Anda di halaman 1dari 131

KURIKULUM

MERDEKA

Di Sampaikan Oleh :
Dandan Irawani Lubis, S.Ag, M.Pd
Widyaiswara Ahli Madya
BIODATA
Nama Dandan Irawani Lubis, S.Ag, M.Pd

NIP 19720216 199703 2 002

Pangkat/Golongan Pembina Utama Muda/ IVc

Jabatan Widyaiswara Ahli Madya

Spesialisasi Rumpun IPA, Rumpun Kurikulum, Rumpun Penilaian, Rumpun TIK

Telp/WA 0813 7692 0450


DAFTAR ISI
01 02 03
Perubahan Paradigma
Pembelajaran Pengelolaan Pembelajaran
Teori Perubahan

04 05 06

Asesmen P5PPRA KOM


Saya dahulu pintar,
saya ingin mengubah dunia.

Sekarang saya bijaksana,


saya ingin mengubah diri saya sendiri.

~ Jalaluddin Rumi~(Filsuf)
MULAI DARI DIRI (REFLEKSI DAN
EVALUASI)
PERTANYAAN PEMANTIK

1. APA SAJA KOMPETENSI


GURU?
2. APA SAJA TUGAS UTAMA
GURU?
3. APA SAJA KERJA GURU?
KOMPETENSI GURU
KERJA HASIL KINERJA
1. Kepribadian GURU NK PREDIKET NPK
2. Sosial
MENDIDIK
3. Pedagogik Amat
91  100 125%
4. Profesional baik
MENGAJAR
Standar 76  90 Baik 100%
MEMBIMBING
Pendidik TUGAS UTAMA
GURU MENGARAHKAN 61  75 Cukup 75%

1.Perencanaan MELATIH 51  60 Sedang 50%


PBM
2.Pelaksanaan PBM MENILAI
3.Penilaian PBM ≤50 Kurang 25%
MENGEVALUASI
MEDIA GURU
DALAM PROSES PEMBELAJARAN
1. Membawa (Benda konkrit) ke kelas ORIGINAL

2. Membawa siswa ke lokasi (benda konkrit)


3. Memutar video/ film (ttg. benda konkrit)
4. Membawa boneka (ttg. benda konkrit)
5. Membawa gambar (ttg. benda konkrit)
6. Menceritakan (ttg. benda konkrit)
7. Menceramahi (ttg. benda konkrit)
8. Jika tidak mampu ceramah lagi
(Mengajukan Pensiun)
MODEL PEMBELAJARAN
Pendekatan Saintifik (Ilmiah)

Model Pembelajaran Lain:


1. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS PROYEK (PROJECT BASED LEARNING)
2. MODEL PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH (PROBLEM BASED
LEARNING)
3. MODEL PEMBELAJARAN PENEMUAN (DISCOVERY LEARNING)
4.Pembelajaran Pembelajaran Koperatif
Metode:
Demonstrasi, Diskusi,Tanya jawab, drill, cerita, dll
LINGKUNGAN
PEMBELAJARAN
ASLI
SESUAI PELAJARAN
MENARIK
MENYENANGKAN

10
Kurikulum 2013 Kurikulum Merdeka

Permendikbudristek No. 5 Tahun 2022


Ganti
Permendikbudristek No. 7 Tahun 2022
Ganti

Tetap

Permendikbudristek No. 16 Tahun 2022


Ganti
Ganti Permendikbudristek no 22 tahun 2023
Tetap
Tetap
Ganti Permendikbudristek No. 21 Tahun 2022
Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan berdasarkan kebijakan-
kebijakan berikut ini:

Kepmendikbudristek No.262/M/2022 ttg Perubahan Atas


Kepmendikbudristek No.56/M/2022

Pedoman Penerapan Kurikulum dalam Rangka Pemulihan


Pembelajaran
Pedoman
Penerapan
Memuat 3 opsi kurikulum yang dapat digunakan di satuan pendidikan
dalam rangka pemulihan pembelajaran beserta struktur Kurikulum
Kurikulum
Merdeka, aturan terkait pembelajaran dan asesmen, serta beban kerja
guru.

12
Memberikan kebebasan kepada Satuan Pendidikan untuk memilih Kurikulum yang akan digunakan dan
Menyediakan sistem bagi Satuan Pendidikan untuk dapat mempelajari Kurikulum Merdeka serta
menentukan implementasinya sesuai kesiapan

SEKOLAH DIBERIKAN KEBEBASAN MENENTUKAN KURIKULUM YANG AKAN DIPILIH DAN DAPAT
MENGIMPLEMENTASIKAN KURIKULUM MERDEKA SECARA BERTAHAP SESUAI KESIAPANNYA

Pilihan 1 Kurikulum 2013 secara penuh

Pilihan 2 Kurikulum Darurat (Kurikulum 2013 yang disederhanakan)

Pilihan 3 Kurikulum Merdeka

Adopsi Kurikulum Merdeka dilakukan secara bertahap.


Satuan pendidikan mempelajari Kurikulum Merdeka, melakukan penilaian diri dan menentukan pilihan implementasi Kurikulum Merdeka
sesuai kesiapan satuan pendidikan masing-masing. Ada 3 pilihan implementasi yang dapat dijalankan oleh Satuan Pendidikan:

Mandiri Belajar Mandiri Berubah Mandiri Berbagi

Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Menerapkan Kurikulum Merdeka Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan
Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti menggunakan perangkat ajar yang sudah mengembangkan sendiri berbagai
kurikulum satuan pendidikan (K-13) yang disediakan pada satuan pendidikan PAUD, perangkat ajar di satuan pendidikan PAUD,
sedang diterapkan pada satuan pendidikan kelas 1, 4, 7 dan 10. kelas 1, 4, 7 dan 10.
PAUD, kelas 1, 4, 7, dan 10.
Dasar Hukum IKM di Madrasah
Kementerian Agama menetapkan kebijakan
implementasi Kurikulum Merdeka pada
madrasah melalui Keputusan Menteri Agama
Nomor 347 Tahun 2022 Tentang Pedoman
Implementasi Kurikulum Merdeka pada
Madrasah.
Keputusan Kepala Badan Penelitian dan
Pengembangan, dan Pendidikan dan Pelatihan
Kementerian Agama No. 21 Tahun 2023 tentang
Pedoman Implementasi Kurikulum Merdeka Berbasis
Komunitas
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

APA ITU
KURIKULUM?
Kurikulum dapat dimaknai titik awal sampai titik akhir pengalaman belajar murid.

Kurikulum sebagai “ jantung atau isi pendidikan”, yaitu ‘apa saja yang akan murid
pelajari’. Jika tidak ada jantung atau isi pendidikan, maka tidak ada yang ‘memompa darah’
atau ‘kosong’.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

APA ITU KOMPONEN


KURIKULUM?
Ralph Tyler dalam bukunya “The basic principle Secara umum, komponen-komponen
of curriculum”, mengungkapkan setidaknya tersebut diklasifikasikan menjadi 3 hal yang
ada 4 komponen dalam kurikulum yaitu, digunakan di beberapa negara, yaitu;

1. Tujuan 1. Tujuan pembelajaran/konten


2. Konten 2. Panduan pedagogi
3. Metode/cara
3. Panduan asesmen
4. Evaluasi
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

APA PERAN DAN FUNGSI


KURIKULUM?
Peran kurikulum yaitu sebagai pedoman dan acuan kita dalam pembelajaran.

Fungsi kurikulum bagi guru, adalah untuk memandu dalam proses belajar
murid.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

APA ALASAN PERUBAHAN


KURIKULUM?
“Kurikulum yang baik adalah kurikulum yang
sesuai dengan zamannya”.
Kurikulum bersifat dinamis dan terus atau
sesuai konteks dikembangkan dan
diadaptasi karakteristik
membangun kompetensi sesuai kebutuhan demi
mereka: kini dan
di masa depan. murid,
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

ALASAN PERUBAHAN KURIKULUM


Perubahan dan perkembangan yang terjadi begitu cepat saat ini, menuntut kita
untuk selalu siap beradaptasi dengan perubahan tersebut dengan
meningkatkan beberapa kompetensi tertentu.
Proyeksi Pendidikan 2030 , kompetensi tidak hanya fokus pada aspek kognitif,
sikap, psikomotorik, tetapi juga ada value/nilai yang melengkapi kompetensi
murid.
Saat ini, kualitas literasi dan numerasi, kesehatan mental dan sosial emosional
murid merupakan pondasi atau prasyarat yang diperlukan murid untuk
membangun kompetensi transformatif murid dengan siklus belajar Antisipasi-
Aksi-Refleksi menuju pemelajar sepanjang hayat.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

MENGUTIP PERNYATAAN KI HAJAR


DEWANTARA:

“Memberi ilmu demi kecakapan “Maksud pendidikan itu adalah


hidup anak dalam usaha menuntun segala kekuatan kodrat
mempersiapkannya untuk yang ada pada anak-anak, agar
segala kepentingan hidup mereka dapat mencapai
manusia, baik dalam hidup keselamatan dan kebahagiaan yang
bermasyarakat maupun hidup setinggi-tingginya baik sebagai
berbudaya dalam arti seluas- manusia, maupun anggota
luasnya.” masyarakat.”
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

ALASAN PERUBAHAN KURIKULUM


Ketika kita merancang kurikulum, kita harus menempatkan kebutuhan, pendapat,
pengalaman, hasil belajar, serta kepentingan murid sebagai rujukan utama. Sejatinya,
kurikulum dirancang untuk murid.

