Cetakan 1
Cetakan 1
Pembelajaran
Sosial Emosional
Mata Kuliah Pilihan
Pembelajaran Berdiferensiasi
Pra Jabatan Tahun 2022
Cetakan 1
Kurator/Penulis :
Dr. Clara Moningka
Penelaah:
Muhamadf Nanang Suprayogi S Psi, M. Si, Ph. D
Ana Lanah, S Psi, M. Si
Copyright © 2022
Direktorat Pendidikan Profesi Guru
Direktorat Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi
Dalam Pasal 1 ayat (1) Undang-Undang Nomor 14 Tahun 2005 tentang Guru dan
Dosen (UUGD). mengamatkan bahwa Guru adalah pendidik profesional dengan
tugas utama mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai,
dan mengevaluasi peserta didik pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan
formal, pendidikan dasar, dan pendidikan menengah. Selanjutnya dalam Pasal 8
UUGD menyatakan bahwa guru wajib memiliki kualifikasi akademik, kompetensi,
sertifikat pendidik, sehat jasmani dan rohani, serta mampu mewujudkan tujuan
pendidikan nasional.
Sesuai dalam Pasal 17 ayat (1) Undang-Undang Nomor 12 tahun 2012 tentang
Pendidikan Tinggi bahwa pendidikan profesi merupakan pendidikan tinggi setelah
program sarjana yang menyiapkan Mahasiswa dalam pekerjaan yang memerlukan
persyaratan keahlian khusus.
Pendidikan Profesi Guru (PPG) Prajabatan merupakan program pendidikan yang
menyiapkan guru sebagai sumber daya manusia berkualitas untuk memenuhi
kondisi ideal guru di Indonesia yang meliputi aspek kuantitas, distribusi, kualifikasi,
dan kompetensi. PPG Prajabatan bertujuan menghasilkan guru profesional
pemula yang mengamalkan nilai-nilai Pancasila, semangat gotong royong, dan
mampu menggunakan teknologi digital, serta melahirkan hal-hal yang inovatif dan
kreatif. Selain itu, PPG Prajabatan menekankan pada konsep Merdeka Belajar,
yang berpusat kepada peserta didik dan pembelajarannya, berkomitmen menjadi
teladan dan pembelajar sepanjang hayat serta memiliki dasar-dasar
kepemimpinan.
Untuk mencapai tujuan tersebut, PPG Prajabatan mengedepankan penguatan
kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial, dan
kompetensi profesional melalui clinical practice atau program praktik lapangan
yang diintegrasikan dalam perkuliahan. Sebagai calon guru pemula, mahasiswa
PPG Prajabatan perlu dibekali pengalaman pembelajaran yang bermakna yang
nantinya akan bermanfaat ketika mereka mengajar di kelas. Hal ini dilaksanakan
dengan perkuliahan berbasis kegiatan dan refleksi yang dikombinasikan dengan
Pembelajaran Berdiferensiasi | i
praktik lapangan, termasuk di sekolah tempat guru pemula akan ditugaskan.
Pelaksanaan PPG Prajabatan melibatkan pengajar dari unsur akademisi, praktisi
pendidikan, dan Guru Penggerak. Keterlibatan pengajar dari berbagai unsur ini
bertujuan untuk menjembatani teori dan praktik di lapangan.
Paket-paket modul digunakan dalam perkuliahan yang dilaksanakan selama dua
semester melalui tiga kelompok mata kuliah, yaitu: Mata Kuliah Inti, Mata Kuliah
Pilihan Selektif, dan Mata Kuliah Pilihan Elektif. Setiap modul perkuliahan
mencakup komponen Capaian Pembelajaran Mata Kuliah (CPMK) dan asesmen,
perangkat pembelajaran, dan isi modul. Asesmen ketercapaian CPMK
dilaksanakan di antaranya melalui projek, studi kasus, portofolio, dan tes.
Perangkat pembelajaran meliputi Lembar Kerja (LK), media, dan sumber belajar
yang dilengkapi dengan pranala ke sumber belajar lainnya sebagai pengayaan.
Isi modul disusun berdasarkan alur MERDEKA, yaitu: Mulai dari diri (M),
Eksplorasi konsep (E), Ruang kolaborasi (R), Demonstrasi kontekstual (D),
Elaborasi pemahaman (E), Koneksi antar materi (K), dan Aksi nyata (A). Modul
dengan alur MERDEKA diharapkan dapat membantu mahasiswa mempersiapkan
diri dalam mencapai tuntutan profesi sebagai agen yang mencerdaskan kehidupan
bangsa dan mampu mencetak generasi yang membawa perubahan ke hal yang
lebih baik.
Kami ucapkan terima kasih dan penghargaan yang setinggi-tingginya kepada tim
penyusun dan berbagai pihak yang telah bekerja keras dan berkontribusi positif
mewujudkan penyelesaian modul ini serta membantu terlaksananya PPG
Prajabatan. Semoga Allah Yang Mahakuasa senantiasa memberkati upaya yang
kita lakukan demi pendidikan Indonesia. Amin.
Hlm.
Kata Pengantar Direktur Jenderal Guru Dan Tenaga Kependidikan ............... i
B. Eksplorasi Konsep.................................................................................... 3
2. Kecerdasan logis-matematis............................................................... 9
1. Visual ............................................................................................... 13
Pembelajaran Berdiferensiasi | v
2. Auditori ............................................................................................. 13
3. Kinestetik .......................................................................................... 14
D. Demonstrasi Kontekstual........................................................................ 31
B. Eksplorasi Konsep.................................................................................. 36
D. Demonstrasi Kontekstual........................................................................ 54
B. Eksplorasi Konsep.................................................................................. 60
D. Demonstrasi Kontekstual........................................................................ 67
B. Eksplorasi Konsep.................................................................................. 73
D. Demonstrasi Kontekstual........................................................................ 91
B. Eksplorasi Konsep.................................................................................. 96
D. Demonstrasi Kontekstual........................................................................ 99
LAMPIRAN...................................................................................................... 103
Formatif
Sumatif
Pembelajaran Berdiferensiasi | ix
Topik 1. Teori-teori yang mendasari Pembelajaran
Berdiferensiasi
Durasi 2 JP
Jangan lupa selalu tepat waktu dalam mengumpulkan jawaban, sehingga Anda
bisa lebih memahami materi yang akan disampaikan. Selamat berefleksi!
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 1
Pertanyaan Pemantik
Refleksi Respon
Terima kasih bagi yang sudah mengisi kolom refleksi diri di atas. Kami berharap
Anda dapat mengikuti pembelajaran ini dengan baik.
Peran Dosen:
1. Memastikan semua mahasiswa menyelesaikan refleksi tersebut
2. Menganalisis jawaban-jawaban mahasiswa untuk kemudian dikaitkan dengan mata
kuliah pembelajaran berdiferensiasi.
Anda akan memulai membaca dan mempelajari konsep atau materi tentang
pembelajaran berdiferensiasi. Tetaplah merujuk pada pertanyaan-pertanyaan
refleksi di atas, kemudian Anda pelajari materi pembelajaran berikut ini
1. Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 3
apa yang harus dilakukan untuk menyesuaikan proses pembelajaran sehingga
terpenuhinya kebutuhan individu setiap siswa?
Sejatinya setiap individu itu berbeda satu dengan yang lainnya. Begitu juga setiap
siswa di kelas pasti berbeda antara satu dengan yang lainnya. Begitu banyak
kebutuhan siswa yang harus dipenuhi. Tanpa disadari, guru setiap harinya
menghadapi murid dengan berbagai keragaman yang banyak sekali macamnya.
Guru selalu dihadapkan berbagai tantangan dalam mengajar dan kerap kali harus
melakukan dan memutuskan sesuatu hal dalam satu waktu. Keterampilan yang
luar biasa ini banyak yang tidak disadari oleh para guru, karena begitu naturalnya
hal ini terjadi di kelas dan guru menghadapi tantangan tersebut menjadi hal yang
biasa baginya. Berbagai usaha dilakukan oleh para guru, tentunya tujuannya
adalah untuk memastikan bahwa setiap peserta didik sukses dalam proses
pembelajarannya.
Nah, dengan melihat banyak perbedaan antara satu peserta didik dengan peserta
didik yang lainya, tentunya perlu adanya pembelajaran berdiferensiasi. Sebelum
beranjak ke definisi tentang apa itu pembelajaran berdiferensiasi, silahkan simak
teori-teori yang mendasari perlunya pembelajaran berdiferensiasi. Selamat
menyimak!
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 5
kerabat menjadi relasinya di dalam institusi keagamaan, pelayanan kesehatan
berinteraksi dengan keluarga anak dan sekolahnya.
4. Makrosistem adalah sistem yang mengelilingi mikro, meso dan ekosistem dan
merepresentasikan nilai-nilai ideologi, hukum masyarakat dan budaya politik.
Sebagai contoh anak Indonesia tidak sama-sama dengan anak Amerika
JORIN
(Mikrosistem). Jorin adalah seorang siswi SMP Negeri kelas 2. Ia terlahir dari keluarga
berada dan berpendidikan. Ayahnya adalah keturunan Belanda sementara Ibunya
adalah keturunan Indonesia asli. Ia adalah anak sulung dari 3 bersaudara.
(Mesosistem). Jika Jorin berada di rumah, Ia mempunyai tanggung jawab untuk
mengasuh kedua adiknya, yaitu kelas 2 SD dan kelas 4 SD. Setiap ke sekolah Ia di antar
jemput oleh ayah/ibunya atau kadang pulang sendiri dengan menggunakan kendaraan
aplikasi, dan ia merasa senang akan itu. Ia terbiasa bertemu dengan banyak orang,
misalnya rekan bisnis ayah/ibunya, bertemu dengan teman dan guru les musiknya,
sering pulang pergi Indonesia-Belanda untuk mengunjungi keluarga dari Ayahnya, dan
masih banyak lagi yang memungkinkan Jorin berinteraksi dengan banyak orang.
(Ekosistem). Walaupun berkecukupan, namun Ayah/Ibunya mengajarkan kemandirian
sejak dini, sehingga ia terbiasa mandiri, misalnya saja ia terbiasa dengan pekerjaan
rumah, seperti mencuci piring setelah makan, menyapu, dan mengepel kamarnya,
sehingga Jorin terbiasa dengan hidup bersih dan mandiri.
JATI
(Mikrosistem). Jati adalah seorang siswa kelas 2 SMP Negeri yang sekelas dengan
Jorin. Ia tergolong dari keluarga biasa saja. Ia adalah anak semata wayang. Ayah dan
Ibunya keduanya berkebangsaan Indonesia bersuku madura dan jawa. Ada 2 sepupu
yang ikut tinggal di rumahnya.
(Mesosistem) Sepulang sekolah Jati membantu Ayah dan Ibunya yang bekerja
mengelola sebuah toko sayur di pasar tradisional. Jati banyak bertemu dengan banyak
orang, seperti pembeli sayur langganannya, kuli panggul pasar, mitra ayah ibunya di
pasar. Ayah dan ibu Jati sibuk sekali dengan jualannya di pasar, apalagi jika menjelang
Idul Fitri dan tahun baru, mereka sesekali mengantarkan sayuran untuk bapak dan ibu
guru ke sekolah.
(Ekosistem). Sepulang sekolah jati terbiasa membantu ayah dan ibunya berjualan sayur
di pasar. Keberadaannya di rumah hanya ada saat malam hari, yaitu sepulang dari lapak
miliknya dan itupun terkadang ayah dan ibunya masih berada di lapak, ayah ibunya
pulang ke rumah saat siang hari saja. Kondisi rumah yang kadang berantakan membuat
ia lelah untuk meneruskan belajar. Dan baginya berantakan atau tidak sama saja,
karena ia terbiasa melihat kehidupan pasar.
(Makrosistem dan Kronosistem). Pada rentang waktu yang cukup lama, kehidupan Jati
dan keluarganya, tentunya mempunyai pandangan tersendiri terhadap lingkungan,
kehidupan sosial dan budaya dan sekitarnya. Sehingga membentuk pribadi diri Jati.
Nah, Anda tentu dapat membedakan bukan kedua individu itu berbeda? Sekarang,
dari kedua kasus di atas, tentu Anda dapat membedakan apa itu makrosistem,
mesosistem, ekosistem, makrosistem dan kronosistem. Pada kedua ilustrasi
tersebut dapat kita lihat kedua individu tersebut berbeda, baik dari lingkungan
keluarga, strata ekonomi, pandangan tentang makna kebersihan, lingkungan
orang-orang yang biasa berinteraksi dengan individu tersebut.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 7
Masih banyak contoh yang lain. Tentunya Anda bisa membayangkan masing-
masing dari teman sekolah Anda dulu, bahwa dari latar belakang lingkungan
mereka sangatlah beragam. Satu teman sekolah dengan teman sekolah yang
lainnya, tentunya mempunyai kekhasan, bukan? Tidak mungkin satu dengan yang
lain itu sama, namun tidak menutup kemungkinan satu sama lain mempunyai latar
belakang lingkungan atau ekologi yang mirip walau tidak sama persis.
