Anda di halaman 1dari 167

Diskusi

IMPLEMENTASI KURIKULUM MERDEKA

1. Instruktur Nasional Implementasi PPB – Pembelajaran Paradigma Baru


MUSTAFA 2. Fasilitator Nasional Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila dan Budaya Kerja (P5BK)
3. Narasumber Pelatihan Mandiri – Platform Merdeka Mengajar (PMM)
HP. 08124207707
Rabu, 28 Desember 2022

Link Materi:
https://bit.ly/IKM-SMA11Makassar
MUSTAFA

HP. 08124207707

3
MUSTAFA

HP. 08124207707

4
1 Konsep Kurikulum Merdeka dan Profil Pelajar Pancasila
MUSTAFA

HP. 08124207707

2 Struktur Kurikulum Merdeka

3 Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Operasional Sekolah


AGENDA

4 Pengembangan Perangkat Ajar/Modul Ajar KM

5 Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P4) dan P5

6 Pelaksanaan Asesmen Pembelajaran Paradigma Baru

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 5


1 Konsep Kurikulum Merdeka dan Profil Pelajar Pancasila
MUSTAFA

HP. 08124207707

2 Struktur Kurikulum Merdeka

3 Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Operasional Sekolah


AGENDA

4 Proses Pembelajaran Paradigma Baru

5 Pemahaman Pengembangan Perangkat Ajar Kurikulum Merdeka

6 Pelaksanaan Asesmen Pembelajaran Paradigma Baru

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 7


MUSTAFA

HP. 08124207707

“Prinsip utamanya adalah :


• berorientasi pada murid dengan memprioritaskan tumbuh
kembang anak secara utuh, mementingkan
pengembangan kompetensi dan karakter murid.
• Kurikulum Merdeka memudahkan dan mendorong guru
untuk berorientasi pada murid, misalnya berfokus pada
materi esensial, jadi materi tiap mata pelajaran lebih
sedikit sehingga guru tidak perlu terburu-buru dalam
mengajar.
• Guru bisa menggunakan metode yang lebih interaktif,
lebih mendalam, dan lebih menyenangkan
Anindito – Kepala BSKAP Kemendikbudristek RI
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 9
4 Langkah
Implementasi Kurikulum
Merdeka Jalur Mandiri

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 10


Implementasi Kurikulum Merdeka untuk pemulihan pembelajaran dilakukan berdasarkan
kebijakan-kebijakan berikut ini:

Permendikbudristek Permendikbudristek Kepmendikbudristek Keputusan Kepala Keputusan Kepala


No. 5 Tahun 2022 No. 7 Tahun 2022 No. 262 Tahun 2022 BSKAP BSKAP
No.033/H/KR/2022 No.009/H/KR/2022
Tahun 2022 Tahun 2022

Standar Kompetensi Standar Isi pada Pedoman Penerapan Capaian Pembelajaran pada Dimensi, Elemen dan Sub
Lulusan pada Pendidikan Anak Usia Kurikulum dalam Pendidikan Anak Usia Dini, Elemen Profil Pelajar
Pendidikan Anak Usia Dini, Jenjang Rangka Pemulihan Jenjang Pendidikan Dasar, Pancasila Pada Kurikulum
Dini, Jenjang Pendidikan Dasar, dan Pembelajaran dan Pendidikan Menengah Merdeka
Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah Pada Kurikulum Merdeka
Pendidikan Menengah

Standar kompetensi lulusan Standar Isi dikembangkan Memuat 3 opsi kurikulum Memuat Capaian Memuat penjelasan dan
melalui perumusan ruang yang dapat digunakan di Pembelajaran untuk semua tahap-tahap perkembangan
merupakan kriteria minimal
lingkup materi yang sesuai satuan pendidikan dalam jenjang dan mata pelajaran profil pelajar Pancasila yang
tentang kesatuan sikap, dengan kompetensi lulusan.
keterampilan, dan rangka pemulihan dalam struktur Kurikulum dapat digunakan terutama
Ruang lingkup materi
pengetahuan yang merupakan bahan kajian pembelajaran beserta Merdeka. untuk projek penguatan profil
menunjukkan capaian dalam muatan pembelajaran struktur Kurikulum Merdeka, pelajar Pancasila.
kemampuan peserta didik yang dirumuskan aturan terkait pembelajaran
berdasarkan: 1) muatan wajib dan asesmen, serta beban
dari hasil pembelajarannya
sesuai dengan ketentuan kerja guru.
pada akhir jenjang peraturan perundang-
pendidikan. SKL menjadi undangan; 2) konsep
acuan untuk Kurikulum 2013, keilmuan; dan 3) jalur,
Kurikulum darurat, dan jenjang, dan jenis pendidikan.
Kurikulum Merdeka. Standar Isi menjadi acuan
untuk Kurikulum 2013,
Kurikulum darurat, dan
Kurikulum Merdeka.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 11


Dalam pemulihan pembelajaran, sekarang sekolah diberikan kebebasan menentukan
kurikulum yang akan dipilih

Pilihan 1 Pilihan 2 Pilihan 3

Kurikulum 2013 Kurikulum Darurat Kurikulum


yaitu Kurikulum 2013
secara penuh yang disederhanakan Merdeka

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 12


Tiga Pilihan Implementasi Kurikulum Merdeka Jalur Mandiri
Satuan pendidikan menentukan pilihan berdasarkan Angket Kesiapan Implementasi Kurikulum Merdeka yang
mengukur kesiapan guru dan tenaga kependidikan. Tidak ada pilihan yang paling benar, yang ada pilihan yang
paling sesuai kesiapan satuan pendidikan. Semakin sesuai maka semakin efektif implementasi Kurikulum Merdeka.

Pilihan 1: Mandiri Belajar


Menerapkan beberapa bagian dan prinsip Kurikulum Merdeka, tanpa mengganti kurikulum
satuan pendidikan yang sedang diterapkan.

Pilihan 2: Mandiri Berubah


Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan
pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.

Pilihan 3: Mandiri Berbagi


Menerapkan Kurikulum Merdeka dengan mengembangkan sendiri berbagai perangkat ajar
di satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.

Kementerian
Kementerian Pendidikan,Kebudayaan,
Pendidikan, Kebudayaan, Riset,
Riset dan
danTeknologi
Teknologi 13
Pilihan 2: Mandiri Berubah
Menerapkan Kurikulum Merdeka menggunakan perangkat ajar yang sudah disediakan
pada satuan pendidikan PAUD, kelas 1, 4, 7 dan 10.
Keunggulan Kurikulum Merdeka

1 Lebih Sederhana dan Mendalam


Fokus pada materi yang esensial dan
pengembangan kompetensi peserta
didik pada fasenya. Belajar menjadi
lebih mendalam, bermakna, tidak
terburu-buru dan menyenangkan.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 15


Keunggulan Kurikulum Merdeka

2 Lebih Merdeka
Peserta didik: Tidak ada program peminatan
di SMA, peserta didik memilih mata pelajaran
sesuai minat, bakat, dan aspirasinya.

Guru: Guru mengajar sesuai tahap capaian


dan perkembangan peserta didik.

Sekolah: memiliki wewenang untuk


mengembangkan dan mengelola kurikulum dan
pembelajaran sesuai dengan karakteristik
satuan pendidikan dan peserta didik.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 16


Keunggulan Kurikulum Merdeka

3 Lebih Relevan dan Interaktif


Pembelajaran melalui kegiatan projek
memberikan kesempatan lebih luas
kepada peserta didik untuk secara
aktif mengeksplorasi isu-isu aktual
misalnya isu lingkungan, kesehatan,
dan lainnya untuk mendukung
pengembangan karakter dan
kompetensi Profil Pelajar Pancasila.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 17


Platform Merdeka Mengajar adalah platform edukasi yang menjadi teman penggerak untuk
guru dalam mewujudkan Pelajar Pancasila

Mengajar
Belajar
Berkarya

Kemendikbudristek bekerjasama dengan Gov Tech Edu - PT Telkom


Indonesia dalam mengembangkan Platform Merdeka Mengajar.

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi 18


Efektivitas kurikulum dalam kondisi khusus semakin menguatkan pentingnya
perubahan rancangan dan strategi implementasi kurikulum secara lebih
komprehensif
Rancangan dan
Arah Perubahan Kurikulum:
Implementasi Kurikulum Saat Ini:

Struktur kurikulum yang kurang fleksibel, jam Struktur kurikulum yang lebih fleksibel, jam
pelajaran ditentukan per minggu pelajaran ditargetkan untuk dipenuhi dalam satu
tahun
Materi terlalu padat sehingga tidak cukup waktu
untuk melakukan pembelajaran yang mendalam dan Fokus pada materi yang esensial, Capaian
yang sesuai dengan tahap perkembangan peserta Pembelajaran diatur per fase, bukan per tahun
didik
Memberikan keleluasaan bagi guru menggunakan
Materi pembelajaran yang tersedia kurang berbagai perangkat ajar sesuai kebutuhan dan
beragam sehingga guru kurang leluasa dalam karakteristik peserta didik
mengembangkan pembelajaran kontekstual
Aplikasi yang menyediakan berbagai referensi
Teknologi digital belum digunakan secara sistematis bagi guru untuk dapat terus mengembangkan
untuk mendukung proses belajar guru melalui praktik mengajar secara mandiri dan berbagi
berbagi praktik baik praktik baik.
Pembelajaran dengan paradigma baru
MUSTAFA
Pembelajaran dengan paradigma baru dirancang berdasarkan prinsip pembelajaran yang terdiferensiasi sehingga HP. 08124207707
setiap murid belajar sesuai dengan kebutuhan dan tahap perkembangannya

Mata pelajaran
● Pembelajaran terdiferensiasi
● Capaian pembelajaran disederhanakan
Beriman kepada Berkebinekaan ● murid memiliki cukup waktu untuk mendalami
Tuhan YME dan Global konsep dan menguatkan kompetensi
berakhlak mulia ● Guru leluasa memilih perangkat ajar sesuai
kebutuhan
Bergotong Dipelajari
Mandiri PELAJAR Royong melalui
PANCASILA
Pembelajaran berbasis projek
Bernalar
Kritis Kreatif ● Berorientasi pada pengembangan karakter dan
kompetensi umum
● Pembelajaran interdisipliner di luar kegiatan kelas
● Muatan lokal dikembangkan sesuai dengan isu
nasional dan global
1 Konsep Kurikulum Merdeka
MUSTAFA

HP. 08124207707

2 Struktur Kurikulum Merdeka

3 Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Operasional Sekolah


AGENDA

4 Proses Pembelajaran Paradigma Baru

5 Pemahaman Pengembangan Perangkat Ajar Kurikulum Merdeka

6 Pelaksanaan Asesmen Pembelajaran Paradigma Baru

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 2


Struktur Kurikulum
Pendidikan Anak Usía Dini (PAUD), Pendidikan Dasar, dan Pendidikan Menengah

1. Pembelajaran intrakurikuler. Kegiatan Secara pengelolaan waktu pelaksanaan,


pembelajaran intrakurikuler untuk setiap projek dapat dilaksanakan dengan
mata pelajaran mengacu pada capaian menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari
pembelajaran. semua mata pelajaran dan jumlah total
2. Projek penguatan profil pelajar waktu pelaksanaan masing-masing projek
Pancasila. Kegiatan khusus yang tidak harus sama.
ditujukan untuk memperkuat upaya Alokasi waktu untuk setiap projek penguatan
pencapaian profil pelajar Pancasila yang profil pelajar Pancasila tidak harus sama.
mengacu pada Standar Kompetensi Satu projek dapat dilakukan dengan durasi
Lulusan. waktu yang lebih panjang daripada projek
yang lain.
Muatan Lokal

Satuan pendidikan menambahkan muatan lokal yang ditetapkan oleh pemerintah daerah
sesuai dengan karakteristik daerah. Satuan pendidikan dapat menambahkan muatan
tambahan sesuai karakteristik satuan pendidikan secara fleksibel, melalui 3 (tiga) pilihan
sebagai berikut:

1. Mengintegrasikan ke dalam mata pelajaran lain;

2. Mengintegrasikan ke dalam tema projek penguatan profil pelajar Pancasila;


dan/atau

3. Mengembangkan mata pelajaran yang berdiri sendiri.


Struktur Kurikulum SMA
Struktur kurikulum SMA terdiri atas dua fase yaitu:
Satuan pendidikan wajib membuka kelompok
a. Fase E untuk Kelas X; dan mata pelajaran umum serta sekurang-
b. Fase F untuk Kelas XI dan Kelas XII. kurangnya 3 (tiga) kelompok mata pelajaran
pilihan. Setiap peserta didik wajib mengikuti:
Struktur kurikulum untuk SMA/MA terbagi menjadi dua, yaitu: a. seluruh mata pelajaran dalam kelompok
a. pembelajaran intrakurikuler; dan mata pelajaran umum; dan
b. projek penguatan profil pelajar Pancasila dialokasikan sekitar b. memilih 4 (empat) sampai dengan 5
30% (tiga puluh persen) total JP per-tahun. (lima) mata pelajaran dari minimal dua
kelompok mata pelajaran pilihan
Pelaksanaan projek penguatan profil pelajar Pancasila dilakukan (maksimal mata pelajaran pilihan yang
secara fleksibel, baik secara muatan maupun secara waktu diambil dari 1 (satu) kelompok mata
pelaksanaan. Secara muatan, projek profil harus mengacu pada pelajaran pilihan adalah 3 (tiga) mata
capaian profil pelajar Pancasila sesuai dengan fase peserta didik, dan pelajaran),disesuaikan dengan minat,
tidak harus dikaitkan dengan capaian pembelajaran pada mata bakat, dan aspirasi peserta didik.
pelajaran. Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek dapat
dilaksanakan dengan menjumlah alokasi jam pelajaran projek dari
semua mata pelajaran dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-
masing projek tidak harus sama.
Fase F Untuk Kelas XI dan Kelas XII

Di fase F, struktur mata pelajaran dibagi menjadi 5 (lima) kelompok utama, yaitu:

a. kelompok mata pelajaran umum. Setiap SMA/MA wajib membuka atau mengajarkan
seluruh mata pelajaran dalam kelompok ini dan wajib diikuti oleh semua peserta didik
SMA/MA.
b. kelompok mata pelajaran Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (MIPA). Setiap
SMA/MA wajib menyediakan paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran dalam kelompok ini.
c. kelompok mata pelajaran Ilmu Pengetahuan Sosial. Setiap SMA/MA wajib
menyediakan paling sedikit 3 (tiga) mata pelajaran dalam kelompok ini.
d. kelompok mata pelajaran Bahasa dan Budaya. Kelompok mata pelajaran ini dibuka
sesuai dengan sumber daya yang tersedia di SMA/MA.
e. kelompok mata pelajaran Vokasi dan Prakarya. Kelompok mata pelajaran Vokasi
dan Prakarya dibuka sesuai dengan sumber daya yang tersedia di SMA/MA.