Agar dapat mewujudkan seluruh kompetensi yang diharapkan dari kurikulum, semua pihak
harus berusaha secara kolaboratif. Misalnya:
1. Guru harus terus belajar memfasilitasi pembelajaran yang sesuai,
2. Orang tua harus terus memahami perkembangan murid dan kebutuhanya.
3. Begitu juga dengan pemerintah daerah, pemerintah pusat, dan semua yang bergerak
di bidang pendidikan juga harus terus mengikuti perkembangan kebutuhan murid.
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

MENGAPA KURIKULUM PERLU DIADAPTASI?


Keadaan sekolah dan sekitar kita memang berbeda-beda. Murid kita berbeda-beda,
pembelajaran seperti apa yang paling berhasil untuk masing-masing murid kita, boleh jadi
memang tak sama.
● Di mana sekolah kita berada?
● Apakah di tepi pantai?
● Apakah di tengah-tengah perkebunan?

● Apakah di tengah perkotaan yang padat penduduk dengan sosial yang beragam?

● Selama setahun belakangan, perubahan apa saja yang terjadi di sekitar


sekolah?
● Apakah ada bangunan yang baru didirikan?

● Apakah ada hal-hal yang mengubah kehidupan guru dan murid di sekolah?
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan,
Riset, dan Teknologi

MENGAPA KURIKULUM PERLU DIADAPTASI?


Perbedaan lingkungan dan ekosistem sekolah, ditambah pula dengan
perubahan yang terus terjadi di sekitar kita.
Hal-hal ini merupakan sebagian alasan mengapa kurikulum yang kita terima
dari pemerintah pusat harus melalui proses adaptasi terlebih dahulu.
Bentuk adaptasi kurikulum sesuai dengan kebutuhan murid-murid kita di
sekolah dapat diterjemahkan dalam Kurikulum Operasional Satuan
Pendidikan .

Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan adalah dokumen hidup, yang


dapat sewaktu-waktu disesuaikan dengan kebutuhan murid setelah proses
refleksi yang dilakukan oleh seluruh pemangku kepentingan
HAKIKAT MERDEKA
BELAJAR?
Hakikat Merdeka belajar, berdasarkan pemikiran pendidikan para pendiri bangsa Indonesia,
adalah mengakui hak-hak manusia secara kodrati untuk memperoleh pembelajaran dan
pengelaman secara bebas yang bertujuan menciptakan manusia yang berkarakter, manusia
baru dan masyarakat baru. Persamaan pemikiran merdeka belajar dari Soekarno, Hatta,
Sjahrir dan Dewantara adalah mendidik manusia dengan jiwa yang merdeka supaya menjadi
manusia yang berkarakter, bersumber dari kebudayaan dan kandungan dari bangsanya
sendiri, dan mempunyai objek pendidikan yaitu manusia.
FILOSOFI KURIKULUM MERDEKA?
Model pendekatan yang diterapkan pada tiap satuan pendidikan berbasis ketertarikan para
peserta didik sehingga, siswa diberikan kebebasan sepenuhnya untuk menentukan mata
pelajaran mana yang ia minati
Tujuannya adalah, agar siswa bisa lebih optimal dalam mengembangkan bakat serta
kemampuannya sesuai dengan bidang yang mereka minati masing-masing dengan output
maupun hasil karya positif yang mampu memberikan kontribusi bagi kemajuan bangsa.
Menitikberatkan pengembangan arah kemerdekaan berpikir bagi siswa.
Membangun suasana belajar dan proses pembelajaran yang lebih ramah bagi siswa dan
tidak membangun kesan memaksa .
Nuansa dalam aktivitas pembelajaran di sekolah dibuat seideal mungkin dengan menganut
konsep pembelajaran di luar kelas agar mampu dan efektif membangun kesan nyaman bagi
peserta didik sekaligus menarik minat siswa untuk lebih banyak berpartisipasi, berdiskusi tak
hanya kepada guru tapi juga dengan siswa lainnya.
Intrakurikul
Intrakurikuler Kokurikuler P5PPRA Ekstrakurikuler
er

Tujuan
Tujuan Tujuan Tujuan
Tujuan PROJEK Lintas
Pelajaran Penguatan pelajaran Minat dan Bakat
Ilmu

Perencanaan Perencanaan Perencanaan Perencanaan


Perencanaan
Modul AJAR Panduan Modul Projek Panduan

Proses Proses Proses Proses


Proses
Pembelajaran Bimbingan Belajar Aktifitas Kegiatan

Hasil
Hasil Hasil Hasil
Rapot Hasil
Rapot Profil Rapot Projek Rapot SKK
TEORY OF CHANGE
01
IMPLEMENTASI PERUBAHAN PARADIGMA
PENDIDIKAN MADRASAH
Pertanyaan Pemantik

Untuk apa sejatinya kita hidup?


Berapa lama kita hidup? Bagaimana di akhirat?
Bagaimana keseimbangan duniawi-ukhrawi?
Untuk apa murid belajar? Dan untuk apa guru mengajar?
Bagaimana mengelola praktik Pendidikan yang sesuai
dengan filosofi dimensi ukhrawi?
MAKNA KESEIMBANGAN DUNIAWI
DAN UKHRAWI

MANUSIAWI

5 Kg
AKHIRA 5 Kg
95 Kg AKHIRA DUNIA
T T
95 Kg
DUNIA

intervensi
PRESPEKTIF PENDIDKAN
1.
2.
ISLAM
Prespektif ibadah dalam praksis Pendidikan (niat)
Hubungan guru-murid diikat dengan mahabbah fillah
3. Penguatan Akhlak/karakter di atas ilmu (antara ilmu dan hidayah Ilahi)
4. Penguatan kecerdasan melalui adab ( Adab: guru-murid, murid-guru, diri sendiri, ketika
pembelajaran, dan media pembelajaran)
5. Keberkahan dan kemanfaatan ilmu dalam kehidupan
6. Hati sebagai focus utama Pendidikan (harmoni dan tazkiyatun nufus)
7. Pendekatan ‘ainir rahmah/ pandangan kasih sayang
8. Antara ikhtiyar pengkondisian dan hidayah Ilahi.
9. Bertauhid dalam praksis pendidikan: (takdir, iradah)
10. Sinergi do’a antar steakholder pendidikan
30
NILAI UKHROWI
Tauhid
Ikhlas
Mahabbah Fillah = cinta karena Allah
Mujahadah = bersungguh-sungguh
Riyadho = pengajaran/pelatihan
Tazkiyatun nufus = pensucian jiwa

31
DISKUSI
No Aspek Dimensi Kegiatan
Ukhrowi
1 Proses
2 Lingkungan
3 Output

32
Pengelolaan Pembelajaran
(Pembelajaran Berdiferensiasi)
Pembelajaran Berdiferensiasi
Dirancang sesuai Membangun
karakteristik peserta pembelajar
didik sepanjang hayat
Mendukung
pengembangan
kompetensi dan
Berorientasi pada karakter secara
dimensi ukhrowi holistik

PRINSIP Dirancang secara


kontekstual dengan
Berorientasi PEMBELAJARAN
melibatkan orang tua
pada masa depan dan komunitas sebagai
mitra

Pada kelas yang terdapat PDBK, pendidik merancang pembelajaran yang akomodatif, baik dari sisi
materi, metode, media/alat, durasi waktu, dan pengelolaan lingkungan belajar
Pembelajaran Berdiferensiasi:

Pelaksanaan pembelajaran yang disesuaikan dengan


keadaan/kondisi peserta didik, dengan tetap memberikan
hak pendidikan yang sama untuk semua peserta didik
sesuai dengan kebutuhan dan perbedaan setiap individu.
PEMBELAJARAN
BERDIFERENSIASI
Gaya
Kesiapan Belajar
Konten Proses
Belajar

Minat Lingkung
Produk
an

Keragaman Peserta Didik Elemen pembelajaran


berdiferensiasi
Konsep Capaian Pembelajaran
“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran yang harus dicapai peserta didik
pada setiap fase, dimulai dari Fase Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP
disusun untuk setiap mata pelajaran.”

Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase).
Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur untuk
mencapainya. Agar bisa menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal
keberangkatan para peserta didik.
Fase Fase A Fase B Fase C Fase D Fase E Fase F
Pondasi

PAUD/RA SD/MI/Paket SD/MI/Paket SD/MI/Paket SMP/Mts/ SMA/MA/ SMA/MA/


Pembagian A Kelas 1-2 A Kelas 3-4 A Kelas 5-6 Paket B Paket C Paket C
Kelas 7-9 Kelas 10 Kelas 11-12
Fase
FASE CAPAIAN PEMBELAJARAN BAGI
PDBK DENGAN HAMBATAN INTELEKTUAL

Jenjang/Kelas Usia Sedangkan Fase bagi PDBK


Fase
Non PDBK Mental
tanpa hambatan
A Kelas I-II MI ≤ 7 tahun intelektual menggunakan
Fase peserta didik pada
B Kelas III-IV MI umumnya dengan tetap
C Kelas V-VI MI ± 8 tahun mempertimbangan
fleksibilitas dan kondisi
D Kelas VII-IX MTs ± 9 tahun khususnya.
E Kelas X MA/MAK/MAPK

F Kelas XI-XII ± 10 tahun


MA/MAK/MAPK

Fase PDBK dengan hambatan intelektual didasarkan pada usia mental peserta didik.
SK Dirjen Pendis no 3211/2022

https://drive.google.com/file/d/1ILbv-TqqtqFE1_ZkSogdVbT97LfLvrY5/view?usp=sharing

Capaian Pembelajaran No 033 tahun 2022

https://drive.google.com/file/d/1uXEKWEsycdCT9g9HkjxrMyPR-8GpTbmV/view?usp=sharing
Tujuan Pembelajaran (TP) dan Alur Tujuan Pembelajaran
(ATP)
Merupakan rangkaian tujuan pembelajaran yang tersusun secara sistematis dan logis
menurut urutan dari awal hingga akhir fase.

