PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional Pasal 4 mengamanatkan bahwa Pendidikan
diselenggarakan sebagai suatu proses pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Pendidikan diselenggarakan dengan prinsip memberi keteladanan,
membangun motivasi, dan mengembangkan kreativitas peserta didik
dalam pembelajaran.
Sejalan dengan hal tersebut Kementerian Pendidikan,
Kebudayaan, Riset dan Teknologi telah meluncurkan Kurikulum
Merdeka yang akan diberlakukan mulai tahun pelajaran 2022/2023.
Konsep dari kurikulum merdeka antara lain adanya penyederhanaan
kurikulum, memberi ruang kreasi dan fleksibilitas satuan pendidikan
dalam pengelolaan pembelajaran.
Seiring dengan perubahan paradigma pembelajaran abad-21
serta perkembangan dunia yang sangat dinamis dan tidak menentu,
maka diperlukan pola baru dalam pengelolaan pendidikan dan
pembelajaran pada madrasah. Madrasah harus senantiasa melakukan
perubahan dan perbaikan berkelanjutan, berani melakukan inovasi
atau terobosan baru, serta memanfaatkan teknologi informasi secara
maksimal untuk meningkatkan mutu layanan kepada seluruh warga
madrasah. Madrasah harus memiliki otonomi dalam mengelola
pendidikan dan kemandirian dalam berkreasi, berinovasi,
menciptakan layanan yang humanis, ramah, serta adaptif dengan
perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
Oleh karena itu, Kementerian Agama RI senantiasa mendorong
dan memberi ruang yang seluas-luasnya kepada madrasah dalam
mengembangkan kurikulum operasional pada tingkat satuan
pendidikan, sesuai potensi dan keikhlasan madrasah.
1
B. Landasan Pengembangan Kurikulum
Landasan pengembangan kurikulum adalah sebagai berikut :
1. Landasan Filosofis
MI...........................Probolinggo sebagai satuan pendidikan formal
yang menyelenggarakan pendidikan umum dan agama dengan
kekhasan agama Islam mendasarkan landasan filosofisnya kepada
Al-Quran dan Hadis sebagai sumber utama. Al-Quran sebagai
sumber pendidikan Islam dikarenakan merupakan kebenaran
mutlak yang dapat dinalar manusia dan dapat dibuktikan dalam
sejarah atau pengalaman kemanusiaan. Kitab suci Al-Quran
berfungsi sebagai petunjuk, pedoman, dan pandangan hidup bagi
kehidupan umat manusia. Sumber ajaran kedua setelah Al-Quran
adalah Hadis, kedudukannya sebagai dasar pendidikan Islam
mempunyai dua fungsi, yaitu: Pertama, menjelaskan ciri pendidikan
Islam yang terdapat dalam Al-Quran dan menjelaskan hal-hal yang
tidak terdapat di dalamnya. Kedua, menyimpulkan metode
pendidikan dari kehidupan Rasulullah Saw bersama sahabat.
2. Landasan Sosiologis
Pendidikan di MI...........................Probolinggo juga berbasis irri
budaya masyarakat, karena pendidikan itu juga dalam rangka
melestarikan budaya. Manusia sebagai makhluk sosial saling
berhubungan dengan lingkungan dan tempat tinggalnya, manusia
bertindak dengan cara memanfaatkan alam untuk menyempurnakan
serta meningkatkan kesejahteraan hidupnya demi kelangsungan
hidup sejenisnya. Berdasarkan hal tersebut, maka pendidikan di
MI...........................Probolinggo juga memperhatikan,
membelajarkan, dan melestarikan sosio-budaya yang berlaku dalam
masyarakat tersebut.
3. Landasan Psiko-Pedagogis
Anak sebagai makhluk individu yang mempunyai aspek biologis yang
ditandai perkembangan fisik, aspek psikologis ditandai perasaan
atau emosi tertentu yang terbentuk karena situasi, aspek sosiologis
serta aspek antropologis di mana anak hidup dalam suatu budaya
2
dia berasal. Maka, kurikulum di MI...........................Probolinggo
haruslah benar dan dapat dipertanggungjawabkan dalam rangka
optimalisasi seluruh potensi anak dan berhubungan dengan nilai
seni, keindahan, dan keselarasan yang mengarah pada kebahagiaan
dalam kehidupan anak sesuai dengan akar budaya dimana mereka
hidup serta nilai-nilai agama yang dianutnya.
4. Landasan Yuridis
a. Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan Nasional.
b. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan, sebagaimana telah diubah
dalam Peraturan Pemerintah Nomor 13 Tahun 2015 tentang
perubahan kedua atas Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 Tahun 2005 tentang Standar Nasional Pendidikan
c. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 Tahun
2016 tentang Standar Kompetensi Lulusan Pendidikan Dasar dan
Menengah;
d. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 Tahun
2016 tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah;
e. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun
2016 tentang Standar Proses Pendidikan Dasar dan Menengah;
f. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 Tahun
2016 tentang Standar Penilaian Pendidikan;
g. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 Tahun
2016 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran
Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
h. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia Nomor 20 Tahun 2018 tentang Implementasi Penguatan
Pendidikan Karakter di Satuan Pendidikan
i. Permendikbud Nomor 3 Tahun 2017 tentang Penilaian Hasil
Belajar oleh Pemerintah dan Penilaian Hasil Belajar Oleh Satuan
Pendidikan.
3
j. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 37 Tahun
2018 tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar Pelajaran
Pada Kurikulum 2013 Pada Pendidikan Dasar dan Pendidikan
Menengah;
k. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Republik Indonesia Nomor 17 Tahun 2021 tentang Asesmen
Nasional
l. Keputusan Dirjen Pendis Nomor 5161 Tahun 2018 adalah tentang
Petunjuk Teknis Penilaian Hasil Belajar pada Madrasah Ibtidaiyah
m. Keputusan Dirjen Pendis Nomor 5164 Tahun 2018 tentang Juknis
Penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran pada Madrasah
n. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 183 Tahun
2019 tentang Kurikulum Pendidikan Agama Islam dan Bahasa
Arab di Madrasah;
o. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 184 Tahun
2019 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum pada Madrasah;
p. Keputusan Menteri Agama Republik Indonesia Nomor 347 Tahun
2022 tentang Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka pada
Madrasah;
q. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3211
Tahun 2022 tentang Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama
Islam dan Bahasa Arab Kurikulum Merdeka pada Madrasah
r. Peraturan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 033/H/KR/ Tahun 2022 tentang perubahan
atas Keputusan Kepala Badan Standar, Kurikulum, dan Asesmen
Pendidikan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan
Teknologi Nomor 008/H/KR/ Tahun 2022 tentang Capaian
Pembelajaran pada Pendidikan Anak Usia Dini Jenjang
Pendidikan Dasar, dan Jenjang Pendidikan Menengah pada
Kurikulum Merdeka.
s. Peraturan Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi
Nomor 5 Tahun 2022 tentang Standar Kompetensi Lulusan pada
4
Pendidikan Anak Usia Dini Jenjang Pendidikan Dasar, dan
Jenjang Pendidikan Menengah pada Kurikulum Merdeka.
7
6. Belajar Sepanjang Hayat
8
BAB II
ANALISIS KARAKTERISTIK MADRASAH
Pendidikan diartikan sebagai proses belajar seseorang untuk
mendapatkan pengetahuan. Pendidikan memiliki peranan yang sangat
penting dalam kehidupan manusia. Pendidikan sangat mempengaruhi
perkembangan manusia dalam seluruh aspek kehidupannya. Kualitas
masyarakat yang berpendidikan akan mendukung perkembangan suatu
negara menjadi bangsa yang besar, bermartabat, dan bangga serta cinta
tanah air.
Madrasah, dalam hal ini sebagai “miniatur dunia”, tentunya
diharapkan dapat menyiapkan peserta didik menjadi pribadi yang tangguh,
kritis, kreatif, dan memiliki sikap positif dalam menghadapi perubahan.
Madrasah harus siap membimbing peserta didik untuk berkembang di
setiap proses belajarnya sehingga mereka akan menjadi pribadi yang
memiliki kompetensi untuk menjadi bagian dari masyarakat dunia.
Madrasah adalah tempat berkumpulnya anak dengan potensi yang
tidak sama. Di dalam kelas, setiap peserta didik memiliki kebutuhan yang
berbeda. Hal ini tentunya harus difasilitasi oleh Madrasah. Sebagai
miniatur dunia, Madrasah berfungsi sebagai laboratorium sosialisasi yang
sangat bermanfaat bagi peserta didik untuk bersosialisasi, berkomunikasi,
mengembangkan keterampilan emosi, dan memecahkan masalah.
Untuk membekali peserta didik menjadi pribadi yang kompeten
dibutuhkan suatu perangkat yang dikembangkan dengan memerhatikan
berbagai dimensi serta melibatkan berbagai ahli dan merujuk kepada
referensi yang terpercaya. Dengan demikian, kurikulum yang
dikembangkan disesuaikan dengan kebutuhan peserta didik.
Kurikulum merupakan salah satu komponen yang penting dalam
penyelanggaraan pendidikan untuk mencapai tujuan pendidikan.
Kurikulum adalah rancana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, bahan
pelajaran serta metode yang digunakan, sebagai pedoman dalam kegiatan
proses belajar mengajar untuk mencapai tujuan pendidikan. Sejalan
dengan perkembangan zaman, kurikulumpun juga ikut berkembang untuk
memenuhi tuntutan pendidikan. Salin itu perubahan yang terjadi
9
merupakan upaya untuk meningkatkan kualitas pendidikan dan
menciptakan generasi bangsa yang memiliki sumber daya manusia dengan
kualitas yang baik dan dapat bersaing dengan negara lain.
Untuk mencapai tujuan di atas, Madrasah membutuhkan sebuah
dokumen sebagai acuan dalam menjalankan program belajarnya. Dokumen
ini merupakan dokumen kurikulum operasional yang menjadi pegangan
(living document) Madrasah.
Kurikulum operasional ini disusun dengan beberapa alasan:
1. Sebagai pedoman dalam mengembangkan kurikulum:
2. Sebagai pedoman mengevaluasi program Madrasah:
3. Sebagai acuan untuk perencanaan program selanjutnya:
4. Sebagai bahan informasi untuk para pemangku kepentingan.
10
3. Peluang (Opportunity)
Dengan jumlah akses jalan yang mudah, maka
MI...........................Probolinggo mempunyai kesempatan lebih
besar menarik minat masyarakat untuk menyekolahkan anaknya
4. Tantangan (Threats)
Peserta didik MI...........................sebagian besar berasal dari
karekteristik lingkungan yang tidak sama.
11
4. Tantangan (Threats)
Kurikulum selalu mengalami perkembangan dan perubahan yang
menuntut guru untuk selalu siap menghadapi perubahan dan
paradigma baru dunia pendidikan.
12
4. Tantangan (Threats)
Kerusakan prasarana Madrasah yang tidak terduga dan tidak
dapat segera di tangani karena tidak segera mendapat dana RKB
dan ruang lokal baru.
Pelaksanaan Asesmen Nasional Bebasis Komputer menuntut
keberadaan komputer beserta komponen pendukung lainnya
yang permanen.
Status kepemilikan tanah madrasah masih dalam bentuk wakaf
perorangan
13
3. Peluang (Opportunity)
MI...........................Probolinggo menuju madrasah mandiri
berprestasi.
4. Tantangan (Threats)
Setiap Madrasah harus menerapkan pendidikan inklusif, artinya
setiap Madrasah harus memberikan kesempatan kepada semua
peserta didik yang memiliki kelainan dan memiliki potensi
kecerdasan dan atau bakat istimewa untuk mengikuti pendidikan
atau pembelajaran dalam satu lingkungan pendidikan secara
bersama-sama dengan peserta didik pada umumnya
14
F. Analisis Pembiayaan Satuan Pendidikan
1. Kekuatan (Strength)
MI...........................Probolinggo dalam kegiatan operasionalnya
telah mendapatkan dana yang cukup memadai dari Anggaran
DIPA Kementerian Agama RI. Wali murid juga antusias dalam
mengadakan kegiatan yang tidak bisa dianggarkan dari dana
DIPA seperti acara outdoor learning, study wisata, dan wisuda
purna siswa kelas VI setiap tahunnya.
2. Kelemahan (Weakness)
Tidak semua kebutuhan peserta didik dan kegiatan operasional
Madrasah dapat menggunakan anggaran DIPA. Hal ini karena
petunjuk teknis tentang penggunaan anggaran DIPA belum
mengakomodir kebutuhan riil peserta didik dan Madrasah.
3. Peluang (Opportunity)
Belanja rutin Madrasah sebagian tercukupi dengan adanya
anggaran DIPA.
Paguyuban wali murid yang peduli akan kegiatan madrasah.
4. Tantangan (Threats)
Pengadaan barang dan jasa tidak semua ter-cover dianggaran
BOS tahun berjalan dan peraturan yang ada kurang menaungi.
Pengajuan anggaran SIMSARPRAS tidak dapat terealisasi.
