PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
1
dan proaktif menjawab tantangan zaman yang selalu berubah; (2) manusia
terdidik yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri dan (3) warga Negara
yang demokratis dan bertanggung jawab.
Dalam pengembangan Kurikulum, SMP PGRI 1 Donomulyo
mengacu pada Standar Nasional Pendidikan untuk menjamin pencapaian
tujuan pendidikan nasional. Berdasarkan evaluasi diri sekolah tahun pelajaran
2023/2024 masih ada yang belum mencapai target yang ingin dicapai
terutama Standar Isi, Standar Proses, Standar Pembiayaan, Standar Sarana
Prasarana, Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan, Standar Pengelolaan,
dan Standar Penilaian.
Kurikulum SMP PGRI 1 Donomulyo ini disusun agar dapat
digunakan sebagai acuan madrasah dalam penyusunan dan pengembangan
program pendidikan yang akan dilaksanakan, agar sesuai dengan
karakteristik, potensi, dan kebutuhan peserta didik. Oleh karena itu, dalam
pengembangan kurikulum ini, SMP PGRI 1 Donomulyo melibatkan seluruh
warga madrasah dan berkoordinasi dengan pemangku kepentingan
(stakeholders).
B. Landasan Hukum
2
6. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 16 Tahun 2007 tentang
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan
7. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 13 Tahun 2007 tentang
Standar Kepala Sekolah
8. Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Nomor 28 Tahun2010 tentang
Penugasan Guru sebagai Kepala Sekolah
9. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 20 tahun 2016
tentang Standar Kompetensi Lulusan
10. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 21 tahun2016
tentang Standar Isi Pendidikan Dasar dan Menengah
11. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 tahun 2016
tentang Standar Proses
12. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23 tahun 2016
tentang Standar Penilaian
13. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 24 tahun 2016
tentang Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar (KI-KD)
14. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 61 tahun 2014
tentang Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
15. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 62 tahun 2014
tentang Kegiatan Ekstrakurikuler
16. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 63 tahun 2014
Ekstra Kurikuler Wajib Pramuka
17. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 111 tahun 2014
tentang Bimbingan Konseling pada Pendidikan Dasar dan Menengah
18. Peraturan Presiden nomor 87 tahun 2017 tentang Penguatan Pendidikan
Karakter
19. Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan nomor 37 Tahun 2018
Tentang perubahan atas peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan
nomor 24 tahun 2016 tentang kompetensi inti dan kompetensi dasar
pelajaran pada pendidikan dasar dan menengah kurikulum 2013 .
3
20. Peraturan Gubernur Jawa Timur No. 19 Tahun 2014 Tentang Mata
Pelajaran Bahasa Daerah sebagai Muatan Lokal Wajib di
Sekolah/Madrasah;
21. Surat Edaran Mendikbud Nomor 14 Tahun 2019 Tanggal 10 Desember
2019 Tentang penyederhanaan Rencana Pelaksanaan
PembelajaranPeraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 23
tahun 2015 tentang Penumbuhan Budi Pekerti
22. Surat Keputusan Menteri Kesehatan No.HK.01.07/MENKES/ 328/2020
tentang Panduan Pencegahan dan Pengendalian COVID-19 di Tempat
Kerja Perkantoran dan Industri dalam Mendukung Keberlangsungan
Usaha Pada Situasi Pandemi
23. Surat Keputusan Bersama Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Menteri
Agama, Menteri Kesehatan, dan Menteri Dalam Negeri Republik
Indonesia Nomor 04/KB/2020, Nomor 737 Tahun 2020, Nomor
HH.01.08/Menkes/7093/2020,
24. Nomor 420-3987 Tahun 2020 Tentang Panduan Penyelenggaraan
Pembelajaran Pada Tahun Ajaran 2020/2021 dan Tahun Akademik
2020/2021 Di Masa Pandemi Coronavirus Disease 2019 (COVID-19);
25. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan no 4 tahun 2020
tentang Pelaksanaan Kebijakan Pendidikan Dalam Masa Darurat
Penyebaran Covid 19
26. Surat Edaran Kemendikbud nomor 15 tahun 2020 tentang Pedoman
Penyelenggaraan Belajar dari Rumah Dalam Masa Darurat Penyebaran
Corona Virus Covid 19
27. Surat Edaran Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 3 Tahun 2020
tentang Pencegahan Corona Virus Disease (Covid-19) pada Satuan
Pendidikan
28. SE Dinas Pendidikan Kab Malang No 421.2/ /35.07.101/2020 ttg
Pelaksanaan Pembelajaran TA 2020/2021 pada masa pandemi covid 19
29. Surat Edaran Mendikbud Nomor 36962/MPK.A/HK/2020 yang berisi
agar seluruh kegiatan belajar mengajar baik di sekolah maupun kampus
4
perguruan tinggi menggunakan metoda daring (dalam jaringan) alias
online
5
pendidikannya di satu satuan atau jenjang pendidikan pendidikan tertentu.
Kurikulum sebagai proses adalah totalitas pengalaman belajar peserta
didik di satu satuan jenjang pendidikan untuk menguasai konten
pendidikan yang dirancang dalam rencana. Hasil belajar adalah perilaku
peserta didik secara keseluruhan dalam menerapkan perolehannya di
masyarakat.
2. Kurikulum didasarkan pada prinsip bahwa setiap sikap, keterampilan dan
pengetahuan dirumuskan dalam kurikulum berbentuk kemampuan Dasar
dapat dipelajari dan dikuasai peserta didik sesuai kaedah kurikulum
berbasis kompetensi.
3. Kurikulum dikembangkan dengan memberikan kesempatan kepada
peserta didik untuk mengembangkan perbedaan dalam kemampuan dan
minat. Atas dasar prinsip perbedaan kemampuan individual peserta didik,
Kurikulum memberikan kesempatan kepada peserta didik untuk memiliki
tingkat penguasaan di atas standar yang telah ditentukan (dalam sikap,
pengetahuan dan keterampilan) oleh karena itu beragam progam dan
pengalaman belajar disediakan sesuai dengan minat dan kemampuan
peserta didik.
4. Kurikulum berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan
kepentingan peserta didik serta lingkungannya kurikulum dikembangkan
berdasarkan prinsip bahwa peserta didik berada pada posisi sentral dan
aktif dalam belajar.
5. Kurikulum harus tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan,
budaya, teknologi, dan seni. Kurikulum dikembangkan atas dasar
kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, budaya, teknologi, dan seni
berkembang secara dinamis. Oleh karena itu konten kurikulum harus
selalu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan, budaya, teknologi,
dan seni membangun rasa ingin tahu dan kemampuan bagi peserta didik
untuk mengikuti dan memanfatkan secara tepat hasil – hasil ilmu
pengetahuan, teknologi, dan seni.
6
6. Kurikulum harus relevan dengan kebutuhan kehidupan, pendidikan tidak
boleh memisahkan peserta didik dari lingkungannya dan pengembangan
kurikulum didasarkan kepada prinsip relevansi pendidikan dengan
kebutuhan dan lingkungan hidup artinya kurikulum memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mempelajari permasalahan di
lingkungan masyarakatnya sebagai konten kurikulum dan kesempatan
untuk mengaplikasikan yang dipelajarai di kelas dalam kehidupan di
masyarakat
7. Kurikulum diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan dan
pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat
dirumuskan dalam sikap, pengetahuan dan keterampilan dasar yang dapat
digunakan untuk mengembangkan budaya belajar
8. Kurikulum dikembangkan dengan memperhatikan kepentingan nasional
dan kepentingan daerah untuk membangun kehidupan bermayarakat,
berbangsa dan bernegara. Kepentingan nasional dikembangkan melalui
penentuan struktur kurikulum, Standar kemampuan (SK) dan
Kemampuan dasar (KD) serta silabus. Kepentingan daerah dikembangkan
untuk membangun manusia yang bermartabat dan mampu berkonstribusi
secara langsung kepada masyarakat sekitarnya. Kedua kepentingan ini
saling mengisi dan memberdayakan keragaman dan kebersatuan dalam
kerangka Bhinneka Tunggal Ika.
E. Prinsip Pengembangan Kurikulum SMP PGRI 1Donomulyo
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan SMP PGRI 1 Donomulyo
dikembangkan oleh tim pengembang kurikulum sekolah dan Komite Sekolah
berpedoman pada Standar Kompetensi Lulusan (SKL) dan Standar Isi (SI),
serta panduan penyusunan kurikulum yang dibuat oleh BSNP, dengan
berdasarkan prinsip-prinsip sebagai berikut :
a. Berpusat pada potensi, perkembangan, kebutuhan, dan kepentingan
peserta didik dan lingkungannya. Kurikulum SMP PGRI 1
Donomulyo dikembangkan berdasarkan prinsip bahwa peserta didik
memiliki posisi sentral untuk mengembangkan kompetensinya agar
7
menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri
dan menjadi warga negara yang demokratis serta bertanggung jawab.