Khusus untuk sekolah yang ditetapkan pemerintah sebagai sekolah keolahragaan atau seni,
dapat dibuka kelompok mata pelajaran Olahraga atau Seni, sesuai dengan sumber daya yang
tersedia di SMA/MA.
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMA/MA Kelas X
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit Alokasi per tahun Alokasi Projek TOTAL JP PER
(minggu) per tahun TAHUN * Diikuti oleh peserta didik
sesuai dengan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 agama/kepercayaan
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 masing-masing.

Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108


** Maksimal 2 JP
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 perminggu atau 72 JP
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 pertahun.
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72 *** Pembelajaran reguler
tidak penuh 36 minggu
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 114
untuk memenuhi alokasi
Matematika 108 (3) 36 114 projek (27 minggu untuk
IPA: Fisika, Kimia, Biologi 216 (6) 108 324 PPKn, Bahasa Inggris,
IPS: Sosiologi, Ekonomi, Sejarah, Geografi 288 (8) 144 432 Informatika, serta Seni dan
Bahasa Inggris 54 (2) ** 18 72 Prakarya).
PJOK 72 (2) 36 108
**** Satu JP beban belajar
Informatika 72 (2) 36 108
di SMP adalah 45 menit.
Seni dan Prakarya***: 54 (2) ** 18 72
(Seni Musik; Seni Rupa; Seni Teater; Seni Tari;
Prakarya adn kewirausahaan)
Muatan Lokal 72 (2) **** - 72**
Total*****: 1098 (32) 486 1584
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMA/MA Kelas XI
Alokasi pertahun Alokasi Projek TOTAL JP PER * Diikuti oleh peserta didik
Asumsi 1 Tahun = 36 minggu; 1JP=45 menit (minggu) per tahun TAHUN sesuai dengan
Kelompok Mata Pelajaran Umum: agama/kepercayaan
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 masing-masing.
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
** Pembelajaran reguler
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
kelas XI tidak penuh 36 (tiga
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108
puluh enam) minggu untuk
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 memenuhi alokasi projek 27
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi Pekerti* 72 (2) 36 108 (dua puluh tujuh) minggu
Pendidikan Pancasila 54 (2) ** 18 72 untuk Pendidikan Pancasila,
Bahasa Indonesia 108 (3) 36 114 Bahasa Inggris, Seni, dan
Sejarah.
Matematika 108 (3) 36 114
Bahasa Inggris 54 (2) ** 18 72 *** Satuan pendidikan
PJOK 72 (2) 36 108 menyediakan minimal 1
Sejarah 54 (2) ** 18 72 (satu) jenis seni (Seni Musik,
Seni dan Budaya***: 54 (2) ** 18 72 Seni Rupa, Seni Teater,
(Seni Musik; Seni Rupa; Seni Teater; Seni Tari; dan/atau Seni Tari). Peserta
Prakarya) didik memilih 1 (satu) jenis
Jumlah JP mata pelajaran umum: 576 (18) 216 792 seni (Seni Musik, Seni Rupa,
Kelompok Mata Pelajaran MIPA - 720-900 Seni Teater, atau Seni Tari).
Alokasi pertahun Alokasi Projek TOTAL JP PER TAHUN
(minggu) per tahun
Kelompok Mata Pelajaran MIPA:
● Biologi **** Alokasi masing-
● Kimia masing mata pelajaran
● Fisika pilihan (selain mata
● Informatika
pelajaran Prakarya dan
● Matematika tingkat lanjut
Kewirausahaan) yaitu 5
Kelompok Mata Pelajaran IPS: (lima) JP per minggu atau
● Sosiologi 180 (seratus delapan
● Ekonomi
puluh) JP per tahun.
● Geografi
● Antropologi
*****Paling banyak 2
Kelompok Mata Pelajaran Bahasa dan Budaya (dua) JP per minggu atau
● Bahasa Indonesia tingkat lanjut 720-900 (20-25) **** -
72 (tujuh puluh dua) JP
● Bahasa Inggris tingkat lanjut
● Bahasa Korea per tahun.
● Bahasa Arab
● Bahasa Mandarin ******Total JP tidak
● Bahasa Jepang termasuk mata pelajaran
● Bahasa Jerman Muatan Lokal dan/atau
● Bahasa Prancis
mata pelajaran
tambahan yang
Kelompok Vokasi dan Prakarya:
● Prakarya dan Kewirausahaan (budidaya, kerajinan, diselenggarakan oleh
rekayasa, atau pengolahan)***** satuan pendidikan.
● dsb. dikembangkan sesuai sumber daya yang tersedia

Muatan Lokal***** 72 (2) - 72


1296-1476 216 1.512-1692
Total*****:
(38-43)
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMA/MA Kelas XII
Alokasi pertahun Alokasi Projek TOTAL JP PER
* Diikuti oleh peserta didik sesuai
Asumsi 1 Tahun = 32 minggu; 1JP=45 menit (minggu) per tahun TAHUN
dengan agama/kepercayaan
Kelompok Mata Pelajaran Umum:
masing-masing.
Pendidikan Agama Islam dan Budi Pekerti* 64(2) 32 96
Pendidikan Agama Kristen dan Budi Pekerti* 64(2) 32 96 ** Pembelajaran reguler kelas XI
Pendidikan Agama Katolik dan Budi Pekerti* 64(2) 32 96 tidak penuh 36 (tiga puluh enam)
Pendidikan Agama Buddha dan Budi Pekerti* 64(2) 32 96 minggu untuk memenuhi alokasi
projek 27 (dua puluh tujuh) minggu
Pendidikan Agama Hindu dan Budi Pekerti* 64(2) 32 96
untuk Pendidikan Pancasila, Bahasa
Pendidikan Agama Khonghucu dan Budi 64(2) 32 96
Inggris, Seni, dan Sejarah.
Pekerti*
Pendidikan Pancasila 48(2) ** 16 64
*** Satuan pendidikan menyediakan
Bahasa Indonesia 96(3) 32 128 minimal 1 (satu) jenis seni (Seni
Matematika 96 (3) 32 128 Musik, Seni Rupa, Seni Teater,
Bahasa Inggris 48 (2) ** 16 64 dan/atau Seni Tari). Peserta didik
PJOK 64 (2) 32 96 memilih 1 (satu) jenis seni (Seni
Musik, Seni Rupa, Seni Teater, atau
Sejarah 48 (2) ** 32 64
Seni Tari).
Seni dan Budaya***: 48 (2) ** 16 64
(Seni Musik; Seni Rupa; Seni Teater; Seni Tari;
Prakarya)
Jumlah JP mata pelajaran umum: 512 (18) 192 704
Alokasi Waktu Mata Pelajaran SMA/MA Kelas XII

**** Alokasi masing-


masing mata pelajaran
Kelompok MIPA: Biologi, Kimia, Fisika, Informatika, Matematika 640-800(200-
- 640-800 pilihan (selain mata
Lanjutan
25)** pelajaran Prakarya dan
Kelompok IPS: Sosiologi, Ekonomi, Geografi, Antropologi Kewirausahaan) yaitu 5
Kelompok Bahasa dan Budaya: Bahasa Indonesia tingkat Lanjut,
(lima) JP per minggu atau
Bahasa Inggris tingkat Lanjut, Bahasa Korea, Bahasa Arab, - - 180 (seratus delapan puluh)
Bahasa Mandarin, Bahasa Jepang, Bahasa Jerman, Bahasa 22 - JP per tahun.
Prancis

Prakarya dan kewirausahaan (Budidaya, Kerajinan, Rekayasa *****Paling banyak 2 (dua)


- -
atau Pengolahan) *** JP per minggu atau 72
(tujuh puluh dua) JP per
Muatan Lokal 2 64(2)*** 64
tahun.
1.152-1.312(38-
Total per tahun**** 192 1.344-1.504
43) ******Total JP tidak
termasuk mata pelajaran
Muatan Lokal dan/atau
mata pelajaran tambahan
yang diselenggarakan oleh
satuan pendidikan.
1 Konsep Kurikulum Merdeka
MUSTAFA

HP. 08124207707

2 Struktur Kurikulum Merdeka

3 Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Operasional Sekolah


AGENDA

4 Proses Pembelajaran Paradigma Baru

5 Pemahaman Pengembangan Perangkat Ajar Kurikulum Merdeka

6 Pelaksanaan Asesmen Pembelajaran Paradigma Baru

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 3


MUSTAFA

HP. 08124207707

32
Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan

Kurikulum operasional yang dikembangkan menunjukkan


kesesuaian dengan karakteristik dan kebutuhan peserta didik,
satuan pendidikan, dan daerah. Dalam mengembangkan dan
mengelola kurikulum operasional, satuan pendidikan sebaiknya
melibatkan seluruh pemangku kepentingan, termasuk siswa,
komite sekolah, dan masyarakat.

Pemerintah menyediakan contoh-contoh kurikulum


operasional sekolah yang dapat dimodifikasi, dijadikan
contoh, atau rujukan untuk satuan pendidikan dalam
mengembangkan kurikulum operasionalnya.
Komponen Kurikulum Operasional Satuan Pendidikan
Komponen kurikulum operasional yang dikembangkan dan digunakan di satuan
pendidikan terdiri atas karakteristik satuan pendidikan, visi, misi, dan tujuan satuan
pendidikan, pengorganisasian pembelajaran, dan perencanaan pembelajaran.

Untuk dokumen rencana pelaksanaan pembelajaran ruang lingkup kelas, satuan


pendidikan dapat menggunakan, memodifikasi, atau mengadaptasi contoh modul ajar
yang disediakan Pemerintah, dan cukup melampirkan beberapa contoh Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)/modul ajar atau bentuk rencana kegiatan yang
mewakili inti dari rangkaian pembelajaran pada bagian Lampiran. Satuan pendidikan
memiliki keleluasaan untuk menentukan format dan sistematika penyusunan
kurikulum operasional satuan pendidikan.
Proses Penyusunan Kurikulum Operasional di Satuan Pendidikan Secara
Umum
TUJUAN PENDIDIKAN NASIONAL

SNP

Struktur Kurikulum
Capaian Pembelajaran
TETAP Prinsip Pembelajaran dan Asesmen
Ditetapkan oleh pemerintah pusat
Kerangka dasar kurikulum yang ditetapkan oleh pemerintah
pusat
. .

