Anda di halaman 1dari 4

Nama : MUHAMMAD FAISAL

NIM :
Prodi : PENJASKES
Mata Kuliah : Ke-NWDI-an
LPTK : Universitas Hamzanwadi

Lembar Kerja Individu


1. Deskripsikan terkait sejarah sosial Lombok dan sistem pendidikan masa
kolonial berdasarkan pengetahuan atau pemahaman yang Anda didapatkan
dari materi di atas?
Jawaban :
Beberapa teori dan konsep sosiologis yang memiliki relevansi untuk
mengkaji latar belakang kelahiran Madrasah NWDI dan NBDI dalam konteks
sejarah sosial Lombok, khususnya yang berkaitan dengan sistem pendidikan masa
penjajahan. Teori-teori dan konsep, seperti pertukaran sosial, perubahan sosial,
stratifikasi sosial, interaksi, konflik, kooperatif, integrasi, patron-klien, sampai
strukturasi, dapat digunakan untuk menganalisis, menjelaskan, dan memahami fakta-
fakta historis dari realitas sosial, namun pada kesempatan ini lebih difokuskan pada
pendekatan struktural fungsional.
Paradigma dan perspektif teori struktural-fungsional melihat masyarakat dan
lembaga sosial sebagai suatu sistem yang seluruh bagiannya saling tergantung satu sama
lain dan bekerja sama menciptakan keseimbangan (equilibrium), tidak menolak
keberadaan konflik di dalam masyarakat, akan tetapi percaya betul bahwa masyarakat itu
sendiri akan mengembangkan mekanisme yang dapat mengontrol konflik yang
timbul.
Mengacu pada paparan teori struktural fungsional di atas sebagai alat analisis
untuk membaca hubungan saling keterkaitan dan saling mempengaruhi antara sistem
sosial dan ekonomi, sistem kepercayaan (religi), sistem kekuasaan atau
kepemimpinan dengan sistem pendidikan sebelum Indonesia merdeka dalam konteks
masyarakat di Lombok yang multikultural, serta mayoritas penduduknya Islam-
Sasak, dapat dideskripsikan beberapa pokok pikiran di bawah ini.
a) Sistem pendidikan yang diselenggarakan oleh para tokoh agama Lombok (tuan
guru) pada masa penguasaan raja-raja Bali waktu itu bercorak Islam melalui
pesantren. Pelajaran diberikan selain membaca dan menulis Arab, diajarkan juga
aqidah, tauhid, ushul, fiqh, nahwu, dan syaraf.
b) Setelah Belanda mengambil alih dan berkuasa penuh atas Pulau Lombok, untuk
mewujudkan politik etis dalam bidang pendidikan di Lombok, maka didirikan
lembaga pendidikan formal atau dengan pola klasikal, dan sekolah pertama
didirikan tahun 1896 di Mataram. Setelah itu didirikan juga sekolah di Pringgabaya,
Masbagik, dan Selong. Materi pembelajaran yang diberikan berhitung, menulis,
membaca, dan bahasa Melayu. Selain itu, diajarkan membaca dan menulis huruf
Arab-Melayu dan huruf daerah (Jejawan). Guru-guru didatangkan dari Jawa dan Bali,
serta seorang guru hanya mengajar satu sekolah. Setelah abad ke-20, pemerintah
Belanda mengadakan Kursus Guru Bantu yang dibina dari tamatan Vervolgschool
(Wacana, 1991).
c) Masa pendudukan Jepang sekolah dijadikan sebagai tempat pendidikan militer
dan propaganda sesuai konsepsi Jepang, maka pemerintah Jepang melatih guru-
guru di Mataram dan Selong sebagai pelaksana propaganda yang harus mampu
meyakinkan murid-muridnya, bahwa kedatangan Jepang bukan untuk menjajah,
tetapi untuk membebaskan bangsa Indonesia dari penjajahan Belanda. Kedatangan
Jepang untuk membina kemakmuran bersama di Asia Timur Raya.
2. Buatlah kesimpulan kelompok anda tentang kelahiran Madrasah NWDI, NBDI, dan NW
dikaitkan dengan sejarah sosial lombok dan sistem pendidikan masa kolonial?
Jawaban :
NWDI resmi diizinkan berdiri pada tanggal 17 Agustus tahun 1936 sebagai
lembaga pendidikan Islam ini baru beroprasi karena diresmikan pada tanggal 15 Jumadil
Akhir 1356 H, tepatnya tanggal 22 Agustus 1937. Bukan secara kebetulan, NBDI berdiri
