PENDAHULUAN
A. Rasional.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi,
dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Berdasarkan
Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional Pasal
36 Ayat (2) ditegaskan bahwa kurikulum pada semua jenjang dan jenis pendidikan
dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan satuan pendidikan,
potensi daerah, dan peserta didik. Atas dasar pemikiran tersebut maka perlu
dikembangkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan ( KTSP).
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun oleh dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan sesuai dengan
amanat Peraturan Pemerintah Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa Kurikulum Satuan
Pendidikan pada jenjang pendidikan dasar mengacu pada standar isi dan standar
kompetensi lulusan serta berpedoman pada panduan dari Badan Standar Nasional
Pendidikan. KTSP terdiri dari tujuan pendidikan tingkat satuan pendidikan, struktur
dan muatan kurikulum tingkat satuan pendidikan, kalender pendidikan, dan silabus.
Dalam implementasi kurikulum 2013, sekolah berkewajiban
mengembangan kurikulum operasional yang dikembangkan dan diimplementasikan
oleh satuan pendidikan diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP), hal ini sesuai dengan yang diamanatkan di dalam Peraturan
Pemerintah Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2015 Tentang Perubahan Kedua
Atas Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 Tentang Standar Nasional
Pendidikan pasa 1 ayat 20 “Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah
Kurikulum operasional yang disusun oleh dan dilaksanakan dimasing-masing
satuan pendidikan.”
Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yang
beragam mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan nasional.
1
Standar Nasional Pendidikan terdiri atas Standar Kompetensi Lulusan,
Standar Isi, Standar Proses, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar
Sarana dan Prasarana, Standar Pengelolaan, Standar Pembiayaan dan Standar
Penilaian Pendidikan.
Komponen KTSP seperti yang termuat di dalam Permendikbud Nomor 61
Tahun 2014 Tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, meliputi 3 dokumen.
Dokumen 1 yang disebut dengan Buku I KTSP berisi sekurang-kurangnya visi,
misi, tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender pendidikan. Dokumen
2 yang disebut dengan Buku II KTSP berisi silabus dan dokumen 3 yang disebut
dengan Buku III KTSP berisi rencana pelaksanaan pembelajaran yang disusun
sesuai potensi, minat, bakat, dan kemampuan peserta didik.
Amanat yang tertuang dalam pembukaan UUD 1945 yaitu mencerdaskan
kehidupan bangsa. Hal ini diperjelas oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitu ” Pendidikan nasional berfungsi
mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang
bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa, bertujuan untuk
berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan
bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap,
kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung
jawab”. Koridor pendidikan nasional yang dilakukan tentunya tidak terlepas dari
kaidah kurikulum. Hal ini juga dipertegas oleh Undang-Undang Nomor 20 Tahun
2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional (SPN) :
Pasal 36 ayat (2) menyebutkan bahwa kurikulum pada semua jenjang
dan jenis pendidikan dikembangkan dengan prinsip diversifikasi sesuai dengan
satuan pendidikan, potensi daerah , dan peserta didik. Pasal 38 ayat (2)
mengatur bahwa kurikulum Pendidikan Dasar dan Menengah dikembangkan
sesuai dengan relevansinya oleh setiap kelompok atau satuan pendidikan dan
komite sekolah di bawah koordinasi dan supervisi dinas pendidikan atau kantor
departemen agama kabupaten/kota untuk pendidikan dasar dan provinsi untuk
pendidikan menengah.
Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 32 Tahun 2013 tentang Perubahan
atas peraturan pemerintah Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional
2
Pendidikan (SNP) : Pasal 77A ayat (1) menyebutkan bahwa Kerangka Dasar
Kurikulum berisi Landasan filosofis, sosiologis, psikopedagogis, dan yuridis
sesuai dengan Standar Nasional Pendidikan. Pasal 77A ayat (2) menyebutkan
bahwa Kerangka Dasar Kurikulum sebagaimana dimaksud pada ayat (1)
digunakan sebagai:
1. Acuan dalam pengembangan Struktur Kurikulum pada tingkat nasional;
2. Acuan dalam Pengembangan muatan lokal pada tingkat daerah dan
3. Pedoman dalam Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
Kurikulum operasional dikembangkan dan diimplementasikan oleh
satuan pendidikan yang diwujudkan dalam bentuk Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). KTSP adalah kurikulum operasional yang disusun dan
dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Pengembangan KTSP mengacu
pada SNP, Kerangka Dasar, Struktur Kurikulum, dan pedoman Implementasi
Kurikulum.
KTSP dikembangkan oleh satuan pendidikan dengan melibatkan komite
sekolah, dan kemudian disahkan oleh kepala dinas pendidikan atau kantor kemenag
provinsi dan kab/kota sesuai dengan kewenangannya.
Komponen KTSP meliputi 3 dokumen. Dokumen I berisi sekurang -
kurangnya visi, misi, tujuan, muatan, pengaturan beban belajar, dan kalender
pendidikan. Dokumen II KTSP, berisi silabus dan dokumen III KTSP berisi
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) yang disusun sesuai potensi, minat,
bakat, dan kemampuan peserta didik di lingkungan belajar.
Penyusunan dokumen I KTSP menjadi tanggung jawab kepala
sekolah/madrasah, sedangkan penyusunan dokumen III KTSP menjadi tanggung
jawab masing masing tenaga pendidik sedangkan dokumen II KTSP sudah
disusun oleh Pemerintah.
Sejalan dengan perkembangan tuntutan masyarakat dan program
pemerintah untuk penyempurnaan program pendidikan antara lain pengembangan.
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa, Kewirausahaan, dan pengembangkan
potensi kalbu/nurani/afektif peserta didik sebagai manusia dan warganegara yang
memiliki nilai-nilai budaya dan karakter bangsa,mengembangkan kebiasaan dan
perilaku peserta didik yang terpuji dan sejalan dengan nilai-nilai universal dan
3
tradisi budaya bangsa yang religius, serta menanamkan jiwa kepemimpinan dan
tanggung jawab peserta didik. Penanaman nilai-nilai karakter bangsa dan
kewirausahaan tersebut diaplikasikan dalam proses pembelajaran dan terintegrasi di
semua mata pelajaran. Implementasi Kurikulum 2013 juga kami akan laksanakan.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan adalah kurikulum operasional yang
disusun dan dilaksanakan di masing-masing satuan pendidikan. Sesuai dengan
amanat Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 tahun 2005 bahwa
Kurikulum Satuan Pendidikan pada Jenjang Pendidikan Dasar dan Menengah
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan yaitu StandarIsi, Standar Kompetensi
Lulusan, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Sarana Prasarana,
Standar Pengelolaan, Standar Proses, Standar Pembiayaan, dan Standar Penilaian.
Semua standar tersebut menjadi pegangan pokok dalam penyusunan Kurikulum SD
Negeri ................................
Pengembangan kurikulum SD Negeri ..............................................
berorientasi pada penyelenggaraan kegiatan pendidikan yang dipadukan dengan
nilai-nilai budaya dan karakter bangsa. Nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
tersebut adalah religius, jujur, toleransi, disiplin, kerja keras, kreatif, mandiri,
demokratis, rasa ingin tahu, semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai
prestasi, komunikatif, cinta damai, gemar membaca, peduli sosial dan lingkungan,
serta tanggung jawab. Nilai-nilai tersebut terintegrasi dalam seluruh kegiatan
pendidikan sebagai budaya sekolah. Upaya ini dilakukan sebagai usaha preventif
atas segala kemungkinan perubahan yang terjadi di lingkungan masyarakat, negara
dan dunia global. Hal ini dimaksudkan agar lulusan peserta didik SD
Negeri ............................. dapat mempersiapkan diri menghadapi tantangan
kehidupan sekarang dan yang akan datang tanpa melupakan identitas diri sebagai
pribadi yang berbudaya dan berkarakter bangsa.
Kurikulum 2013 yang diberlakukan mulai tahun pelajaran 2013/2014 secara
bertahap, bertujuan untuk mempersiapkan manusia Indonesia agar memiliki
kemampuan hidup sebagai pribadi dan warga negara yang beriman, produktif,
kreatif, inovatif, dan afektif serta mampu berkontribusi pada kehidupan
bermasyarakat, berbangsa, bernegara, dan peradaban dunia. Rasional
4
Pengembangan Kurikulum 2013 dikembangkan berdasarkan faktor-faktor sebagai
berikut:
a. Tantangan Internal
Tantangan internal antara lain terkait dengan kondisi pendidikan dikaitkan
dengan tuntutan pendidikan yang mengacu kepada 8 (delapan) Standar Nasional
Pendidikan yang meliputi standar isi, standar proses, standar kompetensi lulusan,
standar pendidik dan tenaga kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar
pengelolaan, standar pembiayaan, dan standar penilaian pendidikan. Tantangan
internal lainnya terkait dengan perkembangan penduduk Indonesia dilihat dari
pertumbuhan penduduk usia produktif. Saat ini jumlah penduduk Indonesia usia
produktif (15-64 tahun) lebih banyak dari usia tidak produktif (anak-anak berusia
0-14 tahun dan orang tua berusia 65 tahun ke atas). Jumlah penduduk usia produktif
ini akan mencapai puncaknya pada tahun 2020-2035 pada saat angkanya mencapai
70%. Oleh sebab itu tantangan besar yang dihadapi adalah bagaimana
mengupayakan agar sumberdaya manusia usia produktif yang melimpah ini dapat
ditransformasikan menjadi sumberdaya manusia yang memiliki kompetensi dan
keterampilan melalui pendidikan agar tidak menjadi beban.
b. Tantangan Eksternal
Tantangan eksternal antara lain terkait dengan arus globalisasi dan berbagai
isu yang terkait dengan masalah lingkungan hidup, kemajuan teknologi dan
informasi, kebangkitan industri, kreatif dan budaya, dan perkembangan pendidikan
di tingkat internasional. Arus globalisasi akan menggeser pola hidup masyarakat
dari agraris dan perniagaan tradisional menjadi masyarakat industri dan
perdagangan modern seperti dapat terlihat di World Trade Organization (WTO),
Association of Southeast Asian Nations (ASEAN) Community, Asia-Pacific
Economic Cooperation (APEC), dan ASEAN Free Trade Area (AFTA). Tantangan
eksternal juga terkait dengan pergeseran kekuatan ekonomi dunia, pengaruh dan
imbas teknosains serta mutu, investasi, dan transformasi bidang pendidikan.