Untuk mendukung pencapaian tujuan tersebut pengembangan
kompetensi peserta didik disesuaikan dengan potensi, perkembangan,
kebutuhan, dan kepentingan peserta didik serta tuntutan lingkungan.
b. Beragam dan Terpadu. Kurikulum SMP PGRI 1 Donomulyo
dikembangkan dengan memperhatikan keragaman karakteristik
peserta didik, kondisi daerah, dan jenjang serta jenis pendidikan,
tanpa membedakan agama, suku, budaya dan adat istiadat, serta status
soaial ekonomi dan gender. Kurikulum SMP PGRI 1 Donomulyo
meliputi substansi komponen muatan wajib kurikulum, muatan lokal,
dan pengembangan diri secara terpadu, serta disusun dalam
keterkaitan dan kesinambungan yang bermakna dan tepat antar
substansi.
c. Tanggap terhadap perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi, dan
seni. Kurikulum SMP PGRI 1 Donomulyo dikembangkan atas dasar
kesadaran bahwa ilmu pengetahuan, teknologi dan seni berkembang
secara dinamis. Oleh karena itu semangat dan isi kurikulum SMP
PGRI 1 Donomulyo adalah mendorong peserta didik untuk mengikuti
dan memanfaatkan secara tepat perkembangan ilmu pengetahuan,
teknologi, dan seni.
d. Relevan dengan kebutuhan masyarakat. Untuk menjamin relevansi
pendidikan dengan kebutuhan kehidupan termasuk di dalamnya
kehidupan masyarakat, dunia usaha dan dunia kerja, maka dalam
mengembangkan kurikulum, SMP PGRI 1 Donomulyo melibatkan
pemangku kepentingan (stakeholder). Oleh karena itu, pengembangan
keterampilan pribadi, keterampilan berpikir, keterampilan sosial,
keterampilan akademik, dan keterampilan vokasional merupakan
keniscayaan.
8
e. Menyeluruh dan berkesinambungan. Substansi kurikulum SMP PGRI
1 Donomulyo mencakup keseluruhan dimensi kompetensi, bidang
kajian keilmuan dan mata pelajaran yang direncanakan dan disajikan
secara berkesinambungan antar semua jenjang pendidikan.
f. Belajar sepanjang hayat. Pengembangan kurikulum SMP PGRI 1
Donomulyo diarahkan kepada proses pengembangan, pembudayaan
dan pemberdayaan peserta didik yang berlangsung sepanjang hayat.
Kurikulum mencerminkan keterkaitan antara unsur-unsur pendidikan
formal, nonformal dan informal, dengan memperhatikan kondisi dan
tuntutan lingkungan yang selalu berkembang serta arah
pengembangan manusia seutuhnya.
g. Seimbang antara kepentingan nasional dan kepentingan daerah.
Kurikulum SMP PGRI 1 Donomulyo dikembangkan dengan
memperhatikan kepentingan nasional dan kepentingan daerah untuk
membangun kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Kepentingan nasional dan kepentingan daerah harus saling mengisi
dan memberdayakan sejalam dengan motto Bhineka Tunggal Ika
dalam kerangka Negara Kesatuan Republik Indonesia.
F. Prinsip Pengembangan Kurikulum SMP PGRI 1Donomulyo
Prinsip-prinsip yang digunakan dalam pelaksanaan kurikulum di SMP
PGRI 1 Donomulyo adalah sebagai berikut:
a. Didasarkan pada potensi, perkembangan dan kondisi peserta didik
untuk menguasai kompetensi yang berguna bagi dirinya. Dalam hal
ini peserta didik harus mendapatkan pelayanan pendidikan yang
bermutu, serta memperoleh kesempatan untuk mengekspresikan
dirinya secara bebas, dinamis dan menyenangkan.
b. Dilaksanakan dengan menegakkan kelima pilar belajar, yaitu : (1)
belajar untuk beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa,
(2) belajar untuk memahami dan menghayati, (3) belajar untuk
mampu melaksanakan dan berbuat secara efektif, (4) belajar untuk
hidup bersama dan berguna bagi orang lain, dan (5) belajar untuk
9
membangun dan menemukan jati diri, melalui proses pembelajaran
yang aktif, inovatif, kreatif, efektif, dan menyenangkan (PAIKEM).
c. Memungkinkan peserta didil mendapatkan pelayanan yang bersifat
perbaikan, pengayaan, dan/atau percepatan sesuai dengan potensi,
tahap perkembangan, dan kondisi peserta didik dengan tetap
memperhatikan keterpaduan, pengembangan pribadi peserta didik
yang berdimensi ke-Tuhanan, keindividiuan, kesosialan, dan moral.
d. Dilaksanakan dalam suasana hubungan peserta didik dan pendidik
yang saling menerima dan menghargai, akrab, terbuka, dan hangat
dengan prinsip tut wuri handayani, ing madia mangun karsa, ing
ngarsa sung tulada (di belakang memberikan daya dan kekuatan, di
tengah membangun semangat dan prakarsa, di depan memberikan
contoh dan teladan).
e. Dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan multistrategi dan
multimedia, sumber belajar dan teknologi yang memadai, dan
memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar, dengan
prinsip alam takambang jadi guru (semua yang terjadi, tergelar dan
berkembang di masyarakat dan lingkungan sekitar serta lingkungan
alam semesta dijadikan sumber belajar, contoh dan teladan).
f. Dilaksanakan dengan mendayagunakan kondisi alam, sosial dan
budaya serta kekayaan daerah untuk keberhasilan pendidikan dengan
muatan seluruh bahan kajian secara optimal.
g. Mencakup seluruh komponen kompetensi mata pelajaran, muatan
lokal dan pengembangan diri diselenggarakan dalam keseimbanga
10
BAB II
VISI, MISI, DAN TUJUAN
11
8. Terselenggaranya pendidikan kecakapan hidup (life skill) yang
mencakup kecakapan personal, sosial, akademik dan vocasional
dalam meningkatkan sumber daya manusia yang cerdas, produktif,
berkarakter dan berwawasan lingkungan serta memahami nilai-nilai
luhur;
9. Terselenggaranya sistem tata kelola dan tata nilai sumber daya
aparatur yang handal dalam melaksanakan layanan prima
pendidikan.
12
memberikan arah dalam mewujudkan visi sesuai dengantujuan pendidikan
nasional.Visi SMP PGRI 1 Donomulyo akan menjadi dasar dari program
pokok sekolah.
13
3. Melaksanakan pembelajaran aktif, inovatif, kreatif, efektif
dan menyenangkan (PAIKEM), sehingga setiap peserta didik dapat
mengembangkan diri secara optimal sesuai dengan potensi yang
dimilikinya (Standar Proses);
4. Mengembangkan berbagai kegiatan dalam proses belajar di kelas
berbasis Pendidikan budaya karakter bangsa (Standar Proses);
5. Mewujudkan penilaian outentik pada kompetensi kognitif, psikomotor
dan afektif (Standar Penilaian);
6. Melaksanakan penilaian hasil belajar oleh pendidik, sekolah, dan
pemerintah (SKL);
7. Meningkatkan rata-rata nilai akademik pada setiap jenjang (SKL);
8. Meningkatkan kompetensi guru melalui kegiatan pelatihan,
workshop, atau seminar (Standar Ketenagaan);
9. Mengefektikan MGMP Sekolah;
10. Meningkatan kuantitas dan kualitas sumber dan media belajar
(Standar Sarana);
11. Mengembangkan pemberdayaan lingkungan sebagai media
pembelajaran (Standar Proses);
12. Peningkatan penggunaan sumber dan media belajar (Standar Proses);
13. Meningkatan layanan peserta didik, baik layanan pembelajaran,
bimbingan dan konseling maupun layanan administrasi (Standar
Ketenagaan);
14. Meningkatan kompetensi tenaga administrasi (Standar Ketenagaan);
15. Melakukan review jenis ekstrakurikuler sesuai dengan minat dan
bakat peserta didik (Standar Isi);
16. Menyusun program dan jadwal pelaksanaan ekstrakurikuler dengan
mengacu pada hari efektif sekolah (Standar Isi)
17. Menyertakan peserta didik mengikuti perlombaan baik di tingkat
lokal maupun regional dalam rangka mengaktualisasikan
kemampuannya (SKL);
14
18. Menentukan Pembina ekstrakurikuler sesuai dengan
bidangnya(Standar Ketenagaan).