15
BAB III
VISI, MISI, TUJUAN, dan PROGRAM PRIORITAS/
KEUNGGULAN MADRASAH
A. Visi Madrasah
16
Program :
Melaksanakan salat dhuha berjama’ah dan pembacaan Surah
Waqi`ah setiap hari rabu;
Praktek membaca dan menghafal surat-surat pendek sebelum
pelaksanaan pembelajaran setiap hari;
Praktek membaca dan menghafal istigotsah setiap hari Kamis
pagi
Praktek membaca dan menghafal tahlil dan do’anya setiap pagi
pada hari Selasa;
Praktek membaca dan menghafalkan setelah selesai
pembelajaran setiap hari.
Rutin mengikuti kegiatan peringatan hari besar Islam (Tahun
Baru islam, Maulid Nabi, Isra’ Mi’raj, dan lain-lain)
Berakhlakul karimah
Siswa berbicara dan berperilaku sopan pada orang lain
Siswa Berbakti pada orang tua dan guru
Siswa berperilaku jujur dan amanah
Program :
Pembiasaan pemberian pesan moral kepada siswa setiap
pembelajaran
Pembiasaan 6S (Senyum, Salam, Sapa, Sopan, Santun, dan
Silaturrohim)) dalam menyambut kehadiran siswa di pintu
gerbang dengan sistem piket guru setiap pagi
Bergotong Royong dan Berbudaya Lingkungan
1. Pengendalian Pencemaran Lingkungan:
Menjaga kebersihan lingkungan Bersama – sama ( gotong
royong)
Tersedia tempat pembuangan sampah di dalam dan di luar
kelas.
Tersedianya tempat cuci tangan
Membuang sampah di tempatnya
Memungut sampah di lingkungan madrasah
17
Memelihara lingkungan kelas Bersama – sama ( bergotong
royong)
2. Mencegah terjadinya kerusakan lingkungan :
Tidak melakukan corat-coret
Tidak merusak taman
Memelihara taman
Penggunaan sarana madrasah sesuai dengan tata tertib yang
ditentukan.
Merawat dan memelihara sarana dan prasarana madrasah
dengan baik
3. Melakukan upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup:
Pembiasaan memelihara kebersihan dan kelestarian
lingkungan madrasah.
Tersedia tempat pembuangan sampah dan tempat cuci
tangan.
Menyediakan kamar mandi dan air bersih.
Pembiasaan hemat energi dan hemat air.
Membuat biopori di area madrasah.
Membangun saluran pembuangan air limbah dengan baik.
Menyediakan peralatan kebersihan.
Program satu peserta didik satu tanaman di madrasah.
B. Misi Madrasah
a. Menumbuhkan penghayatan dan pengamalan siswa terhadap
ajaran agama Islam serta mengembangkan pembiasaan religious
agar beriman dan taqwa Kepada Allah.
b. Melaksanakan pembelajaran profesional dan bermakna dengan
pendekatan scientific yang dapat menumbuh kembangkan akhlakul
karimah, berprestasi, dan disiplin peserta didik secara maksimal
dengan landasan iman dan takwa
c. Melaksanakan program peduli lingkungan secara efektif sehingga
setiap siswa berkembang secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimiliki agar menjadi insan berakhlakul karimah,bergotong royong,
dan berbudaya lingkungan yang beriman dan takwa
18
d. Melaksanakan pengelolaan madrasah dengan manajemen
partisipatif dengan melibatkan seluruh warga madrasah dan
kelompok kepentingan dengan landasan iman dan takwa
e. Melaksanakan pembelajaran ekstrakurikuler melalui kegiatan unit
pengembangan bakat dan minat secara efektif sesuai bakat dan
minat sehingga setiap siswa memiliki keunggulan dan berprestasi
dalam berbagai lomba non akademik dengan landasan iman dan
takwa .
f. Membentuk warga madrasah yang peduli pada pelestarian
lingkungan
g. Melakukan budaya pencegahan pencemaran dan rehabilitasi
kerusakan lingkungan
h. Mengembangkan budaya dan minat baca dengan membentuk
lingkungan literat dan kaya teks.
C. Tujuan Madrasah
Untuk mencapai visi dan misi di atas, esensi pendidikan pada
MI........................... bertujuan agar:
1. Pada tahun pelajaran 2022/2023 rata-rata UM mencapai nilai
minimal 7,6;
2. Pada tahun pelajaran 2022/2023 lulusan madrasah hafal Asmaul
Husna, hafal surat-surat pilihan, dan hafal bacaan tahlil serta do’a
harian;
3. Peserta didik memiliki kompetensi dan konsistensi dalam
mengamalkan ajaran agama Islam dengan disiplin yaitu: salat
dengan benar, tertib dan khusu’, gemar, fasih, dan tartil membaca
Al-Qur’an, sadar beramal, dan berakhlak mulia;
4. Pada tahun 2022/2023 siswa telah memiliki kebiasaan salat dhuha
berjamaah;
5. Terwujudnya perilaku dan budaya Islami di lingkungan madrasah;
19
Dengan melaksanakan program sebagai berikut:
1. Pendalaman materi untuk UM;
2. Pengadaan Buku dan Soal-soal UM;
3. Pembiasaan hafalan ayat dan doa, Asmaul Husna , Surat QS.
Yasin, QS. Waqi`ah dan Jus Amma untuk kelas 4-6;
4. Bimbingan Tahlilan untuk kelas 3-6 setiap hari Jum’at sebelum
pelajaran dimulai;
5. Pembiasaan dan pemantauan pelaksanaan akhlak karimah di
madrasah.
6. Pembiasaan dan pemantauan salat dhuha berjama’ah.
7. Pembiasaan perilaku dan budaya islami bagi seluruh warga
madrasah.
8. Pada tahun 2022/2023, terbentuk lingkungan literat dan kaya teks
9. Pada tahun 2022/2023, terbentuk lingkungan madrsah ramah
anak
20
Menghormati bahwa setiap anak adalah pribadi yang utuh,
cerdas, dan unggul.
Menuntun tumbuh kembangnya potensi anak
Menuntun anak untuk menumbuhkembangkan potensi anak
Melindungi anak dari kekerasan, bencana, kecelakaan,
keracunan, pelecehan seks, ideologi negatfi, diskriminasi dan
perendahan martabat.
21
BAB IV
PENGORGANISASIAN PEMBELAJARAN
A. Intrakurikuler
Kegiatan pembelajaran intrakurikuler dirancang dengan tujuan
agar anak dapat mencapai kemampuan yang tertuang di dalam capaian
pembelajaran. Intisari kegiatan pembelajaran intrakurikuler adalah
bermain bermakna sebagai perwujudan “Merdeka Belajar, Merdeka
Bermain”. MI...........................memilih kegiatan yang dapat
memberikan pengalaman menyenangkan dan bermakna bagi anak.
MI...........................mendukung kegiatan dengan menyediakan
dan menggunakan sumber-sumber belajar yang nyata dan ada di
lingkungan sekitar anak. Sumber belajar yang tidak tersedia secara
nyata dapat dihadirkan dengan dukungan teknologi dan buku bacaan
anak.
1. Struktur Kurikulum
a. Kurikulum Merdeka
Struktur Kurikulum Merdeka MI...........................disusun
dengan mengacu pada struktur kurikulum yang terdapat dalam
KMA Nomor 347 Tahun 2022 tentang Pedoman Implementasi
Kurikulum Merdeka pada Madrasah. Struktur Kurikulum pada
pendidikan dasar dibagi menjadi 2 (dua) kegiatan utama, yaitu:
1) Pembelajaran intrakurikuler; dan
2) Projek penguatan profil pelajar Pancasila.
Kegiatan pembelajaran intrakurikuler untuk setiap mata
pelajaran mengacu pada capaian pembelajaran. Kegiatan projek
penguatan profil pelajar Pancasila ditujukan untuk memperkuat
upaya pencapaian profil pelajar Pancasila yang mengacu pada
Standar Kompetensi Lulusan.
Pemerintah mengatur beban belajar untuk setiap muatan
atau mata pelajaran dalam Jam Pelajaran (JP) per tahun.
MI...........................mengatur alokasi waktu setiap minggunya
22
secara fleksibel dalam 1 (satu) tahun ajaran.
MI...........................menambahkan muatan lokal “Bahasa
Inggris” sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Struktur kurikulum SD/MI dibagi menjadi 3 (tiga) Fase,
yaitu:
1. Fase A untuk kelas I dan kelas II;
2. Fase B untuk kelas III dan kelas IV; dan
3. Fase C untuk kelas V dan kelas VI.
MI...........................Probolinggo mengorganisasikan
muatan pembelajaran menggunakan pendekatan mata pelajaran
dan atau tematik.
Proporsi beban belajar di MI...........................terbagi
menjadi 2 (dua), yaitu:
1) pembelajaran intrakurikuler; dan
2) projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan
sekitar 20% (dua puluh persen) beban belajar per tahun.
23
Tabel 1. Struktur Kurikulum MI
Alokasi Waktu Mata Pelajaran MI...........................Probolinggo Kelas
I dan Kelas II
(Asumsi 1 Tahun = 36 minggu dan 1 JP = 35 menit)
Jumlah
Jam Profil Tatap
Tatap Alokasi Pelajar Muka
Jumlah Pancasil peming
Muka Intrakuriku
Minggu a gu
Mata Pelajaran (JTM) ler Per
pertah Rahmat
per Tahun an Lil
un
Mingg (Minggu) Alamin
u ( PPRA )
1. Pendidikan
Agama Islam*;
a. Al Quran 37 2 74 15
Hadis
b. Akidah 37 2 74
Akhlak
c. Fikih 37 2 74
d. SKI
2. Bahasa Arab 37 2 74
3. Pendidikan 37 4 148
Pancasila
4. Bahasa 37 6 222
Indonesia
5. Matematika 37 5 185
6. Ilmu 37 5 185
Pengetahuan
Alam dan
Sosial
7. Pendidikan 37 3 111
Jasmani
Olahraga dan
Kesehatan
8. Seni dan 37 3 111
Budaya:
a. Seni Musik
b. Seni Tari
c. Seni Teater
10 Mulok 37 3 111
.
11 Profil Pelajar 14 2 28
Pancasila
Rahmatan Lil
Alamin
( PPPRA )
Total** 421 1397
24
Alokasi Waktu Mata Pelajaran MI...........................
Kelas IV dan Kelas V
(Asumsi 1 Tahun = 37 minggu dan 1 JP = 35 menit)
Jam
Tatap Alokasi
Jumlah
Muka Intrakurikule
Mata Pelajaran Minggu
(JTM) r Per Tahun
pertahun
per (Minggu)
Minggu
1. Pendidikan
Agama Islam*;
a. Al Quran 37 2 74
Hadis
b. Akidah 37 2 74
Akhlak
c. Fikih 37 2 74
d. SKI 37 2 74
2. Bahasa Arab 37 2 74
3. Pendidikan 37 4 148
Pancasila
4. Bahasa 37 6 222
Indonesia
5. Matematika 37 5 185
6. Ilmu 37 5 185
Pengetahuan
Alam dan Sosial
7. Pendidikan 37 3 111
Jasmani
Olahraga dan
Kesehatan
8. Seni dan 37 3 111
Budaya:
a. Seni Musik
b. Seni Tari
c. Seni Teater
9. Bahasa Inggris 37 2 74
12. Aswajah/Al- 37 5 185
Islam
13 Profil Pelajar 14 2 28
Pancasila Rahmatan
Lil Alamin
( PPPRA )
Total** 495 1619
25
Keterangan:
1. Perhitungan waktu disampaikan dalam satu tahun,
madrasah dalam memanfaatkan waktu yang tersedia dapat
merencanakan sendiri menjadi setiap minggu,dua
mingguan, tiga mingguan, bulanan atau bahkan secara
blok materi dengan memanfaatkan waktu yang diperlukan
untuk mewujudkan capaian pembelajaran.
Pertimbangannya adalaf efektivitas pembelajaran yang
hendak dicapai oleh setiap mata pelajaran atau kolaboratif
beberapa mata pelajaran
2. Asumsi 1 Tahun = 37 pekan dan 1 JP = 35 menit untuk
kelas I – V
3. Asumsi 1 Tahun = 33 pekan dan 1 JP = 35 menit untuk
kelas VI
4. Angka dalam kurung, contoh (2),(3),(5) atau lainnya hanya
merupakan alat perhitungan perpekan, bukaN satuan
waktu yang harus ditempuh dalam satu pekan. Dalam hal
ini madrasah memiliki kewenangan yang bebas
berdasarkan kebutuhan belajar siswa dalam
meperhitungkan kebutuhan waktu belajar siswa. Madrasah
dapat memperhitungkan waktu berdasarkan pekan atau
capaian pembelajaran berdasarkan efektivitas kebutuhan
belajar siswa
5. * Diikuti oleh seluruh peserta didik madrasah
6. ** Satuan pendidikan menyediakan minimal 1 (satu) jenis
seni atau prakarya (Seni Musik, Seni Rupa, Seni Teater,
Seni Tari, dan/atau Prakarya). Peserta didik memilih 1
(satu) jenis seni atau prakarya di madrasah.