Keikutsertaan Indonesia di dalam studi International Trends in International
Mathematics and Science Study (TIMSS) dan Program for International Student
Assessment (PISA) sejak tahun 1999 juga menunjukkan bahwa capaian anak-anak
Indonesia tidak menggembirakan dalam beberapa kali laporan yang dikeluarkan
5
TIMSS dan PISA. Hal ini disebabkan antara lain banyaknya materi uji yang
ditanyakan di TIMSS dan PISA tidak terdapat dalam kurikulum Indonesia. Pasar
Global ASEAN (MEA) Tahun 2015 ini mulai berlaku, Jika ingin tetap bisa
bersaing dengan Negara-negara lain di ASEAN, maka Indonesia harus mulai
berbenah, termasuk di bidang pendidikan.
c. Penyempurnaan Pola Pikir
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan penyempurnaan pola pikir sebagai
berikut:
1) Pola pembelajaran yang berpusat pada guru menjadi pembelajaran berpusat
pada peserta didik. Peserta didik harus memiliki pilihan-pilihan terhadap materi
yang dipelajari untuk memiliki kompetensi yang sama;
2) Pola pembelajaran satu arah (interaksi guru-peserta didik) menjadi
pembelajaran interaktif (interaktif guru-peserta didik-masyarakat-lingkungan
alam, sumber/ media lainnya);
3) Pola pembelajaran terisolasi menjadi pembelajaran secara jejaring (peserta
didik dapat menimba ilmu dari siapa saja dan dari mana saja yang dapat
dihubungi serta diperoleh melalui internet);
4) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran aktif-mencari (pembelajaran
siswa aktif mencari semakin diperkuat dengan model pembelajaran pendekatan
sains);
5) Pola belajar sendiri menjadi belajar kelompok (berbasis tim);
6) Pola pembelajaran alat tunggal menjadi pembelajaran berbasis alat multimedia;
7) Pola pembelajaran berbasis masal menjadi kebutuhan pelanggan (users) dengan
memperkuat pengembangan potensi khusus yang dimiliki setiap peserta didik;
8) Pola pembelajaran ilmu pengetahuan tunggal (monodiscipline) menjadi
pembelajaran ilmu pengetahuan jamak (multidisciplines); dan
9) Pola pembelajaran pasif menjadi pembelajaran kritis.
d. Penguatan Tata Kelola Kurikulum
Pelaksanaan kurikulum selama ini telah menempatkan kurikulum sebagai
daftar matapelajaran. Pendekatan Kurikulum 2013 untuk Sekolah Dasar/Madrasah
Ibtidaiyah diubah sesuai dengan kurikulum satuan pendidikan. Oleh karena itu
dalam Kurikulum 2013 dilakukan penguatan tata kelola sebagai berikut:
6
1) Tata kerja guru yang bersifat individual diubah menjadi tata kerja yang bersifat
kolaboratif;
2) Penguatan manajeman sekolah melalui penguatan kemampuan manajemen
kepala sekolah sebagai pimpinan kependidikan (educational leader); dan
3) Penguatan sarana dan prasarana untuk kepentingan manajemen dan proses
pembelajaran.
e. Penguatan Materi
Penguatan materi dilakukan dengan cara pendalaman dan perluasan materi
yang relevan bagi peserta didik.
8
kurikulum perlumemuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang
relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah dan lingkungan.
10. Tuntutan Pembangunan Daerah dan Nasional, dalam era otonomi dan
desentralisasi, kurikulum adalah salah satu media pengikat dan pengembang
keutuhan bangsa yang dapat mendorong partisipasi masyarakat dengan tetap
mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,kurikulum perlu memperhatikan
keseimbangan antara kepentingan daerah dan nasional.
11. Dinamika Perkembangan Global, kurikulum dikembangkan untuk
meningkatkan kemandirian, baik pada individu maupun bangsa, yangsangat
penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan antar bangsa yang
semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu bersaing serta
mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan bangsa lain.
12. Kondisi Sosial Budaya Masyarakat di sekitar SD Negeri ……………………,
kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial budaya
masyarakat sekitar SD Negeri ……………………………………, dan
menunjang kelestarian keragaman budaya yang ada. Penghayatan dan apresiasi
pada budaya sekitar SD Negeri ………………………………….., dan budaya
Jawa Barat, ditumbuhkembangkan terlebih dahulu sebelum mempelajari budaya
dari daerah dan bangsa lain.
9
1. Berpusat pada potensi perkembangan kebutuhan dan kepentingan peserta didik
dan lingkungannya
Kurikulum dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak
mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negara yang
demokratis serta bertanggung jawab. Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut
pengembangan kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi,
perkembangan, kebutuhan, kepentingan peserta didik, dan tuntutan lingkungan,
serta budaya dan karakter bangsa. Memiliki posisi sentral berarti kegiatan
pembelajaran berpusat pada peserta didik.
2. Beragam dan terpadu
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, jenjang dan jenis pendidikan, serta menghargai dan
tidak diskriminatif terhadap perbedaan agama, suku, budaya, adat istiadat, status
sosial ekonomi, dan gender. Kurikulum meliputi substansi komponen muatan wajib
kurikulum, muatan lokal, dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun
dalam keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antarsubstansi.
3. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi dan seni
Kurikulum dikembangkan atas dasar kesadaran bahwa ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni yang berkembang secara dinamis. Oleh karena itu, semangat
dan isi kurikulum memberikan pengalaman belajar peserta didik untuk mengikuti
dan memanfaatkan perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni.
4. Relevan dengan kebutuhan kehidupan
Pengembangan kurikulum dilakukan dengan melibatkan pemangku
kepentingan (stakeholders) untuk menjamin relevansi pendidikan dengan
kebutuhan kehidupan, termasuk di dalamnya kehidupan kemasyarakatan, dunia
usaha dan dunia kerja. Oleh karena itu, pengembangan keterampilan pribadi,
keterampilan berpikir, keterampilan sosial, keterampilan akademik, dan
keterampilan vokasional merupakan keniscayaan.
10
5. Menyeluruh dan berkesinambungan
Substansi kurikulum mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan secara
berkesinambungan antarsemua jenjang pendidikan.
6. Belajar sepanjang hayat
Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan, dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat. Kurikulum
mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan formal, nonformal, dan
informal dengan memperhatikan kondisi dan tuntutan lingkungan yang selalu
berkembang serta arah pengembangan manusia seutuhnya
7. Seimbang antara kepentingan nasional dan daerah
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah. Serta Sesuai dengan Standar Kompetensi Lulusan dan
Kompetensi Inti serta Kompetensi Dasar, maka prinsip pembelajaran yang
digunakan:
a. Dari peserta didik diberi tahu menuju peserta didik mencari tahu;
b. Dari guru sebagai satu-satunya sumber belajar menjadi belajar berbasis
aneka sumber belajar;
c. Dari pendekatan tekstual menuju proses sebagai penguatan penggunaan
pendekatan ilmiah;
d. Dari pembelajaran berbasis konten menuju pembelajaran berbasis
kompetensi;
e. Dari pembelajaran parsial menuju pembelajaran terpadu;
f. Dari pembelajaran yang menekankan jawaban tunggal menuju pembelajaran
dengan jawaban yang kebenarannya multi dimensi;
g. Dari pembelajaran verbalisme menuju keterampilan aplikatif;
h. Peningkatan dan keseimbangan antara keterampilan fisikal (hardskills) dan
keterampilan mental (softskills);
i. Pembelajaran yang mengutamakan pembudayaan dan pemberdayaan peserta
didik sebagai pembelajar sepanjang hayat;
j. Pembelajaran yang menerapkan nilai-nilai dengan memberi keteladanan (ing
ngarso sung tulodo), membangun kemauan (ing madyomangun karso), dan
11
mengembangkan kreativitas peserta didik dalamproses pembelajaran (tut
wuri handayani);
k. Pembelajaran yang berlangsung di rumah, di sekolah, dan dimasyarakat;
l. Pembelajaran yang menerapkan prinsip bahwa siapa saja adalah guru,siapa
saja adalah siswa, dan di mana saja adalah kelas.
m. Pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk meningkatkan
efisiensi dan efektivitas pembelajaran; dan
n. Pengakuan atas perbedaan individual dan latar belakang budaya peserta
didik.
Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional dan
kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan
bernegara. Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi dan
memberdayakan sejalan dengan motto Bhineka Tunggal Ika dalam Kerangka
Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
Pada akhirnya kurikulum ini tetap hanya sebuah dokumen, yang akan
menjadi kenyataan apabila terlaksana di lapangan dalam proses pembelajaran yang
baik. Pembelajaran, baik di kelas maupun di luar kelas, hendaknya berlangsung
secara efektif yang mampu membangkitkan aktivitas dan kreativitas anak. Dalam
hal ini para pelaksana kurikulumlah (baca: guru) yang akan membumikan
kurikulum ini dalam proses pembelajaran. Para pendidik juga hendaknya mampu
menciptakan pembelajaran yang menyenangkan dan mengasyikkan bagi anak,
sehingga anak betah di sekolah. Atas dasar kenyataan tersebut, maka pembelajaran
di sekolah dasar hendaknya bersifat mendidik, mencerdaskan, membangkitkan
aktivitas dan kreativitas anak, efektif, demokratis, menantang, menyenangkan, dan
mengasyikkan. Dengan spirit seperti itulah kurikulum yang diimplementasikan
kurikulum 2013 dengan Pendekatan Scientific sehingga dalam proses belajar siswa
melakukan kegiatan
• Observasi
• menanya
• menalar
• moncoba
• menyaji
12
• mencipta
ini akan menjadi pedoman yang dinamis bagi penyelenggaraan pendidikan
dan pengajaran di SD Negeri …………………………..
Setelah dua tahun lebih berlangsung Pembelajaran selama masa pandemic
Covid-19 sangat berdampak terhadap hasil pembelajaran/pemahaman siswa, terjadi
krisis belajar yang telah lama kita hadapi, dan menjadi semakin parah karena
pandemic ini. Krisis ini ditandai oleh rendahnya hasil belajar peserta didik, bahkan
dalam hal yang mendasar seperti literasi membaca dan numerasi ( Learning Loss).
Dengan kondisi tersebut diharuskan adanya perubahan atau penyesuaian dari
kurikulum sebagai acuan dalam proses pembelajaran di sekolah.
Kurikulum harus selalu berubah agar sesuai dengan perkembangan zaman,
apalagi masa sekarang ini Ilmu Pengetahuan dan teknologi informasi telah
berkembang dan pembelajaran akan membosankan tanpa adanya perubahan
bukankah tugas kita untuk menyiapkan para peserta didik kita menghadapi zaman
yang baru, zaman yang sama sekali berbeda dengan zaman kita dahulu. Kurikulum
yang baik adalah kurikulum yang sesuai dengan zamannya, dan terus
dikembangakan atau diadaptasi sesuai dengan konteks dan karaktersistik peserta
didik demi membangun kompetensi sesuai dengan kebutuhan mereka kini dana
masa depan.
Kurikulum Merdeka Belajar” adalah model kurikulum yang saat ini sedang
disosialiasikan dan dianimasikan oleh pemerintah ke seluruh satuan pendidikan
yang ada di Indonesia, mulai dari SD, SMP, SMP, bahkan sampai ke Perguruan
Tinggi (PT). Kurikulum Merdeka lebih berfokus pada materi yang esensial dan
pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Proses pembelajaran
diharapkan menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak terburu-buru, dan
menyenangkan. Konsep Merdeka Belajar ala Nadiem Makarim terdorong karena
keinginannya menciptakan suasana belajar yang bahagia tanpa dibebani dengan
pencapaian skor atau nilai tertentu.
