Anda di halaman 1dari 73

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pembukaan Undang-Undang Dasar 1945 mengamanatkan yaitu


antara lain untuk mencerdaskan kehidupan bangsa. Untuk mewujudkan
tersebut Undang-Undang Dasar 1945 Pasal 31 ayat (3) memerintahkan agar
Pemerintah mengusahakan dan menyelenggarakan satu sistem pendidikan
nasional yang meningkatkan keimanan dan ketaqwaan serta akhlak mulia
dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa yang diatur dengan undang –
undang.
Perwujudan dari amanat Undang – Undang Dasar 1945 yaitu dengan
diberlakukannya Undang – Undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system
Pendidikan Nasional. Undang – Undang ini menjadi dasar hukum untuk
membangun pendidikan nasional dengan menerapkan prinsip demokrasi,
desentralisasi dan otonomi pendidikan yang menjunjung tinggi hak asasi
manusia. Penyelenggaraan pendidikan sebagaimana yang diamanatkan dalam
undang – undang Nomor 20 Tahun 2003 tentang system Pendidikan Nasional
diharapkan dapat mewujudkan proses berkembangnya kualitas pribadi peserta
didik sebagai generasi penerus bangsa di masa depan, yang diyakini akan
menjadi faktor determinan bagi tumbuh kembangnya bangsa dan Negara
Indonesia sepanjang jaman.
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai
tujuan, isi dan bahan pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman
penyelenggaran kegiatan pembelajaran untuk mencapai pendidikan tertentu.
Tujuan tersebut meliputi tujuan Pendidikan Nasional serta kesesuaian dengan
kekhasan kondisi, potensi daerah, satuan pendidikan dan peserta didik, jadi
tidak dapat disangkal lagi bahwa kurikulum yang dikembangkan dengan
berbasis pada kompetensi sangat diperlukan sebagai instrumen untuk
mengarahkan peserta didik menjadi: (1) manusia berkualitas yang mampu

1
dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia
terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan (3) warga Negara
yang demokratis dan bertanggung jawab.
Dalam pengembangan Kurikulum, SMP PGRI 1 Donomulyo
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan evaluasi diri sekolah tahun pelajaran
2023/2024 masih ada yang belum mencapai target yang ingin dicapai
terutama Standar Isi, Standar Proses, Standar Pembiayaan, Standar Sarana
Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Pengelolaan,
dan Standar Penilaian.
Kurikulum SMP PGRI 1 Donomulyo ini disusun agar dapat
digunakan sebagai acuan madrasah dalam penyusunan dan pengembangan
program pendidikan yang akan dilaksanakan, agar sesuai dengan
karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu, dalam
pengembangan kurikulum ini, SMP PGRI 1 Donomulyo melibatkan seluruh
warga madrasah dan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan
(stakeholders).

B. Landasan Hukum

1. Undang-undang Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan


Nasional
2. Undang-undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah
3. PP No 19 thn 2005 yang direvisi I dengan PP No. 32 Tahun 2013 dan
revisi II dengan PP No 13 tahun 2015 tentang Standar Nasional
Pendidikan (SNP)
4. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 19 Tahun 2007 tentang
Standar Pengelolaan Pendidikan
5. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 24 Tahun 2007 tentang
Standar Sarana Prasarana

2
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun2010 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 tahun2016
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016
tentang Standar Proses
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2016
tentang Standar Penilaian
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 tahun 2016
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD)
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 tahun 2014
Ekstra Kurikuler Wajib Pramuka
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014
tentang Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah
18. Peraturan Presiden nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 37 Tahun 2018
Tentang perubahan atas peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan
nomor 24 tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar
pelajaran pada pendidikan dasar dan menengah kurikulum 2013 .

3
20. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 19 Tahun 2014 Tentang Mata
Pelajaran Bahasa Daerah sebagai Muatan Lokal Wajib di
Sekolah/Madrasah;
21. Surat Edaran Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019 Tanggal 10 Desember
2019 Tentang penyederhanaan Rencana Pelaksanaan
PembelajaranPeraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23
tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
22. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.HK.01.07/MENKES/ 328/2020
tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Tempat
Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan
Usaha Pada Situasi Pandemi
23. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 04/KB/2020, Nomor 737 Tahun 2020, Nomor
HH.01.08/Menkes/7093/2020,
24. Nomor 420-3987 Tahun 2020 Tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik
2020/2021 Di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19);
25. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no 4 tahun 2020
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Covid 19
26. Surat Edaran Kemendikbud nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran
Corona Virus Covid 19
27. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020
tentang Pencegahan Corona Virus Disease (Covid-19) pada Satuan
Pendidikan
28. SE Dinas Pendidikan Kab Malang No 421.2/ /35.07.101/2020 ttg
Pelaksanaan Pembelajaran TA 2020/2021 pada masa pandemi covid 19
29. Surat Edaran Mendikbud Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 yang berisi
agar seluruh kegiatan belajar mengajar baik di sekolah maupun kampus

4
perguruan tinggi menggunakan metoda daring (dalam jaringan) alias
online

C. Tujuan Pengembangan Kurikulum


Tujuan penyusunan dan pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP) SMP PGRI 1 Donomulyo antara lain sebagai berikut:
1. Sebagai acuan belajar siswa dalam menerapkan ajaran agama berdasarkan
keimanan dan ketakwaan, mengembangkan diri berdasarkan ilmu dan
pengalaman yang diperoleh, hidup rukun berdasarkan nilai-nilai sosial,
dan hidup mandiri berdasarkan ilmu dan keterampilan yang dipelajari.
2. Sebagai perangkat rencana dan pengaturan mengenai tujuan, isi, dan bahan
pelajaran serta cara yang digunakan sebagai pedoman bagi sekolah dalam
menyelenggarakan kegiatan pembelajaran sehingga siswa memiliki
kesempatan belajar untuk:
a. beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa;
b. memahami dan menghayati;
c. mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif;
d. hidup bersama dan berguna untuk orang lain; dan
e. membangun dan menemukan jati diri melalui proses belajar yang aktif,
kreatif, efektif, dan menyenangkan.
3. Sebagai dokumen tertulis agar bisa dijadikan acuan bagi pendidik dan
tenaga kependidikan dalam mengembangkan kompetensi siswa sesuai
dengan potensi daerah dan sumber daya yang dimiliki.
4. Sebagai acuan pendidikan dalam memberikan layanan kepada masyarakat
sesuai dengan potensi daerah dan sumber daya yang dimiliki.

D. Prinsip Pengembangan Kurikulum


Pengembangan Kurikulum didasarkan pada prinsip –prinsip sebagai berikut:
1. Kurikulum sebagai rencana yang merupakan rancangan untuk konten
pendidikan yang harus dimiliki oleh peserta didik setelah menyelesaikan

5
pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan pendidikan tertentu.
Kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta
didik di satu satuan jenjang pendidikan untuk menguasai konten
pendidikan yang dirancang dalam rencana. Hasil belajar adalah perilaku
peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di
masyarakat.
2. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan
pengetahuan dirumuskan dalam kurikulum berbentuk kemampuan Dasar
dapat dipelajari dan dikuasai peserta didik sesuai kaedah kurikulum
berbasis kompetensi.
3. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan
minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan individual peserta didik,
Kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki
tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam sikap,
pengetahuan dan keterampilan) oleh karena itu beragam progam dan
pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan
peserta didik.
4. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta lingkungannya kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan
aktif dalam belajar.
5. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar
kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni
berkembang secara dinamis. Oleh karena itu konten kurikulum harus
selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi,
dan seni membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik
untuk mengikuti dan memanfatkan secara tepat hasil – hasil ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.

6
6. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan, pendidikan tidak
boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan
kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan
kebutuhan dan lingkungan hidup artinya kurikulum memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari permasalahan di
lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan
untuk mengaplikasikan yang dipelajarai di kelas dalam kehidupan di
masyarakat
7. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat
dirumuskan dalam sikap, pengetahuan dan keterampilan dasar yang dapat
digunakan untuk mengembangkan budaya belajar
8. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermayarakat,
berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui
penentuan struktur kurikulum, Standar kemampuan (SK) dan
Kemampuan dasar (KD) serta silabus. Kepentingan daerah dikembangkan
untuk membangun manusia yang bermartabat dan mampu berkonstribusi
secara langsung kepada masyarakat sekitarnya. Kedua kepentingan ini
saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan kebersatuan dalam
kerangka Bhinneka Tunggal Ika.
E. Prinsip Pengembangan Kurikulum SMP PGRI 1Donomulyo
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP PGRI 1 Donomulyo
dikembangkan oleh tim pengembang kurikulum sekolah dan Komite Sekolah
berpedoman pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI),
serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP, dengan
berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum SMP PGRI 1
Donomulyo dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar

7
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
b. Beragam dan Terpadu. Kurikulum SMP PGRI 1 Donomulyo
dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan,
tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status
soaial ekonomi dan gender. Kurikulum SMP PGRI 1 Donomulyo
meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal,
dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar
substansi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni. Kurikulum SMP PGRI 1 Donomulyo dikembangkan atas dasar
kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang
secara dinamis. Oleh karena itu semangat dan isi kurikulum SMP
PGRI 1 Donomulyo adalah mendorong peserta didik untuk mengikuti
dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan masyarakat. Untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan termasuk di dalamnya
kehidupan masyarakat, dunia usaha dan dunia kerja, maka dalam
mengembangkan kurikulum, SMP PGRI 1 Donomulyo melibatkan
pemangku kepentingan (stakeholder). Oleh karena itu, pengembangan
keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial,
keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan
keniscayaan.

8
e. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum SMP PGRI
1 Donomulyo mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat. Pengembangan kurikulum SMP PGRI 1
Donomulyo diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum SMP PGRI 1 Donomulyo dikembangkan dengan
memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi
dan memberdayakan sejalam dengan motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
F. Prinsip Pengembangan Kurikulum SMP PGRI 1Donomulyo
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pelaksanaan kurikulum di SMP
PGRI 1 Donomulyo adalah sebagai berikut:
a. Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal
ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang
bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan
dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
b. Dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu : (1)
belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(2) belajar untuk memahami dan menghayati, (3) belajar untuk
mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (4) belajar untuk
hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (5) belajar untuk

9
membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
c. Memungkinkan peserta didil mendapatkan pelayanan yang bersifat
perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi,
tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap
memperhatikan keterpaduan, pengembangan pribadi peserta didik
yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividiuan, kesosialan, dan moral.
d. Dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik
yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat
dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing
ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di
tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan
contoh dan teladan).
e. Dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan
multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan
prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan
berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan
alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).
f. Dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan
budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan
muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
g. Mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan
lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbanga

10
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN

A. TUJUAN PENDIDIKAN DASAR


Tujuan strategis Dinas Pendidikan Kabupaten Malang dirumuskan
berdasarkan jenjang layanan pendidikan dan sistem tata kelola yang
diperlukan untuk menghasilkan layanan prima pendidikan, antara lain
sebagai berikut:
1. Tersedianya layanan pendidikan anak usia dini yang bermutu,
merata, terjangkau, setara dan berkeadilan di desa dan kota;
2. Terjaminnya kepastian penyediaan layanan pendidikan dasar yang
bermutu, merata, terjangkau, setara dan relevan;
3. Tersedianya layanan pendidikan menengah universal yang bermutu,
merata, terjangkau, setara dan relevan serta berkeadilan di setiap
kecamatan;
4. Tersedianya layanan pendidikan khusus dan pendidikan layanan
khusus yang bermutu, terjangkau, setara dan berkeadilan;
5. Terwujudnya peningkatan kualitas peserta didik, pendidik dan
tenaga kependidikan;
6. Tersedianya layanan pendidikan non formal dan pendidikan
masyarakat yang berkelanjutan, setara, bermutu dan relevan dengan
kebutuhan masyarakat;
7. Terwujudnya dukungan sustainabilitas lulusan anak didik sekolah
menengah pertama ke sekolah menengah atas dengan
mengembangkan dukungan nyata pembangunan fasilitas pendidikan
baru yang variatif dan kreatif;

11
8. Terselenggaranya pendidikan kecakapan hidup (life skill) yang
mencakup kecakapan personal, sosial, akademik dan vocasional
dalam meningkatkan sumber daya manusia yang cerdas, produktif,
berkarakter dan berwawasan lingkungan serta memahami nilai-nilai
luhur;
9. Terselenggaranya sistem tata kelola dan tata nilai sumber daya
aparatur yang handal dalam melaksanakan layanan prima
pendidikan.

