Anda di halaman 1dari 79

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Perubahan paradigma penyelenggaraan pendidikan dari sentralisasi ke
desentralisasi mendorong terjadinya perubahan dan pembaruan pada beberapa aspek
pendidikan, termasuk kurikulum. Dalam kaitan ini kurikulum sekolah dasar pun menjadi
perhatian dan pemikiran baru, sehingga mengalami perubahan kebijakan.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi dan
bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan
pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan Undang-Undang
Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal 36 Ayat (2) ditegaskan
bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip
diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan, potensi daerah, dan peserta didik. Atas
dasar pemikiran tersebut maka perlu dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang disusun
oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan amanat
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 yang diperbarui dengan
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 32 Tahun 2013 tentang perubahan atas
Peraturan Pemerintah No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan yang
selanjutnya diperbarui dengan Peraturan Pemerintah No.13 Tahun 2015 tentang
Perubahan kedua atas PP No.19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan, bahwa
Kurikulum Satuan Pendidikan pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah mengacu
pada standar isi dan standar kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari
Badan Standar Nasional Pendidikan.
Pengembangan Kurikulum 2013 menjadi langkah lanjutan Pengembangan
Kurikulum yang mencakup kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan secara
terpadu. Pengembangan Kurikulum 2013 mengacu pada standar nasional pendidikan.
Tujuannya adalah untuk menjamin pencapaian tujuan pendidikan nasional. Standar
Nasional Pendidikan terdiri atas Standar Isi, Proses, Kompetensi Lulusan, Pendidik Dan
Tenaga Kependidikan, Sarana Dan Prasarana, Pengelolaan, Pembiayaan Dan Penilaian

1
Pendidikan. Standar Isi (SI) dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL) merupakan acuan
utama bagi satuan pendidikan dalam mengembangkan kurikulum.
Kurikulum 2013 seiring dengan implementasi yang dilaksanakan setiap tahunnya
mengalami perkembangan dan perbaikan. Pada tahun ini, masuk pada tahun yang dikenal
dengan istilah abad 21 dimana perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang
begitu pesat. Sehingga kompetensi dalam kurikulum 2013 perlu banyak sekali
penyesuaian dengan kondisi dan situasi yang terjadi. Seperti halnya saat ini, peserta didik
dituntut untuk menjadi generasi yang siap dan memiliki lima kompetensi di abad 21 yang
disebut keterampilan 5C. Yang dimaksud dengan keterampilan 5C yaitu critical thinking
(berpikir kritis), collaboration (bekerja sama), creativity (kreativitas), communication
(komunikasi), dan character (karakter). Dengan demikian peserta didik memperoleh
bekal untuk menghadapi permasalahan di masa mendatang yang mungkin belum mampu
dibayangkan sekarang.
Menilik dari dilematika tersebut, satuan pendidikan yang merupakan pusat
pengembangan pendidikan karakter, maka satuan pendidikan menyusun kurikulum yang
mengembangkan nilai-nilai karakter bangsa sebagai satu kesatuan kegiatan pendidikan
yang terjadi di sekolah. Nilai-nilai yang dimaksud diantaranya : beriman, berkebinekaan
global, gotong royong, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri, demokratis, bernalar kritis,
menghargai prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial, dan
lingkungan serta tanggung jawab. Hal ini sejalan dengan Profil Pelajar Pancasila yang
tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020
tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024
Kurikulum Sekolah Dasar Negeri Bumijo Yogyakarta dikembangkan sebagai
perwujudan dari kurikulum pendidikan dasar dan menengah. Kurikulum ini disusun oleh
tim penyusun yang terdiri atas unsur sekolah dan komite sekolah di bawah koordinasi dan
supervisi pengawas sekolah wilayah Jetis serta Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta.
Sekolah Dasar negeri Bumijo menyusun kurikulum tingkat satuan pendidikan yang
disesuaikan dengan kemajuan, perkembangan serta tuntutan zaman. Sesuai dengan visi
sekolah, maka SD Negeri Bumijo sangat mengedepankan kemampuan peserta didik yang
berkembang dalam ilmu pengetahuan dan teknologi serta memupuk jiwa yang berbudaya
berdasarkan iman dan takwa.

2
Kurikulum Sekolah Dasar Negeri Bumijo disusun dengan mengintegrasikan
beberapa komponen, yaitu penguatan pendidikan karakter, pendidikan berbasis budaya,
pendidikan lingkungan hidup, pendidikan ELL, pendidikan kecakapan hidup, pendidikan
berbasis keunggulan lokal dan global, serta pendidikan anti korupsi. Dari beberapa
komponen tersebut, SD Negeri Bumijo mengangkat pendidikan berbasis budaya sebagai
nilai unggulan sekolah. Salah satu cara yang dilakukan adalah mengenalkan budaya
daerah dengan mengadakan kegiatan ekstrakurikuler. Dengan demikian, SD Negeri
Bumijo memiliki kegiatan ekstrakurikuler yang diharapkan dapat melatih siswa untuk
melestarikan budaya daerah seperti seni batik dan seni karawitan.
Dengan tersusunnya dokumen Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ini, SD
Negeri Bumijo akan menjadi sekolah yang memiliki Kurikulum yang disesuaikan dengan
situasi dan kondisi lingkungan sekolah. Terselenggaranya proses pendidikan yang
berbasis lingkungan sekolah dengan mengembangkan berbagai keunggulan-keunggulan,
kreatifitas dan inovasi. Kurikulum yang disusun ini akan berguna bila dilaksanakan di
lapangan dalam proses pembelajaran yang baik, di kelas maupun di luar kelas dan
berlangsung secara efektif yang mampu membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak.
Dalam hal ini pelaksana kurikulum (guru) yang akan membumikan kurikulum ini dalam
proses pembelajaran. Para pendidik juga hendaknya mampu menciptakan pembelajaran
yang menyenangkan dan mengasyikkan bagi anak, sehingga anak betah di sekolah. Atas
dasar kenyataan tersebut, maka pembelajaran di sekolah dasar hendaknya bersifat
mendidik, mencerdaskan, membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak, efektif,
demokratis, menantang, menyenangkan dan mengasyikkan.

B. Acuan Konseptual Pengembangan Kurikulum Satuan Pendidikan (KTSP)


Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) di SDN Bumijo disusun dengan
mengacu pada Pedoman Penyusunan KTSP pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah yang tertuang dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayan No. 61
Tahun 2014 tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan
Menengah.

3
Indonesia merupakan negara kepulauan yang terdiri atas pulau besar dan kecil
yang berjumlah sekitar 17.504 dengan berbagai keragaman. Keragaman yang menjadi
karakteristik dan keunikan Indonesia antara lain geografis, potensi sumber daya,
ketersediaan sarana dan prasarana, latar belakang dan kondisi sosial budaya, dan
keragaman lainnya yang terdapat di setiap daerah. Keragaman tersebut selanjutnya
melahirkan pula tingkatan kebutuhan dan tantangan pengembangan yang berbeda antar
daerah dalam rangka meningkatkan mutu dan mencerdaskan kehidupan masyarakat di
setiap daerah.
Terkait dengan pembangunan pendidikan, masing-masing daerah memerlukan
pendidikan yang sesuai dengan karakteristik daerah. Kurikulum sebagai jantung
pendidikan perlu dikembangkan dan diimplementasikan secara kontekstual untuk
merespon kebutuhan daerah, satuan pendidikan, dan peserta didik di masa kini dan masa
mendatang.
Hal tersebut sesuai dengan ketentuan dalam Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional:
Pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis
pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik.
Pasal 36 ayat (3) menyebutkan bahwa kurikulum disusun sesuai dengan jenjang
pendidikan dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia dengan
memperhatikan:
a) peningkatan iman dan takwa;
b) peningkatan akhlak mulia;
c) peningkatan potensi, kecerdasan, dan minat peserta didik;
d) keragaman potensi daerah dan lingkungan;
e) tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
f) tuntutan dunia kerja;
g) perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni;
h) agama;
i) dinamika perkembangan global; dan
j) persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan.

4
Pasal 38 ayat (2) mengatur bahwa kurikulum pendidikan dasar dan menengah
dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan
pendidikan dan komite sekolah/madrasah di bawah koordinasi dan supervisi dinas
pendidikan atau kantor departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan
provinsi untuk pendidikan menengah.
Dalam Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Atas
Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan:
Pasal 77A ayat (1) menyebutkan bahwa Kerangka Dasar Kurikulum berisi landasan
filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis sesuai dengan Standar Nasional
Pendidikan.
Pasal 77A ayat (2) menyebutkan bahwa Kerangka Dasar Kurikulum
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) digunakan sebagai: a. acuan dalam Pengembangan
Struktur Kurikulum pada tingkat nasional; b. acuan dalam Pengembangan muatan
lokal pada tingkat daerah; dan c. pedoman dalam Pengembangan Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan.
Dari amanat undang-undang dan peraturan pemerintah tersebut ditegaskan bahwa
Kurikulum dikembangkan dengan prinsip diversifikasi, untuk melakukan penyesuaian
program pendidikan pada satuan pendidikan dengan kondisi dan ciri khas potensi yang
ada di daerah serta peserta didik dan Kurikulum dikembangkan dan diimplementasikan
pada tingkat satuan pendidikan. Kurikulum operasional yang dikembangkan dan
diimplementasikan oleh satuan pendidikan diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat
Satuan Pendidikan (KTSP) Acuan konseptual penyusunan KTSP adalah :
1. Peningkatan Iman, Takwa, dan Akhlak Mulia
Iman, takwa, dan akhlak mulia menjadi dasar pengembangan kepribadian peserta
didik secara utuh. KTSP disusun agar semua mata pelajaran dapat meningkatkan
iman, takwa, dan akhlak mulia.
2. Toleransi dan Kerukunan Umat Beragama
Kurikulum dikembangkan untuk memelihara dan meningkatkan toleransi dan
kerukunan interumat dan antarumat beragama.
3. Persatuan Nasional dan Nilai-Nilai Kebangsaan
Kurikulum diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan peserta
didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan

5
kesatuan bangsa dalam kerangka NKRI. Oleh karena itu, kurikulum harus
menumbuhkembangkan wawasan dan sikap kebangsaan serta persatuan nasional
untuk memperkuat keutuhan bangsa dalam wilayah NKRI.
4. Peningkatan Potensi, Kecerdasan, Bakat, dan Minat sesuai dengan
Tingkat Perkembangan dan Kemampuan Peserta Didik Pendidikan merupakan
proses holistik/sistemik dan sistematik untuk meningkatkan harkat dan martabat
manusia yang memungkinkan potensi diri (sikap, pengetahuan, dan keterampilan)
berkembang secara optimal. Sejalan dengan itu, kurikulum disusun dengan
memperhatikan potensi, bakat, minat, serta tingkat perkembangan kecerdasan;
intelektual, emosional, sosial, spritual, dan kinestetik peserta didik.
5. Kesetaraan Warga Negara Memperoleh Pendidikan Bermutu
Kurikulum diarahkan kepada pengembangan sikap, pengetahuan, dan keterampilan
yang holistik dan berkeadilan dengan memperhatikan kesetaraan warga negara
memperoleh pendidikan bermutu.
6. Kebutuhan Kompetensi Masa Depan
Kompetensi peserta didik yang diperlukan antara lain berpikir kritis dan membuat
keputusan, memecahkan masalah yang kompleks secara lintas bidang keilmuan,
berpikir kreatif dan kewirausahaan, berkomunikasi dan berkolaborasi,
menggunakan pengetahuan kesempatan secara inovatif, mengelola keuangan,
kesehatan, dan tanggung jawab warga Negara
7. Tuntutan Dunia Kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya pribadi
peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan hidup. Oleh
sebab itu, kurikulum perlu mengembangkan jiwa kewirausahaan dan kecakapan
hidup untuk membekali peserta didik dalam melanjutkan studi dan/atau memasuki
dunia kerja. Terlebih bagi peserta didik pada satuan pendidikan kejuruan dan
peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi.
8. Perkembangan IPTEK
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEK sangat berperan sebagai penggerak utama
perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan penyesuaian terhadap
perkembangan IPTEK sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.

6
Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan IPTEK.
9. Keragaman Potensi dan Karakteristik Daerah serta Lingkungan
Daerah memiliki keragaman potensi, kebutuhan, tantangan, dan karakteristik
lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan yang sesuai dengan
karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu, kurikulum
perlu memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang relevan dengan
kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.
10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat
dan pengembang keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat
dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu, kurikulum perlu
memperhatikan keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
11. Dinamika Perkembangan Global
Kurikulum dikembangkan untuk meningkatkan kemandirian, baik pada individu
maupun bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas.
Pergaulan antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan
mampu bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan
bangsa lain.
12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat Setempat
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya. Penghayatan
dan apresiasi pada budaya setempat ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum
mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
13. Karakteristik Satuan Pendidikan
Kurikulum dikembangkan sesuai dengan kondisi dan ciri khas satuan pendidikan

C. Prinsip Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan


Kurikulum ini dikembangkan sesuai dengan relevansinya oleh SD Negeri
Bumijo dengan mengacu pada Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan dan
berpedoman pada panduan penyusunan kurikulum operasional sekolah (KOS), serta

7
memperhatikan masukan komite sekolah. Kurikulum SD Negeri Bumijo ini
dikembangkan berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
1. Berpusat pada peserta didik, pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi,
kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik. Profil
Pelajar Pancasila selalu menjadi rujukan pada semua tahapan dalam penyusunan
kurikulum operasional sekolah.
2. Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik satuan
Pendidikan, konteks sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industry
(khusus SMK), dan menunjukkan karakteristik atau kekhususan peserta didik
berkebutuhan khusus (khusus SLB).
3. Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan
digunakan di satuan pendidikan. Bahasa yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah
dipahami.
4. Akuntabel, dapat dipertanggungjawabkan karena berbasis data dan aktual.
5. Melibatkan berbagai pemangku kepentingan. Pengembangan kurikulum satuan
pendidikan melibatkan komite satuan pendidikan dan berbagai pemangku kepentingan
antara lain orang tua, organisasi, berbagai sentra, serta industri dan dunia kerja untuk
SMK, dibawah koordinasi dan supervisi dinas Pendidikan atau kantor kementerian
yang menyelenggarakan urusan pemerintahan di bidang agama sesuai dengan
kewenangannya.

D. Prosedur Operasional Pengembangan KTSP


Prosedur operasional pengembangan KTSP sekurang-kurangnya meliputi:
1. Analisis mencakup:
a. analisis ketentuan peraturan perundang-undangan mengenai Kurikulum;
b. analisis kebutuhan peserta didik, satuan pendidikan, dan lingkungan; dan
c. analisis ketersediaan sumber daya pendidikan.
2. Penyusunan mencakup:
a. perumusan visi, misi, dan tujuan satuan pendidikan;
b. pengorganisasian muatan kurikuler satuan pendidikan;
c. pengaturan beban belajar peserta didik dan beban kerja pendidik tingkat kelas;
d. penyusunan kalender pendidikan satuan pendidikan;

8
e. penyusunan silabus muatan atau mata pelajaran muatan
lokal;
f. penyusunan rencana pelaksanaan pembelajaran setiap muatan pembelajaran.
3. Penetapan
Penetapan dilakukan kepala sekolah berdasarkan hasil rapat dewan pendidik
satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah
4 . Pengesahan
Pengesahan dilakukan Kepala Dinas Pendidikan Kota Yogyakarta sesuai dengan
kewenangannya.

E. Mekanisme Pengembangan KTSP


1. Pengembangan
Pengembangan KTSP merupakan bagian dari kegiatan perencanaan satuan
pendidikan. Kegiatan ini dapat berbentuk rapat kerja satuan pendidikan dan/atau
kelompok satuan pendidikan yang diselenggarakan sebelum tahun ajaran baru. Tahap
kegiatan pengembangan KTSP secara garis besar meliputi :
a. Pembentukan tim penyusun
Tahap awal yang harus dilakukan dalam pengembangan kurikulum adalah
membentuk tim pengembang kurikulum. Tim ini menjadi penggerak penyusunan,
implementasi, monitoring dan pengendalian, serta evaluasi kurikulum. Tim
pengembang kurikulum terdiri atas kepala sekolah, komite, guru dan karyawan
serta tokoh masyarakat/narasumber yang ditetapkan melalui surat keputusan
kepala sekolah.
b. Penyiapan dan penyusunan draf kurikulum
Tim kurikulum yang telah terbentuk kemudian berkoordinasi untuk menyiapkan
dan menyusun draf kurikulum sesuai dengan kondisi serta sumber daya yang
dimiliki sekolah.
c. Analisis Konteks
Analisis konteks dimaksudkan untuk menelaah dan menggambarkan setiap
konteks yang menjadi bagian dari kondisi sekolah baik kondisi internal maupun
kondisi eksternal. Konteks internal berkaitan dengan daya dukung langsung dalam
proses kegiatan belajar mengajar. Sedangkan konteks eksternal berkaitan dengan

9
orang tua siswa dan dinas pendidikan. Hasil analisis inilah yang kemudian
digunakan sebagai bahan pertimbangan untuk penyusunan kurikulum sekolah.
d. Rapat Koordinasi dan Penyusunan KTSP
Setelah melakukan analisis konteks, maka sekolah dapat melakukan rapat
koordinasi untuk menyusun draf kurikulum. Rapat koordinasi dapat dilakukan di
satuan pendidikan atau tempat lain sesuai dengan situasi dan kondisi satuan
pendidikan.
e. Penelaahan dan Penyempurnaan Naskah KTSP
Ketika draf kurikulum sekolah telah disusun, maka langkah selanjutnya adalah
melakukan analisis dan identifikasi terhadap dokumen draf kurikulum yang
dimiliki. Proses penelaahan ini dilakukan melalui workshop kurikulum. Peserta
workshop melibatkan tim kurikulum, pengurus komite, serta pengawas sekolah.
Apabila ditemukan kekurangan maka segera dilakukan perbaikan dengan merujuk
pada instrumen penelaah dokumen kurikulum.
f. Penetapan dan pengesahan KTSP
Tahap terakhir dalam pengembangan kurikulum sekolah adalah penetapan dan
pengesahan. Dokumen KTSP yang telah disusun kemudian disahkan untuk
diberlakukan oleh kepala satuan pendidikan dan diketahui oleh ketua komite
sekolah dan dinas pendidikan kabupaten/kota.
Selanjutnya setiap tahun, satuan pendidikan perlu mengkaji dan menyempurnakan
KTSP sesuai dengan kebutuhan.
2. Pelaksanaan
Pelaksanaan KTSP merupakan tanggung jawab bersama seluruh unsur satuan
pendidikan yakni kepala sekolah/madrasah, tenaga pendidik dan tenaga kependidikan.
3. Daya Dukung
Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan KTSP meliputi:
a. Kebijakan Satuan Pendidikan
Pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan kewenangan dan tanggung
jawab penuh dari satuan pendidikan. Oleh karena itu untuk dapat mengembangkan dan
melaksanakan KTSP diperlukan kebijakan satuan pendidikan yang ditetapkan dalam
rapat satuan pendidikan dengan melibatkan komite sekolah/madrasah baik langsung
maupun tidak langsung.