Sekarang Anda akan beralih pada teori yang berikutnya, yang melihat bahwa tiap
individu itu berbeda. Anda akan membaca tentang teori multiple intelligences.
Harap dibaca dengan baik.
D. Multiple Intelligences
Teori tentang multiple intelligences atau dalam Bahasa Indonesia biasa disebut
sebagai kecerdasan majemuk. Teori ini dicetuskan dan dikembangkan oleh
Howard Gardner (1993), seorang psikolog perkembangan dan profesor pendidikan
dari Graduate School of Education, Harvard University, Amerika Serikat. Gardner
mendefinisikan intelegensi sebagai kemampuan untuk memecahkan persoalan
dan menghasilkan produk dalam suatu setting yang bermacam-macam dan dalam
situasi yang nyata. Berdasarkan pengertian ini, dapat dipahami bahwa intelegensi
bukanlah kemampuan seseorang untuk menjawab soal-soal tes IQ dalam ruang
yang tertutup dan hanya konsentrasi pada soal itu tanpa ada gangguan dari
lingkungan luar. Akan tetapi inteligensi memuat kemampuan seseorang untuk
memecahkan persoalan yang nyata dan dalam situasi yang bermacam-macam.
Dapat dikatakan juga bahwa setiap orang memiliki delapan jenis kecerdasan
dalam tingkat yang berbeda-beda. Pada teori multiple intelligences ini disebutkan
ada delapan bentuk kecerdasan. Delapan jenis kecerdasan itu memiliki komponen
inti dan ciri-ciri yang berbeda juga. Kehadiran ciri-ciri pada individu menentukan
kadar profil kecerdasannya. Dalam kehidupan nyata, kecerdasan-kecerdasan itu
hadir dan muncul bersama-sama atau berurutan dalam suatu atau lebih aktivitas.
Kedelapan kecerdasan tersebut, yaitu:
Sumber:https://ilovemypsychologist.wixsite.com/ilmp/post/multiple-intelligence-
kecerdasan-majemuk
1. Kecerdasan verbal-linguistik
Kecerdasan verbal-linguistik merupakan kemampuan berbahasa misalnya saja
melalui membaca, menulis, berbicara, memahami urutan dan makna dari kata-
kata, serta menggunakan bahasa dengan benar.
2. Kecerdasan logis-matematis
Ini merupakan kecerdasan dalam mengolah angka, matematika, dan logika untuk
menemukan dan memahami berbagai pola, seperti pola pikir, pola visual, pola
jumlah, atau pola warna.
3. Kecerdasan spasial-visual
Kecerdasan ini merupakan kemampuan pada bidang ruang dan gambar. Individu
memiliki kekuatan dalam imajinasi dan senang dengan bentuk, gambar, pola,
desain, serta tekstur.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 9
4. Kecerdasan kinestetik-jasmani
Kemampuan dalam koordinasi anggota tubuh dan keseimbangan. Siswa yang
memiliki kecerdasan ini senang melakukan berbagai aktivitas fisik, seperti naik
sepeda, menari, atau olahraga. Ia juga mungkin merasa sulit duduk diam dalam
waktu lama dan mudah bosan.
5. Kecerdasan musical
Tidak hanya dapat memainkan alat musik atau mendengarkan lagu. Mereka yang
memiliki kecerdasan ini juga mampu memahami dan membuat melodi, irama,
nada, vibrasi, suara, dan ketukan menjadi sebuah musik.
6. Kecerdasan intrapersonal
Ini merupakan kecerdasan introspektif di mana peserta didik mampu memahami
diri sendiri, mengetahui kekuatan, kelemahan, dan motivasi diri. Jika kecerdasan
ini menonjol pada diri peserta didik, biasanya dia akan bisa berbuat bijaksana dan
bisa mengendalikan keinginan serta perilakunya, juga mampu membuat rencana
dan keputusan. Kecerdasan ini dimiliki oleh penulis, ilmuwan, dan filsuf.
7. Kecerdasan interpersonal
Kecakapan ini merupakan kemampuan untuk bermasyarakat serta memahami dan
berinteraksi dengan orang lain. Mereka yang mempunyai kecerdasan ini mampu
bekerja, berinteraksi, dan berhubungan dengan orang lain, suka bekerja sebagai
tim, memiliki banyak teman, menunjukkan empati kepada orang lain, sensitif
terhadap perasaan dan ide-ide orang lain, memediasi konflik, dan
mengemukakan kompromi.
8. Kecerdasan naturalis
Ini adalah kemampuan untuk mengenali dan mengkategorikan tanaman, hewan,
dan benda-benda lain di alam, serta tertarik mempelajari spesies makhluk hidup.
Mereka yang unggul dalam kecerdasan ini biasanya suka dengan alam, misalnya
saja suka dengan bercocok tanam, suka dengan hewan peliharaan, dan aktivitas
sejenisnya yang berkaitan dengan alam.
Sebagai ilustrasi silahkan Anda simak cerita berikut:
Pada dua cerita di atas, Anda sudah dapat melihatnya, bukan? Bahwa antara
Dzaki dan Lina, keduanya mempunyai kecerdasan yang berbeda-beda. Sekarang
coba Anda ingat-ingat teman Anda di kelas dulu waktu masih bersekolah. Pasti
dari masing-masing memiliki kecerdasan yang berbeda-beda dan mempunyai
keunggulan masing-masing pula. Pada satu sisi tidak unggul, bisa saja disisi lain
ia mempunyai kecerdasan pada bidang lain. Atau bisa jadi satu kecerdasan
dengan kecerdasan yang lain saling beriringan.
Berikutnya kita lanjut ke teori Zone of Proximal Development (ZPD). Silahkan
disimak baik-baik.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 11
tersebut dapat dikatakan bahwa setiap peserta didik memiliki ZPD yang berbeda-
beda, maka dari itu bimbingan dan instruksi dengan kadar yang sesuai sangat
dibutuhkan untuk dapat mengembangkan potensi masing-masing siswa
(Suprayogi et, al., 2022).
Pada teori ini terdapat dua level untuk ukuran kemampuan dan potensi peserta
didik, yaitu tingkat perkembangan aktual dan tingkat perkembangan potensial.
Tingkat perkembangan aktual peserta didik adalah ketika dia bekerja untuk
menyelesaikan tugas atau soal tanpa bantuan orang lain. Sedangkan tingkat
perkembangan potensial adalah tingkat dari kompetensi peserta didik yang dapat
tercapai ketika dia dibantu oleh orang lain. Perbedaan diantara kedua tingkat
kemampuan tersebut termasuk dalam ZPD. Secara sederhana dapat dikatakan
bahwa ZPD terletak diantara hal-hal yang dapat dilakukan oleh peserta didik dan
hal-hal yang tidak dapat dilakukan oleh peserta didik tanpa pendampingan.
Ada sebuah pertanyaan, “Apakah anak harus dibantu? Tidak bisakah anak belajar
sendiri?”. Kondisi terbantu (tanpa dibantu) adalah kondisi di mana anak berada
pada tingkat perkembangan aktual. Kondisi ini akan dicapai dengan lebih optimal
dengan bantuan, jika anak memang masih belum menguasai apa yang dipelajari.
Perhatikan contoh berikut untuk lebih memudahkan memahami teori ZPD:
Nah, dari penjelasan di atas, Anda bisa melihat perbedaan dari dua tingkat
perkembangan. Tingkat perkembangan aktual telah tercapai oleh 28 murid Bu
F. Learning Modalities
Perbedaan peserta didik dalam pembelajaran juga dapat dilihat dari segi yang lain,
yaitu learning modalities atau modalitas dalam belajar yang kerap salah
diinterpretasikan sebagai gaya belajar.
Learning modalities ini biasa dikenal sebagai VAK atau Visual, Auditory, dan
Kinestetik. Nah, sampai disini mungkin Anda sudah familiar bukan dengan istilah
ini apa itu VAK atau learning modalities. Anda mungkin telah mengikuti tes yang
mengkategorikan modalitas belajar Anda atau diberi tahu bahwa Anda adalah tipe
pembelajar tertentu.
1. Visual
Modalitas belajar visual adalah menerima informasi lebih mudah melalui gambar.
Otak kita memproses informasi visual dengan sangat efisien. Jauh lebih mudah
untuk mengingat gambar yang jelas seperti foto daripada mengingat apa yang
dikatakan atau ditulis seseorang.
2. Auditori
Modalitas belajar auditori adalah menerima informasi lebih mudah melalui
mendengar. Siswa dengan mode ini biasanya sering mengajukan pertanyaan, dan
menggunakan diskusi untuk mengklarifikasi atau menyerap materi. Ketika Anda
berada dalam mode auditori, Anda mungkin berbicara dan membaca lebih lambat
untuk menyerap semuanya.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 13
3. Kinestetik
Modalitas kinestetik melakukan sesuatu dengan fisik, atau paling tepat
digambarkan sebagai belajar sambil melakukan (learning by doing), baik sebagai
aktivitas langsung atau melalui pengalaman, atau dengan bergerak sambil berpikir
atau belajar.
Ketiga modalitas belajar di atas, tidak secara baku bahwa siswa hanya
menggunakan satu modalitas belajar saja. Intinya: jangan terjebak dalam stereotip
tipe pelajar seperti apa peserta didik tersebut. Bisa saja peserta didik itu termasuk
kedalam pembelajar multimodal, artinya peserta didik dapat menggunakan salah
satu dari mode ini, tergantung pada situasinya.
Setelah Anda membaca dan memahami keempat teori dan beberapa ilustrasi di
atas, Anda bisa melihat bahwa tiap peserta didik juga memiliki keistimewaan
masing-masing. Nah, sekarang Anda mengerti bukan, bahwa setiap peserta didik
itu berbeda-beda. Semuanya berbeda satu sama lain. Memiliki kebutuhan yang
berbeda dan tidak bisa disama ratakan antara satu peserta didik dengan peserta
didik yang lain. Sekarang Anda mulai diperkenalkan, apa itu pembelajaran
berdiferensiasi. Semoga Anda bisa memahaminya. Simak baik-baik, ya!
Dibawah ini ada sebuah ilustrasi di dalam kelas. Mari kita bayangkan!
“Pak Darso adalah seorang guru kelas 2 SD di sebuah sekolah dengan jumlah murid
sebanyak 28 orang. Adapun dari 28 orang tersebut, Pak Darso memperhatikan
muridnya yang tiga orang termasuk anak yang cepat dalam mengerjakan tugas soal-
soal perkalian. Pak Darso tidak ingin ketiga anak tersebut tidak ada pekerjaan, sehingga
mengganggu teman-teman yang lainnya. Akhirnya Pak Darso pun berinisiatif untuk
menyiapkan soal tambahan untuk ketiga anak tersebut. Murid yang lain diberinya soal
sebanyak 15 soal perkalian, sementara untuk ketiga anak tersebut diberinya tambahan
10 soal, sehingga yang dikerjakan sebanyak 25 soal perkalian.”
Anda dapat melihat video berikut untuk lebih memahami apa itu pembelajaran
berdiferensiasi:
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=x6X47a51PGc
Deskripsi Video:
Pada video tersebut diceritakan ada sebuah sekolah hewan yang mempunyai
beragam macam murid. Pada sekolah tersebut sang jerapah sebagai kepala sekolah
memutuskan untuk mengadopsi sebuah kurikulum kegiatan yang terdiri dari berlari,
memanjat, berenang, dan terbang. Agar mudah dalam pengambilan kurikulumnya,
maka semua harus mengikuti kegiatan kurikulum tersebut.
Ada bebek yang pandai berenang bahkan ia lebih baik dari instrukturnya, namun
dalam ujian terbang nilainya hanya pas-pasan, untungnya ia tetap lulus dalam ujian
terbang tersebut. Ujian lari membuat bebek sedih, karena larinya sangat lamban, dan
mendapatkan nilai jelek, padahal ia sudah berusaha dengan sangat keras. Akhirnya ia
harus tinggal di sekolah setelah jam sekolah usia untuk berlatih pelajaran lari, dan ia
meninggalkan hobinya, yaitu berenang. Ia berlatih sangat keras hingga selaput
kakinya robek. Akibat dari selaput kaki yang robek tersebut ia tidak menghasilkan nilai
yang memuaskan dalam berlari bahkan dalam ujian berenang. Ia gagal dalam ujian
berlari dan hanya mendapatkan nilai rata-rata. Ia sedih, namun disekolah tidak ada
yang menanggapi kesedihannya.Menurut guru-gurunya nilai bebek sudah memenuhi
kriteria ketuntasan minimal (KKM), jadi tidak masalah.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 15
Sementara kelinci tadinya senang karena memiliki nilai yang bagus dalam pelajaran
berlari. Namun akhir-akhir ini semangat belajarnya menurun drastis. Ia lelah, karena
tiap hari harus mengikuti kelas remedial untuk berenang.