tanggal 17 Agustus. Bagi TGKH. M. Zainuddin Abdul Majid memiliki makna yang
signifikan dan monumental, sembilan tahun kemudian, tepatnya tanggal 17 Agustus
1945, bangsa Indonesia memproklamirkan kemerdekaannya. Kondisi ini merupakan
hikmah tersendiri dalam perjalanan sejarah Madrasah NWDI (Noor, et al., 2014: 170).
Nama Madrasah NW sarat dengan nilai-nilai perjuangan yang memiliki nilai
futuristik, dinamakan “Nahdlatul Wathan” berarti “Pergerakan Tanah Air” sebagai
bentuk sikap dan visi TGKH. M. Zainuddin Abdul Majid yang sudah meletakkan
perjuangannya ke dalam konteks negara dan bangsa. Pemilihan kata Nahdlatul Wathan
dalam pengembangan pendidikan Pesantren al-Mujahidin, adalah wujud Zainuddin
muda meletakkan konteks perjuangan dalam skala lebih luas. Meletakkan,
perjuangan yang dilakukan di Lombok, sebagai bagian dari apa yang sedang
diperjuangkan seluruh rakyat Nusantara (TP2GD, 2017: 2).
Pembagian kelas di NWDI menjadi 3 (tiga) tingkatan, yaitu: (1) Tingkat
Ilzamiyyah (persiapan) dengan masa belajar 1 tahun bagi anak-anak yang masih buta
huruf al-Qur’an; (2) Tingkat Tahdhiriyyah, dengan lama belajar 3 (tiga) tahun bagi
anak yang sudah membaca dan memberikan pembelajaran mubtadi’, seperti tauhid,
fiqih dan pengetahuan dasar tentang qawa’id, dan (3) Tingkat Ibtidaiyyah, dengan
lama belajar 4 (empat) tahun bagi pala pelajar atau santri yang sudah bisa membaca
kitab kuning dan menguasai nahwu sharaf (Masnun, 2017: 61).
Pada tanggal 15 Rabi’ul Akhir 1362 H, bertepatan dengan tanggal 21 April 1943
resmilah berdiri sebuah madrasah khusus bagi kaum perempuan yang diberi nama
Madrasah NBDI, materi pelajarannya mengacu pada kurikulum madrasah NBDI
(Noor, et al., 2004: 192). NBDI menamatkan pelajarnya tahun 1949 (Adnan, 1983:
26). Kelahiran NBDI seperti halnya NWDI memiliki makna yang istimewa, karena
tanggal dan bulan berdirinya di kemudian hari dikenal sebagai Hari Kartini, yaitu
sebagai tonggak bagi kebangkitan peran aktualisasi perempuan di Indonesia, dan
jelas ini merupakan hikmah yang kuat dari pandangan futuristik TGKH. M. Zainuddin
Abdul Majid. Hampir sama dengan NWDI, pendirian NWDI juga tidak lepas dari
berbagai tantangan, selain Jepang, yang menjadi tantangan pada saat itu sekaligus
berasal dari tradisi masyarkat Sasak sendiri yang cendrung paternalistik. Dalam hal
ini mereka menganggap bahwa mendidik wanita sama halnya dengan menjadikan
mereka sebagai orang-orang yang kurang sopan (tidak berakhlak) dan menjual ilmu.
Terlebih kemudian, NBDI mengajarkan wanita tulis menulis, khitabah dengan
berdiri di muka umum dan lainnya (Haramain, 2012: 57). NBDI sebagai madrasah
dengan pendekatan klasikal, terdiri dari dua tingkat, yaitu: (1) Tingkat Tahdhiriyyah,
lama belajar 3 (tiga) tahun. Kegiatan belajar mengajar dilaksanakan pada pagi hari
dari pukul 07.30 sampai dengan 13.00. Penerimaan murid baru di madrasah ini
dikhususkan bagi mereka yang masih buta huruf latin atau sudah menamatkan
sekolah rakyat 3 tahun tapi belum mampu baca tulis al-Qur’an, dan (2) Tingkat
Ibtidaiyyah, tingkat ini sudah mampu membaca kitab kuning sebab bahasa Arabnya
tergolong fasih (Masnun, 2017: 63).
Sedangkan wadah pendidikam sosial dakwah bernama NW. Organisasi NW ini
didirikan pada tanggal 15 Jumadil Akhir 1372 H/1 Maret 1953 di Pancor, Kecamatan
Selong Kabupaten Lombok Timur, dengan Akte Notaris Nomor 48 yang dibuat
untuk pertama kalinya dihadapan pembantu jabatan sekertaris daerah Lombok
Hendrik Alexander Malada sebagai notaris di Mataram (Haramain, 2012: 60).

Anda mungkin juga menyukai