Anda di halaman 1dari 58

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,

Riset, dan Teknologi

Sosialisasi dan Lokakarya Guru SMP 4 Koto XI Tarusan


Untuk Implementasi Kuriklum Merdeka
Duku, 25 Juni 2022

Oleh

Drs. Erizonal
Fasilitator Program Sekolah Penggerak
Kemdikbud Ristek RI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Ice breaking
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

- Siapkan 1 kertas dan pena untuk


menulis.

- Gambarlah 4 buah persegi empat Gambar apakah yang


kecil. Bapak/Ibu buat?
- Gambar 1 persegi panjang besar
- Kemudian gambar 1 segitiga sama
kaki
- Terakhir gambarlah 2 buah tabung.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Berdasarkan 1 instruksi yang sama, namun mengapa ada


banyak gambar berbeda yang dibuat oleh peserta?

Hal tersebut karena adanya INSTRUKSI YANG KURANG


JELAS yang menyebabkan persepsi beragam dari peserta didik.

Begitu pula saat kita mengajar di kelas, apabila instruksi tidak


jelas, maka persepsi dari siswa akan beragam dan seringkali
keluar dari pemahaman yang dimaksud. Hal ini membuat tujuan
pembelajaran sulit dicapai.
Oleh sebab itu, penting sekali untuk membuat perencanan
pembelajaran yeng tepat, jelas dan relevan.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Refleksi Diri

1. Apa saja hal yang bapak/ibuk perhatikan/pertimbangkan sebagai landasan


saat merencanakan pembelajaran di kelas?
2. Bagaimanakah perbedaan perilaku siswa yang bapak/ibuk hadapi 10 atau 15
tahun yang lalu dengan prilaku siswa pada masa sekarang
3. Apa yang selama ini menjadi tujuan besar dari proses pembelajaran siswa
yang bapak/ibuk lakukan ?
4. Sebagai pendidik, selama ini, Apa yang Bapak/Ibu gunakan sebagai
panduan dalam merencanakan perjalanan belajar murid?
5. Menurut Bapak/Ibu apa yang seharusnya menjadi alasan terhadap
berubahnya sebuah kurikulum?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Program Sekolah Penggerak

Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam
mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar
Pancasila.

Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang
mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala
sekolah dan guru).

Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah
untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju. Program dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem
hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah Penggerak.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

PSP Merupakan Penyempurnaan Program Transformasi Sekolah Sebelumnya

1. Program kolaborasi antara Kemdikbud dengan Pemda, di mana komitmen Pemda menjadi kunci utama

2. Intervensi dilakukan secara holistik, mulai dari SDM sekolah, pembelajaran, perencanaan, digitalisasi,
dan pendampingan Pemda

3. Mencakup ruang lingkup semua kondisi sekolah, tidak hanya sekolah unggulan saja, baik negeri
maupun swasta

4. Pendampingan dilakukan selama 3 tahun ajaran, dan sekolah melanjutan tranformasi secara mandiri

5. Program dilakukan terintegrasi engan ekosistem hinga seluruh sekolah di Indonesia menjadi sekolah
penggerak
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

IKM Mandiri

TAHAP 1 ( MANDIRI BELAJAR

No. Aspek Deskripsi


1 Struktur Kurikulum Menggunakan Struktur Kurikulum 2013

2 Pembelajaran  Mencoba menerapkan pembelajaran terdiferensiasi


 Mncoba menerapkan prisip pembelajaran Kurikulum Merdeka
3 Asesmen  Bentuk soal menggunakan pola AKM
 Menerapkan priinsip asesmen Kurikulum Merdeka
 Bentuk Rapor mengikuti megikuti Kurikulum 2013
4 Proyek PPP Mencoba melaksanakan Proyek PPP berdasarkan contoh modul
proyek yang disediakan kementerian
5 Nama Dokumen Kurikulum Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP)
6 Dokumen Guru Silabus dan RPP
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Apa itu Kurikulum Merdeka?

Kurikulum Merdeka adalah kurikulum dengan pembelajaran intrakurikuler yang


beragam di mana konten akan lebih optimal agar peserta didik memiliki cukup
waktu untuk mendalami konsep dan menguatkan kompetensi.

