Kurikulum yang baik adalah Kurikulum yang sesuai dengan zamannya, dan terus
dikembangakan atau diadaptasi sesuai dengan konteks dan karaktersistik peserta didik demi
membangun kompetensi sesuai dengankebutuhan mereka kini dan masa depan.
Kurikulum harus selalu berubah agar sesuai dengan perkembangan zaman, apalagi masa
sekarang ini
Ilmu Pengetahuan dan teknologi informasi telah berkembang dan pembelajaran akan
membosankan tanpa adanya perubahan bukankah tugas kita untuk menyiapkan para
peserta didik kita menghadapi zaman yang baru, zaman yang sama sekali berbeda
dengan zaman kita dulu.
Itulah mengapa Kurikulum perlu adanya perubahan
agar kita dapat menyiapkan generasi yang akan datang dan
mampu memandang kedepan.
Mengapa Kurikulum Diadaptasi
Adaptasi kurikulum bagi anak berkebutuhan khusus di kelas inklusif adalah usaha
untuk menjamin peserta didik disabilitas dan peserta didik berkebutuhan khusus lainnya,
bersama-sama dengan peserta didik tanpa kebutuhan khusus terlibat dalam
satu lingkungan pembelajaran.
Alasan utama sekolah perlu melakukan adaptasi terhadap kurikulum pemerintah adalah
setiap satuan pendidikan memiliki karakteristik yang berbeda.
Kurikulum yang telah Pemerintah Indonesia susun tentu sudah melalui tahap perencanaan
terbaik untuk peserta didik.
Tujuan Pendidikan Menurut Ki Hajar Dewantara :
“Menuntun segala kekuatan kodrat yang ada pada anak-anak itu, agar mereka sebagai manusia
dan anggota masyarakat dapat mencapai keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi- tingginya”
Kurikulum Merdeka menawarkan struktur kurikulum yang lebih fleksibel dan berfokus pada
materi esensial
sehingga memberikan keleluasaan bagi guru untuk mengajar sesuai kebutuhan dan
karakteristik siswa.
Kurikulum Merdeka juga mempunyai sejumlah keunggulan dibandingkan kurikulum
sebelumnya, yaitu lebih sederhana
dan mendalam; lebih merdeka; dan lebih relevan dan interaktif.
Sejalan dengan konsep tersebut, maka kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan
yang mengimplementasikan
Kurikulum Merdeka harus memperhatikan prinsip-prinsip yang tertuang dalam Keputusan
Menteri Pendidikan,
Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Nomor 56/M/2022 Tentang Pedoman Penerapan Kurikulum
Dalam Rangka
Pemulihan Pembelajaran
Prinsip Umum Pembelajaran
Prinsip Pembelajaran
• Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian peserta didik
saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan perkembangan peserta didik yang
beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan
• Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar sepanjang hayat;
• Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara holistik;
• Pembelajaran yang relevan yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan budaya peserta didik,
serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra; dan
• Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.
Prinsip-prinsip di atas hendaknya diterapkan baik dalam kegiatan belajar mengajar di satuan pendidikan.
Sekolah memiliki wewenang untuk mengembangkan dan mengelola kurikulum dan pembelajaran sesuai dengan
karakteristik satuan pendidikan dan peserta didik dengan tetap memperhatikan lima prinsip tersebut.
Capaian Pembelajaran
Pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran yang berpusat pada murid,
yang mana setiap murid belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya.
Pembelajaran paradigma baru dilakukan melalui kegiatan pembelajaran di dalam
kelas (intrakurikuler) dan di luar kelas (kokurikuler dan ekstrakurikuler).
Mengacu pada capaian pembelajaran yang terdiri dari tiga elemen yaitu nilai agama dan budi pekerti,
jati diri, dasar-dasar literasi, sains, teknologi, rekayasa, seni dan matematika.
Acuan pembelajaran dan asesmen harus mengacu pada capaian tiga capaian tersebut.
TERIMA KASIH