Anda di halaman 1dari 27

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Tujuan tertentu ini
meliputi tujuan pendidikan nasional serta kesesuaian dengan kekhasan, kondisi dan potensi
daerah, satuan pendidikan dan peserta didik. Oleh sebab itu kurikulum
disusun oleh satuan pendidikan untuk memungkinkan penyesuaian program
pendidikan dengan kebutuhan dan potensi yang ada di daerah.
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 (UU 20/2003)
tentang Sistem Pendidikan Nasional dan Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005 (PP 19/2005) tentang Standar Nasional Pendidikan (SNP)
mengamanatkan kurikulum pada Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
jenjang pendidikan dasar dan menengah disusun oleh satuan pendidikan dengan
mengacu kepada Stándar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI) serta
berpedoman pada panduan yang disusun oleh Badan Standar Nasional Pendidikan
(BSNP). Selain dari itu, penyusunan KTSP juga harus mengikuti ketentuan lain yang
menyangkut kurikulum dalam UU 20/2003 dan PP 19/2005.
Dengan dasar Undang-undang dan PP di atas, dalam upaya mendekatkan
pendidikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan peserta didik dan lingkungan,
SMP NU Shofiyatul Huda mengembangkan kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP).
KTSP ini disusun dengan mengacu pada Stándar Isi (SI) dan Stándar Kompetensi
Lulusan (SKL) yang telah ditetapkan oleh pemerintah untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang untuk selanjutnya disebut
Kurikulum SMP NU Shofiyatul Huda ini disusun untuk mewujudkan visi sekolah dengan
mengakomodasi potensi yang ada untuk meningkatkan kualitas satuan pendidikan, baik
dalam aspek akademis maupun non akademis, memelihara, mengembangkan budaya
daerah, menguasai IPTEK yang dilandasi iman dan taqwa dan berwawasan lingkungan,
serta ramah bagi semua peserta didik (Education For All) yang mengacu pada visi dan misi
Dinas Pendidikan Kabupaten Cianjur yaitu “ Tersedianya
Pendidikan Bermutu Untuk Semua Dan Berkelanjutan Yang Dapat Melahirkan
Generasi Agamis Dan Berkehidupan Yang Berkualitas.
Kurikulum SMP NU Shofiyatul Huda pada tahun pelajaran 2018/2019 menerapkan
prinsip-prinsip pengembangan Kurikulum 2013. Adapun pengembangannya berdasarkan
prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya
agar menjadi manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, berkarakter dan berbudi pekerti
luhur dan menjadi warga Negara yang demokratis serta bertanggung jawab terhadap
lingkungan.
Pada kurikulum 2013 peserta didik diharapkan mempunyai ketrampilan abad 21 yang
diistilahkan 4C yaitu Communication, collaboration, Critical Thinking and Problem Solving
dan Creativity and Innovation). Penguasaan ketrampilan 4C ini sangat penting khususnya di
abad 21, abad dimana dunia berkembang dengan cepat dan dinamis. Untuk mewujudkan
ketrampilan 4C itu diantaranya yaitu dengan adanya Integrasi PPK (Penguatan Pendidikan
Karakter) dalam pembelajaran terutama 5 karakter yaitu religiositas, nasionalisme,
kemandirian, gotong royong dan integritas serta Gerakan Literasi Sekolah (GLS) yang tidak
hanya sekedar membaca dan menulis melainkan mencakup ketrampilan berpikir
menggunakan berbagai sumber baik cetak, visual, digital dan auditori. Juga dalam
pembelajaran menerapkan Higher Order of Thinking Skill (HOTS) yaitu dalam
pembelajaran memberikan pelatihan yang melatih
kemampuan berpikir kritis, logis, reflektif, metakognitf yang merupakan kemampuan
1
berpikir tingkat tinggi sehingga diharapkan peserta didik dapat bersaing dalam
kancah dunia.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan yang berkarakter dan
berbudi pekerti luhur, serta sesuai dengan visi SMP NU Shofiyatul Huda.
SMP NU Shofiyatul Huda di Kecamatan Sukaresmi rnenyelenggarakan Pendidikan
inklusif yaitu sebuah pendidikan yang memberikan kesempatan dan layanan yang
sama kepada seluruh peserta didik, khususnya peserta didik berkebutuhan khusus
untuk belajar yang sama dengan teman sebaya di kelas reguler. Hal ini bertujuan
untuk menjadikan pendidikan sebagai sebuah wahana sosialisasi bagi peserta didik
berkebutuhan khusus untuk dapat hidup secara wajar dan mendapatkan perlakuan
yang sama dengan peserta didik lainnya.
SMP NU Shofiyatul Huda memiliki peluang berkembang cukup besar karena letak
geografisnya yang strategis. Lokasi sekolah berada di kawasan yang mudah
dijangkau angkutan umum dan keadaan lingkungan yang tenang dan nyaman.
Dibalik itu semua ancaman SMP NU Shofiyatul Huda bersumber dari pergeseran nilai
budaya yakni adanya kecenderungan sikap hidup metropolis yang mulai melanda kehidupan
peserta didik, menirukan perilaku masyarakat yang tidak jelas latar belakangnya.
Oleh karena itu, kegiatan pembentukan budi pekerti dan melestarikan seni budaya
tradisional sangat dioptimalkan melalui kegiatan pengembangan diri. Keberadaan 32
lembaga sekolah negeri dan lembaga swasta merupakan pesaing besar terhadap
keberadaan SMP NU Shofiyatul Huda. Menyikapi kondisi ini, SMP NU Shofiyatul Huda
melakukan upaya nyata berupa peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan,
melengkapi sarana dan prasarana, menjalin kerja sama yang harmonis dengan orang
tua peserta didik/wali peserta didik dan mengadakan kegiatan pengembangan diri
dengan mempertimbangkan kebutuhan peserta didik dan masyarakat

B. Landasan Penyusunan KTSP


1. Landasan Filosofis
Sekolah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari nilai-nilai budaya
yang dianut oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai budaya yang
bersumber dari Pancasila, sebagai falsafah hidup berbangsa dan bernegara, yang mencakup
religius, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar
filosofis dalam pengembangan kurikulum sekolah.
Sekolah sebagai bagian dari masyarakat tidak terlepas dari lokus, kewaktuan, kondisi
sosial dan budaya. Kekuatan dan kelemahan dari hal-hal ini akan menjadi pertimbangan
dalam penentuan Struktur Kurikulum sekolah ini.
2. Landasan Yuridis
Secara yuridis KTSP ini dikembangkan berdasarkan:
 Undang-undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (5), “Pemerintah memajukan ilmu
pengetahuan dan teknologi dengan menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan
persatuan bangsa untuk kemajuan peradaban serta kesejahteraan umat manusia”
dan Pasal 32 ayat (1), “Negara memajukan kebudayaan nasional Indonesia di
tengah peradaban dunia dengan menjamin kebebasan masyarakat dalam
memelihara dalam mengembangkan nilai-nilai budayanya.”
 Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Bab II
Pasal 3, ”Pendidikan bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik
seutuhnya agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi
warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab”. Pasal 36 ayat (2),
“Kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dengan prinsip diversifikasi
sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik”. Pasal 38 ayat
(2), “Kurikulum pendidikan dasar dan menengah dikembangkan sesuai dengan
2
relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan komite
sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk
pendidikan menengah”.
 Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Sistem Pendidikan Nasional
Pasal 17 ayat (1), “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SD/MI/SDLB,
SMP/MTs./SMPLB, SMA/MA/SMALB/SMK/MAK, atau bentuk lain yang
sederajat dikembangkan sesuai dengan satuan pendidikan, potensi
daerah/karakteristik daerah, sosial budaya masyarakat setempat, peserta didik”.
 Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan atas PP No. 19
Tahun 2005 Standar Nasional Pendidikan.
 Permendikbud No. 68 Tahun 2013 tentang Kerangka Dasar dan Strukur Kuriku-
lum SMP/MTs.
 Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan
Pendidikan Dasar dan Menengah
 Permendikbud Nomor 21 Tahun 2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan
Menengah
 Permendikbud Nomor 22 Tahun 2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar
dan Menengah
 Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan
 Permen Diknas Nomor 19 Tahun 2007 tentang Standar Pengelolaan Pendidikan
oleh Satuan Pendidikan Dasar dan Menengah
 Permen Diknas Nomor 24 Tahun 2007 tentang Standar Sarana dan Prasarana
 Keputusan Gubernur Jawa Barat No. 423.5/Kep. 674-Disdik/2006 tentang Bahasa
Sunda sebagai Mata Pelajaran Wajib di Jawa Barat.
 Peraturan Gubernur Jawa Barat No.69 Tahun 2013 tentang Pembelajaran Muatan
Lokal Bahasa dan Sastra Daerah pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah.
 Panduan Penyusunan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
 Permendikbud No. 81A. Tahun 2013 tentang Implementasi Kurikulum Pedoman
Penyusunan dan Pengelolaan KTSP.
 Permendikbud Nomor 23 Tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
 Kalender Pendidikan Tahun 2017/2018.