Guru memiliki keleluasaan untuk memilih berbagai perangkat ajar sehingga


pembelajaran dapat disesuaikan dengan kebutuhan belajar dan minat peserta
didik. Projek untuk menguatkan pencapaian profil pelajar Pancasila
dikembangkan berdasarkan tema tertentu yang ditetapkan oleh pemerintah.
Projek tersebut tidak diarahkan untuk mencapai target capaian pembelajaran
tertentu, sehingga tidak terikat pada konten mata pelajaran.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pembelajaran Paradigma Baru

Pembelajaran paradigma baru memastikan praktik pembelajaran untuk berpusat pada


peserta didik.

Dengan paradigma baru ini, pembelajaran merupakan satu siklus yang berawal dari
pemetaan standar kompetensi, perencanaan proses pembelajaran, dan pelaksanaan
asesmen untuk memperbaiki pembelajaran sehingga peserta didik dapat mencapai
kompetensi yang diharapkan.

Pembelajaran paradigma baru memberikan keleluasaan bagi pendidik untuk


merumuskan rancangan pembelajaran dan asesmen sesuai dengan karakteristik dan
kebutuhan peserta didik
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pembelajaran Paradigma Lama Dan Pembelajaran Paradigma Baru

Pembelajaran Paradigma Lama:

Peserta didik diposisikan sebagai objek pembelajaran sedangkan guru berposisi sebagai subjek yang
maha tahu dalam kelas. Hal ini berimplikasi pada perkembangan pengetahuan yang semakin tidak
dinamis. Karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan terpaku pada konsep pembelajaran searah

Pembelajaran Paradigma Baru:

Pembelajaran yang lebih menekankan pada kesadaran kritis peserta didik untuk memahami realitas
dunia dan alam sekitarnya. Adapun kegiatan pembelajaran yang diimplementasikan adalah
pembelajaran multi komunikasi dan cenderung dialogis. Pembelajaran ini berorientasi pada
pemecahan masalah yang dihadapi oleh peserta didik. Pembelajaran berorientasi pada kebutuhan dan
karakteristik peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Prinsip Pembelajaran
1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan
tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta
mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga
pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta
didik secara holistic
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks,
lingkungan dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan masyarakat
sebagai mitra
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Ada di nomor berapakah posisi


Anda sekarang di tengah
rangkaian pelatihan ini?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pembelajaran Berdiferensiasi 

Pembelajaran berdiferensiasi adalah pembelajaran yang mengakomodir


kebutuhan belajar murid. Guru memfasilitasi murid sesuai dengan kebutuhannya,
karena setiap murid mempunyai karakteristik yang berbeda-beda, sehingga tidak
bisa diberi perlakuan yang sama

Ciri-ciri atau kerekteristik pembelajaran berdiferensiasi antara lain; lingkungan belajar


mengundang murid untuk belajar, kurikulum memiliki tujuan pembelajaran yang didefinisikan
secara jelas, terdapat penilaian berkelanjutan, guru menanggapi atau merespon kebutuhan
belajar murid, dan manajemen kelas efektif.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pembelajaran Berdiferensiasi 

Contoh kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah ketika proses pembelajaran
guru menggunakan beragam cara agar murid dapat mengeksploitasi isi kurikulum, guru juga
memberikan beragam kegiatan yang masuk akal sehingga murid dapat mengerti dan memiliki
informasi atau ide, serta guru memberikan beragam pilihan di mana murid dapat
mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari.

Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, yang harus dilakukan guru antara lain:
1. Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar,
minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau
survey menggunakan angket, dll)
2. Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan
berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
3. Mengevaluasi dan erefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Maksud pendidikan itu adalah


menuntun segala kekuatan kodrat
yang ada pada anak-anak,
agar mereka dapat mencapai
keselamatan dan kebahagiaan
yang setinggi-tingginya baik
sebagai manusia, maupun
anggota masyarakat
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum SD/MI

Struktur kurikulum SD/MI dibagi menjadi 3 (tiga) Fase:


1. Fase A untuk kelas I dan kelas II;
2. Fase B untuk kelas III dan kelas IV; dan
3. Fase C untuk kelas V dan kelas VI.

SD/MI dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran menggunakan pendekatan mata pelajaran atau
tematik.

