUR
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Hari/Tanggal : Rabu, 18 Juli 2018


Tempat : MTs N 5 SBT
NO NAMA JABATAN PARAF
1 Salma Wati Kou Pengawas 1 2
2 Munawir Devinubun Komite
3 Drs. Husen Kastella Kepala Madrasah 3 4
4 Abd. Kadir Rumbouw, S.Pd.I Waka Kurikulum
5 Amran Arey, S.Pdi Waka Sarpras 5 6
6 Zainudin Rumalean, S.Ag Waka Kesiswaan
7 Alwiyah Arey, S.Ag Bendahara 7 8
8 Wawan Kuncoro, S.Pd Operator
9 Ishak Kelrey, S.P KAUR TU 9 10
10 M. Ali Agam Rumfot GMP
11 Adam Safua GMP 11 12
12 Ismail Rumbara GMP
13 Ani Siasaun, S.Pd GMP 13 14
14 Habiba Kelsaba, S.Pdi GMP
15 Samaiyah Kelsaba, S.Pd.I GMP 15 16
16 Arifudin Rumbouw, S.Pd.I GMP
17 Silalow Rumbory GMP 17

Kiandarat Juli 2018


Kepala MTs N 5 SBT

Drs. Husen Kastella

DOKUMENTASI KEGIATAN WORKSHOP K13 2017


TAHUN PELAJARAN 2017/2018

18
KEMENTERIAN AGAMA RI
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 5 SERAM BAGIAN TIMUR
TERAKREDITASI B
Jalan Raya Kiandarat 97594

KEPUTUSAN KEPALA MTs NEGERI 5 SERAM BAGIAN TIMUR


NOMOR : 02/MTs.25.08.05/PP.02/07/2018

TENTANG
PENETAPAN KETUNTASAN BELAJAR MINIMAL (KBM)
TAHUN PELAJARAN 2018/2019
MTs NEGERI 5 SERAM BAGIAN TIMUR
KEPALA MTs NEGERI 5 SERAM BAGIAN TIMUR

19
Menimbang : 1. MTs N 5 SBT sebagai sebuah Institusi Penyedia Jasa Pendidikan perlu
menjalin dan menciptakan berbagai peluang yang akan mendorong
organisasi tetap eksis;
2. Langkah yang diambil MTs Negeri 5 Seram Bagian Timur secara aktif dan
proaktif adalah mencari peluang untuk meningkatkan diri, baik kualitas
maupun kuantitas sumber daya yang ada;
3. Kualitas produk tercermin pada pola bagaimana penetapan kriteria
ketuntasan minimal.

Mengingat : 1. Undang – Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, pasal 31
ayat (1) dan ayat (2);
2. Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang
Sistem Pendidikan Nasional;
3. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 1990 tentang
Pendidikan Menengah;
4. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan.
5. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
0490/U/1992, tentang Sekolah Menengah Kejuruan;
6. Keputusan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor
129.a/U/2004, tentang Standar Pelayanan Minimal Bidang Pendidikan;
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 20 Tahun 2007 tentang
Standar Penilaian Pendidikan.
8. Peraturan Gubernur Jawa Tengah Nomor 3 Tahun 2005, tentang Standar
Pelayanan Minimal (SPM) Pendidikan TK/RA, SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA,
SMK, SLB, Pendidikan Non Formal, UKS, Kepemudaan, Olahraga dan
Kebudayaan Propinsi Jawa Tengah;
9. Model Penilaian Kelas Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan yang
dikeluarkan Depdiknas dan Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP)
Tahun 2007’
10. Rapat dewan guru MTs Negeri 5 Seram Bagian Timur Tanggal Juli 2018

Memperhatikan : 1. Program Kerja Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian Timur Tahun
2018/2019
2. Hasil Rapat Staf Pimpinan MTs Negeri 5 Seram Bagian Timur

MEMUTUSKAN
Menetapkan :

Pertama : Mata Pelajaran/Kompetensi/Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar yang ada


pada Kurikulum Madrasah Tsanawiyah Negeri 5 Seram Bagian Timur (KTSP)
sebagaimana tercantum pada lampiran keputusan ini;
Kedua : Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dicantumkan pada Mata
Pelajaran/Kompetensi/Standar Kompetensi/Kompetensi Dasar sebagaimana
dimaksud dalam diktum PERTAMA seperti pada lampiran keputusan ini:.

20
Ketiga : Nilai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) dibuat berdasarkan hasil analisis dan
musyawarah guru mata pelajaran (MGMP) pada masing – masing kelompok mata
pelajaran/kompetensi produktif.
Keempat : Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan;
Kelima : Jika dikemudian hari terdapat kesalahan atau kekeliruan dalam keputusan ini
akan diadakan perbaikan atau pembetulan sebagaimana mestinya.