C. Tujuan Penyusunan KTSP


Kurikulum disusun sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai tujuan pendidikan di SMP NU Shofiyatul Huda. Tujuan pengembangan
kurikulum di SMP NU Shofiyatul Huda adalah tahapan atau langkah untuk mewujudkan
visi sekolah dalam jangka waktu tertentu dapat diukur, dan terjangkau. Kurikulum 2013
dikembangkan dengan tujuan sebagai berikut:
1. mengembangkan keseimbangan antara pengembangan sikap spiritual dan sosial,
rasa ingin tahu, kreativitas, kerja sama dengan kemampuan intelektual dan
psikomotorik;
2. sekolah merupakan bagian dari masyarakat yang memberikan pengalaman
belajar terencana dimana peserta didik menerapkan apa yang dipelajari di sekolah
ke masyarakat dan memanfaatkan masyarakat sebagai sumber belajar;
3. mengembangkan sikap, pengetahuan, dan keterampilan serta menerapkannya
dalam berbagai situasi di sekolah dan masyarakat;
4. memberi waktu yang cukup leluasa untuk mengembangkan berbagai sikap,
pengetahuan, dan keterampilan;
5. kompetensi dinyatakan dalam bentuk kompetensi inti kelas yang dirinci lebih
lanjut dalam kompetensi dasar mata pelajaran;
6. kompetensi inti kelas menjadi unsur pengorganisasi (organizing elements)
kompetensi dasar, dimana semua kompetensi dasar dan proses pembelajaran
dikembangkan untuk mencapai kompetensi yang dinyatakan dalam kompetensi
3
inti; kompetensi dasar dikembangkan didasarkan pada prinsip akumulatif, saling
memperkuat (reinforced) dan memperkaya (enriched) antarmatapelajaran dan
jenjang pendidikan (organisasi horizontal dan vertikal)

D. Prinsip Pengembangan KTSP


Pengembangan KTSP ini berpedoman pada prinsip-prinsip berikut ini.
a. Berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik memiliki posisi
sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi manusia yang beriman
dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,
cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan, kebutuhan,
kepentingan peserta didik, dan tuntutan lingkungan, serta budaya dan karakter
bangsa. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan pembelajaran berpusat pada peserta
didik.
b. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik peserta
didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan tidak
diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status sosial
ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun
dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat
dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti
dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku kepentingan
(stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan kebutuhan kehidupan,
termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia usaha dan dunia kerja.
Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi, keterampilan berpikir,
keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional
merupakan keniscayaan.
e. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang kajian
keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.

f. Belajar sepanjang hayat


Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhinneka Tunggal Ika dalam kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).

4
B A B II
TUJUAN PENDIDIKAN, VISI, MISI, DAN TUJUAN SEKOLAH

A. Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab.
Tujuan pendidikan dasar adalah meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan,
kepribadian, akhlak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti
pendidikan lebih lanjut.

B. Visi
Mewujudkan SMP NU Shofiyatul Huda Unggul dalam IMTAQ dan IPTEK
Indikator Visi:
1. Unggul dalam keimanan dan ketaqwaan kepada Tuhan YME
2. Unggul dalam pengembangan Kurikulum yang mengacu 8 standar pendidikan
3. Unggul dalam pelaksanaan pembelajaran Aktif, Inovatif, Kreatif, Efektif, dan
Menyenangkan dengan pendekatan SCIENTIFIC
4. Unggul dalam prestasi akademik dan non akademik
5. Unggul dalam kejujuran, disiplin, peduli, santun, percaya diri, dalam berinteraksi
dengan lingkungan sosial dan alam.
6. Unggul dalam pembelajaran dan pengembangan diri yang terintegrasi dengan
Pendidikan Lingkungan Hidup dan P4GN (Pencegahan, Pemberantasan,
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba)
7. Unggul dalam karakter warga sekolah yang berbudi pekerti luhur, bersih dari
narkoba dan peduli terhadap kelestarian fungsi lingkungan
8. Unggul dalam menciptakan lingkungan sekolah yang bersih, asri dan nyaman
untuk mencegah pencemaran dan kerusakan lingkungan
9. Terwujudnya penerapan nilai-nilai 7 pilar budaya Cianjur dan 7 pilar agama secara
konsisten dalam kehidupan sehari- hari di lingkungan sekolah.
2. Misi
 Mewujudkan lulusan yang beriman dan bertaqwa.
 Melaksanakan Kurikulum Sekolah yang mampu menjawab tantangan masa depan
 Menyusun dokumen 2 semua jenjang yang lengkap dan berwawasan ke depan.
 Melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan.
 Mewujudkan sarana dan prasarana pendidikan yang relevan dan memadai
 Mewujudkan pendidik dan tenaga kependidikan yang kompeten dan berdedikasi
tinggi.
 Melaksanakan managemen berbasis sekolah yang transparan dan akuntabel
 Melaksanakan penilaian pendidikan yang sesuai dengan standar nasional
 Mengelola biaya pendidikan yang lebih profesional
 Menanamkan perilaku yang menunjukkan sikap cinta tanah air
 Menerapkan nilai-nilai 7 pilar budaya 3vl Cianjur dan 7 pilar agama secara
konsisten dalam kehidupan sehari - hari di lingkungan sekolah.

3. Tujuan Sekolah
Mengacu pada visi dan misi sekolah, serta tujuan umum pendidikan dasar, tujuan sekolah
dalam mengembangkan pendidikan ini adalah sebagai berikut.
1. Standar Kompetensi Lulusan
a. Sekolah mampu menghasilkan lulusan yang beriman dan bertakwa
b. Sekolah mampu menghasilkan lulusan yang jujur, disiplin, santun serta cinta
tanah air.
5
c. Sekolah mampu menghasilkan lulusan yang memiliki prestasi akademik dan
non akademik
d. Sekolah mampu menghasilkan lulusan yang kreatif.
2. Standar Isi
a. Sekolah memiliki Kurikulum Sekolah (dokumen 1) yang mampu menjawab
tantangan masa depan
b. Sekolah memiliki silabus (dokumen 2) mata pelajaran untuk semua tingkat
sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku
c. Sekolah memiliki RPP (dokumen 3) mata pelajaran untuk semua tingkat sesuai
dengan peraturan perundangan yang berlaku
3. Standar Proses
a. Sekolah memiliki perangkat pembelajaran yang lengkap.
b. Sekolah mampu melaksanakan proses pembelajaran yang aktif, kreatif, inovatif
dan menyenangkan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.
c. Sekolah mampu melaksanakan pengawasan proses pembelajaran.
4. Standar Sarana Prasarana
a. Sekolah mampu menyediakan sarana dan prasarana pendidikan yang relevan
dan memadai
b. Sekolah melaksanakan pemeliharaan sarana dan prasarana
c. Sekolah menyediakan fasilitas pendukung pembelajaran yang memadai
5. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
a. Semua pendidik dan tenaga kependidikan memiliki kualifikasi dan kompetensi
yang sesuai dengan standar
b. Semua pendidik dan tenaga kependidikan melaksanakan tugas sesuai dengan
tupoksi.
6. Standar Pengelolaan
a. Sekolah memiliki RKS dan RKAS yang jelas dan lengkap
b. Sekolah dapat melaksanakan managemen berbasis sekolah secara profesional
c. Sekolah memiliki berbagai dokumen (panduan) dalam pelaksanaan kegiatan
d. Sekolah dapat melaksanakan monev secara terprogram, terstruktur dan
sistemastis
e. Sekolah memiliki Sistem Informasi Managemen yang jelas dan lengkap
f. Sekolah memiliki kepemimpinan yang kuat dan akuntabel

