Oleh
Drs. Erizonal
Fasilitator Program Sekolah Penggerak
Kemdikbud Ristek RI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Ice breaking
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Refleksi Diri
Program Sekolah Penggerak adalah upaya untuk mewujudkan visi Pendidikan Indonesia dalam
mewujudkan Indonesia maju yang berdaulat, mandiri, dan berkepribadian melalui terciptanya Pelajar
Pancasila.
Program Sekolah Penggerak berfokus pada pengembangan hasil belajar siswa secara holistik yang
mencakup kompetensi (literasi dan numerasi) dan karakter, diawali dengan SDM yang unggul (kepala
sekolah dan guru).
Program Sekolah Penggerak akan mengakselerasi sekolah negeri/swasta di seluruh kondisi sekolah
untuk bergerak 1-2 tahap lebih maju. Program dilakukan bertahap dan terintegrasi dengan ekosistem
hingga seluruh sekolah di Indonesia menjadi Program Sekolah Penggerak.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
1. Program kolaborasi antara Kemdikbud dengan Pemda, di mana komitmen Pemda menjadi kunci utama
2. Intervensi dilakukan secara holistik, mulai dari SDM sekolah, pembelajaran, perencanaan, digitalisasi,
dan pendampingan Pemda
3. Mencakup ruang lingkup semua kondisi sekolah, tidak hanya sekolah unggulan saja, baik negeri
maupun swasta
4. Pendampingan dilakukan selama 3 tahun ajaran, dan sekolah melanjutan tranformasi secara mandiri
5. Program dilakukan terintegrasi engan ekosistem hinga seluruh sekolah di Indonesia menjadi sekolah
penggerak
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
IKM Mandiri
Dengan paradigma baru ini, pembelajaran merupakan satu siklus yang berawal dari
pemetaan standar kompetensi, perencanaan proses pembelajaran, dan pelaksanaan
asesmen untuk memperbaiki pembelajaran sehingga peserta didik dapat mencapai
kompetensi yang diharapkan.
Peserta didik diposisikan sebagai objek pembelajaran sedangkan guru berposisi sebagai subjek yang
maha tahu dalam kelas. Hal ini berimplikasi pada perkembangan pengetahuan yang semakin tidak
dinamis. Karena kegiatan pembelajaran yang dilakukan terpaku pada konsep pembelajaran searah
Pembelajaran yang lebih menekankan pada kesadaran kritis peserta didik untuk memahami realitas
dunia dan alam sekitarnya. Adapun kegiatan pembelajaran yang diimplementasikan adalah
pembelajaran multi komunikasi dan cenderung dialogis. Pembelajaran ini berorientasi pada
pemecahan masalah yang dihadapi oleh peserta didik. Pembelajaran berorientasi pada kebutuhan dan
karakteristik peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Prinsip Pembelajaran
1. Pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan
tingkat pencapaian peserta didik saat ini, sesuai kebutuhan belajar, serta
mencerminkan karakteristik dan perkembangan yang beragam sehingga
pembelajaran menjadi bermakna dan menyenangkan
2. Pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk
menjadi pembelajar sepanjang hayat.
3. Proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta
didik secara holistic
4. Pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks,
lingkungan dan budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan masyarakat
sebagai mitra
5. Pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pembelajaran Berdiferensiasi
Pembelajaran Berdiferensiasi
Contoh kelas yang menerapkan pembelajaran berdiferensiasi adalah ketika proses pembelajaran
guru menggunakan beragam cara agar murid dapat mengeksploitasi isi kurikulum, guru juga
memberikan beragam kegiatan yang masuk akal sehingga murid dapat mengerti dan memiliki
informasi atau ide, serta guru memberikan beragam pilihan di mana murid dapat
mendemonstrasikan apa yang mereka pelajari.