10
b. Ketersediaan Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan
Pengembangan dan pelaksanaan KTSP merupakan proses perwujudan
kurikulum yang sesungguhnya. Oleh karena itu tenaga pendidik merupakan unsur
yang mutlak diperlukan dalam kuantitas dan kualitas yang memadai. Selain itu tenaga
kependidikan pada masing-masing satuan pendidikan sangat diperlukan untuk
mendukung pelaksanaan KTSP.
SDN Bumijo memiliki tenaga pendidik dan kependidikan dengan kualifikasi
S1 kecuali tenaga keamanan. Jumlah tenaga pendidik dan kependidikan seluruhnya
ada 15 orang dengan rincian 6 orang PNS, 2 orang PPPK, 3 orang guru honorer, dan 4
orang tenaga kependidikan honorer. Untuk tenaga pendidik dan kependidikan yang
sudah bersertifikasi ada 6 orang yaitu kepala sekolah, empat guru kelas, dan satu guru
agama katholik. Selain itu, SDN Bumijo juga memiliki guru ekstrakurikuler yang
sesuai dengan kualifikasi pendidikannya. Dengan demikian, seluruh proses belajar
mengajar di SDN Bumijo telah diampu oleh tenaga pendidik dan kependidikan yang
sesuai sehingga harapannya dapat memaksimalkan prestasi peserta didik.
c. Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan
Pengembangan dan pelaksanaan KTSP memerlukan dukungan berupa
ketersediaan sarana dan prasarana satuan pendidikan. Yang termasuk sarana satuan
pendidikan adalah segala kebutuhan fisik, sosial, dan kultural yang diperlukan untuk
mewujudkan proses pendidikan pada satuan pendidikan. Selain itu unsur prasarana
seperti lahan, gedung/bangunan, prasarana olahraga dan prasarana kesenian, serta
prasarana lainnya sangat diperlukan sebagai unsur penunjang yang memberikan
kemudahan pelaksanaan KTSP.
SD Negeri Bumijo merupakan sekolah yang terletak di Jalan Tentara Pelajar
nomor 22 Kelurahan Bumijo, Kemantren Jetis, Kota Yogyakarta. Dilihat dari letaknya
SDN Bumijo termasuk sekolah yang letaknya strategis karena berada di dekat jalan
raya. SDN Bumijo memiliki luas tanah 1756 M² dengan luas bangunan 510 M² yang
terdiri dari 6 ruang kelas, 1 ruang guru, 1 ruang kepala sekolah, ruang UKS,
perpustakaan, laboratorium komputer, laboratorium IPA, ruang ABK, Gudang, ruang
BK, ruang doa, 8 kamar mandi untuk siswa, 1 kamar mandi ABK, dan 1 kamar mandi
untuk guru. Di SDN Bumijo juga terdapat mushola dan tempat untuk berlatih

11
karawitan. Melihat kelengkapan sarana dan prasarana yang ada di SDN Bumijo maka
diharapkan proses belajar mengajar dapat berjalan dengan lancar.
4. Pihak – pihak yang terlibat dalam pengembangan KTSP
Pihak yang terlibat dalam tim pengembang kurikulum satuan pendidikan
antara lain guru dan tenaga kependidikan serta pengurus komite. Dalam kegiatan
pengembangan KTSP, tim pengembang kurikulum satuan pendidikan
mengikutsertakan nara sumber, dan pihak lain yang terkait serta Dinas pendidikan atau
kantor kementerian agama provinsi dan kabupaten/kota sesuai dengan kewenangannya
melakukan koordinasi dan supervisi.

F. Dasar Hukum
Landasan hukum penyusunan Kurikulum Sekolah Dasar Negeri Bumijo mengacu
pada:
1. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional;
2. Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan;
sebagaimana telah diubah dengan PP no. 32 tahun 2013 jo no 13/2015 tentang
Perubahan kedua atas Peraturan Menteri Pendidikandan Kebudayaan nomor 19 tahun
2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
3. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 70 tahun 2009 tentang Pendidikan
Inklusif bagi Peserta Didik.
4. Peraturan Presiden Nomor 87 Tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan Karakter;
5. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 57 Tahun 2014 tentang
Kurikulum 2013 Sekolah Dasar / Madrasah Ibtidaiyah;
6. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 Tahun 2014 tentang
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
7. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 Tahun 2014 tentang
Kegiatan Ekstrkurikuler pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah;
8. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 Tahun 2014 tentang
Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah;

12
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 79 Tahun 2014 tentang
Muatan Lokal Kurikulum 2013;
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 Tahun 2014 tentang
Bimbingan dan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah;
11. Permendikbud Nomor 23 tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti;
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 53 Tahun 2015 tentang
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun 2016 tentang
Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah;
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun 2016 tentang
Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2016 tentang
Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun 2016 tentang
Standar Penilaian Pendidikan;
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun 2016 tentang
Standar Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran pada Kurikulum 13 pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah, sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan No 37 tahun 2018 tentang Perubahan Atas
Peraturan Menteri Pendidkan Dan Kebudayaan No 24 Tahun 2016;
18. Permendikbud Nomor 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan
Dasar Dan Menengah;
19. Peraturan Menteri LHK No. P/52/MenLHK/Setjen/Kum.1/9/2019 tentang Gerakan
Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di sekolah;
20. Peraturan Menteri LHK No. P/53/MenLHK/Setjen/Kum.1/9/2019 tentang
Penghargaan Adiwiyata;
21. Peraturan Daerah DIY Nomor 4 Tahun 2011 tentang Tata Nilai Budaya Yogyakarta
22. Peraturan Daerah DIY Nomor 5 Tahun 2011 tentang Pengelolaan dan
Penyelenggaraan Pendidikan Berbasis Budaya;
23. Peraturan Gubernur DIY Nomor 68 Tahun 2012 tentang Pedoman Penerapan Nilai-
nilai Luhur Budaya dalam Pengelolaan dan Penyelenggaraan Pendidikan;

13
24. Peraturan Gubernur DIY Nomor 64 Tahun 2013 tentang Mata Pelajaran Bahasa Jawa
sebagai Muatan Lokal Wajib di Sekolah/Madrasah;
25. Peraturan Gubernur DIY Nomor 66 Tahun 2013 tentang Kurikulum Pendidikan
Berbasis Budaya;
26. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 60 Tahun 2011 tentang Pendidikan Karakter
pada Satuan Pendidikan;
27. Peraturan Walikota Yogyakarta Nomor 40 Tahun 2012 tentang Pelaksanaan
Pendidikan Etika Berlalu lintas di Kota Yogyakarta;
28. Permendiknas Nomor 70 Tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif Bagi Peserta Didik
Yang Memiliki Kelainan Dan Memiliki Potensi Kecerdasan Dan/Atau Bakat
Istimewa;
29. Perarturan Gurbernur DIY Nomor 54 Tahun 2011 tentang Pendidikan Etika Berlalu
Lintas pada Satuan Pendidikan;
30. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 16 Tahun 2016 tentang
Pengenalan Lingkungan Sekolah bagi Siswa Baru
31. Peraturan Gubernur Daerah Istimewa Yogyakarta nomor 20 Tahun 2014 tentang
Penegakan Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2010 tentang Pencegahan Dan
Penanggulangan Terhadap Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkotika,
Psikotropika, dan Zat Adiktif.
32. Permendikbud nomor 37 Tahun 2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi
Dasar
33. Surat Edaran Mendikbud nomor 14 Tahun 2019 tentang Penyederhanaan RPP
34. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang
Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024
35. Peraturan Walikota Yogyakarta Daerah Istimewa Yogyakarta Nomor 54 Tahun 2020
Tentang Tata Kerja Pegawai Dalam Tatanan Normal Baru di Pemerintah Kota
Yogyakarta
36. Keputusan Kepala Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta Nomor
188/342 tentang Pedoman Penyusunan Kalender Pendidikan Satuan Pendidikan di
Kota Yogyakarta Tahun Pelajaran 2021/2022;

37. Rapat kerja SDN Bumijo tertanggal 27 Juni 2022.

14
BAB II
TUJUAN PENDIDIKAN DASAR, VISI, MISI TUJUAN SEKOLAH, DAN SISTEM
PENJAMINAN MUTU

A. Tujuan Pendidikan Dasar


1. Tujuan Pendidikan Nasional adalah mengembangkan kemampuan dan membentuk
watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan
kehidupan bangsa, bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia,
sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis
serta bertanggung jawab (pasal 3 UU Sisdiknas)
2. Tujuan pendidikan dasar: Meletakkan dasar kecerdasan, pengetahuan, kepribadian,
akhlaq mulia serta ketrampilan hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.
(Panduan Penyusunan KTSP oleh BNSP).
Mengacu pada tujuan umum tersebut dapat dijabarkan tujuan pendidikan tingkat
satuan pendidikan dasar sebagai berikut:
a. Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia;
b. Meningkatkan potentsi, kecerdasan, dan minat sesuai dengan tingkat
perkembangan dan kemampuan peserta didik;
c. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan;
d. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional;
e. Tuntutan dunia kerja;
f. Perkembangan ilmu pengetahuan,teknologi, dan seni;
g. Agama;
h. Dinamika perkembangan global;
i. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan;
j. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat;
k. Kesetaraan jender;

15
l. Karakteraistik satuan pendidikan (sekolah) yang tertuang dalam visi, misi, dan
tujuan sekolah.

B. Visi Sekolah
“TERWUJUDNYA GENERASI BERPRESTASI BERDASAR IMTAK, IPTEK,
BUDAYA, DAN CINTA LINGKUNGAN
Indikator :
1. Unggul dalam bidang keagamaan
2. Unggul dalam perilaku dan budi pekerti
3. Unggul dalam perolehan nilai Ujian Sekolah
4. Unggul dalam Lomba Mapel termasuk Kompetisi Sains Nasional (KSN)
5. Unggul dalam bidang kreativitas siswa
6. Unggul dalam bidang IT
7. Unggul dalam bidang Kompetisi Olahraga Siswa Nasional.
8. Unggul dalam bidang keterampilan dan seni budaya
9. Unggul dalam pembiasaan ramah lingkungan

C. Misi Sekolah
1. Membangun peserta didik yang berakhlak mulia melalui rutinitas kegiatan
keagamaan dan menerapkan ajaran agama melalui cara berinteraksi di sekolah
2. Membentuk generasi yang cerdas, berbudaya, dan peduli lingkungan sesuai
pengamalan nilai Pancasila
3. Mendorong siswa berkompetisi di bidang pengetahuan, olahraga, seni dan teknologi
4. Mendorong warga sekolah selalu mengikuti perkembangan dan memanfaatkan IT
5. Mengembangkan dan memfasilitasi peningkatan prestasi peserta didik sesuai minat
dan bakatnya melalui proses pendampingan dan kerja sama dengan orang tua dalam
bidang teknologi, olahraga, seni dan budaya
6. Membudayakan hidup bersih, sehat, dan peduli lingkungan
7. Mendorong dan menumbuhkan rasa saling asah, asih, dan asuh

D. Tujuan Sekolah

16
Merujuk pada tujuan pendidikan dasar tersebut di atas, maka tujuan Sekolah Dasar
Negeri Bumijo adalah sebagai berikut:
1. Peserta didik memiliki akhlak mulia serta rajin
beribadah sesuai dengan agama masing-masing dengan penuh kesadaran
2. Peserta didik menjadi pribadi yang unggul prestasi,
kreatif, jujur, disiplin, dan bertanggung jawab baik di lingkungan rumah, sekolah, dan
masyarakat
3. Nilai ASPD komulatif minimal 190,00 dan rata-rata
kelas komulatif 240,00 sampai tahun 2023
4. Peserta didik berprestasi dalam bidang akademik
maupun non akademik (FLSN dan KOSN) minimal tingkat kota
5. Pesetrta didik menguasai keterampilan IT sebagai sarana
belajar
6. Peserta didik terlibat aktif dalam kegiatan
ekstrakurikuler yang optimal untuk mengembangkan prestasi sesuai bakat, minat, dan
potensi peserta didik
7. Peserta didik memiliki pola hidup bersih dan sehat
dalam kehidupan sehari-hari
8. Lingkungan sekolah yang bersih, sejuk, indah, aman dan
nyaman
9. Peserta didik memiliki sikap simpati dan empati dalam
kepedulian sosial

E. Sistem Penjaminan Mutu


Mengacu pada Permendikbud No 28 Tahun 2016 tentang Sistem Penjaminan Mutu
Pendidikan Dasar dan Menengah bahwa Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan
Menengah adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri atas organisasi, kebijakan, dan proses
terpadu yang mengatur segala kegiatan untuk meningkatkan mutu pendidikan dasar dan
menengah yang saling berinteraksi secara sistematis, terencana dan berkelanjutan.
Sistem Penjaminan Mutu Internal Pendidikan Dasar dan Menengah, yang
selanjutnya disingkat SPMI-Dikdasmen adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri atas
kebijakan dan proses yang terkait untuk melakukan penjaminan mutu pendidikan yang

17
dilaksanakan oleh setiap satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan menengah untuk
menjamin terwujudnya pendidikan bermutu yang memenuhi atau melampaui Standar
Nasional Pendidikan.
Sistem Penjaminan Mutu Eksternal Pendidikan Dasar dan Menengah, yang
selanjutnya disingkat SPME-Dikdasmen, adalah suatu kesatuan unsur yang terdiri atas
organisasi, kebijakan, dan proses yang terkait untuk melakukan fasilitasi dan penilaian
melalui akreditasi untuk menentukan kelayakan dan tingkat pencapaian mutu satuan
pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah berfungsi untuk
mengendalikan penyelenggaraan pendidikan oleh satuan pendidikan pada pendidikan
dasar dan pendidikan menengah sehingga terwujud pendidikan yang bermutu.
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah bertujuan untuk
menjamin pemenuhan standar pada satuan pendidikan secara sistemik, holistik, dan
berkelanjutan, sehingga tumbuh dan berkembang budaya mutu pada satuan pendidikan
secara mandiri.
Sistem Penjaminan Mutu Pendidikan Dasar dan Menengah terdiri atas :
1. SPMI–Dikdasmen
SPMI-Dikdasmen, direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan
dikembangkan oleh setiap satuan pendidikan di jalur formal pada pendidikan dasar
dan pendidikan menengah. Hasil penerapan SPMI-Dikdasmen oleh satuan
pendidikan digunakan oleh BAN-S/M sebagai acuan untuk melakukan akreditasi di
satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. SPMI-
Dikdasmen sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (2) memiliki siklus kegiatan
yang terdiri atas:
a. Pemetakan mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan berdasarkan
Standar Nasional Pendidikan;
b. Membuat perencanaan peningkatan mutu yang dituangkan dalam rencana kerja
sekolah;
c. Melaksanakan pemenuhan mutu dalam pengelolaan satuan pendidikan dan
proses pembelajaran;
d. Melakukan monitoring dan evaluasi proses pelaksanaan pemenuhan mutu yang
telah dilakukan; dan

18
e. Menyusun strategi peningkatan mutu berdasarkan hasil monitoring dan
evaluasi.
SPMI-Dikdasmen mencakup seluruh aspek penyelenggaraan pendidikan
dengan memanfaatkan sumber daya untuk mencapai Standar Nasional Pendidikan.
SPMI-Dikdasmen dievaluasi dan dikembangkan secara berkelanjutan oleh setiap
satuan pendidikan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah. SPMI-
Dikdasmen ditetapkan oleh satuan pendidikan dan dituangkan dalam pedoman
pengelolaan satuan pendidikan serta disosialisasikan kepada pemangku kepentingan
satuan pendidikan.
2. SPME- Dikdasmen
SPME-Dikdasmen direncanakan, dilaksanakan, dikendalikan, dan
dikembangkan oleh Pemerintah dan Pemerintah Daerah, BSNP, dan BAN-S/M
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.
SPME-Dikdasmen memiliki siklus kegiatan yang terdiri atas:
a. Memetakan mutu pendidikan di tingkat satuan pendidikan berdasarkan Standar
Nasional Pendidikan;
b. Membuat perencanaan peningkatan mutu yang dituangkan dalam Rencana
Strategis Pembangunan Pendidikan;
c. Memfasilitasi pemenuhan mutu di seluruh satuan pendidikan;
d. Melakukan monitoring dan evaluasi terhadap proses pelaksanaan pemenuhan
mutu;
e. Mengevaluasi dan menetapkan Standar Nasional Pendidikan dan menyusun
strategi peningkatan mutu; dan
f. Melakukan akreditasi satuan pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Siklus kegiatan SPME-Dikdasmen dikembangkan dan dilaksanakan secara
berkelanjutan oleh Pemerintah bekerja sama dengan Pemerintah Daerah sesuai
dengan kewenangannya. Kegiatan SPM-Dikdasmen dalam mengevaluasi dan
menetapkan SNP dan menyusun strategi peningkatan mutu ditetapkan dan
dikembangkan secara berkelanjutan oleh BNSP sesuai dengan kewenangannya.
Adapun kegiatan SPME dalam melakukan akreditasi satuan pendidikan dilakukan
oleh BAN-S/M sesuai kewenangannya.