7. **** Madrasah dapat mengembangkan muatan local sesuai
dengan kekhasan madrasah dan kebutuhan daerah.
8. ***** Total JP tidak termasuk mata pelajaran Muatan Lokal
dan/atau mata pelajaran tambahan yang diselenggarakan
oleh satuan pendidikan.
26
9. Madrasah dapat melakukan penambahan dan/atau
relokasi jam pelajaran sesuai dengan kebutuhan dan
ketersediaan waktu di madrasah
10. Madrasah dapat menentukan model pembelajarannya
sesuai kebutuhan belajar siswa, misalnya pembelajaran
konvensional, pembelajaran berbasis proyek untuk satu
mata pelajaran atau kolaborasi beberapa mata pelajaran
dengan berbasis tema, pembelajaran model blok untuk
satu kompetensi dalam satuan waktu tertentu, atau inovasi
lain yang dirancang oleh madrasah
MI........................... melakukan inovasi dan
pengembangan kurikulum tingkat satuan pendidikan sesuai
dengan visi, misi, tujuan dan kebutuhan madrasah.
b. Kurikulum KTSP
Struktur Kurikulum Kelas III dan kelas VI
Struktur kurikulum disusun mengacu pada struktur kurikulum yang
terdapat dalam KMA Nomor 184 Tahun 2019 sebagai berikut;
Tabel 3.1 : Struktur Kurikulum Madrasah Ibtidaiyah Nurul Hidayah
Mata Pelajaran Alokasi Waktu Perpekan
Kelompok A I II III IV V VI
1. Pendidikan Agama Islam
a. Al-Qur’an Hadis 2 2 2 2 2 2
b. Akidah Akhlak 2 2 2 2 2 2
c. Fikih 2 2 2 2 2 2
d. Sejarah Kebudayaan Islam - - 2 2 2 2
2 Pendidikan Pancasila dan
5 5 6 4 4 4
Kewarganegaraan
3 Bahasa Indonesia 8 9 10 7 7 7
4 Bahasa Arab 2 2 2 2 2 2
5 Matematika 5 6 6 6 6 6
6 Ilmu Pengetahuan Alam - - - 3 3 3
7 Ilmu Pengetahuan Sosial - - - 3 3 3
Kelompok B
27
1 Seni Budaya dan Prakarya* 4 4 4 5 5 5
2. Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi
pembelajaran yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase,
dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan
menengah, CP disusun untuk setiap mata pelajaran.
a. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Al-Qur’an Hadis
1) Fase A
28
Pada akhir Fase A, elemen tajwid peserta didik mampu
mengenal huruf hijaiah secara terpisah dan bersambung,
beserta tanda bacanya, bacaan Ghunnah, Al-Qamariyah,
dan Al-Syamsiyah. Pada elemen Al-Qur’an peserta didik
mampu melafalkan, menghafalkan, memahami arti surah-
surah pendek/ pilihan, dan membiaakan diri tilawah,
tadabbur serta mengamalkannya dalam kehidupan sehari-
hari. Pada elemen hadits, peserta didik mampu melafalkan,
menghafalkan, memahami hadits tentang kebersihan dan
keutamaan belajar agar memiliki pola perilaku hidup bersih
dan semangat bvelajar sepanjang hayat.
2) Fase B
Pada akhir Fase B, elemen tajwid, peserta didik mampu
memahami hukum bacaan Qalqalah, Mad Thabi’i, Izhar,
Ikhfa’, Idgham Bighunnah, Idgham Bilaghunnah, dan Iqlab
agar terbiasa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar.
Pada elemen Al-Qur’an, peserta didik mampu melafalkan,
menghafalkan, memahami, mengomunikasikan arti dan isi
kandungan surah-surah pendek/pilihan secara tekstual dan
kontekstual. Pada elemen hadis, peserta didik mampu
melafalkan, menghafalkan, memahami, mengomunikasikan
arti dan kandungan hadis tentang shalat berjama’ah,
persaudaraan, takwa, niat dan silaturahmi, serta
menerapkannya dalam kehiadupan sehari-hari.
29
mengomunikasikannya agar dapat meykini kebenaran
Alquran sebagai pedoman hidup dan mengamalkannya dalam
kehidupan sehari – hari. Pada elemen hadits peserta didik
mampu melafalkan menghafalkan menganalisa dan
mengomunikasikan arti dan isi kandungan hadits tentang ciri
– ciri orang munafik menyayangi anak yatim, terurtama
memberi dan amal salih agar mampu berfikir kritis dan
menerapkannya dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
30
Pada elemen akhlak, peserta didik menghormati dan
berbakti kepada orang tua dan guru, menyampaikan
ungkapan positif (kalimah tayyibah) dalam keseharian, dan
memahami arti keragaman sebagai sebuah ketentuan Allah
SWT. (sunnatullah). Pada elemen adab, peserta didik
mengenal normayang di lingkungan sekitarnya dan
lingkungan yang lebih luas, percaya diri, memahami
pentingnya mjusyawarah untuk mencapai kesepakatan dan
pentingnya persatuan. Pada elemen kisah keteladanan,
peserta didik mampu menceritakan kisah keteladanan nabi
dan rasul, para sahabat, dan orang-orang saleh dan
meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari.
3) Fase C ( Kelas V dan VI )
Pada akhir fase C pada elemen akidah peserta didik
mampu memahami asmaul husna peristiwa akhir qada dan
qadar. Pada elemen akhlak peserta didik mampu
mengungkapkan kalimah tayyibah menerapkan sifat – sifat
terpuji dan menghindari sifat tercela dalam kehidupan sehari
– hari. Pada elemen adab peserta didik mampu
mempraktikkan nilai nilai kesopanan dan tata krama
terhadap diri sendiri, dalam hubungannya dengan Allah
S.W.T dan sesama manusia. Sedangkan padsa elemen kisah
keteladanan peserta didik mampu memahami dan
meneladani kisah nabi dan rasul sahabat, dan orang saleh
dalam kehidupan sehari – hari.
c. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Fikih
1) Fase A
Pada akhir Fase A, peserta didik diharapkan sudah
mengenal rukun Islam dan melafalkan syahadatain dengan
menghayati maknanya sebagai pengakuan ketundukan
kepada agama. Di fase A ini peserta didik juga mampu
membiasakan untuk menjalankan aturan fikih yang
mendasar dalam beribadah kepada Allah SWT.
31
2) Fase B
Pada akhir Fase B, dalam elemen fikih ibadah, peserta didik
sudah terbiasa melaksanakan puasa dan shalat serta
mengetahui rukhshah dalam shalat. Di Fase B ini peserta
didik juga mempersiapkan diri menghadapi masa taklif
dengan memahami ketentuan khitan dan tanda-tanda
baligh.
3) Fase C ( Kelas V dan VI )
Pada akhir fase C dalam elemen fikih ibadah peserta
didik dibiasakan melakukan zakat infak sedekah dan
kurban untuk menjalankan perintah agama yang memiliki
dimensi sosial dan dapat menumbuhkan perilaku peduli
kepada sesama. Di samping itu, peserta didik juga
dikenalkan ketentuan ibadah haji dan umrah untuk
menumbuhkan kesadaran menjalankan 5 / lima rukun
islam secara lengkap.
Dalam elemen fikih muamalah peserta didik dikenalkan
pada konsep muamalah sederhana dalam kehidupannya
sehari – hari. Disamping itu, ketentuan makanan dan
minuman yang halal dan haram juga dikenalkan agar dapat
membiasakan dan mengonsumsi makanan yang halal dan
baik.
32
bagi seluruh alam dan menjadikannya inspirasi dalam
menjalankan sikap santun dan peduli di kehidupan masa
kini. Memahami peristiwa kerasulan Rasulullah Saw.,
ketabahan Rasulullah Saw. Dan para sahabat dalam
berdakwah, peristiwa hijrah Rasulullah Saw., dan
menganalisis latar belakang Isra’ Mikraj Rasulullah Saw.
Sebagai inspirasi dalam menjalankan sikap gighih
menghadapi tantangan era digital.
2) Fase C ( Kelas V dan VI)
Fase C diperlukan bagi peserta didik mempelajari
sejarah kebudayaan islam periode Rasulullah SAW.
Khulafaurrasyidin dan islam di nusantara. pada perode
Rasulullah peserta didik mampu menganalisis dakwa dan
upaya Rasulullah SAW. Dalam menegakkan berbagai
kesepakatan dengan kelompok non muslim di madinah
sebagai inspirasi dalam menerapkan sikap toleeransi dan
perdamaian di masa kini dan tantangan era digital.
Menganalisis peristriwa – peristiwa pada masa menjelang
akhir hayat Rasulullah saw. Sebagai pembelajaran bagi
kehidupan masa kini.
Pada periode Khulafaurasyidin peserta didik
mampu menganalisis peserta didik mampu menganalisis
kisah teladan Abu Bakar as-Siddiq Umar bin Khatta, Utsman
bin Affan, Ali bin Abi Thalib sebagai inspirasi menerapkan
jiwa kepemimpinan yang demokratis dan optimis dalam
meraih cita – cita.
e. Capaian Pembelajaran Mata Pelajaran Bahasa Arab
1) Fase A ( I dan II )
Pada akhir Fase A, peserta didik memiliki kemampuan
mendengarkan komponen bahasa, meniru huruf, kata, tanda
baca, frasa, kalimat, dan membaca, memahami teks tertulis
atau teks visual, serta memaparkannya dalam kalimat yang
sangat sedrhana.
33
2) Fase B ( III dan IV )
Pada akhir Fase B, peserta didik memiliki kemampuan
memahami kosakata, perintah, sapaan, pertanyaan, dan
berbicara, membaca, memahami, wacana yang sangat
sederhana dalam teks tertulis atau teks visual, serta
memaparkannya sesuai tata bahasa dan konteks secara tulis
dan lisan.
3) Fase C ( kelas V dan VI )
Pada akhir fase C, peserta didik memiliki kemampuan
memahami ide pokok dan membuat tanggapan, serta
merespon percakapan yang sangat sederhana, membaca dan
memahami wacana singkat dalam teks tertulis atau teks
visual, serta memaparkannnya sesuai tata bahasa dan
konteks secara tulis dan lisan.
f. Capaian Pembelajaran Pendidikan Pancasila
1) Fase A
Peserta didik mampu mengenal dan menceritakan simbol
dan sila-sila Pancasila dalam lambang negara Garuda
Pancasila; mengidentifikasi dan menjelaskan hubungan
antara simbol dan sila dalam lambang negara Garuda
Pancasila; menerapkan nilai-nilai Pancasila di lingkungan
keluarga dan sekolah; mengenal aturan di lingkungan
keluarga dan sekolah; menceritakan contoh sikap mematuhi
dan tidak mematuhi aturan di keluarga dan sekolah;
menunjukkan perilaku mematuhi aturan di keluarga dan
sekolah.
Peserta didik mampu menyebutkan identitas dirinya sesuai
dengan jenis kelamin, ciri-ciri fisik, dan hobinya;
menyebutkan identitas diri (fisik dan non fisik) keluarga dan
teman-temannya di lingkungan rumah dan di sekolah;
menceritakan dan menghargai perbedaan baik fisik (contoh:
warna kulit, jenis rambut, dll) maupun nonfisik (contoh:
34
miskin, kaya, dll) keluarga dan teman-temannya di
lingkungan rumah dan sekolah.
Peserta didik mampu mengidentifikasi dan menceritakan
bentuk kerja sama dalam keberagaman di lingkungan
keluarga dan sekolah; mengenal ciri-ciri fisik lingkungan
keluarga dan sekolah, sebagai bagian tidak terpisahkan dari
wilayah NKRI; dan menyebutkan contoh sikap dan perilaku
menjaga lingkungan sekitar serta mempraktikkannya di
lingkungan keluarga dan sekolah.
2) Fase B
Peserta didik mampu memahami dan menjelaskan makna
sila-sila Pancasila serta menceritakan contoh penerapan sila
Pancasila dalam kehidupan sehari-hari; menerapkan nilai-
nilai Pancasila di lingkungan keluarga, sekolah, dan
masyarakat; mengidentifikasi aturan di keluarga, sekolah,
dan lingkungan sekitar tempat tinggal serta
melaksanakannya dengan bimbingan orang tua dan guru;
mengidentifikasi dan menyajikan hasil identifikasi hak dan
kewajiban sebagai anggota keluarga dan sebagai warga
sekolah; dan melaksanakan kewajiban dan hak sebagai
anggota keluarga dan sebagai warga sekolah.
Peserta didik mampu menjelaskan identitas diri, keluarga,
dan teman-temannya sesuai budaya, minat, dan
perilakunya; mengenali dan menyebutkan identitas diri (fisik
dan non-fisik) orang di lingkungan sekitarnya; menghargai
perbedaan karakteristik baik fisik (contoh : warna kulit, jenis
rambut, dll) maupun non fisik (contoh : miskin, kaya, dll)
orang di lingkungan sekitar; menghargai kebinekaan suku
bangsa, sosial budaya, dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika;
mengidentifikasi dan menyajikan berbagai bentuk
keberagaman suku bangsa, sosial budaya di lingkungan
sekitar; memahami lingkungan sekitar
(RT/RW/desa/kelurahan, dan kecamatan) sebagai bagian
35
tidak terpisahkan dari wilayah NKRI; dan menampilkan
sikap kerja sama dalam berbagai bentuk keberagaman suku
bangsa, sosial, dan budaya di Indonesia yang terikat
persatuan dan kesatuan.