B. VISI SMP PGRI 1 DONOMULYO

Pendidikan dasar bertujuan meletakkan dasar kecerdasan,


pengetahuan, kepribadian,akhlak mulia serta keterampilan untuk hidup
mandiri dan mengikuti pendidikan lebihlanjut.Visi dari SMP PGRI 1
Donomulyo adalah ” Beriman Dan Bertaqwa , Berprestasi, Berbudi
Pekerti Luhur”. Visi SMP PGRI 1 Donomulyo ini merupakan cita-cita
bersama dari warga sekolah dansegenap pihak yang berkepentingan pada
masa yang akan datang.

Adapun indikator ketercapaian visi adalah sebagai berikut:


1. Terbentuknya peserta didik yang beriman
2. Terwujudnya peserta didik yang bertaqwa
3. Tercapainya Prestasi akademik terus meningkat
4. Tercapainya Prestasi non akademik terus meningkat
5. Terwujudnya budaya santun,jujur, saling menghargai, bekerja sama,
terbuka, dan demokratis
6. Terwujudnya sikap peduli terhadap lingkungan

C. MISI SMP PGRI 1 DONOMULYO


Untuk mewujudkan visi SMP PGRI 1 Donomulyo, diperlukan
suatu misi berupa kegiatan jangka panjang dengan arah yang jelas yang
akan dicapai dalam kurun waktu tertentu. Misi SMP PGRI 1 Donomulyo

12
memberikan arah dalam mewujudkan visi sesuai dengantujuan pendidikan
nasional.Visi SMP PGRI 1 Donomulyo akan menjadi dasar dari program
pokok sekolah.

Visi SMP PGRI 1 Donomulyo adalah sebagai berikut:


1. Mengefektifkan pembelajaran
2. Mengikuti perkembangan paradigma, model, dan media pembelajaran
3. Mengembangkan dan memberdayakan sumber dan sarana belajar
4. Meningkatkan layanan dan bimbingan kepada peserta didik
5. Mengefektifkan kegiatan ekstrakurikuler
6. Meningkatkan kualitas Pembina ekstrakurikuler
7. Membudayakan 5S (senyum, sapa, salam, sopan, dan santun) di
lingkungan sekolah
8. Membangun toleransi yang kuat antar warga sekolah
9. Mewujudkan hubungan baik dengan masyarakat maupun lembaga-
lembaga terkait
10. Mewujudkan keterbukaan yang bertanggung jawab di lingkungan
sekolah
11. Menanamkan nilai-nilai demokratis kepada semua warga sekolah
12. Mewujudkan peserta didik yang beriman
13. Mewujudkan peserta didik yang bertaqwa
14. Mewujudkan lulusan yang peduli terhadap pelestarian lingkungan
hidup

D. TUJUAN SMP PGRI 1 DONOMULYO


Berdasarkan visi dan misi sekolah, maka tujuan yang hendak dicapai oleh
SMP PGRI 1 Donomulyo antara lain sebagai berikut:
1. Melakukan analisis konteks dan mendokumentasikannya secara
lengkap (Standar Isi)
2. Melakukan review kurikulum SMP PGRI 1 Donomulyo berdasarkan
hasil analisi konteks (Standar Isi);

13
3. Melaksanakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif
dan menyenangkan (PAIKEM), sehingga setiap peserta didik dapat
mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimilikinya (Standar Proses);
4. Mengembangkan berbagai kegiatan dalam proses belajar di kelas
berbasis Pendidikan budaya karakter bangsa (Standar Proses);
5. Mewujudkan penilaian outentik pada kompetensi kognitif, psikomotor
dan afektif (Standar Penilaian);
6. Melaksanakan penilaian hasil belajar oleh pendidik, sekolah, dan
pemerintah (SKL);
7. Meningkatkan rata-rata nilai akademik pada setiap jenjang (SKL);
8. Meningkatkan kompetensi guru melalui kegiatan pelatihan,
workshop, atau seminar (Standar Ketenagaan);
9. Mengefektikan MGMP Sekolah;
10. Meningkatan kuantitas dan kualitas sumber dan media belajar
(Standar Sarana);
11. Mengembangkan pemberdayaan lingkungan sebagai media
pembelajaran (Standar Proses);
12. Peningkatan penggunaan sumber dan media belajar (Standar Proses);
13. Meningkatan layanan peserta didik, baik layanan pembelajaran,
bimbingan dan konseling maupun layanan administrasi (Standar
Ketenagaan);
14. Meningkatan kompetensi tenaga administrasi (Standar Ketenagaan);
15. Melakukan review jenis ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan
bakat peserta didik (Standar Isi);
16. Menyusun program dan jadwal pelaksanaan ekstrakurikuler dengan
mengacu pada hari efektif sekolah (Standar Isi)
17. Menyertakan peserta didik mengikuti perlombaan baik di tingkat
lokal maupun regional dalam rangka mengaktualisasikan
kemampuannya (SKL);

14
18. Menentukan Pembina ekstrakurikuler sesuai dengan
bidangnya(Standar Ketenagaan).
19. Menyertakan Pembina ekstrakurikuler mengikuti pelatihan, workshop,
atau seminar sesuai dengan bidang tugasnya (Standar Ketenagaan);
20. Membiasakan menyapa dan berjabat tangan dengan warga sekolah
(SKL);
21. Mengembangkan kebiasaan 4S (senyum, sapa, salam, dan santun);
22. Mengembangkan kerjasama antar warga sekolah (Standar
Pengelolaan);
23. Menciptakan keharmonisan antar warga sekolah (Standar
Pengelolaan);
24. Mengoptimalkan peran komite sekolah sebagi mitra kerja sekolah
(Standar Pengelolaan);
25. Menciptakan komunikasi sekolah dengan orang tua atau wali peserta
didik (Standar Pengelolaan);
26. Mengoptimalkan peran serta masyarakat dan membentuk jejaring
dengan stake holder (Standar Pengelolaan);
27. Mewujudkan pengelolaan pembiayaan pendidikan yang memadai,
wajar, dan adil (standar Pembiayaan);
28. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menekankan peran
peserta didik, pendidik hanya sebagai fasilitator (Standar Proses);
29. Membiasakan musyawarah mufakat dalam setiap pengambilan
kebijakan (Standar Pengelolaan);
30. Membiasakan menanamkan nilai-nilai agama oleh pendidik pada
setiap proses pembelajaran (Standar Isi);
31. Meningkatkan pemahaman dan penghayatan nilai-nilai agama melalui
pembelajaran yang berorientasi pada budi pekerti dan pendidikan
karakter budaya bangsa (Standar Isi);
32. Melaksanaan kegiatan keagamaan baik secara kuantitatif maupun
kualitatif;
33. Melaksanakan sholat dhuhur berjamaah di mushola sekolah;

15
34. Melaksanakan amal jum’at di sekolah secara suka rela;
35. Mengembangkan sikap disiplin waktu
36. Mewujudkan tertib administrasi semua warga sekolah (Standar
Pengelolaan);
37. Membiasakan disiplin dalam segala aktivitas;
38. Dihasilkan lulusan yang peduli terhadap pelestarian lingkungan hidup

16
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
SMP PGRI 1 DONOMULYO

A. Standar Kompetensi Lulusan SMP


Bersasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor
20 tahun 2016 tentang SKL Pendidikan Dasar dan Menengah, Standar
Kompetensi Lulusan adalah kriteria mengenai kualifikasi kemampuan
lulusan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Standar
Kompetensi Lulusan digunakan sebagai acuan utama pengembangan standar
isi, standar proses, standar penilaian pendidikan, standar pendidik dan tenaga
kependidikan, standar sarana dan prasarana, standar pengelolaan, dan standar
pembiayaan.
Standar Kompetensi Lulusan terdiri atas kriteria kualifikasi
kemampuan peserta didik yang diharapkan dapat dicapai setelah
menyelesaikan masa belajarnya di satuan pendidikan pada jenjang
pendidikan dasar dan menengah. Setiap lulusan satuan pendidikan dasar dan
menengah memiliki kompetensi pada tiga dimensi yaitu sikap, pengetahuan,
dan keterampilan.
Dimensi sikap memiliki perilaku yang mencerminkan sikap: beriman
dan bertakwa kepada Tuhan YME, berkarakter, jujur, dan peduli,
bertanggungjawab, pembelajar sejati sepanjang hayat, dan sehat jasmani dan
rohani sesuai dengan perkembangan anak di lingkungan keluarga, sekolah,
masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan kawasan
regional.
Dimensi Pengetahuan memiliki pengetahuan faktual, konseptual,
prosedural, dan metakognitif pada tingkat teknis dan spesifik sederhana
berkenaan dengan: ilmu pengetahuan, teknologi, seni, dan budaya. mampu
mengaitkan pengetahuan di atas dalam konteks diri sendiri, keluarga,

17
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan
kawasan regional.
Dimensi Ketrampilan memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif melalui
pendekatan ilmiah sesuai denganyang dipelajari di satuan pendidikan dan
sumber lain secara mandiri

B. Struktur Kurikukum SMP PGRI 1 Donomulyo


1. Kompetensi inti
Berdasarkan Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan
republik indonesia Nomor 24 tahun 2016 Tentang Kompetensi inti dan
kompetensi dasar, Kurikulum 2013 pada pendidikan dasar dan pendidikan
menengah sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas: kerangka
dasar kurikulum; dan struktur kurikulum.
Pelaksanaan pembelajaran pada Sekolah Menengah
Pertama/Madrasah Tsanawiyah (SMP/MTs), Sekolah Menengah
Atas/Madrasah Aliyah (SMA/MA), dan Sekolah Menengah
Kejuruan/Madrasah Aliyah Kejuruan (SMK/MAK) dilakukan dengan
pendekatan pembelajaran sebagai mata pelajaran yang berdiri sendiri.
Kompetensi inti pada kurikulum 2013 merupakan tingkat
kemampuan untuk mencapai standar kompetensi lulusan yang harus
dimiliki seorang peserta didik pada setiap tingkat kelas. Kompetensi dasar
merupakan kemampuan dan materi pembelajaran minimal yang harus
dicapai peserta didik untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing
satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti. Kompetensi inti
terdiri atas: kompetensi inti sikap spiritual; kompetensi inti sikap sosial;
kompetensi inti pengetahuan; dan kompetensi inti keterampilan.
Kompetensi dasar pada kurikulum 2013 berisi kemampuan dan
materi pembelajaran untuk suatu mata pelajaran pada masing-masing
satuan pendidikan yang mengacu pada kompetensi inti. Kompetensi inti

18
dan kompetensi dasar digunakan sebagai dasar untuk perubahan buku teks
pelajaran pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia
peserta Didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi
vertical berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat di jaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.