Tujuan pembelajaran yang dikembangkan perlu dicapai peserta didik dalam satu atau lebih jam pelajaran, hingga akhirnya pada
penghujung Fase mereka dapat mencapai CP. Oleh karena itu, untuk CP dalam satu fase, pendidik perlu mengembangkan
beberapa tujuan pembelajaran.
Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan
alur tujuan pembelajaran. Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur tujuan pembelajaran yang dipetakan
memenuhi kriteria berikut ini:
Kompetensi Menggambarkan urutan pengembangan
kompetensi yang harus dikuasai secara
kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan, dan
utuh dalam satu fase.
keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik
Tujuan yang menunjukkan telah berhasil mencapai tujuan Kriteria
ATP menggambarkan cakupan dan
Pembelajaran pembelajaran. Alur Tujuan
tahapan pembelajaran yang linear dari
(TP) Pembelajaran
Lingkup materi awal hingga akhir fase.
terdiri atas: (ATP)
ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu ATP menggambarkan cakupan dan
dipahami di akhir satu unit pembelajaran tahapan pembelajaran yang
menggambarkan tahapan perkembangan
kompetensi dalam satu fase
TEKNIK PERUMUSAN TUJUAN PEMBELAJARAN

Merumuskan Tujuan Pembelajaran secara langsung melalui


1
Capaian Pembelajaran

Merumuskan Tujuan Pembelajaran dengan menganalisis


2 “kompetensi” dan “lingkup materi”pada Capaian
Pembelajaran

3 Merumuskan Tujuan Pembelajaran lintas elemen


Analisis CP, TP, ATP/ Silabus
Elemen CP Kompetensi Ruang Likup Materi TP KKTP/ ATP
IKTP
1 2 3 4 5 6
Penguatan Pilihan Dokumen Perencanaan Pembelajaran

Dokumen Perencanaan pembelajaran


Komponen minimum dalam
Komponen minimum dalam
dapat berupa: rencana pelaksanaan
modul ajar
pembelajaran
Rencana Pelaksanaan
1
Pembelajaran ● Tujuan pembelajaran (salah ● Tujuan pembelajaran (salah satu dari tujuan
satu dari tujuan dalam alur dalam alur tujuan pembelajaran)
2 Modul Ajar tujuan pembelajaran) ● Langkah-langkah atau kegiatan
pembelajaran. Biasanya untuk satu tujuan
● Langkah-langkah atau pembelajaran yang dicapai dalam satu atau
kegiatan pembelajaran. lebih pertemuan.
Biasanya untuk satu atau ● Rencana asesmen untuk di awal
Apabila pendidik menggunakan lebih pertemuan. pembelajaran beserta instrumen dan cara
modul ajar, maka ia tidak perlu ● Asesmen pembelajaran: penilaiannya
membuat RPP karena ● Rencana asesmen di akhir pembelajaran
Rencana asesmen untuk di
komponen-komponen dalam untuk mengecek ketercapaian tujuan
modul ajar meliputi
awal pembelajaran dan pembelajaran beserta instrumen dan cara
komponen-komponen dalam rencana asesmen di akhir penilaiannya
RPP. pembelajaran untuk ● Media pembelajaran yang digunakan,
mengecek ketercapaian termasuk misalnya bahan bacaan yang
tujuan pembelajaran digunakan, lembar kegiatan, video, atau
tautan situs web yang perlu dipelajari
peserta didik
KOMPONEN MODUL AJAR
ASESMEN PEMBELAJARAN

Sumatif
Formatif
Awal dan Di akhir
proses TP

Melihat
Pemetaan
Hasil
PENGUATAN: TEKNIK DAN INSTRUMEN
ASESMEN
Observasi
Teknik Asesmen Pembelajaran
Peserta didik diamati secara berkala, dengan fokus secara keseluruhan
maupun individu. Observasi bisa dilakukan dalam tugas atau aktivitas
rutin/harian.

Penilaian Kinerja (Performance Test)


“Terdapat berbagai teknik Asesmen performa dapat berupa praktik, menghasilkan produk,
dalam melakukan asesmen, melakukan projek, dan membuat portofolio.

pendidik diberikan keleluasaan Tes Tertulis

memilih teknik dan instrumen Teknik Asesmen Tes dengan soal dan jawaban disajikan secara tertulis.

agar asesmen selaras dengan


kegiatan pembelajaran. Tes Lisan

Sehingga hasil belajar peserta Pemberian soal/pertanyaan yang menuntut peserta didik menjawab
secara lisan, dan dapat diberikan secara klasikal ketika pembelajaran
didik valid dan dapat ditindak
lanjuti” Portofolio

Kumpulan dokumen hasil penilaian, penghargaan, dan karya peserta


didik dalam bidang tertentu yang mencerminkan perkembangan
(reflektif-integratif) dalam kurun waktu tertentu.
Teknik dan Instrumen Asesmen Rubrik

Pedoman yang dibuat untuk menilai dan mengevaluasi kualitas


capaian kinerja peserta didik. Capaian kinerja dituangkan dalam
bentuk kriteria atau dimensi yang akan dinilai yang dibuat secara
“Terdapat berbagai teknik bertingkat dari kurang sampai terbaik.

dalam melakukan asesmen, Ceklist


pendidik diberikan
keleluasaan memilih teknik Instrumen Daftar informasi, data, ciri-ciri, karakteristik atau elemen yang dituju.

dan instrumen agar asesmen Asesmen


Catatan Anekdotal
selaras dengan kegiatan
pembelajaran. Sehingga Catatan singkat hasil observasi pada peserta didik. Berisi catatan
performa dan perilaku peserta didik yang penting, disertai latar
hasil belajar peserta didik belakang kejadian dan hasil analisa dari observasi yang telah
dilakukan.
valid dan dapat ditindak
Grafik Perkembangan
lanjuti”
Grafik atau infografik yang menggambarkan tahap perkembangan
belajar peserta didik.
PENGUATAN: KARAKTERISTIK ASESMEN
Formatif Sumatif
● Terpadu dengan proses pembelajaran, ● Merupakan alat ukur untuk
Kedua memiliki sehingga asesmen formatif dan mengetahui pencapaian hasil
pembelajaran menjadi suatu kesatuan. belajar peserta didik dalam
kesamaan yaitu adanya Perencanaan asesmen formatif dibuat satu lingkup materi atau
menyatu dengan perencanaan periode tertentu, misalnya satu
umpan balik untuk pembelajaran; lingkup materi, akhir semester,
● Melibatkan peserta didik dalam atau akhir tahun ajaran;
pemberian intervensi pelaksanaannya (misalnya melalui ● Capaian hasil belajar untuk
penilaian diri, penilaian antarteman, dan dibandingkan dengan
kepada peserta didik refleksi metakognitif terhadap proses kriteria capaian yang telah
belajarnya); ditetapkan
maupun perbaikan ● Memperhatikan kemajuan penguasaan ● Digunakan pendidik atau
dalam berbagai ranah, meliputi sikap, satuan pendidikan untuk
proses pembelajaran pengetahuan, dan keterampilan, sehingga mengevaluasi efektivitas
dibutuhkan metode/strategi pembelajaran program pembelajaran.
berikutnya dan teknik/instrumen.
Penguatan: Kriteria Ketercapaian Tujuan Pembelajaran (KKTP)
• Pengolahan hasil penilaian dapat Dalam menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran
dilakukan dengan menganalisis secara (KKTP), ada beberapa hal penting yang perlu diperhatikan:
kuantitatif dan/atau kualitatif terhadap • Tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak
data hasil pelaksanaan penilaian yang (misalnya 75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria. Yang
berupa angka dan/atau deskripsi. paling disarankan adalah menggunakan deskripsi, namun
Pendidik perlu menentukan kriteria untuk jika dibutuhkan, pendidik diperkenankan untuk
memetakan ketercapaian tujuan menggunakan interval nilai (misalnya 70 - 85, 85 - 100, dan
pembelajaran. sebagainya).
• Kriteria yang digunakan untuk menentukan apakah peserta
• Untuk mengetahui apakah peserta didik didik telah mencapai tujuan pembelajaran dapat
telah berhasil mencapai tujuan dikembangkan menggunakan beberapa pendekatan; deskripsi
pembelajaran, pendidik perlu menetapkan kriteria, rubrik, dan interval nilai.
kriteria atau indikator ketercapaian
tujuan pembelajaran.
1. Menggunakan deskripsi kriteria
• Kriteria ini dikembangkan pendidikan
saat menyusun perencanaan 2. Menggunakan rubrik
pembelajaran, baik dalam bentuk
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
ataupun modul ajar. 3. Menggunakan interval nilai
Contoh Kriteria Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia


Fase C: “peserta didik mampu menulis laporan hasil pengamatan dan
wawancara”

1. Menggunakan deskripsi
kriteria

Kriteria:
Laporan peserta didik menunjukkan kemampuannya menulis teks
eksplanasi, hasil pengamatan, dan pengalaman secara jelas. Laporan
menjelaskan hubungan kausalitas yang logis disertai dengan argumen
yang logis sehingga dapat meyakinkan pembaca.
Contoh Kriteria Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran

Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta didik
mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”

2. Menggunakan rubrik
Contoh Kriteria Indikator Ketercapaian Tujuan Pembelajaran
Contoh salah satu tujuan pembelajaran mata pelajaran Bahasa Indonesia Fase C: “peserta
didik mampu menulis laporan hasil pengamatan dan wawancara”