19
BAB III
STRUKTUR KURIKULUM DAN MUATAN KURIKULUM

A. Struktur Kurikulum
Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti, Kompetensi
Dasar, muatan pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar. Kompetensi Inti pada
Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki seorang
peserta didik sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah pada setiap tingkat kelas.
Kompetensi Inti terdiri atas:
1. Kompetensi Inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti keterampilan
Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah
sebagaimana berisikan kemampuan dan muatan pembelajaran untuk suatu tema
pembelajaran atau mata pelajaran pada Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah yang
mengacu pada Kompetensi Inti.
KOMPETENSI INTI DESKRIPSI KOMPETENSI
Sikap Spritual 1. Menerima, menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang
dianutnya.
Sikap Sosial 2. Menunjukkan perilaku:
a. jujur,
b. disiplin,
c. santun,

20
KOMPETENSI INTI DESKRIPSI KOMPETENSI
d. percaya diri,
e. peduli, dan
f. bertanggung jawab
Dalam berinteraksi dengan keluarga, teman, guru, dan
tetangga, dan negara.
Pengetahuan 3. Memahami pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan
metakognitif pada tingkat dasar dengan cara :
a. mengamati,
b. menanya, dan
c. mencoba
Berdasarkan rasa ingin tahu tentang dirinya, makhluk ciptaan
Tuhan dan kegiatannya, dan benda-benda yang dijumpainya
di rumah, di sekolah, dan tempat bermain.
Keterampilan 4. Menunjukkan keterampilan berfikir dan bertindak:
a. kreatif
b. produktif,
c. kritis,
d. mandiri,
e. kolaboratif, dan
f. komunikatif
Dalam bahasa yang jelas, sistematis, logis dan kritis, dalam
karya yang estetis, dalam gerakan yang mencerminkan anak
sehat, dan tindakan yang mencerminkan perilaku anak sesuai
dengan tahap perkembangannya.
Adapun berdasarkan Permendikbud Nomor 20 Tahun 2016 tentang Standar
Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan Menengah menjelaskan bahwa setiap
lulusan satuan pendidikan dasar dan menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi
yaitu sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Lulusan SD diharapkan memiliki kompetensi pada sikap, pengetahuan dan
ketrampilan, sebagai berikut:
1. Dimensi Sikap :

21
Memiliki perilaku yang mencerminkan sikap:
a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME,
b. berkarakter, jujur, dan peduli,
c. bertanggungjawab
d. pembelajar sejati sepanjang hayat, dan
e. sehat jasmani dan rohani
Sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah, masyarakat
dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.
2. Dimensi Pengetahuan
Memiliki pengetahuan faktual, konseptual, prosedural, dan metakognitif pada
tingkat dasar berkenaan dengan:
a. ilmu pengetahuan,
b. teknologi
c. seni, dan
d. budaya
Mampu mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, dan negara.
Istilah pengetahuan Faktual, Konseptual, Prosedural, dan Metakognitif pada
masing-masing satuan pendidikan dijelaskan sebagai berikut :
a. Faktual adalah Pengetahuan dasar
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait
dengan diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar,
bangsa, dan negara.
b. Konseptual adalah Terminologi /
istilah yang digunakan, klasifikasi, kategori, prinsip, dan generalisasi
berkenaan dengan ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya terkait dengan
diri sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan
c. Prosedural adalah pengetahuan
tentang cara melakukan sesuatu atau kegiatan yang berkenaan dengan ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya terkait dengan diri sendiri, keluarga,
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa dan negara.

22
d. Metakognitif adalah Pengetahuan
tentang kekuatan dan kelemahan diri sendiri dan menggunakannya dalam
mempelajari ilmu pengetahuan, teknologi, seni dan budaya terkait dengan diri
sendiri, keluarga, sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa dan
negara
3. Dimensi Ketrampilan
Memiliki keterampilan berpikir dan bertindak;
a. kreatif;
b. produktif;
c. kritis;
d. mandiri;
e. kolaboratif,dan
f. komunikatif
Melalui pendekatan ilmiah sesuai dengan tahap perkembangan anak yang relevan
dengan tugas yang diberikan.
Gradasi untuk dimensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan antar jenjang
pendidikan memperhatikan:
a) Perkembangan psikologis anak;
b) lingkup dan kedalaman;
c) kesinambungan;
d) fungsi satuan pendidikan; dan
e) lingkungan.
STRUKTUR KURIKULUM
SEKOLAH DASAR NEGERI BUMIJO
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
ALOKASI WAKTU PER MINGGU
MATA PELAJARAN KELAS
I II III IV V VI
Kelompok A (Umum)
1 Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran 5 5 6 4 4 4
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7

23
4 Matematika 5 6 6 6 6 6
5 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 4 4 4
6 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B (Umum)
1 Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4
2 Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4
,Jumlah 30 32 34 36 36 36
C. Muatan lokal
1 Bahasa Jawa 2 2 2 2 2 2
Jumlah 2 2 2 2 2 2
D. KegiatanEkstrakurikuler *) *) *) *) *) *)
1 Pramuka √ √ √ √ √ √
2 TPA √ √ √ √ √ √
3 Seni Tari - - √ √ - -
4 TIK - - - - √ √
5 Drumband - - √ √ - -
6 Karawitan - - - √ √ -
*)Ekuivalen 2 Jam Pelajaran
Keterangan :
a) Mata pelajaran Kelompok A merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat.
b) Mata pelajaran Kelompok B merupakan kelompok mata pelajaran yang muatan dan
acuannya dikembangkan oleh pusat dan dapat dilengkapi dengan muatan/konten lokal.
c) Mata pelajaran Kelompok B dapat berupa mata pelajaran muatan lokal yang berdiri
sendiri.
d) Muatan lokal memuat Bahasa Jawa.
e) Satu jam pelajaran beban belajar tatap muka adalah 35 menit.
f) Pelaksanaan pembelajaran menggunakan pendekatan tematik integratif,
g) Mata Pelajaran Pendidikan Agama berdiri sendiri dan Matematika untuk kelas atas
berdiri sendiri
h) Beban belajar penugasan terstruktur dan kegiatan mandiri, maksimal 40% dari waktu
kegiatan tatap muka mata pelajaran yang bersangkutan.
24
i) SDN Bumijo menambah beban belajar per minggu sesuai dengan kebutuhan belajar
peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan faktor lain yang
dianggap penting.
SDN Bumijo mengintegrasikan muatan PBKL sesuai dengan Materi PBKL

B. Muatan Kurikulum
1. Muatan Nasional
Mata pelajaran Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 3 ayat (1) dikelompokkan atas:
a. mata pelajaran umum Kelompok A; dan
b. mata pelajaran umum Kelompok B.
Mata pelajaran umum Kelompok A sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a
merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar dan
penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Mata pelajaran umum Kelompok B sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
merupakan program kurikuler yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap,
kompetensi pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan
dalam bidang sosial, budaya, dan seni.
Muatan dan acuan pembelajaran mata pelajaran umum Kelompok A
sebagaimana dimaksud pada ayat (2) bersifat nasional dan dikembangkan oleh
Pemerintah.
Muatan dan acuan pembelajaran mata pelajaran umum Kelompok B
sebagaimana dimaksud pada ayat (3) bersifat nasional dan dikembangkan oleh
Pemerintah dan dapat diperkaya dengan muatan lokal oleh pemerintah daerah dan/atau
satuan pendidikan.
Mata pelajaran umum Kelompok A sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf
a terdiri atas:

25
1) Pendidikan Agama dan Budi Pekerti;
2) Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan;
3) Bahasa Indonesia;
4) Matematika;
5) Ilmu Pengetahuan Alam; dan
6) Ilmu Pengetahuan Sosial.
Mata pelajaran umum Kelompok B sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b
terdiri atas:
1) Seni Budaya dan Prakarya;
2) Bahasa Jawa
3) Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan.
Mata pelajaran umum Kelompok B sebagaimana dimaksud pada ayat (7) dapat
ditambah dengan mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri.

2. Muatan Lokal
Muatan lokal merupakan bahan kajian atau mata pelajaran pada satuan
pendidikan yang berisi muatan dan proses pembelajaran tentang potensi dan keunikan
lokal yang dimaksudkan untuk membentuk pemahaman peserta didik terhadap
keunggulan dan kearifan di daerah tempat tinggalnya.
Berdasarkan Peraturan Gubernur DIY Nomor 64/KEP/2013 tentang mata
pelajajaran Bahasa Jawa sebagai Muatan Lokal wajib di sekolah/madrasah.
Muatan lokal Bahasa Jawa di sekolah/madrasah berfungsi sebagai wahana untuk
menyemaikan nilai-nilai pendidikan etika, estetika, moral, spiritual, dan karakter.
Muatan lokal Bahasa Jawa di SD Negeri Bumijo bertujuan agar peserta didik
dapat:
a. Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan etika dan tata bahasa
yang baik dan benar;
b. Menghargai dan menggunakan Bahasa Jawa sebagai sarana berkomunikasi ,
lambang kebanggaan dan identitas daerah;
c. Menggunakan Bahasa Jawa untuk meningkatkan kemampuan intelektual,
kematangan emosional dan sosial;

26
d. Memanfaatkan dan menikmati karya sastra dan budaya Jawa untuk memperhalus
budi pekerti dan meningkatkan pengetahuan;
e. Menghargai bahasa dan sastra Jawa sebagai khazanah budaya dan intelektual
manusia Indonesia.
Penerapan pelajaran Bahasa Jawa di sekolah adalah sebagai berikut:
1) Bahasa Jawa diajarkan secara terpisah sebagai mata pelajaran muatan lokal
wajib di seluruh sekolah
2) Pembelajaran Bahasa Jawa di sekolah diberikan selama 2 jam dalam satu
minggu.
3) Peningkatan kedalaman dan keluasan penguasaan materi Bahasa Jawa dapat
dilaksanakan melalui kegiatan ekstra kurikuler.
Strategi pembelajaran Bahasa Jawa diajarkan secara pragmatik, atraktif,
rekreatif, dan menyenangkan. Materi ajar Bahasa Jawa bersifat pragmatik,
komunikatif, rekreatif, dan berdaya guna bagi kehidupan siswa dan bersumber dari
tata nilai budaya dan keistimewaan Daerah Istimewa Yogyakarta. Materi ajar Bahasa
Jawa dapat diperkaya oleh Dinas Kabupaten/Kota, sesuai dengan keadaan dan
perkembangan tata nilai budaya setempat.
Penilaian hasil belajar dilakukan dengan memperhatikan standar kompetensi
lulusan dan latar belakang siswa. Hasil belajar siswa dicantumkan dalam laporan hasil
belajar siswa.

3. Ekstrakurikuler
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta
didik di luar jam belajar kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah
bimbingan dan pengawasan sekolah.
Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk mengembangkan
potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian, kerjasama, dan kemandirian peserta
didik secara optimal dalam rangka mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional.
Kegiatan Ekstrakurikuler terdiri atas:
a. Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib

27
Kegiatan Ekstrakurikuler Wajib merupakan Kegiatan Ekstrakurikuler yang wajib
diikuti oleh seluruh peserta didik. Kegiatan Ekstrakurikuler wajib berbentuk
pendidikan kepramukaan dan TPA bagi yang beragam Islam
b. Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan.
Kegiatan ekstrakurikuler pilihan merupakan kegiatan ekstrakurikuler yang
dikembangkan dan diselenggarakan oleh SDN Bumijo sesuai bakat dan minat peserta
didik, dapat berbentuk latihan olah bakat dan latihan olah minat. Kegiatan
ekstrakurikuler pilihan yang dikembangkan di SD Negeri Bumijo antara lain Seni Tari,
TIK, Karawitan, dan drumband.
Pengembangan berbagai bentuk Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dilakukan
dengan mengacu pada prinsip:
1) partisipasi aktif; dan
2) menyenangkan.
Pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dilakukan melalui tahapan:
a) Dentifikasi kebutuhan, potensi, dan minat peserta didik;
b) Analisis sumber daya yang diperlukan untuk penyelenggaraannya;
c) Pemenuhan kebutuhan sumber daya sesuai pilihan peserta didik atau
menyalurkannya ke satuan pendidikan atau lembaga lainnya;
d) Penyusunan program Kegiatan Ekstrakurikuler; dan
e) Penetapan bentuk kegiatan yang diselenggarakan;
Program Kegiatan Ekstrakurikuler dikembangkan dengan mempertimbangkan
penggunaan sumber daya bersama yang tersedia sekolah.
Program Kegiatan Ekstrakurikuler disosialisasikan kepada peserta didik dan
orangtua/wali pada setiap awal tahun pelajaran.
Sistematika Program Kegiatan Ekstrakurikuler sekurang-kurangnya memuat:
1) rasional dan tujuan umum;
2) deskripsi setiap Kegiatan Ekstrakurikuler;
3) pengelolaan;
4) pendanaan; dan
5) evaluasi

28
Penjadwalan Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dirancang di awal tahun pelajaran
oleh pembina di bawah bimbingan kepala sekolah. Jadwal Kegiatan Ekstrakurikuler
diatur agar tidak menghambat pelaksanaan kegiatan intra dan kokurikuler.
Kinerja peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler perlu mendapat penilaian
dan dideskripsikan dalam raport. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan
pencapaian kompetensi peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler yang dipilihnya.
Penilaian dilakukan secara kualitatif. Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal
“baik” pada Pendidikan Kepramukaan setiap semesternya. Nilai yang diperoleh pada
Pendidikan Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan kelas peserta didik. Bagi
peserta didik yang belum mencapai nilai minimal perlu mendapat bimbingan terus
menerus untuk mencapainya.
Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan untuk mengukur ketercapaian
tujuan pada setiap indikator yang telah ditetapkan dalam perencanaan satuan
pendidikan. Satuan pendidikan hendaknya mengevaluasi setiap indikator yang sudah
tercapai maupun yang belum tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi, satuan pendidikan
dapat melakukan perbaikan rencana tindak lanjut untuk siklus kegiatan berikutnya.
Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan kegiatan ekstrakurikuler meliputi:
a) Kebijakan Sekolah
Pengembangan dan pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler merupakan
kewenangan dan tanggung jawab SDN Bumijo. Oleh karena itu, untuk dapat
mengembangkan dan melaksanakan Kegiatan Ekstrakurikuler diperlukan kebijakan
sekolah yang ditetapkan dalam rapat dengan melibatkan komite sekolah baik langsung
maupun tidak langsung.
1) Ketersediaan Pembina
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler harus didukung dengan ketersediaan
pembina. Satuan pendidikan dapat bekerja sama dengan pihak lain untuk
memenuhi kebutuhan pembina.
2) Ketersediaan Sarana dan Prasarana
Pelaksanaan Kegiatan Ekstrakurikuler memerlukan dukungan berupa
ketersediaan sarana dan prasarana. Yang termasuk sarana adalah segala
kebutuhan fisik, sosial, dan kultural yang diperlukan untuk mewujudkan proses

29
pendidikan. Selain itu unsur prasarana seperti lahan, gedung/bangunan,
prasarana olahraga dan prasarana kesenian, serta prasarana lainnya.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan Kegiatan Ekstrakurikuler antara
lain:
(1) Sekolah
Kepala sekolah, tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan pembina
ekstrakurikuler, bersama-sama mewujudkan keunggulan dalam ragam Kegiatan
Ekstrakurikuler sesuai dengan sumber daya yang dimiliki SDN Bumijo.
(2) Komite Sekolah
Sebagai mitra sekolah memberikan dukungan, saran, dan kontrol dalam
mewujudkan keunggulan ragam Kegiatan Ekstrakurikuler.
(3) Orangtua

4. Bimbingan Konseling
Bimbingan dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan
berkelanjutan serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan
Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk mencapai
kemandirian dalam kehidupannya.
Layanan Bimbingan dan Konseling bagi Konseli pada satuan pendidikan
memiliki fungsi:
a) pemahaman diri dan lingkungan;
b) fasilitasi pertumbuhan dan perkembangan;
c) penyesuaian diri dengan diri sendiri dan lingkungan;
d) penyaluran pilihan pendidikan, pekerjaan, dan karir;
e) pencegahan timbulnya masalah;
f) perbaikan dan penyembuhan;
g) pemeliharaan kondisi pribadi dan situasi yang kondusif untuk perkembangan diri
Konseling;
h) pengembangan potensi optimal;
i) advokasi diri terhadap perlakuan diskriminatif; dan

30
j) membangun adaptasi pendidik dan tenaga kependidikan terhadap program dan
aktivitas pendidikan sesuai dengan latar belakang pendidikan, bakat, minat,
kemampuan, kecepatan belajar, dan kebutuhan Konseli.
Layanan Bimbingan dan Konseling memiliki tujuan membantu Konseli
mencapai perkembangan optimal dan kemandirian secara utuh dalam aspek pribadi,
belajar, sosial, dan karir.
Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat) program yang
mencakup:
1) layanan dasar;
2) layanan peminatan dan perencanaan individual;
3) layanan responsif; dan
4) layanan dukungan sistem.
Bidang layanan Bimbingan dan Konseling mencakup:
1) bidang layanan pribadi;
2) bidang layanan belajar;
3) bidang layanan sosial; dan
4) bidang layanan karir.
Strategi layanan Bimbingan dan Konseling dibedakan atas:
1) jumlah individu yang dilayani;
2) permasalahan; dan
3) cara komunikasi layanan.
Strategi layanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan jumlah individu yang dilayani
dilaksanakan melalui :
1) layanan individual,
2) layanan kelompok,
3) layanan klasikal, atau kelas besar.
Strategi layanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan permasalahan dilaksanakan
melalui:
1) pembimbingan,
2) konseling, atau advokasi.
Strategi layanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan cara komunikasi layanan
dilaksanakan melalui tatap muka atau media. Pada masa pandemi, layanan

31
dilaksanakan secara daring. Siswa maupun wali siswa dapat berkonsultasi kepada wali
kelas masing-masing melalui media online.
Mekanisme layanan Bimbingan dan Konseling meliputi:
a. Mekanisme pengelolaan
Mekanisme pengelolaan merupakan langkah-langkah dalam pengelolaan
program Bimbingan dan Konseling di SDN Bumijo yang meliputi langkah:
analisis kebutuhan, perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, pelaporan, dan tindak
lanjut pengembangan program
b. Mekanisme penyelesaian masalah.
Mekanisme penyelesaian masalah merupakan langkah-langkah yang dilakukan
oleh Konselor dalam pelayanan Bimbingan dan Konseling kepada Konseli atau
peserta didik yang meliputi langkah: identifikasi, pengumpulan data, analisis,
diagnosis, prognosis, perlakuan, evaluasi, dan tindak lanjut pelayanan.