Tabel 1: Kompetensi Inti Sekolah Menengah Pertama


KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
1. Menghargai dan 1. Menghargai dan 1. Menghargai dan
menghayati ajaran menghayati ajaran menghayati ajaran
agama yang dianutnya agama yang dianutnya agama yang dianutnya

2. Menghargai dan 2. Menghargai dan 2. Menghargai dan


menghayati perilaku menghayati perilaku menghayati perilaku
jujur, disiplin, jujur, disiplin, jujur, disiplin,
tanggungjawab, tanggungjawab, tanggungjawab,
peduli (toleransi, peduli (toleransi, peduli (toleransi,
gotong royong), gotong royong), gotong royong),
santun, percaya diri, santun, percaya diri, santun, percaya diri,
dalam berinteraksi dalam berinteraksi dalam berinteraksi
secara efektif dengan secara efektif dengan secara efektif dengan
lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan lingkungan sosial dan
alam dalam jangkauan alam dalam jangkauan alam dalam jangkauan
pergaulan dan pergaulan dan pergaulan dan
keberadaannya keberadaannya keberadaannya

3. Memahami 3. Memahami dan 3. Memahami dan

19
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
pengetahuan (faktual, menerapkan menerapkan
konseptual, dan pengetahuan (faktual, pengetahuan (faktual,
prosedural) konseptual, dan konseptual, dan
berdasarkan rasa ingin prosedural) prosedural)
tahunya tentang ilmu berdasarkan rasa ingin berdasarkan rasa ingin
pengetahuan, tahunya tentang ilmu tahunya tentang ilmu
teknologi, seni, pengetahuan, pengetahuan,
budaya terkait teknologi, seni, teknologi, seni,
fenomena dan budaya terkait budaya terkait
kejadian tampak mata fenomena dan fenomena dan
kejadian tampak mata kejadian tampak mata

4. Mencoba, mengolah, 4. Mengolah, menyaji, 4. Mengolah, menyaji,


dan menyaji dalam dan menalar dalam dan menalar dalam
ranah konkret ranah konkret ranah konkret
(menggunakan, (menggunakan, (menggunakan,
mengurai, merangkai, mengurai, merangkai, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan memodifikasi, dan memodifikasi, dan
membuat) dan ranah membuat) dan ranah membuat) dan ranah
abstrak (menulis, abstrak (menulis, abstrak (menulis,
membaca, membaca, membaca,
menghitung, menghitung, menghitung,
menggambar, dan menggambar, dan menggambar, dan
mengarang) sesuai mengarang) sesuai mengarang) sesuai
dengan yang dengan yang dengan yang
dipelajari di sekolah dipelajari di sekolah dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang dan sumber lain yang dan sumber lain yang
sama dalam sudut sama dalam sudut sama dalam sudut
pandang/teori pandang/teori pandang/teori

20
2. Mata pelajaran Muatan Nasional
Berdasarkan Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan
Republik indonesia Nomor 35 tahun 2018 Tentang Perubahan atas
peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 58 tahun 2014
tentang kurikulum 2013 Sekolah menengah pertama/madrasah
tsanawiyah Mata pelajaran Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
dikelompokkan atas: mata pelajaran umum Kelompok A; dan mata
pelajaran umum Kelompok B.
Mata pelajaran umum Kelompok A merupakan program kurikuler
yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar
dan penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
Mata pelajaran umum Kelompok B merupakan program kurikuler
yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait
lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni.
Muatan dan acuan pembelajaran mata pelajaran umum Kelompok
A bersifat nasional dan dikembangkan oleh Pemerintah. Muatan dan
acuan pembelajaran mata pelajaran umum Kelompok B bersifat nasional
dan dikembangkan oleh Pemerintah dan dapat diperkaya dengan muatan
lokal oleh pemerintah daerah dan/atau satuan pendidikan.
Mata pelajaran umum Kelompok A terdiri atas: Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti; Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; Bahasa
Indonesia; Matematika; Ilmu Pengetahuan Alam; Ilmu Pengetahuan
Sosial; dan Bahasa Inggris
Mata pelajaran umum Kelompok B terdiri atas: Seni Budaya;
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan; dan Prakarya dan/atau
Informatika. Mata pelajaran umum Kelompok B dapat ditambah dengan

21
mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri. Pelaksanaan
pembelajaran Informatika sebagai mata pelajaran pilihan dilaksanakan
mulai tahun ajaran 2023/2024 sesuai dengan kesiapan sekolah.
Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu untuk Sekolah
Menengah Pertama sebagaimana tabel berikut

Tabe l2: Mata pelajaran Sekolah Menengah Pertama


Kelas dan Alokasi Waktu
KOMPONEN
VIII IX
A. Mata Pelajaran
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 3 3
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaran 3 3
3. Bahasa Indonesia 6 6
4. Matematika 5 5
5. Ilmu Pengetahuan Alam 5 5
6. Ilmu Pengetahuan Sosial 4 4
7. Bahasa Inggris 4 4
Kelompok B
8. Seni Budaya 3 3
9. Pend. Jasmani ,OR dan Kesehatan 3 3
10. Prakarya 2 2
11. Muatan Lokal (Bahasa Daerah) 2 2
12. Pengembangan Diri (Bimbingan Karir )
JUMLAH 40 40

Sesuai dengan ketentuan standar isi, maka SMP PGRI 1


Donomulyo dalam pembelajaran melaksanakan secara konsisten mata-
mata pelajaran sesuai dengan standar isi, yang meliputi

22
1) Mata Pelajaran Agama
a. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan Agama Islam diperuntukkan bagi yang
menganut agama islam dimaksudkan untuk peningkatan
potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi
pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
Pendidikan Agama Islam di SMP/MTs bertujuan untuk :
- Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian,
pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan,
pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik
tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah SWT;
- Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan
berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin
beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin,
bertoleransi (tasamuh), berbudi pekerti luhur, menjaga
keharmonisan secara personal dan sosial, mengembangkan
budaya agama dalam komunitas sekolah dan mempunyai
karakter peduli dengan lingkungan sekitar baik di sekolah
maupun di rumah serta bebas dari narkoba.

b. Mata pelajaran pendidikan Agama Kristen


Pendidikan agama kristen diperuntukkan bagi yang menganut
agama kristen dimaksudkan untuk peningkatan potensi spiritual
dan membentuk peserta didik agar menjadi manusia yang
briman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa dan
berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi pekerti

23
yang luhur, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan
agama.
- Mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen di SMP
bertujuan Memperkenalkan Allah, Bapa, Anak dan Roh
Kudus dan karya-karyanya agar peserta didik bertumbuh
iman percayanya dan meneladani Allah Tritunggal dalam
hidupnya.
- Menanamkan pemahaman tentang Allah dan karya-nya
kepada peserta didik, sehingga mampu memahami dan
menghayatinya.
- Menghasilkan manusia Indonesia yang mampu menghayati
imannya secara bertanggungjawab serta berakhlak mulia di
tengah masyarakat yang pluralistik dan mempunyai
karakter berbudi pekerti luhur, peduli terhadap lingkungan
dan bebas narkoba.

c. Mata pelajaran pendidikan Agama Budha


Pendidikan Agama Islam di SMP/MTs bertujuan untuk :
- Menumbuhkembangkan karakter budhis
- Mewujudkan peserta didik yang taat beragama dan
berakhlak mulia.
- Meningkatkan keyakinan, kemoralan dan kebijaksanaan
dalam diri peserta didik melalui pengenalan. Pemahaman,
penghayatan terhadan kebenaran yang disampaikan Budha
melalu kitab TRIPITAKA
- Membentuk karakter Budhis dalam diri peserta didik.
- Mengembangkan nalar dan sikapmoral yang selaras dengan
keyakinan yang budhistik dalam kehidupan sebagai warga
masyarakat. Warga negara, warga dunia
2) Mata Pelajaran Pendidikan Kewarganegaraan

24
Mata Pelajaran Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara
yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan
UUD 1945.
Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
- Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam
menanggapi isu kewarganegaraan meliputi penghargaan
terhadap hak-hak asasi manusia, kesetaraan gender,
demokrasi, ketaatan pada hukum dan membayar pajak, dan
sikap / perilaku anti KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme)
serta anti narkoba.
- Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas serta berbudi pekerti luhur dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
- Berkembang secara positif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama (berinteraksi) dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung
atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
- Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan,
jiwa dan patriotisme bela negara, dan cinta tanah air dalam
upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk mencegah
pencemaran dan keruskan lingkungan serta mempunyai
tanggung jawab sosial dengan sesama.

3) Mata Pelajaran Bahasa Indonesia

25
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis,
serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
- Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan
etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis untuk
mewujudkan karakter yang berbudi pekerti luhur.
- Menghargai dan bangga menggunakan bahasa indonesia
sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara sebagai
khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
- Menggunakan bahasa indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan
sosial.
- Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
- Memahami bahasa indonesia dan menggunakannya dengan
tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan diantaranya berupa
karya sastra yang berupa puisi, pantun, slogan dll yang
memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup dan P4GN (Pencegahan, Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba)

4) Mata pelajaran Bahasa Inggris

26
Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
- Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk
lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi functional
dalam bentuk text report yang bertemakan upaya
pelestarian lingkungan hidup dan P4GN (Pencegahan,
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba)
- Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa
Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam
masyarakat global.
- Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang
keterkaitan antara bahasa dengan budaya.
- Pembelajaran bahasa Inggris di SMP PGRI 1 Donomulyo
ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai tingkat
functional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari.
5) Mata Pelajaran Matematika
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua
peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta
didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,
dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut
diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan
kompetitif.
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
- Memahami konsep matematika dan mengaplikasikan
konsep atau dalam pemecahan masalah sehari-hari

27
khususnya masalah yang berkaitan dengan lingkungan
hidup dan.
- Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
- Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi untuk
permasalahn yang berkaitan dengan kelestarian lingkungan,
mencegah kerusakan lingkungan hidup dan pencegahan
narkoba
- Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,
atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
- Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan
minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.

6) Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Alam


Pembelajaran IPA sebaiknya dilaksanakan secara inkuiri
ilmiah (scientific inquiry) untuk menumbuhkan kemampuan
berpikir, bekerja dan bersikap ilmiah serta mengkomunikasikannya
sebagai aspek yang sangat penting bagi peserta didik yang
merupakan bagian dari pembekalan kecakapan hidup. Oleh karena
itu pembelajaran IPA di SMP/MTs menekankan pada pemberian
pengalaman belajar secara langsung melalui penggunaan dan
pengembangan keterampilan proses dan sikap ilmiah.
Mata pelajaran IPA di SMP/MTs bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut.

28
- Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan
keteraturan alam ciptaanNya
- Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam
gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan
kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat.
- Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta
berkomunikasi.
- Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan serta
sumber daya alam untuk mencegah pencemaran dan
kerusakan lingkungan
- Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan
segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
- Meningkatkan kesadaran untuk menjaga kesehatan diri
sendiri dan sekitarnya melalui program P4GN (Pencegahan,
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba)
- Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
selanjutnya.

7) Mata Pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial.


Mata pelajaran IPS disusun secara sistematis,
komprehensif, dan terpadu dalam proses pembelajaran menuju
kedewasaan dan keberhasilan dalam kehidupan di masyarakat.

29
Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan
memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada
bidang ilmu yang berkaitan.