1 3
Menganalisis konteks Menentukan
KARAKTERISTIK PENGORGANISASIAN
SATUAN
PENDIDIKAN
2 PEMBELAJARAN
4
Merumuskan Menyusun
VISI RENCANA
FLEKSIBEL/DINAMI MISI PEMBELAJARAN
TUJUAN
S
Satuan pendidikan
mengembangkan kurikulum
operasional berdasarkan
kerangka dan struktur
kurikulum, sesuai karakteristik
dan kebutuhan satuan
pendidikan
DINAS
Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan UPT
MKKS
Sebelum mengembangkan kurikulum satuan pendidikan, sekolah perlu melakukan
Berikut adalah pilihan cara untuk
analisis karakteristik dan lingkungan belajar dengan menampung aspirasi anggota
mengumpulkan informasi
komunitas, dan menjadikan visi dan misi sebagai arahan yang disepakati oleh seluruh
● Kuesioner, dengan pertanyaan
warga satuan pendidikan.
disesuaikan dengan tujuan dan
sasaran yang dibutuhkan.
Prinsip-prinsip analisis lingkungan belajar:
● Wawancara, untuk mendapatkan
● Melibatkan perwakilan warga satuan pendidikan
data secara langsung.
● Menggunakan data-data yang diperoleh dari situasi nyata/kondisi satuan pendidikan
● Diskusi kelompok terpumpun
● Mengalokasikan waktu yang cukup untuk pengumpulan, pengorganisasian, analisis
(FGD) dengan mengundang
dan dokumentasi data
perwakilan dari seluruh warga
● Memilah informasi yang relevan dan menyimpulkan untuk mengembangkan strategi
satuan pendidikan dan tokoh
atau solusi
masyarakat.
● Observasi
Contoh informasi yang perlu didapatkan dalam analisis lingkungan belajar satuan
● Rapor pendidikan, terkait mutu dan
pendidikan:
hasil belajar, kompetensi dan kinerja
● Apa kekhasan daerah setempat yang penting untuk dilestarikan?
guru dan tenaga kependidikan, mutu
● Bagaimana peran satuan pendidikan sebagai bagian dari masyarakat setempat?
dan relevansi pembelajaran
● Apa dampak dari satuan pendidikan yang sudah dapat dirasakan saat ini (baik oleh
warga masyarakat maupun warga satuan pendidikan itu sendiri)?
Beberapa alat yang dapat digunakan
● Bagaimana peran satuan pendidikan dalam menyiapkan peserta didik mencapai profil
untuk menganalisis informasi:
Pelajar Pancasila?
● Analisis SWOT
● [SMK] Apa potensi daerah dan kondisi dunia kerja yang relevan?
● Root Cause
● Fish Bone
[CONTOH] Proses Analisis Karakteristik Satuan Pendidikan
Analisis lingkungan belajar Visi - Misi - Tujuan Analisis kebutuhan satuan pendidikan
DINAS
● Seperti apakah gambaran ideal tentang
UPT
Sumber daya alam, sosial, dan budaya
● Bagaimana mendokumentasikan masa depan dan ingin diwujudkan oleh MKKS
semua informasi sistem, sumber daya satuan pendidikan? Peserta didik
dan fasilitas dan mitra yang ada? ● Bagaimana satuan pendidikan bisa ● Siapa sajakah peserta didik yang ada di sekolah? Bagaimana
● Apakah ada sumber daya dari mencapai gambaran ideal tersebut? sekolah bisa mengklasifikasi peserta didik tersebut?
lingkungan sekitar yang dapat Berdasarkan apakah klasifikasi tersebut?
Review Visi Misi ● Dari klasifikasi tersebut, apa saja kebutuhan masing-masing
dimanfaatkan oleh satuan
● Bagian mana yang perlu ditajamkan dalam kelompok? Apakah ada kelompok tertentu yang memerlukan
pendidikan dalam proses belajar? visi dan misi? perhatian dan pendampingan yang lebih banyak?
● Apakah perlu membuat visi dan misi baru
Sumber pendanaan yang lebih sesuai dengan kondisi
● Bagaimana proses pendanaan satuan Guru dan tenaga kependidikan
lingkungan dan karakteristik peserta ● Profil atau kompetensi guru yang diperlukan untuk pembelajaran
pendidikan? didik??
● Bagaimana penggunaan dana ini? yang optimal menuju visi-misi sekolah
● Apa saja prioritasnya? ● Apa saja kelompok-kelompok guru dan tenaga kependidikan
Sistem dan kebijakan di daerah yang ada di satuan pendidikan? Apa saja kebutuhan setiap
● Apa saja visi, misi, dan tujuan daerah? Review Tujuan kelompok tersebut?
● Apa saja kebijakan satuan pendidikan ● Apa yang menjadi prioritas bagi satuan ● Apakah ada kelompok guru dan tenaga kependidikan yang
terkait indikator? pendidikan (atau program keahlian untuk membutuhkan bantuan/dampingan lebih banyak?
● Apa saja perubahan sistem yang SMK) dalam mendukung kompetensi ● Apakah guru siap memfasilitasi peserta didik dengan berbagai
terjadi? peserta didik? latar belakang dan kebutuhan?
● Apakah ada integrasi aktivitas untuk ● Apa yang mendasari tujuan ini?
mendukung pencapaian indikator? ● Kompetensi apa saja yang perlu dimiliki Sarana dan prasarana
oleh peserta didik? ● Apa saja sarana dan prasarana yang dibutuhkan untuk
Kemitraan ● Mengapa kompetensi ini dianggap pembelajaran yang optimal?
● Siapa saja pihak-pihak yang dapat penting? ● Apakah satuan pendidikan menjadi lingkungan yang aman dan
dilibatkan untuk mendukung program ● Apa saja keterampilan yang perlu dikuasai sehat (fisik dan mental) bagi warganya?
satuan pendidikan? (organisasi, peserta didik? ● Apakah satuan pendidikan memiliki perangkat yang memadai
komunitas, tokoh, dll.) ● Apa karakteristik individu yang ingin untuk menyelenggarakan pembelajaran yang optimal dan
dibangun? mengelola data?
● [SMK] Jabatan pekerjaan/okupasi apa saja
yang berpotensi untuk diisi oleh lulusan Strategi
1 Konsep Kurikulum Merdeka
MUSTAFA

HP. 08124207707

2 Struktur Kurikulum Merdeka

3 Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Operasional Sekolah


AGENDA

4 Pengembangan Perangkat dan Modul ajar KM

5 Pemahaman Pengembangan Perangkat Ajar Kurikulum Merdeka

6 Pelaksanaan Asesmen Pembelajaran Paradigma Baru

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 3


MUSTAFA

HP. 08124207707

40
Proses Perancangan Kegiatan Pembelajaran Kurikulum Merdeka
MUSTAFA

HP. 08124207707
Ilustrasi Alur Tujuan Pembelajaran
MUSTAFA

HP. 08124207707
Langkah Mendesain ATP
Pengertian Capaian Pembelajaran

“Capaian Pembelajaran (CP) merupakan kompetensi pembelajaran


yang harus dicapai peserta didik pada setiap fase, dimulai dari Fase
Fondasi pada PAUD. Untuk Pendidikan dasar dan menengah, CP
disusun untuk setiap mata pelajaran.”
(lihat: Keputusan Menteri Republik Indonesia Nomor 56/M/2022 tentang Pedoman
Penerapan Kurikulum dalam rangka Pemulihan Pembelajaran)

Pemerintah hanya menetapkan tujuan akhir per fase (CP) dan waktu tempuhnya (fase).
Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan strategi dan cara atau jalur
untuk mencapainya. Agar bisa menentukan strategi yang sesuai, kita perlu tau titik awal
keberangkatan para peserta didik.
Sistematika Capaian Pembelajaran

• Rasional
• Tujuan
• Karakteristik
• CP
Komponen CP 1

Rasional Mata Pelajaran Tujuan Mata Pelajaran Karakteristik Mata Pelajaran


● Alasan mempelajari mapel Kemampuan yang perlu ● Deskripsi umum tentang apa yang
tersebut dicapai pelajar setelah dipelajari dalam mata pelajaran
● keterkaitan antara Mapel mempelajari mata ● Elemen-elemen (strands) atau 2
dengan salah satu (atau lebih) pelajaran tersebut domain mata pelajaran serta
Profil Pelajar Pancasila deskripsinya

Capaian dalam setiap fase secara keseluruhan Capaian setiap fase menurut elemen 3
Kompetensi pembelajaran yang harus dicapai Dibuat dalam bentuk matriks. Setiap elemen
peserta didik pada setiap fase. Dibuat dalam dipetakan menurut perkembangan siswa
bentuk pernyataan yang disajikan dalam paragraf
yang utuh.
4
Cara Menggunakan
Capaian Pembelajaran
M

Jika dianalogikan dengan sebuah perjalanan berkendara,


CP memberikan tujuan umum dan ketersediaan waktu
untuk mencapainya (fase).
T
Untuk mencapai tujuan tersebut, setiap pengemudi
memiliki kebebasan untuk memilih jalur, cara, dan alat
untuk menempuh perjalanan tersebut, yang disesuaikan
dengan titik keberangkatan, kondisi, kemampuan, dan W
kecepatan masing-masing.

Dalam mencapai CP, kita perlu membangun kompetensi


untuk melakukan perjalanan tersebut agar tiba di tujuan
Sumber gambar: https://www.theaa.com/driving-school/driving-
lessons/advice/show-me-tell-me
T
pada waktu yang ditentukan. Setiap satuan pendidikan
dipersilakan mengatur strategi efektif untuk mencapai CP,
sesuai
Sumber: dengan
OECD (2018) kemampuan dan potensinya.
F
Garis finish CP ada di akhir kelas 12. Untuk mencapai garis M
finish tersebut, pemerintah membuatnya ke dalam 6 etape
yang disebut fase. Setiap fase lamanya 1-3 tahun.
Penggunaan istilah “fase” dilakukan untuk
membedakannya dengan kelas karena peserta didik di satu
kelas yang sama bisa jadi belajar dalam fase pembelajaran T
yang berbeda.
Fase memberikan keleluasaan dan keadilan bagi guru dan
siswa untuk menyesuaikan rancangan pembelajaran
dengan tahapan perkembangan, kemampuan, minat, W
konteks, dan kecepatan belajar siswa (Teaching at The
Right Level). sumber gambar: https://momobil.id/news/penjelasan-arti-indikator-huruf-di-
speedometer-mobil/
Dengan penggunaan Fase, diharapkan siswa akan dapat
memiliki waktu lebih panjang untuk memahami dan T
mendalami konsep-konsep dan keterampilan untuk
mencapai sebuah kompetensi yang dibangun CP.
Sumber: OECD (2018)

F
Untuk mencapai tujuan tersebut, Pemerintah menetapkan Kerangka
Dasar Kurikulum yang terdiri dari Struktur Kurikulum, Capaian
Pembelajaran, dan Prinsip Pembelajaran dan Asesmen.
M
Bentuk Pemahaman dalam CP
Prinsip penyusunan CP menggunakan pendekatan konstruktivisme
yang membangun pengetahuan dan berdasarkan pengalaman nyata T
dan kontekstual. Menurut teori belajar konstruktivisme (constructivist
learning theory), pengetahuan bukanlah kumpulan atau seperangkat
fakta-fakta, konsep, atau kaidah untuk diingat.
W
Konsep “Memahami” dalam Capaian Pembelajaran (CP) dalam
konstruktivisme adalah proses membangun pengetahuan melalui
pengalaman nyata. Pemahaman tidak bersifat statis, tetapi berevolusi
T
dan berubah secara konstan sepanjang siswa mengonstruksikan
pengalaman-pengalaman baru yang memodifikasi pemahaman
sebelumnya
Sumber: OECD (2018)

F
Identifikasi hasil yang diinginkan - CP, TP, dan ATP

Bagaimana penggunaan CP pada satuan


pendidikan?
Capaian Pembelajaran
CP dirumuskan dalam bentuk Fase, bukan per tahun
CP selalu berpusat pada siswa, bukan pada ketuntasan materi

Jenjang PAUD Jenjang SD Jenjang SMP Jenjang SMA/SMK


Fase Fondasi (Usia 5- • Fase A (Kelas 1-2 Fase D (Kelas 7-9 SMP) • Fase E (Kelas 10 SMA)
6 tahun) SD) • Fase F (Kelas 11-12
• Fase B (Kelas 3-4 SMA)
SD)
• Fase C (Kelas 5-6
SD)
Arti Elemen dalam
Capaian Pembelajaran
Elemen Dalam CP M

Setiap CP suatu mata pelajaran memiliki beberapa elemen


atau kelompok kompetensi esensial yang berlaku sama untuk
semua fase pada mata pelajaran tersebut.
T
Masing-masing elemen tersebut memiliki capaian per fasenya
sendiri yang saling menunjang untuk mencapai pemahaman
yang dituju.
Elemen sebuah mata pelajaran mungkin saja sama atau W
berbeda dengan mata pelajaran lainnya.

Contoh:
T
• Dalam CP PAUD terdapat elemen Nilai Agama dan Budi
Pekerti, Jati Diri, dan Dasar-dasar Literasi, Matematika,
Sumber: OECD (2018) Sains, Teknologi, Rekayasa, dan Seni.
• Dalam CP Matematika terdapat elemen Bilangan, Aljabar, F
Pengukuran, Geometri, dan Analisis Data dan Peluang.
Contoh Capaian Pembelajaran: Seni Rupa

Di akhir fase C, peserta didik mampu menuangkan


pengalamannya melalui visual sebagai ekspresi kreatif
secara rinci, ditandai penguasaan ruang dengan
penggunaan garis horizon dalam karyanya. Diharapkan pada
akhir fase ini, proses kreatif dan kegiatan apresiasi peserta
didik telah mencerminkan penguasaan terhadap bahan,
alat, teknik, teknologi dan prosedur yang mewakili
perasaan dan empati peserta didik.
Contoh: Elemen CP mapel Seni Rupa
Elemen Fase A Fase B Fase C

Berpikir dan Siswa mampu mengenali dan membiasakan diri Siswa mulai terbiasa secara mandiri menggunakan Siswa secara mandiri menggunakan berbagai
Bekerja Artistik dengan berbagai prosedur dasar sederhana untuk berbagai prosedur dasar sederhana untuk berkarya prosedur dasar sederhana untuk berkarya dengan
berkarya dengan aneka pilihan media yang tersedia dengan aneka pilihan media yang tersedia di aneka pilihan media yang tersedia di sekitar. Siswa
2
di sekitar. Siswa mengetahui dan memahami sekitar. Siswa mengetahui, memahami dan mulai mengetahui, memahami dan konsisten
keutamaan faktor keselamatan dalam bekerja konsisten mengutamakan faktor keselamatan mengutamakan faktor keselamatan dalam bekerja.
dalam bekerja

Mengalami Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan Siswa mampu mengamati, mengenal, merekam dan
menuangkan pengalaman kesehariannya secara menuangkan pengalaman kesehariannya secara menuangkan pengalaman kesehariannya secara
visual dengan menggunakan bentuk-bentuk dasar visual dengan menggunakan garis pijak dan proporsi visual dengan menggunakan konsep ruang, garis
3
geometris. Siswa mengeksplorasi alat dan bahan walaupun masih berdasarkan penglihatan sendiri. horison, pemahaman warna, keseimbangan (balance)
dasar dalam berkarya. Siswa juga mengenali Siswa dapat menggunakan alat, bahan dan prosedur dan irama/ritme (rhythm). Siswa dapat menggunakan
prosedur dasar dalam berkarya dasar dalam berkarya. dan menggabungkan alat, bahan dan prosedur dasar
dalam berkarya

Menciptakan Siswa mampu menciptakan karya dengan Siswa mampu menciptakan karya dengan Siswa mampu menciptakan karya dengan
mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni mengeksplorasi dan menggunakan elemen seni mengeksplorasi, menggunakan dan menggabungkan
rupa berupa garis, bentuk dan warna
4
rupa berupa garis, bentuk, tekstur, ruang dan warna. elemen seni rupa yang telah dipelajari. Siswa mulai
menggunakan garis horizon. Selain itu, siswa mulai
menunjukkan pemahaman warna, keseimbangan dan
irama/ritme dalam karya
Contoh: Elemen CP mapel Seni Rupa
Elemen Fase A Fase B Fase C

Merefleksikan Siswa mampu mengenali dan Siswa mampu mengenali dan Siswa mampu mengenali dan
menceritakan fokus dari karya yang menceritakan fokus dari karya yang menceritakan fokus dari karya yang
diciptakan atau dilihatnya (dari teman diciptakan atau dilihatnya (dari teman diciptakan atau dilihatnya (dari teman 2
sekelas karya seni dari orang lain) serta sekelas karya seni dari orang lain atau era sekelas karya seni dari orang lain atau era
pengalaman dan perasaannya mengenai atau budaya tertentu) serta pengalaman atau budaya tertentu) serta pengalaman
karya tersebut. dan perasaannya mengenai karya tersebut dan perasaannya mengenai karya tersebut

3
Berdampak Siswa mampu menciptakan karya sendiri Siswa mampu menciptakan karya sendiri Siswa mampu menciptakan karya sendiri
yang sesuai dengan perasaan atau yang sesuai dengan perasaan,minat atau yang sesuai dengan perasaan,minat atau
minatnya konteks lingkungannya konteks lingkungannya

4
Pengertian Kompetensi dalam
Capaian Pembelajaran
M

6 Aspek/Facet Pemahaman merupakan cara untuk mengkonfirmasi


pemahaman siswa atas apa yang telah mereka pelajari dan tidak
hirarkis/bukan merupakan siklus. T

Jika siswa melakukan salah satu dari keenam Aspek/Facet Pemahaman ini
(mampu menjelaskan, menginterpretasi, menerapkan/mengaplikasikan,
berempati, memiliki sebuah sudut pandang, atau memiliki pengenalan diri), W
berarti mereka telah mendemonstrasikan sebuah tingkat pemahaman.