19. Menyertakan Pembina ekstrakurikuler mengikuti pelatihan, workshop,
atau seminar sesuai dengan bidang tugasnya (Standar Ketenagaan);
20. Membiasakan menyapa dan berjabat tangan dengan warga sekolah
(SKL);
21. Mengembangkan kebiasaan 4S (senyum, sapa, salam, dan santun);
22. Mengembangkan kerjasama antar warga sekolah (Standar
Pengelolaan);
23. Menciptakan keharmonisan antar warga sekolah (Standar
Pengelolaan);
24. Mengoptimalkan peran komite sekolah sebagi mitra kerja sekolah
(Standar Pengelolaan);
25. Menciptakan komunikasi sekolah dengan orang tua atau wali peserta
didik (Standar Pengelolaan);
26. Mengoptimalkan peran serta masyarakat dan membentuk jejaring
dengan stake holder (Standar Pengelolaan);
27. Mewujudkan pengelolaan pembiayaan pendidikan yang memadai,
wajar, dan adil (standar Pembiayaan);
28. Menciptakan suasana pembelajaran yang lebih menekankan peran
peserta didik, pendidik hanya sebagai fasilitator (Standar Proses);
29. Membiasakan musyawarah mufakat dalam setiap pengambilan
kebijakan (Standar Pengelolaan);
30. Membiasakan menanamkan nilai-nilai agama oleh pendidik pada
setiap proses pembelajaran (Standar Isi);
31. Meningkatkan pemahaman dan penghayatan nilai-nilai agama melalui
pembelajaran yang berorientasi pada budi pekerti dan pendidikan
karakter budaya bangsa (Standar Isi);
32. Melaksanaan kegiatan keagamaan baik secara kuantitatif maupun
kualitatif;
33. Melaksanakan sholat dhuhur berjamaah di mushola sekolah;
15
34. Melaksanakan amal jum’at di sekolah secara suka rela;
35. Mengembangkan sikap disiplin waktu
36. Mewujudkan tertib administrasi semua warga sekolah (Standar
Pengelolaan);
37. Membiasakan disiplin dalam segala aktivitas;
38. Dihasilkan lulusan yang peduli terhadap pelestarian lingkungan hidup
16
BAB III
STRUKTUR DAN MUATAN KURIKULUM
SMP PGRI 1 DONOMULYO
17
sekolah, masyarakat dan lingkungan alam sekitar, bangsa, negara, dan
kawasan regional.
Dimensi Ketrampilan memiliki keterampilan berpikir dan bertindak:
kreatif, produktif, kritis, mandiri, kolaboratif, dan komunikatif melalui
pendekatan ilmiah sesuai denganyang dipelajari di satuan pendidikan dan
sumber lain secara mandiri
18
dan kompetensi dasar digunakan sebagai dasar untuk perubahan buku teks
pelajaran pada pendidikan dasar dan pendidikan menengah.
Kompetensi inti dirancang seiring dengan meningkatnya usia
peserta Didik pada kelas tertentu. Melalui kompetensi inti, integrasi
vertical berbagai kompetensi dasar pada kelas yang berbeda dapat di jaga.
Rumusan kompetensi inti menggunakan notasi sebagai berikut:
1. Kompetensi Inti-1 (KI-1) untuk kompetensi inti sikap spiritual
2. Kompetensi Inti-2 (KI-2) untuk kompetensi inti sikap sosial;
3. Kompetensi Inti-3 (KI-3) untuk kompetensi inti pengetahuan; dan
4. Kompetensi Inti-4 (KI-4) untuk kompetensi inti keterampilan.
19
KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI KOMPETENSI INTI
KELAS VII KELAS VIII KELAS IX
pengetahuan (faktual, menerapkan menerapkan
konseptual, dan pengetahuan (faktual, pengetahuan (faktual,
prosedural) konseptual, dan konseptual, dan
berdasarkan rasa ingin prosedural) prosedural)
tahunya tentang ilmu berdasarkan rasa ingin berdasarkan rasa ingin
pengetahuan, tahunya tentang ilmu tahunya tentang ilmu
teknologi, seni, pengetahuan, pengetahuan,
budaya terkait teknologi, seni, teknologi, seni,
fenomena dan budaya terkait budaya terkait
kejadian tampak mata fenomena dan fenomena dan
kejadian tampak mata kejadian tampak mata
20
2. Mata pelajaran Muatan Nasional
Berdasarkan Peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan
Republik indonesia Nomor 35 tahun 2018 Tentang Perubahan atas
peraturan menteri pendidikan dan kebudayaan Nomor 58 tahun 2014
tentang kurikulum 2013 Sekolah menengah pertama/madrasah
tsanawiyah Mata pelajaran Sekolah Menengah Pertama/Madrasah
Tsanawiyah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 3 ayat (1)
dikelompokkan atas: mata pelajaran umum Kelompok A; dan mata
pelajaran umum Kelompok B.
Mata pelajaran umum Kelompok A merupakan program kurikuler
yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik sebagai dasar
dan penguatan kemampuan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,
dan bernegara.
Mata pelajaran umum Kelompok B merupakan program kurikuler
yang bertujuan untuk mengembangkan kompetensi sikap, kompetensi
pengetahuan, dan kompetensi keterampilan peserta didik terkait
lingkungan dalam bidang sosial, budaya, dan seni.
Muatan dan acuan pembelajaran mata pelajaran umum Kelompok
A bersifat nasional dan dikembangkan oleh Pemerintah. Muatan dan
acuan pembelajaran mata pelajaran umum Kelompok B bersifat nasional
dan dikembangkan oleh Pemerintah dan dapat diperkaya dengan muatan
lokal oleh pemerintah daerah dan/atau satuan pendidikan.
Mata pelajaran umum Kelompok A terdiri atas: Pendidikan Agama
dan Budi Pekerti; Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan; Bahasa
Indonesia; Matematika; Ilmu Pengetahuan Alam; Ilmu Pengetahuan
Sosial; dan Bahasa Inggris
Mata pelajaran umum Kelompok B terdiri atas: Seni Budaya;
Pendidikan Jasmani, Olahraga, dan Kesehatan; dan Prakarya dan/atau
Informatika. Mata pelajaran umum Kelompok B dapat ditambah dengan
21
mata pelajaran muatan lokal yang berdiri sendiri. Pelaksanaan
pembelajaran Informatika sebagai mata pelajaran pilihan dilaksanakan
mulai tahun ajaran 2023/2024 sesuai dengan kesiapan sekolah.
Susunan mata pelajaran dan alokasi waktu untuk Sekolah
Menengah Pertama sebagaimana tabel berikut
22
1) Mata Pelajaran Agama
a. Mata Pelajaran Pendidikan Agama Islam.
Pendidikan Agama Islam diperuntukkan bagi yang
menganut agama islam dimaksudkan untuk peningkatan
potensi spiritual dan membentuk peserta didik agar menjadi
manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa dan berakhlak mulia. Akhlak mulia mencakup etika, budi
pekerti, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan agama.
Pendidikan Agama Islam di SMP/MTs bertujuan untuk :
- Menumbuhkembangkan akidah melalui pemberian,
pemupukan, dan pengembangan pengetahuan, penghayatan,
pengalaman, pembiasaan, serta pengalaman peserta didik
tentang agama islam sehingga menjadi manusia muslim
yang terus berkembang keimanan dan ketakwaannya
kepada Allah SWT;
- Mewujudkan manusia Indonesia yang taat beragama dan
berakhlak mulia yaitu manusia yang berpengetahuan, rajin
beribadah, cerdas, produktif, jujur, adil, etis, berdisiplin,
bertoleransi (tasamuh), berbudi pekerti luhur, menjaga
keharmonisan secara personal dan sosial, mengembangkan
budaya agama dalam komunitas sekolah dan mempunyai
karakter peduli dengan lingkungan sekitar baik di sekolah
maupun di rumah serta bebas dari narkoba.
23
yang luhur, dan moral sebagai perwujudan dari pendidikan
agama.
- Mata pelajaran Pendidikan Agama Kristen di SMP
bertujuan Memperkenalkan Allah, Bapa, Anak dan Roh
Kudus dan karya-karyanya agar peserta didik bertumbuh
iman percayanya dan meneladani Allah Tritunggal dalam
hidupnya.
- Menanamkan pemahaman tentang Allah dan karya-nya
kepada peserta didik, sehingga mampu memahami dan
menghayatinya.
- Menghasilkan manusia Indonesia yang mampu menghayati
imannya secara bertanggungjawab serta berakhlak mulia di
tengah masyarakat yang pluralistik dan mempunyai
karakter berbudi pekerti luhur, peduli terhadap lingkungan
dan bebas narkoba.
24
Mata Pelajaran Pendidikan kewarganegaraan merupakan mata
pelajaran yang memfokuskan pada pembentukan warganegara
yang memahami dan mampu melaksanakan hak-hak dan
kewajibannya untuk menjadi warganegara Indonesia yang cerdas,
terampil, dan berkarakter yang diamanatkan oleh Pancasila dan
UUD 1945.