Kurikulum Merdeka Belajar merupakan pengembangan dan penerapan dari
kurikulum darurat yang diluncurkan untuk merespon dampak dari pandemi Covid-
19. Pengertian Merdeka Belajar adalah suatu pendekatan yang dilakukan supaya
siswa dan mahasiswa bisa memilih pelajaran yang diminati
13
D. Landasan Penyusunan KTSP
1. Landasan Filosofis
Sekolah sebagai pusat pengembangan budaya tidak terlepas dari nilai-nilai
budaya yang dianut oleh suatu bangsa. Bangsa Indonesia memiliki nilai-nilai
budaya yang bersumber dari Pancasila, sebagai falsafah hidup berbangsa dan
bernegara, yang mencakup religius, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan, dan
keadilan. Nilai-nilai ini dijadikan dasar filosofis dalam pengembangan kurikulum
sekolah.
Landasan filosofis dalam pengembangan kurikulum menentukan kualitas
peserta didik yang akan dicapai kurikulum, sumber dan isi dari kurikulum, proses
pembelajaran, posisi peserta didik, penilaian hasil belajar, hubungan peserta didik
dengan masyarakat dan lingkungan alam di sekitarnya.
Kurikulum 2013 dikembangkan dengan landasan filosofis yang
memberikan dasar bagi pengembangan seluruh potensi peserta didik menjadi
manusia Indonesia berkualitas yang tercantum dalam tujuan pendidikan nasional.
Pada dasarnya tidak ada satupun filosofi pendidikan yang dapat digunakan
secara spesifik untuk pengembangan kurikulum yang dapat menghasilkan manusia
yang berkualitas. Berdasarkan hal tersebut, Kurikulum 2013 dikembangkan
menggunakan filosofi sebagai berikut.
a. Pendidikan berakar pada budaya bangsa untuk membangun kehidupan bangsa
masa kini dan masa mendatang. Pandangan ini menjadikan Kurikulum 2013
dikembangkan berdasarkan budaya bangsa Indonesia yang beragam, diarahkan
untuk membangun kehidupan masa kini, dan untuk membangun dasar bagi
kehidupan bangsa yang lebih baik di masa depan. Mempersiapkan peserta didik
untuk kehidupan masa depan selalu menjadi kepedulian kurikulum, hal ini
mengandung makna bahwa kurikulum adalah rancangan pendidikan untuk
mempersiapkan kehidupan generasi muda bangsa. Dengan demikian, tugas
mempersiapkan generasi muda bangsa menjadi tugas utama suatu kurikulum.
Untuk mempersiapkan kehidupan masa kini dan masa depan peserta didik,
Kurikulum 2013 mengembangkan pengalaman belajar yang memberikan
kesempatan luas bagi peserta didik untuk menguasai kompetensi yang
14
diperlukan bagi kehidupan di masa kini dan masa depan, dan pada waktu
bersamaan tetap mengembangkan kemampuan mereka sebagai pewaris budaya
bangsa dan orang yang peduli terhadap permasalahan masyarakat dan bangsa
masa kini.
b. Peserta didik adalah pewaris budaya bangsa yang kreatif. Menurut pandangan
filosofi ini, prestasi bangsa di berbagai bidang kehidupan di masa lampau
adalah sesuatu yang harus termuat dalam isi kurikulum untuk dipelajari peserta
didik. Proses pendidikan adalah suatu proses yang memberi kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan potensi dirinya menjadi kemampuan
berpikir rasional dan kecemerlangan akademik dengan memberikan makna
terhadap apa yang dilihat, didengar, dibaca, dipelajari dari warisan budaya
berdasarkan makna yang ditentukan oleh lensa budayanya dan sesuai dengan
tingkat kematangan psikologis serta kematangan fisik peserta didik. Selain
mengembangkan kemampuan berpikir rasional dan cemerlang dalam akademik,
Kurikulum 2013 memposisikan keunggulan budaya tersebut dipelajari untuk
menimbulkan rasa bangga, diaplikasikan dan dimanifestasikan dalam
kehidupan pribadi, dalam interaksi sosial di masyarakat sekitarnya, dan dalam
kehidupan berbangsa masa kini.
c. Pendidikan ditujukan untuk mengembangkan kecerdasan intelektual dan
kecemerlangan akademik melalui pendidikan disiplin ilmu. Filosofi ini
menentukan bahwa isi kurikulum adalah disiplin ilmu dan pembelajaran adalah
pembelajaran disiplin ilmu (essentialism). Filosofi ini mewajibkan kurikulum
memiliki nama matapelajaran yang sama dengan nama disiplin ilmu, selalu
bertujuan untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan kecemerlangan
akademik.
d. Pendidikan untuk membangun kehidupan masa kini dan masa depan yang lebih
baik dari masa lalu dengan berbagai kemampuan intelektual, kemampuan
berkomunikasi, sikap sosial, kepedulian, dan berpartisipasi untuk membangun
kehidupan masyarakat dan bangsa yang lebih baik (experimentalism and social
reconstructivism). Dengan filosofi ini, Kurikulum 2013 bermaksud untuk
mengembangkan potensi peserta didik menjadi kemampuan dalam berpikir
reflektif bagi penyelesaian masalah sosial di masyarakat, dan untuk
15
membangun kehidupan masyarakat demokratis yang lebih baik. Dengan
demikian, Kurikulum 2013 menggunakan filosofi sebagaimana di atas dalam
mengembangkan kehidupan individu peserta didik dalam beragama, seni,
kreativitas, berkomunikasi, nilai dan berbagai dimensi inteligensi yang sesuai
dengan diri seorang peserta didik dan diperlukan masyarakat, bangsa dan umat
manusia.
2. Landasan Sosiologis
3. Landasan Psikopedagogis
16
anak usia sekolah yang sangat memerlukan penanganan kurikuler yang sesuai
dengan perkembangannya.
4. Landasan Teoritis
5. Landasan Yuridis
18
Tambahan Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 4496) sebagaimana
telah diubah beberapa kali terakhir dengan Peraturan Pemerintah Nomor 13
Tahun 2015 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Pemerintah Nomor 19
Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan (Lembaran Negara Republik
Indonesia Tahun 2015 Nomor 45 Tambahan Lembaran Negara Republik
Indonesia Nomor 5670);
e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 81A
Tahun 2013 Tentang Implementasi Kurikulum
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 57
Tahun 2014 Tentang Kuriukulum Sekolah Dasar.
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 61
Tahun 2014 Tentang Kuriukulum Tingkat Satuan Pendidikan.
h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 62
Tahun 2014 Tentang Kegiatan Ekstrakurikuler Dikdasmen;
i. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 63
Tahun 2014 tentang Pendidikan Kepramukaan Sebagai Kegiatan
Ekstrakurikuler Wajib;
j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 79
Tahun 2014 tentang Muatan Lokal Kurikulum 2013;
k. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No 195
Tahun 2014 tentang Evaluasi Kurikulum 2013;
l. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia No. 160
Tahun 2014 tentang Pemberlakuan Kurikulum Tahun 2006 dan Kurikulum
2013.
m. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 21
Tahun 2015 Tentang Gerakan Literasi Sekolah (GLS).
n. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23
Tahun 2015 Tentang Gerakan Penumbuhan Budi Pekerti (GPBP).
o. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 24
Tahun 2016 Tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar.
p. Pemerintah No 19 Tahun 2017 tentang Perubahan atas Peraturan Pemerintah
Nomor 74 Tahun 2008, Tentang Guru.
19
q. Instruksi Presiden No 1 Tahun 2010 tentang Percepatan Pelaksanaan Prioritas
Pembangunan Nasional.
r. Surat Keputusan Dirjen Dikdasmen Tentang Sekolah Pelaksana Kurikulum
2013 Tahun 2017.
s. Permen no.70 tahun 2009 tentang Pendidikan Inklusif bagi peserta didik.
t. Permen PPPA no.4 tahun 2017 tentang Perlindungan Khusus Gerak Inklusi.
u. UU No.8 tahun 2016 tentang Penyandang Disabilitas..
v. PP No. 74 tahun 2008 tentang Guru.
w. PP No. 19 tahun 2017 tentang Beban Kerja Guru.
x. UU No. 20 tahun 2003 Penjelasan Pasal 15 Tentang Inklusi.
y. Permendikbud Nomor 20 Tahun 2018 tentang Penguatan Pendidikan Karakter.
z. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor 69 Tahun 2013, tentang
Pembelajaran Muatan Lokal Bahasa Dan Sastra Daerah Pada Jenjang Satuan
Pendidikan Dasar Dan Menengah;
aa. Surat Edaran Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Jawa Barat Nomor
423/2372/Set-Disdik Tanggal 26 Maret 2013 tentang Pembelajaran Muatan
Lokal Bahasa Daerah Pada Jenjang SD/MI, SMP/M.Ts./, SMA/SMK/MA;
bb. PP No 57 tahun 2021 tentang Standar Nasional Pendidikan sebagaimana telah
dirubah dengan PP No.4 tahun 2022.
cc. Permendikbudristek nomor 5 tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan
pada Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
dd. Permendikbudristek nomor 16 tahun 2022 tentang Standar Proses pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
ee. Permendikbudristek nomor 7 tahun 2022 tentang Standar Isi pada Pendidikan
Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan Menengah.
ff. Permendikbudristek nomor 21 tahun 2022 tentang Standar Penilaian pada
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah.
gg. Keputusan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, Dan Teknologi Republik
Indonesia Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum Dalam
20
Rangka Pemulihan Pembelajaran, khususnya Implementasi Kurikulum
Merdeka yang akan berlaku pada tahun ajaran 2022/2023.
hh. Keputusan Kepala BSKAP No.009/H/2022 Tahun 2022 tentang Dimensi,
Elemen dan Sub Elemen Profil Pelajar Pancasila pada Kurikulum Merdeka .
ii. SE Menristek No.1919/BI.B5/GT.01.03/2022 Tentang Pelaksanaan IKM.
jj. SE Kepala Dinas Pendidikan Kab.Bandung No. 800/0454/Disdik 2022
21
4. Keragaman potensi dan karakteristik daerah dan lingkungan
Daerah memiliki potensi, kebutuhan, tantangan, dan keragaman
karakteristik lingkungan. Masing-masing daerah memerlukan pendidikan sesuai
dengan karakteristik daerah dan pengalaman hidup sehari-hari. Oleh karena itu,
kurikulum harus memuat keragaman tersebut untuk menghasilkan lulusan yang
relevan dengan kebutuhan pengembangan daerah.
5. Tuntutan pembangunan daerah dan nasional
Dalam era otonomi dan desentralisasi untuk mewujudkan pendidikan yang
otonom dan demokratis perlu memperhatikan keragaman dan mendorong
partisipasi masyarakat dengan tetap mengedepankan wawasan nasional. Untuk itu,
keduanya harus ditampung secara berimbang dan saling mengisi.
6. Tuntutan dunia kerja
Kegiatan pembelajaran harus dapat mendukung tumbuh kembangnya
pribadi peserta didik yang berjiwa kewirausahaan dan mempunyai kecakapan
hidup. Oleh sebab itu, kurikulum perlu memuat kecakapan hidup untuk membekali
peserta didik memasuki dunia kerja. Hal ini sangat penting terutama bagi satuan
pendidikan kejuruan dan peserta didik yang tidak melanjutkan ke jenjang yang
lebih tinggi.
7. Perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan seni
Pendidikan perlu mengantisipasi dampak global yang membawa masyarakat
berbasis pengetahuan di mana IPTEK sangat berperan sebagai penggerak utama
perubahan. Pendidikan harus terus menerus melakukan adaptasi dan penyesuaian
perkembangan IPTEKS sehingga tetap relevan dan kontekstual dengan perubahan.
Oleh karena itu, kurikulum harus dikembangkan secara berkala dan
berkesinambungan sejalan dengan perkembangan Ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni.
8. Agama
Kurikulum harus dikembangkan untuk mendukung peningkatan iman dan
taqwa serta akhlak mulia dengan tetap memelihara toleransi dan kerukunan umat
beragama. Oleh karena itu, muatan kurikulum semua mata pelajaran harus ikut
mendukung peningkatan iman, taqwa dan akhlak mulia.
22
9. Dinamika perkembangan global
Pendidikan harus menciptakan kemandirian, baik pada individu maupun
bangsa, yang sangat penting ketika dunia digerakkan oleh pasar bebas. Pergaulan
antarbangsa yang semakin dekat memerlukan individu yang mandiri dan mampu
bersaing serta mempunyai kemampuan untuk hidup berdampingan dengan suku
dan bangsa lain.
10. Persatuan nasional dan nilai-nilai kebangsaan
Pendidikan diarahkan untuk membangun karakter dan wawasan kebangsaan
peserta didik yang menjadi landasan penting bagi upaya memelihara persatuan dan
kesatuan bangsa dalam mengembangkan kurikulum harus mendorong wawasan dan
sikap kebangsaan serta persatuan nasional untuk memperkuat keutuhan bangsa
dalam wilayah NKRI.
11. Kondisi sosial budaya masyarakat setempat
Kurikulum harus dikembangkan dengan memperhatikan karakteristik sosial
budaya masyarakat setempat dan menunjang kelestarian keragaman budaya.
Penghayatan dan apresiasi pada budaya setempat harus terlebih dahulu
ditumbuhkan sebelum mempelajari budaya dari daerah dan bangsa lain.
12. Kesetaraan Jender
Kurikulum harus diarahkan kepada terciptanya pendidikan yang berkeadilan
dan memperhatikan kesetaraan jender.
13. Karakteristik satuan pendidikan
23
1. Mewujudkan penyelenggaran pendidikan dengan pelayanan Proses
pembelajaran yang Aktif, Kreatif, Efektif dan Menyenangkan sesuai dengan
pesan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2004 tentangStandar Nasional
Pendidikan.
2. Memberikan pedoman bagi Guru dalam memahami secara khusus
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar sesuai dengan jenjang kelasnya..
3. Mengembangan kreativitas guru dalam melaksanakan Proses Kegiatan
Belajar Mengajar.
4. Menanamkan sikap dan perilaku siswa secara pribadi maupun sebagai
anggota masyarakat.
5. Menyiapkan peserta didik yang mempunyai prestasi, kompetensi dan
kecakapan khusus menuju jenjang yang lebih tinggi.
Selain itu pengembangan dan penyusunan Kurikulum Sekolah Dasar Negeri
Nanjung 01 ini dimaksudkan untuk memberi acuan kepada seluruh tenaga pendidik
dan kependidikan di sekolah dalam melaksanakan semua program sekolah. Selain
itu Kurikulum ini dimaksudkan agar memberi kesempatan kepada peserta didik
untuk belajar, agar dapat:
1) Beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa sesuai dengan agama
dan kepercayaan masing – masing.
2) Memahami dan menghayati berbagai pengetahuan sikap dan keterampilan
tertentu agar dapat tetap bertahan hidup.
3) Mampu bekerja sama dan berguna bagi dirinya sendiri, dan lingkungannya.
4) Membangun dan menemukan jati diri secara utuh.
24
BAB II
SATUAN PENDIDIKAN
A. Tujuan Pendidikan
Tujuan Pendidikan Nasional adalah berkembangnya potensi peserta didik agar
menjadi manusia yang: beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara
yang demokratis serta bertanggung jawab.
B. Visi Sekolah
………………………………………………………………………………………
………………………………………………………………………………………..
C. Misi Sekolah
Untuk mewujudkan visi seperti tersebut di atas, maka SD Negeri
………………………… mengembangkan Misi sebagai berikut :
1. .....................................................................................................................................
2. ………………………………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………………………….
4. ……………………………………………………………………………………….
D. Strategi Sekolah
Untuk menunjang keberhasilan pelaksanaan misi, maka SD Negeri
……………………….. menerapkan strategi sebagai berikut :
1. Selalu meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik dan kependidikan.
2. Mengikuti pembaruan sistem pendidikan termasuk pembaruan kurikulum yang
berlaku secara nasional dan lokal sesuai dengan kepentingan
3. Mengoptimalkan kegiatan pembelajaran dengan menggunakan pendekatan, metode,
teknik, dan pemilihan media dan alat pembelajaran dan sistem penilaian yang tepat
4. Meningkatkan efesiensi dan efektifitas pengelolaan pendidikan yang transfaran,
akuntabel dan bertanggungjawab..
5. Meningkatkan pembinaan pendidikan agama dan budi pekerti.
6. Melaksanakan program pendidikan khusus yang diminati oleh siswa dan orang tua
serta masyarakat luas sesuai dengan kebijakan yang dikeluarkan oleh sekolah dan
dinas pendidikan.
7. Mengupayakan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan sesuai dengan
kebutuhan siswa dan sekolah.
8. Menjalin hubungan kemitraan dengan orang tua siswa, stakeholders, dan
masyarakat luas dalam rangka mengembangkan program sekolah.
E. Tujuan Sekolah
Dalam rangka menunjang keberhasilan tujuan Pendidikan Nasional, maka secara
umum SD Negeri …………………….. mengembangkan tujuan sebagai berikut :
1. Menyiapkan peserta didik untuk menguasai keterampilan hidup yang diperlukan.
2. Menghasilkan lulusan yang berguna bagi masyarakat baik akademik maupun non
akademik.
3. Dapat melanjutkan ke jenjang studi yang lebih tinggi.
26
Secara khusus, tujuan pendidikan SD Negeri …………………………
tercermin pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) Sekolah Dasar, yaitu sebagai
berikut: :
1. Menjalankan ajaran agama yang dianut sesuai dengan tahap perkembangan peserta
didik.
2. Mengenal kekurangan dan kelebihan diri sendiri.
3. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di lingkungan.
4. Mematuhi aturan-aturan sosial yang berlaku di lingkungan.
5. Menghargai keberagaman agama, budaya, suku, ras, dan golongan sosial ekonomi
dilingkungan sekitar.
6. Menggunakan informasi tentang lingkungan sekitar secara logis dan kritis.
7. Menunjukkan kemampuan berfikir logis, kritis, dan kreatif dengan bimbingan guru.
8. Menunjukkan rasa keingintahuan yang tinggi dan menyadari potensi yang
dimilikinya.
9. Menunjukkan kemampuan memecahkan masalah sederhana dalam kehidupan
sehari-hari.
10. Menunjukkan kemampuan mengenali gejala alam dan sosial di lingkungan.
11. Menunjukkan kecintaan dan kepedulian terhadap lingkungan.
12. Menunjukkan kecintaan dan kebanggaan terhadap bangsa, negara, dan tanah air
Indonesia.
13. Menunjukkan kemapuan untuk melakukan kegiatan dan seni budaya lokal.
14. Menunjukkan kebiasaan hidup bersih, sehat dan memanfaatkan waktu luang.
15. Berkomunikasi secara jelas dan santun.
16. Bekerjasama dalam kelompok, tolong menolong dan menjaga diri sendiri dalam
lingkungan keluarga dan teman sebaya.
17. Menunjukkan kegemaran membaca dan menulis.
18. Menunjukkan keterampilan menyimak, berbicara, membaca, menulis, dan
berhitung.
19. Menunjukkan kemampuan menggunakan sarana kemajuan teknologi
komputerisasi.
27
20. Meningkatkan kepedulian siswa terhadap lingkungan dengan menjaga kebersihan,
keindahan, kerindangan dan kenyamanan di lingkungan sekolah melalui GPS,
Pemilahan sampah, 3R, piket kelas dan Green School sehingga tercipta PHBS.
21. Meningkatkan rasa cinta terhadap tanah air, melalui menyanyikan lagu Indonesia
Raya, melestarikan permainan tradisional, dan Seni Budaya.
28
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
A. Struktur Kurikulum
Struktur kurikulum SD Negeri ……………………. meliputi substansi
pembelajaran yang ditempuh dalam satu jenjang pendidikan selama enam tahun mulai
Kelas I sampai dengan Kelas VI. Kurikulum ini memuat 8 mata pelajaran yang diikat
dengan tema-tema, muatan lokal, dan pengembangan diri. Serta mengimplemen-
tasikan Kurikulum 2013 untuk Kelas I sampai dengan Kelas VI dengan pendekatan
Tematik Terpadu yang di dalamnya kaya akan Penguatan Pendidikan Karakter
( PPK ), Gerakan Litersi Sekolah (GLS), dan implementasi Bandung Masagi.
Struktur Kurikulum merupakan pengorganisasian Kompetensi Inti,
Kompetensi Dasar, muatan pembelajaran, mata pelajaran, dan beban belajar.
Kompetensi Inti pada Kurikulum 2013 Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah merupakan
tingkat kemampuan untuk mencapai Standar Kompetensi Lulusan yang harus dimiliki
seorang peserta didik sekolah dasar/madrasah ibtidaiyah pada setiap tingkat kelas.
Kompetensi Inti terdiri atas :
1. Kompetensi Inti sikap spiritual;
2. Kompetensi Inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti keterampilan
Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013 Sekolah Dasar, berisikan kemampuan
dan muatan pembelajaran untuk suatu tema pembelajaran atau mata pelajaran pada
Sekolah Dasar yang mengacu pada Kompetensi Inti.
Kompetensi Dasar merupakan penjabaran dari Kompetensi Inti dan terdiri atas:
1. Kompetensi Dasar sikap spiritual;
2. Kompetensi Dasar sikap sosial;
3. Kompetensi Dasar pengetahuan; dan
4. Kompetensi Dasar keterampilan
29
Mata pelajaran Sekolah dikelompokkan atas:
a. mata pelajaran umum Kelompok A; dan
b. mata pelajaran umum Kelompok B
Mata pelajaran umum Kelompok A merupakan program kurikuler yang
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar dan penguatan kemampuan
dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Mata pelajaran umum Kelompok B merupakan program kurikuler yang
bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi pengetahuan, dan
kompetensi keterampilan peserta didik terkait lingkungan dalam bidang sosial,
budaya, dan seni.
30
Tabel 2.
STRUKTUR KURIKULUM 2013
SD NEGERI ………………………………….