Mata pelajaran IPS bertujuan agar peserta didik memiliki


kemampuan sebagai berikut.
- Mengenal konsep-konsep yang berkaitan dengan kehidupan
masyarakat dan lingkungannya
- Menerapkan konsep-konsep yang berkaitan dengan
lingkungan untuk memecahkan masalah-masalah yang
berkaitan dengan lingkungan hidup sebagai upaya untuk
pelestarian fungsi lingkungan
- Memiliki kemampuan dasar utuk berpikir logis dan kritis,
rasa ingin tahu, inkuiri, memecahkan masalah, dan
keterampilan dalam kehidupan sosial.
- Memiliki komitmen dan kesadaran terhadap nilai-nilai
sosial dan kemanusiaan.
- Memiliki kemampuan berkomunikasi, bekerjasama dan
berkompetisi dalam masyarakat yang majemuk, di tingkat
lokal, nasional, dan global.

8) Mata Pelajaran Seni Budaya


Pendidikan seni budaya dan keterampilan memiliki peranan
dalam pembentukan pribadi peserta didik yang harmonis dengan
memperhatikan kebutuhan perkembangan anak dalam mencapai
multikecerdasan yang terdiri atas kecerdasan intrapersonal,
interpersonal, visual spasial, musikal, linguistik, logik matematik,
naturalis serta kecerdasan adversitas, kecerdasan kreativitas,
kecerdasan spiritual dan moral, dan kecerdasan emosional.
Mata pelajaran Seni Budaya bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:

30
- Memahami konsep dan pentingnya seni budaya
- Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya
- Menampilkan kreativitas melalui seni budaya
- Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat
lokal, regional, maupun global.
- Menerapkan kreativitas untuk ketrampilan membatik yang
merupakan keunggulan lokal SMP PGRI 1Donomulyo
- Menerapkan jiwa seni dan kreativitas untuk membuat hasil
karya yang berkaitan dengan Narkoba (poster anti Narkoba)
dan lingkungan seperti kerajinan tangan (handycraf) yang
berbahan dasar barang bekas, lukisan dan seni batik yang
bertema lingkungan.

9) Mata Pelajaran Pendidikan Jasmani, Olahraga dan Kesehatan


Pendidikan jasmani, olahraga, dan kesehatan merupakan
media untuk mendorong pertumbuhan fisik, perkembangan psikis,
keterampilan motorik, pengetahuan dan penalaran, penghayatan
nilai-nilai (sikap-mental-emosional-sportivitas-spiritual-sosial),
serta pembiasaan pola hidup sehat yang bermuara untuk
merangsang pertumbuhan dan perkembangan kualitas fisik dan
psikis yang seimbang.
Mata pelajaran jasmani, Olahraga, dan Kesehatan bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
- Mengembangkan keterampilan pengelolaan diri dalam
upaya pengembangan dan pemeliharaan kebugaran jasmani
serta pola hidup sehat melalui berbagai aktivitas jasmani
dan olahraga yang terpilih
- Meningkatkan pertumbuhan fisik dan pengembangan psikis
yang lebih baik
- Meningkatkan kemampuan dan keterampilan gerak dasar

31
- Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
- Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin,
bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri , demokratis
dan anti Narkoba.
- Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan
diri sendiri, orang lain dan lingkungan
- Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di
lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai
pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan
kebugaran, terampil serta memiliki sikap yang positif.

10) Mata Pelajaran Prakarya


Mata Pelajaran Prakarya dapat digolongkan ke dalam
pengetahuan transcience-knowledge, yaitu mengembangkan
pengetahuan dan melatih keterampilan kecakapan hidup berbasis
seni dan teknologi. Pembelajaran ini melatih kemampuan ekspresi-
kreatif untuk menuangkan ide dan gagasan yang dirasionalisasikan
secara teknologis sehingga keterampilan tersebut bermuara
apresiasi teknologi terbarukan maupun kearifan lokal, hasil yang
ergonomis serta aplikatif dan ekosistem dalam memanfaatkan
lingkungan sekitar.
Mata pelajaran Prakarya bertujuan agar peserta didik memiliki
kemampuan sebagai berikut:
- Memfasilitasi peserta didik mampu berekspresi kreatif
melalui keterampilan teknik berkarya berbasis teknologi
tepat guna dan seni, baik tradisional maupun modern, serta
alami maupun artifisal.
- Membina peserta didik yang kritis terhadap kemajuan seni
dan teknologis serta mampu memanfaatkan karya kearifan

32
lokal sebagai dasar pengembangan pribadi yang berkarakter
Indonesia, cerdas dan humanis.
- Melatih memanfaatkan media dan bahan berkarya seni dan
teknologi.
- Menghasilkan karya jadi maupun apresiatif yang siap
dimanfaatkan dalam kehidupan, dengan menerapkan
kearifan lokal
- Melatih keterampilan mencipta karya dengan
memanfaatkan benda-benda di sekitar baik bahan alami
maupun buatan serta mendaur ulang sampah/benda-benda
tidak terpakai yang ada di sekolah untuk mengatasi masalah
sampah di sekolah

3. Mata Pelajaran Muatan Lokal


a. Jenis dan strategi muatan lokal
Muatan lokal merupakan kegiatan kurikuler untuk mengembangkan
kompetensi yang disesuaikan dengan ciri khas dan potensi daerah,
termasuk keunggulan daerah, yang materinya tidak sesuai menjadi
bagian dari mata pelajaran lain dan atau terlalu banyak sehingga harus
menjadi mata pelajaran tersendiri. Substansi muatan lokal ditentukan
oleh sekolah, tidak terbatas pada mata pelajaran seni-budaya dan
keterampilan, tetapi juga mata pelajaran lainnya, seperti Pendidikan
Lingkungan Hidup. Muatan lokal merupakan mata pelajaran, sehingga
sekolah harus mengembangkan standar kompetensi dan kompetensi
dasar untuk setiap jenis muatan lokal yang diselenggarakan. Sekolah
dapat menyelenggarakan satu mata pelajaran muatan lokal setiap
semester, atau dua mata pelajaran muatan lokal dalam satu tahun

33
Muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah dan diterapkan di SMP
PGRI 1 Donomulyo adalah :
KELAS DAN
KET
ALOKASI WAKTU
VII VIII IX
1.Bahasa Daerah 2 2 2 Sesuai dengan
PERGUB No: 19
tahun 2014 Tentang
Mata Pelajaran Bahasa
Daerah

Mata pelajaran Bahasa Daerah bertujuan agar peserta didik memiliki


kemampuan sebagai berikut:
1. Berkomunikasi secara efektif dan efisien dengan menggunakan bahasa
daerah (Jawa) baik dengan teman sebaya maupun dengan orang yang
lebih tua untuk mewujudkan karakter yang berbudi pekerti luhur.
2. Menghargai dan bangga menggunakan bahasa bahasa daerah (Jawa)
serta untuk melestarikannya sebagai kekayaan budaya daerah
3. Memahami bahasa daerah (Jawa) dan menggunakannya dengan tepat
dan kreatif untuk berbagai tujuan diantaranya berupa karya sastra yang
berupa geguritan, parikan, tembang dll yang memuat upaya
perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup dan P4GN
(Pencegahan, Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba)

34
Daftar Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal

MATA PELAJARAN : BAHASA DAERAH

NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR


KELAS VII
1. Mengapresiasi dongeng yang 1.1 Menemukan isi dan pesan
diperdengarkan. dongeng
1.2 Memberikan tanggapan
relevansi isi dan pesan
dongeng dengan situasi
sekarang

2. Mengungkapkan berbagai informasi 2.1 Berwawancara dengan


dan melalui wawancara nara sumber dari berbagai
kalangan dengan
memperhatikan tatakrama
2.2 Menyampaikan laporan
hasil wawancara

3 Membaca ragam teks sastra dan non 3.1 Menemukan pokok


sastra dengan berbagai teknik pikiran dengan cara
membaca cepat minimal
50 kata permenit
3.2 Mengungkapkan isi
guritan dengan cara
membaca ekspresif
3.3 Melagukan tembang
dolanan
4 Mengungkapkan pikiran, perasaan 4.1 Membuat kalimat
dan gagasan dalam bentuk narasi menggunakan kata

35
NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
sederhana dengan huruf latin dan berawalan anuswara dan
huruf Jawa tripurusa.
4.2 Menulis huruf jawa, ater-
ater anuswara dan
tripurusa
5 Memahami cerita anak atau wacan 5.1 Menemukan tema dan
bocah melalui kegiatan pesan cerita anak atau
mendengarkan. wacan bocah yang
diperdengarkan.
5.2 Melanjutkan cerita anak
sesuai dengan imajinasi
6 Mengungkapkan berbagai informasi 6.1 Menyampaikan pesan
dan pesan secara langsung secara lisan menggunakan
ragam Bahasa Jawa
dengan baik dan benar
7 Memahami ragam teks berhuruf latin 7.1 Menyimpulkan isi suatu
dan jawa dengan tehnik membaca teks berhuruf jawa
cepat dan membaca Ekspresif. dengan cara membaca
cepat
7.2. Membaca bacaan
pacelathon dengan penuh
penghayatan
8 Mengungkapkan 8.1 .Membuat paragraf
pikiran,gagasan,pendapat, dan menggunakan basa
perasaan melalui kegiatan menulis rinengga
kreatif. (purwakanthi,paribasan
Ian bebasan)
8.2. Membuat parikan dengan
memperhatikan ciri dan
kaidah penulisan

36
NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR

KELAS VIII
1 Memahami unsur instrinsik tembang 1.1. Menyebutkanjenis
Macapat melalui kegiatan tembang Macapat dan
mendengarkan. cirri- cirinya.
1.2. Menemukan isi, pesan
yang terkandung dalam
tembang Macapat.
2 Mengungkapkan pikiran dengan 2.1. Bermain peran sesuai
bermain peran dan perasaan dengan naskah
3 Memahami teks melalui kegiatan 3.1. Menemukan kalimat
membaca intensif tunggal dan kalimat
majemuk dalam bacaan
3.2 Menemukan gagasan
utama dalam teks dengan
membaca cepat
4 Mengungkapkan pikiran, gagasan, 4.1 Menulis surat pribadi
perasaan dan informasi dalam bentuk dengan menggunakan
surat dan semboyan / sesanti dengan ragam bahasa Jawa yang
huruf latin dan hurufjawa. baik dan benar.
4.2. Menulis semboyan /
sesanti dengan huruf latin
dan huruf Jawa.

5 Memahami unsur intrinsik dalam 5.1. Menjelaskan tema dan


cerita fiksi (cerpen) yang dibacakan. latar cerita fiksi
5.2. Mengidentifikasi karakter

37
NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
tokoh dalam cerita fiksi.
6 Mengungkapkan pengalaman melalui 6.1. Menceritakan riwayat
kegiatan bercerita hidup tokoh/pahlawan
yang diidolakan
7 Memahami ragam teks dengan cara 7.1 . Menemukan isi secara
membaca memindai/scaniing atau tepat dari teks cerita
membaca cepat wayang melalui kegiatan
membaca
7.2. Menemukan informasi
secara cepat teks berhuruf
jawa minimal
8 Mengungkapkan kembali isi cerita 8.1 . Menulis ringkasan atau
fiksi dengan cara meringkas sinopsis cerita fiksi
8.2. Menulis cerkak
berdasarkan pengalaman
pribadi
KELAS IX
1. Mengapresiasi cerita wayang yang di 1.1 Menemukan isi dan pesan
perdengarkan-perdengarkan dari cerita wayang
1.2. Mengenal karakter tokoh-
tokoh dalam cerita
wayang.
1.3 Menunjukan relevansi
cerita wayang dengan
situasi sekarang
2. Mengungkapkan perasaan, pikiran, 2.1 Berpidatol berceramah
informasi dan gagasan dalam memberikan sambutan
berpidato dan berdiskusi dalam berbagai keperluan
dengan tema lingkungan.
3. Membaca ragam teks dengan cara 3.1. Menemukan informasi

38
NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
membaca intensif dan membaca dari beberapa artikel,
cepat. majalah melalui kegiatan
membaca insentif
3.2 Menemukan gagasan
utama suatu teks
berhuruf Jawa dengan
membaca cepat 15 kata
permenit
4 Mengungkapkan perasaan, pikiran 4.1 Membuat tembang
dan informasi dalam bentuk tembang macapat sesuai dengan
kaidah
5 Mengapresiasi pementasan drama 5.1 Menemukan isi dan
tradisional. pesan pementasan drama
tradisional.
5.2 Menanggapi pementasan
drama tradisional
6 Mengungkapkan gagasan, perasaan 6.1 Berdoa dengan
dan harapan melalui menggunakan ragam
bahasa sesuai dengan
harapan
7 Memahami ragam teks non sastra 7.1 Membaca teks berita
dengan cara membaca ekstensif dengan intonasi, mimik
nyaring yang tepat
7.2 Membaca teks berita dan
pengumuman dengan
intonasi, mimik yang
tepat
8 Mengungkapkan perasaan, gagasan 8.1 Menulis geguritan
dan tentang pengalaman
pribadi.