Untuk menerapkan pembelajaran berdiferensiasi di kelas, yang harus dilakukan guru antara lain:
1. Melakukan pemetaan kebutuhan belajar berdasarkan tiga aspek, yaitu: kesiapan belajar,
minat belajar, dan profil belajar murid (bisa dilakukan melalui wawancara, observasi, atau
survey menggunakan angket, dll)
2. Merencanakan pembelajaran berdiferensiasi berdasarkan hasil pemetaan (memberikan
berbagai pilihan baik dari strategi, materi, maupun cara belajar)
3. Mengevaluasi dan erefleksi pembelajaran yang sudah berlangsung.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
SD/MI dapat mengorganisasikan muatan pembelajaran menggunakan pendekatan mata pelajaran atau
tematik.
Struktur kurikulum SMP/MTs terdiri atas 1 (satu) fase yaitu Fase D. Fase D yaitu untuk kelas VII, kelas
VIII, dan kelas IX. Struktur kurikulum SMP/MTs terbagi menjadi 2 (dua), yaitu:
2. Projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar 25% X total JP per tahun,
dengan rincian ( Kelas VII = 360 JP, Kelas VIII = 360 JP, dan Kelas IX = 320 JP )
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara muatan
maupun secara waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil
pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian
pembelajaran pada mata pelajaran
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
B. Projek penguatan profil pelajar Pancasila yang dialokasikan sekitar 30% X total JP per tahun (486 JP)
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan secara fleksibel, baik secara muatan maupun secara
waktu pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan
fase peserta didik, dan tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata pelajaran. Secara pengelolaan
waktu pelaksanaan, projek dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari semua mata
pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-masing projek tidak harus sama.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Profil pelajar Pancasila merupakan bentuk penerjemahan tujuan pendidikan nasional. Profil
pelajar Pancasila berperan sebagai referensi utama yang mengarahkan kebijakan-kebijakan
pendidikan termasuk menjadi acuan untuk para pendidik dalam membangun karakter serta
kompetensi peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Keenam dimensi tersebut perlu dilihat secara utuh sebagai satu kesatuan agar setiap
individu dapat menjadi pelajar sepanjang hayat yang kompeten, berkarakter, dan berperilaku
sesuai nilai-nilai Pancasila.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
PAUD
- 2 projek dengan 2 tema berbeda di jenjang PAUD
Umum & Diksus
- 2 projek dengan 2 tema berbeda di SD/MI
- 3 projek dengan 3 tema berbeda di SMP/MTs dan SMA/MA kelas X
- 2 projek dengan 2 tema berbeda di kelas XI dan XII SMA/MA
SMK
- 3 projek dengan 2 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan di kelas X
- 2 projek dengan 1 tema pilihan dan 1 tema Kebekerjaan di kelas XI
- 1 projek dengan tema Kebekerjaan di kelas XII SMK/MAK. (Kelas XIII pada SMK program 4 tahun
tidak mengambil projek penguatan profil pelajar Pancasila.)
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tema-Tema Projek
Kearifan Lokal Rekayasa dan Teknologi Kewirausahaan Bhinneka Tunggal Ika
(SD/SDLB-SMA/ (SD-SMA/SMK) (SD-SMA/SMK) (SD-SMA/SMK)
SMALB/SMK)
Mengidentifikasi Mengenal belajar
Membangun rasa ingin Berkolaborasi dalam potensi ekonomi membangun dialog
tahu dan kemampuan melatih daya pikir kritis, di tingkat lokal penuh hormat tentang
inkuiri melalui kreatif, inovatif, sekaligus dan masalah yang keberagaman kelompok
eksplorasi tentang kemampuan berempati ada dalam agama dan kepercayaan
budaya dan kearifan untuk berekayasa pengembangan yang dianut oleh
lokal masyarakat membangun produk potensi tersebut, masyarakat sekitar dan
sekitar atau daerah berteknologi yang serta kaitannya di Indonesia serta nilai-
tersebut, serta memudahkan kegiatan dengan aspek nilai ajaran yang
perkembangannya. dirinya dan juga sekitarnya. lingkungan, sosial dianutnya.
dan kesejahteraan
masyarakat.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Perencanaan Pembelajaran
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Capaian Pembelajaran
Capaian Pembelajaran terdiri dari 6 fase (A-F) yang meliputi seluruh jenjang
pendidikan dasar dan menengah (SD, SMP, SMA/SMK).
