Anda di halaman 1dari 7

PERSPEKTIF PENDIDIKAN DI SD

PDGK 4104

TUGAS PARTISIPASI 2
RESUME MODUL 4 DAN 5

Oleh:

MIFTAKHUL ROIFAH
858552712

KEMENTERIAN RISTEK DAN PENDIDIKAN TINGGI


UNIVERSITAS TERBUKA UPBJJ MALANG
PROGRAM S1 PGSD
2021.3
MODUL 4
KARAKTERISTIK PERKEMBANGAN SISWA SEKOLAH DASAR

Kegiatan Belajar 1_KarakteristikPerkembanganFisik, Motorik, Emosi, dan Sosialanak.


A. Karakteristik Perkembangan Fisik
1. Pengaruh Keluarga/Keturunan Yang dimaksud adalah factor keturunan. Anak akan
mewarisi gen dari orang tuanya.
2. Gizi Anak yang dalam pertumbuhannya dibesarkan dengan gizi maupun perawatan
yang serba berkecukupan, akan terlihat lebih besar, lebih tinggi dan sehat untuk
seumurnya.
3. Tingkat Sosial Ekonomi Anak yang dibesarkan oleh keluarga dengan tigkat ekonomi
sosial yang lebih tinggi biasanya akan lebih terpenuhi semua kebutuhan hidupnya,
terutama kebutuhan fisik. dan lain sebagianya
B. Karakteristik Perkembangan Motorik
Motorik merupakan gerakan-gerakan tubuh yang terkoordinasi karena adanya kerjasama
antara otot, otak dan saraf. Keterampilan motorik akan berkembang dengan baik bila
dipelajari dan adanya bimbingan. Keterampilan anak menggunakan jari-jarinya, seperti
menulis, atau memegang sendok disebut sebagai keterampilan motorik halus. Sedangkan
keterampilan anak berjalan, melompat, melempar, menangkap, berlari serta menjaga
keseimbangan badannya disebut sebagai keterampilan motorik kasar.
C. Karakteristik Perkembangan Emosi
Anak usia Sekolah Dasar sudah mulai tahu bahwa ungkapan emosi terutama emosi yang
kurang baik, secara social tidak diterima oleh teman sebaya atau orang lain, sehingga anak
mulai berusaha mengendalikan ungkapan-ungkapan emosinya tersebut. Cara mendidik anak
yang bersifat demokratis akan menunjang ekspresi emosi yang menyenangkan. Anak akan
lebih terbuka, santai, dan mudah bergaul. Usia Sekolah Dasar merupakan masa peralihan
antara masa anak dan menjelang remaja, sehingga emosi anak kadang-kadang kurang stabil.
Dengan menanamkan pengertian perlunya menahan luapan emosi yang sangat berlebihan.
Hal tersebut akan membawa kerugian bagi diri sendiri maupun orang lain. Melalui bimbingan
tersebut, emosi anak bisa terkendali.
D. Karakteristik Perkembangan Sosial
Perkembangan social berarti suatu gambaran tentang perilaku anak dalam kehidupan
sosialnya. Pada usia Sekolah Dasar perkembangan social anak dapat disebut sebagai usia
berkelompok. Pada usia ini ditandai dengan adanya minat anak terhadap aktivitas bersama
teman-teman. Mereka merasa puas dengan perilaku hidup berkelompok dan bahagia apabila
dapat diterima menjadi anggota dalam suatu kelompok tersebut. Agar anak dapat
bersosialisasi dengan baik, perlu belajar mengenal, menafsirkan dan melakukan reaksi secara
tepat terhadap situasi sosial yang mereka hadapi. Motivasi berteman pada anak Sekolah
Dasar dapat dibedakan dalam tiap tahap, yaitu: tahap pemenuhan kebutuhan, tahap balas jasa,
dan tahap teman akrab.