7. Standar Pembiayaan
a. Sekolah memiliki perencanaan pengelolaan keuangan secara proporsional dan
profesional.
b. Sekolah dapat melaksanakan pengelolaan keuangan sesuai dengan petunjuk
teknis BOS yang berlaku
c. Sekolah dapat menyusun laporan keuangan secara transfaran dan akuntabel
d. Sekolah meningkatkan peran aktif orang tua dalam penggalangan biaya
pendidikan yang memadai
8. Standar Penilaian
a. Sekolah memiliki berbagai instrumen penilaian dari setiap KD sesuai dengan
ketentuan yang berlaku
b. Sekolah dapat melaksanakan penilaian pendidikan yang sesuai dengan standar
nasional
c. Sekolah memiliki dokumen hasil analisis butir soal dan hasil penilaian
d. Sekolah dapat melaksanakan program tindak lanjut penilaian hasil belajar
e. Sekolah dapat membuat laporan hasil belajar
9. Tujuh Pilar budaya dan agama
a. Sekolah dapat menerapkan nilai-nilai 7 Pilar budaya cianjur mencakup: 1)
ngaos; 2) mamaos; 3) maenpo; 4) tatanen; 5) tanginas; 6) someah; dan 7)
sauyunan
6
b. Sekolah dapat menerapkan nilai-nilai 7 Pilar agama mencakup :
1) salat subuh berjamaah; 2) ashar mengaji; 3) mencintai anak yatim; 4) peduli
fakir miskin; 5) suka sedekah; 6) Cianjur anti maksiat; dan 7) mewujudkan
kampung peradaban akhlakul karimah.
10. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK) dan Gerakan Literasi Sekolah (GLS)
a. Sekolah memiliki dokumen RPP yang mengintegrasikan pendidikan karakater
dan Gerakan Literasi Sekolah
b. Sekolah dapat menerapkan Lima nilai utama PPK (religius, integritas, mandiri,
gotong royong, dan nasionalisme)
c. Warga Sekolah memiliki minat baca yang tinggi

4. Nilai-Nilai yang Dikembangkan Sekolah


1. Mandiri
2. Inovatif
3. Kreatif
4. Interaktif
5. Religius
6. Displin
7. Mandiri

7
B A B III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM

1. Struktur Kurikulum
Struktur dan muatan kurikulum pada jenjang pendidikan dasar dan menengah yang
tertuang dalam Standar Isi meliputi lima kelompok mata pelajaran sebagai berikut ini.
a. Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia
b. Kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian
c. Kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi
d. Kelompok mata pelajaran estetika
e. Kelompok mata pelajaran jasmani, olahraga dan kesehatan
Kelompok mata pelajaran tersebut memiliki cakupan dan kegiatan masing-masing
seperti diungkapkan di dalam PP 19/2005 tentang Standar Nasional Pendidikan pasal 6
ayat (1) Pasal 7 sebagai berikut ini.
Kelompok
Cakupan Melalui
Mata Pelajaran
Agama dan Akhlak Kelompok mata pelajaran agama dan Kegiatan keagamaan,
Mulia akhlak mulia dimaksudkan untuk pembelajaran kewarganegaraan
membentuk peserta didik menjadi dan pembinaan
manusia yang beriman dan bertakwa kepribadian/akhlak mulia,
kepada Tuhan Yang Maha Esa serta pembelajaran ilmu pengetahuan
berakhlak mulia. Akhlak mulia dan teknologi, estetika, jasmani,
mencakup etika, budi pekerti, atau olahraga dan kesehatan, dan
moral sebagai perwujudan dari pengembangan
pendidikan agama. diri/ekstrakurikuler
Kewarganegaraan Kelompok mata pelajaran Kegiatan keagamaan,
dan Kepribadian kewarganegaraan dan kepribadian pembinaan kepribadian/akhlak
dimaksudkan untuk peningkatan mulia, pembelajaran
kesadaran dan wawasan peserta didik kewarganegaraan, bahasa, seni
akan status, hak, dan kewajibannya dan budaya, dan pendidikan
dalam kehidupan bermasyarakat, jasmani, dan pengembangan
berbangsa, dan bernegara, serta diri/ekstrakurikuler
peningkatan kualitas dirinya sebagai
manusia.
Kesadaran dan wawasan termasuk
wawasan kebangsaan, jiwa dan
patriotisme bela negara, penghargaan
terhadap hak-hak asasi manusia,
kemajemukan bangsa, pelestarian
lingkungan hidup, kesetaraan gender,
demokrasi, tanggung jawab sosial,
ketaatan pada hukum, ketaatan
membayar pajak, dan sikap serta
perilaku anti korupsi, kolusi, dan
nepotisme.
Ilmu Pengetahuan Kelompok mata pelajaran ilmu Kegiatan pembelajaran bahasa,
dan Teknologi pengetahuan dan teknologi pada matematika, ilmu pengetahuan
SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan alam, ilmu pengetahuan sosial,
untuk memperoleh kompetensi dasar keterampilan/kejuruan, dan/atau
ilmu pengetahuan dan teknologi serta teknologi informasi dan
membudayakan berpikir ilmiah komunikasi, serta muatan lokal
secara kritis, kreatif dan mandiri. yang relevan.
Estetika Kelompok mata pelajaran estetika Kegiatan bahasa, seni dan
dimaksudkan untuk meningkatkan budaya, keterampilan, dan
sensitivitas, kemampuan muatan lokal yang relevan, dan
mengekspresikan dan kemampuan pengembangan
mengapresiasi keindahan dan diri/ekstrakurikuler
8
Kelompok
Cakupan Melalui
Mata Pelajaran
harmoni. Kemampuan mengapresiasi
dan mengekspresikan keindahan
serta harmoni mencakup apresiasi
dan ekspresi, baik dalam kehidupan
individual sehingga mampu
menikmati dan mensyukuri hidup,
maupun dalam kehidupan
kemasyarakatan sehingga mampu
menciptakan kebersamaan yang
harmonis.
Jasmani, Olah Kelompok mata pelajaran jasmani, Kegiatan pendidikan jasmani,
Raga, dan olahraga dan kesehatan pada olahraga, pendidikan kesehatan,
Kesehatan. SMP/MTs/SMPLB dimaksudkan ilmu pengetahuan alam, dan
untuk meningkatkan potensi fisik muatan lokal yang relevan, dan
serta membudayakan sportivitas dan pengembangan
kesadaran hidup sehat. diri/ekstrakurikuler
Budaya hidup sehat termasuk
kesadaran, sikap, dan perilaku hidup
sehat yang bersifat individual
ataupun yang bersifat kolektif
kemasyarakatan seperti keterbebasan
dari perilaku seksual bebas,
kecanduan narkoba, HIV/AIDS,
demam berdarah, muntaber, dan
penyakit lain yang potensial untuk
mewabah.

Struktur kurikulum untuk kelas IX dan kelas VIII meliputi sejumlah mata pelajaran
termasuk pengembangan diri sebagai berikut ini.
Kelas dan Alokasi Waktu
Komponen
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama - 2 2
2. Pendidikan Kewarganegaraan - 2 2
3. Bahasa Indonesia - 4 4
4. Bahasa Inggris - 4 4
5. Matematika - 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Alam - 4 4
7. Ilmu Pengetahuan Sosial - 4 4
8. Seni Budaya - 2 2
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan - 2 2
10. Keterampilan - 2 2
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Sunda - 2 2
2. Ke-NU-An 2 2
3. Bahasa Arab 2 2
C. Pengembangan Diri
1. Bimbingan Konseling - 1 1
2. Kegiatan Ekstrakurikuler:
a. Pramuka

9
Kelas dan Alokasi Waktu
Komponen
VII VIII IX
b. PMR
c. Bola Voli
d. IPA Club
e. MTK Club
f. Komputer
g. Kitab Kuning
h. Dzuha Insfirasi
i. Curhat Remaja
j. Tahfid
Jumlah 38 38

Keterangan:
SMP NU Shofiyatul Huda menambah 1 jam pembelajaran per minggu sesuai
dengan ketentuan berlaku. Penambahan dilakukan atas dasar :
- Materi esensial mata pelajaran yang harus diberikan di tiap jenjang kelas
- Efektifiitas dan efisiensi mata pelajaran tiap kelas
- Hasil Pencapaian Belajar Peserta Didik Mapel UN tahun pelajaran 2018/2019.

