Kegiatan belajara 1
A. Perkembagan
Perkembangan adalah suatu proses tertentu, yaitu suatu proses yang menuju ke depan
dan tidak begitu saja dapat diulang kembali, terjadi perubahan-perubahan yang sedikit
banyak bersifat tetap dan tidak dapat diputar kembali. Perkembangan menunjuk pada
perubahan-perubahan dalam suatu arah yang bersifat tetap. Setiap tahap perkembangan
mempunyai krisis, atau pembentukan poin yang mengharuskan beberapa perubahan
pada perilaku dan kepribadiannya.
B. DEFINISI EMOSI
Emosi merupakan salah satu perkembangan yang sama pentingnya dengan
perkembangan lainnya seperti fisik dan kognitif. Emosi bukan hanya tentang rasa
marah tapi lebih dari itu, emosi merupakan perasaan yang dirasakan ketika anak
melakukan atau merasakan sesuatu. Dalam kehidupan sehari-hari, emosi sering
diistilahkan juga dengan perasaan. Misalnya, seorang anak hari ini ia merasa senang
karena dapat nilai yang bagus pada mata pelajaran tertentu di sekolah. Anak lain
mengatakan bahwa ia takut dalam menghadapi ulangan. Senang dan takut berkenaan
dengan perasaan, kendati dengan makna yang berbeda. Senang termasuk perasaan,
sedangkan takut termasuk emosi.
Emosi adalah perasaan atau efek yang terjadi ketika seseorang berada dalam interaksi
yang penting baginya dengan ditandai oleh perilaku yang mencermikan
(mengekspresikan) rasa senang atau tidak senang dari seseorang yang sedang berada
dalam suatu kondisi atau transaksi.
Yang dimaksud dengan “mengekspresikan rasa” tentunya data menggambarkan banyak
hal, seperti rasa senang, sedih, takut, dan lain-lain.
1. 0 bulan/lahir
pada tahap ini, beberapa ahli percaya bahwa seorang bayi terlahir memiliki emosi. Hal
ini disebabkan mereka sudah terprogram secara biologis. Pada usia ini sudah dapat
menggungkapkan rasakepuasaan, ketertarikan, dan kesusahan.
2. 2-7 tahun
Pada tahap usia ini, bayi sudah mulai dapat menggambarkan berbagai macam ekspresi,
seperti marah, takur, gembira, sedih, dan terkejut. Hal ini disebabkan bayi sudah dapat
merespon lingkungan sekitarnya, terutama orang terdekatnya.
3. 1-2 tahun
Tingkat emosi pada usia 1-2 tahun sudah lebih kompleks. Mereka mulai memiliki rasa
malu, iri, menyesal, dan bangga. Persaan itu dapat disebut bjuga self-conscios karena
pada tahap ini kemampuan kognitif anak sudah berkembang dan juga menerima
stimulus dari luar sehinggaterciptalah peningkatan kompleksitas ekspresi emosi.
4. 3 tahun
Pada tahap ini,snsk sudah mulai memiliki kemampuan diri sendiri untuk dapat menilai
hal baik dan buruk dengan kata lain sudah memiliki sel-evaluation.
5. 4-5 tahun
Pada tahap usia ini, anak dapat mengekspresikan perasaan malu, iri, menyesal,
bangga, baik, dan buruk. Itu semua disebabkan anak sudah memiliki self-conscious dan
self-evaluation. Selain itu, pada tahap ini, anak sudah mendapatkan stimulus dariorang
tua dan lingkungan untuk dapat menggambarkan suatu perasaan saat kondisi dan
situasi tertentu.
6. 6-13 tahun
Tingkat emosi pada usia 6-12 tahun ini sudah complex emotions. Anak sudah memiliki
rasa malu, gugup, self touching, enggan, sombong, merasa bersalah, dan lain-lain. Pada
tahap ini, anak sudah dapat mengungkapkan emosinya sendiri tanpa bantuan.
7. Remaja –dewasa
Pada tahap ini, seseorang memiliki kompleksitas emosi yang tinggi. Hal tersebut
disebabkan tingkat kematangan emosi yang sudah baik. Pengalaman dan stimulus dari
lingkungan serta tingkat self-evaluation diri pun tinggi sehingga sudah sangat jelas
bagaimana emosi itu ada dalam kehidupan sehari-hari.