Mata pelajaran pendidikan kewarganegaraan bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut:
- Berpikir secara kritis, rasional, dan kreatif dalam
menanggapi isu kewarganegaraan meliputi penghargaan
terhadap hak-hak asasi manusia, kesetaraan gender,
demokrasi, ketaatan pada hukum dan membayar pajak, dan
sikap / perilaku anti KKN (korupsi, kolusi, dan nepotisme)
serta anti narkoba.
- Berpartisipasi secara aktif dan bertanggung jawab, dan
bertindak secara cerdas serta berbudi pekerti luhur dalam
kegiatan bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
- Berkembang secara positif dan demokratis untuk
membentuk diri berdasarkan karakter-karakter masyarakat
Indonesia agar dapat hidup bersama (berinteraksi) dengan
bangsa-bangsa lain dalam percaturan dunia secara langsung
atau tidak langsung dengan memanfaatkan teknologi
informasi dan komunikasi.
- Kesadaran dan wawasan termasuk wawasan kebangsaan,
jiwa dan patriotisme bela negara, dan cinta tanah air dalam
upaya pelestarian fungsi lingkungan hidup untuk mencegah
pencemaran dan keruskan lingkungan serta mempunyai
tanggung jawab sosial dengan sesama.
25
Pembelajaran bahasa Indonesia diarahkan untuk meningkatkan
kemampuan peserta didik untuk berkomunikasi dalam bahasa
Indonesia dengan baik dan benar, baik secara lisan maupun tulis,
serta menumbuhkan apresiasi terhadap hasil karya kesastraan
manusia Indonesia.
Mata pelajaran Bahasa Indonesia bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
- Berkomunikasi secara efektif dan efisien sesuai dengan
etika yang berlaku, baik secara lisan maupun tulis untuk
mewujudkan karakter yang berbudi pekerti luhur.
- Menghargai dan bangga menggunakan bahasa indonesia
sebagai bahasa persatuan dan bahasa negara sebagai
khazanah budaya dan intelektual manusia Indonesia.
- Menggunakan bahasa indonesia untuk meningkatkan
kemampuan intelektual, serta kematangan emosional dan
sosial.
- Menikmati dan memanfaatkan karya sastra untuk
memperluas wawasan, memperhalus budi pekerti, serta
meningkatkan pengetahuan dan kemampuan berbahasa.
- Memahami bahasa indonesia dan menggunakannya dengan
tepat dan kreatif untuk berbagai tujuan diantaranya berupa
karya sastra yang berupa puisi, pantun, slogan dll yang
memuat upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan
hidup dan P4GN (Pencegahan, Pemberantasan
Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba)
26
Mata Pelajaran Bahasa Inggris di SMP/MTs bertujuan agar
peserta didik memiliki kemampuan sebagai berikut :
- Mengembangkan kompetensi berkomunikasi dalam bentuk
lisan dan tulis untuk mencapai tingkat literasi functional
dalam bentuk text report yang bertemakan upaya
pelestarian lingkungan hidup dan P4GN (Pencegahan,
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba)
- Memiliki kesadaran tentang hakikat dan pentingnya bahasa
Inggris untuk meningkatkan daya saing bangsa dalam
masyarakat global.
- Mengembangkan pemahaman peserta didik tentang
keterkaitan antara bahasa dengan budaya.
- Pembelajaran bahasa Inggris di SMP PGRI 1 Donomulyo
ditargetkan agar peserta didik dapat mencapai tingkat
functional yakni berkomunikasi secara lisan dan tulis untuk
menyelesaikan masalah sehari-hari.
5) Mata Pelajaran Matematika
Mata pelajaran matematika perlu diberikan kepada semua
peserta didik mulai dari sekolah dasar untuk membekali peserta
didik dengan kemampuan berpikir logis, analitis, sistematis, kritis,
dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama. Kompetensi tersebut
diperlukan agar peserta didik dapat memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk
bertahan hidup pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan
kompetitif.
Mata pelajaran matematika bertujuan agar peserta didik
memiliki kemampuan sebagai berikut:
- Memahami konsep matematika dan mengaplikasikan
konsep atau dalam pemecahan masalah sehari-hari
27
khususnya masalah yang berkaitan dengan lingkungan
hidup dan.
- Menggunakan penalaran pada pola dan sifat, melakukan
manipulasi matematika dalam membuat generalisasi,
menyusun bukti, atau menjelaskan gagasan dan pernyataan
matematika.
- Memecahkan masalah yang meliputi kemampuan
memahami masalah, merancang model matematika,
menyelesaikan model dan menafsirkan solusi untuk
permasalahn yang berkaitan dengan kelestarian lingkungan,
mencegah kerusakan lingkungan hidup dan pencegahan
narkoba
- Mengomunikasikan gagasan dengan simbol, tabel, diagram,
atau media lain untuk memperjelas keadaan atau masalah.
- Memiliki sikap menghargai kegunaan matematika dalam
kehidupan, yaitu memiliki rasa ingin tahu, perhatian, dan
minat dalam mempelajari matematika, serta sikap ulet dan
percaya diri dalam pemecahan masalah.
28
- Meningkatkan keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang
Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan dan
keteraturan alam ciptaanNya
- Mengembangkan pemahaman tentang berbagai macam
gejala alam, konsep dan prinsip IPA yang bermanfaat dan
dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
- Mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan
kesadaran terhadap adanya hubungan yang saling
mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat.
- Melakukan inkuiri ilmiah untuk menumbuhkan
kemampuan berpikir, bersikap dan bertindak ilmiah serta
berkomunikasi.
- Meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam
memelihara, menjaga, melestarikan lingkungan serta
sumber daya alam untuk mencegah pencemaran dan
kerusakan lingkungan
- Meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan
segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan
- Meningkatkan kesadaran untuk menjaga kesehatan diri
sendiri dan sekitarnya melalui program P4GN (Pencegahan,
Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap
Narkoba)
- Meningkatkan pengetahuan, konsep, dan keterampilan IPA
sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang
selanjutnya.
29
Dengan pendekatan tersebut diharapkan peserta didik akan
memperoleh pemahaman yang lebih luas dan mendalam pada
bidang ilmu yang berkaitan.
30
- Memahami konsep dan pentingnya seni budaya
- Menampilkan sikap apresiasi terhadap seni budaya
- Menampilkan kreativitas melalui seni budaya
- Menampilkan peran serta dalam seni budaya dalam tingkat
lokal, regional, maupun global.
- Menerapkan kreativitas untuk ketrampilan membatik yang
merupakan keunggulan lokal SMP PGRI 1Donomulyo
- Menerapkan jiwa seni dan kreativitas untuk membuat hasil
karya yang berkaitan dengan Narkoba (poster anti Narkoba)
dan lingkungan seperti kerajinan tangan (handycraf) yang
berbahan dasar barang bekas, lukisan dan seni batik yang
bertema lingkungan.
31
- Meletakkan landasan karakter moral yang kuat melalui
internalisasi nilai-nilai yang terkandung di dalam
pendidikan jasmani, olahraga dan kesehatan.
- Mengembangkan sikap sportif, jujur, disiplin,
bertanggungjawab, kerjasama, percaya diri , demokratis
dan anti Narkoba.
- Mengembangkan keterampilan untuk menjaga keselamatan
diri sendiri, orang lain dan lingkungan
- Memahami konsep aktivitas jasmani dan olahraga di
lingkungan yang bersih sebagai informasi untuk mencapai
pertumbuhan fisik yang sempurna, pola hidup sehat dan
kebugaran, terampil serta memiliki sikap yang positif.
32
lokal sebagai dasar pengembangan pribadi yang berkarakter
Indonesia, cerdas dan humanis.
- Melatih memanfaatkan media dan bahan berkarya seni dan
teknologi.
- Menghasilkan karya jadi maupun apresiatif yang siap
dimanfaatkan dalam kehidupan, dengan menerapkan
kearifan lokal
- Melatih keterampilan mencipta karya dengan
memanfaatkan benda-benda di sekitar baik bahan alami
maupun buatan serta mendaur ulang sampah/benda-benda
tidak terpakai yang ada di sekolah untuk mengatasi masalah
sampah di sekolah
33
Muatan lokal yang menjadi ciri khas daerah dan diterapkan di SMP
PGRI 1 Donomulyo adalah :
KELAS DAN
KET
ALOKASI WAKTU
VII VIII IX
1.Bahasa Daerah 2 2 2 Sesuai dengan
PERGUB No: 19
tahun 2014 Tentang
Mata Pelajaran Bahasa
Daerah
34
Daftar Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar Muatan Lokal
35
NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
sederhana dengan huruf latin dan berawalan anuswara dan
huruf Jawa tripurusa.