Struktur Kurikulum untuk tahun pelajaran 2018-2019 mengacu pada kurikulum 2013
untuk kelas VII dan VIII, meliputi mata pelajaran sebagai berikut :
A. Kompetensi Inti
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia peserta didik pada kelas
tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi vertikal berbagai kompetensi dasar pada
kelas yang berbeda dapat dijaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Uraian tentang Kompetensi Inti untuk jenjang Sekolah Menengah Pertama/Madrasah


Tsanawiyah dapat dilihat pada Tabel berikut.

Tabel 1: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah


KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS VII KELAS VIII KELAS IX

1. Menghargai dan 1. Menghargai dan 1. Menghargai dan


menghayati ajaran agama menghayati ajaran menghayati ajaran agama
yang dianutnya agama yang dianutnya yang dianutnya

2. Menghargai dan 2. Menghargai dan 2. Menghargai dan


menghayati perilaku jujur, menghayati perilaku menghayati perilaku
disiplin, tanggungjawab, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
peduli (toleransi, gotong tanggungjawab, peduli tanggungjawab, peduli
royong), santun, percaya diri, (toleransi, gotong (toleransi, gotong
dalam berinteraksi secara royong), santun, royong), santun, percaya
efektif dengan lingkungan percaya diri, dalam diri, dalam berinteraksi
sosial dan alam dalam berinteraksi secara secara efektif dengan
jangkauan pergaulan dan efektif dengan lingkungan sosial dan
10
keberadaannya lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
alam dalam jangkauan pergaulan dan
pergaulan dan keberadaannya
keberadaannya

3. Memahami pengetahuan 3. Memahami dan 3. Memahami dan


(faktual, konseptual, dan menerapkan menerapkan pengetahuan
prosedural) berdasarkan rasa pengetahuan (faktual, (faktual, konseptual, dan
ingin tahunya tentang ilmu konseptual, dan prosedural) berdasarkan
pengetahuan, teknologi, seni, prosedural) rasa ingin tahunya
budaya terkait fenomena dan berdasarkan rasa ingin tentang ilmu
kejadian tampak mata tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
pengetahuan, seni, budaya terkait
teknologi, seni, budaya fenomena dan kejadian
terkait fenomena dan tampak mata
kejadian tampak mata

4. Mencoba, mengolah, dan 4. Mengolah, menyaji, 4. Mengolah, menyaji,


menyaji dalam ranah konkret dan menalar dalam dan menalar dalam ranah
(menggunakan, mengurai, ranah konkret konkret (menggunakan,
merangkai, memodifikasi, (menggunakan, mengurai, merangkai,
dan membuat) dan ranah mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
abstrak (menulis, membaca, memodifikasi, dan membuat) dan ranah
menghitung, menggambar, membuat) dan ranah abstrak (menulis,
dan mengarang) sesuai abstrak (menulis, membaca, menghitung,
membaca, menghitung, menggambar, dan
menggambar, dan mengarang) sesuai
mengarang) sesuai

B. Mata Pelajaran
Berdasarkan kompetensi inti disusun mata pelajaran dan alokasi waktu yang sesuai
dengan karakteristik satuan pendidikan. Susunan matapelajaran dan alokasi waktu untuk
Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah sebagaimana tabel berikut.

Tabel 2: Matapelajaran Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah


ALOKASI WAKTU
MATA PELAJARAN PER MINGGU
VII VIII IX
Kelompok A
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 2 2
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 3 2 2
3 Bahasa Indonesia 6 4 4
4 Matematika 5 4 4
5 Ilmu Pengetahuan Alam 5 4 4
11
6 Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4 4
7 Bahasa Inggris 4 4 4
Kelompok B
1 Seni Budaya 3 2 2
2 Pendidikan Jasmani, Olah Raga, dan Kesehatan 3 2 2
3 Prakarya /Keterampilan 2 2 2
4 Bahasa Sunda 2 2 2
5 Bimbingan Konseling 1 1 1
6 Teknologi Informasi dan Komunikasi 2 2 2
7 Bahasa Arab 2 2 2
8 Ke-NU-An 2 2 2
9 Baca Tulis Quran 2 2 2
JUMLAH ALOKASI WAKTU PER MINGGU 49 41 41

Keterangan:
 Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum diatas,
terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah antara lain Pramuka (Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan Palang Merah
Remaja.
 Kegiatan ekstra kurikuler seperti Pramuka (terutama), Unit Kesehatan Sekolah, Palang
Merah Remaja, dan yang lainnya adalah dalam rangka mendukung pembentukan
kompetensi sikap sosial peserta didik, terutamanya adalah sikap peduli. Disamping itu
juga dapat dipergunakan sebagai wadah dalam penguatan pembelajaran berbasis
pengamatan maupun dalam usaha memperkuat kompetensi keterampilannya dalam ranah
konkrit. Dengan demikian kegiatan ekstra kurikuler ini dapat dirancang sebagai
pendukung kegiatan kurikuler.
 Matapelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran
Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah
kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi
dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah.
 Bahasa Daerah sebagai muatan lokal dapat diajarkan secara terintegrasi dengan mata
pelajaran Seni Budaya dan Prakarya atau diajarkan secara terpisah apabila daerah merasa
perlu untuk memisahkannya. Satuan pendidikan dapat menambah jam pelajaran per
minggu sesuai dengan kebutuhan satuan pendidikan tersebut.
 Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu untuk
tiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai kebutuhan peserta
didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
 Jumlah alokasi waktu jam pembelajaran setiap kelas merupakan jumlah minimal yang
dapat ditambah sesuai dengan kebutuhan peserta didik.

C. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam satu
minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
1. Beban belajar di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah dinyatakan dalam
jam pembelajaran per minggu.
2. Beban belajar satu minggu Kelas VII dan VIII adalah 41 jam sedangkan kelas IX adalah
49 jam pembelajaran.
3. Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 40 menit.
4. Beban belajar di Kelas VII, VIII, dan IX dalam satu semester paling sedikit 18 minggu
dan paling banyak 20 minggu.

12
5. Beban belajar di kelas IX pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu dan paling
banyak 20 minggu.
6. Beban belajar di kelas IX pada semester genap paling sedikit 14 minggu dan paling
banyak 16 minggu.
7. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak 40
minggu.

D. Kompetensi Dasar
Kompetensi dasar dirumuskan untuk mencapai kompetensi inti. Rumusan kompetensi dasar
dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik peserta didik, kemampuan awal, serta
ciri dari suatu mata pelajaran. Kompetensi dasar dibagi menjadi empat kelompok sesuai
dengan pengelompokkan kompetensi inti sebagai berikut:
1. kelompok 1: kelompok kompetensi dasar sikap spiritual dalam rangka menjabarkan KI-1;
2. kelompok 2: kelompok kompetensi dasar sikap sosial dalam rangka menjabarkan KI-2;
3. kelompok 3: kelompok kompetensi dasar pengetahuan dalam rangka menjabarkan KI-3;
dan
4. kelompok 4: kelompok kompetensi dasar keterampilan dalam rangka menjabarkan KI-4.

2. Muatan Kurikulum
Muatan Kurikulum SMP meliputi sejumlah mata pelajaran yang keluasan dan
kedalamannya merupakan beban belajar bagi peserta didik dan materi muatan lokal.
a. Mata Pelajaran Wajib
Mata pelajaran wajib yang diselenggarakan di SMP terdiri atas mata-mata pelajaran
sebagai berikut ini.
1) Pendidikan Agama
Pendidikan agama yang diselenggarakan di SMP NU Shofiyatul Huda adalah
Pendidikan Agama Islam.
Tujuan:
 Meningkatkan keimanan dan ketakwaan peserta didik;
 Meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, akhlak mulia,
keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut
serta meningkatkan tata cara membaca al-Qur’an dan tajwid sampai kepada
tata cara menerapkan hukum bacaan mad dan wakaf;
 Membiasakan perilaku terpuji seperti qanaah dan tasawuh dan menjauhkan
diri dari perilaku tercela seperti ananiah, hasad, ghadab dan namimah serta
memahami; dan
 Meneladani tata cara mandi wajib dan shalat-shalat wajib maupun shalat
sunat.
2) PendidikanKewarganegaraan
Tujuan:
Memberikan pemahaman terhadap peserta didik tentang kesadaran hidup
berbangsa dan bernegara dan pentingnya penanaman rasa persatuan dan
kesatuan.
Ruang lingkup:
a) Persatuan dan kesatuan bangsa, meliputi: hidup rukun dalam perbedaan,
cinta lingkungan, kebanggaan sebagai bangsa Indonesia, Sumpah Pemuda,
keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia, partisipasi dalam pembelaan
negara, sikap positif terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia,
keterbukaan dan jaminan keadilan.
b) Norma, hukum, dan peraturan yang meliputi: tertib dalam kehidupan
keluarga, tata tertib di sekolah, norma yang berlaku di masyarakat, peraturan-
peraturan daerah, norma-norma dalam kehidupan berbangsa dan bernegara,
sistem hukum dan peradilan nasional, hukum dan peradilan internasional.