Satu fase berjarak 2-3 tahun untuk memberikan kesempatan belajar yang lebih
fleksibel dan mendalam.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Peserta didik dapat mengenali simbol-simbol Pancasila dan Lambang Negara Garuda
Pancasila, serta menceritakan hubungan simbol-simbol Pancasila dengan sila-sila
dalam Pancasila. Peserta didik juga dapat mengidentifikasi tugas dan peran dirinya
dalam kegiatan bersama. Ia dapat mengidentifikasi hal-hal yang dianggap berharga
dan penting bagi dirinya dan orang lain serta mulai bertanggung jawab untuk menjaga
hal yang berharga dan penting bagi dirinya tersebut. Selain itu menerapkan nilai-nilai
Pancasila dalam kehidupan kesehariannya sesuai dengan perkembangan dan
konteks peserta didik.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Peserta didik dapat menjelaskan secara kronologis sejarah lahirnya Pancasila; memahami
fungsi dan kedudukan Pancasila sebagai dasar negara, pandangan hidup bangsa dan ideologi
negara; serta mengkaji implementasi Pancasila dalam kehidupan bernegara dari masa ke masa.
Peserta didik dapat menyelaraskan tindakan sendiri dengan tindakan orang lain untuk
melaksanakan kegiatan dan mencapai tujuan kelompok; memberi semangat kepada orang lain
untuk bekerja efektif dan mencapai tujuan bersama; dan mendemonstrasikan kegiatan
kelompok yang menunjukkan bahwa anggota kelompok dengan kelebihan dan kekurangannya
masing-masing dapat saling membantu memenuhi kebutuhan mereka. Peserta didik juga dapat
mengupayakan memberi hal yang dianggap penting dan berharga kepada orang-orang di
masyarakat tempat tinggal yang membutuhkan bantuan; dan menerapkan nilainilai Pancasila
dalam kehidupan kesehariannya sesuai dengan perkembangan dan konteks peserta didik
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Capaian Pembelajaran ( CP )
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Tugas:
Buatlah satu kalimat TP dengan menggunakan salah satu KOMPETENSI dan KONTEN
pada analisis CP di atas
1.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Modul Ajar
Modul Ajar merupakan salah satu perangkat ajar yang digunakan untuk
merencanakan pembelajaran. Modul ajar sama seperti RPP, namun modul ajar
memiliki komponen yang lebih lengkap.
Modul ajar adalah sebuah dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media
pembelajaran serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit atau topik
berdasarkan alur tujuan pembelajaran.
Asesmen
Prinsip Asesmen
1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran, memfasilitasi
pembelajaran, dan menyediakan informasi yang holistik sebagai umpan balik
untuk pendidik, peserta didik, dan orang tua, agar dapat memandu mereka dalam
menentukan strategi pembelajaran selanjutnya.
2. Asesmen dirancang dan dilakukan sesuai dengan fungsi asesmen tersebut,
dengan keleluasaan untuk menentukan teknik dan waktu pelaksanaan asesmen
agar efektif mencapai tujuan pembelajaran
3. Asesmen dirancang secara adil, proporsional, valid, dan dapat dipercaya (reliable)
untuk menjelaskan kemajuan belajar dan menentukan keputusan tentang langkah
selanjutnya
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Pelaksanaan Asesmen
Sumatif dilakukan pada akhir lingkup materi untuk mengukur kompetensi yang
dikehendaki dalam tujuan pembelajaran dan pada akhir semester.
Pendidik dapat menggunakan berbagai teknik seperti portofolio, performa (kinerja,
produk, proyek, portofolio), maupun tes.
Hasil sumatif dapat ditindak lanjuti dengan memberikan umpan balik atau
melakukan intervensi kepada peserta didik maupun proses pembelajaran yang
telah dilakukan
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi
Teknik Asesmen
Terima kasih