4.2 Menulis huruf jawa, ater-
ater anuswara dan
tripurusa
5 Memahami cerita anak atau wacan 5.1 Menemukan tema dan
bocah melalui kegiatan pesan cerita anak atau
mendengarkan. wacan bocah yang
diperdengarkan.
5.2 Melanjutkan cerita anak
sesuai dengan imajinasi
6 Mengungkapkan berbagai informasi 6.1 Menyampaikan pesan
dan pesan secara langsung secara lisan menggunakan
ragam Bahasa Jawa
dengan baik dan benar
7 Memahami ragam teks berhuruf latin 7.1 Menyimpulkan isi suatu
dan jawa dengan tehnik membaca teks berhuruf jawa
cepat dan membaca Ekspresif. dengan cara membaca
cepat
7.2. Membaca bacaan
pacelathon dengan penuh
penghayatan
8 Mengungkapkan 8.1 .Membuat paragraf
pikiran,gagasan,pendapat, dan menggunakan basa
perasaan melalui kegiatan menulis rinengga
kreatif. (purwakanthi,paribasan
Ian bebasan)
8.2. Membuat parikan dengan
memperhatikan ciri dan
kaidah penulisan
36
NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
KELAS VIII
1 Memahami unsur instrinsik tembang 1.1. Menyebutkanjenis
Macapat melalui kegiatan tembang Macapat dan
mendengarkan. cirri- cirinya.
1.2. Menemukan isi, pesan
yang terkandung dalam
tembang Macapat.
2 Mengungkapkan pikiran dengan 2.1. Bermain peran sesuai
bermain peran dan perasaan dengan naskah
3 Memahami teks melalui kegiatan 3.1. Menemukan kalimat
membaca intensif tunggal dan kalimat
majemuk dalam bacaan
3.2 Menemukan gagasan
utama dalam teks dengan
membaca cepat
4 Mengungkapkan pikiran, gagasan, 4.1 Menulis surat pribadi
perasaan dan informasi dalam bentuk dengan menggunakan
surat dan semboyan / sesanti dengan ragam bahasa Jawa yang
huruf latin dan hurufjawa. baik dan benar.
4.2. Menulis semboyan /
sesanti dengan huruf latin
dan huruf Jawa.
37
NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
tokoh dalam cerita fiksi.
6 Mengungkapkan pengalaman melalui 6.1. Menceritakan riwayat
kegiatan bercerita hidup tokoh/pahlawan
yang diidolakan
7 Memahami ragam teks dengan cara 7.1 . Menemukan isi secara
membaca memindai/scaniing atau tepat dari teks cerita
membaca cepat wayang melalui kegiatan
membaca
7.2. Menemukan informasi
secara cepat teks berhuruf
jawa minimal
8 Mengungkapkan kembali isi cerita 8.1 . Menulis ringkasan atau
fiksi dengan cara meringkas sinopsis cerita fiksi
8.2. Menulis cerkak
berdasarkan pengalaman
pribadi
KELAS IX
1. Mengapresiasi cerita wayang yang di 1.1 Menemukan isi dan pesan
perdengarkan-perdengarkan dari cerita wayang
1.2. Mengenal karakter tokoh-
tokoh dalam cerita
wayang.
1.3 Menunjukan relevansi
cerita wayang dengan
situasi sekarang
2. Mengungkapkan perasaan, pikiran, 2.1 Berpidatol berceramah
informasi dan gagasan dalam memberikan sambutan
berpidato dan berdiskusi dalam berbagai keperluan
dengan tema lingkungan.
3. Membaca ragam teks dengan cara 3.1. Menemukan informasi
38
NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
membaca intensif dan membaca dari beberapa artikel,
cepat. majalah melalui kegiatan
membaca insentif
3.2 Menemukan gagasan
utama suatu teks
berhuruf Jawa dengan
membaca cepat 15 kata
permenit
4 Mengungkapkan perasaan, pikiran 4.1 Membuat tembang
dan informasi dalam bentuk tembang macapat sesuai dengan
kaidah
5 Mengapresiasi pementasan drama 5.1 Menemukan isi dan
tradisional. pesan pementasan drama
tradisional.
5.2 Menanggapi pementasan
drama tradisional
6 Mengungkapkan gagasan, perasaan 6.1 Berdoa dengan
dan harapan melalui menggunakan ragam
bahasa sesuai dengan
harapan
7 Memahami ragam teks non sastra 7.1 Membaca teks berita
dengan cara membaca ekstensif dengan intonasi, mimik
nyaring yang tepat
7.2 Membaca teks berita dan
pengumuman dengan
intonasi, mimik yang
tepat
8 Mengungkapkan perasaan, gagasan 8.1 Menulis geguritan
dan tentang pengalaman
pribadi.
39
NO STANDAR KOMPETENSI KOMPETENSI DASAR
informasi serta pengalaman dalam 8.2 Menulis berita dengan
prosa dan puisi. huruf jawa.
Selain tatap muka, beban belajar yang diikuti peserta didik adalah penugasan
terstruktur dan kegiatan mandiri tidak terstruktur yang waktunya maksimal enam
40
puluh persen (60 %) dari jumlah jam tatap muka. Penugasan terstruktur (PT)
diantaranya berupa pekerjaan rumah, penyusunan program atau perencanaan
kegiatan, laporan pelaksanaan kegiatan. Kegiatan mandiri tidak terstruktur
(KMTT) terdiri dari tugas-tugas individu atau kelompok yang disesuaikan dengan
karakteristik KD, potensi, minat dan bakat peserta didik.
41
terstruktur secara klasikal atau kelompok yang dirancang dan
dilaksanakan secara sistematis dalam rangka mengembangkan
kemampuan penyesuaian diri yang efektif sesuai dengan tahap dan
tugas-tugas perkembangan (yang dituangkan sebagai standar
kompetensi kemandirian).
42
pemahaman terhadap peluang dan kesempatan yang tersedia di
lingkungannya. Pemahaman konseli secara mendalam,
penafsiran hasil asesmen, dan penyediaan informasi yang
akurat sesuai dengan peluang dan potensi yang dimiliki konseli
amat diperlukan sehingga peserta didik/konseli mampu
memilih dan mengambil keputusan yang tepat di dalam
mengembangkan potensinya secara optimal, termasuk
keberbakatan dan kebutuhan khusus peserta didik/konseli.
-
3. Layanan Responsif
Layanan responsif adalah pemberian bantuan kepada
peserta didik/konseli yang menghadapi masalah dan
memerlukan pertolongan dengan segera, agar peserta
didik/konseli tidak mengalami hambatan dalam proses
pencapaian tugas-tugas perkembangannya. Strategi layanan
responsif diantaranya konseling individual, konseling
kelompok, konsultasi, kolaborasi, kunjungan rumah, dan alih
tangan kasus (referral).
43
perkembangan peserta didik/konseli dan mendukung efektivitas
dan efisiensi pelaksanaan layanan bimbingan dan konseling.
44
4. Pendidikan Kepramukaan
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
(Permendikbud) nomor 63 tahun 2014 Pendidikan Kepramukaan adalah
proses pembentukan kepribadian, kecakapan hidup, dan akhlak mulia
pramuka melalui penghayatan dan pengamalan nilai nilai kepramukaan.
Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan sebagai kegiatan ekstrakurikuler
wajib pada pendidikan dasar dan menengah. Kegiatan Ekstrakurikuler
wajib merupakan program ekstrakurikuler yang harus diikuti oleh seluruh
peserta didik, terkecuali bagi Peserta Didik dengan kondisi tertentu yang
tidak memungkinkan untuk mengikuti kegiatan Ekstrakurikuler tersebut.
Desain Induk Pendidikan Kepramukaan sebagai Ekstrakurikuler
Wajib dalam konteks Kurikulum 2013, pada dasarnya berwujud proses
aktualisasi dan penguatan capaian pembelajaran Kurikulum 2013, ranah
sikap dalam bingkai KI-1, KI-2, dan ranah keterampilan dalam KI-4,
sepanjang yang bersifat konsisten dan koheren dengan sikap dan
kecakapan Kepramukaan. Dengan demikian terjadi proses saling interaktif
dan saling menguatkan (mutually interactive and reinforcing.)