Sementara itu, tupai adalah murid yang sangat baik dalam memanjat pohon. Tapi saat
pelajaran terbang ia sangat frustasi. Dan karena di forsir, akhirnya tupai pun kelelahan
dan mengalami kram. Akhirnya karena kondisi kakinya yang tidak sehat, saat ujian
memanjat pun ia tidak baik melakukannya dan hanya mendapatkan nilai C dan nilai D
dalam berlari.
Sementara itu elang dikategorikan sebagai anak yang bermasalah dalam disiplin,
sehingga sering kali dihukum. Pada kelas memanjat, ia selalu mengalahkan hewan
yang lain dan selalu tiba sampai di pucuk pohon terlebih dahulu. Tetapi ia berusaha
keras sampai ke pucuk pohon dengan caranya sendiri, karena menurutnya adalah
yang penting tujuan akhirnya. Ia akhirnya juga tidak lulus. Walaupun gurunya sudah
memintanya terbang dari bawah, namun ia tidak mengikuti perintah gurunya. Psikolog
sekolah mendiagnosanya memiliki oppositional defiant disorder (ODD), yaitu
Gangguan pada anak yang ditandai dengan perilaku menentang dan tidak taat kepada
figur otoritas. Rencana modifikasi perilaku yang ketat pun lalu dikembangkan untuk
elang.
Pada akhir tahun, seekor ular, yang kebetulan bisa berenang sedikit, berlari sedikit,
memanjat sedikit, dan terbang sedikit, memiliki nilai rata-rata tertinggi diantara para
hewan. Sebagai murid yang terbaik, ia pun terpilih untuk berpidato mewakili hewan-
hewan lainnya.
Sementara disisi lain, ada sekumpulan anjing-anjing laut memutuskan untuk tidak
bersekolah karena tidak ada kurikulum menggali. Para orang tua anjing laut memilih
mengirimkan anak-anaknya untuk magang kepada musang, sambil terus mengkritisi
sekolah hewan.
Setelah Anda menyimak video di atas, mungkin Anda bisa membayangkan betapa
beragamnya kebutuhan peserta didik di dalam kelas, sementara jika menerapkan
satu tujuan kurikulum saja, maka kemungkinan kebutuhan anak didik yang lain
masih belum bisa tertampung. Oleh karena itu, perlu adanya kurikulum yang
mampu mengakomodir semua kebutuhan anak didik. Maka dari itu, pembelajaran
berdiferensiasi diperlukan untuk mengakomodasi semua kebutuhan siswa. Seperti
apakah itu? Mari kita lanjutkan dengan memaparkan apa itu pembelajaran
diferensiasi. Simak baik-baik!
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 17
sebaliknya, peserta didik mana yang sudah lebih dulu mencapai tujuan belajar
yang ditetapkan.
4. Bagaimana guru menanggapi atau merespon kebutuhan belajar peserta
didiknya. Bagaimana ia akan menyesuaikan rencana pembelajaran untuk
memenuhi kebutuhan belajar peserta didik tersebut. Misalnya, apakah ia perlu
menggunakan sumber yang berbeda, cara yang berbeda, dan penugasan
serta penilaian yang berbeda.
5. Manajemen kelas yang efektif. Bagaimana guru menciptakan prosedur,
rutinitas, metode yang memungkinkan adanya fleksibilitas. Namun juga
struktur yang jelas, sehingga walaupun mungkin melakukan kegiatan yang
berbeda, kelas tetap dapat berjalan secara efektif.
Jika kita mengacu ke kasus Pak Darso di atas, maka keputusannya untuk
memberikan soal tambahan, dengan jenis soal yang tetap sama serta tingkat
kesulitan yang juga sama, kepada tiga murid yang selesai terlebih dahulu, belum
dapat dikatakan sebagai diferensiasi. Apalagi, tujuan diberikannya soal tadi adalah
agar tiga murid tersebut ada ‘pekerjaan’ sehingga tidak mengganggu murid yang
lain. Pembelajaran berdiferensiasi haruslah berakar pada pemenuhan kebutuhan
belajar murid dan bagaimana guru merespon kebutuhan belajar tersebut. Oleh
karena itu, Pak Darso perlu melakukan identifikasi kebutuhan belajar dengan lebih
komprehensif, agar dapat merespon dengan lebih tepat terhadap kebutuhan
belajar peserta didiknya, termasuk ketiga peserta didik tersebut.
Nah, lantas apa sajakah ciri-ciri dari pembelajaran berdiferensiasi ini? Mari kita
lihat!
Menurut Tomlinson (2001): pembelajaran berdiferensiasi memiliki empat ciri, yaitu:
1. Pembelajaran berfokus pada konsep dan prinsip pokok. Harus berfokus pada
kompetensi dasar pembelajaran.
2. Evaluasi kesiapan dan perkembangan belajar peserta didik diakomodasi ke
dalam kurikulum; Di sini perlu adanya pemetaan kebutuhan peserta didik
kemudian dimasukan kedalam strategi pembelajaran.
3. Pengelompokan peserta didik dilakukan secara fleksibel; misalnya, bisa
secara mandiri, berkelompok berdasarkan tingkat kecerdasan, berkelompok
berdasarkan modalitas belajar, dll.
Definisi: Ciri-ciri:
Pembelajaran yang memberikan 1. Berfokus pada kompetensi pembelajaran.
keleluasaan dan mampu 2. Evaluasi kesiapan dan perkembangan
mengakomodir kebutuhan peserta belajar peserta didik diakomodir ke dalam
didik untuk meningkatkan potensi kurikulum.
dirinya sesuai dengan kesiapan 3. Pengelompokan peserta didik dilakukan
belajar, minat, dan profil belajar secara fleksibel.
peserta didik yang berbeda-beda 4. Peserta didik menjadi pembelajar yang aktif.
Tabel:…
Diagram Pemahaman Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 19
1. Kesiapan belajar peserta didik (readiness);
2. Minat peserta didik; dan
3. Profil belajar peserta didik.
Apa yang dilakukan oleh Bu Tia di atas adalah memetakan kebutuhan belajar
berdasarkan kesiapan belajar. Kesiapan belajar (readiness) adalah kapasitas
untuk mempelajari materi baru. Sebuah tugas yang mempertimbangkan tingkat
kesiapan peserta didik akan membawa peserta didik keluar dari zona nyaman
mereka, namun dengan lingkungan belajar yang tepat dan dukungan yang
memadai, mereka tetap dapat menguasai materi baru tersebut.
Ada banyak cara untuk membedakan kesiapan belajar. Tomlinson (2001)
mengatakan bahwa merancang pembelajaran berdiferensiasi mirip dengan
menggunakan tombol equalizer pada stereo atau pemutar CD. Untuk
mendapatkan kombinasi suara terbaik biasanya Anda akan menggeser-geser
tombol equalizer tersebut terlebih dahulu. Saat Anda mengajar, menyesuaikan
“tombol” dengan tepat untuk berbagai kebutuhan peserta didik akan menyamakan
peluang mereka untuk mendapatkan materi, jenis kegiatan dan menghasilkan
produk belajar yang tepat di kelas Anda. Tombol-tombol dalam equalizer tersebut
Gambar:
Sumber: https://www.sahabatsains.com/2021/02/modul-21-pembelajaran-
berdiferensiasi.html
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 21
b. Konkret - Abstrak
Di lain kesempatan, guru mungkin dapat mengukur kesiapan belajar peserta didik
dengan melihat apakah mereka masih di tingkatan perlu belajar secara konkret
atau sudah siap bergerak mempelajari sesuatu yang lebih abstrak.
c. Sederhana - Kompleks.
Beberapa peserta didik mungkin perlu bekerja dengan materi lebih sederhana
dengan satu abstraksi pada satu waktu; yang lain mungkin bisa menangani
kerumitan berbagai abstraksi.
f. Lambat - Cepat
Beberapa peserta didik dengan kemampuan yang baik dalam suatu mata
pelajaran mungkin perlu bergerak cepat melalui materi yang telah ia kuasai atau
sedikit menantang. Tetapi di lain waktu, peserta didik yang sama mungkin akan
membutuhkan lebih banyak waktu daripada yang lain untuk mempelajari topik
yang lain.
Contoh Pemetaan atau identifikasi kebutuhan belajar berdasarkan kesiapan
belajar (Readiness):
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 23
Setelah Anda paham tentang pemetaan kebutuhan belajar peserta didik
berdasarkan kesiapan belajar peserta didik (readiness), berikutnya akan dibahas
tentang pemetaan kebutuhan belajar peserta didik berdasarkan minat.
Sepanjang tahun, peserta didik yang berbeda akan menunjukkan minat pada topik
yang berbeda. Gagasan untuk membedakan melalui minat adalah untuk
"menghubungkan" peserta didik pada pelajaran untuk menjaga minat mereka.
Seorang guru menjaga minat murid tetap tinggi, diharapkan dapat meningkatkan
kinerja peserta didik.
Beberapa contoh ide yang dapat dilakukan untuk meningkatkan dan
mempertahankan minat diantaranya misalnya:
1. Meminta peserta didik untuk memilih apakah mereka ingin
mendemonstrasikan pemahaman dengan menulis lagu, melakukan
pertunjukan atau menari atau bentuk lain sesuai minat mereka.
2. Menggunakan teknik Jigsaw dan pembelajaran kooperatif.
3. Menggunakan strategi investigasi kelompok berdasarkan minat.
4. Membuat kegiatan “sehari di tempat kerja”. Peserta didik diminta mempelajari
bagaimana sebuah keterampilan tertentu diaplikasikan dalam kehidupan
nyata. Mereka boleh memilih profesi yang sesuai minat mereka.
Setelah selesai mendiskusikan tentang apa dan bagaimana membuat tulisan berbentuk
prosedur, Bu Zaenab lalu meminta murid berlatih membuat sendiri tulisan berbentuk
prosedur tersebut. Setiap murid diperbolehkan untuk menulis dengan topik sesuai
dengan minat mereka tersebut. Ada murid yang memilih membuat tulisan prosedur
memasak nasi goreng, ada murid yang memilih membuat tulisan tentang prosedur
membuat bunga dari sedotan, dsb.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 25
3. Apa yang peserta didik pelajari di rumah
4. Gaya belajar
5. Special Needs atau kebutuhan khusus tertentu, misal disleksia, ADHD,
autis.
6. Preferensi Belajar, setiap peserta didik memiliki acuan pada pola mereka
belajar, seperti ada peserta didik yang belajar dari buku, e-book, video
Youtube, dan banyak preferensi yang lain. (Miller, 2021)
7. Latar belakang peserta didik, contohnya tentang relasi hubungan dengan
orang tua dan tempat tinggal.
8. Konsentrasi.
9. Pembelajaran dinamis, setiap peserta didik punya metodenya masing-
masing dalam menerima pembelajaran, ada pula mereka yang berfokus
pada keterampilan, berpikir kritis, komunikasi, kolaborasi, dan kreativitas,
sehingga peserta didik mengambil makna dari pembelajarannya lewat
aktivitas luar (Bell, 2017)
10. Prior Knowledge; atau pengetahuan sebelumnya yang setiap peserta didik
memiliki kemampuan yang berbeda dalam menangkap informasi baru, ada
yang baru mengenal atau sudah lebih awal mengenal informasi yang baru
(TOP HAT, n.d.)
11. Culture; latar belakang budaya yang berbeda bisa juga mempengaruhi
peserta didik dalam pembelajaran.
12. Prior Experience, atau pengalaman yang dimiliki peserta didik sebelumnya.
13. Karakter. Tentunya karakter tiap peserta didik berbeda-beda.
14. Waktu dalam pengerjaan tugas. Setiap peserta didik memiliki kesempatan
waktu yang berbeda-beda dalam mengerjakan dan menyelesaikan tugas.
15. Status ekonomi.
16. Terakhir adalah liking school, yaitu peserta didik menyukai aktivitas
bersekolah.
Pak Herman akan mengajar pelajaran IPA, dengan tujuan pembelajaran yaitu agar
murid dapat mendemonstrasikan pemahaman mereka tentang habitat makhluk hidup.
Berdasarkan identifikasi yang ia lakukan, Pak Herman telah mengetahui bahwa
b. Ia juga menyediakan video yang dilengkapi penjelasan lisan yang dapat diakses
oleh peserta didik.
c. Pak Herman juga membuat beberapa sudut belajar atau display yang ditempel
di tempat-tempat berbeda untuk memberikan kesempatan murid bergerak saat
mengakses informasi.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 27
B. Kelebihan Dan Tantangan Pembelajaran Berdiferensiasi
Jika kita merujuk pada kelebihan dalam pembelajaran berdiferensiasi, setidaknya
sudah tertuang diatas. Menurut Suprayogi, (2022) ada beberapa kelebihan dan
tantangan dalam menjalankan pembelajaran diferensiasi ini, yaitu:
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 29
Selamat Anda telah menyelesaikan materi pembelajaran ini. Baca kembali jika
belum benar-benar faham.