3) Fase C
Pada fase ini, peserta didik mampu: memahami
dan menyajikan hubungan antarsila dalam
Pancasila sebagai suatu kesatuan yang utuh;
mengidentifikasi dan menyajikan makna nilai-nilai
Pancasila sebagai pandangan hidup berbangsa dan
bernegara; menerapkan nilai-nilai Pancasila di
lingkungan keluarga, sekolah, dan masyarakat;
menganalisis dan menyajikan hasil analisis bentuk-
bentuk sederhana norma, aturan, hak, dan
kewajiban dalam kedudukannya sebagai anggota
keluarga, warga sekolah, dan bagian dari
masyarakat; menganalisis secara sederhana dan
menyajikan hasil analisis pelaksanaan norma,
aturan, hak, dan kewajiban sebagai anggota
keluarga, dan warga sekolah; melaksanakan
kewajiban dan hak sebagai anggota keluarga,
warga sekolah, dan bagian dari masyarakat; dan
mempraktikkan membuat kesepakatan dan aturan
bersama serta menaatinya dalam kehidupan sehari-
hari di keluarga dan di sekolah.
Menganalisis, menyajikan hasil analisis,
menghormati, menjaga, dan melestarikan keragaman
budaya dalam bingkai Bhinneka Tunggal Ika di
lingkungan sekitarnya; mengenal wilayahnya
dalam konteks kabupaten/kota, provinsi sebagai
bagian yang tidak terpisahkan dari wilayah NKRI;
dan membangun kebersamaan, persatuan, dan
36
berkontribusi menciptakan kenyamanan di sekolah
dan lingkungan sekitar.
2) Fase B
Peserta didik memiliki kemampuan berbahasa untuk
berkomunikasi dan bernalar, sesuai dengan tujuan, kepada
teman sebaya dan orang dewasa tentang hal-hal menarik di
lingkungan sekitarnya. Peserta didik menunjukkan minat
terhadap teks, mampu memahami dan menyampaikan
gagasan dari teks informatif, serta mampu mengungkapkan
gagasan dalam kerja kelompok dan diskusi, serta
memaparkan pendapatnya secara lisan dan tertulis. Peserta
didik mampu meningkatkan penguasaan kosakata baru
melalui berbagai kegiatan berbahasa dan bersastra dengan
topik yang beragam. Peserta didik mampu membaca dengan
fasih dan lancar.
37
3) Fase C
Pada akhir fase C, peserta didik memiliki
kemampuan berbahasa untuk berkomunikasi dan
bernalar sesuai dengan tujuan dan konteks sosial.
Peserta didik menunjukkan minat terhadap teks,
mampu memahami, mengolah, dan menginterpretasi
informasi dan pesan dari paparan lisan dan tulis
tentang topik yang dikenali dalam teks narasi dan
informatif.
Peserta didik mampu menanggapi dan
mempresentasikan informasi yang dipaparkan;
berpartisipasi aktif dalam diskusi; menuliskan
tanggapannya terhadap bacaan menggunakan
pengalaman dan pengetahuannya; menulis teks
untuk menyampaikan pengamatan dan
pengalamannya dengan lebih terstruktur. Peserta
didik memiliki kebiasaan membaca untuk hiburan,
menambah pengetahuan, dan keterampilan.
h. Capaian Pembelajaran Matematika
1) Fase A
Pada akhir fase A, peserta didik dapat menunjukkan
pemahaman dan memiliki intuisi bilangan (number sense)
pada bilangan cacah sampai 100, termasuk melakukan
komposisi (menyusun) dan dekomposisi (mengurai) bilangan
tersebut. Mereka dapat melakukan operasi penjumlahan dan
pengurangan pada bilangan cacah sampai 20, dan dapat
memahami pecahan setengah dan seperempat. Mereka dapat
mengenali, meniru, dan melanjutkan pola-pola bukan
bilangan. Mereka dapat membandingkan panjang, berat, dan
durasi waktu, serta mengestimasi panjang menggunakan
satuan tidak baku. Peserta didik dapat mengenal berbagai
bangun datar dan bangun ruang, serta dapat menyusun dan
mengurai bangun datar. Mereka dapat menentukan posisi
38
benda terhadap benda lain. Peserta didik dapat
mengurutkan, menyortir, mengelompokkan,
membandingkan, dan menyajikan data menggunakan turus
dan piktogram paling banyak 4 kategori.
2) Fase B
Pada akhir fase B, peserta didik dapat menunjukkan
pemahaman dan intuisi bilangan (number sense) pada
bilangan cacah sampai 10.000. Mereka dapat melakukan
operasi penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah
sampai 1.000, dapat melakukan operasi perkalian dan
pembagian bilangan cacah, dapat mengisi nilai yang belum
diketahui dalam sebuah kalimat matematika, dan dapat
mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola gambar
atau obyek sederhana dan pola bilangan yang berkaitan
dengan penjumlahan dan pengurangan bilangan cacah
sampai 100. Mereka dapat menyelesaikan masalah berkaitan
dengan kelipatan dan faktor, masalah berkaitan dengan
uang menggunakan ribuan sebagai satuan. Mereka dapat
membandingkan dan mengurutkan antar-pecahan, serta
dapat mengenali pecahan senilai. Mereka dapat
menunjukkan pemahaman dan intuisi bilangan (number
sense) pada bilangan desimal, dan dapat menghubungkan
pecahan desimal dan perseratusan dengan persen. Peserta
didik dapat mengukur panjang dan berat benda
menggunakan satuan baku, dan dapat menentukan
hubungan antar-satuan baku panjang. Mereka dapat
mengukur dan mengestimasi luas dan volume menggunakan
satuan tidak baku dan satuan baku berupa bilangan cacah.
Peserta didik dapat mendeskripsikan ciri berbagai bentuk
bangun datar dan dapat menyusun (komposisi) dan
mengurai (dekomposisi) berbagai bangun datar dengan satu
cara atau lebih jika memungkinkan. Peserta didik dapat
mengurutkan, membandingkan, menyajikan, menganalisis
39
dan menginterpretasi data dalam bentuk tabel, diagram
gambar, piktogram, dan diagram batang (skala satu satuan).
3) Fase C
Pada akhir fase C, peserta didik dapat menunjukkan
pemahaman dan intuisi bilangan (number sense)
pada bilangan cacah dengan 1.000.000. Mereka
dapat melakukan operasi aritmetika pada
bilangan cacah sampai 100.000. Mereka dapat
membandingkan dan mengurutkan berbagai
pecahan, melakukan operasi penjumlahan dan
pengurangan pecahan, serta melakukan operasi
perkalian dan pembagian pecahan dengan bilangan
asli. Mereka dapat membandingkan dan
mengurutkan bilangan desimal dan mengubah
pecahan menjadi desimal. Mereka dapat mengisi
nilai yang belum diketahui dalam sebuah kalimat
matematika yang berkaitan dengan operasi
aritmetika pada bilangan cacah sampai 1000.
Mereka dapat menyelesaikan masalah yang
berkaitan dengan KPK dan FPB dan masalah yang
berkaitan dengan uang. Mereka dapat
mengidentifikasi, meniru, dan mengembangkan pola
bilangan membesar yang melibatkan perkalian dan
pembagian. Mereka dapat bernalar secara
proporsional dan menggunakan operasi perkalian
dan pembagian dalam menyelesaikan masalah
sehari-hari dengan rasio dan atau yang terkait
dengan proporsi.
Peserta didik dapat menentukan keliling dan luas
beberapa bentuk bangun datar dan gabungannya.
Mereka dapat mengonstruksi dan mengurai
beberapa bangun ruang dan gabungannya, dan
mengenali visualisasi spasial. Mereka dapat
40
membandingkan karakteristik antar bangun datar
dan antar bangun ruang. Mereka dapat menentukan
lokasi pada peta yang menggunakan sistem
berpetak.
Peserta didik dapat mengurutkan, membandingkan,
menyajikan, dan menganalisis data banyak benda
dan data hasil pengukuran dalam bentuk beberapa
visualisasi dan dalam tabel frekuensi untuk
mendapatkan informasi. Mereka dapat menentukan
kejadian dengan kemungkinan yang lebih besar
dalam suatu percobaan acak.
I. Capaian Pembelajaran IPAS
1) Fase A
Di fase ini, umumnya peserta didik bisa mengoptimalkan
kemampuan indranya untuk mengamati, bertanya,
mencoba, dan menceritakan pengalaman belajar yang telah
diperolehnya terkait peristiwa yang terjadi di lingkungan
sekitarnya baik secara verbal maupun nonverbal dengan
menggunakan berbagai media (gambar/ simbol/karya). Di
akhir fase A, peserta didik diharapkan belajar untuk
melakukan proses inkuiri, yaitu: mengamati dan
mengajukan pertanyaan terkait apa yang ada pada dirinya
maupun kondisi/fenomena/peristiwa sederhana yang terjadi
di lingkungan sekitar rumah dan sekolah. Selanjutnya
peserta didik mengusulkan ide/menalar, melakukan
investigasi/ penyelidikan/ percobaan, mengomunikasikan,
menyimpulkan, merefleksikan, dan mengaplikasikan
pengalaman belajar dari proses inkuiri yang sudah
dilakukannya.
2) Fase B
Pada Fase B peserta didik mengidentifikasi keterkaitan
antara pengetahuan-pengetahuan yang baru saja diperoleh
serta mencari tahu bagaimana konsep-konsep Ilmu
41
Pengetahuan Alam dan Sosial berkaitan satu sama lain yang
ada di lingkungan sekitar dalam kehidupan sehari-hari.
Penguasaan peserta didik terhadap materi yang sedang
dipelajari ditunjukkan dengan menyelesaikan tantangan
yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Selanjutnya
peserta didik mengusulkan ide/menalar, melakukan
investigasi/ penyelidikan/ percobaan, mengomunikasikan,
menyimpulkan, merefleksikan, mengaplikasikan dan
melakukan tindak lanjut dari proses inkuiri yang sudah
dilakukannya.
3) Fase C
Pada Fase C peserta didik diperkenalkan dengan
sistem - perangkat unsur yang saling terhubung
satu sama lain dan berjalan dengan aturan-aturan
tertentu untuk menjalankan fungsi tertentu -
khususnya yang berkaitan dengan bagaimana alam
dan kehidupan sosial saling berkaitan dalam
konteks kebhinekaan. Peserta didik melakukan
suatu tindakan, mengambil suatu keputusan atau
menyelesaikan permasalahan yang berkaitan
dengan kehidupan sehari-hari berdasarkan
pemahamannya terhadap materi yang telah
dipelajari.
42
kebugaran dan pola perilaku hidup sehat, menunjukkan
perilaku awal tanggung jawab personal dan sosial, serta
menerima nilai-nilai aktivitas jasmani.
2) Fase B
Pada akhir fase B, peserta didik dapat menunjukkan
kemampuan dalam memvariasikan dan mengombinasikan
berbagai aktivitas pola gerak dasar dan keterampilan gerak
secara mandiri (tanpa meniru contoh) dilandasi dengan
penerapan prosedur gerak yang benar, menerapkan prosedur
aktivitas jasmani untuk pengembangan kebugaran dan pola
perilaku hidup sehat, menunjukkan perilaku tanggung
jawab personal dan sosial dalam jangka waktu tertentu
secara konsisten, serta mendukung nilai-nilai aktivitas
jasmani.
3) Fase C
43
Pada akhir Fase B, peserta didik dapat memberi kesan
dan mendokumentasikan musik yang dialaminya dalam
bentuk lisan, tulisan, gambar, maupun bentuk lainnya.
Peserta didik menjalani kebiasaan praktik musik yang
baik dan rutin (disiplin kreatif) dalam berpraktik musik
sederhana untuk kelancaran dan keluwesannya
menjalani dan mengembangkan kemampuan musikalitas
baik bagi diri sendiri maupun secara bersama-sama serta
mendapatkan kesan baik atas pengalamannya tersebut.
Peserta didik semakin dapat menyimak, melibatkan diri
secara aktif dalam praktik-praktik bermusik (bernyanyi,
bermain alat/media musik, mendengarkan, membuat
musik), semakin lancar dalam mengimitasi bunyi-musik
sederhana.
c) Fase C
Pada akhir Fase C, peserta didik
menunjukkan kepekaannya terhadap unsur-
unsur bunyi-musik dan konteks sederhana dari
sajian musik seperti: lirik lagu, kegunaan musik
yang dimainkan, serta keragaman budaya yang
melatarbelakanginya. Peserta didik mampu
berpartisipasi dalam aktivitas musikal dan
mampu memberikan respon yang memadai
dengan lancar dan luwes, sederhana,
terencana/situasional, baik secara individu
maupun kelompok (bersama-sama, dengan
menyadari pentingnya orang/pihak lain,
persatuan, kekompakan, dan kebersamaan).