Pendidikan Kepramukaan dilaksanakan dalam 3 (tiga) Model
meliputi Model Blok, Model Aktualisasi, dan Model Reguler. Model Blok
merupakan kegiatan wajib dalam bentuk perkemahan yang dilaksanakan
setahun sekali dan diberikan penilaian umum. Model Aktualisasi
merupakan kegiatan wajib dalam bentuk penerapan sikap dan
keterampilan yang dipelajari didalam kelas yang dilaksanakan dalam
kegiatan Kepramukaan secara rutin, terjadwal, dan diberikan penilaian
formal. Model Reguler merupakan kegiatan sukarela berbasis minat
peserta didik yang dilaksanakan di Gugus depan
45
Model Kegiatan
1 Model Wajib, setahun sekali, - Kolaboratif
Blok berlaku bagi seluruh - Bersifat intramural atau
peserta didik, ekstramural (di luar
terjadwal, penilaian dan/atau didalam
umum lingkungan satuan
pendidikan)
2 Model Wajib, rutin, terjadwal, - Pembina Pramuka
Aktualisasi berlaku untuk seluruh - Bersifat intramural
peserta didik dalam (dalam lingkungan satuan
setiap kelas, pendidikan)
penjadwalan, dan
penilaian formal
3 Reguler di Sukarela, berbasis Sepenuhnya dikelola oleh
Gugus minat Gugus Depan Pramuka
Depan pada satuan pendidikan.
46
dapat dibantu oleh Pembantu Pembina (Instruktur
Muda/Instruktur Pramuka).
2. Model Aktualisasi memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Diikuti oleh seluruh siswa.
b. Dilaksanakan setiap satu minggu satu kali.
c. Setiap satu kali kegiatan dilaksanakan selama 120 menit.
3. Model Reguler memiliki karakteristik sebagai berikut.
a. Diikuti oleh siswa yang berminat mengikuti kegiatan Gerakan
Pramuka di dalam Gugus Depan.
b. Pelaksanaan kegiatan diatur oleh masing-masing Gugus Depan.
47
48
49
5. Program Kokurikuler
a. Pengertian Kokurikuler
Kegiatan kokurikuler merupakan kegiatan yang dimaksudkan
untuk lebih memperdalam dan menghayati materi pelajaran yang telah
dipelajari dalam kegiatan intrakurikuler didalam kelas. Kegiatan ini
dapat dilakukan secara individual maupun kelompok. Seperti:
Kunjungan ke museum, peternakan, perkebunan, pabrik, industri
kimia, konstruksi bangunan, jembatan, daerah tercemar, lokasi wisata,
situs peninggalan sejarah Islam, pasar, dll.
Kegiatan kokurikuler dapat dilakukan secara terintegrasi dengan
berbagai mata pelajaran dalam 1 kegiatan. Kolaborasi berbagai mata
pelajaran ini akan membentuk proses berfikir kritis peserta didik dalam
melihat sesuatu dari berbagai cabang ilmu pengetahuan. Sehingga akan
terjadi moderasi berfikir yang multikultur. Hal ini secara holistik akan
membentuk karakter manusia yang arif dan bijaksana dalam menyikapi
segala sesuatu.
b. Prinsip-prinsip Kokurikuler
1) Tugas kokurikuler hendaknya jelas dan sesuai dengan KD atau
IPK tertentu yang sedang dipelajari
2) Kokurikuler harus menunjang langsung intrakurikuler dan
kepentingan belajar peserta didik, dengan penekanan pada
konteks yang lebih nyata
3) Kokurikuler dirancang di awal semester, dengan
memperhatikan karakteristik peserta didik, kondisi daerah,
potensi sekolah dan tidak diskriminatif
4) Kokurikuler mengakomodasi pembelajaran tematik-terpadu,
keterpaduan lintas mata pelajaran, dan keragaman budaya
5) Kegiatan yang dirancang sesuai dengan kepentingan peserta
didik dan lingkungannya pada masa kini dan masa yang akan
datang
50
6) Penilaian kegiatan kokurikuler lebih menekankan pada
pengembangan kompetensi dan karakter peserta didik
7) Kegiatan kokurikuler didukung dengan adanya monitoring dan
evaluasi untuk mengetahui kualitas program
8) Jika kegiatan kokurikuler memerlukan biaya, maka biaya itu
tidak boleh memberatkan orang tua peserta didik
9) Kegiatan kokurikuler tidak memberatkan peserta didik, baik
secara fisik maupun psikis
10) Pelaksanaan kegiatan kokurikuler harus memperhatikan
Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)
11) Rancangan kegiatan kokurikuler tertuang dalam dokumen
KTSP
c. Tujuan
1) Memberikan pengalaman belajar pada konteks yang lebih nyata
2) Menumbuhkembangkan karakter yang baik
3) Mengembangkan keterampilan sosial dan kemampuan
kepemimpinan
4) Mendorong tumbuhnya kesadaran dan penghargaan terhadap
keberagaman
5) Meningkatkan semangat dalam menyikapi isu-isu global yang
berkembang
6) Mengembangkan kompetensi literasi dan numerasi
51
2) Pelaksanaan
Penjadwalan Kegiatan Kokuruikuler dirancang di awal tahun
pelajaran oleh pembina di bawah bimbingan guru mata pelajaran.
Jadwal Kegiatan Kokuruikuler diatur agar tidak menghambat
pelaksanaan kegiatan intra dan Ekstrakurikuler
3) Penilaian
Kinerja peserta didik dalam Kegiatan Kokuruikuler perlu mendapat
penilaian. Kriteria keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian
kompetensi peserta didik dalam Kegiatan Kokuruikuler. Penilaian
dilakukan secara kualitatif. Bagi peserta didik yang belum
mencapai nilai minimal perlu mendapat bimbingan terus menerus
untuk mencapainya.
4) Monitoring dan Evaluasi
Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan untuk mengukur
ketercapaian tujuan pada setiap indikator yang telah ditetapkan
dalam perencanaan satuan pendidikan. Satuan pendidikan
hendaknya mengevaluasi setiap indikator yang sudah tercapai
maupun yang belum tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi, satuan
pendidikan dapat melakukan perbaikan rencana tindak lanjut untuk
siklus kegiatan berikutnya.
52
6. Kegiatan Ekstrakurikuler
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Dan Kebudayaan
(Permendikbud) nomor 62 tahun 2014 Kegiatan Ekstrakurikuler adalah
kegiatan kurikuler yang dilakukan oleh peserta didik di luar jam belajar
kegiatan intrakurikuler dan kegiatan kokurikuler, di bawah bimbingan dan
pengawasan satuan pendidikan.
Kegiatan Ekstrakurikuler diselenggarakan dengan tujuan untuk
mengembangkan potensi, bakat, minat, kemampuan, kepribadian,
kerjasama, dan kemandirian peserta didik secara optimal dalam rangka
mendukung pencapaian tujuan pendidikan nasional
Kegiatan Ekstrakurikuler pada satuan pendidikan dikembangkan
dengan prinsip: (1) partisipasi aktif yakni bahwa Kegiatan Ekstrakurikuler
menuntut keikutsertaan peserta didik secara penuh sesuai dengan minat
dan pilihan masing-masing; dan (2) menyenangkan yakni bahwa Kegiatan
Ekstrakurikuler dilaksanakan dalam suasana yang menggembirakan bagi
peserta didik.
Ada 2 (dua) macam ekstrakurikuler yaitu wajib dan pilihan.
Ekstrakurikuler wajib adalah kegiatan ekstrakurikuler yang wajib
diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan wajib diikuti oleh seluruh
peserta didik. Dalam Kurikulum 2013 ekstrakurikuler wajib adalah
Pramuka. Ekstrakurikuler pilihan adalah kegiatan ekstrakurikuler yang
dapat dikembangkan dan diselenggarakan oleh satuan pendidikan dan
dapat diikuti oleh peserta didik sesuai bakat dan minatnya masing-masing.
Kegiatan Ekstrakurikuler dikelompokkan menjadi Kegiatan
Ekstrakurikuler wajib dan Kegiatan Ekstrakurikuler pilihan. Dalam
Kurikulum 2013 Pendidikan Kepramukaan merupakan ekstrakurikuler
wajib.
Penjadwalan Kegiatan Ekstrakurikuler Pilihan dirancang di awal
tahun pelajaran oleh pembina di bawah bimbingan kepala
sekolah/madrasah atau wakil kepala sekolah/madrasah. Jadwal Kegiatan
53
Ekstrakurikuler diatur agar tidak menghambat pelaksanaan kegiatan intra
dan kokurikuler.
Penilaian Kinerja peserta didik dalam Kegiatan Ekstrakurikuler
perlu mendapat penilaian dan dideskripsikan dalam raport. Kriteria
keberhasilannya meliputi proses dan pencapaian kompetensi peserta didik
dalam Kegiatan Ekstrakurikuler yang dipilihnya. Penilaian dilakukan
secara kualitatif. Peserta didik wajib memperoleh nilai minimal “baik”
pada Pendidikan Kepramukaan pada setiap semesternya. Nilai yang
diperoleh pada Pendidikan Kepramukaan berpengaruh terhadap kenaikan
kelas peserta didik. Bagi peserta didik yang belum mencapai nilai minimal
perlu mendapat bimbingan terus menerus untuk mencapainya.