C. Ruang Kolaborasi
Setelah pemaparan konsep dari dosen tentang pembelajaran berdiferensiasi di
atas, demi membantu Anda mengkonsolidasikan pemahaman Anda dan
mempersiapkan diri untuk sesi materi yang berikutnya, kami akan meminta Anda
melakukan diskusikan dalam kelompok selama 40 menit.
Pada sesi pembelajaran ini, Anda akan kembali mendapatkan kesempatan untuk
berdiskusi dengan rekan Anda. Sesi kali ini disebut sebagai sesi “ruang
kolaborasi”. Kali ini kita akan berkolaborasi untuk mendapatkan pemahaman yang
lebih baik tentang pembelajaran kali ini.
Simak video berikut (silahkan klik pada gambar, atau website di bawah gambar)
untuk bahan diskusi. Atau Anda boleh mencari video yang lain di Youtube dengan
keyword “pembelajaran berdiferensiasi”.
Hasil dari diskusi kelompok, selanjutnya dibuat sebuah produk presentasi. silahkan
buat sekreatif mungkin apapun bentuknya, misalnya berupa audio /visual/
audiovisual atau speech/pidato.
D. Demonstrasi Kontekstual
Selamat datang di sesi pembelajaran ini. Pada sesi ini, Anda dan kelompok diminta
untuk membuat karya berupa video atau tulisan artikel atau infografik atau vlog
(video blog), untuk diunggah di platform media sosial atau website untuk
disebarluaskan. Karya tersebut berisi pengertian pembelajaran berdiferensiasi,
contoh keragaman anak di kelas, disertai teori pendukung. Buatlah sekreatif
mungkin!
Pengumpulan tugas dapat dapat dilampirkan dibawah ini. Sertakan tautan hasil
unggahan tersebut. Jangan lupa untuk mencantumkan identitas!
Lampiran pengumpulan tugas:
Lampiran pengumpulan tugas unggahan di platform media sosial/ website
disini
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 31
Peran dosen:
Ingatkan mahasiswa untuk segera mengumpulkan tugas yang diberikan.
Penilaian tugas mengacu pada kelengkapan informasi sebagai berikut:
1. Pengertian pembelajaran berdiferensiasi,
2. Contoh keragaman peserta didik di kelas,
3. Teori pendukung
E. Elaborasi Pemahaman
Pertanyaan Pemantik elaborasi pemahaman:
1. Pada topik ini, bagian mana yang menurut Anda menarik? Mengapa?
2. Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Mengapa?
3. Apa yang membuat Anda penasaran pada topik ini? Mengapa?
4. Berdasarkan teori yang disampaikan pada topik ini, keragaman apa sajakah
yang kira-kira akan Anda temui pada peserta didik di kelas, jika Anda menjadi
guru nanti?
Kami yakin, saat ini Anda sudah mulai tercerahkan namun juga mungkin sekaligus
memiliki banyak pertanyaan. Tetaplah semangat, karena semua pertanyaan-
pertanyaan tersebut akan menjadi pemandu dalam perjalanan Anda menuju
pemahaman. Silahkan bertanyalah kepada dosen Anda atau diskusikanlah
kembali dengan teman Anda jika masih belum mengerti paparan konsep teori yang
tersaji di atas.
Peran Dosen:
Pada sesi ini peran dosen sangatlah penting.
1. Dosen memberikan feedback dari hasil diskusi dan juga hasil karya mahasiswa yang
telah diunggah di lampiran tugas.
F. Koneksi Antarmateri
Pertanyaan pemantik:
1. Pengetahuan baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari topik ini?
Setelah Anda memahami materi yang ada, melakukan diskusi dan presentasi, juga
menanyakan hal-hal yang mungkin Anda masih belum mengerti, kini Anda diberi
tantangan lanjut. Pada tantangan ini Anda diminta untuk mengkoneksikan materi
yang telah dipelajari pada topik ini dengan mencari benang merah dengan
matakuliah lain, atau mungkin dengan dunia realitas yang dihadapi.
Silahkan tuangkan ide Anda dalam berbagai bentuk sekreatif mungkin. Anda juga
dapat menuangkannya pada kolom berikut jika Anda menuliskannya, atau pada
tautan berikut:
Koneksi antarmateri dengan topik mata kuliah lain atau dunia realita
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 33
G. Aksi Nyata
Selamat! Anda telah mempelajari teori tentang apa itu pembelajaran
berdiferensiasi. Anda boleh merefleksikan tentang apa yang sudah Anda pelajari
dan akan lakukan. Semoga pembelajaran tentang topik ini banyak memberikan
efek positif bagi Anda untuk melakukan pembelajaran yang lebih baik lagi.
Refleksi aksi nyata:
1. Apakah Anda puas dengan proses belajar pada topik ini? Mengapa?
2. Ide apa yang Anda dapatkan setelah belajar pada topik ini?
3. Bagaimana caranya supaya Anda dapat merealisasikannya?
4. Apa yang melatarbelakanginya?
5. Apa tujuannya dari kegiatan tersebut?
6. Apa indikator keberhasilannya?
7. Bagaimana langkahnya?
Durasi 3 JP
Refleksi Respon
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 35
Anda melihat minat belajar teman-teman
berbeda-beda, ketika dosen memberikan
tugas, ternyata mereka mengerjakan tugas
berbeda-beda pula. Bagaimana Anda
melihat keberagaman tugas teman Anda?
B. Eksplorasi Konsep
Apa yang dilakukan oleh Bu Atun di atas, Anda dapat melihat bahwa pembelajaran
berdiferensiasi memiliki 4 (empat) aspek, yaitu:
1. Konten/isi
2. Proses
3. Produk
4. Lingkungan belajar
a. Konten/Isi;
Guru akan melakukan modifikasi dalam pembelajaran, pada komponen ini guru
bisa melihat kesiapan tentang apa yang peserta didik pelajari. Pada aspek konten
dalam penerapan pembelajaran diferensiasi, seorang pengajar melakukan
diferensiasi yang berkaitan dengan apa yang akan dipelajari peserta didik dalam
proses pembelajaran. Selain itu, seorang pengajar perlu untuk dapat mengetahui
hal-hal yang perlu untuk dipelajari oleh setiap peserta didik. Berkaitan dengan hal
tersebut, pengajar perlu untuk melakukan modifikasi metode pembelajaran terkait
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 37
dengan bagaimana setiap peserta didik akan mempelajari topik pada proses
pembelajaran. Berkaitan dengan hal tersebut, dalam melakukan diferensiasi
tersebut, seorang pengajar dapat melakukan diferensiasi ataupun penyesuaian.
Konten merupakan materi yang diajarkan atau disampaikan pada peserta didik
tentunya dengan mempertimbangkan pemetaan kebutuhan belajar peserta didik
baik itu dalam aspek kesiapan belajar, aspek minat peserta didik dan aspek profil
belajar peserta didik atau kombinasi dari ketiganya.
Strategi diferensiasi konten, perlu di pahami konten itu segala sesuatu yang
diajarkan kepada peserta didik, termasuk di dalamnya tiga aspek yaitu, kesiapan
belajar, minat, dan profil belajar.
Jika kita berbicara tentang kesiapan belajar peserta didik, maka dapat dilihat dari
kemampuan awal peserta didik. Misalnya saja ada sebagian peserta didik yang
secara pemahaman masih pada tingkat awal atau mendasar atau pada tingkatan
berpikir konkrit, maka pemberian materi yang diberikan merupakan yang terkait
dengan fakta dan prinsip, misalnya saja dengan memberikan benda-benda yang
memberikan pemahaman yang nyata. Sementara, ada juga peserta didik yang
sudah siap transformational, maka pemberian materi juga harus lebih progresif,
misalnya dengan memberikan tantangan, question research, atau dengan cara
memperluas ide-ide peserta didik. Biasanya peserta didik yang sudah bisa berpikir
abstrak, sudah bisa mengerjakan di lembar kerja, misal hanya dengan gambar
saja, tidak perlu lagi dengan benda konkrit.
Berdasarkan minat peserta didik, contoh peserta didik belajar teks narasi. Guru
menyediakan tentang topik yang yang disukai oleh peserta didik. Jika dilihat dari
aspek profil belajar peserta didik, guru memastikan peserta didik belajar sesuai
dengan modalitas belajarnya. Belajar dengan modalitas visual, diberikan dalam
bentuk gambar. Peserta didik dengan modalitas belajar auditori dapat diberikan
materi dalam bentuk audio, dan modalitas belajar kinestetik dapat menggunakan
pekerjaan yang sesuai dengan materi pembelajaran.
Pada penjelasan di atas dapat dikatakan bahwa merancang pembelajaran
berdiferensiasi ini mirip seperti menggunakan tombol equalizer pada stereo
(Tomlinson, 2001). Seperti yang telah dikatakan di atas, guru perlu menentukan
jenis informasi yang harus disiapkan. Memetakan siapa yang mendapatkan
informasi yang bersifat foundational dan transformatif. Guru juga dapat melihat
kesiapan belajar peserta didik apakah peserta didik siap belajar secara konkret
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 39
Berikut ini ilustrasi masalah yang dihadapi guru yang salah berasumsi bahwa
mendiferensiasi pembelajaran berarti memberi beberapa murid lebih banyak
pekerjaan untuk dilakukan, dan yang lainnya lebih sedikit.
Misalnya, guru X memberikan murid, yang memiliki kemampuan membaca yang
lebih tinggi, tugas untuk membuat dua buah laporan buku. Sementara murid
yang kemampuannya lebih rendah, hanya satu laporan saja. Atau seorang
murid yang kesulitan dalam pelajaran matematika, hanya diharuskan
menyelesaikan tugas hitungan atau operasi bilangan. Sementara murid yang
lebih tinggi kemampuan diminta menyelesaikan tugas hitungan ditambah soal-
soal cerita.
Meskipun pendekatan diferensiasi seperti itu mungkin tampak masuk akal,
namun yang seperti itu biasanya tidak efektif. Membuat laporan tentang satu
buku bisa saja tetap akan dirasa sebagai tuntutan yang tinggi untuk murid yang
kesulitan. Jadi, pembelajaran berdiferensiasi bukan bersifat kuantitatif
melainkan kualitatif.
Ilustrasi di atas bagi guru yang mengajar di kelas dengan program SKS, tidak
akan mengalami kesulitan. Karena apabila tugas yang diberikan sudah
mencapai ketuntasan, maka murid bisa melanjutkan materi pada tugas
berikutnya. Namun yang mengajar di kelas program konvensional, guru
sebagaimana ilustrasi tersebut harus memberikan soal yang tingkat
kesulitannya lebih tinggi dalam materi yang sama. Bukan malah menambah
jumlah soal dengan bobot yang sama. Hal ini tidak akan menambah peningkatan
kompetensi anak yang rajin atau cerdas.
Murid yang telah menunjukkan penguasaan satu keterampilan matematika,
akan siap untuk mulai bekerja dengan keterampilan yang lebih sulit.
Menyesuaikan jumlah tugas biasanya akan kurang efektif daripada mengubah
sifat tugas.
Berikut beberapa tips membuat pembelajaran dengan pendekatan konten yang
lebih baik:
Pertama, kontekstual. Yakni konten yang menghubungkan materi pembelajaran
dengan konteks kehidupan nyata yang dialami siswa. Konten harus berdasar
kebutuhan siswa. Informasi yang beragam juga langsung ditujukan pada
konteks pembelajaran yang sesuai. Ketika membuat konten, pastikan siswa
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 41
Keempat, merancang pembelajaran pada pendekatan konten yang
meningkatkan kolaborasi. Sering guru lupa mendesain pembelajaran konten
untuk kolaborasi. Untuk itu, perlu melihat materi pembelajaran yang dapat
menstimulasi inkuiri dan percakapan untuk siswa yang mempelajari.
Menstimulasi dengan pertanyaan akan menghasilkan diskusi yang sesuai.
Percakapan akan membawa kepada jawaban benar dari pertanyaan tersebut.
Seperti apa materi yang dapat menstimulasi inkuiri, kita lihat pernyataan berikut:
”Orang yang telah divaksin akan terhindar dari Covid-19”. Pernyataan ini tentu
akan menggiring siswa dengan menanyakan ”apa iya sih?” Bagaimana orang-
orang yang meninggal karena Covid-19 padahal sudah divaksin? Ini yang
dimaksud dengan materi yang dapat menstimulasi inkuiri dan percakapan siswa
yang mempelajari materi atau pernyataan tersebut.
Kelima, apersepsi yang merupakan kegiatan yang dilakukan saat akan memulai
kegiatan pembelajaran. Menurut KBBI, apersepsi adalah pengamatan secara
sadar (penghayatan) tentang segala sesuatu dalam jiwanya (dirinya) sendiri
yang menjadi dasar perbandingan serta landasan untuk menerima ide baru.