39
NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
informasi serta pengalaman dalam 8.2 Menulis berita dengan
prosa dan puisi. huruf jawa.

2. Pengaturan Beban Belajar


Pengaturan beban belajar di SMP PGRI 1 Donomulyo ini dengan
sistem paket, yaitu sistem penyelenggaraan pendidikan yang peserta
didiknya wajib mengikuti seluruh program pembelajaran dan beban belajar
yang sudah ditetapkan untuk setiap kelas sesuai dengan struktur
kurikulum. Beban belajar setiap mata pelajaran pada sistem paket
dinyatakan dalam satuan jam pelajaran.
Berdasarkan pada struktur dan muatan kurikulum SMP PGRI
1Donomulyo, beban belajar tatap muka adalah 34 jam pelajaran
perminggu, dan alokasi waktu 40 menit untuk setiap jam pelajaran tatap
muka. Beban belajar satu tahun pelajaran adalah sebagai berikut :

Satu jam Waktu


Jumlah Minggu Jumlah jam
pembelajaran pembelajaran
Kelas jampel/ efektif per tahun
tatap muka per tahun
minggu per tahun (@ 40 meni)
(menit) (jampel)
VII 40 41 38 - 42 1600 - 1680 1394 - 1558
Jam pelajaran Jam
pelajaran
VIII 40 41 38 - 42 1394- 1558 1398- 1558
Jam pelajaran Jam
pelajaran
IX 40 41 38 - 42 1224 - 1368 816 – 912
Jam pelajaran menit
(51.840

Selain tatap muka, beban belajar yang diikuti peserta didik adalah penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur yang waktunya maksimal enam

40
puluh persen (60 %) dari jumlah jam tatap muka. Penugasan terstruktur (PT)
diantaranya berupa pekerjaan rumah, penyusunan program atau perencanaan
kegiatan, laporan pelaksanaan kegiatan. Kegiatan mandiri tidak terstruktur
(KMTT) terdiri dari tugas-tugas individu atau kelompok yang disesuaikan dengan
karakteristik KD, potensi, minat dan bakat peserta didik.

3. Bimbingan dan konseling


Bimbingan dan Konselingsebagai bagian integral dari pendidikan
adalah upaya memfasilitasi dan memandirikan peserta didik dalam rangka
tercapainya perkembangan yang utuh dan optimal.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik Indonesia Nomor 111 tahun 2014 Tentang Bimbingan dan
konseling pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah, Bimbingan
dan Konseling adalah upaya sistematis, objektif, logis, dan berkelanjutan
serta terprogram yang dilakukan oleh konselor atau guru Bimbingan dan
Konseling untuk memfasilitasi perkembangan peserta didik/Konseli untuk
mencapai kemandirian dalam kehidupannya. Konseli adalah penerima
layanan Bimbingan dan Konseling pada satuan pendidikan.
Layanan bimbingan dan konseling dilaksanakan secara langsung
(tatap muka) antara guru bimbingan dan konseling atau konselor dengan
konseli dan tidak langsung (menggunakan media tertentu), dan diberikan
secara individual.

a. Komponen layanan Bimbingan dan Konseling


Komponen layanan Bimbingan dan Konseling memiliki 4 (empat)
program yang mencakup: layanan dasar; layanan peminatan dan
perencanaan individual; layanan responsif; dan layanan dukungan
sistem.
1. Layanan Dasar
Layanan dasar diartikan sebagai proses pemberian bantuan
kepada seluruh konseli melalui kegiatan penyiapan pengalaman

41
terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan
kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap dan
tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar
kompetensi kemandirian).

2. Layanan Peminatan Dan Perencanaan Individual


Peminatan adalah program kurikuler yang disediakan untuk
mengakomodasi pilihan minat, bakat dan/atau kemampuan peserta
didik/konseli dengan orientasi pemusatan, perluasan, dan/atau
pendalaman mata pelajaran dan/atau muatan kejuruan.Peminatan
peserta didik dalam Kurikulum 2013 mengandung makna:
- suatu pembelajaran berbasis minat peserta didik sesuai
kesempatan belajar yang ada dalam satuan pendidikan;
- suatu proses pemilihan dan penetapan peminatan belajar yang
ditawarkan oleh satuan pendidikan;
- merupakan suatu proses pengambilan pilihan dan keputusan
oleh peserta didik tentang peminatan belajar yang didasarkan
atas pemahaman potensi diri dan pilihan yang tersedia pada
satuan pendidikan serta prospek peminatannya;
- merupakan proses yang berkesinambungan untuk memfasilitasi
peserta didik mencapai keberhasilan proses dan hasil belajar
serta perkembangan optimal dalam rangka mencapai tujuan
pendidikan nasional; dan
- layanan peminatan peserta didik merupakan wilayah garapan
profesi bimbingan dan konseling, yang tercakup pada layanan
perencanaan individual. Layanan Perencanaan individual
adalah bantuan kepada peserta didik/konseli agar mampu
merumuskan dan melakukan aktivitas-aktivitas sistematik yang
berkaitan dengan perencanaan masa depan berdasarkan
pemahaman tentang kelebihan dan kekurangan dirinya, serta

42
pemahaman terhadap peluang dan kesempatan yang tersedia di
lingkungannya. Pemahaman konseli secara mendalam,
penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang
akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki konseli
amat diperlukan sehingga peserta didik/konseli mampu
memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam
mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk
keberbakatan dan kebutuhan khusus peserta didik/konseli.
-
3. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada
peserta didik/konseli yang menghadapi masalah dan
memerlukan pertolongan dengan segera, agar peserta
didik/konseli tidak mengalami hambatan dalam proses
pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Strategi layanan
responsif diantaranya konseling individual, konseling
kelompok, konsultasi, kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih
tangan kasus (referral).

4. Layanan Dukungan Sistem


Ketiga komponen program (layanan dasar, layanan
peminatan dan perencanan individual, dan responsif)
sebagaimana telah disebutkan sebelumnya merupakan
pemberian layanan bimbingan dan konseling kepada peserta
didik/konseli secara langsung. Sedangkan dukungan sistem
merupakan komponen pelayanan dan kegiatan manajemen, tata
kerja, infrastruktur (misalnya Teknologi Informasi dan
Komunikasi), dan pengembangan kemampuan profesional
konselor atau guru bimbingan dan konseling secara
berkelanjutan, yang secara tidak langsung memberikan bantuan
kepada peserta didik/konseli atau memfasilitasi kelancaran

43
perkembangan peserta didik/konseli dan mendukung efektivitas
dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.

b. Bidang layanan Bimbingan dan Konseling


Bidang layanan Bimbingan dan Konseling mencakup:
1) bidang layanan pribadi;
2) bidang layanan belajar;
3) bidang layanan sosial; dan
4) bidang layanan karir

Komponen layanan Bimbingan dan Konseling dituangkan ke


dalam program tahunan dan semester dengan mempertimbangkan
komposisi dan proporsi serta alokasi waktu layanan baik di dalam maupun
di luar kelas. Layanan Bimbingan dan Konseling diselenggarakan di
dalam kelas dengan beban belajar 1 (satu) jam perminggu. Layanan
Bimbingan dan Konseling yang diselenggarakan di luar kelas, setiap
kegiatan layanan disetarakan dengan beban belajar 2 (dua) jam perminggu.
Strategi layanan Bimbingan dan Konseling dibedakan atas: jumlah
individu yang dilayani; permasalahan; dan cara komunikasi layanan.
Strategi layanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan jumlah individu
yang dilayani dilaksanakan melalui layanan individual, layanan kelompok,
layanan klasikal, atau kelas besar.
Strategi layanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan
permasalahan dilaksanakan melalui pembimbingan, konseling, atau
advokasi. Strategi layanan Bimbingan dan Konseling berdasarkan cara
komunikasi layanan dilaksanakan melalui tatap muka atau media.
Penyelenggaraan Bimbingan dan Konseling pada SMP PGRI 1
Donomulyo dilakukan oleh Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling
dengan rasio satu Konselor atau Guru Bimbingan dan Konseling melayani
150 orang Konseli atau peserta didik.

44
4. Pendidikan Kepramukaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
(Permendikbud) nomor 63 tahun 2014 Pendidikan Kepramukaan adalah
proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia
pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai nilai kepramukaan.
Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan sebagai kegiatan ekstrakurikuler
wajib pada pendidikan dasar dan menengah. Kegiatan Ekstrakurikuler
wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh
peserta didik, terkecuali bagi Peserta Didik dengan kondisi tertentu yang
tidak memungkinkan untuk mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler tersebut.
Desain Induk Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler
Wajib dalam konteks Kurikulum 2013, pada dasarnya berwujud proses
aktualisasi dan penguatan capaian pembelajaran Kurikulum 2013, ranah
sikap dalam bingkai KI-1, KI-2, dan ranah keterampilan dalam KI-4,
sepanjang yang bersifat konsisten dan koheren dengan sikap dan
kecakapan Kepramukaan. Dengan demikian terjadi proses saling interaktif
dan saling menguatkan (mutually interactive and reinforcing.)
Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan dalam 3 (tiga) Model
meliputi Model Blok, Model Aktualisasi, dan Model Reguler. Model Blok
merupakan kegiatan wajib dalam bentuk perkemahan yang dilaksanakan
setahun sekali dan diberikan penilaian umum. Model Aktualisasi
merupakan kegiatan wajib dalam bentuk penerapan sikap dan
keterampilan yang dipelajari didalam kelas yang dilaksanakan dalam
kegiatan Kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan diberikan penilaian
formal. Model Reguler merupakan kegiatan sukarela berbasis minat
peserta didik yang dilaksanakan di Gugus depan

Secara programatik, Ektrakurikuler Wajib Pendidikan


Kepramukaan diorganisasikan dalam Model sebagai berikut.

No Nama Sifat Pegorganisasian

45
Model Kegiatan
1 Model Wajib, setahun sekali, - Kolaboratif
Blok berlaku bagi seluruh - Bersifat intramural atau
peserta didik, ekstramural (di luar
terjadwal, penilaian dan/atau didalam
umum lingkungan satuan
pendidikan)
2 Model Wajib, rutin, terjadwal, - Pembina Pramuka
Aktualisasi berlaku untuk seluruh - Bersifat intramural
peserta didik dalam (dalam lingkungan satuan
setiap kelas, pendidikan)
penjadwalan, dan
penilaian formal
3 Reguler di Sukarela, berbasis Sepenuhnya dikelola oleh
Gugus minat Gugus Depan Pramuka
Depan pada satuan pendidikan.