5. Integrasi Muatan Kurikulum


a. Penguatan Pendidikan Karakter
Pengembangan pendidikan karakter di SDN Bumijo bertujuan:
1) mengembangkan potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia
dan warga negara yang memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa;
2) mengembangkan kebiasaan dan perilaku peserta didik yang terpuji dan
sejalan dengan nilai-nilai universal dan tradisi budaya bangsa yang religius;
3) menanamkan jiwa kepemimpinan dan tanggung jawab peserta didik sebagai
generasi penerus bangsa;
4) mengembangkan kemampuan peserta didik menjadi manusia yang mandiri,
kreatif, berwawasan kebangsaan; dan
5) mengembangkan lingkungan kehidupan sekolah sebagai lingkungan belajar
yang aman, jujur, penuh kreativitas dan persahabatan, serta dengan rasa
kebangsaan yang tinggi dan penuh kekuatan (dignity).
Nilai karakter yang dikembangkan di SD Negeri Bumijo yakni religius,
nasionalis, mandiri, peduli, dan integritas. Nilai karakter tersebut
terintegrasi dalam pembelajaran semua mapel dan kegiatan ekstrakurikuler.

32
Pengembangan pendidikan karakter meliputi :
1) pengembangan diri
2) pengintegrasiaan dalam mata pelajaran
3) budaya satuan pendidikan
Pengembangan pendidikan karakter melalui pengembangan diri meliputi
kegiatan :
1) rutin satuan pendidikan dan pengkondisian;
2) ekstrakurikuler;
3) spontan;
4) keteladanan;
Pengembangan pendidikan karakter melalui kegitan rutin dan pengkondisian
dapat dilaksanakan dalam bentuk :
1) Penanaman nilai nasionalisme meliputi :
a) Upacara pada hari Senin;
b) Upacara pada hari besar nasional;
c) Menyanyikan lagu Indonesia Raya sebelum memulai pelajaran dan
mengakhiri pelajaran dengan lagu Bagimu Negeri;
d) Adanya simbol-simbol kenegaraan di dalam kelas;
e) Penggunaan pin lambang bendera Merah Putih.
2) Pembiasaan berperilaku hidup bersih dan sehat yang meliputi :
a) melaksanakan kegiatan Semutlis melalui kebersihan dalam kelas, luar kelas,
lingkungan sekolah, menaruh sampah pada tempatnya, pengelolaan sampah,
penanaman dan pemeliharaan tanaman di sekolah, membersihkan toilet dan
kamar mandi, cuci tangan;
b) pemeriksaan kebersihan badan (kuku, telinga, rambut, dan lain-lain) setiap
hari tertentu;
c) pengelolaan Usaha Kesehatan Sekolah.
3) Pembiasaan pengamalan pendidikan agama yang meliputi: berdoa sebelum
dan sesudah belajar, salat berjamaah, kegiatan infak, mengucap salam bila
bertemu guru, tenaga kependidikan, atau teman.
4) Pembiasaan hidup tertib dan disiplin yang meliputi:

33
a) berlalu lintas yang tertib, tidak membawa kendaraan bermotor bagi siswa
SD
b) mentaati tata tertib sekolah;
c) pelaksanaan kantin sehat.
5) Pembiasaan melakukan kegiatan sosial yang meliputi :
a) melakukan bakti sosial pada masyarakat ;
b) melakukan penggalangan dana untuk kegiatan sosial;
c) melaksanakan kegiatan donor darah bagi Guru dan Karyawan.
Pengembangan pendidikan karakter melalui kegiatan ekstrakurikuler dapat
dilaksanakan dalam bentuk :
1) kegiatan kepramukaan menjadi kegiatan ekstrakurikuler wajib
2) kegiatan dokter kecil;
3) kegiatan pelatihan seni budaya daerah
4) kegiatan Drum Band.
Pengembangan pendidikan karakter melalui keteladanan adalah perilaku dan
sikap warga satuan pendidikan dalam memberikan contoh terhadap tindakan-tindakan
yang baik sehingga menjadi panutan bagi peserta didik untuk mencontohnya seperti
berpakaian rapi, datang tepat waktu, bekerja keras, bertutur kata sopan, kasih sayang,
perhatian terhadap peserta didik, jujur, menjaga kebersihan.
Pengintegrasian Dalam Mata Pelajaran
(1) Dalam pengembangan pendidikan karakater, satuan pendidikan
mengintegrasikan dalam Komptensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) dari
setiap muatan pelajaran dan nilai-nilai tersebut dicantumkan dalam silabus dan
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran.
(2) Nilai dan Deskripsi Nilai Pendidikan Karakter Bangsa sebagaimana dimaksud
pada ayat (1) tersebut dalam Lampiran Peraturan ini.
(3) Satuan pendidikan melakukan pengkajian terhadap Komptensi Inti (KI) dan
Kompetensi Dasar (KD) pada Standar Isi (SI) untuk menentukan apakah nilai-
nilai karakter yang yang dimaksud dalam ayat (2) sudah tercakup di dalamnya;
Pengembangan melalui Budaya Satuan Pendidikan :
(1) Satuan pendidikan dalam mengembangkan pendidikan karakter harus dapat
membangun budaya satuan pendidikan.

34
(2) Budaya satuan pendidikan adalah suasana kehidupan sekolah tempat siswa
berinteraksi dengan sesamanya, guru dengan guru, konselor dengan sesamanya,
pegawai administrasi dengan sesamanya, dan antar anggota kelompok
masyarakat sekolah.
(3) Budaya satuan pendidikan mencakup antara lain berkaitan dengan nilai-nilai
beriman, berkebinekaan global, gotong royong, disiplin, kerja keras, kreatif,
mandiri, demokratis, bernalar kritis, menghargai prestasi, komunikatif, cinta
damai, gemar membaca, peduli sosial, dan lingkungan serta tanggung jawab.

b. Pendidikan Berbasis budaya


Pendidikan berbasis budaya adalah pendidikan yang diselenggarakan untuk
memenuhi standar nasional pendidikan yang diperkaya dengan keunggulan komparatif
dan kompetitif berdasar nilai-nilai luhur budaya agar peserta didik secara aktif dapat
mengembangkan potensi diri sehingga menjadi manusia yang unggul, cerdas, visioner,
peka terhadap lingkungan dan keberagaman budaya, serta tanggap terhadap
perkembangan dunia.
Pengelolaan pendidikan berbasis budaya, yang selanjutnya disebut pengelolaan
pendidikan, adalah pengaturan kewenangan dalam penyelenggaraan pendidikan
berbasis budaya oleh Pemerintah daerah, Pemerintah Kabupaten/Kota, penyelenggara
pendidikan yang didirikan masyarakat, dan satuan pendidikan agar proses pendidikan
dapat berlangsung sesuai dengan tujuan pendidikan.
Penyelenggaraan pendidikan berbasis budaya, yang selanjutnya disebut
penyelenggaraan pendidikan, adalah kegiatan pelaksanaan komponen sistem
pendidikan berbasis Budaya pada satuan atau program pendidikan pada jalur, jenjang,
dan jenis pendidikan agar berlangsung sesuai dengan tujuan pendidikan nasional untuk
mewujudkan karakter bangsa Indonesia yang berbudaya pluralistik, tangguh, unggul
dalam kancah dunia, guna mencapai kesejahteraan bangsa.
Satuan pendidikan berbasis budaya, yang selanjutnya disebut satuan pendidikan,
adalah kelompok layanan pendidikan yang menyelenggarakan pendidikan pada jalur
formal, nonformal, dan informal pada setiap jenjang dan jenis pendidikan dengan
mengedepankan nilai-nilai luhur Budaya.

35
Pengelolaan dan penyelenggaraan pendidikan di Daerah berdasarkan Sistem
Pendidikan Nasional dengan menjunjung tinggi nilai-nilai luhur budaya.
Nilai-nilai luhur budaya yang dimaksud adalah kejujuran, kerendahan hati,
ketertiban/kedisiplinan, kesusilaan, kesopanan/kesantunan, kesabaran, kerjasama,
toleransi, tanggungjawab, keadilan, kepedulian, percaya diri, pengendalian diri,
integritas, kerja keras/keuletan/ketekunan, ketelitian, kepemimpinan, dan/atau
ketaatan.
Pada prinsipnya, penguatan pendidikan budaya dan karakter bangsa tidak
dimasukkan sebagai pokok bahasan, tetapi terintegrasi ke dalam mata pelajaran,
pengembangan diri, dan budaya sekolah. Ruang lingkup muatan atau materi
pendidikan berbasis budaya mencakup unsur-unsur budaya khas Daerah Istimewa
Yogyakarta terdiri atas: nilai-nilai luhur, artefak,dan adat istiadat. Unsur-unsur budaya
dalam pendidikan berbasis budaya dapat dilihatpada tabel berikut.

Tabel 3. Standar isi, Ruang lingkup, dan Muatan Materi


Unsur Muatan Materi/
No Kompetensi Ruang lingkup
Budaya Kompetensi Dasar
1. Nilai- 1. Mengenal 1.1.1 Mengidentifikasi a. Spiritual antara lain kejujuran,
nilai Nilai-nilai Luhur kesusilaan, kesabaran,
luhur 1.1.2 Memahani Nilai- b. Personal – moral antara lain
nilai Luhur kerendahan hati, tanggungjawab,
1.1.3 Menerima Nilai- percaya diri, pengendalian diri,
nilai Luhur integritas, kepemimpinan,
2. Apresiasi 1.2.1 Menghormat ketelitian, ketangguhan, welas
Nilai nilai Luhur asih.
1.2.2 Menghargai c. Sosial antara lain kerjasama,
Nilai-nilai Luhur keadilan, kepedulian
1.2.3 Melaksanakan d. Nasionalisme antara lain
Nilai-nilai Luhur ketertiban/kedisiplinan,

36
Unsur Muatan Materi/
No Kompetensi Ruang lingkup
Budaya Kompetensi Dasar
kesopanan/kesantunan/toleransi,
3. 1.3.1 Bangga kerja keras, ketekunan/ keuletan.
Internalisasi berperilaku sesuai
Nilai-nilai Luhur
1.3.2 Nyaman
berperilaku sesuai -
nilai Luhur
1.3.3. Bahagia
berperilaku sesuai
Nilai-nilai Luhur
4. 1.4.1 Berperilaku
Aktualisasi sesuai dengan Nilai-
nilai Luhur
1.4.2 Dapat memberi
contoh dalam
berperilaku
1.4.3 Mendapat
pengakuan dari
masyarakat
5. Kreatif 1.5.1 Menyebutkan
Nilai-nilai Luhur
1.5.2 Menjelaskan
Nilai-nilai Luhur
1.5.3
Mengembangkan
Nilai-nilai Luhur
1.5.4 Membiasakan
Nilai-nilai Luhur
2. 1. Mengenal 2.1.1 Mengenal karya a. Sastra, antara lain :
Artefak artefak (sastra, Bahasa dan aksara Jawa,

37
Unsur Muatan Materi/
No Kompetensi Ruang lingkup
Budaya Kompetensi Dasar
pertunjukan, tembang (tembang cilik,
lukis, busana, kriya, tembang tengahan, tembang
arsitektur, boga) gedhe), tembang dolanan),
2.1.2 Memahami geguritan, cerita rakyat
karya artefak (sastra, b. Pertunjukan antara lain:
lukis, karawitan, panembromo,
busana, kriya, wayang orang gaya Yogyakarta,
arsitektur, dan boga ) tari gaya
2.1.3 Mengidentifikasi Yogyakarta, reog dodog,
karya-karya artefak wayang gagrag Yogyakarta,
wayang golek menak, wayang
kancil, wayang ukur, wayang
tengklung, ketoprak,
srandul, kethek ogleng, angguk,
permainan tradisional (gobag
sodor, benthik, sunda manda,
jlumpet, lepetan, sepak sekong,
dempo, jamuran ), kubro siswo,
egrang, theklek.
c. Lukis antara lain batik Daerah
Istimewa Yogyakarta,
d. Busana antara lain surjan,
kebayak kutu baru, batik corak
Daerah Istimewa Yogyakarta,
e. Kriya antara lain grabah,
keris, kerajinan wayang,
kerajinan perak, gamelan,
kerajinan topeng.
2. Apresiasi 2.2.1 Menghargai f. Arsitektur antara lain rumah
karya artefak joglo, limasan, candi, beteng,

38
Unsur Muatan Materi/
No Kompetensi Ruang lingkup
Budaya Kompetensi Dasar
2.2.2 Menggemari gapuro, tugu, bangunan cagar
karya-karya artefak budaya
2.2.3 Mempelajari g. Boga antara lain gudeg,
karya-karya artefak bakpia, geplak, adrem, kipo,
3. 2.3.1 Bangga terhadap growol, geblek, slondok, jadah
Internalisasi karya-karya artefak tempe, thiwul, gathot, lemper,
2.3.2 Mencintai karya- merdapa, arem-arem, cemplon,
karya artefak cothot, legomoro, brongkos,
2.3.3 Gemar memilliki manggleng, sawut, onde – onde,
karya-karya artefak cucur, coro, nagasari, mendut.
h. Minuman : wedang secang,
4. Aktif 2.4.1 Menyebutkan wedang ronde, dhawet, cao.
Aktualisasi karya-karya artefak
2.4.2 Menjelaskan
karya-karya artefak
2.4.3 Membuat karya
artefak sederhana
(contoh : membuat
salah satu makanan
khas
daerah, kerajinan,, dll)
5. Kreatif 2.5.1 Melakukan
pertunjukan tari
2.5.2
Memodifikasikan dua
karya seni
(contoh musik dengan
tari)
2.,5.3
Mengembangkan

39
Unsur Muatan Materi/
No Kompetensi Ruang lingkup
Budaya Kompetensi Dasar
karya artefak baru
sederhana (contoh
seni lukis)
3. Adat 1. Mengenal 3.1.1 Mengidentifikasi a. Sosial - jati diri antara lain:
adat Daerah Istimewa gotong royong, sumbangan –
Yogyakarta punjungan, kenduri, rasulan,
wiwid, selapanan, selikuran,
3.1.2 Memahani adat ruwahan, tedak siti, mitoni,
Daerah Istimewa ruwatan, tetesan, puputan, mbah
Yogyakarta bergas, tumplak punjen, tumplak
3.1.3 Menerima adat wajik, mubeng beteng, rebo
Daerah Istimewa pungkasan, mbah demang,
Yogyakarta gumbregan, lumbung deso,
2. Apresiasi 3.2.1 Menghargai adat bathok bolu, ledhek gogik
Daerah Istimewa b. Ekonomi – welfare antara lain
Yogyakarta lumbung desa, pasaran.
3.2.2 Menggemari c. Politik kekuasaan antara lain:
adat Daerah Istimewa grebeg sekaten, merti dusun,
Yogyakarta kirab pusaka.
3.2.3 Mempelajari
adat Daerah Istimewa
Yogyakarta
3. 3.3.1 Bangga terhadap
Internalisasi adat Daerah Istimewa
Yogyakarta
3.3.2 Mencintai adat
Daerah Istimewa
Yogyakarta
3.3.3 Melestarikan
adat Daerah Istimewa

40
Unsur Muatan Materi/
No Kompetensi Ruang lingkup
Budaya Kompetensi Dasar
Yogyakarta
4. Akif 3.4.1 Menyebutkan
Aktualisasi adat Daerah Istimewa
Yogyakarta
3.4.2 Menjelaskan
adat Daerah Istimewa
Yogyakarta
3.4.3 Berperilaku
sesuai adat Daerah
Istimewa Yogyakarta
(unggah ungguh )
5. Kreatif 3.5.1 Menerima
akulturasi adat
(budaya)
3.5.2 Memadukan
berbagai adat yang
sesuai adat Daerah
Istimewa Yogyakarta
3.5.3
Mengembangkan adat
Daerah Istimewa
Yogyakarta
sesuai perkembangan
jaman