Sebagai seorang guru, sering dalam pembelajaran dengan pendekatan konten
menempatkan diri sebagai ”orang yang lebih tahu” sedang memberi tahu ”orang
yang belum tahu”. Guru memperlakukan siswa secara merata bahwa mereka
”tidak tahu apa pun”. Jangan lupa bahwa siswa bisa saja sudah memiliki
pengetahuan sebelumnya. Uji pengetahuan siswa mengenai materi yang akan
diajarkan akan penting untuk menguji apersepsi.
Keenam, mudah dipahami dan interaktif. Jika memungkinkan, buat pengalaman
belajar yang menyenangkan melalui interaktif dan eksperimen. Berikan ruang
bagi siswa untuk eksplorasi. Biarkan mereka bermain dengan ide-ide terlebih
dahulu, tanpa konsekuensi dari atau kekhawatiran tentang kesalahan, sebelum
beralih ke pengajaran yang lebih formal. Pengajar saat ini tidak hanya
membagikan ilmunya lewat ceramah, tetapi juga mampu merancang dan
membuat pembelajaran dengan pendekatan konten yang dapat membuat siswa
lebih mudah memahami materi. Dengan memanfaatkan pembelajaran dengan
fasilitas platform tertentu, misalnya Google Classroom dan fasilitas lain di
Google Suite, akan lebih memudahkan siswa dalam memecahkan
permasalahan karena dengan gaya belajarnya sendiri.
b. Proses
Diferensiasi pada proses, peserta didik akan mendapatkan informasi tentang
pembelajaran yang baru dan mendapatkan cara belajar sesuai dengan
kemampuan peserta didik. Selanjutnya Anda silahkan simak dengan baik artikel di
bawah ini!
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 43
pekerjaan yang terkait dengan tugas individu. Setelah selesai
mengerjakan pekerjaan umum maka siswa boleh mengerjakan tugas
individu khusus.
4) Memvariasikan lama waktu untuk menyelesaikan tugas, untuk
memberikan dukungan tambahan, mendorongan siswa memanfaatkan
waktu. Memberikan waktu untuk siswa agar dapat mempelajari topik
secara mendalam
5) Mengembangkan kegiatan bervariasi. Mengakomodasi gaya belajar.
Visual, auditori, kinestetik.
6) Menggunakan pengelompokan yang fleksibel sesuai dengan kesiapan,
kemampuan dan minat.
Sumber:http://deswati094748.gurusiana.id/article/2021/02/strategi-
pembelajaran-diferensiasi-proses-2974167?bima_access_status=not-
logged
c. Produk
Diferensiasi pada produk berupa variasi hasil dari tugas pembelajaran, atau variasi
untuk penilaian hasil belajar peserta didik. Tugas dan penilaian untuk masing-
masing peserta didik dibuat beragam namun masih tetap mengacu pada tujuan
pembelajaran yang sama.
d. Lingkungan Belajar
Lingkungan belajar merupakan salah satu hal yang penting untuk diperhatikan
berkaitan dengan keberlangsungan suatu proses pembelajaran dalam kelas.
Berkaitan dengan hal ini, apa yang dimaksud dengan lingkungan belajar adalah
suatu kondisi, pengaruh, serta rangsangan yang berasal dari luar, yang memberi
pengaruh pada peserta didik, dimana hal-hal tersebut juga meliputi beberapa hal
seperti pengaruh fisik, sosial dan intelektual (Suprayogi, 2022).
Lingkungan belajar dapat mengoptimalkan kondisi kelas secara fisik maupun
psikologis. Kondisi kelas yang mendukung pembelajaran akan membantu peserta
didik untuk belajar sendiri maupun secara berkelompok, lalu guru juga bisa
mengendalikan kelas agar kondusif selama pembelajaran, contohnya seperti
memberikan tugas kelompok diskusi suatu topik, membuat peserta didik untuk
beropini sesuai dengan sumbernya masing-masing, dan menciptakan ruang kelas
tenang. Silahkan Anda baca juga artikel di bawah ini!
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 45
Oleh: Atik Siti Maryam
Apa yang kita lakukan sebagai guru untuk menciptakan lingkungan yang
mendukung pembelajaran berdiferensiasi? Pembelajaran berdiferensiasi harus
dibangun dengan “learning community” atau komunitas belajar yaitu komunitas
yang semua anggotanya adalah pembelajar. Guru akan mengembangkan
murid-muridnya untuk mengembangkan sikap-sikap dan praktik-praktik yang
selalu mendukung lingkungan belajar. Komunitas belajar yang efektif
mendukung pembelajaran berdiferensiasi adalah:
Setiap orang dalam kelas akan menyambut dan merasa disambut dengan
baik. Iklim ini bukan hanya dilihat dari sikap dan tindakan guru yang ramah dan
menyambut murid tetapi juga sikap yang ditunjukkan antar murid. Ruang kelas
akan dipenuhi dengan hasil belajar murid atau berbagai hal di mama murid
berperan di dalamnya.
Setiap orang dalam kelas akan saling menghargai. Baik guru murid orang tua
maupun kepala sekolah akan berbagi kebutuhan, perasaan diterima, dihormati,
aman sukses dan sebagainya. Apapun perbedaan yang dimiliki mereka semua
tentu memiliki perasaan dan emosi manusia yang sama oleh karena itu dalam
kelas yang mengimplementasikan pembelajaran berdiferensiasi guru akan
membelajarkan murid muridnya untuk membedakan perasaan yang mereka
miliki terhadap apa yang dilakukan oleh seseorang dan nilai dari orang tersebut.
Guru membantu murid memecahkan secara konstruktif dan tidak akan pernah
membuat perasaan siapapun menjadi kecil.
Murid akan merasa aman. Aman tidak hanya secara fisik tetapi juga secara
psikis. Murid-murid yang berada dalam kelas tahu persis mereka boleh bertanya
jika membutuhkan bertanya, mengatakan tidak tahu jika tidak tahu. Mereka tahu
bahwa dalam belajar mereka dapat mengambil risiko untuk mencoba berbagai
ide-ide kreatif.
Ada harapan bagi pertumbuhan. Tujuan pembelajaran berdiferensiasi untuk
membantu setiap murid tumbuh semaksimal mungkin sesuai kemampuannya.
Dengan demikian guru akan berusaha mengetahui perkembangan setiap
muridnya dan perkembangan kelasnya secara keseluruhan. Murid juga akan
belajar memaknai pertumbuhan mereka sendiri. Mereka akan berbicara tujuan
pembelajaran dan cara pencapaiannya. Semua pertumbuhan yang ditunjukkan
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 47
Gambar 3. Siswa Bebas Memilih Tempat Belajar
Sumber: https://www.slbpelitanusa.sch.id/
Lingkungan belajar meliputi tata letak pengaturan ruang kelas untuk kegiatan
belajar. Pengaturan/setting ruang kelas disesuaikan dengan berbagai jenis
aktivitas kegiatan pembelajaran. Tempat duduk peserta didik dibuat tidak
monoton, dan diatur sesuai dengan aktifitas yang dilakukan. Tempat duduk
peserta didik bisa dibuat melingkar, berkelompok, kotak, berbaris, berpasangan.
Berikut beberapa contoh setting ruang kelas yang bisa dilakukan untuk berbagai
jenis aktivitas pembelajaran.
Sumber: https://www.youtube.com/watch?v=nYG2eAzU5KA
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 49
berkebutuhan khusus seperti Joko yang susah menangkap pelajaran bisa
diterima Joko dengan menerangkan, menanyakan, dan memberikan
instruksi secara sederhana dan jelas. Joko merupakan anak yang perlu
dibantu, dan Bu Atun membantunya dengan senang hati dan juga
memperhatikannya lebih dari teman yang lainnya.
3. Produk: Hasil karya peserta didik semuanya mendapatkan apresiasi
bagaimanapun bentuknya, akan tetapi tujuan pembelajaran pada materi itu
tercapai.
4. Lingkungan belajar: Peserta didik merasa nyaman dengan pembelajaran
Bu Atun. Dibebaskan untuk memilih tugas, dan juga pembelajaran
berlangsung dengan menyenangkan, sehingga tercipta lingkungan belajar
yang nyaman.
Contoh yang lainnya lagi adalah Anda dapat lihat pada ilustrasi berikut:
1 Profile siswa
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 51
Guru memiliki data modalitas
Modalitas belajar
belajar peserta didik dan
(auditori, visual, dan
menerapkannya dalam kegiatan
kinestetik
pembelajaran
2 Diferensiasi Konten
Jumlah konten/materi
Jumlah konten
pembelajaran disesuaikan untuk
pembelajaran
masing-masing peserta didik
3 Diferensiasi Proses
Keragaman instruksi/penugasan
Instruksi/penugasan disesuaikan dengan profil belajar
peserta didik
Keragaman instruksi/penugasan
Strategi pembelajaran disesuaikan dengan profil belajar
peserta didik
Dilakukan pengelompokan
Pengelompokan
peserta didik
Keragaman aktivitas
Aktivitas pembelajaran pembelajaran disesuaikan dengan
profil belajar peserta didik
Diferensiasi
5
Lingkungan Belajar
C. Ruang Kolaborasi
Pada ruang kolaborasi kali ini, Anda diminta untuk berdiskusi terlebih dahulu
sebelum memasuki pemaparan dan elaborasi konsep dengan dosen Anda.
Silahkan berdiskusi selama 40 menit dengan rekan kelompok Anda.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 53
apakah konten, proses, produk, atau lingkungan belajar. Jangan ada
yang sama)
3) Waktu yang diperlukan untuk berdiskusi adalah 40 menit.
4) Hasil dari diskusi kelompok, selanjutnya dibuatkan bahan presentasi di
kelas, silahkan sekreatif mungkin.
Peran Dosen:
1) Pada tema ini, yang didahulukan adalah diskusi kelompok, baru
kemudian pemaparan materi dari dosen jika masih ada yang kurang.
(strategi pembelajaran jigsaw).
2) Dosen memilih anggota kelompok berdasarkan mapping yang dibuat
dosen. Dan pastikan kelompok hanya berjumlah 4 (empat),
3) Memastikan tiap kelompok mendapatkan topik yang berbeda dalam
diskusi kelompok. Tema pada masing-masing kelompok, yaitu: konten,
proses, produk, dan lingkungan belajar.
D. Demonstrasi Kontekstual
Pada sesi ini Anda dan kelompok diminta untuk membuat diferensiasi pada pilihan
aspek konten, proses, produk, dan lingkungan belajar. Anda Boleh memilih salah
satu aspek atau menggabungkan beberapa aspek. Tugas boleh dibuat dalam
bentuk video, meme, infografis, atau ilustrasi, kemudian diunggah di platform
media sosial/website. Buatlah sekreatif mungkin!
Penilaian
Peran dosen:
1. Dosen mengingatkan mahasiswa untuk mengumpulkan tugas yang
diberikan.
2. Dosen melihat unsur yang dinilai dalam tugas ini berupa adanya satu atau
lebih aspek diferensiasi.
E. Elaborasi Pemahaman
Pertanyaan Pemantik elaborasi pemahaman:
1. Pada topik ini, bagian mana yang menurut Anda menarik? Mengapa?
2. Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Mengapa?
3. Apa yang membuat Anda penasaran pada topik ini? Mengapa?
4. Berdasarkan penjelasan dari materi diatas, aspek diferensiasi manakah yang
paling menantang untuk diimplementasikan? Mengapa?
Kami yakin, saat ini Anda sudah mulai tercerahkan namun juga mungkin sekaligus
memiliki banyak pertanyaan. Tetaplah semangat, karena semua pertanyaan-
pertanyaan tersebut akan menjadi pemandu dalam perjalanan Anda menuju
pemahaman. Silahkan bertanyalah kepada dosen Anda atau diskusikanlah
kembali dengan teman Anda jika masih belum mengerti paparan konsep teori yang
tersaji di atas.
Peran Dosen:
Pada sesi ini peran dosen sangatlah penting.
1. Dosen memberikan feedback dari hasil diskusi dan juga hasil karya
mahasiswa yang telah di upload di lampiran tugas.
2. Dosen akan mencoba membantu mahasiswa mengelaborasi
pemahamannya tentang teori pembelajaran berdiferensiasi.
Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan oleh mahasiswa tentunya
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 55
akan bervariasi dan tidak dapat diprediksi, karena akan sesuai dengan
konteks yang dihadapi oleh masing-masing mahasiswa sendiri. Oleh
karena itu, penting bagi instruktur untuk mempelajari berbagai konteks
latar belakang mahasiswa sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan
mereka.
F. Koneksi Antarmateri
Pertanyaan pemantik:
1. Pengetahuan baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari topik ini?
2. Bagaimana pengetahuan baru tersebut berkontribusi terhadap pemahaman
tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi?