13
c) Hak asasi manusia, meliputi: hak dan kewajiban anak, hak dan kewajiban
anggota masyarakat, instrumen nasional dan internasional HAM, pemajuan,
penghormatan dan perlindungan HAM.
d) Kebutuhan warganegara, meliputi: hidup gotong royong, harga diri sebagai
warga masyarakat, kebebasan berorganisasi, kemerdekaan mengeluarkan
pendapat, menghargai keputusan bersama, prestasi diri, persamaan
kedudukan warganegara.
e) Konstitusi negara, meliputi: proklamasi kemerdekaan dan konstitusi yang
pertama, konstitusi-konstitusi yang pernah digunakan di Indonesia, hubungan
dasar negara dengan konstitusi.
f) Kekuasan dan politik, meliputi: pemerintahan desa dan kecamatan,
pemerintahan daerah dan otonomi, pemerintah pusat, demokrasi dan sistem
politik, budaya politik, budaya demokrasi menuju masyarakat madani, sistem
pemerintahan, pers dalam masyarakat demokrasi.
g) Pancasila, meliputi: kedudukan Pancasila sebagai dasar negara dan ideologi
negara, proses perumusan Pancasila sebagai dasar negara, pengamalan nilai-
nilai Pancasila dalam kehidupan sehari-hari, Pancasila sebagai ideologi
terbuka.
h) Globalisasi, meliputi: globalisasi di lingkungannya, politik luar negeri
Indonesia di era globalisasi, dampak globalisasi, hubungan internasional dan
organisasi internasional, serta mengevaluasi globalisasi.
3) Bahasa Indonesia
Tujuan:
Membina keterampilan berbahasa secara lisan dan tertulis serta dapat
menggunakan bahasa sebagai alat komunikasi dan sarana pemahaman terhadap
IPTEK.
Ruang lingkup:
a) Mendengarkan
b) Berbicara
c) Membaca
d) Menulis
4) Bahasa Inggris
Tujuan:
Membina keterampilan berbahasa dan berkomunikasi secara lisan dan tertulis
untuk menghadapi perkembangan IPTEK dalam menyongsong era globalisasi.
Ruang lingkup:
a) Kemampuan berwacana, yakni kemampuan memahami dan/atau
menghasilkan teks lisan dan/atau tulis yang direalisasikan dalam empat
keterampilan berbahasa, yakni mendengarkan, berbicara, membaca dan
menulis secara terpadu untuk mencapai tingkat literasi functional;
b) Kemampuan memahami dan menciptakan berbagai teks fungsional pendek
dan monolog serta esei berbentuk procedure, descriptive, recount, narrative,
dan report. Gradasi bahan ajar tampak dalam penggunaan kosa kata, tata
bahasa, dan langkah-langkah retorika;
c) Kompetensi pendukung, yakni kompetensi linguistik (menggunakan tata
bahasa dan kosa kata, tata bunyi, tata tulis), kompetensi sosiokultural
(menggunakan ungkapan dan tindak bahasa secara berterima dalam berbagai
konteks komunikasi), kompetensi strategi (mengatasi masalah yang timbul
dalam proses komunikasi dengan berbagai cara agar komunikasi tetap
berlangsung), dan kompetensi pembentuk wacana (menggunakan piranti
pembentuk wacana).
5) Matematika
Tujuan:

14
Memberikan pemahaman logika dan kemampuan dasar Matematika dalam rangka
penguasaan IPTEK.
Ruang lingkup:
a) Bilangan
b) Aljabar
c) Geometri dan Pengukuran
d) Statistika dan Peluang
6) Ilmu Pengetahuan Alam
Tujuan:
Memberikan pengetahuan dan keterampilan kepada peserta didik untuk
menguasai dasar-dasar sains dalam rangka penguasaan IPTEK.
Ruang lingkup:
a) Makhluk Hidup dan Proses Kehidupan
b) Materi dan Sifatnya
c) Energi dan Perubahannya
d) Bumi dan Alam Semesta
7) Ilmu Pengetahuan Sosial
Tujuan:
Memberikan pengetahuan sosiokultural masyarakat yang majemuk,
mengembangkan kesadaran hidup bermasyarakat serta memiliki keterampilan
hidup secara mandiri.
Ruang lingkup:
a) Manusia, Tempat, dan Lingkungan
b) Waktu, Keberlanjutan, dan Perubahan
c) Sistem Sosial dan Budaya
d) Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan
8) Seni Budaya
Tujuan:
Mengembangkan apresiasi seni, daya kreasi, dan kecintaan pada seni budaya
nasional.
Ruang lingkup:
a) Seni Rupa, mencakup pengetahuan, keterampilan, dan nilai dalam
menghasilkan karya seni berupa lukisan, patung, ukiran, cetak-mencetak, dan
sebagainya.
b) Seni Musik, mencakup kemampuan untuk menguasai olah vokal, memainkan
alat musik, apresiasi karya musik.
c) Seni Tari, mencakup keterampilan gerak berdasarkan olah tubuh dengan dan
tanpa rangsangan bunyi, apresiasi terhadap gerak tari.
d) Seni Teater, mencakup keterampilan olah tubuh, olah pikir, dan olah suara
yang pementasannya memadukan unsur seni musik, seni tari, dan seni peran.

9) Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan


Tujuan:
Menanamkan kebiasaan hidup sehat, meningkatkan kebugaran dan keterampilan
dalam bidang olahraga, menanamkan rasa sportifitas, tanggung jawab disiplin dan
percaya diri pada peserta didik.
Ruang lingkup;
a) Permainan dan olahraga, meliputi: olahraga tradisional, permainan,
eksplorasi gerak, keterampilan lokomotor nonlokomotor, dan manipulatif,
atletik, kasti, rounders, kippers, sepak bola, bola basket, bola voli, tenis meja,
tenis lapangan, bulu tangkis, dan beladiri, serta aktivitas lainnya.

15
b) Aktivitas pengembangan, meliputi: mekanika sikap tubuh, komponen
kebugaran jasmani, dan bentuk postur tubuh serta aktivitas lainnya.
c) Aktivitas senam, meliputi: ketangkasan sederhana, ketangkasan tanpa alat,
ketangkasan dengan alat, dan senam lantai, serta aktivitas lainnya.
d) Aktivitas ritmik, meliputi: gerak bebas, senam pagi, SKJ, dan senam aerobic
serta aktivitas lainnya.

10) Teknologi Informasi dan Komunikasi atau Keterampilan


1).Teknologi Informasi dan Komunikasi
Tujuan:
Memberikan keterampilan dalam bidang teknologi informatika dan komunikasi
yang sesuai dengan bakat dan minat peserta didik.
Ruang lingkup:
a) Perangkat keras dan lunak yang digunakan untuk mengumpulkan,
menyimpan, memanipulasi, dan menyajikan informasi;
b) Penggunaan alat bantu untuk memproses dan memindah data dari satu
perangkat ke perangkat lainnya.
2). Keterampilan
Tujuan:
 mendidik peserta didik dengan keahlian dan keterampilan agar dapat bekerja
baik secara mandiri atau bekerja di dunia usaha dan dunia industri;
 mendidik peserta didik agar mampu memilih karir, berkompetensi dan
mengembangkan sikap profesional; dan
 membekali peserta didik dengan ilmu pengetahuan dan keterampilan sebagai
bekal bagi yang berminat untuk melanjutkan pendidikan.
 Membekali peserta didik agar memiliki pengetahuan dan keterampilan
sebagai wadah mengembangkan kemampuan diri dan mempersiapkan peserta
didik untuk melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi;
 Menumbuhkan jiwa wirausaha; dan
 Mengembangkan kompetensi untuk mewujudkan kecakapan hidup dan
kemandirian dalam menghadapi tantangan masyarakat.