6 Aspek/Facet Pemahaman ini merupakan modal untuk menentukan Tujuan


T
Pembelajaran (TP), menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP), menentukan
asesmen, dan instruksi yang tepat.
Sumber: OECD (2018)

F
6 aspek pemahaman (Wiggins and Tighe, 2005)
M
6 facet of understanding; merupakan bentuk-bentuk pemahaman yang digunakan dalam CP. Tidak harus hirarkis

Penjelasan Mendeskripsikan suatu ide dengan kata-kata sendiri, membangun hubungan antar topik,
Explanation mendemonstrasikan hasil kerja, menjelaskan alasan/cara/prosedur , menjelaskan sebuah teori
menggunakan data, berargumen dan mempertahankan pendapatnya.
T
Interpretasi Menerjemahkan cerita, karya seni, atau situasi. Interpretasi juga berarti memaknai sebuah ide,
Interpretation perasaan atau sebuah hasil karya dari satu media ke media lain, dapat membuat analogi,
anekdot, dan model. Melihat makna dari apa yang telah dipelajari dan relevansi dengan dirinya.

Aplikasi Menggunakan pengetahuan, keterampilan dan pemahaman mengenai suatu dalam situasi yang W

Application nyata dalam kehidupan sehari-hari atau sebuah simulasi (menyerupai kenyataan)

Perspektif Melihat suatu hal dari sudut pandang yang berbeda, siswa dapat menjelaskan sisi lain dari
Perspective sebuah situasi, melihat gambaran besar, melihat asumsi yang mendasari suatu hal dan T
memberikan kritik.

Empati Menaruh diri di posisi orang lain. Merasakan emosi yang dialami oleh pihak lain dan/atau
Sumber: OECD
Empathy memahami pikiran yang berbeda dengan dirinya. Menemukan nilai (value) dari sesuatu
(2018)
F
Pengenalan diri Memahami diri sendiri; yang menjadi kekuatan, area yang perlu dikembangkan serta proses
Self-Knowledge berpikir dan emosi yang terjadi secara internal.
Contoh Bentuk Pemahaman Dalam CP
Seni Tari Fase F elemen Menciptakan
Pengenalan Diri Mengenali kemampuan dan keterampilan gerak tubuhnya
Peserta didik mampu Self Knowledge dalam membawakan tarian tradisi. Memilih teknik, pola
gerak tertentu, makna atau simbol untuk menciptakan tari
menciptakan tari kreasi kreasi pribadi.

yang terinspirasi dari hasil


Aplikasi Menerapkan pilihan teknik, pola gerak tertentu, makna atau
membandingkan berbagai Application simbol untuk menciptakan tari kreasi pribadi.
pertunjukkan tari tradisi Perspektif Menyaksikan/menarikan berbagai tari tradisi dan memahami
dan kreasi berdasarkan Perspective perbedaan dan persamaan budaya dari dua atau lebih
daerah melalui tari tradisinya.
makna, simbol, dan nilai
Empati Mencoba merasakan emosi yang dirasakan dalam sebuah
estetis dari perspektif Empathy karya tari tradisi yang menginspirasinya untuk kemudian
berbagai aspek seni. mengekspresikannya emosi tersebut dengan gayanya
sendiri ke dalam tari kreasinya
Bagaimana menggunakan CP ke dalam pembelajaran di kelas?

• CP diturunkan ke alur dan tujuan pembelajaran,


selanjutnya dikembangkan menjadi modul ajar.
• Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri,
memilih, dan memodifikasi modul ajar yang tersedia
sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan
peserta didik.
• Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar
yang dapat dijadikan inspirasi untuk satuan
pendidikan.
Bagaimana menggunakan CP ke dalam pembelajaran di kelas?

• Satuan pendidikan dan pendidik dapat


mengembangkan modul ajar sesuai dengan
kebutuhan belajar peserta didik, memodifikasi,
dan/atau menggunakan modul ajar yang disediakan
Pemerintah sesuai dengan karakteristik daerah,
satuan pendidik, dan peserta didik.
• Oleh karena itu, pendidik yang menggunakan modul
ajar yang disediakan Pemerintah tidak perlu lagi
menyusun perencanaan pembelajaran/RPP/modul
ajar.
Cara menggunakan capaian pembelajaran
untuk menyusun alur tujuan pembelajaran
dan modul ajar
Tujuan kegiatan analisis capaian pembelajaran untuk:
Untuk menyusun rencana
pembelajaran, jabaran kompetensi
● mendapatkan peta kompetensi yang akan menjadi rujukan
pada Capaian Pembelajaran perlu untuk pelaksanaan pembelajaran; dan
dipetakan ke dalam tujuan
pembelajaran dan alur tujuan
● menyusun tujuan pembelajaran dan alur tujuan Pembelajaran.
pembelajaran. Peta kompetensi
tersebut kemudian digunakan sebagai Pendidik dan satuan pendidikan dapat menggunakan
acuan untuk mengembangkan
perangkat ajar. berbagai strategi untuk menyusun tujuan pembelajaran dan
alur tujuan. Harus dipastikan tujuan pembelajaran dan alur
tujuan pembelajaran yang dipetakan memenuhi kriteria
berikut ini:
● Kriteria tujuan pembelajaran idealnya terdiri dari
beberapa komponen
● Kriteria alur tujuan Pembelajaran
Kriteria tujuan pembelajaran idealnya terdiri dari beberapa komponen
sebagai berikut:
● Kompetensi yaitu kemampuan yang mencakup sikap, pengetahuan,
dan keterampilan yang dapat didemonstrasikan oleh peserta didik
yang menunjukkan peserta didik telah berhasil mencapai tujuan
pembelajaran.
● Konten yaitu ilmu pengetahuan inti atau konsep utama yang perlu
dipahami di akhir satu unit pembelajaran.
● Variasi yaitu pendekatan yang berbeda sesuai karakteristik peserta
didik berkebutuhan khusus *)

Kriteria alur tujuan Pembelajaran:


● Menggambarkan urutan pengembangan kompetensi yang harus
dikuasai peserta didik
● ATP dalam satu fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang linear dari awal hingga akhir fase.
● ATP pada keseluruhan fase menggambarkan cakupan dan tahapan
pembelajaran yang menggambarkan tahapan perkembangan
kompetensi antar fase dan jenjang
Contoh menurukan CP ke Topik dan Tujuan Pembelajaran
Contoh Menyusun Alur Tujuan Pembelajaran (ATP)
Bagaimana pengelolaan
pembelajaran bisa dilakukan di
satuan pendidikan?
Pembelajaran tematik

Bahasa Indonesia
● Pembelajaran tematik diibaratkan gado-
gado, dimana bermacam bahan dicampur siswa membuat pertanyaan untuk
namun masih dapat dipilah diajukan kepada narasumber
mengenai jenis-jenis sumber daya Seni Musik
alam lokal Siswa mencatat informasi
● Jadwal disusun berdasarkan mata pelajaran yang didapat secara terstruktur (belajar
siswa belajar memainkan
alat musik dari daerah lokal
tetapi kegiatan pembelajaran dijalankan membuat tabel atau diagram) dan
yang menggunakan bahan
berdiskusi untuk membuat cara
dengan merujuk pada tema yang sudah mengkomunikasikan informasi Sumber daya yang diambil dari alam
ditentukan sekitarnya. Siswa juga
tersebut. alam lokal untuk berdiskusi mengenai peran
menjaga bermusik dalam kesehatan
● Pembelajaran tematik disusun dengan cara kesehatan dalam emosi (memberikan
menyusun TP yang sesuai dengan tema keseharian
ketenangan/menghibur)
IPAS
● Saat perencanaan pembelajaran guru dan
siswa bertanya kepada narasumber
wakil kepala sekolah bidang kurikulum mengenai jenis-jenis sumber daya alam lokal
melihat CP dan mengidentifikasi tema- tema (sebisa mungkin yang masih mudah dijumpai
Bahasa Inggris
oleh siswa) yang dimanfaatkan untuk
yang bisa menjadi fokus pembelajaran kesehatan. Dari informasi yang didapat,
siswa dapat mendiskusikan cara kerja sistem menulis teks deskripsi mengenai satu
tubuh secara sederhana (sistem pernapasan sumber daya alam dari daerahnya yg
atau pencernaan dan mendiskusikan cara- bisa dimanfaatkan untuk kesehatan
cara untuk menjaga kesehatan sistem masyarakat.
tersebut

Contoh desain pembelajaran tematik fase C


Contoh desain pembelajaran berbasis mata pelajaran

IPS IPAS Bahasa Inggris Seni Musik

Pada akhir fase ini, peserta didik Peserta didik Pada akhir fase D, peserta didik Peserta didik menunjukkan
mampu memahami dan memiliki dapat…….mengidentifikasi sistem menggunakan bahasa Inggris kepekaannya terhadap unsur-
kesadaran akan keberadaan diri organisasi kehidupan serta untuk berinteraksi dan saling unsur bunyi-musik dan konteks
serta mampu berinteraksi dengan melakukan analisis untuk bertukar ide, pengalaman, minat, sederhana dari sajian musik
lingkungan terdekatnya. Ia mampu menemukan keterkaitan sistem pendapat dan pandangan dengan seperti: lirik lagu, kegunaan musik
menganalisis hubungan antara organ dengan fungsinya serta guru, teman sebaya dan orang yang dimainkan, budaya, era, dan
kondisi geografis daerah dengan kelainan atau gangguan yang lain dalam berbagai macam style.
karakteristik masyarakat dan muncul pada sistem organ konteks familiar yang formal dan
memahami potensi sumber daya tertentu (sistem pencernaan, informal. Dengan pengulangan
alam sistem peredaran darah, sistem dan penggantian kosa kata, Tujuan Pembelajaran:
pernafasan dan sistem reproduksi peserta didik memahami ide
Tujuan Pembelajaran Peserta didik menunjukkan
utama dan detail yang relevan dari
Tujuan Pembelajaran kepekaan terhadap unsur bunyi
Peserta didik mengidentifikasi diskusi atau presentasi mengenai
berbagai macam topik yang telah musik dan sajian musik lokal yang
kondisi geografis daerah dengan Peserta didik menganalisis
familiar dan dalam konteks terkait dengan kekayaan alam dan
karakteristik masyarakat dan hubungan sumberdaya alam lokal
kehidupan di sekolah dan di kesehatan masyarakat
potensi sumberdaya alam yang yang dapat menunjang kesehatan
mendukung kesehatan masyarakat, dan rumah
masyarakat mengkampanyekan gaya hidup
sehat
Contoh jadwal pembelajaran berbasis mata pelajaran
Untuk pembelajaran tematik, dapat menggunakan contoh jadwal yang sama namun setiap materi di mata
pelajaran konteksnya dikaitkan dengan tema

Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

07.00 - 07.35 Matematika Bahasa Indonesia Matematika IPAS PJOK

07.35 - 08.05 Matematika Bahasa Indonesia Matematika IPAS Bahasa Inggris

08.05 - 08.40 Seni dan Budaya Muatan lokal Matematika Projek penguatan profil Bahasa Inggris
pelajar Pancasila

08.40 - 09.00 istirahat

09.00 - 09.35 Projek penguatan profil PJOK IPAS Projek penguatan profil Seni dan Budaya
pelajar Pancasila pelajar Pancasila

09.35 - 10.10 Projek penguatan profil PJOK IPAS Projek penguatan profil Seni dan Budaya
pelajar Pancasila pelajar Pancasila

10.10 - 10.45 Pendidikan Pancasila Pendidikan Pancasila IPAS Bahasa Indonesia Agama dan Budi Pekerti

10.45 - 11.05 istirahat

11.05 - 11.40 Pendidikan Pancasila Pendidikan Pancasila Projek penguatan profil Bahasa Indonesia
pelajar Pancasila

11.40 - 12.15 Agama dan Budi Pekerti Bahasa Indonesia Projek penguatan profil Muatan lokal
pelajar Pancasila

12.15 - 12.50 Agama dan Budi Pekerti Bahasa Indonesia


Pembelajaran integratif

● Pembelajaran integratif diibaratkan jus, di mana bermacam bahan


dilebur dan sudah tidak dapat dipilah

● Pembelajaran integratif berfokus membangun pemahaman


terhadap satu ide besar (konsep)

● Saat perencanaan pembelajaran guru dan wakil kepala sekolah


bidang kurikulum melihat TP dan merancang sebuah ide besar
(konsep) yang menjadi tujuan akhir proses pembelajaran

● Jadwal disusun dengan meleburkan beberapa mata pelajaran,


sehingga sudah menjadi satu unit pembelajaran integratif
Contoh desain unit integratif

Ide utama /konsep:


IPAS

Rancangan dan cara penyampaian Elemen keterampilan proses:


sebuah pesan menentukan efektivitas ● Merencanakan dan melakukan penyelidikan. Dengan panduan, peserta
penyampaiannya didik membuat rencana dan melakukan langkah-langkah operasional untuk
Asesmen (performance task) : menjawab pertanyaan yang diajukan. Menggunakan alat dan bahan yang
sesuai dengan mengutamakan keselamatan. Peserta didik menggunakan
Menyampaikan pesan untuk alat bantu pengukuran untuk mendapatkan data yang akurat.
mempromosikan gaya hidup sehat.
Siswa merancang media dan pesan ● Memproses, menganalisis data dan informasi. Mengorganisasikan data
inti yang perlu disampaikan dalam dalam bentuk tabel dan grafik sederhana untuk menyajikan data dan
serangkaian kegiatan kampanye mengidentifikasi pola. Peserta didik membandingkan antara hasil
hidup sehat. pengamatan dengan prediksi dan memberikan alasan yang bersifat ilmiah.

