Anda di halaman 1dari 5

TUGAS TUTORIAL 3

PEMBELAJARAN KELAS RANGKAP


PDGK4302

Oleh:

RINA DWI AYUNI


NIM : 858553642

KEMENTERIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ MALANG
PROGRAM S1 PGSD
2021.3
1. PENDAHULUAN.
Perangkapan kelas masih banyak dijumpai di Indonesia, ada beberapa alasan kenapa PKR itu diadakan.
1) ada geografis; 2) alasan demografis; 3) kurang guru; 4) terbatas sarana Ruang kelas; 5) adanya guru yang
tidak hadir; 6) dan lainnya (kurangnya murid). Khususnya akibat kekurangan guru. seperti halnya yang terjadi
di SD Negeri 2 Mojoduwur Kecamatan Ngetos Kabupaten Nganjuk, yang mana di SD Negeri 2 Mojoduwur
hanya terdapat 5 guru kelas, 1 guru agama, 1 Guru PJOK dan 1 kepala sekolah. di samping tenaga kependidikan
kurang juga murid pada setiap kelas hanya sedikit ,bagaimana guru dapat mengoptimalkan pembelajaran,tanpa
mengurangi nilai keberadaan tenaga guru.Salah satu pendekatan yang dapat dilakukan yaitu melalui
manajeman pembelajaran kelas rangkap. PKR adalah suatu bentuk pembelajaran yang mempersyaratan
seorang guru mengajar dalam satu ruang kelas /lebih,dalam saat yang sama dan menghadapi 2 atau lebih
tingkat kelas yang berbeda .(AK.Wardhani,1998) .Pada dasarnya pembelajaran kelas rangkap adalah
penggabungan sekelompok siswa yang mempunyai perbedaan usia,kemampuan,minat dan tingkatan kelas,
dimana dikelola oleh seorang guru/beberapa guru yang dalam pembelajarannya difokuskan pada kemajuan
individual para siswa). Dalam pembelajaran PKR Kita harus mengikuti prinsip pembelajaran yaitu 1)
keserempakan kegiatan pembelajaran; 2) kadar tinggi waktu keaktifan akademik( WKA ); 3) psikologis guru
murid yang berkelanjutan; 4) Pemanfaatan sumber secara efisien dan; 5) kebiasaan untuk menjaga
pembelajaran menjadi efektif. Adapun tanda-tanda pembelajaran yang efektif yaitu 1)sebagian itu yang
tersedia benar-benar digunakan untuk belajar siswa 2)kualitas pembelajaran guru sangat memadai 3)sebagian
besar/seluruh siswa terlibat aktif dalam kegiatan belajar.Jadi guru pkr perlu memiliki ilmu dan kiat mengajar
agar proses pembelajaran berhasil dengan baik dari kegiatan membuka hingga kegiatan menutup
pembelajaran.Tidak mudah bagi guru melakukan proses kegiatan belajar mengajar dengan satu ruangan ada 2
kelas yang berbeda.Dalam PKR guru harus bias membuat siswa menjadi aktif dan mandiri dalam kelas
tersebut.Maka dari itu guru harus mencari pendekatan pembelajaran yang sesuai dalam kelas PKR.Salah satu
yang bias kita gunakan adalah pendekatan scientific untuk menciptakan ketrampilan yang bermakna pada anak
didik yang sesuai dengan kurikulum K13 saat ini.Dalam pendekatan scientific guru dapat membantu siswa
untuk memperbaiki dan meningkatkan ketrampilan dan proses kognitif.