11) Muatan Lokal


Muatan Lokal yang diselenggarakan di SMP NU Shofiyatul Huda adalah sebagai
berikut.
Alokasi Waktu
No. Jenis Muatan Lokal
VII VIII IX
1. Bahasa Sunda 2 2 2
2 Bahasa Arab 2 2 2
3 BTQ 2 2 2
4 Ke-NU-An 2 2 2
1) Bahasa Sunda
Tujuan:
Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa
Sunda dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Sunda.
Ruang lingkup:
a) Mendengarkan
b) Berbicara
c) Membaca
d) Menulis
2) Bahasa Arab
Tujuan:

16
Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa
Aarab dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis, serta
menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan Arab.
Ruang lingkup:
a) Mendengarkan
b) Berbicara
c) Membaca
d) Menulis
3) Baca Tulis Quran
Tujuan
Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk mampu membaca Al-Quran
dengan baik dan benar.
Ruang lingkup:
a) Mendengarkan
b) Membaca
c) Menulis
d) Menghapal
4) Ke-NU-An
Tujuan
Meningkatkan kemampuan peserta didik untuk mampu memahami dan
mengetahui sejarah NU

3. Pengembangan Diri
Kegiatan pengembangan diri adalah kegiatan yang bertujuan memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan dan mengekspresikan diri
sesuai dengan kebutuhan, bakat, dan minat. Kegiatan pengembangan diri dapat
dilakukan dalam bentuk bimbingan konseling dankegiatan ekstrakurikuler.
Pengembangan diri terdiri atas 2 (dua) bentuk kegiatan, yaitu terprogram dan tidak
terprogram.
1. Kegiatan pengembangan diri secara terprogram dilaksanakan dengan
perencanaan khusus dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan
peserta didik secara individual, kelompok, dan atau klasikal melalui
penyelenggaraan kegiatan sebagai berikut ini.
Kegiatan Pelaksanaan
Layanan dan kegiatan  Individual
pendukung konseling  Kelompok: tatap muka guru BP
masuk ke kelas
Ekstrakurikuler a. Pramuka
b. PMR
c. Bola Voli
d. IPA Club
e. MTK Club
f. Komputer
g. Kitab Kuning
h. Dzuha Insfirasi
i. Curhat Remaja
j. Tahfid

2. Kegiatan pengembangan diri secara tidak terprogram yang dilaksanakan adalah


sebagai berikut.
Kegiatan Contoh
Rutin, yaitu  Upacara bendera

17
Kegiatan Contoh
kegiatan yang  Salam, senyum, dan sapa pagi
dilakukan  Piket kelas
terjadwal  Ibadah bersama (Baca Asmaul Husna,
baca surat Al Qur’an, Sholat Dhuha
seminggu dua kali dan Sanroh sebulan
dua kali) .
 Berdoa sebelum dan sesudah pem-
belajaran di kelas
 Menyanyikan Lagu wajib nasional
 Literasi 15 menit
 Readathon sebulan sekali
 Bakti sosial
 Pembinaan siswa oleh wali kelas se-
bulan sekali pada waktu pelaksanaan
Jumsih.
Spontan, adalah  Memberi dan menjawab salam
kegiatan tidak  Meminta maaf
terjadwal dalam  Berterima kasih
kejadian khusus  Mengunjungi orang yang sakit
 Membuang sampah pada tempatnya
 Menolong orang yang sedang dalam
kesusahan
 Melerai pertengkaran
 Membaca Surat Yassin
Keteladanan,  Performa guru
adalah kegiatan  Mengambil sampah yang berserakan
dalam bentuk  Cara berbicara yang sopan
perilaku sehari-hari  Mengucapkan terima kasih
 Meminta maaf
 Menghargai pendapat orang lain
 Memberikan kesempatan terhadap
pendapat yang berbeda
 Mendahulukan kesempatan kepada
orang tua
 Penugasan peserta didik secara bergilir
 Menaati tata tertib (disiplin, taat waktu,
taat pada peraturan)
 Memberi salam ketika bertemu
 Berpakaian rapi dan bersih
 Menepati janji
 Memberikan penghargaan kepada
orang yang berprestasi
 Berperilaku santun
 Pengendalian diri yang baik
 Memuji pada orang yang jujur
 Mengakui kebenaran orang lain
 Mengakui kesalahan diri sendiri
 Berani mengambil keputusan
 Berani berkata benar

18
Kegiatan Contoh
 Melindungi kaum yang lemah
 Membantu kaum yang fakir
 Sabar mendengarkan orang lain
 Mengunjungi teman yang sakit
 Membela kehormatan bangsa
 Mengembalikan barang yang bukan
miliknya
 Antri
 Mendamaikan

Jenis Pengembangan Diri yang ditetapkan SMP NU Shofiyatul Huda adalah sebagai
berikut ini.
Nilai-nilai yang
Jenis Pengembangan Diri Strategi
ditanamkan
A. Bimbingan Konseling (BK)  Kemandirian  Pembentukan
 Percaya diri karakter atau
 Kerjasama kepribadian
 Demokratis  Pemberian
 Peduli sosial motivasi
 Komunikatif  Bimbingan karier
 Jujur

B. Kegiatan Ekstrakurikuler:  Demokratis  Latihan


1. Kepramukaan  Disiplin terprogram
 Kerjasama (kepemimpinan,
 Rasa berorganisasi)
Kebangsaan
 Toleransi

 Peduli sosial
dan lingkungan
 Cinta damai
 Kerja keras
2. PMR  Peduli sosial  Latihan
 Toleransi terprogram
 Disiplin
 Komunikatif

3. Dzuha Insfirasi  Demokratis  Kajian


 Disiplin terprogram
 Kerja sama
 Rasa
Kebangsaan
 Toleransi
 Peduli sosial

19
Nilai-nilai yang
Jenis Pengembangan Diri Strategi
ditanamkan
dan lingkungan
 Cinta damai
 Kerja keras
4. Olahraga (bola Voli)  Sportifitas  Melalui latihan
 Menghargai rutin (antara
prestasi lain: bola voli,
 Kerja keras basket, tenis
 Cinta damai meja,
 Disiplin badminton,
 Jujur pencak silat,
outbond)
 Perlombaan
olahraga
5. Kerohanian  Religius  Beribadah rutin
 Rasa  Peringatan hari
kebangsaan besar agama
 Cinta tanah air  Kegiatan
keagamaan
6. Curhat Remaja  Tanggung Kajian psikologi
jawab berdasarkan
 Keberanian agama
 Tekun
 Sportivitas
 Disiplin
 Mandiri
7. Kepemimpinan  Tanggung a. Pramuka
jawab b. PMR
 Keberanian c. Bola Voli
 Tekun d. IPA Club
 Sportivitas e. MTK Club
 Disiplin f. Komputer
 Mandiri g. Kitab Kuning
h. Dzuha Insfirasi
 Demokratis
i. Curhat Remaja
 Cinta damai
j. Tahfid
 Cinta tanah air
 Peduli
lingkungan
 Peduli sosial
 Keteladanan
 Sabar
 Toleransi
 Kerja keras
 Pantang
menyerah
 Kerja sama
8. MTK dan IPA Club  Tanggung Kegiatan terprogram
jawab
 Keberanian
 Tekun