TAHUN PELAJARAN 2022 / 2023
Alokasi Waktu
Mata Pelajaran per Minggu
I II III IV V VI
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran 5 5 6 5 5 5
3. Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4. Matematika 5 6 6 6 6 6
5. Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
6. Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
1. Seni Budaya dan Prakarya 4 4 4 4 4 4
2. Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan 4 4 4 4 4 4
Muatan Lokal
1 Bahasa dan Sastra Sunda (terpadu pada tema) 2 2 2 2 2 2
Jumlah Alokasi Waktu per Minggu 32 34 36 38 38 38
Keterangan:
a. Muatan Lokal wajib adalah Mata pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda.
b. Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur kurikulum
di atas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler SD/MI antara lain Pramuka
(Wajib), Usaha Kesehatan Sekolah, dan Pendidikan Lingkungan Hidup (PLH.
c. Mata pelajaran Kelompok A adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya
dikembangkan oleh pusat.
d. Mata pelajaran Kelompok B yang terdiri atas mata pelajaran Seni Budaya dan
Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan adalah kelompok
mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh pusat dan dilengkapi dengan
konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah yaitu dengan
memasukkan muatan pelajaran Bahasa Sunda dan Pendidikan Lingkungan
Hidup.
e. 1 (satu) jam pelajaran alokasi waktu 35 menit.
31
f. Pembelajaran mata pelajaran umum (selain agama untuk kelas I s.d VI dan
matematika untuk kelas IV - VI) dilakukan dengan tematik terintegrasi
g. Muatan Pelajaran Bahasa dan Sastra Sunda sebagai muatan lokal dan Mata
Pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup yang masih diintegrasikan pada
pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan, dan tidak menambah
jam belajar.
h. Sebagai pembelajaran tematik terpadu, angka jumlah jam pelajaran per minggu
untuk tiap mata pelajaran adalah relatif. Guru dapat menyesuaikannya sesuai
kebutuhan peserta didik dalam pencapaian kompetensi yang diharapkan.
i. Selain kegiatan intrakurikuler seperti yang tercantum di dalam struktur
kurikulum di atas, terdapat pula kegiatan ekstrakurikuler yang diatur pada
lampiran dokumen 1 berupa panduan kegiatan ekstra kurikuler pada lampiran
j. Pengembangan diri dilaksanakan diluar jadwal PBM
k. Sekolah memasukan pendidikan yang berbasis keunggulan lokal dan global, yang
merupakan bagian dari mata pelajaran yang diunggulkan.
Beban kerja Guru sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf b paling sedikit
memenuhi 24 (dua puluh empat) jam tatap muka dan paling banyak 40 (empat
puluh) jam tatap muka dalam I (satu) minggu, Struktur Kurikulum SD Negeri
Nanjung 01 telah memenuhi kewajiban tersebut. Untuk pemenuhan 40 jam x 60
menit per minggu ditambah dengan tugas lain dalam pembinaan kegiatan ekstra
kurikuler, dan kegiatan-kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) baik KKG tingkat
32
sekolah maupun KKG tingkat Gugus, serta kegiatan penyelesaian perangkat
pembelajaran dalam setiap harinya.
B. Muatan Kurikulum
Muatan kurikulum terdiri atas muatan kurikulum nasional, muatan kurikulum pada
tingkat daerah/muatan lokal, dan muatan kekhasan satuan pendidikan. Muatan
Kurikulum di SD Negeri Nanjung 01 disusun berdasarkan peraturan tentang
muatan nasional, muatan daerah, dan muatan kekhasan sekolah.
1. Muatan Nasional
Pada Kurikulum 2013 kompetensi dasar mata pelajaran berfungsi untuk
membentuk Kompetensi Inti. Kedudukan Standar Kompetensi Lulusan,
Kompetensi Inti, dan Kompetensi Dasar mata pelajaran pada Kurikulum SD
Negeri ……………………….. mengikuti Permendikbud Nomor 54 Tahun
2013,Permendikbud Nomor 67 Tahun 2013,dan Permenag Tahun 2013.
Muatan Lokal yang dipilih ditetapkan berdasarkan ciri khas, potensi dan
keunggulan daerah, serta ketersediaan lahan, sarana prasarana, dan tenaga pendidik.
Sasaran pembelajaran muatan lokal adalah pengembangan jiwa kewirausahaan dan
penanaman nilai-nilai budaya sesuai dengan lingkungan. Nilai-nilai kewirausahaan
yang dikembangkan antara lain inovasi, kreatif, berpikir kritis, eksplorasi, komunikasi,
kemandirian, dan memiliki etos kerja. Nilai-nilai budaya yang dimaksud antara lain
kejujuran, tanggung jawab, disiplin, kepekaan terhadap lingkungan, dan kerja sama.
Tabel 4
Muatan Lokal yang diselenggarakan di SD Negeri Nanjung 01
36
Mata pelajaran Seni Budaya dan Prakarya serta Pendidikan Jasmani, Olahraga,
dan Kesehatan adalah kelompok mata pelajaran yang kontennya dikembangkan oleh
pusat dan dilengkapi dengan konten lokal yang dikembangkan oleh pemerintah daerah
yaitu dengan memasukkan muatan pelajaran Bahasa Sunda dan Pendidikan
Lingkungan Hidup. Namun mata pelajaran Pendidikan Lingkungan Hidup di SD
Negeri ……………………… masih diintegrasikan kepada mata pelajaran lain belum
berdiri sendiri.
Ruang Lingkup.
37
2. Pendidikan Lingkungan Hidup.
Tujuan
Ruang Lingkup.
38
C. Kegiatan Ekstrakurikuler
1. Pengertian
Kegiatan Ekstrakurikuler adalah kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
dan pelayanan konseling untuk membantu pengembangan peserta didik sesuai
dengan kebutuhan, potensi, bakat, dan minat mereka melalui kegiatan yang secara
khusus diselenggarakan oleh pendidik dan atau tenaga kependidikan yang
berkemampuan dan berkewenangan di sekolah/madrasah.
39
f. Kemanfaatan sosial, yaitu prinsip kegiatan ekstrakurikuler yang dilaksanakan
untuk kepentingan masyarakat.
40
Alokasi waktu 35 menit untuk setiap mata pelajaran
Tabel 5
ANALISIS MINGGU, HARI, DAN JAM BELAJAR EFEKTIF
SD NEGERI ……………………….
II 35 menit 34 JP 41 ME 1.394 JP
Semester 1 = 813 jam
118 HBE 48.790
Semester 2 menit
111 HBE
Jumlah
229 HBE
SD III 35 menit 36 JP 41 ME
Semester 1 1.476 JP 861 jam
118 HBE =
Semester 2 51,660
111 HBE menit
Jumlah
229 HBE
41
Satuan Kls 1 jam Jumlah Minggu efektif Waktu Jumlah
Pendi pembelajaran jam belajar dan Hari pembela jam/
dikan tatap muka /minggu Belajar Efektif jaran/ tahun
( menit ) / tahun tahun (@ 60
pelajaran menit)
IV 35 menit 38 JP 41 ME 1.558 JP = 909 jam
Semester 1 54.530
118 HBE menit
Semester 2
111 HBE
Jumlah
229 HBE
V 35 menit 38 JP 41 ME 1.558 JP = 909 jam
Semester 1 54.530
118 HBE menit
Semester 2
111 HBE
Jumlah
229 HBE
VI 35 menit 38 JP 41 ME 1.558 JP = 909 jam
Semester 1 54.530
118 HBE menit
Semester 2
111 HBE
Jumlah
229 HBE
Beban belajar merupakan keseluruhan kegiatan yang harus diikuti peserta didik dalam
satu minggu, satu semester, dan satu tahun pembelajaran.
2. Beban belajar di Sekolah Dasar/Madrasah Ibtidaiyah dinyatakan dalam jam
pembelajaran per minggu.
42
a. Beban belajar satu minggu Kelas I adalah 32 jam pembelajaran.
d. Beban belajar satu minggu Kelas IV, V, dan VI adalah 38 jam pembelajaran.
Durasi setiap satu jam pembelajaran adalah 35 menit.
3. Beban belajar di Kelas I, II, III, IV, dan V dalam satu semester paling sedikit 21
minggu dan paling banyak 20 minggu.
4. Beban belajar dalam satu tahun pelajaran paling sedikit 36 minggu dan paling banyak
41 minggu.
D. KETUNTASAN BELAJAR
Ketuntasan Belajar adalah tingkat minimal pencapaian kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan meliputi ketuntasan penguasaan substansi dan
ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar.
Ketuntasan penguasaan substansi yaitu ketuntasan belajar KD yang merupakan
tingkat penguasaan peserta didik atas KD tertentu pada tingkat penguasaan minimal
atau di atasnya, sedangkan ketuntasan belajar dalam konteks kurun waktu belajar
terdiri atas ketuntasan dalam setiap semester, setiap tahun ajaran, dan tingkat satuan
pendidikan.
Ketuntasan Belajar dalam satu semester adalah keberhasilan peserta didik
menguasai kompetensi dari sejumlah mata pelajaran yang diikutinya dalam satu
semester. Ketuntasan Belajar dalam setiap tahun ajaran adalah keberhasilan peserta
didik pada semester ganjil dan genap dalam satu tahun ajaran. Ketuntasan dalam
tingkat satuan pendidikan adalah keberhasilan peserta didik menguasai kompetensi
seluruh mata pelajaran dalam suatu satuan pendidikan untuk menentukan kelulusan
peserta didik dari satuan pendidikan.
Kriteria Ketuntasan Minimal ( KKM ) ditentukan melalui analisis ketercapaian
setiap kompetensi dasar dengan memperhatikan aspek kompleksitas, daya dukung
( guru dan sarana prasarana ), serta tingkat kemampuan awal peserta didik (intake)
dalam penyelenggaraan pembelajaran. Penetapan KKM setiap tingkatan kelas
43
dilakukan melalui rapat kerja sekolah. Sekolah secara bertahap dan berkelanjutan
menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mencapai ketuntasan ideal.
Dalam menentukan KKM di SD Negeri ………………………… dilakukan
melalui tahan sebagaiberikut :
1. Menghitung jumlah Kompetensi Dasar (KD) setiap mata pelajaran setiap kelas.
2. Mentukan kekuatan/nilai untuk setiap aspek/komponen, sesuaikan dengan
kemampuan masing-masing aspek:
e. Aspek Kompleksitas:
Semakin komplek (sukar) KD maka nilainya semakin rendah tetapi semakin
mudah KD maka nilainya semakin tinggi.
f. Aspek Sumber Daya Pendukung Pendidikan dan Tenaga Pendidikan
Semakin tinggi sumber daya pendukung Pendidikan dan Tenaga Pendidikan
terutama dilihat dari kompetensi profesionalisme dan akademik maka nilainya
semakin tinggi.
g. Aspek Sumber Daya Pendukung Sarana dan Prasanan Pendidikan
Semakin tinggi sumber daya pendukung Sarana dan Prasanan Pendidikan maka
nilainya semakin tinggi.
h. Aspek intake
Semakin tinggi kemampuan awal siswa (intake) maka nilainya semakin tinggi.
3. Nilai daya dukung adalah nilai dari analisis komponen guru dan sarana prasarana
dijumlahkan dibagi 2.
4. Jumlahkan nilai komponen kompleksitas, daya dukung dan intake siswa,
selanjutnya dibagi 3 untuk menentukan KKM setiap KD
5. Menjumlahkan seluruh KKM KD, selanjutnya dibagi dengan jumlah KD untuk
menentukan KKM mata pelajaran
6. KKM setiap mata pelajaran pada setiap kelas tidak sama tergantung pada
kompleksitas KD, daya dukung, dan potensi siswa.