3. Menggunakan interval
PENGOLAHAN HASIL ASESMEN
Bukti Perlu Cukup Baik Sangat Baik Kualitas
Tujuan Bimbinga (61-70) (71-80) (81-100)
Pembelajara n Bukti Kualitas Bukti Nilai
Nama Deskripsi
n (0-60) (Indikato (Indikator 2) (rerata)
r 1)
1. Mampu Belum Menguraikan Menguraikan Menguraikan
mengurai mampu 1 contoh 2 contoh lebih dari
kan menguraik manfaat manfaat 2 contoh Amar Baik Cukup
manfaat an sumber energi sumber energi manfaat (75) (69)
sumber manfaat sumber energi
energi sumber
energi
Badu Perlu Cukup
2. Mampu Memerluk Melakukan Melakukan Mampu Bimbinga (63)
melakuka an prosedur prosedur mengarahkan n
n bimbingan pengamatan pengamatan teman yang (55)
pengamat dalam secara secara mandiri lain dalam
an sesuai melakukan mandiri, dengan tepat melakukan
prosedur prosedur namun masih prosedur
pengamata ditemukan pengamatan
n 1 atau 2 kali Candra Sangat Baik
kesalahan Baik (80)
(95)
Asesmen sumatif dilaksanakan secara periodik setiap selesai satu atau lebih tujuan
pembelajaran. Hasil asesmen perlu diolah menjadi capaian dari tujuan
pembelajaran setiap peserta didik. Pendidik dapat menggunakan data kualitatif
Pendidik tidak mencampur penghitungan dari
sebagai hasil asesmen tujuan pembelajaran peserta didik, juga dapat menggunakan hasil asesmen formatif dan sumatif karena
data kuantitatif dan mendeskripsikannya secara kualitatif. Pendidik diberi asesmen formatif dan sumatif memiliki
keleluasaan untuk mengolah data kuantitatif, baik secara rerata maupun fungsi yang berbeda.
Asesmen formatif bertujuan untuk
proporsional.
memberikan umpan balik pada proses
sehingga asesmen formatif bukan menjadi
penentu atau pembagi untuk nilai akhir
Mengolah Hasil Asesmen dalam Satu Dalam mengolah dan menentukan hasil akhir
Tujuan Pembelajaran asesmen sumatif, pendidik perlu membagi
Pengolahan asesmennya ke dalam beberapa kegiatan
Hasil asesmen sumatif agar peserta didik dapat
menyelesaikan asesmen sumatifnya dalam
Asesmen kondisi yang optimal (tidak terburu-buru atau
Mengolah Capaian Tujuan tidak terlalu padat). Untuk situasi ini, nilai
Pembelajaran menjadi Nilai Akhir akhir merupakan gabungan dari beberapa
kegiatan asesmen tersebut
Mengolah Hasil Asesmen dalam Satu Tujuan Pembelajaran

Pendidik telah melaksanakan asesmen untuk salah satu tujuan pembelajaran mata Pendidik menentukan
pelajaran IPAS Fase C: Menyelidiki ragam sumber energi yang dapat
dimanfaatkan di lingkungan sekitar kriteria ketercapaian
Rubrik penilaiannya dapat dibuat sebagai berikut: tujuan pembelajaran
Bukti Tujuan Perlu Cukup Baik Sangat Baik
Pembelajaran Bimbingan (61-70) (71-80) (81-100) pada kualitas yang
(0-60)
diyakininya, misalkan
1. Mampu Belum mampu Menguraikan Menguraikan Menguraikan
menguraikan menguraikan 1 contoh 2 contoh lebih dari pada kualitas CUKUP,
manfaat manfaat manfaat manfaat 2 contoh
sumber sumber energi sumber energi sumber energi manfaat peserta didik dianggap
energi sumber energi
telah mencapai kriteria
2. Mampu Memerlukan Melakukan Melakukan Mampu mengarahkan tersebut.
melakukan bimbingan prosedur prosedur teman yang lain
pengamatan dalam pengamatan secara pengamatan dalam
sesuai melakukan mandiri, namun secara mandiri melakukan prosedur
prosedur prosedur masih dengan tepat Pengamatan
Pengamatan ditemukan 1 atau 2
kali
Kesalahan
Pengolahan Hasil Asesmen * peserta didik belum memenuhi kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.

Berdasarkan hasil asesmen TES untuk indikator 1 dan UNJUK KERJA untuk indikator 2 yang telah dilaksanakan
pendidik, untuk pengolahan hasil asesmen tujuan pembelajaran dapat disajikan seperti dalam tabel berikut ini

Kualitas Kualitas
Bukti Bukti Nilai
Nama Deskripsi
(Indikator (Indikator (rerata)
1) 2)

Amar Baik Cukup Mampu menguraikan 2 contoh manfaat sumber 72


(75) (69) energi dan dapat melakukan prosedur pengamatan
secara mandiri meskipun masih ditemukan 1 atau 2
kali kesalahan

Badu Perlu Cukup Belum mampu menguraikan manfaat sumber energi 59*
Bimbinga (63) tetapi dapat melakukan prosedur pengamatan
n secara mandiri meskipun masih ditemukan 1 atau 2
(55) kali kesalahan

Candra Sangat Baik Mampu menguraikan lebih dari 2 contoh manfaat 87,5
Baik (80) sumber energi serta dapat melakukan prosedur
(95) pengamatan secara mandiri dengan tepat

Pendidik menentukan kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran pada kualitas yang diyakininya, misalkan pada kualitas CUKUP,
peserta didik dianggap telah mencapai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran.
Pengolahan Hasil Asesmen
Mengolah Capaian Tujuan Pembelajaran menjadi Nilai
2 Akhir
Untuk mendapatkan nilai akhir mata pelajaran tersebut, data kuantitatif langsung diolah, sedangkan untuk deskripsi,
pendidik dapat memberikan penjelasan mengenai kompetensi yang sudah dikuasai peserta didik, mana kompetensi yang
belum dikuasai, dan dapat ditambahkan tindak lanjut secara ringkas bila ada.

Contoh Pengolahan Tujuan Pembelajaran menjadi Nilai Akhir dapat dilakukan melalui 2 cara berdasarkan bentuk datanya:

Cara 1
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan pembelajaran dengan data kuantitatif
(angka pencapaian)

Cara 2
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan pembelajaran dengan data kualitatif
(skala dengan deskriptor)
Pengolahan Hasil Asesmen
Cara 1
Misalnya, dalam 1 semester ada 6 tujuan
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan pembelajaran pembelajaran untuk mapel IPA, 7 tujuan
dengan data kuantitatif (angka pencapaian) pembelajaran untuk B.Indonesia, dan 5 tujuan
pembelajaran untuk mapel Agama (contoh
hanya 3 mapel, namun cara ini dapat berlaku
untuk semua mapel).

Asumsi: satuan pendidikan menggunakan


rentang nilai untuk ketercapaian tujuan
pembelajaran. Rentang ini bisa sama untuk
setiap mapel atau berbeda, tergantung
kesepakatan para pendidik di satuan
pendidikan.

Ketuntasan ditentukan untuk setiap tujuan


pembelajaran, bukan hasil akhir pengolahan
nilai sumatif per mata pelajaran.
Ketidaktuntasan ditandai (*) di tujuan
pembelajaran tertentu saja. Hal ini bertujuan
untuk mengkomunikasikan kepada orang tua
dan peserta didik tentang tujuan pembelajaran
mana yang belum dituntaskan oleh peserta
didik.
Pada contoh ini pendidik menyepakati bahwa rentang nilai 0-55 belum mencapai ketuntasan dan 56- 100 sudah mencapai ketuntasan.
Pengolahan Hasil Asesmen
Cara 2
Bila pengukuran pencapaian dilakukan untuk setiap tujuan pembelajaran
dengan data kualitatif (skala dengan deskriptor) Asumsi:
Penilaian tujuan pembelajaran ini dilakukan
dengan menggunakan rubrik 4 kategori
yaitu:
● Perlu bimbingan (1)
Tanda centang peserta didik masih kesulitan dan
iberikan sesuai sangat bergantung pada bimbingan
dengan rubrik ● Cukup (2)
ketercapaian yang peserta didik masih kesulitan dalam
ada pada masing- mencapai sebagian tujuan
pembelajaran
masing tujuan ● Baik (3)
pembelajaran peserta didik sudah menuntaskan
sebagian besar indikator tujuan
pembelajaran
Deskriptor tertera ● Sangat Baik (4)
pada rubrik peserta didik mengikuti pembelajaran
penilaian yang selanjutnya dan dilibatkan diberikan
telah disusun. pengayaan
LEMBAR KERJA: MENYUSUN
LAPORAN HASIL BELAJAR
Peserta Didik Sumatif TP 1 Sumatif TP 2 Sumatif TP 3 Sumatif Akhir Semester Nilai Akhir Semester
Terbiasa Membiasakan adab Terampil
mengucapkan hormat kepada menceritakan dan
kalimah tayyibah orang tua dan guru meneladani kisah
basmalah dan Nabi Muhammad
hamdalah SAW.
Alkaf Terbiasa Membiasakan Terampil Terbiasa mengucapkan
mengucapkan mempraktikkan menceritakan kisah kalimah tayyibah basmalah,
kalimah tayyibah adab hormat Nabi Muhammad adab kepada orang tua dan
basmalah dan kepada orang tua SAW. dan belum guru, serta terampil
belum terbiasa dan guru terbiasa menceritakan kisa Nabi
mengucapkan meneladaninya Muhammad SAW.
hamdalah
Jihan Terbiasa Membiasakan Terampil Terbiasa mengucapkan
mengucapkan mempraktikkan menceritakan dan kalimah tayyibah basmalah,
kalimah tayyibah adab hormat meneladani kisah adab kepada orang tua,
basmalah dan kepada guru dan Nabi Muhammad serta terampil menceritakan
hamdalah belum pada kedua SAW. dan meneladani kisa Nabi
orang tua Muhammad SAW.