2. PEMBAHASAN
. Pembelajaran kelas rangkap merupakan model pembelajaran dengan mencampur beberapa siswa yang
terdiri dari 2/3 tingkatan kelas dalam satu kelas dan pembelajaran diberikan oleh satu guru saja untuyk
beberapa waktu.Menurut Katz(1992) ada 3 jenis kelas rangkap yaitu (1) combined grades dimana satu kelas
terdiri lebih dari satu tingkatan kelas anak (2).continious progress dimana kelompok anak dengan pencapaian
kurikulum yang tinggi dalam proses belajar mengajar melihat keberlanjutan pengalaman dan tingkat
perkembangan anak. (3) Mixed age/multiage grouping dimana proses pembelajaran dan praktek kurikulum
memaksimalkan keuntungan dari berinteraksi dan bekerjasama dari berbagai umur pembelajaran. Adapun
model pembelajaran PKR bisa menggunakan tipe pembelajaran murni yaitu tipe 221 (dua kelas, dua mata
pelajaran,dua ruangan). Dan menggunakan alternative yaitu type 222 (dua kelas,dua mata pelajaran,dua
ruangan) dan type 333(tiga kelas,tiga mata pelajaran,tiga ruangan)
Menurut Udin Winataputra langkah-langkah penggunaan model 221 Pembelajaran Kelas Rangkap
adalah :Pada kegiatan pendahuluan, lebih kurang 10 menit pertama, guru memberikan pengantar dan
pengarahan dalam satu ruangan. Gunakan dua papan tulis atau satu papan tulis dibagi dua. Tuliskan topik dan
hasil belajar yang diharapkan dari kelas III dan kelas IV. Ikuti langkah-langkah untuk masing-masing kelas
yang akanditempuh selama pertemuan.Pada kegiatan inti 1, 2, 3, lebih kurang 60 menit, terapkan aneka metode
yang sesuai dengan tujuan untuk masing-masing kelas. Selama kegiatan berlangsung adakan pemantapan,
bimbingan, balikan sesuai dengan keperluan. Gunakan keterampilan dasar mengajar yang sesuai.Pada
kegiatan penutup lebih kurang 10 menit terakhir , berdirilah di depan kelas menghadapi kedua kelas untuk
mengadakan reviu atas materi dan kegiatan yang baru berlaku. Berikan komentar dan penguatan sesuai
keperluan. Berikan.tindak lanjut berupa tugas atau apa saja sebagai bahan untuk pertemuan berikutnya atau
mungkin untuk hari berikutnya.
Kelebihan Model PKR 221 Kegiatan pendahuluan dan penutupan masing-masing kelas dapat dilakukan
secara bersama-sama dalam ruangan yang akan digunakan untuk pembelajaran.Tidak membuang waktu terlalu
banyak dalam pembelajaran, sebab dua kelas melakukan pembelajaran dalam satu ruangan bersama-
sama.Guru mudah dalam melakukan pemantauan terhadap siswa selama pembelajaran
berlangsung.Menghemat tenaga guru karena tidak perlu berpindah-pindah ruangan.Membina persahabatan
antar kelas.Guru lebih kreatif dalam merancang pembelajaran agar tetap tercipta iklim kelas yang
menyenangkan.
Pendekatan scientific, merupakan kegiatan atau proses pembelajaran yang mengarahkan peserta didik agar
mendapat pengalaman dalam mempelajari suatu materi melalui tahap mengamati,menaya,mengumpulkan suatu
informasi,serta mampu mengasosi dan mengkomunikasikan suatu materi,informasi,atau konsep yang di
dapat.Pembelajaran scientific terbukti lebih efektif dalam pembelajaran dibandingakan dengan pembelajaran
tradisional.
Langkah-langkah pembelajaran dengan pendekatan scientific itu meliputi, mengamati, menamya,
mengumpulkan informasi/ mencoba . menalar/mengasosiasi dan mengkomunikasikan. Aktifitas guru dalam
kegiatan pembelajaran dengan pendekatan scientific adalah menyediakan sumber belajar,mendorong siswa
berinteraki dengan sumber belajar(menugaskan)mengajukan pertanyaan agar siswa memikirkan hasil
interaksinya, memantau persepsi dan proses berfikir siswa, mendorong siswa berdialog/ berbagi hasil
pemikirannya, mengkonfirmasi pemahaman yang diperoleh dan mendorong siswa merefleksi pengalaman
belajarnya.
Karakteristik pendekatan scientific. Meliputi objectif,factual,sistematis,bermetode.cermat dan tepat. Tujuan
Pendekatan Scientifik. Tujuan pembelajaran dengan pendekatan saintifik adalah:1) Untuk mengingatkan
kemampuan intelek, khususnya kemampuan berpikir tingkat tinggi siswa2) Untuk membentuk kemampuan
siswa dalam menyelesaikan suatu masalah secara sistematik3) Terciptanya kondisi pembelajaran dimana siswa
merasa bahwa belajar itu merupakan suatu kebutuhan4) Diperolehnya hasil belajar yang tinggi.5) Untuk melatih
siswa dalam mengomunikasikan ide-ide, khususnya dalam menulis artikel ilmiah.6) Untuk mengembangkan
karakter siswa.(Dindin Ridwanudin).
Kelebihan pendekatan saintifik dalam pembelajaran kelas rangkap adalah sebagai berikut:
1. Membantu siswa untuk memperbaiki dan meningkatkan keterampilan- keterampilan dan proses-proses
kognitif. 2 Pengetahuan yang diperoleh melalui model ini sangat pribadi dan ampuh karena menguatkan
pengertian, ingatan, dan transfer. 3 Menimbulkan rasa senang pada siswa, karena tumbuhnya rasa menyelidiki
dan berhasil. 4 Menyebabkan siswa mengarahkan kegiatan belajarnya sendiri dengan melibatkan akalnya dan
motivasi sendiri.5.Membantu siswa memperkuat konsep dirinya, karena memperoleh kepercayaan bekerjasama
denagn yang lainnya. 6 Berpusat pada siswa dan guru berperan sama-sama aktif mengeluarkan gagasan-
gagasan. 7 Mendorong siswa berpikir dan bekerja atas inisiatif sendiri. 8 Mendorong siswa berpikir intuisi dan
merumuskan hipotesis sendiri. 9 Memberikan keputusan yang bersifat intrinsik. 10 Situasi proses belajar
menjadi lebih terangsang. 11 Proses belajar meliputi sesama aspeknya siswa menuju pada pembentukan
manusia seutuhnya. 12 Meningkatkan tingkat penghargaan pada siswa. 13 Kemungkinan siswa belajar dengan
memanfaatkan berbagai jenis sumber belajar. 14 Dapat mengembangkan bakat dan kecakapan individu.
Kemendikbud, 2014:32 Secara umum pendekatan saintifik mempunyai banyak kelebihan yang sangat
bermanfaat bagi perkembangan siswa dalam hal pengetahuan kognitif, sikap afektif, dan keterampilan
psikomotor, sebagai bekal siswa untuk diterapkan dalam kehidupan nyata di lingkungannya.