7. Setelah KKM mata pelajaran semua tingkatan kelas diperoleh baru penentapan
KKM satuan pendidikan.
Nilai ketuntasan kompetensi sikap dituangkan dalam bentuk predikat, yakni predikat
Sangat Baik (SB), Baik(B), Cukup (C), dan Perlu Bimbingan (D) sebagaimana tertera pada
44
45ocia berikut.
Tabel 6
Nilai Ketuntasan Sikap
Ketuntasan Belajar untuk sikap (KD pada KI-1 dan KI-2) Mata Pelajaran Pendidikan
Agama dan Pendidikan Pancasila dan Kewargaanegara di SD Negeri Nanjung 01,
ditetapkan dengan predikat Baik (B).
Nilai ketuntasan kompetensi pengetahuan dan keterampilan dituangkan dalam bentuk
angka dan predikat dalam bentuk huruf, yakni 0 – 100 untuk angka yang ekuivalen
dengan huruf A sampai dengan D. Ketuntasan Belajar untuk pengetahuan ditetapkan
dengan skor rerata, untuk keterampilan ditetapkan dengan capaian optimum.
KKM Tahun Pelajaran 2022/2023 sengaja ditampilkan sebagai pembanding SWOT
setiap tahunnya.
Tabel 9
ANALISIS KRITERIA KETUNTASAN MINIMAL
SD NEGERI ………………………………
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
PABP
PPKn
Bahasa Indonesia
Matematika
IPA
45
IPS
SBDP
PJOK
Penetapan predikat pada pengolahan nilai rapot adalah dengan membuat rentang
predikat terlebih dahulu, berikut adalah cara penghitungannya:
KKM SD Negeri …………………. adalah ……….
100 – ………… = ..................
………. : ………….. = ………… dibulatkan jadi ………….
Jadi rentang predikat di SD Negeri ……………. adalah sebagai berikut:
Tabel 7
Rentang Predikat SD Negeri …………………….
Tahun Pelajaran 2022/2023
Rentang Predikat
Panjang
KKM D
Interval A
B C D (Perlu
(Sangat
( Baik) (Cukup) Bimbingan)
baik)
........./3 =
.............. …---…. …---…. …---…. …---….
...........
Tabel 8
Tabel Nilai Akhir, Predikat, dan Klasifikasi
46
SD Negeri Nanjung 01
Tahun Pelajaran 2022/2023
Nilai Akhir Predikat Klasifikasi Sikap
(Pengetahuan dan dan
Skala 0-100 Keterampilan) Ekstrakurikuler
… - ….. A
… - ….. B
B
… - ….. C
< ....... D
c) Program Pengayaan
a. Pengayaan bolehdiikuti oleh peserta didik yang telah mencapai KKM
dalam setiap Kompetensi Dasar.
b. Kegiatan pengayaan dilaksanakan di luar jam pembelajaran.
c. Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun nontes.
47
E. PENDIDIKAN INKLUSI
Pada Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32 ayat (1) yang menegaskan “setiap
warga berhak mendapatkan pendidikan”; Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 32
ayat (2) yang menegaskan “setiap warga ank a wajib mengikuti pendidikan dasar
dan pemerintah wajib membiayainya”. Undang-Undang Nomor 20 Tahun 2003
Tentang Sistem Pendidikan Nasional, Pasal 5 ayat (1) yang menegaskan “setiap
warga 48ocial mempunyai hak yang sama untuk memperoleh pendidikan yang
bermutu”. Undang-undang inilah yang menjadi bukti kuat hadirnya pendidikan
inklusi ditengah masyarah.
Berdasarkan difinisi dan turunan dari UU tentang pendidikan Inklusi anak yang
tergolong ABK adalah mereka dengan kesulitan belajar, anak lambat belajar, anak
dengan ganguan autis, anak dengan gangguan intelektual, anak dengan gangguan
fisik dan 48ocial48, anak dengan gangguan emosi dan perilaku, anak berkelainan
majemuk dan anak berbakat. [4] Pendidikan inklusif berarti bahwa sekolah harus
MENERIMA/mengakomodasi semua anak, tanpa kecuali ada perbedaaan secara
fisik, intelektual, 48ocial, emosional, bahasa, atau kondisi lain, termasuk anak
penyandang cacat dan anak berbakat, anak jalanan, anak yang bekerja, anak dari
etnis, budaya, bahasa, minoritas dan kelompok anak-anak yang tidak beruntung dan
terpinggirkan. Inilah yang dimaksud dengan one school for all”.
49
Perilaku yang dikembangkan dalam indikator pendidikan budaya dan karakter
bangsa bersifat progresif, artinya, perilaku tersebut berkembang semakin komplek
antara satu jenjang kelas dengan jenjang kelas di atasnya, bahkan dalam jenjang
kelas yang sama. Guru memiliki kebebasan dalam menentukan berapa lama suatu
perilaku harus dikembangkan sebelum ditingkatkan ke perilaku yang lebih
kompleks
A. MATERI MPLS
Nilai Yang
No. Pilar BM Kegiatan Ket
Dikembangkan
1 Religi Kegiatan di Sifat religius
mesjid terdekat
50
(mesjid sekolah)
bagi muslim,
nonmuslim
menyesuaikan
Doa-doa harian
sesuai kegiatan
saat MPLS
2 Budaya Penggunaan Mencintai
bahasa Sunda budaya bangsa
pada hari tertentu
Mengenakan
busana Sunda
pada hari tertentu
Memainkan
beberapa
“kaulinan urang
Sunda”
Menyanyikan
“kawih budak”
Berprilaku
/Tatakrama
Nyunda selama
pelaksanaan
MPLS
Pertunjukkan
apresiasi
musik/tarian/atrak
si Sunda
Pameran makanan
khas urang Sunda
Pergelaran penca
Ngadongeng
3 Integritas Setting kelas Cinta tanah air
lesehan (tidak
konvensional)
Guru dan peserta
didik
menggunakan
nametag.
Mengenakan
seragam asal
TK/Paud
Perkenalan dengan
teman dan guru
4 Lingkungan Orientasi Cinta
lingkungan/jalan- lingkungan
jalan seputar
sekolah mengenali
51
sarana, ruangan,
dan fasilitas
sekolah
Setiap hari
membawa bekal
makanan pada
tempat makan
(misting) dan air
minum pada botol
minum (tumbler)
dari rumah
Bernyanyi tema
lingkungan
Belajar GPS dan
pilah sampah
Belajar cara cuci
tangan yang benar
Belajar cara ke
toilet yang benar
Membawa
tanaman
Belajar merawat
tanaman
1. Pengembangan Diri
a) Pengertian Pengembangan Diri
Pengembangan diri merupakan kegiatan pendidikan di luar mata pelajaran
sebagai bagian integral dari kurikulum sekolah/ madrasah. Kegiatan
pengembangan diri merupakan upaya pembentukan watak dan kepribadian
peserta didik yang dilakukan melalui kegiatan pelayanan konseling berkenaan
dengan masalah pribadi dan kehidupan sosial, kegiatan belajar, dan
pengembangan karir, serta kegiatan ekstrakurikuler yang dipilih sesuai dengan
kebutuhan dan kemampuan sekolah. Untuk satuan pendidikan khusus, pelayanan
konseling menekankan peningkatan kecakapan hidup sesuai dengan kebutuhan
khusus peserta didik.
Kegiatan pengembangan diri berupa pelayanan konseling yang
difasilitasi/dilaksanakan oleh konselor dan atau guru kelas yang diberi tugas
53
mengelola pelayanan konseling. Dan kegiatan ekstrakurikuler yang dibina oleh
konselor, guru dan atau tenaga kependidikan lain sesuai dengan kemampuan dan
kewenangannya. Pengembangan diri yang dilakukan dalam bentuk kegiatan
pelayanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler dapat mengembangkan
kompetensi dan kebiasaan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
55
c. Keteladanan, adalah kegiatan dalam bentuk perilaku sehari-hari yang
dapat dijadikan teladan, seperti: berpakaian rapi, berbahasa yang baik,
rajin membaca, memuji kebaikan dan atau keberhasilan orang lain, datang
tepat waktu.
Kegiatan-kegiatan tersebut tidak direncanakan secara tersendiri melalui
kegiatanpelayanan konseling dan kegiatan ekstrakurikuler, tetapi bisa
merupakan program sekolah dan dilaksanakan sebagai bentuk kegiatan
pembiasaan.
e) Kegiatan Pembiasaan
b. Terprogram
Adalah kegiatan yang diprogramkan dan direncanakan baik pada
tingkat kelas maupun tingkat sekolah.
Kegiatan Keagamaan Pesantren Ramadhan
Pekan Kreatifitas dan olahraga
Peringatan Hari Besar Nasional
Karyawisata, darmawisata, study tour
Pekan Olahraga antar kelas
Bina Kompetesi Sains Nasional ( KSN )
56
c. Spontan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja,tanpa dibatasi oleh ruang.
Membiasakan memberi salam
Membiasakan membuang sampah pada tempatnya
Membiasakan antri
Membiasakan membantu teman yang kena musibah
Berdiskusi dengan baik dan benar
Operasi Semut
f) Kegiatan Keteladanan
Adalah kegiatan yang dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja yang
lebih mengutamakan pemberian contoh dari guru dan pengelola pendidikan yang
lain kepada siswanya.
a. Membudayakan kebersihan dan kesehatan pada semua warga sekolah
b. Mentaati tatatertib yang berlaku di sekolah
c. Memberi contoh berpakaian rapih dan bersih
d. Memberi contoh tepat waktu dalam segala hal
e. Memberi contoh penampilan sederhana
f. Menanamkan budaya membaca
g. Memberi contoh tidak merokok dilingkungan sekolah
h. Memuji hasil kerja siswa yang baik
57
KOMPONEN
SASARAN KEGIATAN KETERANGAN
PROGRAM
58
KOMPONEN
SASARAN KEGIATAN KETERANGAN
PROGRAM
59
KOMPONEN
SASARAN KEGIATAN KETERANGAN
PROGRAM
V).
2. Budaya Gemar Sasaran seluruh siswa Diberikan
Membaca kelas I s/d VI. penegasan oleh guru,
Program pembiasaan agar siswa termotivasi
menggunakan waktu untuk gemar
istirahat untuk membaca membaca.
buku-buku sekolah
60
G. PROGRAM LITERASI SEKOLAH
Gerakan Literasi Sekolah adalah Sebuah upaya yang dilakukan secara menyeluruh dan
berkelanjutan untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi pembelajaran yang
warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan publik.
1. Tujuan
Menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik melalui pembudayaan
ekosistem literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang hayat.
2. Pelaksanaan GLS
Gerakan Literasi Sekolah di SD Negeri ………………………. dilaksanakan
melalui tahapan pembiasaan, pengembangan dan pembelajaran.