Setelah Anda memahami materi yang ada, melakukan diskusi dan presentasi, juga
menanyakan hal-hal yang mungkin Anda masih belum mengerti, kini Anda diberi
tantangan lanjut. Pada tantangan ini Anda diminta untuk mengkoneksikan materi
yang telah dipelajari pada topik ini dengan mencari benang merah dengan
matakuliah lain, atau mungkin dengan dunia realitas yang dihadapi.
Kami akan membantu Anda untuk membuat sebuah peta konsep pada topik kali
ini:
Silahkan tuangkan ide Anda dalam sebuah peta konsep dan kaitkan dengan
kegiatan pembelajaran. Anda dapat menuliskannya pada kolom berikut, atau pada
link berikut:
Link peta konsep
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 57
G. Aksi Nyata
Selamat Anda telah mempelajari teori tentang apa itu aspek-aspek pembelajaran
berdiferensiasi. Anda boleh berrefleksi tentang apa yang sudah Anda pelajari dan
Anda (akan) lakukan. Semoga pembelajaran tentang topik ini banyak memberikan
efek positif bagi Anda untuk melakukan pembelajaran yang lebih baik lagi.
Refleksi aksi nyata:
1. Apakah Anda puas dengan proses belajar pada topik ini? Mengapa?
2. Ide apa yang Anda dapatkan setelah belajar pada topik ini?
3. Bagaimana caranya supaya Anda dapat merealisasikannya?
4. Apa yang melatarbelakanginya?
5. Apa tujuannya dari kegiatan tersebut?
6. Apa indikator keberhasilannya?
7. Bagaimana langkahnya?
Durasi 2 JP
Refleksi Respon
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 59
Anda boleh menuliskan jawaban dari pertanyaan pemantik tersebut dan
menuliskannya sebagai refleksi Anda sebelum belajar lebih lanjut. Atau Anda juga
boleh mengisi link berikut untuk mengisinya.
Respon pertanyaan pemantik klik disini
B. Eksplorasi Konsep
a. Project-Based Learning.
Project-based learning adalah strategi pengajaran yang memberikan
kesempatan kepada peserta didik untuk mengelola kegiatan belajar di
kelas dengan membuat suatu project. Hal ini digunakan dengan cara
peserta didik membuat kelompoknya masing-masing lalu memecahkan
masalah dari project yang diberikan. Contohnya seperti kelompok-
kelompok yang ada di kelas diminta untuk membuat suatu proyek yang
diberikan oleh pengajar lalu proyek itu dapat dicari referensinya dari media
mana saja.
Proyek yang dikerjakan oleh masing-masing kelompok adalah proyek yang
berbeda-beda namun tetap untuk mencapai tujuan pembelajaran yang
sama.
Perhatikan contoh berikut:
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 61
memahami karya seni patung dan membuat karya seni patung. Bu Fatonah di
awal pertemuan menyampaikan bahwa nanti peserta didik akan ada projek
membuat patung, oleh karena itu di awal pertemuan kelas mereka membahas
tentang karya seni patung dan berbagai macam teknik pembuatannya.
Kemudian setelahnya Bu Fatonah meminta peserta didik membuat kelompok
untuk membuat projek patung dengan berbagai teknik.
Saat itu Bu Fatonah hanya memberikan dua pilihan teknik yang mudah diikuti
oleh siswa, yaitu membuat patung tanah liat/plastisin/sabun batangan dengan
teknik butsir (memijat, menambah, dan mengurangi bahan yang dibentuk
dengan alat butsir jika ada) dan teknik kedua yaitu teknik cetak/cor dari bahan
dasar semen.
Bu Fatonah membagi kelompok menjadi 4 kelompok, dengan 2 kelompok
teknik butsir, dua kelompok teknik cetak/cor. Kemudian dari 4 kelompok
tersebut tidak boleh membuat patung yang sama. Bu Fatonah membebaskan
keempat kelompok itu membuat apa saja sesuai keinginan mereka.
Bu Fatonah membantu kelompok untuk memilih teknik apa yang akan mereka
kerjakan dan patung apa yang akan mereka buat. Tujuannya adalah agar
peserta didik membuat patung sesuai dengan teknik yang diajarkan dan tidak
ada pembuatan patung yang sama.
Pada pembuatan patung tersebut, Bu Fatonah juga memberikan tugas yang
beragam agar semua peserta didik dapat turut berpartisipasi dalam projek ini.
Misalnya ada peserta didik yang membuat bagian dasar patung, ada yang
bagian memberikan warna, ada yang menuliskan identitas dan informasi atau
cerita dari patung yang mereka buat, serta nanti ada yang mempresentasikan
patung buatannya.
Nah, dari cerita Bu Fatonah di atas, Anda dapat melihat, bukan, bahwa semua
peserta didik akan terlibat dan mereka dapat bekerja selaras dengan interest atau
minatnya? Bagi yang membuat bentuk, suka mewarnai, suka membaca dan
mencari informasi, semua minatnya terpenuhi. Inilah prinsip diferensiasi yang
diterapkan. Semua siswa dapat terlibat dalam kegiatan pembelajaran, dengan
melakukan berbagai ragam kegiatan sesuai dengan minatnya.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 63
Setiap kelompok akan membahas masalah yang berbeda. Dengan
penerapan strategi ini, semua peserta didik dilibatkan dan semua peserta
didik mendapatkan tanggung jawab yang berbeda-beda, namun untuk
mencapai tujuan pembelajaran yang sama.
c. Jigsaw Reading
Strategi pengajaran jigsaw reading ini menerapkan strategi belajar yang
kooperatif yang bertujuan agar para peserta didik mendapatkan
kenyamanan belajar sesuai dengan diri mereka. Langkah-langkahnya
sebagai berikut: pertama, guru membagi para peserta didik kedalam
beberapa kelompok kecil, setiap kelompok berisi peserta didik yang nanti
akan bertugas untuk membaca dan mempelajari sub-topik yang diberikan.
Lalu guru akan memberikan sub-topik materi yang harus dibaca dan
dipelajari peserta didik di masing-masing kelompok. Setelah masing-
masing peserta didik mempelajari sub-topik materi tersebut, mereka akan
dikelompokkan kedalam kelompok baru yang disebut sebagai kelompok
expert. Kelompok expert ini merupakan kumpulan peserta didik yang
membahas sub-topik yang sama dari masing-masing kelompok awal. Di
dalam kelompok expert masing-masing peserta didik akan mendiskusikan
pemahaman mereka masing-masing. Antar satu dengan yang dirinya akan
kembali ditempatkan di kelompok yang berbeda, kemudian ia diminta untuk
mengajarkan teman atau peserta didik lainnya. Teknik seperti ini dapat
menghidupkan suasana belajar karena mereka dapat mendapatkan
tantangan untuk melibatkan diri mereka sendiri dalam situasi pembelajaran
tersebut.
Berikut contoh penerapan dari strategi Jigsaw ini.
Pak Roni adalah guru pelajaran IPA. Pada pertemuan tersebut, topiknya adalah
tentang reboisasi. Pak Roni membagi kelompok sejumlah dengan sub topik
reboisasi, yaitu sebanyak tiga kelompok. Adapun sub-topiknya, yaitu (1) kenapa
perlu dilakukan reboisasi, (2) manfaat reboisasi, (3) apa yang terjadi bila tidak
dilakukan reboisasi.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 65
Manfaat yang akan didapatkan dari penggunaan strategi ini adalah peserta
didik akan mempunyai pemahaman mengenai hubungan pengetahuan
dengan dunia nyata serta bagaimana cara yang tepat untuk
mengaplikasikan pengetahuan tersebut dalam masalah yang kompleks.
Bahkan, metode ini dapat membantu menciptakan lingkungan kelas yang
lebih positif dan demokratis, sehingga strategi ini juga efektif untuk
mengatasi keragaman peserta didik yang ada di dalam suatu kelas.
C. Ruang Kolaborasi
Anda tentu sudah mempelajari materi di atas tentang strategi pembelajaran
berdiferensiasi. Sebelum Anda beranjak pada ruang kolaborasi, kami meminta
Anda untuk mengerjakan terlebih dahulu bagian “demonstrasi kontekstual”
(silahkan baca apa yang harus dilakukan).
Demi membantu Anda mengkonsolidasikan pemahaman Anda dan juga dunia
realitas atau dunia praktek yang sesuangguhnya sehingga Anda lebih faham akan
pembelajaran, kami meminta Anda untuk mengundang satu guru penggerak
sebagai narasumber ekspert (guru yang sudah memiliki waktu yang cukup lama
Panduan diskusi:
1. Diskusi dibuka oleh salah satu mahasiswa
D. Demonstrasi Kontekstual
Pada sesi ini Anda diminta berkelompok berjumlah 5-6 orang. Kemudian Anda dan
kelompok diminta untuk memilih salah satu strategi pembelajaran yang
berdiferensiasi selain yang telah diuraikan di atas. Jelaskanlah mengapa
strategi pembelajaran yang dipilih tersebut termasuk ke dalam strategi
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 67
pembelajaran berdiferensiasi, dan seperti apa teknisnya strategi pembelajaran
yang dijalankan tersebut.
Silahkan presentasikan di depan kelas. Masing-masing kelompok melakukan
presentasi paling lama 15 menit untuk mendapatkan masukan dari rekan dan juga
dosen. Buatlah sebaik mungkin!
Peran dosen:
1. Ingatkan mahasiswa untuk segera mengumpulkan tugas yang diberikan
sebelum memasuki ruang kolaborasi untuk bertemu dengan narasumber
ekspert, yaitu dari guru penggerak.
2. Dosen melihat unsur yang dinilai dalam tugas ini berupa adanya satu atau
lebih aspek diferensiasi.
Pengumpulan tugas dapat dapat dilampirkan di bawah ini. Sertakan tautan hasil
unggahan tersebut. Jangan lupa untuk mencantumkan identitas! Selamat
mengerjakan tugas. Tetap semangat!
Lampiran pengumpulan tugas:
1. Pada topik ini, bagian mana yang menurut Anda menarik? Mengapa?
2. Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Mengapa?
3. Apa yang membuat Anda penasaran pada topik ini? Mengapa?
4. Berdasarkan penjelasan dari materi di atas, strategi pembelajaran manakah
yang paling menarik untuk diimplementasikan? Mengapa?
Kami yakin, saat ini Anda sudah mulai tercerahkan namun juga mungkin sekaligus
memiliki banyak pertanyaan. Tetaplah semangat, karena semua pertanyaan
tersebut akan menjadi pemandu dalam perjalanan Anda menuju pemahaman.
Silahkan bertanyalah kepada dosen Anda atau diskusikanlah kembali dengan
teman Anda jika masih belum mengerti paparan konsep teori yang tersaji di atas.
Peran Dosen:
Pada sesi ini dosen berperan:
1. memberikan feedback dari hasil diskusi dan juga hasil karya mahasiswa
yang telah di upload di lampiran tugas.
2. membantu mahasiswa mengelaborasi pemahamannya tentang teori
pembelajaran berdiferensiasi. Pertanyaan-pertanyaan yang akan diajukan
oleh mahasiswa tentu akan bervariasi, sesuai dengan konteks yang dihadapi
oleh masing-masing mahasiswa sendiri. Oleh karena itu, penting bagi dosen
untuk mempelajari berbagai konteks latar belakang mahasiswa sebelum
menjawab pertanyaan-pertanyaan mereka.
F. Koneksi Antarmateri
Pertanyaan pemantik:
1. Pengetahuan baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari mata kuliah
ini?
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 69
2. Bagaimana pengetahuan baru tersebut berkontribusi terhadap pemahaman
tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi?
Setelah Anda memahami materi yang ada, melakukan diskusi dan presentasi, juga
menanyakan hal-hal yang mungkin Anda masih belum mengerti, kini Anda diberi
tantangan lanjut. Pada tantangan ini Anda diminta untuk mengkoneksikan materi
yang telah dipelajari pada topik ini dengan mencari benang merah dengan
matakuliah lain, misalnya saja dengan mata kuliah design thinking atau mata
kuliah lain yang terkait atau mungkin dengan dunia realitas yang dihadapi.
Silahkan buat peta konsep dari materi yang telah dipelajari dikaitkan dengan
kegiatan pembelajaran.
Link koneksi antar materi
G. Aksi Nyata
Selamat Anda telah mempelajari teori tentang apa itu strategi pembelajaran
berdiferensiasi. Anda boleh refleksi tentang apa yang sudah Anda pelajari dan
Anda (akan) lakukan. Semoga pembelajaran tentang topik ini banyak memberikan
efek positif bagi Anda untuk melakukan pembelajaran yang lebih baik lagi.