Secara rinci untuk masing-masing model dapat dideskripsikan


sebagai berikut.

1. Model Blok memiliki karakteristik sebagai berikut.


a. Diikuti oleh seluruh siswa.
b. Dilaksanakan pada setiap awal tahun pelajaran.
c. Untuk kelas I, kelas VII dan kelas X diintegrasikan di dalam
Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS).
d. Untuk SMP/MTs dilaksanakan selama 36 Jam.
e. Penanggungjawab kegiatan adalah Kepala Sekolah selaku
Ketua Mabigus.
f. Pembina kegiatan adalah Guru Kelas/Guru Mata pelajaran
selaku Pembina Pramuka dan/atau Pembina Pramuka serta

46
dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur
Muda/Instruktur Pramuka).
2. Model Aktualisasi memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Diikuti oleh seluruh siswa.
b. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.
c. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit.
3. Model Reguler memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Diikuti oleh siswa yang berminat mengikuti kegiatan Gerakan
Pramuka di dalam Gugus Depan.
b. Pelaksanaan kegiatan diatur oleh masing-masing Gugus Depan.

Tabel Aktualisasi nilai-nilai kurikulum 2013 dalam pendidikan


kepramukaan SMP kelas VII (penggalang)

47
48
49
5. Program Kokurikuler
a. Pengertian Kokurikuler
Kegiatan kokurikuler merupakan kegiatan yang dimaksudkan
untuk lebih memperdalam dan menghayati materi pelajaran yang telah
dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler didalam kelas. Kegiatan ini
dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Seperti:
Kunjungan ke museum, peternakan, perkebunan, pabrik, industri
kimia, konstruksi bangunan, jembatan, daerah tercemar, lokasi wisata,
situs peninggalan sejarah Islam, pasar, dll.
Kegiatan kokurikuler dapat dilakukan secara terintegrasi dengan
berbagai mata pelajaran dalam 1 kegiatan. Kolaborasi berbagai mata
pelajaran ini akan membentuk proses berfikir kritis peserta didik dalam
melihat sesuatu dari berbagai cabang ilmu pengetahuan. Sehingga akan
terjadi moderasi berfikir yang multikultur. Hal ini secara holistik akan
membentuk karakter manusia yang arif dan bijaksana dalam menyikapi
segala sesuatu.

b. Prinsip-prinsip Kokurikuler
1) Tugas kokurikuler hendaknya jelas dan sesuai dengan KD atau
IPK tertentu yang sedang dipelajari
2) Kokurikuler harus menunjang langsung intrakurikuler dan
kepentingan belajar peserta didik, dengan penekanan pada
konteks yang lebih nyata
3) Kokurikuler dirancang di awal semester, dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kondisi daerah,
potensi sekolah dan tidak diskriminatif
4) Kokurikuler mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu,
keterpaduan lintas mata pelajaran, dan keragaman budaya
5) Kegiatan yang dirancang sesuai dengan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya pada masa kini dan masa yang akan
datang

50
6) Penilaian kegiatan kokurikuler lebih menekankan pada
pengembangan kompetensi dan karakter peserta didik
7) Kegiatan kokurikuler didukung dengan adanya monitoring dan
evaluasi untuk mengetahui kualitas program
8) Jika kegiatan kokurikuler memerlukan biaya, maka biaya itu
tidak boleh memberatkan orang tua peserta didik
9) Kegiatan kokurikuler tidak memberatkan peserta didik, baik
secara fisik maupun psikis
10) Pelaksanaan kegiatan kokurikuler harus memperhatikan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
11) Rancangan kegiatan kokurikuler tertuang dalam dokumen
KTSP

c. Tujuan
1) Memberikan pengalaman belajar pada konteks yang lebih nyata
2) Menumbuhkembangkan karakter yang baik
3) Mengembangkan keterampilan sosial dan kemampuan
kepemimpinan
4) Mendorong tumbuhnya kesadaran dan penghargaan terhadap
keberagaman
5) Meningkatkan semangat dalam menyikapi isu-isu global yang
berkembang
6) Mengembangkan kompetensi literasi dan numerasi

d. Prosedur / Tahapan pengelolaan


1) Perencanaan
- Menentukan Tema
- Mengidentifikasi Mata Pelajaran dan KD Terkait
- Menentuan Tujuan Kegiatan kokurikuler
- Menentukan Bentuk Kegiatan kokurikuler
- Menentukan Lokasi dan Alokasi Waktu Kegiatan

51
2) Pelaksanaan
Penjadwalan Kegiatan Kokuruikuler dirancang di awal tahun
pelajaran oleh pembina di bawah bimbingan guru mata pelajaran.
Jadwal Kegiatan Kokuruikuler diatur agar tidak menghambat
pelaksanaan kegiatan intra dan Ekstrakurikuler
3) Penilaian
Kinerja peserta didik dalam Kegiatan Kokuruikuler perlu mendapat
penilaian. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian
kompetensi peserta didik dalam Kegiatan Kokuruikuler. Penilaian
dilakukan secara kualitatif. Bagi peserta didik yang belum
mencapai nilai minimal perlu mendapat bimbingan terus menerus
untuk mencapainya.
4) Monitoring dan Evaluasi
Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan untuk mengukur
ketercapaian tujuan pada setiap indikator yang telah ditetapkan
dalam perencanaan satuan pendidikan. Satuan pendidikan
hendaknya mengevaluasi setiap indikator yang sudah tercapai
maupun yang belum tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi, satuan
pendidikan dapat melakukan perbaikan rencana tindak lanjut untuk
siklus kegiatan berikutnya.

1. Matriks kegiatan kokurikuler, mencantumkan :


…………..

52
6. Kegiatan Ekstrakurikuler
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
(Permendikbud) nomor 62 tahun 2014 Kegiatan Ekstrakurikuler adalah
kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar
kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan.
Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk
mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian,
kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka
mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional
Kegiatan Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan
dengan prinsip: (1) partisipasi aktif yakni bahwa Kegiatan Ekstrakurikuler
menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat
dan pilihan masing-masing; dan (2) menyenangkan yakni bahwa Kegiatan
Ekstrakurikuler dilaksanakan dalam suasana yang menggembirakan bagi
peserta didik.
Ada 2 (dua) macam ekstrakurikuler yaitu wajib dan pilihan.
Ekstrakurikuler wajib adalah kegiatan ekstrakurikuler yang wajib
diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh
peserta didik. Dalam Kurikulum 2013 ekstrakurikuler wajib adalah
Pramuka. Ekstrakurikuler pilihan adalah kegiatan ekstrakurikuler yang
dapat dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan
dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat dan minatnya masing-masing.
Kegiatan Ekstrakurikuler dikelompokkan menjadi Kegiatan
Ekstrakurikuler wajib dan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan. Dalam
Kurikulum 2013 Pendidikan Kepramukaan merupakan ekstrakurikuler
wajib.
Penjadwalan Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dirancang di awal
tahun pelajaran oleh pembina di bawah bimbingan kepala
sekolah/madrasah atau wakil kepala sekolah/madrasah. Jadwal Kegiatan

53
Ekstrakurikuler diatur agar tidak menghambat pelaksanaan kegiatan intra
dan kokurikuler.
Penilaian Kinerja peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
perlu mendapat penilaian dan dideskripsikan dalam raport. Kriteria
keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian kompetensi peserta didik
dalam Kegiatan Ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian dilakukan
secara kualitatif. Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal “baik”
pada Pendidikan Kepramukaan pada setiap semesternya. Nilai yang
diperoleh pada Pendidikan Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan
kelas peserta didik. Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal
perlu mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapainya.
Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan untuk mengukur
ketercapaian tujuan pada setiap indikator yang telah ditetapkan dalam
perencanaan satuan pendidikan. Satuan pendidikan hendaknya
mengevaluasi setiap indikator yang sudah tercapai maupun yang belum
tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi, satuan pendidikan dapat melakukan
perbaikan rencana tindak lanjut untuk siklus kegiatan berikutnya.
Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler meliputi: Kebijakan Satuan Pendidikan, Ketersediaan
Pembina dan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan Kegiatan
Ekstrakurikuler antara lain : (1). Satuan Pendidikan terdiri dari Kepala
sekolah, tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan pembina
ekstrakurikuler, bersama-sama mewujudkan keunggulandalam ragam
Kegiatan Ekstrakurikuler sesuai dengan sumber daya yang dimiliki oleh
tiap satuan pendidikan. (2). Komite Sekolah/Madrasah Sebagai mitra
sekolah memberikan dukungan, saran, dan kontrol dalam mewujudkan
keunggulan ragam Kegiatan Ekstrakurikuler. (3). Orangtua.

54
Matriks Kegiatan Ekstrakurikuler

Kegiatan ekstrakurikuler Nilai-nilai yang


Strategi
ditanamkan
Kegiatan ekstrakurikuler :
1. Seni Drama  Disiplin  Latihan rutin
 Kerjasama  Berkompetisi
 Saling menghargai lokal maupun
 Peduli budaya regional
bangsa  Pagelaran seni
 Cinta tanah air drama

 Semangat
kebangsaan
2. Seni Tari  Disiplin  Latihan rutin
 Kerjasama  Berkompetisi
 Saling menghargai lokal maupun
 Peduli budaya regional
bangsa  Pagelaran seni
 Cinta tanah air tari

 Semangat
kebangsaan
3. Seni karawitan  Disiplin  Latihan rutin
 Kerjasama  Berkompetisi
 Saling menghargai lokal maupun
 Peduli budaya regional
bangsa  Pagelaran seni
 Cinta tanah air karawitan

 Semangat
kebangsaan
4. Pramuka  Demokratis  Latihan

55
 Disiplin terprogram
 Kerjasama (kepemimpinan/

 Rasa Kebangsaan berorganisasi)

 Toleransi
 Peduli sosial dan
lingkungan
 Cinta damai
 Kerja keras
5. Bola Volly  Sportifitas  Latihan
 Menghargai terprogram
prestasi  Perlombaan bola
 Kerja keras volly tingkat
 Cinta damai sekolah, maupun

 Disiplin regional.

6. Akhlaq  Toleransi  Pembinaan secara


 Tanggung Jawab rutin dan
 Demokratis kontinyu.