Peserta didik mampu memberi kesan dan
mendokumentasikan musik yang dialaminya
dalam bentuk yang dapat dikomunikasikan
secara lebih umum seperti: lisan, tulisan gambar,
notasi musik, dan audio. Peserta didik mampu
44
menjalani kebiasaan praktik musik yang baik
dan rutin dalam melakukan praktik musik
mulai persiapan, penyajian, hingga setelah musik
selesai disajikan. Peserta didik perlu memiliki
kemampuan memilih, memainkan dan
menghasilkan karya-karya musik sederhana
yang mengandung nilai-nilai lokal-global yang
positif, berperan secara aktif, kreatif, artistik,
untuk mendapatkan pengalaman dan kesan baik
untuk perbaikan dan kemajuan diri sendiri dan
bersama.
2. Seni Rupa
a) Fase A
Di akhir fase A, peserta didik mampu mengamati,
mengenal, merekam, merespon dan mengekspresikan
pengalaman kesehariannya secara visual dalam karya 2
atau 3 dimensi dengan menggunakan bentuk-bentuk
dasar geometris yang menunjukkan konsep bentuk yang
jelas.
b) Fase B
Di akhir fase B, peserta didik mampu menuangkan
pengalamannya secara visual sebagai ungkapan ekspresi
kreatif dengan rinci walaupun hasilnya belum
menunjukkan proporsi yang optimal. Diharapkan pada
akhir fase ini, peserta didik mampu mengenal dan dapat
menggunakan keterampilan atau pengetahuan dasar
tentang unsur rupa garis, bentuk, tekstur, ruang, dan
warna dengan bahan, alat, dan prosedur yang dipilih
dalam menciptakan karya 2 dan 3 dimensi.
c) Fase C
3. Seni Tari
a) Fase A
Pada akhir fase, peserta didik mampu mengemukakan
pencapaian diri dalam mengenal unsur utama tari, gerak
di tempat, dan gerak berpindah tempat, melalui
pengamatan bentuk tari sebagai pengetahuan dasar
dalam membuat gerak tari yang dipertunjukkan sesuai
norma/perilaku dengan percaya diri sehingga dapat
menumbuhkan rasa keingintahuan dan antusiasme.
b) Fase B
Pada akhir fase, peserta didik mampu menilai hasil
pencapaian diri dalam mengenal tari sebagai wujud
ekspresi diri, melalui pengamatan bentuk penyajian tari
berdasarkan latar belakang serta pengidentifikasian
dalam menerapkan unsur utama tari, level, perubahan
arah, sebagai bentuk ekspresi tari kelompok yang dapat
menumbuhkan rasa cinta pada seni tari.
c) Fase C
Pada akhir fase, peserta didik mampu
menghargai hasil pencapaian karya tari dengan
mengenal ragam tari tradisi menggunakan unsur
pendukung tari dan menerapkandesain
kelompok pada pertunjukkan melalui
pengamatan berbagai bentuk tari tradisi yang
46
dapat dijadikan inspirasi untuk merespon
fenomena di lingkungan sekitar dengan
mempertimbangkan pendapat orang lain.
4. Seni Teater
a) Fase A
Pada akhir Fase A, peserta didik memahami
elemen-elemen dasar acting melalui proses
bermain seperti gerakan-gerakan sederhana,
respon terhadap sumber bunyi dan suara,
serta cerita atau kejadian sehari-hari dengan
cara penyampaian melalui proses peniruan
(mimesis). Melalui pengalaman ini, peserta
didik mulai memperkaya diri dengan wawasan
tentang mengenal diri sendiri, orang lain dan
lingkungan melalui eksplorasi mimik, suara dan
gerak tubuh. Pada akhir fase ini, peserta didik
mulai mengenali secara sadar dan kemudian
mengekspresikan ragam emosi, belajar
berdisiplin dalam mengikuti instruksi permainan
teater.
b) Fase B
Pada akhir Fase B, peserta didik telah mampu
memahami berbagai teknik dasar akting
(pemeranan) melalui proses meniru (mimesis),
memahami gerak tubuh, suara/vokal secara
lebih mendalam sesuai tokoh/peran.
Selanjutnya, peserta didik mulai mengenal aneka
peran yang berbeda dalam memproduksi
pertunjukan, menyumbang gagasan dan hasil
latihan bersama orang lain sebagai wujud dari
kemampuan bekerja sama. Melalui pengalaman
ini, peserta didik diharapkan mampu
berkolaborasi untuk mencapai pertunjukan
47
dengan mengenal peran dan fungsi masing-
masing serta mampu mengendalikan emosi
dalam berkolaborasi.
c) Fase C
Pada akhir Fase C, peserta didik memahami
ragam teknik berteater sederhana; seperti akting
(pemeranan) dan dinamika kelompok seperti
improvisasi, atau elaborasi penokohan melalui
aksi dan reaksi. Selanjutnya, peserta didik
memahami adanya aturan dalam bermain teater
dan kerja ansambel, gambaran susunan
pertunjukan seperti alur cerita, latar dan tokoh
dalam proses produksi pertunjukan sederhana.
Pada fase ini, peserta didik dapat mulai
diperkenalkan dengan tema cerita tradisi untuk
memperkaya wawasan kebudayaan. Melalui
pengalaman ini, peserta didik diharapkan
mampu berkolaborasi dalam mencapai
pertunjukan, belajar bertanggung jawab atas
peran masing-masing, mampu memberi respon
dan antisipasi untuk menguasai panggung, baik
secara individual maupun kelompok.
48
Capaian Pembelajaran: Peserta didik memahami dampak
aktivitas manusia, baik jangka pendek maupun panjang,
terhadap kelangsungan kehidupan di dunia maupun lingkungan
sekitarnya. Peserta didik juga
membangun kesadaran untuk bersikap dan berperilaku ramah
lingkungan, mempelajari potensi krisis keberlanjutan yang
terjadi di lingkungan sekitarnya serta mengembangkan kesiapan
untuk menghadapi dan memitigasinya.
2) Kearifan Lokal.
Capaian Pembelajaran: Peserta didik membangun rasa ingin
tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi budaya dan
kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta
perkembangannya. Peserta didik mempelajari bagaimana dan
mengapa masyarakat lokal/ daerah berkembang seperti yang
ada, konsep dan nilai-nilai dibalik kesenian dan tradisi lokal,
serta merefleksikan nilai-nilai apa yang dapat diambil dan
diterapkan dalam kehidupan mereka.
49
masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan
kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu narkoba,
pornografi, dan kesehatan reproduksi.
5) Rekayasa dan Teknologi
Capaian Pembelajaran: Peserta didik melatih daya pikir kritis,
kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk
berekayasa membangun produk berteknologi yang memudahkan
kegiatan diri dan sekitarnya.Peserta didik dapat membangun
budaya smart society dengan menyelesaikan persoalan-
persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan
penerapan teknologi, mensinergikan aspek sosial dan aspek
teknologi.
6) Kewirausahaan.
Capaian Pembelajaran: Peserta didik mengidentifikasi potensi
ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam
pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan aspek
lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat. Melalui
kegiatan ini, kreativitas dan budaya kewirausahaan akan
ditumbuhkembangkan. Peserta didik juga membuka wawasan
tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan
masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap
untuk menjadi tenaga kerja profesional penuh integritas.
50
2. Keteladanan (qudwah), yaitu kepeloporan, panutan, inspirator
dan tuntunan. Sehingga dapat diartikan sebagai sikap inspiratif
menjadi pelopor kebaikan untuk kebaikan bersama.
3. Kewarganegaraan dan kebangsaan (muwaṭanah), yaitu sikap
menerima keberadaan agama yang dibuktikan dengan sikap dan
perilaku nasionalisme yang harus dimiliki warga negara yang
meliputi keharusan mematuhi aturan yang berlaku, mematuhi
hukum negara, melestarikan budaya Indonesia.
4. Mengambil jalan tengah (tawassuṭ), yaitu pemahaman dan
pengamalan yang tidak berlebih-lebihan dalam beragama (ifrāṭ)
dan juga tidak mengurangi atau abai terhadap ajaran agama
(tafrīṭ).
5. Berimbang (tawāzun), yaitu pemahaman dan pengamalan agama
secara seimbang yang meliputi semua aspek kehidupan, baik
duniawi maupun ukhrawi, tegas dalam menyatakan prinsip
yang dapat membedakan antara penyimpangan (inḥiraf) dan
perbedaan (ikhtilāf).
6. Lurus dan tegas (I’tidāl), yaitu menempatkan sesuatu pada
tempatnya dan melaksanakan hak dan memenuhi kewajiban
secara proporsional.
7. Kesetaraan (musāwah), yaitu persamaan, tidak bersikap
diskriminatif pada yang lain disebabkan perbedaan keyakinan,
tradisi dan asal usul seseorang.
8. Musyawarah (syūra), yaitu setiap persoalan diselesaikan dengan
jalan musyawarah untuk mencapai mufakat dengan prinsip
menempatkan kemaslahatan di atas segalanya;
9. Toleransi (tasāmuh), yaitu mengakui dan menghormati
perbedaan, baik dalam aspek keagamaan maupun berbagai
aspek kehidupan lainnya.
10. Dinamis dan inovatif (tathawwur wa ibtikâr), yaitu selalu
terbuka untuk melakukan perubahan-perubahan sesuai dengan
perkembangan zaman serta menciptakan hal baru untuk
kemaslahatan dan kemajuan umat manusia. Selanjutnya
51
madrasah dapat mengembangkan tema-tema utama itu menjadi
tema yang sesuai konteks dan kebutuhan belajar siswa.
52
kegiatan membaca merupakan kegiatan individu maupun
berkelompok yang bisa dilakukan untuk memberikan
kesenangan (reading for pleasure). Mereka memahami bahwa
gambar yang terdapat dalam buku yang dibacakan oleh guru
atau gambar yang peserta didik amati memiliki arti. Mereka
merespons secara lisan, visual, dan/atau komunikasi
nonverbal terhadap teks sederhana yang dibacakan atau
gambar yang dilihatnya.
3) Fase C
Pada akhir Fase C, peserta didik memahami dan merespon
teks lisan, tulisan, dan visual sederhana dalam bahasa
Inggris. Mereka menggunakan bahasa Inggris sederhana
untuk berinteraksi dan berkomunikasi dalam situasi yang
familiar/lazim/rutin. Peserta didik memahami hubungan
bunyi huruf pada kosakata sederhana dalam bahasa Inggris
dan menggunakan pemahaman tersebut untuk memahami
dan memproduksi teks tulisan dan visual sederhana dalam
bahasa Inggris dengan bantuan contoh.
B. Ko Kurikuler
Dalam kurikulum operasional di satuan pendidikan
MI...........................dirancang pembelajaran berbasis proyek untuk
penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil
‘Alamin. Pembelajaran ini masuk ke dalam ko-kurikuler yang
dirancang dalam sesuai tema besar yang telah ditentukan dengan
mengintegrasikan beberapa mata pelajaran sebagai bentuk proyek
implementasi Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar Rahmatan lil
‘Alamin di satuan pendidikan.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar
Rahmatan lil ‘Alamin adalah pembelajaran lintas disiplin ilmu untuk
53
mengamati dan memikirkan solusi terhadap permasalahan di
lingkungkan sekitar.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar
Rahmatan lil ‘Alamin merupakan salah satu upaya untuk mencapai
profil pelajar Pancasila dan Rahmatan lil ‘Alamin dengan
menggunakan pembelajaran paradigma baru, sehingga penamahaman
mengenai profil pelajar Pancasila dan Rahmatan lil ‘Almain serta
pembelajaran paradigma baru perlu diupayakan dengan sungguh-
sungguh.
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Profil Pelajar
Rahmatan lil ‘Alamin memberikan kesempatan kepada peserta didik
untuk dapat mengalami pengetahuan secara langsung sebagai proses
penguatan karakter dan juga menjadi kesempatan untuk belajar dari
lingkungan di sekitarnya.
Selain itu juga memberikan kesempatan untuk belajar dalam
situasi tidak formal, struktur belajar yang fleksibel, kegiatan belajar
yang lebih interaktif, dan juga terlibat langsung dengan lingkungan
sekitar untuk menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar
Pancasila.
Dalam kegiatan ini peserta didik memiliki kesempatan untuk
mempelajari tema-tema atau isu penting seperti perubahan iklim,
antiradikalisme, kesehatan mental, budaya, wirausaha, teknologi, dan
kehidupan berdemonstrasi sehingga peserta didik dapat melakukan
aksi nyata dalam menjawab isu tersebut sesuai dengan tahapan
belajar dan kebutuhannya.
Berikut terdapat tahapan pelaksanaan Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil ‘Alamin yang dikembangkan oleh
MI Nurul Hidayah, yaitu :
1. Merancang alokasi waktu dan dimensi Profil Pelajar Pancasila dan
Rahmatan lil ‘Alamin.
MI...........................probolinggo mengalokasikan waktu untuk
Projek Profil per tahun sejumlah 215 JP untuk kelas 1 dan 272 JP
untuk kelas IV.