Untuk mensukseskan program GLS dilaksanakan kegiatan
membaca bersama-sama yang diikuti oleh peserta didik mulai kelas
3-6 setiap hari Jum’at minggu ke-3
61
laporan kegiatan
membaca pada tahap
pembelajaran ini
disediakan oleh wali
kelas
5. Kelulusan
a. Kriteria Kelulusan
62
Sesuai dengan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan No 23 tahun
2013 tentang Standar Kompetensi Lulusan maka peserta didik dinyatakan lulus
apa bila telah menempuh standar kompetensi sebagai berikut :
1). Menyelesaikan seluruh program pembelajaran.
2). Memiliki raport di setiap tingkatan kelas yang dilaluinya.
3). Memperoleh nilai minimal Baik untuk seluruh kelompok Mata Pelajaran ;
Agama dan Akhlaq mulia, Kewarganegaraan dan kepribadian, Estetika,
Jasmani Olahraga dan kesehatan sesuai dengan aturan bobot point
4). Lulus Ujian Sekolah
5). Penentuan kelulusan.
1). Penentuan peserta didik yang lulus dilakukan oleh sekolah dalam suatu
rapat dewan guru dengan mempertimbangkan Kriteria Kelulusan Minimal,
sikap, penilaian/budi pekerti, dan kehadiran peserta didik yang
bersangkutan.
2). Peserta didik yang dinyatakan lulus, mendapatkan Ijazah dan raportnya
dituliskan Lulus dengan Nomor Ijazah….
1) Siswa yang tidak naik dapat melanjutkan dengan mengulang dikelas tingkat
yang sama
1) Siswa yang tidak lulus berhak untuk mengulang di kelas tingkat yang sama
2) Siswa yang tidak lulus berhak untuk pindah sekolah dengan catatan
mengulang dikelas yang sama.
63
Platform Merdeka Mengajar yang telah diluncurkan di Merdeka Belajar
Episode ke-15 bertujuan untuk membantu para guru mengajar sesuai dengan
kemampuan murid, menyediakan latihan untuk meningkatkan kompetensi, serta
berkarya dan menginspirasi rekan sejawat. Dalam kurikulum merdeka belajar ini,
siswa benar-benar diharapkan untuk mengembangkan kemampuan literasi serta
numerik yang mereka miliki dengan dasar penilaian yang dilihat dari kemampuan
melakukan analisa serta berpikir kritis melalui kemampuan analisa kognitif tiap
siswa.Konsep Kurikulum merdeka menurut BSNP atau Badan Standar Nasional
Pendidikan, kurikulum merdeka belajar adalah suatu kurikulum pembelajaran yang
mengacu pada pendekatan bakat dan minat. Di sini,
para pelajar (baik siswa maupun mahasiswa) dapat memilih pelajaran apa saja yang
ingin dipelajari sesuai dengan bakat dan minatnya.
Dalam Implementasi Kurikulum Merdeka jalur Mandiri terdapat 3 pilihan
yaitu :
(a). Mandiri Belajar, menerapkan beberapa bagian dan prinsip kurikulum merdeka,
tanpa mengganti kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan;
(b). Mandiri Berubah, menerapkan kurikulum merdeka menggunakan perangkat
ajar yang sudah disediakan pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1,4,7 dan 10 ;
(c) Mandiri Berbagi, menerapkan kurikulum merdeka dengan mengembangkan
sendiri berbagai perangkat ajar di satuan pendidikan PAUD, kelas1,,4,7,dan 10.
Implementasi Kurikulum Merdeka Mandiri Belajar Kepala Sekolah dan Guru
menerapan komponen atau prinsip kurikulum merdeka dengan tetap menggunakan
kurikulum satuan pendidikan yang sedang diterapkan (Kurikulum tahun 2013,
Kurikulum Darurat). Persiapan dan Langkah yang dilakukan adalah sebagai
berikut:
a. Unduh dan pasang (install) Platform Merdeka Mengajar pada gawai Android
atau akses melalui laman https://guru.kemdikbud.go.id/
b. Melakukan login dengan akun belajar.id
c. Menyaksikan video implementasi kurikulum merdeka per jenjang melalui
fitur video inspirasi atau melalui laman https://guru.kemdikbud.go.id/video-
inspirasi/
64
d. Mengikuti pelatihan mandiri kurikulum merdeka di Platform Merdeka
Mengajar atau melalui laman: https://guru.kemdikbud.go.id/
e. Mempelajari asesmen dan perangkat ajar kurikulum merdeka di Platform
Merdeka Mengajar atau melalui laman: https://guru.kemdikbud.go.id/
f. Mengikuti sesi berbagi praktik baik kurikulum merdeka di Platform Merdeka
Mengajar pada fitur Bukti Karya Saya atau melalui laman:
https://guru.kemdikbud.go.id/
g. Mengikuti komunitas belajar kurikulum merdeka di Platform Merdeka
Mengajar atau melalui laman: https://guru.kemdikbud.go.id/
h. Bergabung dengan kanal telegram implementasi kurikulum merdeka di
laman https://t.me/mandiribelajarkm 2
65
b. Penerapan Profil Pelajar Pancasila di Sekolah
1. Budaya Sekolah
Iklim sekolah, kebijakan, pola interaksi dan komunikasi, serta norma yang
berlaku di sekolah
2. Intrakurikuler
Melalui muatan pelajaran, kegiatan/pengalaman belajar
3. Projek untuk penguatan Profil Pelajar Pancasila
Pembelajaran berbasis projek yang kontekstual dan intteraksi dengan
lingkungan sekitar
4. Ekstrakurikuler
Kegiatan untuk mengembangkat minat dan bakat siswa
c. Dimensi dan Eleman Profil Pelajar Pancasila
1. Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME dan berakhlak mulia
(a). Akhlak beragama; (b). Akhlak pribadi ;(c) Akhlak pada manusia ; (d)
Akhlak kepada alam; (e) Akhlak bernegara
2. Berkebhinekaan Global
3. Bergotong Royong
4. Mandiri
5. Bernalar kritis
66
(d) Mengambil keputusan
6. Kreatif
permasalahan
67
sesuai dengan Profil Pelajar Pancasila yang disusun berdasarkan standar
kompetensi lulusan. Pelaksanaan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
dilakukan secara fleksibel dari segi muatan, kegiatan, dan waktu pelaksanaan.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dirancang terpisah dari
intrakurikuler, tujuan, muatan, dan kegiatan pembelajaran projek tidak harus
dikaitkan dengan tujuan dan materi pelajaran intrakurikuler. Satuan pendidikan
dapat melibatkan masyarakat atau dunia usaha untuk merancang dan
menyelenggarakan Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
2. Prinsif Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
a. Holositik
b. Konstektual
c. Eksploratif
d. Berpusat pada peserta didik
3. Tema dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila
a. Gaya hidup berkelanjutan
b. Kearifan Lokal
c. Bhineka Tunggal Ika
d. Berekayasa dan berteknologi untuk membangun NKRI
e. Kewirausahaan
68
BAB IB
KALENDER PENDIDIKAN
A. Alokasi Waktu
Permulaan tahun pelajaran adalah waktu dimulainya kegiatan pembelajaran
pada awal tahun pelajaran pada setiap satuan pendidikan. Minggu efektif belajar
adalah jumlah minggu kegiatan pembelajaran untuk setiap tahun pelajaran pada
setiap satuan pendidikan. Waktu pembelajaran efektif adalah jumlah jam
pembelajaran setiap minggu, meliputi jumlah jam pembelajaran untuk seluruh
mata pelajaran termasuk muatan lokal, ditambah jumlah jam untuk kegiatan
pengembangan diri.Waktu libur adalah waktu yang ditetapkan untuk tidak
diadakan kegiatan pembelajaran terjadwal pada satuan pendidikan yang
69
dimaksud. Waktu libur dapat berbentuk jeda tengah semester, jeda antar semester,
libur akhir tahun pelajaran, hari libur keagamaan, hari libur umum termasuk
Tabel 14
Alokasi Waktu pada Kelender Pendidikan
1. Permulaan tahun pelajaran adalah bulan Juli setiap tahun dan berakhir bulan
Juni tahun berikutnya.
3. Pemerintah pusat dan daerah dapat menetapkan hari libur untuk sekolah.
Hari Jumlah
Semester
Juni 2023
Jumlah
KALENDER PENDIDIKAN
SD NEGERI ………………………..