 Cinta damai
 Disiplin
 Jujur
7. Baca Tulis Al  Komunikatif  Pembinaan secara
Qur’an  Menghargai orang rutin dan
lain kontinyu.
 Obyektif
 Jujur

56
7. Penilaian Hasil Belajar
Berdasarkan Peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik ndonesia Nomor 23 tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah meliputi aspek: sikap; pengetahuan; dan
keterampilan. Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku
peserta didik. Penilaian pengetahuan merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik. Penilaian
keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan
tugas tertentu. Penilaian pengetahuan dan keterampilan dilakukan oleh
pendidik, satuan pendidikan, dan/atau Pemerintah.
Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan: mengamati
perilaku peserta didik selama pembelajaran; mencatat perilaku peserta
didik dengan menggunakan lembar observasi/pengamatan;
menindaklanjuti hasil pengamatan; dan mendeskripsikan perilaku peserta
didik.
Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan:
menyusun perencanaan penilaian; mengembangkan instrumen penilaian;
melaksanakan penilaian; memanfaatkan hasil penilaian; dan melaporkan
hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan deskripsi.
Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:
menyusun perencanaan penilaian; mengembangkan instrumen penilaian;
melaksanakan penilaian; memanfaatkan hasil penilaian; dan melaporkan
hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan deskripsi.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau
dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar
peserta didik secara berkesinambungan. Penilaian hasil belajar oleh satuan

57
pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian Standar Kompetensi
Lulusan untuk semua mata pelajaran. Penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara
nasional pada mata pelajaran tertentu.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk
ulangan, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk: mengukur dan
mengetahui pencapaian kompetensi Peserta Didik; memperbaiki proses
pembelajaran; dan menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian,
tengah semester, akhir semester, akhir tahun. dan/atau kenaikan kelas.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dalam
bentuk ujian sekolah. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
digunakan untuk penentuan kelulusan dari satuan pendidikan. Satuan
pendidikan menggunakan hasil penilaian oleh satuan pendidikan dan hasil
penilaian oleh pendidik untuk melakukan perbaikan dan/atau penjaminan
mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam bentuk
penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok,
dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik.
Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam
bentuk penilaian tengah semester (PTS), penilaian akhir tahun(PAT)
penilaian akhir dan/atau ujian sekolah.
Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk
Ujian Nasional yang ditahun ini 2022 diubah menjadi Asesmen Nasional
(AN)

58
8. Ketuntasan Belajar

Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan


Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan, pengertian Kriteria Ketuntasan Minimal yang selanjutnya
disebut KKM adalah kriteria ketuntasan belajar yang ditentukan oleh
satuan pendidikan yang mengacu pada standar kompetensi kelulusan,
dengan mempertimbangkan karakteristik peserta didik, karakteristik mata
pelajaran, dan kondisi satuan pendidikan.
Mekanisme penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan:
penetapan KKM yang harus dicapai oleh peserta didik melalui rapat
dewan pendidik. KKM harus ditetapkan pada awal tahun pelajaran. Acuan
kriteria tidak diubah serta merta karena hasil empirik penilaian, yang
berarti KKM tidak bisa diubah pada tengah semester.
Nilai ketuntasan belajar untuk aspek kompetensi pengetahuan dan
praktik dinyatakan dalam bentuk bilangan bulat dengan rentang 0 -100
(angka 100% merupakan kriteria ideal). Satuan pendidikan dapat
menentukan kriteria ketuntasan minimal (KKM) di bawah nilai ketuntasan
belajar ideal dengan mempertimbangkan tingkat kemampuan rata-rata
peserta didik serta kemampuan sumber daya pendukung dalam
penyelenggaraan pembelajaran

Kriteria ketuntasan minimal (KKM) berfungsi secagai acuan bagi:


guru dalam menilai kompetensi peserta didik sesuai kompetensi dasar
mata pelajaran yang diikuti; peserta didik dalam menyiapkan diri
mengikuti penilaian mata pelajaran
Metode kuantitatif dilakukan melalui analisis ketuntasan belajar
minimal pada setiap indikator dengan memperhatikan tingkat
kompleksitas, daya dukung, dan intake siswa untuk mencapai ketuntasan
kompetensi dasar dan standar kompetensi. Metode ini dilakukan dengan
cara menganalisis setiap indikator, KD, dan SK dengan menggunakan
poin/skor atau skala/rentang yang telah ditetapkan

59
Penetapan KKM untuk aspek kognitif dan praktik dilakukan oleh
guru mata pelajaran pada awal tahun pelajaran melalui proses penetapan
dimulai dari KKM setiap indikator pencapaian KD, KKM KD, KKM SK,
dan menjadi KKM mata pelajaran, dengan mempertimbangkan hal-hal
berikut
a. Tingkat kompleksitas
b. Daya dukung
c. Tingkat Kemampuan (intake)

Tingkat kompleksitas adalah tingkat kesulitan/kerumitan setiap


indikator, kompetensi dasar dan standar kompetensi yang harus dicapai
oleh peserta didik.

Daya dukung adalah segala sumber daya dan potensi yang dapat
mendukung penyelenggaraan pembelajaran seperti sarana dan prasarana
meliputi perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk proses
pembelajaran, ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan,
manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders

Kemampuan (intake) rata-rata peserta didik atau kompetensi awal


peserta didik yang dapat dimanfaatkan dalam mencapai kompetensi dasar
(KD) dan Standar Kompetensi (SK) yang telah ditetapkan dalam jangka
waktu tertentu.

60
Tabel Penetapan KKM kelas VIII dan IX Mata Pelajaran
Tahun 2023/2024

KKM
MATA PELAJARAN
VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 75
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 75 75

3. Bahasa Indonesia 75 75

4. Matematika 75 75

5. Ilmu Pengetahuan Alam 75 75

6. Ilmu Pengetahuan Sosial 75 75

7. Bahasa Inggris 75 75
Kelompok B

1. Seni Budaya 75 75

2. Pendidikan Jasmani, Olah Raga dan Kesehatan 75 75

3. Prakarya/ Ketrampilan* 75 75

4. Bahasa Daerah 75 75

SMP PGRI 1 Donomulyo menggunakan prinsip mastery learning


(ketuntasan belajar), ada perlakukan khusus untuk peserta didik yang
belum maupun yang sudah mencapai ketuntasan. Peserta didik yang belum
mencapai KKM harus mengikuti kegiatan remedial, sedangkan peserta
didik yang sudah menncapai KKM mengikuti kegiatan pengayaan.

a. Program Remedial (Perbaikan)


1) Remedial wajib diikuti oleh peserta didik yang belum mencapai
KKM dalam setiap kompetensi dasar dan/atau indikator.

61
2) Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam/di luar jam
pemebelajaran.
3) Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial
penilaian.
4) Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes manupun
nontes.
5) Kesempatan mengikuti remedial maksimal dua kali.
6) Nilai remedial maksimal sesuai KKM.

b. Program Pengayaan
1) Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai
KKM dalam setiap kompetensi dasar.
2) Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/di luar jam
pembelajaran.
3) Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun
nontes.
4) Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat
digunakan.

9. Kenaikan kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada akhir tahun pelalajaran atau
setelah semester genap. Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil
belajar pada semester genap, dengan pertimbangan seluruh KD/SK yang
belum tuntas pada semester ganjil harus dituntaskan sampai mencapai
KKM yang ditetapkan sebelum akhir semester genap. Hal ini sesuai
dengan prinsip belajar tuntas (mastery learning), dimana peserta didik
yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai KKM yang ditetapkan,
maka yang bersangkutan harus mengikuti pembelajarn remidi sampai yang
bersangkutan mencapai KKM yang dimaksud. Artinya, nilai kenaikan
kelas tetap memperhitungkan hasil belajar peserta didik selama satu tahun
pelajaran yang sedang berlangsung.

62
Kriteria Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun
pelajaran. Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila:

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran pada kelas


bersangkutan.
b. Tidak Memiliki lebih dari 3 untuk mata pelajaran yang masing-
masing nilai kompetensi pengetahuan dan / atau kompetensi
keterampilannya di bawah KKM atau belum tuntas.
c. Nilai Ekstrakurikuler pendidikan kepramukaan minimal baik
d. Kehadiran minimal 90%.
e. Sikap minimal baik.

10. Kelulusan
Kelulusan diatur dalam Permendikbud Nomor 5 Tahun 2015 tentang
Tentang Kriteria Lulusan Peserta Didik, Penyelenggaraan Ujian Nasional,
dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah dan POS USBN Tahun Pelajaran
2018/2019 yang dituangkan melalui Peraturan Badan Standar Nasional
Pendidikan Nomor: 0048/BSNP/XI/2018 yang menyebutkan bahwa
Kriteria kelulusan dari satuan pendidikan minimal mempertimbangkan
hal-hal berikut.

Peserta didik dinyatakan lulus dari Satuan Pendidikan setelah memenuhi


kriteria sebagai berikut:
a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran;
b. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal BAIK;
c. Telah mengiuti Asesmen Nasional

63
Sedangkan untuk kriteria kelulusan Peserta didik ditentukan sebagai
berikut

a. Menyelesaikan seluruh program pembelajaran di Sekolah. Bagi peserta


didik pindahan memiliki rapot dari sekolah/madrasah sebelumnya
yang menunjukkan peserta didik telah mengikuti program
pembelajaran di kelas sebelum melakukan pindah.
b. Memperoleh nilai sikap/perilaku minimal baik;
c. Prosentase kehadiran Peserta didik 80%
d. Nilai setiap mata pelajaran minimal 75
e. Mengikuti Ujian yang diselenggarakan oleh sekolah.
f. Gabungan antara nilai Ujian Sekolah dan nilai rata-rata rapor semester
I,II,III,IV,V,dan VI dengan pembobotan 40% untuk nilai Ujian
Sekolah dan pembobotan 60% untuk nilai rata-rata rapor.
NS=0,40US+0,60 Rata-Rata Nilai Rapor

Bila terdapat peserta didik yang tidak lulus, harus diadakan pendekatan
kepada peserta didik dan keluarga agar peserta didik yang bersangkutan
dapat mengulang di kelas 9 Tahun Pelajaran berikutnya, atau dapat
mengikuti alternative pendidikan lain Sekolah memiliki target kelulusan
seratus persen (100%) dengan rata-rata perolehan nilai yang semakin
meningkat setiap tahunnya.

Untuk mencapai target tersebut sekolah melakukan beberapa upaya


berikut:

1. Melakukan pemetaan kemampuan akademis pada mata pelajaran


yang diujinasionalkan
2. Melakukan analisis Kisi Ujian Nasional dengan kegiatan
menganalisis Kisi Ujian Nasional melalui MGMPS

64
3. Penyusunan modul oleh guru mata pelajaran UN dengan
berdasarkan Kisi Ujian Nasional
4. Mengadakan pelatihan guru matpel UN untuk dapat menyelesaikan
soal secara tepat dan cepat
5. Mengefektifkan remedial teaching bagi peserta didik yang dirasa
belum memenuhi KKM
6. Mengefektifkan enrichment teaching bagi peserta didik yang telah
memenuhi KKM Mengoptimalkan pos tes secara terstruktur setiap
kali selesai KBM
7. Memberikan bimbingan intensif khusus bagi siswa berkemampuan
rata-rata atas dan rata-rata bawah.
8. Persiapan mental dilakukan melalui pemberian motivasi, doa
bersama, dan istighotsah

11. Mutasi Peserta didik

SMP PGRI 1 Donomulyo menentukan persyaratan pindah/mutasi


peserta didik sesuai dengan prinsip managemen berbasis sekolah, melalui
suatu mekanisme yang obyektif dan transparan, mencakup hal-hal berikut :
a. Mutasi masuk:
1. Menunjukkan surat pindah dari sekolah asal
2. Menunjukkan surat keterangan sehat dari Puskesmas
3. Menunjukkan rapot asli dari sekolah asal yang telah
4. direkomendasi oleh instansi terkait.
5. Memenuhi pernyaratan administrative
b. Mutasi keluar:
1. Mempunyai alasan yang jelas dan dibenarkan dibuktikan dengan
surat permohonan orang tua
2. Menunjukkan surat pernyataan diterima dari sekolah yangmenjadi
tujuan mutasi.