Dari data hasil nilai sumatif tiap TP (Tujuan Pembelajaran) dan sumatif pada Akhir Semester
buatlah deskripsi nilai hasil belajar/akhir semester Ananda Alkaf dan Ananda Jihan!
Penguatan: Pengolahan Hasil Asesmen untuk Nilai Rapor
Contoh Data Kuantitatif
Pengolahan Hasil Asesmen untuk Nilai Rapor
Contoh Data Kualitatif
Penyusunan Deskripsi Capaian Pembelajaran (Rapor)

Terdapat 3 opsi dalam menyusun deskripsi capaian kompetensi pada rapor (1) berdasarkan CP, (2) berdasarkan TP-ATP, (3)
berdasarkan Materi Esensial. Ketiga opsi tersebut sebagai berikut:

Dalam penyusunan deskripsi capaian


kompetensi, pendidik harus
mengidentifikasi capaian kompetensi
tertinggi dan terendah. Untuk melihat
capaian kompetensi tertinggi ditandai
dengan warna hijau dan capaian
kompetensi terendah ditandai dengan
warna merah

Opsi 1 : Deskripsi Berdasarkan CP 1


Penyusunan Deskripsi Capaian Pembelajaran (Rapor)

Dalam penyusunan deskripsi capaian


kompetensi, pendidik harus
mengidentifikasi capaian kompetensi
tertinggi dan terendah. Untuk melihat
capaian kompetensi tertinggi ditandai
dengan warna hijau dan capaian
kompetensi terendah ditandai dengan
warna merah

2
Opsi 2 : Deskripsi Berdasarkan TP-ATP
Penyusunan Deskripsi Capaian Pembelajaran (Rapor)

Dalam penyusunan deskripsi capaian


kompetensi, pendidik harus
mengidentifikasi capaian kompetensi
tertinggi dan terendah. Untuk
melihat capaian kompetensi tertinggi
ditandai dengan warna hijau dan
capaian kompetensi terendah
ditandai dengan warna merah

Opsi 3 : Deskripsi mengambil dari poin-poin


penting dari materi yang sudah diberikan 3
Pengolahan Hasil Asesmen
Pelaporan hasil penilaian (asesmen) dituangkan dalam bentuk laporan kemajuan belajar. Laporan hasil
belajar merupakan dokumen yang disusun berdasarkan pengolahan hasil Penilaian.
Bentuk-bentuk laporan hasil belajar diantaranya:`

1 Rapor

2 Portofolio

3 Diskusi/Konferensi

4 Pameran Karya
Bentuk Laporan Hasil Belajar

1 Rapor
Sebagaimana diuraikan pada prinsip asesme, laporan hasil belajar hendaknya
bersifat sederhana dan informatif. Dapat memberikan informasi yang bermanfaat
tentang karakter dan kompetensi yang dicapai, serta strategi tindak lanjut bagi
pendidik, satuan pendidikan dan orang tua untuk mendukung capaian pembelajaran.

Komponen pada Rapor DIKDASMEN Catatan:


Format dapat disesuaikan
1. Identitas peserta didik
berdasarkan struktur kurikulum
2. Nama satuan pendidikan
3. Kelas
masing-masing jenjang.
4. Semester
5. Mata pelajaran Deskripsi capaian kompetensi
6. Nilai peserta didik berisi informasi
7. Deskripsi tentang kompetensi yang sudah
8. Catatan guru dicapai dan kompetensi yang
9. Presensi perlu ditingkatkan. Deskripsi
10. Kegiatan ekstrakurikuler. menggunakan kalimat positif dan
memotivasi.
Bentuk Laporan Hasil Belajar
2 Portofolio
Tujuan dari portofolio adalah kumpulan dokumen dari hasil
karya peserta didik. Isi portofolio adalah hasil karya peserta
didik yang dipilih oleh peserta didik, berdasarkan hasil diskusi
dengan pendidik. Portfolio bisa berupa foto, video, infografis,
poster atau karya apapun yang bukan berupa lembar soal -
jawaban.
Bentuk Laporan Hasil Belajar
3 Diskusi/Konferensi

Tujuan diskusi adalah berbagi


informasi antara pendidik, peserta
didik dan orang tua. Sekolah perlu
menentukan fungsi dari suatu diskusi
untuk dapat mengembangkan struktur,
dan kegiatannya melibatkan
menentukan target belajar. Diskusi
atau konferensi bisa dalam struktur
formal maupun informal.
Bentuk Laporan Hasil Belajar
4 Pameran Karya
Tujuan dari pameran karya adalah
sebagai perayaan proses belajar
peserta didik dan juga sebagai
asesmen sumatif. Pameran karya berisi
proses dari pembelajaran hingga produk
dari sebuah proyek belajar. Pameran
karya bisa mengundang orang tua
peserta didik, komunitas sekolah
maupun mengundang peserta didik dan
pendidik dari sekolah lain untuk saling
belajar dan mendapatkan umpan balik
dari audiens yang lebih luas selain
pendidik kelas
Mekanisme Kenaikan Kelas Apabila terdapat tujuan
pembelajaran pada mata
Dalam Kurikulum Merdeka penggunaan fase dalam Capaian pelajaran tertentu yang tidak
Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, Pembelajaran adalah salah satu alasan mengapa peserta didik tercapai sampai saatnya
atau sederajat, kenaikan kelas mempertimbangkan dapat terus naik kelas bersama teman-teman sebayanya kenaikan kelas, maka pada
pencapaian peserta didik pada semua mata pelajaran meskipun ia dinilai belum sepenuhnya mencapai kompetensi rapor peserta didik tersebut
dan ekstrakurikuler serta prestasi lain selama 1 yang ditetapkan dalam Capaian Pembelajaran di fase sebelumnya dituangkan nilai aktual yang
(satu) tahun ajaran atau tujuan pembelajaran yang ditargetkan untuk dicapai pada dicapai dan dideskripsikan bahwa
peserta didik tersebut masih
kelas tersebut.
a. Laporan kemajuan belajar yang mencerminkan memiliki tujuan pembelajaran
pencapaian peserta didik pada semua mata yang perlu ditindaklanjuti di
pelajaran
kelas berikutnya
b. Laporan pencapaian projek penguatan profil Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip mastery
pelajar Pancasila learning yang sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi
c. Portofolio atau pembelajaran sesuai tahap capaian (teaching at the right Dalam proses penentuan
d. Paspor keterampilan (skill passport) dan level). peserta didik tidak naik
rekognisi pembelajaran lampau pada peserta kelas, perlu dilakukan
didik jenjang SMK Setiap peserta didik mempelajari tujuan pembelajaran yang sama musyawarah dan pertimbangan
e. Prestasi akademik dan non-akademik dalam setiap pertemuan, namun bagi peserta didik yang tidak yang matang sehingga opsi
f. Ekstrakurikuler dapat mencapai kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran tidak naik kelas menjadi
g. Penghargaan peserta didik perlu ditindaklanjuti dengan memberikan perlakukan khusus. pilihan paling akhir apabila
h. Tingkat kehadiran Tidak seharus menunggu hingga tahun ajaran, tetapi perlu segera seluruh pertimbangan dan
diberikan. perlakuan telah dilaksanakan.
Isu-isu terkait Kenaikan Kelas
Contoh Isu Pertimbangan yang Diambil Sekolah Setiap peserta didik memiliki kecepatan
belajar yang berbeda-beda. Peserta didik
Peserta didik mempunyai tujuan Peserta didik dapat dipertimbangkan naik di kelas berikutnya dengan perlu diberi kesempatan dan keluasan
pembelajaran yang belum tuntas pendampingan tambahan untuk menyelesaikan tujuan pembelajaran yang
(ada tujuan-tujuan pembelajaran belum tercapai/tuntas.
waktu dalam mencapai tujuan
yang hasilnya belum memenuhi pembelajaran (TP) yang akan diukur pada
pencapaian minimum). satu fase tertentu. Apabila terdapat
peserta didik yang belum menuntaskan
Peserta didik mempunyai masalah Dapat dipertimbangkan dengan mengetahui alasan ketidakhadiran. Jika capaian tujuan pembelajaran pada tahapan
presensi/ketidakhadiran peserta didik tidak hadir karena kondisi keluarga (siswa yang membantu tertentu, seperti akhir semester atau akhir
yang banyak (Banyaknya jumlah orang tua bekerja karena alasan ekonomi) atau masalah kesehatan peserta
ketidakhadiran disepakati oleh didik, maka dapat dipertimbangkan naik dengan catatan khusus. Jika kelas maka peserta didik berhak
satuan pendidikan) alasan ketidakhadiran karena “malas”, meskipun kecil kemungkinan memperoleh kesempatan untuk belajar
untuk naik kelas; peserta didik tetap dapat dipertimbangkan naik dengan
catatan di rapor bagian sikap yang perlu ditindaklanjuti di kelas
pada tahapan selanjutnya (termasuk
berikutnya. Misalnya, permasalahan ketidakhadiran harus diselesaikan kenaikan kelas), dengan tetap
dalam jangka waktu satu tahun dengan cara konseling atau behavior menuntaskan tujuan pembelajaran yang
treatment lain. Khusus permasalahan ketidakhadiran, wali kelas harus
dapat mendeteksi permasalahan ini sedini mungkin, sehingga tidak terjadi belum diselesaikan.
penumpukan jumlah ketidakhadiran dari peserta didik di akhir semester.
P5PPRA
MENDESAIN P5-PPRA