Refleksi aksi nyata:
1. Apakah Anda puas dengan proses belajar pada topik ini? Mengapa?
2. Ide apa yang Anda dapatkan setelah belajar pada topik ini?
3. Bagaimana caranya supaya Anda dapat merealisasikannya?
4. Apa yang melatarbelakanginya?
5. Apa tujuannya dari kegiatan tersebut?
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 71
Topik 4. Rancangan Dan Implementasi
Pembelajaran Berdiferensiasi
Durasi 5 JP
B. Eksplorasi Konsep
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 73
1) Pemetaan peserta didik
Langkah awal untuk melakukan pemetaan adalah dengan melakukan refleksi
diri dengan pertanyaan “apa yang ingin saya capai dengan peserta didik
saya?” (Anda telah belajar pada topik 1 tentang pemetaan peserta didik, Anda
bisa membacanya kembali). Pemetaan bisa dilakukan dengan melihat 3 hal
berikut:
a) Melihat dari kompetensi peserta didik. Pada kompetensi siswa ini bisa
dilihat dari kompetensi intelektual peserta didik, kompetensi sosial, dan
kompetensi psikomotorik.
• Kompetensi intelektual
Mencakup prestasi peserta didik, semangat belajar, kemampuan
menangkap informasi, berfikir kritis, kemampuan menguasai lapangan atau
praktik, kemampuan linguistic, dll.
• Kompetensi sosial
Kemampuan peserta didik berkomunikasi dengan teman sebaya dan
gurunya.
• Kompetensi psikomotorik,
yaitu peserta didik yang berkaitan dengan keterampilannya bertindak
setelah siswa menerima pengalaman belajar tertentu.
b) Melihat dari minat atau keinginan peserta didik
Temukanlah minat peserta didik sehingga ketika para pendidik mampu
membedakan dan membagi peserta didik sesuai dengan kemampuannya,
motivasi peserta didik akan bertambah dan pembelajaran berdiferensiasi pun
akan berjalan dengan baik dan lancer.
c) Melihat dari kebutuhan siswa
Para pendidik diharapkan mengerti akan kebutuhan peserta didiknya dalam
pembelajaran, sehingga para pendidik tahu bentuk dukungan apa yang
nantinya para pendidik berikan dalam pendampingan di pembelajaran yang
berlangsung.
3) Pengelompokan
Berkelompok dengan teman sebaya mengajak peserta didik untuk saling
belajar melepas ketergantungan dari guru sebagai pendidik. Memfungsikan
guru sebagai mentor, dan rekan sebaya menjadi tutor.
Kelompok dapat berubah sesuai dengan kebutuhan kurikulum yang
dibutuhkan, missal kelompok kecil, besar, atau berpasangan. Variasikan
komposisi kelompok dengan peserta didik sesuai dengan penangkapan
materi, penguasaan, dan pemahaman yang berbeda, dengan begitu peserta
didik akan saling mengajarkan dan juga bertukar informasi dari temannya.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 75
perpisahan). Pembelajaran yang dilakukan bu Khodijah dilakukan dengan praktek
langsung di dalam kelas dengan anak-anak, selain itu juga Bu Khodijah
menggunakan video sebagai alat bantu ilustrasi. Di Luar kelas, ketika anak-anak
bertemu dengan Bu Khodijah diminta untuk menyapa Bu Khodijah dengan
Bahasa inggris dan Bu Khodijah berpura-pura tidak mengerti jika tidak ada
greeting dalam Bahasa inggris. Atau juga Bu Khodijah mempraktekannya
langsung dengan menyapa anak-anak dengan menggunakan greetings dan
partings dan jika Bu Khodijah bertemu siswa-siswinya diluar kelas.
Pada saat memberikan tugas, Bu khodijah meminta siswa diminta untuk membuat
perkenalan dengan menggunakan kalimat greetings dan partings. Bu Khodijah
meminta siswanya berpasangan untuk mengerjakan tugas. Bu Khodijah
memberikan Pilihan tugas dan siswa boleh memilihnya, yaitu boleh dalam bentuk
video, atau juga boleh dalam bentuk voice note, atau juga boleh jika siswa mau
membuatnya dalam bentuk komik, atau bahkan boleh hanya dalam bentuk tulisan
saja.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 77
9) Latihan untuk menyempurnakan
Jam terbang guru merupakan pengalaman dan kunci dari pembelajaran
berdiferensiasi yang akan membentuk pembelajaran yang sempurna. Para
pendidik dianjurkan untuk menguasai keterampilan, pengetahuan yang
menyeluruh tentang materi, manajemen kelas, dan kemampuan
mengendalikan pembelajaran dengan baik.
11) Percobaan
Jika tidak berani mencoba, maka kapan akan memulai. Ingat, bahwa ujian itu
bukan hanya sekedar seberapa dapat nilai Anda bisa mengerjakan soal pada
sebuah kertas, namun sebuah proses juga tidak kalah penting yang harus
diperhatikan. Cobalah!
Pembelajaran berdiferensiasi ini masih belum akrab diterapkan di berbagai
institusi pendidikan. Ada baiknya semua pengajar terus memberikan dukungan
dan mempelajari dengan baik bagaimana peserta didiknya dalam pembelajaran di
kelas dan diluar kelas, sehingga membantu antar para pendidik dalam menyusun
sebuah kurikulum. Pada pembelajaran juga ada baiknya para pendidik mengikuti
perkembangan peserta didiknya daripada memaksa peserta didik untuk mengikuti
perkembangan gurunya. Sudah terbayang bukan, dari mana akan memulainya?
Selanjutnya Anda akan memulai membuat RPP yang sudah tidak asing bagi Anda.
Hanya saja RPP kali ini memasukan unsur pembelajaran berdiferensiasinya.
Tujuan pembelajaran:
Materi: • Peserta didik mampu memahami rumus
Menghitung luas bidang menghitung luas bidang datar
datar • Peserta didik dapat menghitung luas
bidang datar
Pra Pembelajaran:
4) Guru mempelajari informasi tentang learning profile peserta didik pada
pelajaran matematika (pengetahuan, motivasi belajar, gaya belajar)
5) Guru menyiapkan materi pembelajaran yang akan disampaikan kepada
peserta didik.
6) Guru menyiapkan tugas yang akan diberikan kepada peserta didik dan
dibuat dalam beberapa versi menyesuaikan dengan learning profile peserta
didik.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 79
4) Guru menyampaikan bahwa peserta didik nanti akan mengerjakan tugas
secara berkelompok
5) Guru meminta peserta didik untuk menyiapkan alat ukur (penggaris atau
meteran), dan alat tulis untuk mengerjakan tugas.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 81
untuk mengajak Arif keluar kelas dan memberikan variasi kegiatan atau
permainan sederhana, hal ini disebut dengan teknik pull-out. Atau dirasa
ketika Arif tidak dapat mengikuti materi, maka Bu Ramlah membantu Bu
Lely untuk memberikan Arif materi yang lain yang sesuai dengan
kebutuhan Arif.
Tak jarang teman-teman Arif pun membantu Arif dengan banyak
menyapa Arif dan berinteraksi dengannya, sehingga tutorial teman
sebaya pun berjalan juga, oleh karena itu Arif juga semakin meningkat
kemampuan komunikasinya karena teman-temannya banyak
membantu. Tak jarang juga Bu Lely untuk meminta bantuan teman-
teman Arif untuk membantu Arif, tidak hanya Bu Ramlah yang berperan
aktif membantu Arif. Selain itu, rekan guru-guru yang lain juga tidak
pernah lelah juga untuk membantu, menyapa bahkan berinteraksi
dengan Arif setiap kali melihat dan bertemu Arif.
Disisi lain, pemenuhan kebutuhan Arif yang dirasa ketika belajar
atensinya lebih besar jika menggunakan media visual, maka Bu Lely
yang dibantu Bu Ramlah merancang beberapa media yang dapat
memenuhi kebutuhan Arif, diantaranya yaitu:
a) Media for shaping, diginakan Bu Lely dan Bu Ramlah untuk melatih
dan meningkatkan ekspresi verbal dari Arif, sehingga Arif dapat
meningkatkan komunikasi mengenai kehidupannya dengan orang
lain yang ada di sekitarnya.
b) Media for Discrete Trial Training (DTT), dengan bantuan gambar
untuk memudahkan Arif mengerti akan sesuatu. Misalnya seperti ini
pemberian instruksi, prompting atau memberikan bantuan atau
dorongan, kemudian memberikan reward. Media yang digunakan Arif
adalah kartu bergambar. Misalkan ketika Bu Lely meminta semua
siswa untuk berdiri karena akan melakukan suatu aktivitas, kemudian
Bu Lely meminta kepada Arif dengan instruksi “Arif ayo berdiri, ya,
begini seperti Bu Lely”, jika Arif tidak merespon, maka Bu Lely
memberikan gambar/kartu instruksi berdiri (orang dengan gambar
berdiri). Jika Arif melakukannya, maka Bu Lely dan Bu Ramlah
memberikan reward berupa pujian kepada Arif, “Hebat, Pintar”.
Pada contoh di atas dapat dilihat bahwa Bu Lely Menyusun IEP untuk Arif
dengan bantuan Bu Ramlah merupakan penerapan pembelajaran
berdiferensiasi di sekolah inklusi yang menangani peserta didik yang
berkebutuhan khusus.
2) Contoh Penerapan Pembelajaran Diferensiasi dengan Moda Daring
Karena mewabahnya covid 19 belakangan ini tentu membuat sistem
pendidikan pun ikut bertransformasi mengikuti perkembangan zaman. Kalau
begitu, Anda tentu sudah tidak asing lagi dengan pembelajaran daring
belakangan ini, bukan? Mari kita simak contoh pembelajaran daring beserta
diferensiasinya:
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 83
Bu Melanial mengajar di kelas 6 SD, Mata pelajaran Tematik IPA dengan
tema “penyesuaian makhluk hidup dengan lingkungan”. Bu Melanial
menggunakan moda zoom untuk pembelajaran tatap maya.
Sebelum materi dimulai, Bu Melanial menyapa masing-masing siswa dan
selalu mengingatkan mereka supaya kamera tetap menyala, “Hallo Verro
apa kabar? Mana nih wajah gantengnya, belum terlihat di layar?”
Demikian Bu Melanial menyapa siswanya satu persatu.
“Terima kasih Andin, Yara, Ziya, Mawar, Fedrik (menyebutkan semua
siswa yg sudah menyalakan kamera) yang sudah menyalakan
kameranya. Terima kasih juga Verro dan Kay yang baru saja
menyalakan kameranya, semoga kalian semua senang belajar dengan
Bu Melanial”.
Setelah semua on camera, Bu Melanial memulai pembelajarannya
dengan ice breaking dengan meminta semua menyalakan microphone
juga.
Bu Melanial menyapa kelas dengan sebuah yel-yel,
“Kelas 6C dimana, ya”,
“hai, kami disini”, serempak siswa menjawab
“Apa kabar?”
“Kabar dahsyat, hebat, giat”,
“Siapa yang dahsyat?”
“6C”
“Siapa yang hebat?”
“6C”
“Siapa yang giat?”
“6C”
“Tepuk semangat untuk 6C” kemudian tepuk irama dari siswa pun saling
bersautan.
Kemudian Bu Melanial menanyakan perasaan mereka pada saat itu,
tujuannya adalah supaya tahu masing-masing apa yang mereka
rasakan. Bu Melanial menggunakan gambar beragam ekspresi yang di
share via zoom. “Bagaimana perasaan Anda saat ini? Silahkan tulis
sumber: https://id.depositphotos.com/stock-photos/anak-dengan-
banyak-ekspresi.html
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 85
mengunjungi ruang break out room setiap kelompok didahului dari grup
hight, karena diasumsikan tidak banyak yang akan dibantu. Kemudian
lanjut ke kelompok medium, dan paling terakhir mengunjungi kelompok
low, disanalah Bu Melanial banyak memberikan bantuan.
Selain moda daring yang Bu Melanial pakai di atas, banyak moda daring
yang Bu Melanial pakai dalam pembelajaran, misalnya menggunakan
quiziz, kahoot, googleform, mentimeter, edpuzzle, dan masih banyak
media pembelajaran online lainnya yang bisa dipakai.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 87
Catatan:
Apakah Anda sudah mengerti dengan penjelasan di atas? Jika sudah mengerti
Anda boleh melanjutkan ke tahap berikutnya. Namun jika belum paham betul,
silahkan baca dan pahami kembali topik 1 dan 2, atau Anda bisa berdiskusi
dengan rekan Anda.
C. Ruang Kolaborasi
Anda tentu sudah mempelajari materi di atas tentang rancangan dan implementasi
pembelajaran berdiferensiasi. Sebelum beranjak ke ruang kolaborasi, silahkan
Anda membuat tugas 1 terlebih dahulu di bagian “Demonstrasi
Kontekstual”. Setelah selesai membuat tugas, kembalilah membaca ruang
kolaborasi.
Pada ruang kolaborasi ini ada beberapa tahap yang perlu dijalankan dan
memerlukan waktu 3 x pertemuan, yaitu:
Peran dosen:
1) Menjadi mentor pada saat diskusi berjalan, arahkan jika keluar
dari topik.