Ditetapkan di Kiandarat
Pada Tanggal Juli 2018
Kepala MTs N 5 SBT

Drs. Husen Kastella

Lampiran 1 : Surat Keputusan Kepala MTs N 5 Seram Bagian Timur


Nomor : 02/MTs.25.08.05/PP.02/07/2018
Tentang : Penetapan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) Tahun Pelajaran 2018/2019 Mata
Pelajaran dan Kompetensi Keahlian MTs N 5 Seram Bagian Timur
1.1. Kelas VII, VIII dan IX

21
Berdasarkan kompetensi inti disusun matapelajaran dan alokasi waktu yang sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan. Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu untuk kelas VII, VIII dan IX
Madrasah Tsanawiyah sebagai berikut:
Alokasi Waktu Per Minggu
Mata Pelajaran
Kelas VII Kelas VIII Kelas IX
Kelompok A
Pendidikan Agama Islam
e. Al Qur’an Hadits 2 2 2
f. Akidah Akhlak 2 2 2
g. Fikih 2 2 2
h. Sejarah Kebudayaan Islam 2 2 2
9. PPKn 3 3 3
10. Bahasa Indonesia 6 6 6
11. Bahasa Arab 3 3 3
12. Matematika 5 5 5
13. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5 5
14. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
15. Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
5. Seni Budaya 3 3 3
6. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 3 3 3
7. Prakarya 2 2 2
8. BTQ 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu Per Minggu 48 48 48

Ditetapkan di Kiandarat
Pada Tanggal Juli 2018
Kepala MTs N 5 SBT

Drs. Husen Kastella

KEMENTERIAN AGAMA RI
MADRASAH TSANAWIYAH NEGERI 5 SERAM BAGIAN TIMUR
TERAKREDITASI B

22
Jalan Raya Kiandarat 97594

SURAT KEPUTUSAN KEPALA MTsN 5 SERAM BAGIAN TIMUR


NOMOR: 03/Mt.25.08.05/PP.02/07/2018

TENTANG
KEGIATAN EKSTRAKURIKULER DAN PENGEMBANGAN DIRI
TAHUN PELAJARAN 2018/2019

Dengan Rahmat Tuhan yang Maha Esa Kepala MTs Negeri 5 Seram Bagian Timur
Kabupaten Seram Bagian Timur.
Menimbang: a. Bahwa proses belajar Mengajar merupakan inti proses
penyelenggaraan pendidikan pada satuan Pendidikan.
b. Bahwa untuk Menjamin kelancaran proses Belajar perlu ditetapkan
pembagian tugas tambahan bagi guru
c. bahwa untuk meningkatkan keimanan dan ketaqwaan
kepada Tuhan yang Maha Esa bagi peserta didik maka perlu
adanya kegiatan ekstrakurikuler dan Pengembangan Diri.

Mengingat: a. UU Nomor 20 Tahun 2003


b. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia
Nomor 62 Tahun 2014
c. UU No. 12 Tahun 2010 tentang Gerakan Pramuka
d. Permendikbud. No. 63 Tahun 2014 tentang Ekstrakurikuler Wajib
Pendidikan Kepramukaan
e. Permendiknas No. 39 Tahun 2008 tentang Pembinaan Kesiswaan
f. PP Nomor 55 Tahun 2007 Tentang pendidkan Agama dan
pendidikan keagamaan
g. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 22 Tahun 2006 kita
mendapati rumusan tentang pengembangan diri
MEMUTUSKAN
Menetapkan NAMA PEMBINA, JENIS KEGIATAN, TUGAS KEGIATAN
EKSTRAKURIKULER DAN PENGEMBANGAN DIRI TAHUN
PELAJARAN 2018/2019
Pertama:
Nama Pembina dalam melaksanakan Kegiatan Ekstrakurikuler tersebut
tertuang dalam daftar nama Pembina ekstrakurikuler terlampir.

Kedua: Jenis Kegiatan Ekstrakurikuler dan pengembangan diri tersebut


tertuang dalam jadwal kegiatan terlampir

23
Ketiga: Tugas Pembina dalam melaksanakan Kegiatan Ekstrakurikuler dan
pengembangan diri tersebut tertuang dalam jadwal kegiatan terlampir

Keputusan ini mulai berlaku pada saat ditetapkan


Keempat:

Ditetapkan di Kiandarat
Pada Tanggal Juli 2018
Kepala MTs N 5 SBT

Drs. Husen Kastella

24

Anda mungkin juga menyukai