Mata pelajaran yang terintegrasi:

IPAS, Bahasa Indonesia, PPKN


Bahasa Indonesia Pendidikan
Pancasila

Elemen Menyimak: Elemen Membaca & Memirsa: Elemen Berbicara & Peserta didik dapat mengenal
Mempresentasikan: identitas dirinya dan teman-
Peserta didik mampu Peserta didik mampu temannya sesuai budaya,
memahami ide pokok memahami pesan dan Peserta didik mampu berbicara minat, dan perilakunya; cara
(gagasan) suatu pesan lisan, informasi tentang kehidupan dengan pilihan kata dan sikap berkomunikasi dengan mereka;
informasi dari media audio, teks sehari-hari, teks narasi, dan tubuh/gestur yang santun, mengenali karakteristik fisik
aural (teks yang dibacakan puisi anak dalam bentuk cetak menggunakan volume dan dan non-fisik orang dan benda
dan/atau didengar), dan atau elektronik. Peserta didik intonasi yang tepat sesuai yang ada di lingkungan
instruksi lisan yang berkaitan mampu memahami ide pokok konteks; mengajukan dan sekitarnya; serta memahami
dengan tujuan berkomunikasi. dan ide pendukung pada teks menanggapi pertanyaan dalam bahwa kebinekaan dapat
Peserta didik mampu informasional dan mampu suatu percakapan dan diskusi memberikan kesempatan untuk
memahami dan memaknai teks menjelaskan permasalahan dengan lebih aktif. Peserta mendapatkan pengalaman dan
narasi yang dibacakan atau yang dihadapi oleh tokoh cerita didik mampu mengungkapkan pemahaman yang baru.
dari media audio. pada teks narasi. Peserta didik gagasan dalam suatu
mampu menambah kosakata percakapan dan diskusi dengan
baru dari teks yang dibaca atau menerapkan tata caranya.
tayangan yang dipirsa sesuai Peserta didik mampu
dengan topik. menceritakan kembali suatu
informasi yang dibaca atau
didengar dari teks narasi
dengan topik yang beragam.
Contoh jadwal pembelajaran berbasis mata pelajaran
Senin Selasa Rabu Kamis Jumat

07.00 - 07.35 Unit integratif Seni dan Budaya Unit integratif Muatan lokal Agama dan Budi Pekerti

07.35 - 08.05 Unit integratif Seni dan Budaya Unit integratif Matematika Bahasa Inggris

08.05 - 08.40 Unit integratif Seni dan Budaya Unit integratif Matematika Bahasa Inggris

08.40 - 09.00 istirahat

09.00 - 09.35 Matematika Unit integratif Muatan lokal Projek penguatan profil Unit integratif
pelajar Pancasila

09.35 - 10.10 Matematika Unit integratif Agama dan Budi Pekerti Projek penguatan profil Unit integratif
pelajar Pancasila

10.10 - 10.45 Matematika Unit integratif Agama dan Budi Pekerti Projek penguatan profil Unit integratif
pelajar Pancasila

10.45 - 11.05 istirahat

11.05 - 11.40 Projek penguatan profil PJOK Projek penguatan profil Unit integratif
pelajar Pancasila pelajar Pancasila

11.40 - 12.15 Projek penguatan profil PJOK Projek penguatan profil Unit integratif
pelajar Pancasila pelajar Pancasila

12.15 - 12.50 PJOK Unit integratif


Pembelajaran berbasis mata pelajaran
Pembelajaran berbasis mata pelajaran diibaratkan
makanan dengan lauk yang terpisah

Pembelajaran berbasis mata pelajaran bertujuan


mencapai Capaian Pembelajaran di masing-masing mata
pelajaran

Saat perencanaan pembelajaran guru dan wakil kepala


sekolah bidang kurikulum melihat TP dan merancang
asesmen dan kegiatan untuk setiap mata pelajaran

Jadwal disusun berdasarkan mata pelajaran tetapi


kegiatan pembelajaran dijalankan dengan merujuk pada
tema yang sudah ditentukan
Prinsip Pembelajaran

Pembelajaran merupakan proses interaksi peserta didik dengan pendidik dan sumber belajar pada suatu
lingkungan belajar. Prinsip pembelajaran sebagai berikut:

a. pembelajaran dirancang dengan mempertimbangkan tahap perkembangan dan tingkat pencapaian


peserta didik saat ini, sesuai dengan kebutuhan belajar, serta mencerminkan karakteristik dan
perkembangan peserta didik yang beragam sehingga pembelajaran menjadi bermakna dan
menyenangkan;

b. pembelajaran dirancang dan dilaksanakan untuk membangun kapasitas untuk menjadi pembelajar
sepanjang hayat;

c. proses pembelajaran mendukung perkembangan kompetensi dan karakter peserta didik secara
holistik;

d. pembelajaran yang relevan, yaitu pembelajaran yang dirancang sesuai konteks, lingkungan, dan
budaya peserta didik, serta melibatkan orang tua dan komunitas sebagai mitra; dan

e. pembelajaran berorientasi pada masa depan yang berkelanjutan.


Perangkat ajar :

Bagaimana guru
menggunakan dan
memilih perangkat ajar
yang tepat?
Perangkat Ajar
Perangkat ajar merupakan berbagai bahan ajar yang digunakan oleh pendidik dalam
upaya mencapai profil pelajar Pancasila dan Capaian Pembelajaran.

Perangkat ajar meliputi buku teks pelajaran, modul ajar, modul projek penguatan
profil pelajar Pancasila, contoh-contoh kurikulum operasional satuan pendidikan, video
pembelajaran, serta bentuk lainnya. Pendidik dapat menggunakan beragam perangkat
ajar dari berbagai sumber.

Perangkat ajar dapat langsung digunakan pendidik untuk mengajar ataupun


sebagai referensi atau inspirasi dalam merancang pembelajaran.
Modul Ajar

Modul ajar merupakan dokumen yang berisi tujuan, langkah, dan media pembelajaran,
serta asesmen yang dibutuhkan dalam satu unit/topik berdasarkan alur tujuan
pembelajaran.

Pendidik memiliki keleluasaan untuk membuat sendiri, memilih, dan memodifikasi


modul ajar yang tersedia sesuai dengan konteks, karakteristik, serta kebutuhan peserta
didik.

Pemerintah menyediakan contoh-contoh modul ajar yang dapat dijadikan inspirasi untuk
satuan pendidikan. Pendidik yang menggunakan modul ajar yang disediakan Pemerintah
tidak perlu lagi menyusun perencanaan pembelajaran/RPP/modul ajar.
Tujuan pengembangan modul ajar:
Mengembangkan perangkat ajar yang memandu pendidik
melaksanakan pembelajaran

Pendidik memiliki kemerdekaan untuk:


● memilih atau memodifikasi modul ajar yang sudah
disediakan pemerintah untuk menyesuaikan modul ajar
dengan karakteristik peserta didik, atau
● menyusun sendiri modul ajar sesuai dengan karakteristik
peserta didik

83
Kriteria yang harus dimiliki oleh modul ajar adalah:
1. Esensial: Pemahaman konsep dari setiap mata pelajaran
melalui pengalaman belajar dan lintas disiplin.
2. Menarik, bermakna, dan menantang: Menumbuhkan minat
untuk belajar dan melibatkan peserta didik secara aktif dalam
proses belajar. Berhubungan dengan pengetahuan dan
pengalaman yang dimiliki sebelumnya, sehingga tidak terlalu
kompleks, namun juga tidak terlalu mudah untuk tahap
usianya.
3. Relevan dan kontekstual: Berhubungan dengan
pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki sebelumnya, dan
sesuai dengan konteks di waktu dan tempat peserta didik
berada.
4. Berkesinambungan: Keterkaitan alur kegiatan pembelajaran
sesuai dengan fase belajar peserta didik. 84
Komponen Modul Ajar

Penulisan modul ajar bertujuan untuk memandu pendidik untuk melaksanakan proses pembelajaran.
Komponen dalam modul ajar ditentukan oleh pendidik berdasarkan kebutuhannya. Secara umum modul ajar
memiliki komponen sebagai berikut:
Informasi umum Komponen inti Lampiran

● Identitas penulis modul ● Tujuan pembelajaran ● Lembar kerja peserta didik


● Kompetensi awal ● Asesmen ● Pengayaan dan remedial
● Profil Pelajar Pancasila ● Pemahaman ● Bahan bacaan pendidik
● Sarana dan prasarana bermakna dan peserta didik
● Target peserta didik ● Pertanyaan pemantik ● Glossarium
● Model pembelajaran yang ● Kegiatan ● Daftar pustaka
digunakan pembelajaran
● Refleksi peserta didik
dan pendidik
Tidak semua komponen di atas wajib tercantum dalam modul ajar yang dikembangkan oleh pendidik. Pendidik di satuan pendidikan diberi 85
kebebasan untuk mengembangkan komponen dalam modul ajar sesuai dengan konteks lingkungan dan kebutuhan belajar peserta didik.
LANGKAH PENYUSUNAN MODUL AJAR
MUSTAFA

HP. 08124207707

Ditetapkan oleh Pemerintah


Capaian Disusun dalam fase-fase ( Mapel Umum)
Pembelajaran

1 • Untuk pelaksanaan pembelajaran terdiferensiasi yang kontekstual, fleksibel dan


Penyusunan bermakna.
• Perumusan dan pemetaan Alur tujuan pembelajaran menjadi kewenangan satuan
Alur Tujuan pendidikan dan guru, agar setiap satuan pendidikan bisa memiliki Alur Tujuan
Pembelajaran Pembelajaran yang berbeda dengan satuan pendidikan lainnya namun sesuai dengan
kapasitas dan karakteristik murid, guru dan satuan pendidikan tersebut.

2
• Modul/Bahan Ajar disusun berdasarkan alur tujuan pembelajaran
Penyusunan
• Modul/Bahan Ajar disusun dan dikembangkan oleh guru
Modul/Bahan Ajar
• Modul/Bahan Ajar dirancang untuk membantu guru dalam pembelajaran
menggunakan metode terdiferensiasi
86
MA untuk Kelas 3
Contoh Cuplikan Modul Ajar Matematika
12 JP
Profil Pelajar Pancasila:
● Bernalar kritis
Aktivitas 1 (Kinerja)
● Mandiri
Asesmen Sumatif Mengukur panjang dengan satuan baku (mm, cm, dan m) pada objek
yang ditemukan dalam kehidupan sehari-hari
Tujuan pembelajaran - Menggambar denah
● Mengukur panjang dengan rumah dengan Aktivitas 2 (Tes)
satuan baku (mm, cm, dan Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan panjang dengan
menyertakan ukuran satuan baku (mm, cm, dan m)
m) serta mengukur keliling
bidang datar dengan panjang dengan satuan
Aktivitas 3 (Kinerja)
menambahkan semua baku dan luas (dengan Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan keliling segiempat,
rusuknya. menghitung jumlah bujur segitiga, dan segibanyak dengan menambahkan panjang rusuk-rusuk
● Mengukur luas dengan bidang
menghitung jumlah bujur sangkar) pada kertas
sangkar berukuran 1 cm2 isometrik. Aktivitas 4 (Kinerja)
yang menutup bidang datar Menyelesaikan permasalahan berkaitan dengan luas suatu gambar
benda dengan menghitung jumlah bujur sangkar berukuran 1 cm2
yang menutup bidang datar

Aktivitas 5 (Sumatif 2 : Proyek)


Menggambar denah rumah dengan menyertakan ukuran panjang
dengan satuan baku dan luas (dengan menghitung jumlah bujur
sangkar) pada kertas isometrik.
Asesmen Diagnostik:
Tes :
● Operasi hitung (Penjumlahan,
pengurangan, perkalian, pembagian) Diskusi dan kegiatan berkelompok dibagi berdasarkan kelompok dengan
● Konversi satuan (meter ke kesiapan yang berbeda, sehingga pembelajaran sesuai dengan tingkat
centimeter, cm ke milimeter) Contoh penerapan kesiapan peserta didik.
penyesuaian pembelajaran Kegiatan observasi sekitar, diskusi dengan pertanyaan pemantik adalah
Untuk mengidentifikasi kemampuan dan pengembangan PPP pembelajaran yang membangun elemen bernalar kritis dan juga mandiri dengan
berhitung dan pemahaman hubungan
antar satuan panjang.
melibatkan peserta didik dalam diskusi dan pemilihan bentuk untuk tugas
asesmen sumatif.
1 Konsep Kurikulum Merdeka
MUSTAFA