65
12. Pelaksanaan dan Pengawasan Pembelajaran
Berdasarkan muatan kurikulum yang meliputi mata pelajaran, muatan
lokal, dan pengembangan diri serta peraturan akademik di atas, maka
implementasi proses pembelajaran, baik mata pelajaran, muatan lokal
maupun pengembangan diri di SMP PGRI 1 Donomulyo mengacu pada
standar proses, yaitu melalui tahapan-tahapan mulai dari penyusunan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar,
evaluasi keseluruhan proses pembelajaran dan penyusunan laporan.
Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan rancangan penilaian. Pelaksanaan pembelajaran
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti berupa kegiatan tatap muka
(eksplorasi, ekabolarasi, dan konfirmasi), penugasan terstruktur (PT),
kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT) dan penutup. Penilaian hasil
pembelajarn melalui prosedur dan mekanisme penilaian hasil belajar, evaluasi
dan rancangan pelaporan sesuai standar penilaian.
Pengawasan proses pembelajaran dimaksudkan untuk meningkatkan
kelancaran dan kualitas pembelajaran. Pemantauan dan supervisi proses
pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan
pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil belajar. Evaluasi
pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara
keseluruhan dan memusatkan ke seluruh kinerja guru dalam proses
pembelajaran. Hasil kegiatan pemantauan, supervisi dan evaluasi proses
pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan, dan ada tindak
lanjut untuk peningkatan kinerja guru baik berupa penguatan atau
penghargaan, teguran yang bersifat mendidik atau pelatihan.

66
13. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)

Berdasarkan Perpres nomor 87 tahun 2017 disebutkan Penguatan


Pendidikan Karakter yang selanjutnya disingkat PPK adalah gerakan
pendidikan dibawah tanggung jawab satuan pendidikan untuk memperkuat
karakter peserta didik melalui harmonisasi olah hati, olah rasa, olah pikir
dan olah raga dengan pelibatan dan kerjasama antara satuan pendidikan,
keluarga dan masyarakat sebagai bagian dari Gerakan Nasional Revolusi
Mental (GNRM).

a. Tujuan dari Penguatan Pendidikan Karakter yaitu:


Membangun dan membekali peserta didik sebagai generasi emas
Indonesia tahun 2045 dengan jiwa Pancasila dan pendidikan karakter
yang baik guna menghadapi dinamika perubahan di masa depan.
b. Mengembangkan platform pendidikan nasional yang meletakkan
pendidikan karakter sebagai jiwa utama dalam penyelenggaraan
pendidikan bagi peserta didik dengan dukungan pelibatan publik yang
dilakukan melalui pendidikan jalur formal, non formal, dan informal
dengan memperhatikan keberagaman budaya Indonesia.
c. Merevitalisasi dan memperkuat potensi dan kompetensi pendidik,
tenaga kependidikan, peserta didik, masyarakat dan lingkungan
keluarga dalam mengimplementasikan PPK

PPK dilaksanakan dengan menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam


pendidikan karakter terutama meliputi nilai-nilai religius, jujur, toleran,
disiplin, bekerja keras, kreatif , mandiri, demokratis, rasa ingin tahu,
semangat kebangsaan, cinta tanah air, menghargai prestasi, komunikatif,
cinta damai, gemar membaca, peduli lingkungan, peduli sosial, dan
bertanggung jawab.

67
Penyelenggaraan PPK dilaksanakan secara terintegrasi dalam kegiatan:
a. Intrakurikuler,
b. Kokurikuler,
c. Ekstrakurikuler, dan dilaksanakan di dalam dan atau diluar lingkungan
satuan pendidikan.
d. Penguatan Pendidikan Karakter di SMP PGRI 1 Donomulyo
dilaksanakan melalui kegiatan religius sholat Duha, sholat dhuhur atau
peringatan keagamaan.

14. Gerakan Literasi Sekolah (GLS)


Gerakan Literasi Sekolah merupakan sebuah upaya yang dilakukan
secara menyeluruh untuk menjadikan sekolah sebagai organisasi
pembelajaran yang warganya literat sepanjang hayat melalui pelibatan
publik.
Tujuannya adalah menumbuhkembangkan budi pekerti peserta didik
melalui pembudayaan ekosistem literasi sekolah yang diwujudkan dalam
Gerakan Literasi sekolah agar mereka menjadi pembelajar sepanjang
hayat.

a. Pelaksanaan Gerakan Literasi Sekolah yaitu


Penumbuhan minat baca melalui kegiatan 15 menit membaca
sebelum kegiatan belajar mengajar atau dijam tertentu/khusus.
b. Meningkatkan kemampuan literasi melalui kegiatan menanggapi
buku pengayaan.
c. Meningkatkan kemampuan literasi disemua mata pelajaran:
menggunakan buku pengayaan dan strategi membaca di semua
mata pelajaran.

15. Pengembangan Pendidikan Budaya dan Karakter Bangsa


Pada prinsipnya, pengembangan pendidikan budaya dan karakter bangsa
(PKPB) tidak dimasukkan sebagai pokok bahasan tetapi terintegrasi ke

68
dalam mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah. Guru dan
sekolah mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam
pendidikan budaya dan karekater bangsa ke dalam KTSP, silabus dan
RPP yang sudah ada. Indikator nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
ada dua jenis, yaitu (1) indikator sekolah dan kelas, dan (2) indikator
untuk mata pelajaran. Berdasarkan indikator tersebut disusun program
implementasi, pelaksanaan, penilaian, dan eveluasi keterlaksanaan
pendidikan budaya dan karakter bangsa di SMP PGRI 1Donomulyo.
Indikator sekolah dan kelas merupakan penanda yang digunakan
oleh kepala sekolah, guru dan personalia sekolah dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana
pendidikan budaya dan karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga
dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-
hari (rutin). Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku efektif
seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. Perilaku
yang dikembangkan semakin kompleks antara satu jenjang kelas dengan
jenjang kelas di atasnya, bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru
memiliki kebebasan dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus
dikembangkan sebelum ditingkatkan ke perilaku yang lebih kompleks.

Pembelajaran budaya dan karakter bangsa menggunakan


pendekatan proses belajar aktif dan berpusat pada peserta didik, dilakukan
melalui berbagai kegiatan di kelas, sekolah, dan masyarakat. Di kelas
dikembangkan melalui kegiatan belajar yang biasa dilakukan guru dengan
cara integrasi. Di sekolah dikembangkan dengan upaya pengkondisian
atau perencanaan sejak awal tahun pelajaran, dan dimasukkan ke dalam
Kalender Akademik dan yang dilakukan sehari-hari sebagai bagian dari
budaya sekolah sehingga peserta didik memeiliki kesempatan untuk
memunculkan perilaku yang menunjukkan nilai-nilai budaya dan karakter
bangsa. Di masyarakat dikembangkan melalui kegiatan ekstrakurikuler
dengan melakukan kunjungan ke tempat-tempat yang dapat menumbuhkan

69
rasa cinta tanah air dan melakukan pengabdian masyarakat untuk
menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan dan kesetiakawanan
sosial.

Adapun penilian dilakukan secara terus menerus oleh guru


dengan mengacu pada indikator pencapaian nilai-nilai budaya dan
karakter, melalui pengamatan guru ketika seorang peserta didik melakukan
suatu tindakan di sekolah, model anecdotal record (catatan yang dibuat
guru ketika melihat adanya perilaku yang berkenaan dengan nilai yang
dikembangkan), maupun memberikan tugas yang berisikan suatu
persoalan atau kejadian yang memberikan kesempatan kepada peserta
didik untuk menunjukkan nilai yang dimilikinya.

Dari hasil pengamatan, catatan anecdotal, tugas, laporan, dan


bentuk-bentuk lainnya guru dapat memberikan kesimpulannya atau
pertimbangan yang dinyatakan dalam pernyataan kualitatif berikut ini :
BT : Belum terlihat (apabila peserta didik belum memperlihatkan
tanda-Tanda awal perilaku yang dinyatakan dalam indikator).
MT : Mulai terlihat (apabila peserta didik sudah mulai
memperlihatkan adanya tanda-tanda awal perilaku yang
dinyatakan dalam indikator, tetapi belum konsisten).
MB : Mulai berkembang (apabila peserta didik sudah
memperlihatkan berbagai tanda perilaku yang dinyatakan dalam
indikator dan mulai konsisten).
MK : Menjadi karakter (apabila peserta didik terus menerus memperlihat
kan perilaku yang dinyatakan dalam indikator secara konsisten

16. Pengembangan Ketrampilan 4c


Keterampilan abad 21 atau diistilahkan dengan 4C (Communication,
Collaboration, Critical Thinking and Problem Solving, dan Creativity and
Innovation). Inilah yang sesungguhnya ingin kita tuju dengan K-13, bukan
sekadar transfer materi. Tetapi pembentukan 4C. Abad 21, abad di mana

70
dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis. Penguasaan
keterampilan abad 21 sangat penting, 4 C adalah jenis softskill yang pada
implementasi keseharian, jauh lebih bermanfaat ketimbang sekadar
pengusaan hardskill.

17. Pembiasaan / Budaya Sekolah


a. Kegiatan terprogram dilaksanakan dengan perencanaan khusu
dalam kurun waktu tertentu untuk memenuhi kebutuhan peserta
didik secara individual, kelompok, dan/atau klasikal melalui
penyelenggaraan kegiatan sebagai berikut :

Kegiatan Pelaksanaan
Layanan dan kegiatan  Indiividual.
pendukung konseling.  Kelompok.
Ekstrakurikuler (1) Seni Karawitan
(2) Seni Tari
(3) Pramuka
(4) Bola Volly
(5) Akhlaq

b. Kegiatan Rutin
Kegiatan Bentuk Kegiatan
Rutin, yaitu kegiatan  Piket kelas
yang dilakukan  Upacara bendera
terjadwal.  Sholat Dhuhur berjamaah
 Sholat Dhuha berjamaah
 PHBA
 PHBN

71
 Amal Jum’at
 Jum’at Bersih

c. Kegiatan Spontan
Kegiatan Bentuk Kegiatan
Spontan, yaitu  Berjabat tangan.
kegiatan tidak  Menjawab salam.
terjadwal dalam  Meminta maaf.
waktu tertentu.  Berterimakasih.
 Menjenguk orang yang sakit.
 Sumbangan suka rela secara.
 Membuang sampah pada tempatnya.

d. Kegiatan Keteladanan
Kegiatan Bentuk Kegiatan
Keteladanan, yaitu  Berpakaian rapi.
kegiatan dalam  Bersikap ramah (senyum, salam, sapa,
bentuk perilaku sopan, dan santun).
sehari-hari.  Bersikap disiplin dan tertib.
 Mengambil sampah yang berserakkan.
 Mengucapkan salam.
 Meminta maaf.
 Mengucapkan terimakasih.
 Menghargai pendapat orang lain.
 Berani berkata benar.
 Berani mengakui kesalahan.
 Mendamaikan perselisihan.

72
18. Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Berbasis Keunggulan
Lokal dan Global

Pendidikan Kecakapan Hidup (PKH) merupakan kecekapan-


kecakapan yang secara praktis membekali peserta didik dalam mengatasi
berbagai macam persoalan hidup dan kehidupan. Aspek pendidikan
kecakapan hidup meliputi kecakapan pribadi (personal skill), kecakapan
sosial (social skill), keduanya merupakan aspek afektif, kecakapan
akademik (academik skill) merupakan aspek kognitif, dan kecakapan
keterampilan (vokasional skill) merupakan aspek psikomotor.
Implementasinya secara terpadu dan merupakan integral dari pendidikan
semua mata pelajaran, muatan lokal dan pengembangan diri.

Pendidikan berbasis keunggulan lokal dan global merupakan


pendidikan yang mengelola keunggulan lokal dan memiliki daya saing
global dalam aspek ekonomi, budaya, bahasa dan teknologi informasi dan
komunikasi dan lain-lain yang semuanya bermanfaat bagi pengembangan
kompetensi peserta didik. Implementasinya secara terpadu dan merupakan
bagian integral dari pendidikan semua mata pelajaran, muatan lokal dan
pengembangan diri.

73

Anda mungkin juga menyukai