Kegiatan Belajar 2 _Karakteristik Perkembangan Intelektual, Bahasa, Moral, dan


Spiritual Anak
A. Karakteristik Perkembangan Intelektual
Intelegensi atau intelek, pada dasarnya mempunyai arti yang sama, dalam hal ini intelek
maksudnya ialah pikir, sedangkan intelektual adalah kemampuan kecerdasan. Berpikir
merupakan perbuatan menimbang-nimbang, menguraikan, menghubungkan, sampai pada
akhirnya mengambil keputusan. Sedang kecerdasan merupakan kemampuan kemampuan
seseorang dalam memecahkan masalah dengan cepat.
B. Karakteristik Perkembangan Bahasa
Anak Manusia mempunyai kemampuan berbahasa lebih tinggi derajatnya dari pada
binatang.
Karena manusia mempunyai akal dan pikiran, juga mempunyai ragam bahasa. Nilai-nilai
moral harus diberikan sedini mungkin, agar tertanam dalam diri anak tentang hal-hal yang
baik dan buruk, yang boleh dan tidak boleh dilakukan, bagaimanabersikap, bertutur kata yang
baik terhadap orang lain. Tahap-tahap Berbicara meliputi: menangis, berceloteh, holofrase,
dan mengobrol.
C. Perkembangan Moral
Dalam pergaulan sehari-hari kita sering mendengar kata moral yang dihubungkan dengan
tingkah laku orang. Tingkah laku yang bermoral adalah tingkah laku yang sesuai dengan
nilai-nilai tata cara/ adat yang terdapat dalam kelompok atau masyarakat. Nilai moral
bukanlah sesuatu yang diperoleh dari lahir, melainkan sesuatu yang diperoleh dari luar. Pada
mulanya anak mempelajari nilai-nilai moral yang beerlaku di rumah, kemudian di sekolah,
dan selanjutnya setelah mereka bergaul dan menyesuaikan dengan dengan norma
kelompoknya. Faktor - faktor yang mempengaruhi moral meliputi: Lingkungan Rumah,
Lingkungan Sekolah, Teman Sebaya dan Aktivitasnya, Intelegensi dan Jenis Kelamin.
D. Perkembangan Agama
Agama menjadi pengarah dan penentu dalam siap dan perilaku dalam kehidupan sehari-
hari. Dalam ajaran agama terkandung nilai-nilai moral dan etika yang harus dipakai sebagai
pedoman hidup yang universal dan abadi sifatnya. Selain itu, agama mengajarkan untuk
bertingkah laku dan berakhlak yang baik, seperti kejujuran maupun keadilan. Pendidikan
agama di sekolah meliputi dua aspek, yaitu aspek pembentukan kepribadian (ditujukan
kepada jiwa) dan pengajaran agama (ditujukan kepada pikiran). Belajar agama dengan
mencontoh, melalui pendengaran, penglihatan dan berbagai panca indera lainnya. Selanjutnya
dengan semakin bertambahnya usia, anak mampu berpikir secara abstrak, sehingga dapat
mencerna pendengaran dan penglihatan yang diterimanya dan menjalankan agama dengan
penuh kesadaran.

RESUME MODUL 5

KARAKTERISTIK BELAJAR SISWA SEKOLAH DASAR

KB 1_Bentuk – bentuk Kegiatan Belajar yang Biasa Dilakukan Siswa Sekolah Dasar

A. Belajar Menemukan
Karakteristik belajar siswa SD dapat dilihat dari bentuk – bentuk kegiatan
belajar yang biasa dilakukan oleh siswa di SD tempat mereka belajar sehari – hari.
Bentuk –bentuk kegiatan belajar yang dilakukan oleh siswa SD diharapkan dapat
mengembangkan kemampuan siswa untuk belajar menemukan, menyimak, meniru,
menghafal, merangkai, mengamalkan, menganalisis, merespon, mengorganisasikan,
mengambil keputusan, berlatih, menghayati, dan mengamati. Kegiatan pengembangan
masing – masing kemampuan belajar pada siswa SD dapat dilakukan dengan berbagai
cara, sesuai dengan karakteristik siswa dan kreatifitas guru, sehingga dengan
demikian diharapkan kemampuan belajar siswa SD dapat berkembang secara
maksimal.