54
2. Membentuk tim fasilitasi proyek yang berperan merancang proyek,
membuat modul proyek, mengelola proyek, dan mendampingi
peserta didik dalam Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan
Rahmatan lil ‘Alamin.
3. Identifikasi tingkat kesiapan satuan pendidikan, dengan tingkat
satuan pendidikan melakukan refleksi awal dengan menggunakan
bagan identifikasi kesiapan satuan pendidikan untuk menentukan
tahapan menjalankan proyek.
4. Pemilihan tema umum, tim fasilitas bersama pimpinan satuan
pendidikan MI...........................memilih minimal 2 tema fase A, B
dari tujuh tema yang ditetapkan oleh Kemendikbud untuk
dijalankan dalam satu tahun ajaran berdasarkan isu yang relevan
di lingkungan peserta didik yaitu “Gaya Hidup Berkelanjutan”
dan “Bhinneka Tunggal Ika”.
5. Penentuan topik spesifik yang dilakukan oleh tim besar, tim
fasilitasi proyek menentukan ruang lingkup isu yang spesifik
sebagai proyek.
6. Merancang modul proyek yang mana tim fasilitasi bekerja sama
dalam merancang modul proyek dan berdiskusi dalam menentukan
elemen dan sub elemen profil, alur kegiatan proyek serta tipe
asesmen yang sesuai dengan tujuan dan kegiatan proyek
56
Fokus: Akhlak pribadi dan kepada manusia –
Memahami, membiasakan diri, dan pengamalan
bentuk akhlak mahmudah dan akhlak mazmumah
dalam kehidupan sehari-hari.
Tema: Keteladanan (qudwah)
Mengenal bentuk-bentuk keteladanan yang
dicontohkan nabi dan rasul serta sahabat nabi dan
para auliya’
Fokus: Akhlak kepada manusia – Mengenal
Fase A
bentuk-bentuk keteladanan dan meniru sikap
keteladanan untuk menjadi pribadi yang teladan
serta menjadi inspirasi bagi teman dan orang lain
di lingkungan sekitarnya.
Memahami dan mengamalkan bentuk-bentuk
keteladanan yang dicontohkan nabi dan rasul serta
sahabat nabi dan para auliya’
Fokus: Akhlak kepada manusia – Mmehami
Fase B
bentuk-bentuk keteladanan dan mengamalkan
sikap keteladanan untuk menjadi pribadi yang
teladan serta menjadi inspirasi bagi teman dan
orang lain di lingkungan sekitarnya.
C. Ekstrakurikuler
Kegiatan ekstrakurikuler merupakan kegiatan penunjang di
MI...........................sebagai suplemen dalam pendidikan untuk
meningkatkan kecerdasan dan keterampilan peserta didik sesuai
dengan bakat dan minat serta kompetensi lainnya.
Tabel 3. Kegiatan Ekstrakurikuler MI ….
Kegiatan ekstrakurikuler MI...........................meliputi:
A Seni
57
inovasi dalam pembuatan
kaligrafi dengan teknik yang
variatif..
B Keorganisasian
JUMLAH
JUMLAH
ALOKASI JUMLAH JAM
MINGGU JAM
WAKTU 1 JAM PELAJAR
EFEKTIF PELAJARAN
NO KELAS JAM PELAJAR AN
DALAM DALAM
PELAJAR AN PER DALAM
SETAHUN SETAHUN
AN (menit) MINGGU SETAHUN
(menit)
(jam)
1 I 35 36 38 47880 798
2 II 35 36 38 47880 798
3 III 35 40 38 53200 887
4 IV 35 46 38 61180 1.020
5 V 35 46 38 61180 1.020
6 VI 35 46 38 61180 1.020
58
Tabel 5. Waktu Pembelajaran Efektif MI...........................Probolinggo
1. Senin
Jam ke Waktu Keterangan
0 06.30 – 07.00 Upacara Bendera
1 07.00 - 07.35 Kegiatan Belajar Mengajar
2 07.35 – 08.10 Kegiatan Belajar Mengajar
3 08.10 – 08.45 Kegiatan Belajar Mengajar
4 08.45 – 09.20 Kegiatan Belajar Mengajar
09.20 – 09.50 Istirahat
5 09.50 – 10.25 Kegiatan Belajar Mengajar
6 10.25 – 11.00 Kegiatan Belajar Mengajar
7 11.00 - 11.35 Kegiatan Belajar Mengajar
8 11.35 – 12.10 Kegiatan Belajar Mengajar
2. Selasa
Jam ke Waktu Keterangan
0 06.30 – 07.00 Tahlil
1 07.00 - 07.35 Kegiatan Belajar Mengajar
2 07.35 – 08.10 Kegiatan Belajar Mengajar
3 08.10 – 08.45 Kegiatan Belajar Mengajar
4 08.45 – 09.20 Kegiatan Belajar Mengajar
09.20 – 09.50 Istirahat
5 09.50 – 10.25 Kegiatan Belajar Mengajar
6 10.25 – 11.00 Kegiatan Belajar Mengajar
7 11.00 - 11.35 Kegiatan Belajar Mengajar
8 11.35 – 12.10 Kegiatan Belajar Mengajar
3. Rabu
Jam ke Waktu Keterangan
0 06.30 – 07.00 Sholat dhuha dan QS Waqi`ah
1 07.00 - 07.35 Kegiatan Belajar Mengajar
59
Jam ke Waktu Keterangan
2 07.35 – 08.10 Kegiatan Belajar Mengajar
3 08.10 – 08.45 Kegiatan Belajar Mengajar
4 08.45 – 09.20 Kegiatan Belajar Mengajar
09.20 – 09.50 Istirahat
5 09.50 – 10.25 Kegiatan Belajar Mengajar
6 10.25 – 11.00 Kegiatan Belajar Mengajar
7 11.00 - 11.35 Kegiatan Belajar Mengajar
8 11.35 – 12.10 Kegiatan Belajar Mengajar
4. Kamis
Jam ke Waktu Keterangan
0 06.30 – 07.00 Istighosah
1 07.00 - 07.35 Kegiatan Belajar Mengajar
2 07.35 – 08.10 Kegiatan Belajar Mengajar
3 08.10 – 08.45 Kegiatan Belajar Mengajar
4 08.45 – 09.20 Kegiatan Belajar Mengajar
09.20 – 09.50 Istirahat
5 09.50 – 10.25 Kegiatan Belajar Mengajar
6 10.25 – 11.00 Kegiatan Belajar Mengajar
7 11.00 - 11.35 Kegiatan Belajar Mengajar
8 11.35 – 12.10 Kegiatan Belajar Mengajar
5. Jum`at
Jam ke Waktu Keterangan
0 06.30 – 07.00 Yasin
1 07.00 - 07.35 Kegiatan Belajar Mengajar
2 07.35 – 08.10 Kegiatan Belajar Mengajar
3 08.10 – 08.45 Kegiatan Belajar Mengajar
4 08.45 – 09.20 Kegiatan Belajar Mengajar
09.20 – 09.50 Istirahat
5 09.50 – 10.25 Kegiatan Belajar Mengajar
6 10.25 – 11.00 Kegiatan Belajar Mengajar
60
Jam ke Waktu Keterangan
6. Sabtu
Jam ke Waktu Keterangan
0 06.30 – 07.00 SENAM BERSAMA
1 07.00 - 07.35 Kegiatan Belajar Mengajar
2 07.35 – 08.10 Kegiatan Belajar Mengajar
3 08.10 – 08.45 Kegiatan Belajar Mengajar
4 08.45 – 09.20 Kegiatan Belajar Mengajar
09.20 – 09.50 Istirahat
5 09.50 – 10.25 Kegiatan Belajar Mengajar
6 10.25 – 11.00 Kegiatan Belajar Mengajar
7 11.00 - 11.35 Kegiatan Belajar Mengajar
8 11.35 – 12.10 Kegiatan Belajar Mengajar
BAB V
61
PERENCANAAN PEMBELAJARAN
62
1. Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Perumusan dan penyusunan ATP (Alur Tujuan Pembelajaran)
pada MI...........................berfungsi mengarahkan guru dalam
merencanakan, mengimplementasi dan mengevaluasi pembelajaran
secara keseluruhan sehingga CP (Capaian Pembelajaran) diperoleh
secara sistematis, konsisten, terarah dan terukur. Penggunaan kata
kerja operasional dalam rumusan tujuan pembelajaran memfasilitasi
guru dalam mengidentifikasi indikator atau kegiatan/aktivitas
pembelajaran yang tentunya sangat terkait dengan pemilihan materi
ajar dan jenis evaluasi pembelajaran baik formatif maupun sumatif.
Berikut ini ada 7 (tujuh) prinsip yang digunakan oleh
MI...........................dalam menyusun alur tujuan pembelajaran,
yaitu:
1. Sederhana dan Informatif
Dalam merumuskan Alur Tujuan Pembelajaran menggunakan
istilah khusus dengan disertai penjelasan dalam bentuk
glosarium.
2. Esensial dan Kontekstual
Memuat aspek pembelajaran yang sangat mendasar atau
penting yakni kompetensi, konten, dan hasil pembelajaran.
Selain itu, juga mempertimbangkan penyediaan pengalaman
belajar yang relevan dengan kehidupan atau dunia nyata
berupa aktivitas yang menantang, menyenangkan dan
bermakna.
3. Berkesinambungan
Antarfase dan antartujuan pembelajaran saling terkait dan
merupakan capaian secara runtut, sistematis, dan berjenjang
untuk memeroleh CP yang telah ditetapkan dalam setiap mata
pelajaran. Penyusunan dilakukan secara kronologis
berdasarkan urutan pembelajaran dari waktu ke waktu.
63
Pengoptimalan tiga aspek kompetensi yaitu: pengetahuan,
keterampilan, dan sikap yang berjenjang selaras dengan
tahapan kognitif (mengingat, memahami, mengaplikasi,
menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta) serta dimensi
pengetahuan (faktual-konseptual-prosedural-metakognitif).
Pengoptimalan juga dilakukan pada penumbuhan kecakapan
hidup (kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif) serta
beriman, berkebinekaan global, bergotong-royong, kreatif,
bernalar kritis, dan mandiri.
5. Merdeka Belajar
Prinsip utama penyusunan ATP adalah pemahaman istilah
merdeka belajar antara lain:
a) Memerdekakan peserta didik dalam berpikir dan bertindak
pada ranah akademis dan bertanggung jawab secara moral
b) Memfasilitasi dan menginspirasi kreativitas peserta didik
dengan mempertimbangkan keunikan individualnya
(kecepatan belajar, gaya dan minat)
c) Mengoptimalkan peran dan kompetensi guru dalam
merumuskan perencanaan dan pelaksanaan pembelajaran
6. Operasional dan Aplikatif
Rumusan ATP memvisualisasikan dan mendeskripsikan proses
pembelajaran dan penilaian secara utuh yang dapat menjadi
acuan operasional yang aplikatif untuk merancang modul ajar.
7. Adaptif dan Fleksibel
Sesuai dengan karakteristik mata pelajaran, karakteristik
peserta didik, dan karakteristik satuan pendidikan serta
mempertimbangkan alokasi waktu dan relevansi antarmata
pelajaran serta ruang lingkup pembelajaran yakni intra
kurikuler, kokurikuler, dan ekstra kurikuler.
Berikut adalah prosedur yang digunakan
MI...........................dalam menyusun alur tujuan pembelajaran:
64
1. Melakukan analisis Capaian Pembelajaran (CP) yang memuat
materi dan kompetensi pengetahuan, keterampilan, dan sikap.
Ada 3 (dua) fase CP pada sekolah dasar, yaitu:
a) Fase A untuk kelas I dan II
b) Fase B untuk kelas III dan IV
c) Fase C untuk kelas V dan VI
2. Identifikasi kompetensi-kompetensi di akhir fase dan
kompetensi-kompetensi sebelumnya yang perlu dikuasai peserta
didik sebelum mencapai kompetensi di akhir fase.
3. Melakukan analisis setiap elemen dan atau subelemen Profil
Pelajar Pancasila yang sesuai dengan mata pelajaran dan
Capaian Pembelajaran pada Fase tersebut. Ada 6 (enam) dimensi
Profil Pelajar Pancasila, yaitu:
a) beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia
b) mandiri
c) bergotong-royong
d) berkebinekaan global
e) bernalar kritis, dan
f) kreatif
4. Berdasarkan identifikasi kompetensi-kompetensi inti di akhir
fase, selanjutnya merumuskan tujuan pembelajaran dengan
mempertimbangkan kompetensi yang akan dicapai, pemahaman
bermakna yang akan dipahami dan variasi keterampilan berpikir
apa yang perlu dikuasai siswa untuk mencapai Tujuan
Pembelajaran (TP).
5. Setelah tujuan pembelajaran dirumuskan, langkah selanjutnya
adalah menyusun tujuan pembelajaran secara linear
sebagaimana urutan kegiatan pembelajaran yang dilakukan dari
hari ke hari.
6. Menentukan lingkup materi dan materi utama setiap tujuan
pembelajaran (setiap tujuan pembelajaran dapat memiliki lebih
dari satu lingkup materi dan materi utama).