Proporsi beban belajar di SD/MI terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:


a. pembelajaran intrakurikuler; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan sekitar 20% x beban belajar per tahun
(252 JP)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum SMP/MTs

Struktur kurikulum SMP/MTs terdiri atas 1 (satu) fase yaitu Fase D. Fase D yaitu untuk kelas VII, kelas
VIII, dan kelas IX. Struktur kurikulum SMP/MTs terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:

1. Pembelajaran intrakurikuler; dan

2. Projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 25% X total JP per tahun,
dengan rincian ( Kelas VII = 360 JP, Kelas VIII = 360 JP, dan Kelas IX = 320 JP )

Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara muatan
maupun secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil
pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian
pembelajaran pada mata pelajaran
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Struktur Kurikulum SMA/MA

Struktur kurikulum SMA terdiri atas 2 (dua) Fase yaitu:


1. Fase E untuk kelas X; dan
2. Fase F untuk kelas XI dan kelas XII.
Struktur kurikulum untuk SMA/MA terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:

A. Pembelajaran intrakurikuler; dan

B. Projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan sekitar 30% X total JP per tahun (486 JP)

Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara muatan maupun secara
waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan
fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan
waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata
pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Profil Pelajar Pancasila


Profil Pelajar Pancasila merupakan pelajar sepanjang hayat yang kompeten dan memiliki
karakter sesuai nilai-nilai Pancasila.” Pernyataan ini memuat tiga kata kunci: pelajar sepanjang
hayat, kompeten, dan nilai-nilai Pancasila. Hal ini menunjukkan adanya paduan antara
penguatan identitas khas bangsa Indonesia, yaitu Pancasila, sebagai rujukan karakter pelajar
Indonesia; dengan kompetensi yang sesuai dengan kebutuhan pengembangan sumber daya
manusia Indonesia dalam konteks perkembangan Abad 21.

Profil pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional. Profil
pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan
pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta
kompetensi peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Profil Pelajar Pancasila


Profil Pelajar Pancasila terdiri dari enam dimensi, yaitu:
★ Beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia,
★ Mandiri.
★ Bergotong-royong.
★ Berkebinekaan global.
★ Bernalar kritis.
★ Kreatif.

Keenam dimensi tersebut perlu dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan agar setiap
individu dapat menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku
sesuai nilai-nilai Pancasila.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Berdasarkan penjelasan di slide sebelumnya, kita dapat menyimpulkan
beberapa hal mengenai projek penguatan Profil Pelajar Pancasila, di
antaranya:

1. Bersifat lintas disiplin (Tidak terikat pada satu mata pelajaran).


2. Merupakan model pembelajaran yang melibatkan murid dalam proses
mengamati dan memikirkan solusi terhadap pemasalahan di lingkungan
sekitarnya.
3. Menggunakan pendekatan pembelajaran berbasis projek (project based
learning).
4. Memiliki perbedaan dengan pembelajaran berbasis projek di program
intrakulikuler dalam hal fleksibilitas struktur pembelajaran.
5. Bertujuan menguatkan berbagai kompetensi dalam Profil Pelajar Pancasila
(bukan untuk mencapai CP Bidang Studi).
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

B. Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila


Hal-hal yang perlu diketahui mengenai projek penguatan Profil Pelajar Pancasila

1. Dilaksanakan setiap tahun di semua tingkatan kelas.


2. Total alokasi waktu projek di jenjang dasar, menengah, diksus, dan kejuruan adalah 20-
30% dari keseluruhan total JP dalam satu tahun, sementara di PAUD alokasi kegiatan
projek dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan. (Projek di PAUD dilakukan dalam
konteks perayaan tradisi lokal, hari besar nasional, dan internasional.)
3. Tema-tema projek sudah ditentukan oleh pemerintah. Berangkat dari tema tersebut,
sekolah dapat mengembangkan topik spesifik yang sesuai dengan konteks kebutuhan.
4. Sekolah berwenang untuk merancang alokasi waktu kegiatan projek dan menyusun tim
kepanitiaan yang akan memfasilitasi kegiatan projek.
5. Pemerintah menyediakan beragam contoh modul projek. Pada tahap awal guru
diharapkan dapat mengadaptasi modul tersebut sesuai dengan kondisi dan kebutuhan
sekolah, sementara pada tahap lanjutan guru diharapkan dapat merancangnya secara
mandiri.
Sumber: Panduan Pengembangan Projek Penguatan
Profil Pelajar Pancasila, Kemendikbud 2021.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Dalam 1 tahun ajaran, projek penguatan profil pelajar Pancasila


dilakukan sekurang-kurangnya:

PAUD
- 2 projek dengan 2 tema berbeda di jenjang PAUD
Umum & Diksus
- 2 projek dengan 2 tema berbeda di SD/MI
- 3 projek dengan 3 tema berbeda di SMP/MTs dan SMA/MA kelas X
- 2 projek dengan 2 tema berbeda di kelas XI dan XII SMA/MA
SMK
- 3 projek dengan 2 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan di kelas X
- 2 projek dengan 1 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan di kelas XI
- 1 projek dengan tema Kebekerjaan di kelas XII SMK/MAK. (Kelas XIII pada SMK program 4 tahun
tidak mengambil projek penguatan profil pelajar Pancasila.)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tema-Tema Projek
Kearifan Lokal Rekayasa dan Teknologi Kewirausahaan Bhinneka Tunggal Ika
(SD/SDLB-SMA/ (SD-SMA/SMK) (SD-SMA/SMK) (SD-SMA/SMK)
SMALB/SMK)
Mengidentifikasi Mengenal belajar
Membangun rasa ingin Berkolaborasi dalam potensi ekonomi membangun dialog
tahu dan kemampuan melatih daya pikir kritis, di tingkat lokal penuh hormat tentang
inkuiri melalui kreatif, inovatif, sekaligus dan masalah yang keberagaman kelompok
eksplorasi tentang kemampuan berempati ada dalam agama dan kepercayaan
budaya dan kearifan untuk berekayasa pengembangan yang dianut oleh
lokal masyarakat membangun produk potensi tersebut, masyarakat sekitar dan
sekitar atau daerah berteknologi yang serta kaitannya di Indonesia serta nilai-
tersebut, serta memudahkan kegiatan dengan aspek nilai ajaran yang
perkembangannya. dirinya dan juga sekitarnya. lingkungan, sosial dianutnya.
dan kesejahteraan
masyarakat.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Gya Hidup Bangunlah Jiwa dan Suara Demokrasi Kebekerjaan


Berkelanjutan Raganya (SMP-SMA/SMK) (Tema wajib di SMK)
(SD-SMA/SMK) (SD- SMA/SMK)

Memahami dampaak Merefleksikan makna Membangun


dari aktivitas manusia, Membangun kesadaran demokrasi dan pemahaman terhadap
baik jangka pendek dan keterampilan untuk memahami ketenagakerjaan,
maupun panjang, memelihara kesehatan implementasi peluang kerja, serta
terhadap kelangsungan fisik dan mental, baik demokrasi serta kesiapan kerja untuk
kehidupan di dunia untuk dirinya maupun tantangannya dalam meningkatkan
maupun lingkungan orang sekitarnya konteks yang kapabilitas yang sesuai
sekitarnya. berbeda, termasuk dengan keahliannya,
dalam organisasi mengacu pada
sekolah dan/atau dalam kebutuhan dunia kerja
dunia kerja. terkini.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Perencanaan Pembelajaran
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Capaian Pembelajaran

 Capaian pembelajaran adalah kompetensi yang diharapkan dapat dicapai oleh


peserta didik di akhir fase untuk suatu mata pelajaran.

 Capaian Pembelajaran terdiri dari 6 fase (A-F) yang meliputi seluruh jenjang
pendidikan dasar dan menengah (SD, SMP, SMA/SMK).

 Satu fase berjarak 2-3 tahun untuk memberikan kesempatan belajar yang lebih
fleksibel dan mendalam.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Untuk Menganalisis CP Guru Perlu


 Berkolaborasi dengan guru 1 fase.

 Menurunkan CP menjadi tujuan-tujuan pembelajaran dengan tingkat kesulitan


materi yang berjenjang sehingga membetuk satu alur.

 Mengembangkan TP yang sudah mencakup aspek sikap, pengetahuan, dan


keterampilan, beserta materi/konten inti.

 Merangkai tujuan-tujuan pembelajaran dalam satu alur dengan mempertimbangkan


jenjang kedalaman materi, jenjang cakupan, dan jenjang kesulitannya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Capaian Pembelajaran PPKn


Fase A, Elemen Pancasila

Peserta didik dapat mengenali simbol-simbol Pancasila dan Lambang Negara Garuda
Pancasila, serta menceritakan hubungan simbol-simbol Pancasila dengan sila-sila
dalam Pancasila. Peserta didik juga dapat mengidentifikasi tugas dan peran dirinya
dalam kegiatan bersama. Ia dapat mengidentifikasi hal-hal yang dianggap berharga
dan penting bagi dirinya dan orang lain serta mulai bertanggung jawab untuk menjaga
hal yang berharga dan penting bagi dirinya tersebut. Selain itu menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan kesehariannya sesuai dengan perkembangan dan
konteks peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Capaian Pembelajaran PPKn