Guru dan sekolah perlu mengintegrasikan nilai- nilai yang dikembangkan dalam
pendidikan budaya dan karakter bangsa ke dalam Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan, silabus, dan RPP yang sudah ada. Indikator nilai- nilai budaya dan
karakter bangsa ada dua jenis yaitu:
1) Indikator sekolah dan kelas,

41
Indikator sekolah dan kelas adalah penanda yang digunakan kepala sekolah,
guru dan personalia sekolah dalam merencanakan, melaksanakan, dan mengevaluasi
sekolah sebagai lembaga pelaksana pendidikan budaya dan karakter bangsa. Indikator
ini berkenan juga dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan dan kegiatan sekolah
sehari-hari (rutin).
2) Indikator untuk mata pelajaran.
Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku efektif seorang peserta didik
berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. Perilaku yang dikembangkan dalam
indikator pendidikan budaya dan karakter bangsa bersifat progresif, artinya perilaku
tersebut berkembang semakin kompoleks antara satu jenjang kelas dengan jenjang
kelas di atasnya, bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru memilikikebebasan
dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus dikembangkan sebelum
ditingkatkan ke perilaku yang lebih kompleks.
Pembelajaran pendidikan budaya dan karakter bangsa menggunakan pendekatan
proses belajar aktif dan berpusat pada anak, dilakukan melalui :
1) Berbagai kegiatan dikelas,
Di kelas dikembangkan melalui kegiatan belajar yang biasa dilakukan guru
dengan cara integrasi.
2) Berbagai kegiatan di sekolah,
Di sekolah dikembangkan dengan upaya pengkondisian atau perencanaan sejak
awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke Kalender Akademik dan dilakukan
sehari- hari sebagai bagian dari budaya sekolah sehingga peserta didik memiliki
kesempatan untuk memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai- nilai budaya
dan karakter bangsa.
3) Berbagai kegiatan di masyarakat.
Di masyarakat dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler dengan
melakukan kunjungan ke tempat – tempat yang menumbuhkan rasa cinta tanah
air dan melakukan pengabdian masyarakat untuk menumbuhkan kepedulian dan
kesetiakawanan sosial.
Adapun penilaian dilakukan secara terus menerus oleh guru dengan mengacu
pada indikator pencapaian nilai- nilai budaya dan karakter, melalui pengamatan guru
ketika seorang peserta didik melakukan suatu tindakan di sekolah, model anecdotal

42
record (catatan yang dibuat guru ketika melihat adanya perilaku yang berkenaan
dengan nilai yang dikembangkan), maupun memberikan tugas yang berisikan suatu
persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk
menunjukkan nilai yang dimilikinya.
Dari hasil pengamatan, catatan anecdotal, tugas, laporan, dan sebagainya guru
dapat memberikan kesimpulannya/pertimbangan yang dinyatakan dalam pernyataan
kualitatif sebagai berikut:
BT : Belum Terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan tanda- tanda
awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai Terlihat (apabila peserta didik sudah mulai memperlihatkan adanya
tanda- tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator tetapi belum
konsisten).
MB : Mulai Berkembang (apabila peserta didik sudah memperlihatkan berbagai
tanda perilaku yang dinyatakan dalam indikator dan mulai konsisten)
MK : Membudaya (apabila peserta didik terus menerus memperlihatkan perilaku
yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten)

c. Pendidikan Lingkungan Hidup


Sekolah Adiwiyata adalah sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan.
program untuk mewujudkan sekolah yang peduli dan berbudaya lingkungan. Program
Adiwiyata dilaksanakan berdasarkan prinsip:
a) edukatif;
b) partisipatif; dan
c) berkelanjutan
Komponen Program Adiwiyata, meliputi:
1) aspek kebijakan sekolah yang berwawasan lingkungan;
2) aspek kurikulum sekolah berbasis lingkungan;
3) aspek kegiatan sekolah berbasis partisipatif; dan
4) aspek pengelolaan sarana dan prasarana pendukung sekolah yang ramah
lingkungan.

43
Komponen dan Standar adiwiyata meliputi :
1) Kebijakan berwawasan lingkungan, memiliki standar:
a) Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) memuat upaya perlindungan
dan pengelolaan lingkungan hidup
b) Rencana Kegiatan dan Anggaran Sekolah (RKAS) memuat program dalam
upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup.
2) Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan, memiliki standar:
a) Tenaga pendidik memiliki kompetensi dalam mengembangkan kegiatan
pembelajaran lingkungan hidup;
b) Peserta didik melakukan kegiatan pembelajaran tentang perlindungan dan
pengelolaan lingkungan hidup.
3) Kegiatan lingkungan berbasis partisipatif memiliki standar:
a) melaksanakan kegiatan perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup
yang terencana bagi warga sekolah;
b) menjalin kemitraan dalam rangka perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup dengan berbagai pihak, antara lain masyarakat, pemerintah, swasta,
media, dan sekolah lain.
4) Pengelolaan sarana pendukung ramah lingkungan memiliki standar:
a) Ketersediaan sarana prasarana pendukung yang ramah lingkungan;
b) peningkatan kualitas pengelolaan sarana dan prasarana yang ramah
lingkungan di sekolah.

d. Pendidikan ELL
Pendidikan Etika Berlalu Lintas meliputi :
a. pengintegrasian dalam mata pelajaran;
b. pengembangan diri dan budaya satuan pendidikan; dan
c. pedoman penilaian etika berlalu lintas.
Pengintegrasian etika berlalu lintas merupakan suatu proses penyatuan materi
etika berlalulintas ke dalam mata pelajaran yang menjadi bagian dari kompetensi dasar.
Dalam pelaksanaan pengintegrasian pendidik melakukan analisis pemetaan KI/KD
dengan memperhatikan Standar Isi dan Standar Kompetensi Lulusan (SKL). Hasil

44
analisis pemetaan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) ditindaklanjuti dalam
pengembangan Silabus dan Rencana Pelaksana Pembelajaran (RPP).
Pengembangan diri dalam pendidikan etika berlalu lintas dapat dilaksanakan
melalui program pembiasaan dan atau kegiatan ekstrakurikuler di satuan pendidikan.
Pembiasaan dilaksanakan melalui penanaman nilai-nilai keteladanan, kedisiplinan,
tanggung jawab, dan kepedulian lingkungan. Kegiatan ekstrakurikuler dilaksanakan
melalui kegiatan kepramukaan.
Pengembangan diri dalam pendidikan etika berlalu lintas dilaksanakan oleh
seluruh warga satuan pendidikan dengan dukungan dari masyarakat. Warga satuan
pendidikan meliputi kepala sekolah, pendidik, tenaga kependidikan, orangtua peserta
didik, dan peserta didik.

e. Pendidikan Kecakapan Hidup


Kecakapan hidup adalah berbagai keterampilan atau kemampuan untuk dapat
beradaptasi dan berperilaku positif yang memungkinkan seseorang mampu
menghadapi berbagai tuntutan dan tantangan dalam hidupnya sehari-hari secara
efektif. Hakekat pendidikan kecakapan hidup dalam pendidikan adalah upaya untuk
meningkatkan keterampilan, pengetahuan, sikap dan kemampuan yang memungkinkan
pembelajar dapat hidup mandiri. Kecakapan hidup adalah kecakapan yang meliputi
kecakapan yang diperlukan untuk hidup dalam kehidupan dan pengalaman kecakapan
hidup seseorang.
Beberapa komponen substansial dalam kecakapan hidup, antara lain :
a. Keberanian dan kemauan menghadapi masalah kehidupan secara wajar
b. Secara kreatif menemukan solusi mengatasi masalah, dan
c. Kecakapan memecahkan masalah kehidupan, mencari dan menciptakan
pekerjaan.
Paling sedikit ada tiga komponen dalam kecakapan hidup yang diharapkan
dimiliki oleh peserta didik, yaitu :
a. Kecakapan yang berhubungan dengan hidup itu sendiri.
b. Kecakapan hidup yang berhubungan dengan hidup yaitu kecakapan yang
dibutuhkan agar seseorang dapat tetap bertahan hidup dan berkembang secara
layak, memenuhi syarat kesehatan, kemanusiaan, kesusilaan dan kehormatan.

45
c. Kecakapan hidup yang berhubungan dengan kehidupan.
Kecakapan ini adalah kecakapan dalam berinteraksi dengan lingkungan, baik
lingkungan alam maupun lingkungan sosial dan lingkungan lain dalam
kehidupan manusia.
d. Kecakapan hidup yang berhubungan dengan penghidupan.
Kecakapan ini adalah kecakapan yang berhubungan dengan bagaimana
seseorang menjalani kehidupannya. Artinya, bagaimana ia memilih jalan
hidupnya, profesi dan karier yang dijalani dan ditekuni sepanjang hayatnya.

f. Pendidikan Berbasis Keunggulan Lokal dan Global


Pengembangan pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global adalah
pendidikan yang mengimplementasikan nilai-nilai disesuaikan dengan memanfaatkan
keunggulan lokal dan kebutuhan daya saing global dalam aspek ekonomi, budaya,
bahasa, teknologi informasi dan komunikasi, ekologi dan lain-lain. Semuanya
bermanfaat bagi pengembangan kompetensi peserta didik. Pelaksanaan pendidikan
menggali nilai-nilai kearifan lokal diintegrasikan dalam mata pelajaran.
SD Negeri Bumijo mempunyai keunggulan yaitu siswa-siswi mempunyai minat
yang besar terhadap seni dan budaya (seperti tari, mading dll) serta terhadap olah raga
(sepakbola, bulu tangkis, tenis meja, dll).
g. Pendidikan Antikorupsi
Pendidikan Antikorupsi adalah sebuah gerakan budaya dalam menumbuhkan
nilai antikorupsi sejak dini.
 Tujuan
Membuat siswa mengenal lebih dini hal-hal yang berkenaan dengan korupsi
sehingga tercipta generasi yang sadar dan memahami bahaya korupsi, bentuk-
bentuk korupsi, mengerti sanksi yang akan diterima jika melakukann korupsi,
dan menciptakan generasi muda bermoral baik, serta membangun karakter
teladan agar generasi muda tidak melakukan korupsi sejak dini.
 Program
1) mengenal pendidikan antikorupsi melalui video yang dibagikan oleh guru;
2) mendatangkan narasumber terkait pendidikan antikorupsi baik secara
langsung maupun virtual;

46
 Strategi Pelaksanaan GLS
1) Penyampaian komitmen antikorupsi setiap upacara dan apel pagi
2) Pengadaan pos kehilangan dan benda tak bertuan
3) Pemasangan banner dan poster antikorupsi
4) Pembuatan brosur antikorupsi
 Pelaksanaan
1) Mengucapkan janji pelajar (didalamnya terdapat butir pendidikan
antikorupsi)
2) Menyediakan tempat untuk menyimpan barang temuan tak bertuan di
sekolah
3) Memasang banner dan poster antikorupsi di tempat-tempat yang mudah
dilihat
4) Membagikan brosur terkait pendidikan antikorupsi kepada warga sekolah,
orang tua siswa, dan komite sekolah

6. Literasi Sekolah
a. Tujuan
Menumbuh kembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan
ekosistem literasi sekolah agar menjadi pembelajar sepanjang hayat.
b. Program
1) Menumbuhkan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca
2) Meningkatkan kemampuan literasi melalui menanggapi buku pengayaan
3) Meningkatkan kemampuan menggunakan buku pengayaan dan strategi
membaca di semua mata pelajaran
4) Kunjungan rutin ke perpustakaan sekolah
5) Menyelenggarakan pekan literasi
c. Strategi Pelaksanaan GLS
1) Perencanaan dan penganggaran yang baik

47
2) Ketersediaan sarana dan prasarana
3) Tujuan GLS
4) Adanya penanggungjawab dari PEMDA dan Sekolah
5) Pelatihan dan pendampingan
6) Sosialisasi
d. Pelaksanaan
1) Membaca buku selama 15 menit diakhir jam pelajaran
2) Mempunyai jadwal rutin untuk mengunjungi perpustakaan
3) Membuat mading per kelas
4) Menampilkan hasil literasi pada saat upacara

7. Layanan Inklusi
Layanan inklusi diberikan kepada siswa yang memerlukan bimbingan khusus
sesuai potensi yang dimiliki siswa, dengan bantuan guru pendamping dan guru yang
ditunjuk untuk memberikan layanan inklusi. Adapun langkah-langkah
pembelajarannya antara lain :
a. Merancang proses pembelajaran dengan menyusun Program Pembelajaran
Individual (PPI)
b. Mengatur proses belajar yang memperhatikan metode dan teknik guru dalam
mengajar
c. Menyiapkan media pembelajaran sesuai dengan kebutuhan
d. Materi pembelajaran disesuaiakan dengan kemampuan dan kebutuhan siswa
e. Penyampaian materi menggunakan bahasa yang mudah dipahami siswa
f. Mengevaluasi keberhasilan proses pembelajaran

C. Pelaksanaan Pembelajaran
1. Strategi Pembelajaran
Pendekatan yang digunakan untuk mengintegrasikan Kompetensi Dasar dari
berbagai mata pelajaran yaitu intradisipliner, interdisipliner, multidisipliner, dan
transdisipliner.

48
Integrasi intradisipliner dilakukan dengan cara mengintegrasikan dimensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan menjadi satu kesatuan yang utuh di setiap mata
pelajaran.
Integrasi interdisipliner dilakukan dengan menggabungkan Kompetensi Dasar
Kompetensi Dasar beberapa mata pelajaran agar terkait satu dengan yang lainnya,
sehingga dapat saling memperkuat, menghindari terjadinya tumpang tindih, dan
menjaga keselarasan pembelajaran.
Integrasi multidisipliner dilakukan tanpa menggabungkan Kompetensi Dasar
tiap mata pelajaran sehingga tiap mata pelajaran masih memiliki Kompetensi Dasarnya
sendiri. Integrasi transdisipliner dilakukan dengan mengaitkan berbagai mata pelajaran
yang ada dengan permasalahan-permasalahan yang dijumpai di sekitarnya sehingga
pembelajaran menjadi kontekstual. Tema merajut makna berbagai konsep dasar
sehingga peserta didik tidak belajar konsep dasar secara parsial.
Dengan demikian, pembelajarannya memberikan makna yang utuh kepada
peserta didik seperti tercermin pada berbagai tema yang tersedia. Tematik terpadu
disusun berdasarkan gabungan proses integrasi seperti dijelaskan di atas sehingga
berbeda dengan pengertian tematik seperti yang diperkenalkan pada kurikulum
sebelumnya.
Selain itu, pembelajaran di kelas I dan IV menggunakan Kurikulum Operasional
Sekolah (KOS) SD Negeri Bumijo. Kelas II, III, V, dan VI menggunakan Kurikulum
Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) 2013 dimana tematik terpadu ini juga diperkaya
dengan penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia di Kelas I, II, dan III sebagai
penghela mata pelajaran lain. Melalui perumusan Kompetensi Inti sebagai pengikat
berbagai mata pelajaran dalam satu kelas dan tema sebagai pokok bahasannya, sehingga
penempatan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia sebagai penghela mata pelajaran lain
menjadi sangat memungkinkan.
Penguatan peran Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dilakukan secara utuh melalui
penggabungan Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam dan Ilmu
Pengetahuan Sosial ke dalam Mata Pelajaran Bahasa Indonesia. Kedua ilmu
pengetahuan tersebut menyebabkan Mata Pelajaran Bahasa Indonesia menjadi
kontekstual, sehingga pembelajaran Bahasa Indonesia menjadi lebih menarik.

49
Pendekatan sains seperti itu terutama di Kelas I, II, dan III menyebabkan semua
mata pelajaran yang diajarkan akan diwarnai oleh Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial. Untuk kemudahan pengorganisasiannya,
Kompetensi Dasar kedua mata pelajaran ini diintegrasikan ke mata pelajaran lain
(integrasi interdisipliner).
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam diintegrasikan ke
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Bahasa Indonesia dan Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran Matematika.
Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial diintegrasikan ke
Kompetensi Dasar mata pelajaran Bahasa Indonesia, ke Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan, dan ke Kompetensi Dasar Mata
Pelajaran Matematika.
Sedangkan untuk kelas IV, V, dan VI, Kompetensi Dasar Mata Pelajaran Ilmu
Pengetahuan Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial masing-masing berdiri sendiri,
sehingga pendekatan integrasinya adalah multidisipliner, walaupun pembelajarannya
tetap menggunakan tematik terpadu.
Prinsip pengintegrasian interdisipliner untuk Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan
Alam dan Ilmu Pengetahuan Sosial seperti diuraikan di atas dapat juga diterapkan dalam
pengintegrasian muatan lokal.
Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan seni, budaya,
keterampilan, dan bahasa daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Seni Budaya
dan Prakarya. Kompetensi Dasar muatan lokal yang berkenaan dengan olahraga serta
permainan daerah diintegrasikan ke dalam Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani,
Olahraga dan Kesehatan.