Evaluasi Kegiatan Ekstrakurikuler dilakukan untuk mengukur
ketercapaian tujuan pada setiap indikator yang telah ditetapkan dalam
perencanaan satuan pendidikan. Satuan pendidikan hendaknya
mengevaluasi setiap indikator yang sudah tercapai maupun yang belum
tercapai. Berdasarkan hasil evaluasi, satuan pendidikan dapat melakukan
perbaikan rencana tindak lanjut untuk siklus kegiatan berikutnya.
Daya dukung pengembangan dan pelaksanaan kegiatan
ekstrakurikuler meliputi: Kebijakan Satuan Pendidikan, Ketersediaan
Pembina dan Ketersediaan Sarana dan Prasarana Satuan Pendidikan.
Pihak-pihak yang terlibat dalam pengembangan Kegiatan
Ekstrakurikuler antara lain : (1). Satuan Pendidikan terdiri dari Kepala
sekolah, tenaga pendidik, tenaga kependidikan dan pembina
ekstrakurikuler, bersama-sama mewujudkan keunggulandalam ragam
Kegiatan Ekstrakurikuler sesuai dengan sumber daya yang dimiliki oleh
tiap satuan pendidikan. (2). Komite Sekolah/Madrasah Sebagai mitra
sekolah memberikan dukungan, saran, dan kontrol dalam mewujudkan
keunggulan ragam Kegiatan Ekstrakurikuler. (3). Orangtua.
54
Matriks Kegiatan Ekstrakurikuler
Semangat
kebangsaan
2. Seni Tari Disiplin Latihan rutin
Kerjasama Berkompetisi
Saling menghargai lokal maupun
Peduli budaya regional
bangsa Pagelaran seni
Cinta tanah air tari
Semangat
kebangsaan
3. Seni karawitan Disiplin Latihan rutin
Kerjasama Berkompetisi
Saling menghargai lokal maupun
Peduli budaya regional
bangsa Pagelaran seni
Cinta tanah air karawitan
Semangat
kebangsaan
4. Pramuka Demokratis Latihan
55
Disiplin terprogram
Kerjasama (kepemimpinan/
Toleransi
Peduli sosial dan
lingkungan
Cinta damai
Kerja keras
5. Bola Volly Sportifitas Latihan
Menghargai terprogram
prestasi Perlombaan bola
Kerja keras volly tingkat
Cinta damai sekolah, maupun
Disiplin regional.
Cinta damai
Disiplin
Jujur
7. Baca Tulis Al Komunikatif Pembinaan secara
Qur’an Menghargai orang rutin dan
lain kontinyu.
Obyektif
Jujur
56
7. Penilaian Hasil Belajar
Berdasarkan Peraturan menteri Pendidikan dan Kebudayaan
Republik ndonesia Nomor 23 tahun 2016 Tentang Standar Penilaian
Pendidikan Penilaian adalah proses pengumpulan dan pengolahan
informasi untuk mengukur pencapaian hasil belajar peserta didik.
Penilaian hasil belajar peserta didik pada pendidikan dasar dan
pendidikan menengah meliputi aspek: sikap; pengetahuan; dan
keterampilan. Penilaian sikap merupakan kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik untuk memperoleh informasi deskriptif mengenai perilaku
peserta didik. Penilaian pengetahuan merupakan kegiatan yang dilakukan
untuk mengukur penguasaan pengetahuan peserta didik. Penilaian
keterampilan merupakan kegiatan yang dilakukan untuk mengukur
kemampuan peserta didik menerapkan pengetahuan dalam melakukan
tugas tertentu. Penilaian pengetahuan dan keterampilan dilakukan oleh
pendidik, satuan pendidikan, dan/atau Pemerintah.
Penilaian aspek sikap dilakukan melalui tahapan: mengamati
perilaku peserta didik selama pembelajaran; mencatat perilaku peserta
didik dengan menggunakan lembar observasi/pengamatan;
menindaklanjuti hasil pengamatan; dan mendeskripsikan perilaku peserta
didik.
Penilaian aspek pengetahuan dilakukan melalui tahapan:
menyusun perencanaan penilaian; mengembangkan instrumen penilaian;
melaksanakan penilaian; memanfaatkan hasil penilaian; dan melaporkan
hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan deskripsi.
Penilaian aspek keterampilan dilakukan melalui tahapan:
menyusun perencanaan penilaian; mengembangkan instrumen penilaian;
melaksanakan penilaian; memanfaatkan hasil penilaian; dan melaporkan
hasil penilaian dalam bentuk angka dengan skala 0-100 dan deskripsi.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik bertujuan untuk memantau
dan mengevaluasi proses, kemajuan belajar, dan perbaikan hasil belajar
peserta didik secara berkesinambungan. Penilaian hasil belajar oleh satuan
57
pendidikan bertujuan untuk menilai pencapaian Standar Kompetensi
Lulusan untuk semua mata pelajaran. Penilaian hasil belajar oleh
Pemerintah bertujuan untuk menilai pencapaian kompetensi lulusan secara
nasional pada mata pelajaran tertentu.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik dilakukan dalam bentuk
ulangan, pengamatan, penugasan, dan/atau bentuk lain yang diperlukan.
Penilaian hasil belajar oleh pendidik digunakan untuk: mengukur dan
mengetahui pencapaian kompetensi Peserta Didik; memperbaiki proses
pembelajaran; dan menyusun laporan kemajuan hasil belajar harian,
tengah semester, akhir semester, akhir tahun. dan/atau kenaikan kelas.
Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dilakukan dalam
bentuk ujian sekolah. Penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan
digunakan untuk penentuan kelulusan dari satuan pendidikan. Satuan
pendidikan menggunakan hasil penilaian oleh satuan pendidikan dan hasil
penilaian oleh pendidik untuk melakukan perbaikan dan/atau penjaminan
mutu pendidikan pada tingkat satuan pendidikan.
Instrumen penilaian yang digunakan oleh pendidik dalam bentuk
penilaian berupa tes, pengamatan, penugasan perseorangan atau kelompok,
dan bentuk lain yang sesuai dengan karakteristik kompetensi dan tingkat
perkembangan peserta didik.
Instrumen penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam
bentuk penilaian tengah semester (PTS), penilaian akhir tahun(PAT)
penilaian akhir dan/atau ujian sekolah.
Instrumen penilaian yang digunakan oleh pemerintah dalam bentuk
Ujian Nasional yang ditahun ini 2022 diubah menjadi Asesmen Nasional
(AN)
58
8. Ketuntasan Belajar
59
Penetapan KKM untuk aspek kognitif dan praktik dilakukan oleh
guru mata pelajaran pada awal tahun pelajaran melalui proses penetapan
dimulai dari KKM setiap indikator pencapaian KD, KKM KD, KKM SK,
dan menjadi KKM mata pelajaran, dengan mempertimbangkan hal-hal
berikut
a. Tingkat kompleksitas
b. Daya dukung
c. Tingkat Kemampuan (intake)
Daya dukung adalah segala sumber daya dan potensi yang dapat
mendukung penyelenggaraan pembelajaran seperti sarana dan prasarana
meliputi perpustakaan, laboratorium, dan alat/bahan untuk proses
pembelajaran, ketersediaan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan,
manajemen sekolah, dan kepedulian stakeholders
60
Tabel Penetapan KKM kelas VIII dan IX Mata Pelajaran
Tahun 2023/2024
KKM
MATA PELAJARAN
VIII IX
Kelompok A
1. Pendidikan Agama dan Budi Pekerti 75 75
2. Pendidikan Pancasila dan Kewarganegaraan 75 75
3. Bahasa Indonesia 75 75
4. Matematika 75 75
7. Bahasa Inggris 75 75
Kelompok B
1. Seni Budaya 75 75
3. Prakarya/ Ketrampilan* 75 75
4. Bahasa Daerah 75 75
61
2) Kegiatan remedial dilaksanakan di dalam/di luar jam
pemebelajaran.
3) Kegiatan remedial meliputi remedial pembelajaran dan remedial
penilaian.
4) Penilaian dalam program remedial dapat berupa tes manupun
nontes.
5) Kesempatan mengikuti remedial maksimal dua kali.
6) Nilai remedial maksimal sesuai KKM.
b. Program Pengayaan
1) Pengayaan boleh diikuti oleh peserta didik yang telah mencapai
KKM dalam setiap kompetensi dasar.
2) Kegiatan pengayaan dilaksanakan di dalam/di luar jam
pembelajaran.
3) Penilaian dalam program pengayaan dapat berupa tes maupun
nontes.
4) Nilai pengayaan yang lebih tinggi dari nilai sebelumnya dapat
digunakan.