Membentuk tim fasilitator P5-PPRA 1


Kepala satuan pendidikan menyusun tim fasilitator
projek. Tim ini berperan merencanakan dan
Mengidentifikasi tingkat kesiapan satuan
melaksanakan kegiatan projek untuk seluruh kelas. 2 pendidikan
Kepala satuan pendidikan bersama tim fasilitator
merefleksikan dan menentukan tingkat kesiapan
Merancang dimensi, tema, dan alokasi waktu P5-
PPRA
3 satuan pendidikan.
Tim Fasilitator menentukan fokus dimensi profil
pelajar Pancasila dan nilai Rahmatan lil alamin.
Tema projek serta merancang jumlah projek beserta Menyusun modul projek
alokasi waktunya. (Dimensi, nilai Moderasi
4
Beragamadan tema dipilih berdasarkan kondisi dan Tim fasilitator menyusun modul projek sesuai
kebutuhan satuan pendidikan). tingkat kesiapan satuan pendidikan dengan tahapan
umum: Menentukan sub-elemen (tujuan projek);
Merancang strategi pelaporan hasil 5 Mengembangkan topik, alur, dan durasi projek,
projek serta; Mengembangkan aktivitas dan asesmen
Tim fasilitator merencanakan strategi pengolahan dan projek
pelaporan hasil projek
TEMA-TEMA P5
Tema-Tema P5 pada PAUD/RA
1. Aku Sayang Bumi
2. Aku Cinta Indonesia
3. Kita semua bersaudara
4. Imajinasiku/Imajinasi dan Kreativitasku

Tema-Tema P5 pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK


1. Hidup Berkelanjutan
2. Kearifan Lokal
3. Bhinneka Tunggal Ika
4. Rekayasa dan Teknologi
5. Kewirausahaan
6. Bangunlah Jiwa dan Raganya
7. Suara Demokrasi
8. Kebekerjaan khusus SMK/MAK

0
Ketentuan
Merancang Alokasi
Waktu P5-PPRA
(KMA 347/2022)

Penghitungan alokasi waktu kegiatan P5-PPRA dengan menambah 20-30% dari dari total total Jam
Pelajaran (JP) selama 1 (satu) tahun.
Satuan Pendidikan dapat meranjang jadwal projek menggunakan opsi/pilihan pola
berikut:

Harian Mingguan Bulanan

Semesteran
CONTOH Catatan:
DESAIN WAKTU Contoh pilihan waktu berikut hanya simulasi pilihan waktu pelaksanaan projek. Untuk periode waktu
PELAKSANAAN belajar dapat disesuaikan dengan jenjang masing-masing.
P5-PPRA
Pilihan waktu pelaksanaan berikut dapat dipilih sesuai dengan kesiapan satuan pendidikan, tidak terikat
pada tahapan kesiapanMsatuan
A Rpendidikan.
ET 2022
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 2 3 4 5 6
UPACARA P5-PPRA
a. Menentukan satu
hari dalam
seminggu untuk
7 8 9 10 11 12 13
pelaksanaan projek
UPACARA Isra Mi'raj CUTI BERSAMA
(misalnya hari
Jumat). Seluruh jam 14 15 16 17 18 19 20
belajar pada hari itu HARI RAYA UPACARA P5-PPRA
digunakan untuk NYEPI
projek.

21 22 23 24 25 26 27
UPACARA P5-PPRA

28 29 30 31
UPACARA
No/ Kelas Waktu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu

1 07.15-07.50 Upacara

b, Mengalokasikan 2 07.50-08.25 Upacara


1-2 jam pelajaran
di akhir hari,
khusus untuk
mengerjakan 3 08.25-09.00
projek. Bisa
09.00-09.15 I S T I RAHAT
digunakan untuk
eksplorasi di Projek
sekitar satuan penguatan
I profil pelajar
pendidikan
sebelum peserta 4 09.15-09.50 Pancasila
didik pulang. Projek Projek
penguatan penguatan
-
profil pelajar profil pelajar
5 09.50--10.25 Pancasila Pancasila
Projek Projek Projek Projek Projek
penguatan penguatan penguatan penguatan penguatan
-
profil pelajar profil pelajar profil pelajar profil pelajar profil pelajar
6 10.25-11.00 Pancasila Pancasila Pancasila Pancasila Pancasila
Projek Projek Projek
penguatan penguatan penguatan
- - -
profil pelajar profil pelajar profil pelajar
7 11.00-11.35 Pancasila Pancasila Pancasila
c. Mengumpulkan dan memadatkan pelaksanaan tema dalam satu periode waktu (misalnya 2 minggu atau 1 bulan - tergantung jumlah
jam tatap muka projek yang dialokasikan pada setiap projeknya), di mana semua Tenaga Pendidik berkolaborasi mengajar projek
setiap hari selama durasi waktu yang ditentukan.

MAR ET 2 0 2 2
Minggu Senin Selasa Rabu Kamis Jumat Sabtu
1 2 3 4 5 6
UPACARA

7 8 9 10 11 12 13
UPACARA Isra Mi'raj CUTI BERSAMA

14 15 UPACARA 16 17 18 19 20
HARI RAYA Pelaksanaan P5- Pelaksanaan P5- Pelaksanaan P5- Pelaksanaan P5- Pelaksanaan P5- Pelaksanaan P5-
NYEPI PPRA PPRA PPRA PPRA PPRA PPRA

21 22 UPACARA 23 24 25 26 27
Pelaksanaan P5- Pelaksanaan P5- Pelaksanaan P5- Pelaksanaan P5- Pelaksanaan P5- Pelaksanaan P5-
PPRA PPRA PPRA PPRA PPRA PPRA

28 29 30 31
UPACARA
Contoh Pemetaan Dimensi-Nilai, Tema, dan Alokasi Waktu P5-PPRA

Di sebuah MA, kepala satuan pendidikan dan tim fasilitator memutuskan bahwa di tahun ajaran berjalan
dimensi profil pelajar Pancasila yang akan difokuskan adalah Berkebinekaan Global, Bergotong-
Royong, dan Bernalar Kritis. Sementara tema projek pilihannya adalah Bhinneka Tunggal Ika, Kearifan
Lokal, dan Kewirausahaan. Pemilihan dimensi dan tema tersebut berangkat dari kondisi dan kebutuhan
sekolah.

Berangkat dari hal tersebut, tim fasilitator yang bertugas di kelas X kemudian memetakan kegiatan
projek di kelasnya sebagai berikut:

Projek 1 Projek 2 Projek 3


Dimensi Berkebinekaan Berkebinekaan Bergotong-Royong
Global Global Kreatif
Bergotong-Royong Bernalar Kritis

Tema* Kearifan Lokal Bhinneka Tunggal Kewirausahaan


Ika
Alokasi Waktu** 100 JP 120 JP 140 JP
LEMBAR KERJA (LK) 1
1. Tentukan tema dalam projek madrasah!
2. Tentukan dimensi profil pelajar pancasila dan nilai profil pelajar rahaman lil alamin!

Projek 1 Projek 2 Projek 3

Dimensi P5

Nilai PPRA

Tema

Judul/Subtopik

Alokasi Waktu ….JP ……JP ……JP


Menyusun Modul P5-PPRA
08
Pemerintah menyediakan
beragam contoh modul
projek. Pada tahap awal guru
Mengadaptasi Modul yang Sudah
diharapkan dapat Membuat Modul secara
Ada
Mandiri
mengadaptasi modul tersebut
sesuai dengan kondisi dan Mengadaptasi modul yang sudah
Membuat modul secara
kebutuhan sekolah, sementara tersedia adalah pilihan awal bagi
mandiri adalah pilihan
pada tahap lanjutan guru sekolah yang belum terbiasa
lanjutan bagi sekolah yang
melaksanakan pembelajaran berbasis
diharapkan dapat sudah terbiasa
projek yang integratif dan
merancangnya secara mandiri. melaksanakan
kolaboratif.
pembelajaran berbasis
projek yang integratif dan
kolaboratif.
Komponen Modul P5-PPRA

Modul projek dilengkapi dengan komponen yang menjadi dasar dalam


proses penyusunannya serta dibutuhkan untuk kelengkapan pelaksanaan
pembelajaran. Modul projek setidaknya memiliki komponen sebagai berikut:

Profil Modul Tujuan Aktivitas Asesmen

● Tema dan topik atau ● Pemetaan dimensi, elemen, sub ● Alur aktivitas projek secara ● Instrumen pengolahan hasil asesmen
judul modul elemen Profil Pelajar Pancasila yang umum untuk menyimpulkan pencapaian
● Fase atau jenjang menjadi tujuan projek ● Penjelasan detail tahapan projek
sasaran ● Rubrik pencapaian berisi rumusan kegiatan dan asesmennya
● Durasi kegiatan kompetensi yang sesuai dengan fase
peserta didik (Untuk Pendidikan
Dasar dan Menengah)