2. Desain Pembelajaran
Pembelajaran dalam kondisi normal dilaksanakan secara tatap muka. Kegiatan
pembelajaran di SD Negeri Bumijo dilaksanakan dalam 5 hari efektif. Pembelajaran
dirancang dalam silabus dan RPP yang mengacu pada Standard Isi. Rancangan
kegiatan pembelajaran pada kondisi normal sebagai berikut ini:
- Kegiatan pembelajaran dibuka dengan berdoa yang dipimpin oleh salah satu
siswa

50
- Guru memeriksa kehadiran siswa
- Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dan melakukan apersepsi
- Guru melibatkan siswa dalam KBM (diskusi, presentasi, dan demonstrasi)
- Guru memberikan evaluasi kepada siswa
- Guru bersama siswa melakukan refleksi kegiatan pembelajaran

Pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri Bumijo pada tahun pelajaran


2022/2023 menggunakan teknik luring. Pembelajaran luring dapat diartikan sebagai
bentuk pembelajaran yang sama sekali tidak dalam kondisi terhubung jaringan internet
maupun intranet. Pembelajaran secara luring di SD Negeri Bumijo dilaksanakan
sesuai dengan aturan/kebijakan pemerintah.
Desain pembelajaran yang dilaksanakan di SD Negeri Bumijo pada tahun
pelajaran 2022/2023 adalah sebagai berikut ini.
1. Melakukan pemetaan KI dan KD sesuai tema
2. Membuat program semester dan program tahunan
3. Membuat silabus
4. Membuat RPP
- Materi
- Tujuan
- Strategi pembelajaran
- Metode yang sesuai
- Media pembelajaran
5. Melaksanakan tema, tujuan, metode, strategi, dan materi pembelajaran, serta alat
pendukung sesuai dengan RPP
6. Memberikan pertanyaan pemantik untuk merangsang anak aktif dalam kegiatan
pembelajaran
7. Melakukan evaluasi pada peserta didik

3. Pengaturan Beban Belajar


Pengaturan Waktu Belajar Efektif
1) Minggu efektif belajar adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk
setiap tahun ajaran pada setiap satuan pendidikan,

51
2) Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam pembelajaran setiap minggu
yang meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh mata pelajaran termasuk
ekstrakurikuler wajib maupun pilihan. Pada tahun pelajaran 2022/2023 ini,
jumlah hari efektif dalam semester 1 adalah 101 hari atau 23 minggu, sedangkan
di semester 2 ada 117 hari efektif atau 24 minggu.

4. Beban Belajar
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik
dalam satu minggu, satu semester, dan satu tahun pelajaran.
a. Beban belajar di SD N Bumijo dinyatakan dalam jumlah jam pelajaran per
minggu.
1) Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 30 jam pelajaran.
2) Beban belajar satu minggu Kelas II adalah 32 jam pelajaran.
3) Beban belajar satu minggu Kelas III adalah 34 jam pelajaran.
4) Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 36 jam pelajaran.
b. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit 18
minggu efektif.
c. Beban belajar di kelas VI pada semester ganjil paling sedikit 18 minggu minggu
efektif.
d. Beban belajar di kelas VI pada semester genap paling sedikit 14 minggu minggu
efektif.

5. Beban Belajar Tambahan


Satuan pendidikan boleh menambah beban belajar berdasarkan pertimbangan
kebutuhan belajar peserta didik dan/atau kebutuhan akademik, sosial, budaya, dan
faktor lain yang dianggap penting oleh satuan pendidikan dan/atau daerah, atas beban
pemerintah daerah atau satuan pendidikan yang menetapkannya.

D. Kriteria Ketuntasan Minimal


Kriteria Ketuntasan minimal (KKM) adalah kriteria yang ditentukan oleh
sekolah sebagai acuan bagi pendidik dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai
kompetensi dasar muatan pelajaran yang diikuti. KKM juga merupakan target satuan

52
pendidikan dalam pencapaian kompetensi tiap muatan pelajaran. Setelah KKM setiap
muatan/mata pelajaran ditentukan, KKM satuan pendidikan dapat ditetapkan dengan
memilih KKM yang terendah dari seluruh KKM muatan/mata pelajaran.

Kriteria Ketuntasan Minimal


(KKM)
KELAS
NO KOMPONEN JML Rt
I II III IV V VI
A Kelompok A(Umum)
1. Pendidikan Agama dan Budi
75 75 75 75 75 75 450 75,00
Pekerti / Pendidikan Agama
2. Pendidikan Pancasila dan
75 75 75 75 75 75 450 75,00
Kewarganegaraan/ PPKn
3. Bahasa Indonesia 75 75 75 70 70 70 420 75,00
4. Matematika 70 70 70 70 70 70 420 70,00
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 75 75 75 225 75,00
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 70 70 70 210 70,00
B Kelompok B (Umum)
Seni Budaya dan Ketrampilan 75 75 75 75 75 75 450 75,00
Pendidikan Jasmani olah raga dan
75 75 75 75 75 75 450 75,00
kesehatan
Bahasa Jawa 65 65 65 65 65 65 390 65
C Kegiatan Ekstrakulikuler
1 Pramuka B B B B B B B
2 TPA B B B B B B B
3 Seni Tari - - B B B - B
4 TIK - - B B B - B
5 Drumband - - B B B - B
6 Karawitan - - - B B - B

Berdasarkan hasil KKM per mapel per kelas dapat diambil sebagai KKM satuan
pendidikan SD Negeri Bumijo yaitu 65, dan KKM sikap minimal Baik (B). Adapun
rentang nilai masing-masing predikat sebagai berikut:
- A (sangat baik) = 88 – 100
- B (baik) = 77 – 87
- C (cukup) = 65 - 76
Penetapan KKM SD Negeri Bumijo melalui tiga komponen penting, yaitu:
a. Aspek kompleksitas (Tingkat Kerumitan)

53
Tingkat kompleksitas atau kerumitan setiap KD atau indicator yang harus
dicapai peserta didik. Kompleksitas akan bernilai tinggi apabila dalam mencapai
kompetensi diperlukan hal-hal seperti; guru memahami kompetensi yang harus dicapai
oleh peserta didik, guru kreatif dan inovatif dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar, waktu yang dibutuhkan cukup lama karena perlu pengulangan, dan
penalaran dan kecermatan siswa yang tinggi.
b. Aspek Daya dukung
Dalam penentuan KKM juga memerlukan daya dukung, daya dukunng meliputi;
ketersediaan tenaga, sarana dan prasarana pendidikan yang dibutuhkan, kemudian ada
biaya operasional pendidikan, manajemen sekolah, kepedulian stakeholders sekolah.
c. Intake peserta didik
Komponen yang penting lainnya dalam menentukan KKM adalah intake peserta
didik, intake peserta didik adalah tingkat kemampuan rata-rata peserta didik.
Upaya yang dilakukan SD Negeri Bumijo dalam meningkatkan KKM ideal dilakukan:
1. Mengevaluasi hasil ujian/ulangan
2. Mengembangkan metode pembelajaran
3. Memenuhi sarana praktik siswa
4. Mengadakan pelatihan untuk peningkatan kompetensi guru
5. Memotivasi siswa untuk berprestasi dalam segala bidang baik akademik maupun
non akademik.

E. Penilaian Hasil Belajar


1. Penilaian Hasil Belajar Oleh Pendidik
Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik adalah proses pengumpulan informasi/data
tentang capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek pengetahuan,
dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana dan sistematis yang
dilakukan untuk memantau proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar
melalui penugasan dan evaluasi hasil belajar.
Lingkup Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik mencakup aspek sikap, aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan. Penilaian sikap adalah penilaian terhadap
kecenderungan perilaku peserta didik sebagai hasil pendidikan, baik di dalam kelas

54
maupun di luar kelas. Hasil penilaian sikap selama periode satu semester ditulis dalam
bentuk deskripsi yang menggambarkan perilaku peserta didik. Penilaian pengetahuan
dilakukan untuk mengetahui pencapaian ketuntasan belajar, mengidentifikasi
kelemahan dan kekuatan penguasaan pengetahuan dalam proses pembelajaran
termasuk penguasaan terhadap kemampuan multiliterasi. Penilaian keterampilan
adalah penilaian yang dilakukan untuk mengukur kemampuan peserta didik dalam
menerapkan pengetahuan dalam melakukan tugas tertentu di berbagai macam konteks
sesuai dengan indikator pencapaian kompetensi. Penilaian keterampilan dapat
dilakukan dengan berbagai teknik, antara lain penilaian praktik, penilaian produk,
penilaian proyek, dan penilaian portofolio. Teknik penilaian keterampilan yang
digunakan dipilih sesuai dengan karakteristik KD pada KI-4 . Lingkup Penilaian Hasil
Belajar oleh Satuan Pendidikan mencakup aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik berfungsi untuk memantau kemampuan
belajar, memantau hasil belajar, dan mendeteksi kebutuhan perbaikan hasil belajar
peserta didik secara berkesinambungan. Berdasarkan fungsinya penilaian hasil belajar
oleh pendidik meliputi formatif dan sumatif.

2. Remedial dan Pengayaan


Program remedial adalah program pembelajaran yang diperuntukkan bagi
peserta didik yang belum mencapai KKM kompetensi dasar muatan pelajaran.
Program pengayaan adalah pembelajaran yang diberikan kepada peserta didik yang
telah melampaui KKM kompetensi dasar muatan pelajaran. Program remedial dan
pengayaan yang dilaksanakan di SD Negeri Bumijo dapat digambarkan dalam skema
berikut.

55
3. Penilaian Hasil Belajar dilakukan oleh Pendidik, Satuan Pendidikan, Dinas
Pendidikan/Pemerintah Daerah, dan Pemerintah Pusat/Kemdikbud.
Penilaian oleh pendidik berupa Penilaian Harian (PH) dan Penilaian Tengah
Semester (PTS). Penilaian oleh Satuan Pendidikan dilakukan pada akhir
semester (PAS), akhir tahun pelajaran (PAT), dan ujian sekolah yang bertujuan
untuk menilai pencapaian standar kompetensi lulusan semua mata pelajaran.
Sedangkan penilaian oleh Dinas Pendidikan/Pemerintah Daerah dilaksanakan
pada akhir jenjang pendidikan berupa Asesmen Standarisasi Pendidikan Daerah
(ASPD). Serta penilaian oleh Pemerintah Pusat/Kemdikbud dilaksanakan pada
jenjang kelas V berupa Assesmen Nasional Berbasis Komputer (ANBK).

F. Kenaikan Kelas dan Kelulusan


1. Kenaikan Kelas
Kenaikan kelas peserta didik ditetapkan melalui rapat dewan guru dengan
mempertimbangkan berbagai aspek yang telah disepakati oleh seluruh warga satuan
pendidikan, seperti minimal kehadiran, ketaatan pada tata tertib, dan peraturan lainnya
yang berlaku di SD N Bumijo. Peserta didik dinyatakan tidak naik kelas apabila hasil
belajar dari paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan
keterampilan belum tuntas dan/atau sikap belum baik. Peserta didik diupayakan
mengikuti proses pembelajaran dan penilaian yang maksimal. Oleh karena itu apabila

56
ada peserta didik yang terpaksa harus tidak naik kelas, maka hal ini harus menjadi
umpan balik bagi pendidik, satuan pendidikan, dan orangtua sehingga diharapkan semua
peserta didik pada akhirnya dapat naik kelas.
2. Kelulusan
Adapun kriteria kelulusan di SD Negeri Bumijo Yogyakarta Tahun Pelajaran
2021/2022 adalah sebagai berikut:
a. Siswa dinyatakan lulus apabila telah menyelesaikan seluruh program
pembelajaran dari kelas I - VI .
b. Memperoleh Rata-rata Nilai Akhir semester 7-12 sesuai Kriteria Ketuntasan
Minimal untuk seluruh kelompok Mata Pelajaran;
c. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal Baik

KRITERIA KELULUSAN MINIMAL


SD NEGERI BUMIJO YOGYAKARTA
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
NO MATA PELAJARAN NILAI KRITERIA
KELULUSAN
1 Pendidikan Agama 75,00
2 Pendidikan Kewarganegaraan (PKn) 75,00
3 Bahasa Indonesia 70,00
4 Matematika 70,00
5 Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) 75,00
6 Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS) 70,00
7 Seni Budaya dan Prakarya (SBdP)/ Bahasa Jawa 75,00
8 Pendidikan Jasmani Olah Raga dan Kesehatan 75,00
9 Bahasa Jawa 65,00

RATA-RATA 75,00

Pelaksanaan ujian sekolah meliputi ujian tulis dan ujian praktik. Bagi siswa yang
belum mengikuti ujian sekolah ada kesempatan mengikuti ujian sekolah susulan. Nilai

57
Ujian sekolah tidak dipertimbangkan menjadi salah satu penentu kelulusan. Cara
peningkatan mutu lulusan di SDN Bumijo dengan memberikan program tambahan jam
pelajaran dan kunjungan guru. Program pasca ujian sebagai antisipasi bagi siswa yang
belum lulus ujian sekolah.

G. Mutasi
Persyaratan mutasi siswa dengan ketentuan sebagai berikut:
8. Pindah ke luar Kota Yogyakarta
a. Mengisi Form Permohonan Surat Keterangan Pindah (ditulis tangan oleh
pemohon / orang tua siswa)
b. Surat Keterangan Pindah dari Kepala SD yang ditinggalkan
c. Foto Copy Raport (Halaman Identitas Siswa, nilai-nilai 2 Semester Terakhir,
dan Halaman Terakhir Raport Terkait Sebab Kepindahan Siswa)
9. Pindah dalam satu wilayah Yogyakarta
a. Mengisi Form Permohonan Surat Keterangan Pindah (ditulis tangan oleh
pemohon / orang tua siswa)
b. Surat Keterangan Pindah dari Kepala SD yang ditinggalkan
c. Foto Copy Raport (Halaman Identitas Siswa, nilai-nilai 2 Semester Terakhir,
dan Halaman Terakhir Raport Terkait Sebab Kepindahan Siswa)
d. Surat Keterangan Formasi Kelas dan Kesanggupan Menerima dari Kepala SD
yang dituju
10. Pindah masuk dari luar kota ke Kota Yogyakarta
a. Mengisi Form Permohonan Surat Keterangan Pindah Masuk (di tulis tangan
oleh pemohon / orang tua siswa)
b. Surat Keterangan Pindah dari Kepala SD yang ditinggalkan
c. Surat Keterangan Pindah dari Kepala Dinas Pendidikan Setempat. (Bantul,
Sleman, Kulon Progo, Gunung Kidul / Lainnya)
d. Foto Copy Raport (Halaman Identitas Siswa, nilai-nilai 2 Semester Terakhir,
dan Halaman Terakhir Raport Terkait Sebab Kepindahan Siswa)
e. Surat Keterangan Formasi Kelas dan Kesanggupan Menerima dari Kepala SD
yang dituju
11. Pindah dari luar negeri

58
a. Mengisi form permohonan surat keterangan pindah masuk (di tulis tangan oleh
pemohon/orang tua siswa)
b. Surat Keterangan Pindah dari Kepala SD yang ditinggalkan (Konsulat Jenderal
RI)
c. Surat Pengantar Pindah/Penyaluran Siswa dari Kemdikbud Dirjendikdasmen
d. Foto Copy Raport
e. Surat Perwalian (Jika Siswa tidak ikut orang tua sendiri)
f. Surat Keterangan Formasi Kelas dan Kesanggupan Menerima dari Kepala SD
yang dituju
12. Surat keterangan melanjutkan ke SMP
a. Mengisi form permohonan surat melanjutkan sekolah (ditulis tangan oleh
pemohon/orangtua siswa)
b. Surat keterangan lulus dari kepala sekolah

59
BAB IV
KALENDER PENDIDIKAN
A. Kalender Akademik

60
KALENDER PENDIDIKAN SDN BUMIJO
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
JULI 2021 AGUSTUS 2021 SEPTEMBER 2021 OKTOBER 2021
AHAD 4 11 18 25 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 10 17 24 31 : Libur Semester
SENIN 5 12 19 26 2 9 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25 : MPLS
SELASA 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26 : Libur Nasional
RABU 7 14 21 28 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6 13 20 27 : PTS I/AN/PAS/PAT
KAMIS 1 8 15 22 29 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28 : Penerimaan Rapor
JUMAT 2 9 16 23 30 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 22 29 *) : Libur cuti bersama
SABTU 3 10 17 24 31 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 23 30 : Libur Ramadhan
: Ujian Kelas VI
: Kelulusan SD
NOVEMBER 2021 DESEMBER 2021 JANUARI 2022 FEBRUARI 2022 : Kegiatan Sekolah
AHAD 7 14 21 28 5 12 19 26 2 9 16 23 30 6 13 20 27 : Supervisi
SENIN 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24 31 7 14 21 28 : Kamis Pahing
SELASA 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25 1 8 15 22
RABU 3 10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26 2 9 16 23
KAMIS 4 11 18 25 2 9 16 23 30 6 13 20 27 3 10 17 24
JUMAT 5 12 19 26 3 10 17 24*) 31 7 14 21 28 4 11 18 25
SABTU 6 13 20 27 4 11 18 25 1 8 15 22 29 5 12 19 26

MARET 2022 APRIL 2022 MEI 2022 JUNI 2022


AHAD 6 13 20 27 3 10 17 24 1 8 15 22 29 5 12 19 26
SENIN 7 14 21 28 4 11 18 25 2 9 16 23 30 6 13 20 27
SELASA 1 8 15 22 29 5 12 19 26 3 10 17 24 31 7 14 21 28
RABU 2 9 16 23 30 6 13 20 27 4 11 18 25 1 8 15 22 29
KAMIS 3 10 17 24 31 7 14 21 28 5 12 19 26 2 9 16 23 30
JUMAT 4 11 18 25 1 8 15 22 29 6 13 20 27 3 10 17 24
SABTU 5 12 19 26 2 9 16 23 30 7 14 21 28 4 11 18 25

JULI 2022
AHAD 3 10 17 24 31
S ENIN 4 11 18 25
S ELAS A 5 12 19 26
RAB U 6 13 20 27
KAMIS 7 14 21 28
J UM A T 1 8 15 22 29
S AB TU 2 9 16 23 30