HP. 08124207707

2 Struktur Kurikulum Merdeka

3 Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Operasional Sekolah


AGENDA

4 Proses Pembelajaran Paradigma Baru

5 Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P4) dan P5

6 Pelaksanaan Asesmen Pembelajaran Paradigma Baru

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 8


MUSTAFA

HP. 08124207707

89
MUSTAFA

HP. 08124207707

90
Dimensi dan elemen
profil pelajar Pancasila
Beriman, Berkebinekaan Bergotong Mandiri Bernalar Kritis Kreatif
bertakwa kepada Global royong
Tuhan YME, dan
berakhlak mulia

Akhlak beragama Mengenal dan Kolaborasi Pemahaman diri dan Memperoleh dan Menghasilkan
menghargai budaya situasi memproses gagasan yang
Akhlak pribadi bangsa Indonesia Kepedulian informasi dan orisinal
dan dunia Regulasi diri gagasan
Akhlak kepada Berbagi Menghasilkan karya
manusia Komunikasi dan Menganalisis dan dan tindakan yang
interaksi antar mengevaluasi orisinal
Akhlak kepada alam budaya penalaran
Memiliki keluwesan
Akhlak bernegara Refleksi dan Merefleksi dan berpikir dalam
tanggung jawab mengevaluasi mencari alternatif
terhadap pemikirannya sendiri solusi permasalahan
pengalaman
kebinekaan

Berkeadilan sosial
Penerapan profil pelajar
Intrakurikuler
Pancasila di sekolah
Muatan Pelajaran
Profil Pelajar Pancasila Kegiatan/ pengalaman
adalah karakter dan belajar
kemampuan yang
dibangun dalam
keseharian dan Projek untuk
dihidupkan dalam diri penguatan Profil
Pelajar Pancasila
Pelajar
Pembelajaran berbasis
Indonesia
projek yang kontekstual
dan interaksi dengan
Budaya Sekolah lingkungan sekitar

Iklim sekolah, kebijakan,


pola interaksi dan Ekstrakurikuler
komunikasi, serta norma
yang berlaku di sekolah Kegiatan untuk
mengembangkan minat
dan bakat
Delapan Tema untuk Dipilih Satuan Pendidikan
Gaya Hidup Berkelanjutan (SD-SMA/K) Kearifan Lokal (SD-SMA/K)
SD wajib Memahami dampak dari aktivitas manusia, baik Membangun rasa ingin tahu dan kemampuan
memilih min. 2 jangka pendek maupun panjang, terhadap inkuiri melalui eksplorasi tentang budaya dan
tema per kelangsungan kehidupan di dunia maupun kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah
tahun lingkungan sekitarnya. tersebut, serta perkembangannya. Siswa
mempelajari bagaimana dan mengapa
Melalui tema ini, murid mengembangkan kemampuan masyarakat lokal/ daerah berkembang seperti
berpikir sistem untuk memahami keterkaitan aktivitas yang ada, bagaimana perkembangan tersebut
SMP, SMA, manusia dengan dampak-dampak global yang dipengaruhi oleh situasi/konteks yang lebih besar
dan SMK menjadi akibatnya, termasuk perubahan iklim. Murid (nasional dan internasional), serta memahami
wajib memilih juga dapat dan membangun kesadaran untuk apa yang berubah dari waktu ke waktu apa yang
bersikap dan berperilaku ramah lingkungan serta
min. 3 tema tetap sama. Siswa juga mempelajari konsep dan
mencari jalan keluar untuk masalah lingkungan serta
per tahun nilai-nilai dibalik kesenian dan tradisi lokal, serta
mempromosikan gaya hidup serta perilaku yang lebih
merefleksikan nilai-nilai apa yang dapat diambil
berkelanjutan dalam keseharian.
dan diterapkan dalam kehidupan mereka. Siswa
Selain itu, murid juga mempelajari potensi krisis juga belajar untuk mempromosikan salah satu hal
Sekolah yang menarik tentang budaya dan nilai-nilai luhur
keberlanjutan yang terjadi di lingkungan sekitarnya
menentukan (bencana alam akibat perubahan iklim, krisis pangan, yang dipelajarinya.
tema dan krisis air bersih dan lain sebagainya), serta
mengembangkan kesiapan untuk menghadapi dan Contoh muatan lokal:
mengembangk Jawa Barat : sistem masyarakat di Kampung
memitigasinya.
annya untuk Naga
setiap Contoh muatan lokal: Papua : sistem masyarakat di Lembah Baliem
kelas/angkatan Jakarta : situasi banjir
Kalimantan : hutan sebagai paru-paru dunia
Delapan Tema untuk Dipilih Satuan Pendidikan
Bhinneka Tunggal Ika (SD-SMA/K)
Mengenal belajar membangun dialog penuh hormat tentang keberagaman kelompok agama dan kepercayaan yang dianut oleh masyarakat
sekitar dan di Indonesia serta nilai-nilai ajaran yang dianutnya. Mereka juga mempelajari perspektif berbagai agama dan kepercayaan
tentang fenomena global misalnya masalah lingkungan, kemiskinan, dsb. Siswa secara kritis dan reflektif menelaah berbagai stereotip
negatif yang biasanya dilekatkan pada suatu kelompok agama, dan dampaknya terhadap terjadinya konflik dan kekerasan. Melalui projek
ini, siswa mengenal dan mempromosikan budaya perdamaian dan anti kekerasan.

Contoh muatan lokal:


Menangkap isu-isu atau masalah keberagaman di lingkungan sekitar dan mengeksplorasi pemecahannya

Bangunlah Jiwa dan Raganya (SMP-SMA/K)


Membangun kesadaran dan keterampilan untuk memelihara kesehatan fisik dan mental, baik untuk dirinya maupun orang sekitarnya.
Siswa melakukan penelitian dan mendiskusikan masalah-masalah terkait kesejahteraan diri (wellbeing) mereka serta mengkaji fenomena
perundungan (bullying) yang terjadi di sekitar mereka, baik dalam lingkungan fisik maupun dunia maya, serta berupaya mencari jalan
keluarnya. Mereka juga menelaah masalah-masalah yang berkaitan dengan kesehatan dan kesejahteraan fisik dan mental, termasuk isu
narkoba, pornografi, dan kesehatan reproduksi. Siswa merancang kegiatan dan komitmen untuk senantiasa menjaga kesejahteraan dirinya
dan orang lain, serta berusaha untuk mengkampanyekan isu terkait.

Contoh muatan lokal:


Mencari solusi untuk masalah cyber bullying yang marak di kalangan remaja lokal
Delapan Tema untuk Dipilih Satuan Pendidikan
Suara Demokrasi (SMP-SMA/K)
Dalam lingkungan sekolah, siswa mencoba mempraktikkan sistem demokrasi dan pemerintahan yang diterapkan di Indonesia, termasuk
namun tidak terbatas pada proses pemilihan umum dan perumusan kebijakan. Melalui pembelajaran ini siswa merefleksikan makna
demokrasi dan memahami implementasi demokrasi serta tantangannya dalam konteks yang berbeda, termasuk dalam organisasi sekolah
dan/atau dalam dunia kerja. Menggunakan kemampuan berpikir sistem, siswa menjelaskan keterkaitan antara peran individu terhadap
kelangsungan demokrasi Pancasila.

Contoh muatan lokal:


Sistem musyawarah yang dilakukan masyarakat adat tertentu untuk memilih kepala desa

Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI (SD-SMA/K)


Siswa berkolaborasi dalam melatih daya pikir kritis, kreatif, inovatif, sekaligus kemampuan berempati untuk berekayasa membangun produk
berteknologi yang memudahkan kegiatan dirinya dan juga sekitarnya. Siswa mengasah berbagai keterampilan berpikir (berpikir sistem,
berpikir komputasional, atau design thinking) dalam mewujudkan produk berteknologi. Melalui projek ini, siswa dapat mempelajari dan
mempraktikkan proses rekayasa (engineering process) secara sederhana, mulai dari menentukan spesifikasi sampai dengan uji coba,
untuk membangun model atau prototipe produk bidang rekayasa (engineering). Mereka juga dapat mengasah keterampilan coding untuk
menciptakan karya digital, dan berkreasi di bidang robotika. Harapannya, para siswa dapat membangun budaya smart society dengan
menyelesaikan persoalan-persoalan di masyarakat sekitarnya melalui inovasi dan penerapan teknologi, mensinergikan aspek sosial dan
aspek teknologi.

Contoh muatan lokal:


Membuat desain inovatif sederhana yang menjawab permasalahan yang ada di sekitar sekolah
Delapan Tema untuk Dipilih Satuan Pendidikan
Kewirausahaan (SD-SMA)
Mengidentifikasi potensi ekonomi di tingkat lokal dan masalah yang ada dalam pengembangan potensi tersebut, serta kaitannya dengan
aspek lingkungan, sosial dan kesejahteraan masyarakat. Siswa kemudian merancang strategi untuk meningkatkan potensi ekonomi lokal
dalam kerangka pembangunan berkelanjutan. Melalui kegiatan dalam projek ini seperti terlibat dalam kegiatan ekonomi rumah tangga,
berkreasi untuk menghasilkan karya bernilai jual, dan kegiatan lainnya, yang kemudian diikuti dengan proses analisis dan refleksi hasil
kegiatan mereka. Melalui kegiatan ini, kreatifitas dan budaya kewirausahaan akan ditumbuhkembangkan. Siswa juga membuka wawasan
tentang peluang masa depan, peka akan kebutuhan masyarakat, menjadi problem solver yang terampil, serta siap untuk menjadi tenaga
kerja profesional penuh integritas
Contoh muatan lokal:
Membuat produk dengan konten lokal yang memiliki daya jual

Kebekerjaan (SMK)
Peserta didik menghubungkan berbagai pengetahuan yang telah dipahami dengan pengalaman nyata di keseharian dan dunia kerja.
Peserta didik membangun pemahaman terhadap ketenagakerjaan, peluang kerja, serta kesiapan kerja untuk meningkatkan kapabilitas
yang sesuai dengan keahliannya, mengacu pada kebutuhan dunia kerja terkini. Dalam projeknya, peserta didik juga akan mengasah
kesadaran sikap dan perilaku sesuai dengan standar yang dibutuhkan di dunia kerja.

Contoh muatan lokal:


Membuat sistem yang efisien untuk pemanfaatan bahan/material dalam industri
Untuk diksus, pada dasarnya projek
Contoh pengembangan tema bisa mengambil dan/atau
GAYA HIDUP BERKELANJUTAN mengembangkan projek dari jenjang
lain menyesuaikan dengan kondisi dan
tahapan belajarnya.

SD SMP SMA SMK SLB


Contoh Kampanye sederhana Membuat purwarupa Mendesain sistem Membuat sistem yang Pengelolaan dan
Projek untuk memecahkan sistem pengelolaan pengelolaan sampah efisien untuk pemanfaatan
isu lingkungan, misal sampah di sekolah untuk mengatasi pemanfaatan sampah.
cara pencegahan Melakukan penelitian permasalahan banjir Mengklasifikasikan
bahan/material dalam
kebakaran hutan atau dan perancangan di lingkungan sekitar sampah, mengolah
banjir. sistem pengelolaan sekolah. industri dan memanfaatkan
Melakukan aksi dan sampah berdasarkan Melakukan penelitian barang tak terpakai
melatih keterampilan eksplorasi dan dan perancangan untuk menjadi benda
komunikasi dengan pengolahan data nyata. sistem berdasarkan yang berdaya guna
menggunakan media data nyata dan praktik dan memiliki nilai jual
visual dan verba baik.

Elemen Akhlak terhadap alam Akhlak terhadap alam Akhlak terhadap alam Akhlak terhadap alam Akhlak terhadap alam
PPP Memperoleh dan Menghasilkan karya Menghasilkan karya Menghasilkan karya Menganalisis dan
yang memproses informasi dan tindakan yang dan tindakan yang dan tindakan yang mengevaluasi
disasar dan gagasan orisinal orisinal orisinal penalaran
Memperoleh dan Memperoleh dan
memproses informasi memproses informasi
dan gagasan dan gagasan
Diskusi : Apa saja isu yang dapat dikembangkan untuk tema
GAYA HIDUP BERKELANJUTAN

SD SMP SMA SMK SLB


Contoh
Projek

Elemen Akhlak terhadap alam Akhlak terhadap alam Akhlak terhadap alam Akhlak terhadap Akhlak terhadap
PPP Memperoleh dan Menghasilkan karya Menghasilkan karya alam alam
yang memproses informasi dan tindakan yang dan tindakan yang Menghasilkan karya Menganalisis dan
disasar dan gagasan orisinal orisinal dan tindakan yang mengevaluasi
Memperoleh dan orisinal penalaran
memproses informasi Memperoleh dan
dan gagasan memproses
informasi dan
gagasan
Alokasi Waktu Projek
SMK Kelas XII 36 JP
PAUD: tidak ada minimal (Program 3 tahun):
alokasi waktu
SMK Kelas XII 144 JP
SD kelas I‒V: 252 JP (Program 4 tahun):

SD kelas VI: 224 JP SDLB Kelas I: 234 JP

SMP kelas VII‒VIII: 360 JP SDLB Kelas II: 252 JP

SMP kelas IX: 320 JP SDLB Kelas III - V: 306 JP

SMA kelas X: 486 JP SDLB Kelas VI: 272 JP

SMA kelas XI: 216 JP SMPLB Kelas VII - VIII 306 JP

SMA kelas XII: 192 JP SMPLB Kelas IX 272 JP

SMK Kelas X: 288 JP SMALB Kelas X - XI 378 JP

SMK Kelas XI: 144 JP SMALB Kelas XII 336 JP


Implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila
untuk SD- SMA

Secara pengelolaan waktu pelaksanaan, projek


dapat dilaksanakan dengan menjumlah alokasi
jam pelajaran projek dari semua mata pelajaran
dan jumlah total waktu pelaksanaan masing-
masing projek tidak harus sama.
Implementasi projek penguatan profil pelajar Pancasila
untuk SD- SMA