Tim fasilitator memiliki kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul projek, untuk menyesuaikan
dengan kondisi sekolah dan kebutuhan peserta didik. Modul dapat diperkaya dengan menambahkan komponen
berikut:
●Deskripsi singkat projek
●Pertanyaan pemantik untuk memancing diskusi atau proses inkuiri peserta didik
●Alat, bahan, serta media belajar yang perlu disiapkan
●Referensi pendukung
CONTOH MENYUSUN TUJUAN P5-PPRA
Tema, Dimensi-Nilai dan Subelemen/Indikator Target Pencapaian Fase E

a. Fase :E 1. Mewujudkan rasa syukur dengan berinisiatif untuk


b. Tema : Kewirausahaan menyelesaikan permasalahan lingkungan alam sekitarnya
c. Durasi : 85 JP dengan mengajukan alternatif solusi dan mulai menerapkan
d. Dimensi P5 solusi tersebut.
1. Beriman dan bertakwa kepada Tuhan YME 2. Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau
2. Kreatif perasaannya dalam bentuk karya dan/atau tindakan, serta
mengevaluasinya dan mempertimbangkan dampak dan risikonya
d. Elemen:
bagi diri dan lingkungannya dengan menggunakan berbagai
3. Akhlak terhadap Alam perspektif.
4. Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
e. Subelemen yang disasar :
5. Menjaga Lingkungan Alam Sekitar Target pencapaian
6. Menghasilkan karya dan tindakan yang orisinal
diambil dari SK BSKAP
f. Nilai Rahmatan Lil Alamin: 1. 009/2022
Mengaktualisasikan sikap sopan, menghargai, dan menghormati
1. Berkeadaban (Ta’addub) yang lebih tua, serta menyayangi yang lebih muda sesuai dengan
2. Dinamis dan inovatif (Tathawwur wa Ibtikâr). nilai, hak, dan prinsip dalam peraturan serta adab yang berlaku
g. Sub-nilai: di lingkungan madrasah, masyarakat, negara, dan dunia
3. Keshalehan Sosial 2. Mampu mengekspresikan, ide serta mengembangkan gagasan
4. kreatif, inovatif, baru dalam bentuk lisan, tulisan, dan karya lainnya yang
dipublikasikan sehingga bisa diakses dan dimanfaatkan orang
lain.
MENYUSUN
MODUL PROJEK A. PROFIL MODUL
CONTOH MODUL
PROJEK Tema : Gaya Hidup Berkelanjutan
FASE E Topik : Sampahku Tanggungjawabku
Kelas :X
Total Waktu : 90 JP
DIMENSI, ELEMEN, SUB-
ELEMEN DAN NILAI B. TUJUAN
PROFIL PELAJAR PANCASILA Target Pencapaian Fase E dari Profil Pelajar Pancasila
• Dimensi: Beriman,bertakwa kepada tuhan • Mewujudkan rasa syukur dengan berinisiatif untuk menyelesaikan permasalahan lingkungan alam
yang maha esa, dan berakhlak mulia sekitarnya dengan mengajukan alternatif solusi dan mulai menerapkan solusi tersebut.

• Mengeksplorasi dan mengekspresikan pikiran dan/atau perasaannya dalam bentuk karya
Elemen: Akhlak kepada Alam
dan/atau tindakan, serta mengevaluasinya dan mempertimbangkan dampak dan risikonya bagi
• Sub Elemen: Menjaga lingkungan alam sekitar diri dan lingkungannya dengan menggunakan berbagai perspektif.
PPRA Target Pencapaian Fase E dari Profil Pelajar Rahmatan lil Alami
• Nilai: Ta`addub ▪ Mengaktualisasikan sikap sopan, menghargai, dan menghormati yang lebih tua, serta
• Indikator: Menunjukkansikap sopan santun menyayangi yang lebih muda sesuai dengan nilai, hak, dan prinsip dalam peraturan serta adab
kepada siapapun, menghormati dan yang berlaku di lingkungan madrasah, masyarakat, negara, dan dunia
menghargai yang lebih tua, serta ▪ Melakukan diseminasi berbagai kebaikan yang telah dilakukan di lingkungan madrasah
menyayangi yang lebih muda maupun di luar madrasah.
C. AKTIVITAS PROJEK
1. FIND/MENEMUKAN 3. DO/MELAKUKAN
• Orientasi, pemilihan topik, • Purwarupa (creativity,
perencanaan 6JP action, service) 8JP
• Refleksi awal 3JP • Ujicoba 12 JP
• Studi pustaka 6JP • Pelaksanaan 16JP
• Kunjungan 9 JP
2. IMAGINE/MEMBAYANGKAN 4. Share/ Membagikan
• Pengolahan data 3JP • Refleksi dan laporan alam
• Alternatif solusi 3JP bentuk pameran
• Presentasi hasil eksplorasi • 10JP
dan umpan balik (asesmen
formatif) 6JP
D. ASESMEN
• Asesmen sumatif (8JP)
Menyusun Rapor P5-PPRA
09 Prinsip Rancangan Rapor Rapor bersifat informatif dalam menyampaikan perkembangan peserta didik, namun
P5-PPRA tidak merepotkan pendidik dalam pengerjaannya.

Menunjukkan keterpaduan Tidak menjadi beban administrasi yang berat Kompetensi utuh

Rapor terdiri dari hasil Aspirasinya, penulisan rapor akan lebih sederhana, Penilaian dalam rapor
penilaian terhadap performa terlebih apabila dibantu teknologi. projek memadukan
peserta didik dalam projek. pengetahuan, sikap, dan
Teknologi "Report generator" di mana pendidik
keterampilan sebagai satu
Meskipun ada beberapa memasukkan judul projek, deskripsi singkat, dan
komponen. Deskripsi juga
disiplin ilmu terintegrasi dalam seluruh elemen Profil Pelajar Pancasila, dan hanya
disampaikan secara utuh
projek, namun bagian projek memberikan penilaian pilihan elemen profil yang
tanpa membedakan aspek
fokus pada keterpaduan berkaitan dengan projek tanpa harus menuliskannya.
tersebut.
pembelajaran dan Penulisan deskripsi proses peserta didik benar-benar
perkembangan karakter dan fokus pada hal unik dan istimewa yang layak
kompetensi sesuai profil direfleksikan, misalnya situasi di mana peserta didik
pelajar Pancasila mengambil keputusan yang bijak, perkembangan suatu
karakter yang sangat nyata dalam kurun waktu
tertentu, dsb.
Contoh Rubrik Asesmen P5-PPRA
10
Dokumentasi Kegiatan P5-PPRA;
Contoh Jurnal
Dokumentasi Kegiatan P5-PPRA;
Contoh Rubrik Portofolio
Intrumen
Perkembangan
Fase
Contoh Rapor

Keterangan:
1) MB: Mulai Berkembang,
2) B: Berkembang,
3) BSH: Berkembang Sesuai
Harapan,
4) SB: Sangat Berkembang
Miskonsepsi Konsep yang Benar

Tujuan pembelajaran projek dirumuskan secara Tujuan pembelajaran projek sudah ada di dalam
mandiri dengan hanya menyasar pada level dokumen profil pelajar Pancasila, menyasar pada
dimensi karakter profil pelajar Pancasila. level rumusan kompetensi untuk setiap jenjang.

Capaian fase dari dimensi Berkebinekaan Global,


elemen Mengenal dan Menghargai Budaya, sub
elemen Mendalami Budaya dan Identitas Budaya
Miskonsepsi Konsep yang Benar
Kegiatan integrasi dari berbagai mata pelajaran. Kegiatan lintas disiplin ilmu yang berada di luar pelajaran.

Kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila bukan integrasi dari berbagai
pelajaran, karena pelajaran (intrakurikuler) tujuan pembelajarannya mengacu pada CP,
sementara projek profil langsung mengacu pada rumusan kompetensi profil pelajar
Pancasila. Oleh karenanya, ketika menjadi fasilitator projek, guru-guru tidak lagi
berperan sebagai guru mata pelajaran.
Miskonsepsi Konsep yang Benar
Kegiatan projek profil wajib menghasilkan sebuah Produk akhir projek profil bisa berupa
produk dalam bentuk barang untuk dipamerkan aksi/kampanye dan tidak harus diakhiri oleh
dalam gelaran karya. sebuah pameran.

Kegiatan projek penguatan profil pelajar Pancasila menggunakan pendekatan


pembelajaran berbasis projek. Identifikasi perbedaan pembelajaran projek dan
pembelajaran berbasis projek pada tabel berikut:

Pembelajaran projek Pembelajaran berbasis projek


- Penekanan pada produk - Penekanan pada proses
- Kegiatan dikembangkan - Kegiatan dikembangkan dari
dari pelaksanaan isu yang sedang dieksplorasi
pembuatan produk - Umumnya perlu dilakukan
- Bisa dilakukan dalam waktu dengan waktu yang cukup
singkat (Beberapa memadai (Beberapa
pertemuan) pertemuan untuk setiap
tahapan alur)
MISKONSEPSI TERKAIT PROJEK PENGUATAN PROFIL
PELAJAR PANCASILA
❑ Tujuan pembelajarannya dirumuskan secara mandiri dengan hanya menyasar
pada level dimensi karakter profil pelajar Pancasila.
❑ Kegiatan integrasi dari berbagai mata pelajaran.
❑ Wajib menghasilkan sebuah produk dalam bentuk barang untuk dipamerkan
dalam galeri karya.
❑ Asesmen projek menyasar tema dan produk, bukan pada kompetensi sasaran.
Miskonsepsi Konsep yang Benar
Asesmen projek menyasar tema dan Asesmen fokus menyasar rumusan
produk, bukan pada kompetensi kompetensi profil pelajar Pancasila
sasaran. yang menjadi tujuan pembelajaran..

Ilustrasi: Kegiatan projek bertema Gaya Hidup Berkelanjutan yang menyasar dimensi Kemandirian dan Bernalar Kritis.
Aktivitas utama membuat poster mengenai pelestarian lingkungan.