20
Nilai-nilai yang
Jenis Pengembangan Diri Strategi
ditanamkan
 Sportivitas
 Disiplin
 Mandiri

d. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa


Pada prinsipnya, pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa tidak
dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi kedalam mata pelajaran,
pengembangan diri dan budaya sekolah. Guru dan sekolah perlu mengintegrasikan
nilai-nilai yang dikembangkan dalam pendidikan budaya dan karakter bangsa ke
dalam KTSP, silabus dan RPP yang sudah ada. Indikator nilai-nilai budaya dan
karakter bangsa ada dua jenis yaitu (1) indikator sekolah dan kelas, dan (2) indikator
untuk mata pelajaran.
Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan oleh kepala sekolah,
guru dan personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan karakter bangsa.
Indikator ini berkenaan juga dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan dan
kegiatan sekolah sehari-hari (rutin). Indikator mata pelajaran menggambarkan
perilaku afektif seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu.
Perilaku yang dikembangkan dalam indikator pendidikan budaya dan karakter bangsa
bersifat progresif, artinya, perilaku tersebut berkembang semakin komplek antara
satu jenjang kelas dengan jenjang kelas di atasnya, bahkan dalam jenjang kelas yang
sama. Guru memiliki kebebasan dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus
dikembangkan sebelum ditingkatkan ke perilaku yang lebih kompleks.
Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan pendekatan
proses belajar aktif dan berpusat pada anak, dilakukan melalui berbagai kegiatan di
kelas, sekolah, dan masyarakat. Di kelas dikembangkan melalui kegiatan belajar
yang biasa dilakukan guru dengan cara integrasi. Di sekolah dikembangkan dengan
upaya pengkondisian atau perencanaan sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan
ke Kalender Akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari budaya
sekolah sehingga peserta didik memiliki kesempatan untuk memunculkan perilaku
yang menunjukkan nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Di masyarakat
dikembangkan melalui kegiatan ekstra kurikuler dengan melakukan kunjungan ke
tempat-tempat yang menumbuhkan rasa cinta tanah air dan melakukan pengabdian
masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian dan kesetiakawanan sosial.
Adapun penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan mengacu pada
indikator pencapaian nilai-nilai budaya dan karakter, melalui pengamatan guru ketika
seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di sekolah, model anecdotal record
(catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang berkenaan dengan
nilai yang dikembangkan), maupun memberikan tugas yang berisikan suatu persoalan
atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan nilai yang dimilikinya.
Dari hasil pengamatan, catatan anekdotal, tugas, laporan, dan sebagainya guru dapat
memberikan kesimpulannya/pertimbangan yang dinyatakan dalam pernyataan
kualitatif sebagai berikut ini.
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda- tanda awal
perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya
tanda-tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
konsisten)
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai
tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten)

21
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku
yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten)

4. Pengaturan Beban Belajar


Beban belajar ditentukan mengacu pada ketentuan standar pengelolaan pendidikan
yang berlaku di satuan pendidikan.
Pengaturan beban belajar di SMP ini dengan sistem paket yang didasarkan pada
struktur dan muatan kurikulum dengan alokasi waktu sebagai berikut ini.
 Beban belajar tetap adalah 41 jam pelajaran per minggu untuk kelas VII dan VIII
serta 34 jam pelajaran untuk kelas IX

 Alokasi waktu 40 menit untuk satu jam pelajaran


Satu jam Minggu Waktu Jumlah
Jumlah
pembelajaran efektif pembelajaran jam per
Kelas jampel/
tatap muka per per tahun tahun (@
minggu
(menit) tahun (jampel) 60 menit)

VII 40 49 41
VII 40 41 41
IX 40 41 30

Selain tatap muka, beban belajar yang harus diikuti peserta didik adalah penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur yang waktunya maksimal lima
puluh persen (50%) dari jumlah jam tatap muka. Penugasan terstruktur di antaranya
pekerjaan rumah (PR), penyusunan program/perencanaan kegiatan, laporan
pelaksanaan kegiatan.
Penugasan mandiri tidak terstruktur terdiri dari tugas-tugas individu atau kelompok
yang disesuaikan dengan potensi, minat, dan bakat peserta didik.

5. Ketuntasan Belajar
Dalam penetapan ketuntasan belajar, sekolah menetapkan kriteria ketuntasan
minimal dengan mempertimbangkan tingkat kompleksitas, daya dukung, dan tingkat
kemampuan awal peserta didik (intake) dalam penyelenggaraan pembelajaran.
Sekolahsecara bertahap dan berkelanjutan menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) untuk mencapai ketuntasan ideal.
Setiap mata pelajaran memiliki karakteristik dan hasil analisis yang berbeda. Oleh
karena itu, maka ditetapkan KKM sebagai berikut ini.

Penetapan KKM
Kriteria Ketuntasan
Komponen Belajar
VII VIII IX
A. Mata Pelajaran
1. Pendidikan Agama 70 70 75
2. Pendidikan Kewarganegaraan 70 70 75
3. Bahasa Indonesia 70 70 75
4. Bahasa Inggris 70 70 75
5. Matematika 70 70 75
22
Kriteria Ketuntasan
Komponen Belajar
VII VIII IX
6. Ilmu Pengetahuan Alam 70 70 75
7. Ilmu Pengetahuan Sosial 70 70 75
8. Seni Budaya 70 70 75
9. Pendidikan Jasmani, Olahraga dan 70 70 75
Kesehatan
10. Prakarya dan Keterampilan 70 70 75
B. Muatan Lokal
1. Bahasa Sunda 77 77 75
2. Bahasa Arab 70 75 75
3. Ke-NU-An 70 75 75
4. BTQ 70 75 75
C. Pengembangan Diri
1. BK
2. Kegiatan Ekstra Kurikuler:
a. Pramuka
b. PMR
c. Bola Voli
d. IPA Club
e. MTK Club
f. Komputer
g. Kitab Kuning
h. Dzuha Insfirasi
i. Curhat Remaja
j. Tahfid

Satuan pendidikan ini menggunakan prinsip mastery learning (ketuntasan belajar),


ada perlakuan khusus untuk peserta didik yang belum maupun sudah mencapai
ketuntasan. Peserta didik yang belum mencapai KKM harus mengikuti kegiatan
remedial, sedangkan peserta didik yang sudah mencapai KKM mengikuti kegiatan
pengayaan.
1. Program Remedial(Perbaikan)
a. Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai KKM dalam
setiap kompetensi dasar dan/atau indikator.
b. Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
c. Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial penilaian.
d. Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes maupun nontes.
e. Kesempatan mengikuti kegiatan remedial.
f. Nilai remedial dapat melampaui KKM.
2. Program Pengayaan
a. Pengayaan bolehdiikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM dalam
setiap kompetensi dasar.
b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/di luar jam pembelajaran.
c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.
d. Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat digunakan.

f. Kriteria Kenaikan Kelas dan Kelulusan


1. Kenaikan Kelas
Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila memenuhi kriteria sebagai berikut:
a) Berkelakuan baik dengan nilai sikap minimal B (baik).
b) Prosentase kehadiran dalam kegiatan belajar sekurang-kurangnya 20% batas
ketidak hadiran kecuali dengan alasan yang dapat dipertanggungjawabkan.
23
c) Memiliki nilai raport semua aspek pada semua mata pelajaran sampai dengan
semester 2 kelas yang bersangkutan.
d) Telah mencapai ketuntasan belajar minimal yang ditetapkan oleh sekolah
pada semua mata pelajaran dengan mencakup seluruh standar kompetensi/
kompetensi inti, kompetensi dasar, dan indikator pada masing-masing mata
pelajaran.
e) Nilai yang dipertimbangkan untuk kenaikan kelas adalah nilai rapor pada
semester 1 dan semester 2 melalui rapat dewan guru.
f) Siswa yang belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal, baik seluruh
maupun sebagian aspek pada masing-masing mata pelajaran tersebut dapat
dinyatakan naik kelas setelah mencapai ketuntasan belajar minimal melalui
pembelajaran dan penilaian remedial (perbaikan) untuk mata pelajaran, aspek
kompetensi dasar, atau indikator yang lainnya belum mencapai standar
ketuntasan belajar minimal. Pembelajaran dan penilaian remedial dilakukan
oleh guru mata pelajaran yang bersangkutan dan harus selesai sebelum
pengumuman kenaikan kelas.
g) Siswa yang belum mencapai standar ketuntasan belajar minimal pada lebih
dari 3 mata pelajaran sampai batas waktu yang telah ditentukan, baik seluruh
maupun sebagian aspek pada masing-masing mata pelajaran tersebut,
dinyatakan tidak naik kelas dan harus mengulang seluruh program
pembelajaran di kelas semula.
h) Tuntas Hapalan Tahfid sesuai ketentuan
2. Kelulusan
Peserta didik dinyatakan lulus dari SMP NU Shofiyatul Huda apabila:
a) telah menyelesaikan seluruh program pembelajaran, yaitu: memilki nilai
rapor semester 1 sampai dengan semester 6
b) memiliki nilai perilaku/sikap minimal baik, yaitu modus penilaian dari akhlak
mulia dan kepribadian dari semester 1 sampai dengan semester 6 minimal B
(baik).
c) lulus ujian sekolah (US) dan ujian sekolah berstandar nasional (USBN), yaitu
apabila nilai rata-rata dari semua Nilai US dan USBN mencapai paling rendah
70 (tujuh puluh dua) dan nilai US dan USBN setiap mata pelajaran paling
rendah 70 (tujuh puluh satu).
d) Mengikuti Ujian Nasional seluruh mata pelajaran sesuai jadwal.
e) Lulus Sidang Komprehensif