Dalam satu tahun ajaran, projek penguatan profil pelajar Pancasila


dilakukan sekurang-kurangnya:

a. 2 projek dengan 2 tema berbeda di SD/MI,


b. 3 projek dengan 3 tema berbeda di SMP/MTs dan SMA/MA kelas X,
c. 2 projek dengan 2 tema berbeda di kelas XI dan XII SMA/MA,
MUSTAFA

HP. 08124207707
GAMBARAN PELAKSANAAN MUSTAFA

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) HP. 08124207707


GAMBARAN PELAKSANAAN
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) MUSTAFA

HP. 08124207707

• Pendidik dapat tetap melaksanakan pembelajaran


berbasis projek di kegiatan mata pelajaran
(intrakurikuler).
• Pembelajaran berbasis projek di intrakurikuler
bertujuan mencapai Capaian Pembelajaran (CP)

• Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila (P5) bertujuan


mencapai Kompetensi Profil Pelajar Pancasila
PRINSIP-PRINSIP PELAKSANAAN
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5)
MUSTAFA

HP. 08124207707

Kontekstual

Holistik

Berpusat – Peserta Didik


Eksploratif
1
MUSTAFA

HP. 08124207707

Menyiapkan
AGENDA
Ekosistem
Satuan
Pendidikan

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 1


MEMBANGUN BUDAYA SATUAN PENDIDIKAN
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) MUSTAFA

HP. 08124207707

• Berpikiran Terbuka
• Senang Mempelajari Hal Baru
• Kolaboratif
MEMAHAMI PERAN – PESERTA DIDIK, PENDIDIK, LINGKUNGAN
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) MUSTAFA

HP. 08124207707

Peserta didik berperan sebagai subjek


pembelajaran yang diharapkan dapat
terlibat aktif dalam seluruh rangkaian
kegiatan

Pendidik berperan sebagai fasilitator


pembelajaran yang diharapkan
dapat membantu peserta didik
mengoptimalkan proses belajarnya

Lingkungan satuan pendidikan


berperan sebagai pendukung
terselenggaranya kegiatan yang
diharapkan
MENDORONG PENGUATAN KAPASITAS PENDIDIK
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) MUSTAFA

HP. 08124207707
1
MUSTAFA

HP. 08124207707

AGENDA
Mendesain
Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 1


ALUR PERENCANAAN
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR MUSTAFA

PANCASILA (P5) HP. 08124207707


IDENTIFIKASI KESIAPAN
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR MUSTAFA

PANCASILA (P5) HP. 08124207707


TEMA PROJEK PENGUATAN
PROFIL PELAJAR PANCASILA
● TEMA 1 SAMPAI DENGAN 6
1
• Gaya Hidup Berkelanjutan;
merupakan TEMA PILIHAN.
● TEMA 7.KEBEKERJAAN
merupakan TEMA WAJIB 2
• Kearifan lokal;

UNTUK SMA MINIMAL 3


• Bhinneka Tunggal Ika
melaksanakan:

Kelas X : 486 4
• Bangunlah Jiwa dan Raganya
3 Projek dengan 3 Terma Berbeda

Kelas XI: 216 5


• Suara Demokrasi
2 Projek dengan 2 Terma Berbeda

Kelas XII : 192 6


• Berekayasa dan Berteknologi untuk Membanguan NKRI
2 Projek dengan 2 Terma Berbeda

7
• Kewirausahaan
PILIHAN WAKTU PELAKSANAAN MUSTAFA
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) HP. 08124207707

HARIAN
DALAM 1 MINGGU
PILIHAN WAKTU PELAKSANAAN MUSTAFA
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) HP. 08124207707

1 – 2 JAM
DALAM SETIAP HARI
PILIHAN WAKTU PELAKSANAAN MUSTAFA
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) HP. 08124207707

2 MINGGU – 1 BULAN
DALAM SATU PERIODE
WAKTU TERTENTU
MENYUSUN MODUL MUSTAFA
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) HP. 08124207707
TAHAPAN PENGEMBANGAN MODUL MUSTAFA
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) HP. 08124207707
MERANCANG RUBRIK PENCAPAIAN MUSTAFA

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) HP. 08124207707


PENGEMBANGAN ALUR AKTIVITAS MUSTAFA

PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) HP. 08124207707


1
MUSTAFA

HP. 08124207707

AGENDA
Mengelola
Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 1


MENGAWALI KEGIATAN
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) MUSTAFA

HP. 08124207707
MENUTUP RANGKAIAN PROJEK
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) MUSTAFA

• Strategi: Merancang perayaan belajar HP. 08124207707

• Perayaan Belajar Projek profil


Perayaan belajar projek dapat
dilakukan dalam bentuk
pameran, presentasi,
pertunjukkan, aksi nyata,
kampanye, dan sebagainya.

Acara perayaan dapat berlangsung


sederhana dengan mengatur tata letak di
dalam kelas atau meriah dengan mengatur
area tertentu sesuai dengan kesediaan
sumber daya dan fasilitas satuan pendidikan.
1
MUSTAFA

HP. 08124207707

Mengolah
AGENDA
Asesmen dan
Melaporkan Hasil
Projek Penguatan Profil
Pelajar Pancasila

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 1


DOKUMENTASI KEGIATAN PROJEK
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) MUSTAFA

HP. 08124207707

JURNAL PENDIDIK
Prinsip Penyusunannya
• Menunjukkan perkembangan PORTOFOLIO PESERTA DIDIK
• Menjadi alat refleksi secara Prinsip Penyusunannya
berkala • Dilakukan oleh peserta didik,
• Observasi berkelanjutan. bukan terhadap peserta didik.
• Merupakan hasil kerja yang
menunjukkan kemampuan anak
secara jelas.
• Menjadi alat refleksi secara
berkala.
• Menunjukkan perkembangan.
• Dikerjakan dengan bimbingan.
ALAT ASESMEN KEGIATAN PROJEK
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) MUSTAFA

HP. 08124207707

RUBRIK sebagai Contoh Alat Asesmen

Kriteria Rubrik yang efektif:


• Jumlah kriteria dan tingkatan kualitas performa.
• Deskripsi yang jelas dan dapat dibedakan antar tingkatan
• Deskripsi yang mudah untuk diobservasi.
• Dokumen Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila.
• Tipe aktivitas.
• Libatkan peserta didik dalam merancang rubrik.
MENYUSUN RAPOR
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) MUSTAFA

HP. 08124207707

Prinsip Rancangan RAPOR


• Menunjukan Keterpaduan
• Tidak menjadi beban administrasi yang berat
• Kompetensi utuh
Rapor Projek Skenario
Didi adalah peserta didik kelas 10 di SMA Negeri 11 Makassar. Dalam setahun, satuan
pendidikan tersebut menyelenggarakan 3 projek pengembangan Profil Pancasila dan setiap
peserta didik wajib mengikutinya.

Projek 1 | Mengenal dan merawat keberagaman agama dan keyakinan di Indonesia


Projek ini adalah projek yang mengambil tema Bhinneka Tunggal Ika. Ada 2 dimensi Profil yang dibangun dalam projek ini:
● Kebinekaan global
● Bernalar kritis

Projek 2 | 3R
Projek ini adalah projek yang mengambil tema Gaya Hidup Berkelanjutan. Projek ini membangun 3 dimensi Profil Pelajar Pancasila,
namun berbeda dengan projek pertama
● Beriman, bertakwa kepada Tuhan YME, dan berakhlak mulia
● Mandiri
● Bernalar kritis

Projek 3 | Merancang Simulasi Digital


Projek ini adalah projek yang mengambil tema Berekayasa dan Berteknologi untuk Membangun NKRI. Ada 2 dimensi Profil yang
dibangun dalam projek ini:
● Kreatif
● Bernalar kritis
● Bergotong royong

Dalam setiap projek, pendidik mengambil beberapa sub elemen yang menjadi fokus pengembangan peserta didik, dan dilaporkan
dalam rapor projek.
RAPOR PROJEK PROFIL

Nama sekolah SMA Negeri 11 Makassar Kelas 10


Alamat Jl. Bijaksana no. 1, Palangkaraya Fase E
Nama Siswa Didi Felicia Herutami Tahun ajaran 2021/2022
NISN 201912345

Projek 1 | Mengenal dan merawat keberagaman agama dan keyakinan di Indonesia


Projek ini adalah projek pertama di kelas 10. Projek ini diharapkan membangun dua dimensi
Profil Pelajar Pancasila, yakni berkebinekaan global dan bernalar kritis. Pada projek ini, siswa
belajar untuk membuka diri mengenal stigma dan stereotip yang ia punya terhadap orang
yang baru dikenal mengeksplorasi pengetahuan (dari segi hukum, kebijakan, juga norma
sosial) dan mengenal lebih dekat keberagaman agama dan keyakinan di Indonesia,
mereduksi prasangka, refleksi diri, dan bersama-sama mewujudkan pelajaran yang mereka
dapat melalui aksi nyata.
BB. Belum Berkembang MB. Mulai Berkembang BSH. Berkembang SB. Sangat berkembang
Sesuai Harapan

Siswa masih Siswa mulai Siswa telah Siswa mengembangkan


membutuhkan bimbingan mengembangkan mengembangkan kemampuannya
dalam mengembangkan kemampuan namun kemampuan hingga melampaui harapan
kemampuan masih belum ajek berada dalam tahap ajek

Projek Kelas 10

1. Mengenal dan
merawat keberagaman
agama dan keyakinan BSH SB
di Indonesia
1. Mengenal dan merawat keberagaman agama dan BB MB BSH SB

keyakinan di Indonesia

Berkebinekaan global

●Mengeksplorasi dan membandingkan pengetahuan budaya, kepercayaan, serta ✔


praktiknya. Menganalisis dinamika budaya yang mencakup pemahaman, kepercayaan, dan
praktik keseharian dalam rentang waktu yang panjang dan konteks yang luas.

●Menumbuhkan rasa menghormati terhadap keanekaragaman budaya. Memahami ✔


pentingnya saling menghormati dalam mempromosikan pertukaran budaya dan kolaborasi dalam
dunia yang saling terhubung serta menunjukkannya dalam perilaku.

●Refleksi terhadap pengalaman kebinekaan. Merefleksikan secara kritis dampak dari ✔


pengalaman hidup di lingkungan yang beragam terkait dengan perilaku, kepercayaan serta
tindakannya terhadap orang lain

●Menghilangkan stereotip dan prasangka. Mengkritik penggunaan stereotip dan prasangka ✔


yang ada dalam sejumlah teks dan permasalahan yang berkaitan dengan kelompok budaya
tertentu dalam lingkup nasional, regional, dan global.

●Menyelaraskan perbedaan budaya. Mengetahui tantangan dan keuntungan hidup dalam ✔


lingkungan dengan budaya yang beragam, serta memahami pentingnya kerukunan antar budaya
dalam kehidupan bersama yang harmonis.
1. Mengenal dan merawat keberagaman agama dan BB MB BSH SB

keyakinan di Indonesia

Bernalar kritis

●Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan mengolah informasi dan gagasan. Secara kritis ✔


mengklarifikasi serta menganalisis gagasan dan informasi yang kompleks dan abstrak dari
berbagai sumber. Memprioritaskan suatu gagasan yang paling relevan dari hasil klarifikasi dan
analisis.

●Mengidentifikasi, mengklarifikasi, dan mengolah informasi dan gagasan. Menganalisis dan ✔


mengevaluasi penalaran yang digunakannya dalam menemukan dan mencari solusi serta
mengambil keputusan.

●Merefleksi dan mengevaluasi pemikirannya sendiri. Menjelaskan alasan untuk mendukung ✔


pemikirannya dan memikirkan pandangan yang mungkin berlawanan dengan pemikirannya dan
mengubah pemikirannya jika diperlukan.

Catatan proses:
Dalam mengerjakan projek ini, Didi aktif melibatkan diri dengan memberikan usulan tentang cara-cara untuk mengajak remaja lainnya membuka diri terhadap
stereotip tentang agama dan keyakinan. Wawasan yang luas dan pengalamannya berada di tengah lingkungan yang beragam sangat membantu Didi dalam
memberikan ide dan gagasan serta berkontribusi aktif dalam diskusi kelompok. Ia aktif memberikan pertanyaan-pertanyaan yang memancing diskusi di
kelompoknya, sehingga ia dan teman kelompoknya dapat merancang kampanye yang efektif. Dalam pengerjaan projeknya pun, Didi tampak terbiasa untuk
membantu teman yang kesulitan.
1
MUSTAFA

HP. 08124207707

AGENDA
Evaluasi dan Tindak Lanjut
Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 1


ALAT DAN METODE EVALUASI PELAKSANAAN
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) MUSTAFA

HP. 08124207707
ALAT DAN METODE EVALUASI PELAKSANAAN
PROJEK PENGUATAN PROFIL PELAJAR PANCASILA (P5) MUSTAFA

HP. 08124207707
1 Konsep Kurikulum Merdeka
MUSTAFA

HP. 08124207707

2 Struktur Kurikulum Merdeka

3 Penyusunan dan Pengembangan Kurikulum Operasional Sekolah


AGENDA

4 Proses Pembelajaran Paradigma Baru

5 Pemahaman Pengembangan Perangkat Ajar Kurikulum Merdeka

6 Pelaksanaan Asesmen Pembelajaran Paradigma Baru

Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi 1


Perencanaan serta Pelaksanaan Pembelajaran dan Asesmen

1. Asesmen di awal pembelajaran dapat dilakukan untuk mengidentifikasi kebutuhan belajar


peserta didik, dan hasilnya digunakan untuk merancang pembelajaran yang sesuai dengan tahap
capaian peserta didik. Pada pendidikan khusus, asesmen diagnostik dilaksanakan sebelum
perencanaan pembelajaran sebagai rujukan untuk menyusun Program Pembelajaran Individual (PPI).

2. Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan kegiatan pembelajaran
dan perangkat ajar sesuai dengan tujuan pembelajaran, konteks satuan pendidikan, dan karakteristik
peserta didik.

3. Satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk menentukan jenis, teknik, bentuk
instrumen, dan waktu pelaksanaan asesmen berdasarkan karakteristik tujuan pembelajaran.