TAHUN PELAJARAN 2022/2023
SEMESTER I
JULI 2022
KET
MG SEN SEL RAB KAM JUM SAB
Tgl Kegiatan
3Hari pertama masuk
1 2
sekolah
18-20 MPLS
3 4 5 6 7 8 9 21-23 Orientasi Kepramukaan
18-19 Workshop KTSP
10 11 12 13 14 15 16 Pembinaan awal tahun
Rapat orang tua kls 2-5
17 18 19 20 21 22 23 Rapat ortu kls 1 dan 6
24 25 26 27 28 29 30
31
72
AGUSTUS 2022
KET
MG SEN SEL RAB KAM JUM SAB
Tgl Kegiatan
Workshop Perangkat
1 2 3 4 5 6
Pembelajaran
KKG
7 8 9 10 11 12 13 Upacara Hari Pramuka
Kegiatan LT
14 15 16 17 18 19 20 Libur /Upacara
memperingati HUT
21 22 23 24 25 26 27 Kemerdekaan RI
KKG
28 29 30 31
SEPTEMBER 2022
KET
MG SEN SEL RAB KAM JUM SAB
Tgl Kegiatan
Libur Thn Baru 1441 H
1 2 3
KKG/Penyusunan soal
PTS
4 5 6 7 8 9 10 Supervisi Akademik oleh
Kepala Sekolah
11 12 13 14 15 16 17 Prakiraan PTS Smt Ganjil
Jeda tengah Smt Ganjil
18 19 20 21 22 23 24 Seleksi Guru dan KS
berprestasi
25 26 27 28 29 30 Menyusun RKAS
perubahan
OKTOBER 2022
KET
MG SEN SEL RAB KAM JUM SAB
Tgl Kegiatan
73
1
KKG
2 3 4 5 6 7 8 Hari Sumpah Pemuda
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31
NOVEMBER 2022
KET
MG SEN SEL RAB KAM JUM SAB
Tgl Kegiatan
1 2 3 4 5
Kontroling Dok. PKKS
Hari Pahlawan
6 7 8 9 10 11 12 Prakiraan Penilaian
PKKS
13 14 15 16 17 18 19 KKG/Penyusunan soal
PSAS
20 21 22 23 24 25 26 Validasi soal PSAS
27 28 29 30
DESEMBER 2019
KET
MG SEN SEL RAB KAM JUM SAB
Tgl Kegiatan
5-10 Prakiraan PSAS Smt 1
1 2 3
74
4 5 6 7 8 9 10
12-17 Pengolahan hasil PSAS
11 12 13 14 15 16 17 23 Titimangsa Rapor smt I
KETERANGAN SEMESTER 1
TANGGAL KEGIATAN
75
1 Oktober 2019
2 Oktober 2019
5 Oktober 2019 Hari Angkatan Bersenjata / Hari Guru Internasional
7-12 Oktober 2019 Pelatihan Aplikasi penilaian
23-26 Oktober 2019 KKG
28 Oktober 2019 Hari Sumpah Pemuda
1 November 2019 Hari Belajar di luar kelas tingkat Nasional
5-7 November 2019 Kontroling Dok. PKKS
9 November 2019
10 November 2019
11-16 November 2019 Prakiraan Penilaian PKKS
12 November 2019 Prakiraan Workshop Penilaian
15 November 2019
19-23 November 2019 KKG/Penyusunan soal PSAS
25 November 2019 Kegiatan PGRI
27-30 November 2019 Validasi soal PSAS
5 -10 Desember 2022 Prakiraan PSAS Smt 1
12-17 Desember 2022 Pengolahan hasil PSAS
23 Desember 2022 Titimangsa Rapor smt I
23 /24 Desember 2022 Pembagian Rapor
25 Desember 2022 Libur Hari Natal
26 Des 2022 -7 Januari 2023 Libur Semester 1
JANUARI 2023
KET
MG SEN SEL RAB KAM JUM SAB
Tgl Kegiatan
1 Libur Tahun Baru Masehi
1 2 3 4 5 6 7
2–7 Libur semester 1
9 Hari pertama masuk
8 9 10 11 12 13 14 sekolah Semester 2
Pembinaan awal SMT 2
15 16 17 18 19 20 21 Penyusunan dan
Pelaporan DNS
22 23 24 25 26 27 28 KKG
29 30 31
76
FEBRUARI 2023
KET
MG SEN SEL RAB KAM JUM SAB
Tgl Kegiatan
Persiapan Kreatifitas
1 2 3 4
Siswa
Persiapan Suvak Guru
5 6 7 8 9 10 11 oleh pengawas Pembina
12 13 14 15 16 17 18 Persiapan Penyusunan
Soal PTS SMT 2
19 20 21 22 23 24 25
Prakiraan TO ke-1
26 27 28
MARET 2023
KET
MG SEN SEL RAB KAM JUM SAB
Tgl Kegiatan
6 -11 PTS SMT 2
1 2 3 4
13-18 Jeda Tengah Semester 2
5 6 7 8 9 10 11
23 Libur Hari Raya Nyepi
12 13 14 15 16 17 18
6 -11 Prakiraan Latihan Ujian
19 20 21 22 23 24 25
25 KKG
26 27 28 29 30 31
APRIL 2023
KET
MG SEN SEL RAB KAM JUM SAB
Tgl Kegiatan
1-15 Kegiatan Penumbuhan
1
Budi Pekerti
77
7 Libur wafat Isa Almasih
2 3 4 5 6 7 8
Pesantren Ramadhan
17-29 Prakiraan Libur Hari
9 10 11 12 13 14 15 Raya Idul Fitri 1444 H
Ujian Praktek Kls 6
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30
MEI 2023
KET
MG SEN SEL RAB KAM JUM SAB
Tgl Kegiatan
6 Libur Hari Raya Waisyak
1 2 3 4 5 6
Libur hari Buruh
Prakiraan Libur Kenaikan
7 8 9 10 11 12 13 Isa Al Masih
Hari Pendidikan Nasional
14 15 16 17 18 19 20 KKG/Penyusunan dan
validasi soal PSAT
21 22 23 24 25 26 27 Prakiraan US
28 29 30 31
JUNI 2023
KET
MG SEN SEL RAB KAM JUM SAB
Tgl Kegiatan
5-10 Prakiraan PSAT Kelas 1
1 2 3
-5
78
Pengolahan nilai
4 5 6 7 8 9 10
12-17 Titimangsa Raport
23 juni Pembagian Raport
11 12 13 14 15 16 17 23/24 Libur akhir Tahun
26 Juni Pelajaran 2022-2023
18 19 20 21 22 23 24 2023
s/d 15
25 26 27 28 29 30 Juli
2023
JULI 2023
KET
MG SEN SEL RAB KAM JUM SAB
Tgl Kegiatan
1-15 Libur akhir Tahun
1
Pelajaran 2022-2023
2 3 4 5 6 7 8
9 10 11 12 13 14 15
16 17 18 19 20 21 22
23 24 25 26 27 28 29
30 31
TANGGAL KEGIATAN
01 Januari 2023 Libur tahun baru Masehi
09 Januari 2023 Hari pertama masuk sekolah
11 Januari 2020 Pembinaan Awal Semester Genap
79
16-18 Januari 2020 Penyusunan dan Pelaporan DNS
22-24 Januari 2020 KKG
25 Januari 2020 Prakiraan libur tahun baru Imlek 2571
8 Februari 2020 Penetapan Kreatifitas Siswa
12-15 Februari 2020 Persiapan Suvak Guru oleh Pengawas
19-26 Februari 2020 Persiapan Penyusunan soal PTS Genap
24-26 Februari 2020 Prakiraan TO ke-I kelas VI
2-7 Maret 2020 PTS Semester Genap
13 - 14 Maret 2020 Jeda Tengah Semester Genap
22 Maret 2020 Libur Isra Mi'raj
24 Maret 2020 Peringatan Isra Mi'raj
23,24,26 Maret 2020 Prakiraan TO ke-2 kelas VI
25 Maret 2020 Libur hari raya Nyepi
26-28 Maret 2020 KKG
6 - 11 April 2020 Ujian Praktek Kelas 6
10 April 2020 Libur wafat Isa Almasih
16-18 April 2020 Simulasi Ujian
21 April 2020 Peringatan hari lahir R.A Kartini
23-25 April 2020 libur awal Ramadhan 1441 H
27-30 April 2020 Kegiatan Pesantren Ramadhan
01 Mei 2020 Libur hari buruh
02 Mei 2020 Hardiknas ,Penutupan Pesntrn Ramadhan
4-9 Mei 2020 KKG/ Penyusunan dan Validasi Soal PAT
07 Mei 2020 Libur hari raya Waisyak
11-16 Mei 2020 Prakiraan Ujian SD/SDLB ( USBN & US )
18-30 Mei 2020 Libur hari raya Idul Fitri 1441 H
01 Juni 2020 Libur hari lahir Pancasila
2-6 Juni 2020 PAT ( PENILAIAN AKHIR TAHUN )
19 Juni 2020 Tanggal penetapan rapor smt 2
20 Juni 2020 Pembagian Rapor smt 2
21 Juni- 12 Juli 2020 Libur Akhir tahun pelajaran
PRAKIRAAN PPDB TP 2023-2024
Mei- Juli 2023 PPDB TP 2023/2024
80
BAB V
PENUTUP
Seperti telah diuraikan pada awal pendahuluan bahwa fungsi Pendidikan Budaya
dan Karakter Bangsa selain mengembangkan dan memperkuat potensi pribadi juga
menyaring pengaruh dari luar yang akhirnya dapat membentuk karakter peserta didik yang
dapat mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Upaya pembentukan karakter sesuai
dengan budaya bangsa ini tentu tidak semata-mata hanya dilakukan di sekolah melalui
serangkaian kegiatan belajar mengajar baik melalui mata pelajaran maupun serangkaian
kegiatan pengembangan diri yang dilakukan di kelas dan luar sekolah. Pembiasaan-
pembiasan (habituasi) dalam kehidupan, seperti: religius, jujur, disiplin, toleran, kerja
keras, cinta damai, tanggung-jawab, dsb. perlu dimulai dari lingkup terkecil seperti
keluarga sampai dengan cakupan yang lebih luas di masyarakat. Nilai-nilai tersebut
tentunya perlu ditumbuhkembangkan yang pada akhirnya dapat membentuk pribadi
karakter peserta didik yang selanjutnya merupakan pencerminan hidup suatu bangsa yang
besar.
Pedoman yang disusun ini lebih diperuntukkan kepada kepala sekolah.
Pembentukan budaya sekolah (school culture) dapat dilakukan oleh sekolah melalui
serangkaian kegiatan perencanaan, pelaksanaan pembelajaran yang lebih berorientasi pada
peserta didik, dan penilaian yang bersifat komprehensif. Perencanaan di tingkat sekolah
pada intinya adalah melakukan penguatan dalam penyusunan kurikulum di tingkat sekolah,
seperti menetapkan visi, misi, tujuan, struktur kurikulum, kalender akademik, dan
penyusunan silabus. Keseluruhan perencanaan sekolah yang bertitik tolak dari melakukan
analisis kekuatan dan kebutuhan sekolah akan dapat dihasilkan program pendidikan yang
81
lebih terarah yang tidak semata-mata berupa penguatan ranah pengetahuan dan
keterampilan melainkan juga sikap prilaku yang akhirnya dapat membentuk ahklak budi
luhur.
Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa bukan merupakan mata pelajaran yang
berdiri sendiri atau merupakan nilai yang diajarkan, tetapi lebih kepada upaya penanaman
nilai-nilai baik melalui mata pelajaran, program pengembangan diri maupun budaya
sekolah. Peta nilai dan indikator yang disajikan dalam naskah ini merupakan contoh
penyebaran nilai yang dapat diajarkan melalui berbagai muatan pelajaran sesuai dengan
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD) yang terdapat dalam standar isi (SI).
Begitu pula melalui program pengembangan diri, seperti kegiatan rutin sekolah, kegiatan
spontan, keteladanan, pengkondisian. Perencanaan pengembangan Pendidikan Budaya dan
Karakter Bangsa ini perlu dilakukan oleh semua pemangku kepentingan di sekolah yang
secara bersama-sama sebagai suatu komunitas pendidik diterapkan ke dalam kurikulum
sekolah yang selanjutnya diharapkan menghasil budaya sekolah.
Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya
perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih konprehensif
secara bertahap.
Dalam pemulihan pembelajaran terutama dalam situasi pandemi Covid 19 sekolah
diberikan kebebasan menentukan kurikulum, dan untuk tahun pelajaran 2022 – 2023
implementasi kurikulum merdeka adalah mandiri belajar yaitu menerapkan beberapa
bagian dan prinsip kurikulum merdeka tanpa mengganti kurikulum yang sedanga
diterapkan.
Banyaknya kekurangan dan kelemahan yang terdapat dalam penyusunan
Kurikulum SD Negeri Nanjung 01 merupakan bagian dari keterbatasan wawasan dan
pengetahuan tim penyusun, oleh sebab itu masukan yang berupa kritik dan saran yang
membangun guna perbaikan dari berbagai pihak sangat diharapkan. Semoga saja apa yang
telah menjadi jerih payah penyusun dapat memberikan sesuatu yang layak dan bermanfaat
bagi kemajuan pendidikan, khususnya kemajuan pendidikan di SD Negeri Nanjung 01
Semoga Allah SWT., senantiasa meridhoi dan membimbing segala niat baik yang kita
lakukan demi kemajuan pendidikan anak-anak bangsa ini.
Penyempurnaan pedoman ini akan terus menerus dilanjutkan seiring dengan
kompleksnya permasalahan pendidikan terutama dalam pembentukan budaya dan karakter
82
bangsa. Penyajian pembelajaran yang bernuansa belajar aktif dengan muatan budaya dan
karakter bangsa perlu menjadi perhatian terutama dalam membelajarkan peserta didik.
Oleh karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan dari semua pihak
pemerhati, pelaksana pendidikan untuk kesempurnaan yang akhirnya dapat memberikan
pencerahan pelaksanaan di tingkat sekolah. Selanjutnya diharapkan kualitas produk peserta
didik yang memiliki ahklak budi mulia sebagai pencerminan bangsa yang besar.
83