65
7. Berdasarkan perumusan tujuan pembelajaran selanjutnya
menentukan jumlah jam pelajaran yang diperlukan.
2. Modul Ajar
Modul ajar adalah sejumlah alat atau sarana media, metode,
petunjuk, dan pedoman yang dirancang secara sistematis dan menarik.
Modul ajar merupakan implementasi dari Alur Tujuan
Pembelajaran yang dikembangkan dari Capaian Pembelajaran dengan
Profil Pelajar Pancasila sebagai sasaran.
Modul ajar disusun sesuai dengan fase atau tahap perkembangan
peserta didik, mempertimbangkan apa yang akan dipelajari dengan
tujuan pembelajaran, dan berbasis perkembangan jangka panjang.
Guru di MI...........................mengembangkan modul ajar sesuai
dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar peserta didik.
Modul ajar dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam
proses penyusunan. Komponen modul ajar dalam panduan dibutuhkan
untuk kelengkapan persiapan pembelajaran.
Komponen modul ajar yang dikembangkan oleh guru
MI...........................meliputi:
a) Identitas Modul
Terdiri dari: Nama penyusun, institusi, dan tahun disusunnya
modul ajar, Jenjang sekolah (SD), Kelas dan Alokasi waktu.
b) Kompetensi Awal
Kompetensi awal adalah pengetahuan dan/atau keterampilan yang
perlu dimiliki siswa sebelum mempelajari topik tertentu.
Kompetensi awal merupakan ukuran seberapa dalam modul ajar
dirancang.
c) Profil Pelajar Pancasila dan Rahmatan lil ‘Alamin
Merupakan tujuan akhir dari suatu kegiatan pembelajaran yang
berkaitan erat dengan pembentukan karakter peserta didik. Profil
Pelajar Pancasila (PPP) dan Rahamatn lil ‘Alamin dapat tercermin
dalam konten dan/atau metode pembelajaran.
d) Sarana dan Prasarana
66
Merupakan fasilitas dan bahan yang dibutuhkan untuk menunjang
kegiatan pembelajaran. Sarana merujuk pada alat dan bahan yang
digunakan, sementara prasarana di dalamnya termasuk materi dan
sumber bahan ajar lain yang relevan yang digunakan dalam
kegiatan pembelajaran.
Ketersediaan materi disarankan mempertimbangkan kebutuhan
peserta didik baik dengan keterbatasan atau kelebihan. Teknologi,
termasuk sarana dan prasarana yang penting untuk diperhatikan,
dan juga dimanfaatkan agar pembelajaran lebih dalam dan
bermakna.
e) Target Peserta Didik
Peserta didik yang menjadi target yaitu;
1) Peserta didik reguler/tipikal: umum, tidak ada kesulitan dalam
mencerna dan memahami materi ajar.
2) Peserta didik dengan kesulitan belajar: memiliki gaya belajar
yang terbatas hanya satu gaya misalnya dengan audio. Memiliki
kesulitan dengan bahasa dan pemahaman materi ajar, kurang
percaya diri, kesulitan berkonsentrasi jangka panjang, dsb.
3) Peserta didik dengan pencapaian tinggi: mencerna dan
memahami dengan cepat, mampu mencapai keterampilan
berfikir aras tinggi (HOTS), dan memiliki keterampilan
memimpin.
f) Model Pembelajaran
Merupakan model atau kerangka pembelajaran yang memberikan
gambaran sistematis pelaksanaan pembelajaran. Model
pembelajaran dapat berupa model pembelajaran tatap muka,
pembelajaran jarak jauh dalam jaringan (PJJ Daring), pembelajaran
jarak jauh luar jaringan (PJJ Luring), dan blended.
C. Assesmen
Asesmen hasil belajar peserta didik terdiri atas Asesmen hasil
belajar oleh pendidik, Asesmen hasil belajar oleh satuan pendidikan,
dan Asesmen hasil belajar oleh pemerintah. Asesmen hasil belajar oleh
67
pendidik sebagai proses pengumpulan informasi dan data tentang
capaian pembelajaran peserta didik dalam aspek sikap, aspek
pengetahuan, dan aspek keterampilan yang dilakukan secara terencana
dan sistematis yang bertujuan untuk:
1. memantau proses pembelajaran,
2. memetakan kemajuan belajar dan penguasaan kompetensi,
3. perbaikan atau pengayaan hasil belajar melalui penugasan dan
evaluasi hasil belajar,
4. memperbaiki proses pembelajaran selanjutnya.
Konsep asesmen otentik yang dilakukan mengukur dimensi
sikap, pengetahuan dan keterampilan. Variasi bentuk asesmen akan
lebih memperlihatkan kemampuan peserta didik. Rubrik asesmen
dibuat berdasarkan tujuan pembelajaran yang akan dicapai. Materi
pengayaan hanya diperuntukkan peserta didik yang telah melampaui
capaian pembelajaran dan bersifat optional. Sedangkan remedial
merupakan kegiatan wajib dilaksanakan sehingga pembelajaran tetap
berkelanjutan.
Asesmen hasil belajar peserta didik pada jenjang pendidikan
dasar didasarkan pada prinsip asesmen. Dimana asesmen dilakukan
mempertimbangkan karakteristik peserta didik pada setiap kelas
berdasarkan pada hasil proses pembelajaran dalam mencapai semua
aspek kompetensi yang tertera pada tujuan pembelajaran sehingga jelas
kemampuan yang akan diukur dengan prosedur dan kriteria yang jelas.
Prosedur asesmen, kriteria dan dasar pengambilan keputusan terhadap
hasil asesmen dapat diakses oleh pihak yang berkepentingan. Asesmen
di MI...........................bersifat kontinuitas tidak tersekat per kelas,
sehingga hasil asesmen sebelumnya merupakan referensi untuk
asesmen kemudian. Sistem asesmen yang sistematis dan mengacu
pada kriteria harus dapat dipertanggungjawabkan secara teknis,
prosedur dan hasil akhirnya.
Lingkup asesmen hasil belajar oleh pendidik mencakup aspek
sikap, aspek pengetahuan, dan aspek keterampilan. Adapun
mekanisme asesmen hasil belajar oleh pendidik meliputi:
68
1. Rencana strategi asesmen oleh pendidik dilakukan pada saat
penyusunan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP).
2. Asesmen Hasil Belajar oleh pendidik dilakukan untuk memantau
proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar melalui
penugasan dan pengukuran pencapaian satu atau lebih capaian
pembelajaran.
3. Asesmen aspek sikap dilakukan melalui observasi/pengamatan
sebagai sumber informasi utama dan pelaporannya menjadi
tanggungjawab guru kelas.
4. Hasil asesmen pencapaian sikap oleh pendidik disampaikan dalam
bentuk deskripsi.
5. Asesmen aspek pengetahuan dilakukan melalui tes tertulis, tes lisan,
dan penugasan sesuai dengan kompetensi yang dinilai disampaikan
dalam bentuk deskripsi.
6. Asesmen keterampilan dilakukan melalui praktik, produk, proyek,
portofolio, dan/atau teknik lain sesuai dengan kompetensi yang
dinilai.
7. Hasil asesmen pencapaian pengetahuan dan keterampilan oleh
pendidik disampaikan dalam bentuk angka dan/atau deskripsi.
Hasil asesmen kemudian dilakukan analisis atau evaluasi hasil
belajar. Evaluasi ini bertujuan untuk menentukan ketercapaian
pemahaman peserta didik terhadap tujuan capaian pembelajaran dan
penguatan Profil Pelajar Pancasila. Analisis untuk pengetahuan juga
dilakukan untuk menentukan umpan balik pasca penilaian terhadap
peserta didik, yaitu pelaksanaan program remedial dan pengayaan.
Proses evaluasi ini dilakukan baik setelah peserta didik mengerjakan
post tes harian, penilaian harian, assesmen tengah semester dan
assesmen akhir semester serta ssesmen akhir tahun.
Kriteria kenaikan kelas setidak-tidaknya harus memenuhi
kriteria, yaitu :
1. keikutsertaan peserta didik dalam pembelajaran;
2. ketuntasan mata pelajaran pada kompetensi pengetahuan dan
keterampilan; dan
69
3. penilaian baik pada kompetensi sikap.
Tujuan pembelajaran
Aktivitas pembelajaran
Asesmen yang dilaksanakan
Tujuan Pembelajaran
70
Rumusan Tujuan Pembelajaran mencakup:
**Gunakan Kata Kerja Operasional dapat diamati, mengacu pada Taksonomi Bloom
yang di revisi
Konten = ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang diperoleh siswa melalui
pemahaman selama proses pembelajaran di akhir satu unit pembelajaran.
Variasi = keterampilan berfikir yang perlu dikuasai siswa untuk dapat mencapai
tujuan pembelajaran, seperti ketrampilan berpikir kreatif, kritis mengevaluasi,
menganalisis, memprediksi, menciptakan, dll
Menjelaskan rumusan dan isi Pancasila dari 3 tokoh pendiri bangsa dan
membandingkan serta menceritakan dengan menggunakan kata-kata sendiri secara
kritis
Merancang solusi untuk menyelesaikan permasalahan dalam bidang
konservasi energi dalam skala rumah tangga sebagai sikap kreatif dan inovatif
Mengkaji hukum Newton dengan mengambil contoh dari fenomena
keseharian di lingkungan sekitarnya
Menganalisis ide pokok dari teks deskripsi, narasi, dan eksposisi serta
nilainilai yang terkandung dalam teks sastra (prosa, pantun, dan pusi), dari
teksdan/atau audiovisual
Mendeskripsikan pentingnya anggota tubuh dalam melakukan kegiatan
sehari-hari.
Menjelaskan peran diri dan anggota keluarga lainnya di rumah melalui
wawancara anggota keluarga.
71
2) Fase tsb : Fase A (kls 1-2), Fase B (kls 3-4) , Fase C (kls 5-6), Fase D (Kls 7-9),
Fase E (kelas 10), dan Fase F (kls 11 -12)
Catatan :
TP dan ATP isinya sama. ATP itu hanya mengurutkan dari TP, atau membuat alur
dari TP yang disusun, bisa alurnya mulai dari dimensi pengetahuan yang konseptual
sampai dengan metakognitif
CONTOH:
TP 1.
c. Atau gabungan (a) dan (b) : dibuatkan Indikator Asesmen dan Rubrik
Ketercapaiannya
72
Catatan :
Opsi b : Lebih detail, tetapi pemetaannya lebih sulit karena tidak ada rubrik
TP 10.1 Peserta didik dapat menjelaskan perbedaan dan persamaan norma agama,
hukum, kesopanan dan kesusilaan melalui menceritakan dengankata-katanya sendiri
dalam bentuk essai
Aktivitas Pembelajaran
Aktivitas 1
Ditayangkan dan bertanya jawab dari gambar gambar tentang penerapan norma
agama, hukum, kesopanan dan kesusilaan (Asesmen Formatif = mengamati /
observasi)
Aktivitas 2
Persamaan dan perbedaan norma agama, hukum, kesopanan dan kesusilaan dalam
bentuk tulisan/Essai (Asesmen formatif = Essai)
Rubrik Penilaian :
73
Tindak lanjut yang dilakukan bisa dilakukan langsung dengan memberikan umpan
balik atau melakukan intervensi.
Pendidik dapat mempersiapkan berbagai instrumen seperti rubrik, catatan anekdotal,
lembar ceklist untuk mencatat informasi yang terjadi selama pembelajaran
berlangsung
Sumatif dilakukan pada akhir lingkup materi untuk mengukur kompetensi yang
dikehendaki dalam tujuan pembelajaran dan pada akhir semester.
Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik seperti portofolio, performa (kinerja,
produk, proyek, portofolio), maupun tes.
Hasil sumatif dapat ditindak lanjuti dengan memberikan umpan balik atau melakukan
intervensi kepada peserta didik maupun proses pembelajaran yang telah dilakukan.
Salah satu prinsip penilaian pada kurikulum berbasis kompetensi seperti halnya
Kurikulum 2013 adalah menggunakan acuan kriteria, yaitu menetapkan kriteria
tertentu dalam penentuan kelulusan peserta didik. Kriteria tersebut bernama
Kriteria Ketuntasan Minimal atau KKM.
Penetapan KKM pada awal tahun pembelajaran berdasarkan hasil musyawarah guru
mata pelajaran pada satuan pendidikannya atau beberapa satuan oendidikan yang
memiliki karakteristik hampir sama. Pertimbangan guru atau forum MGMP secara
akademis menjadi pertimbangan utama dalam penetapan KKM.
Kriteria ketuntasan belajar setiap indikator yang ditetapkan dalam sebuah kompetensi
dinyatakan dengan angka dari rentang 0-100. Dengan demikian, nilai KKM adalah
dengan angka 0-100. Angka maksimal 100 merupakan kriteria ketuntasan ideal.
Target ketuntasan belajar secara nasional harapannya mencapai minimal 75. Satuan
pendidikan dapat memulai dari kriteria ketuntasan minimal di bawah target
nasional, kemudian ditingkatkan secara bertahap.