KETERANGAN : KALENDER TK DAN SD

61
A. Libur Umum
1 20 Juli 2021 : Idul Adha
2 10 Agustus 2021 : Tahun Baru Islam 1443 H
3 17 Agustus 2021 : HUT RI
4 19 Oktober 2021 : Maulid Nabi Muhammad SAW
5 25 November 2021 : HUT PGRI
6 25 Desember 2021 : Hari Natal
7 1 Januari 2022 : Tahun Baru 2022
8 1 Februari 2022 : Hari Raya Imlek
9 1 Maret 2022 : Isra Mi'raj
10 3 Maret 2022 : Hari Raya Nyepi
11 2-5 April 2022 : Libur Awal ramadhan
12 15 April 2022 : Wafat Isa Al Masih
13 2-7 Mei 2022 : Hari Raya Idul Fitri
14 16 Mei 2022 : Hari Waisak
15 26 Mei 2022 : Kenaikan Isa Al Masih
16 1 Juni 2022 : Hari Lahir Pancasila
17 27-30 Juni 2022 : Libur Semester II

B . CUTI B ERS AMA

1 24 Desember 2021 : Cuti Bersama Hari Natal

C. KEG IATAN S EKO LAH

1 21-Apr-21 : Hari Kartini


2 12-14 Juli 2021 : MPLS
3 14 Agustus 2021 : Hari Pramuka
4 8 September 2021 : Hari Literasi
5 9 September 2021 : Hari Olahraga Nasional
6 10-17 September 2021 : PTS I
7 16 September 2021 : Hari Ozon
8 2 Oktober 2021 : Hari Batik Nasional
9 4-8 Oktober 2021 : Asesmen Nasional SD
10 7 Oktober 2021 : HUT Kota Yogyakarta
11 5 November 2021 : Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional
12 15-19 November 2021 : Supervisi
13 29 November - 3 Desember 2021 : PKG
14 10-17 Desember 2021 : PAS
15 23 Desember 2021 : Penerimaan Rapor
16 7-11 Maret 2022 : PTS II
17 22 April 2022 : Hari Bumi
18 17-24 Mei 2022 : Ujian Sekolah
19 30-31 Mei 2022 : Asesmen Daerah
20 2-3 Juni 2022 : Asesmen Daerah Susulan
21 10-17 Juni 2022 : PAT

62
B. Pengaturan Waktu/Analisis Waktu Belajar
ANALISIS KALENDER AKADEMIK SDN BUMIJO
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
JULI 2021
AHAD 4 11 18 25 Jml HBE Tanggal Uraian Kegiatan
SENIN 5 12 19 26 1 1-10 Libur Sem II
SELASA 6 13 20 27 1
RABU 7 14 21 28 2 12 - 14 PLS
KAM IS 1 8 15 22 29 3 20 Idul Adha
JUM AT 2 9 16 23 30 3
SABTU 3 10 17 24 31 Juml 10

AGUSTUS 2021
AHAD 1 8 15 22 29 Jml HBE Tanggal Uraian Kegiatan
SENIN 2 9 16 23 30 5
SELASA 3 10 17 24 31 3 10 Tahun Baru Is lam 1443 H
RABU 4 11 18 25 4 17 HUT RI
KAM IS 5 12 19 26 4
JUM AT 6 13 20 27 4 14 Hari Pramuka
SABTU 7 14 21 28 Juml 20

SEPTEMBER 2021
AHAD 5 12 19 26 Jml HBE Tanggal Uraian Kegiatan
SENIN 6 13 20 27 4 10-17 PTS
SELASA 7 14 21 28 4 8 Hari Literas i
RABU 1 8 15 22 29 5 9 Haornas
KAM IS 2 9 16 23 30 5 16 Hari Ozon
JUM AT 3 10 17 24 4
SABTU 4 11 18 25 Juml 22

OKTOBER 2021
AHAD 3 10 17 24 31 Jml HBE Tanggal Uraian Kegiatan
SENIN 4 11 18 25 4 4-8 AN SD
SELASA 5 12 19 26 3
RABU 6 13 20 27 4 7 HUT Kota Jogja
KAM IS 7 14 21 28 4 19 Maulid Nabi Muhammad
JUM AT 1 8 15 22 29 5 2 Hari Batik Nas ional
SABTU 2 9 16 23 30 Juml 20

NOVEMBER 2021
AHAD 7 14 21 28 Jml HBE Tanggal Uraian Kegiatan
SENIN 1 8 15 22 29 5 15-19 Supervis i
SELASA 2 9 16 23 30 5 5 Hari Cinta Puspa dan Satwa Nasional
RABU 3 10 17 24 4 29-30 PKG
KAM IS 4 11 18 25 3 25 HUT PGRI
JUM AT 5 12 19 26 4
SABTU 6 13 20 27 Juml 21

DESEMBER 2021
AHAD 5 12 19 26 Jml HBE Tanggal Uraian Kegiatan
SENIN 6 13 20 27 3 1-3 PKG
SELASA 7 14 21 28 3 10-17 PAS
RABU 1 8 15 22 29 4
KAM IS 2 9 16 23 30 3 23 Pembagian rapot SM 1
JUM AT 3 10 17 24*) 31 3
SABTU 4 11 18 25 Juml 16

Analis is Minggu = 109 hari


= 23 minggu

Yogyakarta, Juli 2021


Kepala Sekolah

Tri Sumaryanto, S.Pd


NIP. 19630516 198604 1 001
63
ANALISIS KALENDER AKADEMIK SDN BUMIJO
TAHUN PELAJARAN 2021/2022
SEMESTER GENAP
JANUARI 2022
AHAD 2 9 16 23 30 Jml HBE Tanggal Uraian Kegiatan
SENIN 3 10 17 24 31 4 1 Libur Tahun Baru 2022
SELASA 4 11 18 25 4 3 Peringatan HUT SDN Bumijo
RABU 5 12 19 26 4 10 Hari Sejuta pohon
KAM IS 6 13 20 27 4
JUM AT 7 14 21 28 4
SABTU 1 8 15 22 29 Jml HBE 20
FEBRUARI 2022
AHAD 6 13 20 27 Jml HBE Tanggal Uraian Kegiatan
SENIN 7 14 21 28 4 1 Hari Raya Imlek
SELASA 1 8 15 22 4 21 Hari Peduli s ampah Nas ional
RABU 2 9 16 23 4
KAM IS 3 10 17 24 4
JUM AT 4 11 18 25 3
SABTU 5 12 19 26 Jml HBE 19
MARET 2022
AHAD 6 13 20 27 Jml HBE Tanggal Uraian Kegiatan
SENIN 7 14 21 28 5 7-11 PTS II
SELASA 1 8 15 22 29 5 1 Is ra Mi'raj
RABU 2 9 16 23 30 5 22 Hari Air Sedunia
KAM IS 3 10 17 24 31 3 3 Hari Raya Nyepi
JUM AT 4 11 18 25 4
SABTU 5 12 19 26 Jml HBE 22
APRIL 2022
AHAD 3 10 17 24 Jml HBE Tanggal Uraian Kegiatan
SENIN 4 11 18 25 4 2-5 Libur Awal Ramadhan
SELASA 5 12 19 26 4 22 Hari Bumi
RABU 6 13 20 27 4
KAM IS 7 14 21 28 5 28-30 Libur Akhir ramadhan
JUM AT 1 8 15 22 29 4 15 Wafat Is a Al Mas ih
SABTU 2 9 16 23 30 Jml HBE 21
MEI 2022
AHAD 1 8 15 22 29 Jml HBE Tanggal Uraian Kegiatan
SENIN 2 9 16 23 30 5 2-7 Hari Raya Idul Fitri
SELASA 3 10 17 24 31 4 16 Waisak
RABU 4 11 18 25 3 17-24 Ujian Sekolah
KAM IS 5 12 19 26 3 26 Kenaikan Is a Al Mas ih
JUM AT 6 13 20 27 3 30-31 As esmen daerah
SABTU 7 14 21 28 - 22 Hari Batik Sedunia
Jml HBE 18
JUNI 2022
AHAD 5 12 19 26 Jml HBE Tanggal Uraian Kegiatan
SENIN 6 13 20 27 3 1 Libur Lahir Pancasila
SELASA 7 14 21 28 3 2-3 As esmen daerah Suus lan
RABU 1 8 15 22 29 4 24 Penerimaan Rapor
KAM IS 2 9 16 23 30 4 9 Kelulusan SD
JUM AT 3 10 17 24 3 10-17 PAT
SABTU 4 11 18 25 5 Hari Lingkungan Hidup Sedunia
Jml HBE 17
JULI 2022
A HA D 3 10 17 24 31 Jml HBE Tanggal Uraian Kegiatan
S EN IN 4 11 18 25 3 1-8 Libur Sem II
S ELA S A 5 12 19 26 2 11-15 MPLS
RAB U 6 13 20 27 3
KA MIS 7 14 21 28 3
J UM A T 1 8 15 22 29 3 9 Idul Adha
S A B TU 2 9 16 23 30 Jml HBE 14

Analis is Minggu = 117 hari


= 24 minggu Yogyakarta, Juli 2021
Kepala Sekolah

Tri Sumaryanto, S.Pd


NIP. 19630516 198604 1 001
64
C. Penetapan Kalender Akademik
Berdasarkan kalender akademik SD Negeri Bumijo Tahun Pelajaran 2022/2023,
maka ditetapkan :
1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli 2022 dan berakhir pada bulan Juni 2023.
2. Hari libur sekolah ditetapkan berdasarkan Keputusan Menteri Pendidikan Nasional
dan/atau Keputusan Menteri Agama dalam hal yang terkait dengan hari raya keagamaan.
Dinas Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta menetapkan hari libur khusus.
3. Pemerintah pusat/provinsi/kabupaten/kota dapat menetapkan hari libur serempak untuk
SDN Bumijo.
4. Kalender pendidikan SD N Bumijo disusun berdasarkan alokasi waktu sebagaimana
tersebut pada dokumen standar isi dengan memperhatikan ketentuan dari Dinas
Pendidikan Pemuda dan Olahraga Kota Yogyakarta.
5. Hari belajar efektif adalah hari belajar yang betul-betul digunakan untuk kegiatan
pembelajaran, sesuai dengan ketentuan kurikulum.
6. Jumlah hari belajar efektif dalam 1 (satu) tahun pelajaran adalah 226 (dua ratus dua puluh
enam) hari atau 47 minggu efektif, sesuai dengan kurikulum yang berlaku.
7. Jam belajar efektif adalah jam belajar yang betul-betul digunakan dalam proses
pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum. Jumlah jam belajar efektif pada masa
normal setiap minggu untuk kelas I–III (dengan model pembelajaran tematik) adalah 30–
32 jam pelajaran, sedangkan untuk kelas IV–VI adalah 36 jam pelajaran.

65
BAB V
DESAIN PEMBELAJARAN, LINGKUP DAN TEKNIK PENILAIAN

A. Desain Pembelajaran
1. Pengembangan Silabus
a. Pengertian Silabus
Silabus adalah rencana pembelajaran pada suatu dan/atau kelompok mata
pelajaran/tema tertentu yang mencakup standar kompetensi, kompetensi dasar, materi
pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, indikator, penilaian, alokasi waktu, dan
sumber/ bahan/alat belajar.
Silabus merupakan penjabaran standar kompetensi dan kompetensi dasar ke dalam
materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran, dan indikator pencapaian
kompetensi untuk penilaian.
b. Landasan Pengembangan Silabus
1) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 17 ayat (2).
2) Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 tentang
Standar Nasional Pendidikan pasal 20.
3) Pengembangan silabus sesuai dengan Standar Proses (Permendikbud No. 22
Tahun 2016)
c. Prinsip Pengembangan Silabus
a) Ilmiah
Keseluruhan materi dan kegiatan yang menjadi muatan dalam silabus harus
benar dan dapat dipertanggungjawabkan secara keilmuan. Relevan Cakupan,
kedalaman, tingkat kesukaran dan urutan penyajian materi dalam silabus sesuai
dengan tingkat perkembangan fisik, intelektual, sosial, emosional, dan spritual
peserta didik.
b) Relevan
c) Sistematis
Komponen-komponen silabus saling berhubungan secara fungsional dalam
mencapai kompetensi. Konsisten Adanya hubungan yang konsisten (ajeg, taat

66
asas) antara kompetensi dasar, indikator, materi pokok/ pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian.
d) Konsisten
e) Memadai
Cakupan indikator, materi pokok/pembelajaran, kegiatan pembelajaran,
sumber belajar, dan sistem penilaian cukup untuk menunjang pencapaian
kompetensi dasar. Aktual dan Kontekstual Cakupan indikator, materi pokok/
pembelajaran, kegiatan pembelajaran, sumber belajar, dan sistem penilaian
memperhatikan perkembangan ilmu, teknologi, dan seni mutakhir dalam
kehidupan nyata, dan peristiwa yang terjadi.
f) Aktual dan Kontekstual
g) Fleksibel
Keseluruhan komponen silabus dapat mengakomodasi keragaman peserta
didik, pendidik, serta dinamika perubahan yang terjadi di sekolah dan tuntutan
masyarakat. Menyeluruh Komponen silabus mencakup keseluruhan ranah
kompetensi (kognitif, afektif, psikomotor).
h) Menyeluruh
d. Pengembangan Silabus
1) Guru kelas/mata pelajaran
2) Kelompok guru kelas/mata pelajaran
3) Kelompok kerja guru (KKG) Dibawah koordinasi dan supervisi Dinas
Pendidikan Kota/Provinsi.
e. Unit Waktu Silabus
1) Silabus mata pelajaran disusun berdasarkan seluruh alokasi waktu yang
disediakan untuk mata pelajaran selama penyelenggaraan pendidikan di
tingkat satuan pendidikan.
2) Penyusunan silabus memperhatikan alokasi waktu yang disediakan per
semester, per tahun, dan alokasi waktu mata pelajaran lain yang
sekelompok.
3) Implementasi pembelajaran per semester menggunakan penggalan silabus
sesuai dengan Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar untuk mata
pelajaran dengan alokasi waktu yang tersedia pada struktur kurikulum.

67
f. Komponen Silabus
1) Kompetensi Inti
2) Kompetensi Dasar
3) Materi Pokok/Pembelajaran
4) Kegiatan Pembelajaran
5) Indikator
6) Penilaian
7) Alokasi Waktu
8) Sumber Belajar
Catatan: Indikator dikembangkan berdasarkan KD
g. Mekanisme Pengembangan Silabus
1) Analisis SI, SKL, KI, KD, Indikator, Materi Pokok, Kegiatan Pembelajaran
2) Alokasi Waktu, Sumber Belajar, Penilaian
h. Langkah-Langkah Pengembangan Silabus
1) Mengkaji dan Menentukan Kompetensi Inti
a) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat
kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada di SI
b) keterkaitan antar kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran
c) keterkaitan kompetensi inti dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
2) Mengkaji dan Menentukan Kompetensi Dasar
a) urutan berdasarkan hierarki konsep disiplin ilmu dan/atau tingkat
kesulitan materi, tidak harus selalu sesuai dengan urutan yang ada
dalam SI
b) keterkaitan antar kompetensi inti dan kompetensi dasar dalam mata
pelajaran
c) keterkaitan kompetensi inti dan kompetensi dasar antar mata pelajaran.
3) Mengidentifikasi Materi Pokok/Pembelajaran
a) potensi peserta didik
b) relevansi dengan karakteristik daerah
c) tingkat perkembangan fisik, intelektual, emosional, sosial, dan spritual
peserta didik

68
d) kebermanfaatan bagi peserta didik
e) struktur keilmuan
f) Aktualitas, kedalaman, dan keluasan materi pembelajaran
g) relevansi dengan kebutuhan peserta didik dan tuntutan lingkungan
h) alokasi waktu

2. Pengembangan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)


a. Pengertian Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran [RPP] adalah rencana yang
menggambarkan prosedur dan pengorganisasian pembelajaran untuk mencapai
satu kompetensi dasar yang ditetapkan dalam Standar Isi dan dijabarkan
dalam silabus. Maka ringkasnya RPP adalah rencana operasional kegiatan
pembelajaran setiap atau beberapa KD dalam setiap tatap muka di kelas. Lingkup
RPP paling luas mencakup 1 (satu) Komptensi Dasar yang terdiri atas 1 (satu)
indikator atau beberapa indikator untuk 1 (satu) kali pertemuan atau lebih.
RPP harus berupa kegiatan konkret setapak demi setapak yang
dilakukan oleh guru di kelas dalam mendampingi peserta didik. Satu hal
yang amat penting dalam penyusunan RPP adalah bahwa kegiatan
pembelajaran harus diarahkan agar berfokus pada peserta didik, sedangkan
guru berperan sebagai pendamping, fasilitator. Artinya, ketika guru memilih
pendekatan, metode, materi, pengalaman belajar, interaksi belajar mengajar
harus memungkinkan peserta didik berinteraksi dan aktif, sedang guru
memfasilitasi dan mendampinginya.
b. Landasan Pengembangan RPP
Landasan RPP adalah PP no 19 tahun 2005 pasal 20. Di dalam PP no 19
tahun 2005 pasal 20 dikatakan bahwa perencanaan proses pembelajaran meliputi
silabus dan rencana pembelajaran yang memuat sekurang-kurangnya tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran, metode pembelajaran, sumber belajar, dan
penilaian hasil belajar. Selain itu, pengembangan RPP juga didasarkan pada
Standar Proses (Permendikbud No. 22 Tahun 2016) tentang kriteria pelaksanaan
pembelajaran pada satuan pendidikan dasar dan satuan pendidikan dasar
menengah untuk mencapai kompetensi lulusan.