B. Belajar Menyimak
Pada kegiatan belajar menyimak, biasanya dilakukan pada mata pelajaran
BahasaIndonesia melalui permainan katan dan pertanyaan. Sedangkan untuk
mengembangkankemampuan belajar meniru, guru dapan menggunakan kegiatan
bermain peran mengenai pekerjaan/ profesi yang ada disekitar siswa. Misalnya
Bermain dengan kata, Bermain dengan pertanyaan, Bermain dengan gambar,
Bermain dengan musik.
C. BelajarMeniru
Anak – anak merupakan pribadi yang sangat suka meniru ( modelling )
darilingkungan sekitarnya. Guru dan orang tua merupakan lingkungan yang paling
dekatdengananak.Anakakanbanyaksekalibelajarmelaluimelihat,mengamati,menginte
rnalisasi, hingga meniru dalam bentuk perilaku, bahkan hingga perilaku hasilmeniru
itumenetap sebagaisuatukebiasaandan kegemaran. Oleh karena itu, sebagai guru
hendaknya selalu memberi contoh yang baik karenabudaya meniru siswa tersebut.
Siswa akan berperilaku sesuai dengan apa yang biasadilihatnya. Contohnya siswa
bermain peran sabagai polisi lalu lintas, dokter, guru, iburumah tangga sesuai dengan
apa yangbiasanyamereka lihat sehari–hari.
D. Belajar Menghafal
Pada pengembangan kemampuan mengahafal, hendaknya siswa diberi bekal
pengetahuan dan berpikir logis serta sistematis, sehingga siswa tidak hanya berada
padatingkatan ingatan dan pemahaman saja. Kecenderungan siswa belajar dengan
metodemenghafal ini disebabkan oleh budaya yangterjadi di sekolah yang pada
umumnyadidominasi oleh komunikasi satu arah, yaitu guru ke siswa dan kurang
merangsang rasaingintahu, prakarsamaupun individualisasi. Siswa menjadi penerima
yang pasif. Walaupun kurikulum Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA) telah
dicanangkan sebagai dasar strategi proses belajar mengajar, namun dalam praktik di
lapangan yangterjadi masih dalam pola siswa Datang, Duduk, Dengar, Catat dan
Hafal (D3CH) dansiswa tidak dibiasakan untuk belajar secara aktif. Lambat laun
siswa menjadi cenderung suka mencari gampangnya saja dalam belajar. Hal ini akan
terpola dalam banyak bentuk kebiasaan belajar, sehingga siswa kehilangan sense of
learning atau kepekaan untuk belajar. Oleh karena itu, guru sebagai pendidik harus
membenahi metode belajar siswa.
E. BelajarMerangkai
Untuk meningkatkan kemampuan merangkai, guru dapat menggunakan
permainan aneka jenis binatang dengan karakteristiknya. Sedangkan untuk
mengembangkan kemampuan mengamalkan, biasanya diterapkan pada mata pelajaran
PPKn dan Agama karena pada mata pelajaran tersebut siswa diajarkan tentang nilai –
nilai moral dan pengalamannya dalam kehidupan sehari– hari.
E. Belajar Mengamalkan
Kegiatan belajar mengamalkan biasanya erat kaitannya dengan mata
pelajaranPPKn dan Agama,karena pada mata pelajaran tersebut anak diajarkan
tentang nilai –nilai moral dan perilaku yang hendaknya ditampilkan pada saat mereka
bersosialisasi dimasyarakat. Contohnya pada saat mempelajari tentang sikap saling
hormat – menghormati antara penganut agama yang satu dengan yang lain, siswa
diajak untuk menanamkan nilai yang terkandung dari pelajaran tersebut dalam
kehidupannya sehari – hari dengan cara menghormati teman yang sedang berpuasa,
memberi selamat hari raya kepada teman yang sedang merayakan hari besar
agamanya, dan lain–lain.