Fase D, Elemen Pancasila

Peserta didik dapat menjelaskan secara kronologis sejarah lahirnya Pancasila; memahami
fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa dan ideologi
negara; serta mengkaji implementasi Pancasila dalam kehidupan bernegara dari masa ke masa.
Peserta didik dapat menyelaraskan tindakan sendiri dengan tindakan orang lain untuk
melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan kelompok; memberi semangat kepada orang lain
untuk bekerja efektif dan mencapai tujuan bersama; dan mendemonstrasikan kegiatan
kelompok yang menunjukkan bahwa anggota kelompok dengan kelebihan dan kekurangannya
masing-masing dapat saling membantu memenuhi kebutuhan mereka. Peserta didik juga dapat
mengupayakan memberi hal yang dianggap penting dan berharga kepada orang-orang di
masyarakat tempat tinggal yang membutuhkan bantuan; dan menerapkan nilainilai Pancasila
dalam kehidupan kesehariannya sesuai dengan perkembangan dan konteks peserta didik
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Contoh Capaian Pembelajaran PPKn


Fase E, Elemen Pancasila
Peserta didik dapat membandingkan cara pandang para pendiri bangsa tentang rumusan dan isi
Pancasila; mengidentifikasi peluang dan tantangan penerapan nilai-nilai Pancasila dalam
kehidupan global; dan mengkaji penerapan niai-nilai Pancasila dalam kehidupan bermasyarakat
dan berbangsa. Peserta didik juga dapat menginisiasi sebuah kegiatan bersama dan
menetapkan tujuan dan target bersama; dan mengidentifikasi kekurangan dan kelebihan masing-
masing dalam anggota kelompok untuk memenuhi kebutuhannya. Peserta didik dapat
menganalisis hal-hal yang dianggap penting dan berharga yang dapat diberikan kepada orang-
orang yang membutuhkan di masyarakat luas, dalam skala negara dan kawasan, dan
menerapkan nilai-nilai Pancasila dalam kehidupan kesehariannya sesuai dengan perkembangan
dan konteks peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Yang Perlu Dipertimbangkan Saat Menyusun ATP:


 Kemampuan prasyarat. Perhatikan kemampuan prasyarat yang perlu dipelajari
peserta didik untuk menguasai kompetensi pada CP.
 Cakupan dan keluasan TP. Tujuan Pembelajaran sebaiknya tidak terlalu umum.
Pertimbangkan untuk memecah TP yang terlalu umum ke dalam beberapa TP.
 Keterkaitan antar TP. Perhatikan apakah materi dalam sebuah TP sudah cukup
didukung oleh materi dalam TP yang lain.

Misalnya: untuk menulis makalah penelitian peserta didik perlu mengetahui


perbedaan bentuk dan tujuan teks serta keterampilan membuat pertanyaan riset
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Capaian Pembelajaran ( CP )
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

ANALISIS CAPAIAN PEMBELAJARAN (CP) PPKn Fase D


ELEMEN CAPAIAN PEMBELAJARAN ( CP ) KOMPETENSI KONTEN
Pancasila Peserta didik dapat menjelaskan secara kronologis sejarah 1. 1.
lahirnya Pancasila; memahami fungsi dan kedudukan 2.. 2.
Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa Dst…. dst …
dan ideologi negara; serta mengkaji implementasi Pancasila
dalam kehidupan bernegara dari masa ke masa. Peserta didik
dapat menyelaraskan tindakan sendiri dengan tindakan orang
lain untuk melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan
kelompok; memberi semangat kepada orang lain untuk
bekerja efektif dan mencapai tujuan bersama; dan
mendemonstrasikan kegiatan kelompok yang menunjukkan
bahwa anggota kelompok dengan kelebihan dan
kekurangannya masing-masing dapat saling membantu
memenuhi kebutuhan mereka. Peserta didik juga dapat
mengupayakan memberi hal yang dianggap penting dan
berharga kepada orang-orang di masyarakat tempat tinggal
yang membutuhkan bantuan; dan menerapkan nilainilai
Pancasila dalam kehidupan kesehariannya sesuai dengan
perkembangan dan konteks peserta didik
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Tugas:
Buatlah satu kalimat TP dengan menggunakan salah satu KOMPETENSI dan KONTEN
pada analisis CP di atas

1.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Elemen Tujuan Pembelajaran Alokasi Waktu Materi Kelas …


(JP)
VII VIII IX

Catatan: Rumusan Tujuan Pembelajaran (TP) agar divariasikan dengan ;


1. KKO pada taxonomi Bloom (mengingat, memahami, menerapkan, menganalisis,
mengevaluasi/menilai, memcipta
2. HOTS : berpikir kritis, kreatif, komunikatif, dan kolaboratif.
3. Konten : materi fakta, konsep, prosedural
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Modul Ajar

Modul Ajar merupakan salah satu perangkat ajar yang digunakan untuk
merencanakan pembelajaran. Modul ajar sama seperti RPP, namun modul ajar
memiliki komponen yang lebih lengkap.