2) Setelah selesai diskusi mengingatkan mahasiswa untuk
membuat RPP berdiferensiasi dan akan dibahas, koreksi, serta
memberikan masukan bersama.
3) Pertemuan berikutnya, bahas kembali tentang pengalaman-
pengalaman para narasumber ekspert, kemudian meminta
mahasiswa memasuki ruang kolaborasi 2.
2) Ruang kolaborasi 2
Pada ruang kolaborasi dua ini, mahasiswa diminta untuk saling mengoreksi
hasil RPP yang telah dibuat oleh masing-masing.
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 89
Peran dosen:
1) Menanyakan hasil koreksian pada masing-masing pasangan.
Bagaimana RPP yang telah dibuat? Apa yang perlu diperbaiki?
2) Memberikan masukan juga terkait dengan RPP yang telah dibuat.
3) Menanyakan kepada mahasiswa lain, apakah ada masukan atau
tidak terkait RPP yang telah rekannya buat tersebut.
4) Mengingatkan kepada mahasiswa untuk segera merevisi RPP yang
telah dibuat dan telah mendapat masukan.
5) Mengingatkan kepada mahasiswa bahwa pertemuan berikutnya
adalah tahap implementasi dari RPP yang telah mereka susun.
6) Menawarkan kepada mahasiswa untuk pertemuan berikutnya, siapa
yang akan praktek mengajar dengan RPP pembelajaran
berdiferensiasi yang telah disusun (tentunya yang sudah di revisi).
Dipersilahkan untuk lima orang, sisanya praktek diluar jam pelajaran
dengan menyerahkan video kreatifnya.
3) Ruang Kolaborasi 3
Pada ruang kolaborasi 3 ini adalah simulasi praktek mengajar. Terbagi
menjadi termin, yaitu termin 1 untuk mahasiswa yang praktek langsung
diperlukan kelompok besar atau kolaborasi massal, yaitu melibatkan
semua mahasiswa. Mahasiswa yang sebelumnya sudah siap praktek
mengajar di kelas dipersilahkan untuk simulasi.
Peran dosen:
1) Pada saat pembuatan kelompok, dosen yang harus memilih
berdasarkan mapping dosen di kelas.
2) Memberikan tanggapan terhadap microteaching mahasiswa di
term 1/kolaborasi massal. Dan dianggap sudah menyelesaikan
tugas microteaching.
3) Mengingatkan mahasiswa pada term 2 untuk mengumpulkan
tugas microteaching-nya tepat waktu.
4) Mengingatkan mahasiswa semua untuk menyerahkan RPS
pembelajaran berdiferensiasi tepat waktu pula.
D. Demonstrasi Kontekstual
Pada sesi ini, Anda diminta untuk membuat sebuah RPP. Selain itu Anda juga
akan ada microteaching.
Tugas 1 RPP
Membuat RPP. Pada pembuatan RPP ini Anda bebas memilih pelajaran apa saja
dan jenjang apa saja. Pastikan terlihat bagian mana pembelajaran tersebut
berdiferensiasi. Apakah di bagian konten, proses, produk, dan micro atau
lingkungan pembelajaran. Silahkan bebas memilih dan berkreasi dengan RPP.
Mengenai mata pelajaran, lebih disarankan sesuai dengan bidang studi Anda
(nanti) akan Anda ajar.
Tugas 2 Micro teaching
Melakukan micro teaching. Pada micro teaching ini, mahasiswa
mengimplementasikan dari RPP yang telah dibuatnya yang sesuai dengan
pembelajaran berdiferensiasi. Mahasiswa diberikan kesempatan 5 orang untuk
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 91
implementasikan/mempraktekannya di kelas secara langsung dan dikoreksi oleh
dosen serta teman-teman secara langsung. Sementara sisanya membuat video
microteaching yang dijalankannya. Durasi video minimal 8 menit dan maximal 15
menit.
Pengumpulan tugas dapat dapat dilampirkan dibawah ini. Sertakan link hasil
unggahan tersebut. Jangan lupa untuk mencantumkan identitas! Selamat
mengerjakan tugas!
Peran dosen:
Ingatkan mahasiswa untuk segera mengumpulkan tugas yang diberikan.
Melihat tugas mahasiswa dengan standar tugas mengacu pada kelengkapan
informasi sebagai berikut:
1. RPP dibuat berdiferensiasi pada salah satu aspek atau menggabungkan
beberapa aspek berdiferensiasi
E. Elaborasi Pemahaman
Pertanyaan Pemantik elaborasi pemahaman:
1. Pada topik ini, bagian mana yang menurut Anda menarik? Mengapa?
2. Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Mengapa?
3. Apa yang membuat Anda penasaran pada topik ini? Mengapa?
4. Berdasarkan penjelasan dari materi diatas, langkah apa yang harus diterapkan
untuk menyusun RPP pembelajaran berdiferensiasi?
Peran Dosen:
Pada sesi ini peran dosen sangatlah penting.
1. Dosen memberikan feedback dari hasil diskusi dan juga hasil karya
mahasiswa yang telah di upload di lampiran tugas.
F. Koneksi Antarmateri
Pertanyaan pemantik:
1. Pengetahuan baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari topik ini?
2. Bagaimana pengetahuan baru tersebut berkontribusi terhadap pemahaman
tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi?
Setelah Anda memahami materi yang ada, melakukan diskusi dan presentasi, juga
menanyakan hal-hal yang mungkin Anda masih belum mengerti, kini Anda diberi
tantangan lanjut. Pada tantangan ini Anda diminta untuk mengkoneksikan materi
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 93
yang telah dipelajari pada topik ini dengan mencari benang merah dengan
matakuliah lain, atau mungkin dengan dunia realitas yang dihadapi.
Silahkan tuangkan ide Anda dalam sebuah peta konsep! Anda dapat
menuliskannya pada kolom berikut, atau pada link berikut:
Link koneksi antar materi
G. Aksi Nyata
Selamat Anda telah mempelajari teori tentang apa itu perencanaan dan
implementasi pembelajaran berdiferensiasi. Anda boleh berrefleksi tentang apa
yang sudah Anda pelajari dan Anda (akan) lakukan. Semoga pembelajaran
tentang topik ini banyak memberikan efek positif bagi Anda untuk melakukan
pembelajaran yang lebih baik lagi.
Refleksi aksi nyata:
1. Apakah Anda puas dengan proses belajar pada topik ini? Mengapa?
2. Ide apa yang Anda dapatkan setelah belajar pada topik ini?
3. Bagaimana caranya supaya Anda dapat merealisasikannya?
4. Apa yang melatarbelakanginya?
5. Apa tujuannya dari kegiatan tersebut?
6. Apa indikator keberhasilannya?
7. Bagaimana langkahnya?
Durasi 2 JP
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 95
Anda tidak perlu menjawab pertanyaan-pertanyaan tersebut, namun boleh
menuliskan jawaban dari pertanyaan pemantik tersebut dan menuliskannya
sebagai refleksi Anda sebelum belajar lebih lanjut. Atau jika Anda menggunakan
laptop, bisa klik link dibawah ini untuk mengisi respon pertanyaan pemantik di atas.
Respon pertanyaan pemantik klik disini
B. Eksplorasi Konsep
1 Profile siswa
2 Diferensiasi Konten
3 Diferensiasi Proses
Keragaman instruksi/penugasan
Instruksi/penugasan disesuaikan dengan profil belajar
peserta didik
Keragaman instruksi/penugasan
Strategi pembelajaran disesuaikan dengan profil belajar
peserta didik
4 Diferensiasi Produk
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 97
Diferensiasi Lingkungan
5
Belajar
Selamat! Sampai disini, Anda telah menyelesaikan materi pada topik 5 tentang
Evaluasi Pembelajaran Berdiferensiasi.
C. Ruang Kolaborasi
Anda tentu sudah mempelajari materi di atas tentang evaluasi pembelajaran
berdiferensiasi. Saatnya Anda berkolaborasi satu dengan yang lainya.
Peran dosen:
1) Menjadi mentor pada saat diskusi berjalan, arahkan jika keluar dari topik.
D. Demonstrasi Kontekstual
Pada sesi ini, Anda diminta untuk mengevaluasi pembelajaran berdiferensiasi dari
RPP yang telah Anda buat. Gunakanlah lembar checklist di atas. Silahkan
kumpulkan lembar cheklist yang telah diisi, kemudian kumpulkan melalui link
berikut:
Link pengumpulan tugas
Peran dosen:
Ingatkan mahasiswa untuk segera mengumpulkan tugas yang diberikan.
Melihat tugas mahasiswa dengan standar tugas mengacu pada kelengkapan informasi
sebagai berikut:
1) Kelengkapan checklist
2) Mengumpulkan tepat waktu.
E. Elaborasi Pemahaman
Pertanyaan Pemantik elaborasi pemahaman:
1. Pada topik ini, bagian mana yang menurut Anda menarik? Mengapa?
2. Apa yang ingin Anda pelajari lebih lanjut? Mengapa?
3. Apa yang membuat Anda penasaran pada topik ini? Mengapa?
4. Berdasarkan penjelasan dari materi diatas, evaluasi apa sajakah yang harus
diperhatikan pada 4 (empat) aspek diferensiasi (konten, proses, produk,
lingkungan belajar)?
Pembelajarannya Berdiferensiasi | 99
Kami yakin, saat ini Anda sudah mulai tercerahkan namun juga mungkin sekaligus
memiliki banyak pertanyaan. Tetaplah semangat, karena semua pertanyaan-
pertanyaan tersebut akan menjadi pemandu dalam perjalanan Anda menuju
pemahaman. Silahkan bertanyalah kepada dosen Anda atau diskusikanlah
kembali dengan teman Anda jika masih belum mengerti paparan konsep teori yang
tersaji di atas.
Peran Dosen:
Pada sesi ini peran dosen sangatlah penting.
1) Dosen memberikan feedback dari hasil diskusi dan juga hasil karya
mahasiswa yang telah di upload di lampiran tugas.
2) Dosen akan mencoba membantu mahasiswa mengelaborasi
pemahamannya tentang teori pembelajaran berdiferensiasi. Pertanyaan-
pertanyaan yang akan diajukan oleh mahasiswa tentunya akan
bervariasi dan tidak dapat diprediksi, karena akan sesuai dengan
konteks yang dihadapi oleh masing-masing mahasiswa sendiri. Oleh
karena itu, penting bagi dosen untuk mempelajari berbagai konteks latar
belakang mahasiswa sebelum menjawab pertanyaan-pertanyaan
mereka.
F. Koneksi Antarmateri
Pertanyaan pemantik:
1. Pengetahuan baru apa yang Anda dapatkan setelah mempelajari topik ini?
2. Apa kontribusi Anda tentang implementasi pembelajaran berdiferensiasi
seiring dengan penambahan pengetahuan tersebut?
3. Ada koneksi apa kaitannya dengan materi yang sekarang Anda pelajari
dengan mata kuliah lain yang Anda pelajari?
Setelah Anda memahami materi yang ada, melakukan diskusi dan presentasi, juga
menanyakan hal-hal yang mungkin Anda masih belum mengerti, kini Anda diberi
tantangan lanjut. Pada tantangan ini Anda diminta untuk mengkoneksikan materi
yang telah dipelajari pada topik ini dengan mencari benang merah dengan
matakuliah lain, atau mungkin dengan dunia realitas yang dihadapi.
G. Aksi Nyata
Selamat Anda telah mempelajari teori tentang apa itu evaluasi pembelajaran
berdiferensiasi. Topik ini adalah topik terakhir di mata kuliah kali ini. Anda boleh
refleksi tentang apa yang sudah Anda pelajari dan Anda (akan) lakukan. Semoga
pembelajaran tentang topik ini banyak memberikan efek positif bagi Anda untuk
melakukan pembelajaran yang lebih baik lagi.
Refleksi aksi nyata:
1. Apakah Anda puas dengan proses belajar pada topik ini? Mengapa?
2. Ide apa yang Anda dapatkan setelah belajar pada topik ini?
3. Bagaimana caranya supaya Anda dapat merealisasikannya?
4. Apa yang melatarbelakanginya?
5. Apa tujuannya dari kegiatan tersebut?
6. Apa indikator keberhasilannya?
7. Bagaimana langkahnya?
Hall, T. E., Meyer, A., & Rose, D. H. (Eds.). (2012). Universal design for learning
in the classroom: Practical applications. Guilford Press.
Tulisan Tulisan
Mampu menuliskan Tulisan lengkap
Paper keragaman lengkap kurang Tulisan
keragaman peserta dan terstruktur
siswa dan serta ada lengkap dan tidak
didik disertai dengan serta ada data
pemenuhan target data yang data kurang lengkap
data (60%) yang valid
kurikulum valid valid
Tulisan Tulisan
Tulisan lengkap
lengkap kurang Tulisan
Tulisan disertai teori dan terstruktur
serta ada lengkap dan tidak
pendukung (40%) serta ada data
data yang data kurang lengkap
yang valid
valid valid