Basic emotion adalah sekumpulan emosi yang muncul saat bayi terlahir atau tahun
pertama tumbuh kembangnya. Beberapa ahli teori percaya bahwa hal tersebut
terprogram secara biologis. Saat di lahirkan, bayi menunjukan kepuasan, jijik,
kesusahan, dan ketertarikan. Pada akhir usia dua bulan, bayi mulai tersenyum saat
bertemu dengan orang yang sering berinteraksi dengannya. Kemudian pada usia 2-7
bulan mulai muncul marah, takut, gembira, sedih, dan terkejut. Sementara itu, complex
emotions adalah tahap sadar diri atau dapat mengevaluasi diri yang muncul pada tahun
ke-1 ke atas dan sebagian bergantungan pada perkembangan kognitif, kemampuan diri,
self-conscious dan self-evaluation, serta stimulus lingkungan sekitar. Pada tahap ini
emosi yang dapat diungkapkan sangatlah beragam.
A. KONSEP DIRI
Konsep diri adalah cara dan sikap seorang individu dalam memandang dirinya
sendiri secara mental, fisik, emosi dan kebiasaan . Pandangan atau perspektif diri
meliputi aspek fisik maupun psikis, seperti mengenal karakteristik individu itu sendiri,
tingkah laku atau perbuatannya, kemampuan dirinya, dan sebagainya.
Komponen-komponen konsep diri :
1. Citra Tubuh
Citra tubuh atau gambaran diri adalah sikap individu terhadap dirinya (fisik) baik
disadari maupun tidak disadari. Komponen ini mencakup persepsi masa lalu dan/atau
sekarang mengenai ukuran dan bentuk tubuh serta potensinya.
2. Ideal Diri
Ideal diri merupakan persepsi individu tentang bagaimana ia seharusnya berperilaku
berdasarkan standar pribadi dan terkait dengan cita-cita. Pembentukan ideal diri mulai
terjadi sejak masa anak-anak dan dipengaruhi oleh orang-orang yang dekat dengan
dirinya.
3. Harga Diri
Harga diri merupakan persepsi individu terhadap hasil yang dicapai dengan
menganalisis seberapa banyak kesesuaian tingkah laku dengan ideal dirinya.
Komponen konsep diri yang satu ini mulai terbentuk sejak kecil karena adanya
penerimaan dan perhatian dari sekitarnya.
4. Peran Diri
Peran diri adalah serangkaian pola sikap perilaku, nilai dan tujuan yang diharapkan
kelompok sosial terkait dengan fungsi seseorang di dalam masyarakat.
5. Identitas Diri
Identitas diri adalah kesadaran tentang diri sendiri yang dimiliki oleh seseorang dari
hasil observasi dan penilaian dirinya, menyadari bahwa dirinya berbeda dengan orang
lain. Komponen konsep diri ini mulai terbentuk dan berkembang sejak masa kanak-
kanak.
B. HARGA DIRI
Harga diri adalah evaliasi seseorang terhadap seseorang sebagai seseorang yang
didasarkan pada penilaian terhadap kualitas yang membentuk konsep diri.
Ada empat aspek dalam harga diri menurut Coopersmint yaitu:
1. Power (Kekuasaan). Kemampuan untuk bisa mengatur dan mengontrol
tingkah laku diri sendiri dan orang lain. Hal ini ditandai dengan adanya
penghargaan dan penerimaan dari dari orang lain terhadap ide-idenya dan
hak-hak individu tersebut.
2. Significance (Keberartian). Kepedulian, perhatian, dan afeksi yang diterima
individu dari orang lain, hal tersebut merupakan penghargaan dan minat dari
orang lain dan pertanda penerimaan dan popularitasnya. Hal ini ditandai
dengan keramahan, ketertarikan dan disukai individu menyukai dirinya.
3. Virtue (Kebajikan). Ketaatan mengikuti kode moral, etika, dan prinsip-
prinsip keagamaan yang ditandai oleh ketaatan untuk menjauhi tingkah laku
yang dilarang dan melakukan tingkah laku yang diperbolehkan oleh moral,
etika, dan agama.
4. Competence (Kemampuan). Sukses memenuhi tuntutan prestasi yang
ditandai oleh keberhasilan individu dalam mengerjakan berbagai tugas atau
pekerjaan dengan baik dari level yang tinggi dan usia yang berbeda.