9. Kenaikan kelas
Kenaikan kelas dilaksanakan pada akhir tahun pelalajaran atau
setelah semester genap. Kenaikan kelas didasarkan pada penilaian hasil
belajar pada semester genap, dengan pertimbangan seluruh KD/SK yang
belum tuntas pada semester ganjil harus dituntaskan sampai mencapai
KKM yang ditetapkan sebelum akhir semester genap. Hal ini sesuai
dengan prinsip belajar tuntas (mastery learning), dimana peserta didik
yang belum mencapai ketuntasan belajar sesuai KKM yang ditetapkan,
maka yang bersangkutan harus mengikuti pembelajarn remidi sampai yang
bersangkutan mencapai KKM yang dimaksud. Artinya, nilai kenaikan
kelas tetap memperhitungkan hasil belajar peserta didik selama satu tahun
pelajaran yang sedang berlangsung.
62
Kriteria Kenaikan kelas dilaksanakan pada setiap akhir tahun
pelajaran. Peserta didik dinyatakan naik kelas apabila:
10. Kelulusan
Kelulusan diatur dalam Permendikbud Nomor 5 Tahun 2015 tentang
Tentang Kriteria Lulusan Peserta Didik, Penyelenggaraan Ujian Nasional,
dan Penyelenggaraan Ujian Sekolah dan POS USBN Tahun Pelajaran
2018/2019 yang dituangkan melalui Peraturan Badan Standar Nasional
Pendidikan Nomor: 0048/BSNP/XI/2018 yang menyebutkan bahwa
Kriteria kelulusan dari satuan pendidikan minimal mempertimbangkan
hal-hal berikut.
63
Sedangkan untuk kriteria kelulusan Peserta didik ditentukan sebagai
berikut
Bila terdapat peserta didik yang tidak lulus, harus diadakan pendekatan
kepada peserta didik dan keluarga agar peserta didik yang bersangkutan
dapat mengulang di kelas 9 Tahun Pelajaran berikutnya, atau dapat
mengikuti alternative pendidikan lain Sekolah memiliki target kelulusan
seratus persen (100%) dengan rata-rata perolehan nilai yang semakin
meningkat setiap tahunnya.
64
3. Penyusunan modul oleh guru mata pelajaran UN dengan
berdasarkan Kisi Ujian Nasional
4. Mengadakan pelatihan guru matpel UN untuk dapat menyelesaikan
soal secara tepat dan cepat
5. Mengefektifkan remedial teaching bagi peserta didik yang dirasa
belum memenuhi KKM
6. Mengefektifkan enrichment teaching bagi peserta didik yang telah
memenuhi KKM Mengoptimalkan pos tes secara terstruktur setiap
kali selesai KBM
7. Memberikan bimbingan intensif khusus bagi siswa berkemampuan
rata-rata atas dan rata-rata bawah.
8. Persiapan mental dilakukan melalui pemberian motivasi, doa
bersama, dan istighotsah
65
12. Pelaksanaan dan Pengawasan Pembelajaran
Berdasarkan muatan kurikulum yang meliputi mata pelajaran, muatan
lokal, dan pengembangan diri serta peraturan akademik di atas, maka
implementasi proses pembelajaran, baik mata pelajaran, muatan lokal
maupun pengembangan diri di SMP PGRI 1 Donomulyo mengacu pada
standar proses, yaitu melalui tahapan-tahapan mulai dari penyusunan
perencanaan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran, penilaian hasil belajar,
evaluasi keseluruhan proses pembelajaran dan penyusunan laporan.
Perencanaan pembelajaran meliputi penyusunan silabus, rencana pelaksanaan
pembelajaran (RPP) dan rancangan penilaian. Pelaksanaan pembelajaran
meliputi kegiatan pendahuluan, kegiatan inti berupa kegiatan tatap muka
(eksplorasi, ekabolarasi, dan konfirmasi), penugasan terstruktur (PT),
kegiatan mandiri tidak terstruktur (KMTT) dan penutup. Penilaian hasil
pembelajarn melalui prosedur dan mekanisme penilaian hasil belajar, evaluasi
dan rancangan pelaporan sesuai standar penilaian.
Pengawasan proses pembelajaran dimaksudkan untuk meningkatkan
kelancaran dan kualitas pembelajaran. Pemantauan dan supervisi proses
pembelajaran dilakukan oleh kepala sekolah dan pengawas satuan pendidikan
pada tahap perencanaan, pelaksanaan dan penilaian hasil belajar. Evaluasi
pembelajaran dilakukan untuk menentukan kualitas pembelajaran secara
keseluruhan dan memusatkan ke seluruh kinerja guru dalam proses
pembelajaran. Hasil kegiatan pemantauan, supervisi dan evaluasi proses
pembelajaran dilaporkan kepada pemangku kepentingan, dan ada tindak
lanjut untuk peningkatan kinerja guru baik berupa penguatan atau
penghargaan, teguran yang bersifat mendidik atau pelatihan.
66
13. Penguatan Pendidikan Karakter (PPK)
67
Penyelenggaraan PPK dilaksanakan secara terintegrasi dalam kegiatan:
a. Intrakurikuler,
b. Kokurikuler,
c. Ekstrakurikuler, dan dilaksanakan di dalam dan atau diluar lingkungan
satuan pendidikan.
d. Penguatan Pendidikan Karakter di SMP PGRI 1 Donomulyo
dilaksanakan melalui kegiatan religius sholat Duha, sholat dhuhur atau
peringatan keagamaan.
68
dalam mata pelajaran, pengembangan diri dan budaya sekolah. Guru dan
sekolah mengintegrasikan nilai-nilai yang dikembangkan dalam
pendidikan budaya dan karekater bangsa ke dalam KTSP, silabus dan
RPP yang sudah ada. Indikator nilai-nilai budaya dan karakter bangsa
ada dua jenis, yaitu (1) indikator sekolah dan kelas, dan (2) indikator
untuk mata pelajaran. Berdasarkan indikator tersebut disusun program
implementasi, pelaksanaan, penilaian, dan eveluasi keterlaksanaan
pendidikan budaya dan karakter bangsa di SMP PGRI 1Donomulyo.
Indikator sekolah dan kelas merupakan penanda yang digunakan
oleh kepala sekolah, guru dan personalia sekolah dalam merencanakan,
melaksanakan, dan mengevaluasi sekolah sebagai lembaga pelaksana
pendidikan budaya dan karakter bangsa. Indikator ini berkenaan juga
dengan kegiatan sekolah yang diprogramkan dan kegiatan sekolah sehari-
hari (rutin). Indikator mata pelajaran menggambarkan perilaku efektif
seorang peserta didik berkenaan dengan mata pelajaran tertentu. Perilaku
yang dikembangkan semakin kompleks antara satu jenjang kelas dengan
jenjang kelas di atasnya, bahkan dalam jenjang kelas yang sama. Guru
memiliki kebebasan dalam menentukan berapa lama suatu perilaku harus
dikembangkan sebelum ditingkatkan ke perilaku yang lebih kompleks.
69
rasa cinta tanah air dan melakukan pengabdian masyarakat untuk
menumbuhkan kepedulian terhadap lingkungan dan kesetiakawanan
sosial.
70
dunia berkembang dengan sangat cepat dan dinamis. Penguasaan
keterampilan abad 21 sangat penting, 4 C adalah jenis softskill yang pada
implementasi keseharian, jauh lebih bermanfaat ketimbang sekadar
pengusaan hardskill.
Kegiatan Pelaksanaan
Layanan dan kegiatan Indiividual.
pendukung konseling. Kelompok.
Ekstrakurikuler (1) Seni Karawitan
(2) Seni Tari
(3) Pramuka
(4) Bola Volly
(5) Akhlaq
b. Kegiatan Rutin
Kegiatan Bentuk Kegiatan
Rutin, yaitu kegiatan Piket kelas
yang dilakukan Upacara bendera
terjadwal. Sholat Dhuhur berjamaah
Sholat Dhuha berjamaah
PHBA
PHBN
71
Amal Jum’at
Jum’at Bersih
c. Kegiatan Spontan
Kegiatan Bentuk Kegiatan
Spontan, yaitu Berjabat tangan.
kegiatan tidak Menjawab salam.
terjadwal dalam Meminta maaf.
waktu tertentu. Berterimakasih.
Menjenguk orang yang sakit.
Sumbangan suka rela secara.
Membuang sampah pada tempatnya.
d. Kegiatan Keteladanan
Kegiatan Bentuk Kegiatan
Keteladanan, yaitu Berpakaian rapi.
kegiatan dalam Bersikap ramah (senyum, salam, sapa,
bentuk perilaku sopan, dan santun).
sehari-hari. Bersikap disiplin dan tertib.
Mengambil sampah yang berserakkan.
Mengucapkan salam.
Meminta maaf.
Mengucapkan terimakasih.
Menghargai pendapat orang lain.
Berani berkata benar.
Berani mengakui kesalahan.
Mendamaikan perselisihan.
72
18. Pendidikan Kecakapan Hidup dan Pendidikan Berbasis Keunggulan
Lokal dan Global
73