Modul ajar adalah sebuah dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media
pembelajaran serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit atau topik
berdasarkan alur tujuan pembelajaran.

Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih dan


memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai dengan konteks, kebutuhan dan
karakteristik peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Komponen Modul Ajar


Alur tujuan pembelajaran menjadi dasar bagi pendidik untuk menyusun perencanaan
pembelajaran atau modul ajar.  Pendidik memiliki keleluasaan untuk mengembangkan
modul ajar sendiri, memilih dan memodifikasi modul ajar yang tersedia sesuai dengan
konteks, kebutuhan dan karakteristik peserta didik.

Secara umum modul ajar memiliki  tiga komponen utama yaitu:


1. Tujuan Pembelajaran
2. Langkah-langkah Pembelajaran atau Kegiatan Pembelajaran
3. Asesmen Pembelajaran. 

Pendidik diperbolehkan apabila ingin mengembangkan modul ajar dengan komponen-


komponen tambahan di luar komponen wajib.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Asesmen
Prinsip Asesmen
1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi
pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik
untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut,
dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen
agar efektif mencapai tujuan pembelajaran
3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable)
untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang langkah
selanjutnya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

4. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik bersifat


sederhana dan informatif, memberikan informasi yang bermanfaat tentang
karakter dan kompetensi yang dicapai serta strategi tindak lanjutnya.

5 Hasil asesmen digunakan oleh peserta didik, pendidik, tenaga


kependidikan, dan orang tua sebagai bahan refleksi untuk meningkatkan
mutu pembelajaran
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pelaksanaan Asesmen

1. Asesmen diagnostik dilaksanakan di awal pembelajaran , awal lingkup materi


2. Asesmen formatif dilaksanakan Selama proses pembelajaran
3. Asesmen sumatif dilaksanakan:
 Selesai 1 lingkup materi (terdiri beberapa tujuan pembelajaran)
Pada akhir fase
Jika diperlukan untuk menguatkan konfirmasi capaian hasil belajar, asesmen
sumatif dapat dilakukan pada akhir semester, berfokus pada kompetensi yang
dipelajari selama satu semester.

Dalam pembelajaran intrakurikuler, pendidik diberikan keleluasaan dalam


merencanakan dan menggunakan jenis asesmen.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pelaksanaan Asesmen Formatif

Pelaksanaan asesmen formatif dapat dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:


 Dilaksanakan bersamaan dalam proses pembelajaran, yang, kemudian ditindaklanjuti
untuk memberi perlakuan berdasarkan kebutuhan peserta didik serta perbaikan
proses pembelajaran.
 Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik seperti observasi, performa (kinerja,
produk, proyek, portofolio), maupun tes.
 Tindak lanjut yang dilakukan bisa dilakukan langsung dengan memberikan umpan
balik atau melakukan intervensi.
 Pendidik dapat mempersiapkan berbagai instrumen seperti rubrik, catatan anekdotal,
lembar ceklist untuk mencatat informasi yang terjadi selama pembelajaran
berlangsung
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Pelaksanaan Asesmen Sumatif

Pelaksanaan asesmen sumatif dapat dilakukan dengan memperhatikan hal berikut:

 Sumatif dilakukan pada akhir lingkup materi untuk mengukur kompetensi yang
dikehendaki dalam tujuan pembelajaran dan pada akhir semester.
 Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik seperti portofolio, performa (kinerja,
produk, proyek, portofolio), maupun tes.
 Hasil sumatif dapat ditindak lanjuti dengan memberikan umpan balik atau
melakukan intervensi kepada peserta didik maupun proses pembelajaran yang
telah dilakukan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Teknik Asesmen

1. Observasi : Peserta didik diamati secara berkala, dengan fokus secara


keseluruhan maupun individu. Observasi bisa dilakukan dalam tugas
atau aktivitas rutin/harian.
2. Performa: Asesmen performa dapat berupa praktik, menghasilkan
produk, melakukan projek, dan membuat portofolio
3. Tes Tertulis/ Lisan: Bentuk tes tertulis/lisan dan kuis adalah bentuk
yang paling dikenal dari teknik asesmen ini
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

Terima kasih

Anda mungkin juga menyukai