Asesmen yang keliru: Mengukur kreativitas membuat poster. Kriteria penilaian berupa pemahaman konten mengenai
pelestarian lingkungan dan kerapian serta estetika dekorasi poster.

Asesmen yang tepat: Mengukur kemampuan selama proses pengerjaan poster. Kriteria penilaian berupa kemampuan
mengelola pekerjaan secara mandiri dan mengembangkan ide selama pembuatan poster.
KURIKULUM OPERASIONAL
MADRASAH

1. Rencana proses belajar yang diselenggarakan di madrasah,


sebagai pedoman seluruh penyelenggaraan pembelajaran.

2. Dikembangkan dan dikelola dengan mengacu kepada


struktur kurikulum dan standar yang ditetapkan oleh
Pemerintah dan menyelaraskannya dengan karakteristik dan
kebutuhan peserta didik, Madrasah, dan daerah.
Diskusi SOAR
Kekuatan : aset yang dimiliki madrasah
Peluang : peluang apa saja yang dimiliki untuk mengembangkan madrasah
Aspirasi : gambaran tentang apa yang ingin madrasah raih di masa depan
Hasil : hasil yang sudah terukur untuk diwujudkan (berisi daftar hasil yang sudah terukur
untuk diwujudkan)

Internal Eksternal

Kekuatan Peluang
Sekarang
… …

Aspirasi Hasil
Masa depan
… …
PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM OPERASIONAL DI MADRASAH

● Berpusat pada peserta didik, yaitu pembelajaran harus memenuhi keragaman potensi,
kebutuhan perkembangan dan tahapan belajar, serta kepentingan peserta didik.

● Kontekstual, menunjukkan kekhasan dan sesuai dengan karakteristik madrasah, konteks


sosial budaya dan lingkungan, serta dunia kerja dan industri (khusus MAK), dan
menunjukkan karakteristik atau kekhususan Peserta Didik Berkebutuhan Khusus (khusus
madrasah inklusif).

● Esensial, yaitu memuat semua unsur informasi penting/utama yang dibutuhkan dan
digunakan di madrasah. Bahasa yang digunakan lugas, ringkas, dan mudah dipahami.
AKUNTABEL, DAPAT DIPERTANGGUNGJAWABKAN KARENA BERBASIS
DATA DAN AKTUAL.
MELIBATKAN BERBAGAI PEMANGKU KEPENTINGAN.
PENGEMBANGAN KURIKULUM MADRASAH MELIBATKAN KOMITE
MADRASAH DAN BERBAGAI PEMANGKU KEPENTINGAN, ANTARA LAIN
GURU, ORANG TUA, ORGANISASI, BERBAGAI SENTRA, SERTA
INDUSTRI DAN DUNIA KERJA UNTUK MAK, DI BAWAH KOORDINASI
DAN SUPERVISI KEMENTERIAN AGAMA SESUAI DENGAN
KEWENANGANNYA.
PEMERATAAN DAN PENINGKATAN MUTU PENGEMBANGAN
KURIKULUM MADRASAH DIORIENTASIKAN SEBAGAI UPAYA
PEMERATAAN KESEMPATAN MEMPEROLEH LAYANAN PENDIDIKAN
DAN PENINGKATAN MUTU PENDIDIKAN YANG DAPAT MEMBERIKAN
AKSES PADA SEMUA PESERTA DIDIK DAN MENGHARGAI PERBEDAAN
TERMASUK PDBK
PRINSIP PENGEMBANGAN KOM CURAH PENDAPAT

• Kurikulum Merdeka memberikan otonomi,


kebebasan dan keluwesan kepada madrasah dalam
mengatur praktik pendidikan, agar berani melakukan
kreasi, inovasi dan terobosan dalam memajukan Menurut Bapak/Ibu,
bagaimana cara untuk
madrasah. mendorong madrasah
agar tidak
• Madrasah diberi keleluasaan untuk melakuan kreasi menganggap KOM
hanya sebatas
dan inovasi kurikululum untuk mengakomodir kepentingan
karakteristik, kekhasan, kebutuhan dan visi-misi administratif saja,
namun berguna untuk
madrasah. mewujudkan cita-cita
madrasah?
Komponen KOM

Komponen 1:
Komponen 3:
Analisis Komponen 2: Visi,
Misi, dan Tujuan Pengorganisasian
Karakteristik
Pembelajaran
Madrasah

Komponen 4:
Komponen 5:
Perencanaan
Pembelajaran Evaluasi
PROSES PENYUSUNAN
KOM BERSIFAT:
1. TETAP (mengacu kepada kerangka dasar kurikulum yang
ditetapkan oleh pemerintah pusat. Namun demikian, satuan
pendidikan diberikan kewenangan untuk melakukan kreasi
dan inovasi).
2. FLEKSIBEL/DINAMIS (mengembangkan kurikulum
operasional berdasarkan kerangka dan struktur kurikulum,
sesuai karakteristik dan kebutuhan masing-masing
madrasah yang berbeda).
Proses penyusunan kurikulum operasional bersifat
● TETAP (mengacu kepada kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah pusat), dan
● FLEKSIBEL/DINAMIS (mengembangkan kurikulum operasional berdasarkan kerangka dan struktur kurikulum,
sesuai karakteristik dan kebutuhan madrasah).

LANGKAH-LANGKAH PENYUSUNAN KURIKULUM OPERASIONAL (bagi yang belum pernah menyusun


Proses Penyusunan
kurikulum operasional di madrasah)
Kurikulum Operasional
di Madrasah

3
Menentukan
PENGORGANISASIAN
PEMBELAJARAN
4 5
Menyusun Merancang
1 2 RENCANA EVALUASI,
Menganalisis PEMBELAJARAN PENDAMPINGAN &
Merumuskan
konteks PENGEMBANGAN
VISI PROFESIONAL
Catatan: KARAKTERISTIK MISI
untuk MAK, langkah nomor 2 adalah MADRASAH TUJUAN
‘Merumuskan Visi, Misi, Tujuan
Keahlian’ dan MA Plus Keterampilan
dapat mengadaptasi evaluasi jangka pendek
(semester/tahunan)

evaluasi jangka panjang


(4-5 tahun)
LANGKAH-LANGKAH PENINJAUAN DAN REVISI KURIKULUM OPERASIONAL (bagi yang telah memiliki dokumen
kurikulum operasional di madrasah)

Proses Peninjauan
dan Revisi 1 3 5
Kurikulum Menganalisis Merancang
Operasional di konteks Meninjau EVALUASI,
Madrasah KARAKTERISTIK 2 PENGORGANISASI 4 PENDAMPINGAN &
MADRASAH AN PENGEMBANGAN
Meninjau Menyusun PROFESIONAL
PEMBELAJARAN
VISI RENCANA
MISI PEMBELAJARAN
TUJUAN

evaluasi jangka pendek


(semester/tahunan)

evaluasi jangka panjang


(4-5 tahun)
Catatan: untuk MAK, langkah nomor 2 adalah ‘Meninjau Visi, Misi, Tujuan Keahlian’ dan MA Plus Keterampilan dapat mengadaptasi.
5

MONITORING DAN EVALUASI


KURIKULUM MERDEKA
Evaluasi kurikulum operasional Madrasah dilakukan secara mandiri dan berkala oleh
madrasah.
Evaluasi Kurikulum Operasional Madrasah bertujuan untuk mengukur keberhasilan kepala
Madrasah dan pendidik dalam menjalankan seluruh program
pendidikan yang direncanakan dengan tujuan untuk memahami
apakah visi, misi dan tujuan Madrasah telah tercapai.
Evaluasi pembelajaran menjadi salah satu bagian penting dari evaluasi kurikulum
operasional Madrasah.
Proses ini dikelola oleh para kepala madrasah
dan/atau pendidik yang dianggap sudah mampu untuk
melakukan peran ini.
Evaluasi dilakukan secara bertahap dan mandiri agar
terjadi peningkatan kualitas secara berkelanjutan di Madrasah, sesuai dengan
kemampuan madrasah.
Lakukan Perancangan Evaluasi Pembelajaran dalam
Kurikulum Operasional

1.Menetapkan tujuan evaluasi yang akan dilakukan


2.Menetapkan data/informasi yang ingin didapatkan dalam
kegiatan peninjauan.
3.Menentukan bentuk asesmen yang akan dilakukan untuk
mendapatkan data/informasi yang diinginkan
4.Merancang aktivitas evaluasi yang bersifat reflektif dan dapat
dijadikan pengembangan bagi pendidik dan pelaksana
program.
5.Menggunakan alat penilaian pencapaian yang jelas dan
terukur.
Lakukan Rancangan Bentuk Pendampingan &
Pengembangan Profesional
• Pendampingan dan pengembangan profesional pendidik dalam pembelajaran
merupakan salah satu tindak lanjut dari evaluasi.
• Kepala Madrasah dan pengawas dapat memainkan peran dalam berbagai
contoh pendampingan dan pengembangan profesional yang bisa dilakukan di
Madrasah, seperti:
✔ Coaching: proses pendampingan untuk mencapai tujuan dengan menggali
pemikiran-pemikiran seseorang terhadap suatu masalah.
✔ Mentoring: proses pendampingan dengan berbagi pengalaman/pengetahuan
untuk mengatasi suatu kendala.
✔ Pelatihan: proses pendampingan dengan menguatkan pengetahuan dan
Keterampilan yang berkaitan dengan kinerja, dengan narasumber internal
atau eksternal (menyesuaikan dengan kemampuan Madrasah).
132

Anda mungkin juga menyukai