C. PERKEMBANGAN KONSEP DIRI
Konsep diri yang dimiliki manusia tidak terbentuk secara instan, melainkan dengan
proses belajar sepanjang hidup manusia. Ketika individu lahir, individu tidak memiliki
pengetahuan tentang dirinya, tidak memiliki harapan yang ingin dicapainya serta tidak
memiliki penilaian terhadap dirinya.
Karakteristik konsep diri anak menurut santrock
1. Karakteristik internal
2. Karakteristik aspek
3. Karakteristik perbandingan social
Karakteristik perkembangan konsep diri remaja menurut santrock
1. Abstract and idealistic
2. Differentiated
3. Contradictions
4. The fluctuating self
5. Real and ideal, live and false selves
6. Social comparison
7. Self-conscious
8. Self protective
9. Unconcious
10.Self-integration
D. FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KONSEP DIRI DAN HARGA DIRI
a. Orang lain
Respon positif dari orang lain terhadap diri akan membentuk konsep diri dan harga
diri yang positif. Begitu juga dengan respon negative akan membentuk harga diri
yang negative.
b. Kelompok social
Suatu kelompok pasti memiliki norma-norma yang secara emosional akan
berpengaruh pada pembentukan konsep diri karena seseorang akan mengarahkan
perilakunya dan berusaha menyesuaikan diri dengan kelompoknya.
c. Pengaruh usia
Pada beberapa individu seiring dengan bertambahnya usia, terjadi peningkatan
harga diri atau penurunan sesuai dengan kondisi atau pengalaman dari individu itu
sendiri.
d. Pengaruh kelas social
Berada di tingkat kelas social yang tinggi akan dipandang lebih sukses dimata
masyarkat dan mendapat keuntungan material dan budaya.
E. KONSEP DIRI DAN MOTIVASI BELAJAR
Motivasi belajar adalah dorongan yang timbul pada diri seseorang secara sadar
atau tidak sadar dalam melakukan suatu tindakan.
Motovasi terbagi menjadi 2 yaitu motivasi intristika dan motivasi ekstrensik.
Motivasi intrinsic
- Timbul dari dalam diri sendiri
- Keinginan menjadi orang yang ahli
- Belajar yang disertai dengan minat
- Belajar yang disertai dengan perasaan senang
Motivasi eksrtrinsik
- Timbul dari luar diri seseorang, seperti dari orang terdekat, lingkungan
sekitar dan lainnya
- Belajar demi memenuhi kewajiban
- Belajar demi memenuhi kebutuhan
- Belajar demi memperoleh hadiah
- Belajar demi meningkatkan gengsi
- Belajar demi mendapat pujian dan lainya.
F. MOTIVASI BELAJAR UNTUK SISWA DIJENJANG SEKOLAH YANG BERBEDA
1. Cara meningkatkan motivasi belajar anak usia sekolah dasar
a. Berikan pujian dengan baik
b. Membantuk kebiasaan belajar yang baik
c. Ciptakan persaingan atau kompetisi yang sehat
d. Menulis nama siswa dipapan tulis dengan reward-nya
e. Gunakan media belajar yang baik dan sesuai dengan pembelajaran
f. Menjelaskan tujuan belajar
g. Memberikan poin kelompok
h. Memberikan ulangan atau ujian secara berkala
i. Menumbuhkan kesadaran siswa
j. Memberikan dorongan kepada siswa untuk belajar
2. Cara meningkatkan motivasi belajar siswa SMP dan SMA
a. Memiliki impian
b. Menguasai skil belajar
c. Cara pandang yang benar mengenai sekolah
d. Relefan pelajaran dengan kehidupan
3. Cara meningkatkan motivasi belajar mahasiswa
a. Bertemanlah dengan orang yang memiliki semangat belajar tinggi
b. Buatlah target pencapaian
c. Buktikan bahwa anda cerdas
d. Belajarlah dalam suasana yang baik
e. Membentuk kelompok belajar
f. Jangan lupa bersenang-senang
G. PENGARUH TEMAN SEBAYA DAN BUDAYA TERHADAP KONSEP DIRI DAN
CAPAIAN AKADEMIK
Teman sebaya dan budaya yang baik akan membangun konsep diri yang positif.
Konsep diri yang positif akan membangun motivasi belajar yang tinggi yang
akan memudahkan seseorang untuk mencapai akademik terbaiknya. Oleh karena
itu, teman sebaya dan budaya mempengaruhi konsep diri dan pencapaian
akademik.
Kegiatan Belajar 3
Perkembangan Identitas Diri, Moral, dan Prososial