3. PENUTUP.
Efectifivitas pembelajaran kelas rangkap di kelas III dan IV SD Negeri 2 Mojoduwur sudah
menggunakan pendekatan saintifik yang meliputi aktivitas mengamati, menanya, mengumpulkan
informasi/mencoba, mengasosiasi/menalar, dan mengkomunikasikan (5M).Hambatan-hambatan dalam
pendekatan saintifik pada pembelajaran kelas rangkap adalah kurangnya ketertarikan siswa untuk bertanya
karena guru hanya menstrnfer pengetahuan (member tahu). Hal ini dilandaskan guru masih belum terbiasa
dengan menekankan mendorong peserta didik dalam proses mencari tau sendiri,samapi peserta didik
menemukan pengetahuan dari apa yang sedang mereka pelajari..Adapun upaya-upaya untuk menangani
hambatan-hambatan yang terdapat dalam pendekatan saintifik pada pembelajaran kelas rangkap adalah guru
harus member perhatian kepada peserta didikdengan cara member pujian kepada peserta didik apabila ada
yang mau bertanyaatau member saran.disamping itu banyaknya pelatihan-pelatihan yang mesti guru ikuti agar
lebih mendapatkan inovasi pembelajaran yang beragam. Bukan hanya dengan mengikuti pelatihan saja untuk
mendapatkan inovasi pembelajaran yang menyenangkan, melainkan dengan membaca buku dan browsing
inovasi-inovasi pembelajaran kelas rangkap yang kreatif, menarik, dan bermakna bagi peserta didik.
4. DAFTAR PUSTAKA

Daryanto, dan Syaiful Karim, Pembelajaran Abad 21, (Yogyakarta: Penerbit Gava
Media,2017),hal 41 IGK. AK. Wardhani, Kelas Rangkap, Materi Hakikat Pembelajaran Pokok
(Jakarta:Universitas Terbuka, 2012)

Katz,W.A.(1992).The Case for Mixed-Age Grouping in Early Childhood.Washington,DC:National


Association for the Education of Young Children.ED 326 302.

Ridwanudin, Dindin. Bahasa Indonesia. Jakarta: UIN Press, 2015

Udin Winataputra, Pembelajaran Kelas Rangkap, (Jakarta: Direktoral Jenderal Pendidikan Tinggi, 2004), hlm.
23

Anda mungkin juga menyukai