Kriteria Ketuntasan Minimal menjadi acuan bersama antara guru, peserta didik, dan
orang tua/wali, sehingga nilai KKM harus tercantum dalam Laporan Hasil Belajar
Peserta Didik.
74
3. Fungsi KKM
Berikut ini adalah beberapa fungsi dari Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
a.Acuan guru dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai KD mata pelajaran
yang diikuti
b. Acuan peserta didik dalam menyiapkan diri mengikuti penilaian mata pelajaran
Setiap Kompetensi Dasar dan Indikator dalam KKM harus peserta didik capai dan
kuasai. Dengan demikian, peserta didik dapat mempersiapkan diri dalam mengikuti
penilaian, agar mencapai nilai KKM. Jika tidak tercapai, maka peserta didik harus
mengetahui Kompetensi Dasar yang belum tuntas dan memerlukan perbaikan.
4. Kontrak pedagogik antara guru dengan peserta didik dan antara satuan
pendidikan dengan masyarakat
Keberhasilan pencapaian KKM adalah upaya bersama antara guru, peserta didik, kepala
sekolah, dan orangtua. Guru melakukan upaya pencapaian KKM dengan
memaksimalkan proses pembelajaran dan juga penilaian. Peserta didik
mengupayakan pencapaian KKM dengan cara proaktif mengikuti kegiatan
pembelajaran dan mengerjakan seluruh tugas yang didesain guru.
Orangtua dapat membantu memberikan motivasi kepada peserta didik untuk mengikuti
pembelajaran. Kepala sekolah berupaya memaksimalkan pemenuhan sarana belajar
di sekolah.
Satuan pendidikan harus berupaya maksimal untuk dapat melampaui KKM yang telah
ada. Keberhasilan pencapaian KKM menjadi tolok ukur kinerja satuan pendidikan
dalam menyelenggarakan program pendidikan.
75
Satuan pendidikan dengan KKM yang tinggi dan mampu melaksanakannya dengan
penuh tanggung jawab dapat menjadi indikator kualitas mutu pendidikan bagi
masyarakat.
Berikut ini beberapa prinsip dalam menetapkan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM).
2. KKM setiap Kompetensi Dasar (KD) merupakan rerata dari indikator pada KD
tersebut.
3. KKM mata pelajaran merupakan rerata semua KKM KD dalam satu semester dan
tercantum dalam Laporan Hasil Belajar peserta didik.
Satuan pendidikan dalam menetapkan KKM dapat memilih salah satu dari dua model
berikut.
Sataun pendidikan dapat memilih setiap mata pelajaran yang memiliki KKM berbeda.
Misalnya. KKM IPA (76), Matematika (72), Bahasa Indonesia (74), dan seterusnya.
2. Satu KKM
Satuan pendidikan dapat memilih satu KKM untuk semua mata pelajaran. Setelah KKM
tiap mata pelajaran ditentukan, maka KKM satuan pendidikan dapat ditetapkan
dengan memilih KKM yang terendah, rerata, atau modus dari seluruh KKM mata
pelajaran.
76
Karakteristik peserta didik (intake) dapat terdeteksi dengan memperhatikan kualitas
peserta didik yang dapat diidentifikasi dari hasil tes awal, nilai rapor, atau hasil
ujian jenjang sebelumnya. Data karakteristik peserta didik bagi peserta didik baru
kelas 1 SD dapat melalui hasil tes awal satuan pendidikan.
Sedangkan data karakteristik peserta didik baru kelas VII SMP dapat melihat dari rerata
nilai rapor SD, nilai Ujian Sekolah SD, dan hasil seleksi masuk peserta didik baru di
jenjang SMP.
a. kompetensi pendidik;
Untuk memudahkan analisis setiap KD, perlu dibuat skala penilaian yang disepakati
oleh guru mata pelajaran, seperti contoh berikut.
77
3. Menentukan KKM KD dasar untuk mendapatkan KKM mata pelajaran.
Misalkan :
Jika bobot setiap aspek sama, nilai KKM untuk KD tersebut adalah sebagai berikut.
Hasil penetapan KKM oleh guru atau kelompok guru mata pelajaran selanjutnya
pengesahaannya oleh kepala sekolah sebagai pedoman guru dalam melakukan
penilaian hasil belajar.
KKM yang sudah sah tersebut, kemudian disosialisasikan kepada pihak-pihak yang
berkepentingan, yaitu peserta didik, orangtua, dan dinas pendidikan.
KKM juga tercantum dalam Lembar Hasil Belajar peserta didik pada saat pelaporan
hasil penilaian kepada orangtua/wali peserta didik.
F. KALENDER PENDIDIKAN
78
Kalender pendidikan merupakan pengaturan waktu untuk
kegiatan pembelajaran peserta didik selama satu tahun ajaran yang
mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif belajar, waktu
pembelajaran efektif, dan hari libur.
Penyusunan dan pengembangan Kalender Pendidikan Nurul
Hidayah mengacu pada rambu-rambu sebagai berikut:
1.
2. Hari efektif adalah hari belajar yang digunakan untuk kegiatan
pembelajaran sesuai dengan tuntutan kurikulum.
3. Hari efektif fakultatif adalah hari efektif dan atau kegiatan lain yang
menunjang pembelajaran.
4. Minggu efektif adalah waktu belajar selama 6 (enam) hari kerja yang
digunakan untuk kegiatan pembelajaran dan tidak boleh kurang
dari jumlah jam pelajaran per minggu, dengan jumlah minggu
efektif dalam satu tahun
5. Libur semester adalah libur yang diadakan pada akhir setiap
semester.
6. Libur umum adalah libur yang berkaitan dengan hari minggu.
7. Libur hari besar adalah waktu libur yang diadakan sehubungan
dengan peringatan keagamaan atau hari peringatan lainnya.
8. Libur khusus adalah libur yang diadakan karena kondisi/keadaan
tertentu, yang ditetapkan oleh Direktur Jenderal Penddikan Agama
Islam.
9. Kalender Pendidikan MI...........................disusun dengan
berpedoman kepada kalender pendidikan madrasah provinsi Jawa
Timur yang disesuaikan dengan program madrasah.
10. Tahun ajaran 2022/2023 dimulai pada hari Senin tanggal 18
Juli 2022.
11. Tahun ajaran 2022/2023 diakhiri pada hari Sabtu tanggal 24 Juni
2023.
79
12. Hari pertama kegiatan pembelajaran merupakan serangkaian
kegiatan satuan pendidikan yang diisi dengan kegiatan Masa
Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) bagi peserta didik baru.
13. Masa Ta’aruf Siswa Madrasah (MATSAMA) berlangsung selama
3 (tiga) hari yaitu tanggal 18 s.d. 20 Juli 2022
17 18 19 20 21 22 23
24 25 26 27 28 29 30
31
14 15 16 17 18 19 20 :
21 22 23 24 25 26 27 :
28 29 30 31 :
:
HK: 31 HL: 5 HE: 26 :
80
Aha Seni Selas Rab Kami Jum Sabt 26 sept-1okt Penilaian Tengah
d n a u s at u 2022 : Semester
1 2 3 :
4 5 6 7 8 9 10
:
11 12 13 14 15 16 17
:
18 19 20 21 22 23 24
:
25 26 27 28 29 30
:
:
HK: 30 HL: 6 HE: 21
:
:
HK: 30 HL: 4 HE: 23 :
81
Ahad Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu 1 - 10 Des 2022 : PAS Semester 1
:
HK: 31 HL: 18 HE: 0 :
Jumlah Jumlah
Hari Hari
Kalender 184 Libur Jumlah Hari Efektif
:
HK: 28 HL: 5 HE: 23 :
82
5 6 7 8 9 10 11 :
12 13 14 15 16 17 18 :
19 20 21 22 23 24 25 :
26 27 28 29 30 31 :
:
HK: 31 HL: 6 HE: 23 :
83
:
HK: 30 HL: 22 HE: 5 :
84
BAB VI
PENDAMPINGAN, EVALUASI, DAN PENGEMBANGAN PROFESIONAL
85
A. Pendampingan
Pendampingan, evaluasi, dan pengembangan profesional
MI...........................dilakukan secara internal oleh satuan pendidikan
untuk memastikan pembelajaran berjalan sesuai rencana untuk
mencapai tujuan yang ditetapkan. Proses ini dikelola oleh Kepala
Sekolah dan/atau guru yang dianggap sudah mampu untuk
melakukan peran ini. Evaluasi, pendampingan dan pengembangan
profesional dilakukan secara bertahap dan mandiri agar terjadi
peningkatan kualitas secara berkelanjutan di satuan pendidikan,
sesuai dengan kemampuan satuan pendidikan.
Dalam melakukan pendampingan dan pengembangan
professional ditekankan pada prinsip reflektif dan pengembangan diri
bagi guru, serta menggunakan alat penilaian yang jelas dan terukur.
Proses pendampingan dirancang sesuai kebutuhan dan dilakukan oleh
Kepala Sekolah dan/atau guru yang berkompetensi berdasarkan hasil
pengamatan atau evaluasi. Proses pendampingan dan pengembangan
professional ini dilakukan melalui;
a) Program Regular Supervisi Sekolah, yang dilakukan minimal dua
bulan sekali oleh Kepala Sekolah.
b) Kegiatan Kelompok Kerja Guru (KKG) MI Nurul Hidayah, yang
dilaksanakan sesuai program kerja KKG secara reguler, seperti
kegiatan mingguan untuk pendampingan penyusunan atau revisi
alur tujuan pembelajaran dan modul ajar. Kegiatan ini merupakan
pendampingan oleh Kepala Sekolah dan guru yang berkompetensi.
86
1. Evaluasi Harian, dilakukan secara individual oleh guru setelah
pembelajaran berdasarkan catatan anekdot selama proses
pembelajaran, penilaian dan refleksi ketercapaian tujuan
pembelajaran. Hasil evaluasi ini digunakan untuk perbaikan
rencana pembelajaran atau modul ajar pada hari berikutnya.
2. Evaluasi Per Unit Belajar, dilakukan secara kelompok (team
teaching) setelah satu unit pembelajaran atau tema selesai. Hasil ini
digunakan untuk merefleksikan proses belajar, ketercapaian tujuan
dan melakukan perbaikan maupun penyesuaian terhadap proses
belajar dan perangkat ajar, yaitu alur tujuan pembelajaran dan
modul ajar.
3. Evaluasi Per Semester, dilakukan secara kelompok (team teaching)
setelah satu semester selesai. Evaluasi ini dilakukan berdasarkan
refleksi pembelajaran dan hasil asesmen peserta didik yang telah
disampaikan pada laporan hasil belajar peserta didik.
4. Evaluasi Per Tahun, merupakan refleksi ketercapaian profil lulusan,
tujuan madrasah, visi dan misi madrasah.
Pelaksanaan evaluasi kurikulum MI...........................dilakukan
oleh tim pengembang kurikulum madrasah bersama kepala madrasah
dan komite madrasah serta pihak lainnya yang telah mengadakan kerja
sama dengan madrasah. Evaluasi dilaksanakan berdasarkan data yang
telah dikumpulkan pada evaluasi pembelajaran, hasil supervisi Kepala
Madrasah, laporan kegiatan Kelompok Kerja Guru, hasil kerja peserta
didik dan kuesioner peserta didik dan orang tua. Informasi yang
berimbang dan berdasarkan data tersebut diharapkan menjadi bahan
evaluasi untuk semakin meningkatkan kualitas pelayanan sekolah
kepada peserta didik, peningkatan prestasi dan hubungan kerja sama
dengan pihak lain.
87
BAB VII
PENUTUP
88
umumnya Kurikulum ini telah direvisi sesuai dengan perubahan yang
terjadi dan tuntutan kebutuhan yang up to date.
Kami juga menyampaikan ucapan terima kasih dan penghargaan
setinggi-tingginya kepada tim pengembang kurikulum
MI...........................yang telah bekerja keras mereview dan merevisi
Dokumen Kurikulum Operasional Madrasah edisi 2022/2023 ini dan
semua pihak yang telah membantu. Semoga amal baktinya diterima oleh
Allah SWT sebagai amalan shalihan maqbulan. Amin.
Kami menyadari dalam penyusunan dokumen Kurikulum ini masih
sangat jauh dari harapan, oleh karena itu kami mohon saran dan kritik
yang membangun demi perbaikan dan kesempurnaannya. Akhirnya kami
berharap semoga dokumen Kurikulum ini dapat bermakna dan dapat
memberikan manfaat bagi pelaksanaan dan peningkatan mutu
pembelajaran di madrsah kami, amin, yaa Rabbal Alamiin.
ASIYAH, S.Pd.I
NIP.
89
DAFTAR PUSTAKA
90
11. Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Islam Nomor 3211 tahun 2022
tentang Capaian Pembelajaran Pendidikan Agama Islam dan Bahasa Arab
Pada Madrasah
12. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P.52/MENLHK/SETJEN/KUM.1/9/2019 tentang
Gerakan Peduli dan Berbudaya Lingkungan Hidup di Sekolah;
13. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan an Kehutanan Republik
Indonesia Nomor P.53/MENLHK / SETJEN / KUM.1/9/2019 tentang
Penghargaan Adiwiyata.
91