4. Apabila pendidik menggunakan modul ajar yang disediakan pemerintah dan/atau membuat modul ajar
merujuk pada modul ajar yang disediakan pemerintah, maka pendidik tersebut dapat menggunakan
modul ajar sebagai dokumen perencanaan pembelajaran, dengan komponen sekurang-kurangnya
terdiri dari tujuan pembelajaran, langkah-langkah pembelajaran, dan asesmen yang digunakan
untuk memantau ketercapaian tujuan pembelajaran.
MUSTAFA 1. Asesmen merupakan bagian terpadu dari proses pembelajaran,
HP. 08124207707 memfasilitasi pembelajaran, menyediakan informasi sebagai
umpan balik untuk guru, peserta didik, dan orang tua.

5
2. Asesmen perlu dirancang dan dilakukan sesuai dengan tujuan.
3. Asesmen dirancang secara adil, valid dan dapat dipercaya,
memberikan informasi yang kaya bagi guru, peserta didik dan
orang tua mengenai kemajuan dan pencapaianpembelajaran,
serta keputusan tentang langkah selanjutnya.

4. Asesmen sebaiknya meliputi berbagai bentuk tugas, instrumen,


dan teknik yang sesuai dengan tujuan pembelajaran yang
ditargetkan.

PRINSIP 5. Laporan kemajuan belajar dan pencapaian peserta didik


bersifat sederhana dan informatif, memberikan informasiyang

ASESMEN
bermanfaat untuk peserta didik dan orang tua, dan data yang
berguna untuk penjaminan dan peningkatan mutu
pembelajaran.
MUSTAFA

HP. 08124207707
Contoh Pertanyaan Refleksi terkait Asesmen
MUSTAFA

HP. 08124207707
Tujuan AsesmenDiagnostik

Tujuan Asesmen Diagnostik


Non-kognitif Kognitif
• Mengetahui kesejahteraan psikologi dan • Mengidentifikasi capaian kompetensi siswa
sosial emosi siswa • Menyesuaikan pembelajaran di kelas
• Mengetahui aktivitas selama belajar dirumah dengan kompetensi rata-rata siswa
• Mengetahui kondisi keluargasiswa • Memberikan kelas remedial atau pelajaran
• Mengetahui latar belakang pergaulansiswa
tambahan kepada siswa yang kompetensinya
• Mengetahui gaya belajar, karakter serta
minat siswa di bawah rata-rata
ASESMEN FORMATIF & SUMATIF
MUSTAFA

HP. 08124207707
Jenis Asesmen
Asesmen

As (sebagai) For (untuk) Of (terhadap)

Asesmen Asesmen sebagai Asesmen


Asesmen sebagai Asesmen untuk evaluasi pada akhir
Formatif refleksi proses perbaikan proses Sumatif
proses
pembelajaran pembelajaran pembelajaran

Learning (pembelajaran)
Konsep Asesmen Formatif danSumatif
AsesmenFormatif AsesmenSumatif
• Metode evaluasi yang dilakukan untuk evaluasi proses • Metode evaluasi yang dilakukan di akhir
pemahaman murid, kebutuhan pembelajaran, dan kemajuan pembelajaran.
akademik selama pembelajaran.
• Asesmen sumatif seringkali memilikitaruhan
• Asesmen formatif memantau pembelajaran murid dan tinggi karena berpengaruh terhadap nilai
memberikan umpan balik yang berkala, danberkelanjutan. akhir murid sehingga sering diprioritaskan
• Bagi murid, asesmen formatif berfungsi membantu murid murid daripada asesmen formatif.
mengidentifikasi kekuatan dan aspek yang perlu
• Umpan balik dari asesmen hasil akhir ini
dikembangkan.
(sumatif) dapat digunakan untuk mengukur
• Bagi guru dan sekolah, asesmen formatif berfungsi perkembangan murid untuk memandu guru
memberikan informasi mengenai tantangan apa saja yang dan sekolah merancang aktivitas mereka
dihadapi murid dalam proses pembelajaran projek sehingga untuk projek berikutnya.
dukungan yang memadai dapat diberikan.
• Asesmen formatif dapat diberikan oleh guru, teman, atau diri
sendiri.
Asesmen
Asesmen Sumatif
Formatif
Untuk Guru
Untuk Guru
• Mengawasi Kedua • Mengukur apakah murid sudah
pembelajaran murid Asesmen memenuhi capaian
• Memastikan • Merupakan cara pembelajaran dan sejauh
perkembangan untuk menilai
mana sudah mencapai akhir
pembelajaran murid
murid • Merupakan unit pembelajaran
• Mengecek pemahaman kesempatan untuk • Meningkatkan pengajaran
murid menerima dan dan pembelajaran
Untuk Murid memberikan selanjutnya
umpan balik
• Mengevaluasi • Merupakan cara Untuk Murid
pembelajaran sendiri untuk mengevaluasi
• Membangun pengetahuan keefektifan • Memahami performa di akhir
• Mengidentifikasi kekuatan pengajaran dan unit pembelajaran
dan pembelajaran • Memahami apakah mereka
kelemahan sudah memenuhi capaian
• Meningkatkan kemampuan pembelajaran dan sejauh
mana sudah mencapai akhir
unit pembelajaran
Karakteristik Asesmen Formatif dan Asesmen Sumatif
MUSTAFA

HP. 08124207707
BENTUK ASESMEN
Bentuk Asesmen Formatif danSumatif
Contoh bentuk asesmen tidaktertulis
Diskusi kelas Drama
• Mengembangkan kemampuan berkomunikasi muriddi • Mengembangkan kemampuan seni peran dan
depan publik dan mengemukakan pendapat. berkomunikasi murid.
• Melatih murid untuk belajar berdemokrasi, • Mendorong murid untuk melihat sebuah masalah
mendengarkan dan menerima pendapat orang lain yang dari perspektif yang berbeda sehingga dapat
mungkin berbeda dengannya, juga merespons pendapat menumbuhkan jiwa empati dan berpikiran kritis
tersebut dengan cara yang sopan dan simpatis. murid.

Produk Presentasi Tes Lisan


• Membuat model miniatur3 dimensi • Mengembangkan kemampuan • Kuis tanya jawab secaralisan
(diorama), produk digital, produk berkomunikasi • Mengonfirmasi pemahaman
seni, dll. • Mendorong murid untuk murid
• Mengembangkan kreativitas memahami topik presentasi • Menerapkan umpan balik
• Menanamkan pengertian mengenai dengan mendalam
sebuah peristiwa
Bentuk Asesmen Formatif danSumatif
Contoh bentuk asesmentertulis
Refleksi Jurnal
• Melatih murid untuk berperan aktif dalam mengevaluasi • Melatih kemampuan murid untuk mengorganisasi
pembelajaran mereka sendiri dan memikirkan dan mengekspresikan ide/pemikiran mereka dalam
bagaimana cara mereka dapat memperbaikidiri. bentuk tulisan.
• Hasil refleksi ini dapat digunakan guru untuk melihat sisi • Biasanya ditulisdengan bahasa yang kurang formal
lain proses pembelajaran murid sehingga memberikan murid kebebasan berpikir
kreatif.
Esai • Menjadi alat untuk murid merefleksikan
• Mengasah keterampilan menulis perkembangan mereka secara berkesinambungan.
akademis murid, seperti
mengembangkan argumen, menyajikan Poster Tes Tertulis
bukti, mencari sumber terpercaya • Mendorong kemampuan • Kuis pilihan ganda
untuk mendukung argumen, dan murid untuk mengeksplorasi • Kuis pertanyaan
menggunakan referensi dengan tepat. topik danmengkomunikasikan • Menerapkan umpan balik
• Mengembangkan cara berpikir kritis pemahaman mereka dengan
dan daya analisis murid. cara semenarik mungkin
MENENTUKAN KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN

• Untuk mengetahui apakah peserta didik telah berhasil mencapai


tujuan pembelajaran, pendidik perlu menetapkan kriteria atau
indikator ketercapaian tujuan pembelajaran.
• Kriteria ini dikembangkan saat pendidik merencanakan asesmen,
yang dilakukan saat pendidik menyusun perencanaan
pembelajaran, baik dalam bentuk rencana pelaksanaan
pembelajaran ataupun modul ajar
• Kriteria ini merupakan penjelasan (deskripsi) tentang kemampuan
apa yang perlu ditunjukkan/ didemonstrasikan peserta didik
sebagai bukti bahwa ia telah mencapai tujuan pembelajaran.
• Pendidik tidak disarankan untuk menggunakan angka mutlak
(misalnya, 75, 80, dan sebagainya) sebagai kriteria
PENDEKATAN MENENTUKAN KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN

• Pendekatan 1: Menggunakan deskripsi kriteria

• Pendekatan 2: Menggunakan rubrik

• Pendekatan 3: Menggunakan interval nilai


PENDEKATAN MENENTUKAN KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN
• Pendekatan 1: Menggunakan deskripsi kriteria
PENDEKATAN MENENTUKAN KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN
• Pendekatan 2: Menggunakan rubrik
PENDEKATAN MENENTUKAN KETERCAPAIAN TUJUAN PEMBELAJARAN
• Pendekatan 3: Menggunakan interval nilai
PENGOLAHAN HASIL ASESMEN UNTUK RAPOR

Pengolahan hasil asesmen


dilakukan dengan memanfaatkan
hasil formatif dan sumatif.

Terdapat 2 jenis data, yaitu: • Pengolahan hasil asesmen dalam


• Data hasil asesmen yang bentuk angka (kuantitatif) didasarkan
hanya pada hasil Asesmen Sumatif
berupa angka (kuantitatif)
• Asesmen Formatif sebagaimana
• Data hasil asesmen yang diuraikan sebelumnya, berupa data
berupa narasi (kualitatif). atau informasi yang bersifat kualitatif,
digunakan sebagai umpan balik untuk
perbaikan pembelajaran sekaligus
sebagai bahan pertimbangan
menyusun deskripsi capaian
kompetensi.
Penyusunan Deskripsi Capaian Kompetensi Pada Rapor

3 opsi dalam menyusun deskripsi capaian kompetensi pada rapor.

Ketiga opsi tersebut adalah :


• Opsi 1 : Penysunan deskripsi berdasarkan Capaian Pembelajaran
• Opsi 2 : Penyusunan deskripsi berdasarkan alur tujuan pembelajaran
• Opsi 3 : Penyusunan deskripsi mengambil dari poin-poin penting dari
materi yang sudah diberikan
Penyusunan Deskripsi Capaian Kompetensi Pada Rapor
Pelaporan Kemajuan Belajar
1. Satuan pendidikan menyiapkan pelaporan hasil belajar (rapor) 6. Pelaporan hasil belajar disampaikan sekurang-
peserta didik. kurangnya pada setiap akhir semester.

2. Rapor peserta didik PAUD meliputi komponen identitas peserta 7. Satuan pendidikan menyampaikan rapor peserta
didik, nama satuan pendidikan, kelompok usia, semester, tinggi didik secara berkala melalui e rapor/dapodik
badan dan berat badan, deskripsi perkembangan capaian
8. Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, SMK/MAK, atau
pembelajaran, dan refleksi orang tua.
sederajat, satuan pendidikan memiliki keleluasaan
3. Rapor peserta didik SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA, dan SMK/MAK untuk menentukan kriteria kenaikan kelas dengan
atau sederajat meliputi komponen identitas peserta didik, nama mempertimbangkan:
satuan pendidikan, kelas, semester, mata pelajaran, nilai, a. laporan kemajuan belajar;
deskripsi, catatan guru, presensi, dan kegiatan ekstrakurikuler. b. laporan pencapaian projek penguatan profil pelajar
Pancasila;
4. Satuan pendidikan memiliki keleluasaan untuk menentukan c. portofolio peserta didik;
mekanisme dan format pelaporan hasil belajar kepada orang d. paspor keterampilan (skill passport) dan rekognisi
tua/wali. pembelajaran lampau peserta didik untuk SMK
e. prestasi akademik dan non-akademik;
5. Pada SD/MI, SMP/MTs, SMA/MA dan SMK/MAK atau sederajat, f. ekstrakurikuler;
satuan pendidikan dan pendidik memiliki keleluasaan untuk g. penghargaan peserta didik; dan
menentukan deskripsi dalam menjelaskan makna nilai yang h. tingkat kehadiran.
diperoleh peserta didik.
Pelaporan Kemajuan Belajar

• Satuan pendidikan tidak perlu menentukan kriteria dan mekanisme


kenaikan kelas. Kenaikan kelas dilaksanakan secara otomatis (automatic
promotion).
• Pembelajaran dilaksanakan menggunakan prinsip mastery learning yang
sangat sesuai dengan pembelajaran berdiferensiasi atau pembelajaran
sesuai tahap capaian (teaching at the right level).
• Setiap peserta didik mempelajari tujuan pembelajaran yang sama dalam
setiap pertemuan, namun bagi peserta didik yang tidak dapat mencapai
kriteria ketercapaian tujuan pembelajaran perlu ditindaklanjuti dengan
memberikan perlakukan khusus agar dapat mencapainya.
• Dengan kata lain, tindakan untuk peserta didik yang berisiko tidak
seharusnya menunggu hingga tahun ajaran, tetapi perlu segera diberikan.
Pelaporan Kemajuan Belajar

• Dalam proses penentuan peserta didik tidak naik kelas, perlu


dilakukan musyawarah dan pertimbangan yang matang
sehingga opsi tidak naik kelas menjadi pilihan paling akhir
apabila seluruh pertimbangan dan perlakuan telah
dilaksanakan.
• Banyak penelitian menunjukkan bahwa tinggal kelas tidak
memberikan manfaat signifikan untuk peserta didik, bahkan
cenderung memberikan dampak buruk
Format Laporan
Hasil Belajar
Untuk dimasukkan ke
Dapodik
MUSTAFA
HP. 08124207707
Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi

Anda mungkin juga menyukai