F. Belajar Menganalisis
Kegiatan yang dapat dilakukan oleh guru untuk mengembangkan kemampuan
belajar menganalisis pada siswa SD adalah dengan menggunakan permainan teka –
tekiatautebak–
tebakan,sehinggaanakterbiasamenganalisissuatupermasalahanberdasarkan informasi
yang tersedia dan mencari jawabannya.
G. Belajar Merespon
Respon merupakan tanggapan yang diberikan oleh seseorang sebagai reaksi
darisuatu tetentu. Contoh kegiatan yang dapat mengembangkan kemampuan
merespon bagisiswa SD adalah dengan memberikan pertanyaan – pertanyaan seputar
peristiwa
yangterjadidisekitarnya.Misalnyabagaimanarespon/tanggapanyangdiberikansiswaapa
bilatemannya sedangditimpamusibahbanjir, gempabumi, atautanah longsor.
H. Belajar Mengorganisasikan
Dalam rangka mengembangkan kemampuan mengorganisasikan, guru dapat
membiasakan siswa berpikir dalam bentuk skema, kemudian mengorganisasikan
informasi atau pengetahuan yang diperolehnya ke dalam pemikirannya masing –
masing.Pengembangan mengorganisasikan ini sesuai dengan teori humanistik yang
dikemukakanoleh Rogers.
I.Belajar Mengambil
Keputusan Pengembangan kemampuan untuk mengambil keputusan dapat
dilakukan dengan metode problem solving atau pemecahan masalah. Sementara untuk
mengembangkan kemampuan berlatih, guru dapat menggunakan metode bermain
perandengan cara mengajaksiswa untuk praktik jual beli di warung sekolah.
J. Belajar Menghayati
Kegiatan belajar menghayati biasanya dilakukan pada saat mengajarkan
matapelajaran kesenian. Pada mata pelajaran ini, siswa diajarkan bagaimana
menghayati suatuperan (drama) dan menghayati sebuah lagu, sehingga dengan
melakukan penghayatantersebut, siswa dapat memahami karakter atau sifat dari tokoh
yang diperankan ataumakna yang terkandungdarisebuah lagu.

K. Belajar Mengamati
Untuk membelajarkan anak tentang kemampuan mengamati, contoh kegiatan
yang dapat dilakukan adalah mengajak anak untuk mengenal ekosistem perairan laut
yang memilki keanekaragaman hayati tinggi, yang menjadi sumber pangan, mineral,
penghasilan, dan bibit budi daya serta berfungsi menyerap karbon dari udara.
Kegiatan ini diterapkan dengan metode Edutainment (edukasi dan entertainment)
seperti yang dilakukan oleh Gelanggang Samudra Ancol.

HASIL DISKUSI MODUL 4 DAN 5


1. COVID 19 menghilangkan kebiasaan baik yang dulu sudah terbentuk di sekolah,
menurunkan kualitas pendidikan, menghilangkan modalitas belajar yang sebelumnya
sudah dimiliki siswa. kita harus bersikap, harus menasehati tanpa henti, membentuk
pola kembali, menumbuhkan modalitas belajar, anak kembali, dan memenuhi
kebutuhan anak sesuai dengan kemampuan anak.
2. dampak daring sangat berpengaruh terhadap moral anak. selain itu kelebihan
pembeljaaran daring membuat anak lebih mahir bermain gadget.
3. cara pandang untuk mengetahui karakteristik siswa dikaitkan erat dengan kebutuhan
siswa, kaitannya dengan studi kasus tersebut adalah untuk mencari solusi.
4. moyivasi instrinsik yang terjadi di sekolah pada umumnya sangat minim sekali.
5. sekolah dapat mendesain kurikulum mata pelajaran TIK sebagai muatan local agar
anak-anak mengetahui tentang tehnologi.

Anda mungkin juga menyukai