69
c. Komponen RPP
RPP disusun untuk setiap Kompetensi Dasar yang dapat dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan atau lebih. Guru merancang penggalan RPP untuk
setiap pertemuan yang disesuaikan dengan penjadwalan di satuan pendidikan.
Komponen utama RPP adalah tujuan pembelajaran, materi pembelajaran, metode
pembelajaran, sumber belajar, dan penilaian hasil belajar.
Komponen RPP adalah:
1) Identitas Mata Pelajaran; (a) Satuan pendidikan; (b) Kelas; (c) Semester;
(d) Program studi; (e) Mata pelajaran atau tema pelajaran dan (f) Jumlah
pertemuan
2) Kompetensi Inti; merupakan kualifikasi kemampuan minimal peserta didik
yang menggambarkan penguasaan pengetahuan, sikap, dan keterampilan
yang diharapkan dicapai pada setiap kelas dan/atau semester pada suatu
mata pelajaran.
3) Kompetensi Dasar; adalah sejumlah kemampuan yang harus dikuasai
peserta didik dalam mata pelajaran tertentu sebagai rujukan penyusunan
indikator kompetensi dalam suatu pelajaran.
4) Indikator Pencapaian Kompetensi; adalah perilaku yang dapat diukur
dan/atau diobservasi untuk menunjukkan ketercapaian kompetensi dasar
tertentu yang menjadi acuan penilaian mata pelajaran. Indikator pencapaian
kompetensi dirumuskan dengan menggunakan kata kerja operasional yang
dapat diamati dan diukur, yang mencakup pengetahuan, sikap, dan
keterampilan.
5) Tujuan Pembelajaran; Menggambarkan proses dan hasil belajar yang
diharapkan dicapai oleh peserta didik sesuai dengan kompetensi dasar.
Tujuan pembelajaran dirumuskan berdasarkan SK, KD, dan indikator yang
telah ditulis dalam silabus dan menggunakan kata kerja operasional yang
dapat diukur atau diamati. Tujuan pembelajaran dapat ditulis dalam bentuk
kalimat lengkap, menggunakan rumus audience (peserta didik), behaviour
(perilaku dalam bentuk kata kerja operasional), condition dan degree
(ABCD).

70
6) Materi Ajar; Materi pembelajaran adalah materi yang digunakan untuk
mencapai tujuan pembelajaran dan dikembangkan dengan mengacu pada
materi pembelajaran dalam silabus. Memuat fakta, konsep, prinsip, dan pro-
sedur yang relevan, dan ditulis dalam bentuk butir-butir sesuai dengan
rumusan indikator pencapaian kompetensi.
7) Alokasi Waktu; Ditentukan sesuai dengan keperluan untuk pencapaian KD
dan beban belajar.
8) Metode Pembelajaran; Metode dapat diartikan benar-benar sebagai metode,
tetapi dapat pula diartikan sebagai model atau pendekatan pembelajaran,
bergantung pada karakteristik pendekatan dan/atau strategi yang dipilih,
misalnya metode tanya-jawab, diskusi, eksperimen, dan pendekatan
beberapa model pembelajaran seperti pendekatan model CTL, dan
pembelajaran kooperatif. Digunakan oleh guru untuk mewujudkan suasana
belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik mencapai kompetensi
dasar atau seperangkat indikator yang telah ditetapkan. Pemilihan metode
pembelajaran disesuaikan dengan situasi dan kondisi peserta didik, serta
karakteristik dari setiap indikator dan kompetensi yang hendak dicapai pada
setiap mata pelajaran.
9) Kegiatan Pembelajaran;
a. Pendahuluan: Pendahuluan merupakan kegiatan awal dalam suatu
pertemuan pembelajaran yang ditujukan untuk membangkitkan
motivasi dan memfokuskan perhatian peserta didik untuk
berpartisipasi aktif dalam proses pembelajaran.
b. Inti: Kegiatan inti merupakan proses pembelajaran untuk mencapai
KD. Kegiatan pembelajaran dilakukan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk
berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi
prakarsa, kreativitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan
perkembangan fisik serta psikologis peserta didik. Kegiatan ini
dilakukan secara sistematis dan sistemik melalui proses eksplorasi,
elaborasi, dan konfirmasi.

71
c. Penutup: Penutup merupakan kegiatan yang dilakukan untuk
mengakhiri aktivitas pembelajaran yang dapat dilakukan dalam bentuk
rangkuman atau simpulan, penilaian dan refleksi, umpan balik, dan
tindak lanjut.
10) Penilaian Hasil Belajar; Prosedur dan instrumen penilaian proses dan hasil
belajar disesuaikan dengan indikator pencapaian kompetensi dan mengacu
kepada Standar Penilaian.
11) Sumber Belajar; Sumber belajar dalam RPP ditentukan dengan mengacu
pada sumber belajar yang terdapat dalam standar kompetensi dan
kompetensi dasar, serta materi ajar, kegiatan pembelajaran, dan indikator
pencapaian kompetensi dengan mempertimbangkan: (a) Sumber belajar
adalah rujukan, objek, dan/atau bahan yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran; (b) Sumber belajar dapat berupa media cetak, elektronik,
narasumber, lingkungan fisik, alam, sosial, dan budaya: (c) Penentuan
sumber belajar didasarkan pada KI dan KD, materi pembelajaran, kegiatan
pembelajaran, dan indikator pencapaian kompetensi; dan (d) Sumber belajar
dipilih yang mutakhir dan menarik.
d. Prinsip-PrinsipPengembangan RPP
1) Memperhatikan perbedaan individu peserta didik
2) Mendorong partisipasi aktif peserta didik
3) Mengembangkan buadaya membaca dan menulis proses pembelajaran
4) Memberikan umpan balik dan tindak lanjut
5) Keterkaitan dan keterpaduan
6) Menerapkan teknologi informasi dan komunikasi
e. Langkah-langkah Penyusunan RPP
Mengisi kolom identitas
1) Menentukan alokasi waktu yang dibutuhkan untuk pertemuan yang telah
ditetapkan
2) Menetukan KI, KD dan Indikator yang akan digunakan ( terdapat pada
silabus yang telah disusun)
3) Merumuskan tujuan pembelajaran berdasarkan KI, KD, dan Indikator yang
telah ditentukan.

72
4) Mengidentifikasi materi ajar berdasrkan materi pokok atau pembelajaran
yang terdapat dalam silabus.
5) Menentukan metode pembelajaran yang akan digunakan
6) Menentukan langkah pembelajaran yang terdiri dari kegiatan pendahuluan,
inti, dan penutup
7) Menentukan alat/bahan/sumber belajar
8) Menyusun kriteria penilaian, lembar pengamatan, contoh soal, teknik
penskoran, dll

B. Lingkup Penilaian
Lingkup penilaian hasil belajar oleh pendidik mencakup aspek sikap, aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan, sedangkan lingkup penilaian hasil belajar oleh
satuan pendidikan mencakup aspek pengetahuan dan aspek keterampilan.

C. Teknik Penilaian
1. Penilaian Sikap
Penilaian sikap dimaksudkan sebagai penilaian terhadap perilaku peserta didik
dalam proses pembelajaran yang meliputi sikap spiritual dan sosial. Penilaian sikap
memiliki karakteristik yang berbeda dari penilaian pengetahuan dan keterampilan
sehingga teknik penilaian yang digunakan juga berbeda.Dalam hal ini, penilaian sikap
lebih ditujukan untuk membina perilaku dalam rangka pembentukan karakter peserta
didik.
a. Sikap Spiritual
Kompetensi sikap spiritual (KI-1) yang akan diamati adalah menerima,
menjalankan, dan menghargai ajaran agama yang dianutnya.
b. Sikap Sosial
Kompetensi sikap sosial (KI-2) yang akan diamati mencakup perilaku antara lain:
jujur, disiplin, tanggung jawab, santun, peduli, dan percaya diri dalam berinteraksi
dengan keluarga, teman, guru, dan tetangga, dan negara.

Penilaian sikap terdiri atas penilaian utama dan penilaian penunjang. Penilaian
utama diperoleh dari hasil observasi harian yang ditulis di dalam jurnal harian. Penilaian

73
penunjang diperoleh dari penilaian diri dan penilaian antarteman, hasilnya dapat
dijadikan sebagai alat konfirmasi dari hasil penilaian sikap oleh pendidik.
Teknik penilaian yang digunakan adalah observasi melalui wawancara, catatan
anekdot (anecdotal record), dan catatan kejadian tertentu (incidental record) sebagai
unsur penilaian utama.
Dalam pelaksanaan penilaian sikap, pendidik dapat merencanakan indikator sikap
yang akan diamati sesuai dengan karakteristik proses pembelajaran yang akan dilakukan,
misalnya perilaku kerjasama dalam diskusi kelompok dan kerapihan dalam praktikum.
Selain itu, penilaian sikap dapat dilakukan tanpa perencanaan, misalnya perilaku yang
muncul tidak terduga selama proses pembelajaran dan di luar proses pembelajaran. Hasil
pengamatan perilaku tersebut dicatat dalam jurnal.
Penilaian sikap dilakukan oleh guru kelas, guru mata pelajaran agama dan budi
pekerti, guru PJOK, dan pembina ekstrakurikuler. Guru kelas mengumpulkan data dari
hasil penilaian sikap yang dilakukan oleh guru mata pelajaran lainnya, kemudian
merangkum menjadi deskripsi (bukan angka atau skala).
Peserta didik yang berperilaku menonjol sangat baik diberi penghargaan,
sedangkan peserta didik yang berperilaku kurang baik diberi pembinaan. Penilaian sikap
spiritual dan sosial dilaporkan kepada orangtua dan pemangku kepentingan sekurang-
kurangnya dua kali dalam satu semester. Hasil akhir penilaian sikap diolah menjadi
deskripsi sikap yang dituliskan di dalam rapor peserta didik.
Dilaporkan juga pada saat ditemukan ada sikap spiritual atau sikap sosial yang
menonjol perlu diberi pembinaan.

2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan (KD dari KI-3) dilakukan dengan cara mengukur
penguasaan peserta didik yang mencakup dimensi pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural dan metakognisi dalam berbagai tingkatan proses berpikir.
Prosedur penilaian pengetahuan dimulai dari penyusunan perencanaan,
pengembangan instrumen penilaian, pelaksanaan penilaian, pengolahan, dan pelaporan,
serta pemanfaatan hasil penilaian.
Hasil penilaian pencapaian pengetahuan dilaporkan dalam bentuk angka, predikat,
dan deskripsi. Angka menggunakan rentang nilai 0 sampai dengan 100. Predikat disajikan

74
dalam huruf A, B, C, dan D. Rentang predikat (interval) ini ditentukan oleh Satuan
Pendidikan dengan mempertimbangkan KKM muatan pelajaran.
Deskripsi dibuat dengan menggunakan kalimat yang bersifat memotivasi dengan
pilihan kata/frasa yang bernada positif.
Teknik penilaian pengetahuan menggunakan tes tertulis, lisan, dan penugasan.
a. Tes Tertulis
Tes tertulis adalah tes yang soal dan jawabannya secara tertulis, antara lain berupa
pilihan ganda, isian, benar-salah, menjodohkan, dan uraian. Instrumen tes tertulis
dikembangkan dengan mengikuti langkah-langkah berikut.
1) Melakukan analisis KD.
2) Menyusun kisi-kisi soal sesuai dengan KD.
3) Menulis soal berdasarkan kisi-kisi dan mengacu pada kaidah-kaidah
penulisan soal.
4) Menyusun pedoman penskoran.
5) Melakukan penskoran berdasarkan pedoman penskoran.
b. Tes Lisan
Tes lisan berupa pertanyaan-pertanyaan, perintah, kuis yang diberikan pendidik
secara lisan dan peserta didik merespon pertanyaan tersebut secara lisan. Tes lisan
bertujuan menumbuhkan sikap berani berpendapat, mengecek penguasaan pengetahuan
untuk perbaikan pembelajaran, percaya diri, dan kemampuan berkomunikasi secara
efektif. Langkah-langkah pelaksanaan tes lisan sebagai berikut:
1) Melakukan analisis KD
2) Menyusun kisi – kisi soal sesuai dengan KD
3) Membuat pernyataan atau perintah
4) Menyusun pedoman penilaian
5) Memberikan tindak lanjut hasil tes lisan
c. Penugasan
Penugasan adalah pemberian tugas kepada peserta didik untuk mengukur
pengetahuan dan memfasilitasi peserta didik memperoleh atau meningkatkan
pengetahuan.Tugas dapat dikerjakan secara individu atau kelompok sesuai karakteristik
tugas.Tugas tersebut dapat dilakukan di sekolah, di rumah, atau di luar sekolah.

75
3. Penilaian Ketrampilan
Penilaian keterampilan (KD dari KI-4) dilakukan dengan teknik penilain kinerja,
penilaian proyek, dan portofolio. Penilaian keterampilan menggunakan angka dengan
rentang skor 0 sampai dengan 100, predikat, dan deskripsi.
a. Penilaian Kinerja
Penilaian kinerja (performance assessment) adalah penilaian yang menuntut
peserta didik untuk mendemonstrasikan dan mengaplikasikan pengetahuannya ke dalam
berbagai macam konteks sesuai dengan kriteria yang diinginkan. Pada penilaian kinerja,
penekanannya dapat dilakukan pada proses atau produk. Penilaian kinerja yang
menekankan pada produk disebut penilaian produk, misalnya poster, puisi, dan kerajinan.
Penilaian kinerja yang menekankan pada proses disebut penilaian praktik, misalnya
bermain sepak bola, memainkan alat musik, menyanyi, melakukan pengamatan
menggunakan mikroskop, menari, bermain peran, dan membaca puisi.
b. Penilaian Proyek
Penilaian proyek merupakan kegiatan penilaian terhadap suatu tugas yang harus
diselesaikan dalam periode/waktu tertentu. Tugas tersebut berupa rangkaian kegiatan
mulai dari perencanaan, pengumpulan data, pengolahan data, dan pelaporan.
Pada penilaian proyek ada 4 (empat) hal yang perlu dipertimbangkan, yaitu:
1) Kemampuan pengelolaan
Kemampuan peserta didik dalam memilih topik, mencari informasi, mengelola
waktu pengumpulan data, dan penulisan laporan yang dilaksanakan secara
kelompok.
2) Relevansi
Kesesuaian tugas proyek dengan muatan pelajaran.
3) Keaslian
Proyek yang dilakukan peserta didik harus merupakan hasil karya sendiri di
bawah bimbingan pendidik.
4) Inovasi dan kreativitas
Proyek yang dilakukan peserta didik mengandung unsur-unsur kebaruan atau
sesuatu yang berbeda dari biasanya.

76
c. Penilaian Portofolio
Portofolio merupakan kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya
peserta didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan (reflektif-
integratif) dalam kurun waktu tertentu. Pada akhir periode portofolio tersebut dinilai oleh
pendidik bersama-sama dengan peserta didik dan selanjutnya diserahkan kepada pendidik
pada kelas berikutnya dan dilaporkan kepada orangtua sebagai bukti autentik
perkembangan peserta didik.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dan dijadikan panduan dalam penggunaan
penilaian portofolio di sekolah adalah sebagai berikut:
1. karya asli peserta didik
2. saling percaya antara pendidik dan peserta didik
3. kerahasiaan bersama antara pendidik dan peserta didik
4. milik bersama antara peserta didik dan pendidik
5. kepuasan pada diri peserta didik
6. kesesuaian dengan kompetensi dalam kurikulum
7. penilaian proses dan hasil
Penilaian yang tidak terpisahkan dari proses pembelajaran.
8. bentuk portofolio
a) File folder yang bisa digunakan untuk menyimpan berbagai hasil karya
terkait dengan produk seni (gambar, kerajinan tangan, dan sebagainya).
b) Album berisi foto, video, audio.
c) Stopmap berisi tugas-tugas imla/dikte dan tulisan (karangan,catatan) dan
sebagainya.
d) Buku siswa yang disusun berdasarkan Kurikulum 2013, juga merupakan
portofolio peserta didik SD.
Dalam menggunakan portofolio, pendidik beserta peserta didik perlu
memperhatikan hal-hal berikut:
a. masing-masing peserta didik memiliki portofolio sendiri yang di dalamnya
memuat hasil belajar peserta didik;
b. menentukan hasil kerja yang perlu dikumpulkan/disimpan;

77
c. sewaktu-waktu peserta didik diharuskan membaca catatan pendidik yang berisi
komentar, masukan, dan tindakan lebih lanjut yang harus dilakukan peserta didik
dalam rangka memperbaiki hasil kerja dan sikap;
d. peserta didik dengan kesadaran sendiri menindaklanjuti catatan pendidik;
e. catatan pendidik dan perbaikan hasil kerja yang dilakukan peserta didik perlu
diberi tanggal sehingga perkembangan kemajuan belajar peserta didik dapat
terlihat.

78
BAB VI
PENUTUP

Dengan telah selesainya penyusunan Kurikulum SD Negeri Bumijo ini, maka sekolah
telah memiliki acuan untuk menyelenggarakan kegiatan pembelajaran. SD Negeri Bumijo
tahun pelajaran 2022/2023 melaksanakan Kurikulum ini untuk semua kelas.
Harapan kami, Kurikulum SD Negeri Bumijo yang kami susun ini telah memenuhi
syarat sehingga seluruh kegiatan yang kami rencanakan dapat berjalan dengan lancar. Kami
juga sangat mengharapkan dukungan dari semua pihak, khususnya para guru, karyawan,
peserta didik, dan wali murid agar proses pembelajaran dapat berjalan dengan maksimal.
Semoga Kurikulum SD Negeri Bumijo ini dapat menjadi sarana bagi sekolah untuk
meningkatkan kualitas peserta didik.

79

Anda mungkin juga menyukai