B A B IV
KALENDER PENDIDIKAN

Kalender pendidikan adalah pengaturan waktu untuk kegiatan pembelajaran peserta didik
selama satu tahun ajaran. Kalender pendidikan mencakup permulaan tahun ajaran, minggu
efektif belajar, waktu pembelajaran efektif, efektif fakultatif, dan hari libur. Berikut adalah
kalender tersebut secara rinci.
Hari Kegiatan Waktu
Senin Senyum, salam, sapa dan 06.30 – 06.50
24
santun pagi
Upacara 07.00 – 07.40
Menyanyikan Lagu Wajib 07.40 – 07.45
Nasional
Gerakan literasi Sekolah 07.45 – 08.00
(membaca)
Kegiatan belajar mengajar 08.00 – 14.50
Selasa Senyum, salam, sapa dan 06.30 - 06.45
santun pagi
Tadarus. Dzikir Asmaul 06.45 – 07.30
Husna dan Sholat Dhuha
dan kitab kuning 07.30 – 07.35
Menyanyikan Lagu Wajib
Nasional 07.35 – 07.40
Gerakan Literasi Sekolah
(membaca) 07.35 – 14.25
Kegiatan Belajar Mengajar
Rabu Senyum, salam, sapa dan 06.30 – 06.50
santun pagi
Menyanyikan Lagu Wajib 07.00 – 07.30
Nasional, kajian Dzuha
Insfirasi 07.05 – 07.20
Gerakan Literasi Sekolah
(membaca)
Kegiatan Belajar Mengajar 07.30 – 13.40

Kamis Senyum, salam, sapa dan 06.30 – 06.50


santun pagi
Menyanyikan Lagu Wajib 07.00 – 07.30
Nasional, kajian Kitab
Kuning 07.05 – 07.20
Gerakan Literasi Sekolah
(membaca)
Kegiatan Belajar Mengajar 07.30 – 13.40

Jumat Senyum, salam, sapa dan 06.30 – 06.50


santun pagi
Kajian Kitab Kuning dan 07.00 – 07.30
Tahlil
Menyanyikan Lagu Wajib 07.30 – 07.40
Nasional
Gerakan Literasi Sekolah 07.40 – 07.50
(membaca)
Kegiatan Belajar Mengajar 07.00 – 11.00

KALENDER PENDIDIKAN SMP NU SHOFIYATUL HUDA


Tahun Pelajaran 2018/2019
SEMESTER GANJIL
TANGGAL KETERANGAN
1-15 Juli 2018 Libur Akhir Tahun 2017/2018 dan PPDB
16-18 Juli 2018 MOPD
17 Agustus 2018 Hari Proklamasi Kemerdekaan
22 Agustus 2018 Libur Hari Raya Idul Adha 1439 H
11 September 2018 Libur Tahun Baru Islam 1440 H
25
27-29 September 2018 KTS
Penilaian Tengah
8 - 13 Oktober 2019
Semester
Maulid Nabi Muhammad
20 November 2018
SAW 1440 H
3-8 Desember 2018 Penilaian Akhir Semester Ganjil (PAS)
15 Desember 2018 Pembagian raport Semester Ganjil
17-31 Desember 2018 Libur Semester Ganjil
24-25 Desember 2018 Libur Hari Raya Natal dan Cuti Bersama

SEMESTER GENAP
TANGGAL KETERANGAN
1 Januari 2019 Libur Tahun Baru Masehi
5 Februari 2019 Libur Tahun Baru Imlek
4-9 Maret 2019 Penilaian Tengah Semester Genap
7 Maret 2019 Libur Hari Raya Nyepi
3 April 2019 Isra Mikraj Nabi Muhammad SAW 1440 H
19 April 2019 Libur Wafat Isa Al Masih
22 - 30 April 2019 Prediksi USBN
1 Mei 2019 Libur Hari Buruh
4 - 7 Mei 2019 Libur Permulaan Puasa
8 - 13 Mei 2019 Prediksi UN Utama MTs
14 - 16 Mei 2019 Prediksi USBN
19 Mei 2019 Libur Hari Raya Waisak
20 Mei 2019 Upacara Hari Kebangkitan Nasional
Penilaian
20 - 25 Mei 2019 Akhir
Tahun
Hari
27 - 29 Mei 2019 Efektif
Fakultatif
30 Mei 2019 Libur Kenaikan Isa Al Masih
31 Mei - 13 Juni
Libur Hari Raya
2019
1 Juni 2019 Libur Hari Lahir Pancasila
22 Juni 2019 Pembagian raport
24 Juni - 13 Juli
Libur Semester 2
2019
Semester Gasal : 125 hari
Semester Genap : 124 hari
Hari Efektif Fakultatif : 3 hari
KTS : 3 hari

BAB V

PENUTUP

Seperti telah diuraikan pada awal pendahuluan bahwa fungsi Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat potensi pribadi juga menyaring
pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter peserta didik yang dapat
mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karakter sesuai dengan budaya
bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui serangkaian kegiatan
belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun serangkaian kegiatan pengembangan diri
yang dilakukan di kelas dan luar sekolah. Pembiasaan-pembiasan (habituasi) dalam kehidupan,

26
seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja keras, cinta damai, tanggung-jawab, dsb. perlu
dimulai dari lingkup terkecil seperti keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di
masyarakat. Nilai-nilai tersebut tentunya perlu ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya dapat
membentuk pribadi karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan pencerminan hidup suatu
bangsa yang besar.
Pembentukan budaya sekolah (school culture) dapat dilakukan oleh sekolah melalui
serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi pada
peserta didik, dan penilaian yang bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat sekolah pada
intinya adalah melakukan penguatan dalam penyusunan kurikulum di tingkat sekolah (KTSP),
seperti menetapkan visi, misi, tujuan, struktur kurikulum, kalender akademik, dan penyusunan
silabus. Keseluruhan perencanaan sekolah yang bertitik tolak dari melakukan analisis kekuatan
dan kebutuhan sekolah akan dapat dihasilkan program pendidikan yang lebih terarah yang tidak
semata-mata berupa penguatan ranah pengetahuan dan keterampilan melainkan juga sikap dan
perilaku yang akhirnya dapat membentuk ahklak budi luhur.
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang berdiri
sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya penanaman nilai-nilai
baik melalui mata pelajaran, program pengembangan diri maupun budaya sekolah. Peta nilai dan
indikator yang disajikan dalam naskah ini merupakan contoh penyebaran nilai yang dapat
diajarkan melalui berbagai mata pelajaran sesuai dengan standar kompetensi (SK) dan
kompetensi dasar (KD) yang terdapat dalam standar isi (SI).Begitu pula melalui program
pengembangan diri, seperti kegiatan rutin sekolah, kegiatan spontan, keteladanan,
pengkondisian.Perencanaan pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa ini perlu
dilakukan oleh semua pemangku kepentingan di sekolah yang secara bersama-sama sebagai
suatu komunitas pendidik diterapkan ke dalam kurikulum sekolah yang selanjutnya diharapkan
menghasilkan budaya sekolah.
Penyajian pembelajaran yang bernuansa belajar aktif dengan muatan budaya dan karakter
bangsa perlu menjadi perhatian terutama dalam membelajarkan peserta didik.Oleh karena itu,
kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak pemerhati, pelaksana
pendidikan untuk kesempurnaan yang akhirnya dapat memberikan pencerahan pelaksanaan di
tingkat sekolah.Selanjutnya diharapkan kualitas produk peserta didik yang memiliki ahklak budi
mulia sebagai pencerminan bangsa yang besar.

Telah diperiksa dan disetujui oleh:


Kepala Sekolah Pengawas Pembina

27